Anda di halaman 1dari 159

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR

GERAK BENDA MATA PELAJARAN IPA


MELALUI PENDEKATAN INKUIRI SISWA KELAS III
MI SUMBER PAYUNG DI GANDING SUMENEP

SKRIPSI

Oleh:

Yasirah
07140076

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
April, 2009
UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR GERAK BENDA
MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI
SISWA KELAS III MI SUMBER PAYUNG DI GANDING SUMENEP

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang


Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam
Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:
Yasirah
07140076

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
April, 2009
LEMBAR PERSETUJUAN

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR GERAK BENDA


MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI
SISWA KELAS III MI SUMBER PAYUNG DI GANDING SUMENEP

SKRIPSI

Oleh:
Yasirah
07140076

Telah disetujui Pada Tanggal 03April 2009


Oleh Dosen Pembimbing

Drs. H. Farid Hasyim, M. Ag


NIP. 150214978

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Dra. Hj. Sulalah, M.Ag


NIP. 150 267 278
HALAMAN PENGESAHAN

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR GERAK BENDA MATA


PELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI
SISWA KELAS III MI SUMBER PAYUNG DI GANDING SUMENEP

SKRIPSI
Dipersiapkan dan Disusun Oleh:
Yasirah (07140076)
Telah Dipertahankan Di depan Dewan penguji
Dengan nilai B
Dan Telah Dinyatakan Diterima sebagai Salah Satu Persyaratan untuk
Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan (S,Pd)
Pada Tanggal:15 April 2009

Panitia Ujian Tanda Tangan

Ketua Sidang
Drs. Muhammad Yunus, M. Si :
NIP. 150 274 940

Sekretaris Sidang
Drs. H. Farid Hasyim, M. Ag. :
NIP. 150 214 978

Pembimbing
Drs. H. Farid Hasyim, M. Ag. :
NIP. 150 214 978

Penguji Utama
Dra. Hj. Siti Annijat Maimunah, M. Pd. :
NIP. 131 121 923

Mengesahkan,
Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang

Prof. Dr. H.M. Djunaidi Ghony


NIP. 150 042 031
MOTTO

Where there is will there is way


(dimana ada kemauan disitu ada jalan)

∩⊇⊇∪ 3 öΝÍκŦà Ρr'Î/ $tΒ (#ρçŽÉitóム4®Lym BΘöθs)Î/ $tΒ çŽÉitóムŸω ©!$# āχÎ) 3

Artinya: Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga


mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Qs. Ar-
Ra’d : 11)
NOTA DINAS PEMBIMBING

Drs. H. Farid Hasyim, M. Ag


Dosen Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri Malang

NOTA DINAS PEMBIMBING


Hal : Skripsi Yasirah Malang, 03April 2009
Lamp : 4 (empat) Eksemplar

Kepada
Yth:
Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang
di-
Malang

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Setelah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa,
maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa di bawah ini:
Nama : Yasirah
NIM : 07140076
Jurusan : PGMI
Judul Skripsi : Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Gerak Benda Mata
Pelajaran IPA Melalui Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas III
MI Sumber Payung Di Ganding Sumenep
Maka selaku pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah
layak diajukan untuk diujikan.
Demikian, mohon dimaklumi adanya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing

Drs. H. Farid Hasyim, M. Ag


NIP. 150214978
SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi saya ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu
perguruan tinggi, dan sepengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan diterbitkan dalam daftar pustaka.

Malang, 03 April 2009

Yasirah
PERSEMBAHAN

Sebuah tulisan sederhana ini aku persembahkan


Kepada orang-orang yang selalu dekat di hati
Ayah dan Ibu tercinta (A. Faidi & Juwairiyah)
Yang selalu sabar membimbing dan memberikan jutaan kasih sayangnya
Kepadaku, dan selalu mendo’akan dengan penuh keikhlasan
Tanpa aku pinta dan tanpa meminta balasan apapun dariku
Adiku (Suradi Edi Santoso) tersayang
Yang selalu menyayangiku dengan penuh kasih sayang,
Semoga tali kasih dan persaudaraan di antara kita abadi selamanya
Tak lupa teman-teman seperjuanganku
(Fita, Cicik, Robikz, Aniz Bebe, Lely, Iik, Aniz, Afenda, Indah)
N Friends………
Dengan kalian aku berbagi canda tawa, susah, dan senang bersama,
Semoga Kebersamaan dengan kalian tak kan bisa terhapus
Dan akan selalu aku rindukan…….
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT,


yang selalu melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah–Nya, sehingga pada
kesempatan ini penulisan skrispi yang berjudul “Upaya Peningkatan Motivasi
Belajar Gerak Benda Mata Pelajaran IPA Melalui Pendekatan Inkuiri Siswa
Kelas III MI Sumber Payung Di Ganding Sumenep” dapat terselesaikan
dengan baik.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membimbing kita dari jalan jahiliyah
menuju jalan Islamiyah, yakni Ad-Dinul Islam.
Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, dorongan,
dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih dari lubuk hati yang paling dalam kepada:
1. Ayah, dan Ibu, serta segenap keluarga tercinta yang telah memberikan
kepecayaan, motivasi, do’a, dan restu kepada kami.
2. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor UIN Malang.
3. Bapak Prof. Dr. H.M Djunaidi Ghony, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN
Malang.
4. Ibu Dra. Hj. Sulalah, M. Ag, selaku ketua Program Studi PGMI yang selalu
memberikan kritik dan saran demi kemajuan dan kebaikan kami.
5. Bapak Drs. H. Farid Hasyim, M. Ag, selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, arahan, serta dukungan, sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
6. KH. A. Halim Ismaiel, M. PdI, selaku Kepala MI Sumber Payung Ganding
Sumenep yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk mengadakan
penelitian di MI tersebut.
7. Bapak Ahmad Zahid, selaku Guru bidang studi IPA yang juga membimbing
dan membantu dalam Pelaksanaan PTK.
8. Segenap guru MI yang telah membantu kami dalam memperoleh data-data
yang dibutuhkan.
9. Segenap teman–teman seperjuangan PGMI yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini.
10. Semua pihak yang turut membantu dan memotivasi hingga selesainya tugas
akhir ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang kontruktif sangat kami
harapkan dari semua pihak dalam penyempurnaan skripsi ini.
Penulis berharap Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak, sehingga dapat membuka cakrawala berpikir serta memberikan
setitik khazanah pengetahuan dalam dunia pendidikan. Demikianlah penulisan
skripsi ini apabila ada kurang lebihnya penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Amiin-amiin ya Robbal ‘Alamin.

Malang, 03 April 2009

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN SAMPUL....................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ..........................................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v

MOTTO ............................................................................................................ vi

NOTA DINAS BIMBINGAN .......................................................................... vii

SURAT PERNYATAAN ................................................................................ viii

KATA PENGANTAR....................................................................................... ix

ABSTRAK......................................................................................................... xi

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR....................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 7

C. Tujuan Penelitian................................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian................................................................................. 8

E. Definisi Operasional.............................................................................. 9

F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian........................................ 10

G. Sistematika Pembahasan...................................................................... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 13

A. Tinjauan Tentang Motivasi Belajar...................................................... 13

1. Pengertian Motivasi Belajar........................................................... 13

2. Macam-macam Motivasi Belajar ................................................... 14

3. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar .................................................... 16

4. Fungsi Motivasi Belajar................................................................. 17

5. Tujuan Motivasi Belajar ................................................................ 18

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar...................... 18

7. Upaya Peningkatan Motivasi Belajar ……………………………...19

B. Tinjauan Tentang Pembelajaran IPA ................................................... 22

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam .............................................. 22

2. Metode dan Langkah-langkah Pembelajaran IPA........................... 24

C. Tinjauan Tentang Pendekatan Inkuiri .................................................. 26

1. Pengertian Pendekatan Inkuiri ....................................................... 26

2. Macam-macam Pendekatan Inkuiri ................................................ 28

3. Ciri-ciri Pendekatan Inkuiri ........................................................... 29

4. Prinsip-prinsip Pendekatan Inkuiri ................................................. 30

5. Langkah-langkah Pelaksanaan Pendekatan Inkuiri ......................... 31

6. Penilaian Pada Pendekatan Inkuiri ................................................. 35

7. Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Inkuiri ............................ 36

8. Hubungan Antara Pembelajaran IPA dan Motivasi Belajar Siswa

Melalui Pendekatan Inkuiri ............................................................ 38


BAB III METODE PENELITIAN.................................................................. 39

A. Lokasi Penelitian................................................................................. 39

B. Desain dan Jenis Penelitian.................................................................. 39

C. Prosedur Penelitian.............................................................................. 44

D. Kehadiran Peneliti ............................................................................... 47

E. Sumber dan Jenis Data ........................................................................ 48

F. Instrumen Penelitian............................................................................ 49

G. Teknik Pengumpulan Data................................................................... 51

H. Analisis Data....................................................................................... 54

I. Pengecekan Keabsahan Data ............................................................... 55

J. Model dan Tahapan Peneliian.............................................................. 56

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN........................................... 62

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................................. 62

1. Sejarah Berdirinya MI Sumber Payung .......................................... 62

2. Keadaan Guru................................................................................ 63

3. Keadaan Siswa .............................................................................. 63

4. Sarana dan Prasarana ..................................................................... 63

5. Visi dan Misi ................................................................................. 64

6. Deskripsi Kelas.............................................................................. 64

7. Struktur Sekolah ............................................................................ 64

B. Siklus Penelitian.................................................................................. 66

1. Siklus I .......................................................................................... 66

a. Rencana Tindakan Siklus I....................................................... 70


b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I................................................. 72

c. Observasi Siklus I .................................................................... 75

d. Refleksi Siklus I....................................................................... 76

e. Revisi Perencanaan Siklus I ..................................................... 76

2. Siklus II......................................................................................... 77

a. Rencana Tindakan Siklus II ..................................................... 77

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II................................................ 79

c. Observasi Siklus II................................................................... 84

d. Refleksi Siklus II ..................................................................... 84

BAB V PEMBAHASAN .................................................................................. 86

BAB VI PENUTUP.......................................................................................... 89

A. Kesimpulan ......................................................................................... 89

B. Saran ................................................................................................... 91

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Gambar I : Tahapan Penelitian Tindakan Kelas Model Lewin Menurut


Elliot…………………………............................................57
Gambar II : Pola Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah Sumber
Payung………………………….........................................65
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Silabus Pembelajaran


Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 3 : Modul Pembelajaran IPA
Lampiran 4 : Lembar Soal Latihan dan Kunci Jawaban
Lampiran 5 : Lembar Hasil Prestasi Siswa Kelas III
Lampiran 6 : Observasi Motivasi
Lampiran 7 : Foto
Lampiran 8 : Surat Pengantar Penelitian
Lampiran 9 : Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
Lampiran 10 : Bukti Konsultasi
ABSTRAK
Yasirah, 2009, Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Gerak Benda Mata
Pelajaran IPA Melalui Pendekatan Inkuri Siswa Kelas III MI
Sumber Payung Di Ganding Sumenep. Skripsi, Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah,
Universitas Islam Negeri Malang, Pembimbing: Drs. H.
Farid Hasyim, M. Ag.

Kata kunci : Motivasi Belajar, Pendekatan, Inkuiri

Lembaga Pendidikan Islam (LPI) masih kurang diperhatikan keberadaannya


oleh sebagian masyarakat dan sering danggap tidak penting. Hal ini disebabkan
oleh rendahnya pendidikan tenaga pengajar yang menyebabkan rendahnya
kualitas lulusannya. Hal ini juga didukung oleh minimnya pengetahuan tentang
metodologi yang variatif dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga LPI
khususnya Madrasah Ibtidaiyah (MI) ketinggalan jauh dari lembaga-lembaga
pendidikan yang lain. Untuk mencapai kualitas pembelajaran yang baik, maka
keterampilan dan pengetahuan guru dalam proses pembelajaran sangat penting
dan harus selalu ditingkatkan. Keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru
yaitu keterampilan merencanakan pembelajaran, pelaksananaan dan cara
mengevaluasi yang baik dan benar. Guru tiak harus selalu berpedoman pada
kurikulum yang ada, tetapi sebagai guru yang baik harus mampu
mengembangkannya agar tujuan dari pembelajaran dapat tercapai dan siswa
mampu mencapai Standar Kelulusan Minimum (SKM) yang telah ditentukan oleh
pemerintah. Terkait dengan upaya peningkatan kualitas pembelajaran, pendekatan
yang selama ini digunakan harus dirubah. Yaitu pendekatan yang sebelumnya
berorientasi pada guru, harus dirubah menjadi pendekatan yang berorientasi pada
siswa. Hal ini bertujuan agar siswa lebih aktif dan tidak hanya menjadi pendengar.
Dengan menggunakan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran gerak benda,
diharapkan siswa mampu mencari sendiri pengetahuan dari pada memperoleh
pengetahuan. Serta dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas III MI
Sumber Payung.
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan
pendekatan penelitian kualitatif. Metode pengumpulan datanya menggunakan
metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara maka penerapan pendekatan
inkuiri, mampu meningkatkan motivasi belajar siswa. Karena pendekatan inkuiri
sangat sesuai dengan materi yang akan diajarkan yaitu tentang “gerak benda”,
dimana materi ini perlu pengamatan dan percobaan yang melibatkan siswa secara
langsung. Sedangkan bukti yang lain adalah pernyataan siswa yang mengatakan
senang terhadap pendekatan yang diterapkan, sehingga kelas lebih hidup dan tidak
hanya menunggu dari guru saja, tetapi siswa mampu mencari dan menemukan
sendiri.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lembaga Pendidikan Islam (LPI) masih kurang diperhatikan

keberadaannya oleh sebagian masyarakat dan sering danggap tidak penting..

Hal ini disebabkan oleh rendahnya pendidikan tenaga pengajar yang

menyebabkan rendahnya kualitas lulusannya. Hal ini juga didukung oleh

minimnya pengetahuan tentang metodologi yang variatif dalam kegiatan

belajar mengajar, sehingga LPI khususnya Madrasah Ibtidaiyah (MI)

ketinggalan jauh dari lembaga-lembaga pendidikan yang lain.

Madrasah merupakan salah satu lembaga sekolah yang di

dalamnya termuat kurikulum dalam bidang agama Islam. Begitu juga dengan

Madrasah Ibtidaiyah Sumber Payung merupakan suatu lembaga pendidikan

yang bercirikan Islam yang didirikan oleh Yayasan Sumber Payung, karena

adanya respon dan tuntutan masyarakat yang menghendaki untuk didirikannya

suatu lembaga pendidikan. Hal ini menjadi tuntutan, karena pendidikan

merupakan kebutuhan yang mendasar dan sangat penting bagi masyarakat.

Dengan adanya fenomena seperti di atas, maka didirikan sebuah lembaga

pendidikan dasar berciri khas Islam yang bernama MI Sumber Payung. MI ini

terletak di jalan raya Guluk-guluk No. 63 Ganding Sumenep. Setelah berhasil,

MI Sumber Payung mulai melakukan pengembangan-pengembangan di


berbagai bidang dan sarana prasarana yang bertujuan untuk menjadi sebuah

Madrasah Ibtidaiyah yang berkualitas. Usaha ini di lakukan untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat akan lembaga pendidikan. Banyak sekolah swasta yang

mampu bersaing dengan sekolah–sekolah yang lain untuk mencetak generasi

yang lebih baik. Begitu juga yang terjadi di MI Sumber Payung telah mampu

mencetak siswa yang berkualitas, sehingga MI ini telah berhasil menjalankan

proses pembelajaran dengan baik.

Format madrasah dari waktu ke waktu menjadi semakin jelas sosoknya,

sementara visi dan misi keislaman terus mengalami perubahan. Sejak akhir

abad ke 19, kepustakaan mencatat perubahan-perubahan pemikiran Islam di

wilayah Nusantara (Indonesia). Hal ini seiring dengan semakin kuatnya proses

pembentukan intellectual webs (jaringan intelektual) di kalangan islam.

Jaringan ulama semakin mengentalkan corak islami murni.

Sedangkan orientasi pendidikan kita cenderung memperlakukan peserta

didik sebagai objek atau klien, guru berfungsi sebagai pemegang otoritas

tertinggi keilmuan dan indoktrinator, materi bersifat subject oriented, dan

manajemen bersifat sentarlistis. Orientasi pendidikan yang kita pergunakan

tersebut menyebabkan praktek pendidikan kita mengisolir diri dari kehidupan

yang riil yang ada di luar sekolah, kurang relevan antara apa yang diajarkan

dengan kebutuhan dalam pekerjaan, dan terlalu terkonsentrasi pada

pengembangan intelektual yang tidak berjalan dengan pengembangan individu

sebagai satu kesatuan yang utuh dan berkepribadian. Proses belajar mengajar

didominasi dengan tuntutan untuk menghafalkan dan menguasai pelajaran


sebanyak mungkin untuk menghadapi ujian atau tes, dimana pada kesempatan

itu anak didik harus mengeluarkan apa yang telah dihafalkan.1

Akibat dari praktek pendidikan semacam itu muncullah berbagai

kesenjangan yang antara lain berupa kesenjangan akademik. Hal ini

disebabkan karena guru tidak menyadari bahwa dewasa ini kita berada pada

masa transisi yang berlangsung dengan cepat, dan memandang sekolah

sebagai suatu institusi yang berdiri sendiri yang bukan merupakan bagian dari

masyarakatnya yang tengah berubah. Selain itu, banyak guru yang tidak

mampu mengaitkan mata pelajaran yang diajarkan dengan fenomena sosial

yang dihadapi masyarakat. Akibatnya guru terus terpaku pada pemikiran yang

sempit. Terbatasnya wawasan para guru dalam memahami fenomena-

fenomena yang muncul di tengah-tengah masyarakat menyebabkan mereka

kurang tepat dan kurang peka dalam mengantisipasi permasalahan yang

dihadapi di dunia pendidikan, akibatnya mereka kehilangan gambaran peta

pendidikan dan kemasyarakatan secara komprehensif.2

Pendidikan di Indonesia saat ini sedang mengalami perubahan menuju

yang lebih baik. Dimana siswa dituntut harus lebih aktif lagi dalam proses

belajar mengajar. Sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan

berkewajiban memberikan pengalaman belajar kepada siswa.

Pendidikan memegang peranana penting dalam meningkatkan kualitas

sumber daya manusia, terutama dalam proses pembangunan nasional. Oleh

karena itu upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah merupakan strategi


1
Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan, Bigraf Publishing, Yogyakarta 2001,
hal: 36
2
Ibid.
dalam meningkatkan sumber daya manusia. Pendidikan sebagai wahana utama

pembangunan sumber daya manusia berperan dalam mengembangkan peserta

didik menjadi sumber yang produktif dan memiliki kemampuan professional

dalam meningkatkan mutu kehidupan berbangsa dan bernegara. Peningkatan

mutu pendidikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari proses

pengembangan sumber daya manusia yang dilaksanakan secara terencana,

terarah, dan intensif sehingga mampu menyiapkan bangsa Indonesia

memasuki era globalisasi dan era otonomi daerah yang sarat persaingan.

Dalam kegiatan belajar mengajar agar siswa mempunyai kemampuan

yang baik yaitu selain mereka memahami pelajaran atau materi yang

diajarakan, mereka juga dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk

mewujudkan proses pembelajaran yang kondusif, semua itu tidak lepas dari

peran guru sebagai pembimbing. Dalam perananannya sebagai pembimbing

guru harus berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi agar terjadi

interaksi yang kondusif. Guru dalam mengajar tidak lepas dari metode yang

dipakai agar peserta didik memahami apa yang telah diajarkan. Metode

mengajar yang guru gunakan dalam setiap kali pertemuan bukan asal pakai,

karena metode adalah cara yang dilaksanakan untuk mengadakan interaksi

bejar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Karena keberhasilan peserta

didik tergantung atau terletak pada bagaimana seorang guru dapat mengelola

kelas ketika pembelajaran berlangsung.

Proses belajar mengajar merupkan inti dari kegiatan pendidikan di

sekolah. Guru merupakan personel yang menduduki posisi strategis dalam


rangka pengembangan sumber daya manusia, yang mana seorang guru

dituntut untuk terus mengikuti perkembangan konsep-konsep baru dalam

dunia pengajaran.

Guru disamping sebagai pendidik, juga sebagai fasilitator dalam

pembelajaran siswa, juga sebagai pembimbing dan mengarahkan peserta

didiknya sehingga menjadi manusia yang mempunyai pengetahuan luas baik

pengetahuan agama, kecerdasan, kecakapan hidup, keterampilan, budi pekerti

luhur dan kepribadian baik dan bias membangun dirinya untuk lebih baik dari

sebelumnya serta memiliki tanggung jawab besar dalam pembangunan bangsa.

Oleh karena itu guru harus mengetahui bagaimana situasi dan kondisi

ajaran itu disampaikan kepada peserta didik, saran apa saja yang diperlukan

untuk mencapai keberhasilan belajar, bagaimana cara atau pendekatan yang

digunakan dalam pembelajaran, bagaimana mengorganisasikan dan mengelola

isi pembelajaran, hasil yang diharapkan dari kegiatan tersebut, dan seberapa

jauh tingkat efektifitas, efesiennya serta usaha-usaha apa yang dilakukan

untuk menimbulkan daya tarik bagi peserta didik.

Untuk mencapai kualitas pembelajaran yang baik, maka keterampilan

dan pengetahuan guru dalam proses pembelajaran sangat penting dan harus

selalu ditingkatkan. Keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru yaitu

keterampilan merencanakan pembelajaran, pelaksananaan dan cara

mengevaluasi yang baik dan benar. Guru tiak harus selalu berpedoman pada

kurikulum yang ada, tetapi sebagai guru yang baik harus mampu

mengembangkannya agar tujuan dari pembelajaran dapat tercapai dan siswa


mampu mencapai Standar Kelulusan Minimum (SKM) yang telah ditentukan

oleh pemerintah.

Terkait dengan upaya peningkatan kualitas pembelajaran, pendekatan

yang selama ini digunakan harus dirubah. Yaitu pendekatan yang sebelumnya

berorientasi pada guru, harus dirubah menjadi pendekatan yang berorientasi

pada siswa. Hal ini bertujuan agar siswa lebih aktif dan tidak hanya menjadi

pendengar.

Madrasah Ibtidaiyah (MI) Sumber Payung adalah salah satu madrasah

yang mempunyai potensi yang dapat menciptakan lulusan yang dapat

diandalkan. Tetapi karena madrasah ini masih belum memiliki tenaga pengajar

yang benar-benar mampu menerapkan strategi maupun metode mengajar yang

baik, dan masih menjadikan siswa sebagai pendengar saja maka motivasi

belajar siswa MI Sumber Payung cenderung masih rendah. Oleh karena itu,

peneliti memilih madrasah ini untuk dijadikan objek penelitian. Pentingnya

perubahan pendekatan pembelajaran seiring dengan tuntutan perubahan

kurikulum yang berorientasi pada keaktifan siswa, yang bertujuan untuk

peningkatan kualitas pembelajaran. Maka penelitian tentang pembelajaran

gerak benda melalui pendekatan inkuiri pada siswa kelas III MI Sumber

Payung di Ganding Sumenep, perlu dilaksanakan. Karena hal ini sangat

berkaitan dengan permasalan yang terjadi di MI Sumber Payung, yaitu

kurangnya motivasi belajar pada sisiwa kelas III, ketika pelajaran IPA

berlangsung.
Dengan menggunakan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran gerak

benda, diharapkan siswa mampu mencari sendiri pengetahuan dari pada

memperoleh pengetahuan. Serta dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

kelas III MI Sumber Payung.

B. Rumusan Masalah

Dengan mengacu pada latar belakang masalah di atas, maka dapat

dirumuskan rumusan masalah PTK sebagai berikut: “Bagaimana proses

pembelajaran gerak benda melauli pendekatan inkuiri pada siswa kelas III MI

Sumber Payung di Ganding Sumenep.

Dari rumusan masalah ini, maka dapat ditemukan rumusan masalah

khusus sebagai berikut:

1. Bagaimana proses merencanakan pembelajaran gerak benda melalui

pendekatan inkuiri pada siswa kelas III MI Sumber Payung di Ganding

Sumenep?

2. Bagaimana proses melaksanakan pembelajaran gerak benda melalui

pendekatan inkuiri pada siswa kelas III MI Sumber Payung di Ganding

Sumenep?

3. Bagaimana proses mengevaluasi pembelajaran gerak benda melalui

pendekatan inkuiri pada siswa kelas III MI Sumber Payung di Ganding

Sumenep?
C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mendeskripsikan proses pembelajaran gerak benda melalui pendekatan

inkuiri pada siswa kelas III MI Sumber Payung di Ganding Sumenep.

Dari tujuan umum di atas bisa ditemukan tujuan khusus sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan proses merencanakan pembelajaran gerak benda

melalui pendekatan inkuiri pada siswa kelas III MI Sumber Payung di

Ganding Sumenep.

2. Untuk mendeskripsikan proses melaksanakan pembelajaran gerak benda

melalui pendekatan inkuiri pada siswa kelas III MI Sumber Payung di

Ganding Sumenep.

3. Untuk mendeskripsikan proses mengevaluasi pembelajaran gerak benda

melalui pendekatan inkuiri pada siswa kelas III MI Sumber Payung di

Ganding Sumenep.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Guru atau peneliti

Dengan dilaksanakan PTK maka guru sebagai peneliti, sedikit demi

sedikit mengetahui strategi, media, maupun metode pembelajaran yang

sesuai dengan tujuan atau kompetensi dasar pembelajaran. Sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.


2. Bagi siswa

Dengan dilaksanakan PTK, akan sangat membantu siswa yang

bermasalah atau mengalami kesulitan belajar. Dengan adanya tindakan

yang baru dari guru akan meningkatkan kualitas siswa untuk terlibat

secara aktif dalam proses belajar mengajar, mengembangkan daya nalar

serta mampu untuk berpikir yang lebih kreatif, sehingga siswa termotivasi

untuk mengikuti proses pembelajaran.

3. Bagi sekolah/LPI

Bagi sekolah, hasil PTK sangat bermanfaat dalam rangka perbaikan

system pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara

maksimal. Sehingga LPI dapat bersaing, bertanding, dan bersanding

dengan lembaga pendidikan umum.

F. Penegasan Istilah atau Definisi Operasional

Untuk memahami pengertian tentang arti yang terkandung dalam

pembahasan, maka diperlukan penegasan istilah yang terdapat dalam

penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Motivasi Belajar: suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang

yang ditandai dengan timbulnya efektif dan reaksi untuk mencapai tujuan

dalam kegiatan belajar.3

2. Ilmu Pengetahuan Alam: ilmu yang muncul dari selain aktivitas progresif

manusia sehungga muncul konsep-konsep baru dari berbagai eksperimen

dan observasi, dan konsep-konsep baru itu akan mendorong kepada

3
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta 2007, hal: 106
dilakukannya eksperimen-eksperimen dan observasi-observasi lebih

lanjut.4

3. Pendekatan inkuiri: pendekatan inkuiri merupakan pendekatan mengajar

yang yang berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan cara berpikir

ilmiah. Pendekatan ini menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri,

dan mengembangkan kekreatifan dalam pemecahan masalah.5

G. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Untuk menghindari terjadinya pembahasan yang melebar mengingat

banyaknya materi pada pelajaran IPA, maka peneliti membatasi pada materi

gerak benda saja. Hal ini untuk mempermudah bagi peneliti untuk melakukan

penelitian sehingga mendapatkan hasil seperti yang diharapkan. Serta

mempermudah siswa dalam kegiatan belajar, sehingga antara siswa dan

peneliti dapat bekerja sama dengan baik. Dan peneliti mngharapkan dengan

diterapkannya pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA materi Gerak Benda

maka motivasi belajar siswa kelas III MI Sumber Payung dapat ditingkatkan.

H. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I :Pada bab ini menerangkan tentang pendahukan yang meliputi:

latar belakang masalah, rumusan masalah, manfaat penelitian,

definisi operasional, ruang lingkup dan keterbatasab penelitian,

dan sistematika pembahasan.

4
Subiyanto, Strategi Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan Alam, IKIP Malang, Malang
1990, hal: 14
5
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru Algesindo, Bandung
2005, hal: 154
BAB II :Tinjauan pustaka dibahas pada bab ini. Yaitu membahas tentang

motivasi belajar yang meliputi pengertian motivasi belajar,

macam-macam motivasi belajar, prinsip-prinsip motivasi belajar,

fungsi motivasi belajar, tujuan motivasi belajar, faktor-faktor

yang mempengaruhi motivasi belajar, dan upaya peningkatan

motivasi belajar. Pembelajaran IPA yang meliputi pengertian

ilmu pengetahuan alam, metode dan langkah-langkah

pembelajaran IPA dan pendekatan inkuiri yang meliputi

pengertian pendekatan inkuiri, macam-macam pendekatan

inkuiri, ciri-ciri pendekatan inkuiri, prinsip-prinsip pendekatan

inkuiri, langkah-langkah pelaksanaan pendekatan inkuiri,

penilaian pada pendekatan inkuiri, dan keunggulan serta

kelemahan pendekatan inkuiri.

BAB III :Metode penelitian, membahas desain dan jenis penelitian, lokasi

penelitian, prosedur penelitian, kehadiaran peneliti di lapangan,

sumber dan jenis data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan

data, analisis data, pengecekan keabsahan data, tahapan

penelitian.

BAB IV :Pembahasan hasil penelitian, memaparkan deskripsi lokasi

penelitian yang meliputi sejarah MI Sumber Payung Ganding

Sumenep, sarana dan prasarana, visi dan misi madrasah,

deskripsi kelas III, struktur organisasi sekolah, siklus penelitian

yang siklus I, dan siklus II.


BAB V :Analisa pembahasan

BAB VI :Kesimpulan dan saran, berisi tentang kesimpulan hasil penelitain

beserta saran-saran sebagai bahan pertimbangan.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Menurt Mc. Donald, ”Motivation is a energy change within the

person characterized by affective arousal and anticipatory goal

reactions.” Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi)

seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif dan reaksi untuk

mencapai tujuan.6

Motivasi menurut pengertian yang lain adalah ”pendorongan” suatu

usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia

tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai

hasil atau tujuan tertentu.7

Selain itu, motivasi juga memilki pengertian sebagai dorongan yang

tumbuh karena tingkah laku dan kegiatan manusia. Motivasi juga sebagai

penggerak tingkah laku ke arah suatu tujuan dengan didasari adanya suatu

kebutuhan.8

Setelah kita mengetahui pengertian motivasi maka di dalam

perumusan ini kita dapat lihat tiga unsur yang berkaitan, yaitu:

6
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta 2007, hal:106
7
M. Ngalim purwanto, Psikologi Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung 2007, hal:
71
8
A. Tabrani Rusyan dkk, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Remaja
Rosdakarya, Bandung 1994, hal: 99
a. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi di dalam pribadi.

b. Motivasi ditandai oleh timbulnya perasaan (affectivearousal) mula-

mula berupa ketegangan psikologis, lalu merupakan suasana emosi.

c. Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. 9

Belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang

relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan

yang melibatkan proses kognitif.10

Jadi motivasi belajar sangat penting dalam kegiatan pembelajaran.

Crow dan Crow memperjelas pentingnya motivasi dalam belajar seperti

berikut:

”belajar harus diberi motivasi dengan berbagai cara sehingga minat

yang dipentingkan dalam belajar itu dibangun dari minat yang telah ada

pada diri anak.”

2. Macam-macam Motivasi Belajar

Berdasarkan pengertian dan analisis tentang motivasi maka pada

pokoknya motivasi dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu: (1) motivasi

intrinsic dan (2) motivasi ekstrinsik.

Motivasi intrinsik adalah yang mencakup di dalam situasi belajar dan

menemui kebutuhan dan tujuan-tujuan murid. Motivasi ini juga sering

juga disebut motivasi murni. Motivasi yang sebenarnya yang timbul dalam

diri siswa sendiri, misalnya keinginan untuk mendapat keterampilan

9
Ibid. hal: 100
10
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Raja Grafindo Persada, Jakarta 2007, hal: 68
tertentu, memperoleh informasi dan pengertian, mengembangkan sikap

untuk berhasil, menyenangi kehidupan, menyadari sumbangannya

terhadap usaha kelompok, keinginan diterima orang lain, dan lain

sebagainya. Jadi, motivasi ini timbul tanpa pengaruh dari luar. Motivasi

intrinsik adalah motivasi yang hidup dalam diri siswa dan berguna dalam

situasi belajar yang fungsional. Dalam hal ini pujian, hadiah atau yang

sejenisnya tidak diperlukan karena tidak akan menyebabkan siswa bekerja

atau belajar untuk mendapatkan pujian atau hadiah itu. Seperti dikatakan

oleh Emerson, The reward of a thing well done is to have done it. Jadi

jelaslah, bahwa motivasi intrinsik adalah bersifat riil dan motivasi

sesungguhnya atau disebut juga istilah sound motivation.

Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh

factor-faktor dari luar situasi belajar, seperti angka kredit, ijazah, tingkatan

hadiah, medali, dan persaingan yang bersifat negatif ialah sarcasm,

ridicule, dan hukuman. Motivasi ekstrinsik ini tetap diperlukan di sekolah,

sebab pengajaran di sekolah tidak semuanya menarik minat siswa atau

sesuai dengan kebutuhan siswa. Lagi pula sering kali para siswa belum

memahami untuk apa ia belajar hal-hal yang diberikan oleh sekolah.

Karena itu motivasi terhadap pelajaran itu perlu dibangkitkan oleh guru

sehingga para siswa mau dan ingin belajar. Usaha yang dapat dikerjakan

oleh guru memang banyak, dank arena itu di dalam memotivasi siswa kita
tidak akan menentukan suatu formula tertentu yang dapat digunakan setiap

saat oleh guru.11

3. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar

Prinsip-prinsip ini disusun atas dasar penelitian yang seksama dalam

rangka mendorong motivasi belajar murid-murid di sekolah yang

mengandung pandangan demokratis dan dalam rangka menciptakan self

motivation dan self discipline di kalangan murid-murid. Kenneth H.

Hover, mengemukakan prinsip-prinsip motivasi sebagai berikut.

a. Pujian lebih efektif daripada hukuman

b. Semua murid mempunyai kebutuhan-kebutuhan psikologis (yang

bersifat dasar) tertentu yang harus mendapat kepuasan

c. Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif dari pada

motivasi yang dipaksakan dari luar

d. Terhadap jawaban (perbuatan) yang serasi (sesuai dengan keinginan)

perlu dilakukan usaha pemantauan (reinforcement)

e. Motivasi itu mudah menjalar atau tersebar terhadap orang lain

f. Pemahaman yang jelas terhadap tujuan-tujuan yang hendak dicapainya

maka perbuatannya ke arah itu akan lebih besar daya dorongannya

g. Tugas-tugas yang dibebabkan oleh diri sendiri akan menimbulkan

minat yang lebih besar untuk mengerjakannya daripada apabila tugas-

tugas itu dipaksakan oleh guru

11
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta 2007, hal: 162-163
h. Pujian-pujian yang datangnya dari luar (external reward) kadang-

kadang diperlukan dan cukup efektif untuk merangsang minat yang

sebenarnya

i. Teknik dan proses mengajar yang bermacam-macam adalah efektif

untuk memelihara minat murid

j. Manfaat minat yang telah dimiliki oleh murid adalah bersifat ekonomis

k. Kegiatan-kegiatan yang akan dapat merangsang minat murid-murid

yang kurang mungkin tidak ada artinya (kurang berharga) bagi para

siswa yang tergolong pandai

l. Kecemasan yang besar akan menimbulkan kesulitan belajar

m. Kecemasan dan frustasi yang lemah dapat menimbulkan perbedaan

yang lebih baik

n. Apabila tugas tidak terlalu sukar dan apabila tidak ada maka frustasi

secara cepat menuju ke demoralisasi

o. Setiap murid mempunyai tingkat-tingkat frustasi toleransi yang

berlainan

p. Tekanana kelompok murid (per grup) kebanyakan lebih efektif dalam

motivasi daripada tekanan/paksaan dari orang dewasa

q. Motivasi yang besar erat hubungannya dengan kreativitas murid.12

4. Fungsi Motivasi Belajar

Motivasi mendorong timbulnya kelakuan dan mempengaruhi serta

mengubah kelakuan. Jadi, fungsi motivasi sebagai berikut:

12
Oemar Hamalik, op.cit, hal: 114-116
a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan

b. Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian

tujuan yang diinginkan

c. Sebagai penggerak, ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar

kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu

pekerjaan.13

Jadi motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengaruh dan penggerak

tingkah laku. Motivasi mempunyai nilai dalam menentukan keberhasilan,

demokratisasi pendidikan, membina kreativitas dan imajinitas guru,

pembinaan disiplin kelas, dan menentukan efektivitas pembelajaran.14

5. Tujuan Motivasi Belajar

Secara umum dapat dikatan bahwa tujuan motivasi adalah untuk

menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan

kemauannya untik melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil

atau mencapai tujuan tertentu. Bagi seorang guru tujuan motivasi adalah

untuk menggerakkan atau memacu para siswanya agar timbul keinginan

dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga

tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan

di dalam kurikulum sekolah.15

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar

dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yaitu:


13
Oemar Hamalik, op cit, hal: 161
14
Oemar Hamalik, op cit, hal: 122
15
M. Ngalim Purwanto, op cit, hal: 73
a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi

jasmani dan rohani siswa. Faktor internal ini meliputi: (1) aspek

fisiologis (yang bersifat jasmaniah) seperti indera penglihatan siswa

dan indera pendengaran siswa, (2) aspek psikologis (yang bersifat

rohaniah) seperti inteligensi/kecerdasan siswa, sikap siswa, bakat

siswa, minat siswa dan motivasi siswa.

b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di

sekitar siswa. Faktor eksternal meliputi: (1) lingkungan social sekilah

siswa seperti para guru, para staf administarsi, dan teman-teman

sekelas siswa (2) lingkungan nonsosial (rumah/tempat tinggal siswa,

gedung sekolah, dan sebagainya).

c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya

belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa

untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.

Sedangkan pendekatan belajar dibagi menjadi tiga macam tingkatan,

yaitu: (1) pendekatan tinggi (speculative dan achieving), (2)

pendekatan menengah (anlitical dan deep), (3) pendekatan rendah

(reproductive dan surface).16

7. Upaya Peningkatan Motivasi Belajar

Secara umum guru wajib berupaya sekeras mungkin untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa. Secara khusus, guru perlu

16
Muhibbin Syah, op cit, hal: 144-155
melakukan berbagai upaya tertentu secara nyata untuk meningkatkan

motivasi belajar siswanya. Upaya-upaya tersebut yaitu:

a. Upaya menggerakkan motivasi

b. Upaya pemberian harapan

Para siswa memiliki harapan-harapan tertentu setelah

menyelesaikan pelajaran atau tugas, atau suatu proyek.guru perlu

memberikan harapan-harapan tertentu untuk menggugah motivasi

belajar siswa.

c. Upaya pemberian insentif

Insentif adalah objek tujuan atau simbol-simbol yang digunakan

oleh guru untuk meningkatkan kekuatan/kegiatan siswa. Upaya-upaya

yang dapat dilakukan adalah:

1) Umpan balik hasil-hasil tes

2) Pemberian hadiah dan dorongan secara lisan atau tertulis

3) Pemberian komentar terhadap hasil pekerjaan siswa

4) Persaingan dan kerja sama.

d. Upaya pengaturan tingkah laku siswa

Guru perlu mengatur tingkah laku siswa dengan cara restitusi dan

ripple effect.

1) Restitusi, menuntut agar siswa melakukan respons yang sebenarnya

sebagai pengganti tindakan yang tadinay tidak benar.


2) The Ripple Effect. Ada pengaruh secara bergelombang dari suasana

kelas yang berdisiplin terhadap siswa lain yang sedang

mendengarkan, melihat atau mengamatinya.17

Sedangkan cara yang lain untuk menggerakkan motivasi belajar

yaitu:

a. Memberi angka

Umumnya setiap siswa ingin mengetahui hasil pekerjaannya, yakni

berupa angka yang diberikan oleh guru.

b. Pujian

Pemberian pujian kepada murid atas hal-hal yang telah dilakukan

dengan berhasil besar manfaatnya sebagai pendorong belajar.

c. Hadiah

Cara ini dapat dilakukan oleh guru dalam batas-batas tertentu.

d. Kerja kelompok

Kerja kelompok juga dapat memotivasi, karena ada keinginan

untuk mempertahankan nama baik kelompok.

e. Persaingan

Baik kerja kelompok maupun persaingan memberikan motif-motif

social kepada murid.

f. Tujuan dan livel of aspiration

Dari keluarga akan mendorong kegiatan siswa.

17
Oemar Hamalik, op cit, hal: 116-121
g. Penilaian

Penilaian secara kontinu akan mendorong murid-murid belajar.

h. Karyawisata dan eksekusi

Cara ini dapat membangkitkan motivasi belajar karena dalam

kegiatan ini akan mendapat pengalaman langsung dan bermakna

baginya.

i. Film pendidikan

Setiap siswa merasa senang menonton film. Gambaran dan isi

cerita film lebih menarik perhatian dan minat siswa dalam belajar

j. Mendengarkan radio

Menderngarkan radio lebih menghasilkan dari pada mendengarkan

ceramah guru.18

B. Pembelajaran IPA

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

Sebelum membahas tentang ilmu pengetahuan alam, sebaiknya perlu

mengetahui apa itu ilmu pengetahuan. Menurut berbagai kamus dan

ensiklopedia, definisi dari ilmu pangetahuan yaitu:

a. Suatu cabang pengetahuan yang menyangkut fakta-fakta yang tersusun

secara sistematis dan menunjukkan berlakunya hukum umum;

b. Pengetahuan yang didapatkan dengan jalan studi dan praktek;

18
Oemar Hamalik, op cit, hal: 166-168
c. Suatu cabang studi yang bersangkutan dengan observasi dan klasifikasi

fakta-fakta, terutama dengan disusunnya hokum-hukum umum dengan

induksi dan hipotesis.19

Ilmu Pemgetahuan Alam muncul dari selain aktivitas progresif

manusia sehingga muncul konsep-konsep baru dari berbagai eksperimen

dan observasi, serta konsep-konsep baru itu kemudian akan mendorong

kepada dilakukannya eksperimen-eksperimen dan observasi-observasi

lebih lanjut.20

Secara lengkap dapat dikatakan bahwa suatu himpunan pengetahuan

dapat disebut Ilmu Pengetahuan Alam bilamana memenuhi persyaratan

berikut: (1) obyeknya pengalaman manusia yang berupa gejala-gejala

alam; (2) dikumpulkan melalui metode keilmuan serta mempunyai

manfaat untuk kesejahteraan manusia.21

Jadi Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang sistematis dan

dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan

didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi.

Sedangkan Nokes di dalam bukunya “Science in Education”

menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan

pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan metode khusus. 22

Kedua pendapat di atas sebenarnya tidak berbeda. Memang benar

bahwa Ilmu Pengetahuan Alam merupakan suatu ilmu teoritis, tetapi teori

19
Subiyanto, Strategi Belajar Mengajar Ilmu pengetahuan Alam, IKIP Malang, Malang
1990, hal: 4
20
Ibid, hal: 14
21
Abdullah Aly dkk, Ilmu Alamiah Dasar, Bumi Aksara, Jakarta 2006, hal: 13
22
Ibid, hal: 18
tersebut didasarkan atas pengamatan, percobaan-percobaan terhadap

gejala-gejala alam. Betapun indahnya suatu teori dirumuskan, tidaklah

dapat dipertahankan kalau tidak sesuai dengan hasil-hasil

pengamatan/observasi. Fakta-fakta tentang gejala kebendaan/alam

diselidiki dan diuji berulang-ulang melalui percobaan-percobaan

(eksperimen), kemudian berdasarkan hasil eksperimen itulah dirumuskan

keterangan ilmiahnya (teorinya). Teori pun tidak dapat berdiri sendiri.

Teori selalu didasari oleh suatu hasil pengamatan.23

Jadi dapat disetujui bahwa IPA adalah suatu pengetahuan teoritis

yang diperoleh/disusun dengan cara yang khas/khusus, yaitu melakukan

observasi eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi,

observasi dan demikian seterusnya kait-mengkait antara cara yang satu

dengan cara yang lain.

Ilmu Pengetahuan Alam dibedakan menjadi dua macam, yaitu: (1)

Ilmu Pengetahuan Alam Murni (Pure Science); (2) Ilmu Pengetahuan

Alam Terapan (Applied Science).24

2. Metode dan Langkah-langkah Pembelajaran IPA

Metode yang digunakan dalam pembelajaran IPA yaitu metode

ilmiah. Metode ilmiah merupakan cara dalam memperoleh/menemukan

pengetahuan. Metode ilmiah tersebut harus ditempuh denagan suatu

rangkaian prosedur tertentu. Langkah-langkah tersebut harus diikuti

dengan seksama sehingga sampai pada kesimpulan yang benar. Dapat juga

23
Ibid
24
Subiyanto, op cit, hal: 4
dikatakan bahwa metode ilmiah merupakan gabungan antara rasionalisme

dan empirisme. Cara-cara berpikir rasional dan empiris tersebut tercermin

dalam langkah-langkah yang terdapat dalam proses kegiatan ilmiah

tersebut. Langkah-langkah tersebut yaitu:

a. Penemuan atau penentuan masalah

Langkah pertama ini kita menetapkan masalah yang akan kita teliti

dengan ruang lingkup serta batasan-batasannya. Ruang lingkup dan

batasan-batasannya tersebut harus jelas sedemikian rupa sehingga tidak

mengalami kesukaran dalam merumuskan kerangkanya.

b. Perumusan kerangka masalah

Langkah ini merupakan usaha untuk mendeskripsikan

permasalahannya secara lebih jelas.

c. Pengajuan hipotesis

Hipotesis adalah kerangka pemikiran sementara yang menjelaskan

hubungan antara unsur-unsur yang membentuk suatu kerangka

permasalahan.

d. Deduksi hipotesis

Deduksi hipotesa ini merupakan langkah tertentu dalam rangka

menguji hipotesa yang diajukan. Jadi, deduksi hipotesis merupakan

identifikasi fakta-fakta apa saja yang dapat diamati dalam dunia fisik

yang nyata dalam hubungannya dengan hipotesis yang diajukan.

e. Pengujian hipotesis
Langkah ini merupakan usaha untuk mengumpulkan fakta-fakta

yang relevan dengan deduksi hipotesis. Jika fakta-fakta tersebut sesuai

dengan konsekuensi hipotesis, berarti bahwa hipotesis yang diajukan

terbukti/benar, karena didukung oleh fakta-fakta yang nyata.

Sebaliknya bila fakta-fakta yang ada tidak sesuai dengan konsekuensi

hipotesis, yang berarti bahwa hasil deduksinya meleset, maka hipotesis

tersebut harus ditolak.25

C. Pendekatan Inkuiri

1. Pengertian Pendekatan Inkuiri

Pendekatan inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang

menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari

dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui Tanya jawab antara

guru dan siswa. Pendekatan pembelajaran ini sering juga dinamakan

strategi heuristic, yang berasal dari bahasa yunani, yaitu heurisken yang

berarti saya menemukan.26

Pendekatan inkuiri berangkat dari asumsi bahwa sejak manusia lahir

ke dunia, manusia memilki dorongan untuk menemukan sendiri

pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang keadaan alam di sekelilingnya

merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke dunia. Sejak kecil manusia

memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu melalui indera

pengecapan, pendengaran, penglihatan, dan indera-indera lainnya. Hingga


25
Abdullah Aly dkk, op cit, hal: 14-16
26
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, Kencana Prenada Media Group, Jakarta 2007,
hal: 196
dewasa keingintahuan manusia secara terus-menerus berkembang dengan

menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia

akan bermakna (meaningfull) manakala didasari keingintahuan itu. Dalam

rangka itulah pendekatan inkuiri dikembangkan.27

Pendekatan inkuiri ini bertolak dari pandangan bahwa siswa sebagai

subjek dan objek dalam belajar, mempunyai kemampuan dasar untuk

berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

Proses pembelajaran harus dipandang sebagai stimulus yang dapat

menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Peranan guru lebih

banyak menempatkan diri sebagai pembimbing atau pemimpin belajar dan

fasilitator belajar. Dengan demikain, siswa lebih banyak melakukan

kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok memecahkan permasalahan

dengan bimbingan guru.28

Pendekatan inkuiri merupakan pendekatan mengajar yang berusaha

meletakkan dasar dan mengembangkan cara berpikir ilmiah. Pendekatan

ini menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan

kekreatifan dalam pemecahan masalah. Siswa betul-betul ditempatkan

sebagai subjek yang belajar. Peranan guru dalam pendekatan inkuiri

adalah pembimbing belajar dan fasilitator belajar. Tugas utama guru

adalah memilih masalah yang perlu dilontarkan kepada kelas untuk

dipecahkan oleh siswa sendiri. Tugas berikutnya dari guru adalah

menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka pemecahan


27
Ibid
28
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru Algesindo, Bandung
2005, hal: 154
masalah. Sudah barang tentu bimbingan dan pengawasan dari guru masih

tetap diperlukan, namun campur tangan atau intervensi terhadap kegiatan

siswa dalam pemecahan masalah, harus dikurangi.29

Melakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri

berarti membelajarkan siswa untuk mengendalikan situasi yang dihadapi

ketika berhubungan dengan dunia fisik, yaitu dengan menggunakan teknik

yang dilakukan oleh para ahli penelitian. Untuk mengenal masalah,

mengajukan pertanyaan, mengemukakan langkah-langkah penelitian,

memberikan pemaparan yang ajeg, membuat ramalan, dan penjelasan yang

menunjang pengalaman.30

2. Macam-macam Pendekatan Inkuiri

Pendekatan inkuiri dapat dibedakan menjadi dua yaitu: (1) inkuiri

terpimpin (guided inquiry) dan (2) inkuiri bebas atau terbuka (open-ended

inquiry). Perbedaan antara keduanya terletak pada siapa yang mengajukan

pertanyaan dan apa tujuan dari kegiatannya. Pada inkuiri terpimpin guru

membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal

dan mengarahkan pada suatu diskusi. Inkuiri terpimpin dapat dilakukan

pada awal suatu pelajaran untuk siswa yang belum terbiasa, untuk

kemudian dapat diikuti oleh open ended inquiry atau inkuiri terbuka. Pada

inkuiri terbuka guru bertindak sebagai fasilitator, pertanyaan diajukan oleh

siswa dan pemecahannya pun dirancang oleh siswa. Hasil dari pemecahan

29
Ibid
30
Nuryani, Strategi Belajar Mengajar Biologi, Universitas Negeri Malang, Malang 2005,
hal: 95
mungkin mengarah pada pertanyaan baru yang merupakan pengembangan

dari masalah sebelumnya.31

3. Ciri-ciri Pendekatan Inkuiri

Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama pendekatan inkuiri yaitu:

a. Pendekatan inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara

maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya pendekatan inkuiri

menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses

pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran

melaui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk

menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.

b. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan

menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan,

sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self

belief). Dengan demikian, pendekatan inkuiri menempatkan guru

bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan

motivator belajar siswa.

c. Tujuan dari penggunaan pendekatan inkuiri adalah mengembangkan

kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau

mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses

mental. Dengan demikian, dalam pendekatan inkuiri siswa tak hanya

31
Ibid
dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana

mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.32

4. Prinsip-prinsip Pendekatan Inkuiri

Dalam penggunaan pendekatan inkuiri, terdapat beberapa prinsip

yang harus diperhatikan oleh setiap guru. Prinsip-prinsip tersebut yaitu:

a. Berorientasi pada pengembangan intelektual

Tujuan utama dari pendekatan inkuiri adalah pengembangan

kemampuan berpikir. Dengan demikian, pendekatan inkuiri ini selain

berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.

b. Prinsip interaksi

Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik

interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan

interaksi antara siswa dengan lingkungan.

c. Prinsip bertanya

Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan pendekatan

inkuiri adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk

menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian

dari proses berpikir.

d. Prinsip belajar untuk berpikir

Belajar bukan hanya menginagat sejumlah fakta, akan tetapi belajar

adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses

32
Wina Sanjaya, op cit, hal: 196-197
mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak

kanan; baik otak reptil, otak limbic, maupun otak neokortek.

e. Prinsip keterbukaan

Belajar adalah proses mencoba berbagai kemungkinan. Segala

sesuatu mungkin saja terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan

kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan

logika dan nalarnya.33

5. Langkah-langkah Pelaksanaan Pendekatan Inkuiri

Pendekatan inkuiri dalam mengajar termasuk pendekatan modern,

yang sangat didambakan untuk dilaksanakan di setiap sekolah. Adanya

tuduhan bahwa sekolah menciptakan kultur bisu, tidak akan terjadi apabila

pendekatan ini digunakan. Pendekatan inkuiri dapat dilaksanakan apabila

dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. Guru harus terampil memilih persoalan yang relevan untuk diajukan

kepada kelas (persoalan bersumber dari bahan pelajaran yang

menantang siswa/problematik) dan sesuai dengan nalar siswa

b. Guru harus terampil menumbuhkan motivasi belajar siswa dan

menciptakan situasi belajar yang menyenangkan

c. Adanya fasilitas dan sumber belajar yang cukup

d. Adanya kebebasan siswa untuk berpendapat, berkarya, dan berdiskusi

e. Partisipasi setiap siswa dalam setiap kegiatan belajar

33
Ibid, hal: 199-201
f. Guru tidak banyak campur tangan dan intervensi terhadap kegiatan

siswa.34

Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

inkuiri dapat dilaksanakan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Orientasi

Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau

iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru

mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran.

Bebera hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi yaitu:

1) Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan

dapat dicapai oleh siswa.

2) Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh

siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-

langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah

merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan.

3) Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini

dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.

b. Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada

suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan

adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan

34
Nana Sudjana, op cit, hal: 154-155
teka-teki. Dikatakan, teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin

dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa

didorong untuk mencari jawaban yang tepat.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah,

diantaranya:

1) Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. Siswa akan

memiliki motivasi belajar yang tinggi manakala dilibatkan dalam

merumuskan masalah yang hendak dikaji

2) Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki

yang jawabannya pasti. Artinya, guru perlu mendorong agar siswa

dapat merumuskan masalah yang menuntut guru jawaban

sebenarnya sudah ada, tinggal siswa mencari dan mendapatkan

jawabannya secara pasti

3) Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah

diketahui terlebih dahulu oleh siswa. Artinya, sebelum masalah itu

dikaji lebih jauh melalui proses inkuiri, guru perlu yakin terlebih

dahulu bahwa siswa sudah memiliki pemahaman tentang konsep-

konsep yang ada dalam rumusan masalah.

c. Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahn yang

sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji

kebenarannya. Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada

dasarnya sudah dimiliki sejak individu itu lahir. Potensi berpikir itu
dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebak atau mengira-

mengira (berhipotesis) dari suatu permasalahan.

d. Mengumpulkan data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang

dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pendekatan

inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat

penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data

bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan

tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan

potensi berpikirnya. Oleh sebab itu, tugas dan peran guru dalam

tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat

mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.

e. Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang

dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh

berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji

hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang

diberikan. Di samping itu, menguji hipotesis juga berarti

mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran

jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan

tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat

dipertanggungjawabkan.
f. Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan

yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan

kesimpulan merupakan gong-nya dalam proses pembelajaran. Sering

terjadi, oleh karena banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan

kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus terhadap masalah yang

hendak dipecahkan. Karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang

akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana

yang relevan.35

6. Penilaian pada Pendekatan Inkuri

Penilaian pada pendekatan inkuiri harus mencakup tiga aspek

kemampuan, yaitu: (1) aspek kognitif (2) aspek psikomotor dan (3) aspek

afektif yang dilakukan melalui tes dan non tes. Penilaian yang dilakukan

menggunakan tes tertulis dapat dilakukan dengan berbagai teknik seperti

essay, jawaban singkat dan pilihan ganda dengan porsi seimbang.

Sedangkan penilaian yang dilakukan dengan menggunakan non tes yaitu

melalui pemberian tugas membaca, menyimpulkan, melakukan

pengamatan, wawancara, meresum, kliping dan sebagainya. Untuk

penilaian sikap, guru perlu membuat pedoman pengamatan yang

menggunakan skala sikap.

Hasil penilaian harus ditindak lanjuti. Bagi peserta didik yang

mencapai nilai dibawah rata-rata perlu dilakukan perbaikan dengan

35
Wina Sanjaya, op cit, hal: 202-205
berbagai cara sesuai dengan tipe kelemahan yang dimilki oleh peserta

didik. Perbaikan bisa berupa pengayaan seperti membaca, atau

memberikan tugas tambahan sesuai dengan kelebihan bakat dan minat

masing-masing peserta didik.

Setelah selesai proses pembelajaran, guru perlu memberikan tugas-

tugas ekstra kepada semua peserta didik sesuai dengan minat, perhatian

dan bakat mereka. Misalnya melakukan pengamatan kegiatan anak

jalanan, pedagang kaki lima, pesantren kilat, majlis taklim dan

sebagainya.36

7. Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Inkuiri

a. Keunggulan pendekatan inkuiri

Pendekatan inkuiri merupakan pendekatan dalam pembelajaran

yang banyak dianjurkan, karena pendekatan ini memiliki beberapa

keunggulan, diantaranya:

1) Pendekatan inkuiri merupakan pendekatan pembelajaran yang

menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan

psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui

pendekatan ini dianggap lebih bermakna

2) Pendekatan inkuiri dapat memberikan ruang kepada siswa untuk

belajar sesuai dengan gaya belajar mereka

3) Pendekatan inkuiri merupakan pendekatan yang dianggap sesuai

dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap

36
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Kalam Mulia, Jakarta, 2005, hal: 199
belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkarat adanya

pengalaman.

4) Keuntungan lain dari pendekatan inkuiri adalah dapat melayani

kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak

akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

b. Kelemahan pendekatan inkuiri

Disamping memiliki keunggulan, pendekatan inkuiri juga

mempunyai kelemahan, diantaranya yaitu:

1) Jika pendekatan inkuiri dijadiakan pendekatan dalam

pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan

keberhasilan siswa

2) Pendekatan ini sulit dalam merencanakann pembelajaran oleh

karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar

3) Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan

waktu yang panjang sehingga guru sering mengalami kesulitan

untuk menyesuaikan dengan waktu yang telah ditentukan

4) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan

siswa menguasai materi pelajaran, maka pendekatan inkuiri akan

sulit diimplementasikan oleh setiap guru.37

37
Ibid hal: 208-209
8. Hubungan antara Pembelajaran IPA dan Motivasi Belajar Siswa

Melalui Pendekatan Inkuiri

Pendekatan inkuiri sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran

IPA, karena pendekatan inkuiri ini menekankan kepada proses mencari

dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

Hal ini sangat sesuai dengan metode yang diterapkan dalam pembelajaran

IPA yaitu metode ilmiah.

Pendekatan inkuri banyak dipengaruhi oleh aliran belajar kognitif.

Menurut aliran ini belajar pada hakikatnya adalah proses mental dan

proses berpikir dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki setiap

individu secara optimal. Belajar lebih dari sekedar proses menghafal dan

menumpuk ilmu pengetahuan, tetapi bagaimana pengetahuan yang

diperolehnya bermakna untuk siswa melalui keterampilan berpikir.

Dengan memberikan kebebasab pada siswa, maka siswa akan lebih

termotivasi dalam melaksanakan kegiatan belajar.38

Metode ilmiah yang diterapkan dalam pembelajaran IPA sangat

sesuai dengan langkah-langkah dalam pelaksanaan pendekatan inkuiri

seperti yang telah dijelaskan di atas. Jadi, pembelajaran IPA sangat cocok

apabila diterapkan dengan menggunakan pendekatan inkuiri yang

berorientasi pada metode ilmiah yang dapat meninggkatkan motivasi

belajar siswa. Karena pada pendekatan inkuiri siswa dituntut untuk lebih

aktif , dan guru sebagai fasilitator.

38
Wina Sanjaya, op cit, hal: 196.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Sumber Payung

Ganding Sumenep, kelas III. Madrasah Ibtidaiyah Sumber Payung terletak

+ 1 km dari pusat kecamatan dan pasar Ganding kearah selatan melalui jalur

jalan raya ke Guluk-guluk. Tepatnya di jalan raya Guluk-guluk No 63

Ganding Sumenep Madura.

B. Desain dan Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan

pendekatan kualitatif. Hal ini karena data yang dikumpulkan memiliki

makna/informasi sesuai dengan tujuan penelitian. Untuk

mengimplementasikan strategi tersebut, perlu dilakukan penelitian tindakan

sesuai dengan PTK. Sebab yang diutamakan adalah mengungkap makna yakni

makna dan proses pembelajaran sebagai upaya meningkatkan motivasi,

kegairahan dan prestasi belajar melalui tindakan yang dilakukan. Sebagaimana

dikemukakan oleh Bogdan dan Biklen (1998) bahwa ciri-ciri pendekatan

kualitatif ada lima yaitu:(1) menggunakan latar alamiah, (2) bersifat deskriptif,

(3) lebih mementingkan proses dari pada hasil, (4) induktif dan (5) makna

merupakan hal yang esensial.39

39
Wahid Murni, Penelitian Tindakan Kelas dari Teori Menuju Praktek, UM Press,
Malang, 2008, hal:33
Menurut pendapat lain, karakteristik penelitian kualitatif yaitu sebagai

berikut:

a. Penelitian kualitatif berlangsung dalam latar alamiah, tempat kejadian dan

perilaku manusia berlangsung.

b. Penelitian kualitatif berbeda asumsi-asumsinya dengan desain kuantitatif,

teori atau hipotesis tidak secara apriori diharuskan.

c. Peneliti adalah instrumen utama peneltian dalam pengumpulkan data.

d. Data yang dihasikan bersifat deskriptif, dalam kata-kata.

e. Fokus yang diarahkan kepada persepsi dan pengalaman partisipan.

f. Proses sama pentingnya dengan produk, perhatian peneliti diarahkan

kepada pemahaman bagaimana berlangsungnya kejadian.

g. Penafsiran dalam pemahaman idiografis, perhataian kepada partikular,

bukan kepada membuat generalisasi.

h. Memunculkan desain, peneliti mencoba merekonstruksikan penafsiran dan

pemahaman dengan sumber data manusia.

i. Mengandalkan kepada tacit knowledge (intuitive and felt knowledge),

maka data tidak dapat dikuantifikasi karena apresiasi terhadap nuansa dari

majemuknya kenyataan.

j. Objektivitas dan kebenaran dijunjung tinggi, namun kriterianya berbeda

karena derajat keterpercayaan didapat melalui verifikasi berdasar

koherensi, wawasan, dan manfaat.40

40
Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Remaja Rosdakarya,
Bandung 2007, hal: 10
Penelitian tindakan kelas (PTK) dalam istilah bahasa inggris adalah

Classroom Action Research (CAR). Dari namanya sudah menunnjukkan isi

yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang

dilakukan di kelas. Karena ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut,

maka ada tiga pengertian yang diterangkan yaitu:

a. Penelitian-menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan

menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data

atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang

menarik dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan-menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan

dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus

kegiatan untuk siswa.

c. Kelas-dalam hal ini tidak terkait pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam

pengertian yang lebih spesifik.

Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu (1)

penelitian, (2) tindakan dan (3) kelas, segera dapat disimpulkan bahwa

penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan

belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam

sebuah kelas secara bersama.41

Sedangkan menurut Hopkins (1993) penelitian tindakan kelas adalah

penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan

substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu

41
Suharsimi Arikuntoro dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta 2007, hal:
2-3
usaha seseorang untuk memehami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat

dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.42

Ebbut mengemukakan penelitian tindakan adalah kajian sistematika dari

upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru

dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan

refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.43

Dalam melaksanakan penelitaian tindakan kelas harus mengacu pada

desain penelitian yang telah dirancang sesuai dengan prosedur penelitian yang

berlaku. Fungsinya sebagai patokan untuk mengetahui bentuk aplikasi

pembelajaran dan hasil aplikasi pendekatan inkuiri dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa kelas III MI Sumber Payung Ganding Sumenep, pada

pelajaran gerak benda Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Secara garis besar, dalam PTK terdapat empat tahapan yang harus dilalui,

yaitu:44

a. Perencanaan (planning)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,

dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Setelah

peneliti mengetahui pokok permasalahan yang terjadi, peneliti

merencanakan tindakan dan berdiskusi dengan guru bidang studi IPA,

dengan harapan permasalahan tersebut dapat terselesaikan dan dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran. Adapun perencanaan yang

dipersiapkan antara lain:


42
Rochiati Wiriaatmadja, op. cit, hal: 11
43
Ibid, hal: 12
44
Suharsimi Arikunto, dkk, op.cit, hal. 16-19.
1) Membuat silabus pembelajaran

2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

3) Membuat modul pembelajaran

4) Mempersiapkan lembar observasi

Dalam tahap menyusun rancangan ini peneliti menentukan titik

atau fokus peristiwa yang perlu mendapat perhatian khusus untuk diamati,

kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu

peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Jika

yang digunakan dalam penelitian ini bentuk terpisah maka peneliti dan

pelaksana harus melakukan kesepakatan antara keduanya. Dikarenakan

pelaksana guru peneliti adalah pihak yang paling berkepentingan untuk

meningkatkan kinerja, maka pemilihan strategi pembelajaran disesuaikan

dengan selera dan kepentingan guru peneliti, agar pelaksanaan tindakan

dapat terjadi secara wajar, realistis, dan dapat dikelola dengan mudah.

b. Pelaksanaan (Acting)

Tahap kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang

merupakan implementasi atau menerapkan isi rancangan di kelas.

Tindakan dilaksanakan di kelas III MI sesuai dengan perencanaan dalam

rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Peneliti

juga membuat catatan terhadap perkembangan yang terjadi di dalam kelas

pada saat pembelajaran berlangsung.

Selama pelaksanaan tindakan peneliti bertindak sebagai guru sekaligus

observer yang mencatat pada lembar pengamatan observasi.


Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap kedua ini pelaksana

guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam

rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar dan tidak dibuat-buat. Dalam

refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu

diperhatikan secara seksama agar sinkron dengan maksud semula.

c. Pengamatan (Observing)

Tahap ketiga yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh

pengamat. Pengamatan dilakukan untuk mengamati pelaksanaan tindakan

yang sedang dan telah dilaksanakan. Untuk melihat perkembangan

motivasi belajar siswa terhadap pelajaran IPA, peneliti menggunakan

lembar observasi yang digunakan untuk mengemukakan data terkait

dengan motivasi belajar siswa. Selain itu observasi juga dilakukan dengan

cara mencatat hal-hal penting pada saat pembelajaran berlangsung.

d. Refleksi (Reflecting)

Tahap keempat merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali

apa yang sudah dilakukan. Refleksi dilakukan untuk melihat hasil

sementara penerapan pendekatan inkuiri dalam meningkatkan motivasi

belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

C. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan secara partisipatori dan refleksi,

dimana proses pelaksanaannya dilakukan secara bersiklus. Mengacu pada

model Elliot maka prosedur penelitian tindakan kelas dilakukan dengan


mengidntifikasi masalah, memeriksa lapangan, perencanaan, pelaksanaan

tindakan, observasi, refleksi dan revisi perencanaan.45

a. Identifikasi masalah

Pada langkah awal, peneliti terlebih dahulu datang ke lokasi penelitian

untuk meninjau lokasi, sekaligus menyampaikan surat penelitian.

Kemudian berbincang-bincang dengan kepala sekolah dan para guru untuk

menambah keakraban peneliti dengan obyek penelitian. Selanjutnya

peneliti berbincang-bincang dengan guru bidang studi Ilmu Pengetahuan

Alam untuk menanyakan tentang strategi pembelajaran IPA yang selama

ini diterapkan.

b. Memeriksa lapangan

Setelah peneliti mengetahui model pembelajaran yang diterapakan

selama ini, maka peneliti mengadakan pemeriksaan lapangan dengan

melaksanakan pembelajaran dengan metode ceramah dan tanya jawab,

dengan maksud ingin mengetahui situasi pembelajaran.

Untuk mengetahui hasil dari pemeriksaan lapangan, maka peneliti

mengadakan pre test pada pembelajaran dengan menggunakan metode

ceramah dan tanya jawab.

c. Perencanaan tindakan

Setelah memperoleh data dari observasi lapangan, maka peneliti

mengadakan perencanaan perbaikan pada pertemuan selanjutnya.

Adapun beberapa tahap perencanaan perbaikan sebagai berikut:

45
Rochiati Wiriaatmadja, op cit, hal: 64
1) Mempersiapkan segala sesuatu sehubungan dengan pendekatan inkuiri

2) Mempersiapkan perangkat pembelajaran, seperti:

a) Membuat silabus pembelajaran

b) Membuat modul pembelajaran

c) Membuat rencana pembelajaran

d) Membuat rancangan penilaian

3) Mempersiapkan lembar observasi untuk mengukur motivasi belajar

siswa.

d. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang

telah dibuat sebelumnya yaitu menerapkan pendekatan inkuiri.

e. Observasi

Dalam melaksanakan tindakan, peneliti melakuakan pengamatan dan

pencatatan pada perkembangan yang terjadi. Yaitu mengamati kejadian-

kejadian yang terjadi saat pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan

secara terstruktur, terfokus dan sistematik.46

Observasi terstruktur, yaitu melakukan pencatatan pada lembar

observasi motivasi belajar yang telah dipersiapkan sebelumnya dengan

memberi tanda silang pada item-item yang tercantum. Observasi terfokus

pada penyelesaian masalah, yaitu melakukan pengamatan dan pencatatan

setiap kejadian penting di kelas dan observasi sistematik dilakukan

46
Ibid, hal: 12-16
dengan merancang solusi-solusi secara sistematik pada kolom-kolom

motivasi yang telah diklarifikasi sebelumnya.

f. Analisa dan refleksi

Peneliti menganalisis dan merefleksi hasil tindakan dan

mendiskusikannya dengan guru bidang studi IPA serta merespon

permasalahan yang baru muncul di luar perencanaan untuk dilanjutkan

pada siklus berikutnya. Analisis dilakukan dengan mempersiapkan

langkah awal antara lain memberi kode, membuat catatan pinggir dan

catatan reflektif untuk memudahkan peneliti dalam menganalisa dan

merefleksi data.47

Refleksi dilakukan dengan mempertimbangkan berhasil tidaknya

tindakan serta memberikan arah bagi perbaikan selanjutnya.

g. Revisi perencanaan

Revisi dilakukan dengan melihat refleksi sebelumnya, untuk merevisi

atau meninjau kembali rencana yang akan diterapkan pada siklus

selanjutnya. Revisi perencanaan bertujuan untuk mengantisipasi dan

mengecek rencana yang telah dibuat.

D. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini instrumen utama adalah peneliti sendiri (human

instrumen) karena sifat data harus dikumpulkan, diseleksi, dan ditafsirkan.

Semua itu hanya dapat dilakukan dengan ketentuan, pengetahuan, pengalaman

relevan, ketajaman pikiran peneliti sendiri. Karena dalam penelitian kualitatif,

47
Ibid, hal: 139-144
peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul

data utama. Sedangkan instrumen yang lain seperti wawancara, dan observasi,

sifatnya hanya sebagai pendukung. Oleh karena itu, kehadiran peneliti adalah

mutlak. Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit. Peneliti

sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis,

penafsir data dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya.48

E. Sumber dan Jenis Data

Dalam penelitian ini peneliti mengkolaborasikn antara data kualitatif

sebagai data sekunder dan data kuatitatif sebagai data primer. Data yang

diambil dalam penelitian ini bersumber dari siswa kelas III MI Sumber

Payung, serta guru bidang studi IPA. Data tersebut diambil dari proses

pembelajaran gerak benda dengan menerapkan pendekatan inkuiri. Data ini

berupa pengamatan, wawancara, catatan lapangan, dan test dalam setiap

tindakan. Data tersebut sangat berkaitan dengan data perencanaan,

pelaksanaan, dan data hasil pembelajaran.

Menurut Lofland dan lofland (1984) sumber data utama dalam penelitian

kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan

seperti dokumen dan langkah-lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian

ini jenis datanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis,

foto. Dan data kuantitatif berupa data statistik.49

48
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung
2007, hal: 168
49
Ibid, hal: 157
a. Data kualitatif

1) Kata-kata dan tindakan diamati dari catatan hasil wawancara baik guru

bidang studi IPA di MI Sumber Payung, serta catatan hasil observasi

kelas.

2) Sumber tertulis

Sumber tertulis tidak dapat dipisahkan dari sumber yang lain. Peneliti

mendapatkan data tersebut dari buku-buku pendukung, majalah, arsip

sekolah, dokumen pribadi dan dokumen resmi.

3) Foto

Peneliti mengambil foto sebagai salah satu bukti telah melaksanakan

penelitian di MI Sumber Payung. Pengambilan gambar dilakukan

ketika pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan inkuiri

berlangsung.

b. Data kuantitatif

Data ini diperoleh dari sekolah, seperti data prestasi siswa baik pre test

maupun post test, data yang diperoleh dari lembar observasi maupun data

yang lain untuk membantu kelengkapan pengumpulan data yang berbentuk

angka-angka.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam

mengumpulkan data penelitian. Instrumen dalam penelitian ini dikategorikan

menjadi dua, yaitu:


a. Instrumen utama

Instrumen utama pada penelitian tindakan kelas adalah peneliti sendiri.

Karena penelitilah yang dapat menghadapi situasi yang berubah-ubah dan

tidak menentu, seperti halnya banyak terjadi di kelas.

Karena peneliti adalah instrumen utama dalam penelitian, maka

seorang peneliti dalam melaksanakan tindakan kelas harus:

1) Responsif, terhadap berbagai petunjuk baik yang bersifat perorangan

maupun yang bersifat lingkungan. Jadi peneliti harus selalu respon

terhadap segala sesuatu yang terjadi.

2) Adaptif, dengan mampu mengumpulkan berbagai informasi mengenai

banyak faktor pada tahap yang berbeda-beda secara simultan.

3) Menekankan aspek holistik, karena manusialah yang mampu dengan

segera menempatkan dan menyimpulkan kejadian-kejadian yang

membingungkan ke dalam posisinya secara keseluruhan.

4) Pengembangan berbasis pengetahuan, hanya peneliti yang dapat

berpikir mengungkapkan, menyusun, dan memahami apa yang diteliti

sehingga peneliti benar-benar menyumbangkan kedalaman dan

kekayaan kepada penelitian.

5) Memproses dengan segera, peneliti yang mampu segera memproses

data di tempat, membuat generalisasi, di dalam situasi yang sengaja

diciptakan.
6) Klarifikasi dan kesimpulan, peneliti juga dapat membuat kesimpulan

di tempat, dan langsung meminta klarifikasi, pembetulan, atau

elaborasi kepada subyek yang diteliti.

7) Kesempatan eksplorasi, yakni menguji validitas, dan memahami

penelitian dengan pemahaman yang tinggi dari penelitian biasa.50

b. Instrumen pendukung

Instrumen ini berupa pedoman pengumpulan data, yaitu pedoman

wawancara dan observasi.

Pedoman observasi lapangan dibuat sebagai acuan menjawab rumusan

masalah untuk mengukur keberhasilan dalam meningkatkan motivasi

belajar siswa.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa-peristiwa atau hal-hal atau

keterangan-keterangan atau karakteristik-karakteristik sebagian atau seluruh

elemen populasi yang akan menunjang atau pendukung penelitian.51

Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan mengamati tentang

tindakan penerapan pendekatan inkuiri dalam peningkatan motivasi belajar

siswa kelas III MI Sumber Payung Ganding Sumenep pada mata pelajaran

IPA. Hal ini dilakukan secara intensif, obyektif, dan sistematis. Dalam

penelitian ini data yang dikumpulkan menggunakan teknik 1) observasi, (2)

wawancara, (3) dokumentasi.

50
Rochiati Wiriaatmadja Op cit, hal: 96-97
51
Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Ghalia
Indonesia, Jakarta 2002, hal: 83
a. Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara

sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian.

Observasi dibagi menjadi dua, yaitu: (1) observasi langsung, (2)

observasi tidak langsung.

Observasi langsung adalah pengamatan dan pencatatan yang dilakukan

terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga

observasi berada bersama objek yang diselidiki. Sedangkan observasi tidak

langsung adalah pengamatan yang dilakukan tidak pada saat

berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diselidiki, misalnya peristiwa

tersebut diamati melalui film, rangkaian slide, atau rangkaian foto.52

Peneliti melakukan observasi awal di MI Sumber Payung ganding

Sumenep kelas III untuk mengetahui permasalahan yang muncul di kelas.

Observasi selanjutnya dilakukan dengan mencatat perkembangan-

perkembangan yang terjadi setelah pemberian tindakan.

Dalam melaksanakan penelitian, peneliti menggunakan tiga fase dalam

mengobservasi kelas.

1) Fase pertemuan perencanaan

Dalam pertemuan perencanaan, peneliti menyajikan dan

mendiskusikan rencana pembelajaran dengan partisipator (guru bidang

studi IPA) tentang bagaimana penyajian langkah pembelajaran yang

52
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta 2000, hal: 158-
159
akan dilakukan sebagai usaha untuk memperbaiki pembelajaran yang

telah dilakukan sebelumnya.

2) Observasi kelas

Observasi kelas dilakukan untuk melihat sejauh mana

implementasi pendekatan inkuiri dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa. Teknik ini dilakukan secara obyektif dari kegiatan belajar

mengajar oleh peneliti dan partisipator.

3) Diskusi balikan

Dari hasil observasi kelas peneliti melakukan diskusi balikan

dengan pihak partisipan. Diskusi ini berdasarkan hasil pengamatan

atau observasi kelas. Dimana peneliti dan partisipator mencari

kekurangan dan kelebihan untuk dijadikan catatan lapangan dan

didiskusikan langkah berikutnya.53

b. Wawancara

Menurut Denzin dalam Goetz dan LeCompte (1984), wawancara

merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada

orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan

hal-hal yang dianggap perlu.54

c. Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak

langsung ditujukan kepada subyek penelitian, namun melalui dokumen.

53
Rochiati Wiriaatmadja, op cit, hal: 106
54
Ibid, hal: 117
Dokumen yang digunakan dapat berupa buku harian, surat pribadi,

laporan, catatan kasus dalam pekerjaan sosial dan dokumen lainnya.55

Dokumen lain yang diperoleh dilapangan berupa foto, rapor, data-data

kelembagaan seperti data pengajar dan sejarah MI Sumber Payung

Ganding Sumenep.

H. Analisis Data

Menurut Miles dan Huberman model ideal dari pengumpulan data dan

analisis adalah yang secara bergantian berlangsung sejak awal. Jadi, analisis

data yang dilakukan pada penelitian tindakan kelas dilakukan sejak awal

orientasi lapangan.56

Ada beberapa langkah menganalisis data, antara lain:

a. Kode dan mengkoding

Kode adalah singkatan kata atau simbol yang dipakai untuk

mengklasifikasikan serangkaian kata, sebuah kalimat atau alinea dari

catatan lapangan sehingga mudah dibaca oleh siapapun.57

Jadi kode dan koding adalah kegiatan memberi label dan mencari data

yang sangat efisien, serta mempercepat dan memberdayakan analisis data.

b. Catatan pinggir

Catatan pinggir dilakukan pada margin sebelah kanan sebagai penjelas.

Catatan pinggir berfungsi untuk memperjelas data yang diperoleh di

lapangan.

55
M. Iqbal Hasan, op cit, hal: 87
56
Rochiati Wiriaatmadja, op cit, hal: 139
57
Ibid, hal: 140
c. Catatan reflektif

Catatan reflektif dilakukan pada waktu di lapangan dengan memberi

tanda kurung atau garis bawah atau dimasukkan pada kolom tersendiri

untuk direvisi atau direkomendasi. Catatan reflektif yang ada menjadi

stressing point yang harus sering direfleksi ulang.58

Data yang bersifat kualitatif yang telah terkumpul seperti data

observasi, dokumentasi dan wawancara dianalisis dengan analisa

deskriptif kualitatif.

Sedangkan data yang bersifat kuantitatif seperti data hasil observasi

motivasi siswa dianalisis dengan menggunakan analisa deskriptif dan

sajian visual. Sajian tersebut menggambarkan bahwa dengan tindakan

yang dilakukan dapat menimbulkan adanya perbaikan, peningkatan,

perubahan, ke arah yang lebih baik jika dibandingkan dengan keadaan

sebelumnya.

Untuk mengetahui hasil tindakan yang telah dilakukan dapat

menimbulkan perbaikan, peningkatan dan perubahan dari keadaan

sebelumnya, maka peneliti menggunakan rumus:59

Nilai post-tes – Nilai pre-tes x 100%


Nilai pre-tes

I. Pengecekan Keabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan.

Pelaksanakan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu.

58
Ibid, hal: 144-146
59
Hamzah. B. Uno, 2007, Model Pembelajaran (menciptakan proses belajar mengajar
yang kreatif dan efektif), Jakarta: Bumi Aksara, hal. 73
Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (kredibility),

keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian

(confirmability), teknik pengecekannya yaitu dengan audit kepastian.60

J. Model dan Tahapan penelitian

Model dan tahapan penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu merujuk

pada model dan tahapan penelitian tindakan kelas yang digambarkan oleh

Lewin menurut Elliot.61 Seperti dalam gambar 3.1

60
Lexy Moleong, op cit, hal:324-327
61
Rochiati Wiriaatmadja, op cit, hal: 64
(gambar 3.1) Model Lewin Menurut Elliot

Identifikasi
Masalah

Memeriksa
Lapangan

S
I Perencanaan
K
L Langkah/Tindakan 1 Pelaksanaan
U Langkah/Tindakan 1
S Langkah/Tindakan 2

I Langkah/Tindakan 3

Observasi/Pengaruh

Revisi Perencanaan
Reconnaissance
Diskusi Kegagalan
dan Pengaruhnya/ Rencana Baru
Refkeksi
Langkah/Tindakan 1
S
I Langkah/Tindakan 2
K
L Langkah/Tindakan 3
U
S

II
Observasi/Pengaruh Pelaksanaan
Langkah/Tindakan
Selanjutnya
Reconnaissance
Diskusi Kegagalan Dan seterusnya
dan Pengaruhnya/
Refkeksi
Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan dua siklus saja, siklus I

dilaksanakan dua kali pertemuan dan siklus II dilaksanakan tiga kali

pertemuan. Adapun dalam konteks penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

Siklus I

a. Mengidentifikasi Masalah

Peneliti berdiskusi dengan guru bidang studi IPA terkait dengan

permasalahan yang selama ini muncul dalam kegiatan belajar mengajar di

kelas III MI Sumber Payung, seperti melihat strategi apa yang digunakan

serta bagaimana motivasi dan prestasi belajar siswa selama ini pada

pembelajaran IPA. Sehingga nantinya diperlukan sebuah penyelesaian

untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran.

b. Memeriksa Lapangan

Peneliti mengobservasi permasalahan yang ada di lapangan pada saat

kegiatan belajar berlangsung, untuk mengetahui permasalahan yang telah

diidentifikasi sebelumnya. Kemudian peneliti juga melakukan pencatatan

terhadap kejadian-kejadian di lapangan.

Sebagai kegiatan memeriksa lapangan peneliti melaksanakan pre test

dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.

c. Perencanaan Tindakan

Setelah peneliti mengetahui pokok permasalahan yang terjadi, peneliti

merencanakan tindakan dan berdiskusi dengan guru bidang studi IPA,

dengan harapan permasalahan tersebut dapat terselesaikan dan dapat


meningkatkan kualitas pembelajaran. Adapun perencanaan yang

dipersiapkan antara lain:

5) Membuat silabus pembelajaran

6) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

7) Membuat modul pembelajaran

8) Mempersiapkan lembar observasi

d. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan dilaksanakan di kelas III MI sesuai dengan perencanaan

dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.

Peneliti juga membuat catatan terhadap perkembangan yang terjadi di

dalam kelas pada saat pembelajaran berlangsung.

Selama pelaksanaan tindakan peneliti bertindak sebagai guru sekaligus

observer yang mencatat pada lembar pengamatan observasi.

e. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan tindakan yang

sedang dan telah dilaksanakan. Untuk melihat perkembangan motivasi

belajar siswa terhadap pelajaran IPA, peneliti menggunakan lembar

observasi yang digunakan untuk mengemukakan data terkait dengan

motivasi belajar siswa. Selain itu observasi juga dilakukan dengan cara

mencatat hal-hal penting pada saat pembelajaran berlangsung.


f. Refleksi

Refleksi dilakukan untuk melihat hasil sementara penerapan

pendekatan inkuiri dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata

pelajaran IPA.

g. Revisi Perencanaan

Hasil yang didapatkan dari siklus pertama, menjadi patokan peneliti

untuk melakukan revisi perencanaan selanjutnya. Revisi dilakukan oleh

peneliti bersama dengan guru bidang studi IPA, meninjau kembali rencana

yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya dan mendiskusikan jika ada

permasalah baru yang muncul tanpa diprediksi sebelumnya.

Siklus II

a. Rencana Baru

Setelah mengetahui perkembangan permasalahan, dan setelah

membuat revisi perencanaan, dalam tahap ini peneliti membuat rencana

baru, untuk menanggapi permasalahan baru yang muncul sebagai usaha

perbaikan dalam pembelajaran. Peneliti merencanakan tindakan dan

berdiskusi dengan guru bidang studi, dengan harapan permasalahan dapat

terselesaikan. Rencana tindakan diupayakan selalu terkait dengan tindakan

yang telah dilakukan, sehingga ada rencana baru yang simultan, seperti

mata rantai yang terus bersambung.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan selanjutnya adalah memperbaharui pembelajaran dengan

pokok bahasan selanjutnya. Pelaksanaan ini dilakukan dengan menerapkan


rencana tindakan. Dalam hal ini peneliti juga membuat catatan terhadap

berlangsungnya kegiatan belajar di dalam kelas. Rencana yang sudah

matang kemudian diaplikasikan di dalam kelas sebagai bentuk tindakan.

Pelaksanaan tindakan dilakukan sesuai rencana tindakan guna memperoleh

hasil yang maksimal sesuai dengan yang diharapkan.

c. Observasi

Peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan dalam kegiatan

pembelajaran terkait dengan perkembangan motivasi belajar siswa dengan

menggunakan lembar observasi. Observasi yang terakhir sangat

menentukan hasil penelitian, sehingga peneliti harus jeli mengamati

perkembangan yang terjadi di dalam kelas.

d. Refleksi

Peneliti mencatat hasil observasi dan berdiskusi dengan pengajar untuk

mengetahui hasil tindakan yang telah diterapkan. Peneliti merefleksi hasil

dan menyimpulkan dari siklus I sampai siklus II sehingga dapat diketahui

bahwa ada peningkatan pada motivasi belajar siswa.


BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah MI Sumber Payung Ganding

Secara geografis Pondok Pesantren Sumber Payung terletak + 1 km

dari pusat Kecamatan dan pasar Ganding kearah selatan melalui jalur jalan

raya ke Guluk-guluk.

Madrasah Ibtidaiyah (MI) Sumber payung berdiri di bawah

naungan yayasan Sumber Payung. Jadi MI Sumber Payung tidak bisa

dilepaskan dari akar sejarah berdirinya pondok pesantren itu sendiri.

Dimana berdasarkan cerita yang juga dipandang akurat dan akuntabel,

pondok pesantren Sumber Payung berdiri pada tahun 1841 M dengan

pendiri K. Hasyim Thabrani yang berasal dari desa Daleman Kecamatan

Ganding yang masih memiliki ikatan keluarga dengan KH. Abdullah

Sajjad (penerus/generasi kedua pengasuh PP. Annuqayah Guluk-guluk).

K. Hasyim Thabrani disamping sebagai “pejuang sabil” di Sumber

Payung, beliau juga membina keagamaan pada masyarakat baik dalam

bentuk pengajian formal maupun non formal. Dalam upaya pembinaan

keagamaan ini kemudian berkembang tahap demi tahap sampai akhirnya

beliau mempunyai keinginan untuk mendirikan lembaga formal, yang

waktu itu masih dikenal dengan istilah “Lembaga Diniyah”, dan bahkan

atas saran dan perhatian masyarakat sekitar Sumber Payung. Pada tahun
1970 didirikanlah lembaga pendidikan formal yakni Madrasah Ibtidaiyah

yang kemudian dikenal dengan MI Sumber Payung.

2. Keadaan Guru

MI Sumber Payung memiliki 28 tenaga pengajar. Dari jumlah

tersebut yang menjadi pegawai negeri sebanyak 2 orang dan selebihnya

adalah Guru Tidak Tetap (GTT). Para guru yang mengajar rata-rata

berpendidikan Strata 1 (S1), dan sebagian yang berkualifikasi Diploma

dua (D2) PGMI/SD.

MI Sumber Payung juga memilki 1 orang tukang kebun dan 1

orang penjaga malam jadi keseluruhan jumalah pengajar dan pegawai

sebanyak 30 orang. Rata-rata tenaga pengajar berasal dari daerah ganding

dan daerah guluk-guluk.

3. Keadaan Siswa

Secara kuantitas jumlah siswa yang sedang belajar di MI Sumber

Payung dari tahun ke tahun mengalami penurunan dan kenaikan.

Karena di yayasan sumber payung juga ada jenjang pendidikan

Madrsah Tsanawiyah (MTs), maka kebanyakan dari siswa yang sudah

lulus meneruskan ke MTs Sumber Payung. Meskipun ada sebagian yamg

melanjutkan ke SLTP atau yang sederajat di sekolah lain.

4. Sarana dan Prasarana

MI Sumber Payung memiliki 17 (tujuh belas) gedung yang terdiri

dari 8 kelas, ruang guru, ruang Tata Usaha (TU), perpustakaan, Lab. Al-

Qur’an, Lab. Komputer, UKS, masjid, kantin dan kamar mandi.


5. Visi dan Misi Madrasah

Terwujudnya Madrasah Ibtidaiyah sebagai lembaga keilmuan,

keislaman dan tarbiyah yang menyiapkan dan mengembangkan Sumber

Daya Manusia (SDM) yang unggul di bidang ilmu pengetahuan dan

teknologi, maupun di bidang agama, berwawasan berkepribadian islam.

Adapun visi dan misi Madrasah Ibtidaiyah Sumber Payung yaitu:

a. Visi : terbentuknya anak didik yang memiliki dasar-dasar

kepribadian muslim secara kaffah, berpengetahuan yang luas

dan berbudi pekerti yang luhur sesuai dengan nilai-nilai

Qur’ani.

b. Misi : mengupayakan terselenggaranya program pendidikan dan

pengajaran tingkat dasar secara terencana, terarah dan terukur

dengan menggunakan pola secara objektif dan professional

serta dilandasi dengan suasana dan nuansa yang islami.

6. Deskripsi kelas

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas III, dimana

jumlah siswa di kelas III ini sebanyak 31 siswa. 16 putri dan 15 putra.

Pelajaran IPA diberikan dua kali dalam seminggu yaitu pada hari

sabtu jam ke V dan VI, dan hari selasa pada jam ke VII dan VIII. Dan guru

bidang studi IPA adalah Bapak Ahmad Zahid.

7. Strukrur Organisasi Sekolah

Gambar Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah Sumber Payung

Ganding Sumenep Tahun Ajaran 2008/2009.


B. Siklus Penelitian

Mengacu pada model penelitian tindakan kelas menurut Elliot, maka

tahap-tahap setiap siklus sebagai berikut:

1. Siklus I

Pada siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan. Dan pada pertemuan I,

peneliti mengadakan pre test sebagai tindakan memeriksa lapangan dengan

menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab. Pertemuan selanjutnya

peneliti menggunakan pendekatan inkuiri untuk mengetahui peningkatan

motivasi belajar siswa.

a. Pre test

1) Rancangan pre test

Pre test dirancang sebagai tindakan observasi lapangan untuk

mengetahui situasi pembelajaran sebelumnya yaitu pembelajaran

dengan metode ceramah dan Tanya jawab.

Adapun beberapa persiapan dalam melaksanakan pre test,

antara lain:

a) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

Rencana pelaksanaan pembelajaran dengan metode

ceramah dan Tanya jawab dibagi menjadi tiga tahap yaitu

kegiatan awal, kegiatan inti, dan penutup.

(1) Pelajaran dimulai dengan perkenalan antara peneliti dan

siswa dan kemudian megungkapkan maksud dan tujuan

kedatangan peneliti.
(2) Pada kegiatan inti, guru menulis di papan tulis materi

yang akan disampaikan yaitu gerak benda, kemudian

menerangkan materi pelajarn didepan kelas dan

dilanjutkan dengan Tanya jawab.

(3) Penutup dilakukan dengan memberikan pre test kepada

siswa.

b) Mempersiapkan instrument penelitian berupa lembar observasi

yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa.

2) Pelaksanaan pre test

Pre test dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 21 Maret 2009

dengan menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab seperti

yang dilakukan oleh guru bidang studi sebelumnya.

Indikator pencapaian pada pertemuan I adalah dapat

mengidentifikasi berbagai gerak benda.

Pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah dan

Tanya jawab dilaksanakan tanpa menggunakan media

pembelajaran sebagai alat bantu. Dimana guru menjelaskan

bagaimana cara benda bergerak.

Pada saat pembelajaran berlangsung, siswa mendengarkan

sedangkan guru menerangkan dan berceramah di depan kelas.

Dalam kondisi seperti itu, siswa terlihat jenuh, bosan dan kurang

bergairah. Sehingga ada beberapa siswa yang mengalihkan


perhatiannya dengan bermain sendiri, menulis, bahkan berbicara

dengan temannya pada saat guru menerangkan.

Setelah guru selesai menerangkan, kemudian memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bertanya apa yang belum

dimengerti dari keterangan tersebut. Pada sesi tersebut hanya satu

dua orang yang bertanya.

Untuk memberikan umpan balik, guru mencoba melempar

pertanyaan kepada siswa yang lain sebelum dijawab oleh guru,

namun siswa hanya diam tidak begitu memperhatikan hanya ada

satu dua orang yang berusaha menjawab. Bahkan di tempat duduk

yang lain ada siswa yang tengah asyik bermain sendiri dengan

temannya, sehingga kelas terkesan tidak hidup karena tidak ada

interaksi edukatif antara guru dan siswa.

Pada akhir pembelajaran tidak dilaksanakan evaluasi dan

refleksi. Selanjutnya guru menulis soal pre test dan siswa menulis

soal tersebut dan dikerjakan. Hal ini untuk mengetahui efektivitas

dari pembelajaran dengan metode ceramah dan Tanya jawab.

Dalam mengerjakan soal pre test siswa tampak kurang

bersemangat, dan kurang bergairah. Kemudian pembelajaran

ditutup dengan salam.

3) Observasi dan hasil pre test

Dari hasil pre test yang telah dilaksanakan, siswa tampak

kurang antusias dan kurang berminat dalam pembelajaran IPA. Hal


ini dapat diamati pada lembar observasi motivasi yang menunjuk

pada rata-rata 2,1 yang mengindikasikan bahwa siswa masih

kurang berminat pada pembelajaran IPA. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode

ceramah dan Tanya jawab tidak cocok untuk diterapkan dalam

pembelajaran IPA pada materi gerak benda.

Selain itu, siswa kurang cekatan dalam menulis apa yang

menjadi kebutuhannya. Mereka cenderung menunggu intruksi dari

guru. Dan saat mengerjakan pre test siswa kurang bersemangat.

Hal itu dapat diamati pada lembar jawaban yang dikumpulkan

siswa, ada beberapa soal yang tidak dijawab.

Disamping itu, kemampuan siswa dalam menganalisa masalah

(problem solving) masih rendah, ketergantungan yang tinggi

terhadap teman serta masih rendahnya rasa tanggung jawab dan

disiplin dalam melaksanakan tugas-tugas.

4) Refleksi pre test

Dari hasil pre test dapat diambil kesimpulan bahwa strategi

konvensional dengan metode ceramah dan Tanya jawab tidak

cocok diterapkan pada pembelajaran IPA. Karena strategi ini masih

bersifat statis, pasif, doktriner dan tidak menarik bagi siswa, dan

kurang dikaitkan dengan kebutuhan siswa dalam kehidupan sehari-

hari.
Pembelajaran yang demikian kurang mendorong siswa untuk

aktif dan menghambat kreativitas siswa.

Berdasarkan observasi dan menyikapi hasil pre test yang telah

dilaksanakan, maka perlu adanya improvisasi sebagai berikut:

a) Menggunakan model pembelajaran baru yang dianggap cocok

dengan pembelajaran IPA, yaitu dengan menggunakan

pendekatan inkuiri.

b) Membuat modul pembelajaran dengan tujuan mempermudah

siswa dalam belajar secara mandiri.

c) Menggunakan media pembelajaran sebagai alat Bantu dalam

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri.

d) Mengadakan refleksi pada setiap pertemuan untuk mengetahui

sejauh mana keberhasilan pembelajaran yang telah

dilaksanakan dan memberikan refleksi dengan tujuan

merefleksikan nilai-nilai yang terkait dengan materi pelajaran

dalam kehidupan sehari-hari.

b. Rencana tindakan siklus I

Pada perencanaan siklus I, peneliti menetapkan pendekatan inkuiri

sebagai pendekatan yang akan diterapkan.

Selanjutnya peneliti melakukan tahap-tahap persiapan untuk

penerapan pendekatan inkuiri. Adapun beberapa tahap persiapan

tersebut sebagai berikut:

1) Mempersiapkan modul pembelajaran siswa.


2) Menyiapkan bola, kelereng, air, balok kayu dan papan triplek

sebagai media dalam pembelajaran

3) Untuk menerapkan pendekatan inkuiri pada materi gerak benda

dengan indikator siswa dapat mengidentifikasi berbagai gerak

benda melalui percobaan, maka guru membagi siswa menjadi 4

kelompok sesuai dengan macam-macam gerak benda yaitu

menggelinding, jatuh, mengalir, memantul dan berputar. Setiap

kelompok terdiri dari 7-8 siswa.

4) Membuat rencana pembelajaran. Adapun rencana pembelajaran

dibagi menjadi tiga tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan

penutup.

5) Pembelajaran dimulai dengan salam dan do’a, kemudian absensi,

serta pengkondisian kelas. Setelah itu peneliti menyampaikan

tujuan pembelajaran, dan umpan balik.

6) Pada kegiatan inti, siswa dibagi menjadi 4 kelompok untuk

melakukan pengamatan dengan menggunakan media yang telah

disiapkan oleh guru. Pada setiap pembelajaran, peneliti selalu

melakukan penilaian.

7) Membuat evaluasi sebagai upaya mengetahui sejauh mana

keberhasilan pendekatan inkuiri dan memberikan refleksi. Agar

siswa dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.


c. Pelaksanaaan tindakan siklus I

Pada pelaksanaan siklus I pertemuan II dilaksanakan dengan

menggunakan pendekatan inkuiri. Pertemuan I dilaksanakan pada

tanggal 21 pebruari 2009 dan pertemuan II dilaksanakan pada tanggal

24 pebruari 2009.

1) Pertemuan I

Pada pertemuan I peneliti melakukan pre test dengan

menggunakan strategi pembelajaran konvensional dengan

menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab untuk mengetahui

bagaimana motivasi belajar siswa, agar peneliti dapat

mempersiapkan improvisasi yang akan dilakukan.

Pertemuan II peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.

2) Pertemuan II

Pada pertemuan II peneliti mulai menerapkan pendekatan

inkuiri. Hal ini diupayakan agar siswa lebih termotivasi dan dapat

mencari sendiri jawaban-jawaban dari setiap permasalahan.

Pada pertemuan II dibagi menjadi tiga tahap yaitu kegiatan

awal, kegiatan inti dan penutup berupa refleksi dan evaluasi.

Kegiatan awal ini dilakukan dengan memberi salam kepada

siswa dan berdo’a, kemudian dilanjutkan dengan mengabsen siswa

satu persatu. Setelah itu menanyakan kesiapan siswa untuk


menerima pelajaran, setelah itu menyampaikan tujuan

pembelajaran dan indikator yang akan dicapai.

Adapun indikator pencapaian pada pertemuan II adalah

siswa dapat mengidentifikasi berbagai gerak benda melalui

percobaan. Misalnya menggelinding, jatuh, mengalir, memantul

dan berputar.

Pada tahap apersepsi guru memberikan stimulus dengan

mengajak siswa mengingat kembali macam-macam gerak benda.

Kegiatan inti dimulai dengan pembagian kelompok,

masing-masing kelompok terdiri dari 7-8 siswa. Dengan jumlah

siswa sebanyak 31 orang maka siswa dibagi menjadi 4 kelompok.

Kemudian guru memberikan media yang telah disiapkan yaitu

berupa kelereng dan papan triplek, bola, air dan gelas serta kayu

balok dan papan triplek. Selanjutnya guru memberikan intruksi

pada setiap kelompok bagaimana cara melakukan pengamatan pada

masing-masing benda yang telah diberikan oleh.

Sebelum percobaan dimulai guru memberikan intruksi

kepada setiap kelompok untuk mencatat bagaimana gerak setiap

benda. Kemudian murid mulai melakukan percobaan dengan

benda masing-masing, sedangkan guru mengontrol kegiatan siswa.

Setelah percobaan selesai, guru menyuruh murid untuk

meletakkan benda-benda tersebut, dan menyuruh ketua kelompok

untuk menyampaikan hasil percobaan yang mereka lakukan.


Kemudian setiap kelompok menyampaikan hasil percobaan

mereka. Setelah semuanya selesai, guru memberi pertanyaan

seputar gerak benda dan memperjelas bagaimana gerak benda

tersebut.

Kemudian guru menulis di papan mengenai hal-hal penting

yang berhubungan dengan gerak benda terkait dengan percobaan

yang siswa lakukan, dan guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bertanya berkaitan dengan materi yang sedang

dibahas.

Sebagai penutup guru melakukan evaluasi dengan

menanyakan kembali bagaimana gerak benda setelah melakukan

percobaan, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menyimpulkan materi pada pertemuan hari ini. Selanjutnya siswa

menyimpulkan hasil pengamatan pada percobaan yang dilakukan.

Penilaian dilakukan dengan menilai ketepatan jawaban

pada pengamatan yang dilakukan, kemampuan menyampaikan

hasil pengamatan, kemampuan bertanya , kekompakan dalam

berkelompok.

Pada tahap penutup, guru bertanya kepada siswa untuk

menilai kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

baru ini. Apakah murid lebih termotivasi dan semangat dalam

belajar atau tidak. Ternyata jawaban murid cukup memuaskan bagi

guru, karena siswa merasa lebih semangat dan termotivasi.


Sebelum guru menutup pelajaran, guru memberikan

motivasi kepada siswa agar selalu rajin belajar dan melaksanakan

semua kewajiban baik di sekolah maupun di rumah.

d. Observasi

Observasi dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung maupun

di luar jam pelajaran. Setelah dilakukan dua kali pertemuan, dapat

diamati pada lembar motivasi belajar menunjuk pada angka 3, yang

mengindisikan adanya peningkatan motivasi belajar terhadap pelajaran

IPA sebesar 47,62%. Jadi pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan inkuiri dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

Berbeda dengan pertemuan sebelumnya ketika peneliti melakukan pre

test dengan menggunakan strategi pembelajaran konvensional dengan

menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab yang cenderung

membuat siswa bosan dan ngantuk. Sedangkan pada pertemuan kedua,

ketika peneliti menggunakan pendekatan inkuiri siswa sangat antusias

meskipun sebagian siswa masih cenderung pasif, masih

menggantungkan kepada siswa yang aktif, dan cenderung memberikan

kesempatan kepada ketua kelompok untuk menyampaikan pendapat.

e. Refleksi

Dari hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat diketahui

bahwa ada peningkatan motivasi belajar siswa sebesar 47,62% akan

tetapi peningkatan tersebut belum maksimal sehingga perlu adanya

revisi pembelajaran dalam upaya peningkatan motivasi belajar siswa.


Dari hasil observasi yang telah dilaksanakan pada siklus I masih

ada sedikit kendala dalam penerapan pendekatan inkuiri. Adapun

beberapa kendala tersebut yaitu:

a) Siswa masih belum terbiasa menggunakan pendekatan inkuiri

b) Siswa masih menggantungkan pada siswa yang lain, sehingga

pembelajaran didominasi oleh siswa yang aktif saja.

c) Pada saat pembelajaran masih ada siswa yang bermain sendiri.

Untuk menjadikan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri lebih

efektif dan bersemangat, maka perlu membiasakan siswa untuk berani

bertanya dan menyampaikan ide-ide mereka.

f. Revisi perencanaan

Menyikapi hasil refleksi di atas maka perlu adanya revisi dan

improvisasi, sehingga kekurangan pada siklus sebelumnya tidak

terulang pada siklus selanjutnya.

Adapun beberapa bentuk revisi dan improvisasi tersebut antara

lain:

a) Menjelaskan tentang pendekatan inkuiri pada siswa.

b) Membiasakan siswa melakukan pengamatan dan mencari sendiri

pemecahan masalah yang sedang diteliti.

c) Memberikan motivasi dengan memberikan trik-trik berbicara di

depan kelas sehingga tidak takut salah, malu, dan berani

menyampaikan pendapat atau hasil penelitian dalam setiap

percobaan.
d) Mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan siklus II,

sehingga kekurangan pada siklus I tidak terulang pada siklus

berikutnya.

2. Siklus II

Silkus II dilaksanakan dengan tiga kali pertemuan. Pertemuan I yaitu

tanggal 28 pebruari 2009, pertemuan II pada tanggal 03 maret 2009 dan

pertemua III dilaksanakan pada tanggal 07 Maret 2009.

a. Rencana tindakan siklus II

Agar pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri lebih

maksimal maka pada perencanaan siklus II, peneliti menerapkan

pendekatan inkuiri dengan menggunakan metode yang sama yaitu

dengan kelompok yang sama. Hal ini dilakukan karena materi pada

siklus I masih berkaitan dengan siklus II ini.

Pada tahap selanjutnya peneliti melakukan tahap-tahap persiapan

sebagai berikut:

1) Membagi kelompok seperti pada siklus I

2) Mempersiapkan media seperti pada siklus I, hanya menambah

beberapa media sehubungan dengan materi.

3) Mempersiapkan materi pelajaran pada pertemuan I dan II dengan

indikator pencapaian sebagai berikut:

(a) Siswa dapat mengidentifikasi hal-hal yang mempengaruhi

gerak benda, misalnya berat-ringan, bentuk pemukaan benda

dan kekerasan permukaan benda.


(b) Siswa mampu membuat daftar kegunaan gerak benda dalam

kehidupan sehari-hari, misalnya roda berputar dan air mengalir.

(c) Siswa mampu menerapkan berbagai gerak benda untuk

berbagai keperluan.

(d) Membuat rencana pembelajaran.

(e) Pembelajaran dimulai dengan salam dan membaca do’a,

kemudian mengabsen semua siswa, menanyakan kesiapan

siswa untuk menerima pelajaran, menyampaikan tujuan

pembelajaran dan indikator yang akan dicapai. Setelah itu guru

memberikan stimulus kepada siswa tentang gerak benda.

(f) Kegiatan inti dilakukan di dalam kelas dengan melanjutkan

materi pada siklus I.

(g) Evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana

keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

inkuiri dan memberikan refleksi dengan tujuan merefleksikan

berbagai gerak benda untuk berbagai keperluan.

(h) Mempersiapkan ulangan harian.


b. Pelaksanaan tindakan silkus II

Siklus II dilaksanakan dengan tiga kali pertemuan yaitu pada

tanggal 28 pebruari 2009, tanggal 03 maret 2009 dan tanggal 07 maret

2009.

Seperti pada pelaksanaan tindakan sebelumnya, peneliti

melaksanakan tindakan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat

yaitu menerapkan pendekatan inkuiri dengan menggunakan media

yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Adapun pelaksanaan

siklus II adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan I

Pertemuan I pada siklus II, peneliti menerapkan pendekatan

inkuiri dengan melanjutkan percobaan pada siklus I untuk

menghubungkan percobaan tersebut dengan indikator yang akan

dicapai pada pertemuan pertama pada siklus II ini.

Pada pertemuan I dibagi menjadi tiga tahap, yaitu kegiatan

awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir berupa refleksi dan evaluasi.

Kegiatan awal dimulai dengan memberi salam kepada siswa

dan dilanjutkan dengan do’a dan mengabsen siswa. Kemudian

menanyakan kesiapan siswa untuk menerima pelajaran, dilanjutkan

dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan indikator yang

akan dicapai dengan harapan setiap siswa sadar akan target

pembelajaran yang akan dicapai serta memberitahukan kepada

siswa metode yang akan diterapkan. Kemudian guru memberikan


stimulus kepada siswa dengan mengaitkan percobaan yang telah

dilakukan pada pertemuan sebelumnya dengan materi pada

pertemuan ini.

Selanjutnya pada kegiatan inti, guru mengajak siswa untuk

kembali kepada kelompok masing-masing untuk melakukan

percobaan lagi sehubungan dengan materi tentang “Hal-hal yang

mempengaruhi gerak benda misalnya berat-ringan benda, bentuk

permukaan benda, dan kekerasan permukaan benda”. Kemudian

siswa melakukan percobaan setelah mendapat intruksi dari guru

setelah semua benda dibagikan pada masing-masing kelompok.

Kemudian guru memberi intruksi apa yang harus diamati, yaitu

tentang hal yang mempengaruhi gerak benda. Setelah percobaan

selesai kemudian guru meminta murid untuk mempresentasikan

hasil pengamatan. Setelah itu guru memberikan kesempatan

kepada perwakilan setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil

percobaan. Hal ini dilakukan agar semua siswa ikut andil dan tidak

didominasi ketua kelompok saja. Pada kegiatan tadi siswa lebih

termotivasi karena guru juga memberikan penghargaan/hadiah

kepada kelompok yang aktif, semangat, dan tepat dalam

memberikan jawaban. Setelah itu guru menjelaskan sehubungan

dengan hal-hal yang mempengaruhi gerak benda, dan meluruskan

jawaban dari seluruh hasil pengamatan siswa. Kemudian guru


memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang

materi yang telah disampaikan.

Sebelum pelajaran ditutup, guru memberikan pekerjaan rumah

(PR) untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang

telah diajarkan. Setelah siswa selesai menulis PR yang akan

dikerjakan, guru bertanya kepada siswa tentang pembelajaran pada

hari ini, apakah pendekatan yang diterapkan dapat menambah

motivasi atau tidak. Ternyata jawaban siswa sangat memuaskan

guru, karena siswa merasa senang sekali karena selama ini belum

pernah diterapkan pendekatan seperti ini dan hal itu sangat

memotivasi siswa dan tidak membosankan. Terbukti juga dengan

observasi atau pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, bahwa

siswa kelas III Sumber Payung lebih semangat dan termotivasi

dalam belajar, dibandingkan dengan pertemuan pertama ketika

peneliti menerapkan strategi konvensional dengan metode ceramah

dan Tanya jawab.

Seperti pertemuan sebelumnya, siswa diberi kesempatan untuk

membuat kesimpulan tentang materi yang telah diajarkan, dan rata-

rata dari mereka mengacungkan tangan untuk membuat

kesimpulan. Ini adalah peningkatan yang cukup tinggi karena

siswa sudah mulai berani mengungkapkan atau menyampaikan

pendapat mereka. Selanjutnya guru tidak lupa memberikan


motivasi untuk selalu belajar, dan melakukan refleksi berkaitan

dengan materi yang telah dipelajari dengan kekuasaan Tuhan.

Penilaian dilakukan dengan menilai keaktifan siswa,

kekompakan kelompok, ketepatan jawaban baik secara kelompok

atau tugas individu seperti PR.

2) Pertemuan II

Pertemuan II, tidak dibentuk kelompok lagi tetapi pembelajaran

berlangsung seperti biasa yaitu dilakukan di dalam kelas.

Seperti pertemuan sebelumnya, pertemuan II dibagi menjadi

tiga tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan

akhir/penutup.

Kegiatan awal dilakukan dengan memberi salam dilanjutkan

dengan do’a dan mengabsen siswa satu persatu serta menanyakan

kesiapan siswa untuk menerima pelajaran. Kemudian dilanjutkan

dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan indikator yang

akan dicapai yaitu siswa mampu membuat daftar kegunaan gerak

benda dalam kehidupan sehari-hari, misalnya roda berputar, dan air

mengalir, dan diharapkan juga siswa mampu menerapkan berbagai

gerak benda untuk berbagai keperluan, dan memberitahukan

metode yang akan diterapkan.

Pada pembelajaran kali ini, guru tidak menggunakan

pembelajaran dengan berkelompok, tetapi pelajaran dilaksanakan

secara individual di dalam kelas. Siswa hanya diminta untuk


mengamati media yang telah dibawa oleh guru yaitu berupa benda

seperti bola, kelereng, baling-baling, air, dan lain-lain. Kemudian

siswa diminta untuk mencatat bagaimana gerak masing-masing

benda yang dibawa oleh guru di daftar yang telah diberikan oleh

guru. Ketika pembelajaran berlangsung guru juga mengamati

bagaimana perkembangan motivasi belajar siswa. Setelah

semuanya selesai, guru meminta setiap siswa untuk

mempresentasikan hasil pengamatan di bangku masing-masing

sedangkan siswa yang lain mendengarkan dan memperhatikan.

Setelah semua siswa selesai mempresentasikan hasil pengamatan

yang telah ditulis didaftar, maka guru meminta siswa untuk

mengumpulkan hasil pengamatannya dan guru menjelaskan dan

meluruskan hasil pengamatan siswa.

Pelajaran ditutup dengan menyimpulkan materi hari ini dan

siswa sangat antusias sekali untuk mengambil kesimpulan.

Pelajaran diakhiri dengan do’a dan tak lupa guru memberi motivasi

kepada siswa untuk selalu giat dalam belajar.

3) Pertemuan III

Pertemuan III hanya diisi dengan ulangan harian saja. Setelah

itu peneliti mengadakan perpisahan dengan siswa kelas III karena

tugas peneliti sebagai pengajar mata pelajar IPA di sekolah tersebut

sudah selesai.
c. Observasi

Dari hasil pelaksanaan tindakan siklus II, setelah peneliti

melakukan observasi pada saat pembelajaran berlangsung maupun

di luar jam pelajaran. Dari tiga kali pertemuan, dapat dilihat pada

lembar obsrvasi motivasi menunjuk pada angka 3,8 yang

mengindikasikan adanya peningkatan motivasi belajar terhadap

pelajaran IPA sebesar 80,95%. Jadi dapat diketahui bahwa

motivasi belajar siswa mengalami peningkatan yang cukup tinggi.

Ternyata pendekatan inkuiri mampu meningkatkan motivasi

belajar siswa. Hal ini dapat terlihat pada saat pembelajaran IPA

berlangsung, siswa sangat antusias dan semangat dalam mengikuti

pelajaran. Selain itu, siswa juga mulai berani menyampaikan

pendapat dan hasil percobaan yang mereka lakukan.

d. Refleksi

Dari hasil observasi siklus II dapat diketahui bahwa adanya

peningkatan motivasi belajar siswa pada pelajaran IPA.

Peningkatan tersebut dapat diketahui melalui hasil observasi yang

telah dilakukan oleh peneliti. Dari hasil observasi dan data empiris

di lapangan menunjukkan bahwa penerapan pendekatan inkuiri

terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas III MI

Sumber Payung Ganding Sumenep. Hasil observasi lapangan

menunjukkan adanya peningkatan motivasi dari siklus I ke siklus II

mengalami peningkatan sebesar 33,33%.


Adapun indikator keberhasilan penerapan pendekatan inkuiri

sebagai berikut:

1) Pada saat pembelajaran siswa terlihat lebih aktif untuk mencari

sendiri, semangat dan tidak merasa bosan pada saat

pembelajaran.

2) Dengan pendekatan inkuiri, siswa dapat melakukan

pengamatan-pengamatan ilmiah, serta melakukan percobaan.

3) Dengan pendekatan inkuiri siswa lebih berani menyampaikan

pendapat dan hasil penelitian yang dilakukan dan tidak takut

untuk ditertawakan atau disepelekan.

4) Adanya peningkatan motivasi belajar siswa terlihat pada saat

observasi yang dilakukan oleh peneliti.


BAB V

ANALISA PEMBAHASAN

Fokus dalam penelitian ini adalah upaya peningkatan motivasi belajar siswa

melalui pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA materi Gerak Benda.

Penelitian ini dilakukan dengan dua siklus, siklus pertama dilaksanakan dua

kali pertemuan dan siklus kedua dilaksanakan tiga kali pertemuan, hal ini

mengingat materi yang akan diajarkan hanya gerak benda saja. Siklus I, pada

pertemuan I peneliti melaksanakaqn pemeriksaan lapangan dan memberikan pre

test menggunakan strategi pembelajaran konvensional dengan metode ceramah

dan Tanya jawab. Guru menjelaskan, mendekte di depan kelas, sedangkan siswa

mendengarkan dan menulis apa yang diperintahkan guru, serta diselingi Tanya

jawab.

Melalui pre test, dapat diketahui bahwa pembelajaran konvensional dengan

metode ceramah dan Tanya jawab menjadikan siswa pasif dan menjadikan guru

sebagai satu-satunya pentransfer ilmu. Siswa tidak dituntut untuk mencari sendiri

dan memecahkan masalah dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga siswa

cenderung tidak semangat dan motivasi belajar siswa sangat rendah, karena hanya

menjadi pendengar saja dan tidak terlalu ikut andil dalam pembelajaran.

Pembelajaran yang kurang melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran

akan menimbulkan rasa terpaksa, tertekan, bosan dan malas. Sehingga

mengakibatkan motivasi belajar siswa menjadi menurun.


Jadi sudah jelas bahwa metode ceramah dan Tanya jawab sangat tidak

kondusif jika diterapkan dalam kegiatan pembelajaran yang cenderung

membutuhkan pengamatan dan percobaan seperti pelajaran IPA.

Pada siklus II, peneliti menggunakan pendekatan inkuiri karena pendekatan

ini sangat cocok diterapkan pada materi gerak Mata Pelajaran IPA. Dengan

menggunakan pendekatan inkuiri, siswa dapat menemukan sendiri dari suatu

konsep karena ikut terlibat langsung. Dengan penerapan pendekatan inkuiri

tampak ekspresi siswa menunjukkan rasa senang dan semangat dalam mengikuti

pembelajaran. Selain itu, siswa juga mulai tidak ragu-ragu lagi dalam

mengungkapkan pendapatnya maupun dalam bertanya.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, maka penerapan pendekatan

inkuiri mampu meningkatkan motivasi belajar siswa. Karena pendekatan inkuiri

sangat sesuai dengan materi yang akan diajarkan yaitu tentang “gerak benda”,

dimana materi ini perlu pengamatan dan percobaan yang melibatkan siswa secara

langsung. Sedangkan bukti yang lain adalah pernyataan siswa yang mengatakan

senang terhadap pendekatan yang diterapkan, sehingga kelas lebih hidup dan tidak

hanya menunggu dari guru saja, tetapi siswa mampu mencari dan menemukan

sendiri.

Bukti-bukti ini sesungguhnya mendukung apa yang diungkapkan Peter

Sheal bahwa jika guru mengajar dengan banyak ceramah, siswa akan mengingat

hanya 20% saja karena siswa hanya mendengarkan. Sebaiknya jika guru meminta

siswa untuk mencri dan menemukan sendiri maka mereka akan mengingat

sebanyak 90%. Hal ini ada kaitannya dengan pendapat Confucius bahwa; apa
yang saya dengar, saya lupa; apa yang saya lihat, saya ingat; dan apa yang saya

lakukan, saya paham.62

Sudah sangat jelas bahwa pendekatan inkuiri yang diterapkan oleh peneliti

pada pembelajaran IPA pada materi gerak benda, dapat menggerakkan motivasi

belajar siswa. Hal ini selaras dengan hasil observasi saat pembelajaran

berlangsung. Siswa sangat antusias dan semangat dalam mengikuti pelajaran.

Tidak ada rasa bosan dan jenuh, karena siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan

pembelajaran.

Motivasi belajar siswa sangat menentukan hasil belajar siswa. Makin tepat

motivasi yang diberikan maka akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi

motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.63

Jadi motivasi belajar pada siswa harus selalu digerakkan dengan cara selalu

memberikan metode, strategi dan pendekatan yang variatif agar siswa selalu

semangat dalam mengikuti pelajaran.

62
Wahid Murni, op cit, hal: 98-99
63
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, RajaGrafindo persada, Jakarta
2007, hal: 84-85
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Perencanaan penerapan pendekatan inkuiri pada materi gerak benda mata

pelajaran IPA.

Dari pembahasan pada siklus I dan siklus II Penerapan pendekatan

inkuiri pada materi gerak benda mata pelajaran IPA dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa kelas III MI Sumber Payung. Hal ini dapat

diketahui dari:

Perencanaan penerapan pendekatan inkuiri pada materi gerak

benda mata pelajaran IPA dapat berjalan dengan lancar. Perencanaan

dibuat berdasarkan konsep-konsep yang terdapat dalam pendekatan

inkuiri. Perencanaan dibuat setelah peneliti mengetahui karakteristik siswa

kelas III MI Sumber Payung dan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.

2. Pelaksanaan penerapan pendekatan inkuiri pada materi gera benda mata

pelajaran IPA

Adanya peningkatan motivasi belajar dapat terlihat dari antusias siswa

selama kegiatan belajar berlangsung. Penerapan pendekatan inkuiri

memiliki dampak positif terhadap peningkatan motivasi belajar siswa pada

materi gerak benda mata pelajaran IPA. Hal ini dapat dilihat dari:

a. Antusias siswa selama mengikuti pembelajaran

b. Siswa tidak malas mencatat dan selalu aktif bertanya


c. Siswa mampu menjelaskan kembali materi yang telah dipelajari pada

pertemuan sebelumnya

d. Siswa mampu menerapkan materi yang diperoleh ke dalam kehidupan

sehari-hari. Setiap guru pasti memiliki masalah dengan pembelajaran

yang mereka laksanakan.

3. Penilaian terhadap penerapan pendekatan inkuiri

Penilaian terhadap mtivasi belajar siswa pada siklus I dilakukan dengan

menggunakan rumus Post rate – Pre test x 100

Pre test

Dengan menggunakan rumus di atas, pada siklus I diperoleh motivasi

belajar siswa sebesar 47,62%. Sedangkan pada siklus II diperoleh motivasi

belajar siswa sebesar 80,95%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa

motivasi belajar siswa mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari

peningkatan prosentase motivasi belajar siswa dari 47,62% menjadi

80,95% atau peningkatan motivasi belajar siswa kelas III MI Sumber

Payung pada materi gerak benda sebesar 33,33%.

Berdasarkan bukti secara kuantitatif berupa angka-angka yang diperoleh

dari penghitungan motivasi belajar siswa dapat diketahui bahwa penerapan

pendekatan inkuiri pada materi gerak benda mata pelajaran IPA bisa

dikatakan berhasil. Sedangkan bukti secara kualitatif berupa keaktifan,

antusias siswa selam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan inkuiri.
B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka ada beberapa saran yang perlu

penulis sampaikan, antara lain:

1. Hendaknya para guru lebih banyak berpikir tentang strategi dan metode

apa yang harus diterapkan untuk mencapai kompetensi dasar yang

ditargetkan. Jadi bukan kegiatan pembelajaran yang menuntut mereka

untuk mengajarkan materi yang harus dikuasai oleh siswa. Dengan

demikian pemahaman tentang berbagai strategi pembelajaran hendaknya

lebih ditingkatkan. Meskipun sesungguhnya strategi pembelajaran dapat

diciptakan oleh diri kita sendiri.

2. Profesionalitas dari seorang guru dalam mengajar dan mendidik menjadi

faktor pendukung keberhasilan siswa. Maka hendaklah guru menguasai

pelajaran tersebut dengan segala teknik mengajar sehingga ketika

mengalami kendala mampu mencari jalan keluar sebagai alternatif.


DAFTAR PUSTAKA

Arikuntoro, Suharsimi dkk. 2007, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Bumi


Aksara

Aly, Abdullah, dkk. 2006, Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta, Bumi Aksara

B. Uno, Hamzah., 2007, Model Pembelajaran (menciptakan proses belajar


mengajar yang kreatif dan efektif), Jakarta, Bumi Aksara

Hamalik, Oemar. 2007, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta, Bumi Aksara

. 2007, Proses Belajar Mengajar, Jakarta, Bumi Aksara

Hasan, Iqbal. 2002, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya,


Jakarta, Ghalia Indonesia

Margono, S. 2000, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta, Rineka Cipta

Murni,Wahid. 2008, Penelitian Tindakan Kelas dari Teori Menuju Praktek,


Malang, UM Press

Moleong, Lexy J. 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung Remaja


Rosdakarya

Nuryani. 2005, Strategi Belajar Mengajar Biologi, Malang, Universitas Negeri


Malang

Purwanto, Ngalim, M. 2007, Psikologi Pendidikan, Bandung, Remaja


Rosdakarya.

Ramayulis. 2005, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta, Kalam Mulia

Rusyan, TabranI, A. dkk. 1994, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar,


Bandung, Remaja Rosdakarya

Sanjaya, Wina. 2007, Strategi Pembelajaran, Jakarta, Kencana Prenada Media


Group

Sardiman. 2007, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, RajaGrafindo


Persada

Subiyanto. 1990, Strategi Belajar Mengajar Ilmu pengetahuan Alam, Malang,


IKIP Malang
Sudjana, Nana. 2005, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung, Sinar
Baru Algesindo

Syah, Muhibbin. 2007, Psikologi Belajar, Jakarta, Raja Grafindo Persada

Wiriaatmadja, Rochiati. 2007, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung,


Remaja Rosdakarya

Zamroni. 2001, Paradigma Pendidikan Masa Depan, Yogyakarta, Bigraf


Publishing.
LAMPIRAN 1

SILABUS DAN SISTEM PENILAIAN

Nama Sekolah : MI Sumber Payung


Mata Pelajaran : SAINS
Kelas : III
Semester : 2 (dua)
Alokasi Waktu : 18 x 30 menit

Standar Kompetensi : Memahami berbagai cara gerak benda, hubungannya


dengan energi dan sumber energi

Materi Penilaian
Pokok Pengalam Sumber
Kompeten- Alokasi
dan -an Indikator / Bahan/
si Dasar Jenis Bentuk Contoh Waktu
Uraian Belajar Alat
Tagihan Instrumen Instrumen
Materi

Menyimpul Energi  Memah  Mengide Tugas Laporan dan Kegiatan 6 jp Sumber:


kan hasil dan ami ntifikasi Individu unjuk kerja 4.1 Buku
pengamatan Perubah peta berbagai dan SAINS
bahwa gerak annya konsep gerak Kelompo Kegiatan SD/MI
benda tentang benda k Uraian 4.2 Kelas III,
dipengaruhi A. Gerak gerak melalui Objektif penerbit
oleh bentuk Bend benda percobaa Kegiatan Tiga
dan ukuran a  Melaku n, 4.3 Serangka
- Jeni kan misalnya: i
s- kegiata menggeli
jeni n nding, Kegiatan Alat:
s  Memah jatuh, 4.4 - Keleren
gera ami mengalir, g, bola,
k bahwa : memantul Kegiatan kotak
- Hal- - Bend , 4.5 kardus,
hal a berputar. papan
yan bulat halus,
g dapat  Mengide meja
me melak ntifikasi datar,pe
mpe ukan hal-hal nggaris.
ngar gerak yang
uhi an mempeng - Dua
gera berpu aruhi bola
k tar gerak bekel
ben - Pada benda, yang
da lintas misalnya: berbeda
Materi Penilaian
Pokok Pengalam Sumber
Kompeten- Alokasi
dan -an Indikator / Bahan/
si Dasar Jenis Bentuk Contoh Waktu
Uraian Belajar Alat
Tagihan Instrumen Instrumen
Materi
an berat- bobotn
mirin ringan, ya,
g bentuk HVS
benda dan dua
bulat permukaa lembar,
meng n benda dua
gelind (kasar- bola
ing halus). kecil,
(berp lem
utar kertas.
dan
berpi - Keleren
ndah) g,
- Bend papan,
a papan
dapat halus,
berge tikar
rak plastik,
berbal karpert
ik
arah.
- Bend
a cair
dapat
meng
alir
 Memah
ami
bahwa
berat
benda
dipenga
ruhi
oleh
bobot
benda
yang
bergera
k.
 Memah
Materi Penilaian
Pokok Pengalam Sumber
Kompeten- Alokasi
dan -an Indikator / Bahan/
si Dasar Jenis Bentuk Contoh Waktu
Uraian Belajar Alat
Tagihan Instrumen Instrumen
Materi
ami
benda
yang
memili
ki jenis
dan
bobot
yang
sama,
kecepat
an jatuh
benda
tersebut
berbeda
.
 Memah
ami
bahwa
semaki
n kasar
permuk
aan
benda,
semaki
n sulit
benda
itu
mengge
linding.
 Benda
mudah
mengeli
nding
di
permuk
aan
yang
halus
dari
pada
Materi Penilaian
Pokok Pengalam Sumber
Kompeten- Alokasi
dan -an Indikator / Bahan/
si Dasar Jenis Bentuk Contoh Waktu
Uraian Belajar Alat
Tagihan Instrumen Instrumen
Materi
yang
kasar

4.1 Mendes Energi  Melaku  Menunju Tugas Laporan Kegiatan 2 jp Sumber:


kripsika dan kan kkan Kelompo 4.6 Buku
n hasil Perubah percoba adanya k Uraian SAINS
pengam annya an pengaruh Objektif SD
atan  Memah energi Haryanto
tentang A. Gerak ami berdasark Erlangga
pengaru Bend keguna an Kelas III
h energi a an roda pengamat
panas, - Ger untuk an. Alat:
gerak, ak memind - Mobil
getaran ben ahkan  Menyimp maiana
dalam da benda- ulkan n, kotak
kehidup dan benda berdasark kardus,
an keg yang an hasil papan
sehari- una berat pengamat halus,
hari ann  Memah an bahwa penggar
ya. ami energi itu is.
keguna ada, tidak
an air dapat
mengali dilihat,
r tetapi
menger dapat
akkan dirasakan
benda .
yang
terdapat
di
atasnya.
untuk
memind
ahkan
benda-
benda
yang
berat
 Menyeb
Materi Penilaian
Pokok Pengalam Sumber
Kompeten- Alokasi
dan -an Indikator / Bahan/
si Dasar Jenis Bentuk Contoh Waktu
Uraian Belajar Alat
Tagihan Instrumen Instrumen
Materi
utkan
keguna
an air
sebagai
- sumb
er
energi
listrik
- olah
raga

SILABUS DAN SISTEM PENILAIAN

Nama Sekolah : MI Sumber Payung


Mata Pelajaran : SAINS
Kelas : III
Semester : 2 (dua)
Alokasi Waktu : 6 x 30 menit

Standar Kompetensi : Menerapkan konsep energi gerak

Materi Penilaian
Pokok Pengalam Sumber
Kompeten- Alokasi
dan -an Indikator / Bahan/
si Dasar Jenis Bentuk Contoh Waktu
Uraian Belajar Alat
Tagihan Instrumen Instrumen
Materi

5.1 Membua Menerap  Melaku  Menentu Tugas Laporan dan Kegiatan 4 jp Sumber:
t kincir kan kan kan Individu unjuk kerja 5.1 • Buku
angin konsep percoba rancanga dan SAINS
untuk energi an n yang Kelompo Kegiatan SD/MI
menunju gerak  Memah akan k Uraian 5.2 Tiga
kkan ami dibuat Objektif Serangk
bentuk A. Karya bahwa : modelnya ai Kelas
energi yang - Kicir , III
angin menu angin misalnya • Buku
Materi Penilaian
Pokok Pengalam Sumber
Kompeten- Alokasi
dan -an Indikator / Bahan/
si Dasar Jenis Bentuk Contoh Waktu
Uraian Belajar Alat
Tagihan Instrumen Instrumen
Materi
dapat njukk digera kincir SAINS
diubah an kkan angin/air. SD/MI
menjadi bahw oleh Departe
energi a air angin  Menentu men
gerak dan - Energ kan alat Pendidi
angin i dan kan
meng gerak bahan Nasiona
hasilk pada yang l, kelas
an kincir mudah III
energi angin diperoleh
gerak ditim dan Alat:
bulka mudah - Kertas
n oleh digunaka karton,
angin. n. kertas
- Bentu biasa,
k  Memberi lidi,
kincir kan lem,
amgin alasan gunting
memp atas .
engar pemilihan
uhi alat / - Botol
gerak bahan. plastik
an bekasga
kincir bus,
angin. pita
- Baha isolasi,
n tusuk
yang sate,
kaku ember,
dan pisau,
ringa gunting
n
memb
uat
putara
n
sema
kin
cepat.
 Menyeb
Materi Penilaian
Pokok Pengalam Sumber
Kompeten- Alokasi
dan -an Indikator / Bahan/
si Dasar Jenis Bentuk Contoh Waktu
Uraian Belajar Alat
Tagihan Instrumen Instrumen
Materi
utkan
keguna
an
kincir
angin.
 Memah
ami
bahwa :
- Kicir
air
digera
kkan
oleh
air.
- Terja
ngan
air
meny
ebabk
an
kincir
air
berpu
tar.
- Sema
kin
deras
aliran
air,
sema
kin
kenca
ng
putara
n air.
 Menyeb
utkan
keguna
an
kincir
Materi Penilaian
Pokok Pengalam Sumber
Kompeten- Alokasi
dan -an Indikator / Bahan/
si Dasar Jenis Bentuk Contoh Waktu
Uraian Belajar Alat
Tagihan Instrumen Instrumen
Materi
air.
- Untuk
meng
airi
sawah
- Meng
gerak
an
gener
ator

5.2 Menerap Menerap  Memah  Menjelas Tugas Uraian Uji 2 jp Sumber:


kan cara kan ami kan Individu Objektif kompetensi • Buku
menghe konsep tujuan tujuan SAINS
mat energi penggu pengguna SD/MI
energi gerak naan an Tiga
dalam sumber sumber Serangk
kehidupa energi energi. ai Kelas
n sehari- B. Henat  Memah III
hari Energ ami  Menerap • Buku
i cara kan cara SAINS
menghe menghem SD/MI
mat at energi Departe
energi di rumah men
- Meng dan di Pendidi
gunak sekolah. kan
an air Nasiona
secuk l, kelas
upnya III
- Meng
gunak Alat:
an -
Materi Penilaian
Pokok Pengalam Sumber
Kompeten- Alokasi
dan -an Indikator / Bahan/
si Dasar Jenis Bentuk Contoh Waktu
Uraian Belajar Alat
Tagihan Instrumen Instrumen
Materi
bahan
bakar
seperl
unya
- Meng
gunak
an
alat
listrik
yang
meng
gunak
an
daya
renda
h
- Meng
gunak
an
listrik
seperl
unya
Melakuka
n uji
kompetens
i.
SILABUS DAN SISTEM PENILAIAN

Nama Sekolah : MI Sumber Payung


Mata Pelajaran : SAINS
Kelas : III
Semester : 2 (dua)
Alokasi Waktu : 18 x 30 menit

Standar Kompetensi : Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca dan


pengaruhnya bagi manusia, serta hubungannya dengan cara
manusia memelihara dan melestarikan alam

Materi Penilaian
Pokok Pengalam Sumber
Kompeten- Alokasi
dan -an Indikator / Bahan/
si Dasar Jenis Bentuk Contoh Waktu
Uraian Belajar Alat
Tagihan Instrumen Instrumen
Materi

6.1 Mendesk Bumi  Memah  Mengide Tugas Uraian Kegiatan 4 jp Sumber:


ripsikan dan ami ntifikasi Individu Objektif 6.1 • Buku
kenampa Alam peta berbagai SAINS
kan Semesta konsep bentuk Kegiatan SD/MI
permuka tentang permukaa 6.2. Tiga
an bumi A. Kena Bumi n bumi Serangk
di mpak  Melaku (daratan ai Kelas
lingkung an kan dan III
an perm percoba sebaran • Buku
sekitar ukaan an air) SAINS
bumi  Menjela SD/MI
skan  Menjelas Departe
kenamp kan men
akkan melalui Pendidi
permuk pengamat kan
aan an model Nasiona
bumi bahwa l, kelas
 Memah sebagian III
ami besar
permuk permukaa Alat:
aan n bumi - Globe,
bumi terdiri kapal
terdiri atas air kertas
dari
daratan  Menyimp
dan ulkan
Materi Penilaian
Pokok Pengalam Sumber
Kompeten- Alokasi
dan -an Indikator / Bahan/
si Dasar Jenis Bentuk Contoh Waktu
Uraian Belajar Alat
Tagihan Instrumen Instrumen
Materi
lautan melalui
 Menget pengamat
ahui an model
daratan bahwa
yang bentuk
luas bumi
dan tidak
disebut datar,
sebagai tetapi
benua bulat
 Menyeb pepat.
utkan
wilayah
daratan
terdiri
dari
pegunu
ngan,
perbuki
tan,
dataran
dan
lembah
 Menyeb
utkan
wilayah
sebaran
air
terdiri
dari
laut,
sungai,
danau,
dan
rawa.
 pegunu
ngan,
perbuki
tan,
dataran
Materi Penilaian
Pokok Pengalam Sumber
Kompeten- Alokasi
dan -an Indikator / Bahan/
si Dasar Jenis Bentuk Contoh Waktu
Uraian Belajar Alat
Tagihan Instrumen Instrumen
Materi
dan
lembah
 Memah
ami
bahwa
bentuk
permuk
aan
bumi
dapat
digamb
arkan
pada
sebuah
peta
 Selain
peta
pengga
mbaran
dengan
peta
permuk
aan
bumi
dapat
digamb
arkan
dengan
sebuah
globe

6.2 Menjelas Bumi  Memah  Mengide Tugas Uraian Kegiatan 4 jp Sumber:


kan dan ami ntifikasi Individu Objektif 6.3 • Buku
hubunga Alam peta kondisi dan SAINS
n antara Semesta konsep cuaca, kelompo Tugas 6.1. SD/MI
keadaan tentang misalnya: k Tiga
Materi Penilaian
Pokok Pengalam Sumber
Kompeten- Alokasi
dan -an Indikator / Bahan/
si Dasar Jenis Bentuk Contoh Waktu
Uraian Belajar Alat
Tagihan Instrumen Instrumen
Materi
awan B. Hubu cuaca berawan, Serangk
dan ngan  Melaku cerah, ai Kelas
cuaca keada kan panas, III
aan percoba dingin, • Buku
langit an hujan. SAINS
dan  Memah SD/MI
cuaca ami  Meramal Departe
keadaan kan men
udara keadaan Pendidi
pada cuaca kan
satu yang Nasiona
wilayah akan l, kelas
tertentu terjadi III
dalam berdasark
jangka an Alat:
waktu keadaan - Sebuah
terbatas langit, botol,
 Menyeb misalnya: air
utkan awan panas,
kondisi tebal es batu,
cuaca, mungkin piring
- Cuaca akan kecil
beraw turun
an hujan.
- Cuaca
cerah  Mengga
- Cuaca mbar
panas secara
- Cuaca sederhana
dingi symbol
n yang
- Cuaca biasa
hujan digunaka
 Memah n untuk
ami menunjuk
peristiw kan
a hujan. kondisi
 Memah cuaca.
ami
keadaan
Materi Penilaian
Pokok Pengalam Sumber
Kompeten- Alokasi
dan -an Indikator / Bahan/
si Dasar Jenis Bentuk Contoh Waktu
Uraian Belajar Alat
Tagihan Instrumen Instrumen
Materi
awan
dapat
member
ikan
petunju
k
keadaan
cuaca
 Menyeb
utkan
dan
macam
awan
- Awan
sirus
- Awan
kumu
lus
- Awan
stratu
s

6.3 Mendesk Bumi  Menjela  Mengide Tugas Uraian – 2 jp Sumber:


ripsikan dan skan ntifikasi Individu Objektif • Buku
pengaru Alam perbeda kegiatan SAINS
h cuaca Semesta an manusia SD/MI
bagi cuaca yang Tiga
kegiatan C. Cuaca dan sesuai Serangk
manusia Mem iklim dengan ai Kelas
penga  Menget keadaan III
ruhi ahui cuaca • Buku
kegiat dua tertentu. SAINS
an musim SD/MI
manu yang  Mendeskr Departe
sia terjadi ipsikan men
di hubungan Pendidi
indones antara kan
ia, yaitu pakaian Nasiona
musim yang l, kelas
hujan dikenaka III
Materi Penilaian
Pokok Pengalam Sumber
Kompeten- Alokasi
dan -an Indikator / Bahan/
si Dasar Jenis Bentuk Contoh Waktu
Uraian Belajar Alat
Tagihan Instrumen Instrumen
Materi
dan n dengan
musim keadaan Alat:
kemara cuaca. -
u
 Menyeb
utkan
kegiata
n
manusi
a yang
dipenga
ruhi
keadaan
cuaca
 Menyeb
utkan
kegiata
n
manusi
a yang
dilarang
dilakuk
an pada
musim
hujan
 Menyeb
utkan
pakaian
yang
dipakai
saat
musim
kemara
u dan
musim
hujan
Materi Penilaian
Pokok Pengalam Sumber
Kompeten- Alokasi
dan -an Indikator / Bahan/
si Dasar Jenis Bentuk Contoh Waktu
Uraian Belajar Alat
Tagihan Instrumen Instrumen
Materi

6.4 Mengide Bumi  Menyeb  Mengide Tugas Uraian Tugas. 8 jp Sumber:


ntifikasi dan utkan ntifikasi Individu Objektif • Buku
cara Alam sumber cara-cara Uji SAINS
manusia Semesta daya yang kompetensi SD/MI
dalam alam digunaka Tiga
memelih D. Pelest yang n Latihan soal Serangk
ara dan arian dimanfa manusia ai Kelas
melestari Sumb atkan dalam Latihan III
kan alam er manusi memanfa ulangan • Buku
di daya a atkan umum SAINS
lingkung alam - Tumb sumber SD/MI
an uhan daya Departe
sekitar → alam, men
diper misalnya Pendidi
oleh air, kan
denga tumbuhan Nasiona
n cara dan l, kelas
bertan hewan #). III
i Alat:
- Hewa  Memberi -
n → contoh
diper perilaku
oleh yang
denga menunjuk
n cara kan
berter kepedulia
nak n
- Bend terhadap
a tak lingkunga
hidup n dan
→ yang
air, merusak
tanah, lingkunga
batua n.
n, dan
bahan  Menjelas
tamba kan
ng dampak
 Menger perilaku
Materi Penilaian
Pokok Pengalam Sumber
Kompeten- Alokasi
dan -an Indikator / Bahan/
si Dasar Jenis Bentuk Contoh Waktu
Uraian Belajar Alat
Tagihan Instrumen Instrumen
Materi
jakan manusia
tugas terhadap
 Memah lingkunga
ami n,
bahwa misalnya
sumber meneban
daya g pohon
alam berarti
harus menguran
digunak gi tempat
an hidup
secara burung
bijak dan
 Menyeb hewan
utkan lainnya,
tindaka membersi
n yang hkan
menunj sampah
ukkan dapat
kepedul menguran
ian gi
terhada pencemar
p an.
lingkun
gan
 Menyeb
utkan
tindaka
n yang
menunj
ukkan
pengrus
akan
terhada
p
lingkun
gan
 Menyeb
utkan
hewan-
Materi Penilaian
Pokok Pengalam Sumber
Kompeten- Alokasi
dan -an Indikator / Bahan/
si Dasar Jenis Bentuk Contoh Waktu
Uraian Belajar Alat
Tagihan Instrumen Instrumen
Materi
hewan
yang
hampir
punah
LAMPIRAN 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas/Semester : III/II

Hari/Tanggal : Sabtu, 21 Pebruari 2009

Alokasi Waktu : 2x35 menit

A. Standar Kompetensi

Memahami berbagai cara gerak benda, hubungannya dengan energi, dan

sumber energi.

B. Kompetensi Dasar

Menyimpulkan hasil pengamatan bahwa gerak benda dipengaruhi oleh bentuk

dan ukuran.

C. Indikator

Siswa dapat mengidentifikasi berbagai gerak benda melalui percobaan,

misalnya: menggelinding, jatuh, mengalir, memantul, dan berputar.

D. Materi Ajar

Cara Benda Bergerak

E. Alat dan Bahan

• Papan tulis

• Kapur tulis
F. Sumber Belajar

• Lebih Akrab dengan IPA untuk kelas III SD dan MI, Penerbit Tiga

Serangkai.

• Senang Belajar IPA untuk kelas III SD/MI, Penerbit Departemen

Pendidikan Nasional.

G. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal

• Salam dan do’a

• Absensi

• Pengkondisian kelas

• Menyampaikan tujuan pembelajaran

• Umpan balik

2. Kegiatan Inti

• Menjelaskan bagaimana macam-macam gerak benda, baik benda padat

maupun benda cair.

• Siswa bertanya materi yang diajarkan

• Evaluasi

3. Kegiatan Akhir

• Siswa menyimpulkan materi dibimbing oleh guru

• Memberi motivasi atau pesan

• Salam dan do’a


H. Penilaian

• Test tulis

• Proses: keaktifan, ketepatan jawaban, dan ketepatan waktu

pengumpulan tugas.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas/Semester : III/II

Hari/Tanggal : Selasa, 24 Pebruari 2009

Alokasi Waktu : 2x35 menit

A. Standar Kompetensi

Memahami berbagai cara gerak benda, hubungannya dengan energi, dan

sumber energi.

B. Kompetensi Dasar

Menyimpulkan hasil pengamatan bahwa gerak benda dipengaruhi oleh bentuk

dan ukuran.

C. Indikator

Siswa dapat mengidentifikasi berbagai gerak benda melalui percobaan,

misalnya menggelinding, jatuh, mengalir, memantul, dan berputar.

C. Materi Ajar

Cara Benda Bergerak

D. Alat dan Bahan

• Papan tulis

• Kapur tulis

• Bola, kelereng, gelas, balok kayu, papan triplek dan lain-lain.


E. Sumber Belajar

• Lebih Akrab dengan IPA untuk kelas III SD dan MI, Penerbit Tiga

Serangkai.

• Senang Belajar IPA untuk kelas III SD/MI, Penerbit Departemen

Pendidikan Nasional.

F. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal

• Salam dan do’a

• Absensi

• Pengkondisian kelas

• Menyampaikan tujuan pembelajaran

• Umpan balik

2. Kegiatan Inti

• Membagi siswa menjadi 4 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 7-8

orang.

• Guru memberikan modul pada siswa

• Siswa melakukan percobaan terkait dengan materi

• Siswa menyampaikan hasil penelitian pada percobaan yang dilakukan

• Guru meluruskan hasil pengamatan siswa

• Siswa bertanya materi yang diajarkan

• Evaluasi
4. Kegiatan Akhir

• Siswa menyimpulkan materi dibimbing oleh guru

• Memberi motivasi atau pesan

• Salam dan do’a

H. Penilaian

• Tugas kelompok

• Proses: keaktifan, ketepatan jawaban, dan ketepatan waktu

pengumpulan tugas.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas/Semester : III/II

Hari/Tanggal : Sabtu, 28 Pebruari 2009

Alokasi Waktu : 2x35 menit

A. Standar Kompetensi

Memahami berbagai cara gerak benda, hubungannya dengan energi, dan

sumber energi.

B. Kompetensi Dasar

Menyimpulkan hasil pengamatan bahwa gerak benda dipengaruhi oleh bentuk

dan ukuran.

C. Indikator

Siswa dapat mengidentifikasi hal-hal yang mempengaruhi gerak benda,

misalnya berat-ringan, bentuk permukaan benda, dan kekerasan permukaan

benda.

C. Materi Ajar

Cara Benda Bergerak

D. Alat dan Bahan

• Papan tulis

• Kapur tulis

• Bola, kelereng, gelas, balok kayu, papan triplek, plastik, dan lain-lain.
E. Sumber Belajar

• Lebih Akrab dengan IPA untuk kelas III SD dan MI, Penerbit Tiga

Serangkai.

• Senang Belajar IPA untuk kelas III SD/MI, Penerbit Departemen

Pendidikan Nasional.

F. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal

• Salam dan do’a

• Absensi

• Pengkondisian kelas

• Menyampaikan tujuan pembelajaran

• Umpan balik

2. Kegiatan Inti

• Siswa kembali dibagi menjadi 4 kelompok, setiap kelompok terdiri

dari 7-8 orang.

• Guru memberikan modul pada siswa

• Siswa melakukan percobaan terkait dengan materi hal-hal yang

mempengaruhi gerak benda

• Siswa menyampaikan hasil penelitian pada percobaan yang dilakukan

• Guru meluruskan hasil pengamatan siswa

• Siswa bertanya materi yang diajarkan

• Evaluasi
5. Kegiatan Akhir

• Siswa menyimpulkan materi dibimbing oleh guru

• Memberi motivasi atau pesan

• Salam dan do’a

H. Penilaian

• Tugas kelompok

• Test tulis

• Proses: keaktifan, ketepatan jawaban, dan ketepatan waktu

pengumpulan tugas.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas/Semester : III/II

Hari/Tanggal : Selasa, 03 Maret 2009

Alokasi Waktu : 2x35 menit

A. Standar Kompetensi

Memahami berbagai cara gerak benda, hubungannya dengan energi, dan

sumber energi.

B. Kompetensi Dasar

Menyimpulkan hasil pengamatan bahwa gerak benda dipengaruhi oleh bentuk

dan ukuran.

C. Indikator

• Siswa mampu membuat daftar kegunaan gerak benda dalam kehidupan

sehari-hari, misalnya roda berputar dan air mengalir

• Siswa mampu menerapkan berbagai gerak benda untuk berbagai keperluan

D. Materi Ajar

Cara Benda Bergerak

E. Alat dan Bahan

• Papan tulis

• Kapur tulis

• Bola, kelereng, gelas, balok kayu, baling-baling, roda


F. Sumber Belajar

• Lebih Akrab dengan IPA untuk kelas III SD dan MI, Penerbit Tiga

Serangkai.

• Senang Belajar IPA untuk kelas III SD/MI, Penerbit dinas Pendidikan

Nasional.

G. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal

• Salam dan do’a

• Absensi

• Pengkondisian kelas

• Menyampaikan tujuan pembelajaran

• Umpan balik

2. Kegiatan Inti

• Membagi siswa menjadi 4 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 7-8

orang.

• Guru memberikan modul (daftar benda padat, dan cair) pada siswa

• Siswa mengamati kegiatan guru, kemudian mencatat dalam daftar

• Guru meluruskan hasil pengamatan siswa

• Siswa bertanya materi yang diajarkan

• Evaluasi
6. Kegiatan Akhir

• Siswa menyimpulkan materi dibimbing oleh guru

• Memberi motivasi atau pesan

• Salam dan do’a

H. Penilaian

• Tugas individu

• Proses: keaktifan, ketepatan jawaban, dan ketepatan waktu

pengumpulan tugas.
LAMPIRAN 3

Modul I

Rangkuman

1. Gerak benda dapat menggelinding, jatuh, mengalir, tenggelam, memantul, dan

berputar.

2. Gerak benda dipengaruhi oleh ukuran, bentuk, berat, dan permukaan benda.

3. Gerak benda banyak kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Daftar istilah

Jatuh : gerak dari atas ke bawah

Mengalir : gerak maju yang dialami oleh zat cair

Menggelinding: gerak maju benda yang berbentuk bulat atau berbentuk lingkaran.
Modul II

Gerak Benda

mempunyai dipengaruhi digunakan pada

Bentuk Roda Sepeda


Cara

antara lain Berat


Menggelinding Kincir Air

Permukaan
Berputar Benda

Jatuh

Memantul

Mengalir
Modul III

Nama Benda Nama Gerakan

1. Kelereng ..............................................................

2. Balok kayu ..............................................................

3. Ban mobil ..............................................................

4. Bola ..............................................................

5. Air ..............................................................

6. Jarum jam ..............................................................

7. Kelapa ..............................................................

8. Baling-baling ..............................................................

9. Pensil ..............................................................

10. Bola plastik ..............................................................


LAMPIRAN 4

Soal Pre test

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!

1. Gerak yang dialami benda cair disebut...............

2. Gerak bola pingpong yang membentur lantai dan kembali ke atas

disebut..........

3. Gerak pada jarum jam disebut................................

4. Gerak ban mobil pada porosnya disebut........................

5. Gerak benda yang selalu ke bawah karena pengaruh gaya tarik bumi

disebut........
Kunci jawaban soal Pre test

1. Mengalir

2. Memantul

3. Berputar

4. menggelinding

5. Gerak jatuh
Soal latihan siklus II pertemuan I

Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a,

b, c, atau d !

1. Gerak benda yang selalu ke bawah karena pengaruh gaya tarik bumi

disebut.........

a. Gerak melompat b. Gerak jatuh

c. Gerak memancar d. Gerak memutar

2. Berikut ini merupakan hal yang mempengaruhi gerak benda, kecuali...............

a. Ukuran benda b. Bentuk benda

c. Permukaan benda d. Jarak tempuh benda

3. Jika digelindingkan bersama-sama, bola dapat menempuh jarak yang lebih

jauh dari pada balok, hal itu membuktikan bahwa gerak benda dipengaruhi

oleh................................

a. Ukuran benda b. Bentuk benda

c. wujud benda d. Massa benda

4. Pada saat dituang ke dalam gelas, air bergerak dengan cara...............................

a. Jatuh b. Berputar c. Mengalir d. Menggelinding

5. Jika digelindingkan pada bidang miring yang sama, bola akan menempuh jarak

paling jauh jika melewati.................................................

a. Papan kayu b. Tikar plastik c. Tanah d. Karpet


Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!

2. Gerak berputar yang menyebabkan perpindahan tempat disebut........................

3. gerak bola yang terjadi setelah membentur tembok adalah................................

4. Gerak air dalam selang sehingga dapat berpindah tempat disebut.......................

5. Gerak ban mobil pada porosnya disebut..............................................................

6. Gerak mengalir pada air disebabkan oleh sifat air, yaitu ..................................
Kunci jawaban soal latihan Siklus II pertemuan I

1. b

2. d

3. b

4. c

5. b

Kunci jawaban soal uraian

1. Menggelinding

2. Memantul

3. Mengalir

4. Berputar

5. cair
Soal latihan Siklus II pertemuan II

Nama Benda Nama Gerakan

1. Kelereng ..............................................................

2. Balok kayu ..............................................................

3. Ban mobil ..............................................................

4. Bola ..............................................................

5. Air ..............................................................

6. Jarum jam ..............................................................

7. Kelapa ..............................................................

8. Baling-baling ..............................................................

9. Pensil ..............................................................

10. Bola plastik ..............................................................

Kunci jawaban latihan Siklus II pertemuan II

1. Menggelinding

2. Meluncur

3. Menggelinding

4. Memantul

5. Mengalir

6. Berputar

7. Jatuh

8. Berputar

9. Meluncur

10. Menggelinding
Soal ulangan

1. Gerak benda yang selalu ke bawah karena pengaruh gaya tarik bumi

disebut.........

a. Gerak melompat b. Gerak jatuh

c. Gerak memancar d. Gerak memutar

2. Berikut ini merupakan hal yang mempengaruhi gerak benda, kecuali...............

a. Ukuran benda b. Bentuk benda

c. Permukaan benda d. Jarak tempuh benda

3. Jika digelindingkan bersama-sama, bola dapat menempuh jarak yang lebih

jauh dari pada balok, hal itu membuktikan bahwa gerak benda dipengaruhi

oleh................................

a. Ukuran benda b. Bentuk benda

c. wujud benda d. Massa benda

4. Pada saat dituang ke dalam gelas, air bergerak dengan cara...............................

a. Jatuh b. Berputar c. Mengalir d. Menggelinding

5. Jika digelindingkan pada bidang miring yang sama, bola akan menempuh jarak

paling jauh jika melewati.................................................

a. Papan kayu b. Tikar plastik c. Tanah d. Karpet

6. Benda berikut ini yang meluncur jika dilepaskan pada papan miring adalah.......

a. Kelereng b. Bola c. Batu d. Ban sepeda

7. Berikut ini yang memanfaatkan gerak air mengalir adalah...................................

a. Air untuk memasak b. Air untuk mencuci

c. Air untuk mengairi sawah d. Air untuk transportasi


8. Berikut ini yang merupakan ciri gerak menggelinding adalah..............................

a. Benda meluncur lurus ke bawah

b. Benda melayang di atas suatu permukaan benda

c. Benda berputar sambil berpindah

d. Benda meloncat lurus ke atas

9. Gerak air sungai dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah disebut...........

a. Menggelinding b. Memantul c. Mengalir d. Berputar

10. Gerak benda yang berbalik arah ketika menumbuk tembok disebut..................

a. Memantul b. Menggelinding c. Berputar d. Mengalirs

Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!

1. Jika disiram air, kotoran pada lantai dapat bersih. Hal itu terjadi karena gerak

air bersifat.............................

2. Sebutkan tiga macam gerak benda!

3. Olahraga yang menggunakan papan dan memanfaatkan gelombang air laut

disebut...................................

4. Sebutkan dua manfaat gerak benda bagi kehidupan manusia!

5. Olahraga yang menggunakan perahu karet dan memanfaatkan gerak air yang

deras adalah........................................................
Kunci jawaban soal latihan

1. b

2. d

3. b

4. c

5. b

6. c

7. c

8. c

9. c

10. a

Kunci jawaban soal uraian

1. Cair

2. Mengalir, memantul, menggelinding

3. Selancar

4. Air mengalir untuk mengairi sawah, roda berputar untuk menggerakkan

sepeda

5. Arung jeram
LAMPIRAN 5

REKAPITULASI NILAI

NO NAMA PERFOR NILAI TUGAS JUML RA


-MEN PRE SIKL- SIKLUS II -AH TA-
TEST US I RA
TK TI TK ULA- TA
NGAN
1 Amin Fajar B 75 80 75 80 80 390 78
Shadiq
2 Ach. Junaidi C 60 80 70 85 80 375 75
3 Ach. Nafi’ C 65 85 70 85 75 380 76
4 Afifurrahman B 70 80 80 80 85 395 79
5 Arini Izzati A 80 85 85 85 85 420 84
6 Anisha A 75 80 80 85 85 405 81
7 Eko Budi B 70 80 75 85 75 385 77
Hermawan
8 Fatimah A 85 85 95 85 100 450 91.5
9 Hanif B 75 85 80 85 85 410 82
10 Ika Melia A 80 85 85 85 85 420 84
Hariati
11 Ifadatul A 80 80 80 85 85 410 82
Mauludah
12 Kamila B 65 85 75 85 80 403 80.6
13 Khusnul A 70 80 80 85 90 405 81
Haqiqi
14 Khotimah B 70 85 75 85 85 400 80
15 Mamluatus A 80 85 90 85 100 440 88
Sa’adah
16 Mamluatul B 75 80 80 85 85 405 81
Hikmah
17 Moh. Alfin A 70 85 80 85 80 400 80
Hidayatullah
18 Moh. Syakir A 70 85 75 85 80 395 79
19 Moh. Erfan B 65 80 70 80 75 370 74
20 Maufiroh A 85 80 95 80 100 440 88
21 Nur Afifatus A 80 85 95 85 95 440 88
22 Nafilah B 65 80 70 85 80 390 78
23 Nuri Putrianai A 75 85 80 85 90 415 83
24 Nabilul A 75 85 85 80 90 415 83
Muttaqin
25 Qurratul Aini B 70 80 75 80 80 385 77
26 Roheli B 60 80 65 85 75 365 73
27 Riza Andriani A 85 85 90 85 100 445 89
28 Sofi Zein A 70 85 75 85 85 400 80
29 Syaiful Arif B 65 80 65 85 75 370 74
30 Zuhri B 65 85 70 85 80 385 77
31 Zahrotul C 60 80 65 80 80 365 73
Jannnah

Keterangan:

 TI : TugasIndividu
 TK : Tugas Kelompok

 A : Baik Sekali
 B : Baik
 C : Cukup
 D : Kurang
LAMPIRAN 6

LEMBAR OBSERVASI MOTIVASI

No Variable Indikator Deskriptor Nilai


Pre test Siklus I Siklus II
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 Motivasi Pendorong Merasa terangsang X X X
untuk melaksanakan
tugas yang diberikan
Bersemangat X X X
terhadap tugas yang
dikerjakan
Penggerak Tergerak untuk X X X
selalu belajar
Tergerak untuk X X X
selalu melakukan
pekerjaan yang
sesuai minatnya
Rangsangan Terangsang untuk X X X
mewujudkan
keinginannya
Melakukan sesuatu X X X
karena ada
rangsangan
Keinginan Keinginan untuk X X X
selalu
menghilangkan
kemalasan
Mempunyai X X X
keinginan kuat
terhadap sesuatu
Semangat Mengikuti X X X
pembelajaran
dengan senang
Tidak merasa jenuh X X X
dengan pelajaran
Selalu tak kenal X X X
malas dalam belajar
Rasa ingin Bertanya untuk X X X
tahu mencari tahu
Selalu merasa X X X
penasaran terhadap
sesuatu
Jumlah 27 40 50
Rata-Rata 2.1 3.1 3.8

Keterangan
4 : baik sekali 2 : cukup
3 : baik 1 : kurang
LAMPIRAN 7

FOTO MI SUMBER PAYUNG

Kantor MI Sumber Payung Ruang kelas MI Sumber Payung

Ruang kelas MI Sumber Payung Kondisi pembelajaran Konvensional


Kondisi pembelajaran dengan Melakukan percobaan II
pendekatan inkuiri

Melakukan percobaan I

Melakukan percobaan III Melakukan percobaan IV


DEPARTEMEN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Gajayana No. 50 Telp. (0341) 551354 Fax, (0341) 572539 Malang

Nomor : Un.3.1/TL.00/237/2009 Malang, 13 Pebruari 2009


Lampiran : 1 berkas
Hal : Penelitian

Kepada
Yth. Kepala MI Sumber Payung
di
Ganding

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan ini kami mengharap dengan hormat agar mahasiswa dibawah ini:
Nama : Yasirah
NIM : 07140076
Semester/ Th. Ak : VIII/2005
Judul Skripsi : Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Gerak Benda
Mata Pelajaran IPA Melalui Pendekatan Inkuri Siswa
Kelas III MI Sumber Payung Di Ganding Sumenep
dalam rangka menyelesaikan tugas akhir/menyusun skripsinya, yang bersangkutan
mohon diberikan izin/kesempatan untuk mengadakan penelitian di
lembaga/instansi yang menjadi wewenang Bapak/Ibu.

Demikian, atas perkenaan dan kerjasama Bapak/Ibu disampaikan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Dekan,

Prof. Dr. HM. Djunaidi Ghony


NIP. 150042031
DEPARTEMEN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Gajayana No. 50 Telp. (0341) 551354 Fax, (0341) 572539 Malang

BUKTI KONSULTASI

Nama : Yasirah
NIM : 07140076
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Dosen Pembimbing : Drs. H. Farid Hasyim, M. Ag
Judul : Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Gerak Benda
Mata Pelajaran IPA Melalui Pendekatan Inkuri Siswa
Kelas III MI Sumber Payung Di Ganding Sumenep

HASIL YANG
NO. TANGGAL TANDA TANGAN
DIKONSULTASIKAN
1. 10 Februari 2009 Proposal 1.
2. 13 Februari 2009 Revis proposal 2.
3. 13 Maret 2009 Bab I, II, III 3.
4. 19 Maret 2009 Revisi Bab I, II, III 4.
5 22 Maret 2009 Bab IV, V, VI 5.
6 25 Maret 2009 Revisi Bab IV, V, VI 6.
7 25 Maret 2009 ACC Keseluruhan 7.

Malang, 03 April 2009


Mengetahui,
an Dekan
Dekan Fakultas Tarbiyah

Prof. Dr. H.M. Djunaidi Ghony


NIP. 150 042 031

Anda mungkin juga menyukai