Anda di halaman 1dari 161

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENYELESAIAN NUMERIK PERSAMAAN LAPLACE DAN


PERSAMAAN POISSON DALAM PELAT PERSEGI PANJANG
DAN PELAT CAKRAM DENGAN METODE BEDA-HINGGA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Program Studi Matematika

Oleh:
ANTONIUS SETYO HARTANTO
NIM: 023114015

PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

THE NUMERICAL SOLUTIONS OF


THE LAPLACE EQUATION AND THE POISSON EQUATION
IN A RECTANGULAR PLATE AND A DISK PLATE
BY FINITE-DIFFERENCE METHOD

Thesis

Presented as Partial Fulfillment of the Requirements


To Obtain the SARJANA SAINS Degree
In Mathematics

by:
ANTONIUS SETYO HARTANTO
Student Number: 023114015

MATHEMATICS DEPARTEMENT
SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2008

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Semoga orang-orang lain lebih banyak memperoleh penghargaan dari pada aku,

Semoga mereka mendapat jalan yang lancar sedangkan aku tersisihkan,

Semoga mereka bertambah besar dimana dunia sedangkan aku terbelakang,

Semoga mereka mendapat pujian sedangkan aku diabaikan,

Semoga mereka mengatasi aku dalam segala hal:

YESUS, berikanlah daku rahmat untuk mengharapkannya.

[Kard. Marry de Val]

Skripsi ini saya persembahkan kepada:


Allah Bapa Yang Maha Kuasa dan Tuhan Yesus Kristus,
Roh Kudus Roh hidupku dan Bunda Maria Bunda hatiku,
Kedua orang tuaku dan Mbakku tercinta,
Malaikat hidupku Obel terkasih,
Semua sesama yang mendukungku

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Persamaan diferensial parsial adalah persamaan-persamaan yang memuat


satu atau lebih turunan parsial. Persamaan diferensial parsial dapat timbul pada
masalah-masalah fisis, contohnya adalah persamaan Laplace dan persamaan
Poisson yang timbul pada masalah aliran panas dua-dimensi dalam pelat persegi
panjang dan pelat cakram.
Persamaan Laplace dalam pelat persegi panjang dan pelat cakram dapat
diselesaikan secara eksak dengan menggunakan metode Pemisahan Variabel.
Sedangkan persamaan Poisson dalam pelat persegi panjang dan pelat cakram
dapat diselesaikan secara eksak dengan cara membagi ke dalam dua masalah,
yaitu persamaan Laplace dengan syarat batas nonhomogen dan persamaan Poisson
dengan syarat batas homogen. Dalam penyelesaian secara eksak dibutuhkan
kemampuan analitik dalam menyelesaikan persamaan-persamaan diferensial biasa
yang dihasilkan dari metode Pemisahan Variabel.
Persamaan Laplace dan persamaan Poisson dapat juga diselesaikan secara
numerik dengan metode Beda-Hingga. Metode ini dilakukan dengan menutup
permukaan pelat dengan grid beda hingga, menentukan pendekatan beda hingga di
titik-titik grid pada permukaan pelat, dan menyelesaikan sistem persamaan linear
yang dihasilkan dari pendekatan-pendekatan beda hingga. Dalam skripsi ini,
sistem persamaan linear diselesaikan dengan metode iterasi Gauss-Seidel.
Penyelesaian numerik ini menghasilkan suhu pendekatan di titik-titik dalam pada
permukaan pelat.

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

Partial differential equations are equations, which contain one or more


partial derivatives. Partial differential equations can be found on the physical
problems, for examples Laplace equation and Poisson equation, which occur on
the two-dimensional heat flow problems in a rectangular plate and a disk plate.
Laplace equation in a rectangular plate and a disk plate can be solved
exactly by the method of Separation of Variable. While Poisson equation in a
rectangular plate and a disk plate can be solved exactly by divide into two
problems that are Laplace equation with a nonhomogenous boundary condition
and Poisson equation with a homogenous boundary condition. In the exactly
solution required analytical ability to solve ordinary differential equations, which
obtained from the method of Separation of Variable.
Laplace equation and Poisson equation can be solved numerically by the
finite-difference method. This method executed by cover surface plate with the
finite difference grid, determine the finite difference approximations at the grid
points in the surface plate, and solve the linear equation system, which obtained
from the finite difference approximations. In this paper, the system is solved by
Gauss-Seidel iteration method. This numerical solution yields approximation
temperatures at interior points of the surface plate.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada ALLAH Yang Maha Rahim, atas segala

berkat, rahmat, kesehatan, dan mukjizat sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Setelah sekian lama, akhirnya berkat doa dan dukungan dari semua

pihak penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu menulis

mengucapkan banyak terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Ibu Lusia Krismiyati Budiasih, S.Si., M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah meluangkan waktu, pikiran, kesabaran, ketelatenan, nasehat, dan

dorongan dalam membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Y.G Hartono, S. Si. M.Sc. atas segala masukan dan nasehat selama

mengerjakan skripsi ini.

3. Bapak St. Eko Hari Permadi, S.Si., M.Kom. dan Bapak Herry Pribawanto,

S.Si., M.Si. selaku tim penguji, atas segala masukan bagi penulis dalam

merevisi skripsi ini.

4. Romo Ir. Gregorius Heliarko, S.J., S.S., BST., M.A., M.Sc. selaku Dekan

Fakultas Sains dan Teknologi, yang telah memberi dukungan kepada penulis.

5. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis.

6. Teman-teman seperjuangan: Taim, Markus, Bani, Aan, Ijup, dan Galih.

7. Teman-teman Matematika angkatan 2002, semangat kalian hebat-hebat.

Yogyakarta, April 2008

Penulis

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL . i
HALAMAN JUDUL DALAM BAHASA INGGRIS . ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING . iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
ABSTRAK . vii
ABSTRACT ... viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............ ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI .. xi
DAFTAR GAMBAR . xiii
DAFTAR LAMPIRAN . xvi
BAB I. Pendahuluan 1
A. Latar Belakang Masalah . 2
B. Perumusan Masalah 2
C. Pembatasan Masalah .. 2
D. Tujuan Masalah .. 3
E. Metode Penulisan ... 3
F. Manfaat Penulisan .. 3
G. Sistematika Penulisan . 3
BAB II. Persamaan Diferensial Parsial dan Metode Gauss-Seidel 5
A. Persamaan Diferensial Parsial 5
B. Persamaan Laplace dan Persamaan Poisson .. 12
C. Penyelesaian Persamaan Laplace Secara Eksak . 20
D. Penyelesaian Persamaan Poisson Secara Eksak . 39
E. Metode Iterasi Gauss-Seidel ... 53

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III. Penyelesaian Persamaan Laplace dan Persamaan


Poissson Secara Numerik ........... 57
A. Metode Beda-Hingga 57
1. Pendekatan Beda Hingga .. 57
2. Pendekatan Beda Hingga untuk Persamaan Laplace 65
a. Persamaan Laplace dalam Pelat Persegi Panjang 65
b. Persamaan Laplace dalam Pelat cakram .. 72
3. Pendekatan Beda Hingga untuk Persamaan Poisson 80
a. Persamaan Poisson dalam Pelat Persegi Panjang 80
b. Persamaan Poisson dalam Pelat Cakram . 84
4. Kekonsistenan, Orde, dan Kekonvergenan
Pendekatan Beda Hingga .. 90
a. Kekonsistenan . 90
b. Orde ..... 94
c. Kekonvergenan 96
B. Penyelesaian Numerik Persamaan Laplace dengan
Metode Beda-Hingga . 97
1. Persamaan Laplace dalam Pelat Persegi Panjang ..... 97
2. Persamaan Laplace dalam Pelat Cakram .. 104
C. Penyelesaian Numerik Persamaan Poisson dengan
Metode Beda-Hingga . 111
1. Persamaan Poisson dalam Pelat Persegi Panjang ..... 111
2. Persamaan Poisson dalam Pelat Cakram .. 114
BAB IV. Penutup 118
A. Kesimpulan . 118
B. Saran 119
DAFTAR PUSTAKA 120
LAMPIRAN ... 121

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1.1 Vektor normal di setiap titik pada batas C ..................... 9
Gambar 2.2.1 Aliran panas dua-dimensi tetap dalam pelat persegi panjang 13
Gambar 2.2.2 Domain penyelesaian persamaan Laplace dan persamaan
Poisson dalam pelat persegi panjang .................................. 16
Gambar 2.2.3 Aliran panas dua-dimensi tetap dalam pelat cakram .............. 17
Gambar 2.2.4 Koordinat kutub ...... 18
Gambar 2.2.5 Domain penyelesaian persamaan Laplace dan persamaan
Poisson dalam pelat cakram ............................................... 20
Gambar 2.3.1 Persamaan Laplace dalam pelat persegi panjang dengan
syarat batas Dirichlet ............................................................. 22
Gambar 2.3.2 Persamaan Laplace dalam pelat persegi panjang dengan
syarat batas Neumann ............................................................. 26
Gambar 2.3.3 Persamaan Laplace dalam pelat cakram dengan syarat batas
Dirichlet .................................................................................. 31
Gambar 2.3.4 Persamaan Laplace dalam pelat cakram dengan syarat batas
Neumann ................................................................................ 37
Gambar 2.4.1 Persamaan Poisson dalam pelat persegi panjang dengan
syarat batas Dirichlet .............................................................. 40
Gambar 2.4.2 Persamaan Poisson dalam pelat persegi panjang dengan
syarat batas Neumann ............................................................. 47
Gambar 3.1.1 Grid beda hingga pada domain persegi panjang ..................... 58
Gambar 3.1.2 Stensil beda hingga di titik dalam ui , j untuk persamaan

Laplace dalam pelat persegi panjang ...................................... 66


Gambar 3.1.3 Stensil-stensil beda hingga di titik pada tepi batas untuk
persamaan Laplace dalam pelat persegi panjang ... 68
Gambar 3.1.4 Grid berukuran 5 5 dimana x = y = 1 untuk persamaan
Laplace dengan syarat batas Dirichlet ............ 70

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 3.1.5 Grid berukuran 5 5 dimana x = y = 1 untuk persamaan


Laplace dengan syarat batas Neumann .......... 72
Gambar 3.1.6 Grid beda hingga pada domain lingkaran ... 73
Gambar 3.1.7 Stensil beda hingga di titik dalam U 2, j sampai dengan
75
U n 1, j untuk persamaan Laplace dalam pelat cakram ..........

Gambar 3.1.8 Stensil beda hingga di titik dalam U 1, j dan titik pada batas

U n, j untuk persamaan Laplace dalam pelat cakram .............. 76


Gambar 3.1.9 Grid berukuran 4 8 dimana r = 0, 5 dan = untuk
4
persamaan Laplace dengan syarat batas Dirichlet .......... 77

Gambar 3.1.10 Grid berukuran 4 8 dimana r = 0, 5 dan =
4
untuk persamaan Laplace dengan syarat batas Neumann ... 79
Gambar 3.1.11 Pendekatan beda hingga di titik dalam ui , j untuk

persamaan Poisson dalam pelat persegi panjang .. 81


Gambar 3.1.12 Grid berukuran 5 5 dimana x = y = 1 untuk
persamaan Poisson dengan syarat batas Dirichlet ... 82
Gambar 3.1.13 Grid berukuran 5 5 dimana x = y = 1 untuk
persamaan Poisson dengan syarat batas Neumann .. 84
Gambar 3.1.14 Stensil beda hingga di titik dalam U 2, j sampai dengan

U n 1, j untuk persamaan Poisson dalam pelat cakram ....... 85


Gambar 3.1.15 Grid berukuran 4 8 dimana r = 1 dan = untuk
4
persamaan Poisson dengan syarat batas Dirichlet ............... 87

Gambar 3.1.16 Grid berukuran 4 8 dimana r = 1 dan = untuk
4
persamaan Poisson dengan syarat batas Neumann .............. 89

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 3.2.1 Persamaan Laplace dalam pelat persegi panjang dengan


syarat batas Dirichlet .............................................................. 102
Gambar 3.2.2 Persamaan Laplace dalam pelat persegi panjang dengan
syarat batas Neumann ............................................................. 103
Gambar 3.2.3 Persamaan Laplace dalam pelat cakram dengan syarat batas
Dirichlet .................................................................................. 109
Gambar 3.2.4 Persamaan Laplace dalam pelat cakram dengan syarat batas
Neumann ................................................................................ 110
Gambar 3.3.1 Persamaan Poisson dalam pelat persegi panjang dengan
syarat batas Dirichlet ............................................................. 112
Gambar 3.3.2 Persamaan Poisson dalam pelat persegi panjang dengan
syarat batas Neumann ............................................................. 113
Gambar 3.3.3 Persamaan Poisson dalam pelat cakram dengan syarat batas
Dirichlet .................................................................................. 115
Gambar 3.3.4 Persamaan Poisson dalam pelat cakram dengan syarat batas
Neumann ................................................................................ 116

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 2.5.1 Program untuk menyelesaikan sistem persamaan linear
dengan metode iterasi Gauss-Seidel . 122
Lampiran 3.2.1 Program untuk menyelesaikan persamaan Laplace dalam
124
pelat persegi panjang dengan syarat batas Dirichlet .
Lampiran 3.2.2 Program untuk menyelesaikan persamaan Laplace dalam
126
pelat persegi panjang dengan syarat batas Neumann
Lampiran 3.2.3 Program untuk menyelesaikan persamaan Laplace dalam
130
pelat cakram dengan syarat batas Dirichlet ......
Lampiran 3.2.4 Program untuk menyelesaikan persamaan Laplace dalam
132
pelat cakram dengan syarat batas Neumann .
Lampiran 3.3.1 Program untuk menyelesaikan persamaan Poisson dalam
pelat persegi panjang dengan syarat batas Dirichlet pada
Contoh 3.3.1 .. 135
Lampiran 3.3.2 Program untuk menyelesaikan persamaan Poisson dalam
pelat persegi panjang dengan syarat batas Neumann pada
Contoh 3.3.2 .. 137
Lampiran 3.3.3 Program untuk menyelesaikan persamaan Poisson dalam
pelat cakram dengan syarat batas Dirichlet pada
Contoh 3.3.3 .. 141
Lampiran 3.3.4 Program untuk menyelesaikan persamaan Poisson dalam
pelat cakram dengan syarat batas Neumann pada
Contoh 3.3.4 .. 143

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Persamaan diferensial parsial adalah persamaan-persamaan yang memuat satu

atau lebih turunan parsial. Persamaan diferensial parsial dapat timbul pada masalah-

masalah fisis, contohnya adalah persamaan Laplace dan persamaan Poisson yang

timbul pada masalah aliran panas dua-dimensi dalam zat padat, seperti dalam pelat

persegi panjang dan pelat cakram.

Sebagai ilustrasi kasus tadi, pelat akan dipanaskan secara konstan pada tepi

batasnya dengan suhu tertentu dan disekat sempurna pada kedua sisi permukaaannya

agar tidak terpengaruh oleh suhu dari luar. Sehingga akan muncul permasalahan

bagaimana perambatan panas di titik-titik dalam pada pelat tersebut pada saat

mencapai kesetimbangan?

Perambatan panas di titik-titik dalam untuk persamaan Laplace dapat

diselesaikan secara eksak dengan metode Pemisahan Variabel, sedangkan untuk

persamaan Poisson dapat diselesaikan dengan cara membagi ke dalam dua masalah,

yaitu persamaan Laplace dengan syarat batas nonhomogen dan persamaan Poisson

dengan syarat batas homogen.

Perambatan panas di titik-titik dalam untuk persamaan Laplace dan persamaan

Poisson dapat diselesaikan secara numerik dengan metode Beda-Hingga, yang akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menghasilkan suatu sistem persamaan linear. Sistem persamaan linear yang

dihasilkan dapat diselesaikan dengan metode-metode iterasi, seperti metode iterasi

Jacobi, Gauss-Seidel, Relaksasi Berlebih Berturutan (SOR), Penurunan Tercuram,

dan Konjugasi Gradien.

B. Rumusan Masalah

Pokok permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah:

1. Landasan teori apa saja yang digunakan untuk menyelesaikan persamaan Laplace

dan persamaan Poisson dalam pelat persegi panjang dan pelat cakram secara

numerik?

2. Bagaimanakah cara menyelesaikan persamaan Laplace dan persamaan Poisson

dalam pelat persegi panjang dan pelat cakram secara numerik dengan metode

Beda-Hingga dan dengan bantuan program Matlab?

C. Pembatasan Masalah

Dalam skripsi ini penulis hanya akan membahas persamaan Laplace dan

persamaan Poisson yang timbul pada masalah aliran panas dua-dimensi dalam pelat

persegi panjang dan pelat cakram. Syarat batas yang digunakan adalah syarat batas

Dirichlet dan Neumann. Metode iterasi yang digunakan dalam skripsi ini adalah

metode iterasi Gauss-Seidel. Landasan teori yang berkaitan dengan Aljabar Linear

tidak diberikan dalam penulisan ini.

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Tujuan Masalah

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui cara penyelesaian persamaan Laplace

dan persamaan Poisson yang timbul pada masalah aliran panas dua-dimensi dalam

pelat persegi panjang dan pelat cakram secara numerik.

E. Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan adalah metode studi pustaka, yaitu dengan

menggunakan buku-buku, jurnal-jurnal, dan makalah-makalah yang telah

dipublikasikan, sehingga tidak ditemukan hal yang baru.

F. Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan ini adalah untuk memahami teknik penyelesaian persamaan

Laplace dan persamaan Poisson yang timbul pada masalah aliran panas dua-dimensi

dalam pelat persegi panjang dan pelat cakram secara numerik dengan metode Beda-

Hingga dan dengan bantuan program Matlab.

G. Sistematika Penulisan

Bab I. Pendahuluan

A. Latar Balakang Masalah

B. Perumusan Masalah

C. Pembatasan Masalah

D. Tujuan Penulisan

3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Metode Penulisan

F. Manfaat Penulisan

G. Sistematika Penulisan

Bab II. Persamaan Diferensial Parsial dan Metode Iterasi Gauss-Seidel

A. Persamaan Diferensial Parsial

B. Persamaan Laplace dan Persamaan Poisson

C. Penyelesaian Persamaan Laplace Secara Eksak

D. Penyelesaian Persamaan Poisson Secara Eksak

E. Metode Iterasi Gauss-Seidel

Bab III. Penyelesaian Persamaan Laplace dan persamaan Poisson Secara Numerik

A. Metode Beda-Hingga

B. Penyelesaian Numerik Persamaan Laplace dengan Metode Beda-Hingga

C. Penyelesaian Numerik Persamaan Poisson dengan Metode Beda-Hingga

Bab IV. Penutup

A. Kesimpulan

B. Saran

4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL

A. Persamaan Diferensial Parsial

Persamaan diferensial parsial (PDP) adalah persamaan-persamaan yang memuat

satu atau lebih turunan parsial. Persamaan itu harus melibatkan paling sedikit dua

variabel bebas. Orde persamaan diferensial parsial adalah tingkat turunan tertinggi

pada persamaan itu.

Definisi 2.1.1

Pandanglah variabel bebas ( x1 , x 2 , ..., x n ) dan variabel terikat u ( x1 , x 2 , ..., x n )

adalah fungsi yang tidak diketahui, maka bentuk umum persamaan diferensial parsial

dapat ditulis sebagai berikut:

u u u 2u
f ( x1 , x2 , ..., xn , u , , , ..., , ,
x1 x2 xn x12
(2.1.1)
2u 2u 2u 2u nu
, , , , ..., ) = 0.
x2 x1 x2 x2 x1 x3 xn
2

Definisi 2.1.2

Operator linear L untuk dua fungsi u1 dan u2 didefinisikan oleh

L(u1 + u2 ) = L(u1 ) + L(u2 ) dan L(c1u1 + c2u2 ) = c1L(u1 ) + c2 L(u2 ) , (2.1.2)

dimana c1 dan c2 adalah konstanta sebarang.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Definisi 2.1.3

Dengan menulis persamaan diferensial parsial ke dalam bentuk Lu = 0 atau Lu = g ,

dengan L adalah operator. Maka persamaan

Lu = 0 (2.1.3)

disebut linear, jika L adalah operator linear. Persamaan (2.1.3) disebut persamaan

diferensial parsial linear homogen. Persamaan

Lu = g , (2.1.4)

dimana L adalah operator linear dan g 0 adalah fungsi dari variabel-variabel

bebas, disebut persamaan diferensial parsial linear nonhomogen.

Contoh 2.1.1

Contoh persamaan diferensial parsial adalah:

1. u x + y u y = 0 merupakan PDP orde-1, dengan variabel bebas adalah x, y dan

variabel terikatnya adalah u(x, y), karena untuk (u1 + u 2 ) x = (u1 ) x + (u 2 ) x dan

y (u1 + u 2 ) y = y (u1 ) y + y (u 2 ) y memenuhi persamaan (2.1.2), maka persamaan

ini adalah persamaan diferensial linear homogen;

2. u xx + utt + u 3 = 0 merupakan PDP orde-2, dengan variabel bebas adalah x, t dan

variabel terikatnya adalah u(x, t), karena untuk

(u1 + u 2 ) 3 = u1 + 3u1 u 2 + 3u1u2 + u2 u1 + u 2 tidak memenuhi persamaan


3 2 2 3 3 3

(2.1.2), maka persamaan ini adalah persamaan diferensial nonlinear homogen.

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Teorema 2.1.1 Prinsip Superposisi

Jika u1 , u2 , ..., u n memenuhi persamaan linear homogen dan jika c1 , c2 , ..., cn

adalah konstanta sebarang, maka kombinasi linear c1u1 + c2u2 + L + cnun adalah juga

memenuhi persamaan linear homogen yang sama.

Bukti:

Misalkan u1 , u2 , ..., u n adalah penyelesaian-penyelesaian persamaan linear

homogen, maka ini berarti bahwa L(u1 ) = 0 , L(u2 ) = 0 , ..., L(un ) = 0 . Selanjutnya

menghitung L(c1u1 + c2u2 + L + cnun ) . Dari definisi operator linear, maka

L(c1u1 + c2u2 + L + cnun ) = c1 L(u1 ) + c2 L(u2 ) + L + cn L(un ) .

Karena u1 , u2 , ..., u n adalah penyelesaian homogen, maka

L(c1u1 + c2u 2 + L + cn u n ) = c1 0 + c2 0 + L + cn 0 = 0 .

Jadi terbukti bahwa c1u1 + c2u2 + L + cnun memenuhi persamaan linear homogen

L(u ) = 0 , jika u1 , u2 , ..., u n memenuhi persamaan linear homogen yang sama.

Persamaan diferensial parsial dapat juga timbul pada masalah-masalah fisis,

seperti dalam masalah aliran panas, penyebaran zat, dan getaran senar.

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Syarat Awal dan Syarat Batas

Persamaan diferensial parsial yang timbul dalam masalah fisis mempunyai

banyak penyelesaian, maka akan dipilih satu penyelesaian dengan menetapkan syarat-

syarat bantu. Syarat-syarat bantu akan dirumuskan untuk menentukan penyelesaian

tunggal. Syarat-syarat ini terjadi secara fisis dalam dua peubah, yaitu syarat awal dan

syarat batas.

Syarat awal menentukan keadaan fisis pada waktu t 0 . Bentuk persamaan

syarat awal adalah u(x, t 0 ) = (x), dimana x = (x, y) dan (x) = (x, y) adalah

fungsi yang diberikan. Sebagai contoh untuk masalah aliran panas (x) adalah suhu

awal, dan untuk masalah penyebaran zat (x) adalah konsentrasi awal. Untuk

masalah getaran senar terdapat sepasang syarat awal, yaitu u(x, t 0 ) = (x) dan

u
(x, t 0 ) = (x), dimana (x) adalah posisi awal dan (x) adalah kecepatan awal.
t

Persamaan diferensial parsial yang timbul dalam masalah-masalah fisis akan

mempunyai domain D. Sebagai contoh untuk masalah aliran panas, D adalah daerah

bidang dengan batas D adalah kurva tertutup, Untuk masalah peyebaran zat, D adalah

lubang wadah zat cair dengan batas D adalah permukaan wadah, jadi batasnya adalah

permukaan S yang disebut bdy D. Sedangkan untuk masalah getaran senar, D adalah

interval 0 < x < l dengan batas D adalah dua titik ujung yaitu x = 0 dan x = l.

Syarat batas menentukan keadaan fisis di x 0 pada domain D. Terdapat tiga

macam syarat batas yang cukup penting, yaitu:

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Syarat batas Dirichlet, yaitu jika u diketahui. Syarat batas Dirichlet dapat

ditulis sebagai

u(x, t) = g(x, t),

dimana g(x, t) adalah fungsi yang diberikan yang biasanya disebut data batas.

u
2. Syarat batas Neumann, yaitu jika turunan normal diketahui. Syarat batas
n

Neumann dapat ditulis sebagai

u
(x, t) = g(x, t),
n

dimana g(x, t) adalah fungsi yang diberikan. Misalkan n = (n1 , n2 )

menotasikan vektor normal satuan dalam bdy D di setiap titik pada batas C.

u ( x, y )
Sedangkan = n u ( x, y ) menotasikan turunan berarah dari u ( x, y )
n

dalam arah normal pada batas C.

n n n
batas C

n D n

n n n
Gambar 2.1.1 Vektor normal di setiap titik pada batas C

u
3. Syarat batas Robin, yaitu jika + au diketahui, dimana a adalah fungsi
n

dalam x, y, t yang diberikan. Syarat batas Robin ditulis menjadi persamaan

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

u
(x, t) + au(x, t) = g(x, t),
n

dimana g(x, t) adalah fungsi yang diberikan dan a adalah fungsi dalam x, y, t

yang diberikan.

Masing-masing berlaku pada semua t dan x = (x, y) yang berada dalam bdy D.

Persamaan Diferensial Parsial Orde-Dua

Disini penulis hanya akan membahas persamaan diferensial parsial linear

orde-2 dengan dua variabel bebas.

Definisi 2.1.4

Bentuk umum persamaan diferensial parsial linear orde-2 dengan dua variabel bebas

adalah:

A u xx + 2 B u xy + C u yy + D u x + E u y + F u = S , (2.1.5)

dengan x dan y adalah variabel bebas, u adalah variabel terikat, dan A, B, C, D, E, F,

S adalah fungsi dalam x dan y. Turunan u x , u y , u xy , dan u yx kontinu pada domain,

sehingga u xy = u yx .

Berdasarkan nilai koefisien A, B, dan C dari persamaan (2.1.5), maka

persamaan diferensial parsial linear orde-2 dengan dua variabel bebas dapat

diklasifikasikan menjadi tiga bentuk berikut:

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Jika B 2 4 AC < 0 dalam domain D, maka disebut PDP eliptik,

2. Jika B 2 4 AC = 0 dalam domain D, maka disebut PDP parabolik,

3. Jika B 2 4 AC > 0 dalam domain D, maka disebut PDP hiperbolik.

Contoh 2.2.2

Untuk memperjelas dalam membedakan PDP eliptik, parabolik, dan hiperbolik,

diberikan contoh PDP yang timbul dalam masalah-masalah fisis berikut ini:

1. Persamaan Laplace u xx + u yy = 0 dan persamaan Poisson

u xx + u yy = f ( x, y ) yang timbul dalam masalah aliran panas, dengan variabel

bebas x, y dan variabel terikat u(x, y). Nilai koefisien A = C = 1 dan B = 0,

maka B 2 4 AC = 0 2 (4 1 1) = 4 < 0 . Jadi kedua persamaan ini

merupakan PDP eliptik;

2. Persamaan Difusi u t ku xx = 0 yang timbul dalam masalah penyebaran zat,

dengan variabel bebas x, t, variabel terikat u(x, t), dan k adalah koefisien difusi

termal. Nilai koefisien A = k dan B = C = 0, maka B 2 4 AC =

0 2 (4 ( k ) 0 ) = 0 . Jadi persamaan ini merupakan PDP parabolik;

3. Persamaan Gelombang u tt c 2 u xx = 0 yang timbul dalam masalah getaran

senar, dengan variabel bebas x, t, variabel terikat u(x, t), dan c adalah

kecepatan gelombang. Nilai koefisien A = c 2 , B = 0, dan C = 1, maka

11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

( )
B 2 4 AC = 0 2 4 (c 2 ) 1 = c 2 > 0. Jadi persamaan ini merupakan PDP

hiperbolik.

Dalam skripsi ini, penulis hanya akan membahas persamaan Laplace dan

persamaan Poisson.

B. Persamaan Laplace dan Persamaan Poisson

Persamaan Laplace dan persamaan Poisson dapat timbul pada masalah-

masalah fisis, seperti pada aliran panas dalam zat padat, difusi massa, aliran gas ideal,

dan elektrostatika. Dalam skripsi ini penulis hanya akan membahas persamaan

Laplace dan persamaan Poisson yang timbul pada masalah aliran panas dua-dimensi

dalam zat padat, yaitu dalam pelat persegi panjang dan pelat cakram.

Persamaan Laplace dan Persamaan Poisson dalam Pelat Persegi panjang

Misalkan suatu pelat baja persegi panjang dengan panjang p, lebar l, dan tebal

, dipanaskan dan suhunya dijaga konstan pada bagian-bagian tepinya. Pada kedua

sisi permukaan pelat disekat sempurna, sehingga tidak ada aliran panas ke arah

ketebalan .

Jadi diasumsikan bahwa didapatkan suatu bidang pelat (x, y) dengan aliran panas ke

arah x dan y saja, yang ditunjukkan pada Gambar 2.2.1.

12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Q( y + y) Q( y)

D C
p Q(x) Q( x + x)
y
Q( x + x)
x Q(x) penyekat penyekat
A B
Q( y) Q( y + y)

l x

gambaran dari depan gambaran dari samping

Gambar 2.2.1 Aliran panas dua-dimensi tetap dalam pelat persegi panjang

Dari Gambar 2.2.1, tampak bahwa elemen segi empat ABCD berukuran x y dan

laju aliran panas dalam arah x dan y secara berturut-turut adalah Q( x) dan Q( y )

melintasi tepi-tepi elemen dalam arah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.2.1.

Pada saat terjadi kesetimbangan, aliran panas yang masuk ke elemen pelat dalam

selang waktu t harus sama dengan aliran panas yang keluar dari elemen pelat yaitu

[aliran panas yang masuk dalam arah horizontal] +

[aliran panas yang masuk dalam arah vertikal] =

[aliran panas yang keluar dalam arah horizontal] +

[aliran panas yang keluar dalam arah vertikal],

yang dapat ditulis menjadi

[Q( x) y t ] + [Q( y ) x t ] = [Q( x + x) y t ] + [Q( y + y ) x t ] . (2.2.1)

13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1
Dengan mengalikan persamaan (2.2.1) dengan dan menyusunnya
xy t

kembali, maka diperoleh

Q( x) Q( x + x) Q( y ) Q( y + y )
+ = 0 . (2.2.2)
x y

Dengan mengambil limitnya dan memandang turunan pertama fungsi dengan satu

variabel, maka persamaan (2.2.2) dapat ditulis menjadi

Q ( x ) Q ( y )
= 0. (2.2.3)
x y

Berdasarkan hukum konduksi panas Fourier bahwa laju aliran panas Q(x)

per-unit elemen dalam arah x (kal (cm s ))


2
adalah sebanding terhadap gradien

u ( x, y, t )
temperatur , maka diperoleh
x

u
Q( x) = kC , (2.2.4)
x

dimana k adalah koefisien difusi panas (cm 2 s ) , adalah kerapatan massa (gr cm 3 ) ,

dan C adalah kapasitas panas dari massa (kal (gr 0C )) .

Analog dalam arah y akan diperoleh

u
Q ( y ) = kC . (2.2.5)
y

Dengan mensubstitusikan persamaan (2.2.4) dan (2.2.5) ke dalam persamaan (2.2.3),

maka dihasilkan

14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2u 2u
+ 2 = 0, (2.2.6)
x 2 y

dimana u = u ( x, y ) , karena dalam keadaan setimbang u tidak dipengaruhi oleh

waktu. Persamaan (2.2.6) disebut persamaan Laplace dalam bentuk dua dimensi.

Jika ada sumber panas yang timbul dalam pelat (seperti: pertukaran panas),

yang didiskripsikan oleh fungsi

laju hilangnya panas per unit volume


f ( x, y ) = ,
kC

dimana k adalah koefisien difusi panas, adalah kerapatan massa, dan C adalah

kapasitas panas dari massa. Analog dengan cara diperolehnya persamaan Laplace,

maka akan diperoleh persamaan Poisson dalam bentuk dua dimensi berikut:

2 u ( x, y ) 2 u ( x , y )
+ = f ( x, y ) . (2.2.7)
x 2 y 2

Persamaan Laplace (2.2.6) dan Poisson (2.2.7) dapat ditulis dalam bentuk:

2 u = 0 dan 2 u = f ( x, y ) ,

dimana 2 u = u xx + u yy .

Persamaan Laplace dan persamaan Poisson berhubungan dengan masalah

kesetimbangan yaitu dalam keadaan fisis tidak dipengaruhi oleh waktu t. Dalam

kasus ini, penyelesaian di titik dalam u ( x, y ) dalam domain pada bidang-xy

bergantung pada penyelesaian di semua titik yang lain dalam domain itu, yang

disebut domain ketergantungan. Sebaliknya, perubahan penyelesaian di titik dalam

u ( x, y ) akan mempengaruhi titik yang lain dalam domain itu, yang disebut range

15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pengaruh. Domain ketergantungan dan range pengaruh di titik P dalam domain

persegi panjang D diilustrasikan dalam Gambar 2.2.2.


y
batas
tertutup domain ketergantungan dan
range pengaruh
D
P

x Laplace dan persamaan Poisson


Gambar 2.2.2 Domain penyelesaian persamaan
dalam pelat persegi panjang

Penyelesaian persamaan Laplace dan persamaan Poisson adalah fungsi u ( x, y ) ,

fungsi ini harus memenuhi syarat batas yang ditentukan. Dua tipe syarat batas yang

sering digunakan adalah:

1. Syarat batas Dirichlet

Syarat batas Dirichlet untuk persamaan Laplace dan persamaan Poisson

secara berturut-turut adalah

2 u = 0 dalam domain D dan u ( x, y ) = g ( x, y ) pada batas C, dan

2 u = f ( x, y ) dalam domain D dan u ( x, y ) = g ( x, y ) pada batas C,

dimana g ( x, y ) adalah suhu yang ditentukan. Pada tipe syarat batas ini, suhu

di setiap titik pada batas diketahui.

2. Syarat batas Neumann

Syarat batas Neumann untuk persamaan Laplace dan persamaan Poisson

secara berturut-turut adalah

16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

u ( x, y )
2 u = 0 dalam domain D dan = g ( x, y ) pada batas C, dan
n

u ( x, y )
2 u = f ( x, y ) dalam domain D dan = g ( x, y ) pada batas C.
n

Pada tipe syarat batas ini, ada suhu di titik pada batas yang tidak diketahui.

Persamaan Laplace dan Persamaan Poisson dalam Pelat Cakram

Misalkan suatu pelat baja cakram dengan jari-jari lingkarannya r dan tebal ,

dipanaskan dan suhunya dijaga konstan pada tepi batasnya. Pada kedua sisi

permukaan pelat disekat sempurna, sehingga tidak ada aliran panas ke arah ketebalan

. Jadi diasumsikan bahwa didapatkan suatu domain bidang lingkaran pelat (r , )

dengan aliran panas ke arah r dan saja, yang ditunjukkan pada Gambar 2.2.3.


Q( )
C
Q( + )
Q(r + r )
Q( r )
D

Q(r )
r
0o
Q(r + r ) A
B penyekat penyekat
Q ( ) Q( + )

(r , )

gambaran dari depan gambaran dari samping

Gambar 2.2.3 Aliran panas dua-dimensi tetap dalam pelat cakram

17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Karena domain dari persamaan Laplace berbentuk lingkaran, maka persamaan

Laplace ditransformasikan dengan fungsi kontinu ke dalam sistem koordinat kutub

(Gambar 2.2.4) dengan menggunakan transformasi

x = r cos dan y = r sin , (2.2.8)

sehingga diperoleh U (r , ) = u (r cos , r sin ) .

U (r , )
r

Gambar 2.2.4 Koordinat kutub

Dengan menurunkan persamaan (2.3.8), akan didapatkan

dx = cos dr r sin d dan dy = sin dr + r cos d ,

yang akan memberikan

sin cos
dr = cos dx + sin dy dan d = dx + dy .
r r

Menggunakan aturan rantai untuk pendiferensialan akan diperoleh

r r
dr = dx + dy , d = dx + dy ,
x y x y

dimana

18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

r r sin cos
= cos , = sin , = , = ,
x y x r y r

dan

u u r u sin
= + = cos u,
x r x x r r

u u r u cos
= + = sin + u.
y r y y r r

Kemudian,

2u 2 U
2
sin cos 2U sin2 2U sin2 U sin cos U
= cos 2 + 2 + +2 , (2.2.9)
x 2
r 2
r r r 2
r r r2

2u 2 U
2
sin cos 2U cos2 2U cos2 U sin cos U
= sin + 2 + 2 + 2 . (2.2.10)
y 2
r 2
r r r 2
r r r2

Dengan mensubstitusikan persaman (2.3.9) dan (2.3.10) ke dalam persamaan Laplace

(2.2.6), akan didapatkan persamaan Laplace dalam bentuk kutub dua dimensi berikut:

1 U 2U 1 2U
+ + = 0,
r r r 2 r 2 2

dimana U (r , ) = u (r cos , r sin ) .

Jika ada sumber panas yang timbul dalam pelat cakram (seperti: pertukaran

panas), yang didiskripsikan oleh fungsi f (r , ) , maka akan timbul persamaan

Poisson dalam bentuk kutub dua dimensi berikut:

1 U 2U 1 2U
+ + 2 = f (r , ).
r r r 2 r 2

19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Domain ketergantungan dan range pengaruh di titik Q dalam domain

lingkaran D diilustrasikan dalam Gambar 2.2.5 di bawah ini.


y
batas
tertutup domain ketergantungan dan
D range pengaruh

0o
Q

Gambar 2.2.5 Domain penyelesaian persamaan Laplace dan persamaan Poisson


dalam pelat cakram

Penyelesaian persamaan Laplace dan persamaan Poisson dalam pelat cakram adalah

fungsi U (r , ) , fungsi ini harus memenuhi syarat batas yang ditentukan. Syarat

batas yang digunakan serupa dengan yang digunakan dalam pelat persegi panjang.

C. Penyelesaian Persamaan Laplace Secara Eksak

Persamaan Laplace dalam pelat persegi panjang dan pelat cakram dapat

diselesaikan secara eksak dengan menggunakan metode Pemisahan Variabel.

Metode Pemisahan Variabel

Metode Pemisahan Variabel dapat digunakan, jika persamaan diferensial

parsial adalah linear dan homogen. Secara umum, langkah-langkah untuk

menyelesaikan persamaan Laplace yang memenuhi syarat batas yang ditentukan

adalah sebagai berikut:

20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Memisahkan dua variabel bebas dalam persamaan Laplace, sehingga akan

diperoleh dua persamaan diferensial biasa.

2. Menentukan penyelesaian untuk kedua persamaan yang telah diperoleh yang

memenuhi syarat batas yang ditentukan.

3. Penyelesaian-penyelesaian itu dikombinasikan secara linear dengan Prinsip

Superposisi sehingga hasilnya merupakan penyelesaian yang memenuhi

syarat batas yang ditentukan.

Penyelesaian Eksak Persamaan Laplace dalam Pelat Persegi Panjang

Persamaan Laplace dalam bentuk siku adalah linear dan homogen, sehingga

dapat diselesaikan dengan metode Pemisahan Variabel.

Contoh 2.3.1

Carilah penyelesaian persamaan Laplace

u xx + u yy = 0 dalam 0 < x < a dan 0 < y < b, (2.3.1)

dengan syarat batas Dirichlet berikut

u ( x, 0) = 0, u ( x, b) = g ( x) pada 0 < x < a, dan (2.3.2)

u (0, y ) = u (a, y ) = 0 pada 0 < y < b, (2.3.3)

yang dapat diilustrasikan pada Gambar 2.3.1 di bawah ini.

21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

y
u = g (x)
b

u = 0 u xx + u yy = 0 u=0

0 u=0 a x
Gambar 2.3.1 Persamaan Laplace dalam pelat persegi panjang
dengan syarat batas Dirichlet

Penyelesaian:

Misalkan penyelesaiannya berbentuk

u ( x, y ) = X ( x)Y ( y ) , (2.3.4)

dimana u(x, y) adalah penyelesaian tak trivial.

Turunan parsial tingkat dua persamaan (2.3.4) terhadap x dan y secara berturut-turut

adalah u xx ( x, y ) = X " ( x)Y ( y ) dan u yy ( x, y ) = X ( x)Y " ( y ) .

Bila disubstitusikan ke persamaan (2.3.1) dan menyusunnya kembali dapat ditulis

menjadi

Y " ( y) X " ( x)
= .
Y ( y) X ( x)

Misalkan nilai perbandingannya adalah , maka

Y "( y) X " ( x)
= = .
Y ( y) X ( x)

Selanjutnya akan diperoleh dua persamaan diferensial biasa

X " ( x) + X ( x) = 0, (2.3.5)

Y " ( y ) Y ( y ) = 0 , (2.3.6)

22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Akan dicari penyelesaian persamaan (2.3.5) terlebih dahulu.

Persamaan bantu untuk persamaan (2.3.5) adalah m 2 + = 0 , yang dapat ditulis

menjadi m 2 = atau m = . Akan diperoleh akar-akar kompleks, yaitu

m = i , sehingga penyelesaian umumnya adalah

x x
X ( x) = c1e i + c2 e i . (2.3.7)

Dengan memandang bahwa ei = cos + i sin , maka persamaan (2.3.7) menjadi

( )
X ( x) = d1 cos x + d 2 sin x , ( )
dimana d1 = c1 + c 2 dan d 2 = i (c1 c2 ) .

Dengan syarat batas persamaan (2.3.3), maka persamaan (2.3.4) menjadi

u (0, y ) = X (0)Y ( y ) = 0 dan u (a, y ) = X (a)Y ( y ) = 0 .

Berarti dapat diperoleh X(0) = 0 dan X(a) = 0.

( )
Karena X(0) = 0, maka didapatkan d1 cos 0 + d 2 sin 0 = 0 atau d1 = 0 . ( )
Karena X(a) = 0 dan telah didapatkan d1 = 0 , maka akan didapatkan

( ) n
2

d 2 sin a = 0 atau n = , dengan n = 1, 2, 3,K .


a

Nilai n disebut nilai eigen yaitu nilai yang membuat penyelesaian tak trivial.

Dengan mengambil d 2 = 1 , akan diperoleh penyelesaian tak trivial yang disebut

fungsi eigen untuk persamaan (2.3.5) berikut

n x
X n ( x) = sin , dengan n = 1, 2, 3,K . (2.3.8)
a

23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Selanjutnya akan dicari penyelesaiaan persamaan (2.3.6).

Dengan nilai yang telah diperoleh, maka persamaan (2.3.6) menjadi

n
2

Yn " ( y ) Yn ( y ) = 0. (2.3.9)
a

Analog dengan cara penyelesaian persamaan (2.3.5), akan diperoleh penyelesaian

umum persamaan (2.3.6) berikut

n y n y

Yn ( y ) = C n e a
+ Dn e a
, (2.3.10)

dimana C n dan Dn adalah konstanta sebarang.

Dengan syarat batas u(x, 0) = 0, maka dari persamaan (2.3.4) diperoleh Yn (0) = 0.

Kemudian dari persamaan (2.3.10) didapatkan Y (0) = C n + Dn = 0 atau Dn = C n .

Sehingga diperoleh penyelesaian persamaan (2.3.6) berikut

n y
n y

Yn ( y ) = C n e a e a ,

e x e x
dengan memandang sinh ( x) = , maka dapat ditulis menjadi bentuk
2

n y
Yn ( y ) = 2Cn sinh . (2.3.11)
a

Dengan mensubstitusikan persamaan (2.3.8) dan (2.3.11) ke dalam persamaan (2.3.4),

maka diperoleh penyelesaian persamaan (2.3.1) berikut

n x n y
u n ( x, y ) = An sin sinh , dimana An = 2Cn .
a a

Persamaan (2.3.1) adalah linear dan homogen, maka menurut prinsip superposisi

24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


n x n y
u ( x, y ) = u n ( x, y ) =
n =1
A
n =1
n sin
a
sinh
a
, (2.3.12)

juga merupakan penyelesaian bagi persamaan (2.3.1).

Penyelesaian (2.3.12) juga memenuhi syarat batas u ( x, b) = g ( x), maka persamaan

(2.3.12) menjadi


n x n b
u ( x, b ) = b
n =1
n sin
a
= g ( x), dimana bn = An sinh
a
. (2.2.13)

Persamaan (2.2.13) adalah deret sinus Fourier.

Sehingga menurut deret sinus Fourier,

n x
a
2
bn =
a0 g ( x) sin
a
dx.

Sehingga akan diperoleh

n x
a
bn 2
An =
n b
=
n b 0
g ( x) sin
a
dx. (2.3.14)
sinh a sinh
a a

Sehingga diperoleh penyelesaian dari persamaan (2.3.1) dengan syarat-syarat batas

(2.3.2) dan (2.3.3) berikut


n x n y
u ( x, y ) = A
n =1
n sin
a
sinh
a
,

dengan

n x
a
2
An =
n b 0
g ( x) sin
a
dx .
a sinh
a

25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Contoh 2.3.2

Carilah penyelesaian persamaan Laplace

u xx + u yy = 0 dalam 0 < x < a dan 0 < y < b, (2.3.15)

dengan syarat batas Neumann berikut

u y ( x, 0) = u y ( x, b) = 0 pada 0 x a , dan (2.3.16)

u x (0, y ) = 0, u x (a, y ) = g ( y ) pada 0 y b , (2.3.17)

yang dapat diilustrasikan pada gambar 2.3.2 di bawah ini.


y
uy = 0
b
ux = 0 u xx + u yy = 0 u x = g (y)
0 uy = 0 a x
Gambar 2.3.2 Persamaan Laplace dalam pelat persegi panjang
dengan syarat batas Neumann

Penyelesaian:

Misalkan penyelesaiannya berbentuk

u ( x, y ) = X ( x)Y ( y ) . (2.3.18)

Secara analog dengan persamaan Laplace (2.3.1), maka akan diperoleh dua

persamaan diferensial biasa

X " ( x) + X ( x) = 0, dan (2.3.19)

Y " ( y ) Y ( y ) = 0 . (2.3.20)

26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dari syarat batas (2.3.16), akan diperoleh u y ( x, 0) = X ( x)Y ' (0) = 0 atau Y ' (0) = 0 ,

dan u y ( x, b) = X ( x)Y ' (b) = 0 atau Y ' (b) = 0 .

Dari syarat batas (2.3.17), akan diperoleh u x (0, y ) = X ' (0)Y ( y ) = 0 atau X ' (0) = 0 .

Akan dicari penyelesaian persamaan (2.3.20) terlebih dahulu.

Persamaan (2.3.20) serupa dengan persamaan (2.3.5) yaitu dengan X ( x) = Y ( y ) dan

= , sehingga diperoleh penyelesaian persamaan (2.3.20) berikut

( )
Y ( y ) = d1 cos y + d 2 sin y ,( ) (2.3.21)

dimana d1 = c1 + c 2 dan d 2 = i (c1 c2 ) .

Turunan pertama persamaan (2.3.21) terhadap y adalah

( ) (
Y ' ( y ) = d1 sin y + d 2 cos y . )
Karena Y ' (0) = 0 , maka diperoleh Y ' (0) = d1 sin (0) + d2 cos(0) = 0 atau d2 = 0.

( ) (
Karena Y ' (b) = 0 dan d 2 = 0 , maka d 2 sin b = 0 atau sin b = 0 , )
sehingga akan diperoleh

n n
2

= atau n = , dengan n = 0, 1, 2, 3,K .


b b

Dengan mengambil d1 = 1 , akan diperoleh penyelesaian tak trivial untuk persamaan

(2.3.20) berikut

n y
Yn ( y ) = cos , dengan n = 0, 1, 2, 3,K . (2.3.22)
b

Selanjutnya akan dicari penyelesaian persamaan (2.3.19).

27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dengan nilai yang telah diperoleh, maka persamaan (2.3.19) menjadi

n
2

X n " ( x) X n ( x) = 0. (2.3.23)
b

Persamaan (2.3.23) serupa dengan persamaan (2.3.9) yaitu dengan Y ( y ) = X ( x) dan

a = b , sehingga diperoleh penyelesaian persamaan (2.3.23) berikut

n x n x

X n ( x ) = Cn e b
+ Dn e b
, (2.3.24)

dimana C n dan Dn adalah konstanta sebarang.

Turunan pertama persamaan (2.3.24) terhadap x adalah

n x n x
n n
X n ( x) =
'
Cn e b
Dn e b
.
b b

n n
Karena X ' (0) = 0 , maka didapatkan Xn (0) = Cne0 Dne0 = 0 atau Cn = Dn .
'

b b

Sehingga diperoleh penyelesaian persamaan (2.3.19) berikut

n b x
n x

X n ( x) = Cn e + e b ,

e x + e x
dengan memandang cosh ( x) = , maka dapat ditulis menjadi bentuk
2

n x
X n ( x) = 2Cn cosh . (2.3.25)
b

Dengan mensubstitusikan persamaan (2.3.22) dan (2.3.25) ke dalam persamaan

(2.3.18), maka diperoleh penyelesaian persamaan (2.3.15) berikut

28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

n x n y
un ( x, y ) = An cosh cos , dimana An = 2Cn .
b b

Menurut prinsip superposisi, maka


n x n y
u ( x, y ) = u ( x, y ) = A
n=0
n 0 + A cosh
n =1
n cos
b b
, (2.3.26)

juga merupakan penyelesaian bagi persamaan (2.3.15).

Turunan pertama persamaan (2.3.26) terhadap x adalah

n

n x n y
u x ( x, y ) =
n =1 b
An sinh cos
b b
.

Karena u x (a, y ) = g ( y ) , maka diperoleh


n n a n y
u x ( a, y ) =
n =1 b
An sinh cos
b b
= g ( y) ,

yang dapat ditulis menjadi


n y n n a
a
n =1
n cos
b
= g ( y ), dimana an =
b
An sinh
b
. (2.2.27)

Persamaan (2.2.27) disebut deret kosinus Fourier.

Sehingga menurut deret kosinus Fourier,

n y
b
2
an = g ( y ) cos dy .
b0 b

Sehingga akan diperoleh

n y
b
b an 2
An =
n a
=
n a 0
g ( y ) cos
b
dy. (2.2.28)
n sinh n sinh
b b

29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Sehingga dengan mensubstitusikan persamaan (2.2.28) ke dalam persamaan (2.3.26),

maka akan diperoleh penyelesaian persamaan (2.3.15) dengan syarat-syarat batas

(2.3.16) dan (2.3.17) berikut


n x n y
u ( x, y ) = A0 + A
n =1
n cosh cos
b b
, (2.2.29)

dimana

n y
b
2
A0 adalah kostanta sisa, dan An =
n a 0
g ( y ) cos
b
dy .
n sinh
b

A0 tidak dapat ditentukan, karena A0 telah menghilang dalam pendiferensialan

turunan normal pada syarat batas.

Penyelesaian Eksak Persamaan Laplace dalam Pelat Cakram

Persamaan Laplace dalam bentuk kutub adalah

1 U 2U 1 2U
+ + = 0, (2.3.30)
r r r 2 r 2 2

yang dapat ditulis menjadi

1 1
U r + U rr + 2 U = 0. (2.3.31)
r r

Persamaan Laplace (2.3.31) dapat ditulis menjadi bentuk

1
(r U r ) r + U = 0 . (2.3.32)
r

30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Persamaan Laplace dalam bentuk kutub adalah linear dan homogen, sehingga dapat

diselesaikan dengan metode Pemisahan Variabel.

Contoh 3.2.3

Carilah penyelesaian persamaan Laplace

1
(r U r ) r + U = 0 dalam 0 < r < A dan 0 < 2 , (2.3.33)
r

dengan syarat batas

U ( A, ) = g ( ) pada 0 < 2 , (2.3.34)

Masalah diatas dapat diilustrasikan dalam Gambar 2.3.3 di bawah ini.

r

U = g ( ) 0o
1 x
( r U r ) r + U = 0
r

Gambar 2.3.3 Persamaan Laplace dalam pelat cakram


dengan syarat batas Dirichlet

Penyelesaian:

Misalkan penyelesaiannya berbentuk

U (r , ) = R(r )( ) , (2.3.35)

dimana U (r , ) adalah penyelesaian tak trivial.

31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Persamaan (2.3.35) dicari turunan-turunan parsialnya terhadap r dan , kemudian

disubstitusikan ke persamaan (2.3.33) dan menyusunnya kembali, maka diperoleh

" ( ) r (r R (r ) ' )
'

= .
( ) R(r )

Misalkan nilai perbandingannya adalah , maka

" ( ) r (r R(r ) ' )


'

= = .
( ) R(r )

Selanjutnya akan diperoleh dua persamaan diferensial biasa

" ( ) + ( ) = 0 , dan (2.3.36)

r 2 R " (r ) + r R ' (r ) R(r ) = 0 (2.3.37)

Akan dicari penyelesaian persamaan (2.3.36) terlebih dahulu.

Persamaan (2.3.36) serupa dengan persamaan (2.3.5) yaitu X ( x) = ( ) dan = ,

sehingga penyelesaian umumnya adalah

( ) = c1e i
+ c2 e i
. (2.3.38)

Dengan memandang bahwa e i = cos + i sin , maka persamaan (2.3.38) menjadi

( )
( ) = d1 cos + d 2 sin , ( ) (2.3.39)

dimana d1 = c1 + c 2 dan d 2 = i (c1 c2 ) .

Turunan pertama dari persamaan (2.3.39) adalah

( )
' ( ) = d1 sin + d 2 cos . ( ) (2.3.40)

Dalam periodik- 2 nilai dari

32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

( ) = ( ) dan ' ( ) = ' ( ) (2.3.41)

Dengan mensubstitusikan persamaan (2.3.39) dan (2.3.40) ke dalam persamaan

(2.3.41), maka akan diperoleh

( ) ( ) (
d1 cos + d 2 sin = d1 cos + d 2 sin , dan ) ( )
( ) ( )
d1 sin + d 2 cos = d1 sin + d 2 cos .( ) ( )
Dengan memandang bahwa kosinus adalah fungsi genap yaitu cos( x) = cos( x) dan

sinus adalah fungsi gasal yaitu sin( x) = sin( x) , maka menghasilkan

( )
2 sin = 0 atau = n 2 , dengan n = 0, 1, 2, 3, K .

Sehingga diperoleh penyelesaian persamaan (2.3.36) berikut

( ) = a n cos (n ) + bn sin (n ) , (2.3.42)

dimana a n dan bn adalah konstanta sebarang.

Selanjutnya akan dicari penyelesaian persamaan (2.3.37).

Dengan nilai yang telah diperoleh, maka persamaan (2.3.37) menjadi

r 2 Rn ( r ) + r R n ( r ) n 2 Rn ( r ) = 0
" '
(2.3.43)

Persamaan (2.3.43) merupakan persamaan diferensial Euler orde-dua berbentuk

a 2 x 2 y " + a 1 xy ' + a 0 y = 0 ,

dimana a 2 , a1 , a 0 adalah konstanta dan a 2 0 . Jika x > 0, maka cara

penyelesaiannya dipetakan dengan x = e t . Sedangkan Jika x < 0, maka akan

dipetakan dengan x = e t .

33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Persamaan diferensial Euler orde-dua akan diubah menjadi persamaan diferensial

.. .
a 2 y + (a 1 a 2 ) y + a 0 y = 0 ,

dimana titik diatas variabel menyatakan turunan menurut t.

Sehingga penyelesaiannya adalah sebagai berikut:

Karena r > 0 , maka menggunakan pemetaan r = e t dan persamaan (2.3.43) menjadi

..
Rn n 2 Rn = 0 . (2.3.44)

Persamaan (2.3.44) adalah persamaan diferensial biasa linear homogen, maka

persamaan bantunya adalah m 2 n 2 = 0 . Yang mempunyai akar-akar real berbeda

yaitu m1 = n dan m2 = n , sehingga penyelesaian umumnya adalah

Rn (t ) = c n e n t + d n e n t .

Tetapi r = e t , maka akan menjadi

1
Rn (r ) = cn r n + d n ,
rn

dimana c n dan d n adalah konstanta sebarang.

Karena di titik pusat lingkaran r = 0, maka ditentukan d n = 0 agar Rn (r ) kontinu.

Dengan d n = 0 dan mengambil cn = 1 , maka diperoleh penyelesaian persamaan

(2.3.43) berikut

Rn (r ) = r n . (2.3.45)

Dengan mensubstitusikan persamaan (2.3.42) dan (2.3.45) ke dalam persamaan

(2.3.35) diperoleh penyelesaian persamaan (2.3.33) dengan syarat batas (2.3.34):

34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

a 0 jika n = 0,
U n (r , ) = n
r ( An cos( n ) + Bn sin( n ) ) jika n = 1, 2, 3, K.

Karena persamaan (2.3.33) adalah linear dan homogen, maka menurut prinsip

superposisi


U (r , ) = U n (r, ) = a0 +
n=0
r (a
n =1
n
n cos(n ) + bn sin(n ) ) , (2.3.46)

juga merupakan penyelesaian bagi persamaan (2.3.33).

Penyelesaian (2.3.46) memenuhi syarat batas U ( A, ) = g ( ), maka persamaan

(2.3.46) menjadi

(A a )

g ( ) = a0 + n
n cos(n ) + Anbn sin(n ) . (2.3.47)
n =1

Akan dicari nilai a0 terlebih dahulu.

Dengan mengintegralkan ruas kiri dan kanan persamaan (2.3.47) dengan batas bawah

0 dan batas atas 2 , maka akan diperoleh

2 2 n 2 2

g ( ) d = a0 d +

n = 1
A a n cos( n ) d + A n
bn sin( n ) d ,

0 0 0 0

yang menghasilkan

2

g ( ) d = a0 [2 ] + A a n [sin(2n )] + A b n [1 cos(2n )] ,
1 n 1 n
n n
0 n =1

karena sin(2n ) = 0 dan [1 cos(2n )] = 0 untuk n = 1, 2, 3, ..., maka diperoleh

2
1
a0 =
2 g ( ) d .
0
(2.3.48)

35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Selanjutnya akan dicari nilai an .

Dengan mengalikan persamaan (2.2.47) dengan cos(n ) , maka analog dengan cara

mencari nilai a0 akan diperoleh

2
1
an =
An g ( ) cos(n ) d ,
0
n = 1, 2, 3, ... . (2.3.49)

Selanjutnya dicari nilai dari bn .

Dengan mengalikan persamaan (2.2.47) dengan sin (n ) , maka analog dengan cara

mencari nilai a0 akan diperoleh

2
1
bn =
An g ( ) sin(n ) d ,
0
n = 1, 2, 3, ... . (2.3.50)

Konstanta-konstanta yang didefinisikan oleh persamaan (2.3.47) sampai dengan

(2.3.50) disebut koefisien-koefisien Fourier.

Sehingga diperoleh penyelesaian dari persamaan (2.3.33) dengan syarat batas (2.3.34)

berikut


U (r , ) = a0 + r (a
n =1
n
n cos(n ) + bn sin(n ) ) ,

dengan

2 2
1 1
a0 =
2 0 g ( ) d , an = An g ( ) cos(n ) d , dan
0

2
1
bn = n
A g ( ) sin(n ) d .
0

36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Contoh 2.3.4

Misalkan dicari penyelesaian persamaan Laplace

1
(r U r ) r + U = 0 dalam 0 < r < A dan < , (2.3.51)
r

dengan syarat batas

U r ( A, ) = g ( ) pada < , (2.3.52)

Masalah diatas dapat diilustrasikan dalam Gambar 2.3.4 di bawah ini.

U r = g ( )
0o x
1
( r U r ) r + U = 0
r

Gambar 2.3.4 Persamaan Laplace dalam pelat cakram


dengan syarat batas Neumann

Penyelesaian:

Misalkan penyelesaiannya berbentuk

U (r , ) = R(r )( ) . (2.3.53)

Secara analog dengan persamaan Laplace dalam bentuk kutub (2.3.33), maka

diperoleh dua persamaan diferensial biasa

" ( ) + ( ) = 0 , dan (2.3.54)

r 2 R " (r ) + r R ' (r ) R(r ) = 0 . (2.3.55)

37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Akan dicari penyelesaian persamaan (2.3.54) dan (2.3.55).

Persamaan (2.3.54) dan (2.3.55) secara berturut-turut serupa dengan persamaan

(2.3.36) dan (2.3.37), maka penyelesaiannya adalah


U (r , ) = U
n=0
n (r , ) = a0 + r (a
n =1
n
n cos(n ) + bn sin(n ) ) . (2.3.56)

Turunan pertama persamaan (2.3.56) terhadap r adalah


U r (r , ) = n r (a
n =1
n 1
n cos(n ) + bn sin(n ) ) .

Karena U r ( A, ) = g ( ) , maka diperoleh


g ( ) = n A (a
n =1
n 1
n cos(n ) + bn sin(n ) ) . (2.3.57)

Akan dicari nilai an .

Dengan mengalikan persamaan (2.2.57) dengan cos(n ) dan mengintegralkan ruas

kiri dan kanan dengan batas bawah dan batas atas , maka akan diperoleh

n 1

g ( ) cos(n ) d =

n = 1
n A a n cos 2
( n ) d + n A n 1
bn sin( n ) cos( n ) d ,

yang menghasilkan


n 1 1

1 1 2
g ( ) cos(n ) d = n= 1 n A an 2n [n ] + n A bn n 2 sin (n ) .
n 1

Karena sin(n ) = sin(n ) = 0 untuk n = 1, 2, 3, ..., maka diperoleh


1
n An 1
an = g ( ) cos(n ) d , n = 1, 2, 3, ... . (2.3.58)

38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Selanjutnya dicari nilai dari bn .

Dengan mengalikan persamaan (2.2.58) dengan sin (n ) , maka analog dengan cara

mencari nilai an akan diperoleh


1
n An 1
bn = g ( ) sin( n ) d , n = 1, 2, 3, ... . (2.3.59)

Sehingga diperoleh penyelesaian dari persamaan (2.3.51) dengan syarat-syarat batas

(2.3.52) berikut


U (r , ) = a0 + r (a
n =1
n
n cos(n ) + bn sin(n ) ) ,

dimana


1 1
n 1
n An 1
a0 adalah kostanta sisa, an = g( ) cos(n ) d , dan bn = g()sin(n) d .
n A

D. Penyelesaian Persamaan Poisson Secara Eksak

Jika dalam pelat terdapat sumber panas yang diketahui, maka persamaan

Laplace akan menjadi persamaan yang nonhomogen berikut

2u = f ( x , y ) , (2.4.1)

dimana f(x, y) adalah fungsi yang mendiskripsikan sumber panas tersebut. Persamaan

(2.4.1) disebut persamaan Poisson. Persamaan Poisson adalah nonhomogen, maka

tidak dapat diselesaikan dengan metode Pemisahan Variabel.

39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Cara penyelesaiannya adalah dengan membagi persamaan Poisson dengan

syarat batas dalam dua masalah, yaitu:

1. Mengubah persamaan Poisson menjadi persamaan homogen yaitu persamaan

Laplace dengan syarat batas nonhomogen;

2. Persamaan Poisson dengan syarat batas yang homogen.

Sehingga penyelesaian lengkapnya adalah gabungan dari penyelesaian dari dua

masalah tadi.

Contoh 2.4.1

Carilah penyelesaian persamaan Poisson

2u ( x , y ) = f ( x , y ) dalam 0 < x < a dan 0 < y < b ,

dengan syarat batas Dirichlet berikut (2.4.2)

u (0, y ) = u (a, y ) = u ( x, 0) = 0 , dan u ( x, b) = g ( x) ,

yang dapat diilustrasikan dalam Gambar 2.4.1 di bawah ini.


y
u = g (x)
b
u = 0 u + u = f ( x, y) u = 0
xx yy

0 u=0 a x
Gambar 2.4.1 Persamaan Poisson dalam pelat persegi panjang
dengan syarat batas Dirichlet

Penyelesaian:

Cara penyelesaiannya adalah dengan membagi masalah (2.4.2) menjadi dua masalah:

40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Persamaan Laplace 2u ( x, y ) = 0 dalam 0 < x < a dan 0 < y < b ,

dengan syarat batas (2.4.3)

u (0, y ) = u (a, y ) = u ( x, 0) = 0 , dan u ( x, b) = g ( x) ,

yang penyelesaiannya dinotasikan dengan uL ( x, y ) ;

2. Persamaan Poisson 2u ( x, y ) = f ( x, y ) dalam 0 < x < a dan 0 < y < b ,

dengan syarat batas (2.4.4)

u (0, y ) = u (a, y ) = u ( x, 0) = u ( x, b) = 0 ,

yang penyelesaiannya dinotasikan dengan uP ( x, y ) .

Sehingga penyelesaian lengkapnya adalah

u ( x, y ) = uL ( x, y) + uP ( x, y ) . (2.4.5)

Akan dicari penyelesaian masalah (2.4.3) terlebih dahulu.

Cara penyelesaian masalah (2.4.3) analog dengan penyelesaian persamaan Laplace

(2.3.1) dengan syarat batas (2.3.2) dan (2.3.3), sehingga penyelesaiannya adalah


n x n y
u L ( x, y ) = A sin
n =1
n
a
sinh
a
, (2.4.6)

dengan

n x
a
2
An =
n b 0
g ( x) sin
a
dx .
a sinh
a

Selanjutnya akan dicari penyelesaian masalah (2.4.4)

41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Untuk menyelesaikan masalah (2.4.4), diasumsikan bahwa penyelesaiannya serupa

dengan penyelesaian persamaan Helmholtz

2 ( x, y ) + ( x, y ) = 0 dalam 0 < x < a dan 0 < y < b , (2.4.7)

dengan syarat batas

(0, y ) = (a, y ) = ( x, 0) = ( x, b) = 0 .

Misalkan penyelesaian persamaan Helmholzt berbentuk

( x, y ) = X ( x)Y ( y ) . (2.4.8)

Persamaan (2.4.8) dicari turunan parsial tingkat dua terhadap x dan y, kemudian

disubstitusikan ke persamaan (2.4.7) dan menyusunnya kembali, maka diperoleh

X " ( x) Y " ( y)
= .
X ( x) Y ( y)

Misalkan nilai perbandingannya adalah , maka

X " ( x) Y " ( y)
= =
X ( x) Y ( y)

Selanjutnya akan diperoleh dua persamaan diferensial biasa

X " ( x) + X ( x) = 0 , X (0) = X (a) = 0 , dan (2.4.9)

Y " ( y ) + ( ) Y ( y ) = 0 , Y (0) = Y (b) = 0 . (2.4.10)

Akan dicari penyelesaian persamaan (2.4.9) terlebih dahulu.

Persamaan (2.3.9) serupa dengan persamaan (2.3.5) yaitu dengan = , sehingga

m
2

akan diperoleh m = , dengan m = 1, 2, 3,K .


a

42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dan penyelesaian persamaan (2.4.9) dengan mengambil d 2 = Am berikut

m x
X m ( x) = Am sin , dimana m = 1, 2, 3,K . (2.4.11)
a

Selanjutnya akan dicari penyelesaian persamaan (2.4.10).

Persamaan (2.3.10) juga serupa dengan persamaan (2.3.5) yaitu dengan = ( ) ,

sehingga akan diperoleh

n
2

n m = , dengan n = 1, 2, 3,K ,
b

dan penyelesaian persamaan (2.4.10) dengan mengambil d 2 = An berikut

n y
Yn ( x) = An sin , dimana n = 1, 2, 3, K . (2.4.12)
b

Sehingga diperoleh nilai pada persamaan Helmholtz (2.4.8) berikut

m n
2 2

= mn = + , m = n = 1, 2, 3,K . (2.4.13)
a b

Dengan mensubstitusikan penyelesaian (2.4.11) dan (2.4.12) ke dalam persamaan

(2.4.8), maka diperoleh penyelesaian persamaan Helmholtz (2.4.7) berikut

m x n y
mn ( x, y ) = Amn sin sin , dimana Amn = Am An .
a b

Dengan menggunakan prinsip superposisi, maka


m x n y
mn ( x, y ) = A
m = 1n = 1
mn sin sin
a b
(2.4.14)

juga merupakan penyelesaian persamaan Helmholzt (2.4.8).

43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Sehingga penyelesaian masalah (2.4.4) adalah


m x n y
u P ( x, y ) = mn ( x, y ) = A
m = 1n = 1
mn sin sin
a b
. (2.4.15)

Akan dicari nilai Amn .

Dengan mensubstitusikan penyelesaian persamaan Helmholzt (2.4.14) ke dalam

persamaan Poisson (2.4.4) akan diperoleh


m =1n =1
2
mn ( x, y ) = f ( x, y ) ,

Dari persamaan Helmholzt (2.4.8) diperoleh relasi 2mn ( x, y ) = mnmn ( x, y ) ,

maka persamaan di atas dapat ditulis menjadi


m = 1n = 1
( x, y ) = f ( x , y ) ,
mn mn

dengan mensubstitusikan persamaan (2.4.14) akan menjadi


m x n y
A
m = 1n = 1
mn mn sin sin
a b
= f ( x, y ) . (2.4.16)

Misalkan


n y
Em ( y ) = B
n =1
mn sin
b
, dengan Bmn = Amn mn . (2.4.17)

Dengan mensunstitusikan persamaan (2.4.17) ke dalam persamaan (2.4.16) diperoleh


m x
E
m =1
m ( y ) sin
a
= f ( x, y ) . (2.4.18)

44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Persamaan (2.4.18) merupakan deret sinus Fourier yang serupa dengan persamaan

(2.3.13) yaitu dengan n = m, bn = Em ( y ) dan g ( x) = f ( x, y ) , sehingga diperoleh

m x
a
2
Em ( y ) =
a0 f ( x, y ) sin
a
dx,

m = 1, 2, 3, K . (2.4.19)

Persamaan (2.4.19) juga merupakan deret sinus Fourier yang serupa dengan

persamaan (2.3.13) yaitu dengan a = b, x = y, bn = Bmn dan g ( x) = Em ( y ) , sehingga

diperoleh

n y
b
2
Bmn = Em ( y ) sin dy, n = 1, 2, 3, K ,
b0 b

karena Bmn = Amn mn , maka dihasilkan

n y
b
Bmn 2
Amn =
mn
=
bmn E
0
m ( y ) sin
b
dy . (2.4.20)

Dengan mensubstitusikan nilai (2.4.13) dan persamaan (2.4.19) ke dalam

persamaan (2.4.20), maka diperoleh

m x n y
b a
4

Amn = f ( x, y ) sin sin dx dy . (2.4.21)
m n2 2 2 2
a b
ab 2 + 2 0 0
a b

Dengan mensubstitusikan persamaan (2.4.21) ke dalam persamaan (2.4.15) akan

diperoleh penyelesaian untuk masalah (2.4.4) berikut


m x n y
u P ( x, y ) = A
m = 1n = 1
mn sin sin
a b
, (2.4.22)

dimana

45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

m x n y
b a
4

Amn = f ( x, y ) sin sin dx dy .
m 2 2 n 2 2 a b
ab 2 + 2 0 0
a b

Sehingga dari penyelesaian (2.4.6) dan (2.4.22) akan diperoleh penyelesaian lengkap

untuk masalah (2.4.2) berikut

u ( x, y ) = uL ( x, y) + uP ( x, y )


n x n y
m x n y
= A sin
n =1
n sinh
a a
+ A
m = 1n = 1
mn sin sin
a b
, (2.2.23)

dimana

n x
a
2
An =
n b 0
g ( x) sin
a
dx , dan
a sinh
a

m x n y
b a
4

Amn = f ( x, y ) sin sin dx dy .
m
2
n2 2 2
a b
ab 2 + 2 0 0
a b

Contoh 2.4.1

Carilah penyelesaian persamaan Poisson 2u ( x, y ) = f ( x, y ) dalam 0 < x < a dan

0 < y < b , dengan syarat batas berikut (2.4.24)

uy (x, 0) = uy (x, b) = 0 pada 0 x a , dan ux (0, y) = 0, ux (a, y) = g ( y) pada 0 y b ,

yang dapat diilustrasikan dalam Gambar 2.4.2 di bawah ini.

46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

y
uy = 0
b
ux = 0 u xx + u yy = f ( x, y) u x = g ( y)
0 uy = 0 a x
Gambar 2.4.2 Persamaan Poisson dalam pelat persegi panjang
dengan syarat batas Neumann

Penyelesaian:

Cara penyelesaiannya adalah dengan membagi masalah (2.4.24) menjadi dua masalah

berikut:

1. Persamaan 2u ( x, y ) = 0 , dalam 0 < x < a dan 0 < y < b , dengan syarat batas

u y ( x, 0) = u y ( x, b) = 0 pada 0 x a , dan (2.4.25)

u x (0, y ) = 0, u x (a, y ) = g ( y ) pada 0 y b .

2. Persamaan 2u ( x, y ) = f ( x, y ) , dalam 0 < x < a dan 0 < y < b , dengan syarat

batas (2.4.26)

u y ( x, 0) = u y ( x, b) = 0 pada 0 x a , dan

u x (0, y ) = 0, u x (a, y ) = 0 pada 0 y b .

Akan dicari penyelesaian masalah (2.4.25) terlebih dahulu.

Masalah (2.4.25) serupa dengan persamaan (2.3.15) dengan syarat batas (2.3.16) dan

(2.3.17), sehingga penyelesaiannya adalah


n x n y
u L ( x, y ) = A0 + A
n =1
n cosh cos
b b
, (2.4.27)

47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dengan

n y
b
2
A0 adalah kostanta sisa, dan An =
n a 0
g ( y ) cos
b
dy .
n sinh
b

Selanjutnya akan dicari penyelesaian masalah (2.4.26)

Untuk menyelesaikan masalah (2.4.26), diasumsikan juga bahwa penyelesaiannya

serupa dengan penyelesaian persamaan Helmholtz, dengan syarat batas

u y ( x, 0) = u y ( x, b) = 0 pada 0 x a , dan

u x (0, y ) = 0, u x (a, y ) = 0 pada 0 y b .

Analog dengan persamaan Helmholtz (2.4.8), maka diperoleh dua persamaan

diferensial biasa

X " ( x) + X ( x) = 0 , X ' (0) = X ' (a ) = 0 , (2.4.28)

Y " ( y ) + ( ) Y ( y ) = 0 , Y ' (0) = Y ' (b) = 0 . (2.4.29)

Akan dicari penyelesaian persamaan (2.3.28) terlebih dahulu.

Persamaan (2.4.28) serupa dengan persamaan (2.3.19) yaitu dengan = , sehingga

m
2

akan diperoleh = , m = 0, 1, 2, K ,
a

dan penyelesaian persamaan (2.4.28) dengan mengambil d1 = An berikut

m x
X ( x) = Am cos . (2.4.30)
a

Kemudian akan dicari penyelesaian persamaan (2.4.29).

48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Persamaan (2.4.29) juga serupa dengan persamaan (2.3.19) yaitu dengan

= ( ) , sehingga akan diperoleh

n
2

n m = , dengan n = 0, 1, 2,K ,
b

dan penyelesaian persamaan (2.4.33) dengan mengambil d1 = Am berikut

n y
Yn ( y ) = An cos . (2.4.31)
b

Sehingga diperoleh nilai pada persamaan Helmholtz berikut

m n
2 2

= mn = + , m = n = 0, 1, 2, K . (2.4.32)
a b

Sehingga akan diperoleh penyelesaian persamaan Helmholtz berikut

m x n y
mn ( x, y ) = Amn cos cos .
a b

Menurut prinsip superposisi, maka


m x n y
mn ( x, y ) = A00 + A
m = 1n = 1
mn cos
a
cos
b
(2.3.33)

adalah juga merupakan penyelesaian persamaan Helmholtz.

Sehingga penyelesaian masalah (2.4.26) adalah


m x n y
u P ( x, y ) = mn ( x, y ) = A00 + A
m = 1n = 1
mn cos cos
a b
(2.4.34)

Akan dicari nilai A00 dan Amn .

49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dengan mensubstitusikan penyelesaian persamaan Helmholzt (2.4.33) ke dalam

persamaan Poisson (2.4.26) akan diperoleh


m =1n =1
2
mn ( x, y ) = f ( x, y ) ,

Dari persamaan Helmholzt diperoleh relasi 2mn ( x, y ) = mnmn ( x, y ) , maka

persamaan di atas dapat ditulis menjadi


m = 1n = 1
( x, y ) = f ( x , y ) ,
mn mn

dengan mensubstitusikan persamaan (2.4.33) akan menjadi


m x n y
A00 + A
m = 1n = 1
mn mn cos cos
a b
= f ( x, y ) .

Dengan Bmn = Amn mn , maka persamaan diatas dapat ditulis menjadi


m x n y
A00 + B
m = 1n = 1
mn cos cos
a b
= f ( x, y ) . (2.4.35)

Akan dicari nilai A00 terlebih dahulu.

Dengan mengintegralkan rangkap ruas kiri dan kanan persamaan (2.4.35) dengan

batas bawah 0 dan batas atas a dan b , maka akan diperoleh

b a
m x n y
b a b a
A00 dx dy +
m = 1n = 1 0 0
Bmn cos cos
a b
dx dy = f ( x, y) dx dy ,
0 0 0 0

yang menghasilkan


ab
b a
A00 [ab] + Bmn sin(m ) sin(n ) = f ( x, y) dx dy ,
mn
2
m = 1n = 1 0 0

50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

karena dengan memandang bahwa sin(n ) = 0 untuk n = 1, 2, 3,K , maka akan

dihasilkan

b a
1
ab 0 0
A00 = f ( x, y ) dx dy . (2.4.36)

Kemudian akan dicari nilai Amn .

m x n y
Dengan mangalikan persamaan (2.4.35) dengan cos cos dan
a b

mengintegralkan rangkap ruas kiri dan kanan dengan batas bawah 0 dan batas atas a

dan b , maka akan diperoleh

m x n y m x n y
b a b a

0 0
f ( x, y ) cos cos
a b
dx dy = A00 cos
0 0
cos
a b
dx dy

b a
m x 2 n y
+ Bmn cos 2 cos dx dy ,
m = 1n = 1 0 0 a b

yang menghasilkan

m x n y ab
ab
b a

f ( x, y) cos
cos
a b
dx dy = A00
mn
2
sin(m ) sin(n ) + Bmn ,
m = 1n = 1 4
0 0

dengan memandang bahwa sin(n ) = 0 untuk n = 1, 2, 3,K , maka diperoleh

m x n y
b a
4
Bmn =
ab 0 0
f ( x, y ) cos cos
a b
dx dy .

Karena Bmn = Amn mn , maka dihasilkan

m x n y
b a
Bmn 4
Amn =
mn
=
abmn f ( x, y) cos
0 0
cos
a b
dx dy . (2.4.37)

51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dengan mensubstitusikan nilai (2.4.32) ke dalam persamaan (2.4.37), maka

diperoleh

m x n y
b a
4

Amn = f ( x, y ) cos cos dx dy . (2.4.38)
m 2 2
n2 2
a b
ab 2 + 2 0 0
a b

Sehingga dengan mensubstitusikan persamaan (2.4.36) dan (2.4.38) ke dalam

persamaan (3.4.34) akan diperoleh penyelesaian untuk masalah (2.4.26) berikut


m x n y
u P ( x, y ) = A00 + A
m = 1n = 1
mn cos cos
a b
, (2.4.39)

dimana

m x n y
ba b a
1 4
ab
A00 = f (x, y) dxdy, Amn = f (x, y) cos cos dxdy .
m 2
n 2 2 2
a b
00
ab 2 + 2 0 0
a b

Sehingga dari penyelesaian (2.4.27) dan (2.4.39) akan diperoleh penyelesaian lengkap

untuk masalah (2.4.24) berikut


n x n y
m x n y
u ( x, y ) = A0 + An cosh cos + A00 + Amn cos cos ,
n =1 b b m =1 n =1 a b

dimana

n y
b
2
A0 adalah kostanta sisa, An =
n a 0
g ( y ) cos
b
dy ,
n sinh
b

m x n y
ba b a
1 4
ab
A00 = f (x, y) dxdy, Amn = f (x, y) cos cos dxdy .
m 2
n 2 2 2
a b
00
ab 2 + 2 0 0
a b

52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Metode Iterasi Gauss-Seidel

Metode iterasi Gauss-Seidel digunakan untuk menyelesaikan sistem

persamaan linear n n , dengan n persamaan linear non-homogen dan n variabel

x1 , x 2 , ... , x n yang tidak diketahui berikut:

a11 x1 + a12 x2 + a13 x3 + ... + a1n xn = c1 ,


a21 x1 + a22 x2 + a23 x3 + ... + a2 n xn = c2 ,
(2.5.1)
M
an1 x1 + an 2 x2 + an 3 x3 + ... + ann xn = cn ,

dimana a adalah koefisien-koefisien variabel dan c1 , c 2 , ... , c n adalah konstanta.

Metode iterasi adalah metode hampiran berurutan yang dimulai dari hampiran

awal yang dipilih sembarang, biasanya hampiran awalnya adalah nol. Hampiran ke-k

untuk penyelesaian x1 , x 2 , ... , x n akan dinotasikan oleh x1( k ) , x 2( k ) , ... , x n( k ) , dengan k

= 0, 1, 2, , n. Langkah awalnya adalah dengan menyelesaikan persamaan pertama

untuk x1 , yang kedua untuk x2 , dan seterusnya hingga dihasilkan:

c1 a12 x 2 a13 x3 ... a1n x n


x1 = , (2.5.2)
a11

c 2 a 21 x1 a 23 x3 ... a 2 n x n
x2 = , (2.5.3)
a 22

c3 a31 x1 a32 x 2 ... a3n x n


x3 = , (2.5.4)
a33

c n a n1 x1 a n 3 x3 ... a nn 1 x n 1
xn = , (2.5.5)
a nn

53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Proses iterasinya dapat dimulai dengan nilai awal bagi x1( 0 ) , x 2( 0 ) , ... , x n( 0) sama

dengan nol. Nilai awal nol ini disubstitusikan ke persamaan (2.5.2) untuk

c1
mendapatkan nilai baru x1(1) = . Nilai baru x1(1) disubstitusikan ke persamaan
a11

(2.5.3) bersama nilai awal lain x3( 0 ) = x 4( 0 ) = ... = x n( 0 ) = 0 untuk mendapatkan nilai

baru x 2(1) . Demikian seterusnya hingga mendapatkan nilai baru x n(1) . Prosedur tadi

diulangi lagi dari awal dengan nilai-nilai baru yang didapatkan.

Iterasi dihentikan setelah terjadi kekonvergenan. Kriteria kekonvergenan yaitu

x = xi( k ) xi( k 1) < s ,


i
(2.5.6)

dimana i = 1, 2, 3, ... , n, xi adalah nilai kesalahan relatif xi , xi(k ) adalah nilai xi

pada iterasi sekarang, xi( k 1) adalah nilai xi pada iterasi sebelumnya, dan s adalah

nilai batas toleransi ( s = 0, 00001 ). Untuk menjamin kekonvergenan, maka sistem

persamaan linear harus dominan secara diagonal.

Definisi 2.5.1

Sistem persamaan linear n n disebut dominan secara diagonal, jika nilai mutlak

dari koefisien diagonal pada setiap persamaan lebih besar atau sama dengan nilai

mutlak dari jumlah koefisien lainnya dalam persamaan atau dapat ditulis dalam

bentuk:

54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

n
ai , i a
j =1; j i
i, j ,

dimana ai , j adalah koefisien persamaan-persamaan, n adalah jumlah persamaan dan

jumlah variabel, dan i = j = 1, 2, 3, K , n .

Algoritma penyelesaian sistem persamaan linear dengan metode iterasi Gauss-

Seidel

Lanhkah 1. Masukkan koefisien-koefisien persamaan (5.2.2) sampai dengan (5.2.5)

ke dalam matriks (A), jumlah variabel (n), dan toleransi (TOL).

Langkah 2. Tentukan nilai awal untuk semua variabel. Untuk i = 1, 2, K , n hitung

x(i,1) = w(i,1) = 0 , dimana w(i,1) adalah hasil penyelesaian sebelumnya.

Langkah 3. Susunlah penyelesaian persamaan untuk x1 , untuk i = 1 dan j = 1, 2, K, n

hitung x(i, 1) = A(i, 1) dan x(i, 1) = x(i, 1) + [A(i, j) x(j, 1)].

Susunlah penyelesaian persamaan untuk x2, x3,K, xn , untuk i = 2, 3, K, n

dan j = 1, 2, K, n hitung: x(i, 1) = A(i, 1), x(i, 1) = x(i, 1) +[ A(i, j +1) x(i, 1)],

m = j +1, dan jika i tidak sama dengan n, maka untuk k = 1, 2, K , n 1

hitung x(i, 1) = x(i, 1) + [A(i, m+k) x(m+k, 1)].

Langkah 4. Hitung kesalahan relatif dan kesalahan relatif tertinggi (M).

Untuk i = 1, 2, K , n hitung C (i, j ) = abs(u (i, 1) w(i, 1) ) .

Hitung M = maks C(i, j).

55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Langkah 5. Analisislah kekonvergenan. Jika M < TOL, maka lanjutkan ke langkah 8.

Jika tidak, maka lanjutkan ke langkah 6.

Langkah 6. Simpan hasil penyelesaian ke dalam matriks w(i, j ) .

Untuk i = 1, 2, K , n , hitung w(i, j ) = u (i, j ) .

Langkah 7. Kembali ke langkah 3.

Langkah 8. Stop.

Contoh 2.5.1

Selesaikanlah sistem persamaan linear berikut dengan metode iterasi Gauss-Seidel:

4 x1 + 2 x2 + 1x3 = 5 , 2 x1 + 3 x2 2 x3 = 21 , dan x1 2 x2 + 5 x3 = 30 .

Penyelesaian:

Menyusun kembali tiga persamaan linear diatas menjadi bentuk penyelesaian berikut:

5 2 x2 x3 21 2 x1 + 2 x3 30 x1 + 2 x2
x1 = , x2 = , dan x3 = .
4 3 5

Dengan bantuan program Matlab pada Lampiran 2.5.1, maka diperoleh penyelesaian:

>> A=[5/4 -2/4 -1/4;21/3 -2/3 2/3;-30/5 -1/5 2/5];


>> GaussSeidel(A,3,0.00001)
Penyelesaian sistem persamaan linear adalah
x=
1.0000
3.0000
-5.0000

Jadi penyelesaiannya adalah x1 = 1, x2 = 3, dan x3 = 5 .

56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

PENYELESAIAN PERSAMAAN LAPLACE DAN

PERSAMAAN POISSON SECARA NUMERIK

Dalam bab ini akan dibahas tentang penyelesaian persamaan Laplace dan

persamaan Poisson dalam pelat persegi panjang dan pelat cakram secara numerik

dengan metode Beda-Hingga. Terlebih dahulu akan diperkenalkan tentang metode

Beda-Hingga dengan pendekatan beda hingga untuk persamaan Laplace dan

persamaan Poisson.

A. Metode Beda-Hingga

Metode beda hingga terdiri dari grid beda hingga diskrit untuk menunjukkan

domain penyelesaian kontinu dan pendekatan-pendekatan beda hingga yang

digunakan untuk menunjukkan turunan-turunan parsial eksak dalam PDP. Terlebih

dahulu akan dibahas beberapa karakteristik umum grid-grid beda hingga dan

pendekatan-pendekatan beda hingga dari turunan-turunan eksak yang muncul dalam

PDP, seperti u x , u xx , u y , dan u yy .

1. Pendekatan Beda Hingga

Domain D(x, y) dalam bidang xy untuk masalah aliran panas dua-dimensi

dalam pelat persegi panjang ditunjukkan pada Gambar 3.1.1.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Domain penyelesaian ditutup dengan garis-garis kisi seragam, yang disebut grid

beda hingga. Titik-titik potong dari garis-garis grid ini disebut titik-titik grid, di titik-

titik inilah penyelesaian pendekatan untuk PDP akan diperoleh. Jarak dari dua titik

yang sejajar sumbu x dan sumbu y, secara berturut-turut dinotasikan dengan x dan

y . Garis-garis kisi tegak lurus sumbu x dan sumbu y, secara berturut-turut

mempunyai nilai x dan y yang seragam, dengan x dan y tidak harus sama.

Didefinisikan titik grid (i, j) dengan i dan j secara berturut-turut menunjukkan

padanan garis untuk nilai konstan x dan y. Jumlah garis-garis grid x dan y secara

berturut-turut adalah n dan m, dengan ukuran grid adalah n m .

y
m
batas

j +1
domain D ( x, y )
j
j 1
x y

1 2 i 1 i i +1 n x

Gambar 3.1.1 Grid beda hingga pada domain persegi panjang

Fungsi u(x, y) di titik grid (i, j) ditunjukkan oleh

u ( xi , y j ) = u i , j , (3.1.1)

dengan i dan j secara berturut-turut menunjukkan posisi x dan y.

58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Turunan pertama dan kedua untuk u ( xi , y j ) terhadap x dan y secara berturut-turut

dinotasikan oleh:

u ( xi , y j ) u 2 u ( xi , y j ) 2u
= = ux , = 2 = u xx
x x i, j
i, j
x 2 x i, j
i, j

dan

u ( xi , y j ) u 2u ( xi , y j ) 2u
= = uy , = 2 = u yy .
y y i , j i, j y 2 y i , j i, j

Telah didefinisikan grid beda hingga, selanjutnya akan ditentukan

pendekatan-pendekatan beda hingga dari turunan-turunan parsial eksak yang muncul

dalam PDP, seperti u x , u xx , u y , dan u yy . Harus dibedakan dengan seksama antara

penyelesaian eksak dan penyelesaian pendekatan dari PDP.

Penyelesaian eksak ditunjukkan dengan garis di atas simbol variabel terikat (contoh:

u ( x, y ) ), dan penyelesaian pendekatan ditunjukkan tanpa garis di atas simbol

variabel terikat (contoh: u ( x, y ) ). Turunan-turunan parsial seperti u x , u xx , u y , u yy

dapat didekati dengan nilai suku-suku u (i, j ) pada titik grid (i, j) itu sendiri dan pada

titik-titik grid sekitarnya dalam bilangan berarah.

Pandang turunan parsial u x dan u xx terlebih dahulu. Ekspansi Deret Taylor

untuk fungsi u ( x, y ) yang diperluas dalam arah x di ( x + x) dan ( x x) , secara

berturut-turut adalah

59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(x) 2 (x)3 (x)4


u ( x + x, y ) = u ( x, y ) + xu x + u xx + u xxx + u xxxx + , (3.1.2)
2! 3! 4!

(x) 2 (x)3 (x) 4


u ( x x, y ) = u ( x, y ) xu x + u xx u xxx + u xxxx , (3.1.3)
2! 3! 4!

Persamaan (3.1.2) dan (3.1.3) dapat ditulis sebagai

(x) 2 (x) 3 (x) 4


ui + 1, j = ui , j + x u x i , j + u xx i , j + u xxx i , j + u xxxx i , j + , (3.1.4)
2! 3! 4!

(x) 2 (x) 3 (x) 4


ui 1, j = ui , j x u x i , j + u xx i , j u xxx i , j + u xxxx i , j + . (3.1.5)
2! 3! 4!

Persamaan (3.1.4) dan (3.1.5) dapat dinyatakan menjadi rumus-rumus Taylor

dengan suku-suku sisa berikut

(x)2 (x)3 (x)4


ui + 1, j = ui, j + x u x i, j + uxx i, j + uxxx i, j + uxxxx i, j + K + Rn + 1 (+ ) , (3.1.6)
2! 3! 4!

(x)2 (x)3 (x)4


ui 1, j = ui, j x u x i, j + uxx i, j uxxx i, j + uxxxx i, j + K + Rn + 1 ( ) , (3.1.7)
2! 3! 4!

dimana suku sisa Rn + 1 diberikan oleh

(x) n + 1 n + 1u ( )
Rn + 1 = ,
(n + 1) ! x n + 1

dimana n = 1, 2, 3, , , xi + xi + 1 , dan xi 1 xi .

Jika deret Taylor tak hingga dipenggal setelah turunan ke-n untuk

memperoleh pendekatan ui + 1, j dan ui 1, j , maka suku sisa Rn + 1 adalah galat yang

dihubungkan dengan deret Taylor terpenggal yang disebut dengan galat

pemenggalan.

60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dalam banyak kasus, perlu diperhatikan orde dari galat pemenggalan yaitu

laju galat pemenggalan mendekati nol atau x 0 . Akibat dari x 0 adalah galat

pemenggalan mendekati nol selama (x) n + 1 , karena suku sisa tergantung pada

(x) n + 1 . Kemudian orde dari pendekatan deret Taylor terpenggal dari u x dan u xx

adalah n + 1 , yang dinotasikan dengan simbol O (x n + 1 ) .

Pandang turunan parsial u x terlebih dahulu. Dengan mengurangkan

persamaan (3.1.4) dengan persamaan (3.1.5) dan menyusun kembali persamaan yang

didapatkan, maka akan diperoleh pemecahan untuk u x i , j berikut

ui + 1, j ui 1, j 2( x ) 2 2(x) 4
u x i, j = u xxx i , j u xxxxx + . (3.1.8)
2x 3! 5! i, j

Secara ekuivalen, dari persamaan (3.1.6) dan (3.1.7) dihasilkan

ui + 1, j ui 1, j 2( x ) 2 2( x ) 4 Rn + 2
u x i, j = u xxx i , j u xxxxx + + ,
2x 3! 5! i, j
x

yang dapat ditulis menjadi

ui + 1, j ui 1, j 2( x ) 2 2( x ) 4
u x i, j = u xxx i , j u xxxxx + + O ( x n ) , (3.1.9)
2 x 3! 5! i, j

dimana

Rn + 2 1 n + 2u ( ) (x) n + 2
= n+2
= O(x n ) ,
(x) (n + 2) ! x (x)

dengan xi 1 xi + 1 .

61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Jika deret Taylor dipenggal setelah suku turunan pertama, maka persamaan

(3.1.8) dan (3.1.9) memberikan

ui + 1, j ui 1, j (x) 2
u x i, j = u xxx ( ) ,
2x 3

yang dapat ditulis menjadi

u x i, j =
ui + 1, j ui 1, j
2x
(
+ E u x i, j = ) ui + 1, j ui 1, j
2 x
+ O ( x 2 ) , (3.1.10)

( )
dimana suku sisa E u x i , j diberikan oleh E u x i , j = ( ) ( x ) 2
3
u xxx ( ) = O (x 2 ) .

Notasi O(x 2 ) adalah suku galat pemenggalan, dibaca sebagai orde x 2 , yang

menunjukkan galat pemenggalan orde-2.

Pendekatan beda hingga dari u x i , j , yang akan dinotasikan dengan u x i, j


,

dapat diperoleh dari persamaan (3.1.10) dengan mengabaikan suku sisanya berikut ini

ui + 1, j ui 1, j
u x i, j . (3.1.11)
2 x

Persamaan (3.1.11) adalah pendekatan beda-pusat orde-2 dari u x di titik grid (i, j),

dengan galat pemenggalannya adalah O (x 2 ) .

Selanjutnya pandang turunan parsial u xx . Dengan menjumlahkan persamaan

(3.1.4) dan (3.1.5) dan menyusun kembali persamaan yang didapatkan, maka akan

diperoleh pemecahan untuk u xx i , j berikut

ui + 1, j 2 ui , j + ui 1, j 2 ( x ) 2 2(x) 4
u xx i , j = u xxxx i , j u xxxxxx + . (3.1.12)
(x) 2 4! 6! i, j

62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Secara ekuivalen, dari persamaan (3.1.6) dan (3.1.7) dihasilkan

ui + 1, j 2 ui , j + ui 1, j 2( x) 2 2( x) 4 Rn + 2
u xx i , j = u xxxx i , j u xxxxxx + + ,
( x) 2 4! 6! i, j
( x ) 2

yang dapat ditulis menjadi

ui + 1, j 2 ui , j + ui 1, j 2(x) 2 2(x) 4
u xx i , j = u xxxx i , j u xxxxxx + + O(x n ), (3.1.13)
(x) 2 4! 6! i, j

dimana

Rn + 2 1 n + 2u ( ) (x) n + 2
= n+2
= O(x n ) ,
(x) 2
(n + 2) ! x (x) 2

dengan xi 1 xi + 1 .

Jika deret Taylor dipenggal setelah suku turunan kedua, maka persamaan

(3.1.12) dan (3.1.13) memberikan

ui + 1, j 2 ui , j + ui 1, j (x) 2
u xx i , j = u xxxx ( ) ,
(x) 2 12

yang dapat ditulis menjadi

uxx i , j =
ui + 1, j 2 ui, j + ui 1, j
(x) 2
( )
+ E uxx i , j =
ui + 1, j 2ui, j + ui 1, j
(x) 2
+ O(x2 ) , (3.1.14)

( )
dimana suku sisa E u xx i , j diberikan oleh E u xx i , j = ( ) ( x ) 2
12
u xxxx ( ) = O (x 2 ) .

Pendekatan beda hingga dari u xx i , j , yang akan dinotasikan dengan u xx i, j


,

dapat diperoleh dari persamaan (3.1.14) dengan mengabaikan suku sisanya berikut ini

63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ui + 1, j 2 ui , j + ui 1, j
u xx i , j . (3.1.15)
(x) 2

Persamaan (3.1.15) adalah pendekatan beda-pusat orde-2 dari u xx di titik grid (i, j),

dengan galat pemenggalannya adalah O (x 2 ) .

Kemudian pandang turunan-turunan eksak u y dan u yy . Dengan prosedur

analog dalam arah y, maka akan diperoleh pendekatan beda hingga dari u y dan
i, j

u yy , yang dinotasikan secara berturut-turut dengan u y dan u yy berikut


i, j i, j i, j

ui , j + 1 ui , j 1
uy , (3.1.16)
i, j 2y

ui , j + 1 2 ui , j + ui , j 1
u yy , (3.1.17)
i, j (y ) 2

dengan galat pemenggalannya adalah O(y 2 ) . Persamaan (3.1.16) dan (3.1.17),

secara berturut-turut, adalah pendekatan beda-pusat orde-2 dari u y dan u yy .

Pendekatan beda hingga dari persamaan Laplace dan persamaan Poisson

diperoleh dengan mensubstitusikan pendekatan beda-pusat orde-2 dari turunan-

turunan parsial eksak ke dalam persamaan Laplace dan persamaan Poisson, dengan

galat global yang terdiri dari galat pemenggalan dari pendekatan beda-pusat orde-2

dari turunan-turanan yang digunakan. Pendekatan beda hingga itu akan menghasilkan

persamaan beda hingga di setiap titik dalam domain.

64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Pendekatan Beda Hingga untuk Persamaan Laplace

a. Persamaan Laplace dalam Pelat Persegi Panjang

Bentuk persamaan Laplace dalam pelat persegi panjang adalah

u xx + u yy = 0 . (3.1.18)

Domain dari persamaan Laplace dalam pelat persegi panjang adalah berbentuk

persegi panjang D = { ( x, y ) 0 x a, 0 y b} . Domain persegi panjang itu akan

a b
ditutup dengan grid seragam dengan jarak x = dan y = dimana
(n 1) (m 1)

ukuran grid tersebut adalah n m , yang telah ditunjukkan pada Gambar 3.1.1.

Pendekatan beda hingga di titik-titik dalam domain D(x, y) diperoleh dengan

mensubstitusikan persamaan (3.1.15) dan (3.1.17) ke dalam persamaan (3.1.18), dan

akan dihasilkan

u i + 1, j 2 u i , j + u i 1, j ui, j +1 2 ui, j + ui, j 1


+ = 0, (3.1.19)
( x ) 2
(y ) 2

dengan galat globalnya adalah O ( x 2 ) + O (y 2 ) .

x
Misalkan didefinisikan = . (3.1.20)
y

Dengan mengalikan persamaan (3.1.19) dengan (x) 2 dan mensubstitusikan

persamaan (3.1.20), maka akan dihasilkan

u i + 1, j + u i 1, j + 2 u i , j +1 + 2ui, j 1 2(1 + 2 )u i , j = 0 . (3.1.21)

Jika jarak grid sama x = y , maka = 1 sehingga persamaan (3.1.21) menjadi

65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

u i + 1, j + u i 1, j + u i , j +1 + ui, j 1 4u i , j = 0 . (3.1.22)

Persamaan beda hingga di titik dalam dapat diilustrasikan secara bergambar

dengan stensil beda hingga, yang merupakan gambar dari bagian-bagian grid beda

hingga. Titik-titik grid digambarkan dengan lingkaran terbuka, yang masing-masing

memuat faktor koefisien dari fungsi u ( x, y ) pada titik-titik grid yang berdekatan.

Pada Gambar 3.1.2 secara berturut-turut mengilustrasikan stensil beda hingga untuk

persamaan Laplace dengan x y dan x = y .

ui, j +1 ui, j + 1
2 1
u i 1, j u i + 1, j
u i 1, j u i + 1, j

1 2(1 + ) 2
1 1 4 1
ui, j
ui, j

ui, j 1 2 ui, j 1 1

x y x = y

Gambar 3.1.2 Stensil beda hingga di titik dalam ui , j untuk persamaan Laplace
dalam pelat persegi panjang

Jika yang dipakai adalah kondisi batas Neumann, maka perlu ditentukan

pendekatan beda hingga di titik-titik pada tepi batas yang nilainya tidak diketahui.

Syarat batas Neumann menentukan turunan berarah dari u(x, y) normal untuk tepi

u ( x, y )
batas. Sebagai ilustrasi, digunakan syarat turunan normal nol = 0 . Untuk
n

penerapan dalam luasan dari aliran panas, tepi disekat secara termal dan laju

perubahan panas pada tepi itu sama dengan nol.

66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Misalkan x = xn adalah konstan dan tepi kanan persegi panjang

D = { ( x, y ) 0 x a, 0 y b} adalah x = a . Syarat batas normal yang

u ( xn , y j )
digunakan sepanjang tepi ini adalah = u x ( xn , y j ) = 0 .
n

Kemudian dari persamaan (3.1.21) akan diperoleh pendekatan beda hingga di

titik ( x n , y j ) , yaitu

u n + 1, j + u n 1, j + 2 u n , j +1 + 2 u n, j 1 2(1 + 2 )u n , j = 0 . (3.1.23)

Nilai u n + 1, j tidak diketahui, karena titik ini terletak di luar daerah D(x, y). Tetapi

dengan menggunakan pendekatan beda pusat orde-2 dari u x (persamaan (3.1.11))

u n + 1, j u n 1,
u x ( x n , y j ) = 0 , yang menghasilkan pendekatan
j
akan diperoleh
2 x

u n + 1, j u n 1, j , (3.1.24)

dengan orde akurasi O(x 2 ) .

Dengan mensubstitusikan pendekatan (3.1.24) ke dalam persamaan (3.1.23), maka

diperoleh

2u n 1, j + 2 u n , j +1 + 2 u n, j 1 2(1 + 2 )u n , j = 0 .

Dengan prosedur analog akan didapatkan pendekatan beda hingga di titik-titik

pada tepi batas lainnya yang nilainya tidak diketahui, yaitu sebagai berikut

2u n 1, j + 2 u n , j +1 + 2 u n, j 1 2(1 + 2 )u n , j = 0 (tepi kanan), (3.1.25)

2u 2, j + 2 u1, j +1 + 2 u1, j 1 2(1 + 2 )u1, j = 0 (tepi kiri), (3.1.26)

67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

u i + 1, m + u i 1, m + 2 2 u i , m 1 2(1 + 2 )u i , m = 0 (tepi atas), (3.1.27)

u i + 1, 1 + u i 1, 1 + 2 2 u i , 2 2(1 + 2 )u i , 1 = 0 (tepi bawah). (3.1.28)

Stensil beda hingga untuk persamaan (3.1.25) sampai dengan (3.2.28) diilustrasikan
pada Gambar 3.1.3.

2 u n, j +1 2 u1, j +1

u n 1, j
2(1 + 2 ) u n ,
u1, j 2(1 + 2 )
2 j
2
u 2, j

2 u n, j 1 2 u1, j 1

a. Stensil kanan b. Stensil kiri


ui, m ui, 2
1 2(1 + ) 2
1 2 2

u i 1, m u i + 1, m ui, 1
u i 1, 1 u i + 1, 1
ui, m 1 1 2(1 + ) 2
1
2 2

c. Stensil atas d. Stensil bawah

Gambar 3.1.3 Stensil-stensil beda hingga di titik pada tepi batas


untuk persamaan Laplace dalam domain persegi panjang

Misalkan ada dua tepi batas yang nilainya tidak diketahui saling tegak lurus,

yaitu tepi kiri dan bawah. Syarat batas normal yang digunakan di dua tepi ini adalah

u ( x1 , y j ) u ( xi , y1 )
= u x ( x1 , y j ) = 0 dan = u y ( xi , y1 ) = 0 .
n n

68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dengan menggunakan pendekatan beda pusat orde-2 dari u x dan u y (persamaan

u2, j u0, j ui , 2 ui , 0
(3.1.11) dan (3.1.16) diperoleh ux ( x1 , y j ) = 0 dan uy (xi , y1) = 0 ,
2x 2x

yang menghasilkan pendekatan

u0, j u 2, j dan ui , 0 ui , 2 . (3.1.29)

Kemudian dari persamaan (3.1.21) akan diperoleh pendekatan beda hingga di titik

siku ( x1 , y1 ) , yaitu

u 2, 1 + u0, 1 + 2u1, 2 + 2u1, 0 2(1 + 2 )u1, 1 = 0 . (3.1.30)

Nilai u0, 1 dan u1, 0 tidak diketahui, karena dua titik ini terletak di luar daerah D(x, y).

Akan tetapi, dari pendekatan (3.1.29) akan diperoleh pendekatan di titik siku

( x1 , y1 ) berikut

u0, 1 u2, 1 dan u0, 1 u 2, 1 . (3.1.31)

Sehingga dengan mensubstitusikan pendekatan (3.1.31) ke dalam persamaan (3.1.30)

akan diperoleh 2u 2, 1 + 2 2u1, 2 2(1 + 2 )u1, 1 = 0 .

Dengan prosedur analog akan didapatkan pendekatan beda hingga di titik siku lainnya

yang nilainya tidak diketahui, yaitu sebagai berikut

2 2u1, 2 + 2u 2, 1 2(1 + 2 )u1, 1 = 0 (di titik siku u1, 1 ), (3.1.32)

2 2u1, m 1 + 2u2, m 2(1 + 2 )u1, m = 0 (di titik siku u1, m ), (3.1.33)

2u n 1, 1 + 2 2un, 2 2(1 + 2 )un, 1 = 0 (di titik siku u n , 1 ), (3.1.34)

69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2u n 1, m + 2 2u n, m 1 2(1 + 2 )u n, m = 0 (di titik siku u n , m ). (3.1.35)

Contoh 3.1.1

Carilah pendekatan beda hingga untuk persamaan Laplace 2 u = 0 dalam pelat

persegi panjang D = {( x, y) : 0 x 4, 0 y 4} , dengan syarat batas

u ( x, 0) = 20 dan u ( x, 4) = 180 , untuk 0 < x < 4 , dan

u (0, y ) = 80 dan u (4, y ) = 0 , untuk 0 < y < 4 .

Penyelesaian:

Misalkan domain persegi panjang tersebut dibagi dengan grid berukuran 5 5 yang

ditunjukkan pada pada Gambar 3.1.4. Karena domain dibagi dengan grid berukuran

4 4 1
5 5 , maka diperoleh x = = 1 , y = = 1 , dan = = 1 .
(5 1) (5 1) 1

u 2, 5 =180 u 4, 5 =180
u1, 5 = 80 u3, 5
=180 u 5, 5 = 0

u1, 4 = 80 u 2, 4 u3, 4 u 4, 4 u5 , 4 = 0

u1, 3 = 80 u 2, 3 u 3, 3 u 4, 3 u5 , 3 = 0

u1, 2 = 80 u 2, 2 u 3, 2 u 4, 2 u5 , 2 = 0
u3, 1 = 20
u 4, u 5, 1 = 0
u1,1 = 80
u 2, 1= 20 1 = 20

Gambar 3.1.4 Grid berukuran 5 5 dimana x = y = 1 untuk persamaan Laplace


dengan syarat batas Dirichlet

70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Karena x = y = 1 , maka dengan pendekatan beda hingga (3.1.22) dengan

u1, 2 = 80 dan u2, 1 = 20 diperoleh persamaan beda hingga di titik u2, 2 berikut:

4u2, 2 + u2, 3 + u3, 2 = 100 .

Dengan analog akan diperoleh persamaan beda hingga di titik dalam lainnya berikut:

u2, 2 4u2, 3 + u2, 4 + u3, 3 = 80 ,

u2, 3 4u2, 4 + u3, 4 = 260 ,

u2, 2 4u3, 2 + u3, 3 + u4, 2 = 20 ,

u2, 3 + u3, 2 4u3, 3 + u3, 4 + u4, 3 = 0 ,

u2, 4 + u3, 3 4u3, 4 + u4, 4 = 180 ,

u3, 2 4u4, 2 + u4, 3 = 20 ,

u3, 3 + u4, 2 4u4, 3 + u4, 4 = 0 ,

u3, 4 + u4, 3 4u4, 4 = 180 .

Jadi diperoleh 9 persamaan beda hingga dengan 9 variabel.

Contoh 3.1.2

Carilah pendekatan beda hingga untuk persamaan Laplace 2 u = 0 , dalam pelat

persegi panjang D = {( x, y) : 0 x 4, 0 y 4} , dengan syarat batas

u( x, 4) = 180, uy (x, 0) = 0 untuk 0 < x < 4 dan u(0, y) = 80 , u(4, y) = 0 untuk 0 < y < 4.

71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Penyelesaian:

Misalkan domain persegi panjang dibagi dengan grid berukuran 5 5 dimana

x = y = 1 , dengan nilai di tepi batas bawah tidak diketahui.


u3, 5 =180
u1, 5 = 80 =180 u 4, u 5, 5 =0
u2, 5 5 =180

u2, 4 u 3, 4 u4, 4
u1, 4 = 80 u 5, 4 =0

u2, 3 u 3, 3 u4, 3
u1, 3 = 80 u 5, 3 =0

u2, 2 u 3, 2 u4, 2
u1, 2 = 80 u 5, 2 =0

u 2,1 u 3, 1 u 4,1
u1,1 = 80 u 5, 1 = 0

Gambar 3.1.5 Grid berukuran 5 5 dimana x = y = 1 untuk persamaan Laplace


dengan syarat batas Neumann

Dari Gambar 3.1.5 terdapat 12 titik yang nilainya tidak diketahui, maka dengan

menggunakan pendekatan beda hingga (3.1.22) dan (3.1.28) akan diperoleh 12

persamaan beda hingga dengan 12 variabel.

b. Persamaan Laplace dalam Pelat Cakram

Persamaan Laplace dalam pelat cakram adalah

1 1
U r + U rr + 2 U = 0. (3.1.36)
r r

Domain dari persamaan Laplace dalam pelat cakram adalah berbentuk lingkaran

{ }
D = ( x, y ) x 2 + y 2 = r 2 . Domain lingkaran tersebut akan ditutup dengan grid beda

72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

hingga berbentuk garis-garis jari-jari grid dan lingkaran-lingkaran grid dengan jarak

r dan , yang ditunjukkan pada Gambar 3.1.6.


y
batas
j =3


r j=2

j =1
M 0oi = 1 i = 2 i = 3 i = n

x
j=m

j = m 1

Gambar 3.1.6 Grid beda hingga pada domain lingkaran

Titik-titik potong dari garis jari-jari grid dengan lingkaran grid disebut titik-

titik grid, di titik-titik inilah penyelesaian pendekatan untuk persamaan Laplace akan

diperoleh. Jumlah garis jari-jari grid r dan jumlah lingkaran grid ditunjukkan

dalam Gambar 3.1.6 oleh n dan m, dengan ukuran grid adalah n m .

Jarak dari dua titik yang searah garis jari-jari r dan jarak dari dua titik yang searah

r 2
lingkaran , dinotasikan dengan r dan dengan r = dan = .
n m

Didefinisikan titik grid (i, j), dengan i dan j menunjukkan padanan garis jari-

jari untuk nilai konstan r dan padanan lingkaran untuk nilai konstan . Serupa

dengan persamaan (3.1.1), fungsi U (r , ) di titik grid (i, j) ditunjukkan oleh

U (ri , j ) = U i , j .

73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Serupa dengan pendekatan beda-pusat orde-2 dari u x , u xx , dan u yy , maka akan

diperoleh pendekatan beda hingga untuk U r , U rr , dan U berikut ini


i, j i, j i, j

U i + 1, j U i 1, j
Ur , (3.1.37)
i, j
2 r

U i + 1, j 2 U i , j + U i 1, j
U rr , dan (3.1.38)
i, j
(r ) 2

U i, j +1 2U i , j + U i , j 1
U , (3.1.39)
i, j
( ) 2

dengan galat pemenggalannya adalah O (r 2 ), O (r 2 ), dan O ( 2 ) .

Pendekatan beda hingga di titik-titik dalam U 2, j sampai dengan U n 1, j

diperoleh dengan mensubstitusikan persamaan (3.1.37), (3.1.38) dan (3.1.39) ke

dalam persamaan (3.1.36), yang menghasilkan

1 Ui + 1, j Ui 1, j U i + 1, j 2Ui , j + Ui 1, j 1 Ui, j + 1 2Ui, j + Ui, j 1


+ + 2 = 0, (3.1.40)
r 2r (r) 2 r ( )2

dengan galat globalnya adalah 2O (r 2 ) + O ( 2 ) .

r
Misalkan didefinisikan = . (3.1.41)
r

Dengan mengalikan persamaan (3.1.40) dengan (r ) 2 dan mensubstitusikan

persamaan (3.1.41), akan dihasilkan

1 1 1 1 1
1+ Ui + 1, j +1 Ui 1, j + 2 U +
2 i, j + 1 2
U
2 i, j 1
21+ 2 U = 0. (3.1.42)
2 i, j
2 2 () () ()

Perlu dicatat bahwa U i , 0 = U i , m dan U i , m + 1 = U i , 1 , untuk i = 1, 2, 3, K , n .

74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Stensil beda hingga untuk persamaan (3.1.42) diilustrasikan pada Gambar 3.1.7.

U i + 1, j
1
1+
U i, j +1 r
2

1
2 ( ) 2

21 + 2
1

2
U i, j
( )

U i 1, j 1
1
2
1
2 ( ) 2
U i, j 1
0o

Gambar 3.1.7 Stensil beda hingga di titik dalam U 2, j sampai dengan U n 1, j


untuk persamaan Laplace dalam pelat cakram

Jika kondisi batas yang digunakan adalah kondisi batas Neumann, maka

analog dengan cara mendapatkan pendekatan beda hingga di titik-titik pada tepi batas

dalam domain persegi panjang akan diperoleh pendekatan beda hingga di titik batas

yang nilainya tidak diketahui berikut

1 1 1
2U n 1, j + 2 U
2 n, j + 1
+ 2 U
2 n, j 1
21 + 2 U = 0. (3.1.43)
2 n, j
( ) ( ) ( )

Stensil beda hingga untuk persamaan (3.1.43) diilustrasikan dalam Gambar 3.1.8.

Dengan prosedur analog juga, maka akan diperoleh pendekatan beda hingga

di titik-titik dalam U1, j dengan j = 1, 2, 3, K , m adalah

1 1 1
2U 2, j + 2 U
2 1, j + 1
+ 2 U
2 1, j 1
21 + 2 U = 0. (3.1.44)
2 1, j
( ) ( ) ( )

Stensil beda hingga persamaan (3.1.44) juga diilustrasikan dalam Gambar 3.1.8.

75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

U n, j +1 1
2 ( ) 2

U 1, j +1
1
2 ( ) 2
U n, j U 1, j
r U 2, j
o
1
21 + 2 1
2
( ) 2 21 + 2
2
( )
2
U n 1, j
1
0 2 ( ) 2

U 1, j 1

U n, j 1
1
2 ( ) 2

Gambar 3.1.8 Stensil beda hingga di titik dalam U1, j dan titik pada batas U n , j
untuk persamaan Laplace dalam pelat cakram

Contoh 3.1.3

Carilah pendekatan beda hingga untuk persamaan Laplace

1
r r
1
ur + u rr + 2 u = 0 dalam pelat cakram D = (x, y) x2 + y2 = 4 , { }
dengan syarat batas

U (2, ) = 100 pada 0 2 .

Penyelesaian:

Misalkan domain lingkaran dibagi dengan grid berukuran 4 garis jari-jari grid 8
2 2 2
lingkaran grid, maka diperoleh r = = 0, 5 , = = , dan = = 4.
4 8 4 0,5

76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


U 4, 3 = 100

U3, 3
U 4, 4 = 100 U4, 2 = 100

U3, 4
U3, 2
U
2, 3
U 2, 4
U1, 3
U 2, 2
U1, 4
U
U3, 5 U 2, 5 U1, 5 1, 2
U 4, 5 = 100 o U U U 4, 1 = 100
U1, 6 U 0, j 1, 1
U1, 8 2, 1 U 3, 1


U1, 7
U 2, 6
U 2, 8
U 2,

U3, 6 7
U3, 8
U 4, 8 = 100
U 4, 6 = 100
U3, 7


U 4, 7 = 100

Gambar 3.1.9 Grid berukuran 4 8 dimana r = 0, 5 dan =
4
untuk persamaan Laplace dengan syarat batas dirichlet

Dengan menggunakan pendekatan beda hingga (3.1.44) akan diperoleh persamaan


beda hingga di titik dalam U 1, j berikut

2, 2 U1, 1 + 0, 1 U 1, 2 + 0, 1U1, 8 + 2 U 2, 1 = 0 ,

0, 1U 1, 1 2, 2 U 1, 2 + 0, 1 U 1, 3 + 2 U 2, 2 = 0 ,

0, 1U 1, 2 2, 2 U 1, 3 + 0, 1 U 1, 4 + 2 U 2, 3 = 0 ,

0, 1U1, 3 2, 2 U1, 4 + 0, 1 U1, 5 + 2 U 2, 4 = 0 ,

0, 1U 1, 4 2, 2 U 1, 5 + 0, 1 U 1, 6 + 2 U 2, 5 = 0 ,

0, 1U1, 5 2, 2 U 1, 6 + 0, 1 U 1, 7 + 2 U 2, 6 = 0

0, 1U1, 6 2, 2 U1, 7 + 0, 1 U1, 8 + 2 U 2, 7 = 0 ,

0, 1U1, 1 + 0, 1U1, 7 2, 2 U1, 8 + 2 U 2, 8 = 0 ,

Dengan menggunakan pendekatan beda hingga (3.1.42) akan diperoleh persamaan

77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

beda hingga di titik dalam U 2, j sampai dengan U 3, j berikut

0, 875U 1, 1 2, 2 U 2, 1 + 0, 1 U 2, 2 + 0, 1U 2, 8 + 1, 125U 3, 1 = 0 ,

0, 875U 1, 2 + 0, 1U 2, 1 2, 2 U 2, 2 + 0, 1 U 2, 3 + 1, 125U 3, 2 = 0 ,

0, 875U 1, 3 + 0, 1U 2, 2 2, 2 U 2, 3 + 0, 1 U 2, 4 + 1, 125U 3, 3 = 0 ,

0, 875U 1, 4 + 0, 1U 2, 3 2, 2 U 2, 4 + 0, 1 U 2, 5 + 1, 125U 3, 4 = 0 ,

0, 875U 1, 5 + 0, 1U 2, 4 2, 2 U 2, 5 + 0, 1 U 2, 6 + 1, 125U 3, 5 = 0 ,

0, 875U 1, 6 + 0, 1U 2, 5 2, 2 U 2, 6 + 0, 1 U 2, 7 + 1, 125U 3, 6 = 0

0, 875U 1, 7 + 0, 1U 2, 6 2, 2 U 2, 7 + 0, 1 U 2, 8 + 1, 125U 3, 7 = 0 ,

0, 875U 1, 8 + 0, 1U 2, 1 + 0, 1U 2, 7 2, 2 U 2, 8 + 1, 125U 3, 8 = 0 ,

0, 875U 2, 1 2, 2 U 3, 1 + 0, 1 U 3, 2 + 0, 1U 3, 8 = 112, 5 ,

0, 875U 2, 2 + 0, 1U 3, 1 2, 2 U 3, 2 + 0, 1 U 3, 3 = 112, 5 ,

0, 875U 2, 3 + 0, 1U 3, 2 2, 2 U 3, 3 + 0, 1 U 3, 4 = 112, 5 ,

0, 875U 2, 4 + 0, 1U 3, 3 2, 2 U 3, 4 + 0, 1 U 3, 5 = 112, 5 ,

0, 875U 2, 5 + 0, 1U 3, 4 2, 2 U 3, 5 + 0, 1 U 3, 6 = 112, 5 ,

0, 875U 2, 6 + 0, 1U 3, 5 2, 2 U 3, 6 + 0, 1 U 3, 7 = 112, 5

0, 875U 2, 7 + 0, 1U 3, 6 2, 2 U 3, 7 + 0, 1 U 3, 8 = 112, 5 ,

0, 875U 2, 8 + 0, 1U 3, 1 + 0, 1U 3, 7 2, 2 U 3, 8 = 112, 5 .

Jadi diperoleh 24 persamaan beda hingga dengan 24 variabel.

78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Contoh 3.1.4

Carilah pendekatan beda hingga untuk persamaan Laplace dalam pelat cakram

{ }
D = ( x, y ) x 2 + y 2 = 4 , dengan syarat batas

U r (2, ) = 0 pada 0 < , dan U (2, ) = 100 pada < 0 .

Penyelesaian:

Misalkan domain lingkaran dibagi dengan grid berukuran 4 garis jari-jari grid 8
lingkaran grid, dengan nilai batas 0 < tidak diketahui.
U 4, 3

U3, 3 U 4, 2
U 4, 4

U3, 4
U3, 2
U
2, 3
U 2, 4
U1, 3
U 2, 2
U1, 4
U
U3, 5 U 2, 5 U1, 5 1, 2

U 4, 5 = 100 o U U U 4, 1
0, j U1, 8
U1, 6 U 1, 1 2, 1 U 3, 1


U1, 7
U 2, 6
U 2, 8
U 2,

U3, 6 7
U3, 8
U 4, 8 = 100
U3, 7

U 4, 6 = 100
U 4, 7 = 100

Gambar 3.1.10 Grid berukuran 4 8 dimana r = 0, 5 dan =
4
untuk persamaan Laplace dengan syarat batas Neumann

Dari Gambar 3.1.10 terdapat 28 titik yang nilainya tidak diketahui, maka dengan

menggunakan pendekatan beda hingga (3.1.42), (3.1.43) dan (3.1.44) akan diperoleh

28 persamaan beda hingga dengan 28 variabel.

79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Pendekatan Beda Hingga untuk Persamaan Poisson

a. Persamaan Poisson dalam Pelat Persegi Panjang

Bentuk persamaan Poisson dalam pelat persegi panjang adalah

u xx + u yy = f ( x, y ) . (3.1.45)

Domain dari persamaan Poisson dalam pelat persegi panjang adalah berbentuk

persegi panjang D = { ( x, y ) 0 x a, 0 y b}, yang akan ditutup dengan grid

seragam dengan jarak x dan y , yang telah ditunjukkan pada Gambar 3.1.1.

Pendekatan beda hingga di titik-titik dalam pada persamaan Poisson dalam

domain D diperoleh dengan mensubstitusikan persamaan (3.1.15) dan (3.1.17) ke

dalam persamaan (3.1.45), maka diperoleh

u i + 1, j 2 u i , j + u i 1, j ui , j + 1 2 ui , j + ui , j 1
+ = fi, j , (3.1.46)
( x ) 2 (y ) 2

dimana f i , j = f ( xi , y j ) dan galat globalnya adalah O (x 2 ) + O (y 2 ) .

Dengan mengalikan persamaan (3.1.46) dengan (x) 2 dan mensubstitusikan definisi

persamaan (3.1.20), akan dihasilkan

ui + 1, j + ui 1, j + 2ui , j + 1 + 2ui , j 1 2(1 + 2 )ui , j = (x) 2 f i , j . (3.1.47)

Jika jarak grid sama x = y , maka = 1 sehingga persamaan (3.1.47) menjadi

ui + 1, j + ui 1, j + ui , j + 1 + ui , j 1 4ui , j = (x) 2 f i , j . (3.1.48)

Pendekatan beda hingga di titik dalam ui , j untuk persamaan Poisson dalam domain

persegi panjang dapat diilustrasikan dalam Gambar 3.1.11.

80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

y
b
ui , j + 1
o
y
ui , j
yj o o o o ui + 1, j
ui 1, j x
ou
i, j 1

0 o
xi a x
Gambar 3.1.11 Pendekatan beda hingga di titik dalam ui , j untuk persamaan Poisson
dalam pelat persegi panjang

Jika kondisi batas yang digunakan adalah kondisi batas Neumann, maka

analog dengan pada persamaan Laplace dalam domain persegi panjang akan

diperoleh pendekatan beda hingga untuk persamaan Poisson di titik pada tepi-tepi

batas yang nilainya tidak diketahui berikut

2u n 1, j + 2u n , j + 1 + 2u n , j 1 2(1 + 2 )u n , j = (x) 2 f n , j (di tepi kanan), (3.1.49)

2u 2, j + 2u1, j + 1 + 2u1, j 1 2(1 + 2 )u1, j = (x) 2 f1, j (di tepi kiri), (3.1.50)

ui + 1, m + ui 1, m + 2 2ui , m 1 2(1 + 2 )ui , m = (x) 2 f i , m (di tepi atas), (3.1.51)

ui + 1, 1 + ui 1, 1 + 2 2ui , 2 2(1 + 2 )ui , 1 = (x) 2 f i , 1 (di tepi bawah). (3.1.52)

Jika ada dua tepi batas yang nilainya tidak diketahui saling tegak lurus, maka

analog dengan pada persamaan Laplace dalam domain persegi panjang akan

diperoleh pendekatan beda hingga di titik siku berikut

2 2u1, 2 + 2u2, 1 2(1 + 2 )u1, 1 = (x) 2 f1, 1 (di titik siku u1, 1 ), (3.1.53)

81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2 2u1, m 1 + 2u 2, m 2(1 + 2 )u1, m = (x) 2 f1, m (di titik siku u1, m ), (3.1.54)

2u n 1, 1 + 2 2u n , 2 2(1 + 2 )u n , 1 = (x) 2 f n, 1 (di titik siku u n , 1 ), (3.1.55)

2u n 1, m + 2 2un , m 1 2(1 + 2 )u n , m = (x) 2 f n , m (di titik siku u n , m ). (3.1.56)

Contoh 3.1.5

Carilah pendekatan beda hingga untuk persamaan Poisson 2u = xy dalam pelat

persegi panjang D = {( x, y) : 0 x 4, 0 y 4} , dengan syarat batas

u(0, y) = u(4, y) = 0 pada 0 < y < 4 , dan u ( x , 0 ) = 0 , u(x, 4) = 80 pada 0 < x < 4.

Penyelesaian:

Misalkan domain persegi panjang dibagi dengan grid berukuran 5 5 dimana

x = y = 1 , dengan nilai pada tepi-tepi batas ditunjukkan pada Gambar 3.1.12.

u 2, 5 = 80 u 4, 5 = 80
u1, 5 = 0 = 80
u 3, 5 u 5, 5 = 0
u1, 4 = 0 u 2, 4 u 3, 4 u
y4 = 3 4 , 4 u 5, 4 = 0
u1, 3 = 0 u 2, 3 u 3, 3 u4, 3
y3 = 2 u 5, 3 = 0
u1, 2 = 0 u 2, 2 u 3, 2 u4, 2
y 2 = 1 u 5, 2 = 0
u 2 , 1 = 0 u 3, 1 = 0 u 4 , 1 = 0
u1,1 = 0 u 5,1 = 0
x 2 = 1 x3 = 2 x 4 = 3

Gambar 3.1.12 Grid berukuran 5 5 dimana x = y = 1 untuk persamaan Poisson


dengan syarat batas Dirichlet

82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Karena x = y = 1 , maka dengan pendekatan beda hingga (3.1.48) dengan


u1, 2 = u 2, 1 = 0 akan diperoleh persamaan beda hingga di titik dalam u2, 2 berikut

4u 2, 2 + u2, 3 + u3, 2 = 1 .

Dengan analog akan diperoleh persamaan beda hingga di titik dalam lainnya berikut:

u 2, 2 4u 2, 3 + u 2, 4 + u3, 3 = 2 ,

u 2, 3 4u 2, 4 + u3, 4 = 3 80 = 83 ,

u 2, 2 4u3, 2 + u3, 3 + u 4, 2 = 2 ,

u 2, 3 + u3, 2 4u3, 3 + u3, 4 + u 4, 3 = 4 ,

u 2, 4 + u3, 3 4u3, 4 + u 4, 4 = 6 80 = 68 ,

u3, 2 4u 4, 2 + u 4, 3 = 3 ,

u3, 3 + u 4, 2 4u4, 3 + u 4, 4 = 6 ,

u3, 4 + u 4, 3 4u 4, 4 = 9 80 = 89 .

Jadi telah didapatkan 9 persamaan beda hingga dengan 9 variabel.

Contoh 3.1.6

Carilah pendekatan beda hingga untuk persamaan Poisson 2u = xy dalam pelat

persegi panjang D = {( x, y) : 0 x 4, 0 y 4} , dengan syarat batas

u y ( x, 0) = u x (0, y ) = 0 dan u (4, y ) = 0 dan u ( x, 4) = 80 .

83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Penyelesaian:

Misalkan domain dibagi dengan grid berukuran 5 5 dimana x = y = 1 , dengan


nilai pada batas kiri dan bawah tidak diketahui yang ditunjukkan pada Gambar 3.1.13.

u1, 5 = 80 u 3, 5 = 80
y 5 = 4 u = 80 u = 80
2, 5 4, 5

u1, 4 u2, 4 u 3, 4 u
y4 = 3 4 , 4 u 5, 4 = 0
u1, 3 u2, 3 u 3, 3 u4, 3
y3 = 2 u 5, 3 = 0
u1, 2 u2, 2 u 3, 2 u4, 2
y2 = 1 u 5, 2 = 0
u1,1 u u u 4,1
x1 = y1 = 0 2 , 1 3, 1
x 2 = 1 x3 = 2 x 4 = 3
u 5,1 = 0

Gambar 3.1.13 Grid berukuran 5 5 dimana x = y = 1 untuk persamaan Poisson


dengan syarat batas Neumann

Dari Gambar 3.1.13 terdapat 16 titik yang nilainya tidak diketahui, maka dengan

menggunakan pendekatan beda hingga (3.1.48), (3.150) dan (3.1.52) akan diperoleh

16 persamaan beda hingga dengan 16 variabel.

b. Persamaan Poisson dalam Pelat Cakram

Persamaan Poisson dalam pelat cakram adalah

1 1
U r + U rr + 2 U = f (r , ) . (3.1.57)
r r

Domain dari persamaan Poisson dalam pelat cakram adalah berbentuk lingkaran

{ }
D = ( x, y ) x 2 + y 2 = r 2 , yang akan ditutup dengan grid beda hingga dengan jarak

r dan , yang ditunjukkan pada Gambar 3.1.6.

84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pendekatan beda hingga di titik-titik dalam U 2 , j sampai dengan U n 1, j

diperoleh dengan mensubstitusikan persamaan (3.1.37), (3.1.38) dan (3.1.39) ke

dalam persamaan (3.1.57), yang menghasilkan

1 U i + 1, j U i 1, j U i + 1, j 2 U i , j + U i 1, j 1 U i , j + 1 2 U i , j + U i , j 1
+ + 2 = f i , j , (3.1.58)
r 2r (r ) 2 r ( ) 2

dimana f i , j = f (ri , j ) dan galat globalnya adalah 2O (r 2 ) + O ( 2 ) .

Dengan mengalikan persamaan (3.1.58) dengan (r ) 2 dan mensubstitusikan

definisi persamaan (3.1.41), akan dihasilkan

1 1 1 1 1
1+ Ui +1, j +1 Ui 1, j + 2 2 Ui, j +1 + 2 2 Ui, j 1 21+ 2 2 Ui, j = (r) fi, j. (3.1.59)
2

2 2 () () ()

Perlu dicatat bahwa U i , 0 = U i , m dan U i , m + 1 = U i , 1 , untuk i = 1, 2, 3, K , n .

Pendekatan beda hingga di titik dalam U 2, j sampai dengan U n 1, j diilustrasikan

dalam Gambar 3.1.14.

o
j

U i + 1, j
U i, j +1
r o
o oU i, j

U i 1,oj oU i , j 1
0
o rio

Gambar 3.1.14 Stensil beda hingga di titik dalam U 2 , j sampai dengan U n 1, j


untuk persamaan Poisson dalam pelat cakram

85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Jika kondisi batas yang digunakan adalah kondisi batas Neumann, maka

analog dengan pada persamaan Laplace dalam domain lingkaran akan diperoleh

pendekatan beda hingga di titik-titik pada batas yang nilainya tidak diketahui berikut

1 1 1
2Un 1, j + 2 U
2 n, j + 1
+ 2 U
2 n, j 1
21 + 2 U = (r)2 fi, j . (3.1.60)
2 n, j
( ) ( ) ( )

Analog dengan pada persamaan Laplace dalam domain lingkaran akan

diperoleh pendekatan beda hingga di titik-titik dalam U1, j adalah

1 1 1
2U2, j + 2 U
2 1, j + 1
+ 2 U
2 1, j 1
21 + 2 U = (r)2 fi, j .
2 1, j
(3.1.61)
( ) ( ) ( )

Contoh 3.1.7

Carilah pendekatan beda hingga untuk persamaan Poisson

1
r r
1
{
u r + u rr + 2 u = sin( ) dalam pelat cakram D = ( x, y ) x 2 + y 2 = 16 , }
dengan syarat batas

U (4, ) = 50 , untuk 0 < dan U (4, ) = 0 , untuk < 0 ,

Penyelesaian:

Misalkan domain lingkaran dibagi dengan grid berukuran 4 garis jari-jari grid 8

lingkaran grid, maka diperoleh

4 2 4
r = = 1 , = = , dan = = 4 .
4 8 4 1

86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


3 =

2
U 4, 3 = 50

3 2 =
4 = U3, 3
4 4
U 4, 2 = 50
U 4, 4 = 50
U3, 4
U3, 2
U
2, 3
U 2, 4
U1, 3
U 2, 2
U1, 4
U1, 2
5 = U3, 5 U 2, 5 U1, 5 r =2 r3 = 3 r4 = 4

U 4, 5 = 0
o r1 = 1 2 U 1 = 0
U1, 6 U 0, j U 1, 1 U 3, 1 U 4, 1 = 50
U1, 8 2, 1


U1, 7
U 2, 6
U 2, 8
U 2,

U3, 6 7
U3, 8
8 = 4
U 4, 8 = 0
U 4, 6 = 0 U3, 7

3
6 =
4 U 4, 7 = 0

7 =

2

Gambar 3.1.15 Grid berukuran 4 8 dimana r = 1 dan =


4
untuk persamaan Poisson dengan syarat batas Dirichlet

Sehingga dengan menggunakan pendekatan beda hingga (3.1.61) akan diperoleh

persamaan beda hingga di titik dalam U 1, j berikut ini:

2, 2 U1, 1 + 0, 1 U 1, 2 + 0, 1U1, 8 + 2 U 2, 1 = 0 .

0, 1U1, 1 2, 2 U 1, 2 + 0, 1 U 1, 3 + 2 U 2, 2 = 0, 7 ,

0, 1U1, 2 2, 2 U1, 3 + 0, 1 U1, 4 + 2 U 2, 3 = 1 ,

0, 1U1, 3 2, 2 U1, 4 + 0, 1 U1, 5 + 2 U 2, 4 = 0, 7 ,

0, 1U 1, 4 2, 2 U 1, 5 + 0, 1 U 1, 6 + 2 U 2, 5 = 0 ,

0, 1U1, 5 2, 2 U1, 6 + 0, 1 U 1, 7 + 2 U 2, 6 = 0, 7

0, 1U1, 6 2, 2 U1, 7 + 0, 1 U 1, 8 + 2 U 2, 7 = 1 ,

0, 1U 1, 1 + 0, 1U1, 7 2, 2 U 1, 8 + 2 U 2, 8 = 0, 7 ,

87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kemudian dengan menggunakan pendekatan beda hingga (3.1.59) akan diperoleh:

0, 875U 1, 1 2, 2 U 2, 1 + 0, 1 U 2, 2 + 0, 1U 2, 8 + 1, 125U 3, 1 = 0

0, 875U 1, 2 + 0, 1U 2, 1 2, 2 U 2, 2 + 0, 1 U 2, 3 + 1, 125U 3, 2 = 0, 7 ,

0, 875U 1, 3 + 0, 1U 2, 2 2, 2 U 2, 3 + 0, 1 U 2, 4 + 1, 125U 3, 3 = 1 ,

0, 875U 1, 4 + 0, 1U 2, 3 2, 2 U 2, 4 + 0, 1 U 2, 5 + 1, 125U 3, 4 = 0, 7 ,

0, 875U 1, 5 + 0, 1U 2, 4 2, 2 U 2, 5 + 0, 1 U 2, 6 + 1, 125U 3, 5 = 0 ,

0, 875U1, 6 + 0, 1U 2, 5 2, 2 U 2, 6 + 0, 1 U 2, 7 + 1, 125U 3, 6 = 0, 7

0, 875U 1, 7 + 0, 1U 2, 6 2, 2 U 2, 7 + 0, 1 U 2, 8 + 1, 125U 3, 7 = 1 ,

0, 875U 1, 8 + 0, 1U 2, 1 + 0, 1U 2, 7 2, 2 U 2, 8 + 1, 125U 3, 8 = 0, 7 ,

0, 875U 2, 1 2, 2 U 3, 1 + 0, 1 U 3, 2 + 0, 1U 3, 8 = 0 (1, 125 50) = 56, 25 ,

0, 875U 2, 2 + 0, 1U 3, 1 2, 2 U 3, 2 + 0, 1 U 3, 3 = 0, 7 56, 25 = 55, 55 ,

0, 875U 2, 3 + 0, 1U 3, 2 2, 2 U 3, 3 + 0, 1 U 3, 4 = 1 56, 25 = 55, 25 ,

0, 875U 2, 4 + 0, 1U 3, 3 2, 2 U 3, 4 + 0, 1 U 3, 5 = 0, 7 56, 25 = 55, 55 ,

0, 875U 2, 5 + 0, 1U 3, 4 2, 2 U 3, 5 + 0, 1 U 3, 6 = 0 ,

0, 875U 2, 6 + 0, 1U 3, 5 2, 2 U 3, 6 + 0, 1 U 3, 7 = 0, 7

0, 875U 2, 7 + 0, 1U 3, 6 2, 2 U 3, 7 + 0, 1 U 3, 8 = 1 ,

0, 875U 2, 8 + 0, 1U 3, 1 + 0, 1U 3, 7 2, 2 U 3, 8 = 0, 7 .

Jadi diperoleh 24 persamaan beda hingga dengan 24 variabel.

88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Contoh 3.1.8

1 1
Carilah pendekatan beda hingga untuk persamaan Poisson ur + urr + 2 u = sin()
r r

{
dalam pelat cakram D = ( x, y ) x 2 + y 2 = 16 , dengan syarat batas }

U r (4, ) = 0 pada 0 < dan U (4, ) = 50 pada < 0.
2 2

Penyelesaian:

Misalkan domain lingkaran dibagi dengan grid berukuran 4 garis jari-jari grid 8

lingkaran grid, dengan r = 1 , = , = 4 , dan nilai pada batas 0 <
4 2
tidak diketahui.
U 4, 3 = 50

3 =
2
3 2 =
4 = U3, 3
4 U 4, 42
U 4, 4 = 50
U3, 4
U3, 2
U
2, 3
U 2, 4
U1, 3
U 2, 2
U1, 2
U1, 4
5 = U3, 5 U 2, 5 U1, 5 r =2 r3 = 3 r4 = 4

U 4, 5 = 0
o r1 =U1 2 U 1 = 0
0, j U1, 8
U1, 6 U 1, 1 2, 1 U 3, 1 U 4, 1


U1, 7
U 2, 6
U 2, 8
U 2,

U3, 6 7
U3, 8
8 = 4
U 4, 8 = 0
U 4, 6 = 0 U3, 7

3
6 =
4 U 4, 7 = 0

7 =
2

Gambar 3.1.16 Grid berukuran 4 8 dimana r = 1 dan =
4
untuk persamaan Poisson dengan syarat batas Neumann

89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dari Gambar 3.1.16 terdapat 26 titik yang nilainya tidak diketahui, maka dengan

menggunakan pendekatan beda hingga (3.1.59), (3.1.60), dan (3.1.61) akan diperoleh

26 persamaan beda hingga dengan 26 variabel.

4. Kekonsistenan, Orde , dan Kekonvergenan Pendekatan Beda Hingga

Ada tiga sifat penting yang harus diperhatikan dari pendekatan beda hingga

untuk persamaan Laplace dan Poisson sebelum perhitungan numeriknya dibuat. Tiga

sifat itu adalah kekonsistenan, orde, dan kekonvergenan.

a. Kekonsistenan

Definisi 3.1.1

Persamaan beda hingga disebut konsisten dengan persamaan diferensial parsial, jika

bentuk dari persamaan beda hingga mendekati persamaan diferensial parsial, untuk

x 0 dan y 0 .

Bila galat pemenggalan dari pendekatan beda hingga diketahui, maka bukti

kekonsistenan dapat langsung diketahui. Sedangkan, bila galat pemenggalan dari

pendekatan beda hingga tidak diketahui, maka persamaan beda hingganya harus

dianalisis kekonsistenannya.

Langkah ini dapat ditempuh dengan menyatakan setiap suku dalam persamaan beda

hingga yaitu u(x, y) ke dalam bentuk ekspansi deret Taylor di sekitar titik grid (i, j),

90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

hasil persamaannya disebut persamaan diferensial termodifikasi (PDT).Kemudian

PDT tersebut akan disederhanakan untuk menghasilkan bentuk eksak dari galat

pemenggalan persamaan beda hingga. Kekonsistenan dapat diperiksa dengan

memisalkan jarak-jarak grid menuju nol.

Semua nilai dari u(x, y) dalam persamaan beda hingga dapat diperluas dalam

ekspansi deret Taylor dari fungsi u(x, y) di titik grid (i, j) berikut ini

(x) 2 (x)3 (x) 4


ui 1, j = ui , j x u x i, j
+ u xx i, j
uxxx i , j + u xxxx i, j + , (3.1.62)
2! 3! 4!

(y)2 (y)3 (y)4


ui , j 1 = ui , j y u y + u yy u yyy + u yyyy + . (3.1.63)
i, j 2! i, j 3! i, j 4! i, j

Contoh 3.1.9

Analisislah kekonsistenan pendekatan beda hingga (3.1.21) untuk persamaan Laplace

dalam domain persegi panjang.

Penyelesaian:

Pandang pendekatan beda hingga untuk persamaan Laplace dalam domain persegi

panjang, yaitu persamaan (3.1.21) berikut ini

u i + 1, j + u i 1, j + 2 u i , j +1 + 2ui, j 1 2(1 + 2 )u i , j = 0 ,

x
dimana = , yang dapat ditulis menjadi
y

91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(x) 2 (x) 2
(u i + 1, j + ui 1, j ) + (u
2 i, j + 1
+ ui , j 1 ) 21 + ui , j = 0 . (3.1.64)
(y ) 2
(y )

Dengan mensubstitusikan persamaan (3.1.62) dan persamaan (3.1.63) ke dalam

persamaan (3.1.64) dan menghilangkan notasi i, j untuk kejelasan, maka diperoleh

(x)4 (x)6 (x)2(y)2 (x)2(y)4


(x)2uxx + 2 uxxxx+ 2 uxxxxxx+ L+(x)2uyy + 2 uyyyy+ 2 uyyyyyy+ = 0. (3.1.65)
4! 6! 4! 6!

1
Dengan mengalikan persamaan (3.1.65) dengan dan menyusun kembali
(x) 2

persamaan tersebut, maka didapatkan PDT berikut

(x)2 (x)4 (y)2 (y)4


uxx + uyy = 2 uxxxx 2 uxxxxxx 2 uyyyy 2 uyyyyyy . (3.1.66)
4! 6! 4! 6!

Untuk x 0 dan y 0 , maka persamaan (3.1.66) mendekati persamaan

Laplace u xx + u yy = 0 . Sehingga pendekatan beda hingga (3.1.21) adalah pendekatan

konsisten dari persamaan Laplace.

Contoh 3.1.10

Analisislah kekonsistenan pendekatan beda hingga (3.1.42) untuk persamaan Laplace

dalam domain lingkaran.

Penyelesaian:

Analog dengan cara mendapatkan PDT untuk persamaan Laplace dalam domain

persegi panjang, maka akan diperoleh PDT berikut

92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1 1 (r ) 2 (r ) 4
U r + U rr + 2 U = 2 U rrrr 2 U rrrrrr
r r 4! 6!
(r ) 2 (r ) 4
U rrr U rrrrr L (3.1.67)
(3!)r (5!)r
( ) 2 ( ) 4
2 U 2 U L.
(4 !)r 2 (6 ! ) r 2

Untuk r 0 dan 0 , maka persamaan (3.1.67) mendekati persamaan

1 1
Laplace U r + U rr + 2 U = 0 . Sehingga pendekatan beda hingga (3.1.42) adalah
r r

pendekatan konsisten dari persamaan Laplace dalam bentuk kutub.

Contoh 3.1.11

Analisislah kekonsistenan pendekatan beda hingga (3.1.47) untuk persamaan Poisson

dalam domain persegi panjang.

Penyelesaian:

Analog dengan cara mendapatkan PDT untuk persamaan Laplace dalam domain

persegi panjang, maka akan diperoleh PDT berikut

(x)2 (x)4 (y)2 (y)4


uxx + uyy = f (x, y) 2 uxxxx 2 uxxxxxx 2 uyyyy 2 uyyyyyy . (3.1.68)
4! 6! 4! 6!

Untuk x 0 dan y 0 , maka persamaan (3.1.68) mendekati persamaan

Poisson u xx + u yy = f ( x, y ) . Sehingga pendekatan beda hingga (3.1.47) adalah

pendekatan konsisten dari persamaan Poisson.

93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Contoh 3.1.12

Analisislah kekonsistenan pendekatan beda hingga (3.1.59) untuk persamaan Poisson

dalam domain lingkaran.

Penyelesaian:

Analog dengan cara mendapatkan PDT untuk persamaan Laplace dalam domain

persegi panjang, maka akan diperoleh PDT berikut

1 1 (r ) 2 (r ) 4
U r + U rr + 2 U = f (r , ) 2 U rrrr 2 U rrrrrr
r r 4! 6!
(r ) 2 (r ) 4
U rrr U rrrrr L (3.1.69)
(3!)r (5!)r
( ) 2 ( ) 4
2 U 2 U L
(4 !)r 2 (6 ! ) r 2

Untuk r 0 dan 0 , maka persamaan (3.1.69) mendekati persamaan

1 1
Poisson U r + U rr + 2 U = f (r , ) . Sehingga pendekatan beda hingga (3.1.59)
r r

adalah pendekatan konsisten dari persamaan Poisson dalam bentuk kutub.

b. Orde

Definisi 3.1.2

Orde pendekatan beda hingga dari persamaan diferensial parsial adalah laju pada

galat global dari penyelesaian beda hingga yang mendekati nol, untuk x 0 dan

y 0 .

94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Definisi 3.1.3

Orde global dari persamaan beda hingga adalah orde dari suku galat

pemenggalan dalam pendekatan beda hingga dari turunan-turunan parsial eksak

dalam PDP.

Bila galat pemenggalan dari pendekatan beda hingga diketahui, seperti

persamaan (3.1.10) dan (3.1.14), maka orde dari persamaan beda hingga jelas dapat

langsung diketahui. Sedangkan, bila galat pemenggalan dari pendekatan beda hingga

tidak diketahui, maka orde persamaan beda hingga dapat ditentukan dari persamaan

diferensial termodifikasi.

Pandang pendekatan beda hingga untuk persamaan Laplace dan Poisson

dalam domain persegi panjang, yaitu persamaan (3.1.21) dan (3.1.47). Dari

persamaan diferensial termodifikasi (3.1.66) dan (3.1.68), maka secara berturut-turut

persamaan (3.1.21) dan (3.1.47) adalah pendekatan dari persamaan Laplace dan

Poisson orde O (x 2 ) + O (y 2 ) .

Kemudian pandang pendekatan beda hingga untuk persamaan Laplace dan

Poisson dalam domain lingkaran, yaitu persamaan (3.1.42) dan (3.1.59). Dari

persamaan diferensial termodifikasi (3.1.67) dan (3.1.69), maka secara berturut-turut

persamaan (3.1.42) dan (3.1.59) adalah pendekatan dari persamaan Laplace dan

Poisson dalam bentuk kutub orde 2O (r 2 ) + O ( 2 ) .

95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. Kekonvergenan

Definisi 3.1.4

Persamaan-persamaan beda hingga adalah konvergen, jika penyelesaiannya

mendekati penyelesaian eksak dari persamaan diferensial parsial, untuk x 0 dan

y 0 .

Misalkan ui , j menotasikan penyelesaian eksak dari PDP, u i , j

menotasikan penyelesaian pendekatan dari PDP, dan ei , j menotasikan beda diantara

mereka. Maka pernyataan kekonvergenan adalah

ui , j ui , j = ei , j 0 , untuk x 0 dan y 0 .

Dari definisi kekonvergenan dan kekonsistenan, maka penyelesaian dari sistem

persamaan linear yang terdiri dari persamaan-persamaan beda hingga adalah

konvergen, jika persamaan beda hingganya konsisten dengan PDP.

Pendekatan beda hingga dari persamaan Laplace dan Poisson dalam domain

persegi panjang dan lingkaran akan menghasilkan sistem persamaan linear yang

dominan secara diagonal, karena nilai mutlak koefisien diagonal dari persamaan beda

hingga yaitu koefisien ui , j lebih besar atau sama dengan nilai mutlak dari jumlah

empat koefisien lainnya dalam persamaan atau dapat ditulis dalam bentuk:

ai , j ai + 1, j + ai 1, j + ai , j + 1 + ai , j 1 ,

96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dimana ai , j adalah koefisien ui , j , ai + 1, j adalah koefisien ui + 1, j , ai 1, j adalah

koefisien ui 1, j , ai , j + 1 adalah koefisien ui , j + 1 , dan ai , j 1 adalah koefisien ui , j 1 .

B. Penyelesaian Numerik Persamaan Laplace dengan Metode Beda-Hingga

1. Persamaan Laplace dalam Pelat Persegi Panjang

Perambatan panas di titik-titik dalam dan tepi batas pelat yang suhunya tidak

diketahui dapat diselesaikan dengan metode Beda-Hingga, yaitu dengan pendekatan

beda hingga persamaan (3.1.21) untuk titik-titik dalam, persamaan (3.1.25) sampai

dengan (3.1.28) untuk titik-titik pada tepi batas pelat yang suhunya tidak diketahui,

dan persamaan (3.1.32) sampai dengan (3.1.35) untuk titik-titik siku yang suhunya

tidak diketahui. Pendekatan beda hingga tersebut akan menghasilkan suatu sistem

persamaan linear yang dapat diselesaikan dengan metode iterasi Gauss-Seidel.

Algoritma penyelesaian persamaan Laplace dalam pelat persegi panjang dengan

syarat batas Dirichlet

Langkah 1. Masukkan suhu tepi bawah (G1), tepi atas (G2), tepi kiri (G3), dan tepi

kanan (G4), panjang pelat (a), lebar pelat (b), jumlah garis grid pada

sumbu x (n), jumlah garis grid pada sumbu y (m), dan toleransi (TOL).

Langkah 2. Hitung x (h) = a (n 1) , y (k ) = b (m 1) , dan ( B) = h k .

Langkah 3. Tentukan suhu di titik-titik pada tepi batas dan rata-rata suhunya (ave).

Untuk j = 1, 2, 3, K , m , hitung u (1, j ) = G3 dan u (n, j ) = G 4 .

97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Untuk i = 2, 3, K , (n 1) , hitung u (i, 1) = G1 dan u (i, m) = G 2 .

Hitung ave = [u(1, j) + u(n, j) + u(i, 1) + u(i, m)] / [jumlah titik pada

batas (p)].

Langkah 4. Tentukan suhu awal di titik-titik dalam.

Untuk i = 2, 3, K , (n 1) dan j = 2, 3, K , (m 1) , hitung

u (i, j ) = w(i, j ) = ave ,

dimana w(i, j ) adalah hasil pendekatan beda hingga sebelumnya.

Langkah 5. Hitung pendekatan beda hingga di titik-titik dalam.

Untuk i = 2, 3, K , (n 1) dan j = 2, 3, K , (m 1) , hitung

[u (i + 1, j ) + u (i 1, j ) + B 2u (i, j + 1) + B 2u (i, j 1)]


u (i, j ) =
(2 1 + B2) .

Langkah 6. Hitung kesalahan relatif dan kesalahan yang tertinggi (M).

Untuk i = 2, 3, K , (n 1) dan j = 2, 3, K , (m 1) , hitung

C (i 1, j 1) = abs(u (i, j ) w(i, j ) ) .

Hitung M = maks C(i, j).

Langkah 7. Simpan hasil pendekatan beda hingga ke dalam matriks w(i, j ) .

Untuk i = 2, 3, K, (n 1) dan j = 2, 3, K, (m 1) , hitung w(i, j ) = u (i, j ) .

Langkah 8. Analisislah kekonvergenan. Jika M < TOL, maka lanjutkan ke langkah 9.

Jika tidak, maka kembali ke langkah 5.

Langkah 9. Stop.

98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Algoritma penyelesaian persamaan Laplace dalam pelat persegi panjang dengan

syarat batas Neumann

Langkah 1. Masukkan G1, G2, G3, G4, a, b, n, m, dan TOL. Untuk tepi batas yang

suhunya tidak diketahui, masukkan tanda ' ' .

Langkah 2. Hitung x (h) = a (n 1) , y (k ) = b (m 1) , dan ( B) = h k .

Langkah 3. Tentukan suhu di titik-titik batas yang tidak sama dengan ' ' dan

hitung rata-rata suhunya (ave).

Jika G1 '' , maka untuk i = 1, 2, K , n hitung u (i, 1) = G1 .

Jika G 2 '' , maka untuk i = 1, 2, K , n hitung u (i, m) = G 2 .

Jika G3 '' , maka untuk j = 1, 2, K , m hitung u (1, j ) = G3 .

Jika G 4 '' , maka untuk j = 1, 2, K , m hitung u (n, j ) = G 4 .

Hitung ave = [u(1, j) + u(n, j) + u(i, 1) + u(i, m)] / [jumlah titik pada

batas yang suhuya tidak sama dengan ' ' (p)].

Langkah 4. Tentukan suhu awal di titik-titik dalam.

Untuk i = 2, 3, K , n 1 dan j = 2, 3, K , m 1 , hitung u(i, j) = w(i, j) = ave.

Langkah 5. Tentukan suhu awal di titik-titik batas yang suhunya sama dengan ' ' .

Jika G1 = '' , maka untuk i = 2, 3, K , n 1 hitung u(i, 1) = w1(i 1, 1) = ave.

Jika G 2 = '' , maka untuk i = 2, 3, K , n 1 hitung u(i, m) = w2(i 1,1) = ave.

Jika G3 = '' , maka untuk j = 2,3, K , m 1 hitung u(1, j) =w3(1, j 1) =ave.

Jika G 4 = '' , maka untuk j = 2,3, K , m 1 hitung u(n, j) =w4(n, j 1) =ave.

99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Langkah 6. Tentukan suhu awal di titik siku yang suhunya sama dengan ' ' .

Jika G1 = '' dan G3 = '' , maka hitung u (1, 1) = w11 = ave .

Jika G 2 = '' dan G3 = '' , maka hitung u (1, m) = w1m = ave .

Jika G1 = ' ' dan G 4 = '' , maka hitung u (n, 1) = wn1 = ave .

Jika G 2 = '' dan G 4 = '' , maka hitung u (n, m) = wnm = ave .

Langkah 7. Hitung pendekatan beda hingga, kesalahan relatif, dan simpan hasil

pendekatan di titik siku yang suhunya sama dengan ' ' .

Jika G1 = '' dan G3 = '' , maka tentukan di titik siku u(1, 1):

2B2u(1, 2) + 2u(2, 1)
u(1, 1) = , C11 = abs(u(1, 1) w11), w11 = u (1, 1).
2(1 + B2 )

Jika G 2 = '' dan G3 = '' , maka tentukan di titik siku u(1, m):

2B2u(1, m 1) + 2u(2, m)
u(1, m) = , C1m = abs(u(1, m) w1m), w1m = u(1, m).
2(1 + B2 )

Jika G1 = ' ' dan G 4 = '' , maka tentukan titik siku u(n, 1):

2u(n 1, 1) + 2B2u(n, 2)
u(n, 1) = , Cn1 = abs(u(n, 1) wn1), wn1 = u (n, 1).
2(1 + B2 )

Jika G 2 = '' dan G 4 = '' , maka tentukan di titik siku u(n, m):

2u(n 1, m) + 2B2u(n, m1)


u(n, m) = , Cnm = abs(u(n, m) wnm), wnm= u(n, m).
2(1 + B2 )

Langkah 8. Hitung pendekatan beda hingga, kesalahan relatif, dan simpan hasil

pendekatan di titik-titik pada tepi batas yang suhunya sama dengan ' ' .

100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Jika G1 = '' , maka untuk i = 2, 3, K , (n 1) hitung:

u(i + 1, 1) + u(i 1, 1) + 2B 2u(i, 2)


u(i, 1) = ,
2(1 + B 2 )

C1(i 1, 1) = abs(u(i, 1) w1(i 1, 1) ), dan w1(i 1, 1) = u (i, 1) .

Jika G 2 = '' , maka untuk i = 2, 3, K , (n 1) hitung

u (i + 1, m) + u (i 1, m) + 2 B 2u (i, m 1)
u (i, m) = ,
2(1 + B 2 )

C 2(i 1, 1) = abs(u (i, m) w2(i 1, 1) ) , dan w2(i 1, 1) = u (i, m) .

Jika G3 = '' , maka untuk j = 2, 3, K , (m 1) hitung

2u (2, j ) + B 2u (1, j + 1) + B 2u (1, j 1)


u (1, j ) = ,
2(1 + B 2 )

C 3(1, j 1) = abs(u (1, j ) w3(1, j 1) ) , dan w3(1, j 1) = u (1, j ) .

Jika G 4 = '' , maka untuk j = 2, 3, K , (m 1) hitung

2u (n 1, j ) + B 2u (n, j + 1) + B 2u (n, j 1)
u (n, j ) = ,
2(1 + B 2 )

C 4(1, j 1) = abs(u (n, j ) w4(1, j 1) ) , dan w4(n, j 1) = u (n, j ) .

Langkah 9. Hitung pendekatan beda hingga, kesalahan relatif, dan simpan hasil

pendekatan di titik-titik dalam.

Untuk i = 2, 3, (n 1) dan j = 2, 3, (m 1) , hitung

[u (i + 1, j ) + u (i 1, j ) + B 2u (i, j + 1) + B 2u (i, j 1)]


u (i, j ) =
(2 1 + B2) ,

101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C (i 1, j 1) = abs(u (i, j ) w(i, j ) ) , dan w(i, j ) = u (i, j ) .

Langkah 10. Hitung kesalahan relatif tertinggi (M).

M = maks [(maks C) (maks C1) (maks C2) (maks C3) (maks C4)

(maks C11) (maks C1m) (maks Cn1) (maks Cnm)].

Langkah 11. Analisislah kekonvergenan. Jika M < TOL, maka lanjutkan ke langkah

12. Jika tidak, maka kembali ke langkah 7.

Langkah 12. Stop.

Contoh 3.2.1

Suatu pelat baja persegi panjang dengan panjang 4 cm, lebar 4 cm, dan tebal 1 cm,

dengan suhu pada tepi-tepi batas pelat diilustrasikan pada Gambar 3.2.1. Carilah suhu

di titik-titik dalam pelat tersebut pada saat mancapai kesetimbangan.

y
180o C
4
80o C uxx + u yy = 0 0o C

0 20o C 4 x

Gambar 3.2.1 Persamaan Laplace dalam pelat persegi panjang


dengan syarat batas Dirichlet

Penyelesaian:

Misalkan domain persegi panjang dalam Gambar 3.2.1 dibagi dengan grid berukuran

5 5 dimana x = y = 1 , yang dapat dilihat pada Gambar 3.1.4.

102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Masalah diatas dapat diselesaikan dengan bantuan program Matlab dalam Lampiran

3.2.1 yang menghasilkan:

>> LaplaceSikuDirichlet(20,180,80,0,4,4,5,5,0.00001)
Penyelesaian di titik-titik dalam pelat disertai dengan suhu batas:
uij =
80.0000 180.0000 180.0000 180.0000 0
80.0000 112.8571 111.7857 84.2857 0
80.0000 79.6429 70.0000 45.3571 0
80.0000 55.7143 43.2143 27.1429 0
80.0000 20.0000 20.0000 20.0000 0

Contoh 3.2.2

Suatu pelat baja persegi panjang dengan panjang 4 cm, lebar 4 cm, dan tebal 1 cm,

yang diilustrasikan pada Gambar 3.2.2. Carilah suhu di titik-titik dalam dan tepi

bawah pelat pada saat mancapai kesetimbangan.

y
180o C
4

80o C uxx + u yy = 0 0o C

0 u = 0o C 4 x
y

Gambar 3.2.2 Persamaan Laplace dalam pelat persegi panjang


dengan syarat batas Neumann

Penyelesaian:

Misalkan domain persegi panjang dalam Gambar 3.2.2 dibagi dengan grid berukuran

5 5 dimana x = y = 1 , dengan suhu pada tepi bawah tidak diketahui yang dapat

dilihat pada Gambar 3.1.5.

103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Masalah diatas dapat diselesaikan dengan bantuan program Matlab dalam Lampiran

3.2.2 yang menghasilkan:

>> LaplaceSikuNeumann('-',180,80,0,4,4,5,5,0.00001)
Penyelesaian di titik-titik dalam:
uij =
115.6276 115.1468 86.3492
87.3636 78.6103 50.2502
75.2165 61.6806 36.0413
Penyelesaian di titik-titik pada tepi batas bawah:
ui1 =
71.8218 56.8543 32.2342

2. Persamaan Laplace dalam Pelat Cakram

Perambatan panas di titik-titik dalam dan tepi batas pelat cakram yang

suhunya tidak diketahui dapat diselesaikan dengan metode Beda-Hingga, yaitu

dengan pendekatan beda hingga persamaan (3.1.44) dan (3.1.42) untuk titik-titik

dalam dan persamaan (3.1.43) untuk titik-titik pada tepi batas pelat yang suhunya

tidak diketahui. Pendekatan beda hingga tersebut akan menghasilkan suatu sistem

persamaan linear yang dapat diselesaikan dengan metode iterasi Gauss-Seidel.

Algoritma penyelesaian persamaan Laplace dalam pelat cakram dengan syarat

batas Dirichlet


Langkah 1. Masukkan suhu batas 0 < (G1), batas < (G2), batas
2 2


< (G3), dan batas < 0 (G4), jari-jari pelat (r),
2 2

jumlah lingkaran grid (n), jumlah garis grid (m), dan toleransi (TOL).

104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Langkah 2. Hitung r (h) = a n , (k ) = 2 m , dan ( A) = h k .

Langkah 3. Tantukan suhu pada titik-titik batas dan hitung rata-rata suhunya (ave).

Untuk j = 1, 2, K, (m 4) , hitung U (n, j ) = G1, U (n, (m 4) + j ) = G 2,

U (n, (2 m 4) + j ) = G3, dan U (n, (3 m 4) + j ) = G 4.

Hitung ave =
[u(n, j) + u(n, (m 4) + j) + u(n, (2m 4) + j) + u(n, (3m 4) + j)] .
m

Langkah 4. Tentukan suhu awal di titik-titik dalam.

Untuk i = 1, 2, K , (n 1) dan j = 1, 2, K, m , hitung U (i, j ) = W (i, j ) = ave ,

dimana W (i, j ) adalah hasil pendekatan beda hingga sebelumnya.

Langkah 5. Hitung pendekatan beda hingga di titik-titik dalam U (1, j ) .

Untuk i = 1 dan j = 1, 2, K , m , hitung

U (1, 0) = U (1, m), U (1, m + 1) = U (1, 1) ,

[2U (2, j ) + (1 A2 k 2 ) U (1, j + 1) + (1 A2 k 2 ) U (1, j 1)]


U (1, j ) =
(
2 1 + A2 k 2 ) .

Langkah 6. Hitung pendekatan beda di titik-titik dalam U (2, j) sampai U(n 1, j) .

Untuk i = 1, 2, K , (n 1) dan j = 1, 2, K , m , hitung

U (i, 0) = U (i, m), U (i, m + 1) = U (i, 1), dan

U (i, j ) = [(1 + (1 2 A) )U (i + 1, j ) + (1 (1 2 A) )U (i 1, j ) +
(1 A2 k 2 ) U (i, j + 1) + (1 A2 k 2 ) U (i, j 1)] / [2(1 + A2 k 2 )].

Langkah 7. Hitung kesalahan relatif dan kesalahan relatif tertinggi (M).

Untuk i = 1, 2, K , (n 1) dan j = 1, 2, K , m , hitung

105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C (i, j ) = abs(u (i, j ) w(i, j ) ) .

Hitung M = maks C(i, j).

Langkah 8. Simpan hasil pendekatan beda hingga dalam matriks w(i, j ) .

Untuk i = 2, 3, K , (n 1) dan j = 2, 3, K , (m 1) , hitung w(i, j ) = u (i, j ) .

Langkah 9. Analisislah kekonvergenan. Jika M < TOL, maka dilanjutkan ke langkah

10. Jika tidak, maka kembali ke langkah 5.

Langkah 10. Stop.

Algoritma penyelesaian persamaan Laplace dalam pelat cakram dengan syarat

batas Neumann

Langkah 1. Masukkan G1, G2, G3, G4, r, n, m, dan TOL.

Untuk tepi batas yang suhuya tidak diketahui, masukkan tanda ' ' .

Langkah 2. Hitung r (h) = a n , (k ) = 2 m , dan ( A) = h k .

Langkah 3. Tentukan suhu pada titik-titik batas dan hitung rata-rata suhunya (ave).

Untuk j = 1, 2, K, (m 4) :

Jika G1 '' , hitung U (n, j ) = G1 ,

Jika G 2 '' , hitung U (n, (m 4) + j ) = G 2 ,

Jika G3 '' , hitung U (n, (2 m 4) + j ) = G3 ,

Jika G 4 '' , hitung U (n, (3 m 4) + j ) = G 2 .

Hitung

106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ave = [U (n, j ) + U (n, (m 4) + j ) + U (n, (2m 4) + j ) + U (n, (3m 4) + j )] /

[jumlah titik-titik pada batas yang suhuya diketahui (p)].

Langkah 4. Tentukan suhu awal di titik-titik dalam.

Untuk i = 1, 2, K , (n 1) dan j = 1, 2, K, m , hitung U (i, j ) = W (i, j ) = ave ,

dimana W (i, j ) adalah hasil pendekatan beda hingga sebelumnya.

Langkah 5. Tentukan suhu awal di titik pada batas yang suhunya sama dengan ' ' .

Untuk j = 1, 2, K, (m 4) :

jika G1 = '' , hitung U (n, j ) = W 1(1, j ) = ave ,

jika G 2 = '' , hitung U (n, (m 4) + j ) = W 2(1, j ) = ave ,

jika G3 = '' , hitung U (n, (2 m 4) + j ) = W 3(1, j ) = ave ,

jika G 4 = '' , hitung U (n, (3 m 4) + j ) = W 4(1, j ) = ave .

Langkah 6. Hitung pendekatan beda hingga, kesalahan relatif, dan hasil pendekatan

di titik pada batas yang suhunya sama dengan ' ' .

Jika G1 = '' , maka untuk j = 1, 2, K, (m 4) dan U(n, 0) = U(n, m) hitung

[2U (n 1, j) + (1 A2k 2 )U (n, j + 1) + (1 A2k 2 )U (n, j 1)]


U (n, j) =
(
2 1 + A2k 2 ) ,

C1(1, j ) = abs(U (n, j ) w1(1, j ) ) , dan W 1(1, j ) = U (n, j ) .

Jika G 2 = '' , maka untuk j = 1, 2, K, (m 4) hitung

U (n, (m 4) + j ) = [2 U (n 1, (m 4) + j ) + (1 A 2 k 2 ) U (n, (m 4) + j + 1) +
(1 A 2 k 2 ) U (n, (m 4) + j 1)] / [2(1 + A2 k 2 )],

107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C 2(1, j ) = abs(U (n, (m 4) + j ) w2(1, j )) , dan W2(1, j) = U(n, (m 4) + j ) .

Jika G3 = '' , maka untuk j = 1, 2, K, (m 4) hitung

U (n, (2m 4) + j ) = [2 U (n 1, (2m 4) + j ) + (1 A 2 k 2 ) U (n, (2m 4) + j + 1) +


(1 A2 k 2 ) U (n, (2m 4) + j 1)] / [2(1 + A2 k 2 )],

C2(1, j) = abs(U (n, (m 4) + j ) w2(1, j)) , dan W3(1, j) = U(n, (2m 4) + j ) .

Jika G 4 = '' , maka untuk j =1, 2, K, (m 4) dan U(n, m+1) = U(n, 1) hitung

U (n, (3m 4) + j ) = [2 U (n 1, (3m 4) + j ) + (1 A 2 k 2 ) U (n, (3m 4) + j + 1) +


(1 A2 k 2 ) U (n, (3m 4) + j 1)] / [2(1 + A2 k 2 )],

C4(1, j) = abs(U (n, (3m 4) + j ) w4(1, j)) , dan W 4(1, j) = U(n, (3m 4) + j ) .

Langkah 7. Hitung pendekatan beda hingga, kesalahan relatif, dan hasil pendekatan

di titik-titik dalam U (1, j ) . Untuk j = 1, 2, K , m , U (1, 0) = U (1, m) ,

dan U (1, m + 1) = U (1, 1) hitung

[2U (2, j ) + (1 A2 k 2 ) U (1, j + 1) + (1 A2 k 2 ) U (1, j 1)]


U (1, j ) =
(
2 1 + A2 k 2 ) ,

C (1, j ) = abs(U (1, j ) W (1, j ) ) , dan W (1, j ) = U (1, j ) .

Langkah 8. Hitung pendekatan beda hingga, kesalahan relatif, dan hasil pendekatan

di titik-titik dalam U(2, j) sampai U(n 1, j) . Untuk i = 2, 3, K , (n 1) ,

j = 1, 2, K , m , U (i, 0) = U (i, m) , dan U (i, m + 1) = U (i, 1) hitung

U (i, j ) = [(1 + (1 2 A) )U (i + 1, j ) + (1 (1 2 A) )U (i 1, j ) +
(1 A2 k 2 ) U (i, j + 1) + (1 A2 k 2 ) U (i, j 1)] / [2(1 + A2 k 2 )],

C (i, j ) = abs(U (i, j ) W (i, j ) ) , dan W (i, j ) = U (i, j ) .

108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Langkah 9. Hitung kesalahan relatif yang tertinggi.

M = maks [(maks C) (maks C1) (maks C2) (maks C4)].

Langkah 10. Analisilah kekonvergenan. Jika M < TOL, maka dilanjutkan ke langkah

11. Jika tidak, maka kembali ke langkah 6.

Langkah 11. Stop.

Contoh 3.2.3

Suatu pelat baja berbentuk cakram dengan jari-jari 2 cm dan tebal 1 cm, dengan

syarat batas pada tepi lingkaran pelat adalah U (2, ) = 100 pada 0 2 ,

yang diilustrasikan pada Gambar 3.2.3. Carilah suhu di titik-titik dalam pelat tersebut
pada saat mancapai kesetimbangan.

100o C 2 cm 0
1 U U 1 U
+ 2 + 2 =0
r r r r 2

Gambar 3.2.3 Persamaan Laplace dalam pelat cakram dengan syarat batas Dirichlet

Penyelesaian:

Misalkan domain lingkaran dalam Gambar 3.2.3 dibagi dengan grid berukuran 4 garis

jari-jari grid 8 lingkaran grid yang dapat dilihat pada Gambar 3.1.9.

Masalah diatas dapat diselesaikan dengan bantuan program Matlab dalam Lampiran

3.2.3 yang menghasilkan:

109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

>> LaplaceKutubDirichlet(100,100,100,100,2,4,8,0.00001)
Penyelesaian pendekatan di titik-titik dalam disertai dengan suhu pada batas:
Uij =
0.1772 1.9197 13.8407 100.0000
0.1772 1.9197 13.8407 100.0000
0.1772 1.9197 13.8407 100.0000
0.1772 1.9197 13.8407 100.0000
0.1772 1.9197 13.8407 100.0000
0.1772 1.9197 13.8407 100.0000
0.1772 1.9197 13.8407 100.0000
0.1772 1.9197 13.8407 100.0000

Contoh 3.2.4

Suatu pelat baja berbentuk cakram dengan jari-jari 2 cm dan tebal 1 cm, dengan

syarat batas pada tepi lingkaran pelat adalah

U r (2, ) = 0 pada 0 < , dan U (2, ) = 100 pada < 0 ,

yang diilustrasikan pada Gambar 3.2.4. Carilah suhu di titik-titik dalam dan titik-titik

pada batas pelat tersebut pada saat mancapai kesetimbangan.

U r = 0o C

4 cm
0
1 U U 1 U
+ 2 + 2 =0
r r r r 2

100o C

Gambar 3.2.4 Persamaan Laplace dalam pelat cakram dengan syarat batas Neumann

110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Penyelesaian:

Misalkan domain lingkaran dalam Gambar 3.2.4 dibagi dengan grid berukuran 4 garis

jari-jari grid 8 lingkaran grid yang dapat dilihat pada Gambar 3.1.10.

Masalah diatas dapat diselesaikan dengan bantuan program Matlab dalam Lampiran

3.2.4 yang menghasilkan:

>> LaplaceKutubNeumann('-','-',100,100,2,4,8,0.00001)
Penyelesaian pendekatan di titik-titik dalam dan batas disertai dengan suhu yang
diketahui pada batas:
Uij =
0.1753 1.9022 13.7774 100.0000
0.1772 1.9196 13.8404 100.0000
0.1772 1.9196 13.8404 100.0000
0.1753 1.9022 13.7774 100.0000
0.0022 0.0210 0.0888 0.1855
0.0000 0.0002 0.0005 0.0004
0.0000 0.0002 0.0005 0.0004
0.0022 0.0210 0.0888 0.1855

C. Penyelesaian Numerik Persamaan Poisson dengan Metode Beda-Hingga

1. Persamaan Poisson dalam Pelat Persegi Panjang

Algoritma penyelesaian persamaan Poisson dalam pelat persegi panjang

dengan syarat batas Dirichlet analog dengan algoritma penyelesaian persamaan

Laplace dalam pelat persegi panjang dengan syarat batas Dirichlet, yaitu dengan

mengganti pendekatan beda hingga di titik-titik dalam dengan persamaan (3.1.48).

Sedangkan algoritma penyelesaian persamaan Poisson dalam pelat persegi

panjang dengan syarat batas Neumann analog dengan algoritma penyelesaian

persamaan Laplace dalam pelat persegi panjang dengan syarat batas Neumann, yaitu

dengan mengganti pendekatan beda hingga di titik batas dengan persamaan (3.1.49)

111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sampai dengan (3.1.52), di titik siku dengan persamaan (3.1.53) sampai dengan

(3.1.56), dan di titik dalam dengan persamaan (3.1.48).

Contoh 3.3.1

Suatu pelat baja persegi panjang dengan panjang 4 cm, lebar 4 cm, dan tebal 0, 5 cm,

dengan syarat batas pada tepi-tepi pelat diilustrasikan pada Gambar 3.3.1. Di dalam

pelat terdapat sumber panas f ( x, y ) = xy . Carilah suhu di titik-titik dalam pelat

tersebut pada saat mancapai kesetimbangan.

80o C
4

0o C uxx + uyy = xy 0o C

0 0o C 4 x
Gambar 3.3.1 Persamaan Poisson dalam pelat persegi panjang
dengan syarat batas Dirichlet

Penyelesaian:

Misalkan domain persegi panjang dalam Gambar 3.3.1 dibagi dengan grid berukuran

5 5 dimana x = y = 1 , yang dapat dilihat pada Gambar 3.1.12.

Masalah diatas dapat diselesaikan dengan bantuan program Matlab dalam Lampiran

3.3.1 yang menghasilkan:

>> Contoh331(0,80,0,0,4,4,5,5,0.00001)
Penyelesaian pendekatan di titik-titik dalam disertai dengan suhu-suhu batas
uij =
0 80.0000 80.0000 80.0000 0
0 36.7857 46.5000 38.7143 0

112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

0 17.6429 24.5000 19.3571 0


0 7.2857 10.5000 8.2143 0
0 0 0 0 0

Contoh 3.3.2

Suatu pelat baja persegi panjang dengan panjang 4 cm, lebar 4 cm, dan tebal 0, 5 cm,

dengan syarat batas pada tepi-tepi pelat diilustrasikan pada Gambar 3.3.2. Di dalam

pelat terdapat sumber panas f ( x, y ) = xy . Carilah suhu di titik-titik dalam, di titik-

titik pada tepi batas bawah dan kiri pelat tersebut pada saat mancapai kesetimbangan.
y
80o C
4

u x = 0o C uxx + uyy = xy 0o C

0 u y = 0o C 4 x
Gambar 3.3.2 Persamaan Poisson dalam pelat persegi panjang
dengan syarat batas Neumann

Penyelesaian:

Misalkan domain persegi panjang dalam Gambar 3.3.2 dibagi dengan grid berukuran

5 5 dimana x = y = 1 , yang dapat dilihat pada Gambar 3.1.13.

Masalah diatas dapat diselesaikan dengan bantuan program Matlab dalam Lampiran

3.3.2 yang menghasilkan:

>> Contoh332('-',80,'-',0,4,4,5,5,0.00001)
Penyelesaian di titik-titik dalam:
uij =
66.7022 61.3162 45.1875
54.9632 47.3750 30.4338
47.0625 38.7867 23.1728

113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Penyelesaian di titik-titik pada tepi batas bawah:


ui1 =
44.1029 35.5367 20.4706
Penyelesaian di titik-titik pada tepi batas kiri:
u1j =
67.5294
56.7132
49.3970
Penyelesaian di titik siku tepi bawah & kiri:
u11 =
46.7499

2. Persamaan Poisson dalam Pelat Cakram

Algoritma penyelesaian persamaan Poisson dalam pelat cakram dengan syarat

batas Dirichlet analog dengan algoritma penyelesaian persamaan Laplace dalam pelat

cakram dengan syarat batas Dirichlet, yaitu dengan mengganti pendekatan beda

hingga di titik-titik dalam dengan persamaan (3.1.61) dan (3.1.59).

Sedangkan algoritma penyelesaian persamaan Poisson dalam pelat cakram

dengan syarat batas Neumann analog dengan algoritma penyelesaian persamaan

Laplace dalam pelat cakram dengan syarat batas Neumann, yaitu dengan mengganti

pendekatan beda hingga di titik batas dengan persamaan (3.1.60) dan di titik dalam

dengan persamaan (3.1.61) dan (3.1.59).

Contoh 3.3.3

Suatu pelat baja berbentuk cakram dengan jari-jari lingkarannya 4 cm dan tebal 1 cm,

dengan syarat batas pada tepi lingkaran pelat adalah

U (4, ) = 50 , untuk 0 < dan U (4, ) = 0 , untuk < 0 ,

114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yang diilustrasikan pada Gambar 3.3.3. Di dalam pelat terdapat sumber panas

f (r , ) = sin( ) . Carilah suhu di titik-titik dalam pelat tersebut pada saat mancapai

kesetimbangan.
50o C

4 cm 0

1 U U 1 U
+ 2 + 2 = sin( )
r r r r 2

0o C
Gambar 3.3.3 Persamaan Poisson dalam pelat cakram
dengan syarat batas Dirichlet

Penyelesaian:

Misalkan domain lingkaran dalam Gambar 3.3.3 dibagi dengan grid berukuran 4 garis


jari-jari grid 8 lingkaran grid dimana r = 1 dan = , yang dapat dilihat pada
4

Gambar 3.1.15. Masalah diatas dapat diselesaikan dengan bantuan program Matlab

dalam Lampiran 3.3.3 yang menghasilkan:

>> Contoh333(50,50,0,0,4,4,8,0.00001)
Penyelesaian pendekatan di titik-titik dalam disertai dengan suhu pada batas:
Uij =
0.0368 0.0442 0.0628 0
0.0507 0.0501 0.0441 0
0.0359 0.0355 0.0312 0
0.0010 0.0088 0.0317 0
0.0518 0.9157 6.8575 50.0000
0.0379 0.9097 6.8762 50.0000
0.0527 0.9244 6.8891 50.0000
0.0877 0.9511 6.8886 50.0000

115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Contoh 3.3.4

Suatu pelat baja berbentuk cakram dengan jari-jari lingkarannya 4 cm dan tebal 1 cm,

dengan syarat batas pada tepi lingkaran pelat adalah


50 , < ,
U r (4, ) = 0 ,0 < , dan U (4, ) = 2
2 0 , < 0,

yang diilustrasikan pada Gambar 3.3.4. Di dalam pelat terdapat sumber atau muara

panas f (r , ) = sin( ) . Carilah suhu di titik-titik dalam pelat tersebut pada saat

mancapai kesetimbangan.


50o C U r = 0o C
2

4 cm
0
1 U U 1 U
+ 2 + 2 = sin( )
r r r r 2

0o C

Gambar 3.3.4 Persamaan Poisson dalam pelat cakram


dengan syarat batas Neumann

Penyelesaian:

Misalkan domain lingkaran dalam Gambar 3.3.4 dibagi dengan grid berukuran 4 garis


jari-jari grid 8 lingkaran grid dimana r = 1 dan = , yang dapat dilihat pada
4

Gambar 3.1.16. Masalah diatas dapat diselesaikan dengan bantuan program Matlab

dalam Lampiran 3.3.4 yang menghasilkan:

116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

>> Contoh334('-',50,0,0,4,4,8,0.00001)
Penyelesaian pendekatan di titik-titik dalam dan batas disertai dengan suhu yang
diketahui pada batas:
Uij =
0.0359 0.0354 0.0311 0
0.0507 0.0501 0.0440 0
0.0359 0.0355 0.0312 0
0.0010 0.0088 0.0317 0
0.0518 0.9156 6.8574 50.0000
0.0369 0.9010 6.8445 50.0000
-0.0348 -0.0256 0.0084 0.0569
0.0000 0.0001 0.0002 0.0001

117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Persamaan Laplace dan persamaan Poisson yang timbul pada aliran panas

dua-dimensi tetap dalam pelat persegi panjang dan pelat cakram dengan syarat batas

Dirichlet dan Neumann dapat diselesaikan secara numerik dengan metode Beda-

Hingga. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Menutup permukaan pelat dengan grid beda hingga, sehingga diperoleh titik-

titik dalam dan titik-titik pada batas;

2. Menentukan pendekatan beda hingga di titik-titik dalam pada pelat dan titik-

titik pada batas yang suhunya tidak diketahui (jika syarat batasnya Neumann);

3. Pendekatan-pendekatan beda hingga itu akan menghasilkan persamaan-

persamaan beda hingga yang membentuk suatu sistem persamaan linear;

4. Sistem persamaan linear yang didapatkan dapat diselesaikan dengan metode

iterasi Gauss-Seidel.

Sehingga akan diperoleh penyelesaian numerik di titik-titik dalam pada pelat dan

titik-titik pada tepi batas pelat yang suhunya tidak diketahui, yaitu suhu pendekatan di

titik-titik itu.

Penyelesaian secara numerik lebih mudah daripada penyelesaian secara eksak,

karena penyelesaian secara eksak membutuhkan perhitungan yang panjang,

khususnya apabila suhu pada tepi-tepi batas tidak sama dengan nol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dengan penyelesaian secara numerik dapat diperoleh suhu pendekatan di titik dalam

yang rapat, yaitu dengan cara membagi permukaan pelat dengan ukuran grid yang

besar.

B. Saran

Skripsi ini membahas tentang persamaan Laplace dan persamaan Poisson

yang timbul pada aliran panas dua-dimensi dalam pelat persegi panjang dan pelat

cakram. Penulis menyarankan untuk membahas tentang persamaan Laplace dan

persamaan Poisson yang timbul pada aliran panas tiga-dimensi dalam zat padat

berbentuk kubus dan silinder.

119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Andrews, L. C. (1986). Elementary Partial Differential Eguations with Boundary


Value Problems. Orlando: Academic Press, Inc

Hoffmann, J. D. (1992). Numerical Methods for Engineers and Scientist. Singapore:


Mc Graw Hill, Inc

Lam, C. Y. (1994). Applied Numerical Methods for Partial Differential Equations.


Singapore: Simon & Schuster (Asia) Pte Ltd

Lopez, R. J. (2001). Advanced Enggineering Mathematics. Boston: Addison-Wesley

Mathews, J. H. (1992). Numerical Methods for Mathematics, Sciences and


Engineering ( 2 nd ed). Englewood Cliffs: Prentice Hall, Inc

Nakamura, S. (1995). Applied Numerical Methods in C. Singapore: Simon &


Schuster (Asia) Pte Ltd

ONeil, P. V. (2007). Advanced Enggineering Mathematics. Toronto: Thomson


Canada Limited

Plybon, B. F. (1992). An Introduction to Applied Numerical Analysis. Boston: PWS-


KENT Publishing Company

Setiawan, A. (2006). Pengantar Metode Numerik. Yogyakarta : Penerbit ANDI

Stanoyevitch, A. (2005). Introduction to Numerical Ordinary and Partial Differential


Equations Using Matlab. Hoboken: John Wiley & Sons, Inc

Strauss, W. A. (1992). Partial Differential Equations An Introduction. New York:


John Wiley & Sons, Inc

120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN-LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2.5.1 Program untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dengan


metode iterasi Gauss-Seidel

function GaussSeidel(A,n,TOL)
%A = [c1 a13 a13 . . . a1n;c2 a21 a23 . . . a2n;c3 a31 a32 . . .
a3n; . . . ;cn an1 an2 . . . an(n-1)];
%n adalah jumlah variabel;
%TOL = toleransi = 0.00001;

%Menentukan nilai awal:


for i = 1 : n,
x(i, 1) = 0;
w(i, 1) = 0;
end
%Penyelesaian untuk x1:
for i = 1,
x(i, 1) = A(i, 1);
for j = 2 : n,
x(i, 1) = x(i, 1) + (A(i, j)*x(j, 1));
end
end
%Penyelesaian untuk x2,x3,...,xn:
for i = 2 : n,
x(i, 1) = A(i, 1);
for j = 1 : (i-1),
x(i, 1) = x(i, 1) + (A(i, j+1)*x(j, 1));
m = j + 1;
end
if(i~=n)
for k = 1 : (n-i),
x(i, 1) = x(i, 1) + (A(i, m+k)*x(m+k, 1));
end
end
end
%Mencari beda relatif:
for i = 1 : n,
C(i, 1) = abs(x(i,1) - w(i, 1));
end
%Mencari beda relatif tertinggi:
M = max(C);
%Menganalisis kekonvergenan:
while (M >= TOL)
%Menyimpan hasil penyelesaian x1,x2,...,xn:
for i = 1 : n,
w(i, 1) = x(i, 1);
end
%Penyelesaian untuk x1:
for i = 1,
x(i, 1) = A(i, 1);
for j = 2 : n,

122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x(i, 1) = x(i, 1) + (A(i, j)*x(j, 1));


end
end
%Penyelesaian untuk x2,x3,...,xn:
for i = 2 : n,
x(i, 1) = A(i, 1);
for j = 1 : (i-1),
x(i, 1) = x(i, 1) + (A(i, j+1)*x(j, 1));
m = j + 1;
end
if(i~=n)
for k = 1 : (n-i),
x(i, 1) = x(i, 1) + (A(i, m+k)*x(m+k, 1));
end
end
end
%Mencari beda relatif:
for i = 1 : n,
C(i, j) = abs(x(i,1) - w(i, 1));
end
%Mencari beda relatif tertinggi:
M = max(C);
end
disp('Penyelesaian sistem persamaan linear adalah');
x

123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3.2.1 Program untuk menyelesaikan persamaan Laplace dalam pelat


persegi panjang dengan syarat batas Dirichlet

function LaplaceSikuDirichlet(G1,G2,G3,G4,a,b,n,m,TOL)
%G1 = tepi batas bawah, G2 = tepi batas atas,
%G3 = tepi batas kiri, G4 = tepi batas kanan;
%0<= x <=a dan 0 <= y <= b; Ukuran grid n*m; TOL=toleransi= 0.00001;
%Input adalah konstanta;

%Jarak-jarak grid dan nilai betha:


h = a/(n-1); k = b/(m-1); B = h/k;
%Menentukan suhu-suhu pada titik-titik batas:
Sum = 0; p = (2*m) + (2*(n-2));
for j = 1 : m,
u(1, j) = G3; u(n, j) = G4; Sum = Sum + u(1, j) + u(n, j);
end
for i = 2 : (n-1),
u(i, 1) = G1; u(i, m) = G2; Sum = Sum + u(i, 1) + u(i, m);
end
%Rata-rata suhu di titik-titik batas:
ave = Sum/p;
%Menentukan suhu awal di titik-titik dalam&hasil pendekatan
sebelumnya:
for i = 2 : (n-1),
for j = 2 : (m-1),
u(i, j) = ave; w(i-1, j-1) = ave;
end
end
%Menganalisis kekonvergenan:
M = ave;
while (M >= TOL)
%Menentukan pendekatan beda hingga di titik-titik dalam:
for i = 2 : (n-1),
for j = 2 : (m-1),
u(i, j) = (u(i+1, j) + u(i-1, j) + (B^2*u(i, j+1)) +
(B^2*u(i, j-1)))/(2*(1+B^2));
end
end
%Mencari kesalahan relatif di titik-titik dalam:
for i = 2 : (n-1),
for j = 2 : (m-1),
C(i-1, j-1) = abs(u(i,j) - w(i-1, j-1));
end
end
%Mencari kesalahan relative tertinggi:
M = max(max(C));
%Menyimpan hasil pendekatan beda hingga dalam matriks w:
for i = 2 : (n-1),
for j = 2 : (m-1),
w(i-1, j-1) = u(i, j);

124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

end
end
end
%Meletakkan penyelesaian sesuai dengan letak pada grid:
for i = 1 : (n-2),
for j = 1 : (m-2),
uij(j, i) = u(i+1, m-j);
end
end
%- Menambahkan suhu pada tepi bawah&atas dalam penyelesaian:
Bwh = G1*ones(1, (n-2));
Ats = G2*ones(1, (n-2));
uij = [Ats;uij;Bwh];
%- Menambahkan suhu pada tepi kiri&kanan dalam penyelesaian:
Kri = G3*ones(1, m);
Knn = G4*ones(1, m);
uij=[Kri;uij';Knn]';
%#Diperoleh penyelesaian pendekatan sesuai dengan letak grid:
disp('Penyelesaian di titik-titik dalam pelat disertai dengan suhu
batas:');
uij

125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3.2.2 Program untuk menyelesaikan persamaan Laplace dalam pelat


persegi panjang dengan syarat batas Neumann

function LaplaceSikuNeumann(G1,G2,G3,G4,a,b,n,m,TOL)
%Untuk tepi batas yang suhunya tidak diketahui masukkan '-';

%Jarak-jarak grid dan nilai betha:


h = a/(n-1); k = b/(m-1); B = h/k;
%Menentukan suhu pada titik-titik batas:
Sum = 0; p = 0;
if (G1 ~= '-')
C1 = zeros(0,0);
for i = 1 : n,
u(i, 1) = G1; Sum = Sum + u(i, 1); p = p + 1;
end
end
if (G2 ~= '-')
C2 = zeros(0,0);
for i = 1 : n,
u(i, m) = G2; Sum = Sum + u(i, m); p = p + 1;
end
end
if (G3 ~= '-')
C3 = zeros(0,0);
for j = 1 : m,
u(1, j) = G3; Sum = Sum + u(1, j); p = p + 1;
end
end
if (G4 ~= '-')
C4 = zeros(0,0);
for j = 1 : m,
u(n, j) = G4; Sum = Sum + u(n, j); p = p + 1;
end
end
%Rata-rata suhu di titik-titik batas:
ave = Sum/p;
%Menentukan suhu awal di titik-titik dalam:
for i = 2 : (n-1),
for j = 2 : (m-1),
u(i, j) = ave; w(i-1, j-1) = ave;
end
end
%Menentukan suhu awal di titik siku:
if (G1 == '-' && G3 == '-')
u(1, 1) = ave; w11 = ave;
end
if (G2 == '-' && G3 == '-')
u(1, m) = ave; w1m = ave;
end
if (G1 == '-' && G4 == '-')

126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

u(n, 1) = ave; wn1 = ave;


end
if (G2 == '-' && G4 == '-')
u(n, m) = ave; wnm = ave;
end
%Menentukan suhu awal di titik-titik batas:
if (G1 == '-')
for i = 2 : (n-1),
u(i, 1) = ave; w1(i-1, 1) = ave;
end
end
if (G2 == '-')
for i = 2 : (n-1),
u(i, m) = ave; w2(i-1, 1) = ave;
end
end
if (G3 == '-')
for j = 2 : (m-1),
u(1, j) = ave; w3(1, j-1) = ave;
end
end
if (G4 == '-')
for j = 2 : (m-1),
u(n, j) = ave; w4(1, j-1) = ave;
end
end
%Menentukan kesalahan retatif tertinggi awal:
M = ave;
%Menganalisis kekonvergenan:
while (M >= TOL)
%Menentukan pendekatan beda hingga, kesalahan relatif dan
menyimpan hasil pendekatan di titik-titik siku:
C11 = zeros(0); C1m = zeros(0); Cn1 = zeros(0); Cnm = zeros(0);
if (G1 == '-' && G3 == '-')
u(1, 1) = (2*B^2*u(1, 2) + 2*u(2, 1))/(2*(1+B^2));
C11= abs(u(1, 1) - w11); w11 = u(1, 1);
end
if (G2 == '-' && G3 == '-')
u(1, m) = (2*B^2*u(1, m-1) + 2*u(2, m))/(2*(1+B^2));
C1m = abs(u(1, m) - w1m); w1m = u(1, m);
end
if (G1 == '-' && G4 == '-')
u(n, 1) = (2*u(n-1, m) + 2*B^2*u(n, 2))/(2*(1+B^2));
Cn1 = abs(u(n, 1) - wn1); wn1 = u(n, 1);
end
if (G2 == '-' && G4 == '-')
u(n, m) = (2*u(n-1, m) + 2*B^2*u(n, m-1))/(2*(1+B^2));
Cnm = abs(u(n, m) - wnm); wnm = u(n, m);
end
%Menentukan pendekatan beda hingga, kesalahan relatif dan
menyimpan hasil pendekatan di titik-titik batas:
C1 = zeros(0); C2 = zeros(0); C3 = zeros(0); C4 = zeros(0);

127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

if (G1 == '-')
for i = 2 : (n-1),
u(i, 1) = (u(i+1, 1) + u(i-1, 1) +
(2*B^2*u(i, 2)))/(2*(1+B^2));
C1(i-1, 1) = abs(u(i,1) - w1(i-1, 1));
w1(i-1, 1) = u(i, 1);
end
end
if (G2 == '-')
for i = 2 : (n-1),
u(i, m) = (u(i+1, m) + u(i-1, m) +
(2*B^2*u(i, m-1)))/(2*(1+B^2));
C2(i-1, 1) = abs(u(i,m) - w2(i-1, 1));
w2(i-1, 1) = u(i, m);
end
end
if (G3 == '-')
for j = 2 : (m-1),
u(1, j) = (2*u(2, j) + (B^2*u(1, j+1)) +
(B^2*u(1, j-1)))/(2*(1+B^2));
C3(1, j-1) = abs(u(1,j) - w3(1, j-1));
w3(1, j-1) = u(1, j);
end
end
if (G4 == '-')
for j = 2 : (m-1),
u(n, j) = (2*u(n-1, j) + (B^2*u(n, j+1)) +
(B^2*u(n, j-1)))/(2*(1+B^2));
C4(1, j-1) = abs(u(n,j) - w4(1, j-1));
w4(1, j-1) = u(n, j);
end
end
%Menentukan pendekatan beda hingga, kesalahan relatif dan
menyimpan hasil pendekatan di titik-titik dalam:
for i = 2 : (n-1),
for j = 2 : (m-1),
u(i, j) = (u(i+1, j) + u(i-1, j) + (B^2*u(i, j+1)) +
(B^2*u(i, j-1)))/(2*(1+B^2));
C(i-1, j-1) = abs(u(i,j) - w(i-1, j-1));
w(i-1, j-1) = u(i, j);
end
end
%Mencari beda relatif tertinggi:
maks = [max(max(C)) max(C1) max(C2) max(C3) max(C4) C11 C1m Cn1
Cnm];
M = max(maks);
end
%Meletakkan penyelesaian sesuai dengan letak pada grid:
for i = 1 : (n-2),
for j = 1 : (m-2),
uij(j, i) = u(i+1, m-j);
end

128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

end
disp('Penyelesaian di titik-titik dalam:');
uij
%Penyelesaian di titik-titik pada tepi batas yang tidak diketahui:
if (G1=='-')
for i =2 : (n-1),
u1(1, i-1) = u(i, 1);
end
disp('Penyelesaian di titik-titik pada tepi batas bawah:');
u1
end
if (G2=='-')
for i =2 : (n-1),
u2(1, i-1) = u(i, m);
end
disp('Penyelesaian di titik-titik pada tepi batas atas:');
u2
end
if (G3=='-')
for j =2 : (m-1),
u3(j-1, 1) = u(1, (m+1)-j);
end
disp('Penyelesaian di titik-titik pada tepi batas kiri:');
u3
end
if (G4=='-')
for j = 2 : (m-1),
u4(j-1, 1) = u(n, (m+1)-j);
end
disp('Penyelesaian di titik-titik pada tepi batas kanan:');
u4
end
if (G1 == '-' && G3 == '-')
disp('Penyelesaian di titik siku tepi bawah & kiri:');
u(1, 1)
end
if (G2 == '-' && G3 == '-')
disp('Penyelesaian di titik siku tepi kiri & atas:');
u(1, m)
end
if (G1 == '-' && G4 == '-')
disp('Penyelesaian di titik siku tepi bawah & kanan:');
u(n, 1)
end
if (G2 == '-' && G4 == '-')
disp('Penyelesaian di titik siku tepi atas & kanan:');
u(n, m)
end

129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3.2.3 Program untuk menyelesaikan persamaan Laplace dalam pelat


cakram dengan syarat batas Dirichlet

function LaplaceKutubDirichlet(G1,G2,G3,G4,r,n,m,TOL)
%Diasumsikan:
%- G1 = tepi batas 0 <= tetha < pi/2;
%- G2 = tepi batas pi/2 <= tetha < pi;
%- G3 = tepi batas -pi <= tetha < -pi/2;
%- G4 = tepi batas -pi/2 <= tetha <0;
%Ukuran grid n*m, dimana n >= 3 & m= 4, 8, 12, ...;
%TOL = toleransi = 0.00001;
%Input adalah konstanta;

%Jarak-jarak grid&nilai betha:


h = r/n; k = 2*pi/m; A = r/h;
%Menentukan suhu-suhu pada titik-titik batas:
Sum = 0; p = m;
for j = 1 : (m/4),
U(n, j) = G1; U(n, (m/4)+j) = G2;
U(n, (2*m/4)+j) = G3; U(n, (3*m/4)+j) = G4;
Sum = Sum + U(n, j) + U(n, (m/4)+j) +
U(n, (2*m/4)+j) + U (n, (3*m/4)+j);
end
%Rata-rata suhu di titik-titik batas:
ave = Sum/p;
%Menentukan suhu awal di titik-titik dalam:
for i = 1 : (n-1),
for j = 1 : m,
U(i, j) = ave; W(i, j) = ave;
end
end
M = ave;
%Menganalisis kekonvergenan:
while (M >= TOL)
%Menentukan pendekatan beda hingga di titik-titik dalam U(1,j):
U(1, 1) = (2*U(2, 1) + (1/(A^2)*(k^2))*U(1, 2) +
(1/(A^2)*(k^2))*U(1, m))/(2*(1+(A^2*k^2)));
for j = 2 : (m-1),
U(1, j) = (2*U(2, j) + (1/(A^2)*(k^2))*U(1, j+1) +
(1/(A^2)*(k^2))*U(1, j-1))/(2*(1+(A^2*k^2)));
end
U(1, m) = (2*U(2, m) + (1/(A^2)*(k^2))*U(1, 1) +
(1/(A^2)*(k^2))*U(1, m-1))/(2*(1+(A^2*k^2)));
%Menentukan pendekatan beda hingga
di titik-titik dalam U(2,j)-U(n-1,j):
for i = 2 : (n-1),
U(i, 1) = ((1+(1/2*A))*U(i+1, 1) +
(1-(1/2*A))*U(i-1, 1) + (1/(A^2*k^2))*U(i, 2) +
(1/(A^2*k^2))*U(i, m))/(2*(1+(A^2*k^2)));
for j = 2 : (m-1),

130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

U(i, j) = ((1+(1/2*A))*U(i+1, j) +
(1-(1/2*A))*U(i-1, j) + (1/(A^2*k^2))*U(i, j+1) +
(1/(A^2*k^2))*U(i, j-1))/(2*(1+(A^2*k^2)));
end
U(i, m) = ((1+(1/2*A))*U(i+1, m) +
(1-(1/2*A))*U(i-1, m) + (1/(A^2*k^2))*U(i, 1) +
(1/(A^2*k^2))*U(i, m-1))/(2*(1+(A^2*k^2)));
end
%Mencari beda relatif:
for i = 1 : (n-1),
for j = 1 : m,
C(i, j) = abs(U(i, j) - W(i, j));
end
end
%Mencari beda relatif tertinggi:
M = max(max(C));
%Menyimpan hasil pendekatan beda hingga ke dalam matriks W:
for i = 1 : (n-1),
for j = 1 : m,
W(i, j) = U(i, j);
end
end
end
%Meletakkan penyelesaian sesuai dengan letak pada grid:
for i = 1 : (n-1),
for j = 1 : m,
Uij(j, i) = U(i, (m+1)-j);
end
end
%Memasukkan suhu di titik batas pada penyelesaian;
Bts=zeros(0,0);
for j = 1 : m,
Bts = [Bts U(n, (m+1)-j)];
end
Uij=[Uij';Bts]';
disp('Penyelesaian pendekatan di titik-titik dalam disertai dengan
suhu pada batas:');
Uij

131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3.2.4 Program untuk menyelesaikan persamaan Laplace dalam pelat


cakram dengan syarat batas Neumann

function LaplaceKutubNeumann(G1,G2,G3,G4,r,n,m,TOL)
%Tepi batas yang tidak diketahui masukkan '-';

%Jarak-jarak grid&nilai betha:


h = r/n; k = 2*pi/m; A = r/h;
%Menentukan suhu-suhu pada titik-titik batas:
Sum = 0; p = 0;
for j = 1 : (m/4),
if (G1 ~= '-')
U(n, j) = G1; Sum = Sum + U(n, j); p = p + 1;
end
if (G2 ~= '-')
U(n, (m/4)+j) = G2; Sum = Sum + U(n, (m/4)+j); p = p + 1;
end
if(G3 ~= '-')
U(n, (2*m/4)+j) = G3; Sum = Sum + U(n, (2*m/4)+j); p= p + 1;
end
if (G4 ~= '-')
U(n, (3*m/4)+j) = G4; Sum = Sum + U(n, (3*m/4)+j); p= p + 1;
end
end
%Rata-rata suhu di titik-titik batas:
ave = Sum/p;
%Menentukan suhu awal di titik-titik dalam:
for i = 1 : (n-1),
for j = 1 : m,
U(i, j) = ave; W(i, j) = ave;
end
end
%Menentukan suhu awal di titik-titik batas:
for j = 1 : (m/4),
if (G1 == '-')
U(n, j) = ave; W1(1, j) = ave;
end
if (G2 == '-')
U(n, (m/4)+j) = ave; W2(1, j) = ave;
end
if(G3 == '-')
U(n, (2*m/4)+j) = ave; W3(1, j) = ave;
end
if (G4 == '-')
U(n, (3*m/4)+j) = ave; W4(1, j) = ave;
end
end
%Menentukan beda relatif tertinggi awal:
M = ave;
%Menganalisis kekonvergenan:

132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

while (M >= TOL)


%Menentukan pendekatan beda hingga, kesalahan relatif&simpan
hasil pendekatan di titik batas U(n,j):
C1 = zeros(0); C2 = zeros(0); C3 = zeros(0); C4 = zeros(0);
if (G1 == '-')
U(n, 1) = (2*U(n-1, 1) + (1/(A^2)*(k^2))*U(n, 2) +
(1/(A^2)*(k^2))*U(n, m))/(2*(1+(A^2*k^2)));
C1(1, 1) = abs(U(n, 1) - W1(1, 1));
W1(1, 1) = U(n, 1);
for j = 2 : (m/4),
U(n, j) = (2*U(n-1, j) + (1/(A^2)*(k^2))*U(n, j+1) +
(1/(A^2)*(k^2))*U(n, j-1))/(2*(1+(A^2*k^2)));
C1(1, j) = abs(U(n, j) - W1(1, j));
W1(1, j) = U(n, j);
end
end
if (G2 == '-')
for j = 1 : (m/4),
U(n, (m/4)+j) = (2*U(n-1, (m/4)+j) +
(1/(A^2)*(k^2))*U(n, (m/4)+j+1) +
(1/(A^2)*(k^2))*U(n, (m/4)+j-1))/
(2*(1+(A^2*k^2)));
C2(1, j) = abs(U(n, (m/4)+j) - W2(1, j));
W2(1, j) = U(n, (m/4)+j);
end
end
if(G3 == '-')
for j = 1 : (m/4),
U(n, (2*m/4)+j) = (2*U(n-1, (2*m/4)+j) +
(1/(A^2)*(k^2))*U(n, (2*m/4)+j+1) +
(1/(A^2)*(k^2))*U(n, (2*m/4)+j-1))/
(2*(1+(A^2*k^2)));
C3(1, j) = abs(U(n, (2*m/4)+j) - W3(1, j));
W3(1, j) = U(n, (2*m/4)+j);
end
end
if (G4 == '-')
for j = 1 : (m/4)-1,
U(n, (3*m/4)+j) = (2*U(n-1, (3*m/4)+j) +
(1/(A^2)*(k^2))*U(n, (3*m/4)+j+1) +
(1/(A^2)*(k^2))*U(n, (3*m/4)+j-1))/
(2*(1+(A^2*k^2)));
C4(1, j) = abs(U(n, (3*m/4)+j) - W4(1, j));
W4(1, j) = U(n, (3*m/4)+j);
end
U(n, m) = (2*U(n-1, m) + (1/(A^2)*(k^2))*U(n, 1) +
(1/(A^2)*(k^2))*U(n, m-1))/(2*(1+(A^2*k^2)));
C4(1, m/4) = abs(U(n, (3*m/4)+j) - W4(1, m/4));
W4(1, m/4) = U(n, (3*m/4)+j);
end
%Menentukan pendekatan beda hingga, kesalahan relatif dan
menyimpan hasil pendekatan di titik dalam U(1,j):

133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

U(1, 1) = (2*U(2, 1) + (1/(A^2)*(k^2))*U(1, 2) +


(1/(A^2)*(k^2))*U(1, m))/(2*(1+(A^2*k^2)));
C(1, 1) = abs(U(1, 1) - W(1, 1)); W(1, 1) = U(1, 1);
for j = 2 : (m-1),
U(1, j) = (2*U(2, j) + (1/(A^2)*(k^2))*U(1, j+1) +
(1/(A^2)*(k^2))*U(1, j-1))/(2*(1+(A^2*k^2)));
C(1, j) = abs(U(1, j) - W(1, j)); W(1, j) = U(1, j);
end
U(1, m) = (2*U(2, m) + (1/(A^2)*(k^2))*U(1, 1) +
(1/(A^2)*(k^2))*U(1, m-1))/(2*(1+(A^2*k^2)));
C(1, m) = abs(U(1, m) - W(1, m)); W(1, m) = U(1, m);
%Menentukan pendekatan beda hingga, kesalahan relatif dan
menyimpan hasil pendekatan di titik dalam U(2,j)-U(n-1,j):
for i = 2 : (n-1),
U(i, 1) = ((1+(1/2*A))*U(i+1, 1) +
(1-(1/2*A))*U(i-1, 1) + (1/(A^2*k^2))*U(i, 2) +
(1/(A^2*k^2))*U(i, m))/(2*(1+(A^2*k^2)));
C(i, 1) = abs(U(i, 1) - W(i, 1)); W(i, 1) = U(i, 1);
for j = 2 : (m-1),
U(i, j) = ((1+(1/2*A))*U(i+1, j) +
(1-(1/2*A))*U(i-1, j)+(1/(A^2*k^2))*U(i, j+1)+
(1/(A^2*k^2))*U(i, j-1))/(2*(1+(A^2*k^2)));
C(i, j) = abs(U(i, j) - W(i, j)); W(i, j) = U(i, j);
end
U(i, m) = ((1+(1/2*A))*U(i+1, m) +
(1-(1/2*A))*U(i-1, m) + (1/(A^2*k^2))*U(i, 1) +
(1/(A^2*k^2))*U(i, m-1))/(2*(1+(A^2*k^2)));
C(i, m) = abs(U(i, m) - W(i, m)); W(i, m) = U(i, m);
end
%Mencari beda relatif tertinggi:
maks = [ max(max(C)) max(C1) max(C2) max(C3) max(C4)];
M = max(maks);
end
%Meletakkan penyelesaian sesuai dengan letak pada grid:
for i = 1 : (n-1),
for j = 1 : m,
Uij(j, i) = U(i, (m+1)-j);
end
end
%Memasukkan suhu di titik batas pada penyelesaian;
Bts=zeros(0,0);
for j = 1 : m,
Bts = [Bts U(n, (m+1)-j)];
end
Uij=[Uij';Bts]';
disp('Penyelesaian pendekatan di titik-titik dalam dan batas
disertai dengan suhu yang diketahui pada batas:');
Uij

134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3.3.1 Program untuk menyelesaikan persamaan Poisson dalam pelat


persegi panjang dengan syarat batas Dirichlet pada Contoh 3.3.1

function Contoh331(G1,G2,G3,G4,a,b,n,m,TOL)
%G1 = tepi batas bawah, G2 = tepi batas atas,
%G3 = tepi batas kiri, G4 = tepi batas kanan;
%0<= x <=a dan 0 <= y <= b; Ukuran grid n*m; TOL=toleransi= 0.00001;
%Input adalah konstanta;
%Masukkan fungsi F((i-1)h, (j-1)k) ke dalam fungsi f(x, y) = -xy
dari persamaan Poisson.

%Jarak-jarak grid dan nilai betha:


h = a/(n-1); k = b/(m-1); B = h/k;
%Menentukan suhu di titik-titik batas:
Sum = 0; p = (2*m) + (2*(n-2));
for j = 1 : m,
u(1, j) = G3; u(n, j) = G4; Sum = Sum + u(1, j) + u(n, j);
end
for i = 2 : (n-1),
u(i, 1) = G1; u(i, m) = G2; Sum = Sum + u(i, 1) + u(i, m);
end
%Rata-rata suhu di titik-titik batas:
ave = Sum/p;
%Menentukan suhu awal di titik-titik dalam:
for i = 2 : (n-1),
for j = 2 : (n-1),
u(i, j) = ave; w(i-1, j-1) = ave;
end
end
%Menentukan beda relatif tertinggi awal:
M = ave;
%Menganalisis kekonvergenan:
while (M >= TOL)
%Menentukan pendekatan beda hingga di titik-titik dalam:
for i = 2 : (n-1),
for j = 2 : (m-1),
u(i, j) = (u(i+1, j) + u(i-1, j) +
(B^2*u(i, j+1)) + (B^2*u(i, j-1))
(h^2*(-((i-1)*h)*((j-1)*k))))/(2*(1+B^2));
end
end
%Mencari kesalahan relatif:
for i = 2 : (n-1),
for j = 2 : (m-1),
C(i-1, j-1) = abs(u(i,j) - w(i-1, j-1));
end
end
%Mencari kesalahan relatif tertnggi:
M = max(max(C));

135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

%Menyimpan hasil pendekatan beda hingga ke dalam matriks w:


for i = 2 : (n-1),
for j = 2 : (m-1),
w(i-1, j-1) = u(i, j);
end
end
end
%Meletakkan penyelesaian sesuai dengan letak pada grid:
for i = 1 : (n-2),
for j = 1 : (m-2),
uij(j, i) = u(i+1, m-j);
end
end
%Menambahkan suhu pada tepi bawah&atas dalam penyelesaian:
Bwh = zeros(0,0); Ats = zeros(0,0);
for i = 2 : (n-1),
Bwh = [Bwh G1]; Ats = [Ats G2];
end
uij = [Ats;uij;Bwh];
%Menambahkan suhu pada tepi kiri&kanan dalam penyelesaian:
Kri = zeros(0,0); Knn = zeros(0,0);
for j = 1 : m,
Kri = [Kri G3]; Knn = [Knn G4];
end
uij=[Kri;uij';Knn]';
%Diperoleh penyelesaian pendekatan sesuai dengan letak grid:
disp('Penyelesaian pendekatan di titik-titik dalam disertai dengan
suhu-suhu batas');
uij

136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3.3.2 Program untuk menyelesaikan persamaan Poisson dalam pelat


persegi panjang dengan syarat batas Neumann pada Contoh 3.3.2

function Contoh332(G1,G2,G3,G4,a,b,n,m,TOL)
%Nilai tepi batas yang tidak diketahui, masukkan '-';
%Masukkan fungsi F((i-1)h, (j-1)k) ke dalam fungsi f(x, y) = -xy
dari persamaan Poisson.

%Jarak-jarak grid dan nilai betha:


h = a/(n-1); k = b/(m-1); B = h/k;
%Memasukkan suhu-suhu pada titik-titik batas:
Sum = 0; p = 0;
if (G1 ~= '-')
C1 = zeros(0,0);
for i = 1 : n,
u(i, 1) = G1; Sum = Sum + u(i, 1); p = p + 1;

end
end
if (G2 ~= '-')
C2 = zeros(0,0);
for i = 1 : n,
u(i, m) = G2; Sum = Sum + u(i, m); p = p + 1;
end
end
if (G3 ~= '-')
C3 = zeros(0,0);
for j = 1 : m,
u(1, j) = G3; Sum = Sum + u(1, j); p = p + 1;
end
end
if (G4 ~= '-')
C4 = zeros(0,0);
for j = 1 : m,
u(n, j) = G4; Sum = Sum + u(n, j); p = p + 1;
end
end
%Rata-rata suhu di titik-titik batas:
ave = Sum/p;
%Menentukan suhu awal di titik-titik dalam:
for i = 2 : (n-1),
for j = 2 : (m-1),
u(i, j) = ave; w(i-1, j-1) = ave;
end
end
%Menentukan suhu awal di titik siku:
if (G1 == '-' && G3 == '-')
u(1, 1) = ave; w11 = ave;
end
if (G2 == '-' && G3 == '-')

137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

u(1, m) = ave; w1m = ave;


end
if (G1 == '-' && G4 == '-')
u(n, 1) = ave; wn1 = ave;
end
if (G2 == '-' && G4 == '-')
u(n, m) = ave; wnm = ave;
end
%Menentukan suhu awal di titik-titik batas:
if (G1 == '-')
for i = 2 : (n-1),
u(i, 1) = ave; w1(i-1, 1) = ave;
end
end
if (G2 == '-')
for i = 2 : (n-1),
u(i, m) = ave; w2(i-1, 1) = ave;
end
end
if (G3 == '-')
for j = 2 : (m-1),
u(1, j) = ave; w3(1, j-1) = ave;
end
end
if (G4 == '-')
for j = 2 : (m-1),
u(n, j) = ave; w4(1, j-1) = ave;
end
end
%Menentukan kesalahan relatif tertinggi awal:
M = ave;
%Menganalisis kekonvergenan:
while (M >= TOL)
%Menentukan pendekatan beda hingga,kesalahan relatif,& simpan
hasil
%pendekatan di titik siku:
C11 = zeros(0); C1m = zeros(0); Cn1 = zeros(0); Cnm = zeros(0);
if (G1 == '-' && G3 == '-')
u(1, 1) = (2*B^2*u(1, 2) + 2*u(2, 1)
h^2*(-0*0))/(2*(1+B^2));
C11= abs(u(1, 1) - w11); w11 = u(1, 1);
end
if (G2 == '-' && G3 == '-')
u(1, m) = (2*B^2*u(1, m-1) + 2*u(2, m)
h^2*(-0*k*(m-1)))/(2*(1+B^2));
C1m = abs(u(1, m) - w1m); w1m = u(1, m);
end
if (G1 == '-' && G4 == '-')
u(n, 1) = (2*u(n-1, m) + 2*B^2*u(n, 2)
h^2*(-h*(n-1)*0))/(2*(1+B^2));
Cn1 = abs(u(n, 1) - wn1); wn1 = u(n, 1);
end

138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

if (G2 == '-' && G4 == '-')


u(n, m) = (2*u(n-1, m) + 2*B^2*u(n, m-1)
h^2*(-h*(n-1)*k(m-1)))/(2*(1+B^2));
Cnm = abs(u(n, m) - wnm); wnm = u(n, m);
end
%Menentukan pendekatan beda hingga,,kesalahan relatif,& simpan
hasil pendekatan di titik-titik batas:
C1 = zeros(0); C2 = zeros(0); C3 = zeros(0); C4 = zeros(0);
if (G1 == '-')
for i = 2 : (n-1),
u(i, 1) = (u(i+1, 1) + u(i-1, 1) + (2*B^2*u(i, 2)) -
h^2*(-(h*(i-1))*(k*(1-1))))/(2*(1+B^2));
C1(i-1, 1)=abs(u(i,1) - w1(i-1, 1)); w1(i-1, 1)=u(i, 1);
end
end
if (G2 == '-')
for i = 2 : (n-1),
u(i, m) = (u(i+1, m) + u(i-1, m) + (2*B^2*u(i, m-1)) -
h^2*(-(h*(i-1))*(k*(m-1))))/(2*(1+B^2));
C2(i-1, 1)=abs(u(i,m) - w2(i-1, 1)); w2(i-1, 1)=u(i, m);
end
end
if (G3 == '-')
for j = 2 : (m-1),
u(1, j) = (2*u(2, j) + (B^2*u(1, j+1))+(B^2*u(1, j-1))-
h^2*(-(h*(1-1))*(k*(j-1))))/(2*(1+B^2));
C3(1, j-1)=abs(u(1,j) - w3(1, j-1)); w3(1, j-1)=u(1, j);
end
end
if (G4 == '-')
for j = 2 : (m-1),
u(n, j) = (2*u(n-1, j)+(B^2*u(n, j+1))+(B^2*u(n, j-1))-
h^2*(-(h*(n-1))*(k*(j-1))))/(2*(1+B^2));
C4(1, j-1)=abs(u(n, j)-w4(1, j-1)); w4(1, j-1)=u(n, j);
end
end
%Menentukan pendekatan beda hingga,kesalahan relatif, dan
menyimpan hasil pendekatan di titik-titik dalam:
for i = 2 : (n-1),
for j = 2 : (m-1),
u(i, j) = (u(i+1, j) + u(i-1, j) +
(B^2*u(i, j+1)) + (B^2*u(i, j-1))
h^2*(-(h*(i-1))*(k*(j-1))))/(2*(1+B^2));
C(i-1, j-1)=abs(u(i,j)-w(i-1, j-1));w(i-1, j-1)=u(i, j);
end
end
%Mencari beda relatif tertinggi:
maks = [max(max(C)) max(C1) max(C2) max(C3) max(C4) C11 C1m Cn1
Cnm];
M = max(maks);
end
%Meletakkan penyelesaian sesuai dengan letak pada grid:

139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

for i = 1 : (n-2),
for j = 1 : (m-2),
uij(j, i) = u(i+1, m-j);
end
end
disp('Penyelesaian di titik-titik dalam:');
uij
%Penyelesaian di titik-titik pada tepi batas yang tidak diketahui:
if (G1=='-')
for i =2 : (n-1),
ui1(1, i-1) = u(i, 1);
end
disp('Penyelesaian di titik-titik pada tepi batas bawah:');
ui1
end
if (G2=='-')
for i =2 : (n-1),
uim(1, i-1) = u(i, m);
end
disp('Penyelesaian di titik-titik pada tepi batas atas:');
uim
end
if (G3=='-')
for j =2 : (m-1),
u1j(j-1, 1) = u(1, (m+1)-j);
end
disp('Penyelesaian di titik-titik pada tepi batas kiri:');
u1j
end
if (G4=='-')
for j =2 : (m-1),
unj(j-1, 1) = u(n, (m+1)-j);
end
disp('Penyelesaian di titik-titik pada tepi batas kanan:');
unj
end
if (G1 == '-' && G3 == '-')
disp('Penyelesaian di titik siku tepi bawah & kiri:');
u11 = u(1, 1)
end
if (G2 == '-' && G3 == '-')
disp('Penyelesaian di titik siku tepi kiri & atas:');
u1m = u(1, m)
end
if (G1 == '-' && G4 == '-')
disp('Penyelesaian di titik siku tepi bawah & kanan:');
un1 = u(n, 1)
end
if (G2 == '-' && G4 == '-')
disp('Penyelesaian di titik siku tepi atas & kanan:');
unm = u(n, m)
end

140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3.3.3 Program untuk menyelesaikan persamaan Poisson dalam pelat


cakram dengan syarat batas Dirichlet pada Contoh 3.3.3

function Contoh333(G1,G2,G3,G4,r,n,m,TOL)
%Diasumsikan:
%- G1 = tepi batas 0 <= tetha < pi/2;
%- G2 = tepi batas pi/2 <= tetha < pi;
%- G3 = tepi batas -pi <= tetha < -pi/2;
%- G4 = tepi batas -pi/2 <= tetha <0;
%Ukuran grid n*m, dimana n >= 3 & m= 4, 8, 12, ...;
%TOL = toleransi = 0.00001;
%Input adalah konstanta;
%Memasukkan F(h*i, k*(j-1)) ke dalam fungsi f(x, y) = sin(tetha)
dari persamaan Poisson.

%Jarak-jarak grid dan nilai betha:


h = r/n; k = 2*pi/m; A = r/h;
%Menentukan suhu di titik-titik batas:
Sum = 0; p = m;
for j = 1 : (m/4),
U(n, j) = G1; U(n, (m/4)+j) = G2;
U(n, (2*m/4)+j) = G3;
U(n, (3*m/4)+j) = G4;
Sum = Sum + U(n, j) + U(n, (m/4)+j) +
U(n, (2*m/4)+j) + U (n, (3*m/4)+j);
end
%Rata-rata suhu di titik-titik batas:
ave = Sum/p;
%Menentukan suhu awal di titik-titik dalam:
for i = 1 : (n-1),
for j = 1 : m,
U(i, j) = ave; W(i, j) = ave;
end
end
%Menentukan kesalahan relatif tertinggi awal:
M = ave;
%Menganalisis kekonvergenan:
while (M >= TOL)
%Menentukan pendekatan beda hingga di titik-titik dalam U(1,j):
U(1, 1) = (2*U(2, 1) + (1/(A^2)*(k^2))*U(1, 2) +
(1/(A^2)*(k^2))*U(1, m)
(h^2*sin(k*(1-1))))/(2*(1+(A^2*k^2)));
for j = 2 : (m-1),
U(1, j) = (2*U(2, j) + (1/(A^2)*(k^2))*U(1, j+1) +
(1/(A^2)*(k^2))*U(1, j-1) -
(h^2*sin(k*(j-1))))/(2*(1+(A^2*k^2)));
end
U(1, m) = (2*U(2, m) + (1/(A^2)*(k^2))*U(1, 1) +
(1/(A^2)*(k^2))*U(1, m-1) -
(h^2*sin(k*(m-1))))/(2*(1+(A^2*k^2)));

141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

%Menentukan pendekatan beda hingga


di titik-titik dalam U(2,j)-U(n-1,j):
for i = 2 : (n-1),
U(i, 1) = ((1+(1/2*A))*U(i+1, 1) + (1-(1/2*A))*U(i-1, 1)+
(1/(A^2*k^2))*U(i, 2) + (1/(A^2*k^2))*U(i, m)-
(h^2*sin(k*(1-1))))/(2*(1+(A^2*k^2)));
for j = 2 : (m-1),
U(i, j) = ((1+(1/2*A))*U(i+1, j)+(1-(1/2*A))*U(i-1, j)+
(1/(A^2*k^2))*U(i, j+1)+(1/(A^2*k^2))*U(i, j-1)-
(h^2*sin(k*(j-1))))/(2*(1+(A^2*k^2)));
end
U(i, m) = ((1+(1/2*A))*U(i+1, m) + (1-(1/2*A))*U(i-1, m)+
(1/(A^2*k^2))*U(i, 1) + (1/(A^2*k^2))*U(i, m-1)-
(h^2*sin(k*(m-1))))/(2*(1+(A^2*k^2)));
end
%Mencari beda relatif tertinggi:
for i = 1 : (n-1),
for j = 1 : m,
C(i, j) = abs(U(i, j) - W(i, j));
end
end
%Mencari beda relatif tertinggi:
M = max(max(C));
%Menyimpan hasil pendekatan ke dalam matriks W;
for i = 1 : (n-1),
for j = 1 : m,
W(i, j) = U(i, j);
end
end
end
%Meletakkan penyelesaian sesuai dengan letak pada grid:
for i = 1 : (n-1),
for j = 1 : m,
Uij(j, i) = U(i, (m+1)-j);
end
end
%Memasukkan suhu di titik batas pada penyelesaian;
Bts=zeros(0,0);
for j = 1 : m,
Bts = [Bts U(n, (m+1)-j)];
end
Uij=[Uij';Bts]';
disp('Penyelesaian pendekatan di titik-titik dalam disertai dengan
suhu pada batas:');
Uij

142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3.3.4 Program untuk menyelesaikan persamaan Poisson dalam pelat


cakram dengan syarat batas Neumann pada Contoh 3.3.4

function Contoh334(G1,G2,G3,G4,r,n,m,TOL)
%Tepi batas yang tidak diketahui masukkan '-';
%Memasukkan F(h*i, k*(j-1)) ke dalam fungsi f(x, y) = sin(tetha)
dari persamaan Poisson.

%Jarak-jarak grid dan nilai betha:


h = r/n; k = 2*pi/m; A = r/h;
%Menentukan suhu di titik-titik batas:
Sum = 0; p = 0;
for j = 1 : (m/4),
if (G1 ~= '-')
U(n, j) = G1; Sum = Sum + U(n, j); p = p + 1;
end
if (G2 ~= '-')
U(n, (m/4)+j) = G2; Sum = Sum + U(n, (m/4)+j); p = p + 1;
end
if(G3 ~= '-')
U(n, (2*m/4)+j) = G3; Sum = Sum + U(n, (2*m/4)+j); p= p + 1;
end
if (G4 ~= '-')
U(n, (3*m/4)+j) = G4; Sum = Sum + U(n, (3*m/4)+j); p= p + 1;
end
end
%Rata-rata suhu di titik-titik batas:
ave = Sum/p;
%Menentukan suhu awal di titik-titik dalam:
for i = 1 : (n-1),
for j = 1 : m,
U(i, j) = ave; W(i, j) = ave;
end
end
%Menentukan suhu awal di titik-titik batas:
for j = 1 : (m/4),
if (G1 == '-')
U(n, j) = ave; W1(1, j) = ave;
end
if (G2 == '-')
U(n, (m/4)+j) = ave; W2(1, j) = ave;
end
if(G3 == '-')
U(n, (2*m/4)+j) = ave; W3(1, j) = ave;
end
if (G4 == '-')
U(n, (3*m/4)+j) = ave; W4(1, j) = ave;
end
end
%Menentukan kesalahan relatif tertinggi awal:

143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

M = ave;
%Menganalisis kekonvergenan:
while (M >= TOL)
%Menentukan pendekatan beda hingga, kesalahan relatif&simpan
hasil pendekatan di titik batas U(n,j):
C1 = zeros(0); C2 = zeros(0); C3 = zeros(0); C4 = zeros(0);
if (G1 == '-')
U(n, 1) = (2*U(n-1, 1) + (1/(A^2)*(k^2))*U(n, 2) +
(1/(A^2)*(k^2))*U(n, m) -
(h^2*sin(k*(1-1))))/(2*(1+(A^2*k^2)));
C1(1, 1) = abs(U(n, 1) - W1(1, 1)); W1(1, 1) = U(n, 1);
for j = 2 : (m/4),
U(n, j) = (2*U(n-1, j) + (1/(A^2)*(k^2))*U(n, j+1) +
(1/(A^2)*(k^2))*U(n, j-1)
(h^2*sin(k*(j-1))))/(2*(1+(A^2*k^2)));
C1(1, j)=abs(U(n, j) - W1(1, j)); W1(1, j) =U(n, j);
end
end
if (G2 == '-')
for j = 1 : (m/4),
U(n, (m/4)+j) = (2*U(n-1, (m/4)+j) +
(1/(A^2)*(k^2))*U(n, (m/4)+j+1) +
(1/(A^2)*(k^2))*U(n, (m/4)+j-1) -
(h^2*sin(k*(m/4+j-1))))/(2*(1+(A^2*k^2)));
C2(1,j)=abs(U(n,(m/4)+j)-W2(1,j)); W2(1,j)=U(n,(m/4)+j);
end
end
if(G3 == '-')
for j = 1 : (m/4),
U(n,(2*m/4)+j)=(2*U(n-1, (2*m/4)+j)+
(1/(A^2)*(k^2))*U(n, (2*m/4)+j+1)+
(1/(A^2)*(k^2))*U(n, (2*m/4)+j-1)-
(h^2*sin(k*(2*m/4+j-1))))/(2*(1+(A^2*k^2)));
C3(1,j)=abs(U(n,(2*m/4)+j)-W3(1,j));
W3(1,j)=U(n,(2*m/4)+j);
end
end
if (G4 == '-')
for j = 1 : (m/4)-1,
U(n, (3*m/4)+j)=(2*U(n-1, (3*m/4)+j)+
(1/(A^2)*(k^2))*U(n, (3*m/4)+j+1)+
(1/(A^2)*(k^2))*U(n, (3*m/4)+j-1)-
(h^2*sin(k*(3*m/4+j-1))))/(2*(1+(A^2*k^2)));
C4(1, j) = abs(U(n, (3*m/4)+j) - W4(1, j));
W4(1, j) = U(n, (3*m/4)+j);
end
U(n, m) = (2*U(n-1, m) + (1/(A^2)*(k^2))*U(n, 1) +
(1/(A^2)*(k^2))*U(n, m-1)
(h^2*sin(k*(m-1))))/(2*(1+(A^2*k^2)));
C4(1, m/4)=abs(U(n, m) - W4(1, m/4)); W4(1, m/4) = U(n, m);
end
%Menentukan pendekatan beda hingga, kesalahan relatif dan

144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menyimpan hasil pendekatan di titik dalam U(1,j):


U(1, 1) = (2*U(2, 1) + (1/(A^2)*(k^2))*U(1, 2) +
(1/(A^2)*(k^2))*U(1, m)
(h^2*sin(k*(1-1))))/(2*(1+(A^2*k^2)));
C(1, 1) = abs(U(1, 1) - W(1, 1)); W(1, 1) = U(1, 1);
for j = 2 : (m-1),
U(1, j) = (2*U(2, j) + (1/(A^2)*(k^2))*U(1, j+1) +
(1/(A^2)*(k^2))*U(1, j-1)
(h^2*sin(k*(j-1))))/(2*(1+(A^2*k^2)));
C(1, j) = abs(U(1, j) - W(1, j)); W(1, j) = U(1, j);
end
U(1, m) = (2*U(2, m) + (1/(A^2)*(k^2))*U(1, 1) +
(1/(A^2)*(k^2))*U(1, m-1)
(h^2*sin(k*(m-1))))/(2*(1+(A^2*k^2)));
C(1, m) = abs(U(1, m) - W(1, m)); W(1, m) = U(1, m);
%Menentukan pendekatan beda hingga, kesalahan relatif
menyimpan hasil pendekatan di titik dalam U(2,j)-U(n-1,j):
for i = 2 : (n-1),
U(i, 1) = ((1+(1/2*A))*U(i+1, 1) + (1-(1/2*A))*U(i-1, 1)+
(1/(A^2*k^2))*U(i, 2) + (1/(A^2*k^2))*U(i, m)-
(h^2*sin(k*(1-1))))/(2*(1+(A^2*k^2)));
C(i, 1) = abs(U(i, 1) - W(i, 1)); W(i, 1) = U(i, 1);
for j = 2 : (m-1),
U(i, j)=((1+(1/2*A))*U(i+1, j)+(1-(1/2*A))*U(i-1, j)+
(1/(A^2*k^2))*U(i, j+1)+(1/(A^2*k^2))*U(i, j-1)-
(h^2*sin(k*(j-1))))/(2*(1+(A^2*k^2)));
C(i, j) = abs(U(i, j) - W(i, j)); W(i, j) = U(i, j);
end
U(i, m)=((1+(1/2*A))*U(i+1, m)+(1-(1/2*A))*U(i-1, m)+
(1/(A^2*k^2))*U(i, 1) + (1/(A^2*k^2))*U(i, m-1)-
(h^2*sin(k*(m-1))))/(2*(1+(A^2*k^2)));
C(i, m) = abs(U(i, m) - W(i, m)); W(i, m) = U(i, m);
end
%Mencari beda relatif tertinggi:
maks = [ max(max(C)) max(C1) max(C2) max(C3) max(C4)];
M = max(maks);
end
%Meletakkan penyelesaian sesuai dengan letak pada grid:
for i = 1 : (n-1),
for j = 1 : m,
Uij(j, i) = U(i, (m+1)-j);
end
end
%Memasukkan suhu di titik batas pada penyelesaian;
Bts=zeros(0,0);
for j = 1 : m,
Bts = [Bts U(n, (m+1)-j)];
end
Uij=[Uij';Bts]';
disp('Penyelesaian pendekatan di titik-titik dalam dan batas
disertai dengan suhu yang diketahui pada batas:');
Uij

145

Anda mungkin juga menyukai