SKRIPSI
Oleh:
NIM. 17140094
April, 2021
HALAMAN JUDUL
SEKOLAH INKLUSI
At Tijanniyah Malang)
SKRIPSI
Untuk Menyusun Skripsi Pada Program Strata Satu (S-1) Jurusan Pendidikan
Oleh:
NIM. 17140094
April, 2021
i
HALAMAN PERSETUJUAN
ii
HALAMAN PENGESAHAN
EVALUASI PEMBELAJARAN SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS DI
SKRIPSI
Telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal 22 April 2021 dan dinyatakan
LULUS
Serta diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Strata Satu
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan beribu nikmat dan
karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan
karya ilmiah skripsi ini. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kehadirat
baginda Rasulullah SAW. Karya ilmiah skripsi ini peneliti persembahkan kepada :
Keluarga
Terimakasih kepada keluarga besar peneliti khususnya kedua orang tua Bapak
Alm. Samono dan Ibu Paini yang selalu memberikan pengorbanan, doa dan
dukungan kepada peneliti, juga kepada kakak peneliti Sri Nuryani dan Sumali
yang telah ikut serta memberikan dorongan dan dukungan dalam segala aspek,
semoga selalu sehat, dan bahagia.
Sahabat Tersayang
Terimakasih kepada seluruh rekan-rekan yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
khususnya Ilham Ahmad Fauzi, Roshydatul, Fadhylatul, Dwi, Riza, Shofi, dan
banyak.
iv
MOTTO
1
Q.S. Al Hujurat : 11
v
Ratna Nulinnaja, M.Pd.I
Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
NOTA DINAS PEMBIMBING
Yang Terhormat,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang
di
Malang
Pembimbing,
vi
SURAT PERNYATAAN
vii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih, lagi Maha
Penyayang, dan segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam. Peneliti
mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas izin, rahmat, serta
hidayah-Nya penulisan skripsi yang berjudul “Evaluasi Pembelajaran Siswa
Berkebutuhan Khusus di Sekolah Inklusi : Studi kasus di MI Hidayatul
Mubtadiin dan SDI Unggulan Asy Syafiiyah At Tijaniyyah Malang” dapat
diselesaikan dengan baik. Serta tak lupa shalawat dan salam kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW. yang telah menuntun dari jaman kegelapan menuju jaman yang
terang benderang yakni ad Din al Islam
Skripsi ini disusun melalui hasil pengumpulan data, analisis, hingga
menyelesaikan penyusunan dilakukan peneliti sejak bulan November hingga
selesai. Skripsi ini diajukan sebagai syarat dalam memenuhi tagihan tugas akhir
Program Strata Satu (S-1) pada Jurusan Pendidikan Guru Madarasah Ibtidaiyah,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang.
Peneliti menyadari bahwa di dalam skripsi ini terdapat beribu khilaf dan
salah. Oleh karena itu, dengan besar hati peneliti menerima segala macam kritik
dan saran membangun yang dapat digunakan sebagai bahan introspeksi dan belajar
untuk memperbaiki karya ilmiah skripsi ini.
Keberhasilan penyusunan skripsi ini tentu tidak terlepas dari dukungan secara
nyata dalam segala aspek oleh berbagai pihak. Dengan demikian, peneliti
menyadari bahwa sudah sepantasnya pada kesempatan ini peneliti menyampaikan
rasa terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. Abdul Haris, M.Ag. selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang.
2. Dr. H. Agus Maimun, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
3. Dr. H. Ahmad Sholeh, M.Ag. dan Agus Mukti Wibowo, M.Pd. selaku
Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
viii
4. Ratna Nulinnaja, M.Pd.I selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan dukungan dan bimbingan kepada peneliti dalam melakukan
serta menyelesaikan penelitian ini.
5. Ida Nur Aini, S.Ag. dan Sukirman, S.Pd. selaku Kepala Sekolah dan Guru
Kelas 4 MI Hidayatul Mubtadi’in, serta guru-guru MI Hidayatul
Mubtadi’in yang telah memberi kesempatan kepada peneliti untuk
melakukan penelitian.
6. Ali Mukhammad Abrori, M.Pd., Mila Kholifah, S.Pd., Nur Ajizah, S.Pd.,
Ratna Sasi Suci, S.Pd., selaku Kepala Yayasan, Kepala Sekolah, Guru
Kelas 2 dan Guru Kelas 1 SDI Unggulan Asy Syafiiyah At Tijaniyyah
Malang, serta guru-guru SDI Unggulan Asy Syafiiyah At Tijaniyyah
Malang yang telah memberi kesempatan kepada peneliti untuk
melakukan penelitian.
7. Ahmad Muhklis, S.Psi, M.A. selaku dosen Psikologi Perkembangan yang
telah berkenan meluangkan waktunya untuk berdiskusi dan memberikan
ilmu serta wawasan mengenai topik yang peneliti bahas.
8. Bapak Samono (Alm), Ibu Paini, Mbak Sri Nuryani, Mas Sumali, selaku
keluarga yang telah memberikan dukungan dalam segala aspek dan doa
yang tiada henti kepada peneliti.
9. Ilham Ahmad Fauzi yang senantiasa memberikan dukungan dalam segala
aspek, doa, serta kritik dan saran kepada peneliti.
10. Sahabat-sahabat tercinta Mar’atus Sholihah, Annisa Nur Hanifah, Irva
Hilda, Fadhylatul Istiqomah, Roshydatul Istiqomah, Dwi Putri, Riza
Rizqiana, dan Shofiyatul Fuadah semoga selalu dilancarkan semua hajat
kita.
11. Seluruh teman-teman PGMI E angkatan 2017 yang selalu semangat,
saling mendoakan, dan memberikan dukungan.
12. Seluruh teman-teman jurusan PGMI Angkatan 2017
13. Seluruh manusia-manusia baik yang tidak dapat peneliti sebutkan satu
persatu dan yang telah membantu peneliti menyelesaikan penelitian ini
ix
dengan baik. Semoga kebaikan rekan-rekan dibalas dan segala urusan
dimudahkan oleh Allah SWT.
Akhir kata, peneliti berharap karya ilmiah skripsi ini dapat memberikan
manfaat di bidang penelitian dan pendidikan. Mohon maaf kiranya terdapat banyak
kesalahan di dalam karya ilmiah ini. Dengan kerendahan hati peneliti meminta
kritik dan saran yang dapat membangun karya ini untuk menjadi lebih baik.
x
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN
Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158 tahun 1987 dan No. 0543 b/U/1987 yang
Huruf
ر = R ف = F
ْإي = Î
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
DAFTAR ISI
MOTTO ................................................................................................................. v
xv
G. Sistematika Pembahasan .................................................................................. 19
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ............................................................................. 21
xvi
C. Hasil Penelitian ................................................................................................ 102
1. Perencanaan Evaluasi Pembelajaran pada Siswa Berkebutuhan Khusus
di MI Hidayatul Mubtadiin Malang dan SDI Unggulan Asy Syafiiyah
At Tijaniyyah Malang ...................................................................... 102
2. Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran pada Siswa Berkebutuhan
Khusus di MI Hidayatul Mubtadiin Malang dan SDI Unggulan Asy
Syafiiyah At Tijaniyyah Malang ...................................................... 105
3. Tindak Lanjut Evaluasi Pembelajaran pada Siswa Berkebutuhan
Khusus di MI Hidayatul Mubtadiin Malang dan SDI Unggulan Asy
Syafiiyah At Tijaniyyah Malang ...................................................... 110
BAB V. PEMBAHASAN .................................................................................. 112
A. Kesimpulan....................................................................................................... 128
B. Saran .................................................................................................................. 130
DAFTAR RUJUKAN ....................................................................................... 132
xvii
ABSTRAK
xviii
ABSTRACT
Meyrena, Sukma Dwi. 2021. Learning Evaluation of Students with Special Needs
in Inclusive Schools (Case study at MI Hidayatul Mubtadiin and SDI
Unggulan Asy Syafiiyah At Tijaniyyah Malang). Thesis, Department of
Islamic Elementary School Teacher Education, Faculty of Tarbiyah and
Teacher Training, Maulana Malik Ibrahim State Islamic University of
Malang. Advisor: Ratna Nulilnnaja, M.Pd.I.
xix
ملخص
مريينا ,سوكما دوي . 2021 .تقييم التعلم للطالب ذوي االحتياجات اخلاصة يف
املدارسةاخلاصة (دراسة احلالة املدرسة اإلبتدائية اإلسالمية هدية املبتدئني املدرسة
اإلبتدائية اإلسالمية الشيشفية التجانية) .البحث العلمي .قسم إعداد املعلمي
املدرس اإلبتدائية ,يف اجلامعة اإلسالمية احلكومية موالان مالك إبراهيم ماالنج.
املشرف :راتنا نولنّاجا ،ماجستري الرتبية اإلسالمية
كلمة اْلساسية :تقييم التعلم ,الطالب ذوي االحتياجات اخلاصة ,التعليم الشامل
الطالب من ذوي االحتياجات اخلاصة هم الطالب الذين لديهم عقبات سواء
كانت دائمة أو مؤقتة .هذا الوضع جيعل العديد من الطالب ذوي االحتياجات اخلاصة
جيدون صعوبة يف قبوهلم يف املدارس احلكومية .مع برانمج التعليم الشامل ،ميكن استيعاب
الطالب ذوي االحتياجات اخلاصة.
وبناءً على الشرح أعاله صاغت الباحثة أهداف هذه الدراسة وهي )1 :وصف
التخطيط لتقييم التعلم للطالب ذوي االحتياجات اخلاصة )2 .وصف تنفيذ تقومي التعلم
على الطالب ذوي االحتياجات اخلاصة )3 .صف تقييمات متابعة التعلم للطالب ذوي
االحتياجات اخلاصة.
يستخدم هذا البحث مقاربة نوعية لنوع دراسة احلالة .هبدف التمكن من شرح
الظاهرة قيد الدراسة مبزيد من العمق والتفصيل .تكون تقنيات مجع البياانت املستخدمة يف
شكل مقابالت ومالحظة وتوثيق .مت تنفيذ تقنية حتليل البياانت على ثالث مراحل ،وهي
تقليل البياانت وعرض البياانت واستخالص النتائج .كان اختبار صحة البياانت املستخدم
هو تثليث البياانت مبا يف ذلك تثليث املصدر والتثليث الفين.
xx
تظهر نتائج الدراسة أن )1 :التخطيط لتقييم التعلم الذي قام به املعلم مل يكن
خمتل ًفا عن التخطيط لطالب عاديني آخرين ،وهذا يتوافق مع مفهوم التعليم اجلامع ،أي
حماذاة الطالب ومعادلتهم .ذوي االحتياجات اخلاصة مع الطالب العاديني )2 .غالبًا ما
يتم تنفيذ تقييم التعلم عن طريق إجراء تعديالت إما عن طريق تعديل الطريقة أو تعديل
الوقت وف ًقا لسياسات كل معلم )3 .متابعة تقييم التعلم الذي مت إجراؤه ،أي يقوم املعلم
بتقدمي إضافات مكثفة للطالب ذوي االحتياجات اخلاصة خارج ساعات الدرس .بشكل
عام ،تشري نتائج الدراسة إىل عدم وجود إرشادات تقييم حمددة ،حبيث يكون لكل معلم
طريقة تقييم خاصة به .ومع ذلك ،ال يزال املعلم حيصل على نتائج التقييم وف ًقا ملا هو
متوقع يف أهداف التعلم.
xxi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
kehidupan bangsa”. Hal ini menjadi sebuah pegangan utama bahwa negara
salah satu aset dan aspek yang dapat membawa sebuah negara pada puncak
Dijelaskan pula pada batang tubuh UUD tahun 1945, tepatnya pada
pendidikan yang layak adalah hak setiap warga negara dan tentunya tanpa
ada diskriminasi pada wilayah, ras, suku, agama, ataupun aspek lainnya.
1
Adapun dalam bingkai Internasional komitmen mengenai urgensi
pendidikan untuk semua orang telah lama dibahas dalam konferensi PBB
pada tahun 1989 yang menyatakan bahwa setiap anak berhak untuk
Berpijak pada hal itulah sejak tahun 2000 kemudian Indonesia mulai
Dikutip dalam harian Surya Malang, kota Malang sendiri pada penerimaan
peserta didik baru tahun 2020/2021 menerima hampir 108 siswa inklusi
orang siswa inklusi dan paling sedikit 1 orang. Sekolah inklusi sendiri
merupakan bentuk nyata dari tren inklusi yang telah digaungkan sejak
akhir abad 19 .
2
Namun dalam harian kompas justu dipaparkan sebuah pernyataan
217.866 sekolah.2
umum.
2
https://www.kompas.id/baca/dikbud/2020/09/11/angka-partisipasi-sekolah-anak-
berkebutuhan-khusus-sangat-rendah/ diakses pada tanggal 4 November 2020 pukul 15.00 WIB
3
Wahyu Tiarni dan Dwi Rakhmawati, Konsep Sekolah Inklusi yang Humanis, (Yogyakarta :
Familia, 2013), hlm. 4
3
khusus, hanya anak dengan berkelainan dan berkebutuhan ringan saja yang
inklusi hadir untuk memburamkan sekat antara sekolah umum dan sekolah
hal yang tabu dan terasingkan ketika berada di lingkungan. Dengan begitu
ketika menyadari bahwa mereka sama dengan anak-anak pada umunya dan
peserta didik dengan gangguan fisik. Selain itu juga, iklim lingkungan juga
4
https://www.kompas.id/baca/dikbud/2020/09/11/angka-partisipasi-sekolah-anak-
berkebutuhan-khusus-sangat-rendah/ diakses pada tanggal 4 November 2020 pukul 15.00 WIB
4
penyempurna kurikulum sebelumnya. Ciri khas yang ditekankan pada
kata-kata yang selanjutnya dapat menjadi sebuah pijakan untuk guru yang
pendidikan.
sumber belajar, dan sistem penilaian itu sendiri. Adapun dalam melakukan
siswa regular.
5
Dharma dengan judul Proses Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran
adanya KKM yang khusus untuk siswa berkebutuhan khusus, selain itu
penelitian juga ditemukan hasil yang tidak jauh beda yakni dalam hal
5
Frigitania Zindy Isadona, “Proses Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran yang dilakukan pada
ABK di Sekolah Dasar Inklusi : Studi Deskriptif”, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, 2019, hlm
5
6
meluluskan siswa berkebutuhan khusus patut diteliti lebih dalam terutama
belajar serta hambatan perilaku. Namun saat ini di kedua sekolah tersebut
tidak ada yang memiliki guru pendamping khusus dan beberapa guru-guru
Malang. Pada penelitian ini, peneliti berfokus pada perihal model evaluasi
B. Fokus Penelitian
7
2. Bagaimana pelaksanaan evaluasi pembelajaran pada siswa
C. Tujuan Penelitian
Malang
Malang
Malang
D. Manfaat Penelitian
8
Indonesia. Namun secara khususnya penelitian ini bertujuan untuk
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
9
mengembangkan perangkat pembelajaran yang kompatibel untuk
E. Orisinalitas Penelitian
k-13 pada siswa berkebutuhan khusus peneliti telah melakukan studi literasi
1. Penelitian pertama yakni Skripsi oleh Ayu Nova Hidayati pada tahun
SD Anak Saleh Malang yang telah dikenal sebagai salah satu sekolah
10
siswa regular, jika terdapat ABK yang belum mampu mengikuti
saja.
pembelajaran baik yang sifatnya tes ataupun non tes, serta guru juga
siswa.
3. Penelitian ketiga yakni tesis oleh Fian Yulia Nur Fatimah mahasiswi
11
Tamansiswa Yogyakarta pada tahun 2019. Adapun pendekatan
Hal ini sejalan dengan apa yang akan dilakukan oleh peneliti. Namun
inklusi ini. Hal ini dibuktikan oleh adanya fakta bahwa masih terdapat
4. Penelitian keempat yakni artikel oleh Bedha Tamela pada tahun 2020
12
Kota Palangka Raya). Dalam penelitian Tamela, pendekatan yang
digunakan yakni pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus. Hal ini
inklusi masih perlu dikaji ulang, karena hamper seluruh aspek utama
nilai karena tidak adanya pedoman baku sehingga penilaian akhir lebih
bersifat subyektif.
13
5. Penelitian kelima yakni dengan judul Views of Elementary School
meneliti topik yang sama. Persoalan utama yang akan peneliti kaji dalam
penelitian ini yaitu perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut dari evaluasi
14
informasi yang lebih mendalam dan detail terhadap evaluasi yang dilakukan
Nama Peneliti,
Judul, Bentuk, Orisinalitas
No Persamaan Perbedaan
Penerbit, dan Penelitian
Tahun Terbit
1 Ayu Nova Fokus Hanya meneliti Fokus pada
Hidayati, Evaluasi meneliti evaluasi perencanaan,
Pembelajaran perencanaan, pembelajaran pelaksanaan,
Pada Mata pelaksanaan pada mata dan tindak
Pelajaran evaluasi, dan pelajaran PAI lanjut dari
Pendidikan tindak lanjut dan evaluasi
Agama Islam di dari evaluasi menggunakan pembelajaran
Sekolah Inklusi pembelajaran metode pada siswa
SD Anak Saleh pada siswa penelitian mixed berkebutuhan
Malang, Skripsi, berkebutuhan method khusus dengan
UIN Maulana khusus pendekatan
Malik Ibrahim kualitatif studi
Malang, 2020 kasus
2 Laurenntius Beny Meneliti Hanya sekedar Fokus pada
Widya, Evaluasi bentuk mengetahui perencanaan,
Belajar yang evaluasi bentuk, tidak pelaksanaan,
Digunakan Guru pembelajaran terdapat dan tindak
di Sekolah Dasar pada siswa penjelasan lanjut dari
Inklusi Se- berkebutuhan mendalam evaluasi
Kabupaten khusus mengenai pembelajaran
Sleman, Skripsi, evaluasi yang pada siswa
Universitas dilakukan berkebutuhan
Sanata Dharma karena memang khusus dengan
Yogyakarta, 2016 bentuk pendekatan
pendekatan kualitatif studi
penelitian yang kasus
dilakukan
merupakan
kuantitatif.
3 Fian Yulia Nur Menggunakan Pada penelitian Fokus pada
Fatimah, pendekatan ini selain perencanaan,
Identifikasi dan kualitatif dan berfokus pada pelaksanaan,
Penilaian fokus penilaian juga dan tindak
Autentik bagi penelitian berfokus pada lanjut dari
Peserta Didik yaitu identifikasi bagi evaluasi
Berkebutuhan penilaian peserta didik pembelajaran
15
Nama Peneliti,
Judul, Bentuk, Orisinalitas
No Persamaan Perbedaan
Penerbit, dan Penelitian
Tahun Terbit
Khusus di SD berkebutuhan pada siswa
Taman Muda Ibu khusus. berkebutuhan
Pawiyatan khusus dengan
Tamansiswa, pendekatan
Tesis, UIN Sunan kualitatif studi
Kalijaga kasus
Yogyakarta, 2019
4 Bedha Tamela Menggunakan Dalam Fokus pada
at.all, pendekatan penelitian ini perencanaan,
Penyelenggaraan kualitatif studi seluruh aspek pelaksanaan,
Pendidikan kasus dan dalam dan tindak
Inklusif Anak berfokus pada penyelenggaraan lanjut dari
Berkebutuhan pendidikan pendidikan evaluasi
Khusus (Studi inklusi inklusif dibahas pembelajaran
Multisitus di SDN secara lengkap pada siswa
4 Palangka dan namun hanya berkebutuhan
SDN 3 Langkai sekilas khusus dengan
Kota Palangka pendekatan
Raya), Journal of kualitatif studi
Environment and kasus
Management,
Palangkaraya
2020.
5 Bülent DÖŞ , Menggunakan Dalam Fokus pada
Views of pendekatan penelitian ini perencanaan,
Elementary kualitatif dan yang dibahas pelaksanaan,
School Teachers berfokus pada yakni dan tindak
Regarding to pelaksanaan pengetahuan, lanjut dari
Inclusive pendidikan masalah, dan evaluasi
Education, inklusi di solusi yang guru pembelajaran
Journal of sekolah dasar miliki dalam pada siswa
Education menghadapi berkebutuhan
Sciences peserta didik khusus dengan
Research,Turki berkebutuhan pendekatan
2019 khusus. kualitatif studi
kasus
telah disebutkan di atas yaitu pada penelitian ini peneliti berfokus pada
16
Pada penelitian-penelitian sebelumnya, beberapa peneliti berfokus pada
berkebutuhan khusus.
F. Definisi Istilah
1. Evaluasi Pembelajaran
6
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2007) hlm. 147
17
tetap, sehingga dibutuhkan pelayanan yang khusus pula terlebih dalam
anak yang hanya memiliki kekurangan saja, lebih dari itu konsep dari
kebutuhan khas pada diri mereka baik pada kondisi fisik, mental,
bencana alam, pekerja anak, anak daerah terpencil, anak jalanan, anak
3. Pendidikan Inklusi
Dimana semua anak dapat belajar bersama dalam satu ruang dan
7
Wahyu Tiarni dan Dwi Rakhmawati, loc.cit
8
Takdir Illahi, Pendidikan Inklusi : Konsep dan Aplikasi, (Yogyakarta : Ar.Ruzz Media, 2013)
hlm. 26
18
berinteraksi di lingkungan. Dengan begitu pendidikan inklusi memberi
G. Sistematika Pembahasan
yang berkaitan degan varabe penelitian ata data-datta yang digunakan untuk
19
BAB V Pembahasan, yaitu jawaban atas masalah penelitiandan
tafsiran temuan penelitian yang berada pada bab empat yang digunakan
sebagai landasan dala menganalisis, sehingga ditemukan hasil dari apa yang
20
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Perspektif Teori
1. Evaluasi Pembelajaran
refleksi ini tentunya sangat memiliki andil yang sangat besar dalam
belajar yang telah disusun yakni evaluasi hasil belajar peserta didik.
Evaluasi hasil belajar menjadi hal yang penting bagi semua pihak.
Baik bagi orang tua, guru, peserta didik, ataupun pemangku kebijakan
21
sebuah penilaian. Dalam ranah pendidikan kegiatan evaluasi
tujuan yang lebih spesifik secara jelas . Dalam sumber yang sama
tujuan pendidikan.
yang lebih sempit dan mengerucut yakni pada lingkup kelas yang
9
Ina Magdalena, Evaluasi Pembelajaran SD : Teori dan Praktik, (Sukabumi : CV. Jejak 2020),
hlm. 9
10
Muri Yusuf, Asesmen dan Evaluasi Penddikan : Pilar Penyedia Informasi dan Kegiatan
Mutu Pendidikan, (Jakarta : Kencana, 2015), hlm. 18
11
Zulkifli Matondang, dll, Evaluasi Hasil Belajar, (Medan : Yayasan Kita Menulis, 2019),
hlm. 5
22
Berpijak pada konsep di atas maka evaluasi merupakan
dan menilai proses dan hasil belajar peserta didik sebagai upaya
1) Fungsi Edukatif
2) Fungsi Institusional
proses pembelajaran.
3) Fungsi Diagnostic
12
Oemar Hamalik, loc.cit
23
4) Fungsi Administratif
5) Fungsi Kurikuler
kurikulum.
6) Fungsi Manajemen
dipimpin.
1) Validitas
fungsi pengukurannya.
13
Mulyadi, Evaluasi Pendidikan : Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan Agama Islam di
Sekolah, (Malang : UIN-Maliki Press, 2014), hlm.36
24
2) Reliabilitas
tetap maka alat ukur tersebut tidak reliabel atau tidak dapat
dipercaya.
3) Objektivitas
1) Kontinuitas
14
Ina Magdalena, op.cit, hlm. 19
25
2) Komprehensif
hasil evaluasi.
3) Adil
4) Kooperatif
5) Praktis
kerancuan
26
e. Teknik Evaluasi Pembelajaran
15
Dedy Kustawan, Penilaian Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus, (Jakarta : Luxima,
2013) hlm. 54
27
Adapun teknik tes merupakan sebuah alat yang digunakan
sejauh ini menjadi teknik yang bersifat resmi karena selain guru
terkadang tes juga dibuat oleh negara atau sebuah lembaga dengan
dengan baik.
28
menerima materi dalam proses pembelajaran ataupun ketika
penilaian berlangsung.
1) Penyesuaian Waktu
2) Penyesuaian Cara
3) Penyesuaian Materi
16
Ibid, hlm. 58
29
tes evaluasi karena memiliki hambatan yang berkaitan dengan
akan sinkron dengan apa yang peserta didik dapatkan dalam proses
pembelajaran.17
Jenis
No Peserta Didik Evaluasi
Kurikulum
1 Kurikulum Peserta didik umum a. Tanpa modifikasi
Standar dan berkebutuhan b. Modifikasi
Nasional khusus yang disesuaikan
memiliki potensi dengan jenis
kecerdasan rata-rata gangguan dan
dan di atas rata-rata hambatan peserta
didik
17
Pedoman Umum Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif (Sesuai Permendiknas No 70 Tahun
2009) DIREKTORAT PPK-LK PENDIDIKAN DASAR KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN JAKARTA 2011, hlm. 29
30
g. Evaluasi Pembelajaran dalam Perspektif Islam
berbunyi :
ِ الس م
ِ ٰر
ُ ض ۚ ٰومٰ ا تُ غْ ِِن ْاْل َٰي
ت ٰ ٰ َّ قُ ِل ا نْظُ ُروا مٰ ا ذٰ ا ِِف
ْ اوات ٰو ْاْل
ٰوال نُّ ُذ رُ عٰ ْن قٰ ْو ٍم َٰل يُ ْؤ ِم نُو ٰن
Artinya : Katakanlah: "Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di
31
Pada ayat di atas dijelaskan bahwa manusia dianjurkan untuk
melakukan evaluasi atau muhasabah diri atas apa yang ada di sekitar
mereka, sehingga dapat mengambil ibrah atas apa yang ada dan
peserta didik.
dan pekerjaan manusia tidak lepas dari pengawasan Allah, baik yang
18
Waqiatul Masruroh, dkk, Kumpulan Ayat dan Hadits Tentang Pendidikan, (Pamekasan: STAIN
Pamekasan, 2012), hlm.88
32
perbuatan tersebut akan ditampakkan untuk sebuah
pertanggungjawaban.
menilai setiap apa yang dilakukan oleh peserta didik baik dalam
sikap. Dan pada suatu hari akan tiba sebuah hasil dari penilaian-
sehingga dapat diketahui hasil atas apa yang telah dicapai dalam
33
Pergeseran pengetahuan dan pemahaman mengenai konsep anak
untuk penyembuhan.19
19
Irdamurni, PENDIDIKAN INKLUSI : Solusi dalam Mendidik Anak Berkebutuhan Khusus
Edisi Pertama, (Jakarta : Kencana, 2020), hlm.33
34
sama dalam mendapatkan fasilitas dan layanan pendidikan yang
memadai.
tercapai.
fisik, emosi, dan intelektual saja namun lebih luas dari itu
35
mereka dalam mendapatkan pendidikan sehingga dibutuhkan
permanen.
20
Dedy Kustawan, Pendidikan Inklusif dan Upaya Implementasinya, (Jakarta : Luxima, 2012),
hlm.23
36
a) Anak yang bertempat tinggal di daerah terbelakang,
layanan pendidikan.
waktu tertentu.
37
garis besar yakni buta total (total blind) dan penlihatan
21
Ibid, hlm.25
22
James David Smith, Inclusion : School for All Students, (Wadsworth Publishing Company,
1998), hlm.245
38
(1) Memberikan pengalaman konkret, dengan adanya
untuk diingat.
39
guru pendamping khusus agar materi pembelajaran dapat
tersampaikan.
ataupun akademis.
23
Dedy Kustawan, op.cit, hlm.26
40
yang digunakan, dan di Indonesia sendiri dikenal dengan
yang lainnya.
41
kerusakan syaraf. Sehinga diantara mereka ada yang tidak
dalam pembelajaran.
menyalahkan.
24
James David Smith, op.cit, hlm.212
25
Ibid, hlm.215
42
(3) Memberikan perhatian penuh ketika peserta didik
sedang berbicara.
penyakit.
43
sehingga anak merasa diterima dengan baik di kelas,
yang diharapkan.
eksternal.
26
Ibid, hlm.190
44
pemusatan perhatian, gangguan gerak, perilaku psikotik
selanjutnya.
27
Ibid, hlm.151
28
Ibid
45
dalam mendapatkan pendidikan. Menurut beberapa ahli,
deficit/Hyperactivity Disorder.
46
(3) Masalah berhitung
29
Dedy Kustawan, op.cit, hlm.32
47
gangguan dalam dirinya sehingga dalam memperoleh
atau tetap.
3. Pendidikan Inklusi
48
Dokumen internasional yang menegasakan perihal
dimaksimalkan.32
30
Takdir Illahi, op.cit, hlm. 32
31
Dedy Kustawan, op.cit, hlm.7
32
James David Smith, op.cit, hlm.43
49
b. Tujuan Pendidikan Inklusi
didik. 33
manfaat bagi berbagai pihak seperti peserta didik, guru, orang tua,
33
Dedy Kustawan, op.cit, hlm.9
34
Ibid, hlm.10
50
1) Manfaat Pendidikan Inklusi bagi Peserta Didik
51
meningkatkan rasa penghargaannya atas kekurangan anak,
warga Indonesia.
52
berkebutuhan khusus juga berhak dan perlu mendapatkan
didik.
individu
pembelajaran
35
Takdir Illahi, op.cit, hlm. 44
53
e. Prinsip Dasar dan Penyelenggaraan Pendidikan Inklusi
yakni setiap anak memiliki hak dan kesempatan yang sama dalam
didik.
36
Ibid, hlm.49
37
Irdamurni, op.cit, hlm.11
54
2) Prinsip Kebutuhan Individual
masing anak.
3) Prinsip Kebermaknaan
4) Prinsip Keberlanjutan
akademik.
5) Prinsip Keterlibatan
55
f. Model Pendidikan Inklusi
56
5) Kelas Khusus dengan Berbagai Pengintegrasian
tergantung pada :
38
Ibid, hlm.21
57
B. Kerangka Berfikir
Gambar 2.1
Kerangka berfikir
Konsep Pendidikan
Inklusi
Strategi Guru
Evaluasi
Pembelajaran
yaitu berdasar pada gagasan mengenai Education for All yang kemudian
tepat pada peserta didik berkebutuhan khusus, yang tentunya pasti akan ada
58
berjalannya waktu akan muncul kendala-kendala yang dihadapi oleh guru
baik kedepannya.
59
BAB III
METODE PENELITIAN
naturalistik atau penelitian yang didasarkan pada kondisi alamiah tanpa ada
Creswell yaitu metode studi kasus. Adapun metode ini digunakan untuk
merupakan sarana utama bagi peneliti yang bersifat emik atau menyajikan hasil
penelitian berdasarkan pandangan subjek yang lebih luas. Sehingga, hasil dari
baru bagi diri sendiri, kelompok, ataupun lembaga organisasi dalam mengatasi
menyelidiki gejala atau sebuah kasus yang terjadi dalam kehidupan nyata. Yin
39
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D),
(Bandung : Alfabeta, 2018) hlm.17
40
JR. Raco, Metode Penelitian Kualitatif : Jenis, Karakteristik dan Keunggulan, (Jakarta :
Grasindo, 2010), hlm. 49
60
juga menegaskan bahwa studi kasus adalah jenis penelitian yang cocok untuk
penelitian, peneliti menemukan sebuah kasus yang peneliti anggap tidak terlalu
sekolah dengan latar belakang guru non pendidikan khusus. Oleh karena itu
Pada penelitian ini, peneliti mengaitkan kasus dan subjek penelitian yang
B. Kehadiran Peneliti
diwakilkan kepada pihak manapun. Hal ini dikarenakan dalam sebuah peneliti,
41
Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif Ilmu Pendidikan Teologi, (Sulawesi Selatan :
Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 2018), hlm. 71
61
peneliti adalah salah satu instrument penting terutama dalam penelitian
melakukan komunikasi baik dua arah ataupun lebih. Keluwesan peneliti ini
sangat diperlukan agar tercipta iklim yang harmonis dan akrab sehingga proses
C. Lokasi Penelitian
yang digunakan yaitu studi multisistus. Hal ini dikarenakan peneliti ingin
memperoleh data yang lebih dalam dan lebih banyak terkait evaluasi hasil
swasta di Kota Malang. Lokasi pertama yang peneliti gunakan sebagai lokasi
Yusuf 174 Tasikmadu, Lowokwaru, Malang Jawa Timur, serta SDI Unggulan
Asy Syafiiyah At Tijaniyyah Malang yang belokasi di Jl. Sidodadi Rt. 34 Rw.6
khusus dengan salah satu siswa didampingi guru pendamping khusus dan saat
ini juga terdapat siswa berkebutuhan khusus yang belajar di sekolah tersebut.
Dengan rekam jejak yang cukup bagus tersebut, peneliti merasa fokus
62
memenuhi sampel sekolah yang berdiri cukup lama dan telah menerapkan
baru berdiri sekitar 3 tahun namun telah mengakomodasi dua peserta didik
dengan gangguan bicara dan hambatan belajar serta perilaku. Dan tentunya
sekolah ini dapat dijadikan sampel pelaksanaan sekolah inklusi sebagai sekolah
baru.
atas dua jenis data yakni data primer dan data sekunder. Data primer
merupakan data yang ditemukan dan dikumpulkan oleh peneliti dari sumber
pokok yang akan diolah. Data primer diperoleh dari kegiatan pengamatan,
wawancara dan catatan data lapangan dari narasumber utama yakni guru kelas
yang berasal dari narasumber seperti kepala sekolah, guru kelas sebelumnya,
serta data lapangan yang berupa dokumentasi, pengamatan dan publikasi yang
kejadian. Dalam hal ini sumber data yang digunakan oleh peneliti adalah
63
manusia-manusia yang dapat menjadi informan yakni seperti kepala sekolah,
dan guru kelas. Sedangkan sumber data yang bersifat non manusia yakni
1. Observasi
hal yang ada di lokasi penelitian dan mengingat segala hal yang
dan faktual.
2. Interview (wawancara)
dilakukan oleh peneliti dan informan baik secara langsung dengan tatap
42
Ibid, hlm.203
64
terbuka. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar informasi yang
3. Dokumentasi
F. Analisis Data
dari analisis data yaitu menjawab pertanyaan yang terdapat pada fokus
proses menyusun data secara sistematis yang telah didapatkan dari hasil
43
Sugiyono, op.cit, hlm. 319
65
Huberman (1984) mengemukakan bahwa analisis merupakan aktivitas
menerus hingga data mencapai titik jenuh. Adapun teknik analisis data
yang digunakan yaitu meliputi dua tahap yakni 1) Analisis data kasus
a) Pengumpulan data
b) Reduksi data
44
Ibid, hlm. 321
66
berdasarkan topik pembahasan. Pada tahap ini peneliti
c) Penyajian data
d) Penarikan kesimpulan
45
Ibid, hlm.325
67
tujuan utama peneliti yaitu menjawab pertanyaan yang telah
beberapa cara, namun dalam hal ini peneliti hanya menggunakan dua cara
68
teknik yakni pengecekan data melalui perbandingan data melalui teknik
H. Prosedur Penelitian
1. Tahap persiapan
69
2. Tahap pelaksanaan
Mubtadiin Malang.
70
penelitian dengan tujuan untuk menyimpulkan hasil temuan dan
71
BAB IV
Mubtadi’in
Tasikmadu
Tasikmadu
RW 05 Tasikmadu
Lowokwaru Malang
72
Nama Yayasan Sekolah/Madrasah : Hidayatul Mubtadi’in
Tasikmadu
73
Mubtadi’in menyesuaikan dengan nama lembaga pendidikan yang
Tasikmadu.
atas bantuan tanah wakaf dari ibu Hj Siti Maisaroh. Dari awal
1) Visi
karimah.
2) Misi
menyenangkan
74
b) Mendorong peserta didik mengenali potensi diri
3) Tujuan
Syafiiyah At
Tijaniyyah Malang
Status Akreditasi :-
RW.06 Kebonagung
Malang
75
Nama Yayasan Sekolah/Madrasah : Yayasan Pondok
Pesantren Asy
Syafiiyah At
Tijaniyyah
Abror, M.Pd
Malang
karena itu, karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak
usia dini.
76
seimbang, serta pembentukan karakter peserta didik yang
77
c. Visi dan Misi SDI Unggulan Asy Syafiiyah At Tijaniyyah
Malang
1) Visi :
2) Misi :
dan keteladanan
berkesinambungan
B. Paparan Data
Khusus
sebuah hal yang sangat penting dan patut untuk diperhatikan oleh setiap
akan berjalan dengan baik dan sesuai dengan rangkaian materi yang
78
guru pun juga memerlukan perencanaan yang tepat sehingga dapat
memperoleh data yang tepat pula dari peserta didik. Adapun perencanaan
46
Hasil wawancara dengan Pak S Guru Kelas Ananda G MI HM, tanggal 6 Januari 2021 pada jam
10.00 WIB.
47
Hasil wawancara dengan Bu I Kepala Sekolah MI HM, tanggal 9 Januari 2021 pada jam 9.00
WIB.
79
dalam memahami pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pernyataan
Pak S yakni :
48
Hasil wawancara dengan Pak S Guru Kelas Ananda G MI HM, tanggal 6 Januari 2021 pada jam
10.00 WIB.
49
Hasil wawancara dengan Bu I Kepala Sekolah MI HM, tanggal 9 Januari 2021 pada jam 09.00
WIB.
80
kisi-kisi ini sebagai rel kita agar tetap sesuai dengan materi
seharusnya.” 50
50
Hasil wawancara dengan Pak S Guru Kelas Ananda G MI HM, tanggal 6 Januari 2021 pada jam
10.00 WIB.
51
Ibid
52
Hasil wawancara dengan Bu I Kepala Sekolah MI HM, tanggal 9 Januari 2021 pada jam 09.00
WIB.
53
Ibid
81
Sama halnya dengan penuturan Pak S, yakni :
keterangan yakni :
54
Hasil wawancara dengan Pak S Guru Kelas Ananda G MI HM, tanggal 6 Januari 2021 pada jam
10.00 WIB.
55
Hasil wawancara dengan Pak S Guru Kelas Ananda G MI HM, tanggal 6 Januari 2021 pada jam
10.00 WIB.
56
Hasil wawancara dengan Bu I Kepala Sekolah MI HM, tanggal 9 Januari 2021 pada jam 09.00
WIB.
57
Ibid
82
Hal ini pun selaras dengan penuturan Pak S yakni :
58
Hasil wawancara dengan Pak S Guru Kelas Ananda G MI HM, tanggal 6 Januari 2021 pada jam
10.00 WIB.
59
Hasil wawancara dengan Bu I Kepala Sekolah MI HM, tanggal 9 Januari 2021 pada jam 09.00
WIB.
83
b. SDI Unggulan Asy Syafiiyah At Tijaniyyah Malang
“Ya jelas nya supaya semakin baik ya. Adanya evaluasi itu
kan untuk melihat sudah pahamkah siswa, nah kalo ada hasil
evaluasi tertulisnya kan ada semacam patokan yang bisa
digunakan untuk berkaca dan semakin baik kedepannya.”60
60
Hasil wawancara dengan Bu R Guru Kelas 1 SDI UAA, tanggal 30 Januari 2021 pada jam 09.00
WIB.
61
Hasil wawancara dengan Bu A Guru Kelas 2 SDI UAA, tanggal 11 Januari 2021 pada jam 09.00
WIB.
84
Oleh karena luasnya cakupan evaluasi pembelajaran dan sangat erat
62
Ibid
63
Hasil wawancara dengan Bu R Guru Kelas 1 SDI UAA, tanggal 30 Januari 2021 pada jam 09.00
WIB.
85
mempengaruhi proses pelaksanaan evaluasi pembelajaran. Selain
“Eem yang pertama kita harus tahu karakter siswa dulu, jadi
kita tahu evaluasi yang tepat untuk anak nya. Misal kita ndak
paham dengan karakter anaknya dan langsung memutuskan
untuk menggunakan evaluasi teks atau portofolio, nah U
ndak bisa seperti itu dengan kondisi dia yang ndak bisa
membaca atau menulis sendiri ya ndak bisa. Dia cuma bisa
hitung-hitungan. Jadi komponen utama ya guru harus tau
dulu karakter dari siswa, nah komponen selebihnya sama ya
materi dan lain-lain.”64
dengan penuturan Bu A :
86
KKG mingguan. Kan rencana evaluasi harian itu kan juga
masuk ke rencana pembelajaran atau RPP.”66
sebagai berikut :
66
Ibid
67
Ibid
68
Ibid
87
Berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi, dalam perencanaan
peserta didik normal lainnya. Hal ini dengan alasan yang sama
dengan teman-temannya.
Khusus
menjadi hal yang sangat penting. Tanpa adanya persiapan yang baik,
88
“Ya yang harus diinget ya paling utama ya kemampuan anak
sendiri.” 69
89
siswa lain. Kalo anak berkebutuhan khusus seperti G ini kan
mereka cenderung diam tidak yang neko-neko. Beda lagi
kalo yang beberapa tahun kebelakang itu anak nya hiper,
kalo anak hiper itu memang tingkah nya yang agak sulit
dikendalikan tapi kadang-kadang malah pengetahuannya
lebih tinggi dari teman-temannya. Nah kalo G ini yang
cenderung bagus sikap nya, hanya saja ya di pengetahuannya
yang agak tertinggal dari teman-temannya.” 72
Sedangkan pada ranah keterampilan Pak S mengatakan :
72
Ibid
73
Ibid
74
Ibid
75
Ibid
90
keberadaan shadow ini tidak ada andil dalam proses penilaian siswa,
76
Hasil wawancara dengan Bu I Kepala Sekolah MI HM, tanggal 9 Januari 2021 pada jam 09.00
WIB.
91
temannya untuk membantu ketika di kelas, dan orang tua
ketika di rumah.”77
“Iya itu tadi, karena kita berangkatnya juga bukan dari guru
inklusi atau khusus, makanya pengetahuan dan kemampuan
kita ya agak kurang jika dihadapkan dengan jenis anak yang
unik seperti itu. Sebetulnya guru yang sudah khusus itu kan
pastinya sudah punya tips dan trik untuk menangani anak-
anak itu. Kalau guru sd biasa ya hanya menggunakan buah
hasil pengalaman nya saja dari tahun-tahun sebelumnya.
Kalaupun guru ndak sanggup bener-bener mentok, ya
77
Hasil wawancara dengan Pak S Guru Kelas Ananda G MI HM, tanggal 6 Januari 2021 pada jam
10.00 WIB.
78
Hasil wawancara dengan Pak S Guru Ananda G MI HM, tanggal 6 Januari 2021 pada jam 09.00
WIB.
92
sekolah mengembalikan ke orang tua. Karena sejauh ini
tidak ada pembekalan kompetensi guru dalam mengahadapi
anak seperti itu, pernah ada pelatihan pun itu dulu sekali
jamannya Pak S tapi itu juga istilahnya sekedar pengenalan
permukaan saja, untuk bagaimana-bagaimana nya itu tidak
ada pembahasan mendalam. Bukan cara menangani, hanya
saja penekanan pada sekolah tidak boleh menolak jika ada
siswa berkebutuhan khusus yang mendaftar. Kalo faktor
pendukungnya ya, lebih ke kondisi anaknya sih mbak. Dan
pemahaman orang tua tentang kemampuan anak.
Kadangkala, orang tua kurang paham dengan kemampuan
anak, sehingga ingin memukul rata hasil yang didapatkan
anak mereka sama dengan anak pada umumnya. Namun satu
hal yang sangat berdampak dan menunjang terhadap
keberhasilan abk itu bagaimana pintar-pintar nya guru untuk
tetap menjaga sikon di dalam kelas agar tetap kondusif dan
tidak saling bully.” 79
Bu I :
“Sejauh ini belum pernah mbak, ya pas awal itu saja dulu
diwakili kepala sekolah untuk bimtek sekolah inklusi dan
seperti yang sudah dikatakan tadi, hanya pengenalan dan
penekanan saja bahwa sekolah tidak boleh menolak anak-
anak dengan kebutuhan khusus. Namun pada PPDB terakhir
kemarin, sempat kami ya istilahnya bukan menolak hanya
memberikan opsi pada orang tua calon siswa bahwa kondisi
79
Hasil wawancara dengan Bu I Kepala Sekolah MI HM, tanggal 9 Januari 2021 pada jam 10.00
WIB.
93
sekolah kami juga seperti ini, lingkungan belajarnya belum
inklusi jadi agar orang tua bisa mempertimbangkan, karena
kondisi anaknya juga berkaitan dengan abk fisik. Kalau
berkaitan dengan fisik kan ya agak mengkhawatirkan mbak,
harus dijaga juga apalagi disini juga belum ada ruangan
khusus inklusi dan Gedung nya juga masih 2 lantai.” 80
signifikan.
80
Ibid
94
b. SDI Unggulan Asy Syafiiyah At Tijaniyyah Malang
kepada setiap peserta didik berbeda satu sama lain. Oleh karena
81
Hasil wawancara dengan Bu A Guru Kelas 2 SDI UAA, tanggal 11 Januari 2021 pada jam 09.00
WIB.
95
Kemampuan guru dalam memahami peserta didik menjadi sebuah
hal yang penting dan perlu diingat. Terutama jika terdapat peserta
“Secara umum untuk harian itu ada tugas testruktur dan tidak
terstruktur sebagai bahan evaluasi pembelajaran hariannya.
82
Hasil wawancara dengan Bu R Guru Kelas 1 SDI UAA, tanggal 30 Januari 2021 pada jam 09.00
WIB.
83
Hasil wawancara dengan Bu A Guru Kelas 2 SDI UAA, tanggal 11 Januari 2021 pada jam 09.00
WIB.
96
Kalau yang lain ya ada ulangan harian, PTS, PAS. Jadi ketika
di sekolah kami memberi tugas tidak terstruktur dan tugas
tidak terstrukturnya diberikan untuk bahan belajar karena
hari esoknya kan libur masuk lagi lusanya. Tapi ya namanya
anak pondok beberapa tugas tidak terstruktur itu ada yang
ndak dikerjakan karena lupa, ada yang bener-bener
dikerjakan dan ada juga yang dikerjakan pendamping di
pondoknya. Jadi pemberian tugas terstruktur dan tidak
terstruktur ini harus beriringan agar guru punya rekam jejak
dari siswa.” 84
pernyataan Bu A yakni :
84
Ibid
85
Ibid
86
Hasil wawancara dengan Bu R Guru Kelas 1 SDI UAA, tanggal 30 Januari 2021 pada jam 09.00
WIB.
97
“Begitupun dengan keterampilan, juga disamakan untuk U.
Dia kalau urusan menyalin tulisan dari papan tulis ke buku
itu cepet dan rapi tapi kalau sudah membaca itu dia kurang.
Kemarin juga aktif dan mau untuk membuat prakarya itu.
Jadi kalau untuk U itu semua nya kita samakan, hanya saja
ya itu guru nya harus paham dan sadar akan karakter nya U
biar gimana caranya anak ini mau mengikuti apa yang kita
harapkan.”87
87
Hasil wawancara dengan Bu A Guru Kelas 2 SDI UAA, tanggal 11 Januari 2021 pada jam 09.00
WIB.
88
Hasil wawancara dengan Bu A Guru Kelas 2 SDI UAA, tanggal 11 Januari 2021 pada jam 09.00
WIB.
89
Hasil wawancara dengan Bu R Guru Kelas 1 SDI UAA, tanggal 30 Januari 2021 pada jam
09.00 WIB.
98
Adapun harapan yang disampaikan oleh Bu R yakni :
cenderung instruksional.
90
Ibid
99
masih belum adanya program atau model khusus yang digunakan
Khusus
tindak lanjut ini dinilai penting karena untuk terus memperbaiki dan
100
sebaya. Kenapa? Jadi hal ini saya lakukan agar anak-anak
terlatih untuk mempunyai rasa empati terhadap sesama
teman yang mebutuhkan. Namun bukan dalam bentuk
materi, tapi juga ilmu. Jadi anak-anak di kelas itu saya
terapkan giliran dengan atas pantauan saya setiap istirahat itu
mereka bantu G untuk membaca. Dan ini menurut saya
efektif. 91
Bilamana evaluasi telah dilaksanakan dan nilai yang didapatkan
91
Hasil wawancara dengan Pak S Guru Ananda G MI HM, tanggal 6 Januari 2021 pada jam 09.00
WIB.
92
Ibid
101
b. SDI Unggulan Asy Syafiiyah At Tijaniyyah Malang
pembelajaran selesai.
C. Hasil Penelitian
102
pembelajaran yang telah diajarkan dan keberhasilan guru dalam
dan teknik evaluasi yang tepat bagi peserta didik. Adapun beberapa
khusus dengan siswa regular. Hal ini dilakukan bukan tanpa alasan.
103
Hal lain yang menjadikan tidak adanya perbedaan perencanaan
lainnya yaitu karena belum adanya tenaga ahli yang dikhususkan untuk
berkebutuhan khusus.
Tabel 4.1
104
Perencanaan MI Hidayatul SDI Unggulan Asy
Evaluasi Mubtadiin Syafiiyah At Tijaniyyah
peserta didik berkebutuhan khusus ataupun pserta didik normal. Hal ini
105
Dalam hal ini, terdapat persamaan antara pelaksanaan pembelarajan
berkebutuhan khusus.
kemudian peserta didik memilih jawaban yang ada. Hal ini dilakukan
mengenal huruf.
tes lisan.
106
Sedangkan di SDI Unggulan Asy Syafiiyah At Tijaniyyah Maang
soal dan jawaban kemudian peserta didik memilih jawaban yang benar.
cara mencocokkan antara gambar dan tulisan yang sesuai atau menarik
ada nya ahli yang menangani secara khusus peserta didik tersebut, oleh
sebab itu guru hanya melaksanakan penilaian harian saja dan status
peserta didik tersebut juga merupakan peserta didik mutase oleh sebab
itulah sekolah juga masih mencari pola ajar yang tepat bagi peserta
didik.
107
selama proses pembelajaran berlangsung dan pada kegiatan
yang diam dan tidak mengganggu karena peserta didik tersebut murni
108
dilakukan dengan dampingan guru secara langsung. Sedangkan di MI
yang dinilai dapat menjadi faktor penghambat pun juga menjadi faktor
sekolah tersebut yaitu adanya peran aktif dan timbal balik positif dari
109
Faktor penghambat utama yakni belum adanya guru pendamping
guru pengajar.
tujuan untuk menumbuhkan rasa empati pada diri setiap peserta didik
110
dengan melakukan tes lisan ataupun melakukan tes tulis dengan bobot
yang berbeda ataupun dengan jumlah yang berbeda dengan soal awal.
111
BAB V
PEMBAHASAN
Tijaniyyah Malang
suatu proses pembelajaran yang dilakukan baik yang dilakukan oleh guru
ataupun oleh peserta didik. Ralph Tyler dalam Muri Yusuf mendefinisikan
evaluasi sebagai proses membandingkan data hasil kinerja dengan tujuan yang
lebih spesifik secara jelas.93 Evaluasi sendiri dalam dunia pendidikan bersifat
makro dan mikro.94 Evaluasi yang diterapkan di sekolah sesuai dengan definisi
evaluasi mikro yaki memiliki sasaraan yang lebih sempit dan mengerucut yakni
pada lingkup kelas yang menjadi otoritas guru kelas dalam mengendalikan
93
Muri Yusuf, op.cit., hlm.18
94
Zulkifli Matondang, op.cit., hlm.5
112
proses pembelajaran dengan tujuan untuk mengukur keberhasilan baik guru
tingkat penguasaan peserta diidk terhadap materi yang telah diberikan juga
untuk dapat dijadikan pijakan dalam memberikan bantuan atau bimbingan pada
pelaksanaan dan perencanaan evaluasi yang sedemikian rupa karena dalam hal
ini yang dihadapi bukan hanya peserta didik pada umumnya namun juga
vital. Hal ini dikarenakan tanpa adanya perencanaan yang baik, hasil yang
95
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Direktorat Jendral Penddikan Islam Kementrian Agama :
2012) hlm. 23
113
dapat memberikan makna dan sebuah hasil yang dapat digunakan untuk
diamati
4. Menyusun garis besar materi pelajaran yang akan diukur melalui tes
dasar dari guru terkait kondisi peserta didik yang dinilai berkebutuhan khusus.
Selain itu hal-hal yang perlu dipersiapkan yaitu seperti materi, tujuan atau
target yang akan dicapai, kisi-kisi, dan juga RPP. Hal ini sesuai dengan
materi, RPP, untuk penilaian PAS dan PTS adanya penyusunan kisi-kisi yang
96
Zainal Arifin,op.cit, hlm.88
114
Kedua sekolah tersebut juga sama-sama memberikan tanggung jawab
untuk mata pelajaran tertentu di luar mata pelajaran tematik juga disusun oleh
kekeliruan target capaian, karena masing-masing guru telah diberi hak untuk
belum melakukan penyusunan soal PTS dan PAS mandiri, yakni masih
yang disusun oleh kedua sekolah ini tidak ada perbedaan dengan perencanaan
evaluasi peserta didik lainnya. Hal ini dikarenakan guru di kedua sekolah
pelaksanaan evaluasi tanpa harus mengubah format evaluasi yang sudah ada.
Hal ini berlaku untuk peserta didik dengan hambatan khusus kesulitan belajar
115
yang meliputi membaca dan perilaku hiperaktif. Adapun untuk peserta didik
Tijaniyyah Malang belum ada rencana khusus karena status peserta didik
teman sejawatnya yang memiliki kebutuhan khusus. Oleh karena itulah kedua
evaluasi dengan tujuan agar tidak terdapat kesenjangan yang jelas di dalam
Tijaniyyah Malang
dan SDI Unggulan Asy Syafiiyah At Tijaniyyah Malang telah sesuai dengan
kemampuannya masing-masing.
116
2. Ikut mewujudkan pendidikan yang menghargai keragaman dan adil bagi
Kedua poin ini telah diselenggarakan dengan baik oleh sekolah yang
Pelaksanaan evaluasi ini pun sejalan dengan Q.S. At Taubat ayat 105
yang berbunyi :
97
Dedy Kustawan, op.cit, hlm.9
98
Zainal Arifin, op.cit, hlm.101
117
kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang
nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Q.S.
At Taubat:105).
evaluasi hasil pembelajaran peserta didik dinilai penting dalam segala aspek
baik yang terlihat seperti aspek pengetahuan dan keterampilan ataupun yang
peserta didik. Bu R guru kelas 1 SDI UAA mengatakan bahwa karakter peserta
didik merupakan hal utama yang harus diingat. Karena dengan memahami
karakter peserta didik guru akan lebih mudah memahami alur berfikir dan cara
kondisi peserta didik sangat penting untuk modal awal dalam menghadapi
peserta didik berkebutuhan khusus, hal ini agar guru tidak memukul rata
yang diberikan disamakan dengan peserta didik lain. Hal ini dilakukan agar
118
tidak terjadi kecemburuan sosial. Namun setiap guru berhak mengambil
berupa penilaian tes tertulis ataupun tes lisan. Dalam keseharian guru
kemampuan membaca. Hal ini dilakukan oleh beliau agar muncul empati di
dalam diri peserta didik lain untuk saling membantu jika temannya mengalami
kesulitan. Adapun kebijakan yang dilakukan ketika pelaksanaan tes tulis yaitu
Hidayatul Mubtadiin 75 namun dalam hal ini Pak S memberikan remidi pada
G dengan menurunkan bobot soal ataupun jumlah soal hingga mencapai poin
penilaian keterampilan juga tidak terdapat perbedaan dengan yang lain, namun
membaca.
Pada dasarnya penilaian dalam hal apapun baik tulis ataupun lisan jika
target atau tujuan penilaian dapat tercapai dengan cara apapun itu
119
diperbolehkan. G memiliki hambatan khusus dalam kemampuan membaca
level sedang-berat. Diagnosa ini memang tidak dilakukan oleh ahli langsung
karena keterbatasan biaya namun Pak S sebagai guru kelas aktif berkonsultasi
Namun karena adanya keterbatasan biaya maka guru kelas yang bertindak
langsung untuk menggerakkan seluruh anggota kelas dan keluarga Galih dalam
(peserta didik dengan hambatan belajar dan perilaku) diberikan soal yang sama
dengan peserta didik lainnya. Hanya saja pada saat pelaksanaan evaluasi
biasanya guru melalukan penyesuaian cara seperti melisankan bacaan soal dan
jawaban yang ada kemudian peserta didik memilih jawaban yang dirasa paling
tepat. Untuk penugasan harian guru memberikan tugas terstruktur dan tidak
terstruktur dengan tujuan selain belajar di sekolah juga agar peserta didik
Lain hal nya dengan K (peserta didik dengan hambatan wicara) dalam
hal pengetahuan guru belum bisa memberikan soal yang sama karena
berupa mengeja kata ataupun menghitung bilangan. Hal ini dilakukan karena
120
status K yang merupakan peserta didik mutasi dan guru di sekolah tersebut
masih dalam tahap meraba-raba perlakuan yang tepat untuk K sehingga belum
ada ketegasan model pembelajaran yang pasti untuk K. Selain itu belum adanya
gangguan wicara. Oleh karena guru-guru di SDI UAA sebagian besar tidak
menerima instruksi dari guru pada saat ia emosi itu sudah menjadi poin. Hal
ini dilakukan karena U termasuk anak yang susah mengontrol emosi sehingga
indikator penilaian sikap U dengan anak lain memiliki target yang berbeda dan
hanya guru kelas sendiri yang paham dan mampu memodifikasi hal tersebut.
instruksi atau isyarat yang diberikan oleh guru untuk mengerjakan atau tidak
melakukan sesuatau.
penialain dengan peserta didik lain nya. Hal ini dikarenakan U mampu
kerajinan tangan. Namun di sisi lain penilaian keterampilan lain yang hanya
121
keterampilan ditujukan agar kemampuan membaca U mengalami perbaikan
dari hari ke hari. Namun untuk porsi penilaian portofolio tidak diberikan dalam
jumlah yang banyak karena kecakapan peserta didik belum memungkinkan jika
ataupun SDI UAA, telah melakukan proses pembelajaran yang sesuai dengan
digunakan dapat berupa jenis yang sama dengan peserta didik reguler melalui
disandingkan dengan salah dua syarat evaluasi yaitu pada poin reliabel dan
patokan model evaluasi tersebut dapat diakukan oleh beberapa orang lainnya
dengan hasil yang tidak bias atau pasti sehingga hasil yang didapatkan berupa
99
Pedoman Umum Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif (Sesuai Permendiknas No 70 Tahun
2009) DIREKTORAT PPK-LK PENDIDIKAN DASAR KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN JAKARTA 2011, hlm. 29
122
100
skor dan predikat yang objektif. yang mana pada kenyataan di lapangan,
kedua sekolah tersebut melakukan cara yang sama yakni dalam hal
yaitu dengan dibacakan soal dan jawaban oleh guru. Penyesuaian cara tersebut
dilakukan untuk tetap fokus pada tujuan evaluasi pembelajaran yaitu untuk
waktu, dimana pada saat-saat tertentu guru memberikan extra time pada peserta
didik berkebutuhan khusus. Oleh karena itu dengan adanya evaluasi hasil
Terkait jenis teknik evaluasi, variasi yang kerap dilakukan yaitu pada
model evaluasi dalam proses pembelajaran ranah kognitif yaitu penugasan, tes
100
Mulyadi, op.cit, hlm.36
101
Dedy Kustawan, op.cit, hlm.58
102
Ina Magdalena, op.cit, hlm. 21
123
tulis dan tes lisan, pada ranah sikap yaitu melalui observasi atau pengamatan
harian, dan pada ranah keterampilan yaitu melalui unjuk kerja berupa
4. Tes lisan
5. Penilaian portofolio
6. Observasi
7. Jurnal
8. Inventori
pembelajaran lebih variatif. Sehingga data yang di dapatkan oleh guru juga
103
Dedy Kustawan, op.cit, hlm. 54
124
C. Tindak Lanjut Evaluasi Pembelajaran pada Siswa Berkebutuhan Khusus
Tijaniyyah Malang
atau refleksi terhadap apa yang telah dilakukan di masa lalu kemudian
diukur dari proses belajar dan hasil belajar. Keberhasilan proses belajar
belajar mengajar104. Hal ini dapat diketahui melalui keaktifan peserta didik di
diukur dan dinilai melalui pengamatan setiap harinya. Baik dari segi kognitif,
Kesuksesan hasil belajar ini dipengaruhi oleh berbagai hal, baik dari dalam diri
peserta didik itu sendiri ataupun dari luar peserta didik baik lingkungan,
Hasil belajar yang optimal berasal dari proses pembelajaran yang sama
optimal nya. Upaya optimalisasi proses dan hasil pembelajaran dapat dilakukan
104
Zainal Arifin, loc.cit, hlm. 392
125
dengan merancang dan mengajukan beberapa alternatif pemecahan sesuai
tersebut. salah satu upaya yang dapat dilakukan yakni dengan melakukan
remidial. 105
berikut :
Tabel 5.1
Aspek-aspek Pembelajaran
No Pembelajaran Remidial
Pembelajaran Reguler
1 Subjek Seluruh peserta Peserta didik yang
didik belum tuntas
2 Materi pembelajaran Topik bahasan Konsep terpilih
3 Dasar pemilihan Rencana Analisis kebutuhan
materi pembelajaran (rencana pembelajaran
(RPP harian ) remidi)
antara pembelajaran reguler dengan remidial. Baik dari segi bobot materi
ataupun jumlah soal serta teknik yang digunakan dalam penilaian remidial itu
sendiri.
105
Ibid, hlm 398.
126
Berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan inklusi sendiri, kedua sekolah
Selain itu, rencana kerjasama dengan pihak ketiga yaitu Sekolah Luar
Biasa mulai dijadikan sebuah wacana bagi MI Hidayatul Mubtadiin untuk lebih
127
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hal ini dimaksudkan agar setiap guru yang mengajar baik guru kelas
yang seragam dan optimal untuk mendapatkan hasil evaluasi dari peserta
apa yang seharusnya diukur dan dinilai sehingga ketika pengolahan data
128
perencanaan evluasi hasil pembelajaran untuk peserta didik berkebutuhan
pembelajaran.
khusus di kedua sekolah tersebut sudah cukup baik. Dalam hal pelaksanaan
seperti yang terdapat pada beberapa buku tanpa disadari. Salah satu
teks tersebut dan peserta didik yang memilih jawabannya. Kedua sekolah
membaca. Selain itu, guru juga beberapa kali melakukan penyesuaian waktu
saja perlu adanya penyesuaian cara dan waktu seperti yang telah disebutkan.
129
kemampuan khusus untuk menangani dan mempersiapkan pembelajaran
yang semestinya bagi peserta didik berkebutuhan khusus. Selain itu juga
belum adanya guru pendamping khusus, hal ini dikarenakan adanya beban
finansial tambahan bagi orang tua jika dihadirkan guru pendamping khusus,
dan tidak semua orang tua berada dalam kondisi finansial yang baik. Secara
umum, kendala yang dirasakan oleh kedua sekolah ini yaitu instruksi
3. Tindak lanjut dari proses pembelajaran dan evaluasi hasil belajar peserta
B. Saran
yang telah peneliti rumuskan yang ditujukan kepada berbaagai pihak yaitu :
130
1. Kepada Kepala Sekolah
temporer.
Alangkah baiknya jika dalam sebuah kelompok kerja guru pada suatu
3. Kepada Pemerintah
131
DAFTAR RUJUKAN
pada ABK di Sekolah Dasar Inklusi : Studi Deskriptif. Skripsi tidak terbitan.
Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara
Ar.Ruzz Media
Luxima
Jakarta : Luxima
CV. Jejak
Matondang, Zulkifli, dkk. 2019. Evaluasi Hasil Belajar. Medan : Yayasan Kita
Menulis
132
Pedoman Umum Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif (Sesuai Permendiknas No
Smith, J. David. 1998. Inclusion : School for All Student ( Inklusi Sekolah Ramah
Tiarni, Wahyu dan Dwi Rakhmawati. 2013. Konsep Sekolah Inklusi yang Humanis.
Yogyakarta : Familia
Wijaya, Hengki. 2018. Analisis Data Kualitatif Ilmu Pendidikan Teologi. Sulawesi
Yusuf, Muri. 2015. Asesmen dan Evaluasi Penddikan : Pilar Penyedia Informasi
133
LAMPIRAN-LAMPIRAN
134
Lampiran 1
Surat Izin Penelitian
135
136
Lampiran 2
137
138
Lampiran 3
Bukti Konsultasi
139
Lampiran 4
MATRIK PENELITIAN
Teknik Pengumpulan
No Fokus Penelitian Pedoman
Data
1 Bagaimana perencanaan a. Guru menggunakan RPP khusus abk
evaluasi pembelajaran K-13 b. Guru mempunyai dan menggunakan panduan
Observasi
pada siswa berkebutuhan pembuatan tes evaluasi hasil pembelajaran khusus
khusus di SDI Unggulan Asy abk.
Syafiiyah At Tijanniyah a. Menurut bapak/ibu, apa itu evaluasi pembelajaran?
Malang dan MI Hidayatul b. Apa tujuan dari evaluasi pembelajaran?
Mubtadiin Malang ? c. Seberapa penting evaluasi pembelajaran dalam
Wawancara
sebuah proses belajar mengajar?
d. Komponen apa saja yang perlu dipersiapkan dalam
penyusunan perencanaan evaluasi pembelajaran?
140
e. Siapa saja yang terlibat dalam penyusunan
perencanaan tersebut?
f. Kapan penyusunan perencanaan evaluasi
pembelajaran?
g. Adakah pedoman yang diikuti dalam penyusunan
perencanaan evaluasi pembelajaran tersebut?
h. Apakah terdapat perbedaan perencanaan evaluasi
pembelajaran antara siswa regular dengan siswa
berkebutuhan khusus?
i. Jika terdapat perbedaan, pada bagian apa saja hal-
hal yang perlu dijadikan perhatian dalam
penyusunan perencanaan evaluasi pembelajaran
tersebut?
j. Bagaimana proses penyusunan perencanaan
evaluasi pembelajaran di sekolah ini?
Dokumentasi a. RPP
141
a. Guru memberikan penugasan pada siswa
berkebutuhan khusus
Observasi
b. Guru melaksanakan penilaian pengetahuan, sikap
dan keterampilan pada siswa berkebutuhan khusus
Bagaimana pelaksanaan a. Apa saja yang perlu diingat dalam melakukan
evaluasi pembelajaran K-13 evaluasi pada siswa berkebutuhan khusus?
pada siswa berkebutuhan b. Bagaiamana cara guru melakukan tes ranah
2 khusus di SDI Unggulan Asy pengetahuan pada siswa berkebutuhan khusus?
Syafiiyah At Tijanniyah c. Bagaiamana cara guru melakukan tes ranah sikap
Malang dan MI Hidayatul Wawancara pada siswa berkebutuhan khusus?
Mubtadiin Malang ? d. Bagaiamana cara guru melakukan tes ranah
keterampilan pada siswa berkebutuhan khusus?
e. Evaluasi seperti apa yang kerap dilakukan oleh
guru ketika pembelajaran?
f. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?
142
g. Bagaimana jika KKM yang didapatkan oleh
peserta didik berkebutuhan khusus belum
terpenuhi?
a. Jika terdapat guru pendamping khusus, apa peran
guru tersebut? Dan apakah guru shadow juga ikut
andil dalam evaluasi terhadap siswa berkebutuhan
khusus?
b. Apa saja factor penghambat dan factor pendukung
yang dirasakan oleh guru kelas dalam
melaksanakan evaluasi terhadap siswa
berkebutuhan khusus?
a. Proses kegiatan belajar mengajar (opsional)
Dokumentasi b. Soal ujian
c. Hasil evaluasi pembelajaran/raport
Bagaimana tindak lanjut a. Adakah perbedaan perlakuan dari tahun-ke tahun
3 evaluasi pembelajaran K-13 Wawancara terhadap evaluasi hasil belajar siswa berkebutuhan
pada siswa berkebutuhan khusus?
143
khusus di SDI Unggulan Asy b. Upaya yang dilakukan oleh guru dalam mengatasi
Syafiiyah At Tijanniyah kebutuhan -kebutuhan dari peserta didik
Malang dan MI Hidayatul berkebutuhan khsus
Mubtadiin Malang ?
144
Lampiran 5
Transkrip Wawancara
145
5. Siapa saja yang terlibat dalam penyusunan perencanaan tersebut?
Nah, untuk penyusunan nya itu diserahkan kepada masing-masing guru kelas,
tapii sebelum menyusun soal baik itu PTS atau PAS itu biasanya ada rapat dulu
untuk ujian akhir dan ujian tengah semester, disitu nanti ditentukan berapa
materi yang diujikan, bentuknya seperti apa, berapa soal yang diberikan,
kemudian nanti pelaksanaannya kapan.
6. Kapan penyusunan perencanaan evaluasi pembelajaran?
Untuk evaluasi PTS dan PAS ya sebelumnya itu pasti ada rapat untuk membahas
dan membuat soal.
7. Adakah pedoman yang diikuti dalam penyusunan perencanaan evaluasi
pembelajaran tersebut?
Untuk soal harian itu kan yang tau ukurannya guru masing-masing ya jadi
kebijakan masing-masing guru, guru juga harus bisa berbuat bijak jika
dihadapkan dengan siswa-siswa yang beragam. Kalo untuk soal PTS, PAS ya itu
tadi pedoman yang diikuti ada setelah dibahas dalam rapat persiapan ujian itu.
Dan secara umum pedoman yang diikuti seperti halnya dalam membuat soal itu
tadi.
8. Apakah terdapat perbedaan perencanaan evaluasi pembelajaran antara
siswa regular dengan siswa berkebutuhan khusus?
Tidak ada mbak, karena konsepnya tidak boleh ada perbedaan baik di KKM
ataupun soal jadi disamakan, yang menjadikan beda ya itu tadi kebijakan
masing-masing guru. Kan kalo untuk tematik diampu guru kelas sendiri ya, nah
untuk bahasa arab dan PJOK itu kan ada guru masing-masing dan satu sama lain
pasti ada kebijakan sendiri.
9. Jika terdapat perbedaan, pada bagian apa saja hal-hal yang perlu
dijadikan perhatian dalam penyusunan perencanaan evaluasi
pembelajaran tersebut?
Secara umum tidak ada yang dibedakan, yang menjadikan beda ya treatment nya
itu tadi. Yang jelas guru itu harus tahu kemampuan siswa, kekurangan siswa ini
146
apa, jadi dari situ guru nanti bisa mencapai hal-hal sesuai dengan target masing-
masing. Seperti Galih, tidak bisa jika dipukul rata anak ini bisa A bisa B ndak
bisa. Jadi harus memahami dulu kemampuan anak itu dari situ nanti bisa tahu
bagaimana cara yang tepat.
10. Bagaimana proses penyusunan perencanaan evaluasi pembelajaran di
sekolah ini?
Proses penyusunannya ya sama seperti di awal tadi, setiap sebelum PTS dan PAS
pasti ada kisi-kisi dimana kisi-kisi ini difungsikan sebagai rel untuk melihat
kesesuaian antara materi yang diajarkan dengan materi yang diujikan. Dan
penyusunan nya pun juga tadi itu dibahas dalam rapat soal nya berapa, bentuk
nya gimana, materinya berapa, begitu.
11. Apa saja yang perlu diingat dalam melakukan evaluasi pada siswa
berkebutuhan khusus?
Kemampuan anak..
12. Bagaiamana cara guru melakukan tes ranah pengetahuan pada siswa
berkebutuhan khusus?
Untuk penugasan ini kita samakan dengan siswa lain, tapi disini orang tua dan
teman kita dorong untuk saling membantu. Kan biasanya kalo teman-sama
teman itu enak selain untuk membantu Galih juga, itu juga menumbuhkan sikap
kepedulian antar teman. Jadi kalo untuk pengetahuan intinya adanya kebijakan
masing-masing guru. Intinya kebijakan itu.
13. Bagaiamana cara guru melakukan tes ranah sikap pada siswa
berkebutuhan khusus?
Kalo sikap ini malah cenderung lebih baik, kalo perilaku malah cenderung lebih
tinggi dibanding dengan teman-teman yang lain. Kan di sekolah juga ada
pembiasaan sholat dhuha, dhuhur berjamaah dan lain lain nah itu juga masuk ke
dalam aspek sikap dan Galih cenderung baik dalam sikapnya. Hanya saja ya itu
pengetahuannya yang cenderung di bawah siswa lain.
Kalo anak berkebutuhan khusus seperti Galih ini kan mereka cenderung diam
tidak yang neko-neko. Beda lagi kalo yang beberapa tahun kebelakang itu anak
nya hiper, kalo anak hiper itu memang tingkah nya yang agak sulit dikendalikan
147
tapi kadang-kadang malah pengetahuannya lebih tinggi dari teman-temannya.
Nah kalo Galih ini yang cenderung bagus sikap nya, hanya saja ya di
pengetahuannya yang agak tertinggal dari teman-temannya.”
14. Bagaiamana cara guru melakukan tes ranah keterampilan pada siswa
berkebutuhan khusus?
Nah kalo keterampilan kan banyak yaa, tapi yang sering sekali saya tekankan
malah membaca nya jadi biar sambil berlatih karena itu yang urgen seperti itu.
itu prosentasenya paling tinggi karena memang yang diperlukan y aitu.
15. Evaluasi seperti apa yang kerap dilakukan oleh guru ketika pembelajaran?
Ya itu tadi, kalo di harian itu menyesuaikan. Kadang ya tulis kadang langsung
lisan jadi balik lagi ke kebijakan masing-masing guru.
16. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?
Jadi kan anak di beri evaluasi A, B atau C itu kan intinya untuk mengukur sejauh
mana kemampuan anak. Jadi menggunakan apapun selama itu bisa untuk
melihat tingkat ketercapaian target dari guru itu ya tidak apa-apa digunakan.
17. Bagaimana jika KKM yang didapatkan oleh peserta didik berkebutuhan
khusus belum terpenuhi?
Nah, untuk yang siswa yang tentunya tidak sama dengan siswa yang lain maka
diambil kebijakan. Tetapi secara umum KKM itu 75, tetapi disini diambil
kebijakan secara internal oleh guru. Jadi masing-masing guru itu kan punya
kebijakan ya, kalo saya dilihat dulu nilai ujian yang pertama, kalo ini terlalu jauh
dari KKM ini bis akita remidi ulang sampai mendekati atau pas KKM setidaknya
70, jadi disini saya ambil kebijakan kalo sudah mepet KKM oke saya cukupkan
karena memang segitu kemampuannya. Remidi bisa ujian tulis lagi dengan
menurunkan bobot soal, mengurangi jumlah soal, atau juga bisa by lisan.
18. Apa saja faktor penghambat dan faktor pendukung yang dirasakan oleh
guru kelas dalammelaksanakan evaluasi terhadap siswa berkebutuhan
khusus?
Faktor penghambat
19. Adakah perbedaan perlakuan dari tahun-ke tahun terhadap evaluasi hasil
belajar siswa berkebutuhan khusus?
148
Nah ya itu tadi kalo sebelumnya kan agak meraba-raba
20. Apakah diagnosa terhadap siswa dilakukan oleh psikiater atau tenaga ahli?
Dan apakah orang tua sudah menyadari kekurangan siswa?
Iya sudah disini memang orang tua sudah menyadari jika anak kurang disini.
Itulah mengapa kerjasama dengan orangtua itu penting.
Nah kalo diagnosa, dalam beberapa tahun kebelakang memang di sekolah ini
ada tenaga shadow dan anak memang sudah ada hasil diagnosa dari ahli, disini
Kerjasama dengan orang tua sangat penting. Namun karena finansial masing-
masing orang tua itu berbeda-beda jadi ya tidak semua bisa disamakan.
Jangankan shadow kadang-kadang bayar membayar saja sudah kerepotan, tapi
beberapa waktu ke belakang itu saya pribadi pernah konsultasi dengan psikiater
terkait anak ini sempat omong-omongan, wa dan sebagainya itu ya memang ada
arah anak ini ke disleksia. Oleh karena itu disini kita aktifkan teman-temannya
untuk membantu ketika di kelas, dan orang tua ketika di rumah.
149
Narasumber : Bu Ida ( Kepala Madrasah MI Hidayatul Mubtadiin
Malang)
150
Pedoman yang digunaknan sama seperti penyusunan evaluasi pada umumnya.
tidak ada perbedaan mbak
8 Apakah terdapat perbedaan perencanaan evaluasi hasil pembelajaran
antara siswa regular dengan siswa berkebutuhan khusus?
Sebetulnya ya tidak ada, karena sekolah kita kan bukan jenis sekolah yang
khusus untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Jadi sekolah ndak boleh nolak,
sekolah yang harus menyamakan aturan yang ada jadinya yaa materinya yang
diturunkan.
9 Jika terdapat perbedaan, pada bagian apa saja hal-hal yang perlu
dijadikan perhatian dalam penyusunan perencanaan evaluasi hasil
pembelajaran tersebut?
Tidak ada hal khusus yang dibedakan hanya itu tadi, modifikasi dan inovasi
guru untuk mengukur kemampuan anak dalam pembelajaran
10 Bagaimana proses penyusunan perencanaan evaluasi hasil pembelajaran
di sekolah ini?
Penyusunan evaluasi dilakukan oleh guru kelas mbak ya, jadi bisa
dikomunikasikan dengan guru kelas masing-masing
11 Apa saja yang perlu diingat dalam melakukan evaluasi pada siswa
berkebutuhan khusus?
Yang jelas guru itu harus paham sama kondisi nya anak, ketika guru sudah
paham dengan kondisi anak jadi guru itu ndak bingung cara ngatasi anak itu,
dan yang utama guru tidak memukul rata batas kemampuan anak satu dengan
anak yang lain.
12 Jika terdapat guru pendamping khusus, apa peran guru tersebut? Dan
apakah guru shadow juga ikut andil dalam evaluasi terhadap siswa
berkebutuhan khusus?
Tidak ada andil mbak, shadow hanya ditugaskan untuk mendampingi proses
belajar anak-anak ya biar anak nya ndak ganggu dan terkontrol gitu intinya.
Kalau penilaian hanya guru yang melakukan. Jadi shadow hanya bertugas
untuk mengontrol siswa saat pembelajaran ya intinya membantu siswa untuk
lebih menata emosinya mbak, karena anak yang didampingi shadow disini itu
151
anak yang semacam memiliki gangguan emosi seperti.jadi ketika pensil sudah
dipegang atau digigit, itu belum dilepaskan kalau belum sampai patah. Nah,
untungnya orang tua bisa diajak Kerjasama dan koordinasi, ketika sekolah
menyarankan anak untuk diperiksakan baik ke psikolog atau semacamnya dan
hasil diagnose keluar, orang tua mampu menerima bahwa anaknya butuh
pendampingan khusus. Karena ya itu tadi, guru nya kewalahan mbak, karena
basic kami juga bukan dari background pendidikan khusus seperti itu.
13 Apa saja factor penghambat dan factor pendukung yang dirasakan oleh
guru kelas dalam melaksanakan evaluasi terhadap siswa berkebutuhan
khusus?
Iya itu tadi, karena kita berangkatnya juga bukan dari guru inklusi atau khusus,
makanya pengetahuan dan kemampuan kita ya agak kurang jika dihadapkan
dengan jenis anak yang unik seperti itu. Sebetulnya guru yang sudah khusus itu
kan pastinya sudah punya tips dan trik untuk menangani anak-anak itu. Kalau
guru sd biasa ya hanya menggunakan buah hasil pengalaman nya saja dari
tahun-tahun sebelumnya. Kalaupun guru ndak sanggup bener-bener mentok,
ya sekolah mengembalikan ke orang tua. Karena sejauh ini tidak ada
pembekalan kompetensi guru dalam mengahadapi anak seperti itu, pernah ada
pelatihan pun itu dulu sekali jamannya pak Sukir tapi itu juga istilahnya
sekedar pengenalan permukaan saja, untuk bagaimana-bagaimana nya itu tidak
ada pembahasan mendalam. Bukan cara menangani, hanya saja penekanan
pada sekolah tidak boleh menolak jika ada siswa berkebutuhan khusus yang
mendaftar. Kalo factor pendukungnya ya, lebih ke kondisi anaknya sih mbak.
Dan pemahaman orang tua tentang kemampuan anak. Kadangkala, orang tua
kurang paham dengan kemampuan anak, sehingga ingin memukul rata hasil
yang didapatkan anak mereka sama dengan anak pada umumnya.
14 Adakah perbedaan perlakuan dari tahun-ke tahun terhadap evaluasi hasil
belajar siswa berkebutuhan khusus?
Ndak ada yang khusus nya sih mbak, karena setelah meluluskan anak dengan
dampingan shadow sekitar 2 tahun yang lalu, baru ditemui lagi anak special ya
di kelas pak Sukir itu, sampai kelas 4 masih mengalami kurang konsentrasi dan
152
pemahaman terhadap huruf yang kurang. Jadi sejauh ini belum ada, hanya
mungkin itu tadi pinter dan kreatif nya wali kelas dalam menggali potensi anak.
15. Apakah sebelumnya guru di sekolah pernah mendapat bimbingan teknis
dari pemerintah terkait pelaksanaan sekolah inklusi?
Sejauh ini belum pernah mbak, ya pas awal itu saja dulu diwakili kepala
sekolah untuk bimtek sekolah inklusi dan seperti yang sudah dikatakan tadi,
hanya pengenalan dan penekanan saja bahwa sekolah tidak boleh menolak
anak-anak dengan kebutuhan khusus. Namun pada PPDB terakhir kemarin,
sempat kami ya istilahnya bukan menolak hanya memberikan opsi pada orang
tua calon siswa bahwa kondisi sekolah kami juga seperti ini, lingkungan
belajarnya belum inklusi jadi agar orang tua bisa mempertimbangkan, karena
kondisi anaknya juga berkaitan dengan abk fisik. Kalau berkaitan dengan fisik
kan ya agak mengkhawatirkan mbak, harus dijaga juga apalagi disini juga
belum ada ruangan khusus inklusi dan Gedung nya juga masih 2 lantai.
16. Apakah sekolah pernah menjalin Kerjasama dengan pihak sekolah
inklusi lainnya atau sejenis dengan itu?
Sejauh ini belum, eh sudah mbak hamper setiap tahun oh malah setahun dua
kali mbak. Jadi setiap semester itu pasti ada SLB ap aitu mengajak Kerjasama
namun lebih ke bantuan dana finansial nya mbak. Oiya mbak ya, saya baru
kepikiran. Mungkin nanti kedepannya, Kerjasama ini bisa berbuah symbiosis
agar pihak SLB memberikan semacam pengarahan atau pelatihan pada guru di
sekolah untuk menangani siswa berkebutuhan khusus. Kok ndak kepikiran
mbak yaa, kalo gak samean ingetkan tadi.
153
Narasumber : Bu Azizah (Guru Kelas 2 siswa U dan K SDI UAA)
154
5. Siapa saja yang terlibat dalam penyusunan perencanaan tersebut?
Ini rencana evaluasi bu ya jadi diserahkan kepada masing-masing guru
kelas dalam pembuatan perencanaan itu tadi. Namun juga
dikomunikasikan dengan kepala sekolah dalam KKG mingguan
6. Kapan penyusunan perencanaan evaluasi hasil pembelajaran?
Perminggu bu kalau untuk perencanaan yang pembelajaran full, jadi di
setiap minggu kan di sini ada KKG atau semacam rapat internal guru dan
kepala sekolah, setiap minggunya guru Menyusun perencanaan itu tadi
yang mencakup perencanaan belajar dan evaluasi nya lalu
dikomunikasikan atau dibahas di dalam KKG itu tadi.
7. Adakah pedoman yang diikuti dalam penyusunan perencanaan
evaluasi hasil pembelajaran tersebut?
Kalau untuk pedoman perencanaan evaluasi, menyesuaikan saja bu kalau
niku. Pedoman yang digunaknan sama seperti penyusunan evaluasi pada
umumnya. jadi kalau untuk harian nya tetap ada evaluasi terstruktur dan
tidak tersetruktur mawon gitu.
8. Apakah terdapat perbedaan perencanaan evaluasi hasil pembelajaran
antara siswa regular dengan siswa berkebutuhan khusus?
Kalau untuk Ungzila disamakan dengan dengan anak-anak lain bu, karena
ungzila sendiri juga hanya kurang di membaca dan kontrol emosi saja. Jadi
tidak ada perbedaan dengan anak-anak lain. Mungkin kalau pelaksanaanya
nah ini ungzila perlu treatment khusus yaitu dibacakan. Guru yang
membacakan soal dan jawabannya lalu dia memilih jawabannya.
Nah kalau untuk Keanu, sejujurnya sampai detik ini sekolah masih belum
bisa memberi ketegasan pada model pembelajaran Keanu karena Keanu
sendiri statusnya juga siswa mutasi, dan belum pernah ada pertemuan antara
pihak sekolah dengan orang tua. Jadi sejauh in kami menilai Keanu kalau
sikap ya dari keseharian, kalau belajar ya dari hitung-hitungan atau kosakata
seperti itu. Jadi untuk Keanu ini tidak bisa disamakan dengan siswa lainnya
di kelas 2 karena pertama, dia sendiri juga merasa takut untuk ikut
pembelajaran bersama teman-teman di kelas apalagi ya Namanya anak-anak
155
pasti ada yang ngejek-ngejek atau apa kayak gitu, lalu yang kedua dari poin
pertama itu tadi akhirnya social nya Keanu ya jenengan tau kayak gitu itu,
lalu karena keterbatasan skill kami untuk menangani siswa dengan
kebutuhan khusus yang bisa dikatakan level berat seperti Keanu ini kami
belum bisa menyamakan materi yang diberikan pada siswa kelas 2 lainnya
dengan Keanu. Jadi untuk evaluasinya pun jelas sekali sangat jauh berbeda.
9. Jika terdapat perbedaan, pada bagian apa saja hal-hal yang perlu
dijadikan perhatian dalam penyusunan perencanaan evaluasi hasil
pembelajaran tersebut?
Secara umum ndak ada yang dibedakan bu karena untuk Ungzila y aitu tadi
kemampuan dia masih sama dengan siswa yang lainnya hanya saja perlu
bantuan guru dalam mengerjakan soal-soalnya. Jadi untuk perencanaan
tidak ada yang berbeda yang dibedakan hanya saat pelaksanaanya saja.
Kalau untuk Keanu jelas ada perbedaan evaluasi tapi tidak ada perencaan
evaluasi khusus untuk Keanu karena status Keanu sebagai siswa mutase itu
tadi dan kami disini masih dalam proses pengamatan sambil belajar apa
yang cocok untuk Keanu. Karena sejauh ini pihak sekolah juga bingung bu,
dalam artian kurang nya komunikasi dengan orangtua juga akhirnya
membuat langkah kami agak terbengkalai.
10. Apa saja yang perlu diingat dalam melakukan evaluasi pada siswa
berkebutuhan khusus?
Tentunya gurunya harus paham dengan kondisi siswa ya bu niku yang
utama, karena kalau guru nya ndak paham ya repot dan bingung sendiri. Jadi
malah ndak bisa menggali kemampuan anak. Apalagi kalau anaknya special
kan guru juga harus bisa memodifikasi oo anak ini kurang di bagian A tapi
dia unggul di bagian B jadi sebisa mungkin guru juga harus bisa mencari
value dari masing-masing siswa itu tadi dan tidak bisa disamaratakan.
11. Bagaiamana cara guru melakukan tes ranah pengetahuan pada siswa
berkebutuhan khusus?
Kalau untuk pengetahuan nya Ungzila disamakan dengan siswa yang
lainnya, sedangkan untuk Keanu tidak bisa disamakan dengan siswa lainnya
156
karena belum bisa mengikuti dan masih seputar pengenalan kosakata dan
menghitung saja bu.
12. Bagaiamana cara guru melakukan tes ranah sikap pada siswa
berkebutuhan khusus?
Kalau untuk sikap kami memantau melalui keseharian, jadi observasi yang
dilakukan oleh Guru. Ketika siswa berinteraksi dengan temannya, ketika
dalam pembelajaran dan sebagainya.
13. Bagaiamana cara guru melakukan tes ranah keterampilan pada siswa
berkebutuhan khusus?
Begitupun dengan keterampilan, juga disamakan untuk Ungzila. Dia kalau
urusan menyalin tulisan dari papan tulis ke buku itu cepet dan rapi tapi kalau
sudah membaca itu dia kurang. Kemarin juga aktif dan mau untuk membuat
prakarya itu. Jadi kalau untuk Ungzila itu semua nya kita samakan, hanya
saja y aitu guru nya harus paham dan sadar akan karakter nya Zila biar
gimana caranya anak ini mau mengikuti apa yang kita harapkan.
14. Evaluasi seperti apa yang kerap dilakukan oleh guru ketika
pembelajaran?
Secara umum untuk harian itu ada tugas testruktur dan tidak terstruktur
sebagai bahan evaluasi pembelajaran hariannya. Kalau yang lain ya ada
ulangan harian, pts, pas.
15. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?
Ya sebenarnya normalnya seperti itu bu ya, jadi ketika di sekolah kami
memberi tugas tidak terstruktur dan tugas tidak terstrukturnya diberikan
untuk bahan belajar karena hari esoknya kan libur masuk lagi lusanya. Tapi
ya Namanya anak pondok beberapa tugas tidak terstruktur itu ada yang ndak
dikerjakan karena lupa, ada yang bener-bener dikerjakan dan ada juga yang
dikerjakan pendamping di pondoknya. Jadi pemberian tugas terstruktur dan
tidak terstruktur ini harus beriringan agar guru punya rekam jejak buy a
istilahnya dari siswa.
157
16. Bagaimana jika KKM yang didapatkan oleh peserta didik
berkebutuhan khusus belum terpenuhi?
Kalau Zila KKM nya belum dicapai ya ada kok remidinya tapi langsung
lisan, dan biasanya langsung ngeh ketika diberi pertanyaan secara lisan
seperti itu.
17. Jika terdapat guru pendamping khusus, apa peran guru tersebut? Dan
apakah guru shadow juga ikut andil dalam evaluasi terhadap siswa
berkebutuhan khusus?
Sejauh ini, karena sekolah juga baru berdiri 2 tahun belum ada pendamping
khusus bu
18. Apa saja factor penghambat dan factor pendukung yang dirasakan
oleh guru kelas dalam melaksanakan evaluasi terhadap siswa
berkebutuhan khusus?
Kan guru disini dan background sekolah juga bukan sekolah khusus bu ya
makanya pengetahuan dan kemampuan kita ya agak kurang jika dihadapkan
dengan jenis anak yang unik seperti itu bu. Kalau factor pendukung, jelas
dari siswa nya itu, ketika siswa aktif dan menunjukkan respon positif itu
sudah sangat mendukung dalam proses evaluasi.
19. Adakah perbedaan perlakuan dari tahun-ke tahun terhadap evaluasi
hasil belajar siswa berkebutuhan khusus?
Belum ada, sejauh ini kami juga masih terus dan akan berusaha semaksimal
mungkin untuk menjadi lebih baik ke depannya. Sejauh ini kalau ditanya
apakah ada perbedaan belum, khususnya untuk siswa berkebutuhan khusus
kami sampai saat ini juga masih terus meraba-raba dan memberikan yang
terbaik yang kami bisa
158
Narasumber : Bu Ratna Sasi Suci (Guru Kelas 1 )
159
portofolio, nah Zila ndak bisa seperti itu dengan kondisi dia yang ndak bisa
membaca atau menulis sendiri ya ndak bisa. Dia cuma bisa hitung-hitungan.
Jadi komponen utama ya guru harus tau dulu karakter dari siswa, nah
komponen selebihnya sama ya materi dan lain-lain.
5. Siapa saja yang terlibat dalam penyusunan perencanaan tersebut?
Mmm kalo penyusunan RPP itu kepala sekolah mengkonsepkan boleh lebih
tidak boleh kurang, kan di RPP itu kan sudah mencakup semua ya dari mulai
apresepsi hingga evaluasi. Nah kalo itu RPP disusun guru sendiri, kita
mengembangkan lalu dibahas di setiap KKG mingguan itu bersama kepala
sekolah.
6. Kapan penyusunan perencanaan evaluasi hasil pembelajaran?
Setiap minggu ya, tapi kalo dulu itu masih belum tentu kadang bulanan
kadang mingguan karena di sin ikan juga kita masih meraba gitu ya.
7. Adakah pedoman yang diikuti dalam penyusunan perencanaan
evaluasi hasil pembelajaran tersebut?
Ada, jadi kita itu kemarin diberi konsep oleh kepala sekolah, diberi form
nya tugas tersruktur atau tugas untuk di rumah seperti ini, dan rpp satu
lembar. Tapi pada dasarnya kalo untuk tugas terstruktur itu kan dikerjakan
di rumah ya, nah untuk Zila itu diberikan tugas yang sama karena nanti di
pondok kan dia bisa dibantu oleh pendamping pondoknya.
8. Apakah terdapat perbedaan perencanaan evaluasi hasil pembelajaran
antara siswa regular dengan siswa berkebutuhan khusus?
Sejauh ini untuk tertulisnya itu disamakan, yang beda itu ketika pelaksanaan
di dalam kelasnya ya, jadi ketika Zila diharuskan untuk mengerjakan soal,
jenis soal yang diberikan tetap sama namun hanya treatment nya yang
dibedakan. Jadi disitu kita bantu bacakan dia yang memilh.
9. Jika terdapat perbedaan, pada bagian apa saja halhal yang perlu
dijadikan perhatian dalam penyusunan perencanaan evaluasi hasil
pembelajaran tersebut?
Tidak ada.
160
10. Apa saja yang perlu diingat dalam melakukan evaluasi pada siswa
berkebutuhan khusus?
Karakter siswa, itu yang harus bener-bener diinget. Itu sudah mencakup
kemampuan nya juga ya, jadi kalo guru itu sudah paham dengan karakter
anaknya, dia bakal mudah megang kendali dan menggali kemampuan si
anak itu tadi. Jadi guru gabisa menuntut kamu harus bisa A-Z, kamu harus
bis aini, kamu harus bisa itu. Nah itu gabisa seperti itu. Jadi guru harus
tahu itu.
11. Bagaiamana cara guru melakukan tes ranah pengetahuan pada siswa
berkebutuhan khusus?
Kalo untuk pengetahuan yang sering dilakukan untuk abk karena disini Zila
kurang nya di penguasaan huruf, jadi yang sering dilakukan ya bentuk lisan.
12. Bagaiamana cara guru melakukan tes ranah sikap pada siswa
berkebutuhan khusus?
Enggeh, jadi kalo ke sikap itu ya contohnya ketika Zila marah-marah ketika
dia gak bisa melakukan apa yang dia mau kan mesti bakal menyakiti diri
sendiri kalo nggak orang lain kan, nah ketika dia menyakiti orang lain saya
pegang tangan nya saya cuma mau ngontrol emosi dia sampek dia diem.
Ketika dia sudah mampu untuk menerima instruksi dari kita itu sudah poin
sendiri. Jadi ndak bisa disamakan manutnya Zila dengan manutnya anak-
anak lain itu beda. Dan kalo penilaian sikap itu disini lebih ke hariannya ya.
13. Bagaiamana cara guru melakukan tes ranah keterampilan pada siswa
berkebutuhan khusus?
Nah kalo untuk keterampilan, y aitu tadi Zila kan kurang ya dalam membaca
jadi kalo untuk keterampilan membaca dialihkan ke keterampilan lain sesuai
kemampuan dia. Jadi untuk penilaian keterampilannya Zila agar kebantu
dengan kemampuan lain. Kalo yang lainnya seperti membuat apa gitu itu
masih sama kayak yang lain.
14. Evaluasi seperti apa yang kerap dilakukan oleh guru ketika
pembelajaran?
Ya kalo untuk Zila seringnya yang berbentuk lisan. Kalo untuk anak normal
ya pada umumnya itu, multiple choice, essay gitu
161
15. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?
Itu terjadi karena guru berusaha menyesuaikan dengan kemampuan siswa,
jadi sebisa mungkin anak harus tetap digali potensi dan kemampuan nya
meskipun dengan cara yang berbeda-beda, dengan treatment yang beda
pula. Kan gak bisa tuh kalo guru memukul rata semua anak harus
mengerjakan multiple choice gak bisa kayak gitu. Ya kalaupun bisa, ketika
semua mendapatkan soal yang sama tetap pasti ad acara yang berbeda yaa
salah satunya dengan membacakan soal dan jawabannya kemudian anak
memilih.
16. Bagaimana jika KKM yang didapatkan oleh peserta didik
berkebutuhan khusus belum terpenuhi?
Ya ada remidi, jadi kalo untuk KKM itu ya mbak missal KKM nya disini
kan 70 nah zila disederhanakan jadi 60. Tapi dari 60 yang dimaksud ini di
rapor dia 80 dimana 80 itu sudah B B+ jadi setidak tidak mampunya dia, dia
dapet B B+. Jadi guru semacam ada penyerderhanaan atau modifikasi gitu.
17. Jika terdapat guru pendamping khusus, apa peran guru tersebut? Dan
apakah guru shadow juga ikut andil dalam evaluasi terhadap siswa
berkebutuhan khusus?
Belum, kita belum ada guru pendamping untuk saat ini.
18. Apa saja factor penghambat dan factor pendukung yang dirasakan
oleh guru kelas dalam melaksanakan evaluasi terhadap siswa
berkebutuhan khusus?
Penghambatnya itu saya kekurangann strategi untuk menghadapi keunikan-
keunikan anak seperti Zila itu. Jadi meskipun saya bisa mengontrol Zila,
manut, tapi saya masih gagal karena belum bisa menyentuh hatinya biar dia
punya kesadaran untuk bergerak sendiri kayak gitu. Kalo faktor
pendukungnya ya dari si anak nya sendiri, ketika Zila menunjukkan respon
positif terhadap instruksi saya itu sudah sangat amat mendukung.
162
19. Adakah perbedaan perlakuan dari tahun-ke tahun terhadap evaluasi
hasil belajar siswa berkebutuhan khusus?
Belum ada perlakuan khususnya karena memang kita juga sekolah baru
masih meraba-raba, tapi sebisa mungkin dari tahun ke tahun kita terus
memperbaiki diri menjadi lebih baik. Sekarang sudah lumayan itu Zila, dulu
lebih parah dari ini emosinya. Pokoknya sebisa mungkin kita memberikan
yang terbaik.
20. Apa yang harus dilakukan?
Ya harus ada upgrading dari ahlinya, jadi semuanya. Mulai dari awal
perencanaan, pelaksanaan, caranya, hingga evaluasi, formnya jadi
complicated ya tapi y aitu yang kita butuhkan dimana tantangan nya guru
sekarang kan gitu, apalagi swasta tidak boleh menolak anak tapi kondisi
SDM nya tidak disediakan tempat untuk upgrading.
163
Lampiran 6 Dokumen Foto
164
Gambar U ketika penilaian keterampilan
165
Gambar Laporan Hasil Belajar U
166
Gambar Laporan Hasil Belajar G
167
Gambar Laporan Hasil Belajar Bagian Sikap G
168
Gambar Laporan Hasil Belajar K
169
Lampiran 7 RPP
170
171
172
173
RPP MI HM
174
RPP SDI UAA
175
Lampiran 8 Soal Ujian
176
SOAL UJIAN MI HM
177
Lampiran 9
BIODATA MAHASISWA
NIM : 17140094
Email : sukmadm16@gmail.com
Malang
178