SKRIPSI
SANKSI ZINA
(STUDI KOMPARATIF ANTARA HUKUM PIDANA ISLAM DAN KUHP)
oleh :
Nurul Islam
1502121431
1
SKRIPSI
SANKSI ZINA
(STUDI KOMPARATIF ANTARA HUKUM PIDANA ISLAM DAN KUHP)
oleh :
Nurul Islam
1502121431
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi oleh: NURUL ISLAM, NIM: 150.212.1.431 dengan judul “Sanksi Zina
(Studi Komparatif Antara Hukum Pidana Islam dan KUHP)” telah memenuhi
syarat dan disetujui untuk diuji
iii
iii
NOTA DINAS PEMBIMBING
Mataram, 2019
Hal : Ujian Skripsi
Yang Terhormat
Dekan Fakultas Syariah UIN Mataram
di :
Tempat
Assalamualaikum, Wr.Wb.
Dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi, kami
berpendapat bahwa skripsi Saudara :
iv
PENGESAHAN
Skripsi oleh: NURUL ISLAM, NIM: 150.212.1.431 dengan judul “Sanksi Zina
(Studi Komparatif Antara Hukum Pidana Islam dan KUHP)”, telah dipertahankan
di depan dewan penguji Program Studi Hukum Keluarga Islam UIN Mataram
pada Tanggal ……………………………….
DewanPenguji
Dr. H. Usman,M.Ag
(Penguji I) ___________________
Mengetahui,
Dekan Fakultas Syariah
vivi
MOTTO
“ Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk”. (QS.Al Isro’ ayat 32)
vii
PERSEMBAHAN
1. Untuk kedua orang tua, ibu (BQ. Muhini) dan ayah (Muhammad
Yusi) yang sangat saya cintai serta yang telah mendidik, membimbing
dan mendoakan saya untuk menjadi sukses, dan memberikan motivasi
baik itu spiritual dan material.
2. Untuk kedua adikku, Mariana ulfa dan marfuatin aini yang sangat
saya sayangi serta yang telah menjadi penyemangat dalam hidup saya.
3. Untuk semua guru dan dosenku yang sangat berjasa dalam hidup saya
serta dalam perjalanan saya menuntut ilmu.
4. Untuk para pihak yang telah terlibat dalam skripsi ini penulis ucapkan
banyak terimakasih dan untuk teman-teman yang telah memberikan
dukungan serta memberikan motivasi sehingga bisa terselesaikannya
skripsi ini.
5. Untuk teman-teman seperjuangan saya, Siti Amina, zamhur malik
fathur hafiz, yuzro aini, al hijrin serta seluruh teman seperjuangan
saya di kelas B (AS) angkatan 2015 terima kasih atas doa dan
dukungannya.
6. Untuk Almamaterku tercinta Universitas Islam Negeri (UIN)
Mataram
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT., yang telah menganugerahkan nikmat kepada
peneliti, dengan anugerah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan. Selanjutnya
shalawat dan salam peneliti persembahkan kehadapan junjungan Nabi besar
Muhammad SAW., yang telah mengeluarkan umatnya dari kegelapan kepada
cahaya yang terang benderang.
Skripsi ini berjudul “Implementasi Sanksi Zina Perspektif Hukum Pidana
Islam Dan KUHP”, yang merupakan syarat akhir studi untuk mendapatkan gelar
Sarjana Hukum (S.H) diprogram Studi Hukum Keluarga Islam Fakultas Syariah
Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.
Selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena
itu dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. DR. H. Sainun,M.Ag. serta Hj. Ani wafiroh,M.Ag., selaku dosen
pembimbing I dan II yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaganya
untuk membimbing, mengarahkan, serta memberikan motivasi kepada
peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu Hj. Ani Wafiroh, M.Ag., selaku ketua jurusan Ahwal Syakhsiyah beserta
ibu Nunung Susfita, M.SI., selaku sekretaris jurusan dan staf yang telah
memberikan kemudahan kepada peneliti dalam memberikan segala urusan
yang terkait dengan skripsi ini.
3. Bapak Dr. H. Musawar, M.Ag., selaku Dekan Fak. Syariah UIN Mataram
beserta staf yang telah memberikan kemudahan kepada peneliti dalam setiap
aktivitas kegiatan atau pengurusan administrasi perkuliahan khususnya terkait
dengan penelitian.
4. Sahabat dan rekan-rekan seperjuangan yang ada diProdi Hukum Keluarga
Islam angkatan Tahun 2015 yang telah berkenan menemani peneliti selama
perkuliahan hingga penyelesaian skripsi.
5. Bapak Prof. Dr. Mutawalli, M. Ag. Selaku Rektor di UIN Mataram.
Peneliti berharap adanya saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga tugas akhir yang peneliti buat ini
ix
dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan khususnya bagi peneliti sendiri.
Amin.
Mataram, 2019
Peneliti
NURUL ISLAM
NIM:150.2121.431
x
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN.....................................................................viii
ABSTRAK .....................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
xi
B. Tinjauan umum tentang delik perzinahan dalam
KUHP .......................................................................................... 32
1. Pengertian delik...................................................................... 32
2. Macam-macam delik .............................................................. 33
3. Delik perzinahan menurut KUHP pasal 284 .......................... 38
4. Unsur-unsur dapat dipidananya perzinahan
menurut pasal 284 KUHP ...................................................... 41
BAB III ANALISIS PENERAPAN SANKSI ZINA DALAM
HUKUM PIDANA ISLAM DAN KUHP
A. Bentuk Sanksi Perzinaan dalam Hukum Pidana
Islam dan KUHP. ........................................................................... 43
1. Bentuk Sanksi Perzinaan dalam Hukum Pidana
Islam .......................................................................................... 43
2. Bentuk sanksi Bagi Pelaku Zina Dalam KUHP ........................ 57
B. Persamaan dan perbedaan delik perzinaan
menurut hukum pidana Islam dan KUHP ...................................... 70
C. Faktor Penghambat dalam Penerapan Hukum
Islam Di Indonesia ......................................................................... 74
D. Upaya transformasi sanksi zina dalam hukum
pidana islam ke dalam KUHP ........................................................ 79
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 88
B. Saran............................................................................................. 91
C. Penutup......................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 93
xii
Sanksi Zina
Oleh :
Nurul islam
1502121431
ABSTRAK
Persoalan zina merupakan perbuatan pidana yang penting untuk
diperhatikan dengan didasari ajaran agama. Ditinjau dari sosiologis, banyak orang
yang menggugurkan kandunganya dikarenakan kedua pasangan (laki-laki dan
perempuan yang melakukan zina) tersebut enggan mempertanggung jawabkan
perbuatannya. Metode yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah komparasi
yuridis normatif antara Hukum Islam dengan Kitab Undang-undang Hukum
Pidana (KUHP) . Spesifikasi penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis.
Data yang dikumpulkan dan diolah untuk mendukung penelitian ini menggunakan
penelitian kepustakaan yang diolah secara kualitatif, yang terdiri dari bahan
hukum primer dan bahan hukum sekunder. Hasil dari penelitian dan analisis data
dalam penelitian ini menyatakan bahwa: di dalam Hukum Pidana Islam perzinaan
merupakan delik biasa sedangkan KUHP menganggap perzinaan sebagai delik
aduan absoluth.
Kata Kunci : Zina, Pembuktian, Delik Aduan,Sanksi, Transformasi Hukum.
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
tersebut berada di luar kerangka pernikahan, hal itu disebut sebagai zina
sama suka. meskipun tidak ada yang merasa dirugikan, zina dipandang
lain, adanya perzinaan maka seks menjadi sesuatu yang kotor, menjijikkan
1
Rahmat Hakim, Hukum Pidana Islam, (Fiqh Jinayah), (Bandung;Pustaka Setia, 2000),
hlm. 69.
2
Quraish Shihab, Mistik , Seks, dan Ibadah, (Jakarta: Republika, 2004), hlm.2.
1
2
bukan karena nikah yang sah atau semunikah dan bukan karena pemilikan
hamba sahaya.4
terhadap perempuan yang disertai nafsu seksual dan di antara mereka tidak
atau belum ada ikatan perkawinan secara sah atau ikatan perkawinan
ikatan perkawinan tanpa wali nikah, tanpa saksi, atau kawin mut’ah.5
3
Yusuf Q ardhawi, Al-Halal Wa Al-Haram Fi Al-Islam, (Beirut: Dar Al-Ma’rifah,1986),
hlm.134.
4
H.A. Djazuli, Hukum Pidana Islam (Fiqh Jinayah), (Bandung: pustaka setia, 2000),
hlm.69.
5
Djubaedah, Neng. Perzinaan Dalam Peraturan Perundang-Undangan Di Indonesia Di
Tinjau Dari Hukum Islam (Jakarta: media grafika, 2010), hlm. 119.
2
3
zakar ke dalam faraj yang haram dengan tidak syubhat dan secara naluriah
persentuhan dua alat kelamin dari jenis yang berbeda dan yang tidak
terikat oleh akad nikah atau kepemilikan, dan tidak juga disebabkan oleh
syubhat (kesamaran).7
hukum positif yang bersumber dari hukum barat. Dalam hukum positif,
zina tidak dianggap sebagai suatu pelanggaran dan tentu tidak dihukum,
6
H.A. Djazuli, Hukum Pidana Islam (Fiqh Jinayah), (Bandung: Pustaka
Setia,2000),hlm.69.
7
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an, hlm.
279.
8
Departemen Agama RI, Aljamil,Al- Qur’an tajwid warna (Bekasi: Cipta Bagus
Segara,2010), hlm. 588.
9
Djubaedah, Neng. Perzinaan Dalam Peraturan Perundang-Undangan Di Indonesia Di
Tinjau Dari Hukum Islam, (Jakarta: Media Grafika, 2010). hlm. 119.
3
4
dalam kasus seperti ini.10 Sebagai salah satu jarimah kesusilaan, sangat
persetubuhan di luar nikah adalah zina, namun tidak semua perbuatan zina
adalah perbuatan zina yang dilakukan oleh laki-laki maupun wanita yang
yang belum menikah tidak termasuk dalam larangan tersebut. Pasal 284
ayat (1) ke, 1 a dan b. Penuntutan terhadap pelaku zina itu sendiri hanya
dilakukan atas pengaduan dari salah satu pasangan yang terlibat dalam
kasus ini, atau mereka yang merasa tercemar akibat perbuatan tersebut.11
Oleh karena itu, kalau mereka semua diam, tidak ada yang merasa
Pengaduan itu pun masih dapat ditarik selama belum disidangkan (pasal
10
Rahmat Hakim, Hukum Pidana Islam, (Fiqh Jinayah), (Bandung; Pustaka Setia,
2000), hlm. 70.
11
Ibid, hlm.70.
4
5
pidana zina yang dilakukan oleh salah seorang dari kedua pelaku atau
seks menjadi tidak suci lagi. Oleh sebab itu hukum pidana Islam
jangkauan ruang lingkupnya lebih luas. Oleh karena itu, peneliti tertarik
B. Rumusan Masalah
12
Ibid.hlm.70.
5
6
Indonesia?
ke dalam KUHP?
1. Tujuan penelitian
2. Manfaat penelitian
a. Manfaat Teoretis
hukum bagi pelaku zina antara hukum pidana Islam dan KUHP.
6
7
b. Manfaat Praksis
1. Bagi legislator
2. Bagi masyarakat
zina.
D. Telaah Pustaka
7
8
seberat dan sebijak Hukum Pidana Islam. Bandingkan dengan apa yang
disebut kejahatan terhadap kesusilaan pasal 281, 282, 283, dan pasal 284,
285 KUHP, serta lainnya. Dalam pasal tersebut, tidak terlihat adanya
hukum positif tersebut tidak terdapat atau tidak terlihat adanya ancaman
8
9
yang peneliti lakukan fokus terhadap konsekuensi hukum bagi pelaku zina
dalam hukum pidana Islam dan KUHP serta problematika yang muncul
dalam penerapan sanksi bagi pelaku zina dalam hukum pidana Islam dan
KUHP.
perkawinan yang sah dan dilakukan dengan sadar serta tanpa adanya unsur
didasarkan pada ayat al-Qur'an, yakni didera seratus kali. Sementara bagi
pezina muhsan dikenakan sanksi rajam. Rajam dari segi bahasa berarti
14
Sayidatul Fadlilah,Larangan Perzinaan dalam Islam dan Implikasinya Terhadap
Pendidikan Akhlak Anak,(Skripsi Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo)
9
10
pezina muhsan sampai menemui ajalnya. Adapun dasar hukum dera atau
cambuk seratus kali adalah firman Allah dalam surat an-Nur ayat 2
penelititan yang akan peneliti teliti ini sama-sama menyadari akan bahanya
pelaku zina dalam hukum pidana Islam dan KUHP serta problematika
yang muncul dalam penerapan sanksi bagi pelaku zina dalam hukum
Hanifah dan Malik. Menurut Abu Hanifah dan para pengikutnya, tidak ada
15
Choirun Nidzar Alqodari,Analisis Pendapat Syafi'i tentang Hukuman Isolasi Bagi
Pelaku Zina Ghairu Muhsan.(Skripsi Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo).
10
11
Auza'i. Malik juga berpendapat tidak ada pengasingan bagi hamba. Dalil
yang digunakan Syafi'i adalah hadis yang diriwayatkan dari Abu Salamah
Yahya ibn Khalaf, dari Bisyr ibn al-Mufaddhal, dari Yahya ibn "Ummarah
tentang hukuman isolasi bagi pelaku zina ghair muhsan. sedang penelitian
bagi pelaku zina dalam hukum pidana Islam dan KUHP serta problematika
yang muncul dalam penerapan sanksi bagi pelaku zina dalam hukum
E. Kerangka Teori
1. Pengertian Zina
11
12
(dewasa). Karena itu, jika salah satunya belum baligh, maka hukum
zina hanya ditujukan kepada yang sudah baligh. Ada juga yang
atas dasar suka sama suka. Sehingga, dalam kasus perkosaan, yang
terbukti.16
tidak terikat dalam perkawinan yang sah secara Syari’at Islam, atas
dasar suka sama suka dari kedua belah pihak, tanpa keraguan
dubur.20
16
Badan Litbang Dan Diklat Kementerian Agama RI,Tafsir Alqur’an Tematik
(Bekasi:Cipta Bagus Segara,2010). hlm.159
17
Neng Djubaedah, Perzinaan Dalam Peraturan Perundang-Undangan Di Indonesia Di
Tinjau Dari Hukum Islam,(Jakarta: Media Grafika,2010), hlm.119
18
Ibid. hlm.119.
19
H. M. Nurul Irfan, Fiqh Jinayah, (Jakarta: Amzah, 2013), hlm.13.
12
13
dalam farji yang diharamkan karena zatnya tanpa ada syubhat dan
hukum Islam, dan wanita tersebut bukan miliknya dan tidak ada
budaknya.24
20
H. Ahmad Wardi, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2004), hlm.7.
21
Ibid, hlm.7.
22
Ibid, hlm.7.
23
Ibid, hlm.7.
24
Djedjen Zainuddin, Pendidikan Agama Islam Fiqh, (Jakarta : Karya Toha Putra, 2008).
hlm. 22
13
14
tersebut telah ditentukan oleh Syara’ dan tidak ada batas minimal
dan maksimal.
ada hak manusia di samping hak Allah maka hak Allah yang lebih
dominan.
25
Syekh Muhammad Abid As-Sindi, Musnad Syafi’i Juz 2, (Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2006), hlm.1140
26
H. Ahmad Wardi Musclih, Hukum Pidana Islam, (Jakarata: Sinar Grafika, 2005)
Hlm.1.
14
15
tercela yang terbagi menjadi zina muhsan dan zina ghairu muhsan.
a. Zina Muhsan
sebagai berikut :
1) Islam
2) Baligh
27
Badan Litbang Dan Diklat Kementerian Agama RI,Tafsir Alqur’an Tematik (Jakarta:
Kamil Pustaka, 2014). Hlm.160
28
H. Ahmad Wardi Musclih, Hukum Pidana Islam, (Jakarata: Sinar Grafika, 2005),
Hlm.27.
29
Djedjen Zainuddin, Pendidikan Agama Islam Fiqh, (Jakarta : Karya Toha Putra,
2008), hlm. 23
15
16
3) Berakal sehat
4) Berbuat zina
untuk memahami isi ketentuan KUHP akan dikaji dari perspektif hukum
tindak pidana zina atau jarimah zina, selain zina itu dilakukan oleh orang
yang masih terikat perkawinan, baik salah seorang pelaku zina atau
30
KUHAP DAN KUHP, (Tangerang, SL Media), hlm. 108.
31
R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), ( Jakarta: Sinar Grafika,
2011), hlm. 181.
16
17
KUHP.
tahun, dan jika usia perempuan itu tidak jelas maka dapat diketahuinya
patut dinikahi. Hukuman yang di tentukan dalam pasal 287 KUHP adalah
pelakunya sedang dalam ikatan perkawinan yang sah dengan orang lain.
32
Neng Djubaedah, Perzinaan Dalam Peraturan Perundang-Undangan Di Indonesia
Di Tinjau Dari Hukum Isla , (Jakarta: Media Grafika, 2010), hlm.66.
17
18
Jenis delik zina yang di tentukan pasal 287 ayat (2) KUHP adalah
delik aduan absolut (absolut klacht delict). Jika anak yang disetubuhi
291 dan pasal 294, maka jenis delik tersebut, bukan lagi merupakan delik
F. Metode Penelitian
33
Ibid. hlm.67.
34
Ibid. hlm. 68.
18
19
situasi penelitian.35
1. Jenis Penelitian
buku Fiqih dan literature lain yang berkaitan atau relevan dengan
35
Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah 9 Dasar Metode Teknik, (Banten
:Universitas Terbuka, 2012), hlm.191
36
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid 1,(Banten:Universitas Terbuka, 2009),
hlm.9.
19
20
a. Sumber Data
hukum pidana Islam. Cara kerja data primer adalah mencari dan
20
21
b. Pengumpulan Data
a. Content analisis
21
22
c. Metode Komparatif
G. Sistematika Pembahasan
22
23
serta padat. Atas dasar itu deskripsi skripsi diawali dengan latar belakang
ringkas dan padat guna menjadi pedoman untuk bab kedua, ketiga dan bab
keempat.
Bab II berisi tinjauan umum had zina dalam hukum pidana Islam
serta KUHP. yang meliputi pengertian dan dasar hukum zina, dasar dapat
dan perbedaan sanksi dalam hukum pidana Islam dan KUHP. Dan
KUHP.
23
BAB II
TINJAUAN UMUM PERZINAAN DALAM HUKUM PIDANA ISLAM
DAN KUHP
dijelaskan, kata zina berasal dari bahasa arab, yaitu zanaa, yazni,
menuurut Syara’.37
tidak terikat dalam perkawinan yang sah secara syariah Islam, atas
dasar suka sama suka dari kedua belah pihak, tanpa keraguan (syubhat)
pernikahn yang sah, semu nikah, dan bukan pula karena kepemilikan.39
bukan isterinya/suaminya. 40
37
Ibnu Hajar Ash-Qalani, Bulughul Maram, Terj. Kahar Masyhur, (Jakarta,PT. Rineka
Cipta, 1992), hlm.190.
38
Neng Djubaedah, Perzinaan Dalam Peraturan Perundang-Undangan Di Indonesia
Ditinjau Dari Hukum Islam, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm.119.
39
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid, Jilid 5, (Jakarta, Pustaka Amani,1995), hlm.231.
40
Abu Fajar Al Qalamy, Tuntunan Jalan Lurus Dan Benar, (Jakarta, Gita Media Press,
2010), hlm.466.
24
25
dengan tidak subhat. Dan menurut Ibnu Rusyd pengertian zina adalah
41
A. Rahman I.Doi, Penjelasan Lengkap Hukum-Hukum Allah (Syariah), (Jakarta, PT.
Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 308.
42
M. Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah, Pesan,Kesan Dan Keserasian Al-Qur’an,
(Jakarta, Lentera Hati, 2008), hlm.279.
43
Abdul Qadir Auda, Ensiklopedia Hukum Pidana Islam, (Bogor, PT. Charisma Ilmu,
2012), hlm.153.
44
Amir Syarifudin, Garis-Garis Besar Fiqh, (Jakarta, Kencana Prenamedia Group,
2013), hlm. 274.
25
26
bahwa zina ialah hubungan badan yang diharamkan dan disengaja oleh
paling keji, tidak suatu agama pun yang menghalalkanya. Oleh sebab
hubungan nasab.48
pada dasarnya perbuatan zina ada dua unsur yang harus dipenuhi yaitu;
45
Hamka, Tafsir Al-Azhar, (Jakarta, Pustaka Panjimas, 1993), hlm.4.
46
H. Zainudin Ali, Hukum Islam, Pengantar Hukum Islam Di Indonesia, (Jakarta,
Sinar Grafika Offset, 2015), hlm.106.
47
Abdul Qadir Audah, At-Tasyri’ Al-Jina’ Al-Islami Muqaranan Bi Al-Qur’an Al-
Wadh’i, (Beirut, Mu’assanah Ar-Risalah, 1992), hlm.349.
48
M. Nurul Irfan, Fiqh Jinayah, (Jakrata, Amzah, 2013), hlm.18.
26
27
pidana zina, tentu terlebih dahulu kita perlu untuk mengetahui dan
49
Rokhmadi, Hukum Pidana Islam, (Semarang, CV. Karya Abadi Jaya, 2015), hlm.17
50
Ibid, hlm. 18.
51
Syamsul Huda, Jurnal, Zina Dalam Perspektif Hukum Islam Dan Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana, STAIN Kediri.
27
28
unsur itu muncul akibat dari suatu perbuatan, maka tentu dapat
yang telah diatur dalam hukum syara’. Dan sebelum itu, tentu
sini khusus untuk usaha yang tidak baik atau usaha yang dibenci oleh
manusia.53 Dan hudud (berasal dari bahasa Arab) adalah jamak dari
kata had yang artinya secara harfiah adalah siksaan, ketentuan atau
tidak sengaja, dalam istilah fiqh disebut dengan istilah jarimah. Jadi
52
H. Ahmad Wardi Muschlih, Pengantar Dan Asas Hukum Pidana Islam, Fiqh
Jinayah, (Jakarta, Sinar Grafika, 2006),hlm.8.
53
Ibid, hlm. 9.
54
H. Zainudin Ali, Hukum Islam, Pengantar Ilmu Hukum Islam Di Indonesia, (Jakarta,
Sinar Grafika Offset, 2015), hlm. 107.
28
29
55
Ahmad Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta, Media Grafika, 2016),
hlm.6.
29
30
perzinaan.
30
31
termasuk zina.56
56
Abdul Azis Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve,
1996), hlm.2027.
31
32
1. Pengertian delik
tindak pidana.58
57
Ismu Gunadi, Dkk, Cepat Dan Mudah Memahami Hukum Pidana, (Jakarta,
Prenadamedia Group, 2014), hlm.35.
58
KBBI, hlm.219.
59
Pipin Syarifin, Hukum Pidana Di Indonesia, (Bandung, CV. Pustaka Setia, 2000),
hlm. 51.
32
33
tersebut.60
2. Macam-macam delik
Delik biasa yaitu delik atau tindak pidan yang bisa dituntut
criminal murni, yaitu semua tindak pidana yang terjadi yang tidak
60
Ibid, hlm. 52.
61
Ibid, hlm. 53.
62
Ismu Gunadi, Dkk, Cepat Dan Mudah Memahami Hukum Pidana, (Jakarta,
Pranadamedia Group, 2014.), hlm. 57.
33
34
b. Delik aduan
pengaduan.65
63
Ibid, hlm. 59.
64
Pipin Syarifin, Hukum Pidana Di Indonesia, (Bandung, CV. Pustaka Setia, 2000), hlm.
57.
65 65
Ismu Gunadi, Dkk, Cepat Dan Mudah Memahami Hukum Pidana, (Jakarta,
Pranadamedia Group, 2014.), hlm. 60.
34
35
verklaard).
dapat dituntut apabila ada suatu pengaduan dari orang yang merasa
66
Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, (Bandung : Sinar Baru, 1990),
hlm. 207.
35
36
kata-kata Vos: “Absolute zijn die, welke als regel allen op klchte
67
Nico Ngani, Sinerama Hukum Pidana, (Yogyakarta: Sinar Grafika, 1984), Hlm. 27
68
Slamet Riyanto, Kebijakan Formulasi Dalam Penentuan Delik Aduan Perundang-
Undangan Pidana Di Indonesia, TESIS, Magister Ilmu Hukum UNDIP, 2004, Hlm.32
36
37
oleh jaksa, kemudian delik kesusilaan (Pasal 284, 287, 293 dan
splitsbaar.70
37
38
berumur lima belas tahun yang bukan isterinya), Pasal 288 (bersetubuh
284.
suaminya. Dan supaya masuk pasal ini maka persetubuhan itu harus
72
Ibid, hlm. 28
73
Http://Perzinaan-Hukum.Blogspot.Co.Id Akses Minggu, 13 Oktober Pukul 10.56.
38
39
dilakukan dengan suka sama suka, tidak boleh ada paksaan dari salah
satu pihak.74
baginya.
74
R. Soesilo, Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP), (Bogor: Polites, 2004),
hlm 181.
75
R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Serta Komentarkomentarnya
Lengkap Pasal Demi Pasal (Bogor: Polites, 1996), Hlm. 209
39
40
(5) Jika bagi suami istri berlaku pasal 27 BW, pengaduan tidak
dalam pasal 284 ayat (1) KUHP itu merupakan suatu opzettleijk
76
Moeljatno, KUHP, 2001, (Jakarta ; Bumi Aksara, 2010), Hlm 104
40
41
KUHP.
harus ada unsur kesengajaan atau dilakukan dengan sengaja. Inti dari
yang ia lakukan.79 Apabila unsur kesengajaan dari pelaku zina ini tidak
77
Mardjono Reksodiputro,dkk, Parados Dalam Kriminologi, (Jakarta: Rajawali, 1989),
Hlm 60.
78
Ahmad Bahiej, Tinjauan Yuridis Atas Delik Perzinahan (Overspel) Dalam Hukum
Pidana Di Indonesia, Jurnal, Hlm. 7.
79
Sudarto, Hukum Pidana Indonesia, (Semarang: Fakultas Hukum Universitas Di
Ponegor, 1990), Hlm. 102
41
42
oleh dua orang yang berjenis kelamin sama maka tidak termasuk
antara seorang pria dengan seorang wanita yang salah satu atau
isteri. Jika ada persetujuan antara suami dan isteri, misalnya suami
perbuatan zina.82
80
Ahmad Bahiej, Tinjauan Yuridis Atas Delik Perzinahan (Overspel) Dalam Hukum
Pidana Di Indonesia, Jurnal, Hlm. 8.
81
Lamintang, Delik-Delik Khusus Tindak Pidana-Tindak Pidana Yang Melanggar
Norma-Norma Kesusilaan Dan Norma Kepatutan, (Bandung: Mandar Maju, 1990), hlm 89.
82
Ahmad Bahiej, Tinjaun Yuridis Atas Delik Perzinahan (Overspel) Dalam Hukum
Pidana Indonesia, Jurnal, Hlm 9.
42
BAB III
a. Zina muhsan
Zina muhsan yaitu zina yang dilakukan oleh orang yang sudah
janda.
Zina ghairu muhsan yaitu zina yang dilakukan oleh orang yang
83
H. Rahmat Hakim, Hukum Pidana Islam, Fiqh Jinayah, (Bandung, Pustaka Setia,
2000), Hlm.73.
84
Djedjen Zainudin,Dkk, Pendidikan Agama Islam, Fiqih, (Semarang, PT. Karya
Toha, 2008), Hlm.23.
43
44
atau putra raja dan/ atau hamba sahaya, kaya atau miskin, hitam atau
85
H. Rahmat Hakim, Hukum Pidana Islam, Fiqh Jinayah, (Bandung, Pustaka Setia,
2000), Hlm.75.
86
H. Ahmad Wardi Musclih, Pengantar Dan Asas Hukum Pidana Islam, Fiki Jinayah,
(Jakarta, Sinar Grafika, 2006), Hlm.145.
87
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, Hlm.350.
44
45
hukuman zina. Ayat 2 surat An-Nur ini adalah patokan hukum utama,
tetapi belum cukup berpegang pada ayat ini saja, melainkan hendaklah
itu. Menurut Rasulullah, yang melakukan zina itu dibagi menjadi dua
orang muhsan.89
ini didasarkan pada hadits Nabi saw. Dari ‘ubadah ibn shaimit bahwa
88
H. Zainudin Ali, Hukum Islam, Pengantar Ilmu Hukum Islam Di Indonesia, (Jakarta,
Sinar Grafika, 2015), Hlm. 110.
89
Hamka, Tafsir Al-Azhar, (Jakarta, Anggat INKAPI, 2015), Hlm. 245.
90
H. Ahmad Wardi Musclih, Pengantar Dan Asas Hukum Pidana Islam, Fikih Jinayah,
(Jakarta, Sinar Grafika, 2006), Hlm.146.
91
Muhammad Ibn Ali Asy-Syaukani, Nail Al-Authar, (Beirut: Dar Al-Fikr, 1996), Hlm.
249.
45
46
sanksi bagi pelaku zina ghairu muhsan adalah berupa jilid 100 kali
2) Hukuman Rajam
satu ghairu muhsan maka yang muhsan dirajam dan yang ghairu
92
Shahih Muslim, Juz III, Hlm.1316
93
Abdul Qadir Audah, At-Tasyri Al-Jina’iy Al-Islamy, (Beirut, Dar Al-Kitab Al-Araby,
1996), hlm.380
46
47
انيس ال ام ا ى ا ف ء اعت فت ف ج
94
H. Ahmad Wardi Musclih, Pengantar Dan Asas Hukum Pidana Islam, Fikih
Jinayah, (Jakarta, Sinar Grafika, 2006), Hlm.145.
47
48
dalam Al-Qur’an tidak disebut hukuman rajam, namun hukuman ini telah
diakui keeksistensiannya.96
perzinaan tersebut.
95
Al-Bukhari, Jilid 4, hlm. 2727.
96
Muhammad Ali As-Sayis, Tafsir Ayat-Ayat Ahkam, (Beirut, Dar Al Fikr, 1996),
Hlm.106.
97
Abdul Aziz Dahlan, Ensiklpedi Hukum Islam Jilid I, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve,
1996), Hlm.206.
48
49
keyakinan98
pemiliknya.99
antara lain pada firman Allah swt, Q.S. Al-Baqarah : 282, yang
berbunyi:
98
Sobhi Mahmassari, Falsafat Al-Tasyri’ Fi Al Islamy, Terjemahan, Ahmad Sudjono,
Filsafat Hukum Islam, (Bandung: PT. Alma Arif, 1976), Hlm. 239
99
Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam Jilid I, (Jakarta: Ichtiar Baru Van
Hoeve, 1996), Hlm. 207
49
50
tidak disebutkan bahwa kedua saksi itu mesti adil, dengan sendirinya
pada penulis dan wali sudah diisyaratkan berlaku adil. Dalam kata
50
51
ال د ع ع ي الي ين ع
berperkara alat bukti artinya alat atau upaya yang bisa digunakan
perkara, alat bukti artinya alat atau upaya yang bisa digunakan oleh
102
Muslim, Shahih Muslim, Juz II, (Bandung: Ma’arif), Hlm. 59
103
Abu Abdiah Muhammad, Ensiklopedia Hadis-Hadis Hukum, (Jakarta: Darus Sunnah,
2013), Hlm.1367
104
Inayah Yusnita, Skripsi, Hasil Tes DNA (Deoxyribonucleicaid) Sebagai Alat Bukti
Alternatif Dalam Jarimah Zina, IAIN Walisongo Semarang, Hlm.38
51
52
persidangan.105
macam yaitu:
1. Al-Iqrar
yang ada pada diri pengaku itu sendiri dengan ucapan atau
105
Anshoruddin, Hukum Pembuktian Menurut Hukum Acara Islam Dan Hukum Positif,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm.93.
106
Ibid, hlm. 94.
107
Basiq Djalil, Peradilan Islam, (Jakarta: Amzah, 2012), Hlm.40
52
53
segala bidang.109
2. Syahadah (kesaksian)
108
109
Hasbi Ash Shiddieqy, Pradilan Dan Hukum Acara Islam, (Semarang: PT.Pustaka
Rizqi Putra, 1997), Hlm.137.
53
54
tindak pidana.110
a. Yamin
memperoleh siksanya.112
b. nukul
110
Abdul Qadir Audah, Ensiklopedia Hukum Pidana Islam IV, (Jakarta: PT. Kharisma
Ilmu, 2009), hlm. 117.
111
112
Anshoruddin, Hukum Pembuktian Menurut Hukum Acara Islam Dan Hukum Positif,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm.100.
54
55
penggugat.113
c. Qasamah
113
Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedia Hukum Islam Jilid I, (Jakarta: Ichtiar Baru Van
Hoeve, 1996), hlm.207.
114
Abdul Qadir Audah, Ensiklopedia Hukum Pidana Islam Iv, (Jakarta: Pt.Kharisma
Ilmu), hlm.123.
55
56
4. Qarinah
ب جت
115
Ibnu Qayyim Al Jauziyah, Hukum Acara Peradilan Islam, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2006), hlm.335.
116
Anshoruddin, Hukum Pembuktian Menurut Hukum Acara Islam Dan Hukum Positif,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm.88.
56
57
undang-undang.
(1) Dipidana karena zina, dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun.
a. Laki-laki yang berada dalam ikatan perkawinan melakukan
persetubuhan dengan perempuan yang bukan isterinya;
b. Perempuan yang berada dalam ikatan perkawinan melakukan
persetubuhan dengan laki-laki yang bukan suaminya;
c. Laki-laki yang tidak dalam ikatan perkawinan melakukan
persetubuhan dengan perempuan, padahal diketahui bahwa
perempuan tersebut berada dalam ikatan perkawinan;
d. Perempuan yang tidak dalam ikatan perkawinan melakukan
persetubuhan dengan laki-laki, padahal diketahui bahwa laki-laki
tersebut berada dalam ikatan perkawinan; atau
e. Laki-laki dan perempuan yang masing-masing tidak terikat dalam
perkawinan yang sah melakukan persetubuhan.
117
Abdul Aziz, Ensiklopedi Hukum Islam Jilid I, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve,
1996), hlm. 208.
118
Anshoruddin, Hukum Pembuktian Menurut Hukum Acara Islam Dan Hukum Positif,
(Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2004), hlm. 89.
57
58
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dilakukan
penuntutan kecuali atas pengaduan suami, isteri, atau pihak ketiga
yang tercemar.
(3) Terhadap pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak
berlaku ketentuan pasal 25, pasal 26 dan pasal 28.
(4) Pengaduan dapat ditarik kembali selama pemeriksaan sidang
pengadilan belum dimulai.
Pasal 484
Setiap orang yang melakukan persetubuhan dengan anak-anak,
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan
paling lama 12 (dua belas) tahun dan pidana denda paling sedikit
kategori IV dan paling banyak kategori VI.
Pasal 485
Setiap orang yang melakukan hidup bersama sebagai suami isteri
di luar perkawinan yang sah, dipidana penjara paling lama 1 (satu)
tahun atau pidana denda paling banyak kategori II. 119
Berdasarkan rumusan dari Rancangan Undang-Undang KUHP dari
119
RUU KUHP, hlm. 136.
120
Eko Sugiyanto, Dkk, Kebijakan Hukum Pidana Dalam Upaya Penanggulangan
Tindak Pidana Perzinaan, Diponegoro Law Jurnal, hlm.6.
121
Syamsul Huda, Zina Dalam Perspektif Hukum Dan Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana, Jurnal, STAIN Kediri, hlm. 390.
58
59
tertuduh.122
1. Pengertian pembuktian
122
Andi Sofyan, Dkk, Hukum Acara Pidana, (Jakarta: Prenada Media Group, 2014),
hlm. 229.
123
Ibid, hlm.230.
124
Ibid, hlm.230.
59
60
meyakinkan.126
layak dengan pikiran yang logis terhadap fakta-fakta pada masa lalu
mempertanggungjawabkannya.128
125
Rusli Muhammad, Hukum Acara Pidana Kontemporer, (Bandung: PT.Citra Aditya
Bakti, 2007), hlm.185.
126
Eddy O.S Hiariej, Teori dan Hukum Pembuktian, (Jakarta: Erlangga, 2012), hlm.3.
127
Rusli Muhammad, Hukum Acara Pidana Kontemporer, (Bandung: PT.Citra Aditya
Bakti, 2007), hlm.185.
128
Andi Sofyan, Dkk, Hukum Acara Pidana, (Jakarta: Prenada Media Group, 2014),
hlm. 230.
60
61
kebenarannya.130
teori tersebut.
theorie)
129
R.Subekti, Hukum Pembuktian, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1995), hlm.1.
130
Rusli Muhammad, Hukum Acara Pidana Kontemporer, (Bandung: PT.Citra Aditya
Bakti, 2007), hlm.185.
61
62
terdakwa.133
c. Pembuktian bebas
131
Andi Sofyan, Hukum Acara Pidana, (Jakarta: Prenada Media Group, 2014), hlm.233.
132
Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Pidana Indonesia, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1983), hlm. 229.
133
Andi Sofyan, Hukum Acara Pidana, (Jakarta: Prenada Media Group, 2014), hlm.234.
62
63
undang.136
hakim terikat pada alat-alat bukti yang sah, yang berarti bahwa
134
Ibid, hlm. 235.
135
Ibid, hlm. 235.
136
H.P.Panggabean, Hukum Pembuktian Teori-Praktik Dan Yurisprudensi Indonesia,
(Bandung: PT.Alumni, 2014), hlm.82.
63
64
a. Keterangan saksi
1) Saksi
26 KUHAP)
2) Kesaksian
alami sendiri.
3) Keterangan saksi
64
65
b. Keterangan ahli
c. Surat
137
Andi Sofyan, Hukum Acara Pidana, (Jakarta: Prenada Media Group, 2014), hlm. 239.
138
KUHAP Dan KUHP, hlm. 213.
65
66
keadaan.
padanya.
lain.139
d. Petunjuk
139
Ibid, hlm.280.
66
67
a. Keterangan saksi
b. Surat
c. Keterangan terdakwa
e. Keterangan terdakwa
140
Ibid, hlm. 280.
67
68
didakwakan kepadanya.
dirinya sendiri.
lainnya.142
141
Ibid, hlm. 281.
142
Andi Sofyan, Hukum Ac Ara Pidana, (Jakarta: Prenada Media Group, 2014), hlm. 266.
68
69
f. Barang bukti
sebagainya.
peristiwa pidana
143
Ibid, hlm.266.
69
70
di ancam hukuman hadd atau hudud, yakni hukuman yang telah di tetapkan
oleh Allah di dalam Al-Qur’an ataupun hadist Nabi. Adapun larangan dari
pada tindak pidana zina terdapat dalam surat Al Isro‟ ayat 32.
adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.
(QS.AlIsro’ (17): 32 ).
mendekati zina tidak boleh, apalagi berbuat zina. Islam sangat melarang
Positif Indonesia juga mengatur tentang larangan zina dan memang pada
berikut:
70
71
(3) Terhadap pengaduan ini tidak berlaku Pasal 72, 73, dan 75.
(5) Jika bagi suami-istri berlaku Pasal 27 BW, pengaduan tidak diindahkan
putusan yang menyatakan pisah meja dan tempat tidur menjadi tetap.144
144
Moeljatno, KUHP, 2001, (Jakarta:PT.Bumi Aksara),hlm.104.
71
72
dalam hukum pidana Islam dan KUHP tentang perzinaan adalah sama-sama
tercela dan keji, yang dimana perbuatan tersebut harus diberikan sanksi
mengadukan.
merupakan delik aduan. Islam itu memandang bahwa zina itu termasuk dosa
besar yang harus ditindak tanpa menunggu pengaduan dari oang yang
145
Jimly Ashiddiqie, Pembaharuan Hukum Pidana Indonesia, cet 4, (Bandung:
Angkasa, 1996), hlm.93.
72
73
bersangkutan. Karena sudah jelas ada nas yang melarang tindak pidana
dapat dituntut apabila tidak ada pengaduan dari pihak suami, isteri yang
adalah suami, isteri, atau pihak ketiga yang tercemar. Apabila dalam kasus
perzinaan ini tidak ada pengaduan dari pihak-pihak yang telah disebutkan
dalam Pasal 284 ayat (2) maka suatu delik perzinaan tidak dapat diproses
secara hukum.147
sebagai delik aduan. Karena hukum Barat itu di pengaruhi dengan ajaran
sebagai delik aduan hanya keharusan moral untuk setia kepada suami dan
isteri.148
146
Ibid, hlm. 94.
147
Ibid, hlm. 95.
148
Ibid, hlm. 95.
73
74
adanya pengaduan dari pihak-pihak yang berhak supaya delik ini bisa
keluarga dari pelaku zina. Sehingga wajar apabila tindak pidana zina dalam
tergolong radikal sampai pada yang moderat, mulai dari yang menginginkan
BPUPKI/PPKI pada tahun 1945. Pada masa orde baru, tema ini muncul
149
https://rullyasrul83-wordpress-
com.cdn.ampproject.org/v/s/rullyasrul83.wordpress.com/2009/08/20/dilema-penerapan-hukum-
islam-di-indonesia/amp/?amp_js_v=0.1&usqp=mq331AQFKAG4AQE%3D#_ftn31 , diakses pada
tanggal 14-11-2019.
74
75
Dua fraksi partai Islam yaitu fraksi (F-PPP) dan fraksi (F-PBB) dalam
Jakarta dalam batang tubuh UUD 1945, khususnya pasal 29. 150
dapat menjadi hukum positif atau bagian dari hukum nasional, disamping
150
Ibid.
151
A. Rahmat rosyadi, dkk, formalisasi syari’at Islam dalam perspektif tata hukum
Indonesia, (bogor: ghalia, 2006), hlm. 9
152
Ibid. hlm. 10.
75
76
di Indonesia.153
hukum positif (ius constitutum) dan ada yang disebut dengan hukum yang
a. Ius constitutum adalah yaitu hukum yang berlaku dalam suatu Negara
hukum Indonesia pada waktu sekarang, yang disebut juga tata hukum
Indonesia.
muamalah. Sedangkan yang menjadi hukum publik Islam sampai saat ini
153
Ibid.
154
Abintoro prakoso, pengantar ilmu hukum, (Surabaya: laksbang pressindo, 2017), hlm.
81.
76
77
cukup panjang.155
Islam tersebut tidak bisa bertahan, bahkan mungkin juga bisa menjadi
bahwa syariat Islam secara formal harus diperjuangkan dan harus diamalkan
pendapat Imam Al-Ghazali yang berbicara tentang tata Negara Islam, bahwa
tidak ada fondasinya maka akan runtuh dan apa-apa yang tidak dijaga pasti
155
www.menaraislam.com, strategi menuju penerapan syari’at Islam.
156
Ibid.
77
78
salah.
157
Ibid.
78
79
Hambatan dari sisi ini akan menjadi semakin signifikan apabila strategi-
KUHP
hukum agama, ajaran dan hukum agama Islam dalam kehidupan berbangsa
dengan kondisi Indonesia. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dalam salah satu
secara kultural, yuridis dan sosiologis memiliki akar kuat. Hukum Islam
158
ibid.
159
M. Amin Suma, Himpunan Undang-Undang Perdata Islam dan Peraturan Pelaksanaan
lainnya di Negara Hukum Indonesia, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), hlm. 44.
160
Ibid, hlm. 45.
79
80
hukum dasar bagi negara kita, yaitu ketika mereka dalam wadah Badan
Piagam Jakarta (22 Juni 1945). Dalam Piagam Jakarta, yang kemudian
161
Mohammad Daud Ali, “Kedudukan Hukum Islam dalam Sistem Hukum Indonesia”.
Dalam Marzuki, Prospek Pemberlakuan Hukum Pidana Islam di Indonesia
https://marzukiwafi.wordpress.com/2011/02/08/prospek-pemberlakuan-hukum-pidana-islam-
diindonesia/ diakses pada tanggal 17 Juni 2012.
162
Ibid.
80
81
dasar nasional tidak berhasil pada waktu itu, akan tetapi pada perkembangan
Islam untuk menjadikan hukum Islam sebagai salah satu sumber hukum
dalam pembangunan hukum nasional. Dalam hal ini hukum Islam banyak
163
Fathurrahman Djamil, Filsafat Hukum Islam, (Bandung: sinar grafika, 2010). hlm.
127.
164
Ibid. hlm. 128.
165
Marzuki, prospek pemberlakuan hukum, (Jakarta: sinar grafika, 2008), hlm. 65.
81
82
dan menaati kaidah hukum negara dan kaidah agama sekaligus. Dengan
secara konstitusional sebagai hukum, dan masih terus berlaku menurut pasal
II Aturan Peralihan UUD 1945. Namun demikian, ketentuan dasar ini belum
82
83
instrumen asas legalitas. Seperti halnya KUHP di atas, posisi hukum pidana
penyebab belum dapat terpenuhinya hukum pidana Islam secara legal sesuai
utuh di Indonesia, termasuk dalam bidang hukum pidana. Hal ini didasari
masyarakat sedikit demi sedikit dapat terkurangi. Sanksi yang tidak sepadan
yang diberikan kepada para pelaku tindak pidana selama ini tidak membuat
Karena itu, sanksi yang tegas seperti yang ada dalam hukum pidana
168
Ibid, hlm. 246.
169
Marzuki, prospek pemberlakuan hukum, (Jakarta: sinar grafika, 2008), hlm. 66.
170
Ibid, hlm. 67.
83
84
yang baru yang dapat disebut KUHP Indonesia. Upaya ini mendapatkan
hasil dengan disiapkannya RUU KUHP yang baru. Dalam RUU ini juga
meskipun tidak secara keseluruhan. RUU ini juga sudah beberapa kali
di DPR, namun hingga saat ini belum ada kata sepakat dikalangan para
pengak hukum kita tentang materi atau pasal-pasal yang menjadi isi dari
nasional.172
hukum Islam secara eksplisit ke dalam RUU KUHP. Namun, jika tidak
pidana perzinaan dan minum minuman keras tidak mesti harus dihukum
dengan hukuman rajam atau hukuman cambuk empat puluh kali kepada
perbuatan itu dianggap sebagai tindak pidana yang tidak sesuai dengan
171
Faisal, Jurnal Ahkam: Menimbang wacana Formalisasi Hukum Pidana Islam di
Indonesia, vol. XII No. 1 Januari 2011, hlm. 48.
172
Marzuki, prospek pemberlakuan hukum, (Jakarta: sinar grafika, 2008), hlm. 68.
84
85
merupakan proses dari strategi legislasi hukum Islam yang bersifat gradual
seluruhnya).173
sendiri dapat dicapai, yaitu membuat jera si pelaku dan menimbulkan rasa
takut pada diri orang lain untuk melakukan perbuatan pidana sejenis. 174
hukum pidana Islam ke dalam hukum pidana nasional, kedua pendekatan ini
(hukum maksimal) yang disebutkan secara eksplisit dalam nash tidak perlu
lagi diterapkan.175
173
M. Amin Suma, Kedudukan dan Peranan Hukum Islam di negara hukum Indonesia,
makalah disampaikan pada Kuliah Umum dan seminar Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 1430 H/2009 M, hlm. 38.
174
Ibid, hlm. 39.
175
Marzuki, prospek pemberlakuan hukum, (Jakarta: sinar grafika, 2008), hlm. 69.
85
86
Syariat Islam sebagai hukum yang berasal dari wahyu Ilahi, sudah
barang tentu akan memberikan jiwa dan ruh kepada hukum pidana nasional
yang dihormati dan dipatuhi oleh bangsa Indonesia yang notabene mayoritas
beragama Islam, juga bangsa Indonesia yang beragama selain Islam. Dalam
nasional melalui pembahasan RUU KUHP sekarang ini harus diakui sebagai
176
Ibid, hlm. 70.
177
Ibid, hlm. 71.
178
Ibid, hlm. 72.
86
87
muslim sebagai mayoritas dengan melihat amanat UUD 1945 dan Piagam
179
Faisal, Jurnal Ahkam: Menimbang wacana Formalisasi Hukum Pidana Islam di
Indonesia, vol. XII No. 1 Januari 2011, hlm. 48.
180
Ibid, hlm. 48.
87
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sanksi zina dalam hukum Islam yaitu jilid dan pengasingan selama satu
tahun untuk pezina ghairu muhsan serta rajam untuk pezina muhsan.
bulan.
perzinaan
mengatur tentang larangan perzinaan yang mana hal itu sangatlah mengacu
dimana antara Hukum Pidana Islam dengan Hukum Positif tidaklah sama.
88
89
seperti hamilnya
menikah
menghadirkan 4 saksi,
berbuat zina.
sumpah li’an. Dan di dalam hukum pidana islam suatu tindak pidana
orang saksi dan semuanya laki-laki yang dapat di ajukan. Namun tidak
kategori delik aduan absolut harus ada pengaduan terlebih dahulu supaya
89
90
para hedonis.
salah.
sebagainya.
90
91
B. Saran
1. Untuk masyarakat
beretika. Oleh sebab itu, maka peran penting orang tua dalam keluarga
2. Untuk pemerintah
yang berat dan serius dan harus dikenai sanksi yang berat untuk meberikan
91
92
efek jera yang efektif dan untuk meminimalisir bahkan untuk membasmi
bangsa dan Negara yang maju. Oleh sebab itu, untuk menumbuhkan rasa
C. Penutup
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Karena tidak ada karya manusia yang
skripsi ini dapat menambah hazanah ilmu pengetahuan serta dapat bermanfaat
92
93
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Azis Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve,
1996.
Abdul Qadir Auda, Ensiklopedia Hukum Pidana Islam, Bogor, PT. Charisma
Ilmu, 2012.
Abdul Qadir Audah, At-Tasyri Al-Jina’iy Al-Islamy, (Beirut, Dar Al-Kitab Al-
Araby, 1996.
Abu Fajar Al-Qalamy,Dkk, Tuntunan Jalan Lurus Dan Benar, Jakarta, Gita
Media Press, 2010.
Ahmad Fathi Bahansyi, Nasriyah Al-Isbat Fil Fiqh Al-Jina‟I Al Islami, Kairo:
Al-Syirkah Al Arabiyah Al-Ittiba’ah Wa Al-Nasyr, 1984
Ahmad Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta, Media Grafika, 2016.
93
94
Djedjen Zainuddin, Pendidikan Agama Islam Fiqh, Karya Toha Putra, 2008.
H. Ahmad Wardi Musclih, Pengantar Dan Asas Hukum Pidana Islam, Fikih
Jinayah, Jakarta: Sinar Grafika, 2006.
Hasbi Ash Shiddieqy, Pradilan Dan Hukum Acara Islam, Semarang: PT.Pustaka
Rizqi Putra, 1997.
Http://Perzinaan-Hukum.Blogspot.Co.Id Akses Minggu, 13 Oktober Pukul 10.56.
https://rullyasrul83-wordpress-
com.cdn.ampproject.org/v/s/rullyasrul83.wordpress.com/2009/08/20/dilema-
penerapan-hukum-islam-di-
indonesia/amp/?amp_js_v=0.1&usqp=mq331AQFKAG4AQE%3D#_ftn31 ,
diakses pada tanggal 14-11-2019
Ibnu Hajar Ash-Qalani, Bulughul Maram, Terj. Kahar Masyhur, Jakarta :PT.
Rineka Cipta, 1992
94
95
Ismu Gunadi, Dkk, Cepat Dan Mudah Memahami Hukum Pidana, Jakarta,
Prenadamedia Group, 2014
Muhammad Ali As-Sayis, Tafsir Ayat-Ayat Ahkam, (Beirut, Dar Al Fikr, 1996.
Muhammad Ibn Ali Asy-Syaukani, Nail Al-Authar, (Beirut, Dar Al-Fikr, 1996.
Mushaf Al- Jamil, Al- Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah
Inggris, Bekasi: Cipta Bagus Segara,2012.
95
96
Pipin Syarifin, Hukum Pidana Di Indonesia, Bandung, CV. Pustaka Setia, 2000
Rahmat Hakim,Hukum Pidana Islam, (Fiqh Jinayah) Untuk Iain, STAIN, PTAIS,
Bandung;Pustaka Setia,2000.
Rokhmadi, Hukum Pidana Islam, Semarang, CV. Karya Abadi Jaya, 2015.
Syekh Muhammad Abid As-Sindi, Musnad Syafi’i Juz 2, Sinar Baru Algesindo,
Bandung, 2006.
96
97
97
98
LAMPIRAN
98
101
A. Identitas Diri
Nama : Nurul Islam
TTL : Lingko Laki, 14 November 1995
Alamat Rumah : Desa Kabar, Kec. Sakra, Kab. Lombok
Timur
Nama Ayah : Muhammad Yusi
Nama Ibu : BQ. Muhini
B. Riwayat Pendidikan
1. SD/MI : SDN 3 KABAR
2. SMP/Mts : Mts NW KABAR
3. SMA/MA : MA NW KABAR
C. Riwayat Pekerjaan
D. Prestasi/Penghargaan
E. Pengalaman Organisasi
1. Ketua Ikatan Mahasiswa Kreatif (IMK) Desa Kabar
2. Pernah Menjadi Anggota HMI
3. Pernah Menjadi Ketua Osis Di MA NW KABAR
F. Karya Ilmiah
Mataram, 2019
Nurul Islam
101