TUGAS
Diajukan Guna Melengkapi Tugas Terstruktur dan Guna Melengkapi Mata Teori Graph Program
Studi Pendidikan Matematika
Disusun oleh:
Kelompok 4
Rinaldi Siregar 1802030050
PENDIDIKAN MATEMATIKA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Faktor yang
Mempengaruhi Kesulitan dalam Menyelesaikan Soal Matematika pada Materi Bilangan
Berpangkat” tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yang
diberikan oleh dosen saya Ibu Nadra Amalia, S.Pd., M.Pd dalam rangka membantu saya dalam
memahami materi bilangan berpangkat beserta faktor kesulitan dalam mengerjakan soal
matematika pada materi tersebut. Tidak lupa pula saya mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
dalam menyusun makalah ini. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka saya menerima segala
saran dan kritik dari pembaca demi kelengkapan makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi siapapun
yang menggunakannya. Terima kasih atas perhatiannya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
halaman
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
SUBGRAPH
Subgraph adalah graph yang himpunan titik dan sisinya merupakan himpunan
bagian dari graph yang lain
Definisi 1.1. Misalkan G adalah suatu graf, Graf H dikatakan sub graf G, jika dan
hanya jika memenuhi.
V(H) ⊆ V(G)
E(H) ⊆ E(G)
1.1 Gambarlah semua subgraf yang mungkin dibentuk dari graf C6 dan graf K3
Penyelesaian :
Graf C6 terdiri dari 6 simpul dan 6 sisi. Subgraf C6 yang mungkin dibentuk
terdiri dari 1,2,3,4,5 atau 6 simpul dan 0,1,2,3,4,5 atau 6 busur. Semua subgraf C6 yang
mungkin dibuat dapat dirinci seperti gambar di bawah ini.
1
2
Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai sifat khas kalau
dibandingkan dengan disiplin ilmu yang lain. Karena itu kegiatan belajar dan mengajar
matematika seyogyanya juga tidak disamakan begitu saja dengan ilmu yang lain.
Karena peserta didik yang belajar matematika itu pun berbeda-beda pula
kemampuannya, maka kegiatan belajar dan mengajar haruslah diatur sekaligus
memperhatikan kemampuan yang belajar dan hakekat matematika (Herman Hudojo,
1990:1). Pengetahuan terhadap matematika dan keterampilan menggunakannya
merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena
matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan dasar yang sangat diperlukan
dalam kehidupan. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi
dewasa ini, juga tidak terlepas dari peran perkembangan matematika. Sehingga, untuk
dapat menguasai dan mencipta teknologi serta bertahan di masa depan diperlukan
penguasaan matematika yang kuat sejak dini (Depdiknas, 2004:20).
Standar kompetensi matematika kelas X yang pertama kali diberikan pada
semester 1 meliputi aspek aljabar adalah menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
bentuk berpangkat dan akar, pokok bahasan bilangan berpangkat dan bentuk akar
merupakan dasar dari sebuah standar kompetensi untuk mempelajari pokok bahasan
pada jenjang berikutnya sebagai contoh operasi bilangan. Pemahaman mengenai
operasi bilangan berpangkat dan bentuk akar selayaknya menjadi konsep dasar yang
tertanam kokoh sejak dini, karena pemahaman konsep dan keterampilan melakukan
operasi yang satu akan mempengaruhi pemahaman konsep dan keterampilan operasi
yang lain (Muchtar A. Karim, 1996: 99).
Sebagian besar siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal ulangan
harian terkait materi bilangan berpangkat dan bentuk akar. Hal ini dibuktikan dari nilai
ujian harian siswa yang sebagian besar masih di bawah standar ketuntasan minimum
dengan nilai minimal 75. Jadi dapat disimpulkan bahwa masih banyak siswa yang
masih belum dapat menyelesaikan masalah terkait bilangan berpangkat.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengetahui faktor kesulitan
yang dihadapi siswa, dalam pembahasan ini penulis mengambil judul “Faktor yang
3
Mempengaruhi Kesulitan dalam Menyelesaikan Soal Matematika pada Materi
Bilangan Berpangkat”
1.3 Tujuan
Tujuan merupakan jawaban dari rumusan masalah agar suatu pembahasan dapat
lebih tearah dan ada batasan- batasannya tentang objek yang dibahas. Adapun tujuan
pembahasan ini adalah ;
1.4 Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.1 Pengertian Matematika dan Materi Bilangan Berpangkat
1. Matematika
Istilah matematika berasal bahasa latin mathematica yang mulanya diambil dari
bahasa Yunani “mathematike” yang berarti “relating to learning”. Bahasa ini
mempunyai akar kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge,
science ). Bahasa mathematike berhubungan erat dengan sebuah kata lainnya yang
serupa yaitu mathanein yang mengandung arti belajar.
5
Jika a adalah bilangan riil dan n bilangan bulat positif maka (dibaca “a pangkat
n”) adalah hasil kali n buah faktor yang masung-masing faktornya adalah a. Jadi,
pangkat bulat positif secara umum dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut :
an = bilangan berpangkat.
Contoh :
3 = 3 × 3 × 3 × 3 = 81
Bukti :
ap x aq = (a x a x a x … x a) x (a x a x a x … x a)
sebanyak p sebanyak q
= ap+q (terbukti)
6
Untuk a ∈ R , a ≠ 0 dan p, q bilangan bulat positif dimana p > q , berlaku :
7
Untuk a ∈ R dan a ≠ 0, didefinisikan :
2.2 Bentuk Kesulitan dalam Menyelesaikan Soal pada Materi Bilangan Berpangkat
Suatu konsep dalam matematika adalah suatu ide abstrak yang memungkinkan
orang dapat mengklasifikasi objek-objek atau kejadian-kejadian dan memungkinkan
orang dapat mengetahuinya sebagai contoh atau bukan contoh. Siswa dikatakan salah
dalam memahami konsep bilangan berpangkat dan jika siswa tersebut tidak dapat
memahami definisi dari bilangan tersebut. Contoh : seorang siswa dikatakan menjawab
salah mengenai konsep bilangan berpangkat jika siswa menjawab soal dengan
penyelesaian seperti 2 = 2 × 3 = 6, dari jawaban tersebut dapat diketahui bahwa siswa
salah dalam menggunakan konsep bilangan pecahan dalam menyelesaikan masalah.
8
Operasi adalah aturan untuk memperoleh elemen tunggal dari satu atau lebih
elemen yang diketahui. Contohnya adalah penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian. Aspek kesalahan ini juga meliputi kesalahan mengenai algoritma dalam
penyelesaian masalah, algoritma penyelesaian yang tidak tepat memungkinkan siswa
mengalami kesulitan ketika melakukan operasi perhitungan. Siswa dikatakan salah
dalam operasi-operasi (skills) jika siswa tersebut tidak dapat menyusun algoritma
penyelesaian yang tepat serta menggunakan operasi bilangan dalam memecahkan
masalah bilangan berpangkat dan bentuk akar. Contoh : siswa menjawab salah ketika
menjawab soal 2 × 3 = 4 × 9 = 28, dari jawaban tersebut dapat diketahui siswa
melakukan kesalahan didalam kemampuan melakukan operasi perhitungan.
a) Faktor Keluarga
Rasa kepedulian orang tua dapat terlihat dari sikapnya yang selalu
mengingatkan anaknya untuk belajar. Bentuk kepedulian ini, dapat menjadi motivasi
siswa. Namun, jika di keluarga tersebut, semua orang sibuk dengan kegiatan masing-
masing tanpa memperhatikan kewajiban anak sebagai siswa untuk belajar maka dapat
dikhawatirkan anak tersebut terlena untuk tidak menunaikan tugasnya.
b) Faktor Sekolah
Bagi siswa yang tidak dapat berkonsentrasi belajar jika duduk di barisan kursi
belakang maka siswa selalu pindah duduk paling depan. Untungnya, dalam hal ini guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk maju ke depan agar dapat belajar. Jika
9
keadaan kelas sering ribut sehingga mengganggu konsentrasi saat belajar maka peran
guru sangatlah penting dalam mengelola kelasnya. Selain itu, sebagian dari siswa
menyukai cara gurunya mengajar. Namun ada beberapa yang mengeluhkan, guru
terlalu cepat saat menjelaskan. Untuk hal ini, guru harus memperhatikan semua
siswanya kembali.
BAB III
10
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
11
Hudojo, Herman. 1990. Strategi Mengajar Belajar Matematika. Malang: Penerbit
IKIP Malang
Depdiknas. 2004. Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan Edisi 2004. Jakarta: Pusat
Kurikulum Balitbang Depdiknas
Angga, Anandito. 2014. “Analisis Kesalahan Siswa Kelas X SMA 1 Islam Gamping
Yogyakarta dalam Menyelesaikan Soal Matematika yang Berkaitan dengan Bilangan
Berpangkat dan Bentuk Akar”. Skripsi. FMIPA Prodi Pend. Matematika. Universitas
Negeri Yogyakarta
Tuzahrah, Fatimah Dkk. 2016.”Analisis Kesulitan Belajar Siswa dalam Menyelesaikan Soal
Bilangan Berpangkat di Kelas X SMA”. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Universitas Tanjungpura. Vol 5 (10) hal 1-12
12