Anda di halaman 1dari 58

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERHITUNGAN BATAS TERENDAH NILAI PERBANDINGAN ANTARA


SUHU DEBYE DAN SUHU KRISTAL SECARA NUMERIK UNTUK
MENENTUKAN PENGARUH SUHU TERHADAP PANAS JENIS KRISTAL

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Program Studi Fisika

Oleh:

Margareta Inke Mayasari

NIM : 023214002

PROGRAM STUDI FISIKA JURUSAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

" Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan

penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya " ( Matius

21:22)

PERSEMBAHAN :

"Skripsi ini aku persembahkan untuk Ayah dan Ibuku

serta kakakku mas Robert yang selalu memberikan

dukungan, semangat, doa, dan kasih sayang sepanjang

hidupku"

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

PERHITUNGAN BATAS TERENDAH NILAI PERBANDINGAN ANTARA


SUHU DEBYE DAN SUHU KRISTAL SECARA NUMERIK UNTUK
MENENTUKAN PENGARUH SUHU TERHADAP PANAS JENIS KRISTAL

ABSTRAK

Telah dilakukan perhitungan secara numerik terhadap batas terendah nilai


perbandingan antara suhu Debye dan suhu kristal yang digunakan dalam perhitungan
panas jenis Debye satu dimensi, dua dimensi dan tiga dimensi dengan menggunakan
paket program Mathematica 5.0. Hasil perhitungan secara numerik menunjukkan
bahwa untuk D
 x k nilai integral I bergantung pada suhu T , sedangkan untuk
T
D
xk
T nilai integral I konstan. Nilai xk untuk satu dimensi adalah xk  19 , untuk
dua dimensi x  22 , dan untuk tiga dimensi xk  25 .
k
adalah

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

CALCULATION OF THE RATIO VALUE LOWER LIMIT BETWEEN


DEBYE AND CRYSTAL TEMPERATURES NUMERICALLY FOR
DETERMINING THE TEMPERATURE EFFECT ON THE CRYSTAL
SPECIFIC HEAT

ABSTRACT

The calculations of the ratio value lower limit between Debye temperature
and crystal temperature which is used on the calculation of the Debye heat specific
for one, two, and three dimension(s) have been performed numerically by using
Mathematica 5.0 package program. The numerical results show that the values of the
 
integral I for D  x are depend on the temperature (T), meanwhile for D  x the
k k
T T
values of the I are constants. The values of the xk are x  19 x  22 , xk  25
k k
, and
corresponding to one, two, and three dimension (s) respectively.

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Yesus Kristus atas segala kasih dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi

ini berjudul : ”PERHITUNGAN BATAS TERENDAH NILAI

PERBANDINGAN ANTARA SUHU DEBYE DAN SUHU KRISTAL SECARA

NUMERIK UNTUK MENENTUKAN PENGARUH SUHU TERHADAP

PANAS JENIS KRISTAL”, yang diajukan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Sains pada Program Studi Fisika Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

penulis baik berupa waktu, tenaga, bimbingan, dorongan, dan sumbang saran yang

penulis butuhkan dalam penyelesaian skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Drs. Vet. Asan Damanik, M.Si. selaku dosen pembimbing

yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing,

mendampingi, memberikan dorongan dan semangat dalam pengerjaan

tugas akhir ini.

2. Ayah dan Ibuku tercinta yang tanpa henti memberikan dukungan,

dorongan, doa, dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

3. Kakakku tercinta mas Robert yang selalu memberikan semangat dan

doanya pada waktu penulis mengerjakan skripsi ini.

4. Erig yang selama ini selalu menemaniku, memberikan dorongan,

semangat dan doanya pada waktu pengerjaan tugas akhir ini.

5. Adik sepupuku Wahyu dan Angga yang senantiasa memberikan

dukungannya.

6. Mbak Asti dan mas Anto yang selama ini telah memberikan

dukungannya.

7. Temen-teman kosku terutama Chika, Jule dan Anis yang selalu

memberikan semangat dan menjadi sahabat yang baik bagiku serta

menemaniku mengerjakan skripsi.

8. Temen-teman fisika yang selama bertahun-tahun selalu berjuang

bersamaku.

9. Dr. Edi Santosa, M.S. selaku dosen pendamping akademik yang sudah

banyak memberikan pendampingan selama menjadi mahasiswa.

10. Seluruh Staff Pengajar Jurusan Fisika yang telah memberikan

pengajaran dan pendampingan.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu demi satu. Terimakasih

atas segala bantuannya.

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan, oleh

karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sangat membangun

dari berbagai pihak.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia

pendidikan dan khususnya pembaca.

Yogyakarta, Juni 2007

Penulis

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………….............................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………..... ii
HALAMAN PENGESAHAN .………………………………………….. iii
HALAMAN MOTO PERSEMBAHAN …………......…………………. iv
ABSTRAK ………………………………………………………………. v
ABSTRACT …………………………………………………………….. vi
KATA PENGANTAR …………………………………………………... vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………. x
DAFTAR ISI ……………………………………………………………. xi
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… xiv
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………. 1
1.1. Latar Belakang …………………………………………………. 1
1.2. Perumusan Masalah ……………………………………………. 4
1.3. Batasan Masalah ……………………………………………….. 5
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………………… 5
1.4.1. Tujuan Penelitian ………………………………………... 5
1.4.2. Manfaat Penelitian ………………………………………. 6
1.5. Sistematika Penulisan …………………………………………... 6
BAB II. DASAR TEORI ………………………………………………... 7

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

2.1. Panas Jenis Zat Padat …………………………………………… 7

2.2. Panas Jenis Menurut Teori Klasik ……………………………… 9

2.3. Panas Jenis Menurut Teori Einstein ……………………………. 13

2.4. Panas Jenis Menurut Teori Debye………………………………. 16

2.4.1. Panas Jenis Zat Padat Dalam Satu Dimensi ……………... 17

2.4.2. Panas Jenis Zat Padat Dalam Dua Dimensi ...................... 18

2.4.3. Panas Jenis Zat Padat Dalam Tiga Dimensi ….…………. 20

2.5. Integrasi Numerik Dengan Menggunakan Mathemetica 5.0……. 23

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ………………………………. 24

3.1. Jenis Penelitian …………………………………………………. 24

3.2. Sarana Penelitian ……………………………………………….. 24

3.3. Langkah-Langkah Penelitian …………………………………… 24

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………. 26

4.1. Hasil Integrasi Numerik ………………………………………… 26

4.1.1. Panas Jenis Zat Padat Satu dimensi ……………………... 26

4.1.2. Panas Jenis Zat Padat Dua Dimensi ................................... 27

4.1.3. Panas Jenis Zat Padat Tiga Dimensi …………………….. 28

4.2. Pembahasan …………………………………………………….. 29

BAB V. PENUTUP ……………………………………………………... 33

5.1. Kesimpulan ……………………………………………………... 33

5.2. Saran ……………………………………………………………. 34

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 35

LAMPIRAN A

LAMPIRAN B

LAMPIRAN C

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Panas jenis Cu pada volume tetap sebagai fungsi T 1

Gambar 1.2 Panas Jenis Cu pada volume tetap dengan 3


E  240K

Gambar 4.1 27
Grafik I sebagai fungsi x untuk kristal satu dimensi

Gambar 4.2 28
Grafik I sebagai fungsi x untuk kristal dua dimensi

Gambar 4.3 29
Grafik I sebagai fungsi x untuk kristal tiga dimensi

Gambar 4.4
Gabungan grafik satu dimensi, dua dimensi dan 32
tiga dimensi

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam fisika diketahui ada tiga model atau teori mengenai panas jenis

suatu zat padat, yaitu teori Klasik, teori Einstein dan teori Debye. Menurut teori

Klasik nilai panas jenis suatu zat padat pada volume tetap cv  tidak bergantung

pada suhu T . Dengan kata lain, panas jenis suatu zat pada volume tetap menurut

teori Klasik adalah

cv  3R (1.1)

dengan R tetapan gas umum (


R  8.31103 J / kmol K = 1.99 kcal / kmol K).

Berdasarkan hasil eksperimen, nilai panas jenis suatu zat pada volume

tetap bergantung pada suhu atau secara matematis dapat dituliskan

cv  cv T  . (1.2)

Sebagai contoh, panas jenis Cu berdasarkan hasil eksperimen (Omar, 1975)

diperlihatkan pada Gambar 1.1

5
Cv cal/g mol,

3 Cu: E =2 40 K

100 T, K
200 300

Gambar 1.1 Panas jenis Cu pada volume tetap sebagai fungsi T

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

Dari gambar 1.1 terlihat bahwa nilai cv pada suhu tinggi mendekati 3R

(sesuai dengan teori Klasik), tetapi pada suhu rendah nilai cv sangat bergantung

pada T .

Untuk mengatasi kelemahan teori Klasik tersebut, Einstein merumuskan

teori panas jenis pada volume tetap dengan menganggap (mengandaikan) bahwa

zat padat tersusun dari atom-atom yang bergetar secara bebas (independen)

disekitar titik kesetimbangannya satu dengan yang lainnya. Dengan asumsi

tersebut, Einstein memperoleh energi rata-rata sebesar (Omar, 1975) :

E

n e  En /
n0 kT
(1.3)
E 

e
 En /
kT n  0
 1
dengan E  n  h dan  frekuensi
h ( h tetapan Planck tereduksi, h
  2
E
n E
 2

getar), sehingga (Sears dan Salinger, 1975)

E  E  2
c   3R  e E /T
. (1.4)
v
T T  e E / T
1  2

Pada suhu tinggi nilai cv menurut teori Einstein mendekati nilai 3R (sesuai teori

Klasik) dan pada suhu rendah (Omar, 1975)


2
 
c  3R  E  (1.5)
eT  E /

v
 T 

dengan E suhu
Einstein.

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

Cv cal/g mol,
4

3 Cu: E =2 40 K

100 T, K
200 300

Gambar 1.2 Panas jenis Cu pada volume tetap dengan


 E  240 K

Jika dibandingkan nilai cv menurut teori Einstein terhadap hasil

eksperimen untuk Cu dengan


 E  240 K maka terlihat bahwa nilai cv

berdasarkan perhitungannya teori Einstein untuk T  200 K kurang sesuai

dengan hasil eksperimen (Gambar 1.2).

Kelemahan teori Einstein tersebut diperbaiki oleh Debye, yang

mengasumsikan bahwa kisi kristal itu adalah suatu kontinum elastik dengan

volume V (Suwitra, 1989). Suatu kontinum elastik akan memiliki distribusi

frekuensi yang kontinu pada interval frekuensi sampai   d . Tenaga

kontinum elastis Debye diberikan oleh (Omar, 1975)

E   E   g   d  , (1.6)

dengan g   adalah rapat modus, h adalah energi rata-rata atom


E h / kT
dan e 1

kristal. Rapat
modus g  untuk kontinum elastik volume V diberikan oleh

3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

L3  2 g 
  vs

2 2 3

dengan L panjang rusuk volume V, frekuensi kontinum elastik, dan vs

kecepatan gelombang. Sehingga persamaan (1.6) dapat dituliskan menjadi


D
3V
h 3
E
2 2 v 3 e d . (1.8)
0 h / kT
s
1
hD k
Jika didefenisikan x  h , x  , dan k  h atau   D (
D D D D D
kT kT h
adalah suhu Debye), maka panas jenis pada volume tetap diberikan oleh

E
c v  T

T
3 xD x 4e x

 9R    dx . (1.9)
 D  x0e x
1

1.2. Perumusan Masalah

Dari persamaan (1.9) terlihat bahwa nilai integral

xD
x4ex
I  e
x0 x
d (1.10)

1
2

untuk suhu rendah T   D 4


adalah (suatu konstanta). Secara umum hasil

4

15

integral persamaan (1.10) masih merupakan fungsi  dan T atau


D

I  I  D , T . (1.11)

4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

D
Yang menjadi permasalahan adalah berapa batas terendah nilai
T agar hasil

integral persamaan (1.10) untuk suhu rendah T   D  terpenuhi.

5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

1.3. Batasan Masalah

Masalah yang diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada masalah


D
1. Penentuan batas terendah nilai
T agar hasil integral persamaan (1.9)

untuk suhu rendah terpenuhi.



2. Implikasi batas terendah nilai
terhadap panas jenis Debye pada
D

panjang tetap, luas tetap dan volume tetap.

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:



1. Menentukan batas terendah nilai
agar hasil integral pada
D

persamaan (1.10) untuk suhu rendah terpenuhi.



2. Mengetahui implikasi batas terendah nilai
terhadap panas jenis
D

suatu zat pada panjang tetap, luas tetap dan volume tetap cv  .

1.4.2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan

khususnya pengetahuan terhadap panas jenis pada panjang tetap, luas tetap dan

volume tetap dan kaitannya dengan suhu Debye  dan T .


D

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

Pada Bab I dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah,

batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II. DASAR TEORI

Dalam Bab II dijabarkan teori panas jenis zat padat menurut teori Klasik,

Einstein, dan Debye.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Pada Bab III akan dijelaskan tentang jenis penelitian, sarana penelitian dan

langkah-langkah penelitian.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada Bab IV akan ditampilkan hasil penelitian secara numerik serta

pembahasannya

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Pada Bab V disajikan kesimpulan dan saran.

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

BAB II
DASAR TEORI

2.1. Panas Jenis Zat Padat

Zat padat terbentuk dari atom-atom (berupa ion atau atom netral) atau

molekul yang sangat tersusun dengan posisi sangat berdekatan. Energi zat padat

dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu energi termal dan energi lain.

Energi lain dapat berasal dari energi kinetik, energi potensial listrik, energi

potensial magnetik energi rotasi, energi potensial gravitasi, dll. Perubahan energi

termal tiap satu satuan perubahan suhu disebut kapasitas panas C (Suwitra, 1989)
E
C . (2.1)
T

Selain konsep kapasitas panas, dikenal juga konsep panas jenis yang

didefenisikan sebagai jumlah kalor atau energi yang diperlukan oleh satu mol zat

untuk menaikkan suhunya sebesar 1K. Secara matematis, panas jenis dituliskan

sebagai

1 E (2.2)
c
m T

dengan c panas jenis ( satuan J / kmol atau kcal / kmol K) dan m adalah besarnya

massa satu mol zat. Jika suatu sistem bekerja pada volume tetap, maka panas jenis

itu disebut panas jenis pada volume tetap ( cv ), secara matematis dituliskan

1  E
cv  (2.3)
m 
 T 
 v

Menurut hukum I termodinamika, jika sejumlah kalor dQ diberikan

kepada suatu sistem, maka kalor/energi tersebut dapat digunakan oleh sistem

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

untuk mengubah energi dalamnya dU  dan untuk melakukan sejumlah kerja

dW  . Hukum termodinamika tersebut dapat dituliskan sebagai (Nainggolan,

1978)

dQ  dU  dW (2.4)

Energi dalam sistem ditentukan oleh volume V  dan suhu sistem T  sehingga

(Sears dan Salinger,


1975)  U 
 U dT  dV
dU  (2.5)
 T   V 
 v  T

Jika persamaan (2.5) disubstitusikan ke persamaan (2.4) maka diperoleh


 U   U
 
dQ dT  dV  dW
   
 T  v

 V T

(2.6) Mengingat dW  p dV , persamaan (2.6) dapat dituliskan kembali dalam

bentuk

  U 
 U  p dV (2.7)
  T 
dQ    . 
  v dT   V T 

Maka kapasitas panas C  pada volume tetap dV  0 diberikan oleh

Cv  Q   U  .
  (2.8)
 T  T
 v  v

Selain konsep kapasitas panas, dikenal juga konsep panas jenis c v  yang

didefenisikan sebagai jumlah kalor atau energi yang diperlukan oleh satu mol zat

untuk menaikkan suhunya sebesar 1K. Secara matematis panas jenis


c v  pada

volume tetap dituliskan

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

1 Q 1  U
c  (2.9)
v
m T m  T 
 v

Selanjutnya panas jenis zat padat ditinjau menurut tiga teori, yaitu teori Klasik,

teori Einstein, dan teori Debye.

2.2. Panas Jenis Menurut Teori Klasik

Menurut teori klasik dengan menggunakan teori kinetik gas, jika suatu

kotak yang mempunyai volume V diisi N molekul gas dengan masing-masing

molekul memiliki massa m dan bergerak dengan kecepatan v x (searah sumbu x),

maka akan terjadi tumbukan antara molekul dengan luasan (A) dinding kotak

sehingga perubahan momentum sebelum dan sesudah terjadinya tumbukan adalah

2 mv x .

Besarnya perubahan momentum dalam interval v x sampai vx  dvx

diberikan oleh (Bradbury, 1984)

 px  2m A x dn (vx ) (2.10)
vx

dengan x adalah panjang lintasan, dan dn (v ) adalah jumlah molekul tiap satu
x

satuan volume sebagai fungsi v . Perubahan momentum tersebut terjadi dalam


x

interval waktu

t . (2.11)
x
vx

Perubahan gaya yang dihasilkan dalam luasan A akibat terjadinya tumbukan

adalah

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

 px
dF   2 mAv 2 dn
. (2.12)
v
x x x
t

sehingga

Fx  2 Am 
v
2
x
dn v x. (2.13)
0

Nilai v2 diberikan oleh (Bradbury, 1984)


x



 v 2x dn v x 2  v 2x dn v x

v x2    0 . (2.14)
N /V
 dn v x


Jika persamaan (2.13) dan (2.14) digabungkan, maka akan diperoleh

F mNv2
P x  x (2.15)
A V

dengan P adalah tekanan. Persamaan (2.15) dapat dituliskan dalam bentuk


2 1 
PV  N mv 2 , (2.16)
 
3 2 

sebab v 2  v 2  v 2 dan v 2  v 2  v 2  v 2 . Dengan demikian energi kinetik


x y z x y z

molekul gas dapat dituliskan menjadi


1 3
mv2  kT . (2.17)
2 2

Pada persamaan (2.17) digunakan PV  N k (Martin, 1986)


relasi T

Selain memiliki energi kinetik, molekul-molekul gas tersebut juga

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

memiliki energi potensial. Dari persamaan (2.11) dan (2.12) diperoleh relasi

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

dFx  v x px
x

atau

x dFx   vx  px (2.18)

Besarnya gaya dalam luasan A adalah

t dFx  2 m A x dn (x) x  t (2.19)


Persamaan (2.19) dapat dituliskan menjadi

t dFx
 2 m A x dn x .
2
(2.20)
(t) 2

Meningat nilai x 2 adalah

 x 2 dn (x)
x 2   (2.21)



dn (x)

sehingga dari persamaan (2.20) diperoleh



 
2  x 2 dn (x) 1m A   t dFx  t
0 
x2  0  . (2.22)
NV NV

Dari persamaan (2.15) diperoleh


dFx
dP  . (2.23)
A

Jika ruas kiri dan kanan persamaan (2.23) dikalikan x , maka diperoleh

A x dP  dFx x

A x dP  dFx t vx

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

atau

(2.24)
V dP  v x  t
dFx

Jika persamaan (2.24) diintegralkan, maka dihasilkan

PV  v x  t dFx
0

Jika dimasukkan ke dalam persamaan (2.22)

 
1  t dFx  t
mA 
2 0 
x 
NV

1 PV / vx
 mA
t
N/V

m A N vx 2
PV  t V x

m A N vx 2
N kT  x
A
t V

m A N vx 2
kT  x
t N A V

atau

12 1 m A N vx (2.25)
kT  x
2 2 V N A t

m A N vx
Jika  c , maka persamaan (2.25) menjadi
V N A t

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

1 1
kT cx2
(2.26)
2 2
1
sehingga besarnya energi potensial adalah kT .
adalah 2

Dengan demikian besarnya panas jenis cv (satu dimensi) menurut teori klasik

ditinjau dari teori kinetik gas adalah sebesar (Omar, 1975)

cv  N A k

cv  R . (2.27)

Untuk panas jenis ( cv ) tiga dimensi cv  3R

Berdasarkan hasil eksperimen (Gambar 1.1) panas jenis zat padat

bergantung pada suhu T khususnya pada suhu rendah. Pada suhu tinggi cv

mendekati 3R. Oleh sebab itu teori panas jenis klasik masih memiliki kelemahan

karena tidak dapat menjelaskan kebergantungan cv terhadap T.

2.3. Panas Jenis Menurut Teori Einstein

Menurut teori panas jenis Einstein osilasi zat padat mengikuti statistik

Bose-Einstein (Suwitra, 1989). Einstein juga mengajukan asumsi bahwa semua

fonon (osilator) memiliki frekuensi yang sama. Tiap atom berprilaku sebagai tiga

osilator harmonis yang independen. Menurut mekanika kuantum, tenaga osilator

harmonik diberikan oleh (Alonso dan Finn, 1968)


 1 
E  n  h n  0,1, 2,
3,... (2.28)
,
n  
 2

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

h
dengan frekuensi osilator harmonik, 
h 2 . Tenaga rata-rata osilator harmonik

diberikan oleh (Omar, 1975)

E

n e  En /
n0 kT
(2.29)
E 

e
 En /
kT n  0

1
Jika dituliskan  
kT , maka persamaan (2.29) dapat dituliskan

E

n e  En
n0  (2.30)
E 

e
 En 
n0

Untuk memudahkan perhitungan persamaan (2.30) digunakan substitusi


(2.31)
Z  En  e0 
n

yang dikenal sebagai fungsi partisi (Mandl, 1988). Dengan demikian, maka tenaga

rata-rata pada persamaan (2.30) menjadi


1 Z 
E  ln Z (2.32)
 

Z  

Jika persamaan (2.28) disubstitusikan ke dalam persamaan (2.30) maka diperoleh


  1
 n h

Z e  2  

n0

e
h / 2
e 
nh
n0
 e2h  e3h 

e
h / 2
1 .....................................

eh
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

(2.33)

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

Jika
h  0 , e h 1 , sehingga bentuk deret pada persamaan (2.32)
maka

dapat dituliskan menjadi

1
1 e h  e 2h  e 3h  ...
1 e
 h

Dengan demikian fungsi partisi dapat dituliskan menjadi

e h / 2
Z (2.34)
1 e h

Dengan substitusi persamaan (2.34) ke dalam persamaan (2.32)

diperoleh tenaga rata-rata osilator harmonik satu dimensi sebesar



E  ln Z 


   1 h  ln 1 eh 
 

 
  2 
 1 1 
 h    (2.35)
 2 eh 1 

Jika ditinjau osilator tiga dimensi dan ada sejumlah N osilator, maka tenaga total

osilator harmonik sebesar


 1 1 
E3N E3Nh 
(2.36)
 

h / kT
e 1
 2 

Kalau ada satu mol zat (kristal), maka N  N (bilangan Avogadro). Dengan
A

demikian panas jenis cv diberikan oleh

cv  E 
 T 

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

 h 
 3N k
eh / kT
2

  2

e 1 
A
h / kT
 kT 
2

 3 R E  e E / kT
(2.37)
T 
e  E / kT
1  2

 h 
dengan R  N k dan  yang dikenal sebagai suhu Einstein.
A E  
 k 

Untuk mengetahui daya prediksi panas jenis Einstein tersebut, ditinjau

dua keadaan ekstrim yaitu pada suhu rendah dan suhu tinggi. Pada suhu tinggi

T  E E / T
atau sehingga e 1  . Jadi panas jenis Einstain pada
E E
1
T T

suhu tinggi dapat dituliskan

1 E  E  2  E 
   2  T   T    T  3 ...
c 3R E     
v T
   2
   
 2 E 
3
  
...
 E T  E  T

 T 

 
 3 R  1 E
T


  (2.38)

cv  3 R

E
Pada suhu rendah T  atau 1, sehingga e  E / T 1. e E
/T
1,
E T Jika

maka faktor /T /T
e E 1 e E . Jadi panas jenis Einstein pada suhu rendah
dapat

dituliskan

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

2
 
c 3R E
 (2.39)
eT  E /

v
 T

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

Model panas jenis Einstein hanya cocok untuk suhu tinggi, sedangkan

pada suhu rendah kurang sesuai.

2.4. Panas Jenis Menurut Teori Debye

Debye mengembangkan suatu model dengan mengasumsikan bahwa kisi

kristal itu adalah suatu kontinum elastik dengan volume V (Suwitra, 1989). Pada

model Debye, suatu kontinum elastik akan memiliki distribusi frekuensi yang

kontinu pada interval frekuensi sampai   d , dan tenaga total diberikan oleh

D

E  g   E  (2.40)
0
d 
dengan g
adalah rapat modus dan  D adalah frekuensi Debye. Rapat modus
( )

didefenisikan

dN
g    (2.41)
d

dengan N adalah jumlah modus.

2.4.1. Panas jenis zat padat dalam satu dimensi

Jumlah modus fonon untuk satu dimensi


adalah
L (2.42)
N

dengan  adalah panjang gelombang. Mengingat 2


 , persamaan (2.42)
k

dapat dituliskan menjadi

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

 L 
N k
  . (2.43)

 2 

Sebab k dapat juga dituliskan sebagai k  v , maka
s

L 
N . (2.44)
2 vs

Jadi rapat modus untuk satu dimensi adalah

g L
(2.45)
2 vs

Dengan menggunakan persamaan (2.44), frekuensi untuk gelombang satu

dimensi diberikan oleh

2 vs N (2.46)
 L

Dengan demikian tenaga kontinum elastis satu dimensi diberikan oleh


D h
E g   d
0
eh / kT 1
D Lh 
E
2 vs d0eh / kT 1
(2.47)

h hD
Jika didefenisikan x , x  , dan k  D  hD atau
kT D
kT

kD
  h (  D adalah suhu Debye), maka panas jenis c L zat padat satu dimensi
D

diberikan oleh

E
c L  T

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

L xD
 2 x 2 e x dx
 vs k T (2.48)
h 0 (e x 1)

atau

cL  T (2.49)

2.4.2. Panas jenis zat padat dalam dua dimensi

Jumlah modus fonon dua dimensi


N L  k2
2


2 
 

L2  2
 2 2 (2.50)
v s

Sehingga rapat modus diberikan


oleh

L2  , (2.51)
g 2
vs 2
2

dan frekuensi untuk gelombang dua dimensi diberikan oleh


1

  2 v  2
2 2
s
(2.52)
 L2 
 

Jadi tenaga kontinum elastis dua dimensi diberikan oleh


D h
E2 g   d
0
eh / kT 1
2L2h D
E 2
(2.53)
2 2 v 2 deh / kT 1
s
0

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

h hD
Mengingat x  , x  , dan k  h atau   kD ( adalah suhu
D D D D D
kT kT h

Debye), maka panas jenis zat padat untuk dua dimensi diberikan oleh

E
c A  T

L2 3
xD
x3ex
 2 2 k T2 dx (2.54)
 v sh 2
0
 (e x
1) 2

atau

c T2 (2.55)
A

2.4.3. Panas jenis zat padat dalam tiga dimensi

Jumlah modus fonon tiga dimensi


N 3
L  4 k 3

2 
  3

L3  3
 (2.56)
6 2 v3s

sehingga rapat modus diberikan oleh


L 2
  3
g  2 ,
2 v3s

dan frekuensi untuk gelombang tiga dimensi diberikan oleh


1

  6 v  3
2 3
s
(2.58)
 L3 
 

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

Jadi tenaga kontinum elastis tiga dimensi dapat dituliskan sebagai


D h
E3 g   d
0
eh / kT 1
3 L3h D
E 3
2 2 v 3 e h / kT
1
(2.59)
s d0

h hD
Mengingat x  , x  , dan k  h atau   kD ( adalah suhu
D D D D D
kT kT
h
Debye), maka panas jenis cv untuk zat padat tiga dimensi adalah

cv E
 T

3L3 xD
x4 ex
 2 2 v 3 k 4 3 dx (2.60)
s
h 3
T
0
 (e x
1) 2

atau

c T3 (2.61)
v

Bentuk integrasi numerik yang terdapat dalam panas jenis Debye satu

dimensi (persamaan (2.48)), dua dimensi (persamaan (2.54)), dan tiga dimensi

(persamaan (2.60)) akan diselesaikan dengan menggunakan paket program

Mathematica 5.0

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 2.1 Temperatur Debye  D  untuk beberapa unsur dan senyawa (Omar, 1975)

Unsur / Li Na K Cu Ag Au Al Ga Pb Ge Si C NaCl KCl CaF2 LiF SiO2


Senyawa
D (K) 335 156 91.1 343 226 162 428 325 102 378 647 1860 280 230 470 680 255

22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

2.5. Integrasi Numerik Menggunakan Mathematica 5.0

Bentuk- bentuk integrasi numerik yang ada di dalam persamaan (2.48),

(2.54) dan (2.60) akan diselesaikan secara numerik dengan menggunakan paket

program Mathematica 5.0. Secara umum penyelesaian integrasi numerik untuk

x max

I  f xdx
x min
dengan menggunakan paket program Mathematica 5.0 adalah

NIntegrate[f, {x, xmin, xmax}], dengan f adalah fungsi yang akan diintegralkan ,

xmin adalah batas bawah, xmaks adalah batas atas, dan NIntegrate adalah perintah

yang digunakan untuk mengevaluasi integrasi numeriknya.

Selain itu ada juga penyelesaian integrasi numerik dengan

Table[NIntegrate[f, {x, xmin, y}],{y,ymin,ymaks}], dimana {y,ymin,ymaks}

dihitung dahulu nilai integralnya kemudian hasilnya akan digunakan sebagai batas

dalam {x, xmin, y}.

Contoh 1: In[1]:= NIntegrate[Exp[-x^3], {x, 0, Infinity}]

Out[1]= 0.89298

Hasil penyelesaian contoh diatas tersebut hanya untuk satu nilai dalam suatu

daerah integral.

Contoh 2 : In[2]:= Table[NIntegrate[(x^3)/(Exp[x]-1),{x,0,y}],{y,0,8}]

Out[2]=

{0.,0.224805,1.17634,2.55222,3.87705,4.89989,5.58586,6.00317,6.23962}

Hasil penyelesaian contoh 2 tidak seperti hasil penyelesaian contoh 1.

Hasil penyelesaian contoh 2 berupa nilai-nilai hasil integrasi numerik sekaligus

dalam interval tertentu untuk nilai x tertentu.

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini adalah

penelitian studi pustaka dan paket program Mathematica 5.0.

3.2. Sarana Penelitian

Sarana yang dibutuhkan dalam peyelesaian skripsi ini adalah buku-buku

yang berhubungan dengan panas jenis zat padat yang terdapat di UPT

Perpustakaan Sanata Dharma Yogyakarta.

3.3. Langkah – langkah penelitian

Langkah – langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Menelusuri bahan – bahan mengenai teori panas jenis Klasik,

Einstein dan Debye serta integrasi numerik dengan menggunakan

paket program Mathematica 5.0.

2. Mengelaborasi teori-teori panas jenis Klasik, Einstein dan Debye

secara analitik.

3. Menyelesaikan teori panas jenis Debye secara numerik dengan

menggunakan paket program Mathematica 5.0.

4. Batasan angka desimal numerik yang akan diambil untuk panas

jenis satu dimensi dan dua dimensi adalah lima digit sedangkan

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

untuk panas jenis tiga dimensi adalah empat digit. Batasan angka

desimal numerik yang akan diambil mengikuti paket program

Mathematica 5.0.
D
5. Menentukan batas terendah nilai agar hasil integral pada
T

persamaan (1.10) untuk suhu rendah terpenuhi.

6. Menarik kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah

dilakukan.

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Integrasi Numerik

Sebagaimana diketahui dari persamaan (2.48), (2.54) dan (2.60) bahwa

panas jenis kristal pada panjang tetap c L  , luas tetap c A  dan volume tetap cv


tergantung pada nilai integrasi

xD

I  f xdx
0

Denga
n f x adalah fungsi yang bentuknya bersesuaian dengan dimensi kristal.

Dari berbagai studi literatur (Omar, 1975 ; Sears, 1975 ; Mandl, 1988) nilai

integral I konstan.

4.1.1. Panas Jenis Zat Padat Satu Dimensi

Untuk panas jenis satu dimensi hasil integrasi numerik dari


xD
x 2e x
 (e x
1) 2
dapat dilihat pada Lampiran A dan jika hasil integrasi numerik
0
dx

(Lampiran A) digambar maka hasilnya terlihat pada Gambar 4.1. Dari gambar 4.1

terlihat bahwa nilai I tetap pada daerah x 19 . Sedangkan untuk daerah x 19

nilai I bergantung pada x.

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

I
3.5

2.5

1.5

0.5

0 x
0 10 20 30 40
Gambar 4.1 Grafik I sebagai fungsi x untuk kristal satu dimensi

4.1.2. Panas Jenis Zat Padat Dua Dimensi

Seperti halnya panas jenis satu dimensi, untuk panas jenis dua dimensi
xD
x 3e x
hasil integrasi numerik dari  (e x
1) 2
dapat dilihat pada Lampiran B. Jika
0
dx

hasil integrasi numerik (Lampiran B) digambar maka hasilnya terlihat pada

Gambar 4.2. Dari Gambar 4.2 terlihat bahwa nilai I tetap pada daerah x  22 .

Sedangkan untuk x  22 nilai I bergantung pada x.


daerah

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

I
8

0 x
0 10 20 30 40
Gambar 4.2 Grafik I sebagai fungsi x untuk kristal dua dimensi

4.1.3. Panas Jenis Zat Padat Tiga Dimensi

Untuk panas jenis satu dimensi hasil integrasi numerik dari


xD
x 4e x
 (e x 1) 2 dapat dilihat pada Lampiran C dan jika hasil integrasi numerik
dx0

(Lampiran C) digambar maka hasilnya terlihat pada Gambar 4.3. Dari Gambar 4.3

terlihat bahwa nilai I tetap pada daerah x  25 . Sedangkan untuk x  25


daerah

nilai I bergantung pada x.

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

I
30

25

20

15

10

0 x
0 10 20 30 40
Gambar 4.3 Grafik I sebagai fungsi x untuk kristal tiga dimensi

4.2. Pembahasan

Berdasarkan hasil integrasi numerik yang telah dilakukan terhadap

persamaan (2.48), (2.54), dan (2.60) (Lampiran A, B dan C ) terlihat bahwa panas

jenis kristal satu dimensi nilai I tetap pada daerah x , untuk kristal dua
19

dimensi nilai I tetap pada daerah x  22 , dan untuk kristal tiga dimensi nilai I

tetap pada daerah x  Jika nilai x lebih kecil dari nilai-nilai tersebut, maka
25.

nilai I bergantung pada x seperti terlihat pada Gambar 4.1, 4.2, dan 4.3.

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

Berdasarkan nilai-nilai xk yang telah diperoleh, dapat dihitung suhu

kristal (satu, dua, dan tiga dimensi) dengan menggunakan relasi berikut:

hD
xD  kT

kD
 D h

D
x 
D
T

Jika nilai xD
dan D diketahui, maka nilai T dapat diperoleh. Contohnya unsur Li

(pada Tabel 2.1) untuk tiga dimensi,


 D  335 xD  25 , nilai T dapat dihitung
,

dengan menggunakan persamaan diatas, yaitu


D
x 
D
T

335
25  T

T 13.4 K

Nilai T yang telah dihitung untuk beberapa unsur dan senyawa berdasarkan relasi

D
x dan data Tabel 2.1 disajikan pada Tabel 3.1.
D T
Unsur / senyawa D T (K)

Na 156 6.24

Cu 343 13.72

Ag 226 9.04

NaCl 280 11.2

3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

D
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, jika nilai T  maka
xD

D
nilai panas jenis bergantung pada suhu. Tetapi jika nilai T 
xD maka nilai panas

jenis mendekati klasik.

Sebagaimana yang telah diketahui dari buku-buku teks (Omar, 1975 ;

Sears, 1975 ; Mandl, 1988) yang memuat panas jenis Debye bahwa nilai integrasi

4 4

pada persamaan (1.9) adalah sebesar untuk kristal tiga dimensi (suatu
1
5

konstanta). Dengan menggunakan paket program Mathematica 5.0 nilai integrasi

pada persamaan (1.9) untuk daerah x  adalah sama dengan yang ada di buku-
25

4
buku teks yaitu 4 . Tetapi untuk x  nilai integral persamaan (1.9)
25
15

bergantung pada nilai x.

Nilai-nilai I tersebut akan mempengaruhi panas jenis Debye, dimana jika

pada daerah x  panas jenisnya adalah sebesar 3R (untuk kristal tiga dimensi),
25

sedangkan jika pada daerah x  nilainya tertentu atau dengan kata lain panas
25

jenisnya bukan 3R . Demikian juga dengan panas jenis kristal satu dimensi, dua

dimensi dan tiga dimensi, yang masing-masing memiliki batas daerah dimana

nilai integrasinya mulai konstan.

Jika ketiga grafik pada Gambar 4.1, 4.2, dan 4.3 digabungkan, maka

diperoleh gambar grafik seperti terlihat pada Gambar 4.4.

3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

I
30

25

20
I (satu dimensi)
15 I (dua dimensi)
I (tiga dimensi)

10

0 x
0 10 20 30 40

Gambar 4.4 Gabungan grafik satu dimensi, dua dimensi dan tiga dimensi

Seperti yang telah diketahui bahwa pada panas jenis satu dimensi x 19 , dua

dimens x  22 dan tiga x  25 . Dari Gambar 4.4 diatas perbandingan xk


i dimensi

(batas mulainya nilai I yang konstan) antara panas jenis satu dimensi, dua dimensi

dan tiga dimensi adalah 19 : 22 : 25. Jadi nilai xk semakin besar jika dimensi

kristal yang ditinjau semakin besar.

3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan keseluruhan proses yang telah dilakukan dalam penelitian

ini dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut

1. Pada panas jenis zat padat satu dimensi nilai I tetap ( konstan )

pada daerah x 19 , dua dimensi pada x dan tiga


daerah 22

dimensi pada daerah x  25 .

D
2. Nilai I tetap ( konstan ) jika x ( xk adalah batas mulainya
T
k

D
nilai I yang konstan ). Sedangkan untuk  x nilai I
T
k

bergantung pada x.

3. Untuk suhu yang sangat rendah khususnya pada daerah x 19 ,

x  22 , dan x  nilai I sangat bergantung suhu (T), pengaruh


25

suhu terhadap panas jenis zat padat satu dimensi c ~ T , dua


L

dimensi c ~ T 2 , dan tiga dimensi c ~ T menyebabkan


3

A v

besarnya panas jenis satu dimensi


cL ~ T I T  , dua dimensi

c A ~ T 2 I T  , dan tiga dimensi cv ~ T 3 I T  .

3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

5.2. Saran

Saran yang dapat diberikan untuk penyempurnaan dan pengembangan

tulisan ini adalah

1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang perbandingan hasil integrasi

numerik menggunakan paket program Mathematica 5.0 dengan paket

program lainnya.

2. Untuk suhu yang sangat rendah khususnya pada daerah x 19 , x  22 ,

dan x  nilai I sangat bergantung suhu (T), oleh karena itu nilai I
25

haruslah diperhitungkan karena akan mempengaruhi besarnya panas jenis

zat padat satu dimensi, dua dimensi, dan tiga dimensi.

3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

DAFTAR PUSTAKA

Alonso, M., dan Finn, E.J., 1986, Quantum and Statistical Physics, United States
of America: Addison-Wesley Publishing Company.

Bradbury, T. C., 1984, Mathematical Methods with Applications to Problem in


the Physical Sciences, Canada: Addison–Wesley Publishing
Company.

Mandl, F., 1988, Statistical Physics, Manchester : John Wiley & Sons.

Martin, M. C., 1986, Elements of Thermodynamics, New Jersey : Prentice – Hall.

Nainggolan, W.S., 1978, Thermodinamika, Bandung: Penerbit Armico.

Omar, M. A., 1975, Elementary Solid State Physics, Massachussets : Addison–


Wesley Publishing Company.

Sears, F. W., dan Salinger, G. L., 1975, Thermodynamics, Kinetic Theory, and
Statistical Thermodynamics, Massachusetts : Addison-Wesley
Publishing Company.

Suwitra, N., 1989, Pengantar Fisika Zat Padat, Jakarta : Depertemen Pendidikan
dan Kebudayaan.

Zeemansky, M. W., dan Dittman, R. H., 1981, Heat and Thermodynamics, New
York : McGraw-Hill Book Company.

Wolfram, S., 2007, Mathematica6.0, http://reference.wolfram.com/mathematica/


tutorial/NumericalIntegration.html.

3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

LAMPIRAN A

xD
x2 ex
Tabel hasil integrasi dx untuk kristal satu dimensi
numerik
I 
0 (e x 1) 2

xD I
0 0
1 0.973033
2 1.80172
3 2.41105
4 2.80667
5 3.03917
6 3.16567
7 3.23055
8 3.26235
9 3.2774
10 3.28433
11 3.28745
12 3.28882
13 3.28942
14 3.28968
15 3.28979
16 3.28984
17 3.28985
18 3.28986
19 3.28987
20 3.28987
21 3.28987
22 3.28987
23 3.28987
24 3.28987
25 3.28987
26 3.28987
27 3.28987
28 3.28987
29 3.28987
30 3.28987
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

LAMPIRAN B

xD
x3 ex
Tabel hasil integrasi dx untuk kristal dua dimensi
numerik
I 
0 (e x 1) 2

xD I
0 0
1 0.479841
2 1.70635
3 3.2106
4 4.57922
5 5.61439
6 6.3034
7 6.72139
8 6.95799
9 7.08497
10 7.15032
11 7.18285
12 7.19859
13 7.20604
14 7.2095
15 7.21107
16 7.21178
17 7.2121
18 7.21224
19 7.2123
20 7.21232
21 7.21233
22 7.21234
23 7.21234
24 7.21234
25 7.21234
26 7.21234
27 7.21234
28 7.21234
29 7.21234
30 7.21234
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

LAMPIRAN C

xD
x4 ex
Tabel hasil integrasi dx untuk kristal tiga dimensi
numerik
I 
0 (e x 1) 2

xD I
0 0
1 0.317244
2 2.20109
3 5.96482
4 10.7319
5 15.3598
6 19.123
7 21.8212
8 23.584
9 24.6565
10 25.2737
11 25.6132
12 25.7933
13 25.886
14 25.9324
15 25.9552
16 25.9661
17 25.9713
18 25.9737
19 25.9748
20 25.9754
21 25.9756
22 25.9757
23 25.9757
24 25.9757
25 25.9858
26 25.9858
27 25.9858
28 25.9858
29 25.9858
30 25.9858
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BIOGRAFI

Nama lengkap penulis Margareta Inke Mayasari, lahir di

Margodadi, 9 mei 1985, merupakan anak kedua dari pasangan

Bapak Hadi Suprapto dan Ibu Maria Sumiyati. Pada waktu SD

(tahun 1990) bersekolah di SDN I Margodadi, SMP (1996)

bersekolah di SMP Xaverius Pringsewu, SMU (tahun 1999)

bersekolah di SMU Xaverius Pringsewu, kemudian pada tahun

2002 melanjutkan jenjang pendidikannya di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Jurusan Fisika.

Anda mungkin juga menyukai