Anda di halaman 1dari 16

DIKMAT b-1

Arah Kecenderungan dan Isu dalam Pendidikan


Matematika

Berpikir Kritis (Critical Thinking)

Oleh:

Maulida Hafni 8176172031


Theresia Magdalena 8176172052

Pendidikan Matematika 2017

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
Daftar Isi

Daftar Isi .................................................................................................................... i

A. Definisi ................................................................................................................. 1

B, Teori Berpikir Kritis ............................................................................................. 1

C. Contoh-contoh Artikel Berpikir Kritis ................................................................. 3

D. Kisi-Kisi Soal Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa ............................. 5

E. Soal Berpikir Kritis Matematis ............................................................................ 7

F. Penyelesaian Tes Kemampuan Berpikir Kritis ................................................ 9

Daftar Pustaka ................................................................................................. 14


CRITICAL THINGKING

A. Defenisi
Berpikir kritis (Critikal Thingking) adalah keharusan dalam usaha
menyelesaikan masalah, membuat keputusan, menganalis asumsi-asumsi. Berpikir kritis
diterapkan untuk belajar memecahkan masalah secara sistematis, inovatif, dan mendesain
solusi yang mendasar. Dengan berpikir kritis siswa menganilis apa yang mereka
pikirkan, mensitesis informasi dan menyimpulkan.

Ada beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai berpikir kritis.


Menurut Wijaya (Ibrahim, 2007) menyatakan bahwa berpikir kritis mengarah pada
kegiatan menganalisa gagasan ke arah yang lebih spesifik, membedakan sesuatu hal
secara tajam, memilih, mengidentifikasi, mengkaji, dan mengembangkan ke arah yang
lebih sempurna. Menurut Chance berpikir kritis adalah kemampuan menganalisa fakta,
membangkitkan dan mengatur ide, mempertahankan pendapat, membuat perbandingan,
menarik kesimpulan, mengevaluasi argumen, dan memecahkan masalah. Melalui
berpikir kritis seseorang dapat memperoleh informasi dengan benar, mengevaluasinya
dan memproses informasi tersebut sehingga diperoleh kesimpualn terpercaya. Sedangkan
menurut (Jennicek, 2006) berfikir kritis adalah cara berfikir yang reflektif, beralasan
yang difokuskan pada keputusan apa yang dilakukan atau diyakini.

B. Teori berpikir kritis (critikal thingking)


Berpikir kritis dalam belajar matematika merupakan suatu proses kognitif
seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan matematika berdasarkan penalaran
matematik. Penalaran matematik menurut Surmrmo (Somakin, 2010) meliputi menarik
kesimpulan logis; memberikan penjelasan dengan menggunakan model,fakta,sifat-sifat,
dan hubungan; memmperkirakan jawaban dan proses solusi;menggunakan pola dan
hubungan untuk menganalis situasi matematik;menarik analogi dan generalisasi;
menyusun dan mengui konjektur; memberikan lawan contoh (counter example);
mengikuti aturan inferensi;memeriksa validitas argumen; menyusun argumen yang valid;
menyusun pembuktian langsung, pembuktian tak langsung dan menggunakan induksi
matematik
Unsur – unsur berpikir kritis menurut Ennis (1996: 364) terdapat 6 unsur dasar
dalam berpikir kritis yang disingkat menjadi FRISCO :
F (Focus): Untuk membuat sebuah keputusan tentang apa yang diyakini maka harus bisa
memperjelas pertanyaan atau isu yang tersedia, yang coba diputuskan itu mengenai apa.
R (Reason): Mengetahui alasan-alasan yang mendukung atau melawan putusan-putusan
yang dibuat berdasar situasi dan fakta yang relevan.
I (Inference): Membuat kesimpulan yang beralasan atau menyungguhkan. Bagian
penting dari langkah penyimpulan ini adalah mengidentifikasi asumsi dan mencari
pemecahan, pertimbangan dari interpretasi akan situasi dan bukti.
S (Situation): Memahami situasi dan selalu menjaga situasi dalam berpikir akan
membantu memperjelas pertanyaan (dalam F) dan mengetahui arti istilah-istilah kunci,
bagian-bagian yang relevan sebagai pendukung.
C (Clarity): Menjelaskan arti atau istilah-istilah yang digunakan.
O (Overview): Melangkah kembali dan meneliti secara menyeluruh keputusan yang
diambil.
Indikator kemampuan berpikir kritis dapat diturunkan dari aktivitas kritis siswa
sebagai berikut :
1.      Mencari pernyataan yang jelas dari setiap pertanyaan.
2.      Mencari alasan.
3.      Berusaha mengetahui informasi dengan baik.
4.      Memakai sumber yang memiliki kredibilitas dan menyebutkannya.
5.      Memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan.
6.      Berusaha tetap relevan dengan ide utama
7.      Mengingat kepentingan yang asli dan mendasar.
8.      Mencari alternatif.
9.      Bersikap dan berpikir terbuka.
10.  Mengambil posisi ketika ada bukti yang cukup untuk melakukan sesuatu.
11.  Mencari penjelasan sebanyak mungkin apabila memungkinkan.
12.  Bersikap secara sistimatis dan teratur dengan bagian-bagian dari keseluruhan
masalah.

Indikator kemampuan berpikir kritis yang diturunkan dari aktivitas kritis no. 1
adalah mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan. Indikator yang diturunkan dari
aktivitas kritis no. 3, 4, dan 7 adalah mampu mengungkap fakta yang dibutuhkan dalam
menyelesaikan suatu masalah. Indikator yang diturunkan dari aktivitas kritis no. 2, 6, dan
12 adalah mampu memilih argumen logis, relevan dan akurat. Indikator yang diturunkan
dari aktivitas kritis no. 8 dan 10, dan 11 adalah mampu mendeteksi bias berdasarkan
pada sudut pandang yang berbeda. Indikator yang diturunkan dari aktivitas kritis no. 5
dan 9 adalah mampu menentukan akibat dari suatu pernyataan yang diambil sebagai
suatu keputusan.
Manfaat dari berpikir kritis yaitu:
1. Memiliki banyak alternatif jawaban dan ide kreatif
2. Mudah memahami sudut pandang orang lain
3. Menjadi rekan kerja yang baik
4. Lebih mandiri
5. Sering menenmukan peluang baru
6. Meminimalkan salah perspsi
7. Tidak mudah ditipu

C. Contoh-contoh artikel berpikir kritis (critical thingking)


Banyak para peneliti yang membuat jurnal ataupun skripsi mengenai berpikir kritis
atau critical thingking. Beberapa contoh jurnal berpikir kritis (critical thingking):
1. Development Learning Device Based On Measuring Contextual Critical thingking
Skills Students SD Class VI Mathematical
Jurnal ini ditulis oleh Bapak Heryansyah Ginting dan Bapak Edy Surya
2. Pembiasaan Berpikir Kritis Dalam Belajar MatematikaSebagai Upaya Pembentukan
Individu yang Kritis.
Jurnal ini ditulis oleh Ibu Desti Haryani dari Universitas Palangkaraya
3. The Efforts to Improving the Critical Thingking Student’s Ability Through Problem
Solving Learning Strategy by Using
Jurnal ini ditulis oleh Bapak Maruli Simbolon, Bapak Martua Edy, dan Bapak Edi
Surya.
D. Kisi-Kisi Soal Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa (Kelas IX SMP Pokok Bahasan Kesebangunan dan Kongruensi)

Aspek Berpikir Kritis SK-KD Indikator Soal


 Mengidentifikasi dan SK 1: Memahami kesebangunan 1. Siswa mampu mengidentifikasi
menjustifikasi konsep bangun datar dan penggunaannya bangun-bangun datar mempunyai ciri
 Menggeneralisasi dalam pemecahahan masalah yang sama (sebangun)
KD 1.1 Mengidentifikasi bangun datar 2. Mampu menemukan konsep-konsep
yang sebangun dan kongruen yaang sebangun
1
KD 1.2 Mengidentifikasi sifat-sifat dua 3. Mampu menentukan sudut-sudut yang
segitiga sebangun dan kongruen bersesuaian pada dua bangun datar
yang sebangun
4. Mengidentifikasi dua segitiga yang
sebangun
 Menganalisis algoritma SK 1: Memahami kesebangunan bangun 1. Siswa mampu menentukan sisi-sisi
datar dan penggunaannya dalam yang bersesuaian pada dua bangun
pemecahan masalah datar yang sebangun
KD 1.1 Mengidentifikasi bangun- 2. Siswa mampu menentukan sudut-
bangun datar yang sebangun dan sudut yang bersesuaian pada dua
2
kongruen bangun datar yang sebangun
3. Mampu menggunakan konsep
kesebangunan dalam mengaitkan
dengan keliling dan luas bidang datar

 Mengidentifikasi dan SK 1: Memahami kesebangunan bangun 1. Siswa mampu menyelesaikan masalah


menjustifikasi konsep datar dan penggunaannya dalam yang berkaitan dengan kesebangunan
 Menggeneraslisasi pemecahan masalah 2. Mampu menentukan sudut-sudut yang
bersesuaian pada dua bangun datar
KD 1.1 Mengidentifikasi bangun- yang sebangun 3
bangun datar yang sebangun 3. Mampu menentukan sisi-sisi yang
dan kongruen bersesuaian pada dua bangun datar
yang sebangun
 Mengidentifikasi dan SK 1: Memahami kesebangunan bangun 1. Siswa mampu menggunakan konsep
menjustifikasi konsep datar dan penggunaannya dalam segitiga-segitiga yang sebangun untuk
 Memecahkan masalah pemecahan masalah menyelesaikan masalah
KD 1.3 Menggunakan konsep 4
kesebangunan segitiga dalam
pemecahan masalah

 Mengidentifikasi dan SK 1: Memahami kesebangunan bangun 1. Siswa mampu menentukan sisi-sisi


menjustifikasi konsep datar dan penggunaannya dalam yang bersesuaian pada dua bangun
 Memecahkan masalah pemecahan masalah datar yang sebangun
KD 1.1 Mengidentifikasi bangun- 2. Siswa mampu menentukan sudut-
bangun datar yang sebangun dan sudut yang bersesuaian pada dua
5
kongruen bangun datar yang sebangun
3. Mampu menggunakan konsep
kesebangunan dalam mengaitkan
dengan keliling dan luas bidang datar.
E. Soal Berpikir Kritis Matematis (Kelas IX SMP)

Satuan Pendidikan : SMP


Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Kongruensi dan Kesebangunan
Kelas/Semester : IX/satu
Waktu : 80 menit

Petunjuk Umum

a. Sebelum bekerja, perhatikan dan ikuti semua petunjuk berikut ini


b. Tulislah nama, kelas, dan nomor indukmu pada lembar jawaban yang
disediakan
c. Periksalah kelengkapan soal! Soal ini terdiri dari 5 nomor soal
d. Sebelum mengerjakan soal bacalah terlebih dahulu dengan teliti
e. Kerjakanlah dengan urutan langkah-langkah yang benar

1. La Firman akan membuka lahan untuk penanaman jagung. Untuk itu dia memerlukan jenis

bibit jagung yang berbeda. Mula-mula La Firman membuat lahan yang berbentuk segitiga

siku-siku. Kemudian dari titik siku-siku itu ditarik garis tinggi ke sisi miringnya.

Kemudian dari titik siku-siku pada sisi miring ditarik lagi garis tinggi ke sisi depannya.

a. Buatlah sketsa dari masalah di atas.

b. Ada berapa segitiga siku-siku pada gambar tersebut?

c. Sebutkan sepasang segitiga yang sebangun! Jelaskan pendapatmu?

d. Adakah pasangan segitiga lain yang sebangu! Jelaskan pendapatmu?

2. Kebun jambu mete pak La kane berbentuk persegi panjang sebangun dengan kebun pak

pak Jumadil. Perbandingan panjang kedua kebun adalah 1 : 3. Apabila panjang kebun pak

La Kane 15 m dan 50 m. Tentukan luas kebun jambu mete pak Jumadil.

Algoritma berikut untuk menentukan luas kebun pak Hatam:

Step I : Menentukan lebar kebun jambu mete pak La kane


K=2 ( p+l )
50=2 ( 15+l )
15+l=25
l=10

Jadi lebar kebun jambu mete Pak La Kane = 10 m.

Step II : Menentukan luas kebun jambu mete Pak la kane

Ls=p×l=15×10=150
2
Jadi luas kebun jambu mete Pak la Kane adalah 150 m

Step III : Menggunakan konsep kesebangunan untuk menghitung luas

Luas Kebun Pak La Kane 1


=
Luas Kebun Pak Jumadil 3
Step IV : Menghitung luas kebun jambu Pak Jumadil dengan menggunakan langkah III

150 1
=
Luas kebun Pak Jumadil 3

Luas kebun Pak Juamdil=3×150=450


2
Jadi Luas kebun Pak Jumadil adalah 450 cm

Menurut Anda, apakah algoritma di atas sudah benar dan lengkap? Kalau belum benar

atau salah, jelaskan dibagian mana yang salah, selanjutnya perbaiki jawaban yang benar.
3. Perhatikan dua buah belah ketupat berikut:

Apakah kedua belah ketupat di atas sebangun ? berkan alasannya!

4. Bayangan tiang bendera di halaman SMP Negeri 6 Kulisusu pada siang hari adalah 6

meter. Pada ujung bayangan tiang bendera tersebut ditegakkan sebuah tongkat dengan

panjang 3 meter dan bayangan tongkat itu panjangnya 2 meter.

a. Buatlah sketsa dari masalah tersebut!

b. Berapa tinggi tiang bendera tersebut?

5. Wa Odo ingin membeli taplak baru untuk meja makan di rumahnya. Meja makan Wa

Odo berbentuk persegi panjang dengan panjang dengan panjang 4 meter dan lebar 3

meter. Taplak baru tersebut dibeli dengan harga Rp. 35.750,00 per meter

persegi. Selain itu Wa Odo juga menginginkan membeli taplak baru yang sama untuk

meja di kantornya. Meja tersebut sebangun dengan meja makan yang ada di rumahnya,

dengan perbandingan ukuran 5 : 2.

a. Berapakah luas meja kantor Wa Odo?


b. Berapakah biaya yang harus dikeluarkan Wa odo untuk membeli taplak baru dari

kedua meja tersebut?

F. Penyelesaian Tes Kemampuan Berpikir Kritis

NO
SOAL SKOR
.
1. Penyelesaian:

a. C

F D

A E B

Dari D mungkin ke E atau F, dalam jawaban ini diasumsikan ditarik ke

E.

b. Ada 5 segitiga siku-siku, yaitu ∆ ABC, ∆ DBA, ∆ EAD, ∆ DAC, 1

dan ∆ EBD

c. ∆ ABC dan ∆ DAB, alasannya: 1

∠CAB = ∠ DEB = siku-siku ( 900 )

∠ ABC = ∠ EBD (berimpit)

Akibatnya ∠ ACB = ∠ EDB (sifat dari jumlah sudut-sudut

segitiga) karena sudut-sudut yang bersesuaian pada ∆ ABC dan ∆

DAB sama besar maka dapat disimpulkan ∆ ABC dan ∆ DAB adalah

sebangun

d. Ada, yaitu:
0 1
1) ∆ DAB dan ∆ EDB, karena: ∠ ADB dan ∠ DEB = 90

∠ DBA = ∠ DBE berimpit akibatnya ∠ DAB = ∠ EDB .

Karena kedua segitiga sudut-sudut yang seletak sama besar,

maka ∆ DAB ~ ∆ EDB.


0
2) ∆ DAB dan ∆ EAD, karena: ∠ ADB = ∠ AED = 90 , maka

∠ DAB = ∠ EAD (berimpit), akibatnya ∆ DAB ~

∆EAD.
2. Penyelesaian:

Step-stepnya sudah lengkap, hanya salah pada step III, sehingga

perhitungan luas kebun jambu mete Pak Jumadil menjadi salah 2

Perbaikan Step III: menggunakan rumus kesebangunan perbandingan

luas.

2
Luas kebun Pak La Kane 1
=
Luas Kebun Pak Jumadil 3 ()
Step IV: Menghitung luas kebun jambu mete Pak Jumadil dengan 2
menggunakan step III.

2
150 1 1
= =
Luas Kebun Pak Jumadil 3 9 ()
Luas kebun jambu mete pak Jumadil = 9 ¿ 150= 1350

2
Jadi luas kebun jambu mete pak Jumadil adalah 1350 m 1
3. Penyelesaian:

 Karena panjang sisi pada belah ketupat adalah sama panjang, maka 2

sisi-sisi yang bersesuaian pada kedua belah ketupat itu adalah

sebanding.

 Sudut-sudut yang bersesuaian tidak sama besar, yaitu 2


∠B≠∠ E, ∠ A≠∠ H , ∠C≠∠ F, dan ∠ D≠∠G . 1

 Karena syarat sudut-sudut yang bersesuaian sama besar tidak

dipenuhi, maka dapat disimpulkan bahwa kedua belah ketupat

tersebut tidak sebangun.


4. Penyelesaian:

Membuat Sketsa dari masalah:

A 6 meter B 2 meter D

Perhatikan ∆ ABC dan ∆ DBE;

1
∠CAB=∠ EBD=900 , ∠ ABC =∠ BDE (sehadap), sehingga

∠C = ∠ DEB (sifat jumlah sudut-sudut dalam segitiga. Karena

semua sudut dalam ∆ ABC dan ∆ DBE berkorespondensi (bersesuaian

sama besar), maka berakibat ∆ ABC ~ ∆ DBE.

Karena ∆ ABC ~ ∆ DBE, maka berlaku:

AC AB
= 1
BE BD

AC 6
= → AC= 9
3 2 1

Jadi tinggi tiang bendera adalah 9 meter

5. Penyelesaian:

Diketahui:

2
 Ukuran Meja makan : 4 ¿ 3 m
 Meja kantor sebangun dengan meja makan, dan perbandingannya 1

adalah 5 : 2

2
 Harga taplak Rp. 37.500,00 per m

Di tanya:

a. Ukuran meja kantor

b. Biaya untuk membeli taplak untuk kedua meja tersebut.

Jawab:

Sketsa Gambar:
1

3
Meja Makan Meja Kantor

Alternatif 1:

Karena meja makan sebangun dengan meja kantor, maka berlaku:


1
Panjang Meja Kantor 5
=
Panjang Meja Kantor 2

Panjang Meja Kantor 5


=
4 meter 2
5×4
Jadi panjang meja kantor = 2 meter = 10 meter

Lebar Meja Kantor 5


=
Lebar Meja Makan 2

Lebar Meja Kantor 5


=
3 meter 2
5×3 1
meter =7,5 meter
Jadi lebar meja makan = 2
a. Luas meja kantor adalah 10 meter×7,5 meter=75 meter 2

Alternatif 2:

2 2
Luas meja makan = 4×3 m =12 m , karena ukuran meja makan

sebangun dengan ukuran meja kantor, maka berlaku:

2
5
Luas meja kantor =
()
2
×12 m2

25 2
=
( )
4
×12 m2

2
= 75 m

b. Biaya untuk membeli taplak: ( 12+75 )×Rp .37 . 500 ,00 adalah Rp.
1
3.262.500,00
Daftar Pustaka

Ajeng desi. 2011. Upaya Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kela XI IPA 2
Sekolah Menengah Atas Negeri 8Yogyakarta Pada Pembelajaran Kooperatif Tipe
Group Investigation. Yogyakarta.

Haryani desti. 2011. Pembiasaaan Berpikir Kritis Dalam Belajar Matematika Sebagai Upaya
Pembentukan Individu yang kritis. Palangkaraya

Ginting, heryansyah - Surya, edy.2017.Development Learning Device Based On


Measuring Contextual Critical thingking Skills Students SD Class VI
Mathematical. Medan.

Simbolo,maruli – Edy martua – Surya, edy.2017. The Efforts to Improving the Critical
Thingking Student’s Ability Through Problem Solving Learning Strategy by
Using.Medan.

Anda mungkin juga menyukai