Anda di halaman 1dari 132

PENGARUH MEDIA KOMIK TERHADAP

KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS III


SD ISLAM AL AMANAH TANGERANG SELATAN
TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

oleh
Rosi Lestari
NIM 1112018300049

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M

i
ii
iii
iv
v
ABSTRAK

Rosi Lestari (NIM: 1112018300049). Pengaruh Media Komik Terhadap


Keterampilan Membaca Intensif Siswa Kelas III SD Islam Al Amanah
Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media


komik terhadap keterampilan membaca intensif siswa kelas III SD Islam Al
Amanah Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016. Penelitian ini
dilaksanakan di SD Islam Al Amanah Tangerang Selatan Semester Genap Tahun
Pelajaran 2015/2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi
eksperimen dengan desain penelitian The Post-test Only Control Group Design .
Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 27 siswa kelas eksperimen dan 27
siswa kelas kontrol. Instrumen penelitian ini berupa tes dalam bentuk uraian.
Teknik analisis data menggunakan program SPSS 20 for Windows Version.
Berdasarkan hasil posttest, diperoleh bahwa hasil rata-rata nilai tes
keterampilan membaca intensif siswa setelah dibelajarkan dengan menggunakan
media komik (kelas eksperimen) lebih tinggi dibandingkan dengan hasil rata-rata
nilai tes keterampilan membaca intensif siswa yang tidak menggunakan media
komik (kelas kontrol). Rata-rata nilai posttest kelas eksperimen sebesar 84,63 dan
kelas kontrol sebesar 75,56.
Selain itu, hasil perhitungan uji-T atau uji hipotesis dengan menggunakan
teknik Paired Sample T-Test diperoleh nilai sig.(2-tailed) sebesar 0,030.
Sehingga, Ho ditolak dan H1 diterima dengan nilai sig.(2-tailed) yaitu 0,030 <
0,05. Karena H1 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
penggunaan media komik terhadap keterampilan membaca intensif siswa kelas III
SD Islam Al Amanah Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016.

Kata Kunci : Media Komik, Keterampilan Membaca, Membaca Intensif, Siswa


Kelas III SD

i
ABSTRACT

Rosi Lestari (NIM: 1112018300049). The Influence Of Comic Media In


IntensiveReading Skill On Third Grade Students SD Islam Al Amanah
Tangerang Selatan Lesson Year 2015/2016.

This research purpose is knowing the influence of comic media intensive


reading skill on third grade students SD Islam Al Amanah Tangerang Selatan
Lesson Year 2015/2016. This research is conducted in SD Islam Al Amanah
Tangerang Selatan Lesson Year 2015/2016 in second period 2015/2016. The
method in this research using quasi experiment with desain The Post-Tes Only
Control Group Design. The research is took sample as much as 27 students for
experiment class and 27 students for control class. Instrument in this research is
tes (essay). Technical analysis date using program SPSS 20 for Windows.
Based on posstest result that average intensive reading skill students after
studied with using comic media in experimental classis higher than the average
ofintensive reading skillby not using comic media in control class. The average
values posstest intensive reading skillin experimental class are 84,63 and the
average intensive reading skill in control class are 75,56.
Besides, the result of calculation using t-test or test hypotheses by
usingPaired Sample T-Test result sig.(2-tailed) are 0,030. Therefore, Hois rejected
and H1is accepted, because the result sig.(2-tailed) 0,030 < 0,05. Because H1
accepted, then it can be concluded that there are the influence of comic media in
intensive reading skill on third grade students SD Islam Al Amanah Tangerang
Selatan Lesson Year 2015/2016.

Keywords : Comic Media, Reading Skill, Intensive Reading Skill, On Third


Grade Students

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan rasa syukur penulis sampaikan kepada ke


hadirat Allah SWT, yang telah memberikan taufik, hidayah, dan kesehatan kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhamad SAW,
keluarga, para sahabatnya, dan umat Islam yang mengikutinya sampai akhir
zaman.
Penulis menyadari dalam penulisan ini banyak rintangan dan hambatan
yang dihadapi. Namun, berkat curahan karunia Allah SWT, dan siraman doa restu
dari berbagai pihak yang telah ikhlas memberikan dukungan dan bimbingan
secara moril maupun materil, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena
itu, dengan segala ketulusan hati, penulis mempersembahkan rasa terima kasih
yang mendalam kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Khalimi, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Asep Ediana Latip, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dindin Ridwanudin, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang penuh
kesabaran, keikhlasan, dan semangat dalam membimbing penulis selama
ini.
5. Lu‟luil Maknun, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan masukan-masukan dan semangat dalam membimbing penulis
selama ini.
6. Seluruh Dosen Jurusan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan
bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan. Semoga ilmu
yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah
SWT.

iii
7. Kepala Sekolah SD Islam Al Amanah Tangerang Selatan, H. Ogi
Suprayogi, S.Pd., yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian
di SD Islam Al Amanah, Nurul Komariah, S.Pd.I dan Nurjannah, S.Ag
yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian di kelas IIIA
dan Kelas IIIB. Seluruh karyawan dan guru SD Islam Al Amanah
Tangerang Selatan yang telah membantu melaksanakan penelitian.
8. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Tarbiyah UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam
menyediakan dan memberikan pinjaman literatur yang dibutuhkan.
9. Teristimewa untuk kedua orang tuaku, Bapak Purwadi dan Ibu Nuryati
yang selalu penulis banggakan dan sayangi. Mereka tak henti-hentinya
mendoakan, melimpahkan kasih sayang dan memberikan dukungan moril
dan materil kepada penulis. Hanya Allah SWT, yang dapat membalasnya.
Semoga penulis dapat memberikan yang terbaik untuk mereka dan untuk
kakakku, Slamet Riyadi, terima kasih atas semangatnya, dan adikku,
Muhammad Tri Mulyana, terima kasih atas dukungan dan semangatnya.
10. Sahabat-sahabatku N2R2 yang terdiri dari Nur Hidayah, Nur Atikah, dan
Rohayatun terima kasih atas masukan-masukannya dan semangatnya.
11. Sahabat-sahabatku di Pondokan Assalam, terima kasih atas dukungannya.
12. Sahabat-sahabatku Aida Rosdiani, Astria, Yuhana Alvia Hadaina, Arif
Rahman Kurniadi terima kasih atas masukan-masukannya dan
semangatnya.
13. Sahabat-sahabat seperjuangan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah angkatan 2012 kelas A dan kelas B yang tidak disebutkan satu
persatu. Terima kasih atas kebersamaannya. Semoga persahabatan kita
tetap abadi. Sampai jumpa dalam kesuksesan.

iv
Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, mudah-
mudahan bantuan, bimbingan, dukungan, semangat, masukan, dan doa yang telah
diberikan menjadi pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah SWT, di dunia
dan akhirat. Aamiin Ya Rabbal‟alamin.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
perkembangan ilmu pengetahuan umumnya. Aamiin
Ya Rabbal‟alamin
Jakarta, 18 Juli 2016
Penulis

Rosi Lestari

v
DAFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................................................... i
ABSTRACT ........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ......................................................................... 4
D. Perumusan Masalah ........................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 4
F. Kegunaan Penelitian .......................................................................... 5

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS


A. Deskripsi Teoretik ............................................................................. 6
1. Media Pembelajaran ..................................................................... 6
a. Pengertian Media ..................................................................... 6
b. Macam-Macam Media Pembelajaran ...................................... 8
c. Fungsi Media Pembelajaran .................................................... 12
d. Manfaat Media Pembelajaran .................................................. 16
e. Prinsip-prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media .................. 17
2. Media Komik ................................................................................ 19
a. Pengertian Komik .................................................................... 19
b. Elemen-elemen dalam Komik ................................................. 21
c. Kelebihan dan Kekurangan Komik ......................................... 21
d. Komik sebagai Media Pembelajaran ....................................... 22

vi
3. Keterampilan Membaca ................................................................ 24
a. Pengertian Keterampilan ......................................................... 24
b. Pengertian Membaca ............................................................... 25
c. Aspek-aspek Membaca ............................................................ 27
d. Tujuan Membaca ..................................................................... 28
e. Pengertian Keterampilan Membaca .......................................... 30
f. Pengertian Membaca Intensif .................................................. 31
B. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................... 33
C. Kerangka Berpikir .............................................................................. 34
D. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 37
B. Metode dan Desain Penelitian .......................................................... 37
C. Populasi dan Sampel ......................................................................... 38
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 39
E. Instrumen Penelitian .......................................................................... 40
F. Teknik Analisis Data ......................................................................... 42
G. Hipotesis Statistik .............................................................................. 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Profil Sekolah ..................................................................................... 45
B. Deskripsi Data .................................................................................. 47
C. Hasil Pengujian Persyaratan Analisis Data ....................................... 56
D. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 60

BAB V PENUTUP
A. Simpulan............................................................................................. 66
B. Saran .................................................................................................. 66

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 68

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Desain Penelitian Quasi Exsperiment .................................... 38

Tabel 3.2 :Kisi-kisi Instrumen Penelitian ................................................. 40

Tabel 3.3 : Rubrik Penilaian Pertanyaan Jawaban Keterampilan Membaca

Intensif .................................................................................... 41

Tabel 4.1 : Jumlah Rombongan Belajar Sd Islam Al Amanah ................. 46

Tabel 4.2 : Daftar Guru dan Karyawan SD Islam Al Amanah 2016 ....... 46

Tabel 4.3 : Hasil Tes Keterampilan Membaca Intensif Kelompok Eksperimen


.................................................................................................. 48

Tabel 4.4 : Hasil Tes Keterampilan Membaca Intensif Kelompok Kontrol


.................................................................................................. 49

Tabel 4.5 : Dekripsi Data Statistik Nilai Posttest Kelas Eksperimen ....... 50

Tabel 4.6 :Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen ........... 51

Tabel 4.7 : Dekripsi Data Statistik Nilai PosttestKelompok Kontrol ...... 53

Tabel 4.8 : Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol ................ 54

Tabel 4.9 : Hasil Uji Normalitas Nilai Posttest Kelas Eksperimen ......... 56

Tabel 4.10 : Hasil Uji Normalitas Nilai Posttest Kelas Kontrol ............... 57

Tabel 4.11 :Hasil Uji Homogenitas Nilai Posttest Kelas Eksperimen danKelas
Kontrol .................................................................................. 58

Tabel 4.12 : Hasil Uji Hipotesis (Paired Sample Test) ............................. 59

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 : Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen


............................................................................................................................... 52

Gambar 4.2 : Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol .... 55

Gambar 4.3 : Aktivitas Siswa Membaca Komik ................................................ 61

Gambar 4.4 : Siswa Menyimpulkan Isi Bacaan ................................................. 61

ix
6

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : RPP Kelas Eksperimen


Lampiran 2 : Komik Kelas Eksperimen
Lampiran 3 : LKS Kelas Eksperimen
Lampiran 4 : RPP Kelas Kontrol
Lampiran 5 : Teks Bacaan Kelas Kontrol
Lampiran 6 : LKS Kelas Kontrol
Lampiran 7 :Gambar Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Lampiran 8 : Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Lampiran 9 :Rubrik Penilaian Pertanyaan Jawaban Keterampilan Membaca
Intensif
Lampiran 10 : Kunci Jawaban Keterampilan Membaca Intensif
Lampiran 11 : Daftar Hasil Nilai Posttest Kelas Eksperimen
Lampiran 12 :Daftar Hasil Nilai Posttest Kelas Kontrol
Lampiran 13 : Daftar Referensi
Lampiran 14 : Uji Referensi
Lampiran 15 : Lembar Observasi Awal
Lampiran 16 : Surat Permohonan Bimbingan Skripsi
Lampiran 17 : Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 18 : Surat Permohonan Izin Observasi
Lampiran 19 : Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 20 : Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian
Lampiran 21 : Biodata Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bahasa merupakan alat komunikasi yang mempunyai peran penting
dalam keberhasilan siswa mempelajari bidang studi. Melalui bahasa manusia
dapat saling berhubungan antar satu orang dengan yang lainnya. Melalui
bahasa seseorang dapat menyampaikan pesan, perasaan, pikiran, gagasan, dan
pengalamannya kepada orang lain. Keterampilan berbahasa mencakup empat
aspek, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan
membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan yang utama yang harus
dimiliki siswa di Sekolah Dasar adalah keterampilan membaca, menulis, dan
berhitung. Keterampilan tersebut sebagai dasar untuk mengembangkan diri dan
sebagai jembatan dalam mempelajari pelajaran lain.
Membaca merupakan proses belajar yang efektif. Pengajaran
membaca tidak saja menumbuhkan keterampilan membaca, tetapi juga
menumbuhkan minat dan kegemaran membaca siswa. Membaca merupakan
jendela dunia, artinya segara informasi dapat diketehui oleh seseorang melalui
membaca. Siswa yang sering membaca akan lebih banyak memiliki informasi
daripada siwa yang jarang membaca. Apabila banyak membaca, akan
menambah perbendaharaan kata, menambah pengetahuan, daya nalar, yang
berdampak pada kemampuan siswa tidak sejajar. Banyak sedikitnya informasi
yang dimiliki siswa melalui membaca tidak lepas dari keterampilan siswa
dalam memahami isi bacaan. Oleh karena itu, keterampilan membaca
merupakan kunci keberhasilan seseorang siswa dalam menjalani proses
pendidikan di sekolah.
Membaca dijadikan topik utama dalam pembelajaran bahasa
Indonesia. Secara spesifik pembelajaran membaca di Sekolah Dasar
difokuskan pada membaca intensif. Artinya membaca yang sungguh-sungguh
dalam memahami isi bacaan, mendapatkan informasi dan ide-ide dari bacaan

1
2

sebagai konteks pembelajaran bahasa Indonesia. Membaca sangat bermanfaat


bagi setiap orang. Seseorang yang memiliki keterampilan membaca yang baik,
akan lebih mudah memahami isi wacana yang dibacanya. Membaca intensif
merupakan salah satu jenis keterampilan membaca. Manfaat keterampilan
membaca intensif adalah seseorang akan lebih mudah mendapatkan
pengetahuan dan pemahaman secara mendalam.
Hasil observasi awal peneliti pada kelas III SD Islam Al Amanah
Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016 menunjukkan keterampilan
membaca siswa rendah. Siswa masih kesulitan dalam memahami isi bacaan,
dikarenakan strategi pembelajaran yang diterapkan guru masih menggunakan
metode konvensional. Selain itu, media pembelajaran yang digunakan dalam
proses belajar mengajar masih terbatas, sehingga siswa merasa bosan,
mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Banyak siswa yang dapat
membaca, tapi belum memahami isi bacaan dan pesan-pesan yang terdapat
dalam suatu bacaan. Hal ini dikarenakan keterampilan membaca siswa
khususnya dalam membaca intensif sangat rendah. Motivasi atau dorongan dari
guru untuk mencanangkan pentingnya membaca sangat minim dan inisiatif
dari siswa sendiri kurang untuk membaca.
Keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pendidikan tergantung dari
proses belajar mengajar yang diajarkan oleh pendidik. Siswa diharapkan
memiliki kualitas pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Untuk meningkatkan
mutu pendidikan, diperlukan adanya strategi dan media pembelajaran yang
melibatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.
Banyak hal yang dapat dilakukan guru untuk menciptakan
pembelajaran yang bermakna, di antaranya menggunakan berbagai media
pembelajaran. Berbicara tentang media pembelajaran maka tidak lepas dari
fungsi, peranan dan manfaat media pembelajaran tersebut. Media pembelajaran
berfungsi sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran dan menyampaikan
informasi. Media sangat menentukan dalam proses kegiatan belajar, terutama
dalam meningkatkan keterampilan membaca.
3

Seiiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,


pendidikan dapat dilakukan melalui media apa saja baik seperti majalah, buku,
atau surat kabar. Salah satu media yang belum begitu banyak digunakan dan
dikembangkan di Indonesia adalah media komik. Dengan hal ini, media
pembelajaran yang diasumsikan dapat meningkatkan keterampilan membaca
siswa adalah media komik. Media komik merupkan salah satu media visual
komunikatif dalam membaca, karena penggunaan media komik dapat
menfokuskan dan menghasilkan suasana belajar yang menyenangkan bagi
siswa. Media komik ini sangat menarik, karena selain ada bacaan juga terdapat
gambar yang menunjukkan isi dari bacaan tersebut. Media komik membantu
siswa mendapatkan gambaran visual dari bahan bacaan yang dibacanya. Komik
dapat dijadikan pilihan sebagai media untuk mengatasi kejenuhan siswa ketika
membaca bacaan yang disajikan dalam bahasa Indonesia dan membantu siswa
untuk mempunyai gambaran terhadap isi bacaan sehingga membuat siswa
mudah paham dan mengerti terhadap isi bacaan.
Oleh karena itu, media komik dapat disajikan sebagai salah satu
alternatif untuk digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, yang
dimaksud dengan digunakannya komik dalam pembelajaran adalah bahwa
materi-materi dari pelajaran yang akan dipelajari dijadikan sebagai urutan
cerita yang manarik, kemudian cerita tersebut divisualiasikan ke dalam bentuk
gambar kartun untuk memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami
makna yang tersirat pada isi bacaan. Terpadunya antara isi bacaan dan gambar,
akan mempermudah siswa dalam mencerna isi bacaan yang dibaca. Sehingga
siswa mampu menyimpulkan isi bacaan yang telah dibaca dan dipahami.
Berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian pada siswa kelas III SD Islam Al Amanah, dengan judul
“Pengaruh Media Komik Terhadap Keterampilan Membaca Intensif
Siswa Kelas III SD Islam Al Amanah Tangerang Selatan Tahun Pelajaran
2015/2016”.
4

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
1. Guru masih menggunakan metode konvensional (ceramah) dalam
pembelajaran.
2. Media pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang
bervariasi.
3. Keterampilan membaca siswa rendah.
4. Kurangnya penggunaan komik sebagai media pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini dapat terarah sesuai dengan tujuan yang
diharapkan, maka peneliti membatasi masalah-masalah yang diteliti pada
penggunaan media komik dan pengaruhnya terhadap keterampilan membaca
intensif siswa kelas III SD Islam Al Amanah Tangerang Selatan Tahun
Pelajaran 2015/2016.

D. Perumusan Masalah
Agar penelitian ini mencapai sasaran yang hendak dicapai
sebagaimana judul di atas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
“Apakah terdapat pengaruh media komik terhadap keterampilan membaca
intensif siswa kelas III SD Islam Al Amanah Tangerang Selatan Tahun
Pelajaran 2015/2016?”

E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media komik
terhadap keterampilan membaca intensif siswa kelas III SD Islam Al Amanah
Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016.
5

F. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi siswa
Media komik dapat meningkatkan keterampilan membaca intensif
siswa dan dapat mempermudah siswa dalam menghubungkan isi cerita
dengan gambar.
2. Bagi Guru
Media komik dapat menjadi alternatif media yang akan digunakan
dalam proses belajar mengajar.
3. Bagi Sekolah
Media komik dapat meningkatkan mutu pendidikan pada sekolah
yang bersangkutan terkait dengan pengembangan keterampilan membaca
intensif siswa dengan menggunakan media komik.
4. Bagi Peneliti
Dengan mengambil tema tentang masalah pendidikan yang
berkaitan dengan pengunaan media pembelajaran yaitu media komik dalam
mata pelajaran bahasa Indonesia akan menambah pengetahuan dan wawasan
tentang sejauh mana peran media tersebut dalam meningkatkan
keterampilan membaca intensif siswa.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretik
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin medius secara harfiah
berarti „tengah‟, „perantara‟, atau „pengantar‟. Dalam bahasa Arab, media
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima
pesan.1 Media adalah pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan,
dengan demikian media merupakan wahana penyalur informasi atau
penyalur pesan.2
Rossi dan Breidle dalam Sanjaya mengemukakan bahwa media
pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk
tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan lain
sebagainya.3 Dalam interaksi komunikasi yang aktif terdapat
komunikator, komunikan, dan pesan (message), yakni sebagai
komponen-komponen komunikasi. Istilah komunikasi atau dalam bahasa
Inggris communication berasal dari kata Latin communicatio, yang
berarti pemberitahuan, pemberian bagian (dalam sesuatu), pertukaran,
dimana si pembicara mengharapkan pertimbangan atau jawaban dari
pendegarnya. Kata sifatnya communis artinya bersifat umum atau
bersama-sama. Kata kerjanya communicare, artinya berdialog,
berunding, atau bermusyawarah.4

1
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), cet.13, h. 3.
2
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer; Mengembangkan
Profesionalisme Guru Abad 21, (Bandung: Alfabeta, 2013), h.159.
3
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana
Prendamedia Group, 2008), h.204.
4
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran; Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta:
REFERENSI (GP Press Group), 2013), cet.1, h.2.

6
7

Ditinjau dari efek yang diharapkan, tujuan komunikasi bersifat


umum. Dalam hal inilah maka proses komunikasi melahirkan istilah-
istilah seperti penerangan, propaganda, indoktrinasi, pendidikan dan lain-
lain. Inti semua itu adalah untuk mencapai persetujuan mengenai sesuatu
pokok ataupun masalah yang merupakan kepentingan bersama.5
Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi
Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and
Communication Technology/AECT) di Amerika misalnya, membatasi
media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk
menyalurkan pesan atau informasi.6
Adapun batasan-batasan yang diberikan, ada persamaan-
persamaan di antaranya yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta
perhatian siswa yang sedemikian rupa sehingga proses belajar dapat
terjadi.
Dalam proses belajar mengajar, media sangat penting untuk
digunakan, karena media dapat membangkitkan keinginan, minat yang
baru, dan membangkitkan motivasi siswa. Penggunaan media dalam
pembelajaran sangat membantu dalam keefektifan proses pembelajaran,
memudahkan dalam penyampaian pesan, dan isi pelajaran dapat
diajarkan dengan ringkas. Media juga dapat membantu dalam
meningkatkan minat seseorang, dan memudahkan dalam mendapatkan
informasi. Media yang baik dapat pula mengaktifkan siswa dalam
memberikan pendapat, umpan balik, dan mendorong siswa untuk aktif
dalam proses pembelajaran.

5
Ibid., h.3.
6
Arif S. Sadiman, Media Pendidikan; Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 7.
8

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media


adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam proses kegiatan
pembelajaran untuk menyampaikan informasi yang dapat merangsang
pikiran, minat, motivasi, dan perhatian siswa, sehingga interaksi antara
guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat serta proses pembelajaran
dapat efektif dan efesien.

b. Macam-Macam Media Pembelajaran


Media pembelajaran dapat dibagi menjadi beberapa macam
tergantung dari sudut mana melihatnya.
1) Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:
a) Media auditif/audio
Media auditif yaitu media yang hanya dapat didengar saja,
atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan
rekaman suara.7 Media yang mengandung pesan dalam bentuk
auditif dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan siswa untuk mempelajari bahan ajar. Melalui media
audio, tentunya ada proses mendengar. Mendengar sesungguhnya
suatu proses rumit yang melibatkan empat unsur yaitu mendengar,
memperhatikan, memahami, dan mengingat.8
Unsur pertama dalam proses mendengarkan adalah
mendengar. Mendengar merupakan proses fisiologis otomatik
penerimaan rangsangan pendengaran. Mendengar adalah sebuah
proses yang terjadi antara gelombang suara yang masuk melalui
saluran telinga bagian luar terhubung dengan gendang telinga di
bagian tengah telinga dan menimbulkan getaran-getaran yang
kemudian merangsang impuls-impuls saraf sampai ke otak. Unsur
kedua dalam proses mendengarkan adalah perhatian.

7
Wina Sanjaya, op. cit., h. 211.
8
Yudhi Munadi, op.cit., h. 59.
9

Memperhatikan rangsangan di lingkungan berarti memusatkan


kesadaran pada rangsangan khusus tertentu.
Unsur ketiga dalam proses mendengar adalah memahami.
Unsur ini adalah unsur yang paling rumit dalam mendengarkan.
Memahami biasanya diartikan sebagai proses pemberian makna
pada kata yang didengar. Kemudian unsur keempat dalam proses
mendengar adalah mengingat. Ada dua jenis memori dalam
mengingat, yakni memori jangka pendek (MJPe) dan memori
jangka panjang (MJPa). Memori jangka pendek adalah sesuatu
yang memungkinkan kita mengingat suatu nomor telepon yang
cukup panjang untuk diputar, tetapi tidak mampu untuk
mengingatnya kembali hanya lima menit kemudian. Materi verbal
yang disimpan di MJPe tampaknya lebih disandikan oleh suara
materi daripada oleh tampilannya. Sedangkan memori jangka
panjang menyimpan suatu infomasi yang sudah melekat.9
b) Media visual
Media visual yaitu media yang hanya dapat dilihat saja,
tidak mengandung unsur suara. Media visual melibatkan indera
penglihatan. Yang termasuk ke dalam media ini adalah film, slide,
foto, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak
seperti media grafis.10 Terdapat dua jenis pesan yang dimuat dalam
media visual, yakni pesan verbal dan non verbal. Pesan verbal-
visual terdiri atas kata-kata (bahasa verbal) dalam bentuk tulisan,
dan pesan nonverbal-visual adalah pesan dituangkan ke dalam
simbol-simbol nonverbal-visual.11

9
Ibid., h. 63.
10
Wina Sanjaya, loc. cit.,
11
Yudhi Munadi, op.cit.,h. 81.
10

c) Media audiovisual
Media audiovisual yaitu jenis media yang selain
mengandung unsur suara yang dapat mengandung unsur gambar
yang dapat dilihat, seperti rekaman video, berbagai ukuran film,
slide suara, dan lain sebaginya. Kemampuan media ini dianggap
lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis
media yang pertama dan kedua.12
Jadi berdasarkan sifatnya, media dibagi menjadi media audio,
visual, dan audiovisual. Media audio mengandung pesan dalam bentuk
auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemauan para siswa dalam mempelajari bahan ajar. Media
visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indera
penglihatan yang biasanya digunakan untuk membantu guru dalam
menjelaskan isi materi pelajaran, sedangkan media audiovisual yaitu
kombinasi antara media audio dan visual.
2) Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke
dalam :
a) Media yang memiliki daya liput yang lebih luas dan serentak
seperti radio dan televisi. Melalui media ini siswa dapat
mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian yang aktual secara
serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus.
b) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan
waktu, seperti film slide, film, video, dan lain sebagainya.13
3) Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke
dalam:
a) Media yang diproyeksikan, seperti film, slide, film, strip,
transparansi, dan lain sebagainya. Jenis media yang demikian
memerlukan alat proyeksi khusus seperti film proyektor untuk
memproyeksikan film, slide projector untuk memproyeksikan film

12
Ibid.,
13
Wina Sanjaya, op.cit., h. 211.
11

slide, Over Head Projector (OPH) untuk memproyeksikan


transparansi.
b) Media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, foto, lukisan,
radio, dan lain sebagainya.14
Dari beberapa klasifikasi media di atas, penulis hanya
memfokuskan kepada media visual, karena lebih efektif dan efisien
dalam penggunaan media komik terhadap keterampilan membaca siswa.
Dalam media visual, pembelajarannya pun lebih kepada pesan-pesan
visual yang ditampilkan melalui berbagai ilustrasi untuk memperjelas
keterbacaan visual. Karena media berbasis visual memegang peranan
yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat
memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Media visual dapat
pula menumbuhkan minat baca siswa dan dapat memberikan hubungan
antara isi cerita dengan gambar yang disajikan.
Keberhasilan penggunaan media berbasis visual ditentukan oleh
kualitas dan efektivitas bahan-bahan visual, sehingga dapat dicapai
dengan mengatur dan mengorganisasikan gagasan-gagasan yang timbul,
merencanakan dengan seksama, dan menggunakan teknik-teknik dasar
visualisasi objek, konsep, dan informasi.
Pesan visual untuk pembelajaran hendaknya memiliki prinsip
kesederhanaan, keterpaduan, penekanan, dan keseimbangan yaitu:
1) Kesederhanaan
Kesederhanaan dalam prinsip media visual ini mengacu
kepada jumlah elemen yang terkandung dalam suatu visual. Jumlah
elemen yang sedikit akan memudahkan siswa dalam menangkap dan
memahami pesan yang disajikan dalam visual.
2) Keterpaduan
Hal ini mengacu pada hubungan yang terdapat di antara
elemen-elemen visual. Elemen tersebut harus saling berkaitan dan

14
Ibid., h. 212.
12

menyatu sebagai suatu keseluruhan, sehingga dapat membantu


pemahaman suatu pesan atau informasi.
3) Penekanan
Penekanan prinsip media visual mengacu pada penggunaan
ukuran, hubungan-hubungan, perspektif, warna yang dapat
memberikan unsur terpenting dalam penekanan sehingga akan
menjadi pusat perhatian siswa.
4) Keseimbangan
Keseimbangan ini mengacu pada daya imajinasi. Daya
imajinasi harus lebih tinggi dan dibutuhkan adanya bereksperimen
dari perancang visual, sehingga menimbulkan bentuk atau pola yang
dapat menempati ruang penayangan yang memberikan persepsi
keseimbangan.15
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip
media visual sangat penting dalam memberikan simbol-simbol pesan
visual. Keberhasilan penggunaan media berbasis visual ditentukan oleh
kualitas dan efektivitas dari bahan-bahan visual yang disampaikan.
Adanya elemen-elemen dalam visual memberikan kemudahan dalam
menangkap dan memahami pesan atau informasi yang disajikan visual.
Jumlah dan tatanan elemen-elemen visual harus dapat menampilkan
visual yang dapat dimengerti, dapat dibaca, dan dapat menarik perhatian.

c. Fungsi Media Pembelajaran


Media berperan dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Media
berfungsi memperjelas informasi. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia,
fungsi media dapat dikhususkan pada 4 keterampilan bahasa. Salah satu
fungsi dari keempat keterampilan bahasa adalah fungsi media dalam
pembelajaran membaca.

15
Azhar Arsyad, op.cit, h. 107-109.
13

Fungsi media dalam pembelajaran membaca, di antaranya:


1) Memotivasi siswa agar ingin membaca
2) Memberikan petunjuk makna secara detail
3) Memberikan petunjuk tentang isi pokok paragraf atau wacana
4) Memberikan informasi tambahan berkenaan dengan isi teks
5) Memberikan materi non verbal yang dipahaminya
6) Memberikan analisis simbolik tentang hubungan bahasa tulis dan
bunyi.16
Media pembelajaran memiliki fungsi yang sangat strategis
dalam pembelajaran. Seringkali terjadi banyaknya siswa kurang
memahami materi pelajaran yang disampaikan guru, dikarenakan
ketiadaan atau kurang optimalnya pemberdayaan media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar.
Menurut Rusman, fungsi media pembelajaran yaitu:
1) Sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran
Sebagai alat bantu media pembelajaran, agar dapat
memperjelas, mempermudah, mempercepat penyampaian pesan atau
materi pelajaran kepada siswa. Sehingga akan memberikan stimulus
kepada siswa dan memberikan pemahaman objek pesan yang
divisualkan dalam pembelajaran.
2) Sebagai komponen dari sub sistem pembelajaran
Keberhasilan proses maupun hasil pembelajaran ditentukan
dari komponen media pembelajaran dari sub sistem pembelajaran.
3) Sebagai pengarah dalam pembelajaran
Media pembelajaran sebagai pengarah memberikan suatu
kemudahan dalam mempelajari pesan atau materi yang disampaikan,
sehingga kompetensi yang dikembangkan akan mudah diterima oleh
siswa dengan baik.
4) Sebagai pembangkit perhatian dan motivasi siswa
Media pembelajaran dapat membangkitkan perhatian dan
motivasi siswa dalam belajar, karena media pembelajaran dapat

16
Jauharoti Alfin, dkk, Pembelajaran Bahasa Indonesia MI, (Surabaya: AprintA LAPIS-
PGMI, 2009), h. 7-9.
14

mengakomodasikan semua kecakapan siswa dalam belajar, dapat


memberikan pemahaman pada siswa yang kurang memiliki
kecapakan dalam belajar. Menggunakan media sebagai alat bantu
memberikan gairah belajar, memberikan interaksi langsung antara
murid dengan sumber belajar.
5) Meningkatkan hasil dan proses pembelajaran
Media pembelajaran harus memperhatikan rambu-rambu
mekanisme media pembelajaran, hal ini dikarenakan untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas dalam memberikan konstribusi
terhadap hasil maupun proses pembelajaran.
6) Mengurangi terjadinya verbalisme
Media pembelajaran dapat berfungsi sebagai alat yang efektif
dalam memperjelas pesan yang disampaikan.
7) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.
Dengan adanya media pembelajaran dapat memperinci suatu
objek yang sifatnya luas, sehingga pembelajaran dapat diterima
dengan mudah.17
Levie dan Lentz mengemukakan empat fungsi media
pembelajaran, khususnya pada media visual di antaranya:
1) Fungsi Atensi
Yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi kepada isi pelajaran dengan makna visual yang
ditampilkan atau menyertai teks materi pembelajaran.
2) Fungsi Afektif
Yaitu media visual yang dapat dilihat dari tingkat kenikmatan
siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar
atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa.

17
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer; Mengembangkan
Profesionalisme Guru Abad 21, (Bandung: Alfabeta, 2013), h.162-163.
15

3) Fungsi Kognitif
Yaitu media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian
yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar
memperlancar tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau
pesan yang terkandung dalam gambar.
4) Fungsi Kompensatoris
Media visual dapat membantu siswa untuk memahami teks
agar siswa mampu mengingat kembali terutama pada pelajar yang
lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang
disajikan dengan teks.18
Hamalik dalam Novi Resmini dan Dadan Juanda mengatakan
bahwa fungsi media adalah edukatif, sosial, ekonomi politik, seni, dan
budaya.19 Media berfungsi memperjelas, mempermudah, dan membuat
menarik perhatian pesan atau informasi pembelajaran yang akan
disampaikan kepada siswa, sehingga siswa memiliki motivasi dan gairah
dalam belajar dan menumbuhkan minat pada siswa.
Fungsi media di dalam proses pembelajaran cukup penting
dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran terutama membantu
siswa untuk belajar. Dua unsur yang sangat penting dalam kegiatan
pembelajaran, yaitu metode dan media pembelajaran. Kedua hal ini
saling berkaitan satu sama lain. Pemilihan suatu metode akan
menentukan media pembelajaran yang akan dipergunakan dalam
pembelajaran tersebut. Media pembelajaran tidak serta merta digunakan
dalam proses pembelajaran, perlu analisis terlebih dahulu sebelum media
pembelajaran dipakai dalam proses pembelajaran. Dengan pemakaian
media dalam proses pembelajaran akan dapat membangkitkan keinginan
dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan belajar
bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa.

18
Azhar Arsyad, op.cit., h. 16-17.
19
Novi Resmini dan Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas
Tinggi, (Bandung : UPI PRESS, 2007), Cet. 1.h.208.
16

d. Manfaat Media Pembelajaran


Media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian
informasi dengan ringkas. Karena isi dan bentuk penyajian disusun
secara ringkas untuk menarik perhatian. Berikut ini manfaat dari media
pembelajaran yaitu:
1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
2) Materi pembelajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih
dipahami oleh para siswa.
3) Metode pembelajaran akan lebih bervariasi.
4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar.20
Hamalik dalam Arsyad mengemukakan bahwa pemakaian
media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa.21
Di samping membangkitkan motivasi dan minat siswa, media
pengajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman,
menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan
penafsiran data, dan memadatkan informasi.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat media
pembelajaran dalam proses belajar dapat mempermudah dan
memperjelas penyajian pesan atau informasi yang disampaikan, sehingga
dengan media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan
perhatian siswa untuk menumbuhkan motivasi dan interaksi siswa dalam
belajar serta mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.

20
Rusman, op. cit. h. 164.
21
Azhar Arsyad, op. cit., h. 15.
17

e. Prinsip-prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media


1) Prinsip-prinsip Pemilihan Media
Dalam penggunaan media pengajaran, hendaknya guru
memperhatikan sejumlah prinsip-prinsip tertentu agar penggunaan
media dapat mencapai hasil yang baik. Prinsip-prinsip yang dimaksud
dikemukakan oleh Nana Sudjana dalam Fathurrohman dan Sutikno.
Prinsip-prinsip pemilihan media sebagai berikut:
a) Menentukan jenis media yang tepat. Artinya, guru memilih terlebih
dahulu media manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan
pelajaran yang diajarkan.
b) Menetapkan atau mempertimbangkan subyek yang tepat. Artinya,
perlu diperhitungkan apakah penggunaan media yang digunakan
sesuai dengan tingkat kematangan atau kemampuan siswa.
c) Menyajikan media dengan tepat. Artinya, teknik dan metode
penggunaan media dalam pengajaran harus disesuaikan dengan
tujuan, bahan, metode, waktu, dan sarana.
d) Menempatkan atau memperhatikan media pada waktu, tempat, dan
situasi yang tepat. Artinya, kapan dan dalam situasi kapan waktu
mengajar media digunakan.22
Menurut Rusman, dalam menentukan maupun memilih
media pembelajaran, seorang guru harus mempertimbangkan beberapa
prinsip sebagai acuan dalam mengotimalkan pembelajaran. Prinsip-
prinsip tersebut diantaranya adalah:
a) Efektivitas
Pemilihan media pembelajaran harus berdasarkan pada
ketepatan (efektivitas) dalam pembelajaran dan pencapaian tujuan
pembelajaran yang diperlukan untuk membentuk kompetensi
secara optimal dapat digunakan dalam pembelajaran.

22
Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar; Strategi
Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami,
(Bandung: PT Refika Aditama, 2007), cet I, h. 68-69.
18

b) Relevansi
Kesesuaian media pembelajaran yang digunakan dengan
tujuan karakteristik materi pelajaran, potensi dan perkembangan
siswa serta dengan waktu yang tersedia.
c) Efisiensi
Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran harus
benar-benar memperhatikan bahwa media tersebut murah atau
hemat biaya tetapi dapat menyampaikan inti pesan yang dimaksud,
persiapan dan penggunaannya relatif memerlukan waktu yang
singkat, kemudian hanya memerlukan sedikit tenanga.
d) Dapat digunakan
Media pembelajaran yang dipilih harus benar-benar dapat
digunakan atau diterapkan dalam pembelajaran sehingga dapat
menambah pemahaman siswa dan meningkatkan kualitas
pembelajaran.
e) Kontekstual
Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran harus
mengedepankan aspek lingkungan sosial dan budaya siswa.23
2) Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran
Prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam penggunaan
media pada setiap kegiatan belajar mengajar adalah bahwa media
digunakan dan diarahkan untuk mempermudah siswa dalam upaya
memahami materi pelajaran. Agar media pembelajaran digunakan
untuk pembelajaran siswa, maka ada sejumlah prinsip yang harus
diperhatikan dalam penggunaan media pembelajaran, di antaranya:
a) Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media benar-benar
digunakan untuk membantu siswa belajar sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai.

23
Rusman, op. cit.,h. 167.
19

b) Media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi


pembelajaran.
c) Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan
kondisi siswa.
d) Media yang akan digunakan harus memperhatikan efektivitas dan
efisiensi.
e) Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru
dalam mengoperasikannya.24
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam
penggunaan media, media harus meningkatkan motivasi siswa.
Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada
siswa. Selain itu juga, media harus merangsang siswa mengingat apa
yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru.
Media yang baik juga akan mengaktifkan siswa dalam memberikan
tanggapan, umpan balik, dan juga mendorong siswa untuk melakukan
praktik-praktik dengan benar.

2. Media Komik
a. Pengertian Komik
Komik merupakan salah satu alat komunikasi massa yang berisi
gabungan antara gambar dan teks yang disajikan secara unik. Karena
keunikannya, maka media citra komik mengalami perubahan dari yang
hanya sebagai media hiburan menjadi media yang dipakai sebagai
edukasi.25 Komik memiliki banyak arti dan sebutan, yang disesuaikan
dengan tempat masing-masing komik itu berada. Secara umum komik
sering diartikan sebagai cerita bergambar. Scout McCloud yang dikutip
oleh Waluyanto memberikan pendapat bahwa komik dapat memiliki arti
gambar-gambar dan lambang yang terjuktaposisi (berdekatan,

24
Wina Sanjaya, Ibid., 226-228.
25
Indria Maharsi, Komik Dunia Kreatif Tanpa Batas, (Yogyakarta: Kata Buku, 2011), cet.
1, h. 8.
20

bersebelahan) dalam urutan tertentu untuk menyampaikan informasi dan


mencapai tanggapan estetis dari pembacanya.26
Komik merupakan media yang unik dengan menggabungkan
teks dan gambar dalam bentuk yang kreatif.27 Guru dapat menggunakan
komik dalam usaha untuk membangkitkan minat baca, mengembangkan
perbendaharaan kata-kata dan keterampilan. Komik yang dalam
penyajiannya menggunakan bahasa sehari-hari dan dilengkapi gambar
yang menarik memudahkan siswa memahami materi yang dipelajari.
Komik merupakan media yang sangat manarik karena selain ada
bacaan juga terdapat gambar yang menunjukkan isi dari bacaan tersebut.
Gambar yang terkandung cerita memberikan kemudahan bagi siswa
untuk memahami makna yang tersirat pada cerita. Terpadunya gambar
dalam cerita membuat siswa mampu mentransfer pemahaman dengan
cepat dan mudah dipahami.28
Komik adalah satu media visual yang mempunyai kekuatan
untuk menyampaikan informasi secara popular dan mudah dimengerti.
Hal ini dimungkinkan karena komik memadukan kekuatan gambar dan
tulisan, yang dirangkai dalam suatu alur cerita. Gambar membuat
informasi lebih mudah diserap. Teks membuatnya lebih dimengerti, dan
alur membuatnya lebih mudah untuk diikuti dan diingat.29
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa komik adalah
suatu media pembelajaran yang digunakan dalam penyampaian
pembelajaran yang berisi gambar-gambar, simbol-simbol, lambang-
lambang, dan balon kata yang berdekatan dalam urutan tertentu dan
disusun dalam suatu alur cerita yang runtun untuk menyampaikan
informasi. Sehingga pesan yang disampaikan melalui komik tersimpan

26
Heru Dwi Waluyanto, “Komik Sebagai Media Komunikasi Visual Pembelajaran”,
Jurnal Nirmana, Vol.7, 2005, h. 51
27
Tri Kurnia Wardani, “Penggunaan Media Komik dalam Mempelajari Sosiologi pada
Pokok Bahasan Masyarakat Multikultural”, Jurnal Komunitas, Vol. 4, 2012, h. 231.
28
Jufri Ahmat dan Wahyu Sukartiningsih, “Penggunaan Media Komik untuk
Meningkatkan Keterampilan Membaca Cerita di Kelas V Sekolah Dasar,” Jurnal JPGSD, Vol. 1,
No. 2, 2013, h. 2
29
Heru Dwi Waluyanto, op.cit., h.54.
21

dalam memori jangka panjang yang tidak mudah dilupakan meskipun


telah lama dibaca, dan sewaktu-waktu dengan mudah dapat diceritakan
kembali.

b. Elemen-elemen dalam Komik


Komik memiliki beberapa elemen sebagai berikut:
1) Panel yaitu kotak yang berisi ilustrasi dan teks yang membentuk
sebuah alur cerita.
2) Sudut Pandang yaitu pengambilan gambar dalam suatu posisi.
3) Parit adalah ruang di antara panel.
4) Balon Kata disebut balon ucapan, balon dialog, dan balon kata-kata.
5) Bunyi huruf disebut sound lettering, yang digunakan untuk
mendramatisir sebuah adegan.
6) Ilustrasi yaitu seni gambar yang dipakai untuk memberi penjelasan
atas suatu tujuan atau maksud tertentu secara visual.
7) Cerita yaitu sebuah medium narasi visual. Karena unsur dasar
terbentuknya komik, yaitu gambar dan narasi atau cerita.
8) Splash yaitu panel dalam halaman komik.
9) Garis gerak yaitu efek gerakan yang ditimbulkan oleh pergerakan
karakter-karakter yang muncul dalam ilustrasi komik.
10) Symbolia yaitu representasi ikon yang digunakan daam komik dan
kartun.
11) Kop komik yaitu bagian dari halaman komik yang berisi judul dan
nama pengarang.30

c. Kelebihan dan Kekurangan Komik


Sebagai media visual, komik juga mempunyai kelebihan dan
kekurangan dalam proses pembelajaran. kelebihan komik antara lain:
1) Menggunakan bahasa sehari-hari, sehingga siswa dapat dengan cepat
memahami isi dari komik.

30
Indiria Maharsi, op.cit., h.75-92.
22

2) Menggunakan gambar-gambar yang dapat memperjelas kata-kata dari


cerita pada komik.
3) Menggunakan warna yang menarik dan terang, sehingga siswa akan
lebih termotivasi untuk membaca komik.
4) Cerita pada komik sangat erat dengan kejadian yang dialami siswa
sehari-hari, sehingga mereka akan lebih paham dengan permasalahan
yang mereka alami.31
Media komik selain mempuyai kelebihan juga memiliki
kelemahan dan keterbatasan kemampuan dalam hal-hal tertentu. Menurut
Trimo, kelemahan media komik antara lain yaitu:
1) Kemudahan orang membaca komik membuat malas membaca
sehingga menyebabkan penolakan atas buku-buku yang tidak
bergambar
2) Ditinjau dari segi bahasa komik hanya menggunakan kata-kata kotor
ataupun kalimat-kalimat yang kurang dapat dipertanggungjawabkan
3) Banyak aksi-aksi yang menonjolkan kekerasan
4) Banyak adegan percintaan yang menonjol.32

d. Komik Sebagai Media Pembelajaran


Sebagai media komunikasi visual, komik dapat diterapkan
sebagai alat bantu pendidikan dan mampu menyampaikan informasi
secara efektif dan efisien.33 Komik merupakan media yang mempunyai
sifat sederhana, jelas, dan mudah dipahami.34 Komik sebagai media
berperan sebagai alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan
pembelajaran. Dalam konteks ini pembelajaran merujuk pada sebuah
proses komunikasi antara siswa dan sumber belajar (komik). Komunikasi
belajar akan berjalan dengan maksimal jika pesan pembelajaran

31
Tri Kurnia Wardani, op.cit., h. 231.
32
Medgraf, Media Komik, 2015, (www.file.upi.edu/Direktori/.../Medgraf,.pd) diakses pada
tanggal 29 Oktober 2015 pukul 19:56 WIB.
33
Heru Dwi Waluyanto, op.cit., h.54.
34
Asnawir dan Basyiruddin Usaman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),
h.55.
23

disampaikan secara jelas, runtut, dan menarik. Hal ini dimungkinkan


karena komik memadukan kekuatan gambar dan tulisan, yang dirangkai
dalam suatu alur cerita. Gambar membuat informasi lebih mudah diserap.
Teks yang pendek membuat siswa tidak bosan dan jenuh, lebih cepat
dimengerti, dan alur membuatnya lebih mudah untuk diikuti dan
diingat.35
Meskipun banyak keunggulan dari pemanfaatan media komik
sebagai media pembelajaran, guru harus berhati-hati dalam
penggunaannya sebab seringkali komik tersebut lebih bersifat komersil
tanpa mempertimbangkan isi dan akibat yang ditimbulkannya. Untuk
menghindari hal tersebut, guru tidak hanya menganjurkan siswa untuk
membeli komik pembelajaran yang dijual dipasaran, namun sebaiknya
guru membuat sendiri media pembelajaran komik tersebut, mulai dari
alur cerita dan tokoh komik yang akan diambil, topik-topik apa saja yang
akan dijadikan komik, sehingga sesuai dengan materi yang akan
diajarkan di kelas.
Dalam proses pembelajaran, langkah atau prosedur dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan media komik pada mata pelajaran
bahasa Indonesia di SD Islam Al Amanah yang pertama adalah
perencanaan. Dalam perencanaan langkah yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
1) Menentukan pokok bahasan yang akan dipilih, alokasi waktu yang
telah ditentukan, dan referensi yang sesuai dengan materi pokok yang
akan diajarkan.
2) Menentukan jenis pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia dengan
menggunakan media komik, dalam proses pembelajaran materi yang
akan diajarkan dengan bantuan media komik yang telah disiapkan
sebelumnya.
3) Peneliti melakukan pengamatan dengan mempermudah jalannya
penelitian dengan menggunakan RPP (Rencana Pelaksanaan

35
Indiria Maharsi, loc.cit., h.7.
24

Pembelajaran menggunakan media komik sesudah perlakuan


(treatment).
Setelah tahap perencanaan, langkah kedua adalah pelaksanaan
pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
komik di SD Islam Al Amanah. Pertama guru mempersiapkan kelas
untuk belajar, memberi salam, berdoa, mengecek kehadiran siswa, serta
memberikan motivasi kepada siswa dengan menyampaikan tujuan dan
kegunaan dari materi yang disampaikan berkenaan dengan materi yang
akan diajarkan.
Selanjutnya, siswa diminta untuk membaca komik tentang
materi yang diajarkan. Pada tahap berikutnya guru menjelaskan materi
pelajaran dengan menggunakan media komik, kemudian guru
memberikan beberapa pertanyaan seputar materi yang diajarkan. Tahap
berikutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya,
dan guru membimbing siswa untuk menyimpulkan pembelajaran yang
telah diajarkan.36
Dalam penelitian ini, peneliti telah menyediakan komik tentang
keterampilan membaca intensif pada mata pelajaran bahasa Indonesia
dan membagikannya kepada siswa yang dijadikan sebagai kelompok
eksperimen. Jadi komik yang dimaksud adalah komik yang telah
disediakan oleh peneliti.

3. Keterampilan Membaca
a. Pengertian Keterampilan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia keterampilan
merupakan kecakapan untuk menyelesaikan tugas.37 Jadi, dapat
disimpulkan keterampilan adalah kemampuan anak dalam melakukan
berbagai aktivitas dalam usahanya untuk menyelesaikan tugas.
Keterampilan perlu dilatihkan kepada anak sejak dini supaya di masa

36
Tri Kurnia Wardani, op.cit., h.233-234.
37
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2001), Cet. I, h. 1180
25

yang akan datang anak akan tumbuh menjadi orang yang terampil dan
cekatan dalam melakukan segala aktivitas, dan mampu menghadapi
permasalahan hidup. Selain itu mereka akan memiliki keahlian yang
akan bermanfaat bagi masyarakat.
Pengertian keterampilan menurut Yudha dan Rudhyanto
“Keterampilan adalah kemampuan anak dalam melakukan berbagai
aktivitas seperti motorik, berbahasa, sosial-emosional, kognitif, dan
afektif (nilai-nilai moral)”.38 Keterampilan yang dipelajari dengan baik
akan berkembang menjadi kebiasaan. Terdapat hubungan yang saling
mempengaruhi antara keterampilan dengan perkembangan kemampuan
keseluruhan anak. Keterampilan anak tidak akan berkembang tanpa
adanya kematangan. Beberapa faktor yang mempengaruhi keterampilan
pada anak yaitu keturunan, makanan, intelegensi, pola asuh, kesehatan,
budaya, ekonomi, sosial, jenis kelamin, dan rangsangan dari
lingkungan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
merupakan kemampuan anak dalam melakukan aktivitas dengan
mengembangkan keterampilan fisik dan motorik. Keterampilan itu
harus dilakukan setiap saat, agar menjadi pembiasaan, sehingga
berkembanglah kebiasaan-kebiasaan yang baik.

b. Pengertian Membaca
Membaca berasal dari kata baca yang artinya memahami arti
tulisan. Membaca merupakan suatu kesatuan kegiatan terpadu yang
mencakup beberapa kegiatan, seperti mengenali huruf dengan kata-kata,
menghubungkannya dengan bunyi dan maknanya serta menarik
kesimpulan menganai maskud bacaan.39 Membaca adalah suatu proses

38
Nitro Profesional, (http://eprints.uny.ac.id) diakses pada tanggal 26 Oktober 2015 pukul
8:44 WIB.
39
Novi Resmini dan Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas
Tinggi, (Bandung : UPI PRESS, 2007), Cet. 1.h.73
26

yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh


pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media tulis.40
Menurut Farida Rahim membaca pada hakikatnya adalah suatu
hal yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar
melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir,
psikolinguistik, dan metakognitif.41 Sedangkan menurut Oka dalam Alek
dan Ahmad mengatakan bahwa membaca adalah proses pengolahan
bacaan secara kritis dan kreatif yang dilakukan dengan tujuan
memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang
bacaan.42Untuk dapat memahami bacaan, pembaca terlebih dahulu harus
memahami kata-kata dan kalimat yang dihadapinya melalui proses
asosiasi dan eksperimental. Kemudian membuat kesimpulan dengan
menghubungkan isi preposisi yang terdapat dalam materi bacaan.43
Klein, dkk dalam Rahim mengemukakan bahwa definisi
membaca mencakup:
1) Membaca merupakan suatu proses
Membaca merupakan suatu proses dimaksudkan informasi dari
teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai
peranan yang utama dalam membentuk makna.
2) Membaca merupakan suatu strategi
Pembaca yang efektif menggunakan berbagai strategi membaca
yang sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka mengkonstruk
makna ketika membaca. Strategi ini bervariasi sesuai dengan jenis
teks dan tujuan membaca.
3) Membaca adalah interaktif
Membaca interaktif yaitu keterlibatan pembaca dengan teks
tergantung pada konteks. Orang yang membaca suatu teks yang

40
Henry Guntur Tarigan, Membaca; Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 2008), h.7.
41
Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),h.2.
42
Alek dan Ahmad, Buku Ajar Bahasa Indonesia, (Jakarta: FITK PRESS, 2009), h.48.
43
Farida Rahim, op.cit.,h. 13.
27

bermanfaat, akan menemui beberapa tujuan yang ingin dicapainya,


teks yang dibaca seorag harus mudah dipahami sehingga terjadi
interaksi antara pembaca dan teks.44
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa membaca
merupakan proses kegiatan komunikasi yang kompleks. Kegiatan dalam
membaca meliputi proses mengartikan, menafsirkan makna, dan juga
mengubah ide-ide dari bacaan menjadi lambang yang bermakna,
menghubungkannya dengan bunyi dan maknanya serta menarik
kesimpulan mengenai maksud bacaan yang bertujuan untuk mendapatkan
informasi.
Membaca juga merupakan salah satu dari keterampilan
berbahasa yang merupakan suatu kegiatan komunikasi, karena membaca
pada dasarnya adalah menerima informasi melalui sumber bacaan seperti
buku, majalah, komik, dan surat kabar. Membaca merupakan proses yang
sangat penting untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan. Tanpa bisa
membaca, manusia akan tertinggal dalam arus globalisasi. Melalui
bacaan akan mendapatkan informasi, menambah pengetahuan, dan
membuka wawasan.

c. Aspek-aspek Membaca
Ada beberapa aspek yang terlibat dalam proses membaca, di
antaranya yaitu:
1) Aspek sensori, yaitu kemampuan untuk memahami simbol-simbol
tertulis.
2) Aspek perseptual, yaitu kemampuan untuk menginterpretasikan apa
yang dilihat sebagai simbol.
3) Aspek skemata, yaitu kemampuan menghubungkan informasi tertulis
dengan struktur pengetahuan yang telah ada.
4) Aspek berpikir, yaitu kemampuan membuat inferensi dan evaluasi
dari materi yang dibaca.

44
Ibid., h. 3.
28

5) Aspek afektif, yaitu aspek yang berkenaan dengan minat pembaca


yang berpengaruh terhadap kegiatan membaca.45
Dari kelima aspek tersebut dapat disimpulkan bahwa aspek
dalam proses membaca sangat berpengaruh dalam membaca, karena
membaca merupakan proses kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh
pembaca untuk menafsirkan makna atau pun simbo-simbol dalam
bacaan, sehingga akan menghasilkan pemahaman membaca yang baik,
yakni terciptanya komunikasi dalam membaca.

d. Tujuan Membaca
Orang yang melakukan aktivitas membaca tentu mempunyai
tujuan yang ingin dicapai. Seseorang yang membaca dengan suatu tujuan,
cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak
mempunyai tujuan. Membaca merupakan kegiatan yang sangat penting.
Setiap aspek kehidupan melibatkan kegiatan membaca. Kegiatan sehari-
hari, tiada lepas dari perlunya kegiatan membaca.
Anderson dalam Tarigan mengemukakan beberapa aspek yang
penting dalam membaca, yaitu:
1) Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta
(reading for details or facts).
Yaitu menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan
yang telah dilkaukan oleh tokoh.
2) Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas).
Yaitu mengetahui topik atau masalah dalam cerita, apa yang
dipelajari atau yang dialami tokoh.
3) Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita
(reading for sequence or organization).
Yaitu menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada
setiap bagian cerita.

45
Esti Ismawati dan Faraz Umaya, Belajar Bahasa di Kelas Awal, (Yogyakarta: Ombak,
2012), h.50.
29

4) Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for


inference).
5) Membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk
mengklasifikasikan (reading to classify).
Yaitu menemukan atau mengetahui apa-apa yang tidak biasa,
tidak wajar mengenai seseorang tokoh.
6) Membaca untuk menilai, membaca mengevaluasi (reading to
evaluate).
Yaitu menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup dengan
ukuran-ukuran tertentu.
7) Membaca untuk memperbandingkan atau mempertemukan (reading to
compare or contrast).46
Yaitu menemukan bagaimana caranya tokoh berubah,
bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal,
bagimana dua cerita mempunyai persamaan, dan bagaimana tokoh
menyerupai pembaca.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan utama
membaca adalah untuk memperoleh makna yang terdapat dari bacaan
yang dibacanya. Membaca betujuan untuk memahami isi atau makna dan
memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis melalui media tulis.
Orang yang melakukan aktivitas tentunya mempunyai tujuan yang ingin
dicapai, demikian juga dalam kegiatan membaca. Seseorang yang
membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan
dengan orang yang tidak mempunyai tujuan. Sehingga tujuan utama
membaca adalah untuk mencari dan memperoleh informasi, mencakup isi
dan makna bacaan.

46
Heny Guntur Tarigan, op.cit., h. 9-11.
30

e. Pengertian Keterampilan Membaca


Membaca merupakan satu keterampilan berbahasa di samping
menyimak, berbicara, dan menulis. Keterampilan membaca memiliki
peranan penting dalam kehidupan manusia. Seseorang yang memiliki
keterampilan berbicara tentu akan dapat berkomunikasi dengan bahasa
tulis, mampu menggali informasi, menambah wawasan dan
memperdalam ilmu pengetahuan. Sebagai unsur keterampilan berbahasa,
membaca dapat dipelajari dengan berbagai cara. Cara yang ditempuh
tentunya harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai dalam
kegiatan membaca tersebut. Menurut Budinuryanta, dkk tujuan membaca
dilingkupi oleh empat tujuan berbahasa berikut. Pertama, tujuan
penalaran, menyangkut kesanggupan berpikir dan pengungkapan nilai
serta sikap sosial budaya. Pendeknya identitas dan kepribadian
seseorang. Kedua, tujuan instrumental menyangkut penggunaan bahasa
yang dipelajari itu untuk tujuan-tujuan material dan konkret. Ketiga,
tujuan integratif, menyangkut keinginan seseorang menjadi menjadi
anggota suatu masyarakat yang menggunakan bahasa itu sebagai bahasa
pergaulan sehari-hari dengan cara menguasai bahasa itu seperti seorang
penutur asli, atau paling sedikit membuat orangnya tidak akan diaggap
“asing” lagi oleh penutur-penutur bahasa atau dialek itu. Keempat, tujuan
kebudayaan terdapat pada orang yang secara ilmiah ingin mengetahui
atau memperdalam pengetahuannya tentang suatu kebudayaan atau
masyarakat.47 Keterampilan membaca pada umumnya diperoleh dengan
cara mempelajarinya di sekolah. Keterampilan ini merupakan suatu
keterampilan yang sangat unik serta berperan penting bagi
pengembangan pengetahuan, dan sebagai alat komunikasi bagi
kehidupan manusia.48

47
Budinuryanta, dkk, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, Edisi Dua, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2008), Cet. II, h. 112
48
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. III, h. 245.
31

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan


membaca merupakan sutau hal yang harus dipenuhi oleh semua anggota
komunitas yang membuka diri dalam cakrawala positif, berpemikiran
luas demi kemajuan kualitas hidup dan kehidupan manusia. Keterampilan
membaca memang sangat diperlukan oleh siapapun yang mulai
memasuki dunia informasi baik melalui media massa ataupun media
elektronik. Oleh karena itu, keterampilan membaca memerlukan
pelatihan atau cara khusus guna memperoleh hasil yang optimal dari apa
yang kita inginkan.

f. Pengertian Membaca Intensif


Menurut Tarigan membaca intensif adalah studi seksama, telaah
isi, dan penanganan terperinci dan dilaksanakan di dalam kelas terhadap
suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari.
Kuesioner, latihan, pola-pola kalimat, latihan latihan kosa kata, telaah
kata-kata, dikte, dan diskusi umum merupakan bagian dari teknik
membaca intensif. Teks-teks bacaan yang benar-benar sesuai dengan
maksud ini haruslah dipilih oleh guru, baik dari segi bentuk maupun
isinya.49 Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Novi Resmini dan
Dadan Juanda, membaca intensif adalah proses membaca yang dilakukan
secara seksama, cermat, dan teliti dalam penanganan terperinci yang
dilakukan pada saat membaca, yang menekankan pada pemahaman isi
dari bacaan. Dalam membaca intensif ini teks yang dibaca biasanya
disajikan teks yang pendek-pendek.50
Membaca intensif pada hakikatnya memerlukan bahan bacaan
yang singkat, memerlukan teks yang panjangnya tidak lebih dari 500 kata
(yang dibaca dalam jangka waktu 2 menit dengan kecepatan kira-kira 5
kata dalam satu detik).51 Tujuan utama adalah untuk memperoleh
kesuksesan dalam memahami teks yang disampaikan dengan kemampuan

49
Henry Guntur Tarigan, op.cit., h.36-37.
50
Novi Resmini dan Dadan Juanda, op. cit., h. 81.
51
Henry Guntur Tarigan, loc.cit., h.37.
32

yang dimiliki siswa, terutama siswa kelas III yang tingkat kecakapan
membacanya masih sangat sederhana.
Berhubungan dengan tingkat pemahaman ini adalah kecepatan
membaca. Jelas sekali terlihat bahwa kecepatan akan bertambah,
semakin meningkat, tetapi jangan pula kita lupakan bahwa ada faktor-
faktor yang lain yang turut campur tangan dalam hal ini. Salah salah di
antara faktor-faktor tersebut adalah kejelasan teks bacaan itu sendiri.
Faktor lain adalah pengenalan pembaca terhadap isi bacaan. Kita tentu
saja lebih mudah menangkap serta memahami isi bacaan yang telah kita
alamim kita kenal, dan kita akrabi. Meskipun demikian, kita masih
mungkin mengembangkan kecepatan membaca, dan membaca yang
efisien jelas melibatkan kecepatan membaca yang tinggi dengan tingkat
pemahaman yang tinggi.
Menurut Henry Guntur Tarigan, kegiatan membaca intensif
terbagi atas dua bagian, yaitu membaca telaah isi (content study reading)
dan membaca telaah bahasa (linguistic study reading). Membaca telaah
isi (content study reading) yaitu kegiatan membaca pemahaman yang
dilakukan setalah menemukan bahan bacaan yang menarik pada
membaca sekilas, sehingga mendorong seseorang untuk mengetahui
lebih mendalam. Membaca telaah isi menuntut adanya ketelitian,
pemahaman, kekritisan berpikir serta keterampilan menagkap ide-ide
yang tersirat dalam bahan bacaan. Sedangkan membaca telaah bahasa
(linguistic study reading) adalah kegiatan membaca yang menuntut
adanya pemahaman yang mendalam terhadap bahasa yang membangun
bacaan.52
Dalam hal ini untuk siswa kelas III SD/MI keterampilan yang
dituntut pada membaca dalam hati yaitu, membaca dalam hati tanpa
menunjuk-nunjuk dengan jari, tanpa gerakan bibir, memahami bahan

52
Ibid.,
33

bacaan yang dibaca secara diam atau secara dalam hati, dan lebih cepat
membaca dalam hati daripada membaca bersuara.53
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan
bahwa keterampilan membaca intensif adalah kesanggupan dan
kecakapan yang dimiliki seseorang untuk membaca teks dengan seksama
dan teliti, yang memerlukan bacaan yang singkat, dengan tujuan untuk
memperoleh pemahaman bacaan secara optimal.

B. Hasil Penelitian yang Relevan


1. Pitro Riyadi (2015) dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Model
Pembelajaran Role Playing dengan Media Komik untuk Meningkatkan
Kemampuan Membaca Pemahaman pada Peserta Didik Kelas III SDN 9
Menteng Palangkaraya”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
penerapan model pembelajaran role playing dan media komik dapat
meningkatkan keterampilan membaca peserta didik yang ditunjukkan
dengan perolehan nilai rata-rata 70,75 pada siklus I meningkat menjadi 89,5
pada siklus II. Ketuntasan hasil belajar secara klasikal juga mengalami
peningkatan nilai 65% pada siklus I meningkat menjadi 95% pada siklus II.
Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang
saya lakukan. Persamaanya terletak pada keterampilan membaca dan media
komik, sedangkan perbedaannya terlatak pada lokasi penelitian, metode
pembelajaran dan metode penelitian yaitu menggunakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK)
2. Lutfia Mia Widyanti, dkk (2015) dalam penelitiannya yang berjudul
“Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif Melalui Penerapan Metode
Think Talk Write dengan Media Visual pada Siswa Kelas IV SD”. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa ada peningkatan keterampilan membaca
intensif pada siswa kelas IV SD, yaitu pada siklus I sebanyak 62,50%,
Siklus II sebanyak 80%, dan siklus III sebanyak 92,50%. Penelitian ini
memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang saya lakukan.

53
Ibid., h. 39.
34

Persamaanya terletak pada keterampilan membaca intensif dan penggunaan


media komik, sedangkan perbedaannya terlatak pada lokasi penelitian,
metode pembelajaran dan metode penelitian yaitu menggunakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK).
3. Gema Suprainov (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Media Komik
untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Peserta Didik Kelas III SDN 12 Langkai Palangka Raya Tahun
2013/2014”. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa penggunaan media
komik dapat meningkatkan kemampuan membaca peserta didik kelas III
SDN 12 Langkai Palangka Raya. Penelitian ini memiliki persamaan dan
perbedaan dengan penelitian yang saya lakukan. Persamaanya terletak pada
penggunaan media komik, dan kemampuan membaca. Sedangkan
perbedaanya terletak pada lokasi penelitian, dan metode penelitian yang
digunakan.

C. Kerangka Berpikir
Permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan sangat kompleks.
Salah satunya adalah guru dituntut untuk tidak mengajarkan suatu pelajaran
yang monoton. Guru dituntut untuk menjadi guru yang profesional dalam
mengajar. Karena belajar bukanlah semata-mata mentransfer pengetahuan yang
ada di dalam dirinya, tetapi belajar lebih pada bagaimana otak memproses dan
mengintepretasikan pengalaman baru dengan pengetahuan yang sudah
dimilikinya dalam format baru.
Keterampilan membaca intensif siswa kelas III SD Islam Al Amanah
masih rendah, hal ini disebabkan proses pembelajaran yang dilakukan guru
masih bersifat konvensional yang hanya berceramah dan menggunakan metode
penugasan, sehingga siswa kurang tertarik dalam mengikuti pelajaran. Hal ini
juga mengakibatkan siswa kurang mengerti makna dan tujuan dari
pembelajaran, sehingga Bahasa Indonesia selalu dianggap sebagai mata
pelajaran yang sulit, rumit , dan kurang menarik perhatian siswa.
35

Keberhasilan pembelajaran membaca tergantung kepada guru. Melalui


pembelajaran membaca, guru membukakan cakrawala pengetahuan siswa.
Siswa diajak untuk menjelajah dunia pengetahuan yang luas. Dengan
demikian, keterampilan membaca siswa sangat bergantung pada proses
pembelajaran, karena dalam belajar yang terpenting adalah proses bukan hasil
yang diperolehnya. Proses pembelajaran yang baik akan memberikan hasil
belajar yang baik. Hal ini sangat erat kaitannya dengan seorang guru memiliki
menjadi salah satu peran penting dalam keberhasilan belajar seseorang. Oleh
karena itu, guru dituntut untuk kreatif dalam menggunakan media dalam
penyampaian suatu materi pelajaran.
Membaca adalah suatu hal yang rumit dan melibatkan banyak hal,
tidak hanya melafalkan tulisan. Membaca merupakan kemampuan dan
keterampilan untuk membuat suatu penafsiran terhadap bahan yang dibaca.
Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu strategi yang baik dan tepat
dalam menentukan media pembelajaran yang sesuai. Media yang peneliti
sajikan dalam penelitian ini berupa media komik untuk meningkatkan
keterampilan membaca intensif siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
Jadi dengan penggunaan media komik tersebut diharapkan dapat
meningkatkan keterampilan membaca intensif siswa, sehingga diperoleh hasil
belajar yang baik. Artinya penggunaan media komik tersebut diharapkan dapat
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan membaca
intensif siswa.
36

Adapun kerangka berpikir dapat digambarkan sebagai berikut:

Kondisi awal

Keterampilan
Guru menggunakan membaca
metode konvensional intensif rendah

Keterampilan
Penggunaan media membaca
komik dalam intensif
pembelajaran meningkat

D. Hipotesis Penelitian
Pada penelitian ini peneliti menggunakan uji hipotesis sebagai berikut:
Ho = Tidak ada pengaruh penggunaan media komik terhadap keterampilan
membaca intensif siswa kelas III SD Islam Al Amanah Tangerang
Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016.
H1 = Ada pengaruh penggunaan media komik terhadap keterampilan
membaca intensif siswa III SD Islam Al Amanah Tangerang Selatan
Tahun Pelajaran 2015/2016.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SD Islam Al Amanah Tangerang
Selatan yang beralamat di Jalan Raya Puspiptek Pocis, Kelurahan Bakti Jaya,
Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini dilakukan di Tahun
Pelajaran 2015/2016 pada tanggal 02 – 12 Mei 2016.

B. Metode dan Desain Penelitian


Metode penelitian ini menggunakan quasi experiment atau eksperimen
semu, yaitu metode eksperimen yang tidak memungkinkan peneliti melakukan
pengontrolan penuh terhadap variabel dan kondisi eksperimen seperti keadaan
siswa dan kegiatan siswa selama di sekolah.54 Penelitian dilakukan terhadap
kelompok-kelompok yang terdiri dari dua kelompok. Kelompok pertama
adalah kelompok yang mendapat perlakuan dengan menggunakan media komik
sebagai kelas eksperimen dan kelompok kedua adalah kelompok yang tidak
mendapat perlakuan yaitu kelompok yang tidak menggunakan media komik
sebagai kelas kontrol.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah The Post-test Only
Control Group Desain.55 Pada desain ini terdapat dua kelompok, yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen
diberi perlakuan dengan menggunakan media komik dan pada kelompok
kontrol tidak diberi perlakuan dengan tidak menggunakan media komik, namun
keduanya dilakukan posttest.

54
Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kualitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2009), h. 77.
55
Abdul Halim Hanafi, Metodologi Penelitian Bahasa; untuk Penelitian Tesis&Disertasi,
(Jakarta: Diadit Media, 2011), h. 175.

37
38

Desain penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini:56


Tabel 3.1
Desain Penelitian Quasi Exsperiment
Kelompok Variabel Bebas Posttest
E X O1
K - O1

Keterangan :
E : Kelompok kelas eksperimen
K : Kelompok kelas kontrol
O1 : Posttest diberikan setelah perlakuan kegiatan belajar mengajar untuk
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
X : Penggunaan media komik pada kelas eksperimen

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.57 Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa SD Islam Al Amanah Tangerang Selatan
Tahun Pelajaran 2015/2016. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas III SD Islam Al Amanah Tangerang Selatan Semester
Genap Tahun Pelajaran 2015/2016.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.58 Sampel
ini diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu
didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut
yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
Dengan kata lain, unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-

56
Abdul Halim Hanafi, op.cit.,h. 174
57
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), cet. 15, h. 173
58
Ibid., h.174.
39

kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian.59 Tujuan dari


pengambilan sampel ini lebih kepada penyesuaian jadwal mata pelajaran,
guru, waktu, dan materi yang diajarkan di kelas III SD Islam Al Amanah
Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016. Sampel dari penelitian ini
adalah kelas IIIA SD Islam Al Amanah Tangerang Selatan sebagai kelas
kontrol dan kelas IIIB SD Islam Al Amanah Tangerang Selatan sebagai
kelas eksperimen. Penentuan kelas yang dijadikan sampel dalam penelitian
ini dilihat berdasarkan tingkat kemampuan yang dimiliki oleh masing-
masing kelas sampel.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik yang digunakan oleh penulis dalam pengumpulan data adalah
sebagai berikut:
1. Tes
Tes yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tes uraian
sebagai instrumen penelitian yang dilakukan setelah penulis menyelesaikan
pengajaran pada materi membaca intensif pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Tes uraian bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah
menguasai materi pembelajaran setelah mengikuti program pembelajaran
tertentu.
2. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan menghimpun dokumen-
dokumen, baik dokumen tertulis, maupun gambar. Dokumen-dokumen yang
dihimpun dipilih yang sesuai dengan tujuan dan fokus masalah.60 Data
untuk jenis dokumen dalam penelitian ini berupa foto-foto saat penelitian
berlangsung, dapat juga berupa rencana pembelajaran (RPP) dari guru yang
bersangkutan serta uraian materi yang akan diajarkan.

59
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan; Komponen MKDK, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), h.128.
60
Nana Syaoudih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006), cet. 2, h. 221-222.
40

E. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah tes uraian, terdiri dari lima
butir soal yang mewakili jenjang kemampuan dari C1-C2, setiap jawaban
diberik skor tertentu dengan skor maksimum empat. Materi tes yang
diberikan kepada siswa mencakup tentang membaca intensif.
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Jumlah
Standar Kompetensi Jenjang Nomor
Materi Indikator Soal Butir
Kompetensi Dasar Kemampuan Soal
Soal
7. 7.1 Menjawab Humus 1. Menjelaskan
Memahami dan atau pengertian C1 1 1
teks dengan mengajukan humus
membaca pertanyaan 2. Menjelaskan
C2 1 2
intensif tentang isi manfaat humus
(150-200 teks agak 3. Mengidentifikasi
kata) dan panjang cara membuat C1 1 3
membaca (150-200 humus
puisi kata) yang 4. Menyimpulkan
dibaca secara lubang untuk C2 1 4
intensif membuat humus
5. Menjelaskan
humus bila di
C2 1 5
campur dengan
tanah padat
Jumlah 5 5 5
41

Instrumen dalam penelitian ini, kemudian dianalisis dengan


berpatokan pada sistem rubrics. Adapun rubrik penilaian pertanyaan
jawaban keterampilan membaca intensif sebagai berikut:61
Tabel 3.3
Rubrik Penilaian Pertanyaan Jawaban Keterampilan Membaca Intensif

Nomor Ktriteria Penilaian


Aspek yang Skor
No Butir
Dinilai 4 3 2 1 Maksimum
Soal
1. Ketepatan Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban
jawaban tepat sesuai cukup tepat kurang tepat tidak tepat
1 4
dengan dengan dengan dengan
pertanyaan pertanyaan pertanyaan pertanyaan
Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban
tepat sesuai cukup tepat kurang tepat tidak tepat
2 4
dengan dengan dengan dengan
pertanyaan pertanyaan pertanyaan pertanyaan
Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban
tepat sesuai cukup tepat kurang tepat tidak tepat
3 4
dengan dengan dengan dengan
pertanyaan pertanyaan pertanyaan pertanyaan
Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban
tepat sesuai cukup tepat kurang tepat tidak tepat
4 4
dengan dengan dengan dengan
pertanyaan pertanyaan pertanyaan pertanyaan
2. Kelogisan Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban
Argumentasi sangat tepat cukup tepat kurang tepat tidak tepat
5 4
dan logis dan logis dan logis dan tidak
dengan dengan dengan logis

61
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi,
(Yogyakarta: BPFE, 2010), h. 478.
42

pertanyaan pertanyaan pertanyaan dengan


pertanyaan
Jumlah 20

Rumus yang digunakan untuk menghitung rubrik penilaian tersebut,


menggunakan rumus sebagai berikut:62
Rumus :

S= x 100

Keterangan :
S = Nilai yang diharapkan (dicari)
R = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar
N = Skor maksimum dari tes tersebut

F. Teknik Analisis Data


Setelah data terkumpul maka dilakukan teknik analisis data, yaitu
peneliti berusaha untuk memberikan uraian mengenai hasil penelitian tersebut,
dalam analisis data dilakukan beberapa tahapan yang meliputi uji prasyarat
analisis (uji normalitas dan uji homogenitas) kemudian dilanjutkan dengan
pengujian hipotesis.
Analisis deskriptif statistik digunakan untuk mendeskripsikan data
yang diperoleh dari hasil posttest kedua kelompok, yaitu mean/rata-rata,
media/nilai tengah, modus, range/rentang, dan standar deviasi/simpangan baku.
Dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan menggunakan program SPSS
20 for Windows version.
1. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang
diteliti berdistribusi normal atau tidak. Pengujian ini sangat penting sebab

62
M.Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengejaran, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2004), h. 112.
43

teknik yang akan digunakan selanjutnya ditentukan normal atau tidaknya


distribusi populasi dimana sampel penelitian itu berasal. Analisis data ini
menggunakan bantuan program SPSS 20 for Windows version dengan
menggunakan teknik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Syarat
suatu data dapat dikatakan berditsribusi normal adalah jika signifikansi
atau Asymp.Sig.(2-tailed) > 0,05.63
b. Uji Homogenitas
Setelah melakukan uji normalitas, maka dilakukan uji homogenitas
yang berfungsi untuk mengetahui apakah kedua kelompok populasi
tersebut (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol) homogen atau
heterogen. Analisis ini menggunakan bantuan program SPSS 20 for
Windows version yaitu menggunakan teknik One Way ANOVA. Jika hasil
uji homogenitas menunjukkan tingkat signifikansi atau nilai probabilitas
> 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian yang dimiliki oleh sampel-
sampel yang bersangkutan tersebut homogen.64
c. Uji Hipotesis
Setelah uji normalitas dan uji homogenitas dari data kedua
kelompok tersebut yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, apabila data
berdistribusi normal dan data homogen maka dilakukan uji hipotesis. Uji
hipotesis ini digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh penggunaan
media komik terhadap keterampilan membaca intensif siswa kelas III SD
Islam Al Amanah Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016.
Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan bantuan program SPSS 20
for Windows Version yaitu dengan teknik analisis Paired Sample T-
Test.65 Taraf signifikansi sample bebas Paired Sample T-Test adalah 0,05
sedangkan convidence interval 95%. Uji hipotesis dengan uji kesamaan
dua rata-rata dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
rata-rata signifikan antara hasil posttest dua sampel penelitian. Nilai rata-

63
V.Wiratna Sujarweni, SPSS untuk Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2015),
h.52.
64
Ibid., h.109.
65
Ibid., h.100.
44

rata kedua kelompok sig.(2-tailed) di bawah 0,05, maka hasilnya


signifikan atau hipotesis diterima, sebaliknya jika sig.(2-tailed) lebih
besar maka hasilnya tidak signifikan atau hipotesis ditolak.

G. Hipotesis Statistik
Adapun hipotesis statistik penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
Ho = 1 = 2
H1 = 1  2
Keterangan :
Ho= Tidak terdapat pengaruh penggunaan media komik terhadap keterampilan
membaca intensif siswa kelas III SD Islam Al Amanah Tangerang
Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016.
H1= Terdapat pengaruh penggunaan media komik terhadap keterampilan
membaca intensif siswa kelas III SD Islam Al Amanah Tangerang
Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016.
1= Rata-rata hasil tes keterampilan membaca intensif siswa terhadap
penggunaan media komik
2= Rata-rata hasil tes keterampilan membaca intensif siswa tanpa penggunaan
media komik
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Sekolah
1. Lokasi Sekolah
SD Islam Al Amanah. Jl.Raya Puspiptek Pocis. Kelurahan Bakti
Jaya. Kecamatan Setu. Kota Tangerang Selatan.

2. Visi dan Misi SD Islam Al Amanah


VISI SD Islam Al Amanah:
“Terwujudnya peserta didik yang berprestasi dalam bidang akademik dan
non akademik dengan berdasarkan iman dan taqwa”

MISI SD Islam Al Amanah:


a. Menyiapkan tenaga pendidik dan kependidikan sesuai kualifikasi
tercapainya prestasi peserta didik dalam bidang akademik dan non
akademik.
b. Mewujudkan peserta didik yang berprestasi dalam bidang agama sebagai
ciri khas yayasan.
c. Memberi dan mempersiapkan pribadi muslim yang beriman, bertaqwa,
dan berakhlak mulia.
d. Menumbuhkan pribadi muslim yang menguasai Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK).
e. Menciptakan lingkungan sekolah yang aman, rapi, bersih, dan nyaman.

3. Sejarah Singkat Tentang Kondisi Sekolah


Sekolah Dasar Islam Al Amanah didirikan pada tahun 1993 dan
mulai beroperasi tahun 1993 beralamat di jalan raya Puspiptek Kelurahan
Bakti Jaya. Kecamatan Setu. Kota Tangerang Selatan dengan luas tanah
3.060m2 dengan statuas tanah wakaf. Sekolah Dasar Islam Al Amanah
sudah memliki 14 lokal kelas, 1 perpustakaan, 1 ruang kepala sekolah, 1

45
46

gudang dan memiliki 28 tenaga guru dan karyawan dengan jumlah siswa
tahun 2015-2016 sebanyak 502 siswa.
Jumlah rombongan belajar siswa SD Islam Al Amanah sebagai
berikut:
Tabel 4.1
Jumlah Rombongan Belajar SD Islam Al Amanah
Kelas Jumlah Rombongan Belajar
I 3
II 3
III 3
IV 3
V 2
VI 3

4. Guru dan Tenaga Kependidikan


Berikut ini disajikan daftar tenaga guru dan karyawan, sebagai
berikut:
Tabel 4.2
Daftar Guru dan Karyawan SD Islam Al Amanah 2016
No. Nama Jabatan
1 H. Ogi Suprayogi Kepala Sekolah
2 Neneng Sayidah, S. Pd Guru Kelas
3 Rukiyah Pustakawati
4 Ahmad Bandaniji, S. Pd. I Guru Kelas
5 Ir. Nova Asri Banowati Guru Kelas
6 Nurjanah, S. Ag Guru Kelas
7 Warsono, S. Pd Guru Bidang Studi
8 Nariah, A. Md Guru Kelas
9 Sri Umiyati, SE Bendahara Sekolah
10 Sopan Sopian Petugas Kebersihan
47

11 Kudrot Aziz Mutakin, S. Pd.I Guru Kelas


12 Nurul Komaria, S. Pd.I Guru Kelas
13 Ciswandi, S. Pd Kurikulum
14 Novia Mila Sundari, S. Pd. I Guru Kelas
15 E. R Zaenal Wahidin, S. Pd. I Guru Kelas
16 Siti Aminah, S.Sos.I Guru Kelas
17 Euis Rusmiati, S. Pd.I Guru Kelas
18 Fitri Kustiyarini, S.Pd Guru Kelas
19 Ria Risma Arisandi, S. Pd Guru Kelas
20 Sapri Supriyanto, S.Kom Tata Usaha Administrasi
21 Nur Istikomah, S. Pd.I Guru Kelas
22 Heni Nuraini, S. Pd Guru Kelas
23 Siti Mutmainah, S.Pd Guru Bidang Studi
24 Suheni, S. Pd.I Guru Bidang Studi
25 Rizqi Hidayatullah Guru Kelas
26 Rian Ariandi, S. Pd.I Guru Bidang Studi
27 Siti Husniah R, S.Th.I Guru Bidang Studi
28 Ida Mufida, S. Pd.I Guru Bidang Studi

B. Deskripsi Data
1. Praktik Pembelajaran
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Islam Al Amanah
Tangerang Selatan sebanyak tiga kali pertemuan, yaitu dari tanggal 10 Mei -
12 Mei 2016 terhadap dua kelompok siswa di kelas III, yakni kelas IIIB
sebagai kelas eksperimen dan kelas IIIA sebagai kelas kontrol. Sampel yang
digunakan sebanyak 54 siswa, dengan keterangan 27 siswa di kelas
eksperimen dan 27 siswa di kelas kontrol. Kelas IIIB sebagai kelas
eksperimen melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia melalui
penerapan penggunaan media komik. Sedangkan, kelas IIIA sebagai kelas
kontrol melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media teks. Pada
48

akhir pembelajaran kedua kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas


kontrol diberikan posttest yang sama dan digunakan untuk mengetahui
kelompok mana yang memiliki hasil keterampilan membaca intensif yang
lebih baik.

2. Data Hasil Keterampilan Membaca Intensif


a. Data Hasil Keterampilan Membaca Intensif Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol
Data hasil keterampilan membaca intensif kelas eksperimen
dengan menggunakan media komik dan hasil keterampilan membaca
intensif kelas kontrol menggunakan media teks.

Tabel 4.3
Hasil Tes Keterampilan Membaca Intensif Kelompok Eksperimen
No Kode Posttest
1 E1 65
2 E2 55
3 E3 100
4 E4 95
5 E5 80
6 E6 90
7 E7 60
8 E8 95
9 E9 95
10 E10 55
11 E11 100
12 E12 85
13 E13 80
14 E14 100
15 E15 100
16 E16 90
17 E17 85
18 E18 80
19 E19 75
20 E20 100
21 E21 95
49

22 E22 95
23 E23 85
24 E24 50
25 E25 100
26 E26 90
27 E27 85
Jumlah 2285
Rata-Rata 84,63

Berdasarkan tabel 4.3 diperoleh hasil perhitungan keterampilan


membaca intensif kelas eksperimen diperoleh jumlah 2285 dengan rata-
rata 84,63.

Tabel 4.4
Hasil Tes Keterampilan Membaca Intensif Kelompok Kontrol
No Kode Posttest
1 K1 90
2 K2 90
3 K3 85
4 K4 95
5 K5 55
6 K6 65
7 K7 70
8 K8 95
9 K9 40
10 K10 25
11 K11 90
12 K12 45
13 K13 90
14 K14 100
15 K15 70
16 K16 85
17 K17 50
18 K18 75
19 K19 65
20 K20 95
21 K21 90
22 K22 70
50

23 K23 75
24 K24 75
25 K25 85
26 K26 80
27 K27 90
Jumlah 2040
Rata-Rata 75,56

Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh hasil perhitungan keterampilan


membaca intensif kelas kontrol diperoleh jumlah 2040 dengan rata-rata
75,56.

3. Deskripsi Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol


Setelah diberikan perlakuan pada kelas eksperimen yang
menggunakan media komik dan kelas kontrol menggunakan media teks,
maka di akhir pembelajaran penulis melakukan posttest untuk mengetahui
hasil keterampilan membaca intensif yang lebih baik dari kedua kelompok
tersebut. Adapun deskripsi data statistik nilai posttest yang diperoleh siswa
di kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.5
Deskripsi Data Statistik Nilai Posttets Kelas Eksperimen
51

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, diperoleh data sebanyak 27 dengan


jumlah 2285 nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 84,63 dengan varians
236,396 dan standar deviasi sebesar 15,375. Selanjutnya, median atau nilai
tengah di kelas eksperimen adalah 90,00 dengan nilai modus sebesar 100,
dan range sebesar 50. Sedangkan pemerolehan nilai posttest tertinggi
(maximum) di kelas eksperimen adalah 100, dan nilai terendah (minimum)
adalah 50.
Adapun data statistik nilai posttets kelas eksperimen dalam bentuk
distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, diperoleh data sebanyak 27 dengan


persentase frekuensi tertinggi sebesar 22,2%, dan jumlah frekuensi data
sebanyak adalah 6 dengan nilai 100.
52

Distribusi frekuensi nilai posttest kelas eksperimen juga dapat


disajikan dalam bentuk grafik histogram seperti berikut ini:

Gambar 4.1
Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen

Berdasarkan tabel 4.6 distribusi frekuensi dan gambar 4.1 grafik


histogram dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 50, nilai 60,
nilai 65, dan nilai 75 masing-masing sebanyak satu orang. Nilai 55 sebanyak
dua orang. Nilai 80 dan nilai 90 masing-masing sebanyak 3 orang. Nilai 85
sebanyak 4 orang. Nilai 95 sebanyak 5 orang dan nilai 100 sebanyak 6
orang.
53

Selanjutnya, deskripsi data statistik nilai posttest yang diperoleh


siswa di kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.7
Deskripsi Data Statistik Nilai Posttets Kelas Kontrol

Berdasarkan tabel 4.7 di atas, diperoleh data sebanyak 27 dengan


jumlah 2040 nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 75,56 dengan varians
362,179 dan standar deviasi sebesar 19,031. Selanjutnya, median atau nilai
tengah di kelas kontrol adalah 80,00 dengan nilai modus sebesar 90, dan
range sebesar 75. Sedangkan pemerolehan nilai posttest tertinggi
(maximum) di kelas kontrol adalah 100, dan nilai terendah (minimum)
adalah 25.
54

Adapun data statistik nilai posttets kelas kontrol dalam bentuk


distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol

Berdasarkan tabel 4.8 di atas, diperoleh data sebanyak 27 dengan


persentase frekuensi tertinggi sebesar 22,2%, dan jumlah frekuensi data
sebanyak adalah 6 dengan nilai 90.
55

Distribusi frekuensi nilai posttest kelas kontrol juga dapat disajikan


dalam bentuk grafik histogram, seperti berikut ini:

Gambar 4.2
Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol

Berdasarkan tabel 4.8 distribusi frekuensi dan gambar 4.2 grafik


histogram dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 25, nilai 40,
nilai 45, nilai 50, nilai 55, nilai 80, dan nilai 100 masing-masing sebanyak
satu orang. Nilai 65 sebanyak dua orang. Nilai 70, nilai 75, nilai 85, dan
nilai 95 masing-masing sebanyak 3 orang. Nilai 90 sebanyak 6 orang.
56

C. Hasil Pengujian Persyaratan Analisis Data


Pengujian persyaratan analisis perlu dilakukan sebelum data dianalisis
lebih lanjut. Pengujian persyaratan analisis yang dilakukan yaitu uji normalitas
dan uji homogenitas.

1. Uji Normalitas Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol


Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji
normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan menggunakan
program perhitungan statistik SPSS 20 for Windows Version. Jika
signifikansi atau Asymp.Sig.(2-tailed) > 0,05, maka sampel berdistribusi
normal. Berikut ini adalah hasil uji normalitas nilai posttest kelas
eksperimen yaitu:
Tabel 4.9
Hasil Uji Normallitas Nilai Posttest Kelas Eksperimen

Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 4.9 di atas, diperoleh


hasil bahwa nilai posttest siswa di kelas eksperimen memiliki signifikansi
atau Asymp.Sig.(2-tailed) sebesar 0,371. Dengan kata lain, dapat
disimpulkan bahwa data nilai posttest kelas eksperimen berdistribusi normal
karena  > 0,05, yaitu 0,371 > 0,05.
57

Adapun hasil uji normalitas nilai posttest kelas kontrol dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.10
Hasil Uji Normalitas Nilai Posttest Kelas Kontrol

Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 4.10 di atas, diperoleh


hasil bahwa nilai posttest siswa di kelas kontrol memiliki signifikansi atau
Asymp.Sig.(2-tailed) sebesar 0,404. Dengan kata lain, dapat disimpulkan
bahwa data nilai posttest kelas kontrol berdistribusi normal karena  > 0,05,
yaitu 0,404 > 0,05.

2. Uji Homogenitas Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol


Dalam penelitian ini, nilai homogenitas diperoleh dengan
menggunakan program perhitungan statistik SPSS 20 for Windows Version
melalui One-Way ANOVA. Jika signifikansi atau Sig. > 0,05, maka sampel
yang diteliti homogen. Berikut ini adalah hasil uji homogenitas nilai posttest
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
58

Tabel 4.11
Hasil Uji Homogenitas Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Berdasarkan tabel 4.11 di atas, diperoleh bahwa nilai posttest siswa


di kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki signifikansi sebesar 0,294
Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa data nilai posttest siswa di kelas
eksperimen dan kelas kontrol homogen, karena  > 0,05 yaitu 0,294 > 0,05.

3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis menggunakan uji-T bertujuan untuk
mengetahui perbedaan nilai rata-rata tes keterampilan membaca intensif
siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan media komik dengan
nilai rata-rata tes keterampilan membaca intensif siswa kelas kontrol yang
menggunakan media teks. Pengujian hipotesis pada penelitian ini
menggunakan Paired Samples Test pada program SPSS 20 for Windows
dengan kriteria pengujian hipotesis adalah jika signifikansi atau Sig.(2-
tailed) > 0,05, maka H0 diterima dan jika signifikansi atau Sig.(2-tailed) <
0,05 maka H0 ditolak atau terima H1.
Hasil uji hipotesis mengenai perbedaan nilai rata-rata tes
keterampilan membaca intensif siswa antara kelas eksperimen yang
menggunakan media komik dengan nilai rata-rata tes keterampilan
membaca intensif siswa kelas kontrol yang menggunakan media teks, dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
59

Tabel 4.12
Hasil Uji Hipotesis (Paired Samples Test)

Berdasarkan hipotesis yang diajukan di bab II yaitu:


Ho = Tidak ada pengaruh penggunaan media komik terhadap keterampilan
membaca intensif siswa kelas III SD Islam Al Amanah Tangerang
Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016.
H1 = Ada pengaruh penggunaan media komik terhadap keterampilan
membaca intensif siswa kelas III SD Islam Al Amanah Tangerang
Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016.
Berdasarkan tabel 4.12 di atas, diperoleh hasil nilai rata-rata tes
keterampilan membaca intensif siswa kelas eksperimen yang menggunakan
media komik dengan hasil nilai rata-rata kelas kontrol yang tidak
menggunakan media komik, terlihat bahwa nilai Sig.(2-tailed) menunjukkan
nilai 0,030. Hal ini menunjukkan bahwa Sig.(2-tailed) < 0,05, yaitu 0,030 <
0,05, maka H1 diterima dan H0 ditolak, karena Sig.(2-tailed) di bawah 0,05.
Jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penggunaan media komik
terhadap keterampilan membaca intensif siswa kelas III SD Islam Al
Amanah Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016.
60

D. Pembahasan Hasil Penelitian


Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang menunjukkan bahwa Ho
ditolak dan H1 diterima, maka ada pengaruh penggunaan media komik
terhadap keterampilan membaca intensif siswa kelas III SD Islam Al Amanah
Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016, karena nilai Sig.(2-tailed)
menunjukkan nilai 0,030. Hal ini menunjukkan bahwa Sig.(2-tailed) < 0,05,
yaitu 0,030 < 0,05, maka H1 diterima dan H0 ditolak, karena karena Sig.(2-
tailed) di bawah 0,05.
Perbedaan hasil nilai rata-rata tes keterampilan membaca intensif
antara kedua kelompok tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan media komik lebih baik dari pembelajaran yang menggunakan
media teks. Karena berdasarkan hasil rata-rata tes keterampilan membaca
intensif siswa kelas eksperimen yaitu 84,63 lebih tinggi daripada nilai rata-rata
hasil keterampilan membaca intensif siswa kelas kontrol sebesar 75,56.
Hal tersebut didukung oleh hasil pengamatan siswa selama
berlangsungnya pembelajaran, didapatkan beberapa informasi di antaranya
bahwa dalam pembelajaran dengan menggunakan media komik siswa memiliki
minat yang besar dalam membaca materi yang diajarkan. Pada saat sebelum
pembelajaran dimulai, kegiatan diawali dengan membuka kegiatan
pembelajaran dan apersepsi kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan diajarkan. Indikator yang diukur dalam penelitian ini terdiri dari 1.
Membaca dengan lafal dan intonasi yang jelas; 2. Menyimpulkan isi bacaan
dengan satu atau beberapa kalimat; 3. Menjawab pertanyaan. Namun yang
dijadikan alat untuk mengukur dalam penelitian ini pada indikator ketiga yaitu
menjawab pertanyaan. Kegiatan pembelajaran selanjutnya guru membentuk
siswa menjadi 5 kelompok secara heterogen yang masing-masing kelompok
terdiri dari 5-6 orang. Tujuan dari pembentukan kelompok ini untuk
mengetahui keaktifan siswa dalam belajar dan mengetahui kerja sama dalam
kelompok. Ketika pembagian kelompok berlangsung, beberapa anak masih
menolak untuk dikelompokkan, tetapi hal itu dapat diselesaikan dengan segera.
Kemudian, guru memberikan komik kepada kelas eksperimen sesuai dengan
61

topik pembelajaran, siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan


informasi yang terdapat dalam isi bacaan. Siswa diminta untuk membaca
komik yang telah dibagikan tersebut diberikan waktu selama 15 menit.

Gambar 4.3
Aktivitas Siswa Membaca Komik

Gambar 4.3 di atas menunjukkan aktivitas siswa membaca komik. Hal


ini bertujuan untuk menumbuhkan minat baca yang ada pada masing-masing
siswa. Setelah selesai membaca, guru memberikan contoh membaca dengan
lafal dan intonasi yang tepat, kemudian siswa mengikutinya. Setelah itu, jika
ada siswa yang salah pengucapannya guru meluruskan bacaan yang kurang
tepat. Kemudian guru meminta siswa untuk berani menyimpulkan isi bacaan
yang telah dibaca tadi dalam satu atau dua kalimat.

Gambar 4.4
Siswa Menyimpulkan Isi Bacaan
62

Gambar 4.4 di atas menunjukkan siswa menyimpulkan isi bacaan di


depan kelas dengan satu atau dua kalimat. Hal ini dilakukan guru dengan
tujuan supaya siswa dalam setiap pembelajaran tidak hanya duduk saja,
melainkan siswa diharapkan ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran. Kemudian
guru membagikan latihan soal. Latihan soal ini terdiri dari pertanyaan-
pertanyaan tentang materi yang dibaca pada komik yang telah dibagikan. Siswa
mengerjakan soal tersebut secara mandiri, kemudian guru dan siswa membahas
secara bersama-sama soal tersebut. Kemudian, di akhir pembelajaran, guru
memberikan penguatan tentang materi yang belum dimengerti. Setelah itu guru
dan siswa bersama-sama menyimpulkan pembelajaran yang telah disampaikan.
Hasil nilai rata-rata tes keterampilan membaca intensif siswa kelas
eskperimen sebesar 84,63, sedangkan nilai rata-rata tes keterampilan membaca
intensif siswa kelas kontrol sebesar 75,56. Kesamaan nilai rata-rata tes
keterampilan membaca intensif siswa pada kedua kelompok yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol dibuktikan dengan pehitungan uji-T yang telah
dilakukan. Hasil uji-T menunjukkan nilai Sig. (2-tailed) yaitu 0,030. Hal ini
menunjukkan bahwa Sig.(2-tailed) < 0,05, yaitu 0,030 < 0,05, yang berarti H1
diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa uji-T pada kedua kelompok yaitu kelas
eksperimen yang menggunakan media komik dengan kelas kontrol yang
menggunakan media tesk dalam pembelajaran memiliki adanya suatu
perbedaan antara kedua kelompok tesebut.
Perbedaan keterampilan membaca intensif yang terjadi antara kedua
kelompok yaitu kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol bukanlah
suatu kebetulan, melainkan karena cara guru mengajarkan kedua kelas tersebut
berbeda. Pada kelas eksperimen cara guru mengajarkannya dengan
menggunakan media komik, sedangkan pada kelas kontrol cara guru
mengajarkannya tidak mengunakan media komik.
Penggunaan media pembelajaran yaitu media komik yang telah
dilakukan untuk membangkitkan keinginan, minat membaca, dan dapat
membangkitkan motivasi siswa dalam belajar. Komik merupakan media
komunikasi visual yang memiliki kekuatan untuk menyampaikan infomasi
63

yang mudah dimengerti, karena komik memiliki kekuatan pada gambar dan
tulisan yang berisi simbol-simbol yang dirangkai dalam suatu alur cerita yang
membuat informasi menjadi mudah dimengerti dan alur ceritanya mudah
diingat. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia ini, membaca merupakan
proses kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi dari berbagai
bacaan yang dibaca. Siswa membaca komik yang telah diberikan guru bersama
dengan teman-teman sekelompoknya, bertujuan untuk mendapatkan ide atau
informasi, dan bisa saling bertukar pikiran bersama dengan teman-temannya.
Pembentukan kelompok-kelompok tersebut dengan menggunakan metode acak
sehingga kelompok-kelompok tersebut bersifat heterogen yang terdiri dari
siswa yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi.
Selama pembelajaran berlangsung, siswa juga dilatih untuk dapat
berkomunikasi dengan baik, misalnya kegiatan bertanya jawab antara guru dan
siswa, antara siswa dengan siswa, mengemukakan pendapat dari hasil bacaan
di depan kelas, kegiatan menyimpulkan isi bacaan di depan kelas, serta berani
untuk tampil di depan kelas. Penggunaan media komik dalam proses
pembelajaran dapat meningkatkan minat terutama dalam minat membaca.
Media komik juga berperan sebagai alat yang mempunyai fungsi
menyampaikan pesan pembelajaran. Gambar dalam komik membuat informasi
lebih mudah diserap. Teks yang pendek membuat siswa tidak bosan dan jenuh,
lebih cepat dimengerti. Akan tetapi dalam penelitian ini, peneliti mengalami
beberapa kendala yaitu berkaitan dengan pengelolaan kelas dan
pengorganisasian siswa: ada beberapa siswa yang belum berani tampil di depan
kelas.
Pada kelompok kontrol yaitu pada kelas III A SD Islam Al Amanah,
Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016 yang kegiatan pembelajarannya
tidak menggunakan media komik, siswa lebih sulit dalam mengemukakan
pendapat di depan kelas, dan belum berani menyampaikan isi dari bacaan.
Keaktifan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran menjadi kurang efektif.
Guru memberikan penjelasan tentang materi, mengelola, dan mempersiapkan
bahan ajar, kemudian menyampaikan kepada siswa. Siswa berperan pasif, dan
64

masih ada yang mengobrol ketika guru menyampaikan materi yang diajarkan.
proses pembelajaran tanpa menggunakan media pembelajaran lebih monoton
dibandingkan dengan menggunakan media pembelajaran atau media komik.
Dalam ini pengetahuan yang diberikan oleh guru kepada siswa akan terbatas.
Dalam pembelajaranpun masih ditemukan ada siswa lebih memilih mengobrol
dengan teman sebangkunya.
Berkaitan dengan penelitian ini, maka dapat dikaitkan dengan
penelitian yang sudah dilakukan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Lutfia
Mia Widyanti, dkk (2015) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan
Keterampilan Membaca Intensif Melalui Penerapan Metode Think Talk Write
dengan Media Visual pada Siswa Kelas IV SD”. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa ada peningkatan keterampilan membaca intensif pada
siswa kelas IV SD, yaitu pada siklus I sebanyak 62,50%, Siklus II sebanyak
80%, dan siklus III sebanyak 92,50%. Gema Suprainov (2013) dalam
penelitiannya yang berjudul “Media Komik untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Peserta Didik Kelas III
SDN 12 Langkai Palangka Raya Tahun 2013/2014”. Hasil penelitiannya
menyimpulkan bahwa penggunaan media komik dapat meningkatkan
kemampuan membaca peserta didik kelas III SDN 12 Langkai Palangka Raya
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama melaksanakan
penelitian pembelajaran dengan menggunakan media komik dapat menarik
perhatian siswa, meningkatkan minat siswa tertutama dalam meningkatkan
keterampilan membaca intensif siswa, sehingga ketika guru mengajak siswa
untuk membaca komik tersebut sebagain besar siswa membacanya. Artinya
bahwa pembelajaran dengan menggunakan media komik dapat lebih
meningkatkan keterampilan membaca intensif siswa.
Hal ini terbukti dengan hasil nilai tes rata-rata keterampilan membaca
intensif siswa kelas eksperimen lebih baik daripada hasil nilai tes rata-rata
keterampilan membaca intensif siswa pada kelas kontrol. Berdasarkan hasil
perhitungan data rata-rata nilai tes keterampilan membaca intensif siswa pada
kedua kelompok tersebut yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol
65

menunjukkan hasil yang sangat signifikan dengan Sig.(2-tailed) di bawah 0,05


yaitu 0,030 yang berarti perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen yaitu
penggunaan media komik terhadap keterampilan membaca intensif siswa
memberikan pengaruh yang signifikan.
Berdasarkan hasil perhitungan statistik di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh penggunaan media komik terhadap
keterampilan membaca intensif siswa kelas III SD Islam Al Amanah
Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016.
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian
mengenai pengaruh penggunaan media komik terhadap keterampilan membaca
intensif siswa kelas III SD Islam Al Amanah Tangerang Selatan Tahun
Pelajaran 2015/2016, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa penggunaan
media komik telah memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap
keterampilan membaca intensif siswa. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan
hasil nilai rata-rata tes keterampilan membaca intensif siswa kelas eksperimen
yaitu 84,63 dan hasil nilai rata-rata tes keterampilan membaca intensif siswa
kelas kontrol sebesar 75,56.
Selain itu juga dapat dibuktikan dengan perhitungan uji-T kedua
kelompok tersebut yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan
menggunakan bantuan SPSS 20 for Windows Version diperoleh nilai pada sig.
(2-tailed) yaitu 0,030. Dengan demikian Ho ditolak dan H1 diterima. Karena H1
diterima, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penggunaan media
komik terhadap keterampilan membaca intensif siswa kelas III SD Islam Al
Amanah Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016.

B. Saran
Berdasarkan pada hasil penelitian, maka peneliti dapat memberikan
saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan sekaligus
bahan uraian penutup skripsi ini adalah :
5. Bagi siswa
Media komik dapat meningkatkan keterampilan membaca intensif
siswa dan dapat mempermudah siswa dalam menghubungkan isi cerita
dengan gambar.

66
67

6. Bagi Guru
Media komik dapat menjadi alternatif media yang akan digunakan
dalam proses belajar mengajar.
7. Bagi Sekolah
Media komik dapat meningkatkan mutu pendidikan pada sekolah
yang bersangkutan terkait dengan pengembangan keterampilan membaca
intensif siswa dengan menggunakan media komik.
8. Bagi Peneliti
Dengan mengambil tema tentang masalah pendidikan yang
berkaitan dengan pengunaan media pembelajaran yaitu media komik dalam
mata pelajaran bahasa Indonesia akan menambah pengetahuan dan wawasan
tentang sejauh mana peran media tersebut dalam meningkatkan
keterampilan membaca intensif siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmat, Jufri dan Wahyu Sukartiningsih, “Penggunaan Media Komik untuk


Meningkatkan Keterampilan Membaca Cerita di Kelas V Sekolah Dasar,”
Jurnal JPGSD, Vol. 1, No. 2, 2013.

Alek dan Ahmad. Buku Ajar Bahasa Indonesia. Jakarta: FITK PRESS, 2009.

Alfin, Jauharoti dkk. Pembelajaran Bahasa Indonesia MI. Surabaya: AprintA


LAPIS-PGMI. 2009.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta. 2013.

Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. 2010.

Asnawir dan Basyiruddin Usaman. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers.


2002

Budinuryanta. dkk. Pengajaran Keterampilan Berbahasa, Edisi Dua. Jakarta:


Universitas Terbuka. 2008

Fathurrohman, Pupuh dan Sobry Sutikno. Strategi Belajar Mengajar; Strategi


Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum
& Konsep Islami. Bandung: PT Refika Aditama. 2007.

Hanafi, Abdul Halim. Metodologi Penelitian Bahasa; untuk Penelitian


Tesis&Disertasi,. Jakarta: Diadit Media. 2011.

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung:


PT Remaja Rosdakarya. 2011.

Ismawati, Esti dan Faraz Umaya. Belajar Bahasa di Kelas Awal. Yogyakarta:
Ombak, 2012.

Maharsi, Indria. Komik Dunia Kreatif Tanpa Batas. Yogyakarta: Kata Buku. 201.

Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan; Komponen MKDK. Jakarta: Rineka


Cipta. 2010.

Medgraf, Media Komik, 2015, (www.file.upi.edu/Direktori/.../Medgraf,.pd)


diakses pada tanggal 29 Oktober 2015 pukul 19:56 WIB.

68
69

Munadi, Yudhi . Media Pembelajaran; Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru.


Jakarta: REFERENSI (GP Press Group). 2013.

Nurgiyantoro, Burhan. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi.


Yogyakarta: BPFE. 2010

Rahim, Farida .Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.


2009.

Resmini, Novi dan Dadan Juanda. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di
Kelas Tinggi. Bandung : UPI PRESS. 2007.

Rusman. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer; Mengembangkan


Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: Alfabeta. 2013.

Sadiman, Arif S. Media Pendidikan; Pengertian, Pengembangan, dan


Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2007.

Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana


Prendamedia Group. 2008.

Sujarweni, V. Wiratna. SPSS untuk Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Baru Press.


2015.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendekatan Kualitatif, Kualitatif dan R&D.


Bandung: Alfabeta. 2009.

Sukmadinata, Nana Syaoudih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya. 2006.

Tarigan , Henry Guntur. Membaca; Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Angkasa. 2008.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi
Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. 2001.

Purwanto, M.Ngalim. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengejaran. Bandung:


PT Remaja Rosdakarya. 2004.

Profesional, Nitro, (http://eprints.uny.ac.id) diakses pada tanggal 26 Oktober 2015


pukul 8:44 WIB.

Waluyanto, Heru Dwi. “Komik Sebagai Media Komunikasi Visual


Pembelajaran”, Jurnal Nirmana, Vol.7, 2005.
70

Wardani, Tri Kurnia. “Penggunaan Media Komik dalam Mempelajari Sosiologi


pada Pokok Bahasan Masyarakat Multikultural”, Jurnal Komunitas, Vol.
4, 2012.
71

Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(KELAS EKSPERIMEN)

Nama Sekolah : SD Islam Al Amanah


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : III/II
Pertemuan ke- : 3 (Tiga)
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi
Membaca
7. Memahami teks dengan membaca intensif (150-200 kata) dan membaca
puisi

B. Kompetensi Dasar
7.2 Menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang
(150-200 kata) yang dibaca secara intensif

C. Indikator Pencapaian Kompetensi Pembelajaran


7.1.1 Membaca dengan lafal dan intonasi yang tepat
7.1.2 Menyimpulkan isi bacaan dengan satu atau beberapa kalimat
7.1.3 Menjawab pertanyaan bacaan

D. Tujuan Pembelajaran
1. Pembelajaran membaca intensif melalui media komik, siswa diharapkan
dapat membaca dengan lafal dan intonasi yang tepat
2. Pembelajaran membaca intensif melalui media komik, siswa diharapkan
dapat menyimpulkan isi bacaaan dengan satu atau beberapa kalimat dengan
tepat.
3. Pembelajaran membaca intensif melalui media komik, siswa diharapkan
dapat menjawab pertayaan bacaan dengan cermat
72

Nilai Karakter :
Disiplin, aktif, komunikatif, religius, santun, mandiri, gemar membaca,
tanggung jawab, percaya diri, berani, jujur, kerja sama dan menghargai.

E. Materi Pembelajaran
Membaca komik secara intensif yang berjudul “Humus Si Penyubur
Tanah” untuk memperoleh pemahaman yang optimal.

F. Pendekatan, Media, Metode


1. Pendekatan : Berpusat pada siswa
2. Media : Komik
3. Metode : Ceramah, diskusi, penugasan, dan tanya jawab

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
No. Deskripsi Kegiatan Guru Nilai Karakter
1. Orientasi :
a. Guru membuka pembelajaran dengan Religius
mengucap salam dan menanyakan kabar
siswa
b. Guru menunjuk seorang siswa untuk Religius
memimpin doa pembuka (acak)
c. Guru melakukan komunikasi tentang Jujur
kehadiran siswa

Apersepsi:
d. Guru menanyakan kembali materi
Menghargai
sebelumnya

Motivasi dan Tujuan:


e. Guru mengajak siswa untuk aktif dalam
Aktif
pembelajaran
73

f. Guru memberikan manfaat tentang Disiplin


pentingnya membaca
g. Guru menyampaikan tujuan Menghargai
pembelajaran yang akan diajarkan
h. Siswa diberi penjelasan tentang proses Menghargai
pembelajaran yang akan berlangsung

2. Kegiatan Inti
No. Langkah Kegiatan Nilai Karakater
2. a. Eksplorasi (25 Menit)
1) Guru membagi siswa menjadi 5 Kerja sama,
kelompok secara heterogen yang Tanggung jawab
masing-masing terdiri dari 5-6 orang.
2) Guru membagikan komik tentang Santun
“Humus Si Penyubur Tanah”
3) Guru mengarahkan siswa untuk
menanyakan bagaimana ciri tanah yang Aktif
baik.
4) Guru mengajak para siswa membaca Gemar membaca
komik “Humus Si Penyubur Tanah”
yang telah dibagikan. (diberikan waktu
15 menit)
5) Guru memberikan contoh membaca Aktif
dengan lafal dan intonasi yang benar,
kemudian siswa mengikutinya Tanggung jawab dan
6) Guru mempersilakan atau menunjuk percaya diri
siswa untuk menyimpulkan isi bacaan
di depan kelas dengan lafal dan intonasi Menghargai
yang benar
74

7) Guru meluruskan bacaan yang kurang


tepat
b. Elaborasi (15 Menit)
1) Guru memberikan latihan soal Mandiri dan percaya
pertanyaan tentang materi yang diri
diajarkan
2) Siswa mengerjakan latihan soal secara Mandiri
mandiri
3) Membahas secara bersama-sama tugas Percaya diri dan
yang telah diberikan berani
c. Konfirmasi (10 Menit)
1) Guru memberi penguatan yang tentang Disiplin
materi pembelajaran
2) Guru menanyakan kembali kepada Aktif
siswa tentang pembelajaran hari ini
yang belum dipahami

3. Kegiatan Penutup (10 Menit)


No. Langkah Kegiatan Nilai Karakter
3. a. Simpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan materi Komunikatif
yang dipelajari
b. Refleksi
1) Guru mengevaluasi hasil belajar siswa Disiplin
2) Siswa memberikan kesan dan pesan Percaya diri
tentang pembelajaran yang diikuti
c. Informasi kegiatan selanjutnya
1) Guru memberikan infomasi tentang Disiplin
materi yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya
75

d. Penutup
1) Guru menunjuk seorang siswa untuk Religius
memimpin doa penutup (acak)
2) Memberi salam penutup Religius

H. Sumber Pembelajaran
Buku pelajaran Bahasa Indonesia kelas III SD/MI

I. Penilaian
Instrumen
No. Indikator Teknik Bentuk
Penilaian
1. Membaca dengan lafal dan intonasi
yang tepat
3. Menyimpulkan isi bacaaan dengan Tes Tertulis Terlampir
satu atau beberapa kalimat
4. Menjawab pertanyaan bacaan

Tangerang Selatan, 12 Mei 2016


Guru Mata Pelajaran Peneliti

Nurjannah, S.Ag Rosi Lestari


NIM. 1112018300049

Mengatahui,
Kepala Sekolah SD Islam Al Amanah

H. Ogi Suprayogi, S.Pd.


76

Lampiran 2
77
78
79
80
81

Lampiran 3
82
83
84
85

Lampiran 4

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(KELAS KONTROL)

Nama Sekolah : SD Islam Al Amanah


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : III/II
Pertemuan ke- : 3 (Tiga)
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi
Membaca
7. Memahami teks dengan membaca intensif (150-200 kata) dan membaca
puisi

B. Kompetensi Dasar
7.1 Menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang
(150-200 kata) yang dibaca secara intensif

C. Indikator Pencapaian Kompetensi Pembelajaran


7.1.1 Membaca dengan lafal dan intonasi yang tepat
7.1.2 Menyimpulkan isi bacaan dengan satu atau beberapa kalimat
7.1.3 Menjawab pertanyaan bacaan

D. Tujuan Pembelajaran
1. Pembelajaran membaca intensif melalui teks, siswa diharapkan dapat
membaca dengan lafal dan intonasi yang tepat
2. Pembelajaran membaca intensif melalui teks, siswa diharapkan dapat
menyimpulkan isi bacaaan dengan satu atau beberapa kalimat dengan tepat.
3. Pembelajaran membaca intensif melalui teks, siswa diharapkan dapat
menjawab pertayaan bacaan dengan cermat
86

Nilai Karakter :
Disiplin, aktif, komunikatif, religius, santun, mandiri, gemar membaca,
tanggung jawab, percaya diri, berani, jujur, kerja sama dan menghargai.

E. Materi Pembelajaran
Membaca teks secara intensif yang berjudul “Humus Si Penyubur
Tanah” untuk memperoleh pemahaman yang optimal.

F. Pendekatan, Media, Metode


1. Pendekatan : Berpusat pada siswa
2. Media : Teks
3. Metode : Ceramah, diskusi, penugasan, dan tanya jawab

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
No. Deskripsi Kegiatan Guru Nilai Karakter
1. Orientasi :
a. Guru membuka pembelajaran dengan Religius
mengucap salam dan menanyakan kabar
siswa
b. Guru menunjuk seorang siswa untuk Religius
memimpin doa pembuka (acak)
c. Guru melakukan komunikasi tentang Jujur
kehadiran siswa

Apersepsi:
d. Guru menanyakan kembali materi
Menghargai
sebelumnya

Motivasi dan Tujuan:


e. Guru mengajak siswa untuk aktif dalam
Aktif
pembelajaran
87

f. Guru memberikan manfaat tentang Disiplin


pentingnya membaca
g. Guru menyampaikan tujuan Menghargai
pembelajaran yang akan diajarkan
h. Siswa diberi penjelasan tentang proses Menghargai
pembelajaran yang akan berlangsung

2. Kegiatan Inti
No. Langkah Kegiatan Nilai Karakater
2. a. Eksplorasi (25 Menit)
1) Guru membagi siswa menjadi 5 Kerja sama,
kelompok secara heterogen yang Tanggung jawab
masing-masing terdiri dari 5-6 orang.
2) Guru membagikan teks tentang Santun
“Humus Si Penyubur Tanah”
3) Guru mengarahkan siswa untuk
menanyakan bagaimana ciri tanah Aktif
yang baik.
4) Guru mengajak para siswa membaca Gemar membaca
teks “Humus Si Penyubur Tanah” yang
telah dibagikan. (diberikan waktu 15
menit)
5) Guru memberikan contoh membaca Aktif
dengan lafal dan intonasi yang benar,
kemudian siswa mengikutinya Tanggung jawab dan
6) Guru mempersilakan atau menunjuk percaya diri
siswa untuk menyimpulkan isi bacaan
di depan kelas dengan lafal dan Menghargai
intonasi yang benar
88

7) Guru meluruskan bacaan yang kurang


tepat
b. Elaborasi (15 Menit)
1) Guru memberikan latihan soal Mandiri dan percaya
pertanyaan tentang materi yang diri
diajarkan
2) Siswa mengerjakan latihan soal secara Mandiri
mandiri
3) Membahas secara bersama-sama tugas Percaya diri dan
yang telah diberikan berani
c. Konfirmasi (10 Menit)
1) Guru memberi penguatan yang tentang Disiplin
materi pembelajaran
2) Guru menanyakan kembali kepada Aktif
siswa tentang pembelajaran hari ini
yang belum dipahami

3. Kegiatan Penutup (10 Menit)


No. Langkah Kegiatan Nilai Karakter
3. a. Simpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan materi Komunikatif
yang dipelajari
b. Refleksi
1) Guru mengevaluasi hasil belajar siswa Disiplin
2) Siswa memberikan kesan dan pesan Percaya diri
tentang pembelajaran yang diikuti
c. Informasi kegiatan selanjutnya
Guru memberikan infomasi tentang materi Disiplin
yang akan dipelajari pada pertemuan
selanjutnya
89

d. Penutup
1) Guru menunjuk seorang siswa untuk Religius
memimpin doa penutup (acak)
2) Memberi salam penutup Religius

H. Sumber Pembelajaran
Buku pelajaran Bahasa Indonesia kelas III SD/MI

I. Penilaian
Instrumen
No. Indikator Teknik Bentuk
Penilaian
1. Membaca dengan lafal dan intonasi
yang tepat
3. Menyimpulkan isi bacaaan dengan Tes Tertulis Terlampir
satu atau beberapa kalimat
4. Menjawab pertanyaan bacaan

Tangerang Selatan, 12 Mei 2016


Guru Mata Pelajaran Peneliti

Nurul Komariah, S.Pd.I. Rosi Lestari


NIM. 1112018300049

Mengatahui,
Kepala Sekolah SD Islam Al Amanah

H. Ogi Suprayogi, S.Pd.


90

Lampiran 5
Bacalah teks berikut ini dengan cermat dan sungguh-sungguh!

Humus Si Penyubur Tanah

Apakah humus itu? Humus adalah bunga tanah. Bunga tanah merupakan
bahan makanan untuk tanaman. Humus berasal dari tumbuhan dan hewan yang
membusuk.
Jika ingin tanahmu subur kamu dapat membuat humus itu sendiri. Caranya
kumpulkan sampah daun-daunan, kemudian timbun sampah-sampah tersebut di
dalam lubang. Sebaiknya, lubang dibuat di bawah pohon yang rindang. Alasannya
karena udara lembab akan mempercepat pembusukan.
Setelah beberapa lama, daun-daun tersebut akan membusuk. Bentuknya
berupa gumpalan-gumpalan hitam yang tercampur dengan tanah. Inilah yang
disebut humus. Tanah yang berhumus ini berasa berminyak jika kita pegang.
Jika humus tadi dicampur dengan tanah padat, tanah padat tersebut akan
menjadi gembur. Tanah gembur sangat subur. Didalamnya tersedia banyak
makanan untuk tanaman. Tanah gembur juga memudahkan akan mencari
makanan untuk pertumbuhannya.
91

Lampiran 6

Lembar Kerja Siswa

Nama : Nilai

Kelas :

Hari/Tanggal :

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan tepat!


1. Apakah humus itu ?
Jawab:

2. Apa manfaat humus ?


Jawab :

3. Bagaimana cara membuat humus ?


Jawab :

4. Mengapa lubang untuk membuat humus sebaiknya di bawah pohon rindang ?


Jawab :

5. Apa yang terjadi jika humus dicampur dengan tanah padat ?


Jawab :
92
93
94
95

Lampiran 7
Gambar Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
SD Islam Al Amanah Tangerang Selatan

Proses Kegiatan Membaca dengan Menggunakan


Media Komik Kelas Eksperimen

Proses Kegiatan Diskusi Bersama Kelompok


96

Proses Kegiatan Membaca Kelas Kontrol

Foto Bersama Siswa Kelas III SD Islam Al Amanah Tangerang Selatan


97

Lampiran 8
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

Jenis Sekolah : Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : III/II

No.
Standar Indikator Indikator Jenjag Bentuk Butir
Kompetensi Dasar Materi Nomor
Kompetensi Kompetensi Pembelajaran Kemampuan Soal Soal
Soal
1. 8. Memahami 7.2 Menjawab dan 1. Membaca 6. Menjelaskan C1 1
teks dengan atau dengan lafal dan pengertian humus
membaca mengajukan intonasi yang 7. Menjelaskan C2 2
intensif (150- pertanyaan tepat Humus manfaat humus Uraian 5
200 kata) dan tentang isi teks 2. Menyimpulkan 8. Mengidentifikasi C1 3
membaca agak panjang isi bacaan cara membuat
puisi (150-200 kata) dengan satu atau humus
98

yang dibaca beberapa kalimat


secara intensif 9. Menyimpulkan C2 4
3. Menjawab lubang untuk
pertanyaan membuat humus
bacaan 10. Menjelaskan
humus bila di C2 5
campur dengan
tanah padat
99

Lampiran 9

Rubrik Penilaian Pertanyaan Jawaban Keterampilan Membaca Intensif

Nomor Ktriteria Penilaian


Aspek yang Skor
No Butir
Dinilai 4 3 2 1 Maksimum
Soal
1. Ketepatan Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban
jawaban tepat sesuai cukup tepat kurang tepat tidak tepat
1 4
dengan dengan dengan dengan
pertanyaan pertanyaan pertanyaan pertanyaan
Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban
tepat sesuai cukup tepat kurang tepat tidak tepat
2 4
dengan dengan dengan dengan
pertanyaan pertanyaan pertanyaan pertanyaan
Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban
tepat sesuai cukup tepat kurang tepat tidak tepat
3 4
dengan dengan dengan dengan
pertanyaan pertanyaan pertanyaan pertanyaan
Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban
tepat sesuai cukup tepat kurang tepat tidak tepat
4 4
dengan dengan dengan dengan
pertanyaan pertanyaan pertanyaan pertanyaan
2. Kelogisan Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban
Argumentasi sangat tepat cukup tepat kurang tepat tidak tepat
dan logis dan logis dan logis dan tidak
5 4
dengan dengan dengan logis
pertanyaan pertanyaan pertanyaan dengan
pertanyaan
Jumlah 20
100

Lampiran 10

Kunci Jawaban Keterampilan Membaca Intensif

1. Humus adalah bunga tanah. Bunga tanah merupakan bahan makanan untuk
tanaman.
2. Humus bermanfaat untuk menyuburkan tanah dan mempercepat pertumbuhan.
3. Cara membuat humus yaitu kumpulkan sampah atau daun-daun, kemudian
timbun sampah atau daun-daun tersebut di dalam lubang.
4. Alasannya, karena udara lembab akan mempercepat pembusukan.
5. Jika humus dicampur dengan tanah padat, maka tanah padat tersebut akan
menjadi gembur, dan tanah yang gembur sangat subur untuk tanaman.
101

Lampiran 11
Daftar Nilai Posttest Kelas Eksperimen
Kelas III SD Islam Al Amanah
Tangerang Selatan

No Nama Nilai
1 Abdul 65
2 Adit 55
3 Aditya 100
4 Amelia Putri Siliviora 95
5 Artur Galiano Sofyan 80
6 As Syifa 90
7 Daffie 60
8 Danias 95
9 Faiz 95
10 Farel 55
11 Karisa Dai Solehati 100
12 M. Arif 85
13 M. Bayu 80
14 M. Faqih 100
15 M. Rafiq Zada 100
16 Marcella Putri 90
17 Najla Ayudia Pratama 85
18 Nazwa Valencia 80
19 Prabu 75
20 Reyhan 100
21 Satria 95
22 Septiani Utami 95
23 Syafiq 85
24 Syahdan 50
25 Widya Riska 100
26 Zahra Alia 90
27 Zefran 85
Jumlah 2285
Rata-Rata 84,63
102

Lampiran 12
Daftar Nilai Posttest Kelas Kontrol
Kelas III SD Islam Al Amanah
Tangerang Selatan

No Nama Nilai
1 Adam 90
2 Aisyah Azimatul Afkar 90
3 Annisa Neyla Salisa 85
4 Danish 95
5 Davi 55
6 Davin 65
7 Firja 70
8 Ghina Zada Haifa 95
9 Gibran 40
10 Hasbi 25
11 Helen 90
12 Ihsan 45
13 Kafka 90
14 Keyyisha Lubna 100
15 M. Fadlan 70
16 M. Thobias 50
17 M.Rizqi Ainun Najib 85
18 Maulana 75
19 Naura Yasmin 65
20 Putra Dipa Negara 95
21 Raisya 90
22 Reyhan 70
23 Rifki Darmawan 75
24 Siti Kayla Ramadhani 75
25 Yuiza Azizah 85
26 Zahwa Aqila 80
27 Zidan 90
Jumlah 2040
Rata-Rata 75,56
103

Lampiran 13
104
105
106
107

Lampiran 14
108

Lampiran 15

KEMENTERIAN AGAMA No. Dokumen : FITK-FR-LABF-219

UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 12 Januari 2015

FORM (FR) No. Revisi: : 00


FITK
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS MENGAJAR

1. Nama Mahasiswa : Rosi Lestari


2. Tempat Praktik : SD Islam Al Amanah
3. Kelas : III
4. Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
5. Waktu : 08.00 – 09.30
6. Tanggal : 02 Mei 2016

NO ASPEK YANG DIAMATI DESKRIPSI

I Pra Pembelajaran

1.Pengaturan tempat duduk masing-masing siswa Tempat duduk siswa sudah diatur
bekelompok, tetapi masih ada siswa
yang tidak mau berkelompok

2. pengkondisian kesiapan pelaksanaan Guru mengucapkan salam berkali-


pembelajaran kali

II Kegiatan Membuka Pelajaran

1.Mengajukan pertanyaan/apersepsi Bertanya mengenai PR yang sulit


atau tidak bisa dikerjakan oleh
siswa

2. Memberikan penjelasan tentang kompetensi Guru tidak menjelaskan kompetensi


yang hendak dicapai yang hendak dicapai
109

III Kegiatan Inti Pembelajaran

A. Penjelasan materi pelajaran

1. Memperhatikan penjelasan materi pelajaran Guru memberikan penjelasan


secara berulang-ulang dan sebagian
siswa ada yang bercanda

2. Bertanya saat proses penjelasan materi Sebagian siswa ada yang bertanya
karena belum mengerti tentang isi
bacaan

3. Interaksi antar siswa Guru tidak memfasilitasi karena


yang digunakan metode ceramah

4. Interaksi antara siswa-guru, siswa-materi Antara guru dan siswa kurang


pelajaran melakukan tanya jawab

B. Pendekatan/Strategi Belajar

1. Keterlibatan dalam kegiatan belajar Menggunakan strategi konvesional

2. Mengemukakan pendapat ketika diberikan Sebagian siswa diberi kesempatan


kesempatan untuk bertanya

3. Mencatat penjelasan yang disampaikan guru Sebagian siswa ada yang mencatat

4. Memotivasi siswa untuk bertanya Guru mengingatkan siswa agar


selalu bertanya ketika menemukan
kesulitan dalam belajar

C. Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber


Belajar

1. Interaksi antara siswa dan media pembelajaran Media yang digunakan hanya buku
yang digunakan guru referensi

2. Tertarik pada materi yang disajikan dengan Sebagian siswa masih mengalami
media pembelajaran kesulitan dalam memahami isi
bacaan

3. Penggunaan sumber belajar selain buku ajar dan Tidak


110

LKS

D. Penilaian Proses

1. Mengerjakan tugas/latihan yang diberikan guru Ada siswa yang mengerjakan tugas
dengan cepat, namun ada beberapa
siswa yang lama dalam
mengerjakannya

2. Menjawab pertanyaan guru dengan benar Sebagian siswa ada yang menjawab
dengan benar

E. Penggunaan Bahasa

1. Mengemukakan pendapat Menggunakan bahasa yang sering


ditemui dikehidupan sehari-har

2. Mengajukan pertanyaan Menggunakan bahasa sesuai yang


dimengerti siswa

IV PENUTUP

Keterlibatan dalam memberi Tidak memberikan kesimpulan


rangkuman/kesimpulan

Pelajaran yang diperoleh dari hasil pengamatan/observasi :

Menggunakan media pembelajaran selain buku referensi, agar siswa lebih


berminat ketika proses pembelajaran. Sehingga materi pembelajaran dapat
dimengerti dan mudah dipahami oleh siswa

Nama pengamat :Rosi Lestari

Tanda Tangan

Tanggal, 02 Mei 2016

Guru Mata Pelajaran

Nurjannah, S.Ag
111
112
113
114
115
116
BIODATA PENULIS

Rosi Lestari, NIM. 1112018300049.


Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta,
2016.
Penulis lahir di Tangerang, 25 Agustus
1994. Bertempat tinggal di Jalan Gading
Serpong, Kp. Kalipaten RT04/04 No.04. Desa Pakulonan Barat, Kecamatan
Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang. Penulis merupakan anak kedua dari tiga
bersaudara. Orang tua penulis ialah Bapak Purwadi dan Ibu Nuryati.
Riwayat pendidikan penulis, SD Negeri Pakolonan Barat II tamat tahun
2001-2006. MTs Negeri 1 Kota Tangerang tahun pelajaran 2006-2009. SMA
Negeri 9 Kota Tangerang tahun pelajaran 2009-2012, dan Perguruan Tinggi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta lulus tahun 2016. Pengalaman Organisasi: Rohis,
LTTQ Fathullah UIN Jakarta, HIQMA UIN Jakarta, PMII,

Anda mungkin juga menyukai