SKRIPSI
Oleh:
Sugeng Haryanto
07140072
SKRIPSI
Oleh:
Sugeng Haryanto
07140072
SKRIPSI
Oleh:
Sugeng Haryanto
07140072
Triyo Supriyatno, M. Ag
NIP. 150 311 702
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
SKRIPSI
Dipersiapkan dan disusun oleh
Sugeng Haryanto (07140072)
telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal
15 April 2009 dengan nilai B+
dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Pada tanggal: 15 April 2009
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang
Dengan rahmat dan syukur kehadirat ilahi rabbi serta hormat dan kasih sayang
kupersembahkan karya kecil ini untuk
Ayahanda dan Ibundaku
Yang tak pernah lelah mencurahkan kasih sayangnya, yang disertai dengan
untaian do’anya yang selalu mengiringi ananda
dalam menuju sebuah kesuksesan.
Semua keluarga & saudara-saudara ku tercinta, Keponakanku Lukman yang telah
banyak memberikan motivasi kepada penulis dalam proses penulisan skripsi ini.
Seseorang yang ditakdirkan oleh Allah SWT
Teman-teman seperjuangan
yang penuh duka cita tawa & gembira, M.Karim Gibran Al-Jabir, Mbah Tamam,
Huda , Hamidi, Ibat, Abi, Maula, dan semua penghuni Villa Jayeng Sari ,
Penghuni Dinoyo City, Villa Tidar, dan Gasek Terimakasih atas segala dukungan
& sarannya. Begitu juga seseorang yang telah banyak membantu dalam penulisan
skripsi ini.
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang
di
Malang
maka selaku pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak
diajukan untuk diujikan.
demikian, mohon dimaklumi adanya.
Wassalamu ‘Alaikum Wr. Wb.
Pembimbing,
Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Sugeng Haryanto
KATA PENGANTAR
dan hasil diskusi dari berbagai pihak dalam proses penulisan skripsi ini, maka
dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
1. Kedua orang tua atas do’a restu, motivasi dan cinta kasihnya yang selalu
2. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor Universitas Islam Negeri
(UIN) Malang.
3. Bapak Prof. Dr. H.M. Djunaidi Ghony, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah
4. Ibu Dra. Hj. Sulalah, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
5. Bapak Triyo Supriyatno, M.Ag sebagai Dosen Pembimbing, yang telah banyak
8. Seluruh Dosen beserta staf pengajar Fakultas Tarbiyah yang telah memberikan
UIN Malang.
Dalam penyusunan skripsi ini tentunya masih jauh dari sempurna, meskipun
penulis telah berusaha semaksimal mungkin memberikan yang terbaik. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik sebagai tambahan pengetahuan
Dengan segala kerendahan hati, penulis berharap semoga dengan skripsi yang
sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan kepada pembaca
pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
(CTL) .................................................................................. 24
(CTL) .................................................................................. 27
B. Rancangan Penelitian............................................................. 81
C. Kehadiran Peneliti.................................................................. 87
D. Lokasi Penelitian.................................................................... 88
F. Siklus Penelitian..................................................................... 91
I. Tahap Penelitian..................................................................... 94
A. Paparan Data........................................................................... 98
BAB VI PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu
yang di dalamnya terjadi proses siswa belajar dan guru mengajar dalam konteks
interaktif, dan terjadi interaksi edukatif antara guru dan siswa, sehingga terdapat
antara lain meliputi: siswa, guru, karyawan sekolah, bahan atau materi pelajaran
(buku paket, majalah, makalah dsb), sumber belajar lain yang mendukung dan
dan sebagainya).
1
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Bumi Aksara, Bandung, 2001), hlm. 48
tentang objek-objek dan peristiwa-peristiwa yang dijumpai selama kehidupannya.
Manusia akan mencari dan menggunakan hal-hal atau peralatan yang dapat
pendidikan yang kaku dengan pembelajaran yang kaku pula. Seorang guru
sekolah dasar kadang lupa bahwa anak sekolah dasar adalah usia belajar dan
bermain, jika bentuk pembelajaran mereka di formalkan atas nama prestasi maka
kecendrungan anak didik akan mengalami stres. Hasil pengamatan peneliti pada
waktu pelaksanaan PKLI dan pengamatan pra penelitian dalam penelitian skripsi
ada kreativitas. Beberapa faktor yang bisa terlihat dengan mata kepala adalah
guru tidak fokus dalam mebelajarkan mereka. Hasil wawancara tidak terstruktur
kemampuan guru dalam mendesain pembelajaran yang baik, benar dan bermutu
sangatlah ditentukan oleh banyak faktor yang saling berkaitan diantaranya adalah
2
C. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 56
Melihat kondisi realita yang ada, ketika peneliti mengadakan observasi di
perhatian. Pada waktu pelajaran berlangsung banyak peserta didik yang tidur,
ramai, bahkan ada yang tidak peduli dengan apa yang disampaikan gurunya. Itu
semua karena metode yang digunakan oleh guru masih sangat tradisional yaitu
ceramah dan tanya jawab tekstual. Metode tersebut diaplikasikan secara terus
peserta didik rendah, jenuh dan kurang antusias dalam mengikuti pelajaran IPA,
kesannya peserta didik tidak diikut sertakan dalam proses belajar mengajar serta
kurangnya motivasi yang diberikan guru kepada anak didiknya sehingga prestasi
atau berani menerapkan metode, strategi yang baru, sehingga kelas tidak terlihat
fakum dan peserta didik tidak merasa bosan. Dengan menerapkan metode baru,
siswa bisa semangat dalam belajar, aktif dalam kelas baik bertanya, memberikan
belajar anak, maka perlu adanya motivasi-motivasi guru yang sekiranya peserta
didik menjadi semangat dan giat dalam belajar. Salah satu alternatif yang penulis
tawarkan adalah dengan menerapkan Pendedkatan kontekstual melalui metode
tanya jawab pada saat kegiatan belajar berlangsung sehingga hasil pendidikan
kegiatan belajar yang cocok dan enak. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk
melihat atau menilai suasana kelas itu. Kemudian dari bahan-bahan penelitian
yang memegang peranan penting dan utama karena keberhasilan proses belajar
mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru. Guru adalah orang yang penting
statusnya di dalam kegiatan belajar mengajar, karena guru memegang tugas yang
Bagaimana suasana kelas berlangsung merupakan hasil kerja dari guru. Suasana
dapat “hidup”, siswa belajar tekun tapi tidak merasa terkekang atau sebagainya,
suasana “muram”, siswa belajar kurang bersemangat dan diliputi suasana takut.
Itu semuanya sebagai akibat dari hasil pemikiran dan upaya guru.4
guru. Namun untuk menciptakan efektifitas belajar, para guru tidak bisa
mengandalkan cara dan gaya belajarnya sendiri dalam mengajar para siswa-
3
Hasil pengamatan peneliti pada waktu pelaksanaan PKLI dan pengamatan pra penelitian
4
Supriyadi Saputro, Dasar-dasar Metodologi Pengajaran Umum ( Malang: IKIP, 1993),
hlm. 4
siswinya. Bobbi De Porter dalam buku Quantum Learningnya mengakui bahwa
Bobbi mengatakan ketika seorng guru menyadari gaya belajarnya sendiri, maka
seorang guru dapat menggunakannya untuk menyerap informasi dari luar secara
lebih optimal.5
Mengajar dengan cara dan gaya belajar siswa adalah satu cara bagi proses
pengajaran untuk mengoptimalkan hasil. Secara teori, orang yang belajar dengan
cara dan gaya belajar dominasi dari dirinya, hasilnya akan lebih optimal. 6
mempunyai sifat atau ciri khusus, yang berbeda dengan tempat lain. Belajar
adalah kegiatan khusus yang memerlukan energi dari kerja otak. Disamping itu
Perubahan dalam kepribadian yang menyatakan sebagai suatu pola baru dan pada
belajar adalah suatu proses lahir maupun batin pada diri individu untuk
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai. Dengan demikian prestasi adalah
pekerjaan/aktivitas tertentu. Jadi prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh
karena itu semua individu dengan adanya belajar hasilnya dapat dicapai. Setiap
5
Amir Tengku Ramly. Menjadi Guru Idola. (Bekasi: Pustaka Inti. 2005) Hal. 75
6
Ibid, hal 75
individu menginginkan hasil yang sebaik mungkin. Oleh karena itu setiap
dengan baik.
Pengertian dari dua kata prestasi dan belajar atau prestasi belajar berarti
hasil belajar, secara lebih khusus setelah siswa mengikuti pelajaran dalam kurun
prestasi belajar dituangkan atau diwujudkan dalam bentuk angka( kuantitatif) dan
dituangkan dalam bentuk pernyataan verbal misalnya, baik sekali, baik, sedang,
Bagi anak yang masih mau belajar mandiri (usia sekolah dasar) bentuk
membuat seseorang belajar secara mandiri. Para ahli sudah banyak menuliskan
bahwa pembelajaran merupakan hal penting untuk mendidik anak menjadi lebih
dielakkan lagi. Dalam hal ini pemerintah sudah membuat aturan tentang
hal yang signifikan dalam menentukan apakah sebuah proses pendidikan berhasil
Di sekolah ini, jika guru kelas sudah tidak lagi membuat sebuah
pembelajaran dan metode penyampaian yang dapat menarik perhatian
siswanya maka proses pendidikan tidak akan berjalan sesuai harapan.
Keadaan ini terjadi karena ragamnya karakter anak didik. Dengan
demikian peneliti menyimpulkan bahwa membuat rancangan
pembelajaran yang diringi dengan penyiapan metode yang variatif dan
kolaboratif seperti fokus penelitin ini adalah penting.8
Dari uraian diatas perlu kiranya merancang metode yang tepat untuk
menciptakan suasana kelas yang baik, sehingga baik guru maupun murid bisa
kiranya perlu diadakan suatu penelitian untuk dijadikan karya tulis ilmiah dalam
bentuk skripsi. Dan penulis tertarik untuk menulis dan mengangkat suatu topik
yang dianggap sesuai dengan kondisi yang dihadapi dewasa ini, dengan judul
MALANG”.
7
Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), pasal 40 tentang hak dan kewajiban tenaga
pendidik (Bandung: Erlangga, 2003) hal 35
8
Siti Hasanah, Dampak penerapan kolaborasi metode dalam membelajarkan anak hiperaktif
di SD Bani Hasyim terhadap peningkatan prestasi bealjara (Malang: PTK Guru kelas, 2007) hal, 35.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
tanya jawab dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV
metode tanya jawab dalam meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa
D. Manfaat Penelitian
1. Pihak sekolah
sistem pembelajaran.
2. Pihak Guru
Dalam penulisan skripsi ini, guru menjadi obyek utama selain siswa
itu sendiri. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
3. Bagi Siswa.
guru serta lebih mudah dalam memahami konsep dalam mata pelajaran IPA
4. Bagi Penulis
dan problematika dalam proses belajar mengajar serta bagaimana solusi yang
seharusnya dilaksanakan.
E. Sistematika Pembahasan
tersebut masih bersifat global. Pada bab ini terdiri dari latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
BAB III Metode penelitian, yang mana dalam bab ini akan dibahas
BAB IV Pada bab ini akan memuat uraian tentang penyajian data dan
BAB VI Penutup, yang mana pada bab ini berisikan tentang kesimpulan
KAJIAN TEORI
A. Pendekatan Kontekstual
anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan
atau tanya jawab) kejadian pada dunia nyata kehidupan sehari-hari yang
9
Erman Suherman, M.Pd.. Evaluasi Pembelajaaran Matematika. UPI (Bandung : JICA,
2003), hal. 3
konstektual lebih menekankan pada authentik assesmen yang diperoleh dari
berbagai kegiatan.
guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata
negara, dan pekerja serta terlibat aktif dalam kegiatan belajar yang dituntut
dalam pelajaran”.10
guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi nyata siswa dan
keluarga dan masyarakat. Tugas guru dalam kelas kontekstual ini adalah
10
Jozua Sabandar. Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Matematika. (Bandung,
2003, Tidak dipublikasikan), hal 2
mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan
perangkat fakta-fakta yang harus dihapal. Dalam hal ini fungsi fungsi dan
peranan guru masih dominan sehingga siswa menjadi pasif dan tidak kreatif.
yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan dari pada hasil.
Dalam konteks itu, siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya,
dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Mereka sadar bahwa
yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti. Dengan begitu mereka
hidupnya nanti. Mereka mempelajari apa yang bermanfaat bagi dirinya dan
11
Asep Sugiarto, Pembuktian Hasil Belajar Siswa Dalam Penggunaan Pendekatan
Konstektual Pada Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, (http://one.indiskripsi.com/, diakses tanggal 15
Januari 2009
berupaya menggapainya. Dalam upaya itu, mereka memerlukan guru sebagai
sebuah tim yang bekerjasama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi
keterampilan) datang dari 'menemukan sendiri', bukan dari 'apa kata guru'.
menjadi pilihan utama strategi belajar. Untuk itu, diperlukan sebuah strategi
belajar 'baru' yang lebih memberdayakan siswa. Sebuah strategi belajar yang
12
Zulfikri Kamin, Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning),
(http://group.yahoo.com/group/pakguruonline), diakses tanggal 15 Januari 2009.
Melalui landasan filosofi konstruktivisme, CTL 'dipromosikan'
menjadi alternatif strategi belajar yang baru. Melalui strategi CTL, siswa
1. Proses Belajar
bermakna dasri pengetahuan baru, dan bukan di beri begitu saja dari
guru.
dapat diterapkan.
baru.
2. Transfer Belajar
lain".
c. Yang penting bagi siswa tahu 'untuk apa' ia belajar, dan 'bagaimana'
yang baru. Akan tetapi untuk hal-hal yang sulit, strategi belajar amat
penting.
mereka sendiri.
a. Belajar efektif itu di mulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada
c. Umpan balik amat penting bagi siswa, yang berasal dari proses
penting.
1. Pengertian CTL
9
Sutrisno, Ibid., hlm.32.
kegiatan tergantung dari terlaksana tidaknya perencanaan, karena
Cara untuk mencapai hasil belajar yang efektif yaitu murid-murid harus
diantaranya yaitu:
10
Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta:Rineka Cipta,1997), hlm. 9
11
Siti Kusrini, Dkk, Ketrampilan Dasar Mengajar, (Malang: Fakultas Tarbiyah UIN,2006),
hlm.9
12
Wirawan, Quantum Teaching, Alternatif Pengajaran Untuk Peningkatan Mutu
Pembelajaran, (Jakarta:Departemen Pendidikan nasional), 2005, hlm.2
13
Slameto, Op.Cit., hlm. 18
d. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat merangsang
inovasi (pembaharuan).
optimal. Siswa tidak akan lagi merasa acuh tak acuh terhadap materi
kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika
a. Menurut Mulyasa
dipelajarinya.14
b. Menurut Nurhadi
ketrampilan dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari
14
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung:PT Remaja Rosda karya, 2005),
hlm.55
proses mengkonstruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan
siswa.
15
Nurhadi, Pembelajaran Kontekstual dan penerapannya dalam KBK, (Malang: UNM,
2004), Edisi Revisi, Cet.I, hlm.13.
16
Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam implementasi KBK, (Jakarta:Prenada Media, 2005),
Cet.1, hlm. 109.
untuk memecahkan persoalan, berfikir kritis, dan melaksanakan
pembimbing.
lebih hidup dan lebih bermakna karena siswa mengalami sendiri apa
penerapannya.
bermula dari pandangan ahli pendidikan klasik John Dewey pada tahun
centered).17 Intinya, siswa akan belajar dengan baik apabila apa yang
mereka pelajari berhubungan dengan apa yang telah mereka ketahui, serta
proses belajar akan produktif jika siswa terlibat aktif dalam proses belajar
di sekolah.
17
Redja Mudyahardja, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002),
cet.2, Hal.142
Pokok-pokok pandangan Progresivisme antara lain:
a. Siswa belajar dengan baik apabila mereka secara aktif dapat
mengkonstruksi sendiri pemahaman mereka tentang apa yang
diajarkan oleh guru.
b. Anak harus bebas agar bisa berkembang wajar.
belajar.
Eksperimen.18
dengan baik apabila mereka terlibat secara aktif dalam kegiatan di kelas
belajar dalam bentuk apa yang dapat mereka ketahui dan apa yang dapat
kegiatan Intropeksi.
menggunakan kode bagi apa yang dia pelajari, dan strategi lain untuk
18
Nurhadi, Op.Cit., hlm.8
mengungkapkannya kembali. Yang terpenting, dia menggunakan
menjadi alternatif strategi belajar yang baru. Melalui strategi CTL, siswa
realitas yang ada. Pengetahuan tidak pasti dan tidak tetap. Belajar adalah
13
Robert M.Gagne, Prinsip-Prinsip Belajar Untuk Pengajaran, (Surabaya:Usaha Nasional
1988), Cet.I, hlm.79
memindahkan pengetahuan kepada orang yang belajar. Otak atau akal
semakin meningkat, tetapi harus tetap diupayakan agar siswa sendiri yang
dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja dan
a. Konstruktivisme (Construktivisme).
fakta-fakta konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat.
b. Menemukan (Inquiry)
berarti banyak hal bagi banyak orang, dalam banyak konteks. Inquiry
14
Nurhadi, Op.Cit., hlm.33.
sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses
1) Merumuskan masalah.
2) Mengajukan hipotesis.
3) Mengumpulkan data.
5) Membuat kesimpulan.
15
Wina Sanjaya, Op.Cit., hal. 119
sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan. Hipotesis itulah yang
c. Bertanya (Questioning)
materi pelajaran.
sesuatu.
dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing
kelompok belajar, siswa yang pandai mengajari yang lemah dan yang
tahu memberi tahu yang belum tahu. Siswa yang terlibat dalam
e. Pemodelan (Modelling)
sebagainya.16
16
Wina Sanjaya, Op.Cit, hlm.121
melalui modelling siswa dapat terhindar dari pembelajaran yang
f. Refleksi (Reflection)
pengalaman belajarnya.
17
Nurhadi, Op.Cit, hlm.50
pengaruh yang positif terhadap perkembangan intelektual maupun
mental siswa.
belajar.
membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap masalah yang
belajar siswa, sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa dapat
cara mengajar di mana guru dan siswa aktif bersama, guru bertanya siswa
18
Roestiyah, N.K, Didaktik Metodik (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1986), hal.70.
Menurut Drs. Soetomo metode tanya jawab adalah suatu metode
siswa menjawab, atau sebaliknya siswa bertanya pada guru dan guru
terutama oleh dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada
guru.20
tidak hanya terjadi komunikasi satu arah saja. Namun dalam komunikasi
19
Soetomo, Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar (Surabaya: Usaha Nasional, 1993), 150
20
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Renika cipta, 1995), hal. 107
21
Arief Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat Pres,
2002), hal. 140
ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru dan
siswa, bahkan siswa dan siswa. Karena ketika siswa memberikan jawaban
GURU
yang meminta respon dari seseorang yang kenai respon yang akan
perkembangan Islam pun dikenal metode tanya jawab, karena metode ini
sering digunakan oleh para Nabi. Dan rosul pun dalam mengajarkan
ajaran yang dibawanya kepada umatnya. Disamping itu, metode ini yang
pengalaman.
22
Arief Armai, Ibid., hal. 141
23
DEPAG RI, Al-Quran Dan TerjemahaNya (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1995),
d. Memimpin pengalaman atau pemikiran siswa. Ketika siswa
pertanyaan.
tanya jawab hanya dapat memberikan gambaran secara kasar saja dan
24
Ramayulius, Metodologi Pembelajaran Agama Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 1990), 123.
untuk menjawab seluas-luasnya atau kalau perlu laksanakan dengan
metode diskusi.
dirinya.25
tujuan, faktor siswa, faktor situasi dan faktor guru itu sendiri. Dengan
seorang guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling baik atau
sesuai dalam situasi dan kondisi pembelajaran yang khusus, dari sekian
banyak metode tidak ada satupun yang dianggap paling baik dan paling
25
Ramayulis, Ibid., hal. 124
Menurut Winarno Surakhmad keunggulan atau sisi positif dari metode
a. Metode tanya jawab dapat memperoleh sambutan yang lebih aktif bila
belum jelas.
titik temunya.
kelebihan metode tanya jawab ini adalah keadaan atau situasi akan hidup,
26
Winarno, Surakhmad, Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar (Bandung: Tarsito, 1982),
hal. 101-102
27
Hendyat, Soetopo, Pendidikan Dan Pembelajaran (Malang: UMM Press, 2005), hal. 155
minat belajar siswa akan bangkit. Hal ini dimaksudkan untuk melatih
melatih cara berpikir logis dan sistematis. Dengan demikian guru dapat
kelemahan. Menurut Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, segi kelemahan
menyelesaikannya.
yaitu:
28
Abu, Ahmadi, et. al., Stratege Belajar Mengajar (Bandung: Pustaka setia, 2005), hal. 56-
57.
b. Kekurangan waktu, apabila jika seluruh siswa ingin mendapatkan
giliran.29
kelemahan yang terdapat pada metode tanya jawab ini tidak cukup berarti
lain metode tanya jawab ini tetap dipergunakan dalam kegiatan belajar
menyajikannya.
oleh faktor-faktor yang lain. Begitu juga dengan metode tanya jawab
mempengaruhinya adalah:
a. Tujuan
29
Hendyat, Soetopo, Loc-Ct.,
fungsinya. Secara hierarki tujuan itu bergerak dari yang rendah hingga
nasional.
terhadap metode yang harus gunakan dalam kelas. Metode yang dipilih
guru harus sejalan dengan taraf kemampuan yang hendak diisi dalam
mendukung sepenuhnya.
b. Situasi
sama dari hari ke hari. Pada suatu waktu boleh jadi guru ingin
Maka guru dalam hal ini tentu memilih metode mengajar yang sesuai
c. Fasilitas
misalnya kurang suka berbicara, tapi guru yang lainnya suka berbicara.
telah di atas.
e. Siswa
bermacam-macam.
semakin terasa jika jumlah siswa sangat banyak di dalam kelas. Dan
akan terjadi.
jawab adalah:
yang lain suatu proses. Situasi atau benda yang sering disertai
penjelasan lisan.
31
Ibid.,110-111.
Dengan adanya modifikasi tiga metode ini, bertujuan untuk lebih
ini.
dan yang digunakan dengan tepat dapat merupakan suatu alat komunikasi
yang ampuh antara guru dan siswa. Dalam metode tanya jawab, menurut
jelasnya.
siswa.
diterima.
kepada siswa.
tanya jawab.
32
Ramayulis, Op-Cit.,124-125.
d Membuat garis besar jawaban dari pertanyaan yang diberikan
dan salah.
Dengan demikian, guru melontarkan metode tanya jawab ini agar siswa
Pembelajaran IPA.
diusahakan teknik tanya jawab atau dialog, yaitu suatu teknik untuk
33
Soetomo, Op-Cit.,151.
menyebabkan pelajaran menjadi lebih mendalam dan luas, dan
Selain itu, teknik tanya jawab bisa menjadikan pembelajaran lebih efektif
karena ketika guru melontarkan teknik tanya jawab siswa dapat mengerti
materi yang dibaca. Dengan dibantu tanya jawab, siswa akan tersusun
jalan pikirannya sehingga mencapai rumusan yang tepat dan baik. Tanya
D. Prestasi Belajar
Kata prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu ”Prestasi”
usaha.35
keberhasilan.
definisi prestasi yaitu adanya usaha dan hasil yang dicapai. Berangkat
adalah suatu hasil yang telah dicapai seseorang, baik itu menyenangkan
35
Zainal Arifin, Evaluasi Instruksional Prinsip Teknik Prosedur, (Bandung: Remaja
Rosdakarya,, 1991), Hal.2-3
36
Mas’ud Hasan Abdul Qohar, Kamus Ilmu Populer, (Jakarta:Bintang Pelajar,1983), hlm.56
37
Widodo, Kamus Ilmiah Populer, (Yogyakarta: Absolut, 2000), Hal.594
laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri
tingkah laku ini bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat
berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses komplek yang terjadi pada
semua orang dan berlangsung seumur hidup sejak dia masih bayi hingga
38
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
1991), Hlm.2
39
M. Uzer Usman, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1993), Cet.1, Hlm.5
40
Arief. S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, Pengertian Pengembangan dan Manfaatnya,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), Cet ke-6, hlm.1-2
atau kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-
prestasi belajar dalam kehidupan manusia pada tingkat dan jenis tertentu
siapa dan bagaimana peserta didik itu, pemahaman tentang peserta didik
41
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos, 1999), hlm.64
Oleh karena itu dengan adanya evaluasi atau test maka akan
aktivitas dan juga untuk memotivasi siswa agar lebih giat belajarnya atau
dengan kata lain siswa akan mengetahui prestasi belajarnya dalam kurun
waktu tertentu.
belajar siswa, maka perlu evaluasi yang bisa berupa test formatis maupun
kegiatan pengajaran.
baik berasal dari dalam dirinya (Internal) maupun dari luar dirinya
merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor tersebut. Oleh karena itu
kemampuan masing-masing.
Makmun dalam buku Mulyasa42 mengemukakan komponen-
pembelajaran.
sarana yang diperlukan, seperti guru, metode, bahan, atau sumber dan
program.
sesuatu yang berdiri sendiri, tetapi merupakan hasil berbagai faktor yang
42
Mulyasa, Ibid., 190
a. Faktor Eksternal
peserta didik dapat digolongkan kedalam faktor sosial dan non sosial.
sebagainya.
khususnya dalam pelajaran yang berlaku dewasa ini peranan guru dan
belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang
buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.
lagi. Dalam hal ini bukan saja anak tidak mau belajar melainkan juga
b. Faktor Internal
diperoleh. Yang termasuk faktor ini ialah panca indera yang tidak
motivasi.
43
Slameto, Ibid, hlm. 73
Minat yaitu kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu. Oleh karena itu minat dapat
negatif.44
belajar cenderung memiliki prestasi yang tinggi dari pada yang hanya
a. Keadaan Jasmani
44
Mulyasa, Ibid., hlm.194
Untuk mencapai hasil belajar yang baik, diperlukan jasmani
keadaan sakit, kurang Gizi, kurang istirahat maka tidak dapat belajar
dengan efektif.
atau mendapat tekanan jiwa, demikian pula anak yang tidak disukai
temannya tidak dapat belajar dengan efektif, karena kondisi ini sangat
c. Keadaan lingkungan
d. Memulai pelajaran
e. Membagi pekerjaan
suatu tugas yang khas, jangan mengambil tugas yang terlampau berat
h. Menggunakan waktu
khas.
Demikian pula dalam belajar, kesiapan ini merupakan hal yang esensial.45
jawab. Tanya jawab disini dalam bentuk Tanya jawab secara lisan dan
tulisan.
metode tanya jawab adalah suatu cara mengajar di mana guru dan
siswa aktif bersama, guru bertanya siswa memberikan jawaban, siswa
mengemukakan pendapat ide baru, dan dengan ini guru bertujuan.47
45
Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2003),
Cet.ke-3, hlm.100
46
Sutrisno, ibid, hlm.4
47
Roestiyah, N.K, Didaktik Metodik (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1986), hal. 70
menjawab, atau sebaliknya siswa bertanya pada guru dan guru
menjawab pertanyaan siswa.48
siswa termotivasi, lebih aktif dan lebih berprestasi dalam semua komponen
dalam pembelajaran.
pembelajaran lebih berkesan terhadap mereka, lebih bisa dipahami, lebih bisa
48
Soetomo, “Interaksi” Loc-Cit.,
49
Syaiful, B. Djamarh, Op-Cit.,107.
50
Armai, Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat Pres,
2002), hal. 140.
memotivasi untuk tahu selanjutnya dan sebagai. Erman Suherman
mengemukakan:
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong
dua bentuk:
dan indikator yang harus dikuasai serta penjelasan dan pemberian materi
51
Erman Suherman, Evaluasi Pembelajaaran Matematika. UPI (Bandung : JICA, 2003),
hal. 3
52
Jozua Sabandar. Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Matematika. (Bandung,
2003, Tidak dipublikasikan), hal 2
pertanyaan tersebut materi-materinya dihubungkan dengan pengalaman
pesertadidik dalam keseharian, misalnya ”apa saja yang kamu lihat tentang
masing dan diberi tugas mandiri untuk mengamati sumber daya alam
siswa.54
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Padanan kata
dari prestasi belajar yang dicapai siswa. Kriteria keberhasilan guru dan siswa
yang dimiliki oleh siswa. Informasi ini diperoleh melalui kegiatan evaluasi.
pemberian angka atas prestasi belajar siswa. Padahal makna penilaian sangat
luas dan merupakan bagian sangat penting dalam upaya mengetahui hasil
pendidikan. evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk
53
Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 1995) hlm 209
54
Ngalaim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Tekhnik Evaluasi Pengajara (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1992) hlm 3
memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan.55
berikut:
1. Untuk menentukan angka kemajuan atau hasil belajar para siswa. angka-
yang berguna baik dalam hubungan dengan fungsi kedua maupun untuk
memiliki prestasi belajar yang baik melalui hasil tes yang dilakukan dapat
55
Undang-Undang Rebublik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS , op.cit., hlm
39
56
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem (Jakarta: Bumi
Aksara, 2002) hlm 211
57
Ngalim Purwanto,op.cit.,hlm 5
58
Oemar Hamalik, loc.cit.,hlm 212
59
Ibid.,
memberi dorongan yang kuat untuk meningkatkan dan mempertahankan
maupun transformasi. 61
7. Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar
akademik siswa dianggap sangat nisbi. Walaupun begitu guru yang piawai
dan profesional perlu berusaha mencari kiat evaluasi yang lugas, tuntas, dan
meliputi seluruh kemampuan ranah cipta, rasa dan karsa siswa guna
hasil belajar.64
60
Tayar Yusuf dan Syaiful Bakhri, op.cit., hlm 211
61
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, op.cit.,hlm 212
62
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan baru, op.cit., hlm 142
63
Muhibbin Syah, Psikologi Belaja, .op.cit., hlm 196
64
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rieneka Cipta,2006) hlm 200
Sistem evaluasi hasil belajar dalam prakteknya akan berubah atau
evalauasi.65
yang dapat diukur langsung setelah belajar, karena ada hasil belajar yang
pembelajaran ranah sikap. Ranah sikap merupakan hasil IPA yang banyak
terbentuk secara kumulatif dalam waktu yang relatif lama dan merupakan
interaksi belajar mengajar adalah untuk menanamkan suatu nilai ke dalam diri
macam, 68 yaitu:
65
Eddy Soewardi Kartawidjaja, Pengukuran dan Hasil Evaluasi Belajar (Bandung: Sinar
Baru,1987) hlm 29
66
Muhaimin, Sutiah dan Nur Ali, op.cit., hlm 192
67
Syaiful Bahri Djamarah, op.cit., hlm 17
68
Djumransjah, Pengantar Filsafat Pendidikan (Malang: Bayumedia Publishing, 2004) hlm
130
a. Kemamuan kognitif, yang berhubungan dengan aspek intelektual
(pengetahuan)
b. Kemapuan afektif, mengenai aspek emosi (minat, tingkah laku, dan nilai)
satu sama lainnya. Tiap-tiap aspek terdiri dari bagian-bagian yang berurutan
secara teratur yang disebut Taxonomy berupa tujuan pendidikan yang harus
yaitu:69
69
Muhaimin, Abdul Ghofir dan Nur Ali, op.cit., hlm 70-72
Perubahan yang terjadi pada aspek kognitif tergantung pada
seorang siswa dapat hanya berubah pengetahuan saja, atau lebih mendalam
akan lebih peka terhadap nilai dan etika yang berlaku dalam IPA. Jika
perubahan yang terjadi cukup mendasar, maka siswa tidak hanya akan
melakukan pengaturan suatu sistem nilai yang berlaku dalam IPA. Dengan
pengertian bahwa siswa mampu menyerap sistem nilai itu, sehingga menjadi
milik pribadinya dan sebagai akibat sikap mentalnya mencerminkan sistem
nilai itu.
kesiapan, jawaban terarah, jawaban yang kompleks, adapsi, dan asli, dalam
akhirnya cara berfikir, cara merasa dan cara siswa melakukan sesuatu akan
lingkungan masyarakat.
seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid, sangat sulit. Hal ini
disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tak
dapat diraba). Oleh karena itu yang dapat dilakukan guru dalam hal ini
adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap
hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang
70
berdimensi karsa. Dibawah ini adalah tabel untuk memudahkan dalam
menggunakan alat dan kiat evaluasi yang dipandang tepat, reliabel dan
valid. 71
70
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan baru, op.cit, hlm 150
71
Ibid.,hlm 151-152
utuh) 1. Menunjukan sikap
menerima
2. Menunjukan sikap
1. Tes tertulis
menolak 2. Tes skala
1. Kesediaan sikap
berpartisipasi / terlibat
3. Observasi
B. Ranah rasa (Afektif)
2. Kesediaan 1. Tes skala
1. Penerimaan
memanfaatkan sikap
2. Pemberian
1. Menganggap penting tugas
dan bermanfaat 3. Observasi
2. Sambutan 2. Menganggap indah 1. Tes skala
dan harmonis penilaian
3. Mengagumi sikap
2. Pemberian
tugas
1. Mengakui dan 3. Observasi
3. Apresiasi (sikap
meyakini
menghargai ) 2. Mengingkari 1. Tes skala
sikap
2. Pemberian
tugas
1. Melembagakan atau ekspresif dan
meniadakan proyektif
2. Menjelmakan dalam 1. Pemberian
4. Internalisasi
pribadi dan perilaku tugas
(Pendalaman) sehari-hari ekspresif dan
proyektif
2. Observasi
1. Kecakapan
5. Karakterisasi mengkoordinasikan
1. Observasi
(Penghayatan) gerak mata, tangan, 2. Tes tindakan
kaki, dan anggota
tubuh lainnya
1. Tes lisan
1. Kefasihan melafalkan/
2. Observasi
C. Ranah Karsa
mengucapkan 3. Tes tindakan
(Psikomotorik)
1. Keterampilan 2. Kecakapan membuat
bergerak dan mimik dan gerakan
bertindak jasmani
2. Kecakapan
ekspresi verbal
dan non-verbal
BAB III
METODE PENELITIAN
Menurut Bogdan dan Biklen, ada lima ciri khusus dari penelitian
penelitian kualitatif lebih memperhatikan proses dari pada hasil atau produk
Selanjutnya, terdapat enam jenis penelitian kualitatif, yaitu (1) etnografi, (2) studi
kasus, (3) grounded teori, (4) interaktif, (5) ekologi dan (6) future.72
Jenis penelitian ini adalah PTK, yaitu penelitian yang bertujuan untuk
mengajar dan murid belajar. Sifat PTK ini dilakukan secara secara kolaboratif-
72
Robert C. Bogdan dan Biklen, Qualitative Researc for Education: An Intriduction to
Theory and Methods (Boston, 1982), hlm. 27-30
Dalam penelitian ini, desain penelitian yang digunakan adalah penelitian
partisipatoris.
dan mungkin asisten atau teknisi yang terkait membantu proses pembelajaran.
Hal ini didasarkan pada adanya tujuan yang sama yang ingin dicapai .73
substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inquiri, atau suatu usaha
73
Soedarsono, FX.. Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional, 2001), hlm. 3
74
Suharsimi, Arikunto.. Prosuder Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: Rineka
Cipta, 1998), .hlm. 2
75
Suyanto. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Yogyakarta: IKIP
Yogyakarta. 1996/1997), hlm. 4
seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam
dilakukan.77
perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari
upaya itu.78
penelitian yang lain. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:
kelas.
tindakan-tindakan.
76
Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas. (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2005) hlm. 11
77
Soedarsono, Op.cit., hal.2
78
Rochiati Wiriaatmadja, Op.Cit., hlm.13
3. Guru berperan sebagai peneliti, sedangkan peran pihak luar adalah kecil, atau
guru sebagai partner penelitian lain, misalnya dosen PGSD. Dalam hal yang
yang dihadapi oleh guru, dan karakteristik khas dari penelitian tindakan kelas
belajar-mengajar di kelas.80
tindakan tidak lepas dari konteksnya, mungkin konteks budaya, sosial politik,
yang terkait membantu proses pembelajaran. Hal ini didasarkan pada adanya
yang dikenai tindakan melakukan refleksi dan evaluasi diri terhadap hasil
79
Kasihani, dkk. 2003. Pembelajaran Berbasis CTL. Makalah Disampaikan pada Sarasehan
Pendekatan Pembelajaran Kontekstual (CTL) di Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang.
80
Suyanto. Op.Cit., hlm.5-6
atau kemajuan yang dicapai. Modifikasi perubahan yang dilakukan
eksperimental.
Ada dua tujuan utama yang dapat dicapai dalam penelitian tindakan kelas
(PTK), yaitu:
pemecahan masalah.
terhadap upaya pemecahan masalah yang mirip atau sama, dengan melakukan
81
Soedarsono, Op.Cit., hal. 3-5
karena guru kelas juga harus bertanggung jawab terhadap pengembangan
salah satu media yang dapat digunakan oleh guru untuk memahami apa yang
B. Rancangan Penelitian
rencana penelitian yang amat berbeda dari rancangan jenis penelitian yang lain.
tersebut merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan, dan harus ada dalam
setiap PTK. Beberapa hal yang membedakan rancangan PTK dari rancangan-
1. Bertolak dari kebutuhan untuk meningkatkan kinerja dan hasil guna praktek
pembelajaran di kelas.
82
Suyanto. Op.cit., hlm. 9-10
2. Adanya unsur T (tindakan) yang tidak ada pada jenis penelitian lain.
83
Kasihani, dkk, Op.Cit., hal. 5
Pada gambar 1 di atas, pada tahap awal, peneliti melakukan penjajagan
yang telah dilaksanakan selama ini. Pada tahap ini peneliti dapat menimbang dan
untuk penelitian tindakan. Pada tahap kedua, berdasarkan masalah yang dipilih,
disusun rencana berupa skenario tindakan atau aksi untuk melakukan perbaikan,
peningkatan dan atau perubahan ke arah yang lebih baik dari praktek
peneliti yang lain, serta siswa) melaksanakan kegiatan sebagaimana yang ditulis
dimulai (on going process monitoring). Rekaman semua kejadian dan perubahan
yang terjadi perlu dilakukan dengan berbagai alat dan cara, sesuai dengan kondisi
dan situasi kelas. Pada tahap keempat, berdasarkan hasil monitoring dilakukan
analisis data yang dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk mengadakan
evaluasi apakah tujuan yang dirumuskan telah tercapai. Jika belum memuaskan
memperbaiki tindakan pada siklus sebelumnya. Proses daur ulang akan selesai
jika peneliti merasa puas terhadap hasil dari tindakan yang dilakukan sesuai
rencananya.84
84
Soedarsono, Op.Cit., hlm. 19
Menurut model Kemmis & McTaggart, prinsip pelaksanaan penelitian
yang terdiri dari empat (4) tahap dapat digambarkan sebagai berikut:
Plan
Reflect
Act &
observe Revise plan
Reflect
Act &
observe
dipandang sebagai satu siklus. Oleh karena itu, pengertian siklus pada
85
Depdikbud, hal. 5
kesempatan ini ialah suatu putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan,
Pada gambar di atas tampak bahwa di dalamnya terdiri dari dua perangkat
pembelajaran dengan sendirinya jumlah siklus untuk setiap mata pelajaran tidak
hanya terdiri dari dua siklus, tetapi jauh lebih banyak dari itu, barangkali lima
Jika model Kemmis dan Taggart tersebut diikuti, maka peneliti pada
tahap pertama menyusun rencana skenario tentang apa yang telah dilakukan, dan
perilaku apa yang diharapkan terjadi pada siswa sebagai reaksi atas tindakan
melalui metode Tanya jawab pada bidang studi IPA dalam prestasi belajar siswa
skenario. Terkait dengan penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti,
86
Depdikbud, hal. 21-22
panduan instrumen penelitian, pembentukan kelompok-kelompok kecil yang
melalui metode Tanya jawab yang terdiri dari penyajian materi dan belajar
perubahan perilaku yang diduga sebagai reaksi atau tanggapan terhadap tindakan
yang diberikan. Peneliti dalam hal ini harus mengamati dengan cermat perubahan
pada prestasi belajar siswa. Observasi dilakukan oleh peneliti sendiri dengan
dianalisis dan dipergunakan untuk evaluasi terhadap prosedur, proses, serta hasil
dimodifikasi, dan jika perlu, disusun skenario baru jika sama sekali tidak
memuaskan. Dengan skenario yang telah diperbaiki tersebut dilakukan siklus
C. Kehadiran Peneliti
selain sebagai pengamat aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran, ia
juga sebagai pewawancara yang akan mewawancarai subyek penelitian (guru dan
siswa).
bertindak sebagai key instrument atau alat penelitian yang utama. Hal ini berarti
berbagai nilai yang ada di objek penelitian yang mana hal ini tidak mungkin
dapat dilakukan dengan motode kuesioner atau alat pengumpul data lainnya. 88
Jadi, dalam hal ini, peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul
awalnya penelitian ini belum memiliki bentuk yang jelas. Jika mengacu pada
konstruk seperti ini, manusia merupakan satu-satunya pilihan yang tepat untuk
87
Soedarsono, Op.Cit., hlm. 21-22
88
Moleong, Op. Cit., hlm. 103
difungsikan sebagai instrumen utama karena memiliki “daya sesuai” yang
untuk menilai keadaan dan dengan luwes dapat mengambil keputusan.89 Dengan
diperlukan.
data dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitian.90 Mengingat sifatnya
menjaga lingkungan agar tetap berjalan secara alamiah agar proses sosial yang
ada dapat berjalan secara apa adanya. Peneliti juga berusaha menahan dan
menjaga diri untuk tidak terlalu intervensi dengan tetap menjaga keharmonisan
sehingga penelitian ini dapat berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan dan
D. Lokasi Penelitian
Miftahul Huda ini masih belum optimal dan prestasinya masih kurang. Penelitian
ini difokuskan pada kelas IV pada saat mengikuti kegiatan proses belajar
89
Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif (Bandung: Tarsito, 1988), hlm. 17
90
Nasution, hlm. 121
menggunakan pendekatan kontekstual melalui metode tanya jawab dalam
E. Rencana Tindakan
1. Perencanaan Tindakan
a. Diskusi dengan teman sejawat mengenai tema, fokus dan sub fokus
jawab.
belajar mengajar
2. Implementasi Tindakan
kesimpulan. Reduksi data merupakan proses pemilahan data yang relevan dan
membuat fokus, klasifikasi, abstraksi data kasar menjadi data yang bermakna
penelitian tindakan kelas. Data hasil pengamatan dan hasil belajar siswa,
setelah dianalisis dapat digunakan untuk menyusun refleksi. Refleksi
diperoleh.
a. Indikator kualitatif berupa keaktifan siswa secara individu dan kerja sama
F. Siklus Penelitian
dasar.
hari Ragu tanggal 18 Maret 2009 dan berakhir pada tanggal 25 Maret 2009.
berikut:
1. Siklus I
pertama ini dilaksanakan pada hari rabu tanggal 18 Maret 2009. pada siklus
pertama ini, guru menyampaikan kompetensi dan tujuan yang diharapkan dari
2. Siklus II
kedua ini juga menerapkan pandekatan kontekstual pada materi Sumber Daya
G. Pengumpulan Data
Data yang akurat akan bisa diperoleh ketika proses pengumpulan data
1. Pengamatan Partisipatif
Cara ini digunakan agar data yang diinginkan bisa diperoleh, sesuai
maksudnya adalah peneliti terlibat secara langsung dan bersifat aktif dalam
yang diperoleh tidak hilang maka peneliti melakukan perekaman dengan cara
membuat catatan dari hasil yang telah diperoleh selama proses penelitian.
H. Indikator Kinerja
PTK. Maka siswa yang mencapai skor minimal 70 dinyatakan berhasil secara
1 Keaktifan invidu 70
3 Ulangan harian 70
I. Tahap Penelitian
sebelum tahap pertama dilakukan dan begitu juga sebaliknya serta tidak dapat
1. Tahap Pralapangan/Orientasi
91
Moleong, hlm. 85-103
surat yang berkaitan dengan penelitian, memilih dan menentukan informan
melalui metode tanya jawab pada mata pelajaran IPA untuk meningkatkan
pengecekan data dengan para informan dan subjek penelitian serta dokumen-
bermakna.92
dipandang penting dari hasil temuan. Selanjutnya, hasil reduksi data disajikan
dalam bentuk display data dan penyajian data berbentuk uraian kemudian
dibuat kesimpulan.
data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data
92
HB Mills dan Huberman, An Expanded Source Book: Qualitative Data Analysis,
Terjemahan (Califirnia: Sage Publication, 1980), hlm. 16
93
Ibid., hlm. 330
derajat kepercayaan status informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
berkaitan.
BAB IV
A. Paparan Data
dilaksanakan. Dari beberapa hal di atas tersebut, nantinya kita akan mengetahui
prestasi belajar siswa. Penelitian mulai dilaksanakan pada tanggal 18 Maret 2009
sampai 25 Maret 2009 selama tiga kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama pada
berawal dari lembaga pendidikan non formal. Suatu lembaga pendidikan non
formal yang didirikan pada tahun 1949 oleh sekelompok masyarakat yang
pendidikan formal yang pada nantinya madrasah ini dapat berjalan proses
belajar mengajarnya, dapat melaksanakan ujian negara seperti halnya yang
dilaksanakan pada sekolah formal pada umumnya. Salah satu langkah yang
Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MI NU)”, pada saat itu MI NU (cikal bakal MI
Miftahul Huda) segala sarana & prasarana dan lokasinya berdiri diatas lahan
tepatnya pada tahun 1967 MI NU berpindah lokasi yaitu di JL. Raya Sukolilo
128 desa Sukolilo Kec. Jabung (sampai sekarang) diatas areal tanah Waqaf
tuntutan.
2. Ketua : H. Mansyur
Seksi-Seksi
HUDA” sebagai almamater lembaga pendidikan hingga saat ini. Mulai saat
itulah MI Miftahul Huda mulai belajar menata diri untuk menjadi lembaga
Negeri, sesuai dengan Piagam Madrasah yang dikeluarkan oleh kepala kantor
MI NU Miftahul Huda ini terletak (di jalan raya Sukolilo no. 128
Yayasan Ahmad Yani. Beberapa sarana, data guru dan siswa yang ada di MI
a. Data Sarpras
No Jenis Ket
1. Ruangan Kelas (belajar) 10
2. Ruangan Kepala Sekolah 1
3. Ruangan Guru 1
4. Ruangan Perpustakaan 1
5. Kopsis 1
6. MCK 4
7. Musholla Ada
8. Gudang Ada
9. Air Bersih Sumur dan PDAM
10. Listrik Ada
11. Meja murid Baik 77
12 Meja murid Rusak 58
13. Kursi Murid Baik 80
14. Kursi Murid Rusak 55
b. Data Guru
Jumlah
Tahun
Rom. KLS KLS KLS KLS KLS KLS Jumlah
Pelajaran Kelas
Bel I II III IV V VI
YAYASAN PENDIDIKAN
ISLAM AHMAD YANI
GURU
SISWA
yang akan dilaksanakan, dan disepakati bahwa kelas IVA yang dijadikan
kelas yang baik dalam disiplin dan mempunyai rasa tanggung jawab yang
dengan guru mata pelajaran IPA kelas IVa, peneliti meminta data tentang
kelas IVa, yaitu data tentang kemampuan belajar siswa, sebagai tolak ukur
pre tes. Pre tes dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 17 Maret 2009 dengan
tanya jawab.
dengan baik. Hal itu diketahui dari kurangnya rasa ingin tahu mereka
maka prestasi belajar mereka juga kurang maksimal. Dari hasil evaluasi pada
a. Siklus pertama
1) Perencanaan Tindakan
lain:
2) Implementasi Tindakan
(2) Guru menunjukkan peta konsep tentang sumber daya alam dan
kebutuhan manusia.
yaitu:
kelompoknya masing-masing.
(5) Selama kegiatan berlangsung guru melakukan penilaian
dijelaskan.
3) Observasi (Pengamatan)
kontekstual melaui metode tanya jawab ini, siswa terlihat begitu aktif
konsep yang sudah diberikan oleh peneliti, dan disini peneliti hanya
Selain itu peneliti juga meminta bantuan pada teman sejawat yang
4) Refleksi
diberikan oleh guru tentang sumber daya alam. Pada waktu guru
dapat menerimanya.
b. Siklus kedua
1) Perencanaan Tindakan
tanya jawab pada mata pelajaran IPA, dengan model pembelajaran ini
belajar siswa.
2) Implementasi Tindakan
a) Pendahuluan (5 menit)
(1) Salam
jawab .
(a) Bahan pangan (nasi, roti, terigu, kecap, tahu, tempe dan
oncom)
pensil)
sabun)
hidup
(1) Bahan bangunan (batu bata, pasir, semen, genteng, kayu, besi)
kebutuhan manusia.
(2) Memberikan tugas rumah siswa disuruh mencari sumber daya
berdasarkan jenisnya.
pada mata pelajaran IPA dapat menigkatkan prestasi belajar siswa kelas
pembelajaran kemarin?”.
94
Hasil wawancara peneliti dengan ibu Ira sebagai guru matapelajaran IPA di kelas VIA
MI NU Miftahul Huda Jabung Malang di kantornya jam 09.00 tanggal 27 maret 2009
untuk dikasih kesempatan menjawab pertanyaan yang saya berikan
ya kan mas? Sambil senyum-senyum Ibu Ira.95
95
Hasil wawancara peneliti dengan ibu Ira sebagai guru matapelajaran IPA di kelas VIA
MI NU Miftahul Huda Jabung Malang di kantornya jam 09.00 tanggal 27 maret 2009
96
Hasil wawancara peneliti dengan ibu Ira sebagai guru matapelajaran IPA di kelas VIA
MI NU Miftahul Huda Jabung Malang di kantornya jam 09.00 tanggal 27 maret 2009
97
Hasil wawancara peneliti dengan ibu Ira sebagai guru matapelajaran IPA di kelas VIA
MI NU Miftahul Huda Jabung Malang di kantornya jam 09.00 tanggal 27 maret 2009
98
Hasil wawancara peneliti dengan Rizal siswa matapelajaran IPA di kelas VIa MI NU
Miftahul Huda Jabung Malang di kelas jam 09.00 tanggal 20 maret 2009
... Biasa aja pak
... Lebih seneng sekaranglah pak, secara gitu lho.
... Kalo pertanyaan mudah ya seneng pak.
... Biasanya gimana ya pak, ya kayak biasanya itu pak.
... gampang-gampang susah pak.100
3) Observasi (Pengamatan)
99
Hasil wawancara peneliti dengan Imam Aziz siswa matapelajaran IPA di kelas VIa MI
NU Miftahul Huda Jabung Malang di kelas jam 09.00 tanggal 20 maret 2009
100
Hasil wawancara peneliti dengan Isnaini Hidayatus siswa matapelajaran IPA di kelas
VIa MI NU Miftahul Huda Jabung Malang di kelas jam 09.00 tanggal 20 maret 2009
101
Hasil wawancara peneliti dengan Nindy Irna Maulia siswa matapelajaran IPA di kelas
VIa MI NU Miftahul Huda Jabung Malang di kelas jam 09.00 tanggal 20 maret 2009
dan mengemukakan pendapat apabila guru memberikan
permasalahan.
satu dari mereka untuk menjawab mereka sangat tanggap dan tangkas
terapkan di kelas IVa ini. Ditambah lagi pada siklus II ini, peneliti
berusaha memberikan pujian pada salah satu siswa atas prestasi yang
4) Refleksi
terhadap mata pelajaran IPA. Pada siklus II ini, siswa sudah mulai
pembelajaran.
guru.
B. Temuan Penelitian
tanya jawab dengan pendekatan kontekstual pada mata pelajaran IPA dapat
Huda Jabung Malang, hal itu dapat dilihat dari adanya peningkatan sembilan
prestasi siswa yang dijadikan variabel dalam penelitian ini, yaitu keaktifan
menunjukkan bahwa 70 % siswa dan siswi kelas IVa pada mata pelajaran
oleh guru. Sebagaimana pada hasil refleksi pada siklus I dan II bahwa siswa-
siswi kelas IVa dapat ditunjukkan adanya sikap yang sikap dalam menjawab
kemampuan dasar yang terukur yang sesuai dengan harapan dan standar yang
ini peserta didik selain memiliki kecerdasan kognitif juga dapat menerapkan
(kecerdasan motorik) dalam kehidupan sehari-hari misalkan kemampuan
dilihat langsung pada saat pelaksanaan PTK dan sesudah pelaksanaan PTK di
dilaksanakan dengan satu kali pertemuan yaitu pada tanggal 18 Maret 2009,
102
Untuk lebih jelasnya lihat beberapa data kuantitatif sebagai hasil dari metode pengamatan
dan evaluasi materi pembelajaran pada semua pesertadidik di kelas IV MI Miftahul Huda Jabung
Malang pada saat dan sesudah penerapan metode Tanya jawab dengan pendekatan kontektual di
terapkan pada pembelajaran mata pelajaran IPA.
siklus II dilaksanakan dengan satu kali pertemuan yaitu pada tanggal 20
Maret 2009.
Alam, yang meliputi tentang benda yang berasal dari tumbuhan, benda yang
berasal dari hewan dan benda yang berasal dari bahan alam tidak hidup.
siswa terhadap pelajaran yang diberikan guru sebab semakin jelas apa yang
ingin dicapai guru bersama siswa semakin mudah dia dapat mencapainya dan
tujuan atau belum, dan tentunya juga diharapkan dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa.
mata pelajaran IPA. Prestasi belajar siswa tersebut telah di tentukan ke dalam
tiap kelompok diberikan peta konsep tentang sumber daya alam, kemudian
dibagikan kepada setiap kelompok, dan membuat ilustrasi contoh riil yang
kelompok masing-masing (yang tahu memberi tahu pada yang belum tahu,
diskusi, guru menjelaskan dan siswa memahami sumber daya alam yang
dengan baik. Hal ini dapat diketahui dari kurangnya rasa ingin tahu mereka
cukup baik. Hal ini ditunjukkan dari semangat dan kegembiraan mereka
Kemudian pada siklus II, sebagaimana dengan siklus I pada siklus ini
materi juga diberikan selama satu kali pertemuan, dengan perincian materi
Benda yang berasal dari tumbuhan, benda yang berasal dari hewan dan benda
agar prestasi belajar siswa mengalami peningkatan lebih lanjut dari pada
yang menjadi fokus penelitian ini. Mereka terlihat semakin antusias dalam
kepada guru jika ada materi yang belum jelas. Selama kegiatan berlangsung,
mereka tampak riang dan gembira. Hal ini dapat dilihat dari roman muka
prestasi belajar siswa kelas IVa MI NU Miftahul Huda. Hal ini dapat
prestasi. Semula peserta didik kurang antusias dalam KBM namun pada
siklus kedua ini berubah derastis hal itu terbukti dengan adanya respon positif
dalam KBM. peserta didik terlihat lebih antusias baik secara individu dan
guru.
BAB V
PEMBAHASAN
kontekstual melalui metode Tanya jawab pada mata pelajaran IPA di kelas IV MI
dijadikan variabel dalam penelitian ini, yaitu keaktifan individu, keaktifan secara
proses pembelajaran.
aktif dalam pembelajaran, disisi lain adalah akan memberikan pengaruh yang
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu,
berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan
bekerja sama secara harmonis untuk mengikuti proses pembelajaran yang sudah
103
Zulfikri Kamin, Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning
(http://group.yahoo.com/group/pakguruonline), diakses tanggal 15 Januari 2009
secara spesifik. Kecerdasan sosial adalah kecerdasan yang penting untuk
kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing antara teman,
antar kelompok, dan antara mereka yang tahu ke mereka yang belum tahu.
dalam kelompok-kelompok belajar, siswa yang pandai mengajari yang lemah dan
yang tahu memberi tahu yang belum tahu. Siswa yang terlibat dalam kegiatan
masyarakat belajar memberi informasi yang diperlukan oleh teman bicaranya dan
belajar mengajar. Ulangan harian dalam penelitian ini akan difungsikan sebagai
ini.
Oleh karena itu, dengan adanya evaluasi atau test maka akan diketahui
sejauh mana kemajuan siswa setelah menyelesaikan suatu aktivitas dan juga
104
Dr. Wina Sanjaya, ibid, hlm.121
untuk memotivasi siswa agar lebih giat belajarnya atau dengan kata lain siswa
siswa, maka perlu evaluasi yang bisa berupa test formatis maupun test sumatif.
Akan tetapi sebelum melakukan evaluasi perlu disusun standar penilaian terlebih
pertanyaan yang tersusun dengan baik dengan teknik pengajuan yang tepat akan
membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap masalah yang sedang
dibicarakan, mengembangkan pola pikir dan belajar aktif siswa sebab berpikir itu
pertanyaan yang baik akan membantu siswa dapat menentukan jawaban yang
Menurut Dra. Roestiyah N.K, metode tanya jawab adalah suatu cara
mengajar di mana guru dan siswa aktif bersama, guru bertanya siswa
memberikan jawaban, siswa mengemukakan pendapat ide baru, dan dengan ini
guru bertujuan.105 Menurut Soetomo metode tanya jawab adalah suatu metode di
menjawab, atau sebaliknya siswa bertanya pada guru dan guru menjawab
cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama
oleh dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru.107
Menurut Armai Arief, metode tanya jawab adalah suatu teknik penyampaian
pelajaran dengan cara guru mengajukan pertanyaan. Atau suatu metode di dalam
mungkin, jika kita gunakan waktu dengan efisien. Menggunakan waktu tidak
dengan sepenuh tenaga dan perhatian untuk menyelesaikan suatu tugas yang
khas.
105
Roestiyah, N.K, Didaktik Metodik (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1986), 70.
106
Soetomo, “Interaksi” Loc-Cit.,
107
Syaiful, B. Djamarh, Op-Cit.,107.
108
Armai, Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat Pres,
2002), 140.
Tujuh, mampu mempraktikkan indikator materi adalah peserta didik
perangkat fakta-fakta yang harus dihapal. Dalam hal ini fungsi fungsi dan
peranan guru masih dominan sehingga siswa menjadi pasif dan tidak kreatif.
sebagai pilihan utama strategi belajar. Untuk itu, diperlukan sebuah strategi
belajar baru yang lebih memberdayakan siswa. Sebuah strategi belajar yang tidak
alternatif strategi belajar yang baru. Melalui strategi CTL, siswa diharapkan
membekas.
109
Asep Sugiarto, Pembuktian Hasil Belajar Siswa Dalam Penggunaan Pendekatan
Konstektual Pada Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, (http://one.indiskripsi.com/), diakses tanggal 15
Januari 2009
Delapan, siswa memperhatikan guru disaat menjelaskan materi
guru.
kecenderungan untuk merespon dengan cara yang relatif tetap tehadap obyek
orang, barang dan sebagainya baik secara positif maupun negatif.110 Respon-
terhadap masalah mereka. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa
kehidupan jangka panjang. Dan, itulah yang terjadi di kelas-kelas sekolah kita.
adalah peserta didik dapat menerapkan dan melaksanakan apa yang sudah
sebagaimana mestinya.
pada matapelajaran IPA kelas IV. Pendekatan kontekstual dalam penelitian telah
110
Mulyasa, Ibid., hlm.194
Secara teoritik pendekatan kontekstual sudah dapat memenuhi kriteria
pembelajaran yang baik dan benar, seperti yang diungkapkan Slameto dalam
(pembaharuan).
pribadi.
bertujuan.
kualitas belajar siswa secara lebih optimal. Siswa tidak akan lagi merasa acuh tak
pada penelitian ini. Sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dengan teknik
belajar mengajar, membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap
masalah yang sedang dibicarakan, mengembangkan pola pikir dan belajar aktif
siswa sebab berpikir itu sendiri sebenarnya adalah pertanyaan; menuntun proses
belajar siswa, sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa dapat
adanya komunikasi langsung antara guru dan siswa sehingga tidak hanya terjadi
komunikasi satu arah saja. Namun dalam komunikasi ini terlihat adanya
hubungan timbal balik secara langsung antara guru dan siswa, bahkan siswa dan
siswa. Karena ketika siswa memberikan jawaban yang tepat dapat mendorong
tersendiri. Begitu juga dengan metode tanya jawab ini. Menurut Winarno
Surakhmad keunggulan atau sisi positif dari metode tanya jawab yaitu:
a. Metode tanya jawab dapat memperoleh sambutan yang lebih aktif bila
hal, sehingga nampak mana-mana yang belum jelas atau belum dimengerti.
jelas.
temunya.
masih kabur.112
metode tanya jawab ini, yaitu: Menyita waktu banyak. Memungkinkan terjadinya
111
Winarno, Surakhmad, Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar (Bandung: Tarsito, 1982),
101-102.
112
Hendyat, Soetopo, Pendidikan Dan Pembelajaran (Malang: UMM Press, 2005), 155.
penyimpangan perhatian, Menghambat cara berpikir apabila guru kurang pandai
tersebut bersifat relatif permanen, tahan lama dan menetap, tidak berlangsung
sesaat saja.
dalam kehidupan manusia pada tingkat dan jenis tertentu dapat memberikan
kepuasan tertentu pula pada manusia, khususnya yang masih berada pada bangku
sekolah.
Maka kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa
(penunjuk adanya prestasi tersebut) dikakitkan dengan jenis prestasi yang hendak
keharusan yang harus dilakukan oleh guru untuk menentukan tinggi rendahnya
prestasi belajar siswa. Disamping itu penilaian terhadap prestasi belajar siswa
juga untuk memahami dan mengetahui tentang siapa dan bagaimana peserta
113
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos, 1999), hlm.64
didik itu, pemahaman tentang peserta didik ini untuk mengetahui kelebihan-
diberikan.
Oleh karena itu dengan adanya evaluasi atau test maka akan diketahui
sejauh mana kemajuan siswa setelah menyelesaikan suatu aktivitas dan juga
untuk memotivasi siswa agar lebih giat belajarnya atau dengan kata lain siswa
siswa, maka perlu evaluasi yang bisa berupa test formatif maupun test sumatif.
Akan tetapi sebelum melakukan evaluasi perlu disusun standart penilaian terlebih
dasar potensial bagi pencapaian hasil belajar, artinya hasil belajar yang dicapai
akan bergantung pada tingkat Inteligensi. Dan hasil belajar yang dicapai tidak
tinggi pula kemungkinan tingkat hasil belajar yang dapat dicapai. Jika
Meskipun demikian, tidak boleh dikatakan bahwa taraf prestasi belajar disekolah
kurang, pastilah Inteligensinya kurang, karena banyak faktor lain yang
mempengaruhinya.114
yang besar terhadap sesuatu. Oleh karena itu minat dapat mempengaruhi
Berhasil atau tidaknya peserta didik belajar sebagian besar terletak pada
tekad untuk sukses, dan cita-cita tinggi yang mendukung setiap usaha dan
kegiatannya.
dipentingkan dari pada hasil. Dalam konteks itu, siswa perlu mengerti apa makna
belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya.
Mereka sadar bahwa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti. Dengan
begitu mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal
untuk hidupnya nanti. Mereka mempelajari apa yang bermanfaat bagi dirinya dan
memberikan dampak positif terhadap prestasi belajar siswa kelas IVa khususnya
pada sembilan variabel yang akan dinilai dalam peneltian ini pada mata
membelajarkan pesertadidik.
2. Penerapan Pendekatan Kontekstual Melalui Metode Tanya Jawab Pada
melalui metode tanya jawab pada mata pelajaran IPA dalam meningkatkan
delapan orang anggota kelompok sesuai dengan nomor urut absen. Langkah
kedua tiap kelompok diberikan peta konsep tentang sumber daya alam, kemudian
dibagikan kepada setiap kelompok, dan membuat ilustrasi contoh riil yang terjadi
masing-masing (yang tahu memberi tahu pada yang belum tahu, yang pandai
Kemudian guru bersama peserta didik membahas hasil diskusi, guru menjelaskan
dan siswa memahami sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk
kebutuhan manusia.
dengan baik. Berdasarkan data tes, observasi dan refleksi akhir maka untuk
belajar khususnya pada sembilan prestasi belajar yang menjadi fokus penelitian
ini. Mereka terlihat semakin antusias dalam mengikuti KBM. Merekapun sudah
mulai terbiasa mengajukan pertanyaan kepada guru jika ada materi yang belum
jelas. Selama kegiatan berlangsung, mereka tampak riang dan gembira. Hal ini
dapat dilihat dari roman muka mereka yang tampak bersemangat selama
mengikuti KBM.
kurang antusias dalam KBM namun pada siklus kedua ini berubah derastis hal itu
terbukti dengan adanya respon positif dalam KBM. peserta didik terlihat lebih
memerlukan suatu bekal untuk hidupnya nanti. Mereka mempelajari apa yang
bermanfaat bagi dirinya dan berupaya menggapainya. Dalam upaya itu, mereka
116
Zulfikri Kamin, Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning),
(http://group.yahoo.com/group/pakguruonline), diakses tanggal 15 Januari 2009.
karena peserta didik menjadi tolak ukur pertama dan utama dalam membuat
desain pembelajaran:
diri, masalahnya dapat tercapai dikelas. Kondisi tersebut tercapai dengan metode
...... metode tanya jawab adalah suatu cara mengajar di mana guru dan
siswa aktif bersama, guru bertanya siswa memberikan jawaban, siswa
mengemukakan pendapat ide baru, dan dengan ini guru bertujuan.117
Peneliti memahami ini sebagai konsekuensi dari kelemahan metode tanya jawab
... Memberi peluang keluar dari pokok bahasan atau persoalan, karena
yang dinyatakan siswa menyimpang dan kekurangan waktu, apabila jika
seluruh siswa ingin mendapatkan giliran.118
melalui metode tanya jawab pada mata pelajaran IPA dalam meningkatkan
117
Roestiyah, N.K, Didaktik Metodik (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1986), 70.
118
Hendyat, Soetopo, Loc-Ct.,
prestasi belajar siswa dalam penelitian ini memang tidak seideal sebagaimana
pelaksanaannya, yaitu:
memecahkan masalah.
siswa.
3) Hanya dijawab dengan ya atau tidak atau ada untuk mendorong siswa
kepada siswa.
jawab.
salah.
metode tanya jawab ini agar siswa dapat mengerti atau mengingat tentang fakta
119
Ramayulis, Op-Cit.,124-125.
120
Soetomo, Op-Cit.,151.
Dalam penelitian ini meskipun penerapan metode tanya jawab belum
PENUTUP
A. Kesimpulan
anggota kelompok sesuai dengan nomor urut absen. Langkah kedua tiap
kelompok diberikan peta konsep tentang sumber daya alam, kemudian tiap
dibagikan kepada setiap kelompok, dan membuat ilustrasi contoh riil yang
terjadi di kehidupan sehari-hari. Langkah ketiga adalah pemberian instruksi
tahu memberi tahu pada yang belum tahu, yang pandai mengajari yang
guru bersama peserta didik membahas hasil diskusi, guru menjelaskan dan
kebutuhan manusia.
B. Saran
belajar siswa di MI Miftahul Huda Jabung Malang, maka dapat diajukan saran-
lain:
maksimal perlu adanya motivasi yang tinggi dari siswa itu sendiri.
b. Bagi Guru
tidak timbang..
c. Bagi Siswa
Armai, Arief. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta:
Ciputat Press
Bahri Djamarah, Syaiful dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar Jakarta:
Rieneka Cipta
DEPAG RI. 1995. Al-Quran Dan TerjemahaNya. Semarang: PT. Karya Toha Putra
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rieneka Cipta
Hasan Abdul Qohar, Mas’ud. 1983. Kamus Ilmu Popular. Jakarta:Bintang Pelajar
Kusrini, Siti, dkk. 2006. Ketrampilan Dasar Mengajar. Malang: Fakultas Tarbiyah
UIN
Muhaimin, Abdul Ghofir dan Nur Ali. 1996 Strategi Belajar Mengajar
Penerapannya dalam Pembelajaran Pendidikan Agama.Surabaya: CV. Citra
Media
Muhaimin, Suti’ah dan Nur Ali. 2004. Paradigma Pendidikan Islam Upaya
mengeefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Bandung : PT Remaja
Rosda Karya
Tengku Ramly, Amir. 2005. Menjadi Guru Idola. Bekasi: Pustaka Inti
Yusuf, Tayar dan Syaiful Anwar. 1995. Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa
Arab . Jakarta: Raja Grafindo Persada
Lampiran 1
DEPARTEMEN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Gajayana 50 Malang Telp. (0341) 551354 Fax. (0341) 572533
Nomor : Un. 3.1/TL.00/296/2008 Malang, 28 februari 2009
Lampiran : 1 berkas
Perihal : Penelitian
Kepada
Yth. Kepala MI NU Miftahul Huda Jabung
di-
Malang
Demikian atas perkenan dan kerjasama Bapak/ Ibu disampaikan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Dekan
DEPARTEMEN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Gajayana 50 Malang Telp. (0341) 551354 Fax. (0341) 572533
BUKTI KONSULTASI
Mengetahui,
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang
PEDOMAN WAWANCARA
A. Responden Guru
3. Apakah ada perbedaan antara penerapan metode yang saya teliti ini
4. Lebih kondusif mana menurut Ibu antara metode yang saya teliti ini
B. Responden siswa
2. Kamu lebih suka sekarang atau kemarin ketika mengikuti pelajarannya Ibu
Ira?
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. Standar kompetensi
Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan
teknologi dan masyarakat.
B. Kompetensi Dasar
11.1Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan
C. Indikator
Menjelaskan pengertian sumber daya alam.
Menyebutkan jenis-jenis sumber daya alam.
Menggolongkan benda menurut asalnya.
Menjelaskan cara mengelola sumber daya alam.
D. Materi Essensial
Kelompok benda berdasarkan asalnya
Benda yang berasal dari tumbuhan
Benda yang berasal dari hewan
Benda yang berasal dari bahan alam tidak hidup
170
E. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menyebutkan pegertian sumber daya alam.
Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis sumber daya alam.
Siswa dapat menggolongkan benda menurut asalnya.
Siswa dapat menyebutkan cara-cara mengelola sumber daya alam.
F. Media Belajar
Buku SAINS SD Haryanto Erlangga Kelas IV
Peta Konsep Sumber Daya Alam
3. Penutup
a. Memberikan kesimpulan tentang SDA (15 menit)
b. Memberi PR
H. Penilaian
1. Penilaian Proses
Prosedur : Pengamatan selama proses pembelajaran
171
Jenis : Perbuatan
Bentuk : Aktifitas
Alat Penilaian : Lembar Pengamatan
2. Penilaian Hasil
Prosedur : Test tulis pada akhir pembelajaran
Jenis : Test tertulis
Bentuk : Sumatif
Alat Penilaian : Soal evaluasi & Kunci jawaban
( )
172
A. Standar Kompetensi
Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan
teknologi dan masyarakat.
B. Kompetensi Dasar
11.1Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan
C. Indikator
Memberi contoh berbagai jenis sumber daya alam di Indonesia.
Menggolongkan benda menurut asalnya.
D. Materi Essensial
Kelompok benda berdasarkan asalnya
Benda yang berasal dari tumbuhan
Benda yang berasal dari hewan
Benda yang berasal dari bahan alam tidak hidup
E. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menyebutkan pegertian sumber daya alam.
Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis sumber daya alam.
Siswa dapat menggolongkan benda menurut asalnya.
Siswa dapat menyebutkan cara-cara mengelola sumber daya alam.
173
F. Media Belajar
Buku SAINS SD Haryanto Erlangga Kelas IV
1. Pendahuluan
(5 menit)
a. Mengingat materi pertemuan sebelumnya
b. Membahas pekerjaan rumah
2. Kegiatan Inti
(70 menit)
a. Membahas pekerjaan rumah
b. Guru menjelaskan dan siswa memahami sumber daya
alam yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia
meliputi tumbuhan, hewan dan bahan alam tidak hidup.
c. Mengelompokkan benda yang berasal dari tumbuhan
1) Bahan pangan (nasi, roti, terigu, kecap, tahu, tempe
dan oncom)
2) Bahan sandang (pakaian, kasur, bantal, guling)
3) Peralatan rumah tangga (kusen, pintu, meja, kursi,
lemari, pensil)
4) Produk kesehatan dan perawatan tubuh (jamu,
sampo, sabun)
d. Mengelompokkan benda yang berasal dari hewan
1) Bahan pangan (daging, telur, susu)
2) Bahan sandang (kain sutera, wol, jaket, sepatu, tas)
3) Produk kesehatan (susu kuda liar, daging biawak)
e. Mengelompokkan benda yang berasal dari bahan alam
tidak hidup
1) Bahan bangunan (batu bata, pasir, semen, genteng,
kayu, besi)
2) Peralatan rumah tangga (kantong plastik, ember,
174
3. Penutup
a. Memberikan kesimpulan benda yang berasal dari (15 menit)
tumbuhan, hewan dan bahan alam yang tidak hidup
dapat memenuhi kebutuhan manusia
b. Memberi Pekerjaan Rumah (PR)
H. Penilaian
1. Penilaian Proses
Prosedur : Pengamatan selama proses pembelajaran
Jenis : Perbuatan
Bentuk : Aktifitas
Alat Penilaian : Lembar Pengamatan
2. Penilaian Hasil
Prosedur : Test tulis pada akhir pembelajaran
Jenis : Test tertulis
Bentuk : Sumatif
Alat Penilaian : Soal evaluasi & kunci jawaban
( )
175
Lampiran 6
(Poin 10)
3. Sebutkan 5 jenis sumber daya alam yang berasal dari hewan! (Poin
10)
4. Sebutkan 5 jenis sumber daya alam yang berasal dari bahan alam
10. Sebutkan apa saja sumber daya alam yang ada disekitar rumah
Lampiran. 7
INSTRUMEN PENILAIAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Mata Pelajaran : IPA
Kelas : IVa (empat)
Pertemuan Ke : I
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Ket
20 M. Khoirul Muhlisin 70 70 70 70 65 50 70 70
21 M. Wildan Adnan 70 70 70 60 70 60 70 70
22 Mizanul Khoirul Wildani 70 70 70 70 70 65 70 70
23 M. Fathur Rizqullah 70 70 70 70 70 65 70 60
24 Nailul Husna 70 40 70 55 55 60 70 70
25 Najatul Hilyati 70 45 70 65 70 55 70 70
26 Nindy Irna Maulia 70 70 70 70 70 65 70 70
27 Novendra Silvi 50 60 55 60 60 60 70 65
28 Sofyan Andi Wibowo 70 70 70 70 70 65 70 70
29 Wardatul Husna 50 55 60 55 65 60 70 60
30 Yunan Candra 70 70 70 70 70 65 70 70
31 Zuni Rosyida 70 50 70 50 55 55 70 60
32 Zulia Ulfa 70 50 70 50 60 65 70 60
KETERANGAN:
KETERANGAN:
1. Keaktifan invidu 6. Memiliki indikator materi pembelajaran
2. Keaktifan secara kelompok 7. Mampu memperaktikkan indikator materi
3. Ulangan harian 8. Siswa memperhatikan guru disaat menjelaskan materi
4. Ketangkasan menjawab pertanyaan pembelajaran.
5. Ketepatan waktu mengerjakan tugas 9. Siswa tanggap terhadap intruksi dan rencana
pembelajaran
180
Lampiran. 8
BIODATA PENULIS