Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FISIKA KOMPUTASI

PEMANFAATAN KOMPUTASI FISIKA


BERBASIS MAPLE DALAM MENENTUKAN
DINAMIKA TIPPE TOP

Devi Tamaria Gurning


1803124979

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan YME yang telah


memberikan karunia-Nya sehingga penulisan makalah yang berjudul
“Pemanfaatan Komputasi Fisika Berbasis Maple dalam Menentukan
Dinamika Tippe Top ’’ ini, dapat diselesaikan pada waktunya. Pada
kesempatan ini Penulis juga menyampaikan terimakasih kepada semua
pihak yang dengan sepenuh hati serta kesabaran memberikan dorongan
dan bimbingan selama proses pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya, atas keterbatasan ilmu,
kemampuan serta pengetahuan yang dimiliki. Untuk itu, saran serta
masukan yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan
tulisan ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.
Terimakasih.

Duri, 12 November 2020

Penulis,

Devi Tamaria Gurning

NIM. 1803124979

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2 Tujuan Penulisan ................................................................................. 2

1.3 Batasan Masalah/Hipotesis .................................................................. 2

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 3

2.1 ............................................................................................................. 3

2.2 ............................................................................................................. 4

2.3 ............................................................................................................. 5

BAB III PEMBAHASAN ...................................................................................... 6

3.1 ............................................................................................................ 7

3.2 ............................................................................................................ 8

3.3 ............................................................................................................ 9

BAB IV KESIMPULAN........................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Fisika komputasi adalah suatu bidang ilmu yang sangat membantu


menyelesaikan persamaan dinamika benda yang kompleks, baik translasi
maupun rotasi. Fisika komputasi ini merupakan tenik penyelesaian
berbagai persoalan fisika secara numerik dengan baantuan komputer
(Suparno, 2008). Secara umum, ilmu komputasi adalah bidang ilmu yang
mempunyai perhatian pada penyusunan model matematika dan teknik
penyelesaian numerik serta penggunaan komputer untuk menganalisis
dan memecahkan masalah-masalah ilmu sains (Mulyono & Asih, 2013).
Maple adalah program komputer komputasi simbolik dan numerik
serta bahasa pemograman multi-paradigma, yang dikembangkan pertama
kali pada tahun 1980 oleh grup simbolik komputasi di Universitas
Waterloo Ontario, Kanada. Perangkat lunak ini mencakup beberapa
bidang komputasi teknis seperti matematika simbolik, analisis numerik,
pemrosesan data, visualisasi dan lainnya (Cohen, 1997).
Tippe top merupakan contoh sistem gerak sederhana benda kaku
dengan pembatas non holonomis, namun analisis sistem ini tidak
sederhana. Persamaan tippe top telah diturunkan dengan metode reduksi
Routhian dan persamaan Poincaré, dan komputasi fisika untuk mencari
solusi numerik dari dinamika tippe top juga telah digunakan dengan
menggunakan program Maple (Addison, 1980).
Pada penelitian sebelumnya, persamaan reverse spinning
diformulasikan untuk pergerakan tippe top pada bidang datar
menggunakan berbagai metode seperti persamaan Euler dan persamaan
Maxwell-Bloch. Dalam penelitian ini, gerakan tippe top sebaiknya
dirumuskan ketika dimainkan pada bidang datar dengan menggunakan
persamaan Poincaré dan menggambar gerakan tersebut menggunakan
komputasi fisika berbasis Maple.
Rosyid mengungkapkan bahwa keanekaragaman pada dasarnya
adalah lekukan atau permukaan yang licin atau benda serupa dengan
dimensi yang lebih tinggi. Dimensi keragaman nyata n merupakan ruang
topologi yang bersifat homeomorfik secara lokal dengan Rn, artinya
setiap titik pada keanekaragaman memiliki lingkungan yang mirip dengan
lingkungan di Rn. Keadaan keragaman dalam suatu ruang bergantung

1
pada topologi ruangnya. Keragaman dilihat sebagai ruang topologi karena
ada himpunan terbuka yang akan digunakan sebagai lingkungan (atau
domain koordinat). Keragaman juga dapat dikatakan sebagai ruang yang
secara lokal menyerupai ruang Euclidean dengan dimensi tertentu
(Rosyid, 2009).
Fowles menyatakan bahwa memilih koordinat umum yang tepat akan
lebih mudah untuk menyelesaikan masalah sistem mekanik. Suatu sistem
mekanik dapat diekspresikan dalam berbagai sistem koordinat, seperti
pada kasus pendulum matematika dengan dua batasan holonomik,
sehingga derajat kebebasannya adalah satu, dapat dipilih koordinat kutub
dengan koordinat θ. Persamaan Poincaré adalah pengumuman untuk
persamaan Lagrange. Ketika persamaan Lagrange sulit diterapkan untuk
kasus tertentu, metode Poincaré dapat digunakan dengan memperhatikan
kesimetrian sistem yang ditinjau. Gerakan back-up di berbagai arena
adalah contoh harian sistem gerak tubuh kaku dengan kendala non-
holonomis (Fowles, 2005).

1.2 TUJUAN PENULISAN


Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. mendapatkan persamaan dinamika gasing dengan menggunakan
komputasi fisika berbasis maple.
2. menyelesaikan persamaan dinamika gasing balik di bidang seperti tabung
dan persamaan persamaan gerak gasing dengan memanfaatkkan komputasi
fisika berbasis maple

1.3 BATASAN MASALAH


Adapun batasan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Pemanfaatan fisika komputasi yang digunakan adalah berbasis maple
2. Permasalahan fisika yang dipecahkan adalah menentukan dinamika tippe
top

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Fisika Komputasi


Secara umum, ilmu komputasi adalah bidang ilmu yang
mempunyai perhatian pada penyusunan model matematika dan teknik
penyelesaian numerik serta penggunaan komputer untuk menganalisis dan
memecahkan masalah-masalah ilmu sains (Mulyono & Asih, 2013).Fisika
komputasi ini merupakan tenik penyelesaian berbagai persoalan fisika
secara numerik dengan bantuan komputer. Fisika komputasi adalah suatu
bidang ilmu yang sangat membantu menyelesaikan persamaan dinamika
benda yang kompleks, baik translasi maupun rotasi (Suparno, 2008).

2.2 Aplikasi Maple


Maple merupakan program komputer komputasi simbolik dan
numerik serta bahasa pemograman multi-paradigma, yang
dikembangkan pertama kali pada tahun 1980 oleh grup simbolik
komputasi di Universitas Waterloo Ontario, Kanada. Perangkat lunak
ini mencakup beberapa bidang komputasi teknis seperti matematika
simbolik, analisis numerik, pemrosesan data, visualisasi dan lainnya.
Maple mempunyai menu toolbox yang mencakup mapleSim,
menambahkan fungsionalitas untuk pemodelan fisik multidomain dan
pembuatan kode. Kapasitas maple (software) untuk komputasi
simbolik mencakup tujuan umum dari sistem komputasi aljabar,
misalnya ia dapat memanipulasi ekspresi matematika dan menemukan
solusi simbolis untuk masalah tertentu seperti yang timbul dari
persamaan diferensial dan parsial (Cohen, 1997).

2.3 Dinamika Tippe Top


Memilih koordinat umum yang tepat akan lebih mudah untuk
menyelesaikan masalah sistem mekanik. Suatu sistem mekanik dapat
diekspresikan dalam berbagai sistem koordinat, seperti pada kasus
pendulum matematika dengan dua batasan holonomik, sehingga derajat
kebebasannya adalah satu, dapat dipilih koordinat kutub dengan koordinat
θ. Saat memilih sistem koordinat, domain untuk sistem koordinat juga
harus diperhatikan, sehingga semua titik yang mungkin ditempati oleh

3
partikel dapat diekspresikan oleh sistem koordinat. Persamaan Lagrange
adalah persamaan Poincaré tereduksi. Persamaan Poincaré adalah
pengumuman untuk persamaan Lagrange.
Ketika persamaan Lagrange sulit diterapkan untuk kasus tertentu,
metode Poincaré dapat digunakan dengan memperhatikan kesimetrian
sistem yang ditinjau. Gerakan back-up di berbagai arena adalah contoh
harian sistem gerak tubuh kaku dengan kendala non-holonomis. Namun,
dalam studi mekanika, sistem gerak tidaklah sederhana. Tippe top, kadang
disebut juga reverse top, adalah jenis atasan berbentuk bulat yang
dipotong dengan batang kecil sebagai pegangan dan dapat membalik
sendiri dalam keadaan berputar. Saat bagian bola diputar dengan
kecepatan sudut yang tinggi pada permukaan bidang datar, maka ujung
atas akan berputar mengelilingi bagian batang. Fenomena ini disebut
invers.
Awalnya, gerakan ujung ujung dalam bidang datar harus ditinjau
ulang dengan persamaan Poincaré dan dilanjutkan dengan meninjau
gerakan pada permukaan bagian dalam pipa. Persamaan Poincaré ini
diyakini dapat merumuskan dinamika dari suatu sistem gerak yang
kompleks, seperti sistem translasi dan rotasi, hal ini juga diperkuat oleh
Holm yang menegaskan bahwa dinamika rotasi sulit dirumuskan dengan
persamaan Euler-Lagrange karena dinamika rotasi memiliki kecepatan
sudut yang umumnya bukan turunan waktu langsung dari koordinat
umum. Selain itu, rotasi generator tidak bersifat komutatif, sehingga
dinamika rotasi sulit diselesaikan dengan persamaan Euler-Lagrange.
Persamaan Poincaré ini dapat merumuskan dinamika gas balik
dengan jelas. Selain itu, persamaan Poincaré dapat menggambarkan
sistem dinamik dalam bentuk sistem persamaan diferensial. Penelitian ini
merupakan upaya untuk memahami gerak mundur dengan menggunakan
teori kelompok dalam menyederhanakan persamaan gerak mundur
melalui persamaan Poincaré.
Asal mula penelitian tentang gasifikasi terbalik dijelaskan dalam
sebuah buku pada tahun 1890 yang ditulis oleh Cohen yang
bereksperimen dengan batu bulat yang ditemukan di pantai. Cole
menjelaskan bahwa batu bulat memiliki massa yang tidak sama dengan
pusat geometri batu. Saat batu diputar, pusat massa menjadi lebih tinggi
menjauhi permukaan tanah. Penjelasan tentang gerakan tippe top mulai
dikemukakan dalam sejumlah artikel ilmiah sejak tahun 1950-an,
termasuk oleh Pliskin yang menyatakan bahwa interaksi gesekan pada
tippe top pada lantai berperan penting dalam proses reverse spinning.
Fenomena reverse gasping merupakan akibat dari ketidakstabilan
dinamika tanpa melibatkan friksi. Selanjutnya, Ini dikembangkan oleh
Cohen yang menjelaskan secara rinci dengan perhitungan matematis
mengenai peran gesekan di atas tippe. Cohen menyimpulkan bahwa
gesekan mempengaruhi pembalikan tippe top.

4
Pada penelitian sebelumnya tidak terdapat gambaran grafik yang jelas
tentang dinamika tippe top dengan berbagai kondisi awal saat tippe top diputar.
Studi ini memberikan gambaran yang jelas tentang dinamika puncak tippe dengan
berbagai sudut kemiringan. Hasil penelitian menunjukkan grafik yang
menggambarkan dinamika tippe top dengan persamaan Poincare secara jelas dan
analisis detail setiap detiknya dengan berbagai sudut kemiringan. Studi
sebelumnya tidak memasukkan gambaran yang jelas tentang dinamika rinci tippe
top per second.
Pada penelitian ini akan mengulas dinamika tippe top menggunakan
persamaan Poincare dengan komputasi fisika berbasis Maple. Peneliti akan
mengkaji gerakan mundur dan atas rotasi menggunakan lima koordinat umum,
yaitu dua koordinat umum dinamika translasi dan tiga koordinat umum dinamika
rotasi. Pergerakan gas balik akan berubah dari kondisi awal berupa sudut
kemiringan saat top pertama dimainkan. Dinamika belokan akan diamati
menggunakan komputasi fisika berbasis Maple.

5
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Di bawah ini merupakan gambar gerak benda kaku yang diwakilkan oleh
dua persamaan vektor yaitu F = dp/dt untuk

Gambar 1. Proses pembalikan atas Tippe

putaran atas di sekitar sumbu simetri adalah e3 secara vertikal, kemudian batang
atas berputar perlahan ke bawah dan akhirnya kepala berputar ke atas dan
berputar secara vertikal dengan batang belakang. Rotasi mengubah arah
sebaliknya, sedangkan vektor L tetap pada posisi vertikal semula. Selanjutnya,
pusat massa bergerak ke atas karena penurunan nilai L. Hal ini karena adanya
aksi gesekan F pada titik kontak atas kembali ke meja. Gaya gesek F
menyebabkan munculnya gaya M, yang dapat dibayangkan memiliki komponen
vektor M (n, n ') dan M3 di sepanjang sumbu simetri e3.
Tippe top terdiri atas bola dan batang silinder dengan pusat massa yang
dapat bergerak dari pusat c pada bola, artinya dapat lurus di bawah pusat geometri
atau lurus di atas pusat geometri. menyentuh meja karena aksi gaya dan momen
gesekan gaya baru, yaitu F 'dengan momen torsi M' yang membuat tippetop dapat
terangkat dengan stabil. Komponen L (n, n ') tertunda oleh M baru (n, n') dan
akhirnya L3 menjadi sama dengan L. Selama proses inversi, pusat massa berada
di atas tippe top. Hal ini menyatakan bahwa energi kinetik rotasi menurun selama
proses inversi, dan akibatnya energi potensial meningkat, sehingga kecepatan
sudut total dan momentum sudut total menurun selama proses inversi.

Gambar 2. Titik Pusat Massa di Tippe Top

6
Dengan mengacu pada reduksi Routhian [2], persamaan Poincaré ditulis
dengan mempertahankan variabel-variabel berikut:

𝑛 𝑛 𝑛

𝑑𝑡𝑑 𝜕𝜕𝑅𝑣𝜌 - ∑ ∑ 𝑐𝜆 𝑣𝜇𝜕𝜕𝑅𝑣𝜆- ∑ 𝑐𝜆𝜇𝜌𝑣𝜇𝛽1 - 𝑋𝜌𝑅


𝜇𝜌
𝜇 = 2𝜆 = 2 𝜇=2

= 0, 𝜌 = 2,…, 𝑛.
(5)

Penyelesaian Persamaan Gerak di Tippe Top pada Bidang Datar


Momen gaya umum total di puncak tippe yang bergerak dalam bidang datar
dinyatakan dalam rumus berikut:

𝐒 = 𝐅𝑥 𝑑𝑥 + 𝐅𝑦 𝑑𝑦 + (𝑟⃗ × 𝐅 ) 𝜃𝑑𝜃 + (𝑟⃗ × 𝐅 ) 𝜙𝑑𝜙

+ (𝑟⃗ × 𝐅 ) 𝜓 𝑑𝜓
(6)
𝐒𝐱 = −𝜇 | 𝐹𝑁 | (𝑥̇ - sin 𝜙 𝜃̇ (𝑅 - 𝑎 cos 𝜃)

+ sin 𝜃 cos 𝜙 (𝑅𝜓̇ + 𝑎𝜙̇))


𝐒𝐲 = −𝜇 | 𝐹𝑁 | (𝑦̇ + cos 𝜙 𝜃̇ (𝑅 - 𝑎 cos 𝜃)

+ sin 𝜙 sin𝜃 (𝑅𝜓̇ + 𝑎𝜙̇))


(8)
𝐒𝛉 = - 𝜇 | 𝐹𝑁 | (𝑅 - 𝑎cos 𝜃) ((𝑅𝜓̇ + 𝑎𝜙̇) sin 𝜃 cos𝜙

+ 𝜃̇ sin 𝜙 (𝑎cos𝜃 - 𝑅))


(9)
𝐒𝛟 = - 𝜇 | 𝐹𝑁 | (𝑎 - 𝑅 sin 𝜃) sin 𝜃 ((cos𝜙𝑥̇ 𝑦̇)

+ sin 𝜃 (𝑎𝜓̇ + 𝑅𝜙̇))

(10)

𝐒𝛟 = - 𝜇 | 𝐹𝑁 | (𝑎 - 𝑅 sin 𝜃) sin 𝜃 ((cos𝜙𝑥̇ 𝑦̇)

7
+ sin 𝜃 (𝑎𝜓̇ + 𝑅𝜙̇))

(11)

dengan tippe Lagrangian di atas bidang datar sebagai berikut:

𝑅 = (𝐼𝜃̇2 + 𝐼 sin2 𝜃 𝜙̇2) - 𝑚𝑔 (𝑅 - 𝑎cos𝜃) -

( 𝛽1)2 + 𝛽1𝜙̇ cos 𝜃 (12)


2𝐼3

dengan

𝛽1 = 𝐼3 (𝜓̇ + 𝜙̇ cos𝜃) (13)

Tippe top yang dimainkan pada bidang datar tanpa gesekan adalah sebagai
berikut:

𝜃̈ =dosa 𝜃(cos𝜃 (𝐼𝜙̇2) + (2𝛽1𝜙̇ + 𝑚𝑔𝑎))


𝐼
(14)

𝜙̈ = 𝛽1 𝜃̇ csc 𝜃 (1 - csc 𝜃) - 2 𝐼𝜃̇𝜙̇ 𝜃 (15)

Nilai kondisi awal berdasarkan penelitian sebelumnya [1,9,13] terdapat pada


Tabel 2.

Tabel 2. Kondisi Awal Berdasarkan Studi Sebelumnya


𝜃 𝜙 𝜙̇ 𝜃̇ 𝑥̇ 𝑦̇ 𝛽1 𝜇
(𝑡)ra (0)rad (0) (0) (0) (0)
𝑔𝑚2𝑟⃗𝑎𝑑
d rad rad / cm / cm /
/𝑠
/ dtk dtk dtk
dtk
0.1 0 0 0 0 0 2.500 0.3

Grafik yang diperoleh ditunjukkan pada Gambar 3.

8
Gambar 3. Hubungan Antar Sudut (𝜽) dan Waktu (t)

Gambar 4. Hubungan Antara Kecepatan Sudut (𝜽̇) dan Waktu (t)

Gambar 5. Hubungan Antar Sudut (𝜙̇) dan Waktu (t)

Berdasarkan persamaan 6, 7, 8, dan 9 dapat menggambarkan grafik


hubungan antara sudut θ (t) dengan waktu dan kecepatan sudut 𝜃̇ (t) terhadap
waktu dan grafik 𝜙̇ (t). Pada ketiga gambar tersebut terlihat bahwa tippe top
terjadi pada detik ke-9 dan berhenti berputar. Proses tippe top terjadi sesuai
dengan kebutuhan awal yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini menunjukkan
bahwa persamaan differensial yang diturunkan adalah benar dan dapat dibuktikan
secara komputasi dengan menggunakan Maple. Tujuan penyelesaian sistem
dinamika dengan mendeskripsikan persamaan numerik tippe top adalah untuk
membandingkan hasil solusi yang telah dihitung dengan sifat analisis kualitatif
pada persamaan tippe top yang diteliti dalam penelitian ini.

9
Solusi numerik dari persamaan gerak mundur untuk koordinat θ (t) yang
mempunyai kondisi awal berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2 menunjukkan
karakteristik utama dari pembalikan terbalik. Pada grafik terlihat bahwa tippe top
berputar kemudian perlahan akan mengalami pembalikan pada 20 detik, setelah θ
(t) membentuk sudut π, tippe top akan berputar dengan batangnya stabil tanpa
presisi ke arah z- sumbu di mana kecepatan presisi dan kecepatan sudut θ (t)
adalah nol. Jadi, setelah membalik puncak tippe top, ia akan berputar dengan
batangnya tanpa presisi dan mengalami keadaan stabil.
Berdasarkan Gambar 3, 4, dan 5, terlihat bahwa sistem mekanik dengan
batasan non-holistik untuk pergerakan tippe top pada bidang datar dapat
dijelaskan dengan persamaan Poincaré, yaitu suatu sistem dinamik yang dapat
digambarkan dengan suatu himpunan. persamaan diferensial dan energi sistem
dinyatakan dengan jelas. Pada grafik yang memperlihatkan ujung tippe bergerak
pada permukaan datar tanpa gesekan dapat dilihat pada Gambar 3 dan 4 yang
menyatakan bahwa apabila permukaan datar tempat tippe top bergerak tidak
mengalami gesekan (licin) maka tippe top tidak akan terbalik. . Hal ini dinyatakan
dengan kecepatan sudut θ dan kecepatan sudut konstan yang menggambarkan
bahwa puncak tippe berada dalam keadaan putar stabil konstan dengan presisi
yang sangat kecil pada sumbu ez dan tidak ada pergerakan translasi dari puncak
ujung. Sedangkan untuk tippe top yang bergerak pada bidang datar dengan gaya
gesek dapat dilihat melalui gambar 5 yang menyatakan bahwa setelah spinning
top berputar beberapa detik, perlahan-lahan tippe top akan mengalami
pembalikan. Setelah θ (t) mendekati sudut π, ujung tippe akan berputar secara
stabil dengan batang tanpa presisi pada ez.
Selain penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa dinamika tippe top
diselesaikan dengan persamaan Euler dan Routhian Reduction, penelitian ini
menunjukkan bagaimana dinamika tippe top berhasil diselesaikan dengan
persamaan Poincare yang diturunkan dari persamaan Euler-Lagrange. persamaan
dengan bantuan komputasi fisika berbasis Maple. Penulis berhasil
mendeskripsikan dinamika top spin dengan kondisi awal yang telah ditentukan
dengan berbagai titik koordinat yang sesuai dengan konfigurasi ruang tippe top
yang bergerak pada bidang datar.

10
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang didapatkan adalah sebagai berikut :

1. Sistem mekanik dengan kendala non holistik untuk pergerakan tippe top
pada bidang datar dapat dijelaskan dengan persamaan Poincaré, yaitu
suatu sistem dinamika yang dapat digambarkan dengan sekumpulan
persamaan diferensial dan energi sistem yang dinyatakan dengan jelas; dan
2. dinamika tippe top diselesaikan dengan persamaan Euler dan Routhian
Reduction. Dalam penelitian ini dinamika tippe top dynamics berhasil
diselesaikan dengan persamaan Poincare yang diturunkan dari persamaan
Euler-Lagrange dengan bantuan komputasi berbasis Maple.

11
DAFTAR PUSTAKA

Addison, W. 1980. Mekanika Klasik. Cambridge.

Ciocci, M. 2012. Menuju Prototipe dari Spherical Tippe Top. Jurnal Matematika
Terapan. Amerika.

Cohen, R. 1977. The Tippe Top Revisited. Jurnal Fisika Amerika Serikat .

Flowles, C. 2005. Mekanika Analitik.Amerika Serikat.

Holm, D. 2009. Geometri Mechaanics dan Symetry dari Dimensi Hingga ke Tak
Terbatas. Oxford University Press, Newyork.

Mulyono & Arsih. 2013. Pembelajaran NHT pada Metode Numerik dengan
Bantuan Aplikasi Maple. Semarang.

Suparno, S. 2002. Aplikasi Maple. Universitas Indonesia, Jakarta.

Rosyid, M. 2009. Keragaman Licin untuk Fisikawan (Penghantar Hitung


Tensor), Diktat Kuliah Metode Fisika Teoritik pada Program S2 Fisika UGM.
Jurusan Fisika FMIPA UGM, Yogyakarta.

Willey, V. 1999. Mekanika Talman R. Geometric. New York

Anda mungkin juga menyukai