Anda di halaman 1dari 174

PERAN ORGANISASI SANTRIWATI NURUL HARAMAIN (OSNH)

DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG


JAWAB SANTRIWATI PONPES NURUL HARAMAIN PUTRI NWDI
NARMADA LOMBOK BARAT

Oleh

Sri Yulianti
NIM 190101051

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2023

i
PERAN ORGANISASI SANTRIWATI NURUL HARAMAIN (OSNH)
DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG
JAWAB SANTRIWATI PONPES NURUL HARAMAIN PUTRI NWDI
NARMADA LOMBOK BARAT

HALAMAN JUDUL
Skripsi

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram

untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

Sri Yulianti
NIM. 190101051

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM

2023

ii
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi oleh: Sri Yulianti, NIM: 190101051 dengan judul “Peran


Organisasi Santriwati Nurul Haramain (OSNH) Dalam Membentuk Karakter
Disiplin Dan Tanggung Jawab Santriwati Ponpes Nurul Haramain Putri NWDI
Narmada Lombok Barat” telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diuji

Disetujui pada tanggal:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Jumarim M. HI Erwin Pdli, M. Hum


NIP.197612312005011006 NIP.199002202019031007

iv
NOTA DINAS PEMBIMBING

Mataram,

NOTA DINAS PEMBIG


Hal : Ujian Skripsi

Yang Terhormat
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan di Mataram

Assalamualaikum, Wr. Wb.

Dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi, kami


berpendapat bahwa skripsi Saudara:

Nama Mahasiswa/I : Sri Yulianti

NIM : 190101051

Jurusan/Prodi : Pendidikan Agama Islam

Judul : Peran Organisasi Santriwati Nurul Haramain


(OSNH) Dalam Membentuk Karakter Disiplin Dan
Tanggung Jawab Santriwati Ponpes Nurul
Haramain Putri NWDI Narmada Lombok Barat

Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi


Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Mataram. Oleh karena itu,
kami berharap agar skripsi ini dapat segera di-munaqasyah-kan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Jumarim, M. HI Erwin Pdli, M. Hum


NIP. 197612312005011006 NIP.199002202019031007

v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Sri Yulianti

NIM : 190101051

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Peran Organisasi Santriwati


Nurul Haramain (OSNH) Dalam Membentuk Karakter Disiplin Dan Tanggung
Jawab Santriwati Ponpes Nurul Haramain Putri NWDI Narmada Lombok Barat”
ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada
bagian-bagian yang dirujuk sumbernya. Jika saya terbukti melakukan plagiat
tulisan/karya orang lain, siap menerima sanksi yang telah di tentukan lembaga.

Mataram, 2023
Saya yang menyatakan,

Sri Yulianti
NIM 190101051

vi
PENGESAHAN DEWAN PENG
UJI
Skripsi oleh Sri Yulianti, NIM: 190101051 dengan judul “Peran Organisasi
Santriwati Nurul Haramain (OSNH) Dalam Membentuk Karakter Disiplin Dan
Tanggung Jawab Santriwati Ponpes Nurul Haramain Putri NWDI Narmada
Lombok Barat”, telah dipertahankan di depan dewan penguji jurusan Pendidikan
Agama Islam UIN Mataram pada tanggal __________________________

DEWAN PENGUJI

Dr. Jumarim, M. HI
(Ketua Sidang/Pemb. I)

Erwin Padli, M. Hum


(Sekretaris Sidang/Pemb. II)

_________
(Penguji I)

___
(Penguji II)

Mengetahui,
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Dr. Jumarim, M. HI
NIP. 197612312005011006

vii
MOTTO

‫ٱَّلل ِإ ََّل‬
ِ َّ ‫ح‬ ُ َٔ‫ٱَّلل ۖ ِإنَّهُۥ ََل َي ۟ايْـ‬
ِ ‫س مِن َّر ْو‬ ِ َّ ‫ح‬ ۟ ۟
ِ ‫ف َوأَخِ ي ِه َو ََل ت َايْـَٔسُوا مِن َّر ْو‬
۟ ُ‫سس‬
َ ُ‫وا مِن يُوس‬ ۟ ‫ى ٱ ْذ َهب‬
َّ ‫ُوا فَتَ َح‬ َّ ِ‫َٰ َي َبن‬
َٰ
َ‫ْٱلقَ ْو ُم ْٱل َكف ُِرون‬

Pantang dalam menyerah, pantang dalam berpatah arah.


Tidak ada kata gagal untuk orang yang enggan berhasil. “Dan
janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
tiada berputus dari rahmat Allah melainkan orang-orang yang
kufur”. (QS. Yusuf ayat 87).1

1
QS. Yusuf (ayat 87).

viii
PERSEMBAHAN

“Kupersembahkan skripsi ini untuk


kedua orangtuaku tercinta Ibu
Sama’ah dan Bapak Muhsin, semua
guruku, dosenku, teman- temanku
dan almamater kebanggaanku”

ix
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah wa syukurillah, Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta

alam dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi

besar Muhammad SAW, juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya.

Semoga kelak di akhirat kita mendapatkan syafat’at dari beliau aamiin ya rabbal

aalamiin.

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses

tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu sebagai berikut:

1. Dr. Jumarim, M. HI sebagai Pembimbing I dan Erwin Padli, M. Hum sebagai

Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi

sedetail mungkin secara terus menerus, dan tanpa bosan ditengah

kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan skripsi ini lebih matang

dan cepat selesai;

2. H. Muhammad Taisir, M.Ag sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram;

3. Dr. Jumarim, M. HI selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

Mataram;

4. Prof. Dr. H. Masnun, M.Ag selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberi

tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan dan

peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai;

x
5. Ibu Siti Husna Ainu Syukri, MT selaku wali dosen kelas B angkatan 2019,

yang telah membimbing kami hingga kami dapat menyelesaikan tugas akhir

kami (skripsi);

6. Bapak dan ibu dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram yang

telah banyak memberikan ilmunya kepada kami selama diperkuliahan;

7. Dewan Asatidz/asatidzah yang telah membantu dan memberikan kesempatan

untuk melakukan penelitian dan mendapatkan data-data yang dibutuhkan

untuk menyelesaikan skripsi ini;

8. Ibu Sama’ah dan bapak Muhsin selaku kedua orang tua saya yang senantiasa

selalu mendoakan dan memberikan dukungan dengan penuh harapan;

9. Teman-teman PAI-B yang telah memberikan dukungan dan membersamai

selama masa perkuliahan ini.

Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang

berlipat-ganda dari Allah SWT dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi

semesta. Aamiin ya rabbal aalamiin.

Mataram, 2023
Penulis,

Sri Yulianti
NIM. 190101051

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i


HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii
HALAMAN LOGO .................................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. iv
NOTA DINAS PEMBIMBING .................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..................................................... vi
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ......................................................... vii
HALAMAN MOTTO ................................................................................. viii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi
ABSTRAK................................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 7
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian................................... 8
E. Telaah Pustaka ...................................................................... 10
F. Kerangka Teori ..................................................................... 13
G. Metode Penelitian ................................................................. 36
H. Sistematika Pembahasan ....................................................... 47

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ......................................... 50


A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................... 50
B. Tugas Dan Fungsi OSNH Ponpes Nurul Haramain

xii
Putri NWDI Narmada ........................................................... 56
C. Pembentukan Karakter Disiplin Dan Tanggung Jawab
Melalui OSNH Ponpes Nurul Haramain Putri NWDI
Narmada .............................................................................. 60

BAB III PEMBAHASAN ........................................................................ 65


A. Tugas Dan Fungsi OSNH Ponpes Nurul Haramain Putri
NWDI Narmada .................................................................... 65
B. Pembentukan Karakter Disiplin Dan Tanggung Jawab
Melalui OSNH Ponpes Nurul Haramain Putri NWDI
Narmada ............................................................................... 76

BAB IV PENUTUP .................................................................................. 82


A. Kesimpulan ........................................................................... 82
B. Saran..................................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 85


LAMPIRAN ................................................................................................ 97
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Struktur Organisasi Ponpes Nurul Haramain 52.

Tabel 2.2 Keadaan Ustadz Dan Ustadzah Ponpes Nurul Haramain, 53.

Tabel 2.3 Keadaan Santriwati Ponpes Nurul Haramain, 54.

Tabel 2.4 Keadaan Sarana Dan Prasarana Ponpes Nurul Haramain, 55.

Tabel 2.5 Struktur Pengurus Organisasi Santriwati Nurul Haramain, 61.

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Observasi Awal, 6.

Gambar 2.1 Wawancara Dengan penggerak OSNH Sekaligus Pengasuhan , 57.

Gambar 2.2 Wawancara Dengan Pengurus Organisasi Santriwati, 58.

Gambar 2.3 Wawancara Dengan Santriwati Ponpes Nurul Haramain,60.

Gambar 3.1 Observasi Ponpes Nurul Haramain, 76.

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kartu Konsultasi

Lampiran 2 Pedoman Wawancara

Lampiran 3 Dokumentasi

Lampiran 4 Surat Izin Penelitian

xvi
PERAN ORGANISASI SANTRIWATI NURUL HARAMAIN (OSNH)
DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG
JAWAB SANTRIWATI PONPES NURUL HARAMAIN PUTRI NWDI
NARMADA LOMBOK BARAT
Oleh:
Sri Yulianti
NIM 190101051

ABSTRAK

Pembentukan karakter disiplin dan tanggung jawab di pondok pesantren


Nurul Haramain Putri NWDI Narmada salah satunya melalui OSNH. Oleh karena
itu OSNH di pondok pesantren memiliki tugas dan fungsi dalam
pembentukannya. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) tugas
dan fungsi OSNH di pondok pesantren Nurul Haramain Putri NWDI Narmada (2)
pembentukan karakter disiplin dan tanggung jawab melalui OSNH di pondok
pesantren Nurul Haramain Putri NWDI Narmada.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan
metode analisis yang digunakan adalah kondensasi data, tampilan data, dan
menggambar dan memverifikasi kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa OSNH di pondok pesantren memiliki
tugas dan fungsi dalam pembentukan karakter disiplin dan tanggung jawab
santriwati diantaranya;
1) Tugas OSNH diantaranya; mengkoordinir seluruh kegiatan, menyusun
program kerja dan rencana kegiatan, mengadakan kegiatan yang berkaitan
dengan pengembangan karakter siswa dan mengelola sumber daya dan
fasilitas pondok pesantren.
2) Sedangkan Fungsi OSNH diantaranya; sebagai wadah, pencegah dan sebagai
motivator.
Adapun strategi yang dilakukan oleh OSNH dalam pembentukan karakter
disiplin dan tanggung jawab santariwati ponpes Nurul Haramain diantaranya;
1) Pembentukan karakter disiplin diantaranya; melakukan pembinaan secara
rutin, memberikan sanksi atau konsekuensi dan memberikan penghargaan.
2) Sedangkan pembentukan karakter tanggung jawab diantaranya; memberikan
contoh yang baik, mendorong partisifasi aktif siswa, memberikan pelatihan
keterampilan dan mengadakan evaluasi secara berkala. Dengan adanya
strategi yang dilakukan oleh OSNH adalah bentuk dari tugas dan fungsi
OSNH di pondok pesantren dalam membentuk karakter disiplin dan tanggung
jawab santriwati.

Kata Kunci: Tugas, Fungsi, OSNH, Kedisiplinan, Tanggung Jawa

xvii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan diartikan sebagai usaha untuk membina dan

membentuk pribadi peserta didik agar beriman dan bertaqwa kepada Allah

Swt. Membangun hubungan yang baik antar sesama, setanah air dan

seiman merupakan karunia yang diberikan oleh Allah Swt. Pendidikan

juga diartikan sebagai mengajarkan sesuatu yang bermanfaat untuk

kehidupan manusia baik aktifitas jasmani, pikiran, ataupun terhadap

ketajaman dan kelembutan hati nurani. 2 Pendidikan harus disipakan sedini

mungkin untuk generasi penerus bangsa yang akan datang, pendidikan

dipersiapkan untuk menumbuhkan generasi anak bangsa yang beriman dan

bertaqwa, dan melahirkan generasi yang berkualitas untuk nusa, bangsa,

dan negara.

Dari pengertian pendidikan di atas dapat disimpulkan bahwa

pendidikan adalah bagaimana membentuk kepribadian sesorang agar ia

beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt, dan mengajarkan kepada setiap

insan sesuatu yang bermanfaat dalam kehidupannya. Pendidikan

merupakan salah satu jalan untuk mencapai manusia yang sesungguhnya,

berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Oleh Karena itu, pendidikan harus

2
Siti Umayah, “Kontribusi Pondok Pesantren Dalam Membentuk Katakter Santri Di
Pondok Pesantren Darul Muqomah Sumedang Sari Oku Timur, (Skripsi, UIN Raden Intan
Lampung, Lampung, 2021), hlm. 2.

1
menjadi prioritas sebuah Negara/wilayah/kelompok untuk

menjadi semangat bangsa/Negara.

Dilain sisi, jika dilihat dari keberhasilan pendidikan di Indonesia,

dari tingkat pendidikan di ranah Internasional, berdasarkan survey tahun

2021 posisi Indonesia berada di peringkat ke-55 dari 73 negara, sedangkan

ditahun 2022 Indonesia menempati posisi ke-54 dari 73 negara.3 Hal ini

menandakan adanya peningkatan dalam pendidikan. Salah satu cara yang

dilakukan melalui peningkatan itu adalah berbenah. Tidak mengherankan

sistem pendidikan di Indonesia terus mengalami perubahan menuju lebih

baik. Salah satu lembaga yang berkontribusi dalam peningkatan posisi

Indonesia tersebut adalah pondok pesantren.

Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan yang

mengintegrasikan ilmu agama dan umum. Tidak dapat di pungkiri, bahwa

pondok pesantren memiliki kontribusi yang sangat besar dalam sistem

pendidikan. Terlebih lagi di dalam lembaga pendidikan pesantren

melakukan pengawasan selama 24 jam. Berbeda dengan sekolah pada

umumnya yang hanya bisa melakukan pengawasan kurang lebih 7-8 jam

dalam sehari. Hal inilah yang dapat memberikan peran atau kontribusi

begitu besar dalam pembentukan karakter.

Karakter merupakan hal yang sangat penting dan mendasar.

Karakter adalah mustika hidup yang membedakan manusia dengan

3
Yunanda, “Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran
Kurikulum Merdeka”dalam “https://bu ku.yunandracenter.com/produk/kepmendikbudristek-no-
56-tahun-2022-pedoman-penerapan-kurikulum-dalam-rangka-pemulihan-pembelajaran-
kurikulum-merdeka/, diakses tanggal 12 September 2022, pukul 16.12

2
binatang, manusia tanpa karakter adalah manusia yang sudah

“membinatang”. Oleh karena itu, penguatan pendidikan karakter dalam

konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang

terjadi di Negara kita, terlebih lagi karakter disiplin dan tanggung jawab.

Saat ini terjadi krisis yang nyata dan mengkhawatirkan di masyarakat

dengan melibatkan milik kita yang paling berharga, yaitu anak-anak. 4 Jika

anak-anak sudah tidak memiliki karakter disiplin dan tanggung jawab

maka ketika beranjak dewasa dan tua nanti, akan mempengaruhi sikap dan

prilakunya.

Lebih lanjut, pembentukan karakter dipengaruhi oleh dua faktor

yaitu internal dan eksternal. Faktor internal datangnya dari kepribadian

seseorang dan gaya hidup yang terlalu tinggi, sehingga cenderung

mengikuti tren-tren yang dilihat di sosial media/internet. Sedangkan faktor

eksternal salah satunya adalah kemajuan teknologi. Teknologi informasi

yang serba cepat dan canggih memberikan dampak yang begitu besar

dalam membentuk karakter, terlebih pada generasi muda. Namun yang

menjadi permasalahanya yaitu sejalan dengan perkembangan teknologi

ataupun sosial media zaman ini, anak-anak memiliki kebebasan yang

melampaui batas, sehingga mengakibatkan fungsi pengawasan dari

sekolah pada umumnya maupun orang tua menjadi kurang optimal.

Beberapa dampak nyata dari keberadaan serta perkembangan teknologi

informasi dan komunikasi antara lain yaitu; mengganggu perkembangan


4
Dr. Zubaedi, M. Ag., M. Pd, Desain Pendidikan Karakter : Konsep Dan Aplikasinya
Dalam Lembaga Pendidikan, (Jakarta: Penerbit Kencana Media Group, 2011), hlm. 4.

3
anak-anak, menciptakan ketergantungan, penyalah gunaan fitur-fitur

internet, dan dampak perubahan sistem nilai dan norma. 5 Dari beberapa

contoh di atas bisa dilihat bahwa karakter disiplin semakin berkurang

terlihat dari, mengganggu perkembangan anak-anak dan menciptakan

ketergantungan. Sementara karakter tanggung jawab bisa dilihat dari,

penyalah gunaan fitur-fitur internet, dan dampak perubahan sistem nilai

dan norma. Dampak negatif tersebut itu memberikan bukti bahwa karakter

disiplin dan tanggung jawab siswa itu mengalami kemerosotan.

Karakter disiplin merupakan salah satu nilai karakter yang dapat

ditanamkan pada siswa sebagai salah satu sikap dalam pembelajaran.

Penanaman karakter disiplin dapat diintegrasikan ke dalam proses

pembelajaran karakter yang dibawakan oleh seseorang individu

mencerminkan kepribadian diri individu tersebut.6 Berdasarkan hasil

observasi awal contoh karakter yang ditanamkan di pondok pesantren

Nurul Haramain Putri NWDI Narmada adalah; santriwati mentaati

peraturan yang sudah ditetapkan oleh dewan pengasuhan dan di

haramkannya santriwati untuk membawa hp. Prilaku disiplin inilah yang

ditanamkan pada jiwa santriwati.7 Dalam pembentukan karakter disiplin

5
Novi Yona Sidratul Munti., dkk, “Analisis Dampak Perkembangan Teknplogi Informasi
Dan Komunikasi Dalam Bidang Pendidikan”, Jurnal Pendidikan Tambusi, Vol. 4, Nomor 2, tahun
2020, hlm. 1802-1803
6
I Putu Yoga Purandina., dkk, Membangun Pendidikan Karakter, (Sumatera Barat:
Global Eksekutif Teknologi, 2022), hlm. 87.
7
Observasi, 15 Juni 2022.

4
santriwati harus di paksa untuk melakukan suatu hal dengan paksaan

tersebut mereka akan terbiasa melakukan sesuatu.8

Sedangkan karakter tanggung jawab yang ditanamkan kepada

santriwati adalah OSNH bertanggung jawab atas bagian-bagian yang

sudah ditentukan oleh dewan pangasuhan dan mudabbirah atau pengurus

kamar bertanggung jawab kepada adek-adeknya. 9 Selain itu dalam

pembentukan karakternya OSNH dikumpulkan atau selalu melakukan

evaluai setiap minggunya, tidak hanya itu saja mereka harus terbiasa

melaukuan sesuatu setiap harinya contohnya di rayon/kamar mereka

melakukan wajibat/piket kamar.10 Karakter tanggung jawab yang

ditanamkan akan membawa santriwati menjadi pribadi yang amanah

dalam dirinya. Oleh karena itu, pesantren memiliki peran yang sangat

besar dalam pembentukan karakter disiplin dan tanggung jawab peserta

didik. Pesantren berupaya agar peserta didik dapat membentengi diri dari

berbagai macam dampak negatif yang sangat susah di hindari pada masa

modern seperti contoh di atas.

Pondok Pesantren Nurul Haramain Putri NWDI Narmada,

memiliki beragam cara untuk membentuk karakter disiplin dan tanggung

jawab. Salah satunya yaitu menjalankan keorganisasian santriwati yang

disebut dengan OSNH. OSNH (Organisasi Santriwati Nurul Haramain),

memiliki peran yang sangat besar dan penting dalam menjalankan

8
Ustadzah Hayatul Faniyah, Wawancara, Narmada, 7 April 2023.
9
Ustadzah Titin Nusrawati Zayyanah, Wawancara, Narmada, 19 November 2022.
10
Ustadzah Hayatul Haniyah, Wawancara, Narmada, 7 April 2023.

5
program dan kegiatan yang berada di pondok pesantren Nurul Haramain

Putri NWDI Narmada. Organisasi ini memiliki beberapa divisi seperti,

ketua, sekertaris, bendahara, keamanan, kebersihan, taklim, dan beberapa

bagian lainnya. Setiap bagian yang ada dalam OSNH memiliki program

masing-masing yang mengatur jalannya kegiatan selama 24 jam di pondok

pesantren Nurul Haramain NWDI Putri Narmada.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti

tertarik melakukan penelitian dengan judul “Peran Organisasi Santriwati

Nurul Haramain (OSNH) Dalam Mmembentuk Karakter Disiplin Dan

Tanggung jawab Santriwati Ponpes Nurul Haramain Putri NWDI

Narmada Lombok Barat”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas dapat ditarik

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa Saja Tugas dan Fungsi OSNH Pondok Pesantren Nurul Haramain

Putri NWDI Narmada?

2. Bagaimana Pembentukan Karakter Disiplin Dan Tanggung Jawab

Melalui OSNH Ponpes Nurul Haramain Putri NWDI Narmada?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitiana

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas dapat ditarik tujuan

penelitian sebagai berikut:

6
a. Untuk mengetahui tugas dan fungsi yang diberikan kepada OSNH

oleh Pondok Pesantren Nurul Haramain Putri NWDI Narmada.

b. Untuk mengetahui pembentukan karakter disiplin dan tanggung

jawab kepada santriwati melalui OSNH Ponpes Nurul Haramain

Putri NWDI Narmada.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

dan keilmuan khususnya dalam bidang pembentukan karakter

santriwati. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

kepada guru, siswa, dan masyarakat umumnya, dan dapat

memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan

kedepannya.

b. Manfaat Praktis

1) Manfaat bagi guru

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat

memudahkan guru-guru dalam pembentukan karakter

santriwati di pondok pesantren.

2) Manfaat bagi siswa

Dengan diterapkannya pembentukan karakter di

pondok pesantren siswa diharapkan dapat menerapkan dalam

kehidupannya.

7
3) Manfaat bagi lembaga

Dari hasil penelitian ini, secara praktis akan

memberikan masukan dan bahan pertimbangan dalam

pendidikan karakter di pesantren, sebagai acuan untuk tetap

mengembangkan kontribusi pondok pesantren secara intensif,

sebagai upaya perbaikan dan peningkatan mutu belajar

peserta didik, sehingga menghasilkan lulusan yang

berkarakter.

D. Ruang Lingkup Dan Setting Penelitian

1. Ruang lingkup Penelitian

Keberadaan kelembagaan OSNH mencakup kelembagaannya,

fungsi dan tugasnya serta kegiatan rutunnya dan pembentukan

karakter disiplin dan tanggungjawab santriwati baik yang menjadi

pengurus maupun yang tidak menjadi pengurus OSNH.

2. Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Nurul Haramain

NWDI Putri Narmada, Dusun Lembuak Mekar Indah, Desa Lembuak

Kec. Narmada Kabupaten Lombok Barat. Salah satu alasan

melakukan penelitian ini adalah untuk mengatahui peran pondok

dalam pembentukan karakter santriwatinya.

E. Telaah Pustaka

Telaah pustaka merupakan kajian terhadap penelitian terdahulu

yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh seorang

8
peneliti, tujuannya agar terhindar dari plagiasi dan untuk mengetahui

perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Dara Salwa Afifah Abdurachman

dengan judul “Peran Pendidikkan Pesantren Dalam Pembentukan

Karakter Santriwati Di Pondok Pesantren Daarut Taqwa Juwiring

Klaten Tahun Pelajaran 2020/2021”. Penelitian ini pembentukan

karakternya umum, sementara dalam penelitian yang akan

dilaksanakan khusus ke dua bentuk karakter. Pada penelitian terdahulu

pembentukan karakter dilakukan oleh kiyai dan guru langsung,

sedangkan penelitian yang saya lakukan ini dilakukan oleh santriwati

sendiri melalui OSNH. Dalam skripsi ini, peneliti akan mencari

bagaimana kontribusi atau peran pesantren dalam pembentukan

karakter santriwati di Daarul Taqwa Juwiring Klaten. Skripsi ini

membahas tentang peran pendidikan pesantren yang dilakukan oleh

kiyai dan guru selama 24 jam. Peran kiyai dan guru di dalam pondok

pesantren dirasakan sangat efektif dan baik dalam pembentukan

karakter satriwati. Pembentukan yang dilakukan setiap hari dengan

disertakan pendidikan, pengawasan, bimbingan, melatih, memberikan

pelajaran dengan mengajar, serta memberikan penilaian yang menjadi

penentu suatu keberhasilan dalam pembentukan karakter.11

11
Dara Salwa Afifah Abdurachman, “Peran Pendidikkan Pesantren Dalam Pembentukan
Karakter Santriwati Di Pondok Pesantren Daarut Taqwa Juwiring Klaten Tahun Pelajaran
2020/2021, (Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, 2021), hlm. 4-5.

9
Dari penelitian di atas terdapat persamaan dan perbedaan dengan

penelitian ini. Persamaan di atas dengan penelitian ini adalah sama-

sama mengungkapkan peran pesantren dalam pembentukan karakter

santriwati yang dilakukan oleh kiyai dan guru. Perbedaan penelitian

tersebut adalah setting penelitian yang dilakukan berbeda dengan

setting penelitian yang dilakukan oleh peneliti saan ini. Penelitian

terdahulu dilakukan di pondok pesantren Daarul Taqwa Juwiring

Klaten, sedangkan penelitian sekarang dilakukan di pondok pesantren

Nurul Haramain NWDI Putri Narmada.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Dyah Nursanti “Peranan Organisasi

Siswa Intra Sekolah Dalam Membentuk karakter Siswa Smp Negeri Di

Kabupaten Magelang”. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

pran organisasi sangat penting di lingkungan sekolah, peran Osis

dalam sebuah organisasi sebagai wadah, sebagai penggerak, dan peran

yang bersifat preventif. Penanaman nilai karakter melalui kegiatan-

kegiatan Osis terbukti sangat efektif dalam membentuk karakter

siswa, misalnya karakter kepemimpinan terbentuk saan siswa di latih

untuk menjadi pemimpin rapat secara bergantian saat mengadakan

rapat Osis. Karakter yang bisa terbentuk melalui kegiatan Osis ini

adalah percaya diri, kreatif dan inovatif, mandiri bertanggung jawab,

10
menepati janji, berinisiatif disiplin, visioner, pengabdian/dedektif,

bersemangat dan demokratis.12

Dari penelitian di atas terdapat persamaan dan perbedaan yang di

lakukan oleh peneliti. Persamaan penelitian terdahulu dan sekarang

yaitu sama-sama membahas tentang peran dari organisasi itu sendiri

agar terbentuknya karakter yang di inginkan oleh Osis itu sendiri.

Perbedaan dari penelitian ini adalah setting penelitian terdahulu dan

sekarang berbeda, penelitian terdahulu di lakukan di SMP, sedang

penelitian sekarang dilakukan di pondok pesantren, dalam

pembentukan karakter siswanya itu secara umum sedangkan yang di

teliti oleh peneliti lebih spesifik yaitu karakter disiplin dan tanggung

jawab.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Miswanto “Upaya Pesantren Dalam

Membentuk Karakter Anak (Studi Kasus Di Salafiyah Ula Islamic

Center Bin Baz Karanggayam, Piyungan, Bantul, Yogyakarta

2011/2012)”. Kesimpulan dari skripsi ini adalah bahwa pesantren

Salafiyah Ula, dalam pembentukan karakter anak, menerapkan model

kurikulum dalam bentuk formal yang terdiri dari materi umum dan

agama dan kegiatan non formal yang menangani keseharian santri di

bawah pengasuhan. Adapun upaya yang dilakukan oleh pesantren

Salafiyah Ula, dalam membina santri agar menjadi muslim yang

sempurna diantaranya, yaitu: Memberi pondasi akidah yang lurus


12
Dyah Nursanti, “Peranan Organisasi Siswa Intra Sekolah Dalam Membentuk Karakter
Siswa Smp Negeri Di Kabupaten Magelang”. (Skripsi,UNY, Yogyakarta, 2013), hlm 10-21.

11
maka diajarkanlah materi tauhid, menanamkan gemar beribadah

dengan membiasakan ibadah amaliah dengan praktik langsung seperti

sholat jama’ah, memberikan materi akhlak di sekolah dan diadakan

program pendukung dengan memberikan nasihat dan agenda program

berkala. Bentuk karakter yang diuapyakan pesantren Salafiyah Ula,

diantaranya. Mengetahui dasar pondasi tauhid, mempunyai kesadaran

dalam menjalankan perintah Allah, menjauhi hal-hal yang dilarang

oleh Allah SWT. mengetahui kedudukan Rasulullah, mencintai

Rasulullah, terjaga lisan dari perkataan kotor terbiasa mengucapkan

salam, terbiasa melakukan sholat berjama’ah, terbiasa menghafal Al-

Qur’an, dan tertanam cinta terhadap sunnah Rasulullah. 13

Dari penelitian di atas terdapat persamaan dan perbedaan dengan

penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti saat ini. Persamaan

penelitiaan di atas dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas

karakter yang akan dibentuk oleh pondok pesantren kepada peserta

didiknya, kesamaan lain dalam penelitian ini juga terletak pada

metode penelitian yaitu sama-sama menggunakan metode pendekatan

kualitatif deskriptif. Perbedaan penelitian tersebut adalah setting

penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu dengan yang

sekarang itu berbeda. Setting penelitian terdahulu dilakukan di pondok

pesantren Salafiyah Ula, dan penelitian sekarang dilakukan di pondok

13
Miswanto, “Upaya Pesantren Dalam Membentuk Karakter Anak (Studi Kasus Di
Salafiyah Ula Islamic Center Bin Baz Karanggayam, Piyungan, Bantul, Yogyakarta 2011/2012,
(Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, 2012), hlm. 16-17.

12
pesantren Nurul Haramain NWDI Putri Narmada. Perbedaan

penelitian ini juga terletak di pembentukan karakter, penelitian

terdahulu dalam pembentukan karakter yaitu menggunakan model

kurikulum, sedangkan yang dilakukan pondok pesantren Nurul

Haramain dalam pembentukan karakter yaitu dengan menanamkan

karakter disiplin dan tanggung jawab.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Apria Huswatani “Peran

Organisasi Santriwati Nurul Haramain Dalam Membina Kedisiplinan

Di Pondok Pesantren Nurul Haramain Tahun 2019/2020”.

Kesimpulan dari skripsi ini adalah dalam membentuk kedisiplinan

santriwati pondok pesantren Nurul Haramain membentuknya dari

kegiatan berorganisasi atau yang biasa disebut dengan OSNH, dengan

adanya peraturan yang sudah ada disetiap bagian organisasi inilah

yang akan membentuk kedisiplinan setiap individu santriwati di

pondok pesantren Nurul Haramain Nwdi Puti Narmada.

Dari penelitian di atas terdapat persamaan dan perbedaan yang

akan dilakukan oleh peneliti sekarang ini. Persamaan dari penelitian

ini adalah setting penelitian yang dilakukan oleh penelitian terdahulu

sama dengan yang akan dilakukan oleh peneliti sekarang ini yaitu di

pondok pesantren Nurul Haramain NWDI Putri Narmada, teknik

pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan

dokumentasi. Perbedaan dari penelitian terdahulu dan sekarang yaitu

penelitian terdahulu hanya membahas bagaimana cara membentuk

13
kedisiplinan santriwati melalui OSNH, sedangkan penelitian yang

akan dilakukan oleh peneliti sekarang yaitu bagimana cara

membentuk karakter disiplin dan tanggungjawab santriwati melalui

kegiatan organisasi atau yang disebut dengan OSNH.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Durotul Khamidah “Peran Pengurus

Dalam Membentuk Karakter Disiplin Dan Tanggungjawab Santriwati

Di Pondok Pesantren Darussalam Bangunsari Ponorogo”. Dari

penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam pembentukan karakter

disiplin dan tanggung jawab pengurus pondok pesantren Darussalam

bangunsari ponorogo menggunakan strategi “Matsaba” atau masa

ta’aruf santri baru dan kegiatan ekstrakurikuler, strategi lain yang

dilakukan dengan menegakkan peraturan, pengawasan, teladan

kepemimpin, hukuman bagi pelanggar tata tertib. Faktor pendukung

dari karakter disiplin dan tanggungjawab santri yaitu faktor intern

(faktor dari diri sendiri santri) dan ekstern (faktor dari ustadz/ustdzah,

taman, keluarga, lingkungan pesantren, dan adanya peraturan).

Dari penelitian di atas terdapat persamaan dan perbedaan yang

akan di lakukan olah peneliti. Permasaam penelitian terdahulu dan

sekarang yaitu sama-sama membahas tantang strategi dalam

membentuk karakter disiplin dan tanggungjawab santri oleh pengurus

atau OSIS/OSNH. P erbedaan dari penelitian ini adalah setting

penelitian terdahulu dan sekarang berbeda, penelitian terdahulu di

lakukan di pondok pesantren Darussalam Bangunsari Ponorogo,

14
sedangkan penelitian sekarang dilakukan di pondok pesantren Nurul

Haramaian NWDI Putri Narmada Lombok Barat.

F. Kerangka Teori

1. Kajian Organisasi siswa Intra sekolah OSIS/OSNH

a. Pengertian Organisasi siswa Intra sekolah OSIS

Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) adalah sebuah

organisasi resmi yang satu-satunya ada di sekolah, dan diakui

oleh Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia sejak

21 Maret 1970. Organisasi ini memiliki peran sebagai penggerak

siswa untuk aktif berkontribusi di sekolah. OSIS merupakan

wadah pembinaan kesiswaan di sekolah untuk pengembangan

minat, bakat serta potensi siswa. 14

Menurut Setiawan organisasi siswa intra sekolah adalah

suatu organisasi yang berada ditingkat sekolah di Indonesia yang

dimulai dari sekolah menengah, yaitu sekolah menengah pertama

(SMP) dan sekolah menengah atas (SMA). Organisasi siswa intra

sekolah (OSIS) adalah satu-satunya organisasi yang ada di

sekolah yang merupakan salah satu upaya dalam pembinaan

kesiswaan. 15

14
Organisasi Siswa Intra Sekolah, dalm
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Organisasi_Siswa_Intra_Sekolah, diakses tanggal 12 Desember
2022, pukul 22:59.
15
Indra Anggrio Toni, “Peran Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Dalam Membentuk
Karakter Siswa Di SMK Negeri 2 Salatiga” Satya Widya, Vol. 35, Nomor 1, Juni 2019. Hlm. 56.

15
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa OSIS atau

OSNH adalah salah satu bentuk organisasi yang ada di setiap

sekolah baik di tingkat SMP maupun SMA/MA. Organisasi ini

bertujuan untuk mengatur keseluruhan siswa dari kelas 1 sampai

dengan kelas 3 SMP/SMA/MA, baik dalam ekstrakurikuler

maupun dalam menegakkan peraturan yang ada di Sekolah.

b. Tugas Organisai Siswa Intra Sekoah (OSIS)

Adapun tugas yang dimiliko oleh organisasi intra sekolah

diantaranya;

1) Mengkeordinasikan kegiatan-kegiatan di dalam sekolah.16

2) Menyusun program kerja dan rencana kegiatan.17

3) Mengadakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan

pengembangan karakter siswa.18

4) Mengelola sumber daya dan fasilitas sekolah dengan

efektif. 19

c. Fungsi Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)

Sebagai salah satu organisasi yang ada di sekolah, OSIS

memiliki fugsi tersendiri yaitu;

16
H. Suwono Dan S. Sudiyanto “Peran Organisasi Intra Sekolah Dalam Meningkatkan
Mutu Pendidikan”, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol, 30, Nomor 2, hlm. 191-196.
17
Wijayanti Dan Sari, “Implementasi Program Kerja Organisasi Intra Sekolah Dalam
Meningkatkan Kualitas Pendidikan Di Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Vol. 8 Nomor 2, hlm. 252-257.
18
Fathimah, Dan Sulisworo, “Peran Organisasi Intra Sekoalh Dalam Pembinaan Siswa”,
Jurnal Pendidikan Karakter, Vol. 11, Nomor 1, hlm. 1-18.
19
Kurniawan Dan Kusnandar,”Peran Organisasi Intra Sekolah Dalam Pengelolaan
Fasilitas Sarana Sekolah”, Jurnal Administrasi Pendidikan, Vol. 21, Nomor 1, hlm. 85-94.

16
1) OSIS Sebagi Wadah. OSIS berperan sebagai satu-satunya

wadah kegiatan siswa di sekolah. OSIS hadir untuk bersama

kegiatan jalur pembinaan lain di sekolah.

2) OSIS Sebagai Pencegah. OSIS berfungsi sebagai lembaga

pencegah pengaruh negative baik dari internal maupun

eksternal sekolah. OSIS harus memiliki kemampuan dan

wawasan yang luas agar dapat menggerakkan anggotanya

untuk bersama-sama mencegah adanya kegiatan negative

yang dilakukan siswa. 20

3) OSIS Sebagai Motivator. Artinya perangsang yang

menyebabkan lahirnya keinginan serta semangat para peserta

didik untuk berbuat serta melakukan kegiatan bersama dalam

mencapai tujuan.21

d. Tujuan Organisasi Siswa Intra Sekolah OSIS

Tujuan pembinaan kesiswaan tercantum dalam pasal 1

Permendiknas RI nomor 39 tahun 2008 tentang pembinaan

kesiswaan yaitu;

1) Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu

yang meliputi bakat, minat dan kreativitas.

20
Mahar prastiwi, organisasi siswa intra sekolah atau osis, dalam
https://edukasi.kompas.com/read/2022/08/18/131734371/kenali-sejarah-osis-fungsi-hingga-
manfaatnya-bagi-
siswa?page=all&jxampid*vmnsid*other_jxampid*dFhjQIJNsV3hfMDBYVHNRMzA0T0RZWE
xXNKQ5azU1b2NoUXZ3Q1dZwlZINnLocWoxeEL2ZU0xdzZ2SzVxeV9QYw..#page2 , diakses
tanggal 12 Desember 2022, pukul 23:31.
21
Adelia Putri Santoso, “Manajemen Pembina Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
Dalam Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa Di UPT SMA Negeri 6 Palopo, (Skripsi,
Pascasarjana IAIN Palopo, Palopo 2022), Hlm. 25.

17
2) Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan

katahanan sekolah skaligus sebagai lingkungan pendidikan

sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh negatif dan

bertentangan dengan tujuan pendidikan.

3) Mengaktualisasikan potensi siswa dalam pencapaian

presentasi unggulan sesuai dengan bakat dan minat.

4) Menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang

berakhlak mulia, demokratis, menghormati hak-hak asasi

manusia dalam rangkan mewujudkan masyarakat yang

madani. 22

Berdasarkan tujuan organisasi siswa intra sekolah menurut

Permendiknas dapat disimpulkan bahwa, tujuan organisasi

sendiri yaitu untuk membentuk dan mengembangkan minat,

bakat, serta kreativitas peserta didik, dan menyiapkan siswa

agar berakhlak mulia, demokratis, dan menghormati setiap hak

manusia lain atau dapat memanusiakan manusia, tujuan seperti

ini dibentuk agar siswa tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang

negatif yang dapat merugikan mereka sendiri kedepannya.

22
St. Maryam, “Peran Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Terhadap Implementasi
Nilai-Nilai Karakteristik Moral Pada Siswa Di SMK Negeri 3 Takalar, (Skripsi, Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, UMM, Makasar, 2020), Hlm. 19-20.

18
2. Kajian Pondok Pesantren dan Santriwati

a. Pengertian Pondok Pesantren

Lembaga pondok pesantren adalah merupakan lembaga

pendidikan tertua di Indonesia setelah rumah tangga, secara

umum keberadaan pondok pesantren baik sebagai komunitas

maupun secara kelembagaan sudah memberikan sumbangsihnya

bagi bangsa terutama dalam pendidikan agama, akan tetapi tidak

mengenyampingkan pendidikan umum dengan tujuan untuk

pembentukan manusia yang benar-benar bisa berperan ditengah-

tengah masyarakat.23 Menurut KH. Abdurrahman Wahid, dalam

buku Best Practive: Model, inspirasi dan catatan reflektif

chararacter building karya Syamsul Kurniawan, bahwa konsep

pesantren memuat semua aspek pendidikan pesantren, mulai dari

visi, misi, tujuan, kurikulum, manajemen dan kepemimpinannya

harus diperbaiki dan disesuaikan dengan perkembangan zaman

era globalisasi. Meski demikian, menurut Gus Dur, pesantren juga

harus mempertahankan identitas dirinya sebagai penjaga tradisi

keilmuan klasik. dalam arti tidak larut sepenuhnya dengan

modernisasi, tatapi mengambil sesuatu yang dipandang menfaat

positif untuk perkembangan. 24 Sedangkan menurut KH. Imam

Zarkasyi mengartikan pesantren sebagai lembaga pendidikan

23
Syamsul Kurniawan., dkk, Best Practive: Model, Inspirasi dan Catatan Reflektif
Character Building, (Yogyakarta: Samudra Biru, 2019), hlm. 108-109.
24
Abd. Qadir Jailani., dkk “Pendidikan Pesantren Dalam Perspektif KH. Abdurrahman
Wahid”, Maharot, Vol. 1, Nomor 2, Juli-Desember 2017, hlm. 122-123.

19
Islam dengan sistem asrama atau pondok, dimana kyai sebagai

figur utama, masjid sebagai pusat kegiatan yang menjiwainya dan

pengajaran agama Islam di bawah bimbingan kyai yang diikuti

santri sebagai kegiatan utamanya. 25

Dari pengertian pondok pesantren dan menurut para ahli

dapat disimpulkan bahwa pondok pesantren adalah sebuah

lembaga pendidikan yang berbasis asrama, dan bersipat religious.

Pondok pesantren tidak hanya belajar ilmu agama akan tetapi

diiringi juga dengan belajar ilmu umum. Yang menjadi pusat

pendidikan pondok pesantren adalah santri atau santriwati, yang

dalam hal ini kyai atau guru yang memiliki peran sangat penting

di dalam pesantren.

b. Unsur-Unsur Pondok Pesantren

Pesantren sebagai lembaga pendidikan memiliki unsur-unsur

diantaranya adalah keberadaaan kiyai, ustadz, santri, masjid,

pondok/asrama dan kegiatan pembelajaran ilmu klasik.

1) Kiyai atau Pemimpin Pesantren

Merupakan tokoh sentral dalam pondok pesantren. Maju

mundurnya ditentukan dari wibawa serta kharisma seorang

kiyai. 26

25
Riska Fitri., dkk, “Pesantren DiIndonesia: Lembaga Pembentukan Karakter”, Al-
Urwatun Wutsqa, Vol. 1, Nomor 1, Juni 2022, hlm. 45.
26
Muhammad Tri Ramdhani, M/Pd.I., dkk, Manajemen Pondok Pesantren Dalam
Menghadapi Pendidikan New Normal, (Yogyakarta: K-Media, 2021), hlm. 73.

20
2) Ustadz

Ustadz berasal dari bahasa Arab yang berarti guru atau

pengajar. Ustadz berarti santri senior yang telah mukim lama

di pesantren dan diberikan tugas untuk mengajar dan

mendidik santri junior hal ini bisa disebut mengabdi. 27

3) Santri

Kata santri dalam khazanah kehidupan bangsa Indonesia

merupakan dua makna. Pertama, menunjukkan sekelompok

peserta sebuah pendidikan atau pondok. Kedua adalah

menunjuk budaya sekelompok pemeluk Islam. Dalam

pesantren, santri yang belajar pada pesantren pada dasarnya

ada dua bentuk yaitu; santri mukin dan santri kolong. Santri

mukim, yaitu santri yang menetap pada pondok yang

disediakan oleh pondok pesantren. Sedangkan santri kolong,

yaitu santri yang tidak menetap pada asrama yang ada pada

pesantren dan mereka tinggal disekitar pondok pesantren.28

4) Masjid

Masjid berasal dari bahasa Arab “sajada-yasjudu-

sujudan” dari kata dasar itu kemudian dimasdarkan menjadi

“masjidun” yang berarti tempat sujud atau setiap ruangan

yang digunakan untuk beribadah. Masjid juga berarti tempat

27
Dr. Siti Julaiha, S.Ag., M.Pd., dkk, Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi Dalam
Pondok Pesantren, (Bandung: Madia Sains Indonesia, 2022), hlm. 73.
28
Sangkot nasution, “Pesantren: Karakteristik Dan Unsur-Unsur Kelembagaan”, Tazkiya
, Vol. 8, Nomor 2, Juli-Desember 2019, hlm. 131.

21
sholat berjamaah. Masjid merupakan elemen yang tidak dapat

dipisahkan dengan pesantren dan dianggap sebagai tempat

yang paling tepat untuk mendidik para santri terutama dalam

peraktik sholat, khutbah dan pengajaran kitab-kitab klasik

(kuning).29 Adapun secara istilah masjid berarti tempat untuk

melaksanakan ibadah. Masjid juga bisa untuk sarana kegiatan

pendidikan yang diperlukan masyarakat.30

5) Pondok Atau Asrama

Pondok adalah tempat tinggal para santri yang belajar

dilembaga pendidikan pondok pesantren yang biasanya

identik dengan asrama. Pondok yang menjadi tempat tinggal

para santri pada saat menuntut ilmu adalah nama tempat

tinggal para santri yang terbuat dari bahan bangunan

sederhana.31

6) Kitab-kitab klasik

Unsur pokok lain yang cukup membedakan pesantren

dengan lembaga pendidikan lain adalah bahwa pada

pesantren diajarkan kitab-kitab klasik yang dikarang para

ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu

29
M.S. Dienil Aminy, “ Kontribusi Pondok Pesantren Dalam Dinamika Perubahan Social
Keagamaan Dan Pendidikan Masyarakat Di Pamekasan, (Skripsi, Prograam Magister Studii Ilmu
Agama Islam Pascasarjana, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang 2018), hlm. 47.
30
Ratna Dewi, “ Kontribusi Pondok Pesantren Terhadap Perubahan Social Masyarakat Di
Pulau Bangka (Studi Pondok Pesantren Al-Islam Kemuja Kecamatan Mendo Barat Kabupaten
Nbangka)”, Taushiyah, Vol. 15, Nomor 2, tahun 2020, hlm 6-8.
31
Al Furqan, Konsep Pendidikan Islam Pondok Pesantren Dan Upaya Pembenahannya,
(Padang: UNP Press, 2015), hlm. 98.

22
pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Tingkatan suatu

pesantren dan pengajarannya biasanya diketahui dari jenis-

jenis kitab yang diajarkan. 32

c. Pengertian Santriwati

Santri adalah sebutan bagi peserta didik yang menimba ilmu

pengetahuan di pesantren. Santri menduduki elemen yang sangat

penting dalam sistem pendidikan pesantren. Tanpa ada santri

tentu saja pesantren tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai

institusi pendidikan keagamaan yang menjalankan proses

pembelajaran. Dalam sistem pendidikan pesantren, santri

merupakan identitas yang sarat nilai. 33 Melalui pernyataan dalam

rangka peringatan Hari Santri Nasional tahun 2018.

K.H. Mustofa Bisri atau Gus Mus menyampaikan definisi


tentang “santri”. Menurut Gus Mus, santri tidak hanya yang
tinggal di pesantren, tetapi setiap orang yang memiliki akhlak dan
sifat yang baik juga hormat kepada gurunya. Definisi santri versi
Gus Mus yang dilansir oleh NU Online tersebut secara esensial
terbagi kedalam tujuh simbol karakteristik sosial keagamaan dan
keilmuan. Pertama, santri adalah murid Kiai yang dididik dengan
kasih sayang untuk menjadi mukmin yang kuat (yang tidak goyah
imannya oleh pergaulan kepentingan, dan adanya perbedaan).
Kedua, santri adalah kelompok (kaum) yang mencintai
negaranya. Ketiga, santri adalah sosok pribadi yang mencintai
tanah airnya (tanpa dia dilahirkan, menghirup udaranya, dan
bersujud di atasnya) dan menghargai tradisi budayanya. Keempat,
santri adalah sosok pribadi yang menghormati guru dan orangtua
hingga tiada. Kelima, santri adalah kelompok orang yang

32
Abu Anwar, “Karakteristik Pendidikan Dan Unsur-Unsur Kelembagaan Di Pesantren”,
Potensia, Vol. 2, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 179.
33
Achmad Muchaddam Fahham, Pendidikan Pesantren: Pola Pengasuhan, pembentukan
karakter, dan perlindungan anak, (Jakarta: Publica Institute, 2020), hlm. 14.

23
memiliki kasih saying pada sesame manusia dan pandai
bersyukur. Keenam, santri adalah kelompok orang yang
menyayangi sesama hamba Allah, yang mencintai ilmu dan tidak
pernah berhenti belajar (minal Mahdi ilal lahdi), dan yang
menganggap agama sebagai anugerah dan sebagai wasilah
mendapar ridha Tuhannya. Dan yang ketujuh, santri adalah hamba
yang bersyukur.34
a. Ciri Khas Seorang Santri

1) Tawadhu

Seorang santri akan tawadhu meski berilmu tinggi, karena

dia sadar apa yang dia tahu belum ada apa-apanya

dibandingkan dengan ilmu ulama para pendahulunya.

2) Patuh Pada Orangtua

Sebandel-bandelnya anak akan hormat dan patuh terhadap

orangtuanya, terutama ibu. Dan sejengkel-jengkelnya santri

dengan orangtua ia tidak akan pernah membantah orang tua.

3) Takzim Terhadap Guru

Santri menyadari bahwa setinggi apapun ilmu tidak akan

bermanfaat jika ia tidak ada rasa takzimnya atau hormat

kepada gurunya.

4) Berakhlakul Karimah

Jujur, sopan santun, dan berkata lembut adalah ciri khas

dari santri. Maka dimanapun santri ia mempunyai akhlakul

34
Dr. Arifi Saiman, M.A, Diplomasi Santri, (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2022),
hlm. 5

24
karimah, pandai menghormati yang lebih tua, menghargai

sesama dan menyayangi yang lebih muda.

5) Tidak Meinggalkan Sholat

Senakal-nakalnya santri ia tetap tidak meninggalkan sholat.

6) Tidak Meninggalkan Membaca Al-Qur’an Dan Wirid

Santri paham bahwa membaca Al-Qur’an bagian dari

dirinya yang tidak terpisahkan. Dia merasa lebih dekat dengan

Allah jika dia tidak meninggalkan membaca kalam-Nya. Santri

identik dengan wirid dan amalan-amalan karena santri sadar

dirinya tidak akan lepas dari bergantung kepada Allah.

7) Punya Akidah Yang Kuat

Santri diajarkan akidah dan tauhid bahwa segala sesuatu ini

terjadi karena Allah yang mengatur, sehingga keluar dari

pesantren sudah mempunyai akidah yang kuat yang tidak akan

tergoyahkan oleh apapun.

8) Cinta Agama, Bangsa, Dan Negara

santri senyadari agama yang akan menyelamatkan manusia

di dunia dan di akhirat, agama sangat penting, tanpa agama

manusia hidup kehilangan arah.

25
9) Ingin Menjadi Orang Yang Bermanfaat

Siapapun santri pasti ingin menjadi orang yang bermanfaat.

Sebab santri menyadari bahwa buat apa punya ilmu setinggi

gunung sedalam lautan tanpa tidak ada manfaatnya.35

Tentunya dalam membentuk jiwa santi/santriwati

dibutuhkanlah sebuah organiasi/OSIS, yang dimana OSIS memiliki

peran sangat penting dalam sebuah asrama atau pondok pesantren

salah satunya dalam melakukan pengawasan. Tujuan dari

pengawasan ini agar semua tugas dilaksanakan dengan baik dan

sesuai dengan peraturan yang ada di masing-masing personal atau

bagian yang sudah ditentukan36. Keberadaan organisasi dalam

pesantren adalah ibarat jantung yang menggerakkan seluruh

komponen penyelenggaraan pendidikan. Organisasi memiliki peran

penting bagi keberhasilan peserta didik. Jika organisasi berjalan

aktif dan efektif, maka berbagai kegiatan pendidikan yang akan di

bentuk di pondok pesantren akan berjalan dengan masif,

organisasi-organisasi pendidikan di pesantren inilah yang akan

35
Mahrizal Ayah Anam, “9 Ciri Khas Seorang Santri|Selamat Hari Santri”, dalam
https://www/kompasiana.com/mahrizal/5bcd56f4c112fe2d4e7e89a5/9-ciri-khas-seorang-santri-
selamat-hari-santri, diakses tanggal 21 November 2022, pukul 21.54.
36
Heli., dkk, “manajemen organisasi santri di pondok pesantren”, Isema, Vol. 1, Nomor
1, Desember 2016, hlm. 8

26
mengantarkan santri ke tempat tujuan yang mereka mau

kedepannya.37

Kegiatan berorganisasi ini merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari kehidupan santri sehari-hari, sebab berorganisasi

di pondok pesantren berarti pendidikan untuk mengurus diri sendiri

dan orang lain. Seluruh kehidupan santri selama berada di dalam

pondok diatur oleh mereka sendiri dengan bimbingan santri senior

atau guru-guru. Kegiatan-kegiatan santri di dalam pondok di urus

oleh beberapa bagian seperti; ketua, sekertaris, bendahara,

keamanan, ta’lim, kebersihan, dapur, perpustakaan, dan beberapa

kegiatan lain yang berkaitan dengan keorganisasian di dalam

pondok. Kegiatan yang ada di dalam pondok pesantren tentunya

didasari oleh panca jiwa pondok, falsafah, moto, visi dan misi

pondok pesantren. 38

3. Kajian Tentang Karakter

a. Pengertian Karakter

Kata karakter berasal dari bahasa Latin kharakter,

kharassein, kharax, dalam bahasa Inggris: character dan

Indonesia karakter, Yunani character, dari charassein yang

berarti membuat tajam, membuat dalam. Dalam kamus

37
Enok Mulyanah, Dkk., “Hubungan Keaktifan Berorganisasi Dengan Prestasi Santri
:Studi Kasus Ikatan Santri Putra Ponpes Nurul Furqon”, Fikrah, Vol. 4, Nomor 2, Desember
2020, hlm. 115.
38
Umuar Sidiq, “Organisasi Pembelajaran Pada Pondok Pesantren Di Era Global”,
Cendekia, Vol, 12, Nomor 1, Juni 2014, hlm. 123-124.

27
Poerwadaminta sebagaimana dikutip oleh Abdul Madjid dan Dian

Andayani, karakter diartikan sebagai tabiat, watak, sifat-sifat

kejiwaan, akhlak, dan budi pekerti yang membedakan seseorang

dengan orang lain. Secara terminology, karakter diartikan sebagai

sifat manusia pada umumnya dimana manusia mempunyai

banyak sifat yang tergantung dari faktor kehidupannya sendiri. 39

Menurut Pusat Bahasa Depdiknas bahwa karakter adalah

“bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, prilaku,

personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak”. Adapaun karakter,

adalah berkepribadian, berprilaku, bersifat, dan berwatak.40

Menurut KI. Hajar Dewantara, memandang bahwa karakter itu

sebagai watak atau budi pekerti. 41 Imam Al-Ghazali,

mendefinisikan dalam pendidikan Islam, karakter lebih dikenal

dengan istilah akhlak: Imam Al-Ghazali mengatakan akhlak

adalah sifat yang tertanam/menghujan dalam jiwa dan dengan

sifat itu seseorang akan secara spontan dapat dengan mudah

memancarkan sikap, tindakan , dan perbuatan. Imam Al-Ghazali

mengistilahkan karakter sebagai tujuan pencapaian akhlak. Secara

bahasa, kata “al-akhlak” sebagai jamak dari “al-khuluq” memiliki

39
Dra. Hj. Aisyah M. Ali, M.Pd, Pendidikan Karakter:Konsep dan Implementasinya,
(Jakarta: Kencana, 2018), hlm. 10-11.
40
Dr. Sukatin, S.Pd.I., M.Pd.I., dkk, Pendidikan Karakter, (Yogyakarta: Deepublish,
2020), hlm. 4.
41
Ibid, hlm . 6.

28
banyak makna yaitu ath-thabi’ah, atau ath-thab’u (tabiat), ad Din

(agama) dan as-sajiyyah (perangai).42

Dari pengertian karakter di atas dapat disimpulkan bahwa

karakter merupakan prilaku, sifat atau watak yang tertanam dalam

setiap individu seseorang yang didapatkan dari lingkungan tempat

mereka tinggal, karakter yang didapatkan dari lingkunganya bisa

saja karakter baik dan karakter buruk, tergantung dari tempat

tinggalnya. Karakter yang dimiliki oleh seseorang akan

mencerminkan sikap, tindakan, maupun perbuatannya sesuai

dengan karakter yang dimiliki.

b. Macam-Macam Karakter

Nilai-nilai luhur yang diinternalisasikan terhadap generasi

bangsa melalui pendidikan karakter, dan nilai-nilai tersebut

adalah sebagai berikut;

1) Nilai Religius, yaitu sikap dan prilaku yang patuh dalam

melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap

pelaksanaan ibadah agama lain dan hidup rukun dengan

pemeluk agama lain.

2) Nilai Jujur, yaitu prilaku yang didasarkan pada upaya

menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat

dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

42
Uky Syauqiyyatus Su’adah, M.Pd, Pendidikan Karakter Religious: Strategi Tepat
Pendidikan Agama Islam Dengan Optimalisasi Masjid, (Surabaya: Global Aksara Pres, 2021),
hlm. 38.

29
3) Nilai Toleransi, yaitu sikap dan tindakan yang menghargai

perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan

orang lain yang berbeda dari dirinya.

4) Disiplin, yaitu tindakan yang menunjukkan prilaku tertib dan

patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

5) Nilai Kerja Keras, yaitu prilaku yang menunjukkan upaya

sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan

belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-

baiknya.

6) Kreatif, yaitu berpikir dan melakukan sesuatu untuk

menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah

dimiliki.

7) Nilai Mandiri, yaitu sikap dan prilaku yang tidak mudah

tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

8) Nilai Demokratis, yaitu cara berpikir, bersikap, dan bertindak

yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

9) Nilai Rasa Ingin Tahu, yaitu sikap dan tindakan yang selalu

berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari

sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

10) Nilai Semangat Kebangsaan, yaitu cara berpikir, bertindak,

dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan

Negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

30
11) Nilai Cinta Tanah Air, yaitu cara berpikir, bersikap, dan

berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan

penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik,

sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.

12) Nilai Menghargai Prestasi, yaitu bersikap dan tindakan yang

mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang

berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati

keberhasilan orang lain.

13) Nilai Bersahabat/Komunikatif, yaitu tindakan yang

memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja

sama dengan orang lain.

14) Nilai Cinta Damai, yaitu sikap, perkataan, dan tindakan yang

menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas

kehadiran dirinya. 43

15) Gemar Membaca, yaitu kebiasaan menyediakan waktu untuk

membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi

dirinya.

16) Peduli Lingkungan, yaitu sikap dan tindakan yang selalu

berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam

sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk

memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

43
Dr. Dakir, S.Ag.,MA, Manajemen Pendidikan Karakter”Konsep Dan Implementasinya
Di Sekolah Dan Madrasah, (Yoyakarta: K-Media, 2019), hlm. 34-35.

31
17) Peduli Sosial, yaitu sikap dan tindakan yang selalu ingin

memberi bantuan pada orang lain, masyarakat yang

membutuhkan.

18) Tanggung Jawab, yaitu sikap dan prilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya

dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan

(alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha

Esa..44

c. Karakter buruk yang dimiliki oleh seseorang

Karakter buruk yang menjadi lawan dari tanggung jawab

dan disiplin peserta didik dapat mencakup beberapa hal, seperti

malas, tidak bertanggung jawab, tidak disiplin, dan tidak memiliki

inisiatif. Karakter buruk ini dapat mempengaruhi kinerja dan

perilaku peserta didik dalam proses belajar-mengajar, sehingga

perlu diberikan perhatian khusus oleh guru dan orang tua.

Beberapa contoh dari karakter buruk yang menjadi lawan

dari tanggung jawab dan disiplin peserta didik adalah sebagai

berikut:

1) Malas

Peserta didik yang malas cenderung tidak memiliki

motivasi untuk belajar dan mengambil tanggung jawab atas

44
Ayu Kartika, “Penanaman Karakter Disiplin Dan Tanggung Jawab Siswa Melalui
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar Negeri 75 Kota Bengkulu, (Skripsi,
IAIN Bengkulu, Bengkulu, 2019), hlm. 14-15.

32
tugas-tugas mereka. Mereka juga cenderung kurang disiplin

dalam memenuhi tenggat waktu dan mengatur waktu belajar

mereka dengan baik.

2) Tidak Bertanggung Jawab

Peserta didik yang tidak bertanggung jawab cenderung

menghindari tanggung jawab dan seringkali menyalahkan

orang lain atas kesalahan atau kegagalan mereka. Mereka

juga cenderung tidak memiliki rasa tanggung jawab terhadap

tugas dan kewajiban mereka di sekolah.

3) Tidak Disiplin

Peserta didik yang tidak disiplin cenderung sulit untuk

mengatur waktu belajar mereka, mengikuti aturan dan

prosedur di sekolah, serta kurang memiliki kebiasaan baik

dalam hidup sehari-hari.

4) Tidak memiliki inisiatif

Peserta didik yang tidak memiliki inisiatif cenderung

kurang proaktif dalam memecahkan masalah dan mencari

solusi untuk mengatasi tantangan yang dihadapi. Mereka juga

cenderung mengandalkan orang lain untuk memberikan

jawaban dan solusi. 45

45
Santrock, J. W, Educational psychology, (New York: McGraw-Hill, 2011), hlm. 17.

33
d. Strategi Pembentukan Karakter Disiplin dan Tanggung

Jawab

1) Karakter Disiplin

Disiplin merupakan karakter mulia yang harus dimiliki

semua manusia. Prilaku disiplin menciptakan ketenangan dan

ketentraman bagi diri sendiri maupun orang lain

disekitarnya. 46

Ciri-ciri karakter disiplin yaitu;

a) Selalu mentaati peraturan

b) Selalu tepat waktu

c) Selalu hidup terjadwal dengan teratur

d) Selalu melaksanakan tugas dengan baik dengan

membiasakan hidup disiplin. 47

Strategi Membentuk Karakter Disiplin Oleh

Organisasi Kesiswaan

Adapun bebapa strategi yang digunakan organisasi

kesiswaan dalam pembentukan karakter diantaranya, yaitu;

a) Memberikan pembinaan secara rutin

b) Memberikan sanksi atau konsekuensi

c) Memberikan penghargaan. 48

46
Agung Nugroho, “Penanaman Karakter Disiplin Pada Siswa Sekolah Dasar”,
Fundadikdas, Vol. 3, Nomor 2, juli 2020, hlm. 93.
47
Henny Nurhendrayani, “Disiplin Di Rumah, Di Sekolah Di Masyarakat”, dalam
http://pkbmdaring.kemdikbud.go.id/suka/content/read/artikel/52/disiplin-di-rumah-di-sekolah-dan-
di-masyarakat, diakses tanggal 19 November 2022, pukul 23.36.

34
2) Karakter Tanggung jawab

Tanggung jawab merupakan karakter esensial dalam

kehidupan manusia. Rochmah mendefinisikan tanggung

jawab sebagai sebuah substansi yang bersifat kodrati, artinya

karakter yang secara alami menjadi bagian dalam diri

manusia.49 Karakter janggung jawab adalah salah satu

karakter yang harus dimiliki oleh setiap individu seseorang.

Ciri-ciri karakter tanggung jawab

Ciri-Ciri Orang Bertanggung Jawab Antara Lain Sebagai

Berikut:

a) Integritas. Artinya melakukan tindakannya sesuai apa

yang dia katakana.

b) Dapat diandalkan. Artinya ia memulai sebuah pekerjaan,

dan berhasil menyelesaikan pekerjaannya.

c) Baginya kendala bukanlah barang baru. Ketika menemui

kendala dalam berbagai bentuk, sebagai orang

bertanggung jawab, dia tidaklah menyalahkan orang lain

atas kendala yang dihadapi, ataupun atas hasil akhir

pekerjaannya. 50

48
M. Sukarjo, “Membentuk Karakter Disiplin Melalui Pembinaan Ekstrakurikuler
Siswa”, Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Keguruan, Vol. 2, Nomor 1, hlm. 38-39.
49
Sirotna Puspita Sari, dkk, “Pembentukan Karakter Tanggung Jawab Siswa Pada
Pembelajaran Daring Melalui Implementasi Pendidikan Karakter”, Jurnal Kependidikan , Vol. 7,
Nomor 1, Maret 2021, hlm. 113.
50
Adnan M. Baralemba, Indahnya Ber-Aneka: Bahan Bacaan Untuk Penunjang
Penguatan Pendidikan Karakter, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), hlm. 26.

35
Strategi Membentuk Karakter Tanggung Jawab

Oleh Organisasi Siswa

Adapaun strategi yang dilakukan dalam pembentukannya

yaitu;

a) Memberikan contoh yang baik

b) Mendorong partisifasi aktif siswa

c) Memberikan pelatihan keterampilan

d) Mengadakan evaluasi secara berkala. 51

Sedangkan pembentukan Karakter melalui keteladanan

meliputi;

a) Guru harus mampu memberikan contoh menjadi orang

yang bertanggung jawab dengan mengajar sesuai

jadwalnya

b) Orang tua mampu memberikan contoh sikap tanggung

jawab dengan memperlihatkan cara bertanggung jawab

seperti merawat rumah dihadapan anak

c) Guru dan orang tua harus memperlihatkan sikap

tanggung jawab, baik terhadap diri sendiri, masyarakat

(orang lain), lingkungan dan Tuhan. 52

51
M. Muhaimin, “Membangun Karakter Tanggung Jawab Siswa Melalui Organisasi
Siswa Intra Sekolah, Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol. 5, Nomor, 1 hlm, 34-35.
52
Guru Belajar, Strategi Guru Dalam Membentuk Karakter Tanggung Jawab Siswa”,
dalam https://gurubelajar.id/strategi-guru-dalam-membentuk-karakter-tanggung-jawab-siswa/,
diakses tanggal 21 November 2022, pukul 10.10.

36
e. Indikator Orang Yang Sudah Mempunyai Karakter Disiplin

dan Tanggung Jawab

Keberhasilan indikator karakter disiplin diantaranya yaitu;

menaati peraturan, tanggung jawab terhadap diri sendiri, dan

mengamalkan peraturan yang sudah ada. 53 Adapaun Indikator

karakter tanggung jawab diantaranya yaitu; melaksanakan tugas

individu dengan baik, menerima resiko dan tindakan yang

dilakukan, tidak menyalahkan/menuduh orang lain tanpa bukti

yang akurat, mengembalikan barang yang dipinjam, mengakui

dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan, menepati janji,

tidak menyalahkan orang lain untuk kesalahan tindakan sendiri,

melaksanakan apa yang pernah penuh dikatakan tanpa disuruh

atau diminta. 54

Secara umum Indikator orang yang sudah memiliki karakter

disiplin dan tanggung jawab, dapat dilihat dari keberhasilan

program pendidikan karakter yang dapat diketahui melalui

pencapaian beberapa indikator sebagai berikut berikut;

1) Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap

perkembangan remaja.

2) Memahami kekurangana dan kelebihan diri sendiri.

53
Ilham Syahrul Jiwandono, “Permainan Tradisional Sebagai Upaya Meningkatkan
Karakter Disiplin Dan Jujur Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar”, Inventa, Vol. 4, Nomor
1, Maret 2020.
54
Riga Zahara Nuraini., dkk, “Analisis Karakter Tanggung Jawabsiswa Sekolah Dasar
Dalam Pembelajarn Daring”, Cakrawala Pendas, Vol. 8, Nomor 1, Januari 2022, hlm. 219.

37
3) Menunjukkan sikap percaya diri.

4) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam

lingkungan yang lebih luas.

5) Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan

golongan sosial ekonomis dalam lingkungan nasional.

6) Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar

dan sumber-sumber lain secara logis, kritis dan kreatif.

7) Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan inovatif.

8) Menunjukkan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi

yang dimiliki.

9) Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan

masalah dalam kehidupan sehari-hari.

10) Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab. 55

f. Faktor Pendorong Karakter Disiplin Dan Tanggung Jawab

Secara umum Faktor pendorong atau pendukung karakter

disiplin dan tanggung jawab adalah adanya peraturan sekolah atau

tata tertib sekolah, guru selalu menunjukkan sikap yang baik

terhadap siswa, guru menegur siswa setiap kali siswa berkelakuan

kurang baik, dan respon yang baik dari siswa sehingga

memudahkan proses penanaman nilai-nilai kerakter. Siswa selain

mendapatkan pelajaran yang wajib siswa laksanakan, siswa juga

55
Intan Khairunisa, “Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter”, dalam
https://www.academia.edu/8675733/indikator_keberhasilan_pendidikan_karakter, diakses tanggal
21 November 2022, pukul 0.03.

38
mengikuti kegiatan keagamaan setelah pulang sekolah, dengan

adanya kegiatan seperti keagamaan tersebut diharapkan dapat

membentuk siswa yang berakhlakul karimah. Selain itu adanya

peran serta dari orangtua siswa yang wajib menghubungi guru

untuk menanyakan prilaku anaknya di sekolah. 56 Dalam

penanaman karakter disiplin dan tanggung jawab tentunya ada

faktor pendorong karakter yang dua ini, yaitu adanya faktor

pendukung dalam penanaman karakter disiplin dan tanggung

jawab adalah adanya tata tertib sekolah dan kegiatan tambahan

dari sekolah sehingga siswa terbiasa untuk malaksanakan dalam

kehidupan sehari-hari. 57

Faktor yang mendukung terbentuknya karakter disiplin dan

tanggung jawab siswa yaitu;

1) Peserta didik itu sendiri, artinya jika peserta didik mudah

diatur dan mau mematuhi peraturan yang ada maka mudah

bagi peserta didik untuk menjadi pribadi disiplin, dan dari

kedisiplinan tersebut muncullah sikap tanggung jawab pada

diri peserta didik untuk menjadi pribadi yang kebih baik.

2) Lingkungan keluarga, artinya pola asuh orang tua sangat

berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya peserta didik,

karena dalam lingkungan keluarga orangtua dapat

56
Aset Sugiana, “Penanaman Nilai Karakter Disiplin Dan Tanggung Jawab Di Smk
Sthika Palembang”, Jurnal PAI Raden Fatah, Vol. 1, Nomor 1, Januari 2019, hlm. 113.
57
Ibid, hlm. 113.

39
memberikan bimbingan dan memberikan teladan yang baik

kepada anaknya. Hal inilah yang dapat membentuk karakter

disiplin dan tanggung jawab.

3) Memberikan sanksi atau hukuman baik sanksi yang diberikan

guru maupaun orangtua di rumah. Sanksi atau hukuman

menjadi faktor yang sangat penting karena pada umumnya

peserta didik akan mudah jera apabila dikenai sanksi atau

hukuman. 58

4) Lingkungan Sekolah, di sekolah individu mendapatkan

pendidikan atau pelajaran ilmu yang menjelaskan tentang

norma-norma atau aturan yang ada di masyarakat dan di

sekolah individu diajarkan pendidikan karakter oleh guru-

guru yang mengajar di sekolah.

5) Lingkungnan masyarakat, anggota masyarakat memberikan

faktor penting dalam perkembangan tentang tanggung jawab

individu, dimana di dalam masyarakat pergaulan semakin

meluas, oleh karena itu kontrol diri dan kontrol dari

masyarakat sangat diperlukan. 59

58
Retno Wulan Ningrum., dkk “Faktor-Faktor Pembentukan Karakter Disiplin Dan
Tanggung Jawab Dalam Ekstrakurikuler Pramuka”, Prakarsa Paedagogia, Vol. 3, Nomor 1, Juni
2020, hlm.114
59
Priska Yekti Mitayani, “Tingkat Karakter Tanggung Jawab Siswa(Studi Deskriptif
Pada Siswa Kelas VIII SMP Santo Aloysius Turi Tahun Ajaran 2018/2019 Dan Implikasinya Pada
Usulan Topik-Topik Bimbingan Pribadi), (Skripsi, FKDIP, Universitas Dharma Yogyakarta,
Yogyakarta, 2019), hlm. 24-25.

40
g. Kendala Atau Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan

Karakter

Para ahli menggolongkan faktor yang mempengaruhi

karakter ke dalam dua bagian, yaitu faktor intern dan faktor

ekstern.

1) Faktor Intern

Ada banyak hal yang mempengarui faktor intern,

diantaranya adalah:

a) Insting Atau Naluri

Insting adalah suatu sifat yang dapat menumbuhkan

perbuatan yang menyampaikan pada tujuan dengan

berpikir lebih dahulu ke arah tujuan dan tidak di dahului

latihan perbuatan. Naluri merupakan tabiat yang dibawa

sejak lahir yang merupakan suatu pembawaan yang asli.

b) Adat Atau Kebiasaan

Adat atau kebiasaan adalah setiap tindakan dan

perbuatans seseorang yang dilakukan secara berulang-

ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi

kebiasaan, seperti berpakaian, makan, tidur, dan olahraga.

c) Kehendak/Kemauan (Iradah)

Kemauan ialah kekuatan untuk melangsungkan

segala ide dan segala yang dimaksud, walau disertai

dengan berbagai rintangan dan kesukaran-kesukaran,

41
namun sekali-kali tidak mau tunduk kepada rintangan-

rintangan tersebut.

d) Suara Batin Atau Suara Hati

Di dalam diri manusia terdapat suatu kekuatan yang

sewaktu-waktu memberikan peringatan (isyarat) jika

tingkah laku manusia berada diambang bahaya dan

keburukan. Suara batin berfungsi memperingatkan

bahayanya perbuatan buruk dan berusaha untuk

mencegahnya, di samping dorongan untuk melakukan

perbuatan baik.

e) Keturunan

Keturunan merupakan suatu faktor yang dapat

mempengaruhi perbuatan manusia. Sifat yang diturunkan

pada garis besarnya ada dua macam yaitu; Pertama. Sifat

jasmaniyah, yakni kekuatan dan kelemahan otot-otot dan

urat sarap orangtua yang dapat diwariskan kepada

anaknya. Kedua. Sifat ruhaniyah, yakni lemah dan

kuatnya suatu naluri dapat diturunkan pula oleh oran tua

yang kelak mempengaruhi prilaku anak cucunya.

2) Faktor Ekstern

Faktor ekstern (bersifat dari luar) di antaranya adalah

sebagai berikut;

42
a) Pendidikan

Ahmad tafsir menyatakan bahwa pendidikan adalah

usaha meningkatkan diri dalam segala aspeknya.

Pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat besar

dalam pembentukan karakter seseorang sehingga baik

dan buruknya akhlak seseorang sangat tergantung pada

pendidikan.

b) Lingkungan

Lingkungan (milie) adalah suatu yang melingkungi

suatu tubuh yang hidup, seperti tumbuh-tumbuhan,

keadaan tanah, udara dan pergaulan manusia hidup selalu

berhubungan dengan manusia lainnya atau juga dengan

alam sekitar. Adapun lingkungan dibagi ke dalam dua

bagian, yaitu lingkungan yang sifat kebendaan dan

lingkungan pergaulan yang bersifat kerohanian. 60

G. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Metode penelitian adalah sebuah cara ilmiah untuk

mendapatkan sumber data penelitian dengan tujuan dan kegunaan

tertentu. Cara ilmiah dalam sebuah penelitian adalah kegiatan

penelitian yang didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu bersifat

rasional, empiris, dan sistematis. Rasional adalah kegiatan penelitian


60
Fuji Islami, “Problematika Guru Dalam Membentuk Karakter Peserta Didik Di Mts
Islamiyah Ciputat, (Skripsi, FTK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017), hlm. 24-27.

43
dilakukan dengan cara yang masuk akal yang terjangkau kepada

penalaran manusia, seperti menggunakan teori. Empiris adalah sebuah

cara untuk mengamati dengan indera manusia. Sistematis adalah

proses penelitian yang dilakukan dengan menggunakan langkah-

langkah penelitian.

Janis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif,

yang menggunakan pendekatan diskriptif kualitatif. Yaitu untuk

mengumpulkan data-data dari penelitian ini, peneliti mengunpulkan

informasi dengan bentuk kata-kata atau gambaran ditempat peneliti

sedang menelit. Mengenai Peran (Tugas Dan Fungsi) Organisasi

Santriwati Nurul Haramain (OSNH) Dalam Membentuk Karakter

Santriwati Pondok Pesantren Nurul Haramain NWDI Putri Narmada.

Alasan peneliti menggunakan metode kualitatif dengan

pendekatan diskriptif ini adalah karena metode ini sangat cocok

digunakan dalam penelitian yang saat sekarang ini dilakukan oleh

peneliti. Tujuannya untuk mengidentifikasi dan mendapatkan data

secara mendalam dan secara valid.

2. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti dalam penelitian kualitatif adalah

instrument kunci dalam penelitian, karena peneliti akan melihat

langsung objek yang akan ia teliti, oleh karena itu kehadiran peneliti

sangat diperlukan dalam lokasi. Kehadiran peneliti dilokasi akan

menggambarkan dalam laporan penelitian. Dengan terjun ke lokasi,

44
peneliti dapat mengumpulkan informasi, dan data yang valid, yaitu

melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Hal tersebut bertujuan agar informasi, dan data yang

didapatkan di Pondok Pesantren Nurul Haramain Nwdi Putri Narmada

riil dengan keadaan dilokasi,

3. Lokasi Penelitian

Tempat atau lokasi penelitian ini dilakukan di Pondok

Pesantren Nurul Haramain NWDI Putri Narmada. Alasan peneliti

memilih lokasi ini adalah karena pondok pesantren Nurul Haramain

NWDI Putri Narmada adalah salah satu pondok pesantren terkenal di

Lombok Barat, dengan akreditasi A. Pondok pesantren Nurul

Haramain banyak mencetak generasi-generasi yang baik, generasi-

generasi yang mendunia atau biasa dikatakan sebagai Nurul Haramain

For The World, dengan karakter disiplin dan tanggung jawab yang

ditanamkan di pondok inilah yang membawa mereka mendunia.

4. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian kualitatif adalah subjek tempat

data diperoleh atau diambil. 61 Jika dilihat dari jenisnya, sumber data

dibagi menjadi dua: Primer dan Sekunder. Sumber data primer

merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data. Dalam penelitian ini peneliti mencari data untuk

61
Dr. Drs. H. Rifa’i Abubakar, M.A, Pengantar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta:
Suka-Press, 2021), hlm. 57.

45
membuktikan fakta di lapangan. 62 Data primer yang akan didapatkan

peneliti di pondok pesantren Nurul Haramain NWDI Putri Narmada

adalah mendapatkan informasi dari informan dengan mewawancarai

kepala sekolah, dewan pengasuha (ri’ayah), ustdz/ustadzah, dan

santriwati.

Sedangkan data sekunder merupakan data-data yang dapat

menunjang data primer. Data sekunder diperoleh melalui studi

kepustakaan yang bersumber dari buku-buku, jurnal, artikel, dan

penelitian terdahulu. 63 Data sekunder yang akan didapatkan dalam

melakukan penelitian adalah berbentuk buku, jurnal, surat kabar,

penelitian terdahulu, dan teori-teori.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data kualitatif merupakan pengumpulan

data-data yang bersifat deskriptif yaitu berupa gejala-gejala hasil

wawancara atau observasi yang dikategorikan ataupun dalam bentuk

lainnya seperti foto, dokumen,artefak, dan catatan-catatan lapangan

saat penelitian. 64

Teknik pengumpulan yang akan dilakukan oleh peneliti setelah

observasi langsung, karakter santriwati di pondok pesantren. Dalam

62
Regina Singestecia., dkk, “Partisipasi Politik Masyarakat Tionghoa Dalam Pemilihan
Kepala Daerah Di Slawi Kabupaten Tegal”, Unnes Political Science Journal, Vol. 2, Nomor 1,
January 2018, hlm. 6.
63
Dr. H. Diding Bajuri, M.Si, “Analisis Kualitas Pelayanan Public Perangkat Desa
Padandon Kecamatan Kadipaten Kabupaten Majalengka”, Cendikia, Vol. 6, Nomor 1, Januari-Juni
2013, hlm. 158.
64
Dr. Amir Hamzah, MA, Metode Penelitian Kualitatif: Rekontruksi Pemikiran Dasar
Serta Contoh Penerapan Pada Ilmu Pendidikan Sosial Dan Humaniora, (Malang: Literasi
Nusantara, 2019), hlm. 75.

46
teknik pengumpulan data yang akan dilakukan oleh peneliti adapun

langkah-langkah yang dilakukan, yaitu sebagai berikut.

a. Observasi (Observation)

Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa, observasi merupakan

suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari

berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang

terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.65

Langkah observasi sangat penting dilakukan oleh seoarang

peneliti tujuannya agar peneliti dapat mengetahui keadaan

sesungguhnya dilokasi penelitian, tentang bagaimana cara

membentuk karakter seorang santriwati di Pondok Pesantren

Nurul Haramaian NWDI Putri Narmada.

Dalam proses pengumpulan data, observasi dapat dibedakan

menjadi 2 yaitu, (1). Participant observation (observasi berperan

serta), dan (2). Non participant observation.

1) Observasi Berperan Serta (Participant Observation)

Peneliti terjun langsung dalam kegiatan sehari-hari orang

yang akan diamati atau yang digunakan sebagai sumber data

penelitian. Dalam melakukan pengamatan, peneliti ikut serta

merasakan suka dan dukanya.

65
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, Dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2019), hlm. 203.

47
2) Observasi Non Partisipan (Non Participant Observastion)

Peneliti tidak terlibat langsung, peneliti hanya sebagai

pengamat independen.

Dari dua jenis observasi di atas peneliti menggunakan

observasi non partisipan (Non Participant Observastion),

yang dimana dalam penelitian ini peneliti hanya mengamati

peran organisasi santriwati Nurul Haramaian dalam

membentuk karakter disiplin dan tanggung jawab.

b. Wawancara (Interview)

Dalam penelitian kualitatif deskriptif teknik wawancara

adalah salah satu teknik yang pengumpulan data dari informan

untuk mendapatkan informasi yang valid dari penelitian yang

dilakukan. Taknik dari wawancara ini bertujuan agar peneliti

dapat menemukan permasalahan yang harus diteliti di Pondok

Peasntrem Nurul HaramainNWDI Putri Narmada. Teknik

wawancara ada dua yaitu teknik wawancara terstruktur dan teknik

wawancara tidak tersturktur

1) Teknik wawancara terstrukrur

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik

pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah

mengetahui dengan pasti tentang informasai apa yang akan

diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara,

pengumpul data telah menyiapkan instrument penelitian

48
berupa pertanyaan-pertanyaan terlulis yang alternative

jawabannya pun telah disiapkan.66

2) Teknik wawancara tidak terstruktur

Pada teknik ini, peneliti mendesain pedoman wawancara

tanpa menyertakan berbagai yang baku dan sistematis.

Teknik wawancara ini termasuk dalam kategori wawancara

bebas sehingga peneliti hanya menyusun garis-garis besar

permasalahan yang akan ditanyakan dalam sebuah pedoman

wawancara. Teknik wawancara ini merupakan wawancara

bebas karena peneliti memberikan pertanyaan yang tidak

baku, conditional, dan kemungkinan setiap narasumber atau

responden yang diwawancarai akan mendapatkan kalimat

pertanyaan yang berbeda walaupun merujuk pada informasi

yang sama. 67

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik

wawancara tidak terstruktur, karena pertanyaan yang tidak

disusun terlebih dahulu melainkan disesuaikan dengan situasi

atau kondisi saat wawancara. Tujuan dari wawancara tidak

terstruktur ini adalah untuk memungkinkan interviewer untuk

66
Ibid., hlm. 195
67
Dr. Evanirosa, MA., dkk, Metode Penelitian Kepustakaan:Library Research,
(Bandung: Media Sains Indonesia, 2022), hlm. 104.

49
mendapatkan pemahaman yang lebih dalam dan rinci tentang

pengalaman dan perspektif responden.68

c. Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah suatu cara untuk mengumpulkan

data dengan cara mencatat data yang sudah ada di dalam

dokumen atau srsip, dokumentasi bisa juga berbentuk foto, dan

hal-hal penting yang dibutuhkan oleh peneliti. Penelitian kualitatif

diskriptif dan kuantitatif biasanya menggunakan teknik

pengumpulan data dokumentasi.

Hal penting dalam menggunakan teknik dokumentasi adalah

kejelasan variabel disertai indikator-indikatornya sehingga

peneliti dapat memilih dengan tepat data yang ada dalam

dokumen. 69

6. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu

analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan

menjadi hipotesis. 70

Dalam analisis data adapun teknik yang dilakukan sebagi

berikut:

68
Siti Sulasmi, “Penggunaan Teknik Wawancara Tidak Terstruktur Dalam Penelitian
Kualitatif”, Jurnal Pendidikan, Vol. 16, Nomor 1, hlm. 23-31.
69
Prof. Dr. H. Djaali, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta:Bumi Aksara, 2020),
hlm. 55.
70
Prof. Dr. Sugiyono, Metode…,hlm. 320.

50
1) Kondensasi data

Pemadatan data yang mengacu pada proses pemilihan,

pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi, dan/atau transformasi

data yang muncul dalam korpus (badan) lengkap catatan lapangan

tertulis, transkrip wawancara, dokumen dan bahan empiris

lainnya. Kondensasi data terjadi secara terus menerus sepanjang

hidup proyek yang berorientasi kualitatif. Proses

kondensasi/transformasi data berlanjut setelah pekerjaan lapangan

selesai, sehingga laporan akhir selesai. Kondensasi data adalah

bentuk analisis yang mempertajam, menyortir, memfokuskan,

membuang, dan mengatur data sedemikian rupa sehingga

kesimpulan akhir dapat ditarik dan diverifikasi.

2) Tampilan data

Secara umum, tampilan adalah kumpulan informasi

terorganisasi dan terkompresi yang memungkinkan penarikan

kesimpulan dan tindakan.

3) Menggambar dan memverifikasi kesimpulan

Alur kegiatan analisis yang ktiga adalah penarikan

kesimpulan dan verivikasi. Dari awal pengumpulan data, analisis

kualitatif menginterpretasikan apa yang dimaksud dengan

mencatat pola, penjelasan, alur sebab-akibat, dan proposisi.

Kesimpulan final mungkin tidak muncul sampai pengumpulan

data selesai, tergantung pada ukuran korpus catatan lapangan;

51
pengkodean, penyimpanan, dan metode pengambilan yang

digunakan; kecanggihan peneliti; dan tenggat waktu yang

diperlukan untuk dipenuhi. 71

7. Pengecekan Keabsahan Data

Analisis kualitatif adalah upaya yang digunakan dengan jalan

bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-memilih

menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistematiskannya, mencari

dan mengemukakan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang

laian. 72

Dalam teknik pengecekan keabsahan data peneliti

menggunakan teknik, diantaranya:

1) Perpanjangan pengamatan

Perpanjangan pengamatan adalah peneliti balik ke lapangan

untuk melakukan pengamatan, wawancara dengan sumber data

yang sudah ditemui dan yang baru ditemui. Dengan perpanjangan

waktu pengamatan peneliti dan narasumber akan akrab, tidak ada

jarak diantara mereka, dan saling terbuka, dan saling

mempercayai sehingga tidak ada hal-hal yang disembunyikan.

71
Matthew B. Miles., dkk, Qualitative Data Analiysis A Methods Sourcebook, (Los
Angeles: Sage Publications, 2014), hlm. 31-32.
72
Eva Irawati, “Peran Pondok Pesantren Dalam Pemembentukan Akhlak Santri Di
Pondok Pesantren Baitulkirom Desa Mulyosari Kecamatan Tanjungsari, (Skripsi, Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Metro, Matro, 2018), hlm. 47.

52
Dengan keikutsertaan peneliti akan menentukan dalam hasil

dari pengumpulan data. Keikut sertaan peneliti merupakan usaha

seorang peneliti dalam keseharian orang-orang yang berada di

lokasi penelitian di Pondok Pesantren Nurul Haramain Putri

NWDI Narmada.

2) Meningkatkan ketekunan

Ketekunan pengamatan adalah menemukan data dan

informasi relevan dengan permasalahan yang akan dicari peneliti.

Peneliti akan memusatkan dirinya pada hal-hal secara rinci.

Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan

unsur-unsur yang akan dicari, dan memusatkan dirinya pada hal-

hal secara rinci.

3) Triangulasi

Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan data yang

memanfaatkan suatu yang lain diluar data untuk melakukan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data-data tersebut.

Triangulasi dalam pengujian kreadibilitas diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan melakukan

berbagai cara dan berbagai waktu, maka terhadap berbagai

macam triangulasi, antara lain:

53
a) Triangulasi sumber

Triangulasi sumber berfungsi untuk menguji kredibilitas

data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang

didapatkan dari berbagai sumber.

b) Triangulasi teknik

Triangulasi teknik dilakukan untuk menguji dengan cara

melakukan pengecekan data kepada sumber yang sama

dengan teknik yang berbeda. Misalnya data yang diperlukan

melalui wawancara, lalu dicek dengan observasi dan

dokumentasi.

c) Kecukupan referensi

Kecukupan referensi memang hal yang harus dipenuhi

dalam sebuah karya ilmiah, kecukupan refrensi sangatlah

dibutuhkan untuk menjadi pendukung terhadap focus

penelitian.r Refrensi yang dibutuhkan peneliti harus sesuai

dengan focus yang ingin diteliti. 73

H. Sistematika Pembahasan

Dalam penelitian kualitatif deskiptif, adapapun rincian dalam setiap

babnya adalah sebgai berikut:

1. BAB 1 PENDAHULUAN memuat isi penelitian meliputi, latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat

73
Hardianto, “Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Kegiatan Keagamaan Lembaga
Dakwah Kampus Universitas Mataram Tahun 2020, (Skripsi, FTK UIN Mataram, Mataram,
2020), hlm, 37-38.

54
penelitian, ruang lingkup dan setting penelitian, telaah pustaka,

kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

2. BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN gambaran umum

mengenai lokasi penelitian di Pondok Pesantren Nurul Haramain

NWDI Putri Narmada, pada bab ini peneliti akan memapaparan hasi

data dari lokasi penelitian.

3. BAB III PEMBAHASAN, setelah mendapatkan paparan data dan

hasil temuan dari bab II, dan selanjutnya pada bab ini peneliti akan

menjelaskan, (1). Kontribusi Pondok Pesantren Nurul Haramain Nwdi

Putri Narmada Dalam Membentuk Karakter Santriwati, dan (2).

Kendala Pondok Pondok Pesantren Nurul Haramain Nwdi Putri

Narmada Dalam Membentuk Karakter Santriwati.

4. BAB IV PENUTUP, pada bab ini peneliti akan memaparkan

kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan, dan peneliti akan

menguraikan saran dari hasil penelitian baik secara teoritis maupun

praktis.

5. DAFTAR PUSTAKA, berisi rujukan atau refrensi yang digunakan

oleh peneliti baik bersumber dari skripsi, jurnal, majalah, dan situs-

situs resmi.

55
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


1. Sejarah Singkat Ponpes Nurul Haramain Putri NWDI Narmada
Berdirinya pondok pesantren Nurul Haramain tidak terlepas dari

sejarah berdirinya. Yayasan Pondok Pesantren NW Narmada yang

didirikan oleh Almarhum TGKH. M. Djuaini Mukhtar. Pada saat itu

Djuaini muda diutus langsung dari Pancor Lombok Timur oleh

gurunya yaitu Al-Maghfur Bapak Maulana Syeikh TGKH. M.

Zainudin Abd. Majid, pendiri Pondok Pesantren Nahdatul NW Pancor

atas permintaan langsung masyarakat kecamatan Narmada, yang pada

saat itu masih menganut paham waktu telu. 74

Pada awal berdirinya Yayasan Pondok Pesantren NW Narmada

memiliki satu Lembaga Pendidikan formal tingkat ibtidaiyah yaitu MI

Nurul Huda pada tahun 1951, yang disambut luas dan direspon positif

oleh masyarakat stempat bahkan oleh masyarakat dari luar kecamatan

tersebut. Setelah berjalan beberapa tahun dan menamatkan beberapa

lulusan dan atas dasar dorongan dan dukungan masyarakat yang ingin

menyekolahkan putra-putrinya pada Lembaga Pendidikan yang

mengajarkan Pendidikan Islam yang lebih dominan, pada tahun 1963

MI Nurul Huda Narmada dirubah menjadi PGA NW 4 tahun (PGAP)

dan pada tahun 1968 ditingkatkan menjadi PGA NW 6 tahun (PGAA).

74
Drs. Indri Darmawan Dan Muhajirin Ramzi, M. Pd.I, Risalah Perjuangan Guru Wen,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 47.

56
Seperti halnya Nurul Huda, kelahiran PGA NW pun disambut

hangat masyarakat. Sehingga, siswa siswinya cukup banyak dan terus

berkembang mengalami peningkatan. Akan tetapi, sesuai peraturan

pemerintah yang membatasi jumlah PGA dan di Lombok ini hanya

boleh satu PGA yakni PGA Negeri Mataram, maka pada tahun 1977

PGA NW Narmada diubah menjadi Madrasah Tsanawiyah NW dan

Madrasah Aliyah NW.

Alhamdulillah, sampai saat ini madrasah Tsanawiyah dan Aliyah

NW Narmada terus bisa berjalan mengemban misinya dengan baik.

Dan karena keadaan dan kebutuhan perluasan lokasi akibat dari

semakin banyak siswa-siswi – dan tidak mungkin di satu komplek -,

maka dikembangkanlah MTs dan MA NW menjadi MTs dan MA NW

Putra dan Putri pada tahun 1988.

Kemudian, dengan maksud meningkatkan kualitas pendidikan di

lingkungan MTs dan MA NW baik lahir maupun bathin, maka pada

tahun 1991 pengurus yayasan Perguruan Pondok Pesantren NW

Narmada – yang menjadi payungnya - membentuk lembaga khusus

Pondok Pesantren dengan nama ”NURUL HARAMAIN”. Lembaga

pondok ini bertanggung jawab menjalankan pendidikan formal dan

nonformal dengan system asrama. Dan sesuai keadaan pula, Pondok

57
Pesantren Nurul Haramain pun dibentuk menjadi dua pula yakni;

Nurul Haramain Putra dan Nurul Haramain Putri. 75

Sampai dengan saat ini ponpes Nurul Haramain tetap menjalankan

visi, misi dan tujuannya dengan baik dengan membentuk struktur

organisasi sebagai berikut.

Tabel 1.1
Struktur Organisasi Ponpes Nurul Haramain NWDI Putri
Narmada76

Nama Jabatan

TGH. Hasanain Juani, Lc., MH Ketua Yayasan

Suriani, S.Pd Kepala Sekolah

Hamdani, S.Pd.I Komite Madrasah

Jaeroni S.Pd Kepala Tata Usaha

Sri Mariyani, S.Pd Bendahara

Yusuf, M.Pd Bimbingan dan Penyuluhan

Ahmad Yusri, M.Ag. Pendidikan dan Pengajaran

Wakil Kepala Madrasah Bidang

Imam Suhadi, S.Pd Kurikulum

Wakil Kepala Madrasah Bidang

Andri Kurniawati, S.Pd Kesiswaan

Surendra, S.Pd Wakil Kepala Madrasah Bidang

75
File Profil Ponpes Nurul Haramain, Dokumentasi, 10 Januari 2023.
76
Struktur Organisasi Ponpes Nurul Haramain NWDI Putri Narmada, Dokumentasi, 23
Januari 2023.

58
Sarana & Prasarana

Wakil Kepala Madrasah Bidang

Baharuddin, SE. S.Pd Humas

2. Visi-Misi Ponpes Nurul Haramain NWDI Putri Narmada

a) Visi

Baik, Benar, Indah, Bermanfaat, Makmur

b) Misi

Mewujudkan santri dan santriwati yang mencintai dan gemar

melakukan kebaikan dan kebenaran, mencintai keindahan,

bermanfaat bagi ummat, hidup makmur dan memakmurkan. 77

3. Letak Geografis Ponpes Nurul Haramain NWDI Putri Narmada

Nurul Haramain NWDI Putri Narmada beralamatkan jalan

Hamzanwadi Nomor 05 Desa Lembuak Mekar Indah Kecamatan

Narmada Kabupaten Lombok Barat. Secara geografis letak pondok

pesantren Nurul Haramain NWDI Putri Narmada cukup strategis

karena tidak jauh dari jalan raya serta berada ditengah-tengah

pemukiman masyarakat.

4. Keadaan Guru di Pondok Pesantren Nurul Haramaian NWDI


Putri Narmada
Guru adalah faktor utama dalam proses pendidikan. Guru-guru di

ponpes Nurul Haramain memiliki kemampuan dan kompetensi yang

77
Drs. Indri Darmawan Dan Muhajirin Ramzi, M. Pd.I, Risalah Perjuangan Guru Wen,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 57.

59
sangat baik dalam mendidik santriwatinya. Tanpa adanya guru proses

pembelajaran tidak akan berjalan dengan efektif, karena tidak

mungkin siswa bisa belajar sendiri tanpa dibimbing oleh seorang guru.

Guru-guru sangat mendukung semua kegiatan yang dilakukan oleh

siswanya yang bisa meningkatkan kemampuannya diberbagai bidang

baik dalam bentuk dukungan materi, saran, masukan, ide dan

kesempatan. Tanggung jawab sebagai seorang pendidik dan pengajar

sangat begitu besar. Hal ini dilihat dari guru-guru yang rajin masuk

kelas, mereka mengajarkan siswanya untuk taat kepada peraturan-

peraturan madrasah untuk datang tepat waktu dan tentunya pulang

sesuai dengan jam yang sudah ditentukan oleh madrasah.

Untuk mendukung dan lancarnya proses pembelajaran di ponpes

Nurul Haramain NWDI Putri Narmada mengenai keadaan guru adalah

sebagai berikut jumlah keseluruhan guru sebanyak 93 orang. Adapun

tenaga pendidik di ponpes Nurul Haramain NWDI Putri Narmada

beserta mata pelajaran yang diampu adalah sebagai berikut;

Tabel 1.2
Tenaga Pendidik Ponpes Nurul Haramain Putri NWDI Narmada78

Mata Pelajaran yang


No Nama Guru Pendidikan
diampu

S2 Ilmu -Bahasa dan sastra


U Aenul Lael Mukarromah,
1 Pendidikan Indonesia
M.Pd
Dasar -Bahasa Indonesia

78
File Data Guru dan Siswa, Dokumentasi, 23 Januari 2023

60
-Durusullughah
3 U Aliefina nabilatussujaah MA
-Mahfudzot
-Al-Qur'an
4 U Aluh Zahraini, A.Ma S1
-Mahfudzot
S1 Bahasa
5 U Amrin Hakim, S.Pd Bahasa Indonesia
Indonesia
-Al-Qur'an
6 U Andri Kurniawati, S.Pd.I S1 PAI
-Mahfudzot
U Ani Anggraini Wati, S1
7 Matematika
S.Pd.I Matematika
Fiqh
8 U Azizatun Zohroh S1 PAI
SKI
9 U Azma watussalwa irawan MA KWN
S1 Sarjana
10 U Baharudin, SE., S.Pd IPS
Ekonomi
Nahwu
11 U Baiq alda fitri rahmayani MA
Sharaf
IPA
12 U Baiq Mariana Utami, S.Pd S1 Biologi
Sharaf
U Baiq Mega Hikmah Septa S1 Ilmu
13 Bahasa Indonesia
Mila, S.I.Kom Komunikasi
14 U Beni Putra - Mahfuzhat
U Bq. Widia Nita Kasih, S2 Bahasa
15 Qur'an Hadits
M.Pd Arab
16 U Budi Chairi, S.Pd S1 Biologi IPA
S1 Al-Qur'an
17 U Budi Hartini, S.Pd.I.
Matematika Matematika
Imla'
18 U Dina Lorenza S1 Biologi
IPS
S1 IPS
19 U Elisa Musliana KWN
Ekonomi
S1 Bahasa
20 U H. Muhajar, S.Ip Bahasa Arab
Arab
Al-Qur'an
21 U Haeratul Insaniah, S.Ak S1 Ekonomi
IPS
22 U Hamdani, S.Pd.I S1 PAI Aqidah Akhlaq
SKI
23 U Hamidaturrasydah S1 PAI
Tajwid
24 U Hendri Hidayat MA Durusullughah

61
Nahwu
S1 Bahasa
25 U Hindun, S.Pd Bahasa Indonesia
Indonesia
U Hj. Fatimatuzzahrah, S1 Bahasa
26 Bahasa Arab
S.Pd.I. Arab
27 U Hj. Mardiyah, S.Pd.I S1 PAI KWN
28 U Husni Zayadi MA Durusullughah
Qur'an Hadits
29 U Husnul Amin, S.Pd S1 PAI
SKI
30 U Husnul Fitria, S.Pd S1 PGSD Conversation/Muhadatsah
31 U Hutriani S1 Farmasi KWN
S1 Bahasa
32 U Iis Andriyani, S.Pd KWN
Indonesia
S1
33 U Imam Suhadi, S.Pd Matematika
Matematika
34 U Indah Natasia S1 PGSD SKI
Insya'
35 U Islahuddin MA
Khat
Mahfuzhat
36 U Isnaini Al-Farizy MA
Muthalaah
S1 Hukum Muthalaah
37 U Ivan Zamura Putra
Keluarga Reading
S1 IPS
38 U Jaeroni, S.Pd IPS
Ekonomi
S1 Bahasa
39 U Khalifaturrahmi Reading
Inggris
S1 Bahasa
40 U Kharisma Wandani, S.Pd Reading
Inggris
S1
41 U Leni Asroriati, S.Pd Matematika
Matematika
S1 Bahasa
42 U Leni Suarni, S.Pd.I Bahasa Arab
Arab
Mahfuzhat
43 U M. Farid Wajdi MA
Nahwu
U M. Juwaini Hasanullah, Muthalaah
44 S1 Ekonomi
SE.Sy IPS
Imla'
45 U Maharani sabila putri MA
Nahwu
46 U Mardiana, S.Si S1 Biologi IPA

62
S1 Bahasa
47 U Melisa Kholidatullah, S.Pd Bahasa Indonesia
Indonesia
Aqidah Akhlaq
S2 Ilmu
48 U Meyyana Andriani, S.Pd Al-Qur'an
Pendidikan
Qur'an Hadits
49 U Mudrikati, S.Pd S1 Biologi Muthalaah
U Muhammad Hasbi
50 S1 PAI Sharaf
Hidayatullah
S1 Bahasa
51 U Munisah, S.Pd.I Bahasa Arab
Arab
52 U Mustika cahyani MA Durusullughah
53 U Muthia Rahmatin, S.Pd S1 PAI Al-Qur'an
U Nela Hirma Wulida S1 Theologi
54 Durusullughah
Safitri, S.Th.I Islam
Sedang Bahasa Inggris
menempuh
55 U Novia Harianti
S1 Bahasa Reading
Inggris
Sedang
menempuh
56 U Noviana Yuki Astuti Bahasa Arab
S1 Bahasa
Arab
S1 Sastra
5 U Nurul Faizah, S.S Bahasa Inggris
Inggris
58 U Nurul Fitriani, S.Pd S1 Fisika IPA
Sedang
menempuh
59 U Nurul Wajhah, S.Pd S2 Master Bahasa Inggris
Education by
research
60 Sedang Insya'
U Putri Khaerunnisa menempuh
Mahfuzhat
S1 PAI
Sedang Conversation/Muhadatsah
61 U Rani Agustin menempuh
Reading
S1 PGSD
62 U Raodatul Aini, S.Pd S1 PAI Fiqh
Sedang
63 U Ratna Sukma Durusullughah
menempuh

63
S1 Bahasa
Arab
Sedang
menempuh
65 U Rifki Faizul Hulwa Matematika
S1 Fisika
Murni
Fiqh
66 U Rifkin Nisa' Mahfudzah S1 PAI
SKI
Sedang
menempuh
67 U Rizki Amalia S1 IPA
Pendidikan
Fisika
Al-Qur'an
U Rohimah Muliani
68 S1 PAI Fiqh
Istiqomah
Al-Qur'an
U Rosliana Devi Rahayu, S1 Bahasa Conversation/Muhadatsah
69
S.Pd Inggris Bahasa Inggris
Sedang Khat
menempuh Muthalaah
70 U Royyan S1
Pendidikan Nahwu
Bahasa Arab
S2 Bahasa
71 U Rufina Kholidaziya, M.Pd Bahasa Inggris
Inggris
Sedang Durusullughah
menempuh
72 U Rukyatul Usnaini
pendidikan Muthalaah
Bahasa Arab
Sedang
menempuh
73 U Silvia Eka pendidikan Bahasa Inggris
Bahasa
Inggris
S1
74 U Siti Khadijah, S. Pd. Pendidikan IPA
Biologi
S1
75 U Siti Rabiatussamiah Pendidikan IPS
Kimia

64
S1
76 U Sri Mardiana, S.Pd Pendidikan Matematika
Matematika
S1
Pendidikan
77 U Sri Mariyani, S.Pd. Bahasa Indonesia
Bahasa
Indonesia
S2 Hukum Durusullughah
78 U Sri Suci Harianti, M.H.I
Keluarga Muthalaah
Sedang
79 U Sri Yulianti menempuh KWN
S1 PAI
Sedang Conversation/Muhadatsah
menempuh
S1
80 U Suci Aulia Al Fatari
Pendidikan IPS
Bahasa
Inggris
Sedang
menempuh
81 U Suci Cahaya Ramdhani S1 Sharaf
Pendidikan
Kimia
Sedang Insya'
menempuh Mahfuzhat
82 U Suci Indah Salsabila
S1
Sharaf
Informatika
Al-Qur'an
Durusullughah
83 U Sukma rahmayanti -
IPS
Bahasa Inggris
84 U Supainiwati, S.Pd.I S1 PAI Qur'an Hadits
85 U Suriani, S.Pd. S1 Biologi IPA
S1 Bahasa
86 U Suryanah, S.Pd IPS
Indonesia
S1 Bahasa
87 U Titien Rositayati, S.Pd. Bahasa Inggris
Inggris
S1 Al-Qur'an
88 U Ulul Azmi, S.Pd
Matematika Matematika

65
Tajwid
Sedang
89 U Usratul Mardiyah menempuh Reading
S1 Ilmu Falaq
S1 Bahasa
90 U Widani Silvie salsabila Conversation/Muhadatsah
Inggris
Aqidah Akhlaq
91 U Yulia Melani, S.Pd S1 PAI
IPA
Sedang
92 U Zulaikha menempuh IPA
S1 Biologi
Sedang
menempuh
93 U Zulfa Nisrina IPS
S1 IPS
Ekonomi

5. Keadaan Siswa Ponpes Nurul Haramain Putri NWDI Narmada


Dalam proses belajar mengajar tentunya siswa memiliki peran
yang sangat penting dalam pembelajaran, siswa adalah tolak ukur
berhasil dan tidaknya sebuah proses pembelajaran. Oleh karena itu
siswa, peran dan keberadaan siswa sangat diperlukan dalam proses
pembelajaran di dalam kelas.
Mengenai keadaan siswa, ponpes Nurul Haramain Putri NWDI
Narmada memiliki siswa yang tergolong sangat banyak dengan
jumlah pada setiap kelas 23-25 orang. Adapun jumlah siswa
berdasarkan data dari Madrasah/KMI (Kulliyatul Muallimat Al-
Islamiyah) pada tahun 2023/2024 adalah 1358 siswa, dengan rincian
sebagai berikut.

66
Tabel 1.3
Data siswa Ponpes Nurul Haramain Putri NWDI Narmada
Tahun 2023/2024.79
No Kelas Jumlah Jumlah Keseluruhan
1 VII/7 Mts 257
2 VIII/8 Mts 243
3 IX/9 Mts 229 1358 Siswa
4 X/10 MA 232
5 XI/11 MA 204
6 XII/12 MA 193

6. Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana adalah salah satu perangkat yang dapat
menunjang proses pendidikan di pondok pesantren Nurul Haramain
NWDI Putri Narmada. Pondok pesantren berusaha semaksimal
mungkin untuk melengkapi dan mweujudkan sarana dan prasarana
dalam proses pendidikan.
Tabel 1.3
Data Sarana dan Prasarana Ponpes Nurul Haramain Putri NWDI
Narmada Berdasarkan Data Tahun 2023/2024.80

Kondisi
No Bangunan
Jumlah Baik Rusak
1 Sarana Ibadah 2 2
2 Ruang Belajar 20 15 5
3 Berugak 30 27 3
4 Ruang Kantor 1 1
5 Kamar Mandi 35 25 10
6 Dapur Umum 1 1
7 Ruang Koperasi & Kantin 2 2
8 Perpustakaan 2 2

79
Data Sekolah, Dokumentasi, 23 Januari 2023.
80
Data sekolah , Dokumentasi, 23 Januari 2023.

67
9 Lab. Komputer 3 3
10 Lab. IPA 1 1

7. Struktur Data Organisasi santriwati Ponpes Nurul Haramain


(OSNH).
Untuk membantu mendisiplinkan santriwati di ponpes Nurul
Haramain NWDI Putri Narmada, maka pimpinan ponpes, dewan
pengasuhan, dan ustadz/ustadzah membentuk organisasi yang disebut
dengan OSNH, adapun struktur organisasi OSNH dan bagian-
bagiannya adalah sebagai berikut;
Tabel 1.4
Struktur Pengurus Organisasi Santriwati Nurul Haramain
(OSNH) Masa Bakti 2022/2023.81

No Bagian Nama Alamat


Batukliang Utara, Lombok
1
Safinatun Naja Tengah
2 KETUA OSNH Rizka Purnama Sari Gerung, Lombok Barat
3 Nadzira Rizki Azizah Narmada, Lombok Barat
4 Hikmah Andini Alas, Sumbawa
5 SEKRETARIS Maoizzatillah Wanasaba, Lombok Timur
6 OSNH Kania Ista Aqilah Moyo Hulu, Sumbawa
7 BENDAHARA Baiq Desi Permata Sari Praya, Lombok Tengah
8 OSNH Sapitri Hirgayatri Keruak, Lombok Timur
9 Ataya Aulia Maryadi Pujut, Lombok Tengah
Pringgarata, Lombok
10
Najwa Aprilia Putri Tengah
11 Oktaviana Nurhabibah Gerung, Lombok Barat
12 Pania Yeni Taparadila Gangga, Lombok Utara
13 BAGIAN Putri Fatmawati Narmada, Lombok Barat
14 KEAMANAN Norma Fadila Narmada, Lombok Barat
15 Julyatusshopia Suralaga, Lombok Timur
16 Almanda Fanisa Pekat, Dompu
17 Wina Bunga Thosida Sikur, Lombok Timur
Moyo Hulu, Sumbawa
18
Rima Salimah Besar

81
Dokumentasi arsip ketua OSNH, tanggal 8 Januari 2023.

68
19 Siti Bulandari Beleka, Lombok Tengah
20 Nadia Virna Jonggat, Lombok Tengah
21 Dikara Puspa Aprilian Tanjung, Lombok Utara
Sakra Timur, Lombok
22
Maizatin Audia Putri Timur
23 Ninda Nurhani Saleha Tanjung, Lombok Utara
24 Zalwa Nabila Ramadani Cakranegara, Kota Mataram
25 Nandita Ayu Anjani Puyung, Lombok Tengah
26 Andi Laura Azzahra Taliwang, Sumbawa Barat
Gunung Sari, Lombok
27
Zeva Najwa Aulan Barat
28 Lale Salsabila Maziati Jonggat, Lombok tengah
29 Kirei Nohana Gangga, Lombok Utara
30 Sofia Dwi Sanzain Pekat, Dompu
Sekongkang, Sumbawa
Mutia Sahara Maulida Barat
31 Marizka Dwita Anjani Unter Iwes, Sumbawa Besar
32 Atika Shalis Batulayar, Lombok Barat
33 Fatma Aulya Nukman Sikur, Lombok Timur
34 BAGIAN Renanti Juliantika Lenek, Lombok Timur
PENGAJARAN
35 Zanita Lifia Pringgasela, Lombok Timur
36 Fera Alfina Damayanti Lambu, Bima
37 Najwa Aditya Jonggat, Lombok Tengah
38 Risma Cahyani Masbagik, Lombok Timur
Batukliang, Lombok
39
Baiq Ririn Oktaviani Tengah
40 Siska Susantary Lunyuk, Sumbawa
41 Aura Navisyah Mada Pangga, Bima
42 Noviana Fitri Ampenan, Kota Mataram
43 Aulia Adisty Anwantasa Sekongkang, Sumbawa
45 Nurlaili Febrianti Sandubaya, Kota Mataram
46 Dinda Kasmila Adesta Maronge, Sumbawa
47 Octary Ayundani Masbagik, Lombok Timur
Sakra Timur, Lombok
48
Fina Syafira Tauhid Timur
49 BAGIAN Nigita Florenza Sambelia, Lombok Timur
50 BAHASA Aufa Rizqiyah Taliwang, Sumbawa Barat
51 Farah Najwa Sirait Sekarbela, Kota Mataram
Pringga Rata, Lombok
52
Liza Hartitin Tengah
Amanda Nisa Ahsani
53
Nadia Gunung Sari, Lombok Barat

69
Annisa Luthfiyani
54
Maulida Narmada, Lombok Barat
55 Nurmiftah Azis Seketeng, Sumbawa Besar
Praya Tengah, Lombok
56
Satya Nur Kamalia Tengah
57 Nourma Amala Takbir Ampenan, Kota Mataram
58 Risda Septiana Syabillah Seketeng, Sumbawa Besar
59 Mia Audina Sekotong, Lombok Barat
Labuhan Haji, Lombok
60
Eka Cantika Salastia Timur
61 Yulia Widia Astuti Gerung, Lombok Barat
62 Maulida Apriyani Sukamulia, Lombok Timur
63 Baiq Frecilia Dwi Syara Sembalun, Lombok Timur
Marlina Hidayatul Batukliang Utara, Lombok
64
Islamiah Tengah
65 Herawati Janapria, Lombok Tengah
Batukliang, Lombok
66
Rosida Tengah
67 Feby Rahmayani Plampang, Sumbawa Besar
Praya Barat, Lombok
68
Dea Maudi Agustin Tengah
69 Zelmy Indinayasa Utan, Sumbawa Besar
Praya Tengah, Lombok
70
Insani Amalia Cita Tengah
Syahida Distri Agni
71
BAGIAN Sulistiya Brang Rea, Sumbawa Barat
KEBERSIHAN Praya Barat Daya, Lombok
72
Nadia Fortuna Tengah
73 Nanda Aulia Gerung, Lombok Barat
74 Niswari Zahra Aminaddha Selong, Lombok Timur
Lenangguar, Sumbawa
75
Serli Besar
76 Afrilia Nurul Pajri Jerowaru, Lombok Timur
77 Intan Syarifah Sekotong, Lombok Barat
Anggita Sekaring
78
Wanodya Sekotong, Lombok Barat
Topoyo, Mamuju Tengah,
79
Zulfiana Sulawesi Barat
Labuhan Haji, Lombok
80
Mery Susanti Timur
81 Regar Tanggi Narmada, Lombok Bara
BAGIAN
82 Nayla Kanaya Praya, Lombok Tengah
OLAHRAGA
83 Salsa Sanika Zarin Narmada, Lombok Barat

70
84 Aulia Novita Sari Gerung, Lombok Barat
85 Wanda Ayu Cyndyani Pujut, Lombok Tengah
Batukliang, Lombok
86
Baiq Laela Ariani Pratiwi Tengah
Praya Timur, Lombok
87
Weni Septia Tengah
Batukliang Utara, Lombok
88
Mutya Febiasti Yunanda Tengah
89 Nandita Aulia Pauzi Pagesangan, Kota Mataram
90 Halana Wara Indah Lingsar, Lombok Barat
91 Baiq Khurfatul Jannati Rempung, Lombok Timur
92 BAGIAN Ilmi Annisa Kopang, Lombok Tengah
KESENIAN Batukliang Utara, Lombok
93
Tiara Putri Katrina Dewi Tengah
Peringgabaya, Lombok
94
Fina Ayu Imami Timur
95 Ghina Fadhilla Kopang, Lombok Tengah
96 Hadiyatul Ula Gunung Sari, Lombok Barat
97 Bq Fathiatussolihah Sikur, Lombok Timur
98 Baiq Dwi Anggia Amelia Pujut, Lombok Tengah
BAGIAN
Sekongkang, Sumbawa
99 PERPUSTAKAAN
Silva Zakiah Barat
100 Baiq Najaha Safari Ulya Suralaga, Lombok Timur
101 Karina Safitri Ampenan, Kota Mataram
102 Indah Malahayati Jonggat, Lombok Tengah
103 Bq.Dwi Putri Lommatha Taliwang, Sumbawa Barat
Peraya tengah, Lombok
104
Helmalia Putri Tengah
105 Ainun Lestari Pekat, Dompu
106 Sovia Jana Jerowaru, Lombok Timur
107 Exsya Jwi Pratamaya Taliwang, Sumbawa Barat
108 Andika Ayu Fertiwi Moyo Hulu, Sumbawa
109 Rosdiana Kurnia Zulpa Suralaga, Lombok Timur
110 BAGIAN DAPUR Miftahul Jannah Suela, Lombok Timur
111 Meida Putri Kopang, Lombok Tengah
Sekongkang, Sumbawa
112
Alya Adisty Anwantasa Barat
113 Imelda Fajriah Utan, Sumbawa
114 Rihadatul Aisa Jonggat, Lombok Tengah
Praya Tengah, Lombok
115
Suci Aulia Tengah
Praya Barat, Lombok
116
Baiq Teduh Hardiyanti Tengah

71
Khusnul Khotimah
117
Febrianti Jerowaru, Lombok Timur
118 Naurah Talala Utan, Sumbawa
119 Bunga Kasih Sandat Janapria, Lombok Tengah
120 Annisa Nada Fakhira Praya, Lombok Tengah
121 Putri Ulandari Janapria, Lombok Tengah
122 Aulia Putri Maulani Mantang, Lombok Tengah
123 Nabila Cinta Deas Marisa Sembalun, Lombok Timur
124 Fema Rizkina Narmada, Lombok Barat
125 Athira Berliana Ningtyas Seketeng, Sumbawa
126 Momy Purnama Sari Sekotong, Lombok Barat
INFORMASI
127 TEKNOLOGI Aiza Ilmy Kopang, Lombok Tengah
128 Zahara Tazkia Mataram, Kota Mataram
Praya Timur, Lombok
129
Lail Nur Ramadan Tengah
130 Audiya Qur'ani Tepas, Sumbawa Barat
131 Rizkiah Dwi Parma Taliwang, Sumbawa Barat
132 Nunung Sulistya Ningsih Narmada, Lombok Barat
133 Rizki Fatria Amanda Unter Iwes, Sumbawa
Sekongkang, Sumbawa
134
Faizatul Hikmi Barat
PERS &
135 JURNALISTIK Hayyun Novani Wanasaba, Lombok Timur
Praya Timur, Lombok
136
Lara Saputri Tengah
Pringgarata, Lombok
137
Tasya Devina Agustin Tengah
138 Mila Safitri Lingsar, Lombok Barat
Mamben Daya, Lombok
139
Nadya Lutfiani Timur
140 Suci Putriani Lingsar, Lombok Barat
141 BAGIAN Husnul Mawalia Pujut, Lombok Tengah
WIRAUSAHA
142 Aqila Dhia Ramadhani Mataram, Kota Mataram
143 Zikha Dwina Apriyaluh Sekarbela, Kota Mataram
144 Siti Alya Maesaroh Lingsar, Lombok Barat
145 Rohaini Pujut, Lombok Tengah
146 Dinda Khumayra SekarbelaKota Mataram
147 Eta Maulidia Narmada, Lombok Barat
148 Thalitha Qurratul Aini Moyohulu, Sumbawa Besar
BAGIAN
149 Alya Usnaeni Bilqisti Narmada, Lombok Barat
LISTRIK
150 Yulida Sufita Alas, Sumbawa
151 Nur Izzati Darek, Lombok Tengah
152 Bq. Adelia Impiani Pringgasela, Lombok Timur

72
153 Amniatin Hapizah Janapria, Lombok Tengah
154 Putri Mayani Jerowaru, Lombok Timur
155 Mita Gayatri Narmada, Lombok Barat
Kurniati Ismail Abdul
156
Rahim Gangga, Lombok Utara
Praya Tengah, Lombok
157
Bunga Aulia Putri Tengah
158 BAGIAN Nita Rosdian Gunung Sari, Lombok Barat
159 PRAMUKA Siti Khofifaturro'yi Selong, Llombok Timur
160 Miftahul Jannah Lingsar, Lombok Barat
161 Rosita Isnawati Bayan, Lombok Utara
162 Asmaul Husna Cakranegara, Kota Mataram
163 Nabila Ulfa Seteluk, Sumba Barat
164 Ratna Wulandari Kopang, Lombok Tengah
165 Siti Fadila Nurwahidah Labu Api, Lombok Barat
166 Siti Aisyah Cakranegara, Kota Mataram
Pringgarata, Lombok
167
Indah Ayu Dewi Lestari Tengah
168 Baiq Bunga Citra Lestari Sikur, Lombok Timur
169 Nabila Durrotul Hikmah Jereweh, Sumbawa Barat
170 Inayatul Muthmainnah Cakranegara, Kota Mataram
Sekongkang, Sumbawa
171
Aulia Amanda Salsabila Barat
172 Japira Umul Latifah Mapak, Kota Mataram
173 BAGIAN Dwi Akhirah Maulida Utan, Sumbawa Besar
174 KESEHATAN Ayu Evlhin Janapria, Lombok Tengah
175 Anggi Ermawan Saputri Jonggat, Lombok Tengah
176 Jayaton Istiqomah Sekotong, Lombok Barat
Praya Barat, Lombok
177
Novita Renata Tengah
Devina Ramadhani
178
Oktoviora Lingsar, Lombok Barat
Baiq Ummi Praya Barat, Lombok
179
Khalimatussakdiah Tengah
Praya Barat, Lombok
180
Intan Maharani Tengah
181 Sherly Ayu Lestari Lingsar, Lombok Barat
182 Baiq Naya Sakina Adnin Praya, Lombok Tengah
183 Dina Aulia Metia Sari Narmada, Lombok Barat
Pringgarata, Lombok
184 BAGIAN TAMU
Denda Amelia Agustina Tengah
185 Elfani Rasita Narmada, Lombok Barat
186 Resma Utami Jerowaru, Lombok Timur

73
187 Nadia Vega Januarti Janapria, Lombok Tengah
188 Ira Aulia Hidayati Keruak, Lombok Timur
Suela, Suela, Lombok
189
Baiq.Bunga Anggraini Timur
190 Agian Isna Nauli Taliwang, Sumbawa Barat
191 Elinda Safitri Maluk, Sumbawa Barat
192 Nabila Umardi Lingsar, Lombok Barat
Sekongkang, sumbawa
193
Jelita Kamila Putri Mukti besar
194 Bq. Firly Andina Salsabila Sukamulia, Lombok Timur
Pringgabaya, Lombok
195
INFORMASI & Pipin Hela Rahmayanti Timur
196 PENERANGAN Nur Shilia Sumbawa, Sumbawa Besar
Okxanera Chessa
197
Kuncoro Putri Sandubaya, Kota Mataram
Pringgabaya, Lombok
198
Tenry Ola Timur
199 Dinda Arifatul Aliyah Kekalik Jaya, Kota Mataram

8. LAMPIRAN PROGRAM KERJA ORGANISASI SANTRIWATI


NURUL HARAMAIN (OSNH). Lihat dihalaman 103-130.
a) Program kerja ketua

b) Program kerja sekertaris

c) Program kerja bendahara

d) Program kerja keamanan

e) Program kerja bagian pendidikan dan pengajaran

f) Program kerja bagian penggerak bahasa

g) Program kerja bersih lingkungan

h) Program kerja bagian kesehatan

i) Program kerja bagian olahraga

j) Program kerja bagian kesenian

k) Program kerja bagian dapur

74
l) Program kerja bagian penerimaan tamu

m) Program kerja pers dan jurnalistik

n) Program kerja bagian pramuka

o) Program kerja bagian perpustakaan

p) Program kerja bagian kewirausahaan

q) Program kerja bagian informasi dan teknologi

r) Program kerja bagian listrik dan pengairan

s) Program kerja bagian penerangan

B. Tugas Dan Fungsi Organisasi Santriwati Nurul Haramain (Osnh)


Dalam Membentuk Karakter Disiplin Dan Tanggung Jawab
1. Tugas Organisai Santriwati Nurul Haramain

Tugas organisasi begitu penting dalam sebuah lembaga pendidikan

terutama di pondok pesantren, dengan adanya organisasi di pondok

pesantren akan membantu dalam membimbing dan mimbina

santriwati supaya memiliki karakter disiplin dan tanggung jawab

kepada setiap individu santriwati. Adapun tugas dari organisasi

santriwati adalah sebagai berikut;

a) Membantu Mengkoordinir Seluruh Kegiatan

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti

lakukan, didapatkan data bahwa adanya beberapa tugas yang

diperankan oleh masing-masing bagian dalam membentuk karakter

disiplin santriwati, hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara

sebagai berikut;

75
Hasil wawancara dengan ustadzah Hayatul Faniyah selaku

pembimbing OSNH adalah sebagai berikut;

OSNH memiliki tugas untuk menjalankan proses


pendidikan dan pengajaran di pondok pesantren Nurul
Haramain, selain itu OSNH memiliki tugas untuk
mengkoordinir seluruh kegiatan di sekolah ataupun
kegiatan diluar sekolah, seperti di pondok adanya kegiatan
berpidato setiap 2 kali dalam seminggu di malam rabu dan
malam sabtu.82

Hasil wawancara dengan ketua OSNH Savinatun Naja

adalah sebagi berikut;

Tugas dari ketua OSNH di ponpes pesantren adalah


mengatur peraturan atau mengkoordinir seluruh kegiatan
pondok dan keseharian santriwati, misalnya mulai dari
sholat, keamanan, makan, tidur, menertibkan santriwati,
dan mengatur setiap bagian yang ada di OSNH.83

Hasil wawancara dengan bagian keamanan OSNH Rima

Salima, adalah sebagai berikut;

Tugas bagian keamanan di OSNH adalah menegakkan


kedisiplinan santriwati maupun pengurus OSNH dan
memberikan contoh yang baik kepada santriwati itu sendiri.
Misalnya dalam mewajibkan santriwati menggunakan kaos
kaki, pengeras, jilbab ukuran 120 cm, wajib berbusana
muslim dan rapi, dan mewaibkan semua santriwati jika keluar
pondok menggunakan gamis pondok sesuai dengan peraturan
yang telah ditetapkan oleh bagian keamanan OSNH, serta
memberikan hukuman kepada santriwati yang berkunjung dan
menginap ke kamar-kamar santriwati lainnya. 84

Hasil wawancara dengan ketua bagian penggerak bahasa

Nurlaili Febrianti, adalah sebagai berikut;

82
Ustadzah Hayatul Faniyah (Pembimbing OSNH), Wawancara, Narmada, 7 Februari
2023.
83
Savinatun Naja (Ketua OSNH), Wawancara, Narmada, 7 Februari 2023.
84
Rima Salima (Bagian Keamanan OSNH), Wawancara, Narmada, 8 Februari 2023.

76
Tugas bagian bahasa dalam pondok pesantren begitu
penting. Tugas dari bagian bahasa yaitu harus mengetahui
mufrodat (kosa kata) serta diiringi dengan mengawasi
setiap santriwati dalam berbahasa arab dan inggris.85

Hasil wawancara dengan ketua bagian pendidikan dan

pengajaran Zeva Najwa Aulan adalah sebagai berkut;

Tugas bagian pendidikan dan pengajaran OSNH yaitu


mengatur waktu sholat santriwati di awal waktu dengan
membunyikan jaros (bel) dan memeriksa seluruh kamar
santriwati ketika sudah masuk waktu sholat dan tugas dari
bagian pendidikan dan pengajaran yaitu mendisiplinkan
santriwati ketika sekolah.86

Hasil wawancara di atas diperkuat dengan hasil observasi

yang peneliti lakukan Selasa 7 Februari 2023 bahwa OSNH

memiliki tugas untuk mengkeordinir seluruh kegiatan santriwati

sehari-hari yang ada di pondok pesantren, baik mengkeordinir

kegiatan di sekolah maupun diluar sekolah, contohnya dalam

mendisiplinkan santriwati masuk kelas, mendisiplinkan sholat, dan

mendisiplinkan semua kegiatan yang berkaitan dengan

keorganisasian. Hal ini sangat membantu tugas dari dewan

pengasuhan, ustadz dan ustadzah dalam mengkeordinir seluruh

kegiatan yang dilakukan oleh santriwati baik di dalam maupun

diluar pondok.87

85
Nurlaili Febrianti (Ketua Bagian Bahasa OSNH), Wawancara, Narmada, 20 Februari
2023.
86
Zeva Najwa Aulan (Ketua Bagian Pendidikan Dan Pengajaran), Wawancara, Narmada,
6 Februari 2023.
87
Observasi, Narmada, 7 Februari 2023.

77
b) Munyusun Program Kerja Dan Rencana Kegiatan

Berdasarkan hasil wawancara dengan ustadzah Hayatul Faniyah

selaku pembimbing OSNH adalah sebagai berikut;

OSNH memiliki tugas untuk menyusun program kerja dan


perencana kegiatan karena setiap kegiatan yang dilakukan di
pondok selalu dilakukan melalui musyawarah yaitu disusun
melalui program kerja dan rencana. Sebelum organisasi menjabat
itu sudah di tentukan matriks kegiatan atau rencana kegiatan satu
tahun kedepannya untuk organisasi tersebut, jadi kegiatan tersusun
dengan rapi. 88

Berdasarkan hasil wawancara dengan ustadzah Aenullael

Mukarromah, M. Pd selaku dewan pengasuhan sekaligus penggerak

organisasi santriwati Nurul Haramain adalah sebagai berikut;

Organisasi santriwati Nurul Haramain (OSNH) memiliki 18


bagian, setiap pengurus organisasi memiliki program kerja masing-
masing, setiap program kerja yang dibuat atau di rancang oleh
OSNH harus melalui musyawarah dan mufakat sebelum disahkan
program kerja yang mereka buat atau yang disebut dengan “sidang
pleno”. Tentunya dalam program kerja yang mereka rancang harus
mereka mampu mempertanggung jawabkan apa yang mereka
rancang dan harus menjalankannya dengan semaksimal mungkin
dalam berorganisasi. 89

Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian keamanan Rima

Salima adalah sebagai berikut;

Tugas dari bagian keamanan OSNH selain mendisiplinkan


santriwatinya, bagian keamanan juga memiliki tugas untuk
membuat atau merancang program kerja yang akan dilaksanakan
selama menjabat di keorganisasian, program kerja dibagian
keamanan dibuat melalui musyawarah baik antar anggota maupun
dengan anggota yang lain, dalam penyusunan program kerja
tersebut tentunya harus bisa dijalankan oleh OSNH maupun

88
Ustadzah Hayatul Faniyah (Pembimbing OSNH), Wawancara, Narmada, 7 Februari
2023.
89
Ustadzah Aenullael Mukarromah, M. Pd (Dewan pengasuhan dan penggerak OSNH),
Wawancara, Narmada, 26 Februari 2023.

78
santriwati yang berada di bawah kami, dan ketika program kerja
dirancang tidak memberatkan kami dan santriwati dalam
menjalankannya.90

Hasil wawancara di atas diperkuat dengan hasil observasi yang

peneliti lakukan pada senin, 6 Februari 2023, bahwa OSNH memiliki

tugas untuk merancang seluruh program kerja di awal mereka

menjabat selama satu tahun masa jabatan OSNH. Program kerja yang

dirancang atau di susun oleh OSNH tentunya melaui bimbingan dari

dewan asatidz.91

c) Mengadakan Kegiatan Yang Berkaitan Dengan Pengembangan

Karakter Siswa.

Berdasarkan hasil wawancara dengan ustadzah Hayatul Faniyah

selaku pembimbing OSNH adalah sebagi berikut;

Tugas OSNH selain mendisiplinkan santriwati juga adalah sebagai


tempat untuk pengembangkan karakter siswa, dalam organisais ada
18 bagian dari masing-masing bagian memiliki fungsi masing-
masing misalkan ada bagian keamanan mencakup semua yang
berkaitan dengan disipilin, keluar masuk pondok, tata cara
berpakaian batasan-batasnya, ukuran jilbab semua sudah diatur
semuanya dengan sedemikian mungkin untuk mengembangkan
karakter disiplin itu, karena dilakukan secara terus menerus sama
halnya seperti di bagian pendidikan dan pengajaran santriwati,
santriwati dianjurkan sholat dhuha itu dilakukan setiap hari secara
terus menerus jadi mereka dikembangkan karakternya melalui
program kerja yang di rancang oleh organisasi tersebut. 92

Hasil wawancara dengan bagian pendidikan dan pengajaran Zeva

Najwa Aulan adalah sebagai berikut;

90
Maoizzatillah (Bagian Sekertaris OSNH), Wawancara, Narmada, 7 Februari 2023.
91
Observasi, Narmada, 6 Februari 2023.
92
Ustadzah Hayatul Faniyah (Pembimbing OSNH), Wawancara, Narmada, 7 Februari
2023.

79
Dalam menumbuhkan karakter santriwati yang dilakukan oleh
kami dari bagian ta’lim yaitu mengadakan kegiatan latihan
berpidato setiap dua kali dalam satu minggu. Setiap santriwati yang
memiliki jadwal berpidato mereka harus menghafalkan pidatonya
dan menyetorkannya ke bagian ta’lim ataupun ustdadz dan
ustadzahnya. Dengan melakukan latihan berpidato kita bisa
mengetahui santriwati itu berdisiplin dengan menyetornya tepat
waktu dan mereka akan bertanggung jawab terhadap dirinya jika
mereka menghafalkannya dan siap untuk berpidato di depan
santriwati, dengan melakukan hal tersebut kita bisa mengetahui
karakter dari santriwati baik disiplin maupun tanggung jawab
melalui kegiatan berpidato yang kami lakukan.93

Hasil wawancara di atas diperkuat dengan hasil observasi yang

peneliti lakukan senin, 7 Februari 2023 bahwa setiap bagian dalam

organisasi santriwati atau OSNH memiliki kegiatan atau

ekstrakurikuler dalam membentuk karakter santriwati itu sendiri.

Misalnya dalam “ekstrakurikuler kepramukaan”, santriwati yang

mengikuti ekskul tersebut harus tepat waktu datang jika peluit sudah

dibunyikan biasanya mereka akan diberikan kesempatan untuk

bersiap-siap kurang lebih 15 menit, jika lebih dari 15 menit biasanya

mereka akan diberikan hukuman untuk jalan jongkok bahkan skot

jump. Dari sinilah kita bisa melihat karakter disiplinnya santriwati

tersebut.94

d) Mengelola Sumber Daya Dan Fasilitas Sekolah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan ustadzah Hayatul Faniyah

selaku pembimbing OSNH adalah sebagai berikut;

93
Zeva Najwa Aulan (Bagian Pendidikan Dan Pengajaran OSNH), Wawancara,
Narmada, 5 Februari 2023.
94
Observasi, Narmada, 7 Februari 2023.

80
OSNH memiliki tugas untuk mengelola sumber daya dan fisilitas
yang ada di pondok, contohnya bagian wirausaha. Bagian
wirausaha mengelola sumber daya yang ada di pondok misalnya
Haramain Bakery, koperasi, haramain printing. Itu semua melaui
bagian wirausaha organisasi yang ada di pondok. Dan juga
mengelola fasilitas-failitas yang ada di pondok tentunya di jaga
oleh organisasi dibawah naungan berbagai jenis bagian yang ada di
organisasi tersebut, misalnya bagian listrik atau bagian kebersihan
fasilitas yang ada dan berkaitan dengan kebersihan ataupun listrik
itu di jaga penuh dan tanggung jawab penuh oleh organisasi
tersebut.95

Hasil wawancara di atas diperkuat dengan hasil observasi yang

peneliti lakukan pada selasa 7 Februari 2023 bahwa pondok pesantren

memiliki sarana dan prasaranya untuk menunjang berjalannya sebuah

keorganisasian. Sarana dan prasarana yang ada di pondok pesantren

dikelolah oleh OSNH sendiri melalui bimbingan dari ustadz dan

ustadzah. Misalnya seperti , perpustakaan, lab komputer, mini bank,

ruang kesenian, dapur. Semua sarana dan prasara tersebut di kelola

oleh OSNH yang bertanggung jawab di bagain tersebut. OSNH yang

meiliki tugas untuk menjaga sarpras tersebut harus mampu

menjaganya karena mereka sudah diamanahkan dalam menjaganya.96

Dari hasil wawancara dan observasi di atas dapat disimpulkan

bahwa benar OSNH menjalankan tugasnya dalam berorganisasi di

pondok pesantren dan OSNH memiliki peran dalam membentuk

karakter disiplin dan tanggung jawab pada diri santriwati.

95
Ustadzah Hayatul Faniyah (Pembimbing OSNH), Wawancara, Narmada, 7 Februari
2023.
96
Observasi, Narmada, 7 Februari 2023.

81
2. Fungsi Organisai Santriwati Nurul Haramain

Semua bagian yang ada diorganisasi santriwati memiliki fungsi

sesuai dengan foksi mereka masing-masing terutama dalam

meningkatkan kedisplinkan dan tanggung jawab santriwati.

Adapaun fungsi dari organisasi santriwati adalah sebagai berikut;

a) OSNH Sebagai Wadah

Adanya Osnh sebagai wadah di pondok pesantren sangat

membantu santriwati dalam mengembangkan bakat, minat dan

kreativitas mereka di sekolah. Di Pondok OSNH menyediakan

berbagai macam kegiatan ekstrakuriluler seperti kepramukaan, bela

diri, taekwondo, kursus bahasa, dan kegiatan ekstrakurikuler

lainnya, dengan adanya ekstrakuriluler tersebut dapat membantu

siswa dalam mengekspresikan diri mereka sendiri.

Hasil wawancara dengan ustadzah Aenullael Mukarromah,

M.Pd selaku dewan pengasuhan sekaligus penggerak OSNH di

pondok pesantren adalah sebagai berikut bahwa;

Tugas dan fungsi organisasi sangat banyak sekali sesuai


dengan foksi dan tugas-tugasnya, apalagi dalam OSNH ada 18
bagian. Setiap bagian memiliki fungsi masing-masing,
misalkan bagian kesehatan, santriwati yang tugasnya di
bagian kesehatan mereka fokus membantu di bagian
kesehatan anak-anak yang sakit, bagian keamanan fungsi dan
tugasnya adalah membantu mendisiplinkan dan mengontrol
santriwati yang dimana bagaian keamanan langsung turun ke
santriwati itu sendiri. Dan setiap bagian dalam OSNH
mendapatkan bimbingan dan arahan dari ustadz dan
ustadzahnya, hanya saja OSNH bertugas untuk membantu
santriwati dalam kegiatannya sehari-hari, OSNH lah yang
langsung turun karena organisasi disini peraturan dan
disiplinnya itu di rembukkan dan di musyawarahkan dan di

82
setujui oleh semua santriwati, jadi tidak berat sebelah, bukan
peraturan atau disiplin yang kita punya hanya disusun oleh
santriwati saja atau hanya kakak kelasnya saja yang membuat
peraturan, tetapi kita rembukkan dengan semua santriwati,
jadi semua stage horder itu ikut terlibat. Misalkan
peraturannya tentang disiplin penggunaan jilbab. Misalkan
ukuran penggunaan jilbab itu 120 cm semuanya berarti jilbab
120, itu bukan hanya untuk adek-adek yang bukan di
organisasi saja tetapi semua santriwti.
Sebelum santriwati menjadi organisasi itu awalnya ponpes
melantiknya terlebih dahulu karena ponpes Nurul Haramain
memiliki semboyan “Patah Tumbuh Hilang Berganti” yang
berarti siap memimpin dan siap di pimpin. Dari kata-kata siap
memimpin dan siap di pimpin itu kita mengajarkan santriwati
supaya: (1) bertanggung jawab terhadap diri mereka sendiri
(2) bertanggung jawab terhadap amanah yang sudah di
berikan atau yang mereka emban (3) mereka berani
mempertanggung jawabkan apa yang sudah mereka
rencanakan.
Kenapa yang ketiga hal tersebut mereka harus berani
mempertanggung jawabkan apa yang sudah mereka dapatkan?
Jawabannya: “karena tidak semua orang bisa mendapatkan
kesempatan untuk berorganisasi”. Dalam berorganisasi kita
bisa mendapatkan sangat banyak pengalaman dan
pembelajaran. Karena pembelajar itu tidak hanya di dalam
kelas, di organisasi kita banyak mendapatkan pengalaman,
mental kita dilatih, kita berani menyelesaikan masalah. Anak-
anak di pondok 24 jam stay atau berada di pondok dan jauh
dari orangtua, tetapi karena mereka punya tanggung jawab
sebagai organisasi mereka sudah berani dan bisa
menyelesaikan masalah yang mereka punya. Misalnya OSNH
kamarnya beda dengan santriwati. Ketika adek-adeknya
memiliki permasalahan merekalah yang menyelesaikannya
terlebih dahulu dan bagaimanya solusinya, jika sudah selse
masalahnya atau ada sesuatu yang perlu untuk di rembukkan
mereka akan melaporkannya ke dewan pengasuhan, dalam hal
sederhana seperti ini mereka sudah bertanggung jawab
terhadap apa yang mereka emban dan mereka juga
bertanggung jawab terhadap adek-adeknya, jadi permasalahan
atau apapun yang mereka temukan di lapangan itu tidak serta
merta mereka akan menyelesaikan, tetapi mereka berusaha
terlebih terlebih dahulu untuk menyelesaikan kalau mereka

83
tidak bisa menyelesaikan masalahnya atau masalahnya terlalu
ruwet mereka akan bertanya ke dewan pengasuhan.97

Hasil wawancara di atas diperkuat dengan hasil observasi yang

peneliti lakukan pada Senin 6 Februari 2023, bahwa wadah yang

dimaksudkan dalam sebuah organisasi dapat diartikan bahwa

organisasi adalah struktur yang di bentuk oleh santriwati untuk

mengajarkan santriwati menjadi seorang pemimpin dalam sebuah

organisasi, selain itu mereka diajarkan untuk mengkeordinir seluruh

kegiatan yang ada di pondok pesantren, contohnya begaian keamanan

memberikan contoh kepada santriwati untuk menggunakan pakaian

yang syar’i, bagian bahasa mencontohkan berbahasa dan memberikan

kosa kata atau mufradat kepada santriwati. Dan bagian pendidikan dan

mengajaran selalu mengontrol waktu sholatnya santriwati ke masjid.

Dengan adanya wadah yang di maksudkan dalam organisasi santriwati

OSNH dapat mengekspresikan diri mereka dalam sebuah organisasi

yang sudah dibentuk dan mereka melakukan kegiatan secara bersama

sesuai dengan struktur keorganisasian dan tugasnya di OSNH.98

b) OSNH Sebagai Pencegah


Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua OSNH

Savinatun Naja adalah sebagai berikut;

Dalam melakukan pencegahan kami melakukan beberapa


strategi untuk menumbuhkan karakter disiplin dan
tanggung jawab yang dilakukan adalah terlebih dahulu

97
Ustdzah Aenullael Mukorromah, M.Pd (Dewan Pengasuhan Dan Penggerak OSNH),
Wawancara, Narmada, 6 Februari 2023.
98
Observasi, Narmada, 6 Februari 2023.

84
OSNH harus memberikan contoh yang baik kepada
santriwatinya, strategi ini adalah salah satu yang paling
baik yang harus dilakukan oleh OSNH dan jika ada
santriwati yang melanggar akan diberikan hukuman sesuai
dengan yang mereka langgar. Dengan memberikan sanksi
atau hukuman kepada santriwati yang melanggar adalah
salah satu pencegah agar santriwati berdisiplin dan
bertanggung jawab di pondok.99

Hasil wawancara dengan bagian keamanan Rima Salima

adalah sebagai berikut;

Strategi yang dilakukan oleh bagaian keamanan adalah


dengan memberikan contoh terlebih dahulu kepada adek-
adek melalui OSNH terlebih dahulu, dengan memberikan
contoh kepada santriwati mereka akan mengikuti apa yang
di contohkan oleh OSNH. Strategi lain yang juga dilakukan
adalah seperti mengontrol santriwati, jadi dengan
mengontrol santriwati bagian keamanan akan mengetahui
santriwati itu apakah mereka berdisiplin atau bertanggung
jawab. 100

Hasil wawancara di atas, diperkuat dengan hasil observasi

yang dilakukan oleh peneliti pada selasa 7 februari 2023, bahwa

dalam melakukan pencegahan OSNH memiliki beberapa strategi.

Salah satu strategi yang dilakukan oleh OSNH ponpes Nurul

Haramain adalah memberikan contoh kepada santriwati untuk

melakukan sesuatu yang baik di pondok pesantren. Selain

memberikan contoh OSNH juga memberikan sanksi atau

konsekuensi kepada santriwati, hal ini sesuai dengan fungsinya

yaitu sebagai pencegah. Misalnya bagian keamanan jika santriwati

tidak menggunakan pengeras sanksi yang diberikan yaitu berdiri di

99
Savinatun Naja (Ketua OSNH), Wawancara, Narmada, 7 Februari 2023.
100
Rima Salima (Bagian Keamanan OSNH), Wawancara, Narmada, 8 Februari 2023.

85
lapangan. Kemudian bagian pendidikan dan pengajaran jika

santriwati telat sholat ke masjid akan di catat. Dan jika santriwati

melanggar bagain bahasa maka sanksi yang diberika oleh bagain

bahasa yaitu dengan memberikan hukuman menghafalkan kosa

kata ke bagian bahasa. Dengan memberikan sanksi kepada

santriwati adalah bagian dari strategi dalam melakukan

pencegahan. Jadi ketika santriwati itu melanggar OSNH akan

memberikan sanksi kepada santriwati jika mereka melakukan

pelanggaran di setiap bagian OSNH. 101

c) OSNH Sebagai Motivator

Hasil wawancara dengan ketua bagian bahasa Nurlaili

Febrianti adalah sebagi berikut;

Yang dilakukan bagian bahasa untuk menumbuhkan rasa


disiplin dan tanggung jawab santriwati yaitu dengan cara
memberikan motivasi yaitu dengan mencontohkan bagaimana
bagus dan indahnya memakai bahasa di pondok dan
pentingnya berbahasa di pondok dengan menarik perhatian
mereka dengan menonton film bareng contohnya memutarkan
film gontor “Pentingnya Menggunakan Bahasa” dan
menyanyikan lagu-lagu yang berbahasa Arab dan Inggris,
dengan melakukan hal seperti itu santriwati akan termotivasi
untuk berbahasa di lingkungan pondok pesantren.102

Hasil wawancara di atas diperkuat dengan hasil observasi

yang dilakukan oleh peneliti pada rabu 8 februari 2023, bahwa

semua bagian OSNH selalu memberikan motivasi kepada

santriwati baik dengan mencontohkan dalam berbahasa, sholat

101
Observasi, Narmada, 7 Februari 2023.
102
Nurlaili Febrianti (Ketua Bagian Bahasa), Wawancara, Narmada, 8 Februari 2023.

86
tepat waktu, keluar pondok menggunakan gamis rapi. Dengan

melakukan hal-hal seperti itu santriwati akan termotivasi dan

mengikuti apa yang dicontohkan oleh OSNH sehingga mereka

melakukannya di dalam kesehariannya di dalam pondok.103

C. Pembentukan Karakter Disiplin Dan Tanggung Jawab Kepada


Santriwati Melalui OSNH Ponpes Nurul Haramain Putri NWDI
Narmada

Berdasarkan hasil temuan yang peneliti dapatkan melalui

wawancara, observasi dan dokumentasi mengenai pembentukan karakter

disiplin dan tanggung jawab melalui beberapa strategi adalah sebagai

berikut;

1. Karakter Disiplin

a) Melakukan Pembinaan Secara Rutin

Hasil wawancara dengan ketua OSNH Savinatun Naja adalah

sebagai berikut;

Strategi yang kami lakukan sebagai OSNH yaitu memberikan


pembinaan kepada santriwati yang ada di rayon (kamar) untuk
selalu mendisiplinkan seluruh kegiatan santriwati yang ada di
rayonnya masing-masing, pembinaan yang kami lakukan yaitu
kebersihan, berbahasa, sholat, masuk kelas, tidur dan makan
bahkan seluruh kegiatan yang ada dilingkungan pondok. Strategi
ini sesuai dengan tugas kami yaitu mengkeordinir kegiatan
santriwati. Dengan melakukan strategi tersebut kepada santriwati
adalah bentuk dari tugas kami sebagai OSNH di pondok pesantren
dan semua yang kami lakukan tentunya tidak lepas dari arahan
pembimbing marhalah dan dewan pengasuhan. 104

103
Observasi, Narmada, 7 Februari 2023.
104
Savinatun Naja (Ketua OSNH), Wawancara, Narmada, 7 Februari 2023.

87
Hasil wawancara dengan ustadzah Zulaikha selaku dewan

pengasuhan sekaligus penggerak OSNH di pondok pesantren adalah

sebagai berikut;

Untuk membentuk karakter disiplin santriwati maupun OSNH,


dewan asatidzh terlebih dulu mengarahkan atau membina OSNH
dalam menyusun suatu program kerja pada setiap divisi atau
bagian yang sudah di rembukkan oleh setiap pembimbing masing-
masing. Dengan malakukan pembinaan secara rutin dalam
organisasi, akan membantu berjalannya koorganisaian dan agar
mencapai tujuan yang akan diinginkan oleh setiap bagain dalam
organisasi. Tujuan program kerja disusun oleh OSNH itu agar
mereka mengetahui tugas mereka sebagai OSNH yaitu menyusun
seluruh program kerja dan rencana kegiatan yang akan dilakukan
oleh mereka selama mereka menjabat menjadi OSNH.105

Hasil wawancara dengan ustadzah Aenullael Mukarromah,

M.Pd selaku dewan pengasuhan sekaligus penggerak OSNH di

pondok pesantren Nurul Haramain adalah sebagai berikut;

Setiap bagian di OSNH memiliki foksi masing-masing,


misalkan bagian kesehatan, santriwati yang bertugas dibagian
kesehatan mereka fokus membantu di bagian kesehatan anak-
anak yang sakit, bagian keamanan fungsinya dan tugasnya
membantu mendisiplinkan dan mengontrol santriwati yang
dalam hal ini bagian keamanan turun langsung ke santriwati itu
sendiri. Dengan adanya tanggung jawab mereka dibagian
masing-masing adalah bentuk dari tugas mereka di OSNH
yaitu mengkoordinir seluruh kegiatan di pondok pesantren.
Dan dalam menjalankan tugasnya di bagian masing-masing
OSNH mendapatkan bimbingan dan arahan dari ustadz dan
ustadzahnya. 106

Hasil wawancara di atas diperkuat dengan hasil observasi yang

peneliti lakukan pada ahad, 26 februari 2023 bahwa, semua bagian

105
Ustadzah Zulaikha (Dewan Pengasuhan Dan Penggerak OSNH), Wawancara,
Narmada, 6 Februari 2023.
106
Ustadzah Aenullael Mukarromah, M.Pd (Dewan Pengasuhan Dan Penggerak OSNH),
Wawancara, Narmada, 26 Februari 2023.

88
OSNH memiliki program kerja salah santunya kumpul dengan

pembimbingnya 2 sampai 3 kali dalam satu bulan, dalam

mengadakan kumpul tersebut tentunya tidak lain untuk selalu

memberikan binaan kepada OSNH suapaya koorganisasiannya

berjalan dengan lancar dan dapat menjadi contoh untuk adek-

adeknya dengan mereka mendisiplinkan santriwati dari

memberikan contoh OSNH telah menjalankan tugasnya dalam

mengkeordinir seluruh kegiatan santriwati di pondok pesantren.

b) Memberikan Sanksi Atau Konsekuensi

Dengan memberikan sanksi atau konsekuensi kepada

santriwati yang melanggar akan memberikan efek jera kepada

mereka agar selalu berdisiplin di pondok pesantren.

Hasil wawancara dengan ketua bagian pendidikan dan

pengajaran Zeva Najwa Aulan adalah sebagai berikut;

Cara menumbuhkan rasa tanggang jawab kepada santriwati


yaitu memulai dari hal-hal yang kecil misalkan ketika mereka
meninggalkan Al-Qur’an, hizib dan barang-barang yang
berkaitan dengan bagain ta’lim akan disita oleh bagian ta’lim
OSNH dan memberikan hukuman kepada santriwati yang
meninggalkan barangnya disembarangan tempat. Cara bagain
ta’lim mengetahui barang santriwati yaitu dengan melihat
nomor PI atau nomor induk santriwati dan memanggil
santriwati yang bersangkutan. Dan cara menumbuhkan disiplin
kepada santriwati yaitu dengan membunyikan jaros (bel) tepat
waktu dan berjaga disetiap tempat itu salah satu cara bagian
ta’lim menumbuhkan rasa berdisiplin dan memberikan
hukuman kepada santriwati maupun OSNH ketika mereka telat
ke masjid hukuman yang diberikan yaitu dengan mencatat
namanya dan berjalan jongkok sampai masjid. Dengan
memberikan sanksi atau hukuman tersebut kepada santriwati
yang melanggar adalah bentuk dari fungsinya yaitu sebagai
pencegah agar santriwati tidak melanggar kediiplinan di

89
pondok pesantren dan agar mereka memiliki jiwa berdisiplin
pada dirinya. 107

Hail wawancara dengan ketua bagian bahasa Nurlaili Febrianti

adalah sebagai berikut;

Strategi atau cara yang dilakukan untuk menumbuhkah


disiplin dan tanggung jawab santriwati yaitu dengan
melakukan mahkamah malam dan memberikan hukuman
kepada santriwati yang melanggar bagian bahasa dan agar
mereka merasa jika tidak menggunakan bahasa ada
hukumannya dan tidak bebas menggunakan bahasa Indonesia
dan sasak. Contoh hukuman yang diberikan melalui tulisan dan
hafalan, dan mereka wajib untuk menyetorkannya kepada
OSNH, dengan melakukan strategi seperti itu santriwati bisa
menjadi pribadi yang berdisiplin sekaligus memiliki rasa yang
bertanggung jawab. Dengan mendisiplinkan santriwati dalam
berbahasa dan memberikan sanksi kepada santriwati adalah
bentuk dari fungsi dari bagian bahasa ONSH yaitu sebagai
pencegah dalam mendisiplinkan santriwati berbahasa arab dan
inggris.108

Hasil wawancara dengan ustadzah Aenullael Mukarromah,

M.Pd dewan pengasuhan sekaligus penggerak OSNH di pondok

pesantren bahwa;

Cara pondok pesantren menjadikan anak yang tidak berdisiplin


menjadi berdisiplin, itulah foksi dari pengurus OSNH, mereka
bertugas untuk membantu menasehati, membantu untuk
memantau, jika sudah ada laporan dan catatannya, maka
mereka akan melaporkannya ke pengasuhan kalau terlalu sulit
untuk berdisiplin barulah pengasuhan akan melakukan
pemanggilan kepada orangtua dan salah satu disiplin yang
tidak di taati santriwati yaitu pengasuhan memiliki peraturan
tidak boleh membawa HP tetapi jika itu di langgar mereka
harus terima konsekuensi atau sanksi yang ada. Dengan adanya
strategi pembentukan karakter melalui pemberian sanksi dari

107
Zava Najwa Aulan (Ketua BagianTa’lim OSNH), Wawancara, Narmada, 21 Februari
2023.
108
Nurlaili Febrianti (Ketua Bagian Bahasa), Wawancara, Narmada, 20 Februari 2023.

90
OSNH dan pengasuhan adalah bentuk dari fungsi OSNH yaitu
sebagai pencegah dalam mendisiplinkan santriwati.109

Hasil wawancara di atas diperkuat dengan hasil observasi

yang peneliti lakukan pada senin, 20 februari 2023 bahwa, strategi

yang dilakukan oleh bagian yang ada di OSNH dalam

menumbuhkan rasa berdisiplin pada diri santriwati yaitu dengan

memberikan sanksi atau hukuman kepada santriwati yang

melanggar sebagaimana fungsi OSNH yaitu sebagai pencegah.

Contoh hukuman yang diberikan berupa jalan jongkok,

menghafalkan kosa kata, berdiri di lapangan, menghafalkan surah

pendek dalam Al-Quran, bahkan jika ada santriwati melakukan

pelanggarak berat maka dewan pengasuha akan melakukan

pemanggilan orangtua dengan pemberian hukuman tersebut OSNH

telah menjalankan tugasnya di koorganisasian sebagaimana yang

sudah diberikan oleh pondok pesantren.

c) Memberikan Penghargaan

Pemberian penghargaan kepada santriawati dapat mendukung

mereka agar terus menerus melakukan hal-hal yang positif.

Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua bagian bahasa

Nurlaili Febrianti adalah sebagai berikut;

Strategi yang kami lakukan agar santriwati rajin berbahasa di


pondok yaitu dengan memberikan penghargaan atau reward
kepada mereka yang rajin berbahasa, maupun memberikan
penghargaan kepada rayon (kamar) yang rajin berbahasa arab
109
Ustadzah Aenullael Mukarromah, M.Pd (Dewan Pengasuhan Dan Penggerak OSNH),
Wawancara, Narmada, 20 Februari 2023.

91
dan inggris. Penghargaan yang kami berikan kepada santriwati
yang rajin berbahasa berbentuk piala maupun novel-novel
motivasi. Pemberian penghargaan kepada santriwati yang rajib
berbahasa adalah bentuk dari fungsi kami sebagai bagian bahasa
OSNH yaitu sebagai motivator agar santriwati selalu termotivasi
untuk rajin menggunakan bahasa arab dan inggris di lingkungan
pondok denganpemberian reward.110

Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian pendidikan dan

pengajaran Zeva Najwa Aulan adalah sebagai berikut;

Salah satu cara untuk mendisiplinkan santriwati yaitu dengan


memberikan penghargaan kepada santriwati yang paling rajin
sholat dhuha, yang datang tepat waktu ke masjid dan berada di
saf paling depan, hadiah yang kami berikan berbentuk sajadah
dan Al-Qur’an dengan melakukan hal seperti ini paling tidak
santriwati akan termotivasi untuk lebih rajin lagi dalam
melakukan ibadah di pondok. Pemberian penghargaan oleh
bagian ta’lim kepada santriwati yang rajin adalah bentuk dari
fungsi kami yaitu sebagai motivator untuk mendorong
santriwati yang lainnya agar lebih rajin dalam beribadah
sehari-harinya.111

Hasil wawancara di atas diperkuat dengan hasil observasi yang

peneliti lakukan pada selasa 21 februari 2023 bahwa, dengan

memberikan penghargaan kepada santriwati yang rajin berbahasa

maupun yang tepat waktu datang ke masjid OSNH adalah bentuk dari

fungsi OSNH yaitu sebagai motivator, dengan pemberian penghargaan

adalah salah satu strategi yang dilakukan untuk menjadikan santriwati

yang belum berdisiplin menjadi berdisiplin karena dengan pemberian

110
Nurlaili Febrianti (Ketua Bagian Bahasa OSNH), Wawancara, Narmada, 20 Februari
2023.
111
Zeva Najwa Aulan (Ketua Pendidikan Dan Pengajaran), Wawancara, Narmada, 21
Februari 2023.

92
penghargaan tersebut bisa menjadikan mereka termotivasi sehingga

mereka bisa mencontoh apa yang dilakukan oleh temannya. 112

2. Karakter Tanggung Jawab

a) Memberikan Contoh Yang Baik

Pemberian contoh yang baik kepada santriwati tujuannya

agar mereka memiliki motivasi untuk melakukan hal yang positif

seperti yang di contohkan oleh kakak kelasnya. Dengan

pemberian contoh yang baik akan membentuk karakter santriwati

baik karakter disiplin dan tanggung jawab.

Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua OSNH

Savinatun Naja bahwa strategi yang dilakukan dalam membentuk

karakter tanggung jawab adalah sebagai berikut;

Strategi yang dilakukan untuk menumbuhkan karakter


tanggung jawab yang dilakukan adalah terlebih dahulu
OSNH harus memberikan contoh yang baik kepada
santriwatinya, strategi ini adalah salah satu yang paling
baik yang harus dilakukan oleh OSNH dan jika ada
santriwati ada yang melanggar akan diberikan hukuman
sesuai dengan yang mereka langgar. Dan strategi yang lain
yang dilakukan adalah OSNH menegaskan santriwatinya,
jika ada santriwati yang melanggar akan diberikan sanksi.
Dengan memberikan contoh yang baik kepada santriwati di
pondok pesantren adalah bentuk dari fungsi OSNH yaitu
sebagai wadah dalam memberikan contoh yang baik kepada
santriwati dan sebagai pencegah jika santriwati melanggar
apa yang dicontohkan oleh OSNH.113

112
Observasi, Narmada, 21 Februari 2023.
113
Savinatun Naja (Ketua OSNH), Wawancara, Narmada, 7 Februari 2023.

93
Hasil wawancara dengan bagian keamanan Rima Salima,

strategi yang dilakukan dalam membentuk karakter tanggung

jawab santriwati adalah sebagai berikut;

Strategi yang dilakukan oleh bagaian keamanan adalah


dengan memberikan contoh terlebih dahulu kepada adek-
adek melalui OSNH terlebih dahulu, dengan memberikan
contoh kepada santriwati mereka akan mengikuti apa yang
dicontohkan oleh OSNH sebagaimana fungsi kami yaitu
sebagai wadah dalam memberikan hal yang positif kepada
santriwati, sebagai bagian keamanan di pondok pesantren
kami memberikan contoh agar santriwati berdisiplin. Dan
cara lain yang dilakukan bagaian keamanan dalam
menumbuhkan karakter tanggung jawab tersebut contohnya
dengan cara santriwati menaruh nama atau nomor data di
setiap barang yang dimiliki oleh santriwati dengan mereka
menaruh nomor data di setiap barang-barangnya otomatis
mereka akan bertanggung jawab kepada barangnya jika ada
yang bergelentaran. Dan ketika santriwati tidak menaruh
nama atau nomor data di barangnya bagian keamanan akan
memberikan tindakan berupa sanksi kepada santriwati yang
melanggar contohnya keliling lapangan dan mencatat
namanya sebagaimana fungsi kami yaitu sebagai pencegah.
Dengan memberikan sanksi mereka tidak berani untuk
melanggar peraturan yang ada, sanksi yang diberikan itu
agar mereka memiliki efek jera untuk tidak melanggar
peraturan dan dengan pemberian sanksi tersebut bisa
menumbuhkan karakter tanggung jawab pada diri mereka
sebagaimana fungsi kami yaitu sebagai wadah dan
pencegah di pondok pesantren.114

Hasil wawancara di atas diperkuat dengan hasil observasi

yang peneliti lakukan pada rabu, 8 februari 2023 bahwa, strategi

yang dilakukan oleh bagian yang ada di OSNH yaitu dengan

memberikan contoh kepada santriwati sebagaimana tugas OSNH

yaitu sebagai wadah dalam mencontohkan sesuatu yang potitif

114
Rima Salima (Bagian Keamanan), Wawancara, Narmada, 8 Februari 2023.

94
kepada santriwati dan dalam memberikan contoh tersebut terlebih

dahulu OSNH harus melakulannya karena OSNH adalah rule

model di koorganisasian, dengan memberikan contoh kepada

santriwati akan membentuk karakter disiplin santriwati. 115

b) Mendorong Partisifasi Aktif Siswa

Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua bagian Bahasa

Nurlaili Febrianti adalah sebagai berikut;

Dalam menumbuhkan karakter tanggung jawab bagian


bahasa memiliki strategi yaitu dengan santriwati wajib
membaca LCI (Language Central Improvment) atau
perkumpulan pertanyaan sehari-hari yang diartikan dengan
bahasa arab dan inggris yang dibaca setiap sore
sebagaimana fungsi bagian bahasa yaitu sebagai wadah
santriwati untuk mengkespresikan dirinya dalam berbahasa
arab dan inggris. Dengan memberikan mufrodat atau kosa
kata santriwati akan memiliki karakter tanggung jawab
karena mereka wajib untuk menghafalkannya dan
menyetorkannya di bagian bahasa rayon maupun bagian
bahasa pusat.116

Hasil wawancara dengan ustadzah Aenullael Mukarromah,

M.Pd, selaku dewan pengasuhan dan penggerak OSNH pondok

pesantren Nurul Haramain adalah sebagai berikut;

Strategi yang dilakukan oleh pondok pesantren Nurul


Haramain untuk membentuk karakter disiplin dan tanggug
jawab kepada santriwatinya adalah proses kepemimpinan
yang di bentuk, jadi dengan proses pembentukan tersebut
anak-anak akan terbiasa. Dari awal bahwa mereka di urus
oleh kakak kelasnya nanti ketika yang di urus naik ke
tingkat aliah merekalah yang akan mengurus atau di dalam

115
Observasi, Narmada, 8 Februari 2023.
116
Nurlaili Febrianti (Ketua Bagian Bahasa OSNH), Wawancara, Narmada, 20 Februari
2023.

95
koorganisasian atau kepanitiaan, kakak-kakak yang
mendapatkan kesempatan menjadi panitia nanti pada
saatnya merekalah yang akan menjadi panitia, jadi karakter
“Siap Memimpin Dan Siap Di Pimpin” yang pondok bentuk
dari awal itu secara tidak langsung akan membentuk mereka
menjadi orang yang bertanggung jawab dan juga
berdisiplin. Dengan proses kepemimpinan yang dibentuk di
koorganisasian akan menjadikan mereka memiliki tanggung
jawab. Jadi dengan proses kepemimpinan yang dibentuk
oleh pondok pesantren adalah salah satu fungsi pondok
yaitu sebagai wadah tempat santriwati untuk
mengkespresikan dirinya dalam sebuah kepanitiaan maupun
koorganisasian di pondok pesantren.117

Hasil wawancara di atas diperkuat dengan hasil observasi

yang peneliti lakukan pada senin, 20 februari 2023 bahwa, dengan

memberikan kosa kata oleh bagian bahasa setiap harinya OSNH

sudah menjalankan tugasnya yaitu sebagai wadah untuk santriwati

meningkatkan ilmunya dalam berbahasa arab dan inggris. Dan

dengan pemberian kosa kata baik di waktu pagi, sore dan malam

akan mendorong santriwati untuk aktif menggunakan bahasa arab

dan inggris di lingkungan pondok pesantren, dalam mendorong

partisipatif siswa pondok pesantren Nurul Haramain membentukan

proses kepemimpinan dengan pembentukan tersebut akan

mendorong santriwati untuk menjalankan proses pendidikan di

pondok pesantren. Dengan pembentukan proses kepemimpinan ini

pondok pesantren sudah menjalankan tugasnya sebagai wadah

tempat santriwati mengkespresikan kemampuan dirinya.118

117
Ustadzah Aenullael Mukarromah, M.Pd (Dewan Pengasuhan Dan Penggerak OSNH),
Wawancara, Narmada, 26 Februari 2023.
118
Observasi, Narmada, 20 Februari 2023.

96
c) Memberikan Pelatihan Keterampilan

Hasil wawancara dengan ketua bagian bahasa Nurlaili

Febrianti adalah sebagai berikut;

Strategi yang dilakukan bagian bahasa dalam membentuk


karakter tanggung jawab pada diri santriwati yaitu dengan
adanya kegiatan language show, debat contest. Adaya kegiatan
tersebut tentunya kami dari OSNH akan memberikan arahan
dan memberikan pembinaan pelataihan kepada santriwati yang
pintar dan bagus dalam berbahasa arab dan inggris,
sebagaimana tugas kami yaitu mengembangkan karakter
santriwati melalui kegiatan yang ada di OSNH. Dengan adanya
tugas kami sebagai pengembang karakter melalui kegiatan
adalah usaha yang kami lakukan dalam pembentukan karakter
tanggung jawab pada diri santriwati terutama dalam
berbahasa.119

Hasil wawancara dengan ustadzah Aenullael Mukarromah,

M.Pd selaku dewan pengasuhan dan penggerak OSNH pondok

pesantren adalah sebagai berikut;

Strategi yang dilakukan adalah di pondok pesantren terkenal


dengan kegiatan ekstrakurikulernya yang banyak, jadi secara
tidak langsung ketika mereka memilih untuk ikut kegiatan
misalnya ekstrakurikuler bela diri, ketika mereka ikut
ekstrakurikuler bela diri tersebut karakter disiplin dan rasa
tanggung jawab yang mereka punya itu akan terbentuk dengan
sendirinya. Jadi dengan ekstrakurikuler yang mereka pilih atau
yang mereka minati itu secara sendirinya karakter akan
terbentuk pada diri mereka entah itu disiplin atau tanggung
jawab karena itu adalah pilihan mereka sendiri, jika mereka
sudah berani dengan pilihan mereka sendiri berarti mereka
harus mempertanggung jawabkan apa yang menjadi pilihan
mereka. Jadi dengan adanya ekstrakurikuler tersebut pondok

119
Nurlaili Febrianti (Ketua Bagian Bahasa OSNH), Wawancara, Narmada, 20 Februari
2023.

97
pesantren sudah menjalankan tugasnya sebagai pengembang
karakter siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler yang ada dan
sekaligus memiliki tugas untuk memfasilitasi seluruh kegiatan
santriwati di pondok pesantren. 120

Hasil wawancara di atas diperkuat dengan hasil observasi yang

peneliti lakukan pada ahad, 26 februari 2023, bahwa dalam

pembentukan karakter santriwati salah satunya melalui

ekstrakurikuler yang ada di pondok pesantren. Semua

ekstrakurikurel yang santriwati minati di pondok mendapatkan

pelatihan, bimbingan dan arahan dari OSNH maupun dari ustadz

dan ustadzahnya yang memiliki tanggung jawab di ekstrakurikuler

tersebut. Dengan adanya bimbingan baik dari OSNH, ustadz dan

ustadzah bahwa OSNH sudah menjalankan tugasnya yaitu sebagai

pembentuk karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler dan pondok

memiliki tugas dan memfasilitasi kegiatan yang berkaitan dengan

ekstrakurikuler.121

d) Mengadakan Evaluasi Secara Berkala

Dalam peroses berorganisasi perlunya melakukan proses

evaluasi agar mengetahui sejauh mana kegiatan itu berjalan, sukses

atau tidaknya keorganisasian yang di jalankan oleh OSNH.

Hasil wawancara dengan ketua ketua OSNH Savinatun

Naja adalah sebagai berikut;

120
Ustadzah Aenullael Mukarromah, M.Pd (Dewan Pengasuhan Dan Penggerak OSNH),
Wawancara, Narmada, 26 Februari 2023.
121
Observasi, Narmada, tanggal 26 Februari 2023.

98
Strategi yang ketua OSNH lakukan yaitu dengan mengadakan
evaluasi secara berkala dengan bagian-bagian yang lain, dalam
melakukan evaluasi tersebut ketua OSNH akan meminta
seluruh bagian untuk menyampaikan keluh kesahnya,
hambatannya dalam mengurus adek kelas maupun sesama
teman OSNH, sebagainya fungsi OSNH yaitu sebagai wadah
untuk mereka mengeluarkan pendapatnya dan bertukar pikiran
sesama teman. Evaluasi yang kami lakukan diawasi oleh
pembimbing dan dewan pengasuhan, setelah kami selesai
melakukan evaluas biasanya pembimbing dan dewan
pengasuhan akan memberikan solusi dan arahan kepada kami,
dengan melakukan evaluasi di koorganisasian secara berkala
akan membentuk tanggung jawab dari OSNH itu sendiri. 122

Hasil wawancara dengan ketua bagian pendidikan dan

pengajaran Zeva Najwa Aulan adalah sebagai berikut;

Strategi yang bagian ta’lim lakukan yaitu mengadakan


evaluasi 2 minggu sekali dengan antar bagian OSNH
maupaun dengan pembimbing marhalah. Dengan
melakukan evaluasi secara berkala dengan pembimbing dan
dewan pengasuhan kami akan mengetahui program mana
yang harus ditingkatkan dan kegiatan yang mana yang
harus di disiplinkan di rayon maupun di OSNH. Dengan
mengadakan evaluasi dengan bagian ta’lim maupun dengan
bagian yang lain kami sebagai OSNH sudah menjalankan
tugas dalam mengkoordinir kegiatan yang ada di pondok
dan menjalankan fungsi sebagai wadah untuk OSNH
menumbuhkan karakter tanggung jawab santiwati di
pondok.123

Hasil wawancara di atas di perkuat dengan hasil observasi

yang peneliti lakukan pada selasa, 21 februari 2023, bahwa setiap

bagian dalam OSNH melakukan evaluasi setiap 1 kali dalam 2

minggunya dengan sesama OSNH dan melakukan evaluasi dengan

pembimbing marhalah 2 kali dalam 1 bulan dengan melakukan

122
Savinatun Naja, (Ketua OSNH), Wawancara, Narmada, 7 Februari 2023.
123
Zeva Najwa Aulan (Ketua Ta’lim OSNH), Wawancara, Narmada, 21 Februari 2023.

99
evaluasi tersebut OSNH sudah menjalankan tugasnya yaitu sebagai

wadah dan sebagai fungsi dalam mengkoordinir seluruh kegiatan di

pondok pesantren. Dan dengan melakukan evaluasi secara berkala

baik dengan pembimbing marhalah maupun pengasuhan OSNH

akan mengetahui program kerja yang belum terlaksana, kegiatan

yang belum dijankan dan hambatan dalam mengurus adek kelas

dan sesama teman OSNH biasanya pembimbing dan dewan

pengasuhan akan memberikan solusi dan arahan kepada OSNH.124

124
Observasi, Narmada, 21 Februari 2023.

100
BAB III
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil paparan data yang peneliti dapatkan, maka peneliti akan

membahas permasalahan berdasarkan temuan-temuan yang didapatkan mengenai

“Peran Organisasi Santriwati Nurul Haramain (OSNH) Dalam Membentuk

Karakter Disiplin Dan Tanggung Jawab Santriwati Ponpes Nurul Haramain Putri

NWDI Narmada Lombok Barat”.

A. Tugas Dan Fungsi Yang Diberikan Kepada OSNH Oleh Ponpes Nurul

Haramain

Pondok pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan Islam yang

berpusat pada pengajaran agama Islam dan umum selain itu pondok pesantren

adalah tempat pembentukan karakter muslim yang baik. 125 Pondok pesantren

juga sebagai tempat untuk siswa mengembangkan bakatnya dalam

kepemimpinan. Dalam hal ini OSNH pondok pesantren Nurul Haramain

memiliki tugas dan fungsi dalam berorganisasi. Adanya sebuah organisasi

berarti adanya sekelompok orang yang saling berinteraksi satu dengan yang

lainnya guna tercapinya tujuan bersama, dengan adanya organisasi juga

berarti adanya hubungan timbal balik antara satu orang dengan orang yang

lainnya. Seperti yang dikatakan oleh Bayle bahwa organisasi adalah

kumpulan sejumlah orang yang bekerjasama dalam pembagaian kerja untuk

mencapai tujuan yang ditetapkan.126

125
Abdul Mu’ti , Pondok pesantren, (Jakarta:Gema Insani Press, 2006), hlm. 7.
126
Dr. Muhammad Rifa’I, M.Pd, Manajemen Organisasi pendidikan, (Malang Jawa
Timur: CV Humanis, 2019), hlm. 67.

101
Dengan OSNH menjalankan tugas dan fungsinya di pondok pesantren

secara tidak langsung karakter disiplin dan tanggung jawab santriwati

maupun OSNH akan terbentuk dengan sendirinya melalui tugas dan fungsi

tersebut.

1. Tugas Dari OSNH Di Pondok Pesantren

a) Mengkeordinasikan Kegiatan-Kegiatan

OSIS memiliki tugas dalam mengkeordinir seluruh kegiatan yang

ada di sekolah, seperti kegiatan olahraga, kesenian dan kegaitan

akademik, hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa kegiatan-kegiatan

tersebut berjalan dengan baik dan efektif. 127 Dalam mengkoordinir

semua kegiatan yang ada di pondok pesantren OSNH memiliki tugas

dalam mengkoordinirnya, tugas yang dijalankan sesuai dengan tugas

dan fungsi mereka masing-masing, baik di dalam pondok maupun

diluar pondok. Dengan mengkoordinir kegiatan-kegiatan yang ada di

lingkungan pondok pesantren semua proses pendidikan dan pengajaran

akan berjalan dengan efektif dan efesien.

Oleh karena itu Organisasi santriwati di pondok pesantren Nurul

Haramain memiliki tugas dalam mengkoordinir seluruh kegiatan.

Contohnya melalui pengelompokan tugas dan mereka juga melakukan

kolaborasi dan komunikasi antara anggota team yang bekerja bersama

dalam menyelesaikan tugas-tugas tersebut. Misalnya kegiatan yang

dilakukan oleh bagian pendidikan dan pengajaran melakukan kegiatan


127
Suwono Dan Sudiyanto, “Peran Ogranisasi Intra Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan”, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 30, Nomor 2, hlm. 191-196.

102
berpidato setiap dua kali dalam satu minggu. Kemudian bagian

keamanan bertugas mendisiplinkan santriwati dalam berbusana rapi

ketika melakukan kegiatan yang di pondok meupun di luar pondok. Dan

bagian bahasa mengkeordinir santriwati dalam berbahasa setiap harinya

baik arab maupun inggris, baik kegiatan yang berkaitan dengan bagian

mereka seperti Language show, atau debat contest.

b) Menyusun program kerja dan rencana kegiatan

Dalam berorganisasi semua bagian di OSNH memiliki program

kerja yang sudah dirancang dan dimusyawarahkan dengan pembimbing

dari ustadz dan ustadzah, maupun dengan sesama bagian OSNH yang

lainnya. Semua program kerja yang di rancang oleh OSNH harus bisa

di pertanggung jawabkan oleh mereka.

Program kerja yang dimaksudkan adalah rencana kegiatan dan

melaksanakan suatu kegiatan. OSIS sebagai suatu organisasi juga harus

memiliki kegiatan yang telah terprogram agar seluruh aktivitas OSIS

dapat terarah sesuai dengan program yang telah dirumuskan. 128 Dalam

perancangan program kerja, OSNH tidak memberatkan santriwati

maupun mereka karena program kerja yang mereka rancang itu untuk

satu tahun masa jabatan .

c) Mengadakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan

karakter

128
Wildan Zulkarnain, Manajemen Layanan Khusus Di Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara,
2018), hlm. 111.

103
Semua kegiatan atau ekstrakurikuler yang ada di pondok pesantren

bertujuan untuk membentuk karakter dari santriwati, baik karakter

disiplin, tanggung jawab bahkan karakter yang mereka inginkan dalam

diri mereka. Kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk lebih

memantapkan pembentukan kepribadian. Kegiatan ini dilaksanakan di

luar jam pelajaran yang tercantum di dalam susunan program kerja. 129

Berdasarkan teori di atas, dari hasil wawancara dan observasi yang

dilakukan oleh peneliti bahwa, dalam pembentukan karakter santriwati

OSNH membentuk kegiatan-kegiatan dalam pembentukan karakter

disiplin santriwati, misalnya bagian keamanan mendisiplinkan

santriwati keluar masuk pondok, batasan-batasan berpakaian, ukuran

jilbab, dengan melakukan peraturan tersebut untuk mengembangkan

karakter disiplin santriwatai. Kemudian bagian pendidikan dan

pengajaran menganjurkan santriwati sholar dhuha dengan melakukan

pembiasaan melalui kegiatan yang ada akan membentuk karakter dari

santriwati.

d) Mengelola sumber daya dan fasilitas sekolah dengan efektif

Dalam mengelola sumber daya dan fasilitas pondok pesantren

OSNH memiliki peran dan tugas yang penting dalam pengelolaan dan

penjagaannya, dengan adanya sarana dan prasara di pondok pesantren

akan membantu berjalannya proses keorganisasian, dan efektifititas

pembelajaran. sarana dan prasarana digunakan agar tujuan pendidikan


129
Prof. Dr. H. A. Rusdiana, Drs., MM Dan Dr H. Abdul Kodir, MA, Pengelolaan
Madrasah Diniyah Kontemporer, (Bandung: Yayasan Darul Hikmah, 2022), hlm. 279.

104
di sekolah dapat tercapai dengan efektif dan efesien. Pengelolaan

fasilitas atau sarana dan prasarana pendidikan untuk mengatur dan

mejaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan

kontribusi secara optimal dan jalannya proses pendidikan diharapkan

dapat menghasilkan kegiatan yang baik. 130

Pengelolaan sumber daya dan fasilitas yang ada di sekolah seperti

pengelolaan perpustakaan, fasilitas olahraga, mini bank, haramain

printing, kesenian, ruang listrik, dan ruang kelas semua dilakukan oleh

OSNH sendiri dan melalui bimbingan dari ustadz dan ustadzah, dengan

adanya sarana dan prasara di pondok pesantren untuk menunjang

keberhasilan pendidikan yang dilakukan.

2. Fungsi OSNH Di Pondok Pesantren Sebagai;

1) Sebagai Wadah

Adanya OSIS sebagai wadah adalah sebagai tempat untuk siswa

melakukan kegiatan bersama, bertukar ilmu, bertukar pikiran,

mengeluarkan pendapat untuk mencapai tujuan dan cita-cita bersama.131

Jadi dengan adanya OSNH sebagai wadah di pondok pesantren menjadi

tempat untuk siswa melakukan kegiatan bersama guna untuk mencapai

keinginan yang mereka inginkan di pondok pesantren.

130
Suri Margi Rahayu Dan Sutama, “Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan
Sekolah Menengah Pertama”, Varia Pendidikan, Vol. 27, Nomor 2, Desember 2015, hlm. 124.
131
Tri Joko, “Implementasi Manajemen Organisasi Siswa Intra Sekolah Sebagai Strategi
Dalam Pengembangan Kepemimpinan Siswa SMP Negeri 2 Sukadana”, Jurnal Lentera
Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO, Vol. 3, Nomor 1, Juni 2018, Hlm. 73.

105
Berdasarkan teori di atas, fungsi OSNH berdasarkan hasil

wawancara dan observasi bahwa, OSNH di pondok pesantren sudah

melaksanakan tugasnya sebagai wadah tempat santriwati

mengeskpresikan dirinya, contohnya, semua bagian yang ada di OSNH

memiliki tugas sesuai dengan foksi mereka masing-masing. Misalnya

bagian kesehatan, tugas dan fungsi mereka fokus untuk membantu

bagian kesehatan yang ada di anak-anak yang sakit. Kemudian bagian

keamanan fungsinya dan tugasnya membantu mendisiplinkan dan

mengontrol santriwati. bagian keamanan mendisiplinkan santriwati. dan

bagian pendidikan dan pengajaran mengontrol santriwati ketika sudah

masuk waktu sholat. Jadi OSNH dengan semaksimal mungkin

menjalankan fungsinya yaitu sebagai wadah untuk semua anggota

organisasi di pondok menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan

bagian mereka dalam berorganisasi.

OSNH juga sebagai wadah untuk meningkatkan pengalaman

organisasi santriwati, organisasi di pondok pesantren memberikan

pengalaman berorganisasi seperti, pengalaman dalam memimpin,

berkomunikasi, bekerja sama dalam team dan pemecahan sebuah

masalah.

2) Sebagai Pencegah

Dalam organisasi OSNH berfungsi sebagai pencegah berbagai

masalah yang di hadapi oleh santriwati, baik kekerasan fisik,

pelanggaran-pelanggaran sekecil apaun maupun bullying . Di pondok

106
pesantren pencegahan yang dilakukan yaitu dengan memberikan sanksi

atau hukuman kepada santriwati yang melakuakan pelanggaran, bahkan

dengan cara pemanggilan orangtua oleh dewan pengasuhan. Dengan

adanya OSNH sebagai pencegar di pondok pesantren tujuannya agar

santriwati hidup dengan tentram, damai dan teratur. Dengan adanya

aturan-aturan sebagi pencegah di pondok pesantren lazimnya dibuat

untuk menjaga kondisi pesantren agar lebih taratur dan terarah132

Berdasarkan teori di atas, fungsi OSNH sebagai pencegar

berdasarkan hasil wawancara dan observasi bahwa, dalam melakukan

pencegarah semua bagian yang ada di OSNH memiliki sanksi atau

hukuman dalam melakukan pencegahan ketika santriwati melanggar

peraturan yang sudah dibuat oleh setiap bagian dalam OSNH. Misalnya

bagian keamanan memberikan sanksi kepada santriwati yang tidak

menggunakan pengeras jilbab akan dikenakan sanksi keliling lapangan.

Kemudian bagian pendidikan dan pengajaran menghukum santriwati

yang telat ke masjid dengan mencatat namanya. Dan bagian bahasa

sanksi yang diberikan kepada santriwati yang malanggar yaitu dengan

mereka menghafalkan kosa kata bahkan menghafalkan pidato yang

berbahasa arab maupuan inggris.

Dalam melakukan pencegahan seperi di atas OSNH berfungsi

untuk menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan pondok

pesantren agar santriwati tidak melakukan hal yang negatif atau tidak
132
Maryam Huda, dkk, “Manajemen Organisasi Santri Dalam Mewujudkan Pesantren
Yang Lebih Baikk”, Tadbir,Vol. 3 Nomor 2, 2018, hlm. 37.

107
melanggar peraturan, melalui sanksi yang diberikan adalah salah satu

pencegar agar santriwati tidak melanggar kedisiplinan yang di bentuk

oleh OSNH.

3) Sebagai Motivator

Dengan memberikan motivasi kepada santriwati oleh OSNH

adalah sebagai stimulus dan dorongan agar mereka melakukan sesuatu

yang lebih baik lagi. Motivasi diartikan sebagai dorongan yang

mengakibatkan munculnya kemauan dan semangat setiap siswa dalam

berbuat serta bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan guna

mencapai tujuan.133

Dengan memberikan contoh kepada santriwati melalui OSNH

menjadiikan santriwati untuk termotivasi dalam melakukan kebaikan di

pondok pesantren. Misalnya, pada bagian bahasa mereka mencontohkan

bagaimana bagus dan indahnya memakai bahasa baik bahasa arab

maupun inggris dengan memberikan contoh seperti itu santriwati akan

termotivasi untuk berbahasa di lingkungan pondok pesantren.

Kemudian pada bagian pendidikan dan pengajaran mereka memberikan

contoh kepada santriwati untuk sholat tempat waktu di masjid. Dan

pada bagian keamanan mereka mewajibkan santriwati ketika keluar

pondok menggunakan gamis rapid an syar’i.

133
Nue Emil, “Peran Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Dalam Membentuk Karakter
Kep Emimpinan Siswa Di MAS DDI Pattojo Kab. Soppeng, (Skripsi: UIN Alauddin Makasar,
Makasar, 2023), hlm. 19.

108
Dengan memberikan contoh yang baik kepada santriwati dan

dengan diatur sedemikian rupa, menjadi titik awal perubahan sebuah

karakter. Karakter yang berusaha di bentuk oleh OSNH itu sendiri

adalah disiplin dan tanggung jawab melalui motivasi atau dorongan

yang diberikan oleh pengurus organisasi, sehingga tugas dan fungsi

yang di berikan kepada OSNH merupakan bagian dari pembentukan

karakter tersebut.

B. Pembentukan Karakter Disiplin Dan Tanggung Jawab Kepada

Santriwati Melalui OSNH Ponpes Nurul Haramain

Pembentukan karakter disiplin dan tanggung jawab pada santriwati

dapat dilakukan melalui keorganisasian yang ada di lingkungan pesantren.

Dalam pembentukan karakter tentunya OSNH memiliki strategi. Strategi

adalah peta perjalanan yang menunjukkan arah yang seyogyanya ditempuh

oleh organisasi dalam rangka pencapaian tujuannya dan juga senapas dengan

palsafah yang dijadikan landasan hidup. Strategi salah satu alat untuk

menghadapi segala perubahan baik yang bersifat internal maupun eksternal.

Setiap organisasi memerlukan kebijakan dan strategi organisasional yang

memungkinkan melakukan usaha untuk menghadapi masalah, tantangan,

maupun hambatan.134

134
Dr. H. Indra Muchlis Adnan, SH, M.H., M.M., Ph.D, dan Prof. Dr. Sufian Hamim,
S.H., M.Si, Perilaku Organisasi Dan Kepemimpinan, (Yogyakarta: Trussmedia Grafika, 2015),
hlm. 8-9.

109
Dalam pembentukan karakter disiplin dan tanggung jawab OSNH

memiliki beberapa strategi dalam pembentukannya guna tercapainya karakter

yang diinginkan.

1. Pembentukan Karakter Disiplin

a) Memberikan Pembinaan Secara Rutin

Melakukan pembinaan secara rutin atau terus menerus akan

membantu OSNH dalam mencapai suatu tujuan yang di inginkan

bersama. Dengan memberikan pembinaan secara rutin merupakan

strategi yang sangat efektif dalam pembentukan karakter disiplin.

Melalui pembinaan yang konsisten, individu akan terbiasa dengan

rutinitas yang terstruktur dan terarah, sehingga membentuk kebiasaan

yang positif dan memperkuat disiplin dalam berbagai aspek

kehidupan. 135

Dalam melakukan pembinaan OSNH mendapatkan bimbingan

dari ustadz dan ustadzah dan menjadi rutimitas bersama OSNH.

Menurut John Dewey seorang filusuf pendidikan menekankan bahwa

pentingnya rutinitas dan kebiasaan dalam pembentukan karakter

disiplin. Melalui latihan yang teratur dan disiplin, individu dapat

mengembangkan kebiasaan yang positif dan membangun kontrol diri

yang kuat.136 Dalam melakukan pembinaan OSNH akan diberikan

135
Iwan Aritonang, Disiplin Belajar Dan Efektivitas Pendidikan, (Bandung: Refika
Aditama, 2011), hlm 10.
136
https://www.depoedu.com/2019/01/22/edu-talk/pedagogi-reflektif-sebagai-
pendekatan-pendidikan-karakter/, diakses pada 21 Mei 2023, pukul 23.45.

110
arahan, masukan, bahkan diberikan motivasi ketika OSNH menghadapi

tantangan atau kesulitan dalam proses berorganisasi.

Setiap bagian dalam OSNH mendapatkan pembinaan dan arahan

secara rutin dari pembimbin setiap bagain untuk menjalankan proses ke

organisasian maupaun ekstrakurikuler yang ada di pondok pesantren.

Misalnya, bagian bahasa memberikan pembinaan kepada santriwati

yang mengikuti lomba language show dan debat contest dan bagian

pendidikan dan pengajaran memberikan pembinaan kepada santriwati

yang ikut dalam lomba MTQ, berpidato dan setiap bagian dalam OSNH

memberikan pembinaan kepada seluruh santriwati yang mengikuti

ekstrakurikuler yang ada di pondok.

b) Memberikan Sanksi Atau Konsekuensi

Pemberian hukuman dapat diberikan kepada santri sebagai

konsekuensi dari santri yang tidak berdisipin dan bertanggung jawab.

hukuman yang diberikan dapat ditentukan oleh pengurus yang

menyesuaikan dengan jelas kelalaian santri terhadap disiplin dan

tanggung jawab.137

Dengan pemberian sanksi atau konsekuensi yang tegas kepada

santriwati yang melanggar menjadi efek jera untuk mereka agar tidak

melanggar secara terus menerus peraturan yang ditetapkan oleh OSNH,

dengan pemberian sanksi kepada santriwati yang melanggar secara

137
Durotul Khamidah, “Peran Pengurus Dalam Pembentukan Karakter Disiplin Dan
Tanggung Jawab Santriwati Di Pondok Pesantren Darussalam Bangunsari Ponorogo, (Skripsi:
FTK, IAIN Ponorogo, Ponorogo, 2021), hlm. 27.

111
langsung akan membentuk karakter disiplinnya. Penanaman karakter

disiplin ini bisa dilakukan melalui proses pembelajaran, peraturan-

peraturan yang harus ditaati dan interaksi di lingkungan sekitar. Proses

ini yang nantinya akan mencerminkan kepribadian diri individu

menjadi disiplin. 138

Jadi dengan memberikan sanksi atau konsekuensi kepada

santriwati yang melanggar akan membentuk karakter disiplinnya

melalui hukuman yang diberikan dan pemberian hukuman yang

diberikan itu akan membuat mereka takut untuk melanggar peraturan

sehingga karakter disiplinya melalui peraturan yang ada akan terbentuk

dengan sendirinya. Contohnya, santriwati yang melanggar disiplin

bagian keamanan akan diberikan sanksi keliling lapangan atau berdiri,

dan menghafalkan surah pendek dalam Al-Qur’an. Kemudian santriwati

yang melanggar bagian bahasa akan diberikan sanksi menghafalkan

kosa kata atau conversation yang ditentukan oleh bagian bahasa dan

mereka hasrus menyetorkannya ke bagian bahasa. Dan bagain

pendidikan dan pengajaran jika santriwati telat sholat ke masjid akan di

catat dan diberikan point dan jika santriwati meninggalkan barang-

barangnya seperti Al-Qur’an akan dilakukan pemanggilan untuk

diperingatkan dan diberikan hukuman.

138
Supra Yogi, Pembentukan Karakter Disiplin Siswa Melalui Penerapan Tertib Sekolah
Dan Pembelajaran Ppkn Di SMAN 1 Teladan Yogyakarta, (Skripsi: UNY, Yogyakarta, 2019),
hlm. 32

112
Dengan memberikan hukuman tersebut akan menjadikan santriwati

mempunyai rasa disiplin dan tanggng jawab pada diri mereka sendiri

baik ketika mereka di dalam pondok maupun di luar pondok.

c) Memberikan Penghargaan

Penghargaan diberikan kepada anak karena berperilaku sesuai

peraturan yang berlaku. Penghargaan akan membuat siswa termotivasi

untuk berperilaku sesuai dengan peraturan. Penghargaan yang diberikan

kepada anak tidak hanya berbentuk materi tetapi berupa kata-kata

pujian maupun senyuman pada anak. 139

Pemberian penghargaan kepada santriwati yang berdisiplin sangat

penting dalam pembentukan karakternya. Dengan pemberian

penghargaan kepada santriwati yang berdisiplin akan menjadi motivasi

untuk santriwati yang lainnya untuk tidak melanggar kedisiplinan yang

ada di pondok pesantren dan dengan pemberian penghargaan tentunya

menjadi dorongan untuk santriwati yang lainnya untuk terus-menerus

melakukan hal yang positif. Dengan pemberian reward ini diharapkan

dapat menjadi sumber motivasi, inspirasi bagi siswa yang belum tertib

di sekolah. 140

OSNH memberikan penghargaan atau reward kepada santriwati

yang selalu berdisiplin di pondok pesantren. Misalnya bagian bahasa

139
Pramudya Ikranagara, “Pemberian Reward Dan Punishment Untuk Meningkatkan
Kedisplinan Siswa Dalam Pembelajaran IPS Kelas V SD Negeri 1 Kejobong Purbalingga,
(Skripsi: UNY, Yogyakarta, 2014), hlm. 20.
140
https://jateng.kemenag.go.id/berita/siswa-tertib-deiberi-penghargaan/, di akses tanggal
19 Mei 2023, pukul 2.47.

113
memberikan penghargaan buku bacaan novel kepada santriwati yang

rajin berbahasa dan tidak pernah melanggar bagian bahasa. Kemudian

bagian keamanan memberikan penghargaan kepada santriwati yang

berdisplin. Dan bagian pendidikan dan pengajaran memberikan

penghargaan kepada santriwati yang datang sholat tepat waktu ke

masjid dan berada di saf paling depan, penghargaan yang diberikan

berbentuk buku bacaan, sajadah maupun Al-Qur’an. Dengan pemberian

penghargaan tersebut akan menjadikan santriwati yang lainnya

termotivasi dengan apa yang di lakukan dan di dapatkan oleh teman-

temannya.

2. Pembentukan Karakter Tanggung Jawab

a) Memberikan Contoh Yang Baik,

Memberikan contoh perilaku yang baik kepada santriwati menjadi

dorongan untuk mereka agar melakukan sesuatu yang positif di

lingkungan tempat mereka tinggal, dengan memberikan contoh yang

baik santriwati akan memiliki karakter tanggung jawab pada dirinya.

Dalam memberikan contoh kepada santriwati tidak harus dari OSNH

saja melainkan perlunya dukungan dari ustadz dan ustadzah dalam

memberikan contoh.

Keteladanan merupakan pendukung terbentuknya karakter baik.

Keteladanan dapat lebih diterima apabila dicontohkan dari orang yang

114
terdekat. Misalnya guru menjadi contoh yang baik bagi murid-

muridnya atau orangtua menjadi contoh bagi anak-anaknya. 141

Dalam mencontohkan sesuatu yang positif kepada santriwati

OSNH dan ustadz atau ustadzah memulai dari cara berpakaian,

bertanggung jawab atas barangnya maupun dengan mencontohkan

hal-hal yang lainnya. Misalnya, ustadzah di pondok pesantren

diharuskan menggunakan jilbab ukuran 120 cm. kemudian OSNH

bagain keamanan memberikan contoh untuk menggunakan baju yang

syar’i. Kemudian bagian bahasa mencontohkan menggunakan bahasa

arab dan inggris. Dan bagian ta’lim memberikan contoh untuk datang

tepat waktu ke masjid. Dengan memberikan contoh tersebut santriwati

akan termotivasi atas apa yang di contohkan oleh orang terdekatnya di

pondok pesantren.

b) Mendorong Partisifasi Aktif Siswa

Mendorong partisipasi aktif siswa merupakan strategi yang sangat

efektif dalam membentuk karakter tanggung jawab. siswa memiliki

peran aktif dalam pengambilan keputusan dan tanggung jawab dapat

membentu mereka merasa memiliki kontrol atas tindakan mereka.142

Dengan adanya OSNH di pondok pesantren akan mendorong mereka

aktif di organisasi maupun terjun lanjung ke santriwati itu sendiri.

141
Ilham Mais, “Pembentukan Karakter Berbasis Keteladanan Dan Pembiasaan Pada
Murid Kelas V SD Islam Athirah 2 Makassar, (Tesis: UMM, Makassar, 2021), hlm. 86.
142
https://cerdasberkarakter.kemendikbud.go/id/tanya/, diakses pada tanggal 21 Mei
2023, pukul 12.00.

115
Dengan adanya OSNH di pondok pesantren akan menjadikan

mereka memiliki jiwa seorang pemimpin dan mereka bisa

menghendel seluruh kegiatan di pondok pesantren, sehingga mereka

dapat mengembangkan kemampuan kepemimpinan mereka dengan

baik.

c) Memberikan Pelatihan Keterampilan

Pembentukan karakter tanggung jawab dapat dilakukan melalui

pembinaan dan pelatihan keterampilan yang relevan. Melalui

pelatihan, setiap individu dapat belajar untuk mengambil tanggung

jawab atas tindakan dan keputusan mereka, serta melihat pentingnya

menghormati komitmen yang diambil. 143 Pemberian pembinaan

keterampilan kepada santriwati salah sata alternatif untuk membentuk

karakter tanggung jawabnya melaui ekstrakurikuler yang ada di

OSNH.

OSNH memiliki ekstrakurikuler untuk mengembangkan

kemampuan atau potensi dirinya dengan santriwati mengikuti

ekstrakurikuler tersebut dengan sendirinya karakter tanggung jawab

akan terbentuk karena mereka akan bertanggung jawab terhadap

ekstrakurikuler yang mereka ikuti di pondok pesantren.

Ekstrakurikuler yang ada di pondok pesantren mendapat pelatiahan

dari OSNH yang bertanggung jawab, ustadz dan ustdazah yang

143
Rosidah, Dkk, “Character Development Strategis Through The Soft Skills Training To
Students For Job Readiness”, Journal Of Social Studies, Vol. 18, Nomor 2022, hlm 10.

116
membimbing di ekstra tersebut, bahkan mendapatkan pelatihan dari

orang yang berprofesional di bidang tersebut.

d) Mengadakan evaluasi secara berkala

Dengan melakukan evaluasi secara berkala OSNH maupun

pembimbing akan mengetahui sejauh mana program kerja setiap

bagain terlaksana dan belum terlaksana di organisasi, dan melalui

evaluasi yang dilakukan. Dengan mengadakan evaluasi secara berkala

membantu mengukur perkembangan karakter siswa dan

mengidentifikasi ranah yang perlu di tingkatkan. Dalam proses

evaluasi pentingnya untuk memberikan umpan balik yang konstruktif

kepada siswa dan melibatkan mereka dalam merencanakan tindakan

perbaikan. 144

OSNH di pondok pesantren selalu mengadakan evalusi 1 kali

dalam seminggu, 2 minggu sekali, dan mengadakan evaluasi 2 sampai

3 kali dalam 1 bulan baik sesama bagian, dengan dewan pengasuhan

maupun dengan pembimbing marhalah. Dengan melakukan evaluasi

secara berkala diharapkan OSNH dengan semaksimal mungkin dapat

menjadikan santriwati memiliki karakter yang bertanggung jawab

melaui kegiatan ekstrakurikuler dan pemberian contoh baik.

144
Thomas Lickona, Educating For Character: How Our Schools Can Teach Respect
And Responsibility, (Bantam, PT Bantam, 1992), hlm. 10-11.

117
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada bab ini penulis akan memaparkan kesimpulan dari jawaban

rumusan masalah yang ada di bab sebelumnya bahwa;

OSNH memiliki tugas dan fungsi dalam menjalankan perannya di

pondok pesantren terutama dalam membentuk karakter disiplin dan

tanggung jawab santriwati. Adapun tugas OSNH antara lain; membantu

mengkoordinir seluruh kegiatan, menyusun program kerja dan rencana

kegiatan, mengadakan kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan

karakter siswa dan mengelola sumber daya dan fasilitas sekolah. Dan

fungsi dari OSNH antara lain; sebagai wadah, pencegah dan sebagai

motivator.

Dalam pembentukan karakter disiplin dan tanggung jawab semua

bagian OSNH mempunyai strategi dalam pembentukan karakter

santriwati. Adapaun strategi dalam pembentukan karakter disiplin antara

lain; pembinaan secara ritin, sanksi atau konsekuensi dan memberikan

penghargaan. Dan strategi pembentukan karakter tanggung jawab antara

lain; memberikan contoh yang baik, mendorong partisifasi aktif siswa,

memberikan pelatihan keterampilan dan mengadakan evaluasi secara

berkala. Strategi yang dilakukan tersebut dilakukan berdasarkan tugas dan

fungsi dari OSNH.

118
B. Saran-Saran

Dalam skripsi ini penulis memberikan saran-saran yang sekiranya

bermanfaat untuk pondok pesantren, pengurus OSNH, dan peneliti

selanjutnya.

a. Untuk pondok pesantren

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pondok

pesantren Nurul Haramaian Putri NWDI Narmada, sebagai bahan

masukan agar kedepannya pondok pesantren Nurul Haramain lebih

baik lagi terutama dalam menumbuhkan karakter disiplin dan

tanggung jawab kepada santriwati melalui OSNH.

b. Untuk pengurus OSNH

Tugas dan fungsi OSNH di pondok pesantren sangat dibutuhkan

dalam menumbuhkan karakter santriwati, dengan adanya OSNH

diharapkan pengurus lebih bersemangat lagi dalam membina

santriwati karena OSNH telah diberikan kepercayaan dalam

mengemban amanah. OSNH diharapkan lebih tegas lagi dalam

menegakkan kedisiplinan dan tanggung jawab karena OSNH di

pondok sebagai rule model untuk santriwati.

c. Untuk peneliti selanjutnya

Peneliti berharap semoga penelitian ini dapat di jadikan bahan

acuan bagi peneliti selanjutnya dan dapat dikembangkan lagi

penelitian ini lebih detail, rinci dan comprehensive.

119
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Mu’ti , Pondok pesantren, Jakarta:Gema Insani Press, 2006.

Anwar Abu, “Karakteristik Pendidikan Dan Unsur-Unsur Kelembagaan

Di Pesantren”, Potensia, Vol. 2, Nomor 2, Desember 2016, hlm.

179.

Aisyah M. Ali, Pendidikan Karakter:Konsep dan Implementasinya.


Jakarta: Kencana, 2018.
Anam Mahrizal, “9 Ciri Khas Seorang Santri|Selamat Hari Santri”, dalam
https://www/kompasiana.com/mahrizal/5bcd56f4c112fe2d4e7e89
a5/9-ciri-khas-seorang-santri-selamat-hari-santri, diakses tanggal
21 November 2022, pukul 21.54.
B. Miles Matthew., dkk, Qualitative Data Analiysis A Methods
Sourcebook. Los Angeles: Sage Publications, 2014.
Bajuri Diding, “Analisis Kualitas Pelayanan Public Perangkat Desa
Padandon Kecamatan Kadipaten Kabupaten Majalengka”,
Cendikia, Vol. 6, Nomor 1, Januari-Juni 2013, hlm. 158.
Depdiknas, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun
2003 Tentang Organisasi Siswa Intra Sekolah, Jakarta:
Depdiknas, 2003.
Dienil M.S. Aminy, “ Kontribusi Pondok Pesantren Dalam Dinamika
Perubahan Social Keagamaan Dan Pendidikan Masyarakat Di
Pamekasan. Skripsi, Prograam Magister Studii Ilmu Agama Islam
Pascasarjana, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang 2018.
Djaali, Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta:Bumi Aksara, 2020.
Dewi Ratna, “ Kontribusi Pondok Pesantren Terhadap Perubahan Social
Masyarakat Di Pulau Bangka (Studi Pondok Pesantren Al-Islam
Kemuja Kecamatan Mendo Barat Kabupaten Nbangka)”,
Taushiyah, Vol. 15, Nomor 2, tahun 2020, hlm 6-8.

120
Dakir, Manajemen Pendidikan Karakter”Konsep Dan Implementasinya
Di Sekolah Dan Madrasah. Yoyakarta: K-Media, 2019.
Evanirosa, dkk, Metode Penelitian Kepustakaan:Library Research,
Bandung: Media Sains Indonesia, 2022.
Furqan Al, Konsep Pendidikan Islam Pondok Pesantren Dan Upaya
Pembenahannya. Padang: UNP Press, 2015.
Fitri Riska., dkk, “Pesantren DiIndonesia: Lembaga Pembentukan
Karakter”, Al-Urwatun Wutsqa, Vol. 1, Nomor 1, Juni 2022, hlm.
45.
Guru Belajar, Strategi Guru Dalam Membentuk Karakter Tanggung
Jawab Siswa”, dalam https://gurubelajar.id/strategi-guru-dalam-
membentuk-karakter-tanggung-jawab-siswa/, diakses tanggal 21
November 2022, pukul 10.10.
Hardianto, “Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Kegiatan Keagamaan
Lembaga Dakwah Kampus Universitas Mataram Tahun 2020.
Skripsi, FTK UIN Mataram, Mataram, 2020.
Hamzah Amir, Metode Penelitian Kualitatif: Rekontruksi Pemikiran
Dasar Serta Contoh Penerapan Pada Ilmu Pendidikan Sosial
Dan Humaniora. Malang: Literasi Nusantara, 2019.
Heli., dkk, “manajemen organisasi santri di pondok pesantren”, Isema,
Vol. 1, Nomor 1, Desember 2016, hlm. 8
Islami Fuji, “Problematika Guru Dalam Membentuk Karakter Peserta
Didik Di Mts Islamiyah Ciputat. Skripsi, FTK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2017.
Irawati Eva, “Peran Pondok Pesantren Dalam Pemembentukan Akhlak
Santri Di Pondok Pesantren Baitulkirom Desa Mulyosari
Kecamatan Tanjungsari. Skripsi, Institut Agama Islam Negeri
IAIN Metro, Matro, 2018.
Jannah Miftahul, “Metode Dan Strategi Pembentukan Karakter Religious
Yang Diterapkan Di Sdtq-T An Najah Pondok Pesantren Cindai

121
Alus Martapura”, Al-Madrasah, Vol. 4, Nomor 1, Juli-Desember
2019, hlm. 83-86.
Julaiha Siti., dkk, Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi Dalam
Pondok Pesantren. Bandung: Madia Sains Indonesia, 2022.
Kartika Ayu, “Penanaman Karakter Disiplin Dan Tanggung Jawab Siswa
Melalui Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar
Negeri 75 Kota Bengkulu. Skripsi, IAIN Bengkulu, Bengkulu,
2019.
Khairunisa Intan, “Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter”, dalam
https://www.academia.edu/8675733/indikator_keberhasilan_pend
idikan_karakter, diakses tanggal 21 November 2022, pukul 0.03.
Kurniawan Syamsul., dkk, Best Practive: Model, Inspirasi dan Catatan
Reflektif Character Building. Yogyakarta: Samudra Biru, 2019.
Muhammad Rifa’I, M.Pd, Manajemen Organisasi pendidikan, Malang

Jawa Timur: CV Humanis, 2019.

Ma’mur Jamal Asmani, Jihad Keilmuan Dan Kebangsaan Pesantren.


Yogyakarta: Ircisod, 2022.
Maryam St, “Peran Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Terhadap
Implementasi Nilai-Nilai Karakteristik Moral Pada Siswa Di
SMK Negeri 3 Takalar. Skripsi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan, UMM, Makasar, 2020, hlm. 19-20.
Miswanto, “Upaya Pesantren Dalam Membentuk Karakter Anak: Studi
Kasus Di Salafiyah Ula Islamic Center Bin Baz Karanggayam,
Piyungan, Bantul, Yogyakarta 2011/2012. Skripsi, Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, 2012.
M. Baralemba Adnan, Indahnya Ber-Aneka: Bahan Bacaan Untuk
Penunjang Penguatan Pendidikan Karakter. Yogyakarta:
Deepublish, 2018.

122
Muchaddam Achmad Fahham, Pendidikan Pesantren: Pola Pengasuhan,
pembentukan karakter, dan perlindungan anak. Jakarta: Publica
Institute, 2020.
Muchlis Indra Adnan, dan Prof. Dr. Sufian Hamim, Perilaku Organisasi

Dan Kepemimpinan, Yogyakarta: Trussmedia Grafika, 2015.

Mulyanah Enok., dkk, “Hubungan Keaktifan Berorganisasi Dengan


Prestasi Santri :Studi Kasus Ikatan Santri Putra Ponpes Nurul
Furqon”, Fikrah, Vol. 4, Nomor 2, Desember 2020.
Nurfajri, “Peran Osis Dalam Meningkatkan Partisipasi Siswa Dalam

Kegiatan Sekolah”, Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 3, Nomor 1,

hlm, 48-65.

Nasution Sangkot, “Pesantren: Karakteristik Dan Unsur-Unsur


Kelembagaan”, Tazkiya , Vol. 8, Nomor 2, Juli-Desember 2019,
hlm. 131.
Nugroho Agung, “Penanaman Karakter Disiplin Pada Siswa Sekolah
Dasar”, Fundadikdas, Vol. 3, Nomor 2, juli 2020, hlm. 93.
Nurhendrayani Henny, “Disiplin Di Rumah, Di Sekolah Di Masyarakat”,
dalam
http://pkbmdaring.kemdikbud.go.id/suka/content/read/artikel/52/d
isiplin-di-rumah-di-sekolah-dan-di-masyarakat, diakses tanggal
19 November 2022, pukul 23.36.
Nusrawati Titin Zayyanah, Wawancara, Narmada 19 November 2022.
Observasi, 15 Juni 2022.
Organisasi Siswa Intra Sekolah, dalam
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Organisasi_Siswa_Intra_Sekolah,
diakses tanggal 12 Desember 2022, pukul 22.59.
Puspita Sirotna Sari, dkk, “Pembentukan Karakter Tanggung Jawab
Siswa Pada Pembelajaran Daring Melalui Implementasi

123
Pendidikan Karakter”, Jurnal Kependidikan , Vol. 7, Nomor 1,
Maret 2021, hlm. 113.
Prastiwi Mahar , organisasi siswa intra sekolah atau osis, dalam
https://edukasi.kompas.com/read/2022/08/18/131734371/kenali-
sejarah-osis-fungsi-hingga-manfaatnya-bagi-
siswa?page=all&jxampid*vmnsid*other_jxampid*dFhjQIJNsV3h
fMDBYVHNRMzA0T0RZWExXNKQ5azU1b2NoUXZ3Q1dZw
lZINnLocWoxeEL2ZU0xdzZ2SzVxeV9QYw..#page2 , diakses
tanggal 12 Desember 2022, pukul 23:31.
Qadir Abd. Jailani., dkk “Pendidikan Pesantren Dalam Perspektif KH.
Abdurrahman Wahid”, Maharot, Vol. 1, Nomor 2, Juli-Desember
2017, hlm. 122-123.
Rahmat Nur., dkk, “Pembentukan Karakter Disiplin Siswa Melalui Guru
Kelas Di Sd Negeri 3 Rejosari Kabupaten Oku Timur”, JMKSP
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, Dan Strategi Supervise
Pendidikan, Vol. 2, Nomor 2, Juli-Desember 2017, hlm. 234-
235.
Rifa’i Abubakar, Pengantar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Suka-
Press, 2021.
Saiman Arifi, Diplomasi Santri. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2022.
Salwa Dara Afifah Abdurachman, “Peran Pendidikkan Pesantren Dalam
Pembentukan Karakter Santriwati Di Pondok Pesantren Daarut
Taqwa Juwiring Klaten Tahun Pelajaran 2020/2021. Skripsi,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, 2021.
Santoso Adelia Putri, “Manajemen Pembina Organisasi Siswa Intra
Sekolah (OSIS) Dalam Membentuk Karakter Kepemimpinan
Siswa Di UPT SMA Negeri 6 Palopo. Skripsi, Pascasarjana IAIN
Palopo, Palopo 2022.
Singestecia Regina., dkk, “Partisipasi Politik Masyarakat Tionghoa
Dalam Pemilihan Kepala Daerah Di Slawi Kabupaten Tegal”,

124
Unnes Political Science Journal, Vol. 2, Nomor 1, January 2018,
hlm. 6.
Sukatin, dkk, Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Deepublish, 2020.
Santrock, J. W, Educational psychology, New York: McGraw-Hill, 2011.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, Dan R&D, Bandung:
Alfabeta, 2019.
Syauqiyyatus Uky Su’adah, Pendidikan Karakter Religious: Strategi
Tepat Pendidikan Agama Islam Dengan Optimalisasi Masjid.
Surabaya: Global Aksara Pres, 2021.
Sugiana Aset, “Penanaman Nilai Karakter Disiplin Dan Tanggung Jawab
Di Smk Sthika Palembang”, Jurnal PAI Raden Fatah, Vol. 1,
Nomor 1, Januari 2019, hlm. 113.
Syahrul Ilham Jiwandono, “Permainan Tradisional Sebagai Upaya
Meningkatkan Karakter Disiplin Dan Jujur Mahasiswa
Pendidikan Guru Sekolah Dasar”, Inventa, Vol. 4, Nomor 1,
Maret 2020.
Takdir Mohammad, Moderasi Kurikulum Pesantren. Yogyakarta:
Ircisod, 2018.
Tri Muhammad Ramdhani, M/Pd.I., dkk, Manajemen Pondok Pesantren
Dalam Menghadapi Pendidikan New Normal. Yogyakarta: K-
Media, 2021.
Toni Indra Anggrio, “Peran Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
Dalam Membentuk Karakter Siswa Di SMK Negeri 2 Salatiga”
Satya Widya, Vol. 35, Nomor 1, Juni 2019, hlm. 56.
Umayah Siti, “Kontribusi Pondok Pesantren Dalam Membentuk Karakter
Santri Di Pondok Pesantren Darul Muqomah Sumedang Sari Oku
Timur. Skripsi, Uin Raden Intan Lampung, Lampung, 2021.
Umbas Michael, Solusi Jokowi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2014.
Umuar Sidiq, “Organisasi Pembelajaran Pada Pondok Pesantren Di Era
Global”, Cendekia, Vol, 12, Nomor 1, Juni 2014, hlm. 123-124.

125
Wulan Retno Ngingrum., dkk, “Faktor-Faktor Pembentukan Karakter
Disiplin Dan Tanggung Jawab Dalam Ekstrakurikuler Pramuka”,
Prakarsa Paedagogia, Vol. 3, Nomor 1, Juni 2020, hlm.114
Yekti Priska Mitayani, “Tingkat Karakter Tanggung Jawab Siswa: Studi
Deskriptif Pada Siswa Kelas VIII SMP Santo Aloysius Turi
Tahun Ajaran 2018/2019 Dan Implikasinya Pada Usulan Topik-
Topik Bimbingan Pribadi. Skripsi, Fkdip, Universitas Dharma
Yogyakarta. Yogyakarta, 2019.
Yona Novi Sidratul Munti., dkk, “Analisis Dampak Perkembangan
Teknplogi Informasi Dan Komunikasi Dalam Bidang
Pendidikan”, Jurnal Pendidikan Tambusi, Vol. 4, Nomor 2, tahun
2020, hlm. 1802-1803.
Yoga I Putu Purandina., dkk, Membangun Pendidikan Karakter.
Sumatera Barat: Global Eksekutif Teknologi, 2022.
Yunanda, “Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan
Pembelajaran Kurikulum Merdeka”dalam “https://bu
ku.yunandracenter.com/produk/kepmendikbudristek-no-56-tahun-
2022-pedoman-penerapan-kurikulum-dalam-rangka-pemulihan-
pembelajaran-kurikulum-merdeka/, diakses tanggal 12 September
2022, pukul 16.12.
Zahara Riga Nuraini., dkk, “Analisis Karakter Tanggung Jawabsiswa
Sekolah Dasar Dalam Pembelajarn Daring”, Cakrawala Pendas,
Vol. 8, Nomor 1, Januari 2022, hlm. 219.
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter : Konsep Dan Aplikasinya Dalam
Lembaga Pendidikan. Jakarta: Penerbit Kencana Media Group,
2011.

126
Lampiran 2: Program Kerja Organisasi Santriwati Nurul Haramain (OSNH)

a. Program Kerja Ketua

1) Mengoordinir kinerja semua bagian

2) Mengadakan perkumpulan dengan seluruh pengurus OSNH satu kali

dalam sepekan yaitu pada Kamis malam pukul 21.00 WITA

3) Mengadakan perkumpulan dengan Ketua Rayon satu kali dalam

sepekan

4) Mengadakan forum diskusi karya ilmiah untuk pengurus OSNH dua

kali dalam sepekan

5) Mengadakan diskusi terbuka antar pengurus OSNH dengan

santriwati minimal dua kali dalam satu periode

6) Mengadakan perkumpulan antara pengurus OSNH dengan Dewan

asatidz/ustadzah pembimbing satu kali dalam sebulan

7) Mengadakan kunjungan dan berusaha menghadiri undangan-

undangan dari lembaga pendidikan lain

8) Mengadakan pelatihan kepemimpinan untuk pengurus OSNH dan

pengurus rayon satu kali dalam satu periode

9) Memberikan tata tertib tertulis yang telah disahkan oleh Dewan

Pengasuhan dan Pimpinan Pondok kepada seluruh wali santriwati

10) Mengadakan study banding untuk pengurus OSNH

11) Mengoordinir semua kegiatan ekstrakulikuler yang telah tersedia dan

memaksimalkan sarana dan prasarana kegiatan tersebut

127
12) Mengadakan perkumpulan antar pengurus OSNH dengan pengurus

rayon minimal 2 kali dalam 1 periode

13) Bekerjasama dengan bagian-bagian lain

14) Berkonsultasi dengan pembimbing.

15) Membuat laporan pertanggungjawaban satu kali dalam sebulan dan

menyerahkannya kepada Dewan Pengasuhan

16) Menyusun matriks program kerja OSNH

b. Program Kerja Sekretaris

1) Mendata santriwati perkamar, perkelas, perkonsulat, dan perayon

satu kali dalam satu bulan

2) Mendata keluar masuknya surat dan buku-buku kegiatan 1 kali

dalam sebulan serta mendokumentasikannya

3) Membuat notulen rapat pada setiap perkumpulan OSNH

4) Membuat absensi per rayon satu kali dalam satu bulan

5) Berkonsultasi dengan pembimbing

6) Bekerjasama dengan bagian – bagian lain

7) Membuat laporan pertanggungjawaban satu kali dalam satu bulan

dan menyerahkannya ke Dewan Pengasuhan

c. Program Kerja Bendahara

1) Mengadakan pelatihan tata buku dan microsoft excel untuk setiap

bendahara bagian OSNH

2) Mengoordinir keluar-masuknya uang OSNH

128
3) Memeriksa buku bendahara setiap bagian satu kali dalam sepekan

yaitu pada hari sabtu malam

4) Mengoordinir santriwati untuk menabung di Mini Bank

5) Memberikan penghargaan kepada santriwati yang paling rajin

menabung

6) Bekerjasama dengan bagian-bagian lain

7) Berkonsultasi dengan pembimbing

8) Membuat laporan pertanggungjawaban satu kali dalam sebulan dan

menyerahkannya kepada Dewan Pengasuhan.

d. Program Kerja Bagian Keamanan

1) Membantu Pimpinan Pondok dan Ketua OSNH dalam hal Keamanan

2) Mengadakan perpindahan kamar minimal 1 kali dalam 1 periode

3) Mengadakan pemeriksaan pakaian dan perlengkapan santriwati

sewaktu-waktu

4) Mengadakan pengabsenan wajib sebelum dan sesudah perpulangan

5) Meningkatkan keamanan kamar disetiap rayon

6) Mewajibkan santriwati meminta kartu perizinan kepada dewan

pengasuhan ketika keluar pondok dan membayar uang perizinan ke

keamanan OSNH

7) Mewajibkan santriwati menggunakan pakaian wajib setiap

perpulangan dan keluar pondok

8) Membatasi jam belajar malam sampai pukul 22.00 WITA dan

mengontrolnya

129
9) Mewajibkan santriwati memakai pakaian syar’i dengan ketentuan

sebagai berikut :

a. Baju longgar satu kepal diatas lutut

b. Rok yang menutupi mata kaki

c. Jilbab dengan ukuran minimal 115cm

10) Melarang santriwati untuk membawa dan memakai perhiasan baik

emas, perak, dan apapun jenisnya kecuali anting

11) Mengadakan pemeriksaan rambut sewaktu-waktu dan menindak

santriwati yang memotong rambut diatas bahu, bermodel dan

mewarnainya

12) Menindak santriwati yg melanggar disiplin Bagian Keamanan

13) Menindak santriwati yang berbelanja kepada penjual selain yang

ditentukan oleh pondok tanpa seizin bagian keamanan

14) Memperbolehkan santriwati memakai celana olahraga pada hari ahad

dari pukul 06.00- 12.00 WITA dan diwaktu tertentu

15) Memperbolehkan santriwati membawa baju main maksimal 8 stel

16) Menindak santriwati yg saling pinjam meminjam pakaian

17) Menindak santriwati yg berdandan secara berlebihan

18) Mengoordinir pembuatan papan nama seluruh santriwati per

angkatan dengan warna-warna yg telah ditentukan minimal 1 kali

dalam 1 periode

19) Menindak santriwati yg mandi berdua atau lebih

130
20) Menindak santriwati yg menemui tamu diluar pondok dan diluar

kunjungan

21) Menindak santriwati yg tidur menggunakn baju dalam dan celana

pendek

22) Melarang santriwati menggunakan jilbab transparan dan pendek

seperti, saudia, rawis, dll.

23) Mewajibkan santriwati menggunakan ciput

24) Melarang dan menindak santriwati yg melipat lengan baju

25) Mewajibkan ketua dan kemanan rayon untuk memiliki buku catatan

evaluasi

26) Mengadakan perkumpulan dengan keamanan rayon sekali dalam dua

pekan

27) Mewajibkan santri putra yang berkunjung ke pondok putri untuk

melapor ke pengasuhan dan Bagian Keamanan OSNH

28) Mengadakan pengabsenan wajib sebelum tidur di masing – masing

rayon

29) Mewajibkan pengurus rayon mengunci kamar ketika ke sekolah,

pada waktu – waktu tertentu dan mengontrolnya

30) Mewajibkan santriwati untuk menggunakan papan nama sesuai

dengan ketentuan

31) Melarang santriwati menggunakan pakaian berwarna mencolok

32) Memperbolehkan santriwati menggunakan jasa penatu/binatu diluar

pondok dengan seizin Bagian Keamanan OSNH

131
33) Membatasi warna jilbab santriwati sebanyak 4 warna yaitu: putih,

coklat, krem, dan hitam

34) Mengadakan discipline contest minimal 3 kali dalam 1 periode

35) Melarang santriwati menggunakan kaos kaki pendek dan

menindaknya

36) Mewajibkan santriwati menggunakan topi jilbab ke sekolah, pada

acara-acara tertentu dan keluar pondok

37) Bekerja sama dengan bagian-bagian lain

38) Membuat laporan pertanggung jawaban setiap satu kali

dalamsebulan dan diserahkan kepada Dewan Pegasuhan.

39) Memperbolehkan santriwati membuat baju persatuan dengan syarat

dan ketentuan tertentu

40) Meminimalisasi penjengukan santriwati maksimal 2 kali dalam

sebulan

41) Menindak santriwati yang tidak menggunakan papan nama dan

saling tukar menukar

42) Menyediakan kotak lost and found serta papan pengumuman di

setiap rayon

43) Membuat grafik prestasi dan pelanggaran

44) Mewajibkan santriwati menggunakan kaos kaki setiap hari

penjengukan yaitu pada hari jum’at dan Ahad

45) Mengaktifkan penggunaan jilbab pelanggaran

132
46) Menindak santriwati yang menggunakan kawat gigi fashion dan

diamond.

e. Program Kerja Bagian Pendidikan Dan Pengajaran

1) Mengadakan Morning Puzzle sekali dalam dua pekan.

2) Mengadakan latihan Muhadharoh dua kali sepekan.

3) Mengadakan kursus murotal satu kali dalam sepekan.

4) Mengadakan pengajian sekali dalam sepekan

5) Menganjurkan santriwati untuk melaksanakan sholat duha, rawatib,

tahajjud, dan sholat sunnah lainnya

6) Mengadakan sholat sunnah tasbih minimal satu kali dalam satu

periode

7) Mengadakan lomba pidato, menghafal al-Qur’an dan hadist minimal

satu kali dalam satu periode.

8) Mengadakan musyrifah satu kali dalam dua pekan yaitu pada sabtu

malam.

9) Menganjurkan santriwati untuk menghafal Al Qur’an dan merekrut

anggota tahfidzul Qur’an

10) Mewajibkan santriwati memiliki al-Qur’an, hizib, al-barzanji, dan

kitab kajian lainnya

11) Menindak santriwati yang menaruh al-Qur’an, hizib, al-barzanji dan

kitab kajian lainnya di sembarang tempat

12) Mengharuskan santriwati membaca hizib atau al-barzanji pada Ahad

malam

133
13) Memperingati hari-hari besar Islam

14) Mengoordinir santriwati yang tidak shalat dan mengontrolnya

15) Mewajibkan santriwati menggunakan seragam lengkap ke sekolah

16) Menindak Santriwati yang menggunakan pakaian seragam maupun

pakaian shalat di luar jamnya

17) Mewajibkan santriwati membawa buku kemana-mana

18) Mewajibkan santriwati untuk memiliki buku tulis pidato

19) Menindak santriwati yang tidur setelah shalat Subuh

20) Menindak santriwati yang makan dan minum sambil berdiri

21) Menyediakan kotak amal di tempat-tempat tertentu

22) Membuat grafik pelanggaran satu kali dalam satu bulan

23) Menindak santriwati yang melanggar bagian pendidikan dan

pengajaran

24) Mengadakan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) satu kali dalam

satu periode

25) Membaca nazom sebelum shalat magrib, pada kamis sore

26) Mewajibkan santriwati membawa mukenah kesekolah bagi yang

solat

27) Mengadakan perkumpulan wajib dengan bagian pendidikan dan

pengajaran rayon satu kali dalam dua pekan

28) Mengadakan pemeriksaaan akbar perlengkapan salat dan kitab –

kitab lainnya sewaktu – waktu

134
29) Memperbolehkan santriwati menggunakan mukenah parasut yang

tidak transparan pada jam sekolah dengan ketentuan warna dongker

dan coklat

30) Bekerjasama dengan bagian – bagian lainnya

31) Membuat laporan pertanggungjawaban setiap satu kali dalam

sebulan dan diserahkan kepada pembimbing dan Dewan Pengasuhan

32) Mewajibkan santriwati memakai ciput pada waktu solat

33) Mewajibkan santriwati menghafal Asmaul Husna dan membacanya

setelah membaca Al- qur’an

34) Mewajibkan santriwati menggunakan dalaman rok ketika keluar

pondok pada acara tertentu bagi yang solat

35) Mengadakan hiziban akbar 1 kali dalam 2 bulan

36) Membentuk dan merekrut anggota hadroh.

f. Program Kerja Bagian Penggerak Bahasa

1) Mewajibkan seluruh santriwati memiliki buku tulis kosa kata dan

panduan bahasa serta memeriksanya sewaktu-waktu

2) Menindak santriwati yang meninggalkan buku tulis kosa kata atau

buku panduan bahasa di sembarang tempat

3) Merawat dan menambah pamphlet di sekitar pondok bila dipandang

perlu

4) Memberi kosa kata setiap hari kecuali hari-hari tertentu

5) Menindak santriwati yang melanggar peraturan bagian bahasa

135
6) Mengadakan kursus bahasa Arab dan bahasa Inggris bagi santriwati

baru

7) Memutar film atau video berbasis Bahasa secara terjadwal

8) Mengadakan ujian kosakata bagi santriwati dua kali dalam sebulan

9) Membuat papan pengumuman prestasi dan pelanggaran satu kali

dalam sebulan

10) Memberi gelar language town atau madinatul lughah kepada rayon

yang aktif berbahasa satu kali dalam tiga bulan

11) Membuat laporan pertanggungjawaban satu kali dalam sebulan dan

diserahkan kepada Dewan Pengasuhan

12) Mengadakan perbaikan bahasa sewaktu-waktu

13) Megadakan lomba berbasis bahasa sewaktu-waktu

14) Merekrut anggota LIT (Language Improvement Team)

15) Mengadakan “smart contest, debate and language show” minimal

satu kali dalam satu periode

16) Menerbitkan majalah dinding berbahasa Arab dan Inggris minimal

tiga kali dalam satu periode

17) Meyusun kosakata tahunan dan mendokumentasikannya

18) Mengadakan ujian kosa kata akbar bagi seluruh santriwati minimal

dua kali dalam satu periode

19) Berkonsultasi dengan pembimbing

20) Bekerjasama dengan bagian-bagian lain.

136
g. Program Kerja Bagian Bersih Lingkungan

1) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang berkenaan dengan

kebersihan

2) Mewajibkan setiap rayon dan kelas untuk memiliki alat-alat

kebersihan

3) Menyita pakaian yang jatuh di jemuran sewaktu – waktu

4) Menganjurkan seluruh santriwati untuk menjemur alat tidur sekali

dalam sepekan per rayon

5) Mengadakan lomba kebersihan antar rayon dan antar kelas minimal

2 kali dalam satu periode

6) Memberikan penghargaan sewaktu – waktu bagi santriwati yang

peduli terhadap kebersihan dan lingkungan

7) Menganjurkan anggota rayon yang piket kamar mencuci bak sampah

sebelum tidur

8) Melarang santriwati yang piket pagi pergi ke pasar

9) Mewajibkan santriwati yang piket menggunakan rompi bolisah

10) Mengadakan perkumpulan dengan Bagian Bersih Lingkungan rayon

dan ketua kelas sekali dalam dua pekan

11) Mendata dan merawat alat-alat bagian bersih lingkungan minimal

sekali dalam sebulan

12) Mengadakan pemeriksaan kuku dan rambut sewaktu – waktu

13) Mengadakan pembersihan akbar di luar pondok minimal satu kali

dalam 1 periode

137
14) Mengadakan pembersihan umum setiap hari Ahad

15) Memberi sanksi pada santriwati yang melanggar peraturan bagian

bersih lingkungan

16) Membuat tempat khusus untuk peralatan bagian bersih lingkungan

17) Melarang santriwati menjemur pakaian di sembarang tempat

18) Menindak santriwati yang tidak memungut barangnya yang

berserakan dimana-mana

19) Berkonsultasi dengan pembimbing

20) Menyita pakaian santriwati yang dijemur tidak menggunakan hanger

kecuali barang-barang tertentu

21) Mengadakan bazar pakaian sewaktu-waktu

22) Membantu membersihkan tungku Osamtu (Olah Sampah sampai

Tuntas)

23) Melarang santriwati yang piket malam kembali ke kamarnya

24) Mewajibkan santriwati membuang sampah yang ada di rayonnya

pada pukul 17.00 WITA

25) Membuat laporan pertanggung jawaban setiap satu kali dalam

sebulan dan diserahkan kepada dewan pengasuhan

26) Bekerjasama dengan bagian-bagian lain

27) Menerapkan sistem tempat menjemur pakaian antar rayon

h. Program Kerja Bagian Kesehatan

1) Mengontrol santriwati yang sakit

2) Menyediakan obat-obatan bagi santriwati yang sakit

138
3) Menindak santriwati yang berpura-pura sakit

4) Merawat, menambah dan memanfaatkan apotek hidup

5) Mewajibkan santriwati yang piket pagi untuk mengambil nasi tiga

kali sehari bagi santriwati yang sakit

6) Menyediakan kartu keterangan sakit untuk santriwati yang sakit

7) Menganjurkan santriwati untuk berbekam

8) Membawa santriwati ke puskesmas bila dipandang perlu

9) Menghubungi wali dari santriwati yang akan dirawat inap

10) Memberikan surat rekomendasi pulang bagi santriwati yang sakit

11) Mengadakan pengecekan golongan darah bagi santriwati

12) Menganjurkan santriwati untuk meminum obat cacing

13) Mengadakan penyuluhan kesehatan minimal satu kali dalam satu

periode

14) Menyelenggarakan donor darah minimal satu kali dalam satu

periode

15) Mengadakan perkumpulan dengan bagian kesehatan rayon satu kali

dalam sepekan

16) Merekrut anggota PMR dan mengadakan pelatihan

17) Mengadakan pelatihan kesehatan untuk bagian kesehatan OSNH

minimal satu kali dalam satu periode

18) Menyediakan ruanganuntuk santriwati yang sakit

19) Berkonsultasi dengan pembimbing

139
20) Membuat laporan pertanggung jawaban satu kali dalam sebulan

dan diserahkan kepada Dewan Pengasuhan

21) Bekerjasama dengan bagian-bagian lain

22) Menyediakan kotak P3K di setiap rayon

i. Program Kerja Bagian Olahraga

1) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang berkenaan dengan

olahraga

2) Menganjurkan santriwati berolahraga setiap hari

3) Mewajibkan santriwati berolahraga pada Ahad pagi

4) Mengadakan senam dan lari pagi untuk seluruh santriwati

5) Membuat laporan pertanggungjawaban satu kali dalam sebulan dan

diserahkan kepada Dewan Pengasuhan

6) Membuat grafik prestasi dan pelanggaran satu kali dalam 3 bulan

7) Mengadakan jalan sehat minimal satu kali dalam satu periode

8) Mengadakan perlombaan sewaktu-waktu

9) Menambah alat-alat olahraga bila dipandang perlu

10) Menindak santriwati yang menggunakan peralatan bagian olahraga

tanpa seizin Bagian Olahraga

11) Memberikan penghargaan bagi santriwati yang rajin berolahraga

12) Menindak santriwati yang melanggar disiplin Bagian Olahraga

13) Mewajibkan santriwati menggunakan pakaian olahraga lengkap

pada Ahad pagi

14) Berkonsultasi dengan pembimbing

140
15) Menganjurkan santriwati untuk memiliki alat – alat olahraga

16) Merekrut anggota ekstrakulikuler bidang olahraga

17) Bekerjasama dengan bagian-bagian lain.

j. program kerja bagian kesenian

1) Mengadakan kursus-kursus dan mengevaluasinya sewaktu-waktu

2) Menganjurkan santriwati untuk memiliki alat-alat kesenian

3) Merawat, menata dan menambah peralatan Bagian Kesenian bila

dipandang perlu

4) Melarang santriwati menggunakan alat Bagian Kesenian tanpa izin

5) Menganjurkan santriwati untuk mengikuti kegiatan-kegiatan

Bagian Kesenian

6) Membentuk Nurul Haramain Art Community (NHAC)

7) Mengoordinasi santriwati yang latihan kesenian diluar pondok

8) Mengunjungi tempat-tempat karya seni di luar pondok minimal

satu kali dalam satu periode

9) Mengadakan pameran dan bazar karya seni minimal dua kali dalam

satu periode

10) Mengadakan perlombaan seni bagi santriwati minimal dua kali

dalam satu periode

11) Mewajibkan setiap bagian OSNH membuat karya seni minimal dua

kali dalam satu periode dan menyerahkannya ke bagian Kesenian

12) Membuat souvenir khas Nurul Haramain

13) Mengadakan Nurul Haramain Marching Band Contest

141
14) Mengadakan Art Show minimal satu kali dalam satu periode

15) Membuka jasa salon di setiap acara besar pondok bila di pandang

perlu

16) Mengundang seniman minimal satu kali dalam satu periode

17) Membentuk teater islam nurul haramain

18) Melarang santriwati menggunakan jasa salon kecantikan di luar

pondok tanpa seizin bagian kesenian

19) Membuat laporan pertanggungjawaban satu kali dalam sebulan dan

diserahkan pada Dewan Pengasuhan

20) Berkonsultasi dengan pembimbing

21) Bekerjasama dengan bagian-bagian lain

22) Mengadakan pelatihan kaligrafi dan menulis indah bagi santriwati

k. Program Kerja Bagian Dapur

1) Membuat tata tertib di dapur dan menindak santriwati yang

melanggar tata tertib Bagian Dapur

2) Melarang santriwati memakai alat-alat dapur tanpa izin

3) Mewajibkan santriwati memiliki alat-alat makan

4) Memeriksa peralatan makan santriwati satu kali dalam sebulan.

5) Menyediakan posko-posko pengambilan makanan berbuka dan

sahur untuk santriwati pada bulan Ramadhan

6) Menyiapkan makan sahur dan minuman berbuka bagi santriwati

yang berpuasa sunnah

142
7) Menyediakan buah dan susu untuk santriwati satu kali dalam

sepekan

8) Mewajibkan santriwati untuk makan tiga kali sehari

9) Membantu ibu dapur dalam urusan dapur

10) Mengadakan lomba minimal satu kali dalam satu periode

11) Mengaktifkan kartu puasa bagi santriwati yang berpuasa sunah

12) Memberikan penghargaan bagi santriwati yang rajin berpuasa

sunah satu kali dalam satu periode

13) Berkonsultasi dengan pembimbing

14) Mengontrol santriwati yang makan di dapur

15) Membuat laporan pertanggungjawaban satu kali dalam sebulan dan

diserahkan pada Dewan Pengasuhan

16) Bekerjasama dengan bagian-bagian lain

Tata Tertib Bagian Dapur

a. Mewajibkan santriwati menjaga kebersihan dapur

b. Santriwati dilarang membuang nasi dan lauk

c. Santriwati dilarang meletakkan alat makan di sembarang tempat

d. Santriwati dilarang mengambil nasi satu piring berdua atau lebih

e. Santriwati harus tertib ketika mengambil nasi

f. Santriwati dilarang masuk dapur kecuali Bagian Dapur

g. Santriwati harus makan tepat waktu

143
Jadwal Waktu Makan

a. Pagi : 06.00 - 07.00WITA

b. Siang : 13.00 - 13.30 WIT

c. Malam : 20.00 - 20.40 WITA

l. Program Kerja Bagian Penerimaan Tamu

1) Mengoordinasi dan mendata tamu yang datang ke pondok

2) Menyediakan pakaian pelengkap bagi tamu yang tidak berbusana

muslim

3) Melengkapi sarana dan prasarana Bagian Penerimaan Tamu

4) Menghubungi dewan pengasuhan apabila ada tamu yang menginap

5) Mengharuskan santri yang berkunjung ke putri untuk menyerahkan

kartu rekomendasi ke Bagian Penerimaan Tamu

6) Melarang Santriwati duduk di ruang tamu, kecuali yang piket dan

memiliki kepentingan

7) Membuat jadwal piket Bagian Penerimaan Tamu di ruang tamu dan

posko yang telah ditentukan

8) Memberikan kartu izin berkunjung untuk santriwati yg akan ke

Nurul Haramain Putra

9) Membuat tata tertib tamu

Tata tertib tamu :

 Dilarang masuk ke asrama santriwati kecuali dalam keadaan darurat

dan menggunakan kartu rekomendasi

144
 Menyerahkan Kartu Wali Santriwati kepada Bagian Penerimaan

Tamu

 Waktu berkunjung :

 Ahad pukul : 10.00 – 17.30 WITA

 Senin – Sabtu pukul : 16.00 – 17.30 WITA

 Wajib berbusana muslim

 Lokasi pengunjungan hanya diperbolehkan di :

 Depan Alighar

 Depan Lab

 Masjid

 Aula

 Berugak

 Dilarang meminjamkan HP kepada wali santriwati dengan alasan

apapun

 Dilarang menawarkan jasa apapun di dalam pondok

 Memarkirkan kendaraan pada tempat yang telah ditentukan

10) Berkonsultasi dengan pembimbing

11) Membuat laporan pertanggungjawaban satu kali dalam sebulan dan

diserahkan kepada Dewan Pengasuhan

12) Bekerjasama dengan bagian – bagian lain

13) Santriwati hanya boleh dijenguk 2 kali dalam sebulan.

145
m. Program Kerja Bagian Pers Dan Jurnalistik

1) Menambah tim CDKD bila dipandang perlu

2) Membuat ID Card untuk tim inti pers dan jurnalistik

3) Mengadakan rapat redaksi satu kali dalam dua pekan

4) Menerbitkan majalah dinding pers dan jurnalistik serta

mempublikasikannya satu kali dalam dua pekan

5) Mengadakan lomba menulis antar santriwati minimal satu kali

dalam satu periode

6) Mengadakan pameran majalah dinding 3 dimensi dan

melombakannya minimal satu kali dalam satu periode

7) Menganjurkan setiap rayon untuk membuat majalah dinding

8) Melarang santriwati merusak keindahan majalah dinding

9) Mengadakan pelatihan corel draw dan photoshop bagi tim pers dan

jurnalistik

10) Mengadakan lomba majalah dinding antar kelas minimal satu kali

dalam satu periode

11) Mendokumentasikan karya tulis santriwati

12) Mengadakan pelatihan jurnalistik tingkat dasar (PJTD) untuk tim

pers sekali dalam satu periode

13) Memberikan penghargaan bagi santriwati yang aktif dalam

membuat karya tulis

14) Mengadakan lomba menulis naskah drama

15) Mengembangkan HPL (Haramain PaperLess Learning)

146
16) Menerbitkan MAJASTI (Majalah Santriwati) minimal satu kali

dalam satu periode

17) Membuat laporan pertanggung jawaban satu kali dalam sebulan

dan diserahkan kepada dewan pengasuhan

18) Bekerjasama dengan bagian – bagian lain.

n. Program Kerja Bagian Pramuka

1) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang berkenaan dengan

kepramukaan

2) Menyediakan perlengkapan pramuka bagi santriwati

3) Menindak santriwati yang melanggar peraturan Bagian Pramuka

4) Mengadakan latihan pramuka setiap hari Jum’at dan ke luar

pondok bila dipandang perlu

5) Mewajibkan seluruh santriwati untuk menggunakan seragam

pramuka lengkap minimal kacu + ring setiap latihan pramuka

6) Berusaha menghadiri setiap undangan kepramukaan

7) Mengadakan pramuka kreasi minimal satu kali dalam satu periode

8) Mendata peralatan pramuka satu kali dalam sebulan

9) Mengadakan perkemahan Sabtu Minggu minimal tiga kali dalam

satu periode

10) Membuat laporan pertanggungjawaban satu kali dalam sebulan dan

diserahkan kepada Dewan Pengasuhan

11) Merekrut regu dan sangga inti

12) Mengadakan perkemahan rutin satu kali dalam satu periode

147
13) Menganjurkan santriwati memiliki buku saku, mengisi SKU,

mengikuti ujian SKK dan mengadakan pelantikan

14) Memberikan penghargaan bagi santriwati yang paling rajin mengisi

SKU

15) Mengadakan lomba kepramukaan minimal satu kali dalam satu

periode

16) Mengadakan Nurul Haramain Scout Camp Competation For Girls

17) Mengadakan penjelajahan dan hiking minimal satu kali dalam satu

periode

18) Membentuk kelompok latihan kepramukaan

19) Mengadakan pendidikan dasar “Saka Bahari, Saka Kalpataru, Dan

Saka Dirgantara”

20) Merekrut anggota CaPas (Calon Paskibra)

21) Mengadakan perkumpulan antar pembimbing dan bagian pramuka

minimal sekali dalam sebulan

22) Bekerjasama dengan bagian – bagian lain

23) Mengadakan pelatihan orientasi wajib bagi pengurus OSNH

24) Mewajibkan seluruh santriwati untuk memiliki alat – alat

kepramukaan.

o. Program Kerja Bagian Perpustakaan

1) Menganjurkan seluruh santriwati untuk menjadi pengunjung

perpustakaan

148
2) Mendata, mengklasifikasi dan mengoordinir buku-buku

perpustakaan

3) Mendata santriwati yang berkunjung ke perpustakaan

4) Melarang santriwati menghilangkan atau merusak buku perpustakan

5) Membuat tata tertib Bagian Perpustakaan

Tata Tertib Bagian Perpustakaan

Setiap pengunjung wajib:

a. Menaati tata tertib perpustakaan

b. Menjaga kebersihan dan keamanan

c. Menaruh buku ketempat semula

d. Mengembalikan buku perpustakaan yang telah dipinjam

e. Dilarang membawa tas ke dalam ruang perpustakaan

f. Dilarang membawa makanan atau minuman

g. Dilarang membuat kegaduhan di ruang perpustakaan

6) Merekrut asisten bagian perpustakaan

7) Membuat rumah sakit buku

8) Mengubah tata ruang perpustakaan sewaktu – waktu

9) Berkunjung ke perpustakaan luar sewaktu – waktu

10) Menambah koleksi buku perpustakaan

11) Menyediakan buku – buku yang berkaitan tentang pendidikan,

motivasi, dan buku bacaan lainnya

12) Mengadakan lomba resensi buku dan membaca cepat bagi

santriwati minimal satu kali dalam satu periode

149
13) Membuat laporan pertanggung jawaban satu kali dalam sebulan

dan diserahkan kepada dewan Pengasuhan

14) Mengadakan bedah buku minimal empat kali dalam satu periode

15) Mengadakan razia buku sewaktu – waktu

16) Mengadakan gerakan wakaf buku

17) Mengadakan kunjungan ke toko buku bagi santriwati sewaktu -

waktu

18) Berkonsultasi dengan pembimbing

19) Bekerja sama dengan bagian-bagian lain

20) Memberikan penghargaan kepada santriwati yang sering

berkunjung ke perpustakaan

21) Memeriksa buku – buku perpustakaan ke setiap kelas pada waktu

pulang sekolah.

p. Program Kerja Bagian Kewirausahaan

1) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang berkaitan dengan

Kewirausahaan

2) Melarang santriwati menggunakan peralatan kewirausahan tanpa

izin

3) Bekerja sama dengan bagian kesenian dalam mengumpulkan karya

– karya santriwati dan mengadakan pameran atau bazar sewaktu –

waktu

4) Menyediakan jasa travel

5) Mengoordinasi tour santriwati

150
6) Membuat laporan pertanggungjawaban setiap satu bulan sekali dan

diserahkan kepada Dewan Pengasuhan

7) Mengadakan bakery contest minimal satu kali dalam satu periode

8) Berkonsultasi dengan pembimbing

9) Bekerjasama dengan bagian – bagian lain

10) Berkunjung ke haramain bakery sekali dalam dua pekan

11) Mengikuti acara bazar yang diadakan diluar pondok.

q. Program Kerja Bagian Informasi Dan Teknologi

1) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang berkaitan dengan

teknologi dan informasi

2) Menjaga kebersihan Laboratorium Komputer beserta peralatan yang

ada didalamnya

3) Melarang santriwati menyalahgunakan dan merusak fasilitas

Laboratorium Komputer

4) Melarang santriwati masuk atau membawa Fasilitas Laboratorium

Komputer tanpa izin

5) Memberikan stiker identitas pada setiap laptop santriwati

6) Mewajibkan santriwati yang membawa ataupun memulangkan

laptop untuk mendaftarkan identitasnya kepada bagian Informasi dan

Teknologi

7) Melarang santriwati menaruh laptop, penyimpanan data eksternal

dan charger disembarang tempat

8) Menjadwalkan penggunaan laptop santriwati serta mengontrolnya

151
Tata tertib waktu penggunaan laptop

a. Rabu :16.15–17.30 WITA

b. Ahad :10.00–21.30 WITA

9) Mengatur tempat penggunaan dan penyimpanan laptop santriwati

10) Memfasililitasi santriwati untuk mengakses internet dengan alasan

tertentu

11) Mengadakan pemeriksaan laptop dan penyimpanan data eksternal

minimal satu kali dalam sebulan

12) Mendata semua inventaris Laboratorium Komputer dan

mengeceknya minimal satu kali dalam sebulan

13) Membuat laporan pertanggung jawaban satu kali dalam satu bulan

dan diserahkan kepada Dewan Pengasuhan

14) Mengadakan lomba typing master minimal satu kali dalam satu

periode

15) Melarang serta mengontrol santriwati yang mengunggah foto,

video, dan status yang tidak sopan di media sosial

16) Menganjurkan santriwati memiliki g-mail

17) Menganjurkan santriwati yang membawa laptop untuk belajar

menggunakan aplikasi zenius

18) Mendata santriwati yang menggunakan kata sandi pada laptopnya

19) Berkonsultasi dengan pembimbing

20) Bekerjasama dengan bagian-bagian lain

21) Mengadakan penggunaan absen digital untuk seluruh santriwati.

152
r. Program Kerja Bagian Listrik Dan Pengairan

1) Menyalakan dan mematikan lampu pada waktu yang telah

ditentukan serta mengontrolnya

2) Menyediakan alat-alat listrik dan bertanggung jawab terhadap alat

listrik yang ada di pondok

3) Mengadakan kursus elektronik bagi santriwati

4) Memperbaiki alat – alat elektronik yang rusak

5) Memasang lampu dan menambah pengeras suara ditempat – tempat

tertentu bila dipandang perlu

6) Menyediakan sound system dan Lighting pada acara – acara

tertentu

7) Mengontrol penggunaan air setiap waktu pemakaian

8) Mengontrol dan memelihara alat – alat listrik dan pengairan satu

kali dalam sepekan

9) Membuat laporan pertanggung jawaban satu kali dalam satu bulan

dan diserahkan kepada Dewan Pengasuhan

10) Berkonsultasi dengan pembimbing minimal satu kali dalam

sepekan

11) Bekerjasama dengan bagian-bagian lain

12) Mengadakan pameran elektrik minimal satu kali dalam satu

periode.

153
s. Program Kerja Bagian Penerangan

1) Menginformasikan kegiatan yang akan dilaksanakan kepada

seluruh santriwati

2) Menyediakan papan informasi untuk seluruh santriwati

3) Mengabadikan kegiatan santriwati ke media sosial pada waktu –

waktu tertentu

4) Melarang santriwati menggunakan alat – alat bagian penerangan

5) Melarang santriwati duduk di ruang bagian penerangan kecuali

yang piket dan memiliki kepentingan

6) Menginformasikan surat undangan yang masuk kepada yang

bersangkutan

7) Memutar audio berbasis bahasa arab dan bahasa inggris

berdasarkan minggu bahasa kecuali hari Ahad (Bahasa Indonesia)

8) Membatasi waktu pengumuman yaitu

 Saat sekolah

 Belajar malam

 Bel pertama solat

9) Berkonsultasi dengan pembimbing

10) Bekerja sama dengan bagian – bagian lain

11) Membuat laporan pertanggungjawaban satu kali dalam sebulan dan

menyerahkannya kepada dewan pengasuhan

12) Membacakan do’a bagi yang sakit setelah solat magrib berjamaah.

154
Lampiran 3: Dokumentasi

Gambar 1.1 Proses Wawancara dengan Ketua OSNH

Gambar 1.2 Proses Wawancara Dengan Bagian Keamanan OSNH

155
Gambar 1.3 Proses Wawancara Dengan Bagian Pendidikan Dan Pengajaran

OSNH

Gambar 1.4 Proses Wawancara Dengan Bagian Bahasa OS

156
Gambar 3.1 Kegiatan Santriwati Ponpes Nurul Haramain

157

Anda mungkin juga menyukai