Anda di halaman 1dari 32

USULAN PENELITIAN

PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA KARYA PENULIS


NOVEL DAN CERPEN DI APLIKASI JOYLADA

Diajukan untuk memenuhi syarat-syarat


Memperoleh Gelar Kesarjanaan Ilmu Hukum

Oleh :
SHENDY FITRIANI
B1A016255

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS HUKUM
2021
HALAMAN PENGESAHAN

PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA KARYA PENULIS


NOVEL DAN CERPEN DI APLIKASI JOYLADA

SKRIPSI
Diajukan Untuk Menempuh Ujian dan Memenuhi
Persyaratan Guna Mencapai
Sarjana Hukum

Disusun Oleh:
SHENDY FITRIANI
B1A016255

Telah Disetujui Oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Emelia Kontesa, S.H., M.Hum. Andry Harijanto, S.H., M.Si. NIP.


196407011989102002 NIP. 195812311985031031

Mengetahui,
Ketua Bagian
Hukum Peradilan Perdata dan Ekonomi

Hamdani Ma’akir, S.H.,M.Hum


NIP. 196008171987021010
A. Judul Penelitian: Perlindungan Hukum Hak Cipta Karya Penulis Novel

dan Cerpen di aplikasi Joylada

B. Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang menjunjung Hak Asasi Manusia, hal

tersebut tercermin dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 (UUD NRI 1945). Hal ini menjelaskan bahwa apabila Warga

Negara Indonesia (WNI) membutuhkan perlindungan hukum, kepastian

hukum, serta perlakuan yang sama di hadapan hukum, maka kebutuhannya

mengenai hukum tersebut harus dipenuhi negara sebagaimana yang tercantum

pada Pasal 28D ayat (1) UUD NRI 1945. Selain itu, dalam melakukan

kegiatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, setiap WNI juga dijamin oleh

Pasal 28C ayat (1) UUD NRI 1945 bahwa setiap orang memiliki hak yang

sama untuk memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni,

serta budaya. Hal ini menjelaskan bahwa setiap kebutuhan dari warga negara

khususnya yang berkaitan dengan bidang-bidang tersebut akan dilindungi oleh

negara.1

Banyak hal yang dapat dihasilkan oleh manusia dengan memanfaatkan

ilmu pengetahuan dan teknologi, seni, budaya dan diolah dengan

menggunakan kemampuan intelektualnya, seperti menghasilkan buku, lagu,

lukisan, program komputer, dan lain-lain, karena hasil karya tersebut

diciptakan dengan mengorbankan tenaga, waktu, dan pikiran dari pencipta,

1
Abdul Atsar. Mengenal Lebih Dekat Hukum HKI. (Yogyakarta: Penerbit Deepublish.
2018) h. 67
maka usaha dari pencipta tersebut patut untuk dilindungi sebagaimana yang

telah dicantumkan dalam peraturan perundang- undangan dengan cara

memberikan Hak Cipta kepada para pencipta hasil karya tersebut. Perwujudan

dari perlindungan hukum yang diberikan oleh negara pun kemudian diatur

lebih lanjut dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.

Menurut Pasal 1 Undang-Undang Hak Cipta, yang dimaksud dengan Hak

Cipta adalah hak eksklusif yang hanya dimiliki oleh pencipta dan dimiliki

secara otomatis setelah pencipta mendeklarasikan hasil karyanya secara nyata

tanpa mengurangi pembatasan yang telah diatur oleh peraturan

perundang-undangan. Perwujudan dari deklarasi sebagai bentuk hak eksklusif

yang dimiliki oleh pencipta atas karya ciptanya adalah dengan

mencantumkan namanya pada karya yang dihasilkannya sehingga karya

tersebut diakui oleh masyarakat luas sebagai hasil dari ciptaannya. Pendapat

lain juga dikemukakan oleh Jill McKeough dan Andrew Stewart. Menurut

McKeough dan Stewart, perlindungan Hak Cipta adalah hak yang dimiliki

oleh pencipta untuk menggunakan hasil karya dan juga pencipta memiliki hak

untuk melarang orang lain untuk meniru karyanya (McKeough dan Stewart,

1991: 119).

Menurut OK. Saidin, Hak Cipta menempati tempat yang spesial, karena

Hak Cipta adalah induk dari Hak Kekayaan Intelektual. Hak Cipta

mengandung hak kebendaan tidak berwujud yaitu hak moral yang

berkaitan dengan hak dari pencipta untuk mencantumkan namanya pada hasil

karyanya, baik nama asli maupun nama samaran sebagai bukti yang kekal
mengenai hubungan antara pencipta dengan objek ciptaannya, maka apabila

terdapat pihak lain yang ingin memanfaatkan hasil karya tersebut, haruslah

dengan seizin pencipta.2

Seiring berjalannya waktu, karya-karya dari para pencipta mengalami

kemajuan, hal ini dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dalam berbagai

bidang yang sangat dirasakan oleh masyarakat— khususnya para

pencipta itu sendiri. Teknologi semakin berkembang dikarenakan kebutuhan

untuk memudahkan segala aktivitas masyarakat yang kian kompleks dan serba

cepat, contohnya saja adalah Karya Intelektual seperti buku. Saat ini sudah

tersedia teknologi untuk membaca buku dalam versi digital yang biasa dikenal

dengan sebutan e- book atau electronic book, yakni perangkat membaca untuk

membaca teks dalam bentuk elektronik, kemudian secara cepat istilah ini

berubah menjadi memiliki makna umum yaitu sebagai alat untuk penggunaan

konten buku dalam bentuk elektronik.3

Buku dalam versi digital ini tentunya sangatlah berkaitan dengan peran

dari interconnection networking (internet) yang mulai akrab dalam kehidupan

masyarakat, bahkan telah menjadi gaya hidup yang dijalani oleh masyarakat

masa kini. Masyarakat saat ini sudah dapat mengakses buku digital dengan

cara mengunjungi koleksi database dan membelinya secara online dalam

jumlah tertentu, dipasarkan secara satuan dan kemudian membayarnya

2
Asril Sitompul. Hukum Internet (Pengenalan mengenai Masalah Hukum di Cyberspace).
(Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. 2004) h. 90
3
Budi Agus Riswandi. Hukum Cyberspace. (Yogyakarta: Gita Nagari. 2006) h. 66
dengan harga tertentu apabila ingin mengunduhnya, serta terdapat pula buku

digital yang dijual dengan sistem berlangganan4

E- book yang sudah diunduh dapat dinikmati dalam berbagai media,

contohnya apabila seseorang membeli buku melalui layanan Google Play

Book, maka e- book yang telah dibeli dapat dibaca melalui aplikasi Google

Play Book yang dapat diunduh pada gadget berbasis Android, iPad dan

iPhone. Aplikasi yang telah diunduh pada gadget akan disinkronisasikan

secara otomatis dengan akun yang dimiliki oleh pembeli sehingga kemudian

e- book dapat diakses secara offline maupun online. Google Play Book juga

dapat dibaca melalui web browser yang tersedia pada komputer atau laptop

Cara lain untuk membaca buku dalam bentuk digital adalah dengan

membaca melalui media online seperti Wattpad, Storial, dan Gramedia

Writing Project. Biasanya pembaca yang menggunakan media online ini tidak

dikenakan biaya untuk menikmati buku digital khususnya karya novel

yang tersedia pada media tersebut. Pembaca hanya perlu membuat akun untuk

mengakses media online tersebut.5

Penulis buku yang menggunakan media online ini sebagai wadah untuk

mengumumkan dan menyebarluaskan hasil ciptaannya umumnya adalah

penulis yang sekadar ingin mengasah kemampuannya dalam menulis atau

sekadar ingin mengisi waktu luang dan juga sebagai sarana untuk

menyalurkan hobi, kemudian banyak karya novel yang berasal dari media

4
Ida F. Priyanto dan Sri P. Sedyaningsih. “Buku Digital: Kajian Literatur
Perkembangan dan Pengaruhnya pada Perpustakaan”. Jurnal Fihris, Volume 8 No. 2, 2013.
(Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga. 2013) h. 3
5
______. Doktrin Perlindungan Hak Cipta Di Era Digital. (Yogyakarta: FH UII Press.
2016) h. 122
online ini yang mendapat perhatian dari penerbit-penerbit ternama dan pada

akhirnya hasil tulisan yang semula hanya berada di dunia maya dengan bentuk

awal yang masih belum sempurna, kemudian dipoles oleh tim penerbit

sehingga layak untuk diperdagangkan, bukan hanya dalam bentuk digital saja,

tetapi juga dalam bentuk fisik. Karya novel di media online yang telah melalui

tahapan ini kemudian tidak hanya mengandung hak moral saja, tetapi juga

mengandung hak ekonomi yang nantinya harus dilindungi.6

Karya novel di media online memang memiliki kemudahan dan

keunggulan, tetapi terdapat pula kendala-kendala yang dialami setelah

munculnya e- book, contohnya adalah seperti harus bergantung pada

koneksi internet dan daya baterai, penerbit yang tidak menyediakan versi

digital dari buku yang diterbitkannya, perangkat yang tidak mendukung file e-

book yang ingin dibaca, hingga pembajakan yang rawan terjadi dikarenakan

format e- book yang bersifat soft file sehingga rentan disalahgunakan dan

disebarluaskan tanpa seizin pemegang Hak Cipta.

Pemerintah sudah berupaya untuk melindungi karya dari para pencipta

melalui Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta serta

Undang Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik, sebagaimana diubah dengan Undang Undang Nomor 19 Tahun

2016, dan dalam kasus e- book pada media online ini, perlindungan juga

ditambah dengan sistem Digital Rights Management (DRM) pada beberapa

media untuk membaca e- book, seperti Google Play Book, Adobe Reader,

6
CNIPA dan WIPO. Intellectual Property Basics: A Q&A for Students. (Geneva: WIPO.
2019) h. 67
dan Microsoft Reader. DRM sendiri adalah teknologi yang digunakan

untuk mengendalikan akses terhadap dokumen- dokumen dalam bentuk

digital, seperti Microsoft Word, PDF, file AutoCAD, dan lain

sebagainya serta untuk mencegah penggunaan dokumen tanpa izin dan

juga dokumen yang kepemilikannya tidak sah.7

Melihat dari usaha peningkatan sistem keamanan terhadap karya cipta

melalui peraturan perundang-undangan maupun DRM kemudian

membuktikan bahwa pelanggaran terhadap Hak Cipta para penulis di

media online masih terjadi, contohnya adalah upaya linking to materials that

violate copyright law, deep-linking, in-line linking, pembajakan karya novel

platform Wattpad melalui mirror website, serta pengkonversian buku fisik

menjadi e- book lalu disebarluaskan tanpa seizin pemegang Hak Cipta.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang masih terjadi, maka penulis

merasa perlu untuk mengkaji lebih lanjut mengenai apa saja problematika

hukum Hak Cipta dalam pengunggahan karya novel melalui media online

serta solusi perlindungan hukum pelanggaran Hak Cipta karya novel

melalui media online dengan membuat penelitian yang berjudul

“Perlindungan Hukum Hak Cipta Karya Penulis Novel dan Cerpen di aplikasi

Joylada”.

7
Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah Departemen Perindustrian. Hak dan
Kewajiban Pemerintah dalam Penerapan Undang-Undang No. 7/1994 tentang Ratifikasi TRIPs.
(Jakarta: Departemen Perindustrian. 2007) h. 33
C. Identifikasi Masalah

Berdasarkan dengan uraian latar belakang sebelumnya, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa sajakah problematika hukum hak cipta karya penulis novel dan

cerpen di aplikasi joylada?

2. Bagaimanakah solusi perlindungan hukum pelanggaran hak cipta karya

penulis novel dan cerpen di aplikasi joylada ?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari suatu penelitian sangatlah diperlukan guna

memberikan arahan bagi penulis dalam melakukan penelitian ini. Berikut

adalah tujuan dari penelitian ini, yaitu:

a. Tujuan Objektif

1) Untuk mengidentifikasi problematika hukum hak cipta karya

penulis novel dan cerpen di aplikasi joylada.

2) Untuk mengkaji solusi perlindungan hukum pelanggaran hak cipta

karya penulis novel dan cerpen di aplikasi joylada.

b. Tujuan Subjektif

1) Untuk menerapkan teori hukum yang diperoleh agar dapat

memberikan manfaat bagi penulis sendiri maupun bagi

masyarakat umum khususnya dalam penelitian mengenai

pelanggaran Hak Cipta karya novel melalui media online ini serta
bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan di bidang hukum

khususnya Hukum Perdata.

2) Menambah wawasan pengetahuan di bidang Hukum Perdata

terutama mengenai Hak Kekayaan Intelektual terkait Hak Cipta

karya tulis novel melalui media online serta implikasinya terhadap

usaha perlindungan hak-hak yang dimiliki oleh pemegang Hak

Cipta karya novel.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi

penulis sendiri, maupun bagi masyarakat umum. Adapun manfaat yang

dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Manfaat Teoretis

1) Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

dalam pengembangan ilmu hukum secara umum maupun bidang

Hukum Perdata secara khususnya.

2) Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memperkaya referensi

dan literatur pada ilmu hukum serta melindungi Hak Cipta dari

pencipta karya novel.

b. Manfaat Praktis

1) Penelitian ini diharapkan mampu menjawab masalah yang diteliti.

2) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pihak-pihak

terkait dalam melakukan usaha perlindungan terhadap pemegang

Hak Cipta karya novel.


3) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak

terkait serta dapat memberikan rekomendasi mengenai usaha

perlindungan terhadap pemegang Hak Cipta karya novel.

E. Kerangka Teori

1. Perlindungan Hukum

Perlindungan hukum menurut Satjipto Rahardjo adalah usaha dalam

melindungi kepentingan seseorang dengan cara memberikan suatu kuasa

kepada orang tersebut, hal tersebut juga sekaligus mencerminkan tujuan

dari hukum itu sendiri yaitu untuk memberikan kepastian hukum dan

perlindungan terhadap masyarakat.8

Terdapat dua macam perlindungan hukum yang dapat diberikan oleh

negara kepada warga negaranya, yaitu perlindungan hukum preventif dan

perlindungan hukum represif. Perlindungan hukum preventif diberikan

untuk mencegah timbulnya sengketa, sementara perlindungan hukum

represif diberikan untuk menyelesaikan sengketa yang terjadi.9

2. Hak Kekayaan Intelektual

Menurut World Intellectual Property Organization (WIPO),

Hak Kekayaan Intelektual (HKI) adalah hasil karya yang berasal dari

akal pikiran dan untuk kepentingan komersial, contohnya seperti

kepentingan dalam dunia bisnis, yang dapat dilindungi oleh hukum

8
OK. Saidin. Aspek Hukum HKI (Edisi Revisi). (Jakarta: Rajawali Press. 2015) h. 77
9
P. Bernt Hugenholtz. The Future of Copyright in A Digital Environment. Den Haag,
London, Boston: Kluwer Law International Patricia Akester. 2008. A Practical Guide to Digital
Copyright Law. London: Sweet & Maxwell Peter Mahmud Marzuki. 2019. Penelitian Hukum
Edisi Revisi. (Jakarta: Kencana Prenamedia Group. 1996)h. 154
(CNIPA dan WIPO, 2019: 14), maka dapat disimpulkan bahwa HKI

secara sederhana adalah hak yang timbul akibat pemikiran dari manusia

yang kemudian menciptakan sebuah produk yang dapat bermanfaat

bagi manusia lainnya. Konsep kepemilikan HKI berasal dari

pemikiran John Locke yang mengemukakan bahwa hak milik adalah hal

yang tidak dapat dipisahkan dari manusia.10

3. Hak Cipta

Hak Cipta adalah hak eksklusif yang hanya dimiliki oleh pencipta dan

dimiliki secara otomatis setelah pencipta mendeklarasikan hasil karyanya

secara nyata tanpa mengurangi pembatasan yang telah diatur oleh

peraturan perundang- undangan. Hak Cipta merupakan salah satu jenis

HKI yang berbentuk gagasan, konsep, fakta yang dicerminkan dalam

karya ciptaan11. Hak Cipta melindungi ciptaan dalam bidang ilmu

pengetahuan, seni, buku, program komputer, pamflet, musik, drama,

koreografi, fotografi, sinematografi, database dan karya yang telah

dialihwujudkan.12

4. Hak Kebendaan

Bidang hukum perdata mengenal aturan mengenai hak kebendaan.

Benda menurut Pasal 499 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata (KUH

Perdata) adalah setiap hak yang dapat menjadi objek dari hak milik. Lebih

lanjut dijelaskan pada Pasal 503 dan 504 KUH Perdata, benda dibagi
10
John Locke. 1997. “Summa Theologiae”, dalam Sonny Keraf, Hukum Kodrat dan Teori
Hak Milik Pribadi. (Yogyakarta: Kanisiush). 87
11
Muchtar Pakpahan & Associates. Mengenal HAKI Hak Cipta, Paten, Merek, dan Seluk-
beluknya. (Jakarta: Penerbit Erlangga. 2008) h. 12
12
Van Lindberg. Intellectual Property and Open Source. (California: O’Reilly Media, Inc.
2008) h. 67
menjadi benda berwujud maupun tidak berwujud, benda bergerak maupun

tidak bergerak. Adanya jenis-jenis ini dipengaruhi oleh kemajuan

teknologi, seperti munculnya penemuan karya-karya yang menjadi bagian

dari HKI yang kemudian turut mempengaruhi penggolongan dari hak

kebendaan ini.13

HKI dapat digolongkan sebagai bagian dari kebendaan karena

dapat dijadikan sebagai objek hak milik dan juga HKI lahir dari

gagasan yang dihasilkan oleh akal pikiran pencipta Karya Intelektual,

sehingga hasil dari pemikiran pencipta itu berhak untuk dimiliki oleh

pencipta tersebut. John Locke menyatakan bahwa hak milik pribadi

berasal dari usaha manusia sehingga dengan usaha yang telah

dilakukan inilah manusia dapat memperbaiki dunia demi kehidupan

yang layak dan lebih baik, untuk dirinya sendiri maupun orang lain 14.

HKI kemudian digolongkan ke dalam benda tidak berwujud, karena

suatu hak tidak memiliki wujud fisik, akan tetapi perlu diperhatikan

bahwa terdapat kekhususan dari sifat HKI yaitu benda tidak

berwujud yang terkandung dalam benda berwujud.15

5. Hak Cipta di Internet

Karya Intelektual saat ini tidak dapat dipungkiri sangat dipengaruhi

oleh perkembangan teknologi, termasuk penggunaan internet untuk

13
Arif Budi Mawardi. “Komodifikasi Sastra Cyber Wattpad pada Penerbit Indie”.
Sabda Volume 13, Nomor 1, Juni 2018. (Semarang: Universitas Diponegoro. 2018) h. 55
14
John Locke. 1997. “Summa Theologiae”, dalam Sonny Keraf, Hukum Kodrat dan Teori
Hak Milik Pribadi. (Yogyakarta: Kanisius), h. 77
15
Barzah Latupono. “Perlindungan Hukum dan Hak Asasi Manusia terhadap Pekerja
Kontrak (Outsourcing) di Kota Ambon”. Jurnal Sasi Vol. 17 No. 3 Bulan Juli-September 2011.
(Ambon: Universitas Pattimura. 2011) h. 89
menunjang pembuatan karya. Saat ini mulai banyak hasil ciptaan yang

bergantung dengan internet sebagai medianya, seperti lagu, film, sampai

karya sastra seperti buku novel dan karya ilmiah lainnya yang saat ini

dapat dinikmati secara digital menggunakan internet.16

Internet memiliki karakteristik yang berbeda dengan dunia

nyata sehingga menimbulkan pro dan kontra mengenai apakah hukum

positif untuk mengatur aktivitas di internet dapat diterapkan atau tidak.

Permasalahan sebenarnya adalah bagaimana mempertahankan eksistensi

hukum positif dalam mengatur aktivitas di internet. Lahirnya pro dan

kontra pada awalnya bersumber dari dua hal, yaitu karena karakteristik

aktivitas di internet yang bersifat lintas batas sehingga sulit untuk tunduk

pada batasan-batasan teritorial, selain itu sistem hukum positif yang

bertumpu pada batasan-batasan teritorial dianggap tidak cukup memadai

untuk menjawab persoalan-persoalan hukum yang muncul akibat aktivitas

di internet, khususnya yang berkaitan dengan Hak Cipta17

6. Tinjauan tentang Pelanggaran Hak Cipta

Undang-Undang Hak Cipta tidak menyebutkan secara jelas

mengenai pengertian dari pelanggaran Hak Cipta, tetapi apabila dilihat

dari pengertian yang terdapat pada Black’s Law Dictionary,

pelanggaran di bidang HKI adalah sebuah tindakan untuk menerobos atau

melakukan pelanggaran hukum, regulasi, kontrak, atau hak yang dilakukan


16
Mir Mohammad Azad, dkk. “Digital Rights Management”. International Journal of
Computer Science and Network Security, Vol.10 No.11, November 2010. (South Korea:
International Journal of Computer Science and Network Security. 2010) h. 78
17
Muchtar Anshary Hamid Labetubun. “Aspek Hukum Hak Cipta terhadap Buku
Elektronik (E-Book) sebagai Karya Kekayaan Intelektual”. Jurnal SASI Vol. 24 No. 2, Januari -
Juni 2018. (Ambon: Fakultas Hukum Universitas Pattimura. 2018) h. 89
terutama terhadap penemuan yang dijamin oleh paten, Hak Cipta, dan

merek dagang. Merujuk pada pengertian tersebut, maka pelanggaran Hak

Cipta dapat diartikan sebagai penggunaan karya cipta tanpa seizin

pemegang Hak Cipta dan juga menjadi bagian dari pelanggaran HKI

yang perlu diperhatikan karena tindakan ini menyangkut hak eksklusif

yang dimiliki oleh pencipta, baik hak moral maupun hak ekonominya.18

7. Electronic Book

Pengaruh dari perkembangan teknologi sangat dirasakan saat

ini, contoh nyatanya adalah buku yang memiliki wujud baru sebagai efek

dari digitalisasi informasi. Electronic book yang kemudian lebih dikenal

dengan singkatan e- book memiliki makna yaitu hasil adaptasi dari buku

fisik yang kemudian diubah ke dalam bentuk elektronik yang kemudian

membutuhkan media elektronik seperti komputer, tablet, smartphone,

laptop, dan sebagainya agar dapat dioperasikan (Muchtar Anshary

Hamid Labetubun, 2018: 139). Menurut Pasal 5 ayat (3) Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan, buku elektronik (e- book)

adalah salah satu bentuk buku yang merupakan karya tulis berupa teks,

gambar, audio, video, atau gabungan dari keseluruhannya yang

dipublikasikan dalam bentuk elektronik.

8. Digital Rights Management

18
Prasetyo. “Perlindungan Hukum Pencipta atas Penggandaan Buku Ilegal berdasarkan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (Studi Kasus Penggandaan Buku oleh
Pedagang Buku Titi Gantung Medan)”. Jurnal Universitas Sumatera Utara. (Medan: Universitas
Sumatera Utara. 2017) h. 114
Menurut penjelasan Pasal 28 huruf c Undang-Undang Sistem

Perbukuan, Digital Right Management (DRM) atau dalam bahasa

Indonesia disebut sebagai manajemen hak digital adalah hiponim yang

merujuk pada teknologi pengaturan akses yang digunakan oleh para

penerbit atau pemegang hak cipta untuk membatasi penggunaan suatu

media atau alat digital. DRM dapat melindungi data dalam berbagai

bentuk, seperti dokumen, gambar, musik, musik yang diunggah di

internet, film, CD audio, permainan komputer, e- book, dan lain

sebagainya. Pemilik data ini kemudian mengamankan datanya agar hanya

pihak tertentu saja yang dapat mengaksesnya. Sistem proteksi DRM ini

sudah diterapkan pada vendor besar seperti Sony, Microsoft, Apple,

Google, serta Adobe.19

F. Keaslian Penelitian

Berdasarkan penelusuran atas hasil-hasil penelitian yang sudah dilakukan,

baik penelusuran di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Bengkulu

maupun Perguruan Tinggi yang ada di Indonesia melalui internet, baik dari

segi penelitian, penulisan skripsi dan informasi yang didapat, bahwa tidak ada

yang membahas tentang penulis lalukan yaitu dengan judul : “Perlindungan

Hukum Hak Cipta Karya Penulis Novel dan Cerpen di aplikasi Joylada”.

1. Andi Nur Oktaria dalam skripsi yang berjudul “Perlindungan Hukum

Hak Cipta atas Kegiatan Fotokopi Buku” mengkaji mengenai


19
Sufiarina. "Pergeseran Tindak Pidana Hak Cipta Ke Arah Sengketa Perdata (Tinjauan
atas Pasal 95 ayat (4) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta)". Jurnal
Cita Hukum. Vol. 5 No. 1 Juni 2017. (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. 2017) h. 34
perlindungan hukum yang diberikan pemerintah kepada pencipta,

pemegang hak cipta, atau pihak-pihak terkait dalam suatu ciptaan buku

dalam mengatasi tindakan pelanggaran hak cipta di toko jasa fotokopi

buku dan toko buku serta untuk mengetahui pertanggungjawaban pihak

penyedia jasa dan toko fotokopi buku terhadap pelanggaran hak cipta

buku. Kedudukan hukum pihak toko jasa fotokopi dan toko buku yang

menjual buku fotokopi tidaklah sesuai dengan undang-undang. Pemilik

jasa fotokopi dan toko buku sebagian tidak mengakui bahwa telah

melakukan kegiatan ilegal seperti penggandaan buku tanpa izin pencipta

2. Andry Fajar Yunanto dalam skripsi yang berjudul “Tinjauan tentang

Perlindungan Hak Cipta di Internet menurut Undang-Undang Nomor

19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta” mengkaji tentang kekuatan

perlindungan hukum yang diberikan oleh Undang-Undang Nomor 19

tahun 2002 tentang Hak Cipta kepada para pencipta, khususnya pencipta

atau penulis dari karya cipta berwujud tulisan yang berada di jaringan

internet, disertai dengan cara pembuktian terhadap karya cipta tulisan yang

telah mengalami pembajakan dan berbagai macam bentuk pelanggaran

terhadap hak cipta yang sering terjadi di jaringan internet disertai dengan

solusinya. Hasil penelitian ini adalah diperolehnya data-data yang

menjelaskan bahwa Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak

Cipta masih mampu memberikan perlindungan terhadap karya cipta di

jaringan internet, terutama karya cipta yang berupa karya tulisan,

meskipun begitu, perlindungan yang diberikan belum berjalan secara


maksimal sesuai dengan peruntukan Undang-Undang Hak Cipta tersebut.

Pembuktian terhadap karya cipta tulisan yang telah dibajak terbatas pada

pembuktian metadata dan dengan dalil klaim yang disertai dengan saksi.

Dapat diambil kesimpulan bahwa pelanggaran disebabkan karena

ketidaktahuan pengguna pada hukum dan kebiasaan yang telah

membudaya dalam masyarakat. Pengguna internet pada umumnya dan

khususnya para pencipta atau penulis karya cipta tulisan (blogger,

webmaster, dan server provider) perlu mengetahui bahwa pada jaringan

internet hukum masih tetap berlaku dan masih memiliki fungsi untuk

memberikan perlindungan terhadap karya cipta tulisan di jaringan

internet.

3. Reynold Yoshua dalam skripsi yang berjudul “Perlindungan Hukum Hak

Cipta Buku terhadap Kegiatan Penggandaan Buku dalam Bentuk

Buku Elektronik menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang

Hak Cipta” mengkaji mengenai penggandaan buku ke dalam bentuk

elektronik tanpa izin yang melanggar hak eksklusif yang dimiliki oleh

penulis dan pemegang hak cipta, sehingga perbuatan ini dapat digolongkan

ke dalam bentuk pelanggaran terhadap hak eksklusif penulis buku dan juga

pemegang hak cipta buku tersebut. Hal yang didapat dari penelitian ini

adalah penjelasan mengenai mekanisme penggandaan buku ke dalam

bentuk elektronik sesuai dengan hukum yang berlaku yaitu melalui

perjanjian lisensi serta dibahas pula mengenai bentuk perlindungan yang


dapat diberikan kepada penulis dan juga pemegang hak cipta atas buku

yang dialih wujudkan ke dalam bentuk elektronik

4. Qoidah Mustaqimah dalam skripsi yang berjudul “Penggandaan Buku

melalui E- book, Perspektif Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014

tentang Hak Cipta dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten

Malang” mengkaji tentang banyaknya kasus penggandaan buku melalui

e- book yang merugikan pencipta buku, sehingga dirasa perlu untuk

meninjau dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta

serta pendapat dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengenai hukum

penggandaan buku melalui e- book.

Tabel 1. Keasilaan Penelitian

No. Nama Peneliti Judul Penelitian Jenis Penelitian Persamaan dan


Perbedaan
1. Andi Nur Oktaria Perlindungan Hukum Jenis penelitian 1. Persamaan dengan
Hak Cipta atas lapangan. Teknik penelitian ini adalah
Kegiatan Fotokopi pengumpulan data sama- sama
Buku melalui penelitian membahas
lapangan yang terdiri perlindungan hukum
dari observasi dan terhadap Hak Cipta
wawancara serta buku berdasarkan
didukung dengan Undang- Undang
penelitian pustaka Nomor 28 Tahun
2014.

2. Perbedaannya adalah
penelitian ini
berfokus pada
permasalahan
penggandaan tanpa
izin dengan cara
fotokopi dan objek
penelitian adalah
buku fisik.
2. Andry Fajar Tinjauan tentang Jenis penelitian 1. Persamaan dengan
Yunanto Perlindungan Hak doktrinal atau normatif penelitian ini adalah
Cipta di Internet yang bersifat deskriptif sama- sama
menurut Undang- dengan pendekatan membahas
Undang Nomor 19 kualitatif. Jenis data perlindungan hukum
Tahun 2002 tentang dan sumber data yang terhadap Hak Cipta
Hak Cipta digunakan adalah data karya tulisan di
primer dan data internet.
sekunder. Data 2. Perbedaannya adalah
dikumpulkan dengan penelitian ini masih
teknik kuesioner dan menggunakan
teknik studi Undang- Undang
kepustakaan. Nomor 19 Tahun
Teknik analisis 2002 dan juga fokus
data dengan penelitiannya
menggunakan content merupakan karya
analysis. cipta tulisan secara
umum, sementara
penelitian yang
dilakukan oleh
penulis adalah
analisis dengan
undang- undang
yang lebih baru
yaitu Undang-
Undang Nomor
28 Tahun 2014 serta
fokus penelitian
penulis lebih
mengkhusus kan
pada pembajakan
novel berbentuk e-
book melalui situs,
e- commerce, media
sosial, serta
pembajakan terhadap
novel yang berasal
dari platform online
seperti Wattpad.
3. Reynold Yoshua Perlindungan Hukum Jenis penelitian 1. Persamaan dengan
Hak Cipta Buku normatif yang penelitian ini adalah
terhadap Kegiatan mencakup penelitian sama- sama
Penggandaan Buku terhadap asas-asas membahas mengenai
dalam Bentuk Buku hukum, taraf perlindungan hukum
Elektronik menurut sinkronisasi hukum, terhadap Hak Cipta
Undang-Undang dan sejarah hukum. buku elektronik
Nomor 28 Tahun Teknik pengumpulan dengan meninjau
2014 tentang Hak data dilakukan Undang- Undang
Cipta dengan penelitian Nomor 28 Tahun
kepustakaan, maka 2014.
meneliti dari sumber 2. Perbedaannya adalah
bacaan, yang penelitian ini lebih
berhubungan dengan fokus pada kasus
penelitian yang penggandaan melalui
dapat dipergunakan pengalihwuju dan
sebagai dasar dalam buku fisik menjadi e-
menganalisa masalah book secara umum.
yang dihadapi.
4. Qoidah Penggandaan Buku Jenis penelitian ini 1. Persamaan dalam
Mustaqimah melalui E- book, adalah empiris atau penelitian ini adalah
Perspektif Undang- penelitian lapangan sama- sama
Undang Nomor 28 dengan membahas tentang
Tahun 2014 tentang menitikberatkan pada perlindungan hukum
Hak Cipta dan Majelis pengumpulan data atas Hak Cipta e-
Ulama Indonesia dari narasumber. book dalam perspektif
(MUI) Kabupaten Undang- Undang
Malang Nomor 28 Tahun
2014.
2. Perbedaannya adalah
penelitian ini
membahas persoalan
e- book tanpa
mengkhusus kan pada
jenis buku atau tulisan
tertentu dan juga
mengaitkan nya
dengan Hukum Islam,
sementara pada
penelitian yang
penulis lakukan,
persoalan yang diteliti
lebih dikhususkan
pada novel dalam
bentuk e- book dan
novel online dikaitkan
dengan Undang-
Undang Nomor 28
Tahun 2014 serta
beberapa pendapat
dari instansi yang
berhubungan dengan
perlindungan Hak
Cipta bidang literasi.

G. Metode Penelitian

Penelitian hukum adalah kegiatan yang dilakukan oleh penstudi hukum

yang dirasa sangat penting karena melihat dari hubungan antara penelitian

hukum dengan produk penulisan hukum, maka kegiatan ini dapat berguna

untuk kepentingan praktik hukum maupun akademis, baik praktis maupun

teoritis. Maka dari itu, metode penelitian yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

menggunakan penelitian hukum doktrinal atau normatif yang

memfokuskan pada pengkajian bahan pustaka yang bertujuan untuk

menemukan aturan, prinsip, doktrin hukum. Penelitian ini juga

menggunakan data sekunder dan tersier yang berhubungan dengan

penelitian ini yaitu mengenai perlindungan hukum Hak Cipta Karya

Penulis Novel dan Cerpen di aplikasi Joylada.20

2. Sifat Penelitian

Sifat penelitian ini adalah preskriptif dan terapan, mengingat

penelitian ini ditujukan untuk menghasilkan argumentasi guna mencari

jawaban atas permasalahan yang dihadapi serta dalam penelitian

hukum harus melahirkan preskriptif yang dapat diterapkan. Hasil

penelitian merupakan implementasi dari peraturan yang mendasari

perlindungan terhadap Hak Cipta karya novel, khususnya membantu

menyelesaikan permasalahan pelanggaran Hak Cipta yang terjadi di media

online.21

3. Pendekatan Penelitian

Penelitian hukum memiliki beberapa pendekatan, diantaranya

adalah pendekatan undang-undang, pendekatan kasus, pendekatan historis,

pendekatan komparatif, serta pendekatan konseptual (Peter Mahmud

Marzuki, 2019: 133). Melihat dari masalah yang akan penulis teliti, maka
20
Handy Awaludin Prandika. “Analisa Perlindungan Hak Cipta di Jaringan Internet
menurut Undang-Undang No 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta”. Jurnal Lex Privatum,
Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015. (Manado: Universitas Sam Ratulangi. 2015) h. 155
21
Hoedi Prasetyo dan Wahyudi Sutopo. “Industri 4.0: Telaah Klasifikasi Aspek dan Arah
Perkembangan Riset”. J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, Vol. 13, No. 1, Januari 2018.
(Semarang: Universitas Diponegoro. 2018) h. 45
penulis akan menggunakan pendekatan undang-undang serta

pendekatan kasus. Penulis akan menganalisis masalah pada penelitian ini

berdasarkan undang-undang yang mengatur tentang Hak Cipta serta usaha

perlindungan hukum lainnya yang dapat diberikan kepada pencipta,

selanjutnya penulis melakukan analisis terhadap kasus yang terjadi

mengenai pelanggaran Hak Cipta terhadap karya novel yang diunggah

melalui media online.

4. Sumber Data Penelitian

Penulis menggunakan bahan hukum primer, sekunder, dan

tersier dalam penelitian hukum ini. Bahan hukum primer yang penulis

gunakan terdiri dari peraturan perundang-undangan, bahan hukum

sekunder terdiri dari publikasi hukum meliputi jurnal hukum maupun data-

data pendukung mengenai kasus yang diteliti, serta bahan hukum tersier

yang bersumber dari kamus dan internet. Sumber hukum yang digunakan

oleh penulis antara lain:22

a. Bahan Hukum Primer

1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945;

2) Kitab Undang Undang Hukum Perdata;

3) Konvensi Bern 1886;

4) WIPO Copyright Treaty (WCT);

5) Agreement on Trade-Related Aspects of Intellectual Property

Rights (TRIPS);
22
Ida F. Priyanto dan Sri P. Sedyaningsih. “Buku Digital: Kajian Literatur
Perkembangan dan Pengaruhnya pada Perpustakaan”. Jurnal Fihris, Volume 8 No. 2, 2013.
(Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga. 2013) h. 44
6) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta;

7) Undang Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik, sebagaimana diubah dengan Undang Undang

Nomor 19 Tahun 2016;

8) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2017 tentang Sistem

Perbukuan;

9) Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 tentang

Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik;

10) Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2019 tentang

Perdagangan melalui Sistem Elektronik;

11) Peraturan Bersama Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Nomor 14 Tahun 2015 dan Kementerian Komunikasi dan

Informatika Nomor 26 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan

Penutupan Konten dan atau Hak Akses Pengguna Pelanggaran Hak

Cipta dan atau Hak Terkait dalam Sistem Elektronik.23

b. Bahan Hukum Sekunder

1) Buku-buku ilmiah dibidang hukum;

2) Jurnal hukum;

3) Artikel ilmiah;

4) Hasil penelitian ilmiah dalam bentuk skripsi maupun thesis;

5) Wawancara.

c. Bahan Hukum Tersier


23
Indirani Wauran-Wicaksono. “HKI sebagai Benda: Penelusuran Dasar Perlindungan
HKI di Indonesia”. Refleksi Hukum, Vol. 9, No. 2. (Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.
2015) h. 33
Bahan hukum tersier yang digunakan adalah informasi tambahan

mengenai materi yang bersumber dari Black’s Law Dictionary dan

internet.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan oleh penulis dalam melakukan

penelitian ini adalah dengan melakukan studi pustaka atau studi dokumen.

Teknik ini dilakukan dengan cara membaca, mengkaji, mencatat tulisan

yang berkaitan dengn penelitian, yaitu mengenai peraturan perundang-

undangan, buku, jurnal, artikel, hasil penelitian ahli, kamus, serta

sumber-sumber di internet dan sumber lainnya mengenai perlindungan

hukum Hak Cipta karya novel kemudian dikaitkan dengan kasus

pelanggaran Hak Cipta melalui media online.24

Penulis juga melakukan wawancara dengan Direktorat Jenderal

Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia mengenai perlindungan yang dilakukan oleh

pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan, wawancara

dengan Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi

dan Informatika Republik Indonesia terkait teknis pemblokiran konten

sebagai tindak lanjut dari pengimplementasian peraturan perundang-

undangan, serta wawancara dengan Perkumpulan Reproduksi Cipta

Indonesia yang membahas tentang berbagai kasus pelanggaran yang


24
Irawati. “Digital Right Managements (Teknologi Pengaman) dalam Perlindungan
terhadap Hak Cipta di Era Digital”. Diponegoro Private Law Review, Vol. 4 No. 1 Februari 2019.
(Semarang: Universitas Diponegoro. 2019) h. 90
dialami oleh pencipta dan pemegang Hak Cipta sebagai data pendukung

dalam penelitian hukum ini.25

6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode deduksi. Metode ini digunakan untuk menganalisis bahan hukum

yang menjelaskan hal-hal yang umum kemudian ditarik kesimpulan sesuai

dengan kasus yang diteliti. Hasil dari metode ini diharapkan dapat

menemukan sebab dan akibat yang akan terjadi. Menurut Peter Mahmud,

penelitian hukum pada level dogmatik menggunakan pendekatan undang-

undang serta menggunakan metode deduksi.26

H. Sistematika Penulisan Hukum

Sistematika penulisan hukum ini ditujukan untuk memberikan gambaran

menyeluruh serta memberikan kemudahan pemahaman mengenai penulisan

hukum ini, oleh karena itu, sistematika penulisan hukum ini terdiri dari 4

(empat) bab yang setiap bab-nya dilengkapi dengan penjelasan per sub-bab

untuk memperjelas dan mempermudah pemahaman mengenai keseluruhan isi

penulisan hukum ini. Adapun sistematika dari penulisan hukum ini adalah

sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

25
Muchtar Pakpahan & Associates. Mengenal HAKI Hak Cipta, Paten, Merek, dan Seluk-
beluknya. (Jakarta: Penerbit Erlangga. 2008) h. 12
26
Muhammad Djumhana & R. Djubaedillah. Hak Milik Intelektual (Sejarah, Teori dan
Prakteknya di Indonesia). (Bandung: Citra Aditya Bakti. 1997) h. 115
Bab ini menguraikan beberapa sub-bab yang terdiri dari latar belakang,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta metode

penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjabarkan mengenai landasan teori yang berkaitan dengan

masalah yang diteliti oleh penulis. Bagian ini terdiri dari kerangka teori serta

kerangka pemikiran yang menjadi dasar dalam menjawab permasalahan

dalam penelitian ini yang meliputi tinjauan mengenai teori perlindungan

hukum, tinjauan tentang Hak Kekayaan Intelektual, tinjauan tentang Hak

Cipta, pelanggaran Hak Cipta, Hak Cipta di internet, karya novel, electronic

book, digital rights management, serta gambaran dari kerangka pemikiran

yang disusun dalam bentuk bagan.

BAB III: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini adalah bab inti dari penulisan hukum ini, di dalam bab ini akan

dipaparkan hasil dari penelitian yang kemudian dengan analisis yang

dilakukan oleh penulis akan menghasilkan pembahasan atau pokok

permasalahan seperti yang dirumuskan pada bagian awal dari penelitian ini.

Pokok permasalahan dalam penulisan hukum ini adalah sejauh mana

perlindungan hukum Hak Cipta Karya Penulis Novel dan Cerpen di aplikasi

Joylada.

BAB IV: PENUTUP


Bab ini berisi simpulan yang menguraikan kesimpulan secara singkat dan

jelas untuk menjawab isu hukum atau permasalahan yang telah dirumuskan

serta hasil analisis dari pembahasan penelitian ini. Bab ini juga memuat saran

yang menguraikan rekomendasi yang dapat penulis kemukakan kepada para

pihak yang berkaitan dengan isu hukum penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Atsar. 2018. Mengenal Lebih Dekat Hukum HKI. Yogyakarta:


Penerbit Deepublish

Asril Sitompul. 2004. Hukum Internet (Pengenalan mengenai Masalah Hukum di


Cyberspace). Bandung: PT. Citra Aditya Bakti

Budi Agus Riswandi. 2006. Hukum Cyberspace. Yogyakarta: Gita Nagari

______. 2016. Doktrin Perlindungan Hak Cipta Di Era Digital. Yogyakarta: FH


UII Press

CNIPA dan WIPO. 2019. Intellectual Property Basics: A Q&A for Students.
Geneva: WIPO

Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah Departemen Perindustrian. 2007.


Hak dan Kewajiban Pemerintah dalam Penerapan Undang-Undang No.
7/1994 tentang Ratifikasi TRIPs. Jakarta: Departemen Perindustrian

Eberhard Becker, et al. 2003. Digital Right Management: Technological,


Economic, Legal and Political Aspects. New York: Springer

Gramedia Digital. 2019. Tren Pembaca Digital 2019. Jakarta: Gramedia

H. Kagermann, W.D. Lukas, & W. Wahlster. 2013. Final report:


Recommendations for implementing the strategic initiative INDUSTRIE
4.0. Jerman: Industrie 4.0 Working Group

Jill McKeough dan Andrew Stewart. 1991. Intellectual Property in Australia.


Sydney: Butterworths

John Locke. 1997. “Summa Theologiae”, dalam Sonny Keraf, Hukum Kodrat dan
Teori Hak Milik Pribadi. Yogyakarta: Kanisius
Kholis Roisah. 2015. Konsep Hukum HKI: sejarah, pengertian dan filosofi
pengakuan HKI dari masa ke masa. Malang: Setara Press

Muchtar Pakpahan & Associates. 2008. Mengenal HAKI Hak Cipta, Paten,
Merek, dan Seluk-beluknya. Jakarta: Penerbit Erlangga

Muhammad Djumhana & R. Djubaedillah. 1997. Hak Milik Intelektual (Sejarah,


Teori dan Prakteknya di Indonesia). Bandung: Citra Aditya Bakti

OK. Saidin. 2015. Aspek Hukum HKI (Edisi Revisi). Jakarta: Rajawali Press

P. Bernt Hugenholtz. 1996. The Future of Copyright in A Digital Environment.


Den Haag, London, Boston: Kluwer Law International Patricia Akester.
2008. A Practical Guide to Digital Copyright Law. London: Sweet &
Maxwell Peter Mahmud Marzuki. 2019. Penelitian Hukum Edisi Revisi.
Jakarta: Kencana Prenamedia Group

Philipus M. Hadjon. 1987. Perlindungan Hukum bagi Rakyat di Indonesia:


Sebuah Studi tentang Prinsip-Prinsipnya, Penanganannya oleh
Pengadilan dalam Lingkungan Peradilan Umum dan Pembentukan
Peradilan Administrasi Negara. Surabaya: Bina Ilmu

Richard Bartle. 2004. Pitfalls of Virtual Property. Durham: Themis Group Inc

Robert M. Sherwood. 1990. Intellectual Property and Economic


Development. Boulder: Westview Press

Satjipto Rahardjo. 1983. Perlindungan Hukum di Indonesia. Bandung: Alumni

_______. 2000. Ilmu Hukum. Bandung: Citra Aditya Bakti

Sony Pawoko. 2019. Pemanfaatan Flip Book dalam Implementasi UIANA Digital
Program (UDP) untuk Pemberian Akses Baca dan dan Perlindungan
Hak Cipta pada Konten Perpustakaan Digital. Depok: Universitas
Indonesia

Tomi Suryo Utomo. 2010. HKI (HKI) di Era Global: Sebuah Kajian
Kontemporer. Yogyakarta: Graha Ilmu

Van Lindberg. 2008. Intellectual Property and Open Source. California: O’Reilly
Media, Inc

A. Samuel Oddi. 1996. “TRIPS – Natural Rights and a “Polite Form of


Economic Imperialism””, Vanderbilt Journal of Transnational Law, Vol.
29. Tennessee: Vanderbilt University Law School
Akira Sekikawa, dkk. 2000. “Internet Mirror Sites”. The Lancet, Volume 355,
Issue 9219, 3 Juni 2000. Amsterdam: Elsevier

Arif Budi Mawardi. 2018. “Komodifikasi Sastra Cyber Wattpad pada Penerbit
Indie”. Sabda Volume 13, Nomor 1, Juni 2018. Semarang: Universitas
Diponegoro

Barzah Latupono. 2011. “Perlindungan Hukum dan Hak Asasi Manusia terhadap
Pekerja Kontrak (Outsourcing) di Kota Ambon”. Jurnal Sasi Vol. 17 No.
3 Bulan Juli-September 2011. Ambon: Universitas Pattimura

Etry Mike. 2017. “Perlindungan Hukum HKI terhadap Tindakan


Pelanggaran Pembajakan Buku Elektronik melalui Media Online”.
AL-IMARAH: Jurnal Pemerintahan dan Politik Islam Vol. 2, No. 2,
2017. Bengkulu: Institut Agama Islam Negeri Bengkulu

Habi Kusno. 2016. “Perlindungan Hukum Hak Cipta terhadap Pencipta Lagu
yang Diunduh melalui Internet”. Fiat Justisia Journal of Law Volume 10
Issue 3, July-September 2016. Lampung: Universitas Lampung

Handy Awaludin Prandika. 2015. “Analisa Perlindungan Hak Cipta di Jaringan


Internet menurut Undang-Undang No 19 Tahun 2002 tentang Hak
Cipta”. Jurnal Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015. Manado:
Universitas Sam Ratulangi

Hoedi Prasetyo dan Wahyudi Sutopo. 2018. “Industri 4.0: Telaah Klasifikasi
Aspek dan Arah Perkembangan Riset”. J@ti Undip: Jurnal Teknik
Industri, Vol. 13, No. 1, Januari 2018. Semarang: Universitas
Diponegoro

Ida F. Priyanto dan Sri P. Sedyaningsih. 2013. “Buku Digital: Kajian


Literatur Perkembangan dan Pengaruhnya pada Perpustakaan”. Jurnal
Fihris, Volume 8 No. 2, 2013. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga

Indirani Wauran-Wicaksono. 2015. “HKI sebagai Benda: Penelusuran Dasar


Perlindungan HKI di Indonesia”. Refleksi Hukum, Vol. 9, No. 2.
Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana

Irawati. 2019. “Digital Right Managements (Teknologi Pengaman) dalam


Perlindungan terhadap Hak Cipta di Era Digital”. Diponegoro Private
Law Review, Vol. 4 No. 1 Februari 2019. Semarang: Universitas
Diponegoro

Joshua Fairfield. 2005. “Virtual Property”. Boston University Law Review, Vol.
85, 2005. Boston: Boston University
Mahir Pradana. 2015. “Klasifikasi Bisnis E-Commerce di Indonesia”. Modus, Vol.
27, No. 2. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Mir Mohammad Azad, dkk. 2010. “Digital Rights Management”.


International Journal of Computer Science and Network Security, Vol.10
No.11, November 2010. South Korea: International Journal of Computer
Science and Network Security

Muchtar Anshary Hamid Labetubun. 2018. “Aspek Hukum Hak Cipta terhadap
Buku Elektronik (E- book) sebagai Karya Kekayaan Intelektual”. Jurnal
SASI Vol. 24 No. 2, Januari - Juni 2018. Ambon: Fakultas Hukum
Universitas Pattimura

Prasetyo. 2017. “Perlindungan Hukum Pencipta atas Penggandaan Buku Ilegal


berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta
(Studi Kasus Penggandaan Buku oleh Pedagang Buku Titi Gantung
Medan)”. Jurnal Universitas Sumatera Utara. Medan: Universitas
Sumatera Utara

Qur’ani Dewi Kusumawardani. 2019. “Perlindungan Hukum bagi Pengguna


Internet terhadap Konten Web Umpan Klik di Media Online”. Jurnal
Penelitian Hukum DE JURE, Vol. 19 No. 1, Maret 2019. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

Rafael Ball. 2009. “E- books in practice: the librarian’s perspective”.


Learned Publishing Vol. 22 No. 1 Januari 2009. Regensburg: Universität
Regensburg

Sufiarina. 2017. "Pergeseran Tindak Pidana Hak Cipta Ke Arah Sengketa


Perdata (Tinjauan atas Pasal 95 ayat (4) Undang-Undang Nomor
28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta)". Jurnal Cita Hukum. Vol. 5 No. 1
Juni 2017. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah

Wian Erlank. 2015. “Introduction to Virtual Property: Lex Virtualis Ipsa


Loquitur”. Potchefstroom Electronic Law Journal/ Potchefstroomse
Elektroniese Regsblad (PELJ/PER) Vol. 18 No. 7, 2015. South Africa:
North-West University

Yoga Mahardhita dan Ahmad Yakub Sukro. 2018. “Perlindungan Hukum HKI
melalui Mekanisme Cross Border Measure”. Jurnal Ilmiah Ilmu
Hukum QISTIE Vol. 11 No. 1 Mei 2018. Semarang: Universitas Wahid
Hasyim

Yoyon M. Darusman. 2016. “Kedudukan serta Perlindungan Hukum bagi


Pemegang Hak Paten dalam Kerangka Hukum Nasional Indonesia dan
Hukum Internasional”. Yustisia. Vol. 5 No. 1 Januari – April 2016.
Surakarta: Universitas Sebelas Maret Skripsi dan Thesis:

Alfared Damanik. 2010. Perlindungan Hukum terhadap Hak Cipta atas Karya
Sinematografi (Tinjauan Khusus Hak Penyewaan Karya Sinematografi
dalam Bentuk VCD). Skripsi pada Fakultas Hukum Universitas Indonesia

Resti Dhyah P. 2019. Perlindungan Hukum Pencipta Karya Sinematografi


terhadap Pelanggaran Hak Cipta melalui Situs Streaming dan Unduh
Gratis di Era Revolusi Industri 4.0. Skripsi pada Fakultas Hukum
Universitas Sebelas Maret

Salmon Pardede. 2007. Kajian terhadap Beberapa Putusan tentang Pelanggaran


HKI Khususnya Hak Cipta yang Memenuhi HAM Pemegang HKI. Thesis
pada Fakultas Hukum Universitas Indonesia

Kitab Undang Undang Hukum Perdata

Konvensi Bern 1886

Peraturan Bersama Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 14


Tahun 2015 dan Kementerian Komunikasi dan Informatika Nomor 26
Tahun 2015 tentang Pelaksanaan Penutupan Konten dan atau Hak
Akses Pengguna

Pelanggaran Hak Cipta dan atau Hak Terkait dalam Sistem Elektronik.

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem dan


Transaksi Elektronik

Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2019 tentang Perdagangan melalui Sistem


Elektronik

Undang Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang Undang
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta Undang-Undang


Nomor 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan WIPO Copyright Treaty
1996

Anda mungkin juga menyukai