Pola pikir yang dianut dalam matematika adalah pola pikir deduktif. Namun
demikian untuk kepentingan pendidikan, belajar matematika tidak harus selalu
dengan pola pikir deduktif. Pola pikir induktif dapat pula diterapkan. Pola pikir
induktif adalah pola pikir yang didasarkan pada hal- hal khusus kemudian
diterapkan pada hal umum. Siswa usia SD dan SMP pada umumnya belajar
matematika dengan pola pikir induktif karena disesuaikan dengan tingkat
perkembangan intelektualnya (walaupun pola pikir deduktif sederhana juga
dapat diterapkan). Dengan pola pikir induktif, siswa SD dan SMP akan lebih
mudah menangkap pengertian dari objek matematika yang dipejari. Semakin
tinggi jenjang pendidikan maka semakin sedikit pola pikir induktif yang
diterapkan dalam belajar matematika.
4. Tahap pengenalan semesta pembicaraan dalam belajar matematika:
sesuai dengan yg diketahui yaiu banyak ikan mas adalah bnyak ikan koi. Jadi
banyak ikan mas 14 ekor dan banyak ikan koi 16 ekor bukan dari penyelesaian.
Dapat dilihatkan dalam bentuk tabel
Banyak ikan mas Banyak ikan koi Jumlah Keterangan
15 15 30 Tidak mungkin (TM)
14 16 30 Mungkin (M)
Strategi membuat gambar
Banyak Ikan Koi
Perbandingan banyak ikan mas dan ikan koi adalah . Jelas , dan
. Disediakan 2 kotak untuk ikan mas dan 3 kotak untuk ikan koi,
masing-masing kotak berisi 6 ekor ikan .
4) Melaksanakan rencana
Pada tahap ini melaksanakan rencana pemecahan masalah setiap kali
mengecek kebenaran disetiap langkah.
a. Strategi menebak dan menguji
Pengisian tabel kombinasi bilangan yang mungkin terjadi.
Ikan Mas 15 14 13 12 11 10 9 8 7 ...
Jumlah 30 30 3 30 30 30 30 30 30
Keterangan TM M M M M M M M M M
Cek jawaban :
1. Andaikan banyak ikan mas 14 ekor dan ikan koi 16 ekor maka
perbandingan banyak ikan mas dengan ikan koi adalah atau (ini tidak
sesuai dengan yg diketahui yaiu banyak ikan mas adalah bnyak ikan koi.
2. Andaikan banyak ikan mas adalah 13 ekor dan ikan koi 17 ekor (tidak
mungkin karena kedua bilangan hanya memiliki 1 faktor yng sama yaiu 1)
3. Andaikan banyak ikan mas 12 ekor dan ikan koi 17 ekor maka
perbandingan banyak ikan mas dengan ikan koi adalah atau (ini
sesuai dengan yg diketahui yaiu banyak ikan mas adalah bnyak ikan koi.
4. ndaikan banyak ikan mas 11 ekor dan ikan koi 19 ekor maka
perbandingan banyak ikan mas dengan ikan koi adalah atau (ini tidak
sesuai dengan yg diketahui yaiu banyak ikan mas adalah bnyak ikan koi.
Dari tabel di atas, tampak bahwa apabila banyak ikan mas lebih dari 12
dna kurang dari 12 tidak memenuhi syarat bahwa banyak ikan mas adalah dari
banyak ikan koi. Jadi banyak ikan mas dan ikan koi yang memenuhi syarat
adalah banyak ikan mas adalah 12 ekor dan banyak ikan koi adalh 18.
b. Strategi membuat gambar
Banyak Ikan Koi
4. Sistem Pendukung
Sistem pendukung menjelaskan syarat-syarat yang diperlukan dalam
suatu model. Model kooperatif menghendaki kerja kelompok dengan
anggota 4-6 siswa dengan kemampuan akademik yang merata sehingga
dituntut untuk duduk dalam kelompok. Yang dibutuhkan dari seorang guru
dalam pembelajaran kooperatif adalah perhatian kepada siswa supaya
tugas kooperatif berjalan dengan baik. Model pembelajaran ini dalam
pelaksanaannya memerlukan sarana, bahan, dan alat yang dapat
menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan sehingga dapat
merubah lingkungan belajar yang semula membosankan menjadi lebih
menarik dan dapat menumbuhkan semangat belajar siswa. Tetapi tidak
memerlukan fasilitas pendukung khusus seperti peralatan khusus atau
ruangan khusus melainkan hanya meja-meja yang akan dipakai pada
saat game tournament, buku-buku yang menyangkut materi yang
dipelajari, Lembar Percobaan, LKS dan buku penunjang yang relevan.
5. Dampak Instruksional
Dampak instruksional diperoleh melalui arahan-arahan dalam
pembelajaran. Arends (2008:5) mengungkapkan bahwa dampak yang
diperoleh dalam pembelajaran kooperatif setidaknya untuk mencapai 1)
prestasi akademis, 2) toleransi dan penerimaan terhadap keaneka-
ragaman, dan 3) pengembangan keterampilan sosial. Slavin (2009:33)
menambahkan bahwa tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah untuk
memberikan para siswa pengetahuan, konsep, kemampuan, dan
pemahaman untuk menjadi anggota masyarakat memiliki kontribusi yang
memadai dalam kehidupan sosial, dengan peningkatan pencapaian prestasi
akademis siswa.