Anda di halaman 1dari 20

Tugas Project Pengantar Metode Numerik

PEMECAHAN SPL 3 PERSAMAAN 3 VARIABEL DENGAN METODE


GAUSS-JORDAN

disusun untuk memenuhi


tugas mata kuliah Pengantar Metode Numerik

Oleh:
1.Sahna Dian Maulidza (2208101010007)
2.Riswandi Simanjuntak (2208101010053)
3.Aulia Khairul Fata (2208101010055)

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas r
ahmat, hidayah, serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pr
oject lab ini dengan baik.
Tugas project lab ini disusun sebagai salah satu bagian dari mata kuliah Peng
antar Metode Numerik. Topik yang diangkat dalam project ini adalah pemecahan
Sistem Persamaan Linear (SPL) dengan tiga persamaan dan tiga variabel menggu
nakan metode Gauss-Jordan. Metode ini merupakan salah satu alat penting dalam
analisis numerik yang memungkinkan kita untuk menemukan solusi sistem persa
maan linear kompleks.
Penggunaan metode Gauss-Jordan dalam penyelesaian SPL 3 persamaan 3 va
riabel akan dibahas secara rinci meliputi langkah-langkah operasional dan implem
entasinya menggunakan perangkat lunak MATHLAB. Dengan demikian, diharap
kan pembaca dapat memahami konsep dasar dan penerapan praktis dari metode in
i dalam menyelesaikan permasalahan riil.
Penyusunan tugas project ini bukanlah suatu usaha yang mudah, namun deng
an bimbingan Asisten Laboratorium dan sumber-sumber referensi yang telah terse
dia, penulis berharap tugas ini dapat memberikan kontribusi positif bagi pemaham
an kita bersama tentang metode numerik, khususnya metode Gauss-Jordan.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tela
h memberikan dukungan dan bimbingan selama penyusunan tugas project lab ini.
Semoga tugas ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan yang lebih luas dal
am memahami aplikasi metode numerik dalam pemecahan SPL.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.


Hormat kami,
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Karl Friedich Gauss (1977-1855) adalah seorang ahli matematika dan
ilmuwan dari Jerman. Gauss yang kadang – kadang dijuluki “pangeran ahli
matematika” disejajarkan dengan Isaac Newton dan Archimedes sebagai salah
satu dari tiga ahli matematika yang terbesar yang pernah ada. Wilhelm Jordan
(1842-1899) adalah seorang insinyur Jerman yang ahli dalam bidang geodesi.
Contoh Sumbangannya untuk penyelesaian sistem linear dalam buku populernya
yaitu mengenai aljabar linear, eliminasi Gauss-Jordan adalah versi dari eliminasi
Gauss. Pada metode eliminasi Gauus-Jordan kita membuat nol elemen-elemen di
bawah maupun di atas diagonal utama suatu matriks. Hasilnya adalah matriks
tereduksi yang berupa matriks diagonal satuan (Semua elemen pada diagonal
utama bernilai 1, elemen-elemen lainnya nol). Metode eliminasi Gauss-Jordan
kurang efisien untuk menyelesaikan sebuah SPL, tetapi lebih efisien daripada
eliminasi Gauss jika kita ingin menyelesaikan SPL dengan matriks koefisien
sama. Motede tersebut dinamai Eliminasi Gauss-Jordan untuk menghormati Carl
Friedrich Gauss dan Whilhelm Jordan.
Seiring pesatnya perkembangan teknologi dan kemajuan zaman, maka
diperlukan suatu produk dengan ketelitian dan akurasi tinggi, dan waktu
pengerjaan yang singkat. Begitu juga dengan permasalahan dalam bidang ilmu
pengetahuan fisika murni maupun terapan. Dalam suatu perhitungan dengan data
numerik membutuhkan ketelitian dan akurasi yang cukup baik.
Pada saat teknologi informasi belum maju pesat, para praktisi dan profesional
di bidang rekayasa teknik dan sains menganalisa dengan perhitungan manual.
Simplifikasi digunakan dimana struktur yang sangat kompleks disederhanakan
menjadi struktur yang lebih sederhana. Hal ini dilakukan untuk menghindari
kesulitan dalam analisa.
Sering kali permodelan matematika muncul dalam bentuk yang tidak ideal,
sehingga tidak dapat diselesaikan dengan menggunakan metode analitik untuk
mendapatkan solusi sejatinya (exact solution).
Dengan menggunakan metode numerik, solusi exact dari persoalan yang
dihadapi tidak akan diperoleh. Metode numerik hanya bisa memberikan solusi
yang mendekati atau menghampiri solusi sejati sehingga solusi numerik
dinamakan juga solusi hampiran (approximation solution). Pendekatan solusi ini
tentu saja tidak tepat sama dengan solusi sejati, sehingga ada selisih antara
keduanya
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membuat makalah
mengenai Metode Numerik untuk Solusi sistem persamaan linear menggunakan
metode Gaus – Jordan dengan program MATLAB.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengerjakan soal eliminasi Gauss Jordan dalam sistem
matrix pada sistem persamaan linear ?
2. Bagaimana program aplikasi MATLAB menyelesaiakan soal eliminasi
Gauss Jordan dalam sistem matrix dan persamaan linear?
1.3 Tujuan
1. Mencari solusi system persamaan linier menggunakan metode eliminasi
Gauss Jordan
2. Mencari solusi system persamaan linier menggunakan metode eliminasi
Gauss-Jordan dengan program aplikasi MATLAB
1.4 Manfaat
1. Memberikan pemahaman tentang metode numerik, khususnya eliminasi
Gauss-Jordan, dalam menyelesaikan sistem persamaan linear.
2. Memberikan panduan praktis untuk mengimplementasikan eliminasi Gauss-
Jordan dengan MATLAB, memberikan manfaat langsung dalam penggunaan
praktis.
3. Menyajikan wawasan tentang efisiensi eliminasi Gauss-Jordan dalam
menyelesaikan sistem persamaan linear dan memahami keunggulan dan
kelemahannya.
4. Menyoroti relevansi metode numerik dalam mengatasi permasalahan teknis
dengan cepat, akurat, dan efisien, sesuai dengan perkembangan teknologi.
5. Menegaskan pentingnya pendekatan numerik, terutama dalam konteks
simulasi, ketika solusi eksak sulit dicapai.
BAB 2
Tinjauan Pustaka
1.Pengertian Matlab
Software atau perangkat lunak disebut juga kumpulan beberapa perintah yang
dieksekusi oleh mesin komputer dalam menjalankan pekerjaannya. Software
Matematika adalah perangkat pembelajaran yang yang diterapkan dalam
pembelajaran matematika dan seringkali digunakan. Software matematika
sangatlah banyak, bermacam-macam adanya akan tetapi disini peneliti hanya
membahas mengenai Software Matlab itu sendiri.(Prastowo A,2014)
a.Sejarah Matlab
Perangkat lunak MATLAB adalah bahasa pemrograman tingkat tinggi di
mana mahasiswa mengimplementasikan suatu jangkauan metode numerik dan
teknik optimisasi melalui proyek berbasis kelompok (kerja tim) untuk
mendapatkan langsung pengalaman dengan komputasi ilmiah modern untuk
memecahkan masalah numerik21 . Program ini, program ini merupakan interface
untuk koleksi rutin-rutin numeric dari proyek LINPACK dan EISPACK, dan
dikembangkan menggunakan bahasa FORTRAN namun sekarang merupakan
produk komersial dari perusahaan Mathworks, Inc. yang dalam perkembangan
selanjutnya dikembangkan menggunakan bahasa C++ dan assembler (utamanya
untuk fungsi-fungsi dasar MATLAB).22 Matlab muncul di dunia bahasa
pemrograman yang cenderung di kuasai oleh bahasa yang telah tinggi/mapan.
Logikanya, sebagai pemula tentu saja software matlab ini akan sukar
mendapatkan hati para pemula yang menggunakannya. Namun matlab hadir tidak
dengan fungsi dan karakteristik yang ditawarkan bahasa pemrograman lain yang
hampir dikatakan seragam. Matlab dikembangkan sebagai bahasa pemrograman
sekaligus alat visualisasi, yang menawarkan banyak kemampuan untuk
menyelesaikan berbagai kasus yang berhubungan langsung dengan ilmu
matematika itu sendiri.( Pantelis Z. Lappas,2018).

b.Cara kerja Matlab


1)Memulai Matlab
a) Perhatikan Dekstop pada layar monitor PC, kita mulai MATLAB dengan
melakukan double-click pada shortcut icon MATLAB yang ada pada dekstop.
Gambar 1. MATLAB icon
b) Selanjutnya akan muncul tampilan seperti pada Gambar berikut ini

Gambar 2. Tampilan awal MATLAB


c) Sedangkan untuk mengakhiri sebuah sesi MATLAB, dapat dilakukan dengan
dua cara, pertama pilih File -> Exit MATLAB dalam window utama MATLAB
yang sedang aktif, atau cara kedua lebih mudah yakni cukup ketikkan type quit
dalam Command Window.(Gunaidi Abdia,2006)
2) Menentukan Direktori Tempat Bekerja
Kita dapat bekerja dengan MATLAb secara default pada directory Work ada
di dalam Folder MATLAB. Tetapi akan lebih bagus dan rapi jika kita membuat
satu directory khusus dengan nama yang sudah kita khususkan, semisal “NOVI”
atau nama yang lain yang mudah untuk diingat. Hal ini akan lebih baik bagi kita
untuk membiasakan bekerja secara rapi dan tidak mencampurkan program yang
kita buat dengan yang lain. Untuk itu, arahkan pointer mouse pada kotak bertanda
“…” yang ada disebelah kanan tanda panah kebawah (yang menunjukkan folder
yang sedang aktif). Pilih new directory, selanjutnya ketikkan “dargombes”, dan
selanjutnya click Ok.
Gambar 3. Membuat Folder baru
Keterangan :

 Current Folder –untuk mengakses file-file pada direktori saat ini.

 Command Window –untuk menuliskan perintah (sintak program).

 Workspace –untuk mengeksplorasi data yang dibuat atau diimport dari file lain.

 Command History –untuk melihat atau menjalankan kembali perintah yang


pernah dimasukkan sebelumnya pada command line.(Khaidir C,2016).
c. Hubungan Metode Numerik dengan progrram Matlab
Metode numerik adalah salah satu mata kuliah wajib di jurusan pendidikan
matematika, mata kuliah ini membahas secara numerik dari setiap permasalahan
yang disajikan. Berbeda dengan ilmu lainnya, misalnya analisis dan aljabar dapat
diselesaikan dengan cara algoritma dan analisis untuk menentukan solusinya
sendiri. Mata kuliah ini mengkaji berbagai metode alternatif yang ada dalam
upaya menyelesaikan persoalan persoalan matematis yang tidak mungkin
diselesaikan secara analitik . Metode numerik merupakan suatu alat/cara yang
mempunyai kemampuan sangat baik (powerful). Cara ini dapat digunakan untuk
menyelesaikan sejumlah besar persamaan yakni biasanya mencari suatu akar dari
persamaan, sistem non-linear dan bentuk geometri yang tidak umum lainnya. ini
biasa terdapat pada problem teknik dan sains namun tidak ada solusi
analitiknya.Pada metode Numerik, analisis rumus yang digunakan tidak menjadi
kendala akan tetapi lebih di titik beratkan pada bagaimana algoritma berpikir
mahasiswa dalam menggunakan rumus yang ada untuk menemukan solusi.
Seiring dengan perkembangan ilmu komputer, salah satu software yang dapat
digunakan untuk membantu masalah numerik adalah software Matlab. Kelebihan
software ini dibandingkan dengan alat hitung lainnya yaitu mampu membantu
visualisasi grafik dan juga membantu melatih kemampuan penalaran
mahasiswa.Software matlab baik digunakan sebagai salah satu alat bantu pada
mata kuliah metode numerik.(Ardi Pujiyanta,2007).

2. Gausss jordan
Metode eliminasi Gauss Jordan merupakan modifikasi dari Gaussian eliminasi.
Sekali lagi kita mentransformasikan matriks koefisien ke matriks lain yang lebih
mudah dipecahkan dan sistem yang diwakili oleh matriks augmented baru
memiliki solusi yang sama ditetapkan sebagai sistem persamaan linear asli. Dalam
eliminasi Gauss Jordan, tujuannya adalah mengubah matriks koefisien menjadi
matriks diagonal dan angka nolnya adalah dimasukkan ke dalam matriks satu
kolom pada satu waktu. Kami bekerja untuk hilangkan elemen di atas dan di
bawah diagonal elemen kolom tertentu dalam satu melewati matriks. Prosedur
umum eliminasi Gauss Jordan adalah dirangkum dalam langkah-langkah berikut:
1. Tuliskan matriks yang diperbesar untuk sistem linier persamaan
2. Gunakan operasi baris dasar pada matriks yang diperbesar [A/b] untuk
mengubah A menjadi bentuk diagonal (berputar). Jika angka nol terletak pada
diagonal, ganti barisnya sampai a bukan nol ada di tempat itu. Jika Anda tidak
dapat melakukannya, berhentilah; sistem mempunyai solusi tak terhingga atau
tidak ada sama sekali.
3. Dengan membagi elemen diagonal dan sisi kanan elemen sisi pada setiap baris
dengan elemen diagonal di baris, buat setiap elemen diagonal sama dengan satu.
Diberikan sistem persamaan matriks 4 x 4 yang berbentuk:

Langkah 1: Tuliskan matriks di atas sebagai matriks yang diperbesar,


yang kita miliki
Langkah 2: Memutar matriks, yaitu,
 Saling menukar baris, jika perlu, untuk mendapatkan matriks yang diperbesar
di mana entri pertama di entri pertama barisnya bukan nol (misalnya Ri ↔ Rj).
Tambahkan satu baris ke baris lainnya, atau kalikan satu baris pertama dan
kemudian menambahkannya ke yang lain (misalnya kRj + Ri → Ri).
 Mengalikan suatu baris dengan konstanta yang lebih besar dari nol (misalnya
kRi → Ri).
(CATATAN: → berarti “menggantikan”, dan ↔ berarti “pertukaran”) Lanjutkan
hingga matriks akhir berbentuk baris tereduksi, contohnya.).( Mon, Yadanar, and
Lai Lai Win Kyi,2014)

3. Kelebihan dan kekurangan dari metode eliminasi Gauss Jordan


Metode ini digunakan dalam analisis numerik untuk meminimalkan mengisi
selama eliminasi, dengan beberapa tahap keuntungan :

 Menentukan apakah sistem konsisten

 Menghilangkan kebutuhan untuk menulis ulang variabel setiap angka

 Lebih mudah untuk memecahkan sistem persamaan linear

 Mengubah sistem persamaan linier yang ingin dihitung menjadi matriks


augmentasi.
Adapun kelemahan dari metode eliminasi gaus jordan yaitu :

 memiliki masalah akurasi saat pembulatan desimal


BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Kode Program

clc;
clear;
disp('>>>>>>>>>>>>>>>Selamat datang di program Metode Eliminasi Gauss
Jordan Kelompok 8<<<<<<<<<<<<<<<');
disp('............... Yang beranggotakan: ...............');
disp('-------------------------------------------------------------------------------------');
disp('Riswandi Simanjuntak | 2208101010053');
disp('Aulia Khairul Fata | 2208101010055');
disp('Sahna Dian Maulidza | 2208101010007');
disp('===============Menyelesaikan SPL 3 Variabel dengan Metode Gauss-
Jordan===============')
disp('*************** Mari lihat program
***************');
disp('-------------------------------------------------------------------------------------');

fprintf('3x1+4x2+x3 = 10\n2x1+7x2+2x3 = 28\n8x1+2x2-7x3 = 4\n')


Q = [3, 4, 1; 2, 7, 2; 8, 2, -7];
r = [10; 28; 4];

augmented = [Q, r]
[a, b] = size(augmented);

for x = 1 : a
row_exchange = x + 1;
while augmented(x,x) == 0
C = augmented(x,:);
augmented(x,:) = augmented(row_exchange,:);
augmented(row_exchange,:) = C;
row_exchange = row_exchange + 1;
if row_exchange == a
break;
end
end
for y = x+1 : a
factor = -augmented(y,x)/augmented(x,x)
augmented(y,:) = augmented(y,:) + factor*augmented(x,:)
end
end

for x = 1 : a
pivot = augmented(x,x);%pivot = leading
augmented(x,:) = augmented(x,:)/pivot;
for y = 1 : a
if y ~= x
factor = augmented(y,x);
augmented(y,:) = augmented(y,:) - factor*augmented(x,:)
end
end
end

fprintf('==== Solusi Persamaan SPL ====: \n');


for x = 1 : a
fprintf('X%d = %f\n', x, augmented(x,b));
end
fprintf('\nTerima Kasih:)\n');

3.2 Penjelasan cara kerja program


Program Diatas adalah Program dari metode Gauss-Jordan untuk
menyelasaikan system persamaan linear (SPL) Dengan Cara Eliminasi Gauss-
Jordan. Berikut Penjelasan kode program yang dipakai.
1. “clc” clear command window dan bertujuan untuk membersihkan layar
command window setelah sebelumnya digunakan

2. “clear” Clear workspace atau digunakan untuk mengahpus variabel yang


sudah di jalankan sebelumnya dari lembar kerja

3. “disp” Untuk menampilkan nilai variabel atau string secara sederhana

4. “Q” adalah matriks koefisiennya yang terdiri dari [3, 4, 1; 2, 7, 2; 8, 2, -


7]

5. “r” adalah vektor hasil yang terdiri dari [10; 28; 4];

6. “;” Tanda ; merupakan perintah pembatas yang tidak ditampilkan di


jendela kerja, merupakan pemisah kolom dan baris dalam matriks

7. “augmented” Matriks augmented, gabungan dari matriks koefisien dan


vektor hasil

8. “[a, b] =size(augmented)” Mendapatkan ukuran matriks augmented

9. “for x = 1 ; a” Melakukan iterasi untuk setiap baris matriks augmented

10. “row_exchange” Berfungsi untuk menukar baris Memulai loop while


untuk menukar baris jika elemen utama (leading element) pada baris saat
ini adalah 0. Pertukaran baris dilakukan dengan baris berikutnya
(row_exchange). Loop while berhenti jika row_exchange mencapai jumlah

baris a.
11. “y=x+1 : a” Iterasi untuk setiap baris di bawah baris saat ini

12. “factor” Menghitung faktor eliminasi (factor) untuk membuat elemen di


kolom x menjadi 0.
13. “augmented(y,:)” Menyimpan hasil eliminasi pada matriks augmented.
14. “end” Bila rumus logisnya benar, pernyataan antara pernyataan if dan
pernyataan end dilaksanakan . Bila rumus logisnya salah, kontrol program
segera loncat ke pernyataan yang mengikuti pernyataan end.

3.3 Penjelasan setiap iterasi


Berikut ini adalah output serta penjelasannya dari program penyelesaian
SPL menggunakan metode Gauss-Jordan

Gambar di atas merupakan keluaran pertama dari program penyelesaian


SPL dimana dari input digunakan perintah ‘disp’ sehingga ditampilkan secara
sederhana nama kelompok serta nama anggota dari kelompok

Selanjutnya untuk dapat menyelesaikan suatu sistem persamaan


liniear(SPL) maka diperlukannya suatu SPL yang dipilih secara umum yaitu di
baris 1(B1) : 3x1+4x2+x3 = 10, baris 2(B2) : 2x1+7x2+2x3 = 28, dan baris
3(B3) : 8x1+2x2-7x3 = 4, persamaan ini mengikuti bentuk umum matriks

a11 x1 + a12 x2 + a13x3 = b1


a21 x1 + a22 x2 + a23x3 = b2
a31 x1 + a32 x2 + a33x3 = b3

Setelah diketahui SPL nya langkah selanjutnya yaitu menjadi matriks


tersebut menjadi augmented matriks,augmented ini berfungsi untuk
menggabungkan antara baris dengan baris dan kolom dengan kolom agar dapat di
selesaikan dengan berbagai metode sehingga setelah kita perbesar SPL nya maka
di dapat augmented matriks seperti gambar di atas

Sebelum menjelaskan langkah nya,harus kita ketahui kembali bahwa


penyelesaian metode Gauss-Jordan mengakibatkan hasil akhir penyelesaian
matriks ini harus berbentuk matriks identitas yaitu setiap diagonal utama nya
adalah 1(pivot) dan setiap angka di atas atau di bawah pivot adalah 0.
Matriks identitas :
100
010
001
Langkah 1 dari penyelesaian SPL ini adalah menjadikan matriks a11
menjadi pivot yaitu dengan mengalikan keseluruhan B1 dengan 1/3*B1 sehingga
di dapat 1/3*3 = 1 untuk a11, 1/3*4 = 1.33 untuk a12, 1/3*1 = 0.33 untuk a13,
dan 1/3*10 = 3.33 untuk b1.
Langkah 2 menol-kan matriks yang terdapat di bawah pivot pada B1yaitu
dengan mengalikan -2*(B1) + B2 sehingga di dapat -2*1 + 2 = 0 untuk a21, -
2*1.33 + 7 = 4.33 untuk a22, -2*0.33 + 2 = 1.33, dan -2*3.33 + 28 = 21.33 untuk
b2 dan dapat dilihat untuk keluaran program nya pada gambar di atas.

Langkah 3 menol-kan matriks B3 di bawah pivot yang terdapat di B1 yaitu


dengan mengalikan -8*(B1) + B3 sehingga di dapat -8*1 + 8 = 0 untuk a31, -
8*1.3333 + 2 = -8.6667 untuk a32, -8*0.3333 + (-7) = -9.6667 untuk a33, dan -
8*3.3333 + 4 = -22.6667 untuk b3,dan kita memperoleh keluaran nilainya pada
program seperti gambar di atas.
Langkah 4 Selanjutnya sesuai dengan matriks identitas pada a22 harus di
jadikan pula pivot yaitu dengan mengalikan 1/4.3333*B2 sehingga di dapat
1/4.3333*0 = 0 untuk a21, 1/4.3333*4.3333 = 1 untuk a22, 1/4.3333*1.3333 =
0.3077 untuk a23, dan 1/4.3333*21.3333 = 4.9231 untuk b2.
Langkah 5 dikarenakan pivot terletak di a22 maka entri matriks yang harus
kita nol-kan yaitu yang terletak di a12 dan a32 sehingga untuk menol-kan entri
pada a12 dapat mengalikan -1.33*B2 + B1 sehingga di dapat -1.3333*0 + 1 = 1
untuk a11, -1.3333*1 + 1.3333 = 0 untuk a12, -1.3333*0.3077 + 0.3333 = -0.0769
untuk a13, dan -1.3333*4.9231 + 3.3333 = -3.2308 untuk b1 dan dapat dilihat
keluaran program nya pada gambar di atas.

Langkah 6 menol-kan entri pada matriks a32 yaitu dengan mengalikan


-8.6667*B2 - B3 sehingga di dapat -8.6667*0 - 0 = 0 untuk a31, -8.6667*1 - (-
8.6667) = 0 untuk a32, -8.6667*0.3077 - (-9.6667) = -7 untuk a 33, dan -
8.6667*4.9231 - (-22.6667) = 20 untuk b3 dan dapat dilihat keluaran nilai
programnya pada gambar di atas.

Langkah 7 Selanjutnya kita


3.4 Screenshot solusi

3.5 Interpretasi solusi


BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Eliminasi Gauss-Jordan dalam Aljabar Linear:
Eliminasi Gauss-Jordan adalah suatu metode yang digunakan dalam aljabar
linear untuk menyelesaikan sistem persamaan linear (SPL) dan menghasilkan
matriks yang tereduksi menjadi bentuk matriks diagonal satuan. Proses ini
melibatkan operasi baris elementer (OBE) untuk mencapai tujuan tersebut.
Dengan mengubah matriks augmented dari SPL menjadi bentuk eselon tereduksi,
kita dapat dengan mudah membaca solusi sistem persamaan linear tersebut.

Contoh matriks awal SPL:

Setelah eliminasi Gauss-Jordan, matriks tersebut dapat tereduksi menjadi bentuk


matriks diagonal satuan:

dimana b’1,b’2,…,bn’ adalah solusi dari SPL.


2. Operasi Baris Elementer (OBE) dalam Penyelesaian SPL:
OBE adalah kunci dalam menyelesaikan SPL dengan efisien. Melalui
serangkaian operasi baris seperti pertukaran baris, penggandaan baris, dan
penambahan baris, matriks augmented dari SPL dapat diubah menjadi bentuk
eselon tereduksi. Dengan menerapkan langkah-langkah OBE dengan bijak, kita
dapat menghasilkan matriks yang memudahkan untuk membaca solusi SPL.
OBE tidak hanya membuat proses eliminasi lebih efisien tetapi juga
meningkatkan akurasi solusi dan memungkinkan penanganan SPL yang
kompleks, seperti dalam analisis rangkaian listrik di mana SPL muncul sebagai
model matematika.
3. Penyelesaian SPL dengan Metode Gauss-Jordan dan MATLAB:
Metode eliminasi Gauss-Jordan menjadi lebih efektif dan mudah
diimplementasikan ketika diterapkan dengan bantuan MATLAB. MATLAB
menyediakan lingkungan pemrograman dan perangkat lunak numerik yang kuat,
memungkinkan pengguna untuk menerapkan metode Gauss-Jordan dengan
mudah.
Pemanfaatan MATLAB dalam penyelesaian SPL membawa sejumlah
keuntungan, termasuk kemampuan untuk memanipulasi matriks dengan sintaks
yang jelas dan mendukung visualisasi yang kuat. Dengan menggunakan fungsi-
fungsi khusus dan alat bantu MATLAB, peneliti dan insinyur dapat mempercepat
dan menyederhanakan proses penyelesaian SPL, terutama ketika berurusan
dengan sistem yang kompleks dan besar.
Dalam dunia penelitian dan industri, keunggulan MATLAB dalam menangani
SPL memberikan solusi yang efisien dan akurat. Ketika penyelesaian SPL
menjadi bagian integral dari suatu masalah, penggunaan MATLAB menjadi
pilihan utama untuk menjamin keakuratan hasil dan meminimalkan
kerumitan implementasi.
DAFTAR PUSTAKA
Prastowo, A. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. (Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group, 2014), h.107-108
Prastowo, A. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. (Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group, 2014), h.109
Pantelis Z. Lappas, dkk, “Teaching and Learning Numerical Analysis and
Optimization: A Didactic Framework and Applications of Inquiry-based
Learning”. International journal,Vol. 8, No. 1; 2018
Budi Cahyono, “Penggunaan Software Matrix Laboratory (Matlab) Dalam
Pembelajaran Aljabar Linier”, h. 49.
Khaidir, C. “ Pengembangan buku ajar metode numerik berbasis konstruktivisme
di iain batusangkar” , Jurnal Ta’dib Vol 19, No.1 (2016) :h. 67–82.
Ardi Pujiyanta, Komputasi Numerik dengan MATLAB (Cet.1;Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2007), h. 4.
Mon, Yadanar, and Lai Lai Win Kyi. "Performance Comparison of Gauss
Elimination and Gauss Jordan Elimination." International Journal of Computer &
Communication Engineering Research (IJCCER) 2.2 (2014).
Sahid, 2003, Analisis Dan Implementasi Metode Newton – Raphson,Yogyakarta :
MIPA UNY
Sahyar, 2014, Algoritma dan Pemrograman Menggunakan MATLAB,
Medan :Unimed
Suparno.S, 2007, Komputasi untuk Sains dan Teknik MenggunakanMatlab,
Jakarta : Departemen Fisika-FMIPA, Univeristas Indonesia
Harry Octavianus Purba, http://informatika.stei.itb.ac.id/~rinaldi.munir/
AljabarGeometri/2015-2016/Makalah-2015/Makalah-IF2123-2015-041.pdf
https://www.scribd.com/doc/16739613/Metode-Numerik-Gauss-Jordan
Menggunakan-MATLAB
http://ikhwan-perbaungan.blogspot.co.id/2014/10/metode-eliminasi-gauss-dan-
operasi.html
http://www.codewithc.com/gauss-jordan-method-in-matlab

Anda mungkin juga menyukai