NUMERIK
BERBASIS KOMPUTER
Penerbit NAMS
Malang, Jawa Timur
2017
Sanksi Pelanggaran Pasal 72
Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002
Tentang Hak Cipta
1. Barang siapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 49 Ayat (1) dan Ayat (2)
dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan
dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana
penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau paling banyak Rp5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau
menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta
atau hak terkaait sebagai dimaksud pada Ayat (1) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah).
METODE
NUMERIK
BERBASIS KOMPUTER
Penerbit NAMS
Malang, Jawa Timur
2017
METODE NUMERIK
BERBASIS KOMPUTER
ISBN 978-602-0959-12-2
Buku adalah jendela dunia itulah pendapat banyak orang bijak. Buku juga
merupakan tempat utama ilmu pengetahuan, banyak pilihan untuk mendapatkan
ilmu. Ada bermacam-macam jenis buku. Namun tidak semua buku lengkap
menurut si Pembaca. Oleh sebab itu banyak orang yang tidak puas hanya
membaca satu buku. Buku satu mungkin hanya memuat pokok bahasan tertentu
namun uraiannya belum lengkap atau masih kurang penjelasannya. Ini mungkin
karena kebutuhan penyusun buku dan pembaca berbeda.
Pada buku ajar metode numerik juga terjadi hal yang sama. Ada banyak buku
ajar metode numerik diluaran yang tidak menutup kemungkinan mempunyai
tingkat kelengkapan isinya terdapat kelebihan dan kekurangan sendiri. Sehingga
mahasiswa idealnya mempunyai lebih dari satu buku untuk melengkapi
kebutuhannya.
Oleh sebab itu penulis menyusun buku ajar metode numerik berbasis komputer
ini berupaya untuk melengkapi kebutuhan untuk penguasaan ilmu pengetahuan
bagi mahasiswa dan masyarakat luas. Penulis juga melengkapi buku ini dengan
aplikasi komputer yang ada di dalam Ms. Excell yang mendukung perhitungan
untuk mempermudah pembaca menganalisis secara non manual.
Penggunaan istilah asing dalam buku ini diusahakan sedikit mungkin dan
memakai istilah-istilah dalam bahasa negeri kita sendiri. Dalam penulisan buku
ini tentu masih banyak kekurangan. Hal ini karena penulis hanya manusia biasa
yang tak luput dari salah. Tak lupa mengucapkan syukur alhamdulillah kepada
Allah SWT buku ajar ini selesai dan bisa dibaca oleh pembaca.
Penulis
i
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar
iii
iv
BAB I
Metode Numerik Secara Umum
Seringkali beberapa persoalan matematika yang tidak selalu dapat
diselesaikan oleh program aplikasi.
Persoalan yang melibatkan model matematika banyak muncul dalam
berbagai disiplin ilmu pengetahuan, seperti dalam bidang fisika, kimia,
ekonomi, atau pada persoalan rekayasa (engineering), seperti Teknik Sipil,
Teknik Mesin, Elektro, dan sebagainya.
Model matematika yang rumit ini adakalanya tidak dapat diselesaikan
dengan metode analitik yang sudah umum untuk mendapatkan solusi
sejatinya (exact solution).
Contoh
Pada contoh diatas anda mungkin binggung apakah soal itu dapat
diselesaikan atau tidak dengan metode analitik yang biasa anda gunakan. Misal,
untuk menyelesaikan bentuk polinom derajat dua dapat mencari akar-akar
polinom dengan rumus abc yang terkenal itu.
Namun tidak ada rumus aljabar untuk menghitung akar polinom >2 yang
mungkin dilakukan:
memfaktorkan
menggambar kurva (tidak dapat dilakukan untuk >2 dimensi)
Tidak ada rumus aljabar baku untuk persamaan linear, kecuali yang 2
variabel dengan grafik/metode cramer. Metode analitik tidak mampu
menyelesaikan model matematik di atas. Hanya bisa dilakukan dengan Metode
Numerik.
2. Metode Numerik
Teknik yang digunakan untuk memformulasikan persoalan matematik
sehingga dapat dipecahkan dengan operasi perhitungan/aritmatika biasa
(tambah. Kurang, kali, bagi). Secara harfiah: cara berhitung dengan
menggunakan angka-angka. Metode numerik hanya memperoleh solusi yang
menghampiri/ solusi pendekatan (aproksimasi). Solusi hampiran ini dapat
dibuat seteliti mungkin. Solusi tidak tepat sama dengan solusi eksak, sehingga
ada galat/error.
dimana:
= +
= nilai eksak/sejati
= nilai hampiran
= kesalahan/galat
A. Galat Mutlak
| |=| − |
Galat relatif
Galat dibagi nilai pendekatan
Galat dibagi nilai sebenarnya
Keterangan
= nilai eksak/sejati
= Galat relatif
= kesalahan/galat
= 100 %
Keterangan
= nilai hampiran
= Galat relatif hampiran
RA = kesalahan/galat
Dalam persentase
= 100 %
Contoh:
Pengukuran panjang jembatan dan pensil memberikan hasil 9999 cm dan 9 cm.
Apabila panjang yg benar (eksak) adalah 10.000 cm dan 10 cm. Hitung
kesalahan absolut dan relatif!
Solusi:
Kesalahan absolut
Jembatan : a a = 10.000 – 9999 = 1 cm
Pensil : aa = 10 – 9 = 1 cm
Kesalahan relatif
1
Jembatan : R x 100 % X 100 % 0.01 %
a 10000
1
Pensil ; R x 100 % X 100 % 10 %
a 10
Kedua kesalahan sama yaitu 1 cm tetapi kesalahan relatif pensil adalah jauh
lebih besar
x 2 x3 x 4
e 1 x ...
x
2! 3! 4!
Taksiran ke-1
ex 1 1,648721271 1
et *100% 39,3%
e 0,5 1 1,648721271
Taksiran ke-2
ex 1 x 1,648721271 1,5
et *100% 9,02%
e 0,5 1 0,5 1,5 1,648721271
Contoh:
Pengukuran selang waktu 2,3 detik:
Terdapat beberapa galat karena hanya dengan suatu kebetulan selang waktu
akan diukur tepat 2,3 detik.
Beberapa batas yang mungkin pada galat inheren diketahui :
2,3± 0,1 detik
Berhubung galat pada data yg dioperasikan oleh suatu komputer dengan
beberapa prosedur numerik.
hampiran.
E. Galat Pembulatan
Akibat pembulatan angka
Terjadi pada komputer yg disediakan beberapa angka tertentu misal, 5
angka.
Penjumlahan 9,2654 + 7,1625 hasilnya 16,4279
Ini terdiri 6 angka sehingga tidak dapat disimpan dalam komputer dan akan
dibulatkan menjadi 16,428.
F. Deret Taylor
Deret Taylor merupakan dasar untuk menyelesaikan masalah dalam metode
numerik, terutama penyelesaian persamaan diferensial.
Jika fungsi f(x)diketahui di titik xi
Semua turunan dari f terhadap x diketahui pada titik tersebut.
Dengan deret Taylor dapat dinyatakan nilai f pada titik xi+1 yg terletak
pada jarak Dx dari titik xi.
x x 2 x 3 x n
f ( xi 1 ) f ( xi ) f ' ( xi ) f " ( xi ) f ' " ( xi ) ..... fn( xi ) Rn
1! 2! 3! n!
Kesalahan pemotongan Rn :
Order nol (Memperhitungkan satu suku pertama)
x n 1 x n 2
Rn f n 1 ( xi ) f n 2 ( xi ) .....
(n 1)! (n 2)!
Perkiraan akan benar bila fungsi yg diperkirakan adalah konstan
Order 1 (Memperhitungkan dua suku pertama)
x
f ( xi 1 ) f ( xi ) f ' ( xi )
1! Berupa garis lurus ( naik/turun )
Order 2 (Memperhitungkan tiga suku pertama)
x x 2
f ( xi 1 ) f ( xi ) f ' ( xi ) f " ( xi )
1! 2!
f(x Order 2
)
O Order 1
f(x) r
d
y e Order 0
f(x) O
r
r
d 1
ie xi+1 x
r
Rn O (x n 1 )
Indek deret yg diperhitungkan sampai suku ke
Indek + 1 kesalahan pemotongan mempunyai order +1
= ± ⨯ = ± . ... ⨯
dengan,
m = mantisa (riil), d1d2d3d4d5d6 ...dn adalah digit atau bit mantisa yang
nilainya dari 0 sampai B – 1, n adalah panjang digit (bit) mantisa.
B = basis sistem bilangan yang dipakai (2, 8, 10, 16, dan sebagainya)
P = pangkat (berupa bilangan bulat), nilainya dari –Pmin sampai +Pmaks
Contoh:
Bilangan riil 245.7654 dinyatakan sebagai 0.2457654⨯103 dalam format
bilangan titik kambang dengan basis 10. Cara penyajian seperti itu serupa
dengan cara penulisan ilmiah.
Contoh:
1. bilangan rill 38.980 dinyatakan 0.3898 × 10 dalam format bilangan
titik kambang dengan basis 10.
2. bilangan rill 6588 dinyatakan0.6588 × 10 dalam format bilangan titik
kambang dengan basis 10.
3. bilangan riil 3794.33 dinyatakan 0.379433 × 10 dalam format
bilangan titik kambang dengan basis 10.
8 | Analisis Galat dan Deret Taylor
H. Bilangan Titik Kambang Ternormalisasi
Bilangan titik kambang dapat dituliskan dalam bentuk sebagai berikut.
a = ± (mb) ⨯ B p – 1
0.2457654 ⨯ 103 atau 2.457654 ⨯ 102 atau 0.02457654 ⨯ 104 , dan sebagainya.
dengan, d1d2d3d4d5d6 ...dn adalah digit (atau bit) mantisa dengan syarat
1 ≤d1≤b - 1 dan 0 ≤dk ≤B-1 untuk k > 1.
Pada sistem desimal, 1 ≤d1≤ 9 dan 0 ≤dk ≤ 9, sedangkan pada sistem biner, d1
= 1 dan 0 ≤dk ≤ 1
Contoh:
0.0563⨯10-3 dinormalisasi menjadi 0.563⨯10-4,
0.00023270⨯106 dinormalisasi menjadi 0.23270 ⨯103.
Pada sistem desimal (B = 10), m akan berkisar dari 0.1 sampai 1, dan pada
sistem biner (B = 10), antara 0.5 dan 1. Sebagai catatan, nol adalah kasus
khusus. Nol disajikan dengan bagian mantisa seluruhnya nol dan pangkatnya
nol. Nol semacam ini tidak dinormalisasi.
Contoh :
Tulislah bilangan e dalam format bilangan titik-kambang ternormalisasi dengan
basis 10, basis 2, dan basis 16.
Penyelesaian:
Dalam basis 10 (menggunakan 8 angka bena),
e ≈ 2.7182818 = 0.27182818 ⨯ 101
(bilangan titik-kambang desimal ternormalisasi)
I. Epsilon Mesin
Ukuran yang digunakan untuk membedakan suatu bilangan riil dengan
bilangan riil berikutnya adalah epsilon mesin. Epsilon mesin distandardisasi
dengan menemukan bilangan titik-kambang terkecil yang bila ditambahkan
dengan 1 memberikan hasil yang lebih besar dari 1. Dengan kata lain, jika
epsilon mesin dilambangkan dengan maka 1 + > 1.
Contoh:
Tinjau kasus bilangan titik-kambang biner 6-bit word (1 bit tanda, 3 bit
untuk pangkat bertanda, dan 2 bit mantisa) dengan B = 2, dan nilai pangkat dari
–2 sampai 3 Karena semua bilangan dinormalisasi, maka bit pertama harus 1,
sehingga semua bilangan yang mungkin adalah berbentuk:
Bila kita susun dari nilai positif terkecil ke nilai terbesar, maka seluruh
bilangannya digambarkan dalam diagram garis bilangan sebagai berikut:
Epsilon mesin pada sistem bilangan riil yang ditunjukkan pada gambar adalah
= 1.000000119 - 1.0 = 0.119 10-6
Gap (∆x) atau jarak antara sebuah bilangan titik-kambang dengan bilangan
titik-kambang berikutnya, yang besarnya adalah ∆x = R
yang dalam hal ini R adalah bilangan titik-kambang sekarang. Contohnya, gap
antara bilangan positif terkecil pertama 0.29 × 10-38 dengan bilangan titik-
kambang terkecil kedua pada gambar adalah
∆x = (0.119 ×10-6 ) × (0.29 ×10-38) = 0.345 ×10-45
dan dengan demikian bilangan titik-kambang terkecil kedua sesudah 0.29 ×10-
38
adalah 0.29 ×10-38 + 0.345 ×10-45
Dapat dilihat bahwa gap akan bertambah besar dengan semakin besarnya
bilangan titik-kambang.
LATIHAN SOAL
1. Misalkan nilai sejati = 10/3 dan nilai hampiran = 3.333. Hitunglah galat,
galat mutlak, galat relatif, dan galat relatif hampiran?
2. Nilai sejati = 3,141592 dan nilai hampiran = 3,14, maka galat mutlaknya
adalah?
3. = 0.378546 103 dibulatkan menjadi 3 desimal ε ̅= 0.379x103 hitunglah
galatnya?
4. Tentukan galat dan galat relatif pada nilai-nilai hampiran di bawah ini, jika nilai
eksaknya diketahui:
a. Hampiran = 3,14 untuk nilai eksak = 3,141592
b. Hampiran = 999.996 untuk nilai eksak = 1.000.000
c. Hampiran = 0,00009 untuk nilai eksak = 0,000012
B. Metode Tertutup
Dari penjelasan di atas, metode ini memerlukan selang[a,b] untuk
mencari akar yang berada pada selang tersebut. Dalam selang tersebut dapat
dipastikan minimal terdapat satu buah akar. Selang tersebut “mengurung” akar
sejati. Strategi yang dipakai adalah mengurangi lebar selang secara sistematis
sehingga lebar selang tersebut semakin mengecil atau mengerucut untuk
mendapat akar yang benar.
Ada beberapa kemungkinan yang mungkin terjadi dalam metode
tertutup. Dalam sebuah selang terdapat lebih dari satu buah akar dan ada juga
yang tidak terdapat akar sama sekali. Kita dapat menyelidikinya dengan
mengecek selang kedalam persamaan yang akan dicari.
1) ( ). ( ) < 0
Dapat dipastikan terdapat akar didalamnya dan salah satu syaratnya tanda
dari ( ) dan ( ) berlawanan. Maka terdapat akar sebanyak bilangan
ganjil.
2) ( ). ( ) > 0
Ada dua metode yang termasuk dalam metode tertutup yaitu metode bagi
dua dan metode regula falsi
Kondisi berhentinya iterasi dapat dipilih salah satu dari tiga kriteria berikut.
1. Lebar selang baru | − | < , yang dalam hal ini adalah nilai toleransi
lebar selang yang mengurung akar.
2. Nilai fungsi di hampiran akar ( ) = 0Beberapa bahasa pemrograman
membolehkan perbandingan dua buah bilangan riil, sehingga perbandingan
( ) = 0dibenarkan. Namun jika kembali ke konsep awal bahwa dua
buah bilangan riil tidak dapat dibandingkan kesamaannya karena
representasi di dalam mesin tidak tepat, maka bisa menggunakan bilangan
Contoh Soal:
Penyelesaian :
Diketahui = 1 =2
Langkah 1: = 1 (1) = 1 − 1 − 1 = −1
=2 (2) = 2 − 2 − 1 = 5
Nilai akar yang dicari terletak diantara 1,25 dan 1,5. Sehingga diperoleh
, ,
= = 1,375 bila prosedur diatas diulang kembali hingga
diperoleh nilai aproksimasi berikut:
Penyelesaian:
= 2 → (2) = 2 − 4(2) − 5 = −9
= 9 → (9) = 9 − 4(9) − 5 = 40
Selang [2;5,5]
= 2 → (2) = 2 − 4(2) − 5 = −9
= 5,5 → (5,5) = 5,5 − 4(5,5) − 5 = 3,25
Selang [5,5;9]
= 5,5 → (5,5) = 5,5 − 4(5,5) − 5 = 3,25
= 9 → (9) = 9 − 4(9) − 5 = 40
Iterasi 2
Bagi dua selang [2;5,5]
Panjang selang [2;5,5] adalah 5,5 − 2 = 3,5
Panjang setengah selang [2;5,5] adalah 3,5: 2 = 1,75
Titik tengah selang [2;5,5] adalah 2 + 1,75 = 3,75 disebut solusi hampiran
lokasi akar untuk iterasi 1.
Penyelesaian :
Iterasi 1 :
= 1 ⇒ ( ) = −2
=2
+ 1+2
= = = 1,5 ⇒ ( ) = −0,75
2 2
Iterasi 2:
Diamati ( ) . ( )> 0, maka
= = 1,5 ⇒ ( ) = −0,75
= =2
+ 1,5 + 2
= = = 1,75 ⇒ ( ) = 0,0625
2 2
Iterasi 3:
Diamati ( ) . ( )< 0, maka
= = 1,5 ⇒ ( ) = −0,75
= = 1,75
+ 1,5 + 1,75
= = = 1,625 ⇒ ( ) = −0,3594
2 2
Iterasi 4:
Diamati ( ) . ( )> 0, maka
= = 1,625 ⇒ ( ) = −0,3594
= = 1,75
+ 1,625 + 1,75
= = = 1,6875 ⇒ ( ) = −0,1523
2 2
Iterasi 5:
Diamati ( ) . ( )<0, maka
= = 1,6875 ⇒ ( ) = −0,1523
= = 1,75
+ 1,6875 + 1,75
= = = 1,7187 ⇒ ( ) = −0,0459
2 2
( )− ( ) ( )−0
=
− −
( ) ( )
= ( ) ( )
( )
Atau rumus yang lebih mudah = ( )
, = + ( − )
( )
Contoh:
Nilai awal :
= 2 (2) = 2 − 5.2 + 4 = −2
= 5 (5) = 5 − 5.5 + 4 = 4
( )
= ( )
= = =
( )
= + ( − ) = 2 + 0,333(5 − 2) = 3
= 3 (3) = 3 − 5.3 + 4 = −2
= + ( − ) = 3 + 0,333(5 − 3) = 3,667
= 3,667 (3,667) = 3,667 − 5.3,667 + 4 = −0,889
dan seterusnya,
fomula
fomula
Contoh :
x – ex = 0
x = ex atau g(x) = ex
Dan terkalah sebuah nilai awal x0 , lalu hitung nilai x1 , x2, x3 ,...,
f(s) = 0 dan s = g(s).
│ r+1 − r │ <
24 | Solusi Persamaan Nirlanjar
Atau bila menggunakan galat relatif hampiran
−
<
Penyelesaian :
Terdapat beberapa kemungkinan prosedur lelaran yang dapat dibentuk
(a) 2 − 3 – 3 = 0
2 =3 +3
= (3 + 3)
Dalam hal ini, ( ) = √3 + 3 . Prosedur lelaran adalah =
(3 + 3). Ambil terkaan awal x0 = 4.
Tabel lelarannya :
r Xr | xr+1 – xr|
0 4.0000000 0.000000
1 3.8729833 0.127017
2 3.2781041 0.594879
3 3.0913117 0.186792
4 3.0302844 0.061027
5 3.0100779 0.020207
6 3.0033574 0.006720
7 3.0011189 0.002238
8 3.0003730 0.000746
9 3.0001243 0.000249
10 3.0000414 0.000083
11 3.0000138 0.000028
12 3.0000046 0.000009
13 3.0000015 0.000003
14 3.0000005 0.000001
15 3.0000002 0.000000
Rumus Ms.Excel
Karena metode Newton Raphson termasuk metode terbuka, maka dalam hal ini,
( )
( )= −
( )
Contoh Soal :
1. Tentukan nilai dari :
( ) = 3 − 2 + 10, dengan = 20 sampai 2 iterasi
Jawab :
Iterasi 1
( )
= −
( )
3 − 2 + 10
= 20 −
6 −2
3(20) − 2(20) + 10
= 20 −
6(20) − 2
1170
= 20 −
118
1170
= 20 −
118
= 20 − 9,915254237
= 10,08474576
Iterasi 2
( )
= −
( )
− 2 + 10 3
= 10,08474576 −
6 −2
3(10,08474576) − 2(10,08474576) + 10
= 10,08474576 −
6(10,08474576) − 2
294,3679592
= 10,08474576 −
58,50847456
= 10,08474576 − 5,0409243813
= 5,04043821379
Jawab :
( )= −5
′( ) = − 10
ℎ ∶
= −
i Xr |Xr+1-Xr|
0
1 0,500000 -
2 0,618976 0,118976
3 0,605444 0,013532
4 0,605267 0,000000
I. Metode Secant
Pada Metode Newton-Raphson memerlukan syarat wajib yaitu fungsi
f(x) harus memiliki turunan f’(x). Sehingga syarat wajib ini dianggap sulit
karena tidak semua fungsi bisa dengan mudah mencari turunannya. Oleh karena
itu muncul ide dari yaitu mencari persamaan yang ekivalen dengan rumus
turunan fungsi. Ide ini lebih dikenal dengan nama Metode Secant. Ide dari
metode ini yaitu menggunakan gradien garis yang melalui titik (x0, f(x0)) dan
(x1, f(x1)). Perhatikan gambar di bawah ini.
( )( − )
− =−
( )− ( )
( )( − )
= −
( )− ( )
( )( − )
= −
( )− ( )
Secara umum rumus Metode Secant ini ditulis
( )( − )
= −
( )− ( )
Prosedur Metode Secant:
Ambil dua titik awal, misal dan
Ingat bahwa pengambilan titik awal tidak disyaratkan alias pengambilan
secara sebarang
Setelah itu hitung menggunakan rumus diatas
Kemudian pada iterasi selanjutnya ambil dan sebagai titik awal dan
hitung
Kemudian ambil dan sebagai titik awal dan hitung
Begitu seterusnya sampai iterasi yang diingankan atau sampai mencapai
error yang cukup kecil.
Penyelesaian :
f(x) = 4x3 – 15x2 + 17x – 6
Iterasi 1 :
ambil = −1 dan = 3 (ambil titik awal sembarang)
(−1) = 4(−1) – 15(−1) + 17(−1) – 6
(−1) = −42
(3) = 4(3) – 15(3) + 17(3) – 6
(3) = 18
18(3 − (−1))
= 3−
18 − (−42)
= 1,8
Iterasi 2 :
Ambil ambil = 3 dan = 1,8
(1,8) = 4(1,8) – 15(1,8) + 17(1,8) – 6
(3) = −0,672
(−0,672)(1,8 − (3))
= 1,8 −
−0,672 − 18
= 1,84319
Iterasi 3 :
Ambil ambil = 1,8 dan = 1,84319
(1,84319) = 4(1,84319) – 15(1,84319) + 17(1,84319) – 6
(1,84319) = −0,57817
(−0,57817)(1,84319 − 1,8)
= 1,84319 −
−0,57817 − 0,672
= 2,10932
Iterasi 4 :
Ambil ambil = 1,84319 dan = 2,10932
(2,10932) = 4(2,10932) – 15(2,10932) + 17(2,10932) – 6
(2,10932) = 0,65939
(0,65939)(2,10932 − 1,84319)
= 2,10932 −
0,65939 − (−0,57817)
= 1,96752
Iterasi 6 :
Ambil ambil = 1,96752dan = 1,99423
(1,99423) = 4(1,99423) – 15(1,99423) + 17(1,99423) – 6
(1,99423) = −0,02854
(−0,02854)(1,99423 − 1,96752)
= 1,99423 −
−0,02854 − (−0,15303)
= 2,00036
Iterasi 7 :
Ambil ambil = 1,99423dan = 2,00036
(2,00036) = 4(2,00036) – 15(2,00036) + 17(2,00036) – 6
(2,00036) = 0,00178
(0,00178)(2,00036 − 1,99423)
= 2,00036 −
0,00178 − (−0,02854)
= 2,00000
Iterasi 8 :
Ambil ambil = 2,00036 = 1,999996
(1,999996) = 4(1,999996) – 15(1,999996) + 17(1,999996) – 6
(1,999996) = −0,0002
(−0,0002)(1,999996 − 2,00036)
= 1,999996 −
−0,0002 − (0,00178)
= 2,0000
Iterasi 9 :
Ambil ambil = 1,999996 = 2,00000
(2,00000) = 4(2,00000) – 15(2,00000) + 17(2,00000) – 6
(2,00000) = 0,00000
(0,00000)(2,00000 − 1,999996)
= 2,00000 −
0,00000 − (−0,00002)
= 0,000001
( )= + ( + + + ⋯+ ( + ) … ))
Hasil Evaluasi : ( ) =
Penyelesaian:
( )= +2 +8 +8 +4 +2 (15 operasi perkalian)
( )= ( + 2) + 8 +8 +4 + 2 (hanya 5 operasi perkalian)
1 1 2 8 8 4 2
1 3 11 19 23
1 3 11 19 23 25
2. Nyatakan ( ) = 5 +2 +6 +8
Penyelesaian:
( )=5 +2 +6 +8 (6 operasi perkalian)
( ) = (5 + 2) + 6 + 8 (hanya 3 operasi perkalian)
( )
= ( ) +
( − )
Atau
( )= +( − ) ( )
Algoritmanya:
Misalkan akar polinom dihitung dengan metode Newton- Raphson,
( )
= − ′
( )
Maka proses pencarian akar secara deflasi dapat dirumuskan dalam langkah 1
sampai 4 berikut ini:
Langkah 1
Menghitung ( ) dapat dilakukan secara mangkus dengan metode Horner
Misalkan = adalah hampiran akar polinom ( )
( )= +( − ) ( )
Perhitungan ( ) menghasilkan
( )= +( − ) ( )=
Langkah 2
Menghitung ′( ) secara mangkus:
Misalkan = adalah hampiran akar polinom ( ),
( )= +( − ) ( )
Sehingga
′( )= ( )+( ) ′( ) = ( )
−
Langkah 3
( )
= − ′()
Langkah 4
Ulangi langkah 1, 2 dan 3 sampai| − |<
Contoh Soal :
Temukan seluruh akar nyata polinom
( )= + 4 − 72 − 214 + 1127 + 1602 − 5040
Penyelesaian:
Dengan menggunakan metode Newton-Raphson kita dapat memperoleh
akar pertama yaitu 7.
Bukti:
Diketahui:
( )= + 4 − 72 − 214 + 1127 + 1602 − 5040
′( )
= 6 + 20 − 288 − 642 + 2254 + 1602
=8
Kemudian,
( )
= − ′()
Maka:
+ 4 − 72 − 214 + 1127 + 1602 − 5040
= −
6 + 20 − 288 − 642 + 2254 + 1602
68640
= 8−
109618
= . …
Deflasi→ ( ) = ( − ) ( ) +
Untuk mengetahui ( ), lakukan skema horner yaitu:
iterasi ( ) ′( )
1 7 36000 25200 5.5714
2 5 6240 6844 4.0882
3 4 1512 2778 3.4557
4 3 0 528 3
Ternyata akar ditemukan pada titik = 3, yang akan ditunjukkan dengan titik
merah pada gambar berikut
Deflasi→ ( ) = ( − ) ( ) +
Lakukan skema horner untuk mencari ( )
Deflasi→ ( ) = ( − ) ( ) +
Kemudian dengan skema horner,
Maka didapatlah
( ) = 3 + 16 2 + 79 + 120
Contoh:
Selesaikan sistem persamaan nirlanjar berikut ini,
( , )= + − 10 = 0
( , )=3 − 57 = 0
(Akar sejatinya = 2 dan = 3 )
Tabel lelarannya:
r x Y | | | |
0 1.500000 3.500000 − −
1 2.214286 −24.375000 0.714286 27.875000
2 −0.209105 429.713648 2.423391 454.088648
3 0.023170 −12778.0417810.232275 13207.755429
....................................................................................................................
Ternyata lelarannya divergen!
Determinan Jacobi :
+
= −
−
Dan
+
= +
−
Contoh:
Gunakan metode Newton -Raphson untuk mencari akar
( , )= + − 10 = 0
( , )=3 − 57 = 0
Penyelesaian:
=2 + = 2(1.5) + 3.5 = 6.5
= = 1.5
=3 = 3(3.5) = 36.5
= 1+ 6 = 1 + 6(1.5) = 32.5
L. Soal Terapan
Dalam suatu proses kimia, campurkan karbon monoksida dan oksigen
mencapai kesetimbangan pada suhu 300° dan tekanan 5 atm.reaksi teoritisnya
adalah
1
+ ⇄
2
Yang dalam hal ini . = 3,06 adalah tetapan kesetimbangan untuk reaksi
+ pada 3000° dan =5 . tentukan nilai dengan menggunakan
regulasi falsi yang diperbaiki.
Contoh soal:
Selesaikan dengan aturan cramer
1. + +2 =6
2 + − =3
− + 2 + 2 = −1
Jawab :
1 1 2
= 2 1 −1
−1 2 2
6
= 3
−1
1 −1 2 −1 2 1
= (1) − (1) + (2)
2 2 −1 2 −1 2
= (2 − (−2)) − (4 − 1) + 2(4 − (−1))
= 4 − 3 + 10
= 11
6 1 2
= 3 1 −1
−1 2 2
1 −1 3 −1 3 1
= (6) − (1) + (2)
2 2 −1 2 −1 2
= (6)(2 − (−2)) − (6 − 1) + (2)(6 − (−1))
= 6(4) − 5 + 2(7)
= 33
1 6 2
= 2 3 −1
−1 −1 2
3 −1 2 −1 2 3
= (1) − (6) + (2)
−1 2 −1 2 −1 −1
= (6 − 1)) − 6(4 − 1) + (2)(−2 − (−3))
= 5 − 6(3) + 2(1)
= −11
33
= = =3
11
−11
= = = −1
11
22
= = =2
11
∴ = 3 ; = −1 ; =2
2. −2 + =3
2 − 3 + 4 = 13
−3 + 5 + 2 = 5
Jawab :
1 −2 1
= 2 −3 4
−3 5 2
3
= 13
5
−3 4 2 4 2 −3
= (1) − (−2) + (1)
5 2 −3 2 −3 5
= (−6 − 20) + 2(4 − (−12)) + (10 − 9)
= −26 + 2(16) + 1
=7
3 −2 1
= 13 −3 4
5 5 2
−3 4 13 4 13 −3
= (3) − (−2) + (1)
5 2 5 2 5 5
= (3)(−6 − 20) + 2(26 − 20) + (65 − (−15))
= 3(−26) + 12 + 80
= 14
1 −2 3
= 2 −3 13
−3 5 5
−3 13 2 13 2 −3
= (1) − (−2) + (3)
5 5 −3 5 −3 5
= (−15 − 65) + 2(10 − (−39)) + (3)(10 − 9)
= −80 + 2(49) + 3(1)
= 21
14
= ==2
7
7
= = =1
7
21
= = =3
7
∴ =2; = 1; =3
3. −12 + + 8 = −80
−6 −4 = 13
−2 − + 10 = 90
Jawab :
−12 1 8
= 1 −6 −4
−2 −1 10
−80
= 13
90
−6 −4 1 −4 1 −6
= (−12) − (1) + (8)
−1 10 −2 10 −2 −1
= −12(−60 − 4) − (10 − 8) + 8(−1 − 12)
= −12(−64) − 2 + 8(−13)
=662
−12 −80 8
= 1 13 −4
−2 90 10
13 −4 1 −4 1 13
= (−12) − (−80) + (8)
90 10 −2 10 −2 90
= −12(130 − (−360)) + 80(10 − 8) + 8(90 − (−26))
= −12(490) + 80(2) + 116
= −4792
−12 1 −80
= 1 −6 13
−2 −1 90
−6 13 1 13 1 −6
= (−12) − (1) + (−80)
−1 90 −2 90 −2 −1
= −12(−540 − (−13)) − (90 − (−26)) + (−80)(−1 − 12)
= −12(527) − (116) − 80(−13)
= 7248
8846 4423
= = =
662 331
−4792 −2396
= = =
662 331
7248 3624
= = =
662 331
4423 −2396 3624
∴ = ; = ; =
331 331 331
Jawab :
Penskalaan 10
3 5 10
= 5 10 19
1 3 5
−0,1
= 6,7
4,4
10 19 5 19 5 10
= (3) − (5) + (10)
3 5 1 5 1 3
= 3(50 − 57) − 5(25 − 19) + 10(15 − 10)
= 3(−7) − 5(6) + 10(5)
= −1
−0,1 5 10
= 6,7 10 19
4,4 3 5
10 19 6,7 19 6,7 10
= (−0,1) − (5) + (10)
3 5 4,4 5 4,4 3
= (−0,1)(50 − 57) − 5(33,5 − 83,6) + 10(20,1 − 44)
= −0,1(−7) − 5(−50,1) + 10(−23,9)
= 12,2
3 −0,1 10
= 5 6,7 19
1 4,4 5
6,7 19 5 19 5 6,7
= (3) − (−0,1) + (10)
4,4 5 1 5 1 4,4
= (3)(33,5 − 83,6) + 0,1(25 − 19) + 10(22 − 6,7)
= 3(−50,1) + 0,1(6) + 10(15,3)
= 3,3
12,2
= = = −12,2
−1
3,3
= = = −3,3
−1
−5,3
= = = 5,3
−1
∴ = −12,2; = −3,3 ; = 5,3
Keuntungan:
Menentukan apakah sistem konsisten
Menghilangkan kebutuhan untuk menulis ulang variabel setiap langkah
Lebih mudah untuk memecahkan masalah
Kelemahan:
Memiliki masalah akurasi saat pembulatan desimal
⋮
.
Contoh Soal:
1. + +2 =6
2 + − =3
− +2 +2 = −1
Jawab:
1 1 2 6
= 2 1 −1 , = 3
−1 2 2 −1
1 1 2 6
2 1 −1 3 ⎯⎯⎯⎯
−1 2 2 −1
1 1 2 6 1 1 2 6
0 −1 −5 −9 ⎯⎯⎯⎯ 0 −1 −5 −9
0 3 4 5 0 0 −11 −22
−11 = −22 → =2
− − 5 = −9 → = 9 − 5(2) = −1
+ +2 =6 → = 6 − (−1) − 2(2) = 3
∴ = 3; = −1; = 2
62 | Solusi Persamaan Lanjar
2. −2 + =3
2 − 3 + 4 = 13
−3 + 5 + 2 = 5
Jawab:
1 −2 1 3
= 2 −3 4 , = 13
−3 5 2 5
1 −2 1 3 1 −2 1 3 1 −2 1 3
2 −3 4 13 ⎯⎯⎯⎯ 0 1 2 7 ⎯⎯⎯ 0 1 2 7
−3 5 2 5 0 −1 5 14 0 0 7 21
7 = 21 → =3
+2 =7 → = 7 − 2(3) = 1
−2 + =3 → = 3 + 2(1) − 3 = 2
∴ = 2; = 1; = 3
3. −12 + + 8 = −80
−6 −4 = 13
−2 − + 10 = 90
Jawab :
−12 1 8 −80
= 1 −6 −4 , = 13
−2 −1 10 90
−12 1 8 −80
1 −6 −4 13
−2 −1 10 90
↔ 1 −6 −4 13 1−6 −4 13
⎯⎯⎯ −12 1 8 −80 ⎯⎯⎯⎯ 0
−71 −40 76
−2 −1 10 90 0
−13 2 116
1 −6 −4 13
1 −6 −4 13 ⎡ 40 76 ⎤
40 76 ⎢0 1 − ⎥
⎯⎯⎯ 0 1 − ⎯⎯⎯⎯ ⎢ 71 71 ⎥
71 71 ⎢ 662 7248 ⎥
0 −13 2 116
⎣0 0 71 71 ⎦
662 7248 7248 3624
= → = =
71 71 662 331
40 76 76 40 3624 2396
+ =− → =− − =−
71 71 71 71 331 331
2396 3624 4423
− 6 − 4 = 13 → = 13 + 6 − +4 =
331 331 331
4423 2396 3624
∴ = ; =− ; =
331 331 331
Contoh Soal:
1. + +2 =6
2 + − =3
− +2 +2 = −1
2. −2 + =3
2 − 3 + 4 = 13
−3 + 5 + 2 = 5
Jawab :
1 −2 1 3
= 2 −3 4 , = 13
−3 5 2 5
1 −2 1 3 1 −2 1 3 1 0 5 17
2 −3 4 13 ⎯⎯⎯⎯ 0 1 2 7 ⎯⎯⎯⎯ 0 1 2 7
−3 5 2 5 0 −1 5 14 0 0 7 21
1 0 5 17 1 0 0 2
0 1 2 7 ⎯⎯⎯⎯ 0 1 0 1
0 0 1 3 0 0 1 3
∴ = 2; = 1; = 3
3. −12 + + 8 = −80
−6 −4 = 13
−2 − + 10 = 90
Jawab :
−12 1 8 −80
= 1 −6 −4 , = 13
−2 −1 10 90
−12 1 8 −80
1 −6 −4 13
−2 −1 10 90
↔ 1 −6 −4 13 1 −6 −4 13
⎯⎯⎯ −12 1 8 −80 ⎯⎯⎯⎯ 0 −71 −40 76
−2 −1 10 90 0 −13 2 116
Contoh Soal :
1. + +2 =6
2 + − =3
− +2 +2 = −1
Jawab :
1 1 2 6
= 2 1 −1 , = 3
−1 2 2 −1
1 1 2 1 0 0 1 1 2 1 0 0
2 1 −1 0 1 0 ⎯⎯⎯⎯ 0 −1 −5 −2 1 0 ⎯
−1 2 2 0 0 1 0 3 4 1 0 1
1 1 2 1 0 0 1 0 −3 −1 1 0
0 1 5 2 −1 0 ⎯⎯⎯⎯ 0 1 5 2 −1 0 ⎯⎯⎯
0 3 4 1 0 1 0 0 −11 −5 3 1
4 2 − 3 11⎤
1 0 −3 −1 1 0 ⎡1 0 0 11 11
0 1 5 2 −1 0 ⎢ 3
⎯⎯⎯⎯ 0 1 0 − 11 4 5 ⎥
5 3 1 ⎢0 0 1 11 11 ⎥
0 0 1 − − 5 3
11 11 11 ⎣ 11 − 11 − 1 11⎦
2. −2 + =3
2 − 3 + 4 = 13
−3 + 5 + 2 = 5
Jawab:
1 −2 1 3
= 2 −3 4 , = 13
−3 5 2 5
1 −2 1 1 0 0 1 −2 1 1 0 0
2 −3 4 0 1 0 ⎯⎯⎯⎯ 0 1 2 −2 1 0 ⎯⎯⎯⎯
−3 5 2 0 0 1 0 −1 5 3 0 1
1 0 5 −3 2 0 1 0 5 −3 2 0
0 1 2 −2 1 0 0 1 2 −2 1 0 ⎯⎯⎯⎯
0 0 7 1 1 1 0 0 1
1 7 1 1
7 7
− 26 9 5
⎡1 0 0 7 7 − 7⎤
⎢0 1 0 − 16 7 5 7 − 2 7⎥
⎢0 0 1 1 ⎥
1 1
⎣ 7 7 7 ⎦
Solusinya adalah =
26 9 5
⎡− 7 7 − 7⎤ 3
= ⎢− 16 7 5 7 − 2 7⎥ 13
⎢ ⎥ 5
1 1 1
⎣ 7 7 7 ⎦
78 117 25
⎡− 7+ 7− 7⎤
=⎢− 48 65 10 ⎥
⎢ 7+ 7− 7⎥
3 + 13 + 5
⎣ 7 7 7 ⎦
Solusi Persamaan Lanjar | 69
2
= 1
3
∴ = 2; = 1; =3
3. −12 + + 8 = −80
−6 −4 = 13
−2 − + 10 = 90
Jawab:
−12 1 8 −80
= 1 −6 −4 , = 13
−2 −1 10 90
−12 1 8 1 0 0 ↔ 1 −6 −4 0 1 0
1 −6 −4 0 1 0 ⎯⎯⎯ −12 1 8 1 0 0 ⎯⎯⎯⎯
−2 −1 10 0 0 1 −2 −1 10 0 0 1
1 −6 −4 0 1 0
0 −71 −40 1 12 0
0 −13 2 0 2 1
1 −6 −4 0 1 0
40 1 12
⎯⎯⎯ 0 1 − − 0 ⎯⎯⎯⎯
71 71 71
0 −13 2 0 2 1
44 6 1 6 1
⎡1 0 − − − 0⎤ ⎡ 44 − − 0 ⎤
⎢ 71 71 71 ⎥ ⎢1 0 − 71 71 71 ⎥
⎢0 1 40 1 12 ⎥ ⎢ 1 12
− − 0 ⎯⎯ 40 − − 0 ⎥
⎢ 71 71 71 ⎥ ⎢0 1 71 71 ⎥
⎢ 662 13 14 ⎥ ⎢ 71 13 7 71 ⎥
0 0 1 −
⎣0 0 71
−
71
−
71
1⎦ ⎣ 662
−
331 662⎦
32 9 22
⎡ − − ⎤
⎢1 331 331 331 ⎥
0 0 1 52 20 ⎥
⎯⎯⎯⎯ ⎢0 1 0 − − −
⎢0 0 1 331 331 331⎥
⎢ 13 7 71 ⎥
⎣ − −
662 331 662 ⎦
Solusinya adalah =
32 9 22
⎡− − ⎤
⎢ 331 331 331 ⎥
1 52 20 ⎥ −80
= ⎢− − − 13
⎢ 331 331 331⎥ 90
⎢ 13 7 71 ⎥
−
⎣ 662 −
331 662 ⎦
Jawab:
Penskalaan 10
3 5 10 −0,1
= 5 10 19 , = 6,7
1 3 5 4,4
3 5 10 1 0 0 ↔ 1 3 5 0 0 1
5 10 19 0 1 0 ⎯⎯⎯ 5 10 19 0 1 0 ⎯⎯⎯⎯
1 3 5 0 0 1 3 5 10 1 0 0
1 3 5 0 0 1 , 1 3 5 0 0 1
0 −5 −6 0 1 −5 ⎯⎯⎯ 0 1 1,2 0 −0,2 1 ⎯⎯⎯⎯
0 −4 −5 1 0 −3 0 −4 −5 1 0 −3
1 0 1,4 0 0,6 −2 1 0 1,4 0 0,6 −2
,
0 1 1,2 0 −0,2 1 ⎯⎯⎯ 0 1 1,2 0 −0,2 1
0 0 −0,2 1 −0,8 1 0 0 1 −5 4 −5
,
,
1 0 0 7 −5 5
⎯⎯⎯⎯⎯ 0 1 0 6 −5 7
0 0 1 −5 4 −5
Solusinya adalah =
7 −5 5 −0,1
= 6 −5 7 6,7
−5 4 −5 4,4
−0,7 − 33,5 + 22
= −0,6 − 33,5 + 30,8
0,5 + 26,8 − 22
F. Metode Dekomposisi LU
Jika matriks A non-singular, maka dapat difaktorkan/diuraikan menjadi
matriks segitiga bawah L (lower) dan matriks segitiga atas U (Upper)
=
2 −1 −1 1 0 0 2 −1 −1
0 −4 2 = 0 1 0 0 −4 2
6 −3 1 3 0 1 0 0 4
= → 0 =
0 0
Matriks 3 × 3 :
1 0 0
= , = 1 0 , = 0
1 0 0
= + + =
+ + +
= , = , = Baris pertama U
= → = Kolom pertama L
= → =
+ = → = − Baris kedua U
+ = → = −
+ = → = Kolom kedua L
+ + = → = −( + Baris Ketiga U
Contoh Soal:
1. + +2 =6
2 + − =3
− +2 +2 = −1
Jawab :
1 1 2 6
= 2 1 −1 , = 3
−1 2 2 −1
= → =1
= → =1
= → =2
Solusi Persamaan Lanjar | 73
2
= = =2
1
−1
= = = −1
1
= − = 1 − 2(1) = −1
= − = −1 − 2(2) = −5
− 2 − (−1)(1)
= = = −3
−1
= −( + ) = 2— 1(2) + (−3)(−5) = −11
1 1 2 1 0 0
= 0 −1 −5 , = 2 1 0
0 0 −11 −1 −3 1
1 0 0 6
= → 2 1 0 = 3
−1 −3 1 −1
=6
2 + =3→ = 3 − 2(6) = −9
− −3 + = −1 → = −1 + 6 + 3(−9) = −22
1 1 2 6
= → 0 −1 −5 = −9
0 0 −11 −22
−11 = −22 → =2
− − 5 = −9 → = −5(2) + 9 = −1
+ +2 =6→ = 6 − (−1) − 2(2) = 3
∴ = 3, = −1, =2
Jawab:
1 1 −1 1
= 2 2 1 , = 5
−1 1 2 5
= → =1
= → =1
= → = −1
2
= = =2
1
−1
= = = −1
1
= − = 2 − 2(1) = 0
Karena tidak boleh nol, lakukan pertukaran baris, baik untuk matriks
maupun untuk vector .
1 1 −1
⟺ −1 1 2
2 2 1
1
⟺ 1
5
= → =1
= → =1
= → = −1
−1
= = = −1
1
2
= = =2
1
= − = 1 − (−1)(1) = 2
= − = 1 − (−1)(−1) = 0
1 1 −1 1 0 0
= 0 2 0 , = −1 1 0
0 0 3 2 0 1
1 0 0 1
= → −1 1 0 = 1
2 0 1 5
=1
− + =1→ =1+1=2
2 +0 + =5→ = 5 − 2(1) − 0 = 3
1 1 −1 1
= → 0 2 0 = 2
0 0 3 3
3 =3→ =1
2 + 0 = 2 → 2 = 2 − (0) = 1
+ − =1→ = 1 − (1) + (1) = 1
∴ = 1, = 1, =1
( ) ( ) ( )
( )
− − − ⋯−
=
( ) ( ) ( )
( )
− − − ⋯−
=
⋮
( ) ( ) ( )
( )
− − −⋯−
=
Lelaran kedua
( ) ( ) ( )
( )
− − − ⋯−
=
( ) ( ) ( )
( )
− − − ⋯−
=
⋮
( ) ( ) ( )
( )
− − −⋯−
=
Secara umum :
( ) ( )
( ) − −
=
Lelaran Pertama :
Contoh:
4 − + =7
4 − 8 + = −21
−2 + + 5 = 15
Penyelesaian :
7+ −
=
4
21 + 4 −
=
8
15 + 2 −
=
5
Lelarannya
7+2−2
= = 1.75
4
21 + 4(1.75) + 2
= = 3.75
8
15 + 2(1.75) − 3.75
= = 3.000
5
7 + 3.75 − 2.95
= = 1.95
4
21 + 4(1.95) + 3.000
= = 3.96875
8
15 + 2(1.95) − 3.96875
= = 2.98625
5
⋯
= 2.00000000
= 4.00000000
= 3.00000000
x y
1.0 1.0
1.1 1.21
1.2 1.44
1.3 1.69
1.4 1.96
1.5 2.25
Ada berbagai cara interpolasi yang dapat disusun, yang tergantung pada
anggapan kita tentang fungsi yang menghubungkan y = f(x), yang nilai y-nya
diketahui.
Interpolasi | 79
A. Jenis-Jenis Interpolasi
Interpolasi Linear
Interpolasi Kuadratik
Interpolasi Polinomial
B. Interpolasi Linier
Interpolasi linear adalah interpolasi dua buah titik dengan sebuah garis
lurus. Misal diberikan dua buah titik, (x0, y0) dan (x1, y1).
Misal dua buah titik dan b, maka polinom yang menginterpolasi ke dua titik
tersebut adalah persamaan garis lurus p2(x) = a1 + a2 x
Contoh Soal
1. Berapa Perkiraan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 1978 berdasarkan
data berikut.
80 | Interpolasi
diketahui:
= 1978
=1970 ==189,3
== 1980 = 273,2
Gunakan Rumus
Subtitusikan rumus
(273,2 − 189,3)
= (1978 − 1970) + 189,3 = 256,42
(1980 − 1970)
diketahui:
= 9.2
== 9.0 ==2.1972
= = 9.5 = 2.2513
Dengan rumus
Maka
( 2.2513 2.1972)
y (9.2 9.0) 2.1972 2.1972 0.02164 2.21884
(9.5 9.0)
Jadi nilai dari ln ( 9.2 ) = 2.21884
C. Interpolasi Kuadratik
Interpolasi Kuadratik menentukan titik-titik antara 3 buah titik dengan
menggunakan pendekatan fungsi kuadrat 3 titik yang diketahui:
P3(x) = a1 + a2 x + a3 x2
a1 + a2 x1 + a3 x12 = y1
a1 + a2 x2 + a3 x22 = y2 Eliminasi Gauss
a1 + a2 x3 + a3 x32 = y3
Interpolasi | 81
Contoh Soal:
Jawab:
D. Interpolasi Kubik
82 | Interpolasi
Melalui Empat buah titik
P4(x) = a1 + a2 x + a3 x2 +a4 x3
a1 + a2 x1 + a3 x12 +a4 x 13= y1
a1 + a2 x2 + a3 x22 +a4 x 23 = y2 dengan Eliminasi Gauss
a1 + a2 x3 + a3 x32 +a4 x 33 = y3
a1 + a2 x4 + a3 x42 + a4 x43 = y4
LATIHAN SOAL
1. Diketahui data sebagai berikut :
Interpolasi | 83
84 | Interpolasi