(Makalah ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Kapita Selekta MTK)
Dosen Pengampu :
Disusun oleh:
Farihah 11190183000038
Kelas : 5B
JAKARTA
2021
1
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmannirrahim.
Dengan menyeut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang. Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunianya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan dan menyusun makalah kami tentang “Kesulitan
dan Permasalahan Pembelajaran Matematika Mengurutkan Bilangan Pada Garis Bilangan
Beserta Solusi Mengatasinya”
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi penilaian tugas mata
kuliah Kapita Selekta MTK selain itu makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Kesulitan dan Permasalahan Pembelajaran Matematika Mengurutkan Bilangan Pada
Garis Bilangan Beserta Solusi Mengatasinya bagi para pembaca dan juga bagi kami penulis.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, bahwa masih ada
kekurangan pada makalah ini baik dari segi susunan kalimat, maupun dari segi tata
bahasanya. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sekiranya dapat memperbaiki
kesalahan atau kekurangan makalah ini, kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih dan kami berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman kami maupun pembaca. Untuk kedepannya agar
kami dapat memperbaiki.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
BAB III.....................................................................................................................................15
A. Kesimpulan...................................................................................................................15
B. Saran..............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam ilmu pengetahuan matematika menjadi salah satu bagian yang penting. Jika
dilihat dari sudut pengklasifasikan bidang ilmu pengetahuan, maka matematika
merupakan termasuk ke dalam ilmu-ilmu eksakta, yaitu ilmu yang lebih banyak
memerlukan pemahaman daripada hafalan. Dan matematika juga salah satu mata
pelajaran yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Dalam belajar matematika banyak anak
yang mengalami kesulitan belajar.
Anak yang kesulitan belajar (kesubel) dalam matematika merupakan siswa yang
dalam mengerjakan tugasnya mengalami kesulitan, hal ini dikarenakan anak tersebut
mengalami disfungsi minimal otak sehigga preatasi belajarnya kurang dan tidak sesuai
dengan hasil potensi yang sesungguhnya. Terutama bagi anak yang mengalami kesulitan
dalam penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, maka para pendidik hendaknya
memikirnya cara agar anak tersbut tidak mengalami hal demikian, salah satunya ialah
dengan garis bilangan
Dengan penggunaan media alat peraga maka anak siswa bisa lebih memahami
materi dari yang abstrak menjadi konkret, dan memandang pelajaran matematika
merupakan materi pelajaran yang menyenangkan dan juga bisa lebih membuat anak siswa
menjadi percaya diri, karena siswa belajar matematika melalui pengalaman-pengalaman
2
di kehidupan sekitarnya. Salah satu media yang digunakan dalam pelajaran penjumlahan
dan pengurangan bilangan bulat ialah media Garis Bilangan
Garis bilangan ialah garis lurus yang memiliki tanda berupa sejumlah titik
jarak yang menghubungkan dari titik satu ke titik yang lainnya. Jaraknya harus sama
panjang di setiap titiknya, di satu titik tertulis satu bilangan. Bilangan-bilangan yang
terdapat pada garis bilangan merupakan sebuah rangkaian bilangan yang tersusun dari
bilangan negatif ke bilangan positif, letak bilangan negatif terkecil di sebelah kiri nol
sampai pada yang terbesar berada di sebelah kanan nol.1
Dan jika garis bilangan dijadikan media pembelajaran maka garis bilangan
merupakan salah satu media benda konret, yang mana jika media ini dibuat maka
memerlukan balok dan karton dan skala sebagai garis bilangan. Titik skala yang
berada di tengah garis bilangan merupakan angka (0), sedangkan jika panah yang
berawal dari titik tengah mengarah ke kiri merupakan bilangan bulat negatif (-) dan
jika panah yang berawal dari titik tengah mengarah ke kanan merupakan bilangan
bulat positif (+)
Maka dapat disimpulkan bahwasannya garis bilangan adalah garis lurus yang
terdapat tanda dengan titik dengan jarak yang sama. Dan pada setaip titiknya
merupakan bilangan berurutan yang dimulai dari bilangan negatif terkecil yang ada
disebelah kiri dan bilangan positif terbesar yang ada di sebelah kanan dari nol
1
Baharim Shamsudin, Kamus Matematika Bergambar untuk SD, (Jakarta; Grasindo, 2007), hlm 42
3
a) Jika di soal bilangan yang pertama merupakan bilangan positif, maka arahkan
panah garis ke arah kanan (bilangan bulat postif)
b) Dan jika di soal bilangan yang pertama merupakan bilangan negatif, maka
arahkan panah garis ke arah kiri (bilangan bulat negatif)
4) Jika hitung penjumlahan, maka garis berjalan maju
5) Dan jika hitung pengurangan, maka garis panah berjalan mundur
6) Letakkan garis di posisi terakhir garis bilangan
7) Untuk menentukan hasil akhir, maka tandai dengan anak panah
8) Catat posisi akhir garis panah sebagai hasil operasi bilangan bulat
9) Ulangi langkah ini dari awal dengan soal yang berbeda, bisa di awali dengan
pengurangan kemudian dilanjutkan ke penjumlahan guna melatih siswa
memahami konsep operasi hitung bilangan bulat menggunakan garis bilangan.2
2 + 3 = ....
-3 + 5 = ....
2
Indah Slyvia; Tjatjik Mudjiarti, (2014), PENGGUNAAN MEDIA GARIS BILANGAN UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT,
JPGSD. (Vol 02 No 03)
4
Dimulai dari titik 0, melangkah mundur ke kiri sebanyak 3 satuan sampai
bilangan -3
Dari titik -3, melangkah maju ke kanan sebanyak 5 satuan sampai bilangan 2
6 + (-5) = ....
-2 + (-3) = ...
Dimulai dari titik 0, melangkah mundur ke kiri sebanyak 2 satuan sampai bilangan
-2
Dari titik -2, melangkah mundur ke kiri sebanyak 3 satuan sampai bilangan -5
5
e. Pengurangan pada bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif
4 – 7 = ....
-2 - 3 = ...
2 – (-2) = ...
6
Hasil akhir dari garis bilangan ialah menunjukkan, 2 – (-2) = 4
-1 – (-3) = ....
Dari titik -1, melangkah maju ke kanan sebanyak 3 satuan sampai bilangan 2
3 + (-4) – 5 = ....
Dari titik -1, melangkah mundur ke kiri sebanyak 5 satuan sampai bilangan -6
3
Suhartini. (2018), PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA ALAT PERAGA (GARIS BILANGAN)
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PDA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV DI MI
NURUL QOMAR PALEMBANG, Palembang: Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
7
Kesulitan belajar kerapkali disebabkan oleh peserta didik yang tidak memahami
metode pembelajaran yang baik. Ada banyak bentuk dan jenis kesulitan, dan mereka
semua memiliki alasan mengapa mereka belum memahaminya baik secara sadar maupun
tidak.
1) Peserta didik hanya asal dam belajar tanpa berniat memahami apa yang dipelajari
serta bagaimana manfaatnya, media yang digunakan, serta metode yang diterapkan,
sehingga mereka tidak dapat mendapatkan hasil pencapaian belajar yang baik
2) Dalam belajar, tidak adanya motivasi yang melekat dalam diri pesert didik, hal ini
mengakibatkan hanya sebagian kecil pengetahuan yang didapat karena saat belajar
tidak ada motivasi belajar yang tinggi
3) Peserta didik tidak belajar dari pengalaman di masa lampau, sehingga akan sia-sia
4) Anggapan bahwa belajar hanyalah hafalan semata
5) Untuk mendapatkan banyak pengetahuan baru, peserta didik menganggap belajar
untuk memperoleh pengetahuan saja.
6) Peserta didik tidak berkonsentrasi saat belajar
7) Tidak adanya perancanaan yang dilakukan peserta didik saat belajar, sehingga hanya
sesuai keinginan saja
8) Saat kegiatan belajar mengajar, peserta didik cenderung pasif
9) Ketika pembelajaran, peserta didik terkesan membuang waktu dan lebih senang
bermain
10) Intensitas waktu belajar hanya saat ujian saja
11) Membaca cepat tetapi tidak mengerti apa yang siswa baca, membaca asal saja,
membaca perlahan dan memahami; Ketiga gaya membaca ini semuanya serupa
karena menunjukkan pembelajaran yang kurang efektif
Apabila peserta didik masih belum memahami materi yang dipelajari, maka yang
harus dilakukan adalah mempelajari kembali dari semua materi belajar yang dipelajari.
Dalam memahami materi matematika terdapatat gaya serta ciri dari kesulitan
beljatersendiri dibandingkan dengan ketidakmampuan belajar pada mata pelajaran lain.
8
- Adanya gangguan dalam hubungan keruangan
- Asosiasi visual motor
- Tidak normalnya sudut pandang dalam meninjau bentuk/visual
- Gangguan penghayatan tubuh,
- Belum sepenuhnya mengetahui, serta menguasai bentuk-bentuk simbol
- Peserta didik mengalami kesulitan belajar baik dalam hal membaca hingga
mengitung
- Perseverasi
Menurut Bright et al. (1988), garis bilangan berbeda dari model lain karena
dalam hal panjangnya mewakili satuan dan pola garis bilangan tidak hanya mewakili
pengulangan satuan, tetapi juga perpotongan dari seluruh satuan berulang. Garis
bilangan dapat dianggap sebagai penggaris. Pada garis bilangan, tidak ada pemisahan
optik antara unit yang berurutan. Oleh karena itu, contoh atau model benar-benar
berkelanjutan. Garis bilangan menyediakan fungsi simbol untuk menyampaikan
beberapa makna yang dimaksudkan.
4
Riani, W. S. (2007). Diagnosis kesulitan belajar matematika pada pokok bahasan bilangan bulat pada
siswa kelas V sekolah dasar di Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunung Kidul. Surakarta: Program Pasca
Sarjana Magister Matimatika Universitas Sebelas Maret Surakarta.
9
Terdapat empat jenis kesalahan yang dikemumakan oleh Hodes dan Notling
(dalam Rose, 2011), ialah :
10
sehingga penting untuk mengatasinya agar tidak menghalangi seseorang untuk
memahami konsep matematika lainnya.
b. Operasi bilangan bulat seperti pengurangan dan penjumlahan menjadi salah satu letak
miskonsepsi mahasiswa. Dimana mereka masih keliru dalam membaca atau bahkan
membedakan operasi pengurangan bilang bulat yang bertanda negatif (-).dalam
membaca operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat. Selain
itu, mereka tidak dapat membaca operasi aritmatika dengan benar
11
positif. Sedangkan bentuk bilangan bertanda negatif (-) dapat dipahami sebagai ciri
perkalian antara bilangan negatif dan bilangan negatif. Padahal, pemahaman seperti
itu salah sehingga menimbulkan miskonsepsi
Dalam hal ini memahami sebuah konsep matematika dengan baik harus
didalam pembelajaran memulai dari yang konkrit menuju ke yang abstrak. Pengajar
sebaiknya merancang pembelajaran pada tiga tahap, yaitu konkrit, representasional,
6
Purwaningrum, J. P., & Bintoro, H. S. (2019, May). Miskonsepsi matematika materi bilangan pada
mahasiswa calon guru sekolah dasar. In Prosiding Seminar Nasional MIPA Kolaborasi (Vol. 1, No. 1, pp. 173-
180).
12
dan abstrak. Yang dimana dalam tahapan konkrit siswa memanipulasi objek nyata
dalam keterampilan, lalu pada tahapan representasional, merupakan gambar yang
mewakili obyek nyata, sedangkan pada tahapan abstrak, yang dimana angka pada
akhirnya menggantikan sebuah gambar atau simbol grafis.7
f. Belajar matematika harus dibangun atas fondasi yang kokoh tentang konsep
dan keterampilan.
g. Fondasi yang kokoh dalam hal ini dapat di peroleh jika pengajar lebih menekankan
pembelajaran matematik pada pemberian jawaban dari berbagai persoalan dari pada
menghafal tanpa pemahaman, serta memberikan kesempatan yang cukup kepada
siswa melakukan generalisasi ke berbagai aplikasi serta pengalaman untuk dapat
memecahkan masalah yang dipelajar, menyajikan pembelajaran serta latihan yang
diperlukan oleh siswa, menggunakan program yang sistematis serta mengajarkan
keterampilan yang berdiri di atas konsep yang telah dikuasai dengan baik.
h. Penyediaan program matematika yang seimbang.
7
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
8
Suherman, E., dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA - Universitas
Pendidikan Indonesia (UPI).
13
Dalam hal ini yang termasuk dalam program yang seimbang mencakup tiga aspek
yang dimana antara lain Konsep, keterampilan, dan pemecahan masalah. Ketiga aspek
tersebut harus diberikan secara seimbang serta kesuluruhan yang dimana harus saling
terkait.
i. Penggunaan kalkulator.
9
Sutrisno. ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS II PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN
PENGURANGAN BILANGAN.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Maka dapat disimpulkan bahwasannya garis bilangan adalah garis lurus yang terdapat
tanda dengan titik dengan jarak yang sama. Dan pada setaip titiknya merupakan bilangan
berurutan yang dimulai dari bilangan negatif terkecil yang ada disebelah kiri dan bilangan
positif terbesar yang ada di sebelah kanan dari nol
B. Saran
Kami menyadari pada materi solusi pada permasalahan dalam mengeurutkan bilangan
pada garis bilangan masih belum meneyluruh dan jauh dari kata sempurna. Dan kami pun
sangat menyadari jika makalah ini masih banyak sekali kesalahan-kesalahan baik dari
segi materi ataupun dari segi kepenulisannya, terutama kami menyadari jika pada materi
materi solusi pada permasalahan dalam mengeurutkan bilangan pada garis bilangan masih
belum meneyluruh dan jauh dari kata sempurna. Tentunya kami dari pemakalah akan
terus berusaha memperbaiki makalah ke depannya dengan mengacu sumber referensi
yang bisa dipertanggungjawabkan dan terpercaya.
15
DAFTAR PUSTAKA
Baharim Shamsudin, Kamus Matematika Bergambar untuk SD, (Jakarta; Grasindo, 2007),
hlm 42
Indah Slyvia; Tjatjik Mudjiarti, (2014), PENGGUNAAN MEDIA GARIS BILANGAN
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR OPERASI PENJUMLAHAN DAN
PENGURANGAN BILANGAN BULAT, JPGSD. (Vol 02 No 03)
Purwaningrum, J. P., & Bintoro, H. S. (2019, May). Miskonsepsi matematika materi bilangan
pada mahasiswa calon guru sekolah dasar. In Prosiding Seminar Nasional MIPA
Kolaborasi (Vol. 1, No. 1, pp. 173-180)
Riani, W. S. (2007). Diagnosis kesulitan belajar matematika pada pokok bahasan bilangan
bulat pada siswa kelas V sekolah dasar di Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunung
Kidul. Surakarta: Program Pasca Sarjana Magister Matimatika Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
16