Anda di halaman 1dari 3

Nama :

1. Ristin Nur Halizah Putri


2. Aulia Maghfiroh
3. Muhammad Burhanuddin
4. Tsania Mahalul A’la
5. Bagas Samodro Adjie
6. Ni’am Nur Wafa’

Kelas : 1-SD-A
01.02.3-T1-4 Ruang Kolaborasi
1. KASUS 1
a. Menurut Anda, apa yang membuat peserta didik mampu mengerjakan soal
dengan baik pada percobaan kedua (tanpa melihat urutan/langkah pengerjaan
soal)?
Jawab: Peserta didik mampu mengerjakan soal dengan baik pada percobaan
kedua, ada beberapa faktor yang mendukung, diantaranya:
 Adanya pemahaman yang baik ketika proses pembelajaran dilakukan
sebelum soal diberikan. Peserta didik telah memahami materi mean tersebut
ketika soal diberikan.
 Adanya pengulangan dari soal pertama, dimana ketika peserta didik
menjawab soal pertama, guru telah memberikan instruksi atau langkah-
langkahnya. Hal ini memudahkan peserta didik mengerjakan soal dengan
cara meniru instruksi pada soal pertama.
 Adanya pemahaman dalam soal -soal yang jawabannya kurang tepat, hal itu
membangun bagi mereka untuk memahami diri dari jawaban soal mereka
yang salah sebelumnya. Sehingga mereka paham akan jawaban selanjutnya
agar tidak terjadi kesalahan yang sama.
b. Sebagai seorang calon guru, dalam kegiatan belajar yang seperti apa metode di
atas dapat diterapkan? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan teori yang
berkaitan.
Jawab: Metode diatas pada nomor satu dapat digunakan dalam kegiatan
belajar yang menggunakan teori belajar sosial-kognitif. Dimana teori belajar
Albert Bandura ini menonjolkan gagasan bahwa sebagian besar pembelajaran
manusia terjadi dengan memperhatikan, mengingat dan meniru kemampuan
dari orang lain.

2. KASUS 2
Rina adalah seorang guru di kelas 1 SD. Sebagian besar peserta didiknya belum
bisa berhitung dengan lancar. Rina sedang memikirkan cara yang sesuai untuk
membantu setiap peserta didik menyelesaikan tentang belajarnya.
a. Menurut Anda, apa yang dapat Rina lakukan untuk membantu peserta didiknya
sesuai dengan tahapan perkembangan usia?
Jawab: Rina dapat membantu peserta didiknya dengan melakukan pembelajaran
yang menarik minat mereka. Sebagai contoh mengajak mereka bermain dan
belajar. Rina juga dapat mengaitkan pelajaran berhitung dengan contoh konkrit
dalam kehidupan sehari-hari peserta didik dan guru juga memberikan media
pembelajaran guna menarik peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran
agar lebih semangat dan termotivasi sehingga membuahkan hasil yang ingin
dicapai.
b. Mengapa Anda menyarankan hal tersebut? Elaborasi jawaban Anda dengan
menyertakan teori yang berkaitan.
Jawab: Pada teori perkembangan jean Piaget, anak usia 2-7 tahun masuk pada
tahap operasional konkrit. Pada tahapan ini, peserta didik cukup dewasa untuk
menggunakan pemikiran atau pemikiran logis, tapi hanya bisa menerapkan
logika pada objek fisik. Anak mulai menunjukkan kemampuan konservasi
(jumlah, luas, volume, orientasi). Meskipun anak bisa memecahkan masalah
dengan cara logis, mereka belum bisa berpikir secara abstrak atau hipotesis. Oleh
karena itu, perlu contoh yang lebih konkrit dalam proses pembelajaran berhitung
yang dilakukan oleh Rina .

3. KASUS 3
a. Menurut Anda, apakah pertimbangan dan keputusan Made sudah sesuai?
Mengapa demikian?
Jawab: Ya, menurut saya, pertimbangan dan keputusan Made sudah sesuai dan
relevan dengan kehidupan lingkungan dan budaya peserta didik. Karena
pembelajaran akan lebih efektif jika pendidik mengetahui karakteristik peserta
didik, terlebih latar belakangnya dan mengaitkannya kedalam materi
pembelajaran.
b. Prinsip apa yang Made gunakan dalam kasus tersebut? Elaborasi jawaban
Anda dengan menyertakan teori yang berkaitan.
Jawab: Dalam hal tersebut, Made menggunakan prinsip pengajaran secara
korelasi. Artinya adalah guru hendaknya juga berusaha menghubungkan bahan
pelajaran dari mata pelajaran yang sedang diajarkan/ dipelajari peserta didik
dengan bahan pengajaran mata pelajaran yang lain. Dalam pembelajaran Made,
korelasi yang terjadi adalah pelajaran bahasa Indonesia dengan karakteristik
peserta didik. Hal ini pastinya tidak terlepas dari pemahaman pendidik terhadap
karakteristik peserta didik. Selain hal tersebut, pemahaman karakteristik peserta
didik sangat menentukan hasil belajar yang akan dicapai, aktivitas yang perlu
dilakukan, Dan asesmen yang tepat bagi peserta didik. Atas dasar ini, sebenarnya
karakteristik peserta didik harus jadi menjadi perhatian dan pijakan pendidik
dalam melakukan seluruh aktivitas pembelajaran. Karakteristik peserta didik
meliputi: etnik, kultural, status sosial, minat, perkembangan kognitif,
kemampuan awal, gaya belajar, motivasi, perkembangan emosi, perkembangan
sosial, perkembangan moral, serta perkembangan motorik.

Anda mungkin juga menyukai