Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM 7

PENYELESAIAN PERSAMAAN LINIER SIMULTAN DENGAN METODE


ELIMINASI GAUSS

Dosen: YumarlinMZ, S.Kom., M.Pd., M.Kom

Disusun oleh:
Musthafa Zaki Pasha
18330036

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JANABADRA
YOGYAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persoalan yang melibatkan model matematika banyak muncul dalam berbagai
disiplin ilmu pengetahuan, seperti dalam bidang fisika, kimia, ekonomi, atau pada persoalan
rekayasa. Seringkali model matematika tersebut muncul dalam bentuk yang rumit yang
terkadang tidak dapat diselesaikan dengan rumus-rumus aljabar yang sudah baku.
Solusi SPL secara numeris umumnya selalu (harus) lebih efisien dan cepat dibandingkan
dengan metode-metode analitis, seperti metode Cramer. Namun demikian, solusi numerik ini
secara teknis adakalanya juga berkendala, karena: (1) ada beberapa persamaan yang mendekati
kombinasi linier, akibat adanya “round off error” dari mesin penghitung pada, (2) suatu tahap
perhitungan adanya akumulasi “round off error” pada proses komputasi akan berakibat
domain bilangan nyata (fixed point) dalam perhitungan akan terlampaui (overflow), biasanya
akibat dari jumlah persamaan yang terlalu besar. Metode-metode solusi numerik yang banyak
dipakai, dapat diklasifikasikan sebagai:
1. Metode Langsung
a. Metode Langsung Eliminasi Gauss (EGAUSS), prinsipnya: merupakan
operasi eliminasi dan substitusi variabel-variabelnya sedemikian rupa
sehingga dapat terbentuk matriks segitiga atas, dan akhirnya solusinya
diselesaikan menggunakan teknik substitusi balik (backsubstitution),
b. Metode Eliminasi Gauss ini. Eliminasi Gauss-Jordan (EGJ), prinsipnya: mirip
sekali dengan metode EG, namun dalam metode ini jumlah operasi numerik
yang dilakukan jauh lebih besar, karena matriks A mengalami inversi terlebih
dahulu untuk mendapatkan matriks identitas (I). Karena kendala tersebut, maka
metode ini sangat jarang dipakai, namun sangat bermanfaat untuk
menginversikan matriks,
c. Dekomposisi LU (DECOLU), prinsipnya: melakukan dekomposisi matriks A
terlebih dahulu sehingga dapat terbentuk matriks-matrik segitiga atas dan bawah,
kemudian secara mudah dapat melakukan substitusi balik
(backsubstitution) untuk berbagai vektor VRK (vektor ruas kanan).
d. Solusi sistem TRIDIAGONAL (S3DIAG) prinsipnya merupakan solusi SPL
dengan bentuk matrik pita (satu diagonal bawah, satu diagonal utama, dan
satu diagonal atas) pada matriks A.
2. Metode Tak-Langsung (Metode Iteratif)
a. Metode Jacobi, prinsipnya: merupakan metode iteratif yang melakuakn
perbaharuan nilai x yang diperoleh tiap iterasi (mirip metode substitusi
berurutan, successive substitution),
b. Metode Gauss-Seidel, prinsipnya: mirip metode Jacobi, namun melibatkan
perhitungan implisit,
c. Metode Successive Over Relaxation (SOR), prinsipnya: merupakan
perbaikan secara langsung dari Metode Gauss- Seidel dengan cara
menggunakan faktor relaksasi (faktor pembobot) pada setiap tahap/proses
iterasi.
Metode-metode tak-langsung seperti di atas pada umunya sangat tidak efisien dan
‘time consuming’ (memerlukan CPU- time) yang jauh lebih besar dari metode langsung.
Metode Eliminasi Gauss, metode Dekomposisi LU dan Metode Iterasi Jacobi
merupakan metode yang dapat dijadikan sebagai alternatif untuk menyelesaikan model
matematika. Metode Eliminasi Gauss mereduksi matriks koefisienA ke dalam bentuk matriks
segitiga, dan nilai-nilai variabel diperoleh dengan teknik substitusi. Pada metode Dekomposisi
LU, matriksA difaktorkan menjadi matriksL dan matriks U, dimana dimensi atau ukuran matriks
L dan U harus sama dengan dimensi matriks A.
Pada metode iterasi Jacobi, penyelesaian dilakukan secara iterasi, dimana proses iterasi
dilakukan sampai dicapai suatu nilai yang konvergen dengan toleransi yang diberikan. Dari
hasil pengujian dapat diketahui bahwa metode Iterasi Jacobi memiliki hasil ketelitian yang lebih
baik dan waktu komputasi yang lebih cepat dari metode Eliminasi Gauss dan metode Dekomposisi
LU.
Penggunaan pendekatan dengan pemrograman MATLAB, salah satu software
komputer yang dapat digunakan untuk memberikan solusi komputasi numerik. Karena metode
– metode numerik dengan bahasa pemrograman yang sederhana, namun dapat menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi oleh mereka yang bergerak dalam bidang matematika maupun
aplikasi matematika.
BAB II
DASAR TEORI
Metode eliminasi Gauss-Jordan adalah proses eliminasi dengan menghasilkan matriks
dalam bentuk baris eselon yang tereduksi atau mengubah sistem linear menjadi matriks diagonal
satuan. Metode tersebut dinamai eliminasi Gauss-Jordan untuk menghormati Carl Friedrich Gauss
dan Whilhelm Jordan.
Dalam aljabar linear, eliminasi Gauss-Jordan adalah versi dari eliminasi Gauss. Pada
metode eliminasi Gauss-Jordan kita membuat nol elemenelemen di bawah maupun di atas diagonal
utama suatu matriks. Hasilnya adalah matriks tereduksi yang berupa matriks diagonal satuan
(semua elemen pada diagonal utama bernilai 1, elemen-elemen lainnya nol).

Pandangan Sistem Persamaan Linear di berikut ini

Persamaan di atas dapat dinyatakan dalam bentuk koefisien matriks AX = B , yaitu sebagai
berikut :

Persamaan di atas dapat ditulis dalam bentuk matriks yang diperbesar (augmented matrix) yang
bentuknya seperti di bawah ini :
Untuk menentukan nilai-nilai n x , x , , x 1 2 K , maka matriks yang diperbesar (augmented

matrix) di atas harus diubah kedalam bentuk eselon.

Dalam bentuk matriks, eliminasi Gauss-Jordan ditulis sebagai berikut:

Dengan solusi sebagai berikut:

Seperti pada metode eliminasi gauss naïf, metode eliminasi Gauss-Jordan naïf tidak menerapkan
tata-ancang pivoting dalam proses eliminasinya.

Langkah-langkah operasi baris yang dikemukakan oleh Gauss dan disempurnakan oleh

Jordan sehingga dikenal dengan Eliminasi Gauss-Jordan, sebagai berikut:

Jika suatu baris tidak seluruhnya dari nol, maka bilangan tak nol pertama pada baris itu
adalah 1. Bilangan ini disebut 1 utama (leading 1).
Jika terdapat baris yang seluruhnya terdiri dari nol, maka baris-baris ini akan
dikelompokkan bersama pada bagian paling bawah dari matriks.
Jika terdapat dua baris berurutan yang tidak seluruhnya dari nol, maka 1 utama pada baris
yang lebih rendah terdapat pada kolom yang lebih kanan dari 1 utama pada baris yang lebih
tinggi.
Setiap kolom memiliki 1 utama memiliki nol pada tempat lain.
BAB III

PELAKSANAAN PRATIKUM

Selesaikanlah Persamaan Linear Simultan berikut ini menggunakan metode Eliminasi Gauss
Jordan dengan menggunakan scilab:

5X + 2Y +Z = 10

3X + 9Y +2Z = 8

2X + 3Y + 15Z = 5
Pecahkan system persamaan berikut dengane liminasi Gauss Jordan dengan menggunakan Scilab:

x+y+z=9

2x - 3y + 4z = 13

3x + 4y + 5z = 40

Tentukan x, y danz !
2. Sebuah home industri membuat tiga macam produk yaitu kursi, meja dan lemari. Produk produk
tersebut membutuhkan tiga jenis bahan yaitu kayu papan, kayu ring dan paku penguat. Perhatikan
contoh produknya sebagai berikut ==> Spesifikasi produk: 1 kursi membutuhkan 2 kayu papan, 6
ring dan 10 paku sedangkan untuk 1 meja membutuhkan 2 kayu papan, 6 ring dan 12 paku, dan 1
lemari membutuhkan 10 kayu papan, 10 ring dan 20 paku. Berapa jumlah meja, kursi dan lemari
yang dapat dibuat bila tersedia 108 kayu papan,

204 kayu ring dan 376 paku ?


(Keterangan: di kerjakan saat praktikum di laksanakan

- Tentukan Persamaan Linear Simultan ??

- Buatlah CODING PROGRAMNYA UNTUK MENDAPATKAN Jumlah kursi, meja dan


lemari yang di peroleh ???
BAB IV

TUGAS PRATIKUM

Diketahui sistem persamaan linear untuk tiga persamaan dan 3 variabel yang tidak diketahui
sebagai berikut

x + 2y + z = 6

x + 3y + 2z = 9

2x + y + 2z = 12
Misalkan dipunyai sistem persamaan linear untuk tiga persamaan dan 3 variabel yang tidak
diketahui sebagai berikut

R + 2 S + 3T = 3

2R + 3S + 2T = 3

2R + S + 2T = 5

Tentukan Nilai dari variabel yang tidak diketahui yakni R, S dan T


3. Sebuah home industri membuat tiga macam produk yaitu kursi, meja dan lemari. Produk
produk tersebut membutuhkan tiga jenis bahan yaitu kayu papan, kayu ring dan paku penguat.
Perhatikan contoh produknya sebagai berikut
Spesifikasi produk: 1 kursi membutuhkan 2 kayu papan, 6 ring dan 10 paku sedangkan untuk 1
meja membutuhkan 2 kayu papan, 6 ring dan 12 paku, dan 1 lemari membutuhkan 10 kayu papan,
10 ring dan 20 paku. Berapa jumlah meja, kursi dan lemari yang dapat dibuat bila tersedia 108
kayu papan,

204 kayu ring dan 376 paku ?

(Keterangan -> di kerjakan saat praktikum di laksanakan

- Tentukan Persamaan Linear Simultan ??

- Berapa Jumlah kursi, meja dan lemari yang di peroleh ??? )


BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Dari pembahasan di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa.

1. Urutan persamaan di dalam suatu SPL sangat berpengaruh terhadap penampilan


metode Elimanasi Gauss.

2. Dengan menggunakan pemrograman Scilab dapat membantu pemrograman


dalam dalam metode numeric khususnya metode Elimanasi Gauss.

5.2 Saran

Dari hasil pembahasan disarankan untuk.

1. Menggunakan metode Eliminasi Gauss lebih efektif untuk memecahkan masalah


numerik dalam SPL berukuran besar.

2. Menggunakan program SCILAB for Windows dalam membantu pengolahan metode


Eliminasi Gauss.

Anda mungkin juga menyukai