Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 1 PPDB

Nama Anggota : 1. Desi Maharani


2. Etta Atteta
3. Nurinayah Andani
4. Nur Amar Fitrianti
5. Nur Atirah Khaerani

Tugas 1.1 Memberikan Tanggapan terhadap Kasus di Ruang Kelas

A. Kasus I

Bayangkan jika Anda adalah seorang guru matematika di kelas VII. Saat ini Anda hendak
menyampaikan materi mengenai matematika sosial yakni mencari nilai rata-rata (mean).
Untuk memudahkan peserta didik dalam memahami pembelajaran, Anda mencoba untuk
membuat urutan atau langkah-langkah yang perlu diikuti oleh peserta didik agar dapat
mencari nilai rata-rata pada sebuah soal. Anda meminta kepada peserta didik untuk
mengerjakan soal yang Anda berikan. Hasilnya, peserta didik mampu mengerjakan
dengan benar, sesuai dengan langkah yang telah Anda siapkan. Beberapa saat kemudian,
Anda meminta kepada peserta didik untuk mengulangi soal yang sama tanpa melihat
urutan pengerjaan soal, dan peserta didik mampu mengerjakannya dengan benar.

1. Menurut Anda, apa yang membuat peserta didik mampu mengerjakan soal dengan
baik pada percobaan kedua (tanpa melihat urutan/langkah pengerjaan soal)?
2. Sebagai seorang calon guru, dalam kegiatan belajar yang seperti apa metode di
atas dapat diterapkan? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan teori yang
berkaitan.

Jawaban Nur Amar Fitrianti

Pada kasus ini peserta didik dapat mengerjakan soal kedua dengan benar karena para
peserta didik telah paham dengan cara mengerjakan tugas seperti soal pertama melalui
bimbingan guru pada awal pembelajaran dengan membuat langkah-langkah cara mencari
nilai rata-rata (mean). Guru memberi bantuan kepada peserta didik Pada tahap awal
pembelajaran. kemudian mengurangi bantuan dan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengerjakan secara mandiri tanpa bantuan pada soal kedua. Dalam
hal ini, guru telah berhasil menjelaskan materi matematika sosial kepada siswanya
dengan metode yang digunakan, yaitu memberikan contoh pemecahan masalah terkait
soal matematika yang pertama.
Adapun kegiatan belajar yang digunakan adalah dengan menggunakn motode diskusi
yaitu guru menggunakan lembar kerja peserta didik (LKPD) untuk menemukan konsep
dan memberikan latihan soal dengan langkah-langkah yang sistematis dan terarah. Pada
kasus ini sejalan dengan teori belajar konstruktivisme Vygotsky yaitu teori belajar
scaffolding. Scaffolding adalah memberikan dukungan dan bantuan kepada seorang anak
yang sedang pada awal belajar, kemudian sedikit demi sedikit mengurangi dukungan atau
bantuan setelah anak mampu untuk memecahkan masalah dari tugas yang dihadapinya.

B. Kasus 2

Rina adalah seorang guru di kelas 1 SD. Sebagian besar peserta didiknya belum bisa
berhitung dengan lancar. Rina sedang memikirkan cara yang sesuai untuk membantu
setiap peserta didik menyelesaikan tantang belajarnya.

Jawaban desi maharani


1) Menurut Anda, apa yang dapat Rina lakukan untuk membantu peserta didiknya sesuai
dengan tahapan perkembangan usia?

Kemampuan berhitung merupakan kemampuan melakukan pengerjaan hitung seperti


penjumlahan, mengurang, mengalikan, dan membagi serta kemampuan memanipulasi
bilangan-bilangan dan lambang matematika. Kemampuan berhitung penting baik untuk
melakukan perhitungan dengan cepat maupun untuk pemecahan aritmatika (sumekto,
1993). Berhitung menjadi salah satu tahapan yang harus dimiliki atau dikuasai oleh
peserta didik sejak kecil atau saat berada di sekolah. Dari kasus yang di alami oleh Rina
dimana Sebagian besar peserta didiknya belum bisa berhitung dengan lancar. Tentu kita
sebagia pendidik harus bisa atau memiliki cara tersendiri yang dapat mengembangkan
kemampuan dan kreatifitas peserta didik agar dapat mencapai tujuan dari pembelajaran
yaitu berhitung. siswa belum bisa berhitung dengan lancar dapat terjadi karena beberapa
faktor pertama bisa jadi karena trauma matematika, biasanya trauma matematika
diwujudkan dengan rasa takut dan cemas ketika salah dalam menghitung angka.
Penyebab lainnya adalah karena kurangnya pembekalan insting hitung-hitungan sejak
kecil. Dalam menghadapi situasi seperti ini alangkah baiknya kita sebagai pendidik
mencari tahu dahulu penyebab apakah yang membuat peserta didik belum bisa berhitung
dengan benar. Baru kemduian kita mencari cara atau alternatif yang sesuai dengan
permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik. Contohnya peserta didik mengalami
keterlambatan kemampuan berhitung atau belum bisa berhitung dengan benar
dikarenakan penyebabnya adalah trauma matematika. Dsinilah peran pendidik perlu
diperhatikan dalam mengajar. Banyak anak yang sebenarnya bisa dan mampu untuk
berhitung dengan cepat atau benar akan tetapi terkadang peserta didik merasa dikucilkan
oleh lingkungan sekitar baik itu gurunya sendiri ataupun teman kelasnya sehingga
membuat minat peserta didik tersebut mengalami penurunan terhadap hitung-hitungan.
Hal ini dapat berdampak pada proses belajar mengajar dikelas karena tentunya akan
menyulitkan guru dan peserta didik itu sendiri dalam pencapaian tujuan belajar. Guru
dapat menarik perhatian peserta didik untuk belajar lebih giat dan semangat dengan
beberapa cara mulai dari yang sederhana terlebih dahulu seperti mengajak peserta didik
untuk berhitung dengan menggunakan media yang ada disekitarnya seperti, jari tangan,
menghitung jumlah teman dikelas, dll. pengenalan matematika dapat dilakukan dengan
cara mengajak peserta didik bermain agar tidak mengalami trauma. sehingga tanpa
disadari peserta didik sudah belajar berhitung namun dengan cara yang sederhana yaitu
bermain. selain itu peran orang tua juga dalam hal mendidik anak di rumah atau
lingkungan keluarga juga dibutuhkan mengingat waktu di sekolah yang terbatas dan tidak
sebanyak waktu peserta didik saat berada di rumahnya. Guru dapat berkoordinasi dengan
orang tua peserta didik dalam meningkatkan kemampuan dan kemauan peserta didik
untuk belajar berhitung , karena insting matematika pada setia orang terkait dengan pola
pembelajaran orang tua di rumah. Jangan biarkan anak mengalami trauma belajar
matematika atau berhitung. Guru juga dapat memanfaatkan media atau perkembangan
teknologi seperti menayangkan video animasi perhitungan agar menarik minat peserta
didik.

Jawaban Etta Atteta


Dalam situasi semacam ini tentunya peran guru begitu penting apalagi dalam lingkup
sekolah dasar (SD) belajar sambil bermain dengan memanfaatkan hal sederhana yang ada
di lingkungan sekolah peserta didik adalah hal yang akan mudah ditangkap oleh setiap
siswa karena membuat lingkungan bermain dengan tujuan utama sebagai pembelajaran
bisa menciptakan keinginan tersendiri untuk peserta didik untuk mengikuti pembelajaran.
Selain itu lingkungan sosial peserta didik yang paling berpengaruh adalah rumah, rumah
adalah kunci utama dalam meningkatkan kemampuan peserta didik dengan
memanfaatkan waktu bermain atau waktu senggang, orang tua dapat memanfaatkan
situasi yang kontekstual seperti dengan memanfaatkan teknologi yang ada misalnya
berupa gadget. Dalam kasus ini berkaitan dengan teori belajar stimulus respon dan sosial
kognitif peserta didik, seperti anak diberikan pancingan atau stimulus berupa pertanyaan
pemantik yang akan direspon oleh peserta didik sehingga guru tahu letak dan penyebab
dan permasalahan tentang kepahaman peserta didiknya. Kemudian sosial kognitif peserta
didik, guru akan menjadi pandangan utama terkait perilaku, kognitif, dan lingkungan hal
tersebut terjadi dalam bentuk lingkungan sekolah. Belajar bisa terjadi dimana saja tak
bisa dikecualikan rumah adalah tempat belajar kedua selain sekolah, di lingkungan rumah
orang tua adalah guru untuk anaknya dan harus tetap ikut andil dalam pembentukan
kepemahaman dan pengetahuan peserta didik.

C. Kasus 3

Made adalah seorang guru yang mengajar di salah satu sekolah negeri wilayah Bali. Ia
mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia. Ia hendak mengajarkan materi teks
deskripsi pada peserta didiknya. Pada buku cetak yang menjadi panduannya saat
mengajar, terdapat beberapa contoh teks deskripsi menceritakan tentang bangunan-
bangunan pencakar langit yang ada di Ibu Kota. Dengan memperhatikan latar
belakang setiap peserta didiknya, Made pun mencoba untuk memberikan contoh
berbeda. Ia memberikan contoh teks deskripsi tentang pantai dan makanan khas di Bali.

1. Menurut Anda, apakah pertimbangan dan keputusan Made sudah sesuai?


Mengapa demikian?
2. Prinsip apa yang Made gunakan dalam kasus tersebut? Elaborasi jawaban Anda
dengan menyertakan teori yang berkaitan.

Jawaban Nur Atirah Khaerani


Metode pembelajaran yang diterapkan oleh made sebagai seorang guru sudah tepat. Apa
yang dilakukan oleh oleh Bu Made merupakan pendekatan pembelajaran yang sangat
baik. Dengan memberikan contoh teks dekriptif tentang pantai dan makanan khas Bali ini
sangat relevan dengan latar belakang dan lingkungan sekitar tempat peserta didiknya,
dengan mengukan teks yang memang sudah dipahami oleh peserta didik ini membantu
mereka untuk terlibat dan lebih memahami materi dengan lebih baik. Selain itu,
pendekatan ini juga dapat membantu mempertahankan minat dan motivasi peserta didik
dalam pembelajaran.

Jawaban Nurinayah Andani

Prinsip pengajaran yang digunakan oleh Bu Made dalam kasus tersebut, merupakan
prinsip pembelajaran relevan. Yang dimaksud pembelajaran relevan adalah sebuah
pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan, dan budaya peserta didik, Jadi,
peserta didik akan menangkap materi yang disampaikan karena merasa berhubungan
dengan pembelajaran yang diberikan.

Salah satu contoh pelaksanaan prinsip pembelajaran dalam Panduan Pembelajaran dan
Assessment (2002:6), Pendidik menyelenggarakan pembelajaran sesuai kebutuhan dan
dikaitkan dengan dunia nyata, lingkungan, dan budaya yang menarik minat peserta didik.
Selain itu, Pendidik memberdayakan masyarakat sekitar, komunitas, organisasi, ahli dari
berbagai profesi sebagai narasumber untuk memperkaya dan mendorong pembelajaran
yang relevan. Dalam hal ini, pembelajaran relevan berarti pemberdayaan lingkungan
sekitar, peserta didik mengenal lingkungan tersebut secara nyata, sehingga proses belajar,
bisa tersampaikan dengan baik.

Sejalan dengan hal itu, Bronfenbrenner pada tahap perkembangan sosial-emosional,


mengungkapkan bahwa, perkembangan manusia dipengaruhi oleh konteks
lingkungan. Hubungan timbal balik antara individu dengan lingkungan yang akan
membentuk tingkah laku individu tersebut. Dengan demikian, seorang pendidik perlu
memperhatikan latar belakang peserta didik, baik dari etnik, budaya, juga status
sosialnya, sehingga mampu menyikaspi keberagaman yang terjadi di lingkungan belajar
Peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai