BERWAWASAN MULTIKULTURAL
DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 BATU
SKRIPSI
OLEH
MIFTA CHOLIN
NIM: 05110093
SKRIPSI
OLEH:
MIFTA CHOLIN
NIM: 05110093
SKRIPSI
Diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim
Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Strata Satu Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I)
OLEH:
MIFTA CHOLIN
NIM: 05110093
HALAMAN PERSETUJUAN
SKRIPSI
OLEH
MIFTA CHOLIN
NIM: 05110093
Dr. M. Zainuddin, MA
NIP. 150 275 502
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
HALAMAN PENGESAHAN
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BERWAWASAN MULTIKULTURAL
DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 BATU
SKRIPSI
dipersiapkan dan disusun oleh
Mifta Cholin (05110093)
telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal
14 April 2009 dengan nilai: A
dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
pada tanggal: 14 April 2009.
Panitia Ujian,
Tanda Tangan
Ketua Sidang,
Dr. M. Zainuddin, MA
NIP. 150 275 502
Sekretaris Sidang,
Marno, M. Ag
NIP. 150 321 639
Pembimbing,
Dr. M. Zainuddin, MA
NIP. 150 275 502
Penguji Utama,
Drs. HM. Padil, M. PdI
NIP. 150 267 235
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Tarbiyah
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
PERSEMBAHAN
Almarhum Bapak (Chariri) dan Ibu (Tamsirah) yang Tercinta,
dengan segala jerih payah menyayangiku, mendoakanku, dan
menguatkanku setiap waktu sampai pada terselesaikannya karya ini,
tetapi tidak akan putus dan selesai sampai di sini pengabdian dan
doaku selalu hingga akhir hayat hidupku.
Guru-guruku,
segala petuah, bimbingan, penghargaan, dan hukuman yang diberikan
adalah pelita bagiku dalam menjalani hidup. Engkaulah cahaya yang
takkan redup oleh waktu dan takkan usang oleh masa.
MOTTO
Artinya:
Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenalmengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
(Q.S. Al-Hujurat: 13)1
Al-Quran dan Terjemahnya (Bandung: PT Syaamil Cipta Media, 2005), hlm. 517.
Dr. M. Zainuddin, MA
Dosen Fakultas Tarbiyah
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
NOTA DINAS PEMBIMBING
Malang, 04 April 2009
Hal
: Skripsi Mifta Cholin
Lamp : 5 (Lima) Eksemplar
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Di
Malang
Pembimbing,
Dr. M. Zainuddin, MA
NIP. 150 275 502
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu
perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Mifta Cholin
KATA PENGANTAR
penulisan
skripsi
ini
dengan
judul
PEMBELAJARAN
2. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang.
3. Bapak Prof. Dr. H. M. Djunaidi Ghony, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
4. Bapak Drs. Moh. Padil, M. PdI, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
5. Bapak Dr. H. M. Zainuddin, MA, selaku dosen pembimbing yang dengan
sabar mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini dari awal sampai
akhir.
6. Bapak Drs. Suprayitno, M. Pd, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Batu
yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di
lembaga yang beliau pimpin.
7. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, yang telah banyak
memberikan bimbingan ilmu dan pengalaman belajar yang hebat kepada
penulis.
8. Kawan-kawan lama yang selalu di hati (Nietha Puniaty, Indah Hardiny, dan
Amin Tri Wibowo) atas doa dan semangat yang tak henti-henti.
9. Sahabat Mahad Khodijah Al-Kubro kamar 19 & 39 (Mbak Luth, Manar, Nia,
Nisa, Yudha, Lia, Ika, Irma, Nuri, Nuha, Zaim, Lely, dan Neni) atas
kebersamaan yang hangat serta keceriaan yang selalu kurindukan.
10. Teman seperjuanganku (Elok Stya, Syifa Nudiyah, Vitros, Putri, Junaidah,
Ulul, Indrajed, Cupink, dan Kelompok 2 PKLI Belung Poncokusumo) dengan
kisah suka dan duka serta motivasi tak henti untuk selalu bertahan dan terus
berjuang sampai titik darah penghabisan.
11. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini, yang tidak dapat
penulis sebutkan satu per satu.
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita
semua. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dunia ini tidak ada yang
sempurna. Begitu juga dalam penulisan skripsi ini, yang tidak luput dari
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, dengan segala ketulusan dan
kerendahan hati penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
konstruktif demi penyempurnaan skripsi ini.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis berharap semoga
dengan rahmat dan izin-Nya mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pihak-pihak yang bersangkutan. Amin Ya Robbal Alamin.
Penulis,
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Bimbingan Skripsi
Lampiran 2
: Bukti Konsultasi
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
: Pedoman Wawancara
Lampiran 9
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v
HALAMAN MOTTO .................................................................................... vi
HALAMAN NOTA DINAS........................................................................... vii
HALAMAN PERNYATAAN........................................................................ viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................ xvii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ABSTRAK
Mifta Cholin, 2009. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berwawasan
Multikultural di SMA Negeri 2 Batu. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama
Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik
Ibrahim Malang, Dr. M. Zainuddin, MA.
BAB I
PENDAHULUAN
Ainul Yaqin, Pendidikan Multikultural, Cross Cultural Understanding untuk Demokrasi dan
Keadilan (Jogyakarta: Pilar Media, 2005), hlm.
3
Ngainun Naim dan Ahmad Syauqi, Pendidikan Multikultural: Konsep dan Aplikasi (Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media, 2008), hlm. 15.
kegiatan
lainnya
dalam
masyarakat
yang
bersangkutan.
Seperti separatisme Aceh yang menghasilkan status bumi serambi Mekah ini sebagai daerah istimewa
(khusus), dengan penerapan syariat Islamnya, terlepasnya Timor Leste terlepas dari debat tentang ketidak
Sebagai
suatu
kesepakatan,
tujuan
pendidikan
bukanlah
merupakan suatu dogma yang tidak berubah bahkan merupakan patokan yang
terus bergerak ke depan untuk lebih menyempurnakan upaya memerdekakan
warganya.5
Dunia pendidikan dewasa ini berkembang semakin pesat dan semakin
kompleksnya persoalan pendidikan yang dihadapi bukanlah tantangan yang
dibiarkan begitu saja, tetapi memerlukan pemikiran yang konstruktif demi
fairan bergabungnya negeri "Timor Manise" ini sebelumnya, Jaya Pura (Irian Jaya), dan daerah konflik
lainnya adalah wujud ketidak harmonisan pemahaman pluralitas berbangsa kita.
5
H.A.R Tilaar, Manifesto Pendidikan Nasional, Tinjauan dari Perspektif Postmodernisme dan
Studi Kultural (Jakarta: Kompas, 2006), hlm. 112.
berhubungan
dengan
peserta
didik
diharuskan
mempunyai
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Mengajar (Surabaya: Usaha
Nasional, 1991), hlm. 33.
lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada
tingkat optimal. Disamping hal tersebut di atas, kompetensi dalam proses
interaksi belajar mengajar dapat pula menjadi alat motivasi ekstrinsik, guna
memberikan dorongan dari luar diri siswa.7
Sebagai dasar dari adanya kompetensi guru ini, penulis nukilkan firman
Allah SWT. Surat Al-Anam: 135 sebagai berikut:
7
8
profesional
dan
memiliki
kompetensi
dalam
bidangnya
dan
meminimalkan terjadinya konflik lahir maupun batin dari diri siswa selaku
komunitas terbesar di SMA Negeri 2 Batu.
Untuk memperbaiki pendidikan terlebih dahulu harus mengetahui
bagaimana manusia belajar dan bagaimana cara mengajarnya. Kedua kegiatan
tersebut
dalam
rangka
memahami
cara
manusia
mengkonstruksi
Islam
11
C. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 56.
strategi dan konsep pembelajaran pendidikan agama Islam yang berbasis pada
pemanfaatan keragaman yang ada pada masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas, maka peneliti mengambil
rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah
Perencanaan
Pembelajaran
Pendidikan
Agama
Islam
Agama
Islam
Agama
Islam
Bagaimanakah
Pelaksanaan
Pembelajaran
Pendidikan
Bagaimanakah
Hasil
dari
Pembelajaran
Pendidikan
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan:
1.
2.
3.
D. Manfaat Penelitian
Setelah
menentukan
tujuan,
selanjutnya
menentukan
kegunaan
Lembaga
mengembangkan
Pendidikan,
kualitas
adalah
pendidikan
sebagai
pengetahuan
dalam
khususnya
dalam
Islam,
3. kesiswaan,
4. keuangan,
5. sarana dan prasarana, serta
6. kerjasama atau humas.
Atas dasar inilah peneliti lebih menitikberatkan pada aspek pembelajaran.
Adapun dalam penelitian ini, fokus penelitiannya adalah pembelajaran
pendidikan agama Islam berwawasan multikultural di SMA Negeri 2 Batu.
F. Sistematika Pembahasan
Dalam tulisan ilmiah unsur yang paling penting adalah bagaimana tulisan
tersebut disusun dengan sistematis dan mempunyai hubungan antara masalah
yang di atas dengan yang di bawahnya. Sistematika isi penelitian yang telah
dideskripsikan dalam skripsi ini sebagai berikut:
Bab I
dalam
pendidikan,
tujuan
dan
fungsi
pendidikan
multikultural,
strategi
dan
manajemen
pendidikan
multikultural.
d.
singkat SMA Negeri 2 Batu, visi dan misi SMA Negeri 2 Batu, struktur
organisasi SMA Negeri 2 Batu. b. Penyajian Data: 1. perencanaan
pembelajaran pendidikan agama Islam berwawasan multikultural di SMA
Negeri 2 Batu. 2. pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam
berwawasan multikultural di SMA Negeri 2 Batu. 3. hasil pembelajaran
pendidikan agama Islam berwawasan multikultural di SMA Negeri 2 Batu.
Bab V
Bab VI
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Pembelajaran
1. Pengertian Pembelajaran
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran
merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan
pencapaian
tujuan
pendidikan
banyak
tergantung
pada
proses
ialah
membelajarkan
siswa
menggunakan
asas
12
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm. 61.
melibatkan
banyak
komponen
faktor
yang
perlu
berkaitan
dengan
efektivitas
dan
efisiensi
dalam proses
pembelajaran.
2. Tujuan Pembelajaran
Pada dasarnya belajar itu mempunyai tujuan agar peserta didik dapat
meningkatkan kualitas hidupnya sebagai individu maupun sebagai
13
Siti Kusrini, dkk. Ketrampilan Dasar Mengajar (PPL 1), Berorientasi pada Kurikulum
Berbasis Kompetensi (Malang: Fakultas Tarbiyah UIN Malang, 2008), hlm. 137.
makhluk
sosial.
Sebagai
individu
seseorang
diharapkan
dapat
landasan
yang
berguna
sekali
dalam
mendeskripsikan
strategi
untuk
mencapai
Pelaksanaan
perencanaan
tujuan
tersebut
yang
dapat
telah
disusun
ditentukan.
berdasarkan
pula
dengan
perencanaan
pembelajaran,
yang
15
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Konsep dan
Implementasi Kurikulum 2004 (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 93.
16
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis: Sebuah Model Pelibatan Masyarakat
dalam Penyelenggaraan Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2004), hlm. 112.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
program
dimaksudkan
agar
pembelajaran
keutuhan
dan
selama
tahun
pelajaran
kesinambungan
program
kondisi
pembelajaran
agar
kegiatan
pembelajaran
dapat
17
pelayanan
penunjang
yang
diperlukan
untuk
pembelajaran.
Mengingat
pendekatan
pembelajaran
19
nilai.20
Dalam kaitannya dengan pembelajaran, Moekijat yang dikutip
oleh Mulyasa mengemukakan teknik evaluasi belajar pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap sebagai berikut:
(1) Evaluasi belajar pengetahuan, dapat dilakukan dengan ujian
tulis, lisan, dan daftar isian pertanyaan; (2) Evaluasi belajar
ketrampilan,
dapat
dilakukan
dengan
ujian
praktik,
analisis
tidak
menimbulkan
interpretasi
yang
tidak
ada
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 179.
21
E. Mulyasa, op.cit., hlm. 223.
b.
c.
d.
25
terwujud
persatuan
dan
kesatuan
nasional
(ukhuwah
meningkatkan
keimanan,
pemahaman,
penghayatan
dan
dalam
kehidupan
pribadi,
bermasyarakat,
berbangsa
dan
bernegara.27
Dengan demikian dapatlah dipahami bahwa tujuan pendidikan
agama Islam adalah sama dengan tujuan manusia diciptakan, yakni untuk
berbakti kepada Allah SWT sebenar-benarnya bakti atau dengan kata lain
26
27
mampu
menumbuhkan
motivasi
dalam
dirinya
untuk
menggerakkan, mengamalkan, dan menaati ajaran agama dan nilainilainya dalam kehidupan pribadi, sebagai manusia yang beriman dan
bertakwa
kepada
Allah
SWT
serta
mengaktualisasikan
dan
28
2.
keharmonisan
secara
personal
dan
sosial
serta
29
Lihat Permen No. 22 Tahun 2006, Tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat
SMA-MA-SMK-MAK (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), hlm. 81.
30
Abdul Majid dan Dian Andayani, op.cit., hlm. 136.
samping
pendidikan
agama
disampaikan
secara
empiric
31
33
32
33
yaitu
untuk
memperbaiki
kesalahan-kesalahan,
34
35
fitrah mereka tersebut ke arah yang benar sehingga mereka akan dapat
mengabdi dan beribadah sesuai dengan ajaran Islam.
e. Pencegahan,
yaitu
untuk
menangkal
hal-hal
negatif
dari
dan
menghambat
perkembangannya
menjadi
manusia
Indonesia seutuhnya.36
Maksudnya adalah bahwa Pendidikan Agama Islam mempunyai peran
dalam mengatasi persoalan-persoalan yang timbul di masyarakat yang
tidak dapat dipecahkan secara empiris karena adanya keterbatasan
kemampuan dan ketidakpastian.
Oleh karena itu, diharapkan Pendidikan Agama Islam menjalankan
fungsinya sehingga masyarakat merasa sejahtera, aman, stabil, dan
sebagainya.
Untuk
itu,
Pendidikan
Agama
Islam
hendaknya
36
37
39
b.
40
d.
e.
menerapkan
hubungan
sesama
makhluk
dengan
41
kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan
dan
kelemahan-
43
44
mewujudkan persatuan
nasional.45
Pendidikan agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual
dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak
mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari
pendidikan agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengamalan,
pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan
nilai-nilai
tersebut
dalam
kehidupan
individual
ataupun
kolektif
C. Konsep Multikultural
1. Pengertian Multikultural
Multikulturalisme secara etimologis marak pada tahun 1950-an di
Kanada. Menurut Longer Oxford Dictionary istilah multiculturalism
berasal dari kata multicultural. Kamus ini menyitir kalimat dari surat kabar
Kanada, Montreal Times yang menggambarkan masyarakat Montreal
sebagai masyarakat multicultural and multilingual.47
Multikultural berarti beraneka ragam kebudayaan. Menurut Parsudi
Suparlan akar kata dari multikulturalisme adalah kebudayaan, yaitu
kebudayaan yang dilihat dari fungsinya sebagai pedoman bagi kehidupan
manusia.48 Dalam konteks pembangunan bangsa, istilah multikultural ini
46
tidaklah
dapat
disamakan
dengan
konsep
kesukubangsaan,
kebudayaan
sukubangsa,
keyakinan
Makalah yang diseminarkan pada Simposium Internasional ke-3, Jurnal Antropologi Indonesia,
Denpasar Bali, 16-21 Juli).
2.
sebuah
cara
pandang
sekaligus
gaya
hidup,
multikulturalisme
dalam
pendidikan
adalah
identitas,
multikultural
normatif
yaitu
model
pendidikan
yang
merupakan
pedagogic
pemberdayaan
(pedagogy
of
3.
54
55
2.
3.
kondisi
sosial
yang
menjadi
harapan
semua
orang.
5.
6.
kebanggaan
terhadap
warisan
budaya
mereka,
pendidikan
dengan
(1)
memfungsikan
untuk
berbasis
multikultural
peranan
sekolah
dapat
dalam
education)
adalah
proses
penanaman
cara
hidup
di
tengah-tengah
masyarakat
plural.
Dengan
pendidikan
the
First
Days
of
School,
mendefinisikan
manajemen
57
simpatik antar siswa, dan perlakuan adil terhadap siswa yang beragam
budayanya.58
58
Starr, Linda. 2004. Creating a Climate for Learning: Effective Classroom Management
Technique (http://www.educationworld.com/a_curr/curr155.shtml, diakses 11 Nopember 2008).
59
Styles, Donna. 2004. Class Meetings: A Democratic Approach to Classroom Management
(http://www.educationworld.com/a_curr/profdev012.shtml, diakses 11 Nopember 2008).
61
Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Bandung: Fokus Media, 2005), hlm. 101.
62
Zuhairini dan Abdul Ghofir, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Malang: UM
Press, 2004), hlm. 122.
63
menanamkan
kesadaran
spiritual, pendidikan
Islam perlu
kepekaaan
sosial
pada
anak
didik.
Dengan
Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual (Jakarta: Bumi
Aksara, 2008), hlm. 40.
65
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
66
B. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang
lain merupakan instrumen sekaligus pengumpul data utama.69 Dalam hal ini,
sebagaimana dinyatakan oleh Lexy J. Moeloeng, kedudukan peneliti dalam
67
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2006), hlm. 4.
68
Ibid., hlm. 11.
69
M. Zainuddin dan Muhammad Walid, Pedoman Penulisan Skripsi (Malang: Fakultas Tarbiyah
UIN Malang, 2009), hlm. 23.
C. Lokasi Penelitian
Penelitian skripsi ini diadakan di SMA Negeri 2 Batu yang beralamatkan
di Jalan Hasanudin, kecamatan Junrejo, kota Batu yang merupakan salah satu
SMA Negeri unggulan di Kota Batu Provinsi Jawa Timur. Peta (denah) lokasi
SMA Negeri 2 Batu memperjelas lokasi penelitian sebagaimana terdapat
dalam lampiran 1.
Dalam rangka mewujudkan SMA Negeri 2 Batu sebagai lembaga
pendidikan yang professional, maka dalam aktivitas sehari-hari gerak langkah
komponen-komponen pendukung SMA Negeri 2 Batu dibingkai dalam
sebuah tata kerja yang harmonis mulai dari pimpinan sekolah, dewan sekolah,
guru-karyawan hingga siswa dengan struktur organisasi. Dalam upaya
melayani siswa dengan sebaik-baiknya, guru-guru di SMA Negeri 2 Batu
telah memiliki kelayakan dan profesionalisme yang cukup memadai sesuai
dengan bidang mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.
70
D. Sumber Data
Yang dimaksud sumber data dalam penelitian, menurut Suharsimi
Arikunto adalah subjek dimana data diperoleh.71 Sedangkan menurut Lofland,
yang dikutip oleh Moeloeng, sumber data utama dalam penelitian kualitatif
ialah kata-kata atau tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti
dokumen dan lain-lain.72
Adapun sumber data ada dua macam:
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data.73
Dalam penelitian ini, sumber data primer yang diperoleh oleh peneliti
adalah: hasil observasi di kelas, wawancara mendalam (depth interview)
dengan Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Batu, Waka Kurikulum SMA
Negeri 2 Batu, Guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 2 Batu, dan
beberapa murid SMA Negeri 2 Batu.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber yang secara tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau
dokumen.74 Sumber data sekunder yang diperoleh peneliti adalah data
71
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek: Edisi Revisi VI (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006), hlm. 107.
72
Lexy J. Moeloeng, Op.cit., hlm. 157.
73
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung : Alfabeta, 2006), hlm.
253.
74
Ibid., hlm. 253.
75
2. Metode Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu.76
Metode wawancara (interview) dipergunakan apabila seseorang untuk
tujuan suatu tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan atau
pendirian secara lisan dari seorang responden, dengan bercakap-cakap
berhadapan muka dengan orang itu (face to face).77
Metode wawancara ini peneliti gunakan dengan tujuan untuk memperoleh
data yang berkaitan dengan proses pelaksanaan pembelajaran Pendidikan
Agama Islam berwawasan multikultural. Adapun sumber informasi
(informan) adalah Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Batu, Waka Kurikulum
SMA Negeri 2 Batu, Guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 2 Batu,
dan beberapa murid SMA Negeri 2 Batu.
3. Metode Dokumentasi
Tidak kalah penting dari metode-metode lain, adalah metode dokumentasi,
yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan
sebagainya.
Dibandingkan dengan metode lain, maka metode ini agak tidak begitu
sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap dan
76
78
79
80
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: PT. Bima Karya,
1987), hlm. 195.
81
Ibid., hlm. 195.
adalah
teknik
pemeriksaan
keabsahan
data
yang
82
H. Tahap-tahap Penelitian
Dalam penelitian ini, ada beberapa tahapan penelitian:
1. Tahap pra lapangan
a) Memilih lapangan, dengan pertimbangan bahwa SMA Negeri 2 Batu
adalah salah satu SMA unggulan yang menerapkan Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam Berwawasan Multikultural.
b) Mengurus perizinan secara informal ke pihak sekolah yakni SMA
Negeri 2 Batu.
c) Melakukan penjajakan lapangan, dalam rangka penyesuaian dengan
SMA Negeri 2 Batu selaku objek penelitian.
2. Tahap pekerjaan lapangan
a) Mengadakan observasi langsung ke SMA Negeri 2 Batu terhadap
tahap-tahap
proses
pembelajaran
Pendidikan
Agama
Islam
Islam,
dengan
melibatkan
beberapa
informan
untuk
memperoleh data.
b) Memasuki lapangan, dengan mengamati berbagai fenomena proses
pembelajaran
dan
wawancara
dengan
beberapa
pihak
yang
bersangkutan.
c) Berperan serta sambil mengumpulkan data.
3. Penyusunan laporan penelitian, berdasarkan hasil data yang diperoleh.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
PERIODE TUGAS
1. Dra. Mistin, M. Pd
3. Drs. Suprayitno, M. Pd
kecamatan Junrejo kota Batu, dan selesai pada bulan Juni 1998 sehingga
pada tanggal 1 Juni 1998 tahun pelajaran 1998/1999, secara resmi SMA
Negeri 2 Batu menempati gedung baru. Dengan dipimpin Ibu Dra. Mistin
selaku Kepala Sekolah dan baru memiliki 4 (empat) orang guru pegawai
negeri, serta 18 (delapan belas) orang guru GTT.
Sekarang jumlah seluruh personil sekolah tahun pelajaran
2008/2009 ada sebanyak 71 orang, terdiri atas guru 51 orang, karyawan
tata usaha
Kelas
Lk
Pr
Jumlah
1.
X (Sepuluh)
88
196
284
2.
XI (Sebelas)
96
203
299
3.
82
212
294
266
611
877
Jumlah
83
Jenis Kelamin
Buku Pedoman SMA Negeri 2 Batu Tahun Pelajaran 2007/2008, hlm. 5-7.
era
2.
3.
4.
5.
6.
Terciptanya
suasana
kerja
yang
demokratis,
dinamis,
dan
kekeluargaan.
7.
8.
b.
Mempersiapkan
peserta
didik
agar
menjadi
manusia
yang
c.
d.
dan
beradaptasi
dengan
lingkungan
dan
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
84
87
Wawancara dengan Drs. Suprayitno, M. Pd, Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Batu, tanggal 3
Maret 2009, pukul 09.00-09.40.
88
Wawancara dengan Machfud Effendi, S. Ag, Guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 2
Batu, tanggal 13 Februari 2009, pukul 10.30-11.20.
89
Wawancara dengan Fiatin Ainiyah, S. Ag, Guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 2 Batu,
tanggal 16 Februari 2009, pukul 08.10-08.30.
90
Wawancara dengan Djamari, BA, Guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 2 Batu, tanggal
16 Februari 2009, pukul 11.00-11.30.
Indikator
Materi Pokok
Dasar
Membiasakan
Siswa dapat:
diri berperilaku
o Menjelaskan pengertian
dengan sifat-sifat
terpuji dan
sesama
menghindari
sifat tercela
o Husnuzzan
kepada Allah
dan sesama
o Akhlak
karimah
terhadap diri
sendiri
91
o Adab
berpakaian
o Adab
Drs. H. Syamsuri. Pendidikan Agama Islam SMA Jilid 1 Untuk Kelas X Berdasarkan
Kurikulum 2004 Berbasis Kompetensi (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2004), hlm. xi.
o Menunjukkan kebiasaan
bertamu dan menerima tamu
menerima
tamu
Menerapkan
Siswa dapat:
tatakrama dalam
kehidupan
sehari-hari
bertamu dan
sifat hasud
o Hasud,
Riya, dan
Aniaya
KELAS: XI (Sebelas)
ASPEK AKHLAK DAN AL-QURAN
Standar Kompetensi: Menerapkan kesetiakawanan dalam kehidupan
sehari-hari dan menampilkan kerukunan umat
beragama dalam kehidupan sehari-hari92
Kompetensi
Indikator
Materi Pokok
Dasar
Menerapkan
Siswa dapat:
sikap
o Menjelaskan pengertian
kesetiakawanan
sosial dalam
kehidupan
sehari-hari
kesetiakawanan
o Menunjukkan sikap
kesetiakawanan
o Kesetiakawanan
sosial
o Peranan
kesetiakawanan
sosial
o Mendiskusikan peranan
kesetiakawanan sosial dalam
kehidupan seorang muslim
dalam masyarakat
92
Drs. Syamsuri dan Drs. Mohamad Yunus, MA. Pendidikan Agama Islam Jilid 2 Untuk SMU
Kelas 2 Berdasarkan Kurikulum 1994 Suplemen GBPP 1999 Program Semester (Jakarta:
Erlangga, 2003), hlm. 2.
Menerapkan
Siswa dapat:
kerukunan umat
o Menjelaskan pengertian
beragama dalam
kehidupan
sehari-hari
o Kerukunan umat
beragama
o QS. Al-Hujurat:
13
o QS. Al-Imran:
103
umat beragama
o Mengkaji dan memahami
Al-Quran surat Al-Baqarah:
256 dan Al-Kafirun:1-6
tentang kerukunan antar
o QS. Al-Baqarah:
256
o QS. Al-Kafirun:
1-6
umat beragama
o Mendiskusikan Al-Quran
o QS. An-Nisa: 59
Indikator
Materi Pokok
Dasar
Menerapkan
Siswa dapat:
sikap terpuji
o Menunjukkan cara-cara
kepada kedua
kehidupan
sehari-hari
Menerapkan
Siswa dapat:
sikap terpuji
o Menunjukkan cara-cara
kepada sesama
manusia dalam
manusia
kehidupan
sehari-hari
o Berbuat baik
kepada kedua
orang tua
o Kerukunan umat
beragama
o QS. An-Nisaa:
36
o QS. Al-Hujurat:
13
manusia
manusia
budaya
sehingga
menciptakan
masyarakat
94
Wawancara dengan Drs. Suprayitno, M. Pd, Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Batu, tanggal 3
Maret 2009, pukul 09.00-09.40.
95
Wawancara dengan Anto Dwi Cahyono, S. Pd., MM, Wakasek Bagian Kurikulum SMA Negeri
2 Batu, tanggal 28 Februari 2009, pukul 10.00-10.20.
96
Wawancara dengan Machfud Effendi, S. Ag, Guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 2
Batu, tanggal 13 Februari 2009, pukul 10.30-11.20.
97
Wawancara dengan Fiatin Ainiyah, S. Ag, Guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 2 Batu,
tanggal 16 Februari 2009, pukul 08.10-08.30.
98
Wawancara dengan Djamari, BA, Guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 2 Batu, tanggal
16 Februari 2009, pukul 11.00-11.30.
99
Wawancara dengan Rifki Nur Ardian Firmansyah, Murid SMA Negeri 2 Batu Kelas X-5,
tanggal 16 Maret 2009, pukul 10.00-10.10.
100
Wawancara dengan Leonardus Andri Himawan, Murid SMA Negeri 2 Batu Kelas X-3, tanggal
16 Maret 2009, pukul 11.45-12.00.
PAI yang ada meskipun hanya sebagai peserta pasif, dari sinilah muncul
pembelajaran pendidikan agama Islam berwawasan multikultural.
3. Hasil
Pembelajaran
Pendidikan
Agama
Islam
Berwawasan
para guru
101
Prof. Dr. H. Mohamad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran (Bandung: Pustaka
Bani Quraisy, 2004), hlm. 16-17.
102
Wawancara dengan Drs. Suprayitno, M. Pd, Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Batu, tanggal 13
Maret 2009, pukul 08.10-08.25.
dengan prosedur yang ada, akan tetapi peneliti disini tidak memaparkan
hasil evaluasi pembelajaran PAI secara detail, karena yang ingin diketahui
hanyalah hasil dari proses pembelajaran PAI berwawasan multikultural
yang telah dilaksanakan di SMA Negeri 2 Batu.
Peneliti juga melakukan wawancara dengan 3 (tiga) guru pendidikan
agama Islam di SMA Negeri 2 Batu, dan hasilnya adalah sebagai berikut:
..........saya mengamati bahwa semua siswa baik yang beragama Islam
maupun non Islam saat mengikuti pembelajaran PAI semua bersikap biasa
dalam artian tidak ada perubahan sikap (fanatik) dari setiap siswa, saling
menghormati dan yang beragama non Islam juga menghargai siswa yang
Islam dalam mengikuti pelajaran PAI......... 103
.........hasil yang diperoleh adalah keadaan kelas yang kondusif penuh
kekeluargaan, baik pada saat guru menyampaikan materi atau pada saat
mengerjakan tugas yang diberikan guru. Mereka (siswa non Islam) tidak
mengganggu proses pembelajaran PAI di kelas, tetapi mereka juga dapat
membaca di ruang perpustakaan sehingga waktu mereka juga tidak
terbuang sia-sia, mereka memiliki hak untuk memilih. Mengenai evaluasi
kami sebagai GPAI memakai prosedur yang telah ada dan sampai saat ini
tidak memiliki kendala yang berarti........ 104
.........pada saat saya melakukan proses pelaksanaan pembelajaran PAI di
kelas, ada beberapa anak non Islam yang mengikuti pelajaran saya,
terkadang malah saya juga mengajak komunikasi dengan mereka terlepas
dari materi agama Islam yang saya ajarkan, nah kemudian hasilnya adalah
pada saat waktu senggang (jam istirahat) di sekolah, ada anak yang
kebetulan beragama non Islam datang kepada saya dan mengungkapkan
apa yang menjadi permasalahan hidupnya, dari sini saya dapat melihat
bahwasanya anak-anak yang beragama non Islam pun merasa nyaman
kepada saya yang bukan guru agamanya, dan nyaman pula berada di
lingkungan sekolah yang mayoritas agama yang di anut siswanya bukan
agama yang di anutnya (Islam), jadi hasilnya terlihat dari perilaku mereka
yang tidak fanatik dan menghormati terhadap perbedaan......... 105
103
Wawancara dengan Machfud Effendi, S. Ag, Guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 2
Batu, tanggal 13 Februari 2009, pukul 10.30-11.20.
104
Wawancara dengan Fiatin Ainiyah, S. Ag, Guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 2 Batu,
tanggal 16 Februari 2009, pukul 08.10-08.30.
105
Wawancara dengan Djamari, BA, Guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 2 Batu, tanggal
16 Februari 2009, pukul 11.00-11.30.
106
Wawancara dengan Kiki Wahidatul Awaliyah, Murid SMA Negeri 2 Batu Kelas XI IPA 1,
tanggal 3 Maret 2009, pukul 10.00-10.15.
BAB V
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
beragama non Islam yang tersinggung. Hal ini menunjukkan bahwa ternyata
di dalam pembelajaran yang ada masih dapat dikatakan kurang mengenal
tentang wawasan multikultural, sehingga nantinya seorang guru pendidikan
agama Islam harus dapat member pemahaman terhadap murid agar tidak
terjadi kesalahpahaman.
Dan juga dari hasil data yang diperoleh di lapangan ada sebagian guru
yang menyampaikan materi tentang Aqidah (keyakinan) ini dengan apa
adanya (blak-blakan), akan tetapi sebelumnya sang guru tersebut sudah
memberikan penjelasan bahwa di dalam setiap agama itu terdapat persamaan
dan perbedaan. Persamaannya adalah setiap agama selalu ingin menuju
terhadap kebahagiaan dan kesejahteraan bagi penganutnya, dan mungkin
perbedaannya adalah pada tata cara peribadatan yang dilakukan atau jalan
yang digunakan untuk mencapai tujuan masing-masing.
Dari salah seorang informan menyebutkan bahwa di dalam pembelajaran
pendidikan agama Islam berwawasan multikultural yang ada, terkadang sang
guru ada yang lupa kalau muridnya tersebut ada yang beragama non Islam,
hal ini disebabkan karena intensitas seringnya sang murid tersebut dalam
mengikuti proses pembelajaran pendidikan agama Islam yang ada di sekolah
tersebut.
Akan tetapi perlu kita pahami bahwasanya multikultural bukan berarti
paham yang hendak menyeragamkan perbedaan/keanekaan, paham ini justru
menjunjung tinggi keragaman dan menghargai perbedaan. Titik temu
multikultural bukan pada bentuk peleburan untuk menyatu, akan tetapi pada
Sebagai warga negara yang baik maka penduduk Indonesia harus ikut
mendukung adanya era reformasi yang memiliki cita-cita mewujudkan
manusia yang demokratis, menghapus KKN, mengurangi tingkat kemiskinan
dan kesenjangan sosial, memberantas pengangguran, dan bersikap adil dan
bijaksana, maka dengan adanya pembelajaran PAI berwawasan multikultural
maka dapat mempercepat proses terbentuknya masyarakat yang demokratis.
Hal ini membuat siswa tidak kehilangan jati diri budaya asalnya tetapi juga
tidak terhanyut atau fanatik terhadap budaya-budaya baru yang datang di
lingkungannya sehingga tetap memiliki respon positif terhadapnya dan
mampu mereduksi konflik-konflik yang diakibatkan benturan budaya yang
ada. Guru memiliki peran dalam meningkatkan wawasan multikultural karena
pendidikan menjadi wadah yang tepat untuk melaksanakan pembelajaran
yang berwawasan multikultural, selain itu juga peran orang tua dalam
mendukung pembelajaran tersebut, maka setiap sekolah khususnya guru
untuk membuka atau melaksanakan diskusi tentang wawasan multikultural
agar dapat mengurangi bias dan meningkatkan toleransi antar peserta didik.
Dalam mengemukakan hasil pembelajaran pendidikan agama Islam
berwawasan multikultural, tidak lepas dari peranan seluruh civitas akademik
SMA Negeri 2 Batu, baik Kepala Sekolah ,guru pendidikan agama Islam, dan
siswa-siswanya dalam usaha mensukseskan pendidikan multikultural. Secara
keseluruhan dapat dilihat adanya kerukunan dan sikap kekeluargaan yang
ditunjukkan oleh setiap siswa yang ada, sehingga kegiatan belajar mengajar
yang terjadi menjadi lebih kondusif, tanpa pilih kasih dengan tetap
menghargai perbedaan yang ada.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pendidikan agama Islam
berwawasan multikultural ini adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
pembelajaran
pendidikan
agama
Islam
berwawasan
pembelajaran
pendidikan
agama
Islam
berwawasan
multikultural di SMA Negeri 2 Batu berjalan sesuai dengan apa yang telah
direncanakan oleh guru pendidikan agama Islam dengan macam-macam
metode yang mereka gunakan. Cara GPAI menyampaikan materi telah
terselipkan nilai-nilai multikultural baik dalam tutur kata maupun dalam
sikap sehari-hari. Siswa yang beragam non Islam ternyata dalam
pelaksanaan pembelajaran PAI lebih memilih untuk mengikuti sebagai
peserta pasif di dalam kelas daripada meninggalkan kelas meskipun telah
ada kebijakan dari sekolah untuk berada di luar kelas.
B. Saran
1. Dalam pembelajaran pendidikan agama Islam berwawasan multikultural
diperlukan dukungan dari berbagai pihak, khususnya orang tua siswa dan
para guru mata pelajaran umum agar tercipta sikap toleransi di kalangan
civitas akademika SMA Negeri 2 Batu.
2. Perlu adanya peningkatan kerjasama antara Guru Pendidikan Agama Islam
dengan guru mata pelajaran lainnya serta lembaga-lembaga keagamaan
guna meningkatkan toleransi antar umat beragama terutama di kalangan
guru dan siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Multikultural
di
Sekolah
Agama
dan
Madrasah
(http://www.dirjen.depag.ri.or.id).
Permen No. 22 Tahun 2006, Tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Tingkat SMA-MA-SMK-MAK. 2006. Jakarta: Sinar Grafika.
Technique
(http://www.educationworld.com/a_curr/curr155.shtml).
Styles, Donna. 2004. Class Meetings: A Democratic Approach to Classroom
Management (http://www.educationworld.com/a_curr/profdev012.shtml).
Syamsuri, dkk. 2003. Pendidikan Agama Islam SMU Jilid 3 Untuk Kelas 3
Berdasarkan Kurikulum 1994 Suplemen GBPP 1999 Program Semester.
Jakarta: Erlangga.
----------------, 2003. Pendidikan Agama Islam Jilid 2 Untuk SMU Kelas 2
Berdasarkan Kurikulum 1994 Suplemen GBPP 1999 Program Semester.
Jakarta: Erlangga.
---------------, 2004. Pendidikan Agama Islam SMA Jilid 1 Untuk Kelas X
Berdasarkan Kurikulum 2004 Berbasis Kompetensi. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Tilaar, H.A.R., 2004. Multikulturalisme, Tantangan-tantangan Global Masa
Depan dalam Transformasi Pendidikan Nasional. Jakarta: Grasindo.
-----------------, 2006. Manifesto Pendidikan Nasional, Tinjauan dari Perspektif
Postmodernisme dan Studi Kultural. Jakarta: Kompas.
Tobroni, dkk. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan; Demokrasi, HAM, Civil
Society, dan Multikulturalisme. Malang: Pusat Studi Agama, Politik, dan
Masyarakat.
Yaqin, Ainul. 2005. Pendidikan Multikultural, Cross Cultural Understanding
untuk Demokrasi dan Keadilan. Jogyakarta: Pilar Media.