METODE NUMERIK
Eliminasi Gauss dan Gauss Jordan
Disusun Oleh:
YOSELAH TRIANI
NPM. 21010067
Dosen Pengampu :
Nofi Qurniati, S.Pd.,M.Pd
1
KATA PENGANTAR
i
2
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 1
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 1
BAB II PEMBAHASA
2.1 Sistem Persamaan Linier ..................................................................... 3
2.2 Sejarah Gauss Jordan .......................................................................... 3
2.3 Metode Eliminasi Gaus ....................................................................... 5
2.4 Eliminasi Gauss-Jordan....................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
ii
3
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1
Pembuatan makalah ini sebagai tugas mata kuliah Metode Numerik untuk
lebih memahami metode eliminasi Gauss dan Gauss-Jordan dan membantu
pembaca lainnya yang ingin menyelesaikan sistem persamaan linier.
Manfaat dari makalah yang dibuat kelompok antara lain :
a. Membantu memahami apa yang dimaksud metode eliminasi Gauss dan
Gauss-Jordan.
b. Membantu mempelajari langkah-langkah yang dilakukan untuk
menyelesaikan soal sistem persamaan linier dengan metode eliminasi
Gauss dan Gauss Jordan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Yaitu:
3
menyelesaikan dasar aritmetika sebelum ia dapat berbicara. Pada suatu hari,
saat ia bahkan belum berusia tiga tahun, melalui cara dramatis orang tuanya
mulai menyadari kejeniusan Gauss. Ketika itu ayahnya tengah menyiapkan gaji
mingguan untuk para buruh bawahannya, dan Gauss memperhatikan dengan
diam-diam dari pojok ruangan. Setelah perhitungan yang panjang dan
membosankan. Gauss tiba-tiba member tahu ayahnya bahwa terdapat kesalahan
dalam perhitungannya dan memberikan jawaban yang benar, yang diperoleh
hanya dengan memikirkannya (tanpa menulisnya). Yang mengherankan orang
tuanya adalah setelah diperiksa ternyata perhitungannya Gauss benar.
Dalam desertasi doktoralnya Gauss memberikan bukti lengkap pertama
teori-teori dasar aljabar yang menyatakan bahwa setiap persamaan polynomial
memiliki solusi sebanyak pangkatnya. Pada usia 19 tahun ia menyelesaikan
masalah yang membingungkan Euclid, menggambarkan polygon 17 sisi di
dalam lingkaran dengan menggunakan jangka dan kompas, dan pada tahun
1801, pada usia yang ke-24 tahun, ia mempublikasikan karya
terbesarnya, Disquisitiones Arithmeticae”, yang dipandang banyak orang
sebagai salah satu prestasi paling berlian dalam matematika. Dalam makalah itu
Gauss melakukan sistematisasi studi dari teori bilangan (sifat-sifat bilangan
bulat atau integer) dan merumuskan konse dasar dari hal tersebut.
Diantara prestasinya yang banyak sekali, Gauss menemukan kurva
Gaussian atau kurva berbentuk lonceng yang merupakan dasar teori
probabilitas, memberikan interpretasi geometric pertama mengenai bilangan
kompleks dan mengembangkan metode-metode karakteristik permukaan secara
interistik dengan menggunakan kurva-kurva yang dikandungnya,
mengembangkan teori pemetaan konformal (angle preserving) dan menemukan
geometri non-Euclidean 30 tahun sebelum dipublikasikan oleh orang lain.
Dalam bidang fisika ia memberikan sumbangan yang besar terhadap teori lensa
dan gerakan kapiler, dan bersama Wilhelm Weber ia mengerjakan pekerjaan
penting dalam bidang elektromagnetisme, magnetometer bifilar dan
elektrograf.
Gauss adalah orang yang sangat religious dan aristoratik dalam
kesajaannya. Ia dengan mudah menguasai bahasa-bahasa asing, sangat senang
4
membaca dan meminati bidang minarologi dan botani sebagai hobi. Ia tidak
suka mengajar dan biasanya bersikap dingin tidak mendukung terhadapahli
matematika yang lainnya, kemungkinan ini karena ia mengantisipasi kerja
mereka. Dikatakan bahwa jika saja Gauss mempublikasikan semua
penemuaannya, maka matematika saat ini akan lebih maju 50 tahun. Tak
diragukan lagi bahwa ia adalah ahli matematika terbesar dalam era modern.
Wilhelm Jordan (1842-1899) adalah seorang insinyur Jerman yang ahli
dalam bidang geodesi. Sumbangannya untuk penyelesaian sistem linear dalam
buku populernya, Handbuch de Vermessungskunde (Buku panduan Geodesi)
pada tahun 1988.
Contoh Sumbangannya untuk penyelesaian sistem linear dalam buku
populernya Dalam aljabar linear, eliminasi Gauss-Jordan adalah versi dari
eliminasi Gauss. Pada metode eliminasi Gauus-Jordan kita membuat nol
elemen-elemen di bawah maupun di atas diagonal utama suatu matriks.
Hasilnya adalah matriks tereduksi yang berupa matriks diagonal satuan (Semua
elemen pada diagonal utama bernilai 1, elemen-elemen lainnya nol).
Metode eliminasi Gauss-Jordan kurang efisien untuk menyelesaikan sebuah
SPL, tetapi lebih efisien daripada eliminasi Gauss jika kita ingin menyelesaikan
SPL dengan matriks koefisien sama. Motede tersebut dinamai Eliminasi Gauss-
Jordan untuk menghormati Carl Friedrich Gauss dan Whilhelm Jordan.
5
melakukan operasi baris sehingga matriks tersebut menjadi matriks yang baris.
Ini dapat digunakan sebagai salah satu metode penyelesaian persamaan linear
dengan menggunakan matriks. Caranya dengan mengubah persamaan linear
tersebut ke dalam matriks teraugmentasi dan mengoperasikannya. Setelah
menjadi matriks baris, lakukan substitusi balik untuk mendapatkan nilai dari
variabel-variabel tersebut.
Ciri ciri Metode Gauss adalah
a. Jika suatu baris tidak semua nol, maka bilangan pertama yang tidak nol
adalah 1 (1 utama)
b. Baris nol terletak paling bawah
c. 1 utama baris berikutnya berada dikanan 1 utama baris diatasnya
d. Dibawah 1 utama harus nol
Metode ini digunakan dalam analisis numerik untuk meminimalkan mengisi
selama eliminasi, dengan beberapa tahap
Keuntungan :
a. Menentukan apakah sistem konsisten.
b. Menghilangkan kebutuhan untuk menulis ulang variabel setiap langka.
c. Lebih mudah untuk memecahkan
Kelemahan :
a. Memiliki masalah akurasi saat pembulatan desimal
Metode ini berangkat dari kenyataan bahwa bila matriks A berbentuk
segitiga atas (menggunakan Operasi Baris Elementer) seperti system persamaan
berikut ini:
6
Kondisi sangat penting. Sebab bila , persamaan
diatas menjerjakan pembagian dengan nol. Apabila kondisi tersebut tidak
dipenuhi, maka SPL tidak mempunyai jawaban.
Contoh:
x + y + 2z = 9
2x + 4y - 3z = 1
3x + 6y - 5z = 0
7
Solusi system diperoleh dengan teknik penyulihan mundur sebagai
berikut:
8
Lalu pertukarkan baris k dengan baris ke p. Misalkan setelah operasi baris
pertama diperoleh matriksnya seperti yang digambarkan pada matriks di
bawah ini. Untuk operasi baris kedua, carilah elemen x pada baris kedua,
dimulai dari baris ke-2 sampai baris ke-4, yang nilai mutlaknya terbesar,
lalu pertukarkan barisnya dengan baris ke-2
perhatikanlah bahwa teknik pivoting sebagian juga sekaligus
menghindari pemilihan pivot = 0 (sebagaimana dalam simple pivoting)
karena 0 tidak akan pernah menjadi elemen dengan nilai mutlak terbesar,
kecuali jika seluruh elemen di kolom yang diacu adalah 0. Apabila setelah
melakukan pivoting sebagian ternyata elemen pivot = 0, itu berarti system
persamaan linier tidak dapat diselesaikan (singular system).
2.7.2 Pivoting Lengkap (complete pivoting)
Jika disamping baris, kolom juga dikutkan dalam pencarian elemen
terbesar dan kemudian dipertukarkan, maka tata-ancang ini disebut pivoting
lengkap. Pivoting lengkap jarang dipakai dalam program sederhana karena
pertukaran kolom mengubah urutan suku x dan akibatnya menambah
kerumitan program secara berarti. Contoh:
Penyelesaian
9
a. Tanpa tata-ancang pivoting sebagian
Jadi,
Jadi, x = (3.333, 1.001). solusi ini sangat jauh berbeda dengan solusi
10
Baris pertama dipertukarkan dengan baris kedua sehingga 0.3454
menjadi pivot
11
dapat digunakan sebagai salah satu metode penyelesaian persamaan linear
dengan menggunakan matriks.
Metode ini digunakan untuk mencari invers dari sebuah matriks. Prosedur
umum untuk metode eliminasi Gauss-Jordan ini adalah Ubah sistem persamaan
linier yang ingin dihitung menjadi matriks augmentasi. Lakukan operasi baris
elementer pada matriks augmentasi (A|b) untuk mengubah matriks A menjadi
dalam bentuk baris eselon yang tereduksi.
Kelebihan dan Keuntungan : Mengubah sistem persamaan linier yang ingin
dihitung menjadi matriks augmentasi. merupakan variasi dari eliminasi gauss
dengan kebutuhan dapat mgenyelesaikan matriks invers.
Dalam aljabar linear, eliminasi Gauss-Jordan adalah versi dari eliminasi
Gauss. Pada metode eliminasi Gauss-Jordan kita membuat nol elemen-elemen
di bawah maupun di atas diagonal utama suatu matriks. Hasilnya adalah matriks
tereduksi yang berupa matriks diagonal satuan (semua elemen pada diagonal
utama bernilai 1, elemen-elemen lainnya nol).
Solusinya:
Seperti pada metode eliminasi gauss naïf, metode eliminasi Gauss-Jordan naïf
tidak menerapkan tata-ancang pivoting dalam proses eliminasinya.
12
Langkah-langkah operasi baris yang dikemukakan oleh Gauss dan
disempurnakan oleh Jordan sehingga dikenal dengan Eliminasi Gauss-Jordan,
sebagai berikut:
- Jika suatu baris tidak seluruhnya dari nol, maka bilangan tak nol pertama
pada baris itu adalah 1. Bilangan ini disebut 1 utama (leading 1). Jika
terdapat baris yang seluruhnya terdiri dari nol, maka baris-baris ini akan
dikelompokkan bersama pada bagian paling bawah dari matriks.
- Jika terdapat dua baris berurutan yang tidak seluruhnya dari nol, maka 1
utama pada baris yang lebih rendah terdapat pada kolom yang lebih kanan
dari 1 utama pada baris yang lebih tinggi. Setiap kolom memiliki 1 utama
memiliki nol pada tempat lain.
Eliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang
hasilnya lebih sederhana lagi. Caranya adalah dengan meneruskan operasi baris
dari eliminasi Gauss sehingga menghasilkan matriks yang Eselon-baris. Ini juga
dapat digunakan sebagai salah satu metode penyelesaian persamaan linear
dengan menggunakan matriks.
Contoh:
x + y + 2z = 9
2x + 4y - 3z = 1
3x + 6y - 5z = 0
13
Diperoleh penyelesaian x = 1, y = 2, z = 3.
eliminasi Gauss dan eliminasi Gauss-Jordan
14
Penyelesaian (Eliminasi Gauss):
langkah (1)
langkah (2)
langkah (3)
langkah (4)
langkah (5)
langkah (6)
langkah (7)
Dengan demikian diperoleh:
Untuk memperoleh x1 dan x2 subt pers (3) ke pers. (1) dan (2), x3 = 3
x2 – 10(3) = -28
x2 – 30 = -28
x2 = 2
Untuk memperoleh x1:
15
Jadi diperoleh x1 = 1, x2 = 2 dan x3 = 3
Penyelesaian (eliminasi Gauss-Jordan):
Untuk eliminasi Gauss-Jordan langkah (1) – langkah (3) sama dengan
langkah (1) – (3) pada eliminasi Gauss,
Jadi Diperoleh: Jadi, diperoleh x1 = 1, x2 = 2 dan x3 = 3.
3X1 + 2X2 + X3 = 10
X1 + 3X2 + 3X3 = 8
Eliminasi Gauss
16
Langkah terakhir adalah substitusikan balik dari bawah jadi
X3 = 0.538
X2 - 0.25(X3) = 1.25
X2 = 1.25 + 0.25(0.538)
X2 = 1.384
X1 - 2X2 + X3 = 0
X1 = 2X2 - X3
X1 = 2(1.384) - 0.538
X1 = 2.23
17
Penyelesaian dengan Eliminasi Gauss Jordan :
18
Jadi Isinya sama seperti pada Eliminasi Gauss X1 = 2.23, X2 = 1.384, X3 = 0.538
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan sistem
persamaan linier adalah metode eliminasi Gauss-Jordan. Metode ini diberi
nama Gauss-Jordan untuk menghormati CarlFriedrich Gauss dan Wilhelm
Jordan. Metode ini sebenarnya adalah modifikasi dari metode eliminasi Gauss,
yang dijelaskan oleh Jordan di tahun 1887.
Metode Gauss-Jordan ini menghasilkan matriks dengan bentuk baris
eselon yang tereduksi(reduced row echelon form), sementara eliminasi Gauss
hanya menghasilkan matriks sampai padabentuk baris eselon (row echelon
form).
Selain untuk menyelesaikan sistem persamaan linier, metode eliminasi
Gauss-Jordan ini dapat
Metode Eliminasi Gauss : metode yang dikembangkan dari metode
eliminasi, yaitu menghilangkanatau mengurangi jumlah variable sehingga dapat
diperoleh nilai dari suatu variable yang bebas.
Eliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang
hasilnya lebih sederhana lagi. Caranya adalah dengan meneruskan operasi baris
dari eliminasi Gauss sehingga menghasilkan matriks yang Eselon-baris. Ini juga
dapat digunakan sebagai salah satu metode penyelesaian persamaan linear
dengan menggunakan matriks.
3.2 Saran
Penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan, sehingga masih
diperlukan tambahan perbaikan – perbaikan untuk menghasilkan makalah yang
lebih baik lagi dan lengkap. Adapun saran dari penyusun adalah perlu adanya
perbaikan – perbaikan tambahan dari pembaca untuk kesempurnaan dalam
pembuatan makalah ini, selain itu pula hendaknya pembaca perlu mengetahui
manajemen serta mengimplementasikannya di setiap organisasi.
20
21
DAFTAR PUSTAKA
Nurjanah, S. Yana, M. d. I. F., (2018): Rank dari Matriks yang Ajaib Secara
Diagonal, Kubik, 3(2), 88 – 92
Syafi’i, M., (2018): Rank Minimum Matriks Hermite Yang Digambarkan Graf G,
Pendidikan Matematika dan Matematika, 4(2), 97 – 104.
22