HOTS
Dalam Pendidikan
Matematika
Dosen Pengampu
Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd
NIA IRMAYA
8206172031
KELAS B -2
SEMESTER II
about the
Salah kaprah
topic
tentang hots
tentang hots
Salah kaprah
tentang hots
Matematika adalah
HOTS bukan Kendaraan untuk HOTS bersifat Soal untuk HOTS
tentang Soal Mengembangkan Subyektif tidak harus sulit
HOTS
HOTS bukan lah ada siswa yang menggunakan Soal HOTS, belum tentu
soal, hots adalah HOTS sama sekali bukan HOTS tetapi ada juga yang soal yang sulit. Asalkan
keterampilan tentang penguasaan menggunakan LOTS. Ada siswa di dalam soal tersebut
berpikir. Sasaran konten matematika. konten yang ketika diberi tantangan dia menunjukkan domain
Hots ini matematika yang dipelajari menganalisisnya dengan proses kognitif yang
seksama, melakukan pengkajian termasuk dalam domain
siswa sebaiknya menjadi
diberikan kepada yang mendalam,dan merumuskananalisis,evaluasi, dan
kendaraan, alat, atau ide untuk penyelesaiannya, tetapi
siswa siswa
media bagi pengembangan ada juga yang asal-asalan saja mencipta, sebagai salah
yang diampu kemampuan berpikir siswa. menghadapinya, atau bahkan
satu acuan dalam
selama proses menyusun soal-soal
Guru matematika mengabaikannya. Kegiatan HOTS.
pembelajaran memanfaatkan menganalisis dengan seksama,
pembelajaran matematika mengkaji secara mendalam, dan
untuk membantu siswa merumuskan ide penyelesaian itu
memiliki kemampuan termasuk beberapa indikator dari
berpikir tingkat tinggi. HOTS, sedang yang mengerjakan
secara asal-asalan adalah
indikator dia tidak menggunakan
HOTS.
Empat Kesalahpahaman Tentang Hos Kita Kembalikan Pada Pengertian
Dalam buku Pegangan Pembelaajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
Dijelaskan Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dalam bahasa umum dikenal sebagai Higher Order
Thinking Skill (HOTS) dipicu oleh empat kondisi.
a. Sebuah situasi belajar tertentu yang memerlukan strategi pembelajaran yang spesifik dan tidak
dapat digunakan di situasi belajar lainnya.
b. Kecerdasan yang tidak lagi dipandang sebagai kemampuan yang tidak dapat diubah, melainkan
kesatuan pengetahuan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang terdiri dari lingkungan belajar,
strategi dan kesadaran dalam belajar.
c. Pemahaman pandangan yang telah bergeser dari unidimensi, linier, hirarki atau spiral menuju
pemahaman pandangan ke multidimensi dan interaktif.
d. Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang lebih spesifik seperti penalaran, kemampuan analisis,
pemecahan masalah, dan keterampilan berpikir kritis dan kreatif.
Konseptual Pembelajaran Berorientasi
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (Hots)
1. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi sebagai Transfer of Knowledge
Ranah Kognitif
Kata kerja yang
digunakan dalam
proses pembelajaran
sesuai dengan ranah
kognitif Bloom
Ranah Afektif
Berpikir kritis merupakan proses dimana segala pengetahuan dan keterampilan dikerahkan dalam
memecahkan permasalahan yang muncul, mengambil keputusan, menganalisis semua asumsi yang
muncul dan melakukan investigasi atau penelitian berdasarkan data dan informasi yang telah didapat
sehingga menghasilkan informasi atau simpulan yang diinginkan.
3. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi sebagai Problem Solving