Anda di halaman 1dari 23

MATERI AJAR BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING

MODUL 2 PENDALAMAN MATERI MATEMATIKA


KEGIATAN BELAJAR 1
BILANGAN

Oleh :
Nama Mahasiswa : SUPRIAWAN,S.Pd

NIM : 2005721412
Angkatan : 3 ( Tiga )
Bidang Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENDIDIKAN PROFESI GURU

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2021
1. Pendahuluan
1.1 Deskripsi Singkat
Matematika adalah salah satu ilmu yang penting bagi kita. Di Sekolah Dasar (SD)
matematika telah diajarkan kepada peserta didik. Salah satu materi yang diajarkan di
kelas 4 SD adalah bilangan. Materi tentang bilangan ini meliputi banyak sub materi,
diantaranya adalah bilangan pecahan.
Bilangan pecahan banyak dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang
ada dalam kehidupan sehari-hari. Hanya saja dalam praktiknya, masih ada peserta
yang kesulitan dalam memahami materi atau miskonsepsi terhadap konsep bilangan
pecahan itu sendiri. Semisal, menentukan pecahan senilai dan menyelesaikan soal-
soal operasi hitung bilangan pecahan. Operasi hitung pada bilangan pecahan meliputi
penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
Pada Modul 2 Pendalaman Materi Matematika, Kegiatan Belajar 1 ini penulis
mengembangkan materi ajar untuk memperkaya keilmuan dan bahan refrensi untuk
mahasiswa PPG berisi materi dan kegiatan pembelajaran yang dipelajari selama
pendalaman materi. Pada waktu pendalaman materi, materi-materi yang sulit
dipahami karena defisit kompetensi dan miskonsepsi dianalisis lebih lanjut sampai
mendapatkan solusinya. Tercapainya tujuan pembelajaran juga menjadi salah satu
alasan mengapa modul bahan ajar ini kami susun. Harapannya semoga permasalahan
yang muncul akibat defisit kompetensi ataupun miskonsepsi pada peserta bisa
terselesaikan dengan baik.
Dalam melakukan pendalaman materi Modul 2 Kegiatan Belajar 1 Bilangan,
penulis mengidentifikasi adanya masalah yang ditemukan dan dirumuskan sebagai
berikut:
1) Penulis menganggap konsep bilangan pecahan dan desimal merupakan materi
yang sulit dipahami karena harus menguasai sub materi bilangan yang lain
diantaranya bilangan bulat dan bilangan asli .
2) Penulis mengalami miskonsepsi terhadap konsep bilangan pecahan senilai dan
operasi hitung bilangan pecahan.
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penulis merancang penyelesaian dengan
mengkaji lebih mendalam materi Modul 2 Kegiatan Belajar 1 Bilangan dengan
menambahkan sumber informasi tambahan yang relevan yang disesuaikan dengan
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

(a) Relevansi
Kegiatan belajar ini juga relevan dengan kompetensi pedagogik. Melalui
pembelajaran dengan modul ini Anda akan belajar memahami peserta didik dengan
karakter yang beragam dari segi kemampuan berpikir matematis dan merancang
perencanaan pelaksanaan pembelajaran serta evaluasi pembelajaran matematika yang
sesuai.
Setelah mempelajari modul pada materi, peserta diharapkan dapat:
a. Memahami dan menerapkan prinsip operasi hitung bilangan pecahan.
b. Merancang pembelajaran matematika SD yang berkaitan dengan pembelajaran
bilangan pecahan dengan menerapkan pendekatan berbasis masalah (Problem-based
Learning).
c. Menganalisis karakteristik suatu kasus pembelajaran bilangan pecahan di kelas 4
SD.
d. Menyusun soal berkaitan dengan pembelajaran bilangan pecahan yang mengukur
kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi.

(b) Petunjuk Belajar


Untuk membantu Anda dalam memahami modul ini alangkah lebih baik
diperhatikan beberapa petunjuk belajar berikut ini:
a. Bacalah dengan cermat uraian-uraian penting yang terdapat dalam modul ini
sampai anda memahami secara tuntas tentang apa, untuk apa, dan bagaimana
mempelajari modul ini.
b. Temukanlah kata-kata kunci dari kegiatan belajar ini. Alangkah lebih baik apabila
anda mencatat dan meringkas hal-hal penting tersebut.
c. Pahamilah modul ini melalui pemahaman dan pengalaman sendiri serta
diskusikanlah dengan dengan rekan atau instruktur Anda.
d. Bacalah dan pelajarilah sumber-sumber lain yang relevan. Anda dapat menemukan
bacaan dari berbagai sumber, termasuk dari internet.
e. Mantapkanlah pemahaman anda melalui pengerjaan forum diskusi dan tes formatif
yang tersedia dalam modul ini dengan baik. Kemudian, nilai sendiri 3 tingkat
pencapaian anda dengan membandingkan jawaban yang telah anda buat dengan kunci
jawaban tes formatif yang terdapat diakhir modul.
f. Diskusikanlah apa yang telah dipelajari, termasuk hal-hal yang dianggap masih
sulit, dengan teman-teman Anda.

1.2 Capaian Pembelajaran


a. Menguasai konsep teoretis materi pelajaran matematika sekolah secara mendalam.
b. Menguasai konsep aplikasi pedagogis (pedagogical content knowledge) minimal
teori belajar, evaluasi proses dan hasil belajar, kurikulum, dan prinsip-prinsip
pembelajaran matematika SD secara mendidik.
c. Menguasai pengetahuan konseptual dan prosedural serta keterkaitan keduanya
dalam konteks materi bilangan, khususnya bilangan pecahan.
d. Mampu menggunakan pengetahuan konseptual dan prosedural serta keterkaitan
keduanya dalam pemecahan masalah matematika serta kehidupan sehari-hari terkait
bilangan pecahan.

Sub Capaian Pembelajaran


Sub capaian pembelajaran untuk setiap peserta yang diharapkan adalah mampu
menguasai materi bilangan, khususnya bilangan pecahan di SD.

2. Uraian Materi
2.1 Bilangan Pecahan
a. Pengertian Pecahan
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering membagi-bagikan makanan atau
benda-benda lain kepada anak, teman, atau tetangga kita. Pembagian yang sama
tidak menjadi masalah jika banyaknya benda yang akan kita bagikan sama dengan
atau kelipatan dari banyaknya orang yang akan kita bagi.
Sebaliknya, pembagian yang sama akan menjadi masalah jika banyaknya
benda yang akan kita bagikan kurang dari atau lebih dari dan bukan merupakan
kelipatan dari banyaknya orang yang akan dibagi, dari masalah inilah munculnya
bilangan pecahan.
Pecahan, atau disebut fraksi adalah istilah dalam matematika yang memiliki
bentuk dimana b ≠ 0. Dalam hal ini a merupakan pembilang dan b merupakan

penyebut. Hakikat dalam mempelajari bilangan pecahan adalah bagaimana cara


menyederhanakan pembilang dan penyebut. Penyederhanaan pembilang dan
penyebut akan memudahkan dalam operasi aritmatika sehingga tidak
menghasilkan angka yang terlalu besar tetapi tetap mempunyai nilai yang sama.
Ketika menyebutkan suatu bilangan pecahan, diantara pembilang dan
penyebut harus disisipkan kata "per". Misal bilangan disebut dengan “tiga per

lima” ; disebut dengan “satu per empat” atau “seperempat”.

Menanamkan konsep bilangan pecahan pada peserta didik membutuhkan cara


yang tepat supaya konsep yang kita sampaikan bisa diterima oleh peserta didik
dengan benar. Sebelumnya kita dapat memberikan beberapa contoh kasus dalam
kehidupan sehari-hari, di antaranya:
a) Hida mempunyai 12 potong kue donat yang akan dibagikan kepada 6 orang
temannya dan setiap temannya akan mendapat bagian yang sama. Berapa
potong donat diterima oleh setiap teman Hida?
b) Ahmad memiliki 1 buah melon yang akan dibagikan kepada 4 orang
temannya, dan Ahmad menginginkan temannya mendapatkan bagian yang
sama besar. Bagaimana cara Ahmad membaginya dan berapa besar melon
yang diperoleh teman Ahmad?

Berdasar dua masalah di atas kita dapat melihat bahwa kasus a)


merupakan masalah yang mudah diselesaikan oleh peserta didik yang sudah
menguasai operasi pembagian bilangan asli, yaitu 12 : 6 = 2, Sementara untuk
kasus b) kemungkinan ada peserta didik yang akan menjawab “tidak bisa”. Jika
hal seperti ini terjadi berarti peserta didik tersebut belum belajar atau belum
memahami pengertian bilangan pecahan.

Untuk memudahkan peserta didik dalam memahaminya, guru dapat


membuat ilustrasi masalah diatas dengan cara melakukan kegiatan sebagai
berikut: Guru menunjukkan satu buah melon kepada peserta didik kemudian
memotong buah melon tersebut menjadi empat bagian sama besar. Guru bertanya
kepada peserta didik, ada berapa potongan buah melon seluruhnya sekarang?
Peserta didik akan menjawab empat potong. Guru menunjukkan satu potongan
buah melon itu kepada peserta didik dan bertanya, ada berapa potongan buah
melon? Peserta didik menjawab 1 potong. Selanjutnya guru menyatakan bahwa
bagian melon yang ditunjukkannya adalah 1 dari keseluruhan atau 1 dari 4 potong
melon, dan ditulis dengan yang dibaca “satu per empat” atau “seperempat”.

Menerangkan konsep pecahan pada siswa SD hendaknya diawali dengan


menggunakan media berupa benda konkret, semi konkret, kemudian abstrak
secara bertahap. Hal ini mengikuti tahapan berpikir anak usia SD. Pemakaian
media berupa benda konkret dan gambar yang tepat akan membantu guru dalam
menanamkan konsep pecahan itu sendiri. Untuk tahap pertama dapat dipilih
benda konkret yang memiliki karakteristik dekat dengan peserta didik, bentuk
yang teratur dan mudah dibayangkan oleh peserta didik. Tahap kedua,
menggunakan benda semi konkret. Benda semi konkret adalah gambar dari
bentuk benda konkret.

Pada tahap pertama, kita berhasil mengajarkan pecahan kepada peserta


didik dengan menggunakan benda konkret, misal kita menggunakan peraga tali.
Selanjutnya kita cukup menggambarkan bentuk tali di papan tulis kemudian kita
gunakan peraga gambar tersebut untuk menerangkan konsep pecahan sesuai
dengan apa yang kita inginkan. Pada tahap ini, bawalah peserta didik untuk
membayangkan bahwa gambar tersebut merupakan tali yang akan dibagi-bagikan
sehingga anak dengan mudah mencerna konsep yang Anda berikan.

Konsep bilangan pecahan dapat dihubungkan dengan konsep besar (luas),


panjang, maupun himpunan. Perhatikan ilustrasi berikut:
1) Konsep bilangan pecahan dihubungkan dengan konsep besar (luas)

Luas daerah keseluruhan mewakili bilangan 1

Luas daerah yang diarsir mewakili bilangan

2) Konsep bilangan pecahan dihubungkan dengan konsep panjang

Satu satuan panjang yang mewakili bilangan 1

Lambang untuk panjang bagian yang berwarna merah adalah

3) Konsep ilangan pecahan dihubungkan dengan konsep himpunan

Banyak anggota himpunan A adalah 4.

Bagian yang diarsir menunjukkan 1 bagian dari 4 anggota


himpunan A, dilambangkan dengan

b. Membandingkan Pecahan (Dengan Tanda < ; = ; atau >)


Pemahaman terhadap konsep pecahan senama yang baik akan membantu
Anda dalam memahami materi tentang membandingkan pecahan ini.
Perhatikan gambar berikut!
Bagaimana pendapat Anda terhadap hal di atas? Coba diskusikan bersama
anggota kelompok Anda!
1) Pecahan-pecahan dengan pembilang sama
Untuk mengurutkannya, pecahan dengan penyebut terkecil adalah pecahan
yang terbesar dan sebaliknya pecahan dengan penyebut terbesar adalah
pecahan yang terkecil. Apabila digambarkan dengan garis bilangan maka letak
pecahan yang lebih kiri maka pecahan itu yang terkecil.

2) Pecahan-pecahan dengan penyebut sama


Untuk mengurutkannya, pecahan dengan pembilang terkecil adalah pecahan
terkecil dan sebaliknya pecahan dengan pembilang terbesar adalah pecahan
terbesar. Apabila digambarkan dengan garis bilangan maka letak pecahan kiri
lebih kecil dari pecahan sebelah kanannya.

3) Pecahan dengan pembilang dan penyebut berbeda


Untuk pecahan dengan pembilang dan penyebut berbeda, langkah pertama
adalah menyamakan penyebut kedua pecahan tersebut. Setelah itu, diurutkan
dengan ketentuan, seperti pada pecahan yang sama penyebutnya.

Setelah penyebut kedua pecahan sama, diurutkan dengan

memperhatikan besar pembilangnya. Untuk pembilang yang lebih besar maka


pecahan tersebut lebih besar atau sebaliknya pecahan yang pembilangnya
lebih kecil maka pecahan tersebut lebih kecil.
c. Bilangan Pecahan Senilai/ Pecahan Ekivalen
1) Pengertian
Pecahan senilai adalah pecahan-pecahan yang cara penulisannya berbeda,
tetapi mempunyai hasil bagi sama dan mewakili bagian atau daerah yang
sama. Pecahan yang berbeda dapat bernilai sama asalkan perbandingannya
tetap. Untuk lebih memahami tentang pecahan senilai, perhatikan gambar di
bawah ini!

2) Cara Menentukan Pecahan Senilai

Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam menentukan pecahan senilai, yaitu
(1) mengalikan pembilang dan penyebut dengan bilangan yang sama,
(2) membagi pembilang dan penyebut dengan bilangan yang sama,
(3) men galikan silang dua pecahan, dan
(4) menggunakan garis bilangan.
d. Bentuk-Bentuk Bilangan Pecahan
1) Bilangan Pecahan Murni/ Sejati
Bilangan pecahan murni disebut juga bilangan pecahan sejati adalah bilangan
pecahan yang pembilangnya lebih kecil dari penyebutnya serta tidak dapat
disederhanakan lagi (paling sederhana).
Contoh :
2) Bilangan Pecahan Senama
Adalah bilangan-bilangan pecahan yang mempunyai penyebut sama.
Contoh

3) Bilangan Pecahan Campuran


Pecahan campuran, yaitu pecahan yang terdiri dari campuran bilangan bulat
dengan bilangan pecahan murni/sejati.
Perhatikan gambar berikut!

Berdasar gambar di atas, tampak bagian yang diarsis dari seluruh gambar
adalah 1 bagian ditambah bagian atau 1 bagian.

Kedua gambar di atas menunjukkan luas daerah yang sama.

4) Pecahan Desimal
(a) Bilangan pecahan biasa atau bilangan pecahan campuran yang telah
dipelajari sebelumnya dapat dinyatakan dalam bentuk bilangan pecahan
desimal dan demikian pula sebaliknya. Sebagai contoh pecahan-pecahan
, dan seterusnya dapat dinyatakan dalam bentuk 0,3 ; 0,03 ;

0, 003 dan seterusnya. Bentuk-bentuk seperti 0,3 ; 0,03 ; 0, 003 inilah yang
disebut dengan bentuk bilangan desimal. Ada 2 cara penulisan tanda
desimal, yaitu tanda titik (.) atau tanda koma (,). Misalnya 0.25 atau 0,25.
(b) Penting bagi kita untuk memahami tentang nilai tempat dan arti dari
penulisan bilangan pecahan desimal. Perhatikan gambar berikut ini!
Sumber : https://www.berpendidikan.com/2021/04/pengertian-dan-contoh-pecahan-desimal-
serta-aturan-pembulatan-pecahan-desima.html.

Dari gambar di atas bisa kita ketahui bahwa pada bilangan 456,789 apabila
kita uraikan berdasarkan nilai tempat dan nilainya maka :
Angka 9 memiliki tempat perseribuan, nilainya atau 0,009.

Angka 8 memiliki tempat perseratusan, nilainya atau 0,08.

Angka 7 memiliki tempat persepuluhan, nilainya atau 0,7.

(c) Dengan memperhatikan sistem nilai tempat, kita dapat menyatakan bentuk
panjang dari bilangan pecahan desimal. Misal :

5) Persen
Persen merupakan suatu cara untuk menyatakan pecahan. Kata persen
berarti per seratus. Jadi, 25 persen berarti 25 per seratus, , atau 0,25.

Simbol % digunakan untuk menyatakan persen.


Secara umum n % menyatakan rasio/perbandingan .
Persen merupakan cara lain untuk menyatakan pecahan dan desimal maka
sangat penting untuk mengetahui cara mengubah persen menjadi desimal dan
sebaliknya.
(a) Mengubah persen menjadi pecahan
Untuk mengubah persen menjadi pecahan digunakan pengertian persen
yaitu per seratus.
Contoh :

(b) Mengubah persen menjadi desimal


Untuk mengubah persen menjadi desimal menggunakan cara yaitu
mengubah persen menjadi pecahan terlebih dahulu seperti langkah no (a)
di atas, selanjutnya ubahlah pecahan yang diperoleh menjadi desimal.
Contoh :

(c) Mengubah pecahan menjadi persen


Untuk mengubah pecahan menjadi persen, ubahlah penyebut pecahan
tersebut menjadi 100 dan selanjutnya gunakan pengertian persen.
Contoh :

(d) Mengubah desimal menjadi persen


Untuk mengubah desimal menjadi persen, pertama-tama ubahlah desimal
tersebut menjadi pecahan. Selanjutnya gunakan langkah no (c) di atas!
e. Operasi Hitung Bilangan Pecahan
1) Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Pecahan Berpenyebut Sama

Penjumlahan bilangan pecahan dengan penyebut yang sama adalah


penyebutnya tetap sedangkan pembilangnya dijumlahkan.
2) Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Pecahan Berpenyebut Berbeda
Langkah yang harus dilakukan adalah :
(1) Mencari pecahan senilai dari masing-masing pecahan sampai
penyebutnya sama.
(2) Setelah penyebutnya sama maka penjumlahan atau pengurangan bilangan
pecahan bisa diselesaikan.

3) Perkalian Bilangan Pecahan


Jika a, b, c, dan d adalah anggota himpunan bilangan bulat, maka :
4) Pembagian Bilangan Pecahan
Penyelesaian operasi hitung pembagian bilangan pecahan adalah sebagai
berikut:

5) Operasi Hitung Pada Bilangan Pecah Desimal


6) Operasi Hitung Pada Bilangan Persen

2.2 Tugas
Setelah Anda membaca dan memahami uraian materi dan contoh di atas, coba
Anda kerjakan tugas terstruktur berikut ini:

1. Pecahan biasa dari 2 adalah…


A.

B.

C.

D.

2. Persen dari pecahan adalah…


A. 30%
B. 40%
C. 50%
D. 60%
3. 0,35 + 1,24 adalah…
A. 1,59
B. 0,59
C. 1,39
D. 1,95

4. Hasil dari + adalah…

A.

B.

C.

D.
5. Hasil dari X adalah…
A.

B.

C.

D.

2.3 Forum Diskusi


Untuk menambah penguasaan materi Anda, silakan selesaikan forum diskusi
mengenai materi bilangan berikut ini:
Sebagai seorang guru pastilah kita pernah mengajarkan pengurangan bilangan
pecahan. Pernahkah Anda mengajarkan konsep pengurangan bilangan pecahan tanpa
menggunakan istilah meminjam? Jika pernah, coba ceritakan pengalaman Anda dan
bagaimana caranya? Jika belum pernah, coba rancang cara mengajarkan pengurangan
bilangan pecahan tanpa menggunakan istilah meminjam!
3. Penutup
a. Rangkuman
a. Bilangan pecahan adalah bilangan yang lambangnya a dan b bilangan

bulat, a disebut pembilang dan b disebut penyebut.


b. Untuk mengenalkan konsep pecahan diperlukan alat bantu peraga.
c. Konsep bilangan pecahan dapat dihubungkan dengan konsep besar (luas),
panjang, maupun himpunan.
d. Bilangan pecahan murni disebut juga bilangan pecahan sejati adalah bilangan
pecahan yang paling sederhana (tidak dapat disederhanakan lagi).
e. Bilangan-bilangan pecahan senilai adalah bilangan-bilangan pecahan yang cara
penulisannya berbeda tetapi mempunyai hasil bagi yang sama, atau bilangan-
bilangan itu mewakili daerah yang sama, atau mewakili bagian yang sama.
f. Pecahan senama adalah pecahan yang nilainya sama.
g. Untuk mengurutkan pecahan, perlu pecahan-pecahan diubah dahulu menjadi
pecahan yang penyebutnya sama atau pecahan senama.
h. Operasi Hitung Pecahan
1) Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Pecahan Berpenyebut Sama

+ =

- =

2) Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Pecahan Berpenyebut Berbeda

+ = + =

- = - =

3) Perkalian bilangan pecahan

x =

4) Pembagian bilangan pecahan

: = =
5) Operasi hitung pada bilangan desimal
Disesuaikan dengan nilai tempat dari bilanga-bilangan desimal tersebut.

6) Operasi hitung pada persentase


3.2 Tes Formatif
1. Hasil dari 0,34 + 2,25 adalah…
A. 2,59
B. 3,59
C. 3,25
D. 3,39
2. Hasil dari 4/9 + 1/9 adalah…
A.
B.
C.
D.

3. Hasil dari ke persen (%) adalah…


A. 30%
B. 40%
C. 50%
D. 60%
4. pecahan biasa dari 12% adalah…
A. ½
B. ¾
C. 1/5
D. 3/25

5. Hasil dari - adalah…

A.

B.

C.

D.

6. Hasil dari x adalah…

A.

B.

C.

D.

7. Hasil dari : adalah…

A. ½
B. ¾
C. ¼

D.

8. Nilai pecahan bagian yang diwarnai adalah…

A.

B.

C.

D. ½

9. Pecahan senilai dari adalah…

A. ¼
B. ¾

C.

D.

10. Hasil dari 5,74 – 2,55 adalah…


A. 2,19
B. 3,19
C. 2,91
D. 3,91

Kunci jawaban sumatif


1. A
2. A
3. D
4. D
5. C
6. C
7. A
8. B
9. C
10. B
DAFTAR PUSTAKA

Fitriani, A. D. 2019. Modul 2 Pendalaman Materi Matematika Kegiatan Belajar 1


Bilangan. Tidak Diterbitkan.

Karso et al. 2014. Pendidikan Matematika 1. Modul 7 Bilangan Pecahan Biasa dan
Pecahan Desimal. Jakarta. Penerbit Universitas Terbuka.

Karso et al. 2014. Pendidikan Matematika 1. Modul 9 Persen dan Perbandingan. Jakarta.
Penerbit Universitas Terbuka.

Syaifuddin, Mohammad et al. 2018. Senang Belajar Matematika SD/MI Kelas IV.
Jakarta. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai