Oleh
SUSI SUGIANA
NIM. 153.134.037
i
ii
Skripsi
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk
Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Sosial
Oleh
SUSI SUGIANA
NIM. 153.134.037
ii
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi Susi Sugiana. NIM. 153.134.037. yang berjudul ”Peran BP4 dalam
Menanggulangi Perceraian (Studi Kasus di KUA Kecamatan Praya Barat)”
telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diiuji.
Pembimbing I Pembimbing II
iii
iv
Yang Terhormat
Rektor UIN Mataram
di Mataram
Pembimbing I Pembimbing II
iv
v
Materai 6000
SUSI SUGIANA
NIM. 153.134.037
v
vi
vi
vii
MOTTO
…
Artinya:
Sesungguhnya Allah tidakmerubahKeadaansesuatukaumsehinggamereka
Merubahkeadaan yang adapadadirimerekasendiri.1
(Q.S Ar-Ra’d : 11)
1
Departemen Agama RI, AlQur‟ andanterjemahnya, Semarang: Toha Putra. 1998.
vii
viii
PERSEMBAHAN
DenganhanyamengharapRidho-Mu semata,
kupersembahkanSkripsiiniuntuk:
viii
ix
KATA PENGANTAR
Susi Sugiana
ix
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBINGAN ........................................................... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ..................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................... v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ........................................................... vi
HALAMAN MOTTO .................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL........................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv
ABSTRAK ..................................................................................................... xv
x
xi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel1.PenelitianTerdahulu ............................................................................. 13
Tabel2PelaksanaanPenelitian ........................................................................... 39
Tabel 3 DataGugatanperceraian di KUAPraya Barat 5 TahunTerakhir .......... 43
Tabel 4 Data factorpenyebabgugatanperceraian di KUA Praya Barat
untuk 5 TahunTerakhir..................................................................................... 44
Tabel5 DataBimbingan BP4 KUA Praya Barat 5 TahunTerakhir .................. 46
xii
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar1 StrukturorganisasisatuantugasBadanPenasihatan,
PembinaandanPelestarianPerkawinan (BP4) Kecamatan
Praya Barat ..................................................................................... 42
xiii
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xiv
xv
Oleh :
Susi Sugiana
NIM: 153.134.037.
ABSTRAK
xv
xvi
xvi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
keturunan serta hidup dalam kedamaian sesuai dengan perintah Allah SWT dan
untuk membentuk rumah tangga sebagai sebuah ikatan yang diakui oleh
peduli profesi, suku bangsa, agama, kekayaan, tempat tinggal dan lain
sekedar berkumpulnya dua orang manusia dalam satu atap kemudian mendapat
keturunan, bukan pula untuk sementara waktu tapi untuk seumur hidup.
yang damai dan bagagia sangatlah sulit pada hakekatnya tujuan yang esensi
2
Abdul Rahman, Perkawinan dalam Syariat Islam, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), h. 1.
11
2
dan bahagia.
No. 1 tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam juga memuat tentang tujuan
seringkali suami istri gagal dalam usahanya mendirikan rumah tangga yang
sama lain telah mengetahui tentang sifat baik maupun sifat buruk diantara
dengan segala daya upaya, supaya keduanya dapat hidup dengan damai dan
tenteram, namun ada juga yang tidak berhasil. Oleh sebab itu, diambil upaya
tangga, apakah keluarga yang baru menikah atau juga pada keluarga yang lama
agar rumah tangga mereka rukun kembali ternyata tidak juga berhasil, maka
3
diperlukan hadirnya pihak ketiga yang bertindak selaku hakam (juru damai),
sebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT dalam al-Quran Surat an-Nisa
Dalam ayat tersebut, yang dimaksud hakam adalah seorang bijak yang
Perceraian dilakukan tidak hanya oleh pihak suami namun juga oleh
pihak isteri. Dalam pengadilan agama di Indonesia terdapat istilah cerai gugat
dan cerai talak. Cerai gugat adalah perkara perceraian dimana pihak yang
mengajukan atau pihak yang menghendaki adalah pihak suami. Baik cerai
gugat maupun cerai talak memiliki implikasi yang tidak baik terhadap
menjadi korban dari keputusan tersebut. Seyogyanya kedua orang tua harus
3
Q.S an-Nisa [4]: 35.
4
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia: Antara Fiqh Munakahat dan
Undang-undang Perkawinan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), , Cet. III, h. 195.
4
tersebut.
antara putra-putri mereka. Dari mulai menasehati dan membujuk kedua belah
dan mediasi dengan pihak ketiga. Hal ini dilakukan karena pada hakikatnya
Keluarga yang harmonis, bahagia dan sejahtera bukan hanya dambaan bagi
suami isteri atau keluarganya saja tetapi juga dambaan bagi negara.
baik yang akan membentuk keluarga (pranikah) atau warga yang sudah
menaruh harapan yang besar terhadap lembaga ini agar mampu membimbing
Hampir serupa dengan lahirnya BP4 yang ada di Indonesia, BP4 KUA
keluarga yang sering ada konflik. Seiring dengan berjalanya waktu, dan
semakin berkembangnya suatu negara, pada waktu itu BP4 disebut sebagai
bahagia dan sejahtera berdasarkan agama Islam. Sangat diperlukan dan akan
konflik.
BP4 di KUA Kecamatan Praya Barat telah dibentuk sejak lama yaitu
pada tahun 2005 hingga saat ini masih aktif dalam melaksanakan tugas dan
5
fungsinya di lingkungan Kecamatan Praya Barat. Dalam hal ini BP4
Kecamatan Praya Barat mempunyai tugas yaitu sebagai badan yang menangani
masalah perkawinan dan perselisihan rumah tangga. Badan ini tidak menangani
5
Observasi tentang BP4 di KUA Kecamatan Praya Barat pada 27 Pebruari 2017
6
kasus pernikahan dan perceraian. Pada Tahun 2016 BP4 telah menangani kasus
tangga) sebanyak 29 kasus baik dalam bentuk cerai gugat dan cerai talak. 6
Lombok Tengah”.
B. Fokus Penelitian
1. Identifikasi Masalah
a. Tempat Penelitian
b. Pendekatan Penelitian
6
Dokumentasi BP4 BP4 di KUA Kecamatan Praya Barat 2017
7
tertentu. 8
2. Pembatasan Masalah
masalah yang akan dibahas dan diuraikan dalam penelitian ini serta tidak
7
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D
(Bandung: CV Alfabeta, 2013), h. 15.
8
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kuantitatif dan Kualitatif,
(Jakarta: GP Press, 2013), h. 17.
8
yang dihadapinya.
Barat.
dilakukan oleh pihak isteri atau yang dilakukan oleh pihak suami.
3. Fokus Penelitian
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
sebagai berikut:
masing pasangan selalu mengharapkan pasangan yang terbaik bagi diri dan
Masalah tersebut ada yang bersifat ringan dan dapat diselesaikan dalam
rumah tangga, ada yang bersifat berat dan tidak dapat diselesaikan dalam
terjadinya perceraian perlu ada bimbingan dari seseorang atau pihak yang
berkompenten.
konseling Islam yang sesuai dengan kebutuhan kliennya, dalam hal ini adalah
adanya bimbingan dan konseling dari BP4 diharapkan keluarga yang sedang
E. Telaah Pustaka
berikut ini telaah pustaka yang akan penulis uraikan dari beberapa skripsi yang
mempunyai tema sama tapi persepsi yang berbeda. Beberapa penelitian yang
memiliki keterkaitan dengan studi ini dapat berupa skripsi dan penelitian
Dalam skripsi ini menitik beratkan pada peran BP4 kecamatan panceng
Penataran atau Bimbingan Pada Calon Pengantin (Studi Pada BP4 KUA
nikah. 10
sosial yang tinggi, sedangkan faktor yang menghambat yakni kinerja yang
belum optimal, sosialisasi yang kurang dan SDM yang kurang mumpuni.11
9
Ummi Lathifah, Peran BP4 dalam Menanggulangi Kebiasaan Kawin Cerai di KUA
Kecamata Panceng Kabupaten Gresik, Skripsi Diterbitkan, Fakultas Syari’ah Istitut Agama Islam
Negeri Walisongo Semarang (2009)
10
Ahmad Faisal, Efektivitas BP4 dan Perannya dalam Memberikan Penataran atau
Bimbingan Pada Calon Pengantin (Studi Pada BP4 KUA Kecamatan Kembangan, Kotamadya
Jakarta Barat), Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007, tidak diterbitkan.
11
Sujiantoko, Peran dan Fungsi BP4 dalam Mediasi Perkawinan di Kabupaten Jepara,
Skripsi diterbitkan, Fakultas Syari’ah Istitut Agama Islam Negeri Walisongo semarang (2010)
13
sebagai berikut:
KUA Kecamatan
Praya Barat
dalam upaya
menjalankan
peran dalam
menanggu-langi
perceraian
F. Kerangka Teoretik
1. Peran
Peran adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan individu
yang penting bagi struktur sosial masyarakat, peranan meliputi norma-
norma yang dikembangkan dengan posisi atau tempat seseorang
dalam masyarakat, peranan dalam arti ini merupakan rangkaian
peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan
kemasyarakatan.12
12
Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002).
h, 64
16
13
Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4), Hasil Munas Ke XI,
1998, Jakarta: BP4 Pusat, h. 16-17
14
Ibid, h. 69
17
pribadi artinya para penghadap akan berbicara jujur terbuka dengan para
3. Perceraian
a. Pengertian Perceraian
disebut thalaq atau firqoh. Talak diambil dari kata ithlaq, artinya
melepaskan, atau meninggalkan. Sedangkan dalam istilah syara',
talak adalah melepaskan ikatan perkawinan atau rusaknya
hubungan perkawinan.
15
Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2011, h. 401
16
Wahbah Zuhaili, Fiqih Imam Syafi‟ i Mengupas Masalah Fiqhiyah berdasarkan Al-
Qur‟ an dan Hadits jilid 2, Jakarta: Almahira, 2012, h. 579
18
merupakan tujuan yang diutamakan dalam Islam. Ikatan antara suami dan
isteri adalah ikatan yang paling suci dan paling kokoh, sehingga tidak
ada suatu dalil yang jelas dalam menunjukan tentang kesuciannya yang
17
Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi, Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid Sabiq, Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar, 2013, h. 499
18
Al-Imam Taqiyuddin Abubakar Alhusaini, Terjemah Kifayatul Akhyar jilid 2, Surabaya:
PT Bina Ilmu, 1997, h. 466
19
Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Munakahat,
Jakarta: Amzah, 2011, h. 255.
20
R. Subekti, Pokok-pokok Hukum Perdata, Jakarta: PT Intermasa, cet. XXVI, 1994, h. 42
21
Slamet Abidin, Aminudin, Fiqih Munakahat, Bandung: Pustaka Setia, 1999, h. 9
19
dengan nama Allah, atas sunah Rosullah ini adalah perjanjian yang kuat,
yang kuat. 23
Artinya:
229. Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. setelah itu boleh
rujuk lagi dengan cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan
cara yang baik. 25
22
Departemen Agama RI, Al Qur‟ an dan terjemahnya, Semarang: Toha Putra.1998, h. 35
23
Sayyid Quthb, Tafsir fi zhilalil-Qur‟ an di bawah naungan Al-Qur‟ an jilid 2, Jakarta:
Gema Insani Press, 2001, h. 309
24
M. Quraish Shihab, Al-Lubab (Makna Tujuan dan Pelajaran dari surah-surah Al-
Qur’an), Jakarta: Lentera Hati, 2012, h. 176
25
Departemen Agama RI, Al Qur‟ an dan terjemahnya, Semarang: Toha Putra.1998, h. 30
20
kepada isteri yang telah diceraikan selam isteri itu dalam masa iddah,
walapun telah ia ceraikan sampai ratusan kali. Tradisi seperti itu jelas
menyiksa para isteri, karena itu perlakuan seperti ini dilarang sehingga
jumlah talak dibatasi, yaitu maksimal tiga kali. Kalau suami telah
menjatuhkan talak isterinya tiga kali, maka dia tidak boleh lagi rujuk
kepada isterinya itu. Dalam ayat di atas juga menyebutkan bahwa rujuk
harus dengan cara yang makruf, yaitu jangan ada niat dalam hati suami
menyakiti, maka Islam melarang dan bahkan bercerai lebih baik daripada
rujuk.26
...
26
Kadar M. Yusuf, Tafsir Ayat Ahkam, Jakarta: Amzah, 2011,h. 249
27
M. Quraish Shihab, Al-Lubab (Makna Tujuan dan Pelajaran dari surah-surah Al-
Qur‟ an), Jakarta: Lentera Hati, 2012, h. 74
21
Artinya:
Hai Nabi, apabila kamu menceraikan isteri-isterimu Maka
hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat
(menghadapi) iddahnya (yang wajar). 28 ...”(QS. Ath-Thalaq
(65): 1)
Ayat di atas menjelaskan izin untuk menceraikan istri pada saat dia
suci atau dengan kata lain bukan pada saat dia tidak haid, yang bertujuan
samping itu juga suami dapat mengetahui bahwa istrinya itu sedang
dipertahankan. Sisi lain dari ayat di atas agar masa tunggu bagi isteri
tidak terlalu panjang kerena masa haid tidak terhitung sebagai masa
tunggu.29
1) Mukallaf
2) Pilihan sendiri
kufur. 31
28
Departemen Agama RI, Al Qur‟ an dan terjemahnya, Semarang: Toha Putra.1998, h.945
29
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati, 2002, h. 91
30
Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Munakahat,
Jakarta: Amzah, 2011, h. 261
22
Ditinjau dari segi waktu jatuhnya talak dibagi menjadi tiga macam,
yakni: 32
1) Talak Sunni, yakni talak yang terjadi pada waktu yang disunnahkan
oleh Syariat. Yaitu suami mentalak isteri yang sudah digauli dengan
isteri dengan talak tiga dengan satu kalimat, atau mentalaknya dengan
talak tiga dalam waktu yang berbeda dalam satu majlis. 34 Talak yang
kategori talak sunni dan tidak pula termasuk talak bid‟ i, yaitu: Talak
yang dijatuhkan terhadap istri yang belum pernah digauli, talak yang
dijatuhkan isteri yang belum pernah haid, atau istri yang telah
hamil.36
31
Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Munakahat,
Jakarta: Amzah, 201, h. 263
32
Abdul Rahman Ghazali, Fiqh Munakahat, Jakarta: Kencana, 2003, h. 193
33
Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi, Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid Sabiq, Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar, 2013, h. 507
34
Ibid, h. 507
35
Abdul Rahman Ghazali, Fiqih Munakahat, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2008, h. 194
36
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh
Munakahat, Jakarta: Amzah, 2011, h. 256
23
Adakalanya talak itu wajib, haram, mubah dan sunnah. Talak wajib
yaitu talak yang dijatuhkan oleh pihak hakam atau penengah karena
perpecahan antara suami dan isteri yang sudah berat. Hakam
berpendapat bahwa jika hanya talaklah jalan satu-satunya yang
dapat ditempuh untuk menghentikan perpecahan.39
Talak haram yakni talak yang dilakukan tanpa alasan. Talak ini
haram karena merugikan suami dan isteri, dan tdak adanya kemaslahatan
37
Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi, Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid Sabiq, Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar, 2014, h. 499
38
Ibid, h, 499
39
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2007, h. 137
40
Khulu adalah perceraian yang disertai dengan sejumlah harta sebagai ganti yang
diberikan oleh isteri kepada suami untuk menebus diri agar terlepas dari ikatan perkawinan,
naik dengan kata khulu (pelepasan) atau yang semakna seperti pembebasan.
41
Sayyid Sabiq, h. 138
24
belajar mengembangkan fitrah dan atau kembali kepada fitrah, dengan cara
agar fitrah yang ada pada individu itu berkembang dengan benar dan
42
Mashudi, Farid, Psikologi Konseling. Jogjakarta : IRCiSoD, 2012, h, 245
43
Dahlan, Abdul Choliq, Bimbingan dan Konseling Sejarah, Konsep dan Pendekatannya.
Jogjakarta: Pura Pustaka , 2009, h. 20
44
Sutoyo. Anwar. Bimbingan dan Konseling Islami Teori dan Praktik. Semarang: Widya
Karya. 2009, h 23.
25
kokoh sesuai tuntutan Allah SWT. Dari rumusan tersebut nampak bahwa
sesuai tuntutan Allah (jalan yang lurus) agar mereka selamat. Karena posisi
akhirat.
problemnya sendiri dan bagi pasangan yang sedang punya hubungan baik
45
Dahlan, Abdul Choliq, Bimbingan dan Konseling Sejarah, Konsep dan Pendekatannya.
Jogjakarta: Pura Pustaka, 2009, hlm. 20
26
G. Metode Penelitian
berikut:
1. Jenis Penelitian
artinya data yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini adalah fakta-fakta
di lapangan.46 Dalam hal ini yaitu data-data tentang kelembagaan dan data
Barat.
2. Sifat Penelitian
46
Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Penelitian dan Aplikasinya, (Graha Indonesia, Jakarta,
2002). h. 87
27
yang bersangkutan.48.
3. Sumber Data
dari mana data dapat diperoleh.49 Dalam penelitian ini penulis menggunakan
dua sumber data, yakni data primer dan data sekunder. Adapun sumber data
a. Data primer, yakni data yang diperoleh dari hasil interview dengan Badan
47
Nana Syaodikh Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosda Karya, 2007), h. 63
48
Zinal Arifin, Penelitian Pendidikan, Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 17
49
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), h. 16
28
a. Interview (Wawancara)
50
Mardalis, Metode Penelitian, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, h. 64
51
Ibid, h. 187
52
Lexy J Moeleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2004), h.186
29
dipersiapkan.
petugas atau pemateri dari BP4 KUA Praya Barat dan klien yang
b. Dokumentasi
yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-
c. Observasi
saja. Dalam observasi ini diusahakan mengamati hal yang wajar dan yang
53
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 82.
54
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: RajawaliPers, 2007), h. 142.
30
bekerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu
besar. 56
diselidiki. Tujuan metode ini agar bisa diperoleh dan diketahui data
semestinya.
penasehatan yang dilakukan oleh BP4 KUA Praya Barat dan keluarga
55
S. Nasution, Metode ResearchPenelitian Ilmiah (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 70.
56
Ibid, h. 203
31
5. Analisis Data
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang
analisis data adalah proses mencari dan menyususn secara sistematis data
mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
57
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, 334.
58
Ibid, 334.
59
Ibid, 335.
32
a. Reduksi Data
diperlukan.60
Praya Barat, peneliti memilih data yang relevan dan bermakna yang akan
peneliti sajikan.
b. Penyajian Data
60
Ibid, 338.
33
secara naratif, dengan tujuan agar dapat mengetahui sejauh mana peran
c. Verifikasi/Penarikan Kesimpulan
Gambar 1.1
Tekhnik analisis Data Model Miles & Huberman63
Data
Collection
Data Data
Reduction Display
Conclustion:
drawing/verifying
61
Ibid, 342.
62
Ibid, 344.
63
Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta, GP Press, 2005), 139.
34
6. Validitas Data
data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan
oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak
berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang
diamati oleh peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada dalam
berikut :
a. Kreadibilitas
1) Perpanjang Keikutsertaan
bulan (sejak ahir april sampai dengan bulan Mei 2017), dan
64
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, 117.
35
a) Dokumentasi
b) Ketekunan pengamatan
yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari
c) Triangulasi
berbagai pandangan. 65
65
Lexy J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 327-332.
37
b. Transferabilitas
c. Dependabilitas
d. Konfirmabilitas
66
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&B,
(Bandung: Alpabeta, 2015), h, 130
67
Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif, h, 131
38
H. Sistematika Pembahasan
1. Laporan Penelitian
a. BAB I Pendahuluan
A. Konteks Penelitian
B. Fokus Penelitian
E. Telaah Pustaka
F. Kerangka Teoretik
G. Metode Penelitian
H. Sisteatika
68
Ibid, h, 131
39
2. Jadwal Penelitian
1. Tahapan observasi
diseminarkan.
Tahapan ini dimulai setelah seminar dan penetapan surat riset dengan
3. Tahapan penyusunan
Setelah semua tahapan ditempuh maka semua disusun berdasarkan
sehingga tersusun menjadi karya ilmiah dalam bentuk skripsi dan siap
dimunaqosyahkan.
40
BAB II
Jalan Raya Penujak Desa Batujai Kecamatan Praya Barat. Setelah mendapat
pengesahan dari Menteri Agama RI yang kemudian dibangun pada tahun 1979
Berdasarkan fungsi KUA secara umum, KUA Praya Barat juga berperan
40
41
Gambar. 1
Struktur organisasi satuan tugas Badan Penasihatan, Pembinaan dan
Pelestarian Perkawinan (BP4) Kecamatan Praya Barat
Pasangan Bermasalah
1. Suami
2. Istri
Sebelum Sebelum
Akad Akad
Orang Tua atau
Pernikahan Pernikahan
Keluarga Calon
Pengantin
Masyarakat
Umum
Calon Pengantin
Setelah Akad 1. Catin Pria
Pernikahan 2. Catin Wanita
terlibat. Dari hasil wawancara dengan Kepala KUA Kec. Praya Barat,
Penghulu dan Penyuluh Agama Islam, dan melihat fakta lapangan yang penulis
69
Hasil Dokumentasi TU KUA Praya Barat, Selasa, 01 April 2017
42
lakukan, dapat disimpulkan bahwa peran KUA Kec. Praya Barat dalam upaya
Catin dan Keluarga Bermasalah KUA Kec. Praya Barat, angka gugatan
perceraian yang terjadi dan yang tercatat di KUA Praya Barat sangat signifikan
setiap tahunnya. Adapun data gugatan perceraian di KUA Praya Barat seperti
70
Hasil wawancara dengan Kepala KUA Praya Barat, Senin, 30 Mei 2017
71
Hasil Dokumentasi Petugas Pelaksana Bimbingan Catin dan Keluarga Bermasalah KUA
Praya Barat, Selasa, 01 April 2017
43
Praya Barat angka tertinggi yaitu pada tahun 2013 dan 2015 sebanyak 41
Sedangkan pada tahun 2016 dan 2017 terjadi penurunan angka gugatan
perceraian yang tercatat oleh KUA Praya Barat kurun waktu 5 tahun terakhir
signifikan.
Catin dan Keluarga Bermasalah KUA Kec. Praya Barat, menyatakan bahwa
Perceraian yang terjadi dan yang tercatat di KUA Praya Barat memiliki faktor
72
Hasil wawancara dengan Petugas Pelaksana Bimbingan Catin dan Keluarga Bermasalah
KUA Praya Barat, Selasa, 01 April 2017
73
Hasil Dokumentasi dengan Petugas Pelaksana Bimbingan Catin dan Keluarga
Bermasalah KUA Praya Barat, Selasa, 01 April 2017
44
9. Kekejaman mental
10. Dihukum
11. Cacat biologis
12. Politis
13. Gangguan pihak ke tiga
14. Tidak ada keharmonisan 12 13 9 19 11 64
15. Lain-lain
Jumlah 41 39 41 31 13 155
Dokumentasi Petugas PBCKB KUA Praya Barat 74
tercatat di KUA Praya Barat yang dominan yaitu disebabkan oleh tidak ada
terlepas dari peran BP4 KUA Kecamatan Praya Barat yang terus konsisten
“Dari pasangan suami istri yang mendatangi kami di KUA Praya Barat
untuk menyampaikan persoalan rumah tangganya rata-rata faktor
penyebab pasangan suami istri yang bermasalah atau boleh kita katakan
penyebab menggugat cerai pasangannya karena bermasalah pada kepala
rumah tangganya yang kurang memberikan tanggung jawab dalam
keluarganya dan merasa ketidakada harmonisan dalam hubungan rumah
tangganya“. 75
74
Hasil Dokumentasi Petugas Pelaksana Bimbingan Catin dan Keluarga Bermasalah KUA
Praya Barat, Selasa, 01 April 2017
75
Petugas Pelaksana Bimbingan Catin dan Keluarga Bermasalah KUA Praya Barat, Selasa,
01 April 2017
45
Menurut Rahmiwati :
Menurut Patimah :
Menurut Rahman :
76
Hasil wawancara dengan Rahmiwati (Pasutri bermasalah/masyarakat) penerima
bimbingan konseling BP4 KUA Praya Barat, Sabtu, 05 April 2017
77
Hasil wawancara dengan Patimah(Pasutri bermasalah/masyarakat) penerima bimbingan
konseling BP4 KUA Praya Barat, Sabtu, 05 April 2017
78
Hasil wawancara dengan Rahman (Pasutri bermasalah/masyarakat) penerima bimbingan
konseling BP4 KUA Praya Barat, Sabtu, 05 April 2017
46
Maret 2017 pukul 09.00 Wita. Peran BP4 dalam menanggulangi perceraian
“(1) Petugas BP4 menyambut dengan baik klien yang datang ke BP4
dengan keperluan untuk melakukan perceraian. Petugas bertanya kepada
klien tentang garis besar masalah yang menjadi faktor penyebab
perceraian. Petugas BP4 berusaha untuk menasihati klien agar
membatalkan niatnya bercerai dengan pasangannya. Namun jika klien
belum terketuk hatinya untuk membatalkan perceraian, maka akan
dilaksanakan sidang/pertemuan antara kedua belah pihak suami dan
isteri yang akan melakukan perceraian. BP4 melayangkan surat
panggilan kepada kedua pasangan yang akan melakukan perceraian
untuk mengikuti sidang. (2) BP4 mempertemukan pasangan suami isteri
yang akan melakukan perceraian dalam sidang. (3) Berdasarkan
wawancara dengan petugas BP4 dan berdasarkan observasi yang
dilakukan oleh peneliti, apabila pasangan yang akan melakukan
perceraian masih bersikeras untuk bercerai, BP4 berusaha untuk
mempersulit terjadinya perceraian” 79.
Catin dan Keluarga Bermasalah KUA Kec. Praya Barat yang menyatakan
bahwa:
79
Hasil Observasi dengan Petugas Pelaksana Bimbingan Catin dan Keluarga Bermasalah
KUA Praya Barat, Jum’at, 17 Maret 2017
80
Hasil Wawancara dengan Petugas Pelaksana Bimbingan Catin dan Keluarga Bermasalah
KUA Praya Barat, Rabu, 02 April 2017
47
Adapun data gugatan perceraian di KUA Praya Barat seperti pada Tabel
5 berikut.
KUA Praya Barat pada tahun 2013 yaitu 41 gugatan atau pembimbingan dan
bimbingan. Pada tahun 2015 yaitu 41 gugatan atau pembimbingan dan yang
bercerai setelah melakukan bimbingan. Dan pada tahun 2016 yaitu 31 gugatan
Sedangkan, pada tahun 2017 yaitu 13 gugatan atau pembimbingan dan yang
81
Hasil Dokumentasi dengan Petugas Pelaksana Bimbingan Catin dan Keluarga
Bermasalah KUA Praya Barat, Rabu, 02 April 2017
48
dilakukan BP4 KUA Kec. Praya Barat, terdapat faktor-faktor pendukung yang
mempengaruhinya.
menyatakan bahwa :
menyatakan bahwa:
“Kami menikah 4 bulan yang lalu dan akad nikah kami di KUA Praya
Barat. Sebelum melaksanakan akad nikah kami dusruh mengikuti acara
penasihatan oleh BP4 KUA dan yang mengikuti penasihatan tidak
terbatas pada kami sebagai calon pengantin juga tapi keluarga yang
mendampingi kami juga ikut mengikuti acara tersebut. 84
82
Hasil wawancara dengan Kepala KUA Praya Barat, Selasa, 31 Mei 2017
83
Hasil wawancara dengan Petugas Pelaksana Penasihatan Catin BP4 KUA Praya Barat,
Rabu, 02 April 2017
84
Hasil wawancara dengan Muhamad Fadli dan Andini (Pasutri/masyarakat) penerima
bimbingan penasihatan BP4 KUA Praya Barat, Kamis, 03 April 2017
49
“Pada sebelum akad nikah kami kemarin sekitar sebulan lalu, kami
mengikuti acara penasihatan sebelum akad nikah di KUA Praya Barat
sekaligus sebagai tempat kami melangsungkan akad. Alhamdulillah…
sangat positif dan memberikan kami manfaat dan pencerahan kepada
dalam memahami hubungan rumah tangga”. 85
faktor penghambatnya.
menyatakan bahwa:
mengikuti acara penasihatan BP4 KUA Praya Barat yaitu sebagai berikut.
85
Hasil wawancara dengan Sarpini dan Budi (Pasutri/masyarakat) penerima bimbingan
penasihatan BP4 KUA Praya Barat, Kamis, 03 April 2017
86
Hasil wawancara dengan Suhardi dan Muslihatin (Pasutri/masyarakat) penerima
bimbingan penasihatan BP4 KUA Praya Barat, Kamis, 03 April 2017
87
Hasil wawancara dengan Petugas Pelaksana Penasihatan Catin BP4 KUA Praya Barat,
Rabu, 02 April 2017
50
kantor KUA lumayan jauh hampir 20 kiloan meter belum lagi kami harus
persiapan akad.” 88
“Mungkin kami salah satu dari pasangan calon pengantin waktu itu
berhalangan hadir mengikuti acara bimbingan penasihatan oleh BP4
KUA Praya Barat karena kami mengalami kecapean dan kondisi kami
drop karena hari sebelumnya kami melakukan banyak persiapan akad
yang lakukan tetapi Alhamdulillah petugas KUA dapat mengadiri akad
kami di rumah.” 89
calon pengantin atau pasangan suami istri untuk menerima penasihatan pra
penghambat diantara masih ada pasangan calon yang berhalangan hadir dalam
acara penasihatan pra nikah dan untuk pasangan suami istri yang bermasalah
masih ada yang bercerai tidak melibatkan BP4 KUA Kecamatan Praya Barat.
88
Hasil wawancara dengan Jamal dan Murni (Pasutri/masyarakat) penerima bimbingan
penasihatan BP4 KUA Praya Barat, Jumat, 04 April 2017
89
Hasil wawancara dengan Juaini dan Halimah (Pasutri/masyarakat) penerima bimbingan
penasihatan BP4 KUA Praya Barat, Jumat, 04 April 2017
51
BAB III
PEMBAHASAN
Peran BP4 KUA Kec. Praya Barat sebagai lembaga dalam memberikan
Kec. Praya Barat menggunakan cara tertentu. Prosedur nasehat dapat dilakukan
dalam 3 tahap yaitu (a) Tahap permulaan, (b) Tahap penerusan, dan (c) Tahap
penutupan.
1. Tahap Permulaan, calon/suami istri yang datang ke BP4 KUA Kec. Praya
diperlukannya dalam suatu wawancara khusus untuk itu. Bagi yang datang
sebagai calon suami istri, pada hakikatnya nasihat yang diberikan adalah
Untuk yang sudah menjadi suami istri, penasehatannya lebih sulit dibanding
penasehatan bagi mereka yang masih calon suami istri. Sebab biasanya
suami istri baru datang ke BP4 KUA Kec. Praya Barat manakala telah
51
52
2. Tahap Penerusan, tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap pertama, yaitu
Kec. Praya Barat dan penasehat pun telah memahaminya, maka oleh
3. Tahap Penutup, pada tahap ini diusahakan agar calon/suami istri merasa
dari penasihat untuk membuat calon /suami istri yang pernah datang ke BP4
KUA Kec. Praya Barat, dan memperoleh petunjuk dan nasihat dari BP4,
dan setelah itu menasehati mereka untuk melakukan sesuatu. Teknik Non
teknik yaitu (a) hanya mendengarkan saja hal-hal yang dikemukakan para
Sebagaimana telah diuraikan dalam bab I, bahwa secara garis besar BP4
bagi mereka yang akan menikah secara Islam, dalam perselisihan rumah tangga
maupun bagi mereka yang akan bercerai. Untuk merealisasikan fungsi tersebut
maka BP4 membagi tugas nasihat menjadi dua macam yaitu (a) Nasihat pra
nikah, (b) Nasihat pra talak. Nasihat Pra nikah, nasihat pra nikah yaitu
secara Islam, baik dilakukan secara apabila yang mendaftarkan nikah banyak,
yang akan menempuh bahtera rumah tangga. Di samping itu kepada calon
perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita
sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Nasihat pra talak, nasihat talak yaitu
54
nasihat yang diberikan kepada suami istri yang bermaksud akan bercerai, baik
suami istri itu datang sendiri ke BP4 maupun mereka itu merupakan
Dalam pemberian nasihat pra talak ini biasanya mereka yang datang tak
ubahnya dengan seorang yang menghidap penyakit yang sudah parah sehingga
sukar disembuhkan, yang berakibat nasihat pra talak yang diberikan ini kurang
jelasnya, secara garis besar penulis akan menguraikan prosedur/tata cara BP4
ingin bercerai.
datang ke BP4 KUA Kecamatan Praya Barat dimana kedua belah pihak
belah pihak diminta hadir guna mengikuti sidang konsultasi krisis rumah
tangga. Apabila dari kedua belah pihak setelah diminta hadir ada salah satu
yang tidak hadir maka ketua BP4 Kecamatan meminta bantuan kepada
desa/kepala kelurahan dimana pihak yang tidak hadir itu di sekretariat BP4
KUA Kecamatan Praya Barat untuk menghadiri sidang konsultasi krisis rumah
tangga. Setelah kedua belah pihak hadir pada sidang konsultasi krisis rumah
Dalam hal suami dan istri berselisih dan bertengkar terus menerus, maka
diupayakan agar suami istri itu dapat damai kembali. Apabila usaha
perdamaian yang dilakukan BP4 KUA Kecamatan Praya Barat tidak berhasil,
dalam arti para pihak yang berselisih tetap menginginkan adanya perceraian,
Kabupaten Lombok Tengah, dengan disertai surat pengantar dari BP4 KUA
Kecamatan Praya Barat. Dalam surat pengantar ini tercantum identitas para
pihak dan uraian singkat sebab-sebab perselisihan suami istri. BP4 kabupaten
setelah menerima klien BP4 KUA Kecamatan Praya Barat akan berusaha
BP4 Kabupaten ini tidak hanya dilakukan sekali saja, tetapi dapat dilakukan
beberapa kali sepanjang BP4 masih memandang perlu para pihak untuk diberi
nasihat.
Dari konsultasi para pihak dengan BP4 KUA Kecamatan Praya Barat ini
beberapa sikap yang diambil BP4 yaitu (1) merukunkan kembali (damai).
Dalam hal ini BP4 tidak masalah, karena mendamaikan tujuan pemberian
nasihat, (2) Disetujui perceraian, dalam hal ini BP4 tidak berhasil
mendamaikan kedua belah pihak tetap bersikeras untuk bercerai serta alasan-
alasan perceraian yang cukup kuat. Sikap selanjutnya klien dapat meneruskan
perceraian ke P.A, (3) Ditangguhkan perceraiannya, dalam hal ini BP4 berhasil
menangguhkan para pihak untuk bercerai, dalam artian para pihak masih diberi
penangguhan ini diharapkan upaya damai dapat terjadi diantara kedua belah
pihak satu dengan pihak yang lain sama-sama sejajar, yakni tidak
memihak satu sama lain atau BP4 bersifat netral. Karena pada kondisi
seperti ini dirasa sangat dibutuhkan untuk tidak terlaksananya hakam yang
telah terjadi.
Pasutri yakni pihak datang ke BP4 KUA Kecamatan Praya Barat untuk
bercerai, sekaligus memediasi pihak yang datang. Hari berikutnya pihak dari
lawan didatangkan untuk didamaikan. Jika tidak menemui jalan keluar dalam
rekomendasi yang menyatakan bahwa para pihak tidak dapat didamaikan dan
Agama.
terjadinya perceraian.
penasihatan calon pengantin yang diadakan di ruang Balai Nikah KUA Kec.
C. Faktor Pendukung dan Penghambat BP4 KUA Kec. Praya Barat dalam
Menanggulangi Perceraian
Faktor pendukung yang mempengaruhi peran BP4 KUA Kec. Praya Barat
menanggulangi perceraian pada KUA Kec. Praya Barat, yaitu Kepala KUA
4. Adanya faktor psikologi klien BP4 yang secara umum ternyata masih
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil temuan data sesuai dengan teori yang peneliti telah
paparkan pada Bab sebelumnya, bahwa peran KUA Kec. Praya Barat adalah
sebagai berikut.
1. Peran BP4 KUA Kec. Praya Barat dalam menanggulangi perceraian dengan
kepada klien agar melaksanakan nasihat tersebut. Jika nasihat tersebut dapat
Kec. Praya Barat tidak dapat memaksakan kehendak klien. Petugas BP4
Negeri Agama.
konseling. Adapun yang menjadi hambatan BP4 KUA Kec. Praya Barat
60
61
B. Saran
angka perceraian.
menyampaikan pengaduannya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Faisal: Efektivitas BP4 dan Perannya dalam Memberikan Penataran atau
Bimbingan Pada Calon Pengantin (Studi Pada BP4 KUA Kecamatan
Kembangan, Kotamadya Jakarta Barat), Skripsi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2007, tidak diterbitkan.
M. Quraish Shihab, Al-Lubab (Makna Tujuan dan Pelajaran dari surah-surah Al-
Qur‟ an), Jakarta: Lentera Hati, 2012.
Sutoyo. Anwar. 2009, Bimbingan dan Konseling Islami Teori dan Praktik.
Semarang: Widya Karya. h 23.
1
Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi, Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid Sabiq,
Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2014.
64