Anda di halaman 1dari 16

PERSAMAAN LINEAR ELIMINASI

GAUSS JORDAN

Di Susun Oleh :

SITI JUWARIA
2003060059

UNIVERSITAS NAHDHATUL ‘ULAMA


NUSA TENGGARA BARAT
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan limpahan rahmat-Nya makan kami dapat menyelesaikan makalah dengan tepat
waktu.
Berikut ini saya mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Sistem Persamaan Linear
Eliminasi Gauss Jordan”, yang menurut saya dapat memberi manfaat untuk menambah
pengetahuan kita tentang bahasa pemrograman.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa memberkati segala usaha kita. Amin.

Penyusun

Siti Juwaria

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar.....................................................................................................................i

Daftar isi..............................................................................................................................ii

BABA I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian SPL Eliminasi...............................................................................2
2.2 Penyelesaian SPL Eliminasi Gauss ...............................................................4
2.3 Penyelesaian SPL Eliminasi Gauss Jordan....................................................7

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan....................................................................................................28
3.2 Saran .............................................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PEMBAHASAN

1.1.    Latar Belakang


Pada saat teknologi informasi belum maju pesat, para praktisi dan profesional di
bidang rekayasa teknik dan sains menganalisa dengan perhitungan manual. Simplifikasi
digunakan dimana struktur yang sangat kompleks disederhanakan menjadi struktur yang lebih
sederhana. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesulitan dalam analisa.
Sering kali permodelan matematika muncul dalam bentuk yang tidak ideal, sehingga
tidak dapat diselesaikan dengan menggunakan metode analitik untuk mendapatkan solusi
sebenarnya (exact solution).
Dengan menggunakan metode numerik, solusi dari persoalan yang dihadapi tidak
akan diperoleh. Metode numerik hanya bisa memberikan solusi yang mendekati atau
menghampiri solusi sejati sehingga solusi numerik dinamakan juga solusi hampiran
(approximation solution). Pendekatan solusi ini tentu saja tidak tepat sama dengan solusi
sejati, sehingga ada selisih antara keduanya.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membuat makalah mengenai
Metode Numerik untuk Solusi sistem persamaan linear menggunakan metode Eliminasi
Gauss.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara menyelesaikan persamaan linear dengan menggunakan metode
eliminasi Gauss?
2. Bagaimana cara menyelesaikan persamaan linear dengan menggunakan metode
eliminasi Gauss Jordan?

1.3 Tujuan
1. Menyelesaikan persamaan linear dengan menggunakan metode eliminasi Gauss.
2. Menyelesaikan persamaan linear dengan menggunakan metode eliminasi Gauss
Jordan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian

Karl Friedich Gauss (1977-1855) adalah seorang ahli matematika dan ilmuwan dari
Jerman. Gauss yang kadang-kadang dijuluki “pangeran ahli matematika”. Disejajarkan
dengan Isaac Newton dan Archimedes sebagai salah satu dari tiga ahli matematika yang
terbesar yang pernah ada. Dalam seluruh sejarah matematika, tidak pernah ada seorang anak
yang begitu cepat berkembang, sebagaimana Gauss, yang dengan usahanya sendiri
menyelesaikan dasar aritmetika sebelum ia dapat berbicara. Pada suatu hari, saat ia bahkan
belum berusia tiga tahun, melalui cara dramatis orang tuanya mulai menyadari kejeniusan
Gauss. Ketika itu ayahnya tengah menyiapkan gaji mingguan untuk para buruh bawahannya,
dan Gauss memperhatikan dengan diam-diam dari pojok ruangan. Setelah perhitungan yang
panjang dan membosankan. Gauss tiba-tiba member tahu ayahnya bahwa terdapat kesalahan
dalam perhitungannya dan memberikan jawaban yang benar, yang diperoleh hanya dengan
memikirkannya (tanpa menulisnya). Yang mengherankan orang tuanya adalah setelah
diperiksa ternyata perhitungannya Gauss benar!.
Dalam desertasi doktoralnya Gauss memberikan bukti lengkap pertama teori-teori
dasar aljabar yang menyatakan bahwa setiap persamaan polynomial memiliki solusi sebanyak
pangkatnya. Pada usia 19 tahun ia menyelesaikan masalah yang membingungkan Euclid,
menggambarkan polygon 17 sisi di dalam lingkaran dengan menggunakan jangka dan
kompas, dan pada tahun 1801, pada usia yang ke-24 tahun, ia mempublikasikan karya
terbesarnya, Disquisitiones Arithmeticae”, yang dipandang banyak orang sebagai salah satu
prestasi paling berlian dalam matematika. Dalam makalah itu Gauss melakukan sistematisasi
studi dari teori bilangan (sifat-sifat bilangan bulat atau integer) dan merumuskan konse dasar
dari hal tersebut.
Diantara prestasinya yang banyak sekali, Gauss menemukan kurva Gaussian atau
kurva berbentuk lonceng yang merupakan dasar teori probabilitas, memberikan interpretasi

2
geometric pertama mengenai bilangan kompleks dan mengembangkan metode-metode
karakteristik permukaan secara interistik dengan menggunakan kurva-kurva yang
dikandungnya, mengembangkan teori pemetaan konformal (angle preserving) dan
menemukan geometri non-Euclidean 30 tahun sebelum dipublikasikan oleh orang lain.
Dalam bidang fisika ia memberikan sumbangan yang besar terhadap teori lensa dan gerakan
kapiler, dan bersama Wilhelm Weber ia mengerjakan pekerjaan penting dalam bidang
elektromagnetisme, magnetometer bifilar dan elektrograf.
Gauss adalah orang yang sangat religious dan aristoratik dalam kesajaannya. Ia
dengan mudah menguasai bahasa-bahasa asing, sangat senang membaca dan meminati
bidang minarologi dan botani sebagai hobi. Ia tidak suka mengajar dan biasanya bersikap
dingin tidak mendukung terhadapahli matematika yang lainnya, kemungkinan ini karena ia
mengantisipasi kerja mereka. Dikatakan bahwa jika saja Gauss mempublikasikan semua
penemuaannya, maka matematika saat ini akan lebih maju 50 tahun. Tak diragukan lagi
bahwa ia adalah ahli matematika terbesar dalam era modern.

Wilhelm Jordan (1842-1899) adalah seorang insinyur Jerman yang ahli dalam bidang
geodesi. Sumbangannya untuk penyelesaian sistem linear dalam buku populernya,Handbuch
de Vermessungskunde (Buku panduan Geodesi) pada tahun 1988.
Contoh Sumbangannya untuk penyelesaian sistem linear dalam buku populernya
Dalam aljabar linear, eliminasi Gauss-Jordan adalah versi dari eliminasi Gauss. Pada
metode eliminasi Gauus-Jordan kita membuat nol elemen-elemen di bawah maupun di atas
diagonal utama suatu matriks. Hasilnya adalah matriks tereduksi yang berupa matriks
diagonal satuan (Semua elemen pada diagonal utama bernilai 1, elemen-elemen lainnya nol).
Metode eliminasi Gauss-Jordan kurang efisien untuk menyelesaikan sebuah SPL,
tetapi lebih efisien daripada eliminasi Gauss jika kita ingin menyelesaikan SPL dengan
matriks koefisien sama.
Motede tersebut dinamai Eliminasi Gauss-Jordan untuk menghormati Carl Friedrich
Gauss dan Whilhelm Jordan.

3
2.2 Eliminasi Gauss

Eliminasi Gauss adalah suatu metode untuk mengoperasikan nilai-nilai di dalam


matriks sehingga menjadi matriks yang lebih sederhana lagi. Dengan melakukan operasi baris
sehingga matriks tersebut menjadi matriks yang baris. Ini dapat digunakan sebagai salah satu
metode penyelesaian persamaan linear dengan menggunakan matriks. Caranya dengan
mengubah persamaan linear tersebut ke dalam matriks teraugmentasi dan
mengoperasikannya. Setelah menjadi matriks baris, lakukan substitusi balik untuk
mendapatkan nilai dari variabel-variabel tersebut.
2.2.1 Kelebihan dan Kekurangan
Metode ini digunakan dalam analisis numerik untuk meminimalkan mengisi
selama eliminasi, dengan beberapa tahap
Keuntungan :
a. menentukan apakah sistem konsisten
b. menghilangkan kebutuhan untuk menulis ulang variabel setiap langka
c. Lebih mudah untuk memecahkan
Kelemahan
a. Memiliki masalah akurasi saat pembulatan decimal

Konsep Metode Gauss Elimination

Suatu metode dimana bentuk matrik di atas, pada bagian kiri diubah menjadi
matrik segitiga atas atau segitiga bawah dengan menggunakan OBE (Operasi Baris
Elementer).

4
Sehingga penyelesaian dapat diperoleh dengan :

2.2.2 Perhitungan Nilai X1, X2, dan X3 dengan Metode Gauss Elimination
Diketahui:
2X1 + 4X2 + X3 = -11
-X1 + 3X2 - 2 X3 = -16
2X1 – 3X2 + 5X3 = 21

Dibuat dalam bentuk Matriks A

2 4 1 X1 -11
A= -1 3 -2 . X2 = -16
2 -3 5 X3 21
Langkah –langkah pengerjaan:

- Jadikan baris bertama sebagai basis

2 4 1 -11 ==> BASIS


A= -1 3 -2 -16
2 -3 5 21

Perhitungan baris kedua :


Elemen dari baris pertama dikalikan dengan hasil pembagian elemen a21/a11
dan diminuskan, lalu ditambah dengan elemen baris ke dua

a21 - (-
= 2 * 1/2) + -1 = 0
a22
= 4 * - (-1/2) + 3 = 5
5
2 4 1 -11
A= 0 5 -1.5 -21.5
0 -7 4 32

a23
= 1 * - (-1/2) + -2 = -1.5
b2= -11 * - (-1/2) + -16 = -21.5

Perhitungan baris ketiga :


Elemen dari baris pertama dikalikan dengan hasil pembagian elemen a31/a11
dan diminuskan, lalu ditambah dengan elemen baris ke tiga

a31
= 2 * -(2/2) + 2 = 0
a32
= 4 * -(2/2) + -3 = -7
a33
= 1 * -(2/2) + 5 = 4
b3= -11 * -(2/2) + 21 = 32

Sehingga Matriks A menjadi:

2 4 1 -11
A= 0 5 -1.5 -21.5
0 -7 4 32
o Setelah diperoleh bentuk matriks A yang baru, kemudian jadikan baris kedua
sebagai basis

2 4 1 -11
A= 0 5 -1.5 -21.5 ===> BASIS
0 -7 4 32

Lalu lakukan sama seperti tahapan sebelumnya


Perhitungan baris ketiga :
Elemen dari baris pertama dikalikan dengan hasil pembagian elemen a32/a22
dan diminuskan, lalu ditambah dengan elemen baris ke tiga

a32= 5 * -(-7/5) + -7 = 0
a33= -1.5 * -(-7/5) + 4 = 1.9
b3 -21.5 * -(-7/5) + 32 = 1.9
Sehingga Matriks A menjadi:

6
2 4 1 -11
A= 0 5 -1.5 -21.5
0 0 1.9 1.9

Jadi, dari matriks A di atas diperoleh:

1.9 X3= 1.9


X3= 1

Dari Matriks A juga diperoleh persamaan, yaitu:

5 X2 + -1.5 X3 = -21.5
5 X2 + -1.5 = -21.5
5 X2 = -20
X2 = -4

Dari persamaan 2X1+ 4X2 + X3 = -11

2 X1 + (4* -4) + 1 = -11


2 X1 + -15 = -11
2X1 = 4
X1 = 2
Jadi, Nilai X1, X2, X3:

X1 = 2

X2 = -4

X3 = 1

2.3 Eliminasi Gauss Jordan

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan sistem persamaan
linier adalah metode eliminasi Gauss-Jordan. Metode ini diberi nama Gauss-Jordan untuk
menghormati CarlFriedrich Gauss dan Wilhelm Jordan. Metode ini sebenarnya adalah
modifikasi dari metode eliminasi Gauss, yang dijelaskan oleh Jordan di tahun 1887.
Metode Gauss-Jordan ini menghasilkan matriks dengan bentuk baris eselon yang
tereduksi(reduced row echelon form), sementara eliminasi Gauss hanya menghasilkan

7
matriks sampai padabentuk baris eselon (row echelon form). Selain untuk menyelesaikan
sistem persamaan linier, metode eliminasi Gauss-Jordan ini dapat. Metode Eliminasi Gauss :
metode yang dikembangkan dari metode eliminasi, yaitu menghilangkanatau mengurangi
jumlah variable sehingga dapat diperoleh nilai dari suatu variable yang bebas.
Eliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang hasilnya
lebih sederhana lagi. Caranya adalah dengan meneruskan operasi baris dari eliminasi Gauss
sehingga menghasilkan matriks yang Eselon-baris. Ini juga dapat digunakan sebagai salah
satu metode penyelesaian persamaan linear dengan menggunakan matriks.
Metode ini digunakan untuk mencari invers dari sebuah matriks. Prosedur umum
untuk metode eliminasi Gauss-Jordan ini adalah Ubah sistem persamaan linier yang ingin
dihitung menjadi matriks augmentasi. Lakukan operasi baris elementer pada matriks
augmentasi (A|b) untuk mengubah matriks A menjadi dalam bentuk baris eselon yang
tereduksi.

2.3.1 Kelebihan dan Keuntungan :


Mengubah sistem persamaan linier yang ingin dihitung menjadi matriks
augmentasi. merupakan variasi dari eliminasi gauss dengan kebutuhan dapat
mgenyelesaikan matriks invers.

2.3.2 Perhitungan Nilai X1, X2, dan X3 dengan Metode Gauss Elimination
Diketahui Persamaan:

2X1 + 4X2 + X3 = -11


-X1 + 3X2 - 2 X3 = -16
2X1 – 3X2 + 5X3 = 21

Penyelesaian Merubah Persamaan ke dalam bentuk Matriks

Buat ke dalam bentuk matriks.


2 4 1 −11
(−1 3 −2 −16
2 −3 5 21 )( )
1 7 −1 −27
1. B1= b1 + b2
(−1 3 −2 −16
2 −3 5 21 )( )
8
1 7 −1 −27
2. B2= b2 + b1
( 2 −3 5 )( )
0 10 −3 −43
21

1 7 −1 −27
3. B3= b3 - 2b1
( 0 −17 7 )( )
0 10 −3 −43
75

1 7 −1 −27
4. B2= b2 . 1/10 0 1
(
0 −17
−3/10 −43/10
7 75 )( )
1 7 −1 −27

5. B3= b3 +17b2
0 1

0 0 ( )( )
−3
10
19
10
−43
10
19
10

1 7 −1 −27
6. B3= b3 /
19
10 (
0 1 −3/10 −43/10
0 0 1 1 )( )
1 7 −1 −27
7. B2= b2 +
3
10
0 0 1(
b3 0 1 0 −4
1 )( )
1 0 −1 1
(
8. B1= -7b2 + b1 0 1 0 −4
0 0 1 1 )( )
1 0 0 2
(
9. B1= b3 + b1 0 1 0 −4
0 0 1 1 )( )
Jadi, Nilai X1, X2, X3:

X1 = 2

X2 = -4
9
X3 = 1

2.3.3. Diagram Alir Eliminasi Gauss Jordan

MULAI

INPUT DATA MATRIKS


A11, A12, A13, A21, A22, A23, A31, A32, A33

HITUNG PERUBAHAN ELEMEN MATRIKS BARIS PERTAMA


A11=1; A12=0: A13=0

HITUNG PERUBAHAN ELEMEN MATRIKS BARIS KEDUA


A21=0; A22=1: A23=0

HITUNG PERUBAHAN ELEMEN MATRIKS BARIS KETIGA


A31=0; A32=0; A33=1

HITUNG NILAI X3

HITUNG NILAI X2

HITUNG NILAI X1

10
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dapat di simpulkan bahwa:

1.Metode Eliminasi Gauss dan Gauss Jordan dapat berperan dalam penyelesaian
persamaan linier simultan yang muncul dalam proses proses kimia,baik yang terjadi reaksi
maupun taka da reaksi,bahkan jika di dalam proses terdapat arus daur ulang.

2.Metode Eliminasi Gauss terasa lebih praktis digunakan di bandingkan Gauss Jordan
dalam perhitungan, karena pada perhitungan metrics sangat membutuhkan ketelitian
disebabkan perhitungannya yang rumit dimana melibatkan banyak oprasi.

Eliminasi Gauss oprasinya lebih sedikit disbanding Metode Gauss Jordan.

Jelas terlihat disinimatematika sebagai dasar ilmu pengetahuan dan teknologi banyak
berperan dan diaplikasikan dalam segala bidang di antaranya dalam bidang kimia Teknik.

3.2 Saran
1. Dalam melakukan perhitungan nilai X1, X2, X3 seperti dalam pembahasan,
diperlukan beberapa metode pembanding agar supaya nilai tersebut dapat diperoleh
dengan tepat.
2. Dalam perhitungan proses kimia yang terjadi pada neraca ' bahan yang memunculkan
persamaan linier simultan, disarankan untuk menggunakan Metode Eliminasi Gauss.
Mengingat persamaan yang muncul sering besar sekali maka penggunaan program
komputer untuk metode ini .sangatlah penting untuk mempermudah mencari
solusinya.
3. Dan jika terpaksa perhitungan dilakukan secara manual, maka dapat digunakan
metode Split Fraction yang dapat membagi-bagi perhitungan matriks yang besar
menjadi beberapa matriks yang kecil, yang kemudian dikalkulasi dengan
menggunakan Eliminasi Gauss.
4. Yang dibahas dalam tugas akhir ini adalah pada proses kimia yang mempunyai sistim
linier. Maka pengembangan penulisan ini dapat dilakukan dengan peninjauan pada
proses-proses yang tidak linier.

11
DAFTAR PUSTAKA

- Alatas,Husin.Buku Pelengkap Fisika Matematika.Derpartemen Fisika FMIPA


Institut Pertanian Bogor
- Munir, R. 2003. Metode Numerik. Informatika. Bandung.
- https://www.scribd.com/document/428007843/Cramer-s-Rule-Dan-Gauss-Elimination
- Mada Sanjaya WS, Ph.D. ,Metode Numerik , Gava Media, Yogyakarta, 2015

12

Anda mungkin juga menyukai