Anda di halaman 1dari 8

UJIAN AKHIR SEMESTER

Mata Kuliah : inovasi pembelajaran MTK SD


Dosen Pengampu : Hendra Eric Rudyanto

Disusun Oleh :

Elza Kharisma Saputri

219904030

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PGRI MADIUN JAWA TIMUR

TAHUN AJARAN 2021/2022


SOAL UJIAN
1. Apa yang Saudara ketahui tentang pembelajaran matematika realistic? (berikan
jawaban berdasarkan teori yang memadai, bisa bersumber dari jurnal atau sumber lain
yang kredibel)
2. Bagaimana Saudara membelajarkan volume kubus pada siswa SD?
3. Bagaimana Saudara membelajarkan volume balok pada siswa SD?
4. Bagaimana Saudara membelajarkan volume limas segiempat?
5. Bagaimana Saudara membelajarkan volume kerucut pada siswa SD?

Catatan : Gunakan pendekatan RME dalam menjawab soal no 2-5!

JAWAB
1. Ada salah satu pendekatan pembelajaran matematika yang bisa digunakan untuk
menjembatani tahap berfikir anak yang masih operasional konkrit tadi dengan
matematika yang abstrak yaitu yg nanya RMI : realistik matematik education yang
mana RMI dicetuskan di Belanda oleh Hans Fredrik Carl dimana konsep utama RMI
adalah matematika merupakan aktivitas manusia yang berkaitan dengan kehidupan
sehari hari. Maka dari pengertian itu maka RMI adalah konsep pembelajaran dimana
realitas atau permasalahan atau pembecahan masalah yg berkaitan dengan kehidupan
realistis, dan harus diungkapkan di awal pembelajaran, jadi permasalahan kontekstual
permasalahan realistik harus digunakan sebagai titik awal digunakan sebagai
pembelajaran matematika supaya bisa memfasilitasi tahap berfikir anak yang masih
kongkrit tadi dan lambat alun menjadi konsep yang abstrak yang mana konsep
matematika yang lebih formal .
Konsep RMI adalah konsep matematika yang dikaitkan dengan kehidupan
sehari hari maka dari pengertian itu bahwa sebenernya aktifitas dalam kehidupan
sehari hari ini melibatkan yang namanya matematika, maka matematika harus
bermakna didalam kelas.
Sering kali bapak atau ibu guru mengajar dikelas masuk dijelas langsung
dicekoi dengan rumus rumus langsung diberi soal soal atau angka angka, anak akan
kaget dan kesulitan dalam memahami konsep matematika yang ia pelajari dalam RMI
itu dimungkinkan dalam beberapa hal yaitu pemecahan masalah dapat dilakukan lebih
dari satu masalah. Permasalahan dikaitkan dengan kehidupan sehari hari misalkan
ketika kita akan mengajarkan sebuah konsep penjumlahan maka langkah awal yg
akan dilakukan kita akan ajak anak anak keluar kelas atau aktifitas diluar kelas seperti
coba kalian hitung apa yang bisa kalian hitung dikelas ini dan dibagi beberapa
kelompok misalnya kelompok 1 menjumlahkan pohon pohon yang ada di luar kelas
Anak anak itu akan melakukan aktivitas matematika yang berkaitan dengan
kehidupan sehari hari sehingga dari situ anak anak akan berfikir oh ini toh matematika
itu ada kalitannya dengan kehidupan sehari hari menghitung jumlah pohon. Setelah
itu baru diberi permasalahan yang bersifat abstrak seperti soal soal pemecahan
masalah langsung 1+1 dst, karena diawal sudah beri wawasan bahwa hakikat
menjumlah itu menjumlahkan benda benda yang ada di sekitar siswa, setelah itu
disesuaikan dengan konteks kehidupan, jadi setelah permasalahan harus sesuai dengan
konteks kehidupan terutama kehidupan di sekitar mereka, jangan gunakan kata kata
yang tidak sesuai harus sesuai dengan konteks kehidupan
Dikutip dari jurnal penelitian indonesia, oleh yusmaniar dipublikasikan oleh:
Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET) mengatakan
bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang
diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada
siswa. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu siswa agar
dapat belajar dengan baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika
dapat membentuk pola pikir yang sistematis yang dapat digunakan untuk menagtasi
persoalan nyata mulai dari konsep sederhana sampai kompleks. Matematika
merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern,
mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir
manusia. Salah satu karakteristik matematika adalah mempunyai sifat yang abstrak,
ini menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam belajar Matematika. Hal
lain yang menyebabkan sulitnya matematika bagi siswa adalah karena pembelajaran
matematika kurang bermakna, jadi pemahaman konsep yang benar sangatlah penting.
Untuk memahami konsep yang baru, diperlukan prasyarat konsep sebelumnya agar
pembelajaran matematika dimengerti oleh siswa, maka perlu penanaman konsep awal
yang benar dari guru terutama guru SD. Pembelajaran matematika haruslah bermakna
bagi siswa, supaya siswa tidak mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan
matematika dalam situasi kehidupan nyata siswa. Guru dalam mengajar matematika
di kelas harus mengaitkan pembelajarannya dengan skema yang telah dimiliki oleh
siswa dan siswa harus diberikan kesempatan untuk menemukan kembali dan
mengkonstruksi sendiri ide-ide matematika tersebut. Fungsi pembelajaran matematika
dalam Depdiknas (2003) yaitu: ”Mengembangkan kemampuan bernalar melalui
kegiatan pendidikan, eksplorasi dan eksperimen sebagai alat memecahkan masalah
melalui pola pikir dan model matematika, serta mengembangkan sikap gigih dan
percaya diri dalam mengembangkan masalah”. Jadi pembelajaran matematika
berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar dan mengkomunikasikan
gagasan melalui kegiatan pendidikan, eksplorasi dan eksperimen sebagai alat
memecahkan masalah melalui pola pikir dan model matematika yang dapat berupa
kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik, dan simbol. Untuk menerapkan
konsep matematika terutama materi operasi perkalian bilangan cacah dalam
kehidupan sehari-hari dapat dilakukan dengan strategi pembelajaran yang mengaitkan
dengan dunia nyata sebagai titik tolak dalam belajar matematika, yang dikenal dengan
pendekatan matematika realistik. Pembelajaran operasi perkalian bilangan cacah
dengan pendekatan matematika realistik, akan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menemukan dan mengkonstruksi kembali konsep-konsep matematika sehingga
siswa mempunyai konsep pengertian yang kuat. Namun, dalam penyampaian
pembelajaran matematika umumnya guru tidak mengaitkan dengan skema yang telah
dimiliki oleh siswa dan siswa kurang diberikan kesempatan untuk menemukan
kembali dan mengkonstruksi sendiri ide-ide matematika, sehingga menyebabkan
siswa belajar secara pasif. Dari hasil observasi dan wawancara yang penulis
laksanakan di SD Unggul Terpadu Padang Pariaman di kelas I, siswa kesulitan dalam
pembelajaran operasi perkalian bilangan cacah, karena guru masih belum
menggunakan pendekatan realistik. Guru dalam menyampaikan materi pelajaran
operasi perkalian bilangan cacah dengan menggunakan metode ceramah dan guru
terfokus pada buku paket yang ada. Seperti pada saat guru menjelaskan pembelajaran
tentang perkalian siswa mengerti, tetapi setelah guru membuat sosal operasi perkalian
bilangan cacah siswa mulai bingung. Hal ini menyebabkan rendahnya hasil
pembelajaran siswa, untuk meningkatkan hasil pembelajaran matematika tergantung
dari bagaimana guru melaksanakan pembelajaran. Guru harus menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Salah satu cara yaitu dengan
menerapkan pendekatan matematika realistik.
2. Dalam pembelajaran zaman dahulu guru terbiasa dengan langsung memberikan soal
soal dan rumus tanpa mengetahui asal muasal dari rumus tersebut sehingga anak anak
tidak paham akan konsep pembelajaran tersebut dan hasilnya akan mengalami
kesulitan dalam pengintegrasian pembelajaran tersebut terhadap masalah di kehidupan
sehari hari
Namun saat ini dalam pembelajaran matematika siswa diajarkan untuk memahami
konsepnya mencari pola dalam rumus supaya apa yang ia pelajari itu bermakna dan ia
akan paham dan mengingat dalam jangka waktu yang panjang. Ketika kita menghafal
rumus saja dan ketika hilang hafalan tersebut kita akan kesulitan dalam mengerjakan
soal, namun beda dengan jika siswa paham akan pola pembelajaran dan konsep rumus
tersebut maka ia akan mudah dalam mengerjakan soal soal yang diberikan bahkan dia
akan mudah menginterpretasikan rumus tersebut denga kehidupan sehari hari
Berkaitan dengan materi kubus
Yang dibutuhkan dalam pembelajaran kali ini adalah kubus kecil yang terbuat dari
kardus atau kayu, lalu buatlah lebih dari satu misal 4 atau 8 kubus
Lalu anak anak diminta untuk menghitung jumlah kubus yang membentuk bongkahan
kubus tersebut
Dan volume nya adalah hasil dari hitungan kubus tersebut
Lalu tulis hasil hitungan tersebut misal kan
Jika terdapat 8 kubus maka tulislah
Isi/volume = 8 satuan³
Lalu ajaklah siswa untuk menghitung sisi panjang dalam sebongkah kubus tersebut
Lalu tulis hasilnya seperti sebelumnya
P= 2
L= 2
T= 2
Sehingga tanyakan lagi
Tadi jumlah volume kubus ya ada 8
Lalu setelah kita hitung p,l,t ada 2 kubik
Selanjutnya ada tidak kaitan nya antara isi volume dan p,l,t
Dan jawabnnya adalah
Ada kaitan dengan p,l,t ternyata

8= 2×2×2
8=8
Kesimpulannya adalah volume itu adalah sisi panjang. Sisi lebar. Sisi tinggi Yang
perlu diingat dan sampaikan kepada siswa memiliki karakteristik rusuk yang sama
panjang sehingga
Volume kubus = r x r x r
Alasannya karena sisi nya sama Panjang
3. Sama seperti volume kubus dalam mempelajari volume balok kita memerlukan media
pembelajaran yaitu kubus satuan atau kubik yang dapat terbuat dari kardus, karton, atau
kayu dalam membuat tidak cukup hanya satu kubik namun memerlukan banyak atau
lebih dari satu kubik agar dapat membentuk sebuah balok besar. Saat membuat media
pembelajaran ukuran balok yang dibuat bisa bervariasi tergantung kebutuhan guru saat
mengajarkan murid.
Setelah mengenalkan media pembelajaran kepada murid guru bisa meminta murid
untuk menghitung jumlah satuan kubik yang membentuk sebuah balok besar. Sebagai
stimulus guru dapet memberi tahu murid bahwa hasil dari menghitung jumlah kubik
daribalok besar tersebut merupakan volume balok.
Selanjutnya guru mengajak anak untuk menghitung sisi panjang, sisi tinggi dan sisi
lebar balok. Dari menghitung ketiga hal tersebut guru bisa meminta anak untuk
mengaitkan tiga hal dari sisi panjang, sisi tinggi, dan sisi lebar tersebut dengan volume
Sebagai guru kita harus menerima semua pendapatan diberikan oleh anak murid baik
benar ataupun salah. Setelah murid menyampaikan semua pendapatnya kita bisa
tampung lalu kita membeli tahu anak bahwa jika sisi panjang dikali sisi tinggi dan dikali
selebar akan menghasilkan volume balok.
Rumus volume balok ialah panjang x lebar x tinggi atau v = (p x l x t).
4. bangun ruang merupakan sebuah bangun tiga dimensi yang memiliki volume. Secara
umum, ada dua jenis bangun ruang, yaitu bangun ruang sisi datar dan bangun ruang
sisi lengkung.
Berdasarkan ciri-cirinya, limas merupakan salah satu jenis bangun ruang tiga dimensi
yang dibatasi oleh alas dan sisi tegak. Dalam perspektif matematika, jenis bangun ini
memiliki panjang, lebar, dan tinggi. Dari deskripsi tersebut, dapat diketahui bahwa
limas adalah jenis bangun ruang sisi tegak seperti halnya balok, kubus, dan bangun
ruang sisi tegak lainnya.
Selain itu, limas tersusun oleh beberapa bidang yang bertemu pada satu titik puncak
dengan delapan buah rusuk dan lima titik sudut. Akan tetapi, ciri umum limas tersebut
tak dapat disamakan.
rumus volume limas segi empat dapat dituliskan sebagai berikut:
V = ⅓ × Luas Alas × Tinggi
Cara mencari volume limas cukup mudah dilakukan. Akan tetapi, perlu dicatat bahwa
alas pada limas bermacam-macam. Oleh karena itu, sebelum menghitung volume
secara keseluruhan, ketahui rumus luas alas berdasarkan bentuk bangunnya. Berikut
rincian rumus luas alas berdasarkan jenis bidang datarnya:
1. Untuk alas limas yang berbentuk persegi, maka rumus luas alasnya dapat
diketahui dengan mengalikan sisinya, yakni sisi x sisi.
2. Untuk alas limas berbentuk persegi panjang, maka rumus luas alasnya dapat
diketahui dengan mengalikan sisi panjang dan sisi lebar.
3. Untuk limas segi empat dengan alas berbentuk jajar genjang, dapat diketahui
luasnya dengan mengalikan alas dan tingginya.
4. Untuk alas limas berbentuk layang-layang dan belah ketupat, maka luas alasnya
dapat diketahui dengan mengalikan antar-diagonal yang kemudian dibagi dua.
Untuk rumusnya dapat dituliskan sebagai berikut ½ x diagonal 1 x diagonal 2.
5. Sedangkan untuk limas beralaskan trapesium dapat diketahui luasnya dengan
menerapkan rumus ½ × (alas 1 + alas 2) × tinggi.
Untuk lebih memudahkan dalam memahami rumus volume limas segi empat di atas,
simak contoh soal berikut ini.
Sebuah limas segi empat memiliki alas berbentuk persegi dengan panjang sisi 12
sentimeter. Sedangkan tingginya hanya 10 sentimeter. Hitunglah volume limas
tersebut.
Berdasarkan soal di atas, maka langkah pertama yang dapat dilakukan yakni
mengidentifikasi luas alas. Dalam soal tersebut, salah satu sisi limas segi empat
berbentuk persegi yang berperan sebagai alasnya
Dengan demikian, luas alas limas tersebut dapat diperoleh dengan mengalikan
panjang sisi persegi tersebut, yakni:
Luas alas = sisi x sisi
= 12 x 12 = 144 cm2
Jadi, luas alas limas segi empat tersebut sebesar 144 sentimeter persegi. Kemudian,
hasil luas alas tersebut disubstitusikan ke dalam rumus volume limas segi empat.
Karena rumus volume limas segi empat adalah ⅓ × Luas Alas × Tinggi, maka
penghitungannya dapat dituliskan sebagai berikut:
Untuk lebih memudahkan dalam memahami rumus volume limas segi empat di atas,
simak contoh soal berikut ini.
Sebuah limas segi empat memiliki alas berbentuk persegi dengan panjang sisi 12
sentimeter. Sedangkan tingginya hanya 10 sentimeter. Hitunglah volume limas
tersebut.
Berdasarkan soal di atas, maka langkah pertama yang dapat dilakukan yakni
mengidentifikasi luas alas. Dalam soal tersebut, salah satu sisi limas segi empat
berbentuk persegi yang berperan sebagai alasnya
Dengan demikian, luas alas limas tersebut dapat diperoleh dengan mengalikan
panjang sisi persegi tersebut, yakni:
Luas alas = sisi x sisi
= 12 x 12 = 144 cm2
Jadi, luas alas limas segi empat tersebut sebesar 144 sentimeter persegi. Kemudian,
hasil luas alas tersebut disubstitusikan ke dalam rumus volume limas segi empat.
Karena rumus volume limas segi empat adalah ⅓ × Luas Alas × Tinggi, maka
penghitungannya dapat dituliskan sebagai berikut:
Volume = ⅓ × Luas Alas × Tinggi
= ⅓ x 144 x 10
= 480 cm3
Jadi, volume limas segi empat di atas sebesar 480 sentimeter kubik.
Agar lebih memahami konsep volume limas segi empat, simak contoh soal dan
penyelesaiannya berikut ini.
Bian mempunyai sebuah limas beralaskan persegi dengan panjang 10 sentimeter, dan
tingginya 12 sentimeter. Hitunglah volume limas tersebut.
Maka, penyelesaiannya adalah sebagai berikut:
Volume limas = ⅓ × Luas alas × Tinggi
= ⅓ × 10 × 10 × 12
= 4 × 100
= 400 cm3
Jadi, volume limas segi empat tersebut sebesar 400 sentimeter kubik.
Itulah penjelasan tentang volume limas segi empat lengkap dengan contoh soal dan
penjelasannya. Melalui uraian di atas, semoga kamu dapat menambah pemahaman
mengenai bangun ruang yang satu ini.
5. Kerucut merupakan bentuk limas dengan sisi alas berbentuk lingkaran. Dengan
begitu, untuk menghitung volume kerucut dapat ditentukan dengan menggunakan
rumus volume limas, yakni satu per tiga dikali luas alas dikali tinggi.

Sedangkan luas permukaan kerucut merupakan jumlah seluruh luas sisi kerucut. Kerucut
memiliki dua buah sisi, yang terdiri dari sisi lingkaran dan selimut kerucut. Untuk
memahami langkah-langkah menghitung volume dan luas permukaan kerucut, silahkan
simak pembahasan berikut ini.
Cara Menghitung Volume Dan Luas Permukaan Kerucut
A. Rumus Volume Kerucut
Volume kerucut adalah sepertiga volume tabung. Volume kerucut dapat dituntukan
dengan 1/3 x volume tabung. Rumus volume tabung adalah V = π x r² x t. Dengan begitu,
volume kerucut dapat ditentukan dengan rumus:

V = 1/3 x π x r² x t

Keterangan:
V = volume kerucut
π = 22/7 atau 3,14
r = jari-jari alas kerucut
t = tinggi kerucut
Contoh Soal 1
Sebuah kerucut memiliki jari-jari 7 cm dan tinggi 12 cm, maka berapakah volume
kerucut?
Penyelesaian:
V = 1/3 x π x r² x t
V = 1/3 x 22/7 x 7² x 12
V = 1/3 x 1.848
V = 616 cm³
Jadi, volume kerucut adalah 616 cm³.

Anda mungkin juga menyukai