Anda di halaman 1dari 92

METODE

NUMERIK
BERBASIS KOMPUTER

Ririn Dwi Agustin, M.Pd


Mika Ambarawati, M.Pd

IKIP BUDI UTOMO MALANG

Penerbit NAMS
Malang, Jawa Timur
2017
Sanksi Pelanggaran Pasal 72
Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002
Tentang Hak Cipta

1. Barang siapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 49 Ayat (1) dan Ayat (2)
dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan
dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana
penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau paling banyak Rp5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau
menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta
atau hak terkaait sebagai dimaksud pada Ayat (1) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah).
METODE
NUMERIK
BERBASIS KOMPUTER

Ririn Dwi Agustin, M.Pd


Mika Ambarawati, M.Pd

IKIP BUDI UTOMO MALANG

Penerbit NAMS
Malang, Jawa Timur
2017
METODE NUMERIK
BERBASIS KOMPUTER

Penulis : Ririn Dwi Agustin, M.Pd


Mika Ambarawati, M.Pd

Copyright@2017 by Penerbit NAMS


Malang, Jawa Timur,
Indonesia

Pertama kali diterbitkan dalam bahasa Indonesia


Oleh Penerbit NAMS
Malang, Jawa Timur
Indonesia

Cetakan pertama: Desember 2017

ISBN 978-602-0959-12-2

Hak cipta dilindungi undang-undang.


Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari
Penerbit.
KATA PENGANTAR

Buku adalah jendela dunia itulah pendapat banyak orang bijak. Buku juga
merupakan tempat utama ilmu pengetahuan, banyak pilihan untuk mendapatkan
ilmu. Ada bermacam-macam jenis buku. Namun tidak semua buku lengkap
menurut si Pembaca. Oleh sebab itu banyak orang yang tidak puas hanya
membaca satu buku. Buku satu mungkin hanya memuat pokok bahasan tertentu
namun uraiannya belum lengkap atau masih kurang penjelasannya. Ini mungkin
karena kebutuhan penyusun buku dan pembaca berbeda.

Pada buku ajar metode numerik juga terjadi hal yang sama. Ada banyak buku
ajar metode numerik diluaran yang tidak menutup kemungkinan mempunyai
tingkat kelengkapan isinya terdapat kelebihan dan kekurangan sendiri. Sehingga
mahasiswa idealnya mempunyai lebih dari satu buku untuk melengkapi
kebutuhannya.

Oleh sebab itu penulis menyusun buku ajar metode numerik berbasis komputer
ini berupaya untuk melengkapi kebutuhan untuk penguasaan ilmu pengetahuan
bagi mahasiswa dan masyarakat luas. Penulis juga melengkapi buku ini dengan
aplikasi komputer yang ada di dalam Ms. Excell yang mendukung perhitungan
untuk mempermudah pembaca menganalisis secara non manual.

Penggunaan istilah asing dalam buku ini diusahakan sedikit mungkin dan
memakai istilah-istilah dalam bahasa negeri kita sendiri. Dalam penulisan buku
ini tentu masih banyak kekurangan. Hal ini karena penulis hanya manusia biasa
yang tak luput dari salah. Tak lupa mengucapkan syukur alhamdulillah kepada
Allah SWT buku ajar ini selesai dan bisa dibaca oleh pembaca.

Penulis

i
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar

Bab 1 Metode Numerik Secara Umum .................................................. 1


A. Metode Analitik versus Metode Numerik . .......................... 2

Bab 2. Analisis Galat dan Deret Taylor ............................................. 3


A. Galat Mutlak .................................................................... 3
B. Galat Relatif Hampiran ...................................................... 4
C. Galat Bawaan (Inheren) .................................................... 5
D. Galat Pemotongan (Truncation Error) ................................. 5
E. Galat Pembulatan ............................................................ 6
F. Deret Taylor ..................................................................... 6
G. Bilangan Titik Kambang ................................................. 8
H. Bilangan Titik Kambang Ternormalisasi .......................... 9
I. Epsilon Mesin .................................................................. 10
J. Latihan Soal ..................................................................... 12

Bab 3. Solusi Persamaan Nirlanjar ..................................................... 13


A. Metode Pencarian Akar ..................................................... 13
B. Metode Tertutup ............................................................... 13
C. Metode Bagi Dua .............................................................. 14
D. Metode Regula Falsi ......................................................... 19
E. Metode Terbuka ............................................................... 24
F. Metode Iterasi Titik Tetap ................................................. 24
G. Metode Newton Raphson .................................................. 33
H. Orde Konvergensi Metode Terbuka .................................... 37
I. Metode Secant .................................................................. 37
J. Akar-akar Polinom ........................................................... 43
K. Sistem Persamaan Nirlanjar ............................................. 49
L. Soal Terapan .................................................................... 52

Bab 4 Solusi Persamaan Lanjar .......................................................... 55


A. Bentuk Umum Sistem Persamaan Lanjar .......................... 55
B. Metode Cramer ................................................................. 56
C. Metode Eliminasi Gauss ................................................... 61
D. Metode Eliminasi Gauss-Jordan ....................................... 64
E. Metode Matriks Balikan .................................................... 68
F. Metode Dekomposisi LU ................................................... 72
G. Metode Lelaran untuk Menyelesaikan SPL ........................ 76

Bab 5 Interpolasi ..................................................................................... 79


A. Jenis-jenis Interpolasi ....................................................... 80
B. Interpolasi Linier .............................................................. 80
C. Interpolasi Kuadratik ....................................................... 81
D. Interpolasi Kubik .............................................................. 82
E. Latihan Soal ..................................................................... 83

iii
iv
BAB I
Metode Numerik Secara Umum
 Seringkali beberapa persoalan matematika yang tidak selalu dapat
diselesaikan oleh program aplikasi.
 Persoalan yang melibatkan model matematika banyak muncul dalam
berbagai disiplin ilmu pengetahuan, seperti dalam bidang fisika, kimia,
ekonomi, atau pada persoalan rekayasa (engineering), seperti Teknik Sipil,
Teknik Mesin, Elektro, dan sebagainya.
 Model matematika yang rumit ini adakalanya tidak dapat diselesaikan
dengan metode analitik yang sudah umum untuk mendapatkan solusi
sejatinya (exact solution).

Contoh

1. Tentukan akar-akar persamaan polinom:


36.4 x7 - 1.52 x6 + 112 x4 + 15 x3 – 14 x2 - 120 = 0

2. Selesaikan sistem persamaan linear:


1.2 a – 3b – 12c +12 d – 2e = 18
2.3 a – 4b + 3.4c + 10d – 3e = 17
4.5 a + 3.1b – 2c + 3d – 4e = 15
5a – 4.2b – 3c – 4.2 d + 5 e = 11
2.4a – 2b + 4c – 4.3 d – 3e = 12

Pada contoh diatas anda mungkin binggung apakah soal itu dapat
diselesaikan atau tidak dengan metode analitik yang biasa anda gunakan. Misal,
untuk menyelesaikan bentuk polinom derajat dua dapat mencari akar-akar
polinom dengan rumus abc yang terkenal itu.
Namun tidak ada rumus aljabar untuk menghitung akar polinom >2 yang
mungkin dilakukan:
 memfaktorkan
 menggambar kurva (tidak dapat dilakukan untuk >2 dimensi)

Tidak ada rumus aljabar baku untuk persamaan linear, kecuali yang 2
variabel dengan grafik/metode cramer. Metode analitik tidak mampu
menyelesaikan model matematik di atas. Hanya bisa dilakukan dengan Metode
Numerik.

Metode Numerik Secara Umum | 1


A. Metode Analitik versus Metode Numerik
1. Metode Analitik
Metode analitik memberikan solusi eksak/ solusi yang sesungguhnya:
solusi yang memiliki galat (error) = 0. Metode analitik hanya unggul dalam
persoalan yg terbatas (tafsiran geometri sederhana & berdimensi rendah).
Padahal, persoalan yang muncul dalam kehidupan seringkali non linear dan
melibatkan bentuk yang kompleks/rumit. Jika metode analitik tidak dapat
dilakukan, solusi dapat dicari dengan metode numerik.

2. Metode Numerik
Teknik yang digunakan untuk memformulasikan persoalan matematik
sehingga dapat dipecahkan dengan operasi perhitungan/aritmatika biasa
(tambah. Kurang, kali, bagi). Secara harfiah: cara berhitung dengan
menggunakan angka-angka. Metode numerik hanya memperoleh solusi yang
menghampiri/ solusi pendekatan (aproksimasi). Solusi hampiran ini dapat
dibuat seteliti mungkin. Solusi tidak tepat sama dengan solusi eksak, sehingga
ada galat/error.

3. Mengapa harus mempelajari metode numerik?


Metode Numerik tidak hanya untuk persoalan matematika yang rumit
saja.
a. Metode numerik mampu menangani sistem persamaan yang besar,
nonlinear, geometri yang rumit
b. Agar dapat memahami program aplikasi numerik komersial
c. Dapat membuat sendiri program numerik aplikasi
d. Memperkuat kembali pemahaman matematika

4. Tahap-tahap memecahkan persoalan secara numerik


a. Pemodelan
b. Penyederhanaan model
c. Formulasi numerik
1) Menentukan metode
2) Menyusun algoritma
d. Pemrograman
e. Operasional
f. Evaluasi

5. Peranan ahli informatika dalam metode numerik


a. Tahap 1 dan 2 oleh ahli bersangkutan
b. Peran ahli informatika pada tahap 3,4 ,5
c. Tahap 6 adalah kerjasama dengan pakar bersangkutan

2 | Metode Numerik Secara Umum


BAB II
Analisis Galat dan Deret Taylor
Menganalisis galat sangat penting dalam perhitungan yang
menggunakan perhitungan numerik. Galat merupakan pendekatan nilai
hampiran dengan nilai eksak/sejatinya. Semakin kecil galatnya maka semakin
teliti solusi numerik yang diperoleh. Sebelumnya anda harus memahami
bagaimana menghitung galat dan bagaimana galat bisa muncul.
Galat suatu bilangan adalah selisih antara nilai sejati (dengan anggapan
telah diketahui) dgn suatu pendekatan pada nilai sejatinya. Hubungan antara
nilai eksak (nilai sejati), nilai hampiran dan kesalahan diberikan dalam bentuk:

dimana:
= +
= nilai eksak/sejati
= nilai hampiran
= kesalahan/galat

A. Galat Mutlak
| |=| − |

Galat relatif
Galat dibagi nilai pendekatan
Galat dibagi nilai sebenarnya

Keterangan
= nilai eksak/sejati
= Galat relatif
= kesalahan/galat

 Nilai eksak bila diselesaikan secara analitis


 Metode numerik nilai eksak tidak diketahui
Kesalahan diberikan (berdasar pd nilai terbaik dari nilai eksak)

Analisis Galat dan Deret Taylor | 3


Dalam persentase

= 100 %

B. Galat Relatif Hampiran

Keterangan
= nilai hampiran
 = Galat relatif hampiran
RA = kesalahan/galat

Dalam persentase

= 100 %

Contoh:
Pengukuran panjang jembatan dan pensil memberikan hasil 9999 cm dan 9 cm.
Apabila panjang yg benar (eksak) adalah 10.000 cm dan 10 cm. Hitung
kesalahan absolut dan relatif!

Solusi:
 Kesalahan absolut
Jembatan :   a  a = 10.000 – 9999 = 1 cm
Pensil :   aa = 10 – 9 = 1 cm

 Kesalahan relatif
 1
Jembatan :  R  x 100 %  X 100 %  0.01 %
a 10000

 1
Pensil ; R  x 100 %  X 100 %  10 %
a 10
Kedua kesalahan sama yaitu 1 cm tetapi kesalahan relatif pensil adalah jauh
lebih besar

4 | Analisis Galat dan Deret Taylor


Contoh :
(Taksiran Kesalahan Metode Iterasi):
Dalam matematika fungsi-fungsi dapat dinyatakan dalam deret tak hingga. Jadi,
jika lebih banyak suku ditambahkan kedalam deret maka aproksimasi menjadi
taksiran yang jauh lebih baik.
Misal ingin menaksir nilai ex, dengan =0,5 mengunakan pendekatan deret,
menggunakan 3 angka signifikan (e0,5 = 1.648721271)

x 2 x3 x 4
e  1  x     ...
x

2! 3! 4!

Taksiran ke-1
ex  1 1,648721271  1
et  *100%  39,3%
e 0,5  1 1,648721271

Taksiran ke-2
ex  1 x 1,648721271  1,5
et  *100%  9,02%
e 0,5  1  0,5  1,5 1,648721271

C. Galat Bawaan (Inheren)


Galat dalam nilai data, terjadi akibat kekeliruan dalam menyalin data,
salah membaca skala atau kesalahan karena kurangnya pengertian mengenai
hukum-hukum fisik dari data yang diukur.

Contoh:
Pengukuran selang waktu 2,3 detik:
 Terdapat beberapa galat karena hanya dengan suatu kebetulan selang waktu
akan diukur tepat 2,3 detik.
 Beberapa batas yang mungkin pada galat inheren diketahui :
 2,3± 0,1 detik
 Berhubung galat pada data yg dioperasikan oleh suatu komputer dengan
beberapa prosedur numerik.

D. Galat Pemotongan (Truncation Error)


Pengertian galat pemotongan biasanya merujuk pada galat yang
disebabkan oleh penggantian ekspresi matematika yang rumit dengan rumus
yang lebih sederhana. Istilah ini berawal dari kebiasaan mengganti suatu fungsi
rumit dengan deret Taylor terpotong (hanya diambil berhingga suku).

Analisis Galat dan Deret Taylor | 5


Contoh:
Kita tahu bahwa deret konvergen ke nilai 1. Jika hanya diambil 10 suku
pertama, maka diperoleh

hampiran.

Dalam hal ini terdapat galat pemotongan sebesar

Dari kalkulus kita ketahui bahwa

Misalkan diketahui Cos1,5 = 0,070737 . Jika nilai ini dihampiri dengan


mengambil empat suku pertama deret tersebut, maka diperoleh hampiran yang
senilai.

Dibulatkan sampai enam angka desimal. Galat hampiran tersebut sebesar


0,000550 = 0,550 10-3 dan galat relatifnya senilai 0,007753 < 0,5 10-1 .
Jadi nilai hampiran tersebut benar sampai satu angka signifikan.

E. Galat Pembulatan
 Akibat pembulatan angka
 Terjadi pada komputer yg disediakan beberapa angka tertentu misal, 5
angka.
 Penjumlahan 9,2654 + 7,1625 hasilnya 16,4279
Ini terdiri 6 angka sehingga tidak dapat disimpan dalam komputer dan akan
dibulatkan menjadi 16,428.

F. Deret Taylor
 Deret Taylor merupakan dasar untuk menyelesaikan masalah dalam metode
numerik, terutama penyelesaian persamaan diferensial.
 Jika fungsi f(x)diketahui di titik xi
 Semua turunan dari f terhadap x diketahui pada titik tersebut.
 Dengan deret Taylor dapat dinyatakan nilai f pada titik xi+1 yg terletak
pada jarak Dx dari titik xi.

x x 2 x 3 x n
f ( xi 1 )  f ( xi )  f ' ( xi )  f " ( xi )  f ' " ( xi )  .....  fn( xi )  Rn
1! 2! 3! n!

6 | Analisis Galat dan Deret Taylor


dimana:
f ( xi ) = fungsi di titik x
f ( xi 1 ) = fungsi di titik + 1
n
f ' , f " , ..... f = turunan pertama, kedua, …. ke n dari fungsi
x = jarak antara dan + 1
Rn = kesalahan pemotongan
f ( xi 1 )  f ( xi ) = operator faktorial, misal 2! = 1 2

Kesalahan pemotongan Rn :
 Order nol (Memperhitungkan satu suku pertama)
x n 1 x n  2
Rn  f n 1 ( xi )  f n  2 ( xi )  .....
(n  1)! (n  2)!
Perkiraan akan benar bila fungsi yg diperkirakan adalah konstan
 Order 1 (Memperhitungkan dua suku pertama)
x
f ( xi 1 )  f ( xi )  f ' ( xi )
1! Berupa garis lurus ( naik/turun )
 Order 2 (Memperhitungkan tiga suku pertama)
x x 2
f ( xi 1 )  f ( xi )  f ' ( xi )  f " ( xi )
1! 2!

f(x Order 2
)
O Order 1
f(x) r
d
y e Order 0
f(x) O
r
r
d 1
ie xi+1 x
r

Analisis Galat dan Deret Taylor | 7


Kesalahan Pemotongan pada Deret Taylor

Rn  O (x n 1 )
Indek deret yg diperhitungkan sampai suku ke
Indek + 1 kesalahan pemotongan mempunyai order +1

Kesalahan pemotongan akan kecil bila:


 Interval ∆ adalah kecil
 Memperhitungkan lebih banyak suku deret Taylor

Pada perkiraan order 1 besar kesalahan pemotongan:


x 2 x 3
O(x 2 )  f " ( xi )  f ' " ( xi )  .....
2! 3!

G. Bilangan Titik Kambang


Bilangan riil di dalam komputer umumnya disajikan dalam format
bilangan titik-kambang. Bilangan titik -kambang a ditulis sebagai:

= ± ⨯ = ± . ... ⨯

dengan,
m = mantisa (riil), d1d2d3d4d5d6 ...dn adalah digit atau bit mantisa yang
nilainya dari 0 sampai B – 1, n adalah panjang digit (bit) mantisa.
B = basis sistem bilangan yang dipakai (2, 8, 10, 16, dan sebagainya)
P = pangkat (berupa bilangan bulat), nilainya dari –Pmin sampai +Pmaks

Contoh:
Bilangan riil 245.7654 dinyatakan sebagai 0.2457654⨯103 dalam format
bilangan titik kambang dengan basis 10. Cara penyajian seperti itu serupa
dengan cara penulisan ilmiah.

Penulisan ilmiah termasuk ke dalam sistem bilangan titik-kambang. Sistem


bilangan yang kita gunakan setiap hari menggunakan basis sepuluh (disebut
juga sistem desimal), B = 10. Umumnya komputer menggunakan sistem biner
(B = 2), tapi beberapa komputer menggunakan basis 8 dan 16.

Contoh:
1. bilangan rill 38.980 dinyatakan 0.3898 × 10 dalam format bilangan
titik kambang dengan basis 10.
2. bilangan rill 6588 dinyatakan0.6588 × 10 dalam format bilangan titik
kambang dengan basis 10.
3. bilangan riil 3794.33 dinyatakan 0.379433 × 10 dalam format
bilangan titik kambang dengan basis 10.
8 | Analisis Galat dan Deret Taylor
H. Bilangan Titik Kambang Ternormalisasi
Bilangan titik kambang dapat dituliskan dalam bentuk sebagai berikut.
a = ± (mb) ⨯ B p – 1

Misalnya, 245.7654 dapat ditulis sebagai:

0.2457654 ⨯ 103 atau 2.457654 ⨯ 102 atau 0.02457654 ⨯ 104 , dan sebagainya.

Bilangan titik-kambang yang dinormalisasi ditulis sebagai:


= ± ⨯ = ± . ... ⨯

dengan, d1d2d3d4d5d6 ...dn adalah digit (atau bit) mantisa dengan syarat
1 ≤d1≤b - 1 dan 0 ≤dk ≤B-1 untuk k > 1.

Pada sistem desimal, 1 ≤d1≤ 9 dan 0 ≤dk ≤ 9, sedangkan pada sistem biner, d1
= 1 dan 0 ≤dk ≤ 1

Contoh:
0.0563⨯10-3 dinormalisasi menjadi 0.563⨯10-4,
0.00023270⨯106 dinormalisasi menjadi 0.23270 ⨯103.

Pada sistem desimal (B = 10), m akan berkisar dari 0.1 sampai 1, dan pada
sistem biner (B = 10), antara 0.5 dan 1. Sebagai catatan, nol adalah kasus
khusus. Nol disajikan dengan bagian mantisa seluruhnya nol dan pangkatnya
nol. Nol semacam ini tidak dinormalisasi.

Contoh :
Tulislah bilangan e dalam format bilangan titik-kambang ternormalisasi dengan
basis 10, basis 2, dan basis 16.

Penyelesaian:
Dalam basis 10 (menggunakan 8 angka bena),
e ≈ 2.7182818 = 0.27182818 ⨯ 101
(bilangan titik-kambang desimal ternormalisasi)

Dalam basis 2 (menggunakan 30 bit bena),


e ≈ 0.1010110111111000010101000101102⨯22
(bilangan titik-kambang biner ternormalisasi)

Analisis Galat dan Deret Taylor | 9


Dalam basis 16 (gunakan fakta bahwa 16 = 24, sehingga 22 = ¼ ⨯ 161
e ≈ 0.1010110111111000010101000101102⨯ 22
= ¼ ⨯ 0.1010110111111000010101000101102⨯ 161
= 0.001010110111111000010101000101102⨯ 161
= 0.2 7 151616 161
(bilangan titik-kambang heksadesimal ternormalisasi)

I. Epsilon Mesin
Ukuran yang digunakan untuk membedakan suatu bilangan riil dengan
bilangan riil berikutnya adalah epsilon mesin. Epsilon mesin distandardisasi
dengan menemukan bilangan titik-kambang terkecil yang bila ditambahkan
dengan 1 memberikan hasil yang lebih besar dari 1. Dengan kata lain, jika
epsilon mesin dilambangkan dengan maka 1 + > 1.

Contoh:
Tinjau kasus bilangan titik-kambang biner 6-bit word (1 bit tanda, 3 bit
untuk pangkat bertanda, dan 2 bit mantisa) dengan B = 2, dan nilai pangkat dari
–2 sampai 3 Karena semua bilangan dinormalisasi, maka bit pertama harus 1,
sehingga semua bilangan yang mungkin adalah berbentuk:

±0.102⨯2p atau ±0.112⨯2p, -2 ≤p ≤3

Daftar bilangan riil positif yang dapat direpresentasikan adalah:

0.102⨯2-2 = (1 ⨯2-1 + 0 ⨯2-2) ⨯2-2 = 1/8 = 0.12510


0.102⨯2-1 = (1 ⨯2-1 + 0 ⨯2-2) ⨯2-1 = 1/4 = 0.2510
0.102⨯20 = (1 ⨯2-1 + 0 ⨯2-2) ⨯20 = 1/2 = 0.510
0.102⨯21 = (1 ⨯2-1 + 0 ⨯2-2) ⨯21 = 1 = 1.010
0.102⨯22 = (1 ⨯2-1 + 0 ⨯2-2) ⨯22 = 2 = 2.010
0.102⨯23 = (1 ⨯2-1 + 0 ⨯2-2) ⨯23 = 4 = 4.010
0.112⨯2-2 = (1 ⨯2-1 + 1 ⨯2-2) ⨯2-2 = 3/16 = 0.187510
0.112⨯2-1 = (1 ⨯2-1 + 1 ⨯2-2) ⨯2-1 = 3/8 = 0.37510
0.112⨯20 = (1 ⨯2-1 + 1 ⨯2-2) ⨯20 = 3/4 = 0.7510
0.112⨯21 = (1 ⨯2-1 + 1 ⨯2-2) ⨯21 = 3/2 = 1.510
0.112⨯22 = (1 ⨯2-1 + 1 ⨯2-2) ⨯22 = 3 = 3.010
0.112 23 = (1 ⨯2-1 + 1 ⨯2-2) ⨯23 = 6 = 6.010

Bila kita susun dari nilai positif terkecil ke nilai terbesar, maka seluruh
bilangannya digambarkan dalam diagram garis bilangan sebagai berikut:

10 | Analisis Galat dan Deret Taylor


Rentang nilai-nilai positifnya diperlihatkan pada gambar berikut.

Epsilon mesin pada sistem bilangan riil yang ditunjukkan pada gambar adalah
= 1.000000119 - 1.0 = 0.119 10-6

Gap (∆x) atau jarak antara sebuah bilangan titik-kambang dengan bilangan
titik-kambang berikutnya, yang besarnya adalah ∆x = R

yang dalam hal ini R adalah bilangan titik-kambang sekarang. Contohnya, gap
antara bilangan positif terkecil pertama 0.29 × 10-38 dengan bilangan titik-
kambang terkecil kedua pada gambar adalah
∆x = (0.119 ×10-6 ) × (0.29 ×10-38) = 0.345 ×10-45

dan dengan demikian bilangan titik-kambang terkecil kedua sesudah 0.29 ×10-
38
adalah 0.29 ×10-38 + 0.345 ×10-45

Dapat dilihat bahwa gap akan bertambah besar dengan semakin besarnya
bilangan titik-kambang.

Keadaan underflow terjadi bila suatu bilangan titik-kambang tidak dapat


dinyatakan di antara 0 dan bilangan positif terkecil (atau antara 0 dan bilangan
negatif terbesar). Keadaan overflow terjadi bila suatu bilangan titik-kambang
lebih besar dari bilangan positif terbesar (atau lebih kecil dari bilangan negatif
terkecil).

Analisis Galat dan Deret Taylor | 11


Jika kita mengetahui jumlah bit mantisa dari suatu bilangan titik-
kambang, kita dapat menghitung epsilon mesinnya dengan rumus = B1−n yang
dalam hal ini B adalah basis bilangan dan n adalah banyaknya digit (atau bit)
bena di dalam mantisa.

Pada contoh pertama di atas (B = 2 dan n = 2), =21−2=0.5

Kita juga dapat menemukan perkiraan nilai epsilon mesin dengan


prosedur yang sederhana. Gagasannya ialah dengan membagi dua secara terus
menerus nilai 1 dan memeriksa apakah 1 ditambah hasil bagi itu lebih besar dari
1.
Epsilon dapat digunakan sebagai kriteria berhenti kekonvergenan pada
pada prosedur lelaran yang konvergen. Nilai lelaran sekarang dibandingkan
dengan nilai lelaran sebelumnya. Jika selisih keduanya sudah kecil dari epsilon
mesin, lelaran dihentikan, tetapi jika tidak, lelaran diteruskan.

LATIHAN SOAL

1. Misalkan nilai sejati = 10/3 dan nilai hampiran = 3.333. Hitunglah galat,
galat mutlak, galat relatif, dan galat relatif hampiran?
2. Nilai sejati = 3,141592 dan nilai hampiran = 3,14, maka galat mutlaknya
adalah?
3. = 0.378546 103 dibulatkan menjadi 3 desimal ε ̅= 0.379x103 hitunglah
galatnya?
4. Tentukan galat dan galat relatif pada nilai-nilai hampiran di bawah ini, jika nilai
eksaknya diketahui:
a. Hampiran = 3,14 untuk nilai eksak = 3,141592
b. Hampiran = 999.996 untuk nilai eksak = 1.000.000
c. Hampiran = 0,00009 untuk nilai eksak = 0,000012

5. Hitung galat  dan galat relatif 


dan banyaknya angka signifikan pada masing-
RA
masing nilai hampiran,
a. Nilai = 2,71828182 dihampiri dengan = 2,7182
b. Nilai = 98750 dihampiri dengan = 99000
c. Nilai = 0,000059 dihampiri dengan = 0,00006

12 | Analisis Galat dan Deret Taylor


BAB III
Solusi Persamaan Nirlanjar
Persoalan mencari solusi persamaan yang lazim disebut akar persamaan
atau nilai-nilai nol yang berbentuk . Yaitu nilai sedemikian sehingga sama
dengan nol. Umumnya persamaan yang akan dipecahkan muncul dalam bentuk
nirlanjar (non linear) yang melibatkan bentuk sinus, cosinus, eksponensial,
logaritma dan fungsi transenden lainnya. Bentuk persamaan yang rumit atau
kompleks yang tidak dapat dipecahkan secara analitik. Bila metode analitik
tidak dapat menyelesaikan persamaan, maka kita masih bisa mencari solusinya
dengan menggunakan metode numerik.

A. Metode Pencarian Akar


Dalam metode numerik, pencarian akar dilakukan secara lelaran
(iteratif). Secara umum, metode pencarian akar dapat dikelompokkan menjadi
dua golongan besar:
1. Metode Tertutup atau Metode Pengurung (Bracketing Method)
Metode ini mencari akar di dalam selang [a,b] dengan syarat minimal ada
satu buah akar. Metode ini dipastikan mendapatkan solusi akar. Iterasi pada
metode ini selalu konvergen ke akar.
2. Metode Terbuka
Metode ini yang membedakan dengan metode tertutup yaitu tidak
memerlukan selang [a,b] yang mengandung akar. Metode ini menggunakan
tebakan nilai awal kemudian dilakukan dengan aturan iterasi untuk
mendapatkan nilai hampiran untuk dipakai pada iterasi berikutnya. Tidak
menutup kemungkinan nilai hampiran yang baru akan mendekati nilai eksak
(konvergen), atau mungkin sebaliknya (divergen). Metode terbuka ini tidak
selalu sukses menemukan nilai akar.

B. Metode Tertutup
Dari penjelasan di atas, metode ini memerlukan selang[a,b] untuk
mencari akar yang berada pada selang tersebut. Dalam selang tersebut dapat
dipastikan minimal terdapat satu buah akar. Selang tersebut “mengurung” akar
sejati. Strategi yang dipakai adalah mengurangi lebar selang secara sistematis
sehingga lebar selang tersebut semakin mengecil atau mengerucut untuk
mendapat akar yang benar.
Ada beberapa kemungkinan yang mungkin terjadi dalam metode
tertutup. Dalam sebuah selang terdapat lebih dari satu buah akar dan ada juga
yang tidak terdapat akar sama sekali. Kita dapat menyelidikinya dengan
mengecek selang kedalam persamaan yang akan dicari.

Solusi Persamaan Nirlanjar | 13


Jika

1) ( ). ( ) < 0

Dapat dipastikan terdapat akar didalamnya dan salah satu syaratnya tanda
dari ( ) dan ( ) berlawanan. Maka terdapat akar sebanyak bilangan
ganjil.

2) ( ). ( ) > 0

Dapat dipastikan tidak terdapat akar didalamnya dan karena ( ). ( ) > 0


( ) dan ( ) selalu positif. Maka terdapat akar sebanyak bilangan genap.

Ada dua metode yang termasuk dalam metode tertutup yaitu metode bagi
dua dan metode regula falsi

C. Metode Bagi dua


Metode bagi dua ini dilakukan untuk pencarian akar suatu persamaan
dengan cara selalu membagi dua selang sehingga diperoleh nilai fungsi untuk
titik tengah selang. Metode bagi dua ini mengasumsikan bahwa fungsi ( )
adalah kontinu pada selang [a,b], serta ( ) dan ( ) mempunyai tanda
berlawanan yang artinya ( ). ( ) < 0 . Seperti penjelasan sebelumnya di
metode tertutup bahwa jika ( ). ( ) < 0 artinya terdapat minimal satu akar
pada selang [a,b]. Selang dalam metode bagi dua selalu dibagi dua sama lebar.
Jika setelah dibagi dua fungsi berubah tanda maka letak akarnya ditentukan
dengan mengecek selang yang hanya terdapat nilai akar. Proses ini diulangi
sampai selang yang baru sudah sangat kecil.

14 | Solusi Persamaan Nirlanjar


Langkah-langkah Pencarian Akar dengan Metode Bagi Dua
Langkah 1 : Lakukan pengujian selang [a,b] kedalam persamaan yang
akan dicari dengan syarat a ( ). ( ) < 0
Langkah 2 : Taksir nilai akar dalam selang dengan cara membagi dua
selang =
Langkah 3 : Taksir nilai akar dalam selang dengan cara membagi dua
selang =
Langkah 4 : Taksir nilai akar dalam selang dengan cara membagi dua
selang =
Langkah 5 : Taksir nilai akar dalam selang dengan cara membagi dua
selang =
Langkah 6 : Taksir nilai akar dalam selang dengan cara membagi dua
selang =
Langkah 7 : Perhitungan dihentikan jika ( ) = 0

Kondisi berhentinya iterasi dapat dipilih salah satu dari tiga kriteria berikut.
1. Lebar selang baru | − | < , yang dalam hal ini adalah nilai toleransi
lebar selang yang mengurung akar.
2. Nilai fungsi di hampiran akar ( ) = 0Beberapa bahasa pemrograman
membolehkan perbandingan dua buah bilangan riil, sehingga perbandingan
( ) = 0dibenarkan. Namun jika kembali ke konsep awal bahwa dua
buah bilangan riil tidak dapat dibandingkan kesamaannya karena
representasi di dalam mesin tidak tepat, maka bisa menggunakan bilangan

Solusi Persamaan Nirlanjar | 15


yang sangat kecil contohnya epsilon mesin sebagai gantinya nilai 0.
Dengan demikian ( ) = 0 dapat dihampiri dengan ( ) <
3. Galat relatif hampiran akar : | − / |< yang
dalam hal ini galat relatif hampiran yang diinginkan.

Contoh Soal:

1. Carilah nilai akar dari persamaan ( ) = − − 1 = 0 dengan


menggunakan metode bagi dua pada selang [1,2]?

Penyelesaian :

Diketahui = 1 =2
Langkah 1: = 1 (1) = 1 − 1 − 1 = −1
=2 (2) = 2 − 2 − 1 = 5

Karena (1) (2) , maka nilai akar terletak


diantara 1 dan 2. Oleh karena itu = = = 1,5.

Kemudian karena (1,5) = 0,875 maka akar karakteristik


terletak diantara 1 dan 1,5.
,
Kondisi ini memberikan = = 1,25
karena (1,25) = −0,296 .

Nilai akar yang dicari terletak diantara 1,25 dan 1,5. Sehingga diperoleh
, ,
= = 1,375 bila prosedur diatas diulang kembali hingga
diperoleh nilai aproksimasi berikut:

= 1,3125, = 1,34375, = 1,328125

2. Carilah lokasi akar pada fungsi ( ) = − 4 − 5 menggunakan metode


bagi dua sampai dua iterasi pada selang [2,9] ?

Penyelesaian:

= 2 → (2) = 2 − 4(2) − 5 = −9
= 9 → (9) = 9 − 4(9) − 5 = 40

Karena (2) (9)


maka (2) . (9) = (−9). (40) = −360 < 0
jadi terdapat akar pada selang [2,9]

16 | Solusi Persamaan Nirlanjar


Iterasi I
Bagi dua selang [2,9]
Panjang selang [2,9] adalah 9 − 2 = 7
Panjang setengah selang [2,9] adalah 7: 2 = 3,5
Titik tengah selang [2,9] adalah 2 + 3,5 = 5,5 disebut solusi hampiran
lokasi akar untuk iterasi 1.

Galat = [ akar sejati-akar hampiran] = [5-5,5] = 0,5


Lanjut ke iterasi 2 maka bagi dua selang [2,9] dengan titik tengah 5,5 yaitu
[2;5,5] dan [5,5;9]

Cek selang mana yang ada akarnya :

Selang [2;5,5]
= 2 → (2) = 2 − 4(2) − 5 = −9
= 5,5 → (5,5) = 5,5 − 4(5,5) − 5 = 3,25

Selang [5,5;9]
= 5,5 → (5,5) = 5,5 − 4(5,5) − 5 = 3,25
= 9 → (9) = 9 − 4(9) − 5 = 40

Dari hasil perhitungan di atas sudah terlihat jelas bahwa


selang [2;5,5] (2) . (5,5) = (−9). (3,25) = −29,25 < 0
jadi terdapat akar pada selang tersebut.

Sedangkan selang [5,5;9]= (5,5) . (9) = (3,25). (40) = 130 > 0


jadi tidak terdapat akar pada selang tersebut.

Iterasi 2
Bagi dua selang [2;5,5]
Panjang selang [2;5,5] adalah 5,5 − 2 = 3,5
Panjang setengah selang [2;5,5] adalah 3,5: 2 = 1,75
Titik tengah selang [2;5,5] adalah 2 + 1,75 = 3,75 disebut solusi hampiran
lokasi akar untuk iterasi 1.

Galat = [ akar sejati-akar hampiran] = [5-3,75] = 1,25

Solusi Persamaan Nirlanjar | 17


3. Selesaikan persamaan − 3 = 0 dalam interval [1,2] menggunakan
metode bagi dua sampai 5 iterasi.

Penyelesaian :

Iterasi 1 :
= 1 ⇒ ( ) = −2
=2
+ 1+2
= = = 1,5 ⇒ ( ) = −0,75
2 2

Iterasi 2:
Diamati ( ) . ( )> 0, maka
= = 1,5 ⇒ ( ) = −0,75
= =2
+ 1,5 + 2
= = = 1,75 ⇒ ( ) = 0,0625
2 2

Iterasi 3:
Diamati ( ) . ( )< 0, maka
= = 1,5 ⇒ ( ) = −0,75
= = 1,75
+ 1,5 + 1,75
= = = 1,625 ⇒ ( ) = −0,3594
2 2

Iterasi 4:
Diamati ( ) . ( )> 0, maka
= = 1,625 ⇒ ( ) = −0,3594
= = 1,75
+ 1,625 + 1,75
= = = 1,6875 ⇒ ( ) = −0,1523
2 2

Iterasi 5:
Diamati ( ) . ( )<0, maka
= = 1,6875 ⇒ ( ) = −0,1523
= = 1,75
+ 1,6875 + 1,75
= = = 1,7187 ⇒ ( ) = −0,0459
2 2

Jadi, pada iterasi ke 5 diperoleh akar hampiran x=1,7187

18 | Solusi Persamaan Nirlanjar


D. Metode Regula Falsi
Metode regula falsi atau metode posisi palsu merupakan salah satu
solusi pencarian akar dalam penyelesaian persamaan-persamaan non linier
melaui proses iterasi (pengulangan). Metode Regula Falsi merupakan salah
satu metode tertutup untuk menentukan solusi akar dari persamaan non linier ,
dengan prinsip utama sebagai berikut.
1. Menggunakan garis scan (garis lurus yang menghubungkan dua koordinat
nilai awal terhadap kurva) untuk mendekati akar persamaan non linear
(titik potong kurva ( ) dengan sumbu ).
2. Taksiran nilai akar selanjutnya merupakan titik potong garis scan dengan
sumbu .

Berdasarkan gambar di atas, didapat rumus metode regula falsi:

( )− ( ) ( )−0
=
− −

Dapat disederhakan menjadi

( ) ( )
= ( ) ( )

( )
Atau rumus yang lebih mudah = ( )
, = + ( − )
( )

Contoh:

1. Dengan menggunakan metode regula falsi, tentukanlah salah satu akardari


persamaaan ( ) = − 5 + 4. Jika diketahui nilai awal = 2 =5
serta tingkat ketelitian 3 desimal?

Solusi Persamaan Nirlanjar | 19


Penyelesaian:

Cek nilai awal

n a f(a) B f(b) W c f(c)


0 2,000 -2,000 5 4,000 0,333 3,000 -2,000

Nilai awal :
= 2 (2) = 2 − 5.2 + 4 = −2
= 5 (5) = 5 − 5.5 + 4 = 4

( )
= ( )
= = =
( )

= + ( − ) = 2 + 0,333(5 − 2) = 3
= 3 (3) = 3 − 5.3 + 4 = −2

Langkah selanjutnya menukar nilai a atau b dengan c jika ( ) atau ( ) sama


tanda nilainya dengan ( ) seperti tabel di bawah ini.

n a f(a) B f(b) W c f(c)


0 2,000 -2,000 5 4,000 0,333 3,000 -2,000
1 3,000 -2,000 5 4,000 0,333 3,667 -0,889
2 3,667 -0,889 5 4,000 0,182 3,909 -0,264
3 3,909 -0,264 5 4,000 0,062 3,977 -0,069

= + ( − ) = 3 + 0,333(5 − 3) = 3,667
= 3,667 (3,667) = 3,667 − 5.3,667 + 4 = −0,889

dan seterusnya,

n a f(a) B f(b) W c f(c)


0 2,000 -2,000 5 4,000 0,333 3,000 -2,000
1 3,000 -2,000 5 4,000 0,333 3,667 -0,889
2 3,667 -0,889 5 4,000 0,182 3,909 -0,264
3 3,909 -0,264 5 4,000 0,062 3,977 -0,069
4 3,977 -0,069 5 4,000 0,017 3,994 -0,018
5 3,994 -0,018 5 4,000 0,004 3,999 -0,004
6 3,999 -0,004 5 4,000 0,001 4,000 -0,001
7 4,000 -0,001 5 4,000 0,000 4,000 0,000

20 | Solusi Persamaan Nirlanjar


Iterasi dapat dihentikan pada iterasi ke- 7 karena nilai
( = 4,000) sehingga diperoleh akar persamaan
non linearnya adalah 4,000.
Adapun cara yang lebih cepat karena jika menghitung manual akan
memakan waktu yang cukup lama. Selain itu dibutuhkan tenaga serta ketelitian
yang jeli. Oleh sebab itu kita bias menggunakan MS Excell untuk meringankan
hitungan manual kita.
Berikut adalah langkah-langkah yang akan kita lalukan dengan
menggunakan MS. Excell.

1. Langkah 1, membuat kolom yang diperlukan sama seperti langkah manual

n a f(a) b f(b) w c f(c)

2. Mensubsitusikan nilai kedalam excel yaitu = =2 = =5

fomula

Solusi Persamaan Nirlanjar | 21


fomula

fomula

22 | Solusi Persamaan Nirlanjar


Solusi Persamaan Nirlanjar | 23
E. Metode Terbuka
Metode terbuka adalah lawan dari metode tertutup, dimana pada metode
tertutup diperlukan selang [a,b] dalam menentukan nilai hampiran akarnya.
Dalam metode terbuka tidak diperlukan selang, tetapi yang diperlukan adalah
nilai awalnya. Sehingga, hampiran akar diperoleh dari nilai hampiran akar yang
ditentukan sebelumnya melalui iterasi yang dilakukan.
Terkadang hasil dari iterasi dapat mencapai nilai yang konvergen, tetapi
kadang-kadang menghasilkan nilai yang divergen. Tetapi apabila iterasinya
konvergen, konvergensinya akan lebih berlangsung lebih cepat dibandingkan
metode tertutup.

Ciri-ciri Metode terbuka sebagai berikut.


1. Tidak memerlukan selang [a,b] yang mengandung akar.
2. Mencari akar melalui suatu lelaran yang dimulai dari sebuah tebakan
(guest)awal.
3. Pada setiap lelaran kita menghitung hampiran akar yang baru.
4. Mungkin saja hampiran akar yang baru mendekati akar sejati
(konvergen),atau mungkin juga menjauhi (divergen).
5. Karena itu ,metode terbuka tidak selalu menemukan akar ,kadang
konvergen dan kadang ia divergen

Yang termasuk ke dalam metode terbuka:


1. Metode lelaran titik tetap (fixed point iteration).
2. Metode Newton-‐Rhapson.
3. Metode Secant.

F. Metode Iterasi Titik Tetap


Metode iterasi sederhana adalah metode yang memisahkan x dengan sebagian x yang
lain sehingga diperoleh : x = g(x).

Contoh :
x – ex = 0
x = ex atau g(x) = ex

Lalu, bentuklah menjadi prosedur lelaran


r+1 = ( r)

Dan terkalah sebuah nilai awal x0 , lalu hitung nilai x1 , x2, x3 ,...,
f(s) = 0 dan s = g(s).

Kondisi berhenti lelaran dinyatakan bila

│ r+1 − r │ <
24 | Solusi Persamaan Nirlanjar
Atau bila menggunakan galat relatif hampiran

<

Dengan dan telah ditetapkan sebelumnya

Perhatikan contoh berikut :

Carilah akar persamaan ( ) = − 3 − 3 = 0 dengan metode lelaran titik


tetap. Gunakan = 0.000001.

Penyelesaian :
Terdapat beberapa kemungkinan prosedur lelaran yang dapat dibentuk

(a) 2 − 3 – 3 = 0
2 =3 +3
= (3 + 3)
Dalam hal ini, ( ) = √3 + 3 . Prosedur lelaran adalah =
(3 + 3). Ambil terkaan awal x0 = 4.
Tabel lelarannya :

r Xr | xr+1 – xr|
0 4.0000000 0.000000
1 3.8729833 0.127017
2 3.2781041 0.594879
3 3.0913117 0.186792
4 3.0302844 0.061027
5 3.0100779 0.020207
6 3.0033574 0.006720
7 3.0011189 0.002238
8 3.0003730 0.000746
9 3.0001243 0.000249
10 3.0000414 0.000083
11 3.0000138 0.000028
12 3.0000046 0.000009
13 3.0000015 0.000003
14 3.0000005 0.000001
15 3.0000002 0.000000

Hampiran akar x = 3.0000002

Solusi Persamaan Nirlanjar | 25


Kita akan menghitung sampai dengan iterasi ke- 15 sampai menemukan nilai yang
kurang dari yang pasti akan berat dan menguras tenaga.
Berikut cara dengan menggunakan Ms Excel.

Rumus akar di dalam


Ms Excel yaitu SQR

26 | Solusi Persamaan Nirlanjar


Rumus mutlak di
dalam Ms Excel yaitu
ABS

Solusi Persamaan Nirlanjar | 27


(b) 2 − 3 – 3 = 0
( – 3) =3
=
Dalam hal ini, ( )= . Prosedur lelarannya adalah xr+1 = .
Ambil terkaan awal x0 = 4.
Tabel lelarannya :
r Xr | xr+1 – xr|
0 4.0000000 0.000000
1 0.2000000 3.800000
2 0.2777778 0.077778
3 0.2608696 0.016908
4 0.2643678 0.003498
5 0.2636364 0.000731
6 0.2637890 0.000153
7 0.2637571 0.000032
8 0.2637638 0.000007
9 0.2637624 0.000001
10 0.2637627 0.000000

Hampiran akar = 0.2637627

28 | Solusi Persamaan Nirlanjar


Rumus Ms.Excel

Rumus Ms.Excel

Solusi Persamaan Nirlanjar | 29


(c) 2 − 3 – 3 = 0
-3x = -x2+3
=
Prosedur lelarannya adalah xr+1 = . Ambil terkaan awal x0 = 4.
Tabel lelarannya :
r Xr | xr+1 – xr|
0 4.0000000 0.000000
1 4.3333333 0.333333
2 5.2592593 0.925926
3 8.2199360 2.960677
4 21.5224492 13.302513
5 153.4052732 131.882824
6 7843.3926158 7689.987343
…. …….. ……

Ternyata lelarannya divergen.

30 | Solusi Persamaan Nirlanjar


Dengan Ms. Excell

Rumus Ms. Excell

Rumus Ms. Excell

Solusi Persamaan Nirlanjar | 31


Jenis-jenis kekonvergenan

32 | Solusi Persamaan Nirlanjar


G. Metode Newton Raphson
Metode Newton-Raphson adalah sebuah metode yang tentu saja
ditemukan oleh Isacc NEWTON melalui sebuah pendekatan yang
menggunakan satu titik awal dan mendekatinya dengan memperhatikan
kemiringan kurva pada titik tersebut. Penjelasan grafisnya mengenai lebih
lanjut terhadap metode ini bisa dilihat pada gambar di bawah ini.

Metode ini paling sering dipakai dan disukai karena konvergensinya


paling cepat diantara metode yang lainnya.

Prosedur iterasi metode Newton Raphson adalah


( )
= − ( ), ′( ) ≠ 0

Yang merupakan rumus metode Newton Raphson.


Kondisi berhentinya iterasi metode ini adalah bila
| − |<

Atau bila menggunakan galat relatif hampiran

Dengan adalah toleransi galat yang diinginkan


Kriteria Konvergensi metode Newton Raphson
Bentuk umum prosedur iterari motode terbuka
= ( )

Karena metode Newton Raphson termasuk metode terbuka, maka dalam hal ini,
( )
( )= −
( )

Solusi Persamaan Nirlanjar | 33


Dengan mengingat syarat perlu agar iterasi konvergen adalah
| ( )| < 1,
( ) ( ) ( ) "( )
( )=1−
[ ( )]
( ) "( )
= [ ( )]

Karena ini metode Newton Raphson aka konvergen bila


( ) "( )
2 < 1, ( )≠0

( )

Contoh Soal :
1. Tentukan nilai dari :
( ) = 3 − 2 + 10, dengan = 20 sampai 2 iterasi

Jawab :
Iterasi 1
( )
= −
( )
3 − 2 + 10
= 20 −
6 −2
3(20) − 2(20) + 10
= 20 −
6(20) − 2
1170
= 20 −
118
1170
= 20 −
118
= 20 − 9,915254237
= 10,08474576

Iterasi 2
( )
= −
( )
− 2 + 10 3
= 10,08474576 −
6 −2
3(10,08474576) − 2(10,08474576) + 10
= 10,08474576 −
6(10,08474576) − 2
294,3679592
= 10,08474576 −
58,50847456
= 10,08474576 − 5,0409243813
= 5,04043821379

34 | Solusi Persamaan Nirlanjar


Sedangkan dengan Ms. Excel

Solusi Persamaan Nirlanjar | 35


Hasil dari2 iterasi

2. Hitunglah akar ( ) = − 5 dengan metode Newton Raphson.


Gunakan = 0,00001. Tebakan awal akar = 0,500000

Jawab :
( )= −5
′( ) = − 10

ℎ ∶
= −

Tebakan awal = 0,500000

i Xr |Xr+1-Xr|
0
1 0,500000 -
2 0,618976 0,118976
3 0,605444 0,013532
4 0,605267 0,000000

Hampiran akar = 0,605267

36 | Solusi Persamaan Nirlanjar


H. Orde Konvergensi Metode Terbuka
Prosedur lelaran pada setiap metode terbuka dapat ditulis dalam bentuk
( )
= ( ) . Misalnya pada metode Newton-Raphson ( ) = − ( ).
Misalkan adalah hampiran tetap akar sejati s sehingga = ( ) . Maka,
berdasarkan konsep galat = + dengan adalah galat dari . Uraikan
( ) disekitar :
1
( ) = ( ) + ( )( − ) + ( )( − ) + ⋯,
2
1
= ( )+ ( ) + ( ) + ⋯,
2

Kemudian kurangi dengan = ( ) sehingga diperoleh:


1
( )− = ( )+ ( ) +⋯
2
Karena = ( ), maka
1
− = ( ) + ( ) +⋯
2
Misalkan − = , sehingga
1
= ( ) ( )
+ +⋯
2
Bilangan pangkat dari menunjukkan orde (atau laju) konvergensi prosedur
lelaran:
(a) : ≈ ( ) , < < , Prosedur lelaran orde satu
(b) : ≈ ( ) Prosedur lelaran orde dua

I. Metode Secant
Pada Metode Newton-Raphson memerlukan syarat wajib yaitu fungsi
f(x) harus memiliki turunan f’(x). Sehingga syarat wajib ini dianggap sulit
karena tidak semua fungsi bisa dengan mudah mencari turunannya. Oleh karena
itu muncul ide dari yaitu mencari persamaan yang ekivalen dengan rumus
turunan fungsi. Ide ini lebih dikenal dengan nama Metode Secant. Ide dari
metode ini yaitu menggunakan gradien garis yang melalui titik (x0, f(x0)) dan
(x1, f(x1)). Perhatikan gambar di bawah ini.

Solusi Persamaan Nirlanjar | 37


Persamaan garis l adalah
− − ( )
=
− ( )− ( )

Karena = maka = 0, sehingga diperoleh


− 0− ( )
=
− ( )− ( )

( )( − )
− =−
( )− ( )
( )( − )
= −
( )− ( )
( )( − )
= −
( )− ( )
Secara umum rumus Metode Secant ini ditulis
( )( − )
= −
( )− ( )
Prosedur Metode Secant:
 Ambil dua titik awal, misal dan
 Ingat bahwa pengambilan titik awal tidak disyaratkan alias pengambilan
secara sebarang
 Setelah itu hitung menggunakan rumus diatas
 Kemudian pada iterasi selanjutnya ambil dan sebagai titik awal dan
hitung
 Kemudian ambil dan sebagai titik awal dan hitung
 Begitu seterusnya sampai iterasi yang diingankan atau sampai mencapai
error yang cukup kecil.

38 | Solusi Persamaan Nirlanjar


Contoh :
Tentukan salah satu akar dari 4x3 – 15x2 + 17x – 6 = 0 menggunakan Metode
Secant sampai 9 iterasi.

Penyelesaian :
f(x) = 4x3 – 15x2 + 17x – 6

Iterasi 1 :
ambil = −1 dan = 3 (ambil titik awal sembarang)
(−1) = 4(−1) – 15(−1) + 17(−1) – 6
(−1) = −42
(3) = 4(3) – 15(3) + 17(3) – 6
(3) = 18
18(3 − (−1))
= 3−
18 − (−42)
= 1,8

Iterasi 2 :
Ambil ambil = 3 dan = 1,8
(1,8) = 4(1,8) – 15(1,8) + 17(1,8) – 6
(3) = −0,672
(−0,672)(1,8 − (3))
= 1,8 −
−0,672 − 18
= 1,84319

Iterasi 3 :
Ambil ambil = 1,8 dan = 1,84319
(1,84319) = 4(1,84319) – 15(1,84319) + 17(1,84319) – 6
(1,84319) = −0,57817
(−0,57817)(1,84319 − 1,8)
= 1,84319 −
−0,57817 − 0,672
= 2,10932

Iterasi 4 :
Ambil ambil = 1,84319 dan = 2,10932
(2,10932) = 4(2,10932) – 15(2,10932) + 17(2,10932) – 6
(2,10932) = 0,65939
(0,65939)(2,10932 − 1,84319)
= 2,10932 −
0,65939 − (−0,57817)
= 1,96752

Solusi Persamaan Nirlanjar | 39


Iterasi 5 :
Ambil ambil = 2,10932dan = 1,96752
(1,96752) = 4(1,96752) – 15(1,96752) + 17(1,96752) – 6
(1,96752) = −0,15303
(−0,15303)(1,96752 − 2,10932)
= 1,96752 −
−0,15303 − (0,65939)
= 1,99423

Iterasi 6 :
Ambil ambil = 1,96752dan = 1,99423
(1,99423) = 4(1,99423) – 15(1,99423) + 17(1,99423) – 6
(1,99423) = −0,02854
(−0,02854)(1,99423 − 1,96752)
= 1,99423 −
−0,02854 − (−0,15303)
= 2,00036

Iterasi 7 :
Ambil ambil = 1,99423dan = 2,00036
(2,00036) = 4(2,00036) – 15(2,00036) + 17(2,00036) – 6
(2,00036) = 0,00178
(0,00178)(2,00036 − 1,99423)
= 2,00036 −
0,00178 − (−0,02854)
= 2,00000
Iterasi 8 :
Ambil ambil = 2,00036 = 1,999996
(1,999996) = 4(1,999996) – 15(1,999996) + 17(1,999996) – 6
(1,999996) = −0,0002
(−0,0002)(1,999996 − 2,00036)
= 1,999996 −
−0,0002 − (0,00178)
= 2,0000

Iterasi 9 :
Ambil ambil = 1,999996 = 2,00000
(2,00000) = 4(2,00000) – 15(2,00000) + 17(2,00000) – 6
(2,00000) = 0,00000
(0,00000)(2,00000 − 1,999996)
= 2,00000 −
0,00000 − (−0,00002)
= 0,000001

40 | Solusi Persamaan Nirlanjar


( ) ( ) ( )
1 -1 3 1,8 -4,2 18 -0,672
2 3 1,8 1,84319 18 -0,672 -0,57817
3 1,8 1,84319 2,10932 -0,672 -0,57817 0,65939
4 1,84319 2,10932 1,96752 -0,57817 0,65939 -0,15303
5 2,10932 1,96752 1,99423 0,65939 -0,15303 -0,02854
6 1,96752 1,99423 2,00036 -0,15303 -0,02854 0,00178
7 1,99423 2,00036 2,00000 -0,02854 0,00178 -0,00002
8 2,00036 2,00000 2,00000 0,00178 -0,00002 0,00000
9 2,00000 2,00000 2,00000 -0,00002 0,00000 0,00000

Jadi salah satu akar dari 4x3 – 15x2 + 17x – 6 Adalah 2

Solusi Persamaan Nirlanjar | 41


42 | Solusi Persamaan Nirlanjar
J. Akar-Akar Polinom
1. Metode Horner untuk Evaluasi Polinom
Menghitung langsung ( ) untuk = 1 tidak efektif sebab melibatkan
banyak operasi perkalian. Metode Horner, atau disebut juga metode perkalian
bersarang (nested multiplication) menyediakan cara perhitungan polinom
dengan sedikit operasi perkalian. Dalam hal ini, polinom ( ) dinyatakan
sebagai perkalian bersarang

( )= + ( + + + ⋯+ ( + ) … ))

Hasil Evaluasi : ( ) =

Solusi Persamaan Nirlanjar | 43


Contoh:
1. Nyatakan ( ) = +2 +8 +8 +4 +2

Penyelesaian:
( )= +2 +8 +8 +4 +2 (15 operasi perkalian)
( )= ( + 2) + 8 +8 +4 + 2 (hanya 5 operasi perkalian)

Dari pernyataan di atas jelas bahwa menggunakan metode perkalian


bersarang akan jauh lebih efektif, tidak melakukan banyak operasi
perkalian. Perhitungan untuk (1) adalah
(1) = (1 + 2)1 + 8 1 + 8 1 + 4 1 + 2 = 25

Metode perkalian bersarang untuk menghitung ( ) sering kali dinyatakan


dalam bentuk tabel Horner berikut: (untuk contoh di atas).

1 1 2 8 8 4 2
1 3 11 19 23
1 3 11 19 23 25

Hasil evaluasi: (1) = 25


Dan menghasilkan polinom sisa : +3 + 11 + 19 + 23

2. Nyatakan ( ) = 5 +2 +6 +8

Penyelesaian:
( )=5 +2 +6 +8 (6 operasi perkalian)
( ) = (5 + 2) + 6 + 8 (hanya 3 operasi perkalian)

Dari pernyataan di atas jelas bahwa menggunakan metode perkalian


bersarang akan jauh lebih efektif, tidak melakukan banyak operasi
perkalian. Perhitungan untuk (2) adalah
(2) = (5(2) + 2)(2) + 6 (2) + 8 = 68

Metode perkalian bersarang untuk menghitung ( ) sering kali dinyatakan


dalam bentuk tabel Horner berikut: (untuk contoh di atas)
2 5 2 6 8
10 24 60
5 12 30 68 = (2)

Hasil evaluasi: (2) = 68


Dan menghasilkan polinom sisa : 5 + 12 + 30

44 | Solusi Persamaan Nirlanjar


2. Pencarian Akar-akar Polinom
Proses perhitungan ( ) untuk = dengan menggunakan metode
Horner sering dinamakan pembagian sintetis ( ): ( − ), menghasilkan ( )
dan sisa

( )
= ( ) +
( − )
Atau
( )= +( − ) ( )

Yang dalam hal ini,


( )= + + ⋯+ + +

Jika t adalah hampiran akar polinom ( ) maka


( )= +( − ) ( )= +0=

(perhatikan, jika t akarsejati, maka = 0)


Akar-akar lain dari ( ) dapat dicari dari polinom ( ) sebab setiap akar ( )
juga adalah akar ( ). Proses reduksi polinom ini disebut deflasi (deflation).
Koefisien-koefisien ( ), yaitu , , … , , , dapat ditemukan langsung
dari tabel Horner.

Algoritmanya:
Misalkan akar polinom dihitung dengan metode Newton- Raphson,
( )
= − ′
( )

Maka proses pencarian akar secara deflasi dapat dirumuskan dalam langkah 1
sampai 4 berikut ini:

Langkah 1
Menghitung ( ) dapat dilakukan secara mangkus dengan metode Horner
Misalkan = adalah hampiran akar polinom ( )
( )= +( − ) ( )

Perhitungan ( ) menghasilkan
( )= +( − ) ( )=

Langkah 2
Menghitung ′( ) secara mangkus:
Misalkan = adalah hampiran akar polinom ( ),
( )= +( − ) ( )

Solusi Persamaan Nirlanjar | 45


Turunan dari adalah
′( )
= 0 + 1. ( ) + ( − ) ′ ( )
= ( ) + ( − ) ′( )

Sehingga
′( )= ( )+( ) ′( ) = ( )

Langkah 3
( )
= − ′()

Langkah 4
Ulangi langkah 1, 2 dan 3 sampai| − |<

Contoh Soal :
Temukan seluruh akar nyata polinom
( )= + 4 − 72 − 214 + 1127 + 1602 − 5040

Dengan tebakan awal =8

Penyelesaian:
 Dengan menggunakan metode Newton-Raphson kita dapat memperoleh
akar pertama yaitu 7.
Bukti:

Diketahui:
( )= + 4 − 72 − 214 + 1127 + 1602 − 5040
′( )
= 6 + 20 − 288 − 642 + 2254 + 1602
=8

Kemudian,
( )
= − ′()

Maka:
+ 4 − 72 − 214 + 1127 + 1602 − 5040
= −
6 + 20 − 288 − 642 + 2254 + 1602
68640
= 8−
109618
= . …

46 | Solusi Persamaan Nirlanjar


Jika digambarkan,

Deflasi→ ( ) = ( − ) ( ) +
Untuk mengetahui ( ), lakukan skema horner yaitu:

Maka ( ) = + 11 + 5 − 179 − 126 + 720


 Setelah itu kita akan cari akar polinom derajat 5 dengan tebakan awal 7
(gunakan metode Newton-Raphson)

( )= + 11 + 5 − 179 − 126 + 720


′( )
= 5 + 44 + 15 − 358 − 126
=7

iterasi ( ) ′( )
1 7 36000 25200 5.5714
2 5 6240 6844 4.0882
3 4 1512 2778 3.4557
4 3 0 528 3

Ternyata akar ditemukan pada titik = 3, yang akan ditunjukkan dengan titik
merah pada gambar berikut

Deflasi→ ( ) = ( − ) ( ) +
Lakukan skema horner untuk mencari ( )

Maka kita peroleh ( ) = 4 + 14 3 + 47 2 − 38 − 240


Ulangi langkah sebelumnya untuk mencari akar polinom derajat 4 ini, gunakan
tebakan awal 3
( ) = 4 + 14 3 + 47 2 − 38 − 240
′( )
= 4 3 + 42 2 + 94 − 38
0 =3

Solusi Persamaan Nirlanjar | 47


Iterasi (3) ′(3) 1
1 3 528 730 2.2767
2 2 0 170 2

Berdasarkan iterasi di atas akar diperoleh di titik 2 yang ditunjukkan


dengan titik berwarna kuning

Deflasi→ ( ) = ( − ) ( ) +
Kemudian dengan skema horner,

Maka didapatlah
( ) = 3 + 16 2 + 79 + 120

Demikian untuk seterusnya sampai kita temukan akar-akar yang lainnya.


Seluruh akar-akar yang ditemukan adalah -8, -5, -3, 2, 3 dan 7.

3. Lokasi akar Polinom


Metode Newton-Raphson memerlukan tebakan awal akar. Misalkan
akar-akar diberi indeks dan diurutkan menaik sedemikian sehingga

| |≤| |≤| |≤⋯≤| |

Tebakan awal untuk akar terkecil menggunakan hampiran


+ ≈0

yang dapat dijadikan sebagai tebakan awal untuk menemukan 1


Tebakan awal untuk akar terbesar xn menggunakan hampiran

yang dapat dijadikan sebagai tebakan awal untuk menemukan

48 | Solusi Persamaan Nirlanjar


Contoh:
1. Tentukan tebakan awal untuk mencari akar polinom − 200 + 1 = 0
Jawab:
Tebakan awal untuk akar terkecil adalah
= − 1/(− 200) = 1/200
Tebakan awal untuk akar terbesar adalah
= − ( −200)/1 = 200

2. Tentukan tebakan awal untuk mencari akar polinom 2 +4 + 1 = 0


Jawab:
Tebakan awal untuk akar terkecil adalah
0 = − 2/(4) = 1/2
Tebakan awal untuk akar terbesar adalah
0 = −( 4)/2 = 2

K. Sistem Persamaan Nirlanjar


1. Metode lelaran titik tetap
Lelarannya titik-tetap untuk sistem dengan dua persamaan nirlanjar:
= ( , )
= ( , )
= 0,1,2, …

Kecepatan konvergensi lelaran titik-tetap ini dapat ditingkatkan. Nilai


yang baru dihitung langsung dipakai untuk menghitung Jadi,
= ( , )
= ( , )
= 0,1,2, …

Kondisi berhenti (konvergen) adalah


| − | < dan | − |< dan | − |<

Contoh:
Selesaikan sistem persamaan nirlanjar berikut ini,
( , )= + − 10 = 0
( , )=3 − 57 = 0
(Akar sejatinya = 2 dan = 3 )

Prosedur lelaran titik-tetapnya adalah


10 −
=
= 57 − 3

Solusi Persamaan Nirlanjar | 49


Berikan tebakan awal = 1.5 dan = 3.5 dan = 0.000001

Tabel lelarannya:
r x Y | | | |
0 1.500000 3.500000 − −
1 2.214286 −24.375000 0.714286 27.875000
2 −0.209105 429.713648 2.423391 454.088648
3 0.023170 −12778.0417810.232275 13207.755429
....................................................................................................................
Ternyata lelarannya divergen!

Sekarang kita ubah persamaan prosedur lelarannya menjadi


= 10 −
57 −
=
3

Berikan tebakan awal = 1.5 dan = 3.5 dan = 0.000001


Hasilnya,
| | | |
0 1.500000 3.500000 − −
1 2.179449 2.860506 0.679449 0.639494
2 1.940534 3.049551 0.238916 0.189045
3 2.020456 2.983405 0.079922 0.066146
4 1.993028 3.005704 0.027428 0.022300
5 2.002385 2.998054 0.009357 0.007650
6 1.999185 3.000666 0.003200 0.002611
7 2.000279 2.999773 0.001094 0.000893
8 1.999905 3.000078 0.000374 0.000305
9 2.000033 2.999973 0.000128 0.000104
10 1.999989 3.000009 0.000044 0.000036
11 2.000004 2.999997 0.000015 0.000012
12 1.999999 3.000001 0.000005 0.000004
13 2.000000 3.000000 0.000002 0.000001
14 2.000000 3.000000 0.000001 0.000000
....................................................................................................................
Akar = 2.000000 dan = 3.000000

50 | Solusi Persamaan Nirlanjar


3. Metode Newton Raphson
Metode Newton-Raphson dapat dirampatkan (generalization) untuk
sistem dengan n persamaan.
= +( − ) +( − )
dan
= +( − ) +( − )

Determinan Jacobi :

+
= −

Dan
+
= +

Contoh:
Gunakan metode Newton -Raphson untuk mencari akar
( , )= + − 10 = 0
( , )=3 − 57 = 0

Dengan tebakan awal = 1.5 dan = 3.5

Penyelesaian:
=2 + = 2(1.5) + 3.5 = 6.5

= = 1.5

=3 = 3(3.5) = 36.5

= 1+ 6 = 1 + 6(1.5) = 32.5

Solusi Persamaan Nirlanjar | 51


Determinan Jacobi untuk lelaran pertama adalah
− = 6.5(32.5) − 1.5(36.75) = 156.125

Nilai-nilai fungsi dapat dihitung dari tebakan awal sebagai


= (1.5) + 1.5(3.5) − 10 = − 2.5
= (3.5) + 3(1.5)(3.5) − 57 = 1.625

Nilai x dan y pada lelaran pertama adalah


1.5 − (−2.5)(32.5) − 1.625(1.5
= = 2.03603
156.125
Dan
3.5 − (−2.5)(36.75) − 1.625(6.5)
= = 2.84388
156.125

Apabila lelarannya diteruskan, ia konvergen ke akar sejati = 2 dan


= 3. Seperti halnya metode lelaran titik -tetap, metode Newton-
Raphson mungkin saja divergen jika tebakan awal tidak cukup dekat ke
akar. Penggambaran kurva masing -masing persamaan secara grafik
dapat membantu pemilihan tebakan awal yang bagus.

L. Soal Terapan
Dalam suatu proses kimia, campurkan karbon monoksida dan oksigen
mencapai kesetimbangan pada suhu 300° dan tekanan 5 atm.reaksi teoritisnya
adalah
1
+ ⇄
2

Reaksi kimia yang sebenarnya terjadi dapat ditulis sebagai


(1 + )
+ ⟶ + + (1 − )
2

Persamaan kesetimbangan kimia untuk menentukan fraksi mol yang tersisa


yaitu , yang ditulis sebagai
(1 − )(3 + )
= , 0< <1
( + 1)

Yang dalam hal ini . = 3,06 adalah tetapan kesetimbangan untuk reaksi
+ pada 3000° dan =5 . tentukan nilai dengan menggunakan
regulasi falsi yang diperbaiki.

52 | Solusi Persamaan Nirlanjar


Penyelesaian:
Persoalan ini lebih tepat diselesaikan dengan metode tertutup karena adalah
fraksi mol yang nilainya terletak antara 0 dan 1.
Fungsi yang akan dicari akarnya dapat ditulis sebagai
(1 − )(3 + )
( )= − , 0< <1
( + 1)
dengan = 3,06 dan = 5 .
Selang yang mengandung akar adalah [0.1,0.9]. nilai fungsi di ujung – ujung
selang adalah
(1 − 0,1)(3 + 0,1)
(0,1) = − 3,06 = 3,696815
0,1(0,1 + 1) (5)
(1 − 0,9)(3 + 0,9)
(0,9) = − 3,06 = −2,988809
0,9(0,9 + 1) (5)

Yang memenuhi (0,1) (0,9) < 0

Tabel lelarannya adalah :


R a C B f(a)
0 0,100000 0,542360 0,900000 3,696815
1 0,100000 0,288552 0,542360 1,848407
2 0,100000 0,178401 0,288552 0,924204
3 0,178401 0,200315 0,288552 0,322490
4 0,178401 0,193525 0,200315 0,322490
5 0,178401 0,192520 0,193525 0,161242
6 0,192520 0,192963 0,193525 0,009064
7 0,192520 0,192962 0,192963 0,009064

f(c) f(b) Sb Lebar


-2,988809 -2,988809 [a,c] 0,442360
-1,298490 -2,488120 [a,c] 0,188552
0,322490 -1,298490 [c,b] 0,110151
-0,144794 -1,298490 [a,c] 0,021914
-0,011477 -0,144794 [a,c] 0,015124
0,009064 -0,011477 [c,b] 0,001005
-0,000027 -0,011477 [a,c] 0,000443
-0,000000 -0,000027 [a,c] 0,000442

Hampiran akar = 0,192962


Jadi, setelah reaksi berlangsung, fraksi mol yang tersisa adalah
0,192962.

Solusi Persamaan Nirlanjar | 53


LATIHAN SOAL
1. Carilah lokasi akar pada fungsi f(x) = − 4 − 4 menggunakan metode
bagi dua sampai dua iterasi pada selang [2,9] !
2. Cari akar dari persamaan no. 1 dengan metode biseksi dalam interval
[0,5;1]!
3. Dengan menggunakan metode regula falsi, tentukanlah salah satu akar dari
persamaan
f(x) = − 7 + 2 jika diketahui selangnya [2,12] gunakan tingkat
ketelitian 3 desimal !
4. Tentukan akar dari persamaan 3x3 – 10x2 + 12x – 6 = 0 menggunakan
Metode Newton-Raphson.
5. Tentukan salah satu akar dari 4x3 – 12x2 + 18x – 5 = 0 menggunakan
Metode Secant sampai 9 iterasi.
6. Hitunglah hampiran akar dari persamaan x2 – 2x – 3 = 0 pada interval [1, 4]
menggunakan metode lelaran titik tetap!

54 | Solusi Persamaan Nirlanjar


BAB IV
Solusi Persamaan Lanjar

A. Bentuk Umum Sistem Persamaan Lanjar


Sistem Persamaan Lanjar (SPL) dengan peubah dinyatakan sebagai :
+ + ⋯+ =
+ + ⋯+ =
: :
: :
+ + ⋯+ = (P.4.1)

Dengan menggunakan perkalian matriks, kita dapat menulis (P.4.1) sebagai


persamaan matriks
= (P.4.2)

Yang dalam hal ini.


= adalah matriks berukuran ×
= adalah matriks berukuran × 1
= adalah matriks berukuran × 1 (disebut juga vector kolom)
yaitu

⎡ ⋯ ⎤⎡ ⎤ ⎡ ⎤
⎢ ⋯ ⎥⎢ ⎥ ⎢ ⎥
⎢ ⎥⎢ ⎥ = ⎢ ⎥
⎢ ⋮ ⋯ ⋮ ⎥⎢ ⋮ ⎥ ⎢ ⋮ ⎥
⎣ ⋯ ⎦⎣ ⎦ ⎣ ⎦

Solusi (P.4.1) adalah himpunan nilai , , … , yang memenuhi buah


persamaan. Beberapa metode penyelesaian praktis system persamaan lanjar
yang di bahas adalah :

Solusi Persamaan Lanjar | 55


B. Metode Cramer
Jika = adalah sebuah sistem linear n yang tidak diketahui dan
det( ) ≠ 0 maka persamaan tersebut mempunyai penyelesaian yang
unik
( ) ( ) ( ) ( )
= ( )
, = ( )
, = ( )
,…, = ( )

Contoh soal:
Selesaikan dengan aturan cramer
1. + +2 =6
2 + − =3
− + 2 + 2 = −1

Jawab :
1 1 2
= 2 1 −1
−1 2 2
6
= 3
−1
1 −1 2 −1 2 1
= (1) − (1) + (2)
2 2 −1 2 −1 2
= (2 − (−2)) − (4 − 1) + 2(4 − (−1))
= 4 − 3 + 10
= 11

6 1 2
= 3 1 −1
−1 2 2
1 −1 3 −1 3 1
= (6) − (1) + (2)
2 2 −1 2 −1 2
= (6)(2 − (−2)) − (6 − 1) + (2)(6 − (−1))
= 6(4) − 5 + 2(7)
= 33

1 6 2
= 2 3 −1
−1 −1 2
3 −1 2 −1 2 3
= (1) − (6) + (2)
−1 2 −1 2 −1 −1
= (6 − 1)) − 6(4 − 1) + (2)(−2 − (−3))
= 5 − 6(3) + 2(1)
= −11

56 | Solusi Persamaan Lanjar


1 1 6
= 2 1 3
−1 2 −1
1 3 2 3 2 1
= (1) − (1) + (6)
2 −1 −1 −1 −1 2
= (−1 − 6) − (−2 − (−3)) + (6)(4 − (−1))
= −7 − 1 + 6(5)
= 22

33
= = =3
11
−11
= = = −1
11
22
= = =2
11
∴ = 3 ; = −1 ; =2

2. −2 + =3
2 − 3 + 4 = 13
−3 + 5 + 2 = 5
Jawab :
1 −2 1
= 2 −3 4
−3 5 2
3
= 13
5
−3 4 2 4 2 −3
= (1) − (−2) + (1)
5 2 −3 2 −3 5
= (−6 − 20) + 2(4 − (−12)) + (10 − 9)
= −26 + 2(16) + 1
=7

3 −2 1
= 13 −3 4
5 5 2
−3 4 13 4 13 −3
= (3) − (−2) + (1)
5 2 5 2 5 5
= (3)(−6 − 20) + 2(26 − 20) + (65 − (−15))
= 3(−26) + 12 + 80
= 14

Solusi Persamaan Lanjar | 57


1 3 1
= 2 13 4
−3 5 2
13 4 2 4 2 13
= (1) − (3) + (1)
5 2 −3 2 −3 5
= (26 − 20) − 3(4 − (−12) + (10 − (−39))
= 6 − 3(16) + 49
=7

1 −2 3
= 2 −3 13
−3 5 5
−3 13 2 13 2 −3
= (1) − (−2) + (3)
5 5 −3 5 −3 5
= (−15 − 65) + 2(10 − (−39)) + (3)(10 − 9)
= −80 + 2(49) + 3(1)
= 21

14
= ==2
7
7
= = =1
7
21
= = =3
7
∴ =2; = 1; =3

3. −12 + + 8 = −80
−6 −4 = 13
−2 − + 10 = 90
Jawab :
−12 1 8
= 1 −6 −4
−2 −1 10
−80
= 13
90
−6 −4 1 −4 1 −6
= (−12) − (1) + (8)
−1 10 −2 10 −2 −1
= −12(−60 − 4) − (10 − 8) + 8(−1 − 12)
= −12(−64) − 2 + 8(−13)
=662

58 | Solusi Persamaan Lanjar


−80 1 8
= 13 −6 −4
90 −1 10
−6 −4 13 −4 13 −6
= (−80) − (1) + (8)
−1 10 90 10 90 −1
= (−80)(−60 − 4) − (130 − (−360)) + 8(−13 − (−540))
= −80(−64) − 490 + 8(527)
= 8846

−12 −80 8
= 1 13 −4
−2 90 10
13 −4 1 −4 1 13
= (−12) − (−80) + (8)
90 10 −2 10 −2 90
= −12(130 − (−360)) + 80(10 − 8) + 8(90 − (−26))
= −12(490) + 80(2) + 116
= −4792

−12 1 −80
= 1 −6 13
−2 −1 90
−6 13 1 13 1 −6
= (−12) − (1) + (−80)
−1 90 −2 90 −2 −1
= −12(−540 − (−13)) − (90 − (−26)) + (−80)(−1 − 12)
= −12(527) − (116) − 80(−13)
= 7248

8846 4423
= = =
662 331
−4792 −2396
= = =
662 331
7248 3624
= = =
662 331
4423 −2396 3624
∴ = ; = ; =
331 331 331

Solusi Persamaan Lanjar | 59


4. 0,3 + 0,5 + = −0,01
0,5 + + 1,9 = 0,67
0,1 + 0,3 + 0,5 = 0,44

Jawab :
Penskalaan 10
3 5 10
= 5 10 19
1 3 5
−0,1
= 6,7
4,4
10 19 5 19 5 10
= (3) − (5) + (10)
3 5 1 5 1 3
= 3(50 − 57) − 5(25 − 19) + 10(15 − 10)
= 3(−7) − 5(6) + 10(5)
= −1

−0,1 5 10
= 6,7 10 19
4,4 3 5
10 19 6,7 19 6,7 10
= (−0,1) − (5) + (10)
3 5 4,4 5 4,4 3
= (−0,1)(50 − 57) − 5(33,5 − 83,6) + 10(20,1 − 44)
= −0,1(−7) − 5(−50,1) + 10(−23,9)
= 12,2

3 −0,1 10
= 5 6,7 19
1 4,4 5
6,7 19 5 19 5 6,7
= (3) − (−0,1) + (10)
4,4 5 1 5 1 4,4
= (3)(33,5 − 83,6) + 0,1(25 − 19) + 10(22 − 6,7)
= 3(−50,1) + 0,1(6) + 10(15,3)
= 3,3

60 | Solusi Persamaan Lanjar


3 5 −0,1
= 5 10 6,7
1 3 4,4
10 6,7 5 6,7 5 10
= (3) − (5) + (−0,1)
3 4,4 1 4,4 1 3
= (3)(44 − 20,1) − 5(22 − 6,7) − 0,1(15 − 10)
= 3(23,9) − 5(15,3) − 0,1(5)
= −5,3

12,2
= = = −12,2
−1
3,3
= = = −3,3
−1
−5,3
= = = 5,3
−1
∴ = −12,2; = −3,3 ; = 5,3

C. Metode Eliminasi Gauss


Eliminasi Gauss adalah suatu metode untuk mengoperasikan nilai-nilai
di dalam matriks sehingga menjadi matriks yang lebih sederhana lagi. Dengan
melakukan operasi baris sehingga matriks tersebut menjadi matriks yang baris.
Ini dapat digunakan sebagai salah satu metode penyelesaian persamaan linear
dengan menggunakan matriks. Caranya dengan mengubah persamaan linear
tersebut ke dalam matriks teraugmentasi dan mengoperasikannya. Setelah
menjadi matriks baris, lakukan substitusi balik untuk mendapatkan nilai dari
variabel-variabel tersebut.

Kelebihan dan Kekurangan


Metode ini digunakan dalam analisis numerik untuk meminimalkan
mengisi selama eliminasi, dengan beberapa tahap.

Keuntungan:
 Menentukan apakah sistem konsisten
 Menghilangkan kebutuhan untuk menulis ulang variabel setiap langkah
 Lebih mudah untuk memecahkan masalah

Kelemahan:
 Memiliki masalah akurasi saat pembulatan desimal

Solusi Persamaan Lanjar | 61


Metode ini berbentuk matriks segitiga atas seperti :

⎡ 0 ⋯ ⎤⎡ ⎤ ⎡ ⎤
⎢ 0 0 ⋯ ⎥⎢ ⎥ ⎢ ⎥
⎢ ⎥⎢ ⎥ = ⎢ ⎥
⎢ ⋮ ⋯ ⋮ ⎥⎢ ⋮ ⎥ ⎢ ⋮ ⎥
⎣ 0 0 0 ⋯ ⎦⎣ ⎦ ⎣ ⎦

Maka solusinya dapat dihitung dengan tekhnik penyulingan mundur


(backward substitution):
= → =
− .
. + . = →
.
. + . + . = →
− . − .
=
.


.

Sekali , ,…, diketahui, maka nilai maka dihitung dengan



= , = − 1, − 2, … , ≠0

Contoh Soal:

1. + +2 =6
2 + − =3
− +2 +2 = −1

Jawab:
1 1 2 6
= 2 1 −1 , = 3
−1 2 2 −1
1 1 2 6
2 1 −1 3 ⎯⎯⎯⎯
−1 2 2 −1
1 1 2 6 1 1 2 6
0 −1 −5 −9 ⎯⎯⎯⎯ 0 −1 −5 −9
0 3 4 5 0 0 −11 −22
−11 = −22 → =2
− − 5 = −9 → = 9 − 5(2) = −1
+ +2 =6 → = 6 − (−1) − 2(2) = 3
∴ = 3; = −1; = 2
62 | Solusi Persamaan Lanjar
2. −2 + =3
2 − 3 + 4 = 13
−3 + 5 + 2 = 5

Jawab:
1 −2 1 3
= 2 −3 4 , = 13
−3 5 2 5
1 −2 1 3 1 −2 1 3 1 −2 1 3
2 −3 4 13 ⎯⎯⎯⎯ 0 1 2 7 ⎯⎯⎯ 0 1 2 7
−3 5 2 5 0 −1 5 14 0 0 7 21
7 = 21 → =3
+2 =7 → = 7 − 2(3) = 1
−2 + =3 → = 3 + 2(1) − 3 = 2
∴ = 2; = 1; = 3

3. −12 + + 8 = −80
−6 −4 = 13
−2 − + 10 = 90
Jawab :
−12 1 8 −80
= 1 −6 −4 , = 13
−2 −1 10 90
−12 1 8 −80
1 −6 −4 13
−2 −1 10 90
↔ 1 −6 −4 13 1−6 −4 13
⎯⎯⎯ −12 1 8 −80 ⎯⎯⎯⎯ 0
−71 −40 76
−2 −1 10 90 0
−13 2 116
1 −6 −4 13
1 −6 −4 13 ⎡ 40 76 ⎤
40 76 ⎢0 1 − ⎥
⎯⎯⎯ 0 1 − ⎯⎯⎯⎯ ⎢ 71 71 ⎥
71 71 ⎢ 662 7248 ⎥
0 −13 2 116
⎣0 0 71 71 ⎦
662 7248 7248 3624
= → = =
71 71 662 331
40 76 76 40 3624 2396
+ =− → =− − =−
71 71 71 71 331 331
2396 3624 4423
− 6 − 4 = 13 → = 13 + 6 − +4 =
331 331 331
4423 2396 3624
∴ = ; =− ; =
331 331 331

Solusi Persamaan Lanjar | 63


4. 0,3 + 0,5 + = −0,01
0,5 + + 1,9 = 0,67
0,1 + 0,3 + 0,5 = 0,44
Jawab :
Penskalaan 10
3 5 10 −0,1
= 5 10 19 , = 6,7
1 3 5 4,4
3 5 10 −0,1 ↔ 1 3 5 4,4
5 10 19 6,7 ⎯⎯⎯ 5 10 19 6,7 ⎯⎯⎯⎯
1 3 5 4,4 3 5 10 −0,1
1 3 5 4,4 , 1 3 5 4,4
0 −5 −6 −15,3 ⎯⎯⎯ 0 1 1,2 3,06 ⎯⎯⎯⎯
0 −4 −5 −13,3 0 −4 −5 −13,3
1 3 5 4,4
0 1 1,2 3,06
0 0 −0,2 −1,06
−0,2 = −1,06 → = 5,3
+ 1,2 = 3,06 → = 3,06 − 1,2(5,3) = −3,3
+ 3 + 5 = 4,4 → = 4,4 − 3(−3,3) − 5(5,3) = −12,2

D. Metode Eliminasi Gauss-Jordan


Dalam aljabar linear, eliminasi Gauss-Jordan adalah versi dari eliminasi
Gauss. Pada metode eliminasi Gauss-Jordan kita membuat nol elemen-elemen
di bawah maupun di atas diagonal utama suatu matriks. Hasilnya adalah matriks
tereduksi yang berupa matriks diagonal satuan (semua elemen pada diagonal
utama bernilai 1, elemen-elemen lainnya nol). Dalam bentuk matriks, eliminasi
Gauss-Jordan ditulis sebagai berikut.
,
… … 0
⎡ ⎤ ⎡1 0 0
, ⎤
… … 0
⎢ ⎥ ⎢0 1 0
,⎥
⎢ … ⎥ ⎢0 0 1 … 0 ⎥
⎢… … … … … …⎥ ⎢… … … … … …⎥
⎣ … ⎦ ⎣0 0 0 … 1
,

,
Solusinya: =
,
= …… ……
,
=

Seperti pada metode eliminasi gauss naïf, metode eliminasi Gauss-


Jordan naïf tidak menerapkan tata-ancang pivoting dalam proses eliminasinya.
Langkah-langkah operasi baris yang dikemukakan oleh Gauss dan

64 | Solusi Persamaan Lanjar


disempurnakan oleh Jordan sehingga dikenal dengan Eliminasi Gauss-Jordan,
sebagai berikut:
1. Jika suatu baris tidak seluruhnya dari nol, maka bilangan tak nol pertama
pada baris itu adalah 1. Bilangan ini disebut 1 utama (leading 1).
2. Jika terdapat baris yang seluruhnya terdiri dari nol, maka baris-baris ini
akan dikelompokkan bersama pada bagian paling bawah dari matriks.
3. Jika terdapat dua baris berurutan yang tidak seluruhnya dari nol, maka 1
utama pada baris yang lebih rendah terdapat pada kolom yang lebih kanan
dari 1 utama pada baris yang lebih tinggi.
4. Setiap kolom memiliki 1 utama memiliki nol pada tempat lain.

Algoritma Metode Eliminasi Gauss-Jordan adalah sebagai berikut:


1. Masukkan matriks A dan vector B beserta ukurannya n
2. Buat augmented matriks [AB] namakan dengan A
3. Untuk baris ke-i dimana i=1 s/d n
a. Perhatikan apakah nilai , sama dengan nol:
Bila ya:
Pertukarkan baris ke-i dan baris ke i+k≤n, dimana , tidak sama
dengan nol, bila tidak ada berarti perhitungan tidak bisa dilanjutkan dan
proses dihentikan dengan tanpa penyelesaian.
Bila tidak: Lanjutkan
b. Jadikan nilai diagonalnya menjadi satu, dengan cara untuk setiap kolom
k dimana k=1 s/d n+1, hitung , = ,
,
4. Untuk baris ke j, dimana j=i+1 s/d n
Lakukan operasi baris elementer untuk kolom k dimana k=1 s/d n
Hitung = ,
Hitung , = , − . ,
5. Penyelesaian, untuk i=n s/d 1 (bergerak dari baris ke n sampai baris
pertama)
= ,

Contoh Soal:
1. + +2 =6
2 + − =3
− +2 +2 = −1

Solusi Persamaan Lanjar | 65


Jawab:
1 1 2 6
= 2 1 −1 , = 3
−1 2 2 −1
1 1 2 6 1 1 2 6 1 1 2 6
2 1 −1 3 ⎯⎯⎯⎯ 0 −1 −5 −9 ⎯ 0 1 5 9 ⎯⎯⎯⎯
−1 2 2 −1 0 3 4 5 0 3 4 5
1 0 −3 −3 1 0 −3 −3 1 0 0 3
0 1 5 9 ⎯⎯⎯ 0 1 5 9 ⎯⎯⎯⎯ 0 1 0 −1
0 0 −11 −22 0 0 1 2 0 0 1 2
∴ = 3; = −1; = 2

2. −2 + =3
2 − 3 + 4 = 13
−3 + 5 + 2 = 5
Jawab :
1 −2 1 3
= 2 −3 4 , = 13
−3 5 2 5
1 −2 1 3 1 −2 1 3 1 0 5 17
2 −3 4 13 ⎯⎯⎯⎯ 0 1 2 7 ⎯⎯⎯⎯ 0 1 2 7
−3 5 2 5 0 −1 5 14 0 0 7 21
1 0 5 17 1 0 0 2
0 1 2 7 ⎯⎯⎯⎯ 0 1 0 1
0 0 1 3 0 0 1 3
∴ = 2; = 1; = 3

3. −12 + + 8 = −80
−6 −4 = 13
−2 − + 10 = 90
Jawab :
−12 1 8 −80
= 1 −6 −4 , = 13
−2 −1 10 90
−12 1 8 −80
1 −6 −4 13
−2 −1 10 90
↔ 1 −6 −4 13 1 −6 −4 13
⎯⎯⎯ −12 1 8 −80 ⎯⎯⎯⎯ 0 −71 −40 76
−2 −1 10 90 0 −13 2 116

66 | Solusi Persamaan Lanjar


44 467 467
⎡1 0 − ⎤ ⎡ 44 ⎤
1 −6 −4 13 ⎢ 71 71 ⎥ ⎢1 0 − 71 ⎥
40 76 40 76 71 76
⎯⎯⎯ 0 1 − ⎯⎯⎯⎯ ⎢0 1 − ⎥ ⎯⎯ ⎢ 40 − ⎥
71 71 ⎢ 71 71 ⎥ ⎢0 1 71 ⎥
0 −13 2 116 ⎢ 662 7248⎥ ⎢ 71 3624⎥
0 0 1
⎣0 0 71 71 ⎦ ⎣ 331 ⎦
4423
⎡1 0 0 331 ⎤
⎯⎯⎯⎯ ⎢0 1 0 − 2396 ⎥
⎢0 0 1 331⎥
3624
⎣ 331 ⎦
4423 2396 3624
∴ = ; =− ; =
331 331 331

4. 0,3 + 0,5 + = −0,01


0,5 + + 1,9 = 0,67
0,1 + 0,3 + 0,5 = 0,44
Jawab :
Penskalaan 10
3 5 10 −0,1
= 5 10 19 , = 6,7
1 3 5 4,4
3 5 10 −0,1 ↔ 1 3 5 4,4
5 10 19 6,7 ⎯⎯⎯ 5 10 19 6,7 ⎯⎯⎯⎯
1 3 5 4,4 3 5 10 −0,1
1 3 5 4,4 , 1 3 5 4,4
0 −5 −6 −15,3 ⎯⎯⎯ 0 1 1,2 3,06 ⎯⎯⎯⎯
0 −4 −5 −13,3 0 −4 −5 −13,3
1 0 1,4 −4,78 ,
,
1 0 1,4 −4,78 ,
0 1 1,2 3,06 ⎯⎯⎯ 0 1 1,2 3,06 ⎯⎯⎯⎯⎯
0 0 −0,2 −1,06 0 0 1 5,3
1 0 0 −12,2
0 1 0 −3,3
0 0 1 5,3
∴ = −12,2; = −3,3; = 5,3

Solusi Persamaan Lanjar | 67


E. Metode Matriks Balikan
Misalkan adalah matriks balikan dari dengan menghasilkan
matriks identitas I.
= =

Bila matriks A dikalikan dedngan I akan menghasilkan matriks sendiri.


= =

Berdasarkan dua kesamaan di atas, sistem persamaan lanjar = dapat


diselesaikan sebagai berikut.
=
= (kalikan kedua ruas dengan )
=
=

Jadi, penyelesaian sistem persamaan lanjar = adalah = dengan


syarat ada.

Contoh Soal :
1. + +2 =6
2 + − =3
− +2 +2 = −1

Jawab :
1 1 2 6
= 2 1 −1 , = 3
−1 2 2 −1
1 1 2 1 0 0 1 1 2 1 0 0
2 1 −1 0 1 0 ⎯⎯⎯⎯ 0 −1 −5 −2 1 0 ⎯
−1 2 2 0 0 1 0 3 4 1 0 1
1 1 2 1 0 0 1 0 −3 −1 1 0
0 1 5 2 −1 0 ⎯⎯⎯⎯ 0 1 5 2 −1 0 ⎯⎯⎯
0 3 4 1 0 1 0 0 −11 −5 3 1
4 2 − 3 11⎤
1 0 −3 −1 1 0 ⎡1 0 0 11 11
0 1 5 2 −1 0 ⎢ 3
⎯⎯⎯⎯ 0 1 0 − 11 4 5 ⎥
5 3 1 ⎢0 0 1 11 11 ⎥
0 0 1 − − 5 3
11 11 11 ⎣ 11 − 11 − 1 11⎦

68 | Solusi Persamaan Lanjar


Solusinya adalah =
4 2 3
⎡ 11 11 − 11⎤ 6
= ⎢− 3 11 4 11 5
11
⎥ 3
⎢ ⎥ −1
5 3 1
⎣ 11 − 11 − 11⎦
24 6 3
⎡ 11 + 11 + 11 ⎤
= ⎢− 18 11 + 12 11 − 5 11⎥
⎢ ⎥
30 − 9 + 1
⎣ 11 11 11 ⎦
3
= −1
2
∴ = 3; = −1; = 2

2. −2 + =3
2 − 3 + 4 = 13
−3 + 5 + 2 = 5

Jawab:
1 −2 1 3
= 2 −3 4 , = 13
−3 5 2 5
1 −2 1 1 0 0 1 −2 1 1 0 0
2 −3 4 0 1 0 ⎯⎯⎯⎯ 0 1 2 −2 1 0 ⎯⎯⎯⎯
−3 5 2 0 0 1 0 −1 5 3 0 1
1 0 5 −3 2 0 1 0 5 −3 2 0
0 1 2 −2 1 0 0 1 2 −2 1 0 ⎯⎯⎯⎯
0 0 7 1 1 1 0 0 1
1 7 1 1
7 7
− 26 9 5
⎡1 0 0 7 7 − 7⎤
⎢0 1 0 − 16 7 5 7 − 2 7⎥
⎢0 0 1 1 ⎥
1 1
⎣ 7 7 7 ⎦

Solusinya adalah =
26 9 5
⎡− 7 7 − 7⎤ 3
= ⎢− 16 7 5 7 − 2 7⎥ 13
⎢ ⎥ 5
1 1 1
⎣ 7 7 7 ⎦
78 117 25
⎡− 7+ 7− 7⎤
=⎢− 48 65 10 ⎥
⎢ 7+ 7− 7⎥
3 + 13 + 5
⎣ 7 7 7 ⎦
Solusi Persamaan Lanjar | 69
2
= 1
3
∴ = 2; = 1; =3

3. −12 + + 8 = −80
−6 −4 = 13
−2 − + 10 = 90

Jawab:
−12 1 8 −80
= 1 −6 −4 , = 13
−2 −1 10 90
−12 1 8 1 0 0 ↔ 1 −6 −4 0 1 0
1 −6 −4 0 1 0 ⎯⎯⎯ −12 1 8 1 0 0 ⎯⎯⎯⎯
−2 −1 10 0 0 1 −2 −1 10 0 0 1
1 −6 −4 0 1 0
0 −71 −40 1 12 0
0 −13 2 0 2 1
1 −6 −4 0 1 0
40 1 12
⎯⎯⎯ 0 1 − − 0 ⎯⎯⎯⎯
71 71 71
0 −13 2 0 2 1
44 6 1 6 1
⎡1 0 − − − 0⎤ ⎡ 44 − − 0 ⎤
⎢ 71 71 71 ⎥ ⎢1 0 − 71 71 71 ⎥
⎢0 1 40 1 12 ⎥ ⎢ 1 12
− − 0 ⎯⎯ 40 − − 0 ⎥
⎢ 71 71 71 ⎥ ⎢0 1 71 71 ⎥
⎢ 662 13 14 ⎥ ⎢ 71 13 7 71 ⎥
0 0 1 −
⎣0 0 71

71

71
1⎦ ⎣ 662

331 662⎦
32 9 22
⎡ − − ⎤
⎢1 331 331 331 ⎥
0 0 1 52 20 ⎥
⎯⎯⎯⎯ ⎢0 1 0 − − −
⎢0 0 1 331 331 331⎥
⎢ 13 7 71 ⎥
⎣ − −
662 331 662 ⎦

Solusinya adalah =
32 9 22
⎡− − ⎤
⎢ 331 331 331 ⎥
1 52 20 ⎥ −80
= ⎢− − − 13
⎢ 331 331 331⎥ 90
⎢ 13 7 71 ⎥

⎣ 662 −
331 662 ⎦

70 | Solusi Persamaan Lanjar


2560 117 1980
⎡ 331 − 331 + 331⎤
=⎢ 80 676 1800 ⎥
⎢ 331 − 331 − 331 ⎥
520 91 3195
⎣ 331 − 331 + 331 ⎦
4423
⎡ ⎤
⎢ 331 ⎥
2396⎥
= ⎢−
⎢ 331 ⎥
⎢ 3624 ⎥
⎣ 331 ⎦
4423 2396 3624
∴ = ; =− ; =
331 331 331

4. 0,3 + 0,5 + = −0,01


0,5 + + 1,9 = 0,67
0,1 + 0,3 + 0,5 = 0,44

Jawab:
Penskalaan 10
3 5 10 −0,1
= 5 10 19 , = 6,7
1 3 5 4,4
3 5 10 1 0 0 ↔ 1 3 5 0 0 1
5 10 19 0 1 0 ⎯⎯⎯ 5 10 19 0 1 0 ⎯⎯⎯⎯
1 3 5 0 0 1 3 5 10 1 0 0
1 3 5 0 0 1 , 1 3 5 0 0 1
0 −5 −6 0 1 −5 ⎯⎯⎯ 0 1 1,2 0 −0,2 1 ⎯⎯⎯⎯
0 −4 −5 1 0 −3 0 −4 −5 1 0 −3
1 0 1,4 0 0,6 −2 1 0 1,4 0 0,6 −2
,
0 1 1,2 0 −0,2 1 ⎯⎯⎯ 0 1 1,2 0 −0,2 1
0 0 −0,2 1 −0,8 1 0 0 1 −5 4 −5
,
,
1 0 0 7 −5 5
⎯⎯⎯⎯⎯ 0 1 0 6 −5 7
0 0 1 −5 4 −5

Solusinya adalah =
7 −5 5 −0,1
= 6 −5 7 6,7
−5 4 −5 4,4
−0,7 − 33,5 + 22
= −0,6 − 33,5 + 30,8
0,5 + 26,8 − 22

Solusi Persamaan Lanjar | 71


−12,2
= −3,3
5,3
∴ = −12,2; = −3,3; = 5,3

F. Metode Dekomposisi LU
Jika matriks A non-singular, maka dapat difaktorkan/diuraikan menjadi
matriks segitiga bawah L (lower) dan matriks segitiga atas U (Upper)
=

Dalam bentuk matriks ditulis sebagai berikut:


1 0 0
= 1 0 0
1 0 0

a. Matriks segitiga bawah L, semua elemen diagonal adalah 1


b. Matriks segitigas atas tidak ada syarat khusus untuk nilai diagonalnya
Contoh: hasil pemfaktoran matriks 3x3

2 −1 −1 1 0 0 2 −1 −1
0 −4 2 = 0 1 0 0 −4 2
6 −3 1 3 0 1 0 0 4

Penyelesaian = , dengan dekomposisi LU, maka


– Faktorkan = , sehingga
=
=
– Misalkan = , maka =

Untuk memperoleh y, gunakan teknik substitusi maju


1 0 0
= → 1 0 =
1

Untuk memperoleh x, gunakan teknik substitusi mundur

= → 0 =
0 0

Langkah menghitung solusi SPL dengan dekomposisi LU:


– Membentuk matriks L dan U dari A
– Pecahkan Ly = b, lalu hitung y dengan teknik substitusi maju
– Pecahkan Ux = y, lalu hitunng x dengan substitusi mundur

72 | Solusi Persamaan Lanjar


Metode Dekomposisi LU Crout

Matriks 3 × 3 :
1 0 0
= , = 1 0 , = 0
1 0 0

Karena = , maka hasil perkalian L dan U itu dapat ditulis sebagai :

= + + =
+ + +

Dari kesamaan dua buah matriks = , diperoleh :

= , = , = Baris pertama U

= → = Kolom pertama L

= → =

+ = → = − Baris kedua U
+ = → = −

+ = → = Kolom kedua L

+ + = → = −( + Baris Ketiga U

Contoh Soal:
1. + +2 =6
2 + − =3
− +2 +2 = −1

Jawab :
1 1 2 6
= 2 1 −1 , = 3
−1 2 2 −1
= → =1
= → =1
= → =2
Solusi Persamaan Lanjar | 73
2
= = =2
1
−1
= = = −1
1

= − = 1 − 2(1) = −1
= − = −1 − 2(2) = −5

− 2 − (−1)(1)
= = = −3
−1
= −( + ) = 2— 1(2) + (−3)(−5) = −11

Diperoleh dan sebagai berikut :

1 1 2 1 0 0
= 0 −1 −5 , = 2 1 0
0 0 −11 −1 −3 1

Berturut-turut hitung nilai dan sebagai berikut :


Untuk memperoleh y, gunakan teknik substitusi maju

1 0 0 6
= → 2 1 0 = 3
−1 −3 1 −1
=6
2 + =3→ = 3 − 2(6) = −9
− −3 + = −1 → = −1 + 6 + 3(−9) = −22

Untuk memperoleh x, gunakan teknik substitusi mundur

1 1 2 6
= → 0 −1 −5 = −9
0 0 −11 −22
−11 = −22 → =2
− − 5 = −9 → = −5(2) + 9 = −1
+ +2 =6→ = 6 − (−1) − 2(2) = 3
∴ = 3, = −1, =2

74 | Solusi Persamaan Lanjar


2. + − =1
2 +2 + =5
− + +2 =5

Jawab:
1 1 −1 1
= 2 2 1 , = 5
−1 1 2 5

= → =1
= → =1
= → = −1

2
= = =2
1
−1
= = = −1
1

= − = 2 − 2(1) = 0

Karena tidak boleh nol, lakukan pertukaran baris, baik untuk matriks
maupun untuk vector .

1 1 −1
⟺ −1 1 2
2 2 1
1
⟺ 1
5
= → =1
= → =1
= → = −1

−1
= = = −1
1
2
= = =2
1

= − = 1 − (−1)(1) = 2
= − = 1 − (−1)(−1) = 0

Solusi Persamaan Lanjar | 75


− 2 − (2)(1)
= = =0
2
= −( + ) = 1 − ((2)(−1) + (0)(0)) = 3

Diperoleh dan sebagai berikut :

1 1 −1 1 0 0
= 0 2 0 , = −1 1 0
0 0 3 2 0 1

Berturut-turut hitung nilai dan sebagai berikut :


Untuk memperoleh y, gunakan teknik substitusi maju

1 0 0 1
= → −1 1 0 = 1
2 0 1 5
=1
− + =1→ =1+1=2
2 +0 + =5→ = 5 − 2(1) − 0 = 3

Untuk memperoleh x, gunakan teknik substitusi mundur

1 1 −1 1
= → 0 2 0 = 2
0 0 3 3
3 =3→ =1
2 + 0 = 2 → 2 = 2 − (0) = 1
+ − =1→ = 1 − (1) + (1) = 1
∴ = 1, = 1, =1

G. Metode Lelaran untuk Menyelesaikan SPL


1. Metode Lelaran Jacobi

Tinjau kembali sistem persamaan linear


+ + ⋯+ =
+ + ⋯+ =
: :
: :
+ + ⋯+ =

dengan syarat ≠0, k =1, 2, ..., n.


Misalkan diberikan tebakan awalnya 1(0), 2(0), 3(0),…, (0).

76 | Solusi Persamaan Lanjar


Maka lelalaran pertamanya adalah :

( ) ( ) ( )
( )
− − − ⋯−
=
( ) ( ) ( )
( )
− − − ⋯−
=

( ) ( ) ( )
( )
− − −⋯−
=

Lelaran kedua

( ) ( ) ( )
( )
− − − ⋯−
=
( ) ( ) ( )
( )
− − − ⋯−
=

( ) ( ) ( )
( )
− − −⋯−
=
Secara umum :

( ) ( )
( ) − −
=

2. Metode Lelaran Gauss-Seidel


Kecepatan Konvergen pada lelaran Jacobi dapat dipercepat bila setiap
harga yang baru dihasilkan segera dipakai pada persamaan berikutnya untuk
menentukan harga yang lainnya

Lelaran Pertama :

Solusi Persamaan Lanjar | 77


Rumus Umum :
( ) ( )
( )
−∑ −∑
= , = 0,1,2, …

Contoh:
4 − + =7
4 − 8 + = −21
−2 + + 5 = 15

Dengan nilai awal =( , , ) = (1,2,2)


Solusi sejatinya adalah (2,4,3)

Penyelesaian :

7+ −
=
4
21 + 4 −
=
8
15 + 2 −
=
5

Lelarannya

7+2−2
= = 1.75
4
21 + 4(1.75) + 2
= = 3.75
8
15 + 2(1.75) − 3.75
= = 3.000
5
7 + 3.75 − 2.95
= = 1.95
4
21 + 4(1.95) + 3.000
= = 3.96875
8
15 + 2(1.95) − 3.96875
= = 2.98625
5

= 2.00000000
= 4.00000000
= 3.00000000

Jadi solusi SPL adalah = 2.00000000, = 4.00000000


dan = 3.00000000

78 | Solusi Persamaan Lanjar


BAB V
Interpolasi
Interpolasi merupakan suatu pendekatan numerik yang perlu dilakukan,
bila kita memerlukan nilai suatu fungsi y = y (x) yang tidak diketahui
perumusannya secara tepat, Pada nilai argumen x tertentu, bila nilainya pada
argumen lain di sekitar argumen yang diinginkan diketahui. Sebagai contohnya,
misal kita melakukan percobaan atau pengamatan, dan dari upaya tersebut,
diperoleh sekumpulan data (x,y), seperti pada tabel berikut hubungan y = f(x)
tidak kita ketahui secara jelas (eksplisit).

x y
1.0 1.0
1.1 1.21
1.2 1.44
1.3 1.69
1.4 1.96
1.5 2.25

Misalkan suatu waktu kita memerlukan nilai y = f(1.45), yang tidak


tercantum pada tabel di atas. Dalam keadaan demikian, kita perlu
memperkirakan nilai y (1.45) dengan melakukan interpolasi pada data yang
tersedia. Untuk itu kita perlu memisalkan bahwa antara dua titik argumen yang
berdekatan, y mengikuti suatu fungsi tertentu, misalkan bahwa antara x = 1.4
dan x = 1.5, fungsi berbentuk linear, atau y (1.4) dan y (1.5) dihubungkan oleh
suatu garis lurus. Dengan demikian y (1.45) terletak di tengah-tengah antara y
(1.4) dan y (1.5), sehingga berdasarkan anggapan tersebut diperoleh:

Y (1.45) = (1.96 + 2.25) / 2 = 2.0325

Cara demikian disebut interpolasi linear.

Ada berbagai cara interpolasi yang dapat disusun, yang tergantung pada
anggapan kita tentang fungsi yang menghubungkan y = f(x), yang nilai y-nya
diketahui.

Interpolasi | 79
A. Jenis-Jenis Interpolasi
 Interpolasi Linear
 Interpolasi Kuadratik
 Interpolasi Polinomial

B. Interpolasi Linier
Interpolasi linear adalah interpolasi dua buah titik dengan sebuah garis
lurus. Misal diberikan dua buah titik, (x0, y0) dan (x1, y1).

Misal dua buah titik dan b, maka polinom yang menginterpolasi ke dua titik
tersebut adalah persamaan garis lurus p2(x) = a1 + a2 x

Sehingga diperoleh persamaan dari interpolasi linier :

Contoh Soal
1. Berapa Perkiraan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 1978 berdasarkan
data berikut.

Tahun 1970 1980


Jumlah Penduduk ( Juta ) 189,3 273,2

80 | Interpolasi
diketahui:

= 1978
=1970 ==189,3
== 1980 = 273,2

Gunakan Rumus

Subtitusikan rumus
(273,2 − 189,3)
= (1978 − 1970) + 189,3 = 256,42
(1980 − 1970)

2. Jika ln (9.0 ) = 2.1972 , ln (9.5) = 2.2513 maka ln ( 9.2 ) = ?

diketahui:

= 9.2
== 9.0 ==2.1972
= = 9.5 = 2.2513

Dengan rumus

Maka
( 2.2513  2.1972)
y (9.2  9.0)  2.1972  2.1972  0.02164  2.21884
(9.5  9.0)
Jadi nilai dari ln ( 9.2 ) = 2.21884

C. Interpolasi Kuadratik
Interpolasi Kuadratik menentukan titik-titik antara 3 buah titik dengan
menggunakan pendekatan fungsi kuadrat 3 titik yang diketahui:

P3(x) = a1 + a2 x + a3 x2
a1 + a2 x1 + a3 x12 = y1
a1 + a2 x2 + a3 x22 = y2 Eliminasi Gauss
a1 + a2 x3 + a3 x32 = y3

Interpolasi | 81
Contoh Soal:

Ln (8.0) = 2.0794 ; ln (9.0) = 2.1972 ; dan ln (9.5) = 2.2513


Ln ( 9.2) = ?

Jawab:

(8, 2.0794) a1 + 8 a2 + 64 a3 = 2.0794


(9, 2.1972) a1 + 9 a2 + 81 a3 = 2.1972
(9.5, 2.2513) a1 + 9.5 a2 + 90.25 a2 = 2.2513

Dengan menggunakan Eliminasi Gauss diperoleh:

a1 = 0,6762 ; a2 = 0,2266 ; a3 = - 0,0064

maka polinom nya : P3(x) = 0,6762 + 0,2266 x - 0,0064 x2


Sehingga P3 (9,2) = 2,2192

D. Interpolasi Kubik

Untuk memperoleh titik Q(x,y) digunakan interpolasi kuadratik:

82 | Interpolasi
Melalui Empat buah titik
P4(x) = a1 + a2 x + a3 x2 +a4 x3
a1 + a2 x1 + a3 x12 +a4 x 13= y1
a1 + a2 x2 + a3 x22 +a4 x 23 = y2 dengan Eliminasi Gauss
a1 + a2 x3 + a3 x32 +a4 x 33 = y3
a1 + a2 x4 + a3 x42 + a4 x43 = y4

Dengan cara yang sama untuk Interpolasi berderajat n

LATIHAN SOAL
1. Diketahui data sebagai berikut :

Tentukan nilai y pada x = 6,5 dengan interpolasi linier!

2. Dengan soal yang sama dengan no.1


Tentukan nilai y pada x = -2,5 dengan interpolasi linier !

3. Tentukan persamaan dengan interpolasi kuadratik P3(x) = a1 + a2 x + a3 x2

4. Jika ln (9.1 ) = 2.2082 , ln (9.6) = 2.2617 maka ln ( 9.4 ) = ?

5. Jika ln (9.0 ) = 2.1972 , ln (9.2) = 2.2192, ln (9.5)=2.2512 maka ln ( 9.4 ) =?

Interpolasi | 83
84 | Interpolasi

Anda mungkin juga menyukai