Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

METODE NUMERIK
Eliminasi Gauss dan Gauss Jordan

Disusun Oleh:
YOSELAH TRIANI
NPM. 21010067

Dosen Pengampu :
Nofi Qurniati, S.Pd.,M.Pd

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS DEHASEN
BENGKULU
2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Alhamdulillah.. Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan
hidayah-Nya. Segala pujian hanya layak kita aturkan kepada Allah SWT. Tuhan
seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta petunjuk-Nya yang
sungguh tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang penulis beri judul ” Eliminasi Gauss dan Gauss Jordan”.
Dalam penyusuna makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan rasa berterimakasih yang
sebesar-besarnya kepada mereka, kedua orang tua dan segenap keluarga besar
penulis yang telah memberikan dukungan, moril, dan kepercayaan yang sangat
berarti bagi penulis.
Berkat dukungan mereka semua kesuksesan ini dimulai, dan semoga semua
ini bisa memberikan sebuah nilai kebahagiaan dan menjadi bahan tuntunan kearah
yang lebih baik lagi. Penulis tentunya berharap isi makalah ini tidak meninggalkan
celah, berupa kekurangan atau kesalahan, namun kemungkinan akan selalu tersisa
kekurangan yang tidak disadari oleh penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, penulis mengharapkan
agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

i
2
i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 1
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 1

BAB II PEMBAHASA
2.1 Sistem Persamaan Linier ..................................................................... 3
2.2 Sejarah Gauss Jordan .......................................................................... 3
2.3 Metode Eliminasi Gaus ....................................................................... 5
2.4 Eliminasi Gauss-Jordan....................................................................... 11

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 20
3.2 Saran .................................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA

ii
3
i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makalah ini dibuat untuk membantu para siswa memahami mata kuliah
“Metode Numerik”. Kuliah Metode Numerik ini diberikan sebagai salah satu
Mata Kuliah Wajib yang memiliki bobot 3 SKS (Satuan Kredit Semester).
Tujuannya yang ingin didapat mata kuliah ini adalah untuk memahami konsep
dasar metode numerik
Metode numerik adalah teknik di mana masalah matematika diformulasikan
sedemikian rupa sehingga dapat diselesaikan oleh pengoperasian aritmetika
(Chapra dan Chanale, 1991); metode numerik adalah teknik -teknik yang
digunakan untuk merumuskan masalah matematika agar dapat diselesaikan han
ya dengan operasi hitungan, yang terdiri dari operasi tambah, kurang, kali dan
bagi (Susila, 1994 ; Ibraheem dan Hisyam, 2003). Terdapat banyak jenis metode
numerik, namun pada dasarnya, masing -masing metode tersebut memiliki
karakteristik umum, yaitu selalu mencakup sejumlah kalkulasi aritmetika. Jadi
metode numerik adalah suatu teknik untuk memformulasikan masalah
matematika sehingga dapat diselesaikan dengan operasi aritmetika yang terdiri
dari operasi tambah, kurang, kali dan bagi (Rochmad, 2011).
Mata pelajaran matematika sering kali menyajikan masalah sehari-hari pada
materi dalam setiap bab yang kemudian dapat selesaikan menggunakan model
matematika. Seperti pada sub bab ”Sistem Persamaan Linear”. Berdasarkan
latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakuka dengan metode
penyelesaian yaitu dengan metode Eliminasi Gauss dan Eliminasi Gauss
Jordan.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana cara mengerjakan soal eliminasi Gauss dan Gauss Jordan ?

1.3 Tujuan

1
Pembuatan makalah ini sebagai tugas mata kuliah Metode Numerik untuk
lebih memahami metode eliminasi Gauss dan Gauss-Jordan dan membantu
pembaca lainnya yang ingin menyelesaikan sistem persamaan linier.
Manfaat dari makalah yang dibuat kelompok antara lain :
a. Membantu memahami apa yang dimaksud metode eliminasi Gauss dan
Gauss-Jordan.
b. Membantu mempelajari langkah-langkah yang dilakukan untuk
menyelesaikan soal sistem persamaan linier dengan metode eliminasi
Gauss dan Gauss Jordan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.5 Sistem Persamaan Linier


Di dalam matematika, system persamaan linier adalah kumpulan
persamaan-persamaan linier yang memiliki variabel-variabel yang sama.
Bentuk umum dari sistem persamaan linier dengan n peubah dinyatakan sebagai
berikut:

Dengan mengunakan perkalian matriks, kita dapat menulis


persamaan di atas sebagai persamaan matriks
Ax = b
Yang dalam hal ini,

Yaitu:

2.6 Sejarah Gauss Jordan


Karl Friedich Gauss (1977-1855) adalah seorang ahli matematika dan
ilmuwan dari Jerman. Gauss yang kadang-kadang dijuluki “pangeran ahli
matematika”. Disejajarkan dengan Isaac Newton dan Archimedes sebagai salah
satu dari tiga ahli matematika yang terbesar yang pernah ada. Dalam seluruh
sejarah matematika, tidak pernah ada seorang anak yang begitu cepat
berkembang, sebagaimana Gauss, yang dengan usahanya sendiri

3
menyelesaikan dasar aritmetika sebelum ia dapat berbicara. Pada suatu hari,
saat ia bahkan belum berusia tiga tahun, melalui cara dramatis orang tuanya
mulai menyadari kejeniusan Gauss. Ketika itu ayahnya tengah menyiapkan gaji
mingguan untuk para buruh bawahannya, dan Gauss memperhatikan dengan
diam-diam dari pojok ruangan. Setelah perhitungan yang panjang dan
membosankan. Gauss tiba-tiba member tahu ayahnya bahwa terdapat kesalahan
dalam perhitungannya dan memberikan jawaban yang benar, yang diperoleh
hanya dengan memikirkannya (tanpa menulisnya). Yang mengherankan orang
tuanya adalah setelah diperiksa ternyata perhitungannya Gauss benar.
Dalam desertasi doktoralnya Gauss memberikan bukti lengkap pertama
teori-teori dasar aljabar yang menyatakan bahwa setiap persamaan polynomial
memiliki solusi sebanyak pangkatnya. Pada usia 19 tahun ia menyelesaikan
masalah yang membingungkan Euclid, menggambarkan polygon 17 sisi di
dalam lingkaran dengan menggunakan jangka dan kompas, dan pada tahun
1801, pada usia yang ke-24 tahun, ia mempublikasikan karya
terbesarnya, Disquisitiones Arithmeticae”, yang dipandang banyak orang
sebagai salah satu prestasi paling berlian dalam matematika. Dalam makalah itu
Gauss melakukan sistematisasi studi dari teori bilangan (sifat-sifat bilangan
bulat atau integer) dan merumuskan konse dasar dari hal tersebut.
Diantara prestasinya yang banyak sekali, Gauss menemukan kurva
Gaussian atau kurva berbentuk lonceng yang merupakan dasar teori
probabilitas, memberikan interpretasi geometric pertama mengenai bilangan
kompleks dan mengembangkan metode-metode karakteristik permukaan secara
interistik dengan menggunakan kurva-kurva yang dikandungnya,
mengembangkan teori pemetaan konformal (angle preserving) dan menemukan
geometri non-Euclidean 30 tahun sebelum dipublikasikan oleh orang lain.
Dalam bidang fisika ia memberikan sumbangan yang besar terhadap teori lensa
dan gerakan kapiler, dan bersama Wilhelm Weber ia mengerjakan pekerjaan
penting dalam bidang elektromagnetisme, magnetometer bifilar dan
elektrograf.
Gauss adalah orang yang sangat religious dan aristoratik dalam
kesajaannya. Ia dengan mudah menguasai bahasa-bahasa asing, sangat senang

4
membaca dan meminati bidang minarologi dan botani sebagai hobi. Ia tidak
suka mengajar dan biasanya bersikap dingin tidak mendukung terhadapahli
matematika yang lainnya, kemungkinan ini karena ia mengantisipasi kerja
mereka. Dikatakan bahwa jika saja Gauss mempublikasikan semua
penemuaannya, maka matematika saat ini akan lebih maju 50 tahun. Tak
diragukan lagi bahwa ia adalah ahli matematika terbesar dalam era modern.
Wilhelm Jordan (1842-1899) adalah seorang insinyur Jerman yang ahli
dalam bidang geodesi. Sumbangannya untuk penyelesaian sistem linear dalam
buku populernya, Handbuch de Vermessungskunde (Buku panduan Geodesi)
pada tahun 1988.
Contoh Sumbangannya untuk penyelesaian sistem linear dalam buku
populernya Dalam aljabar linear, eliminasi Gauss-Jordan adalah versi dari
eliminasi Gauss. Pada metode eliminasi Gauus-Jordan kita membuat nol
elemen-elemen di bawah maupun di atas diagonal utama suatu matriks.
Hasilnya adalah matriks tereduksi yang berupa matriks diagonal satuan (Semua
elemen pada diagonal utama bernilai 1, elemen-elemen lainnya nol).
Metode eliminasi Gauss-Jordan kurang efisien untuk menyelesaikan sebuah
SPL, tetapi lebih efisien daripada eliminasi Gauss jika kita ingin menyelesaikan
SPL dengan matriks koefisien sama. Motede tersebut dinamai Eliminasi Gauss-
Jordan untuk menghormati Carl Friedrich Gauss dan Whilhelm Jordan.

2.7 Metode Eliminasi Gaus


Eliminasi Gauss adalah suatu cara mengoperasikan nilai-nilai di dalam
matriks sehingga menjadi matriks yang lebih sederhana. Caranya adalah dengan
melakukan operasi baris sehingga matriks tersebut menjadi matriks yang
eselon-baris. Ini dapat digunakan sebagai salah satu metode penyelesaian
persamaan linear dengan menggunakan matriks. Caranya dengan mengubah
persamaan linear tersebut ke dalam matriks teraugmentasi dan
mengoperasikannya. Setelah menjadi matriks Eselon-baris, lakukan substitusi
balik untuk mendapatkan nilai dari variabel-variabel tersebut.
Eliminasi Gauss adalah suatu metode untuk mengoperasikan nilai-nilai di
dalam matriks sehingga menjadi matriks yang lebih sederhana lagi. Dengan

5
melakukan operasi baris sehingga matriks tersebut menjadi matriks yang baris.
Ini dapat digunakan sebagai salah satu metode penyelesaian persamaan linear
dengan menggunakan matriks. Caranya dengan mengubah persamaan linear
tersebut ke dalam matriks teraugmentasi dan mengoperasikannya. Setelah
menjadi matriks baris, lakukan substitusi balik untuk mendapatkan nilai dari
variabel-variabel tersebut.
Ciri ciri Metode Gauss adalah

a. Jika suatu baris tidak semua nol, maka bilangan pertama yang tidak nol
adalah 1 (1 utama)
b. Baris nol terletak paling bawah
c. 1 utama baris berikutnya berada dikanan 1 utama baris diatasnya
d. Dibawah 1 utama harus nol
Metode ini digunakan dalam analisis numerik untuk meminimalkan mengisi
selama eliminasi, dengan beberapa tahap
Keuntungan :
a. Menentukan apakah sistem konsisten.
b. Menghilangkan kebutuhan untuk menulis ulang variabel setiap langka.
c. Lebih mudah untuk memecahkan
Kelemahan :
a. Memiliki masalah akurasi saat pembulatan desimal
Metode ini berangkat dari kenyataan bahwa bila matriks A berbentuk
segitiga atas (menggunakan Operasi Baris Elementer) seperti system persamaan
berikut ini:

Maka solusinya dapat dihitung dengan teknik penyulingan


mundur (backward substitution):

6
Kondisi sangat penting. Sebab bila , persamaan
diatas menjerjakan pembagian dengan nol. Apabila kondisi tersebut tidak
dipenuhi, maka SPL tidak mempunyai jawaban.
Contoh:
x + y + 2z = 9
2x + 4y - 3z = 1
3x + 6y - 5z = 0

7
Solusi system diperoleh dengan teknik penyulihan mundur sebagai
berikut:

Melakukan pertukaran baris untuk menghindari pivot yang bernilai


nol adalah cara pivoting yang sederhana (simple pivoting). Masalah ini
dapat juga timbul bila elemen pivot sangat dekat ke nol, karena jika elemen
pivot sangat kecil dibandingkan terhadap elemen lainnya, maka galat
pembulatan dapat muncul.
Ada dua macam tata-ancang pivoting, yaitu:
2.7.1 Pivoting sebagian (partial pivoting)
Pada tata-ancang pivoting sebagian, pivot dipilih dari semua elemen
pada kolom p yang mempunyai nilai mutlak terbesar,

8
Lalu pertukarkan baris k dengan baris ke p. Misalkan setelah operasi baris
pertama diperoleh matriksnya seperti yang digambarkan pada matriks di
bawah ini. Untuk operasi baris kedua, carilah elemen x pada baris kedua,
dimulai dari baris ke-2 sampai baris ke-4, yang nilai mutlaknya terbesar,
lalu pertukarkan barisnya dengan baris ke-2
perhatikanlah bahwa teknik pivoting sebagian juga sekaligus
menghindari pemilihan pivot = 0 (sebagaimana dalam simple pivoting)
karena 0 tidak akan pernah menjadi elemen dengan nilai mutlak terbesar,
kecuali jika seluruh elemen di kolom yang diacu adalah 0. Apabila setelah
melakukan pivoting sebagian ternyata elemen pivot = 0, itu berarti system
persamaan linier tidak dapat diselesaikan (singular system).
2.7.2 Pivoting Lengkap (complete pivoting)
Jika disamping baris, kolom juga dikutkan dalam pencarian elemen
terbesar dan kemudian dipertukarkan, maka tata-ancang ini disebut pivoting
lengkap. Pivoting lengkap jarang dipakai dalam program sederhana karena
pertukaran kolom mengubah urutan suku x dan akibatnya menambah
kerumitan program secara berarti. Contoh:

Dengan menggunakan 4 angka bena, selesaikan system berikut


dengan metode eliminasi Gauss:

a. Tanpa tata-ancang pivoting sebagian (Gauss naif)


b. Dengan tata-ancang pivoting sebagian (Gauss yang dimodifikasi)

Penyelesaian

9
a. Tanpa tata-ancang pivoting sebagian

Operasi baris pertama (0.0003 sebagai pivot)

Jadi,

Solusinya diperoleh dengan teknik penyulihan mundur:

(jauh dari solusi sejati)

Jadi, x = (3.333, 1.001). solusi ini sangat jauh berbeda dengan solusi

sejatinya. Kegagalan ini terjadi karena sangat kecil bila

di bandingkan dengan , sehingga galat pembulatan yang kecil

pada menghasilkan galat besar di . Perhatikan juga bahwa 1.569 -


1.568 adalah pengurangan dua buah bilangan yang hamper sama, yang
menimbulkan hilangnya angka bena pada hasil pengurangannya.
a. Dengan tata-ancang pivoting sebagian

10
Baris pertama dipertukarkan dengan baris kedua sehingga 0.3454
menjadi pivot

Dengan teknik penyulihan mundur diperoleh:

Jadi, solusinya adalah x = (10.02, 1.000), yang lebih baik daripada

solusi a. keberhasilan ini karena tidak sangat kecil

dibandingkan dengan , sehingga galat pembulatan yang kecil

pada tidak akan menghasilkan galat yang besar pada .

2.8 Eliminasi Gauss-Jordan


Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan sistem
persamaan linier adalah metode eliminasi Gauss-Jordan. Metode ini diberi
nama Gauss-Jordan untuk menghormati CarlFriedrich Gauss dan Wilhelm
Jordan. Metode ini sebenarnya adalah modifikasi dari metode eliminasi Gauss,
yang dijelaskan oleh Jordan di tahun 1887.
Metode Gauss-Jordan ini menghasilkan matriks dengan bentuk baris eselon
yang tereduksi(reduced row echelon form), sementara eliminasi Gauss hanya
menghasilkan matriks sampai padabentuk baris eselon (row echelon
form). Selain untuk menyelesaikan sistem persamaan linier, metode eliminasi
Gauss-Jordan ini dapat. Metode Eliminasi Gauss : metode yang dikembangkan
dari metode eliminasi, yaitu menghilangkanatau mengurangi jumlah variable
sehingga dapat diperoleh nilai dari suatu variable yang bebas.
Eliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang
hasilnya lebih sederhana lagi. Caranya adalah dengan meneruskan operasi baris
dari eliminasi Gauss sehingga menghasilkan matriks yang Eselon-baris. Ini juga

11
dapat digunakan sebagai salah satu metode penyelesaian persamaan linear
dengan menggunakan matriks.
Metode ini digunakan untuk mencari invers dari sebuah matriks. Prosedur
umum untuk metode eliminasi Gauss-Jordan ini adalah Ubah sistem persamaan
linier yang ingin dihitung menjadi matriks augmentasi. Lakukan operasi baris
elementer pada matriks augmentasi (A|b) untuk mengubah matriks A menjadi
dalam bentuk baris eselon yang tereduksi.
Kelebihan dan Keuntungan : Mengubah sistem persamaan linier yang ingin
dihitung menjadi matriks augmentasi. merupakan variasi dari eliminasi gauss
dengan kebutuhan dapat mgenyelesaikan matriks invers.
Dalam aljabar linear, eliminasi Gauss-Jordan adalah versi dari eliminasi
Gauss. Pada metode eliminasi Gauss-Jordan kita membuat nol elemen-elemen
di bawah maupun di atas diagonal utama suatu matriks. Hasilnya adalah matriks
tereduksi yang berupa matriks diagonal satuan (semua elemen pada diagonal
utama bernilai 1, elemen-elemen lainnya nol).

Dalam bentuk matriks, eliminasi Gauss-Jordan ditulis sebagai berikut:

Solusinya:

Seperti pada metode eliminasi gauss naïf, metode eliminasi Gauss-Jordan naïf
tidak menerapkan tata-ancang pivoting dalam proses eliminasinya.

12
Langkah-langkah operasi baris yang dikemukakan oleh Gauss dan
disempurnakan oleh Jordan sehingga dikenal dengan Eliminasi Gauss-Jordan,
sebagai berikut:
- Jika suatu baris tidak seluruhnya dari nol, maka bilangan tak nol pertama
pada baris itu adalah 1. Bilangan ini disebut 1 utama (leading 1). Jika
terdapat baris yang seluruhnya terdiri dari nol, maka baris-baris ini akan
dikelompokkan bersama pada bagian paling bawah dari matriks.
- Jika terdapat dua baris berurutan yang tidak seluruhnya dari nol, maka 1
utama pada baris yang lebih rendah terdapat pada kolom yang lebih kanan
dari 1 utama pada baris yang lebih tinggi. Setiap kolom memiliki 1 utama
memiliki nol pada tempat lain.
Eliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang
hasilnya lebih sederhana lagi. Caranya adalah dengan meneruskan operasi baris
dari eliminasi Gauss sehingga menghasilkan matriks yang Eselon-baris. Ini juga
dapat digunakan sebagai salah satu metode penyelesaian persamaan linear
dengan menggunakan matriks.

Metode ini digunakan untuk mencari invers dari sebuah matriks.


Prosedur umum untuk metode eliminasi Gauss-Jordan ini adalah

1. Ubah sistem persamaan linier yang ingin dihitung menjadi matriks


augmentasi.
2. Lakukan operasi baris elementer pada matriks augmentasi (A|b) untuk
mengubah matriks A menjadi dalam bentuk baris eselon yang tereduksi

Contoh:
x + y + 2z = 9
2x + 4y - 3z = 1
3x + 6y - 5z = 0

13
Diperoleh penyelesaian x = 1, y = 2, z = 3.
eliminasi Gauss dan eliminasi Gauss-Jordan

Contoh eliminasi Gauss dan eliminasi Gauss-Jordan


Selesaikan bentuk SPL berikut:
2x1 + x2 + 4x3 = 16
3x1 + 2x2 + x3 = 10
x1 + 3x2 + 3x3 = 16
dalam bentuk matriks:

14
Penyelesaian (Eliminasi Gauss):

langkah (1)

langkah (2)

langkah (3)

langkah (4)

langkah (5)

langkah (6)

langkah (7)
Dengan demikian diperoleh:

Untuk memperoleh x1 dan x2 subt pers (3) ke pers. (1) dan (2), x3 = 3
x2 – 10(3) = -28
x2 – 30 = -28
x2 = 2
Untuk memperoleh x1:

15
Jadi diperoleh x1 = 1, x2 = 2 dan x3 = 3
Penyelesaian (eliminasi Gauss-Jordan):
Untuk eliminasi Gauss-Jordan langkah (1) – langkah (3) sama dengan
langkah (1) – (3) pada eliminasi Gauss,
Jadi Diperoleh: Jadi, diperoleh x1 = 1, x2 = 2 dan x3 = 3.

2.9 Contoh Soal Untuk Gauss dan Gauss Jordan


Cari Nilai X1,X2,X3 pada persamaan dibawah ini menggunakan eliminasi
gauss dan eliminasi gauss jordan
2X1 + X2 + 4X3 = 8

3X1 + 2X2 + X3 = 10

X1 + 3X2 + 3X3 = 8

Berikut adalah penyelesaiannya :

Eliminasi Gauss

16
Langkah terakhir adalah substitusikan balik dari bawah jadi

X3 = 0.538

X2 - 0.25(X3) = 1.25

X2 = 1.25 + 0.25(0.538)

X2 = 1.384

X1 - 2X2 + X3 = 0

X1 = 2X2 - X3

X1 = 2(1.384) - 0.538

X1 = 2.23

Jadi X1 = 2.23, X2 = 1.384, X3 = 0.538

17
Penyelesaian dengan Eliminasi Gauss Jordan :

Sebenarnya hanya tinggal melanjutkan dari langkah eliminasi gauss seperti


di tambahkan langkah 8 sampai langkah 10, tapi saya mengulanginya kembali dari
awal.

18
Jadi Isinya sama seperti pada Eliminasi Gauss X1 = 2.23, X2 = 1.384, X3 = 0.538

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan sistem
persamaan linier adalah metode eliminasi Gauss-Jordan. Metode ini diberi
nama Gauss-Jordan untuk menghormati CarlFriedrich Gauss dan Wilhelm
Jordan. Metode ini sebenarnya adalah modifikasi dari metode eliminasi Gauss,
yang dijelaskan oleh Jordan di tahun 1887.
Metode Gauss-Jordan ini menghasilkan matriks dengan bentuk baris
eselon yang tereduksi(reduced row echelon form), sementara eliminasi Gauss
hanya menghasilkan matriks sampai padabentuk baris eselon (row echelon
form).
Selain untuk menyelesaikan sistem persamaan linier, metode eliminasi
Gauss-Jordan ini dapat
Metode Eliminasi Gauss : metode yang dikembangkan dari metode
eliminasi, yaitu menghilangkanatau mengurangi jumlah variable sehingga dapat
diperoleh nilai dari suatu variable yang bebas.
Eliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang
hasilnya lebih sederhana lagi. Caranya adalah dengan meneruskan operasi baris
dari eliminasi Gauss sehingga menghasilkan matriks yang Eselon-baris. Ini juga
dapat digunakan sebagai salah satu metode penyelesaian persamaan linear
dengan menggunakan matriks.
3.2 Saran
Penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan, sehingga masih
diperlukan tambahan perbaikan – perbaikan untuk menghasilkan makalah yang
lebih baik lagi dan lengkap. Adapun saran dari penyusun adalah perlu adanya
perbaikan – perbaikan tambahan dari pembaca untuk kesempurnaan dalam
pembuatan makalah ini, selain itu pula hendaknya pembaca perlu mengetahui
manajemen serta mengimplementasikannya di setiap organisasi.

20
21
DAFTAR PUSTAKA

Petunjuk Praktikum Metode Numerik (PP/PTE/NUM/03/R0), Oleh Anton


Yudhana,S.T.,M.T.,Ph.D dan Kartika Firdausy,S.T,M.T

Munir, R., (2005): Matematika Diskrit, INFORMATIKA Bandung, Bandung.

Nurjanah, S. Yana, M. d. I. F., (2018): Rank dari Matriks yang Ajaib Secara
Diagonal, Kubik, 3(2), 88 – 92

Ruminta (2009): Matriks Persamaan Linier dan Pemograman Linier, Rekayasa


Sains, Bandung.

Syafi’i, M., (2018): Rank Minimum Matriks Hermite Yang Digambarkan Graf G,
Pendidikan Matematika dan Matematika, 4(2), 97 – 104.

Wiliani, N. dan Ikhsan, F., (2018): Implementasi Metode Gauss Terhadap


Perhitungan Waktu Lampu Lalu Lintas, Incomtech, 7(1), 13 – 19. Wilson,
R. J., (1996): Introduction to Graph Theory, Fourth, LONGMAN, L

22

Anda mungkin juga menyukai