Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KESULITAN-KESULITAN DALAM BELAJAR DAN CARA


MENGATASINYA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan dan


Perkembangan

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Sururin, M.Ag

Yokha Latief Ramadhan, M.Pd

Disusun oleh Kelompok 7

Nurul Izzatul Qur’ani (11220110000112)

Pasha Shabrina Aulia (11220110000118)

Izza Qonita Adawiyah (11220110000140)

Abdallah Iqram (11220110000147)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2023 M / 1445 H

1
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt., Tuhan semesta
alam yang telah memberikan kami kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Kesulitan Dalam Belajar dan Cara Mengatasinya” dengan
sebaik mungkin.

Shalawat serta salam tak lupa kami curahkan kepada baginda Nabi besar
yaitu Nabi Muhammad Saw. yang telah membawa kita dari zaman kegelapan
hingga pada zaman yang terang benderang seperti sekarang ini. Tak lupa pula
kami ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Sururin, M.Ag dan bapak Yokha
Latief Ramadhan, M.Pd selaku dosen mata kuliah Psikologi Pendidikan dan
Perkembangan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
kalimat maupun tata bahasa penulisannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan
adanya kritik dan saran agar menjadi acuan serta bahan koreksi bagi penulisan
makalah berikutnya. Dengan adanya makalah ini, semoga dapat menambah
wawasan dan juga bermanfaat bagi kami dan bagi para pembaca. Āmīn.

Ciputat, 30 Oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I..................................................................................................................................iii
PENDAHULUAN.............................................................................................................iii
A. Latar Belakang..........................................................................................................iii
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................iii
C. Tujuan Penulisan......................................................................................................iii
BAB II.................................................................................................................................1
PEMBAHASAN.................................................................................................................1
A. Pengertian Kesulitan Belajar.....................................................................................1
B. Ciri-ciri dan Gejala Kesulitan Belajar........................................................................2
C. Faktor-faktor Kesulitan Belajar.................................................................................3
D. Upaya untuk Mendiagnosis Anak yang Kesulitan dalam Belajar..............................5
E. Upaya Mengatasi Kesulitan dalam Belajar Menurut Islam........................................6
BAB III................................................................................................................................7
PENUTUP...........................................................................................................................7
Kesimpulan....................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar, hal yang penting untuk dilakukan pada zaman yang semakin
maju dan memntingkan ilmu pengetahuan dalam pemahamannya. Namun, sayang
banyak pelajar yang mengalami kesulitan selama melakukan pembelajaran ini.
Kesulitanyang dialami bermacam macam mulai dari yang ringan sampai berat,
mulai dari masalah intern sampai masalah ekstern.
Kesulitan peserta didik dalam belajar akan berdampak negatif pada
perkembangan peserat didik tersebut di masa depan nanti. Bahkan hal yang paling
ditakuti adalah ketika ia menyerah untuk terus melakukan pembelajaran sehingga
perkembangannya akan terhambat dan akan berakibat buruk untuk dirinya
dilingkunagn sosial.
Ada banyak hal yang menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan
ini. Tetapi bukan berarti tidak ada cara atau solusi yang dapat dilakukan dalam
mengatasi kesulitan belajar ini, selama metode dan cara penanganan yang tepat
maka kesulitan dalam belajar dapat diatasi.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah
yang ingin dikaji adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan kesulitan belajar?


2. Apa ciri-ciri dan gejala kesulitan belajar?
3. Apa saja faktor yang memengaruhi kesulitan belajar?
4. Bagaimana cara mendiagnosis anak yang mengalami kesulitan belajar?
5. Bagaimana cara mengatasi kesulitan dalam belajar menurut Islam?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan kesulitan belajar


2. Untuk mengetahui ciri-ciri dan gejala kesulitan belajar
3. Untuk mengetahui faktor yang memengaruhi kesulitan belajar
4. Untuk mengetahui cara mendiagnosis anak yang mengalami kesulitan
belajar

iii
5. Untuk mengetahui cara mengatasi kesulitan anak dalam belajar
menurut Islam

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesulitan Belajar


Kesulitan belajar menurut National Institute of Health, USA dalam Idris (2009)
dijelaskan sebagai ketidakseimbangan tingkat intelegensia dan performa akademik anak
yang disebabkan oleh gangguan neurologis sehingga menghambat perkembangan anak. 1
Menurut NJCLD (National Joint Committee of Learning Disabilities) Lerner dalam
(Santrock, 2018), kesulitan belajar adalah macam-macam gangguan dalam belajar yang
ditandai oleh kesulitan dalam mendengarkan, menulis, membaca, menghitung, berbicara
dan lain-lain.2 Jadi, kesulitan belajar adalah suatu kondisi yang menyebabkan sebuah
tujuan tidak dapat tercapai karena adanya gangguan-gangguan yang menghambat seperti
kesulitan dalam membaca, menulis, menghitung, mendengarkan, berbicara, bahkan
menerima informasi melalui indra.

Menurut Utami (2020:96-97), kesulitan belajar merupakan suatu kondisi siswa


dimana proses belajar yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan dalam mencapai
hasil belajar, jadi kondisi dimana siswa tidak dapat belajar dengan mestinya. Hambatan
ini berasal dari dalam maupun dari luar siswa. Kesulitan belajar adalah suatu masalah
yang akan sering dihadapi oleh seorang guru dan merupakan tanggung jawab seorang
guru untuk mengatasinya kesulitan belajar siswa. Kesulitan belajar merupakan keadaan
dimana siswa kurang mampu menghadapi tuntutan-tuntutan yang harus dilakukan dalam
proses belajar sehingga proses dan hasil pembelajaran kurang memuaskan atau kurang
maksimal.

Menurut Abdurrahman (Maryani, et.al 2018:21), menjelaskan bahwa kesulitan


berlajar merupakan ketidak tepatan dalam pembelajaran yang disebabkan oleh:

a. Kemungkinan adanya disfungsi otak,


b. Kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas akademik,
c. Prestasi belajar yang rendah jauh dibawah kepastian intelegensi,
d. Adanya sebab lain seperti tuna grahita, gangguan emosional, adanya hambatan
sensoris, ketidak tepatan dalam pembelajaran, atau karena kemiskinan budaya.

Menurut Mulyadi (2010: 6), kesulitan belajar mempunyai pengertian yang luas,
meliputi :

1
R. Idris, Mengatasi kesulitan belajar dengan pendekatan psikologi kognitif. Jurnal Lentera
Pendidikan (2009)
2
John W. Santrock Educational Psychology (6th edition). (New York: McGraw-Hill Education,
2018)

1
a. Learning Disorder adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu
karena timbulnya respon yang bertentangan. Dengan demikian, hasil belajar yang
dicapai akan lebih rendah dari potensi yang dimiliki.
b. Learning Disabilities (ketidakmampuan belajar) adalah ketidakmampuan
seseorang yang mengacu kepada gejala dimana seseorang tidak mampu belajar
(menghindari belajar) sehingga hasil belajarnya dibawah potensi intelektualnya.
c. Learning disfunction (ketidakfungsian belajar) adalah menunjukkan gejala
dimana proses belajar tidak berfungsi dengan baik meskipun pada dasarnya tidak
ada tanda-tanda subnormalitas mental, gangguan alat indera atau gangguan
psikologis lainnya.
d. Under Achiever adalah mengacu pada seseorang yang memiliki tingkat potensi
intelektual diatas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah.
e. Slow Learner adalah seseorang yang lambat dalam proses belajarnya sehingga
membutuhkan waktu dibandingkan seseorang yang lain yang memiliki taraf
potensi intelektual yang sama.

B. Ciri-ciri dan Gejala Kesulitan Belajar


Seorang siswa diduga mengalami kesulitan belajar apabila yang bersangkutan
menunjukkan kegagalan tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Kegagalan
belajar didefinisikan oleh Burton sebagai berikut, siswa dikatakan gagal apabila dalam
batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau
tingkat penguasaan minimal dalam pelajaran tertentu, seperti yang telah ditetapkan oleh
orang dewasa atau guru. siswa dikatakan gagal apabila yang bersangkutan tidak dapat
mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya. Siswa dikatakan gagal apabila
yang bersangkutan tidak dapat mewujudkan tugas-tugas perkembangan, termasuk
penyesuaian sosial dan fase perkembangan tertentu, seperti yang berlaku bagi kelompok
sosial dan usia yang bersangkutan.

Menurut Makmun, “siswa dikatakan gagal kalau yang bersangkutan tidak


berhasil mencapai tingkat penguasaan yang diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan
pada tingkat pelajaran berikutnya.”

Sudah menjadi harapan setiap pendidik, agar peserta didiknya dapat mencapai
hasil belajar yang sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan yang telah digariskan dalam
proses belajar mengajar di sekolah. Namun, kenyataannya yang dihadapi tidak selalu
menunjukkan apa yang diharapkan itu dapat terealisasi sepenuhnya. Banyak peserta didik
yang menunjukkan tidak dapat mencapai hasil belajar sebagaimana yang diharapkan oleh
para pendidiknya. Guru sering menghadapi dan menemukan siswa yang mengalami
kesulitan dalam belajar.

Dalam hal ini menghadapi peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar,
pemahaman yang utuh dari guru tentang kesulitan belajar yang dialami oleh peserta
didiknya, merupakan dasar dalam usaha memberikan bantuan dan bimbingan yang tepat.
Kesulitan belajar yang dialami oleh siswa itu akan termanifestasi dalam berbagai gejala.

2
Menurut Sudrajat (dalam Idris, 2009) beberapa gejala pertanda adanya kesulitan
dalam belajar3, antara lain:

1. Menunjukkan hasil belajar yang rendah (di bawah rata-rata nilai yang dicapai
oleh kelompok kelas atau di bawah potensi yang dimilikinya).
2. Hasil yang diperoleh tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukannya,
seperti tetap rendahnya hasil yang didapatkan pada siswa yang sudah rajin dan
giat belajar.
3. Lambat dalam mengerjakan tugas dan selalu tertinggal dari temantemannya dari
waktu yang sudah disediakan.
4. Menunjukkan sikap-sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh, menentang,
berbohong, dan berpura-pura.
5. Menunjukkan perilaku yang berkelainan seperti membolos, datang terlambat,
mengganggu teman ketika belajar, tidak mengerjakan tugas, tidak mau mencatat
pelajaran, dan tidak teratur dalam mengikuti kegiatan belajar.
6. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar seperti pemurung, mudah
tersinggung, pemarah, kurang gembira pada situasi tertentu, atau dalam
menghadapi nilai rendah tidak menunjukkan adanya perasaan sedih atau
menyesal.

Berdasarkan uraian tentang kesulitan belajar tersebut, maka indikator kesulitan


belajar siswa sekolah dasar adalah prestasi belajar yang menurun, hasil yang dicapai tidak
sesuai dengan usaha yang dilakukan, lamban dalam mengerjakan tugas, menunjukkan
sikap yang tidak peduli pada mata pelajaran, menunjukkan perilaku yang menyimpang,
dan menunjukkan gejala emosional yang menyimpang.

Dari apa yang dikemukakan di atas dapat dipahami adanya beberapa manifestasi
dari gejala kesulitan belajar yang dialami oleh para peserta didik. Dari gejala-gejala yang
termanifestasi dalam tingkah laku setiap peserta didik, diharapkan para pendidik atau
guru dapat memahami dan mengidentifikasi mana siswa yang mengalami kesulitan dalam
belajar dan mana pula yang tidak.

C. Faktor-faktor Kesulitan Belajar


Ada banyak faktor yang menyebabkan peserta belajar mengalami kesulitan dalam
belajarnya. Secara umum faktor tesebut adalah faktor intern dan faktor ekstern. Jika sudut
pandang diarahkan pada aspek lainnya, maka faktor-faktor penyebab kesulitan belajar
anak didik dapat dibagi menjadi faktor anak didik, sekolah, keluarga, dan masyarakat
sekitar. Berikut penjelasannya.

1. Faktor Anak Didik

3
R. Idris, Mengatasi kesulitan belajar dengan pendekatan psikologi kognitif. Jurnal Lentera
Pendidikan (2009)

3
Peserta didik memiliki peran penting dalam pendidikan. Dialah yang merasakan
langsung penderitaan dari kesulitan belajar. Karena ia adalah orang yang belajar bukan
guru yang belajar (Djamarah, 2008: 237) ada banyak hal dalam diri seorang peserta didik
yang membuat ia sulit dalam belajar diantaranya adalah IQ yang rendah, bakat yang
kurang mumpuni, faktor emosional, kebiasaan buruk, keadaan fisik, seks dan tidak ada
motivasi dalam belajar.4

2. Faktor Sekolah

Sekolah adalah tempat dimana peserta didik selalu berada selama proses belajar,
hal ini yang menyebabkan sekolah memilki peran penting dalam pembentukan peserta
didik. Kenyamanan dan ketenangan anak didik dalam belajar akan ditentukan sampai
sejauh mana kondisi dan sistem sosial di sekolah dalam menyediakan lingkungan yang
kondusif dan kreatif.5

Kondisi kelas juga berpengaruh pada psikis dari peserta didik yang akan
menentukan apakah ia sulit belajar atau tidak. Kondisi kelas turut mempengaruhi minat
belajar siswa. (Al-hamdani, 2018: 25) Minat atau tidaknya seorang peserta didik akan
menjadi penghambat bagi proses belajar.6

Selain dari uraian ini ada hal lain dari sekolah yang akan menghambat proses
belajar peserta didik diantaranya guru yang buruk, hubungan guru dan peserta didik, alat
dan media yang kurang, suasana sekolah, dan disiplin waktu yang kurang.

3. Faktor Keluarga

Keluarga adalah lingkungan pertama yang turut membentuk anak dalam segala
aktivitasnya (Al-hamdani, 2018: 26). Walaupun seorang peserta didik telah masuk
sekolah tetapi tidak dipungkiri bahwa keluarga adalah hal penting yang membentuk
semua aktivitas peserta didik di sekolah.7

Ketika sistem kekerabatan semakin renggang, kebutuhan belajar tidak terpenuhi,


terutama kebutuhan krusial maka ketika itulah suasana keluarga tidak menyediakan atau
menyiapkan suatu kondisi dengan lingkungan yang kreatif bagi belajar anak. Maka
lingkungan keluarga yang demikian ikut terlibat dalam menyebabkan kesulitan belajar
anak.

4. Faktor Masyarakat Sekitar

4
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belaja. (Jakarta : Rineka Cipta 2008)
5
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belaja. (Jakarta : Rineka Cipta 2008)
6
Djaswidi Al-hamdani, Teori Belajar: Peran, Fungsi Dan Pengertian. (Bandung :Media Cendekia
Publisher: 2008)
7
Djaswidi Al-hamdani, Teori Belajar: Peran, Fungsi Dan Pengertian. (Bandung :Media Cendekia
Publisher: 2008)

4
Kehidupan peserta didik tidak selamanya berada dilingkungan sekolah dan
keluarga, hal yang sangat penting namun sering dilupakan adalah tempat dia bergaul atau
bermain dengan temannya yang akrab disebut dengan lingkungan sosial masyarakat.

Jika seorang peserta didik bergaul dengan orang orang yang memiliki potensi
belajar yang tinggi, maka peserta didik akan terpengaruh dan ikut menyadarkan semangat
belajarnya. Hal ini adalah hal positif yang dapat diambil dari masyarakat. Namun
sayangnya tidak semua masyarakat memiliki perlakuan yang baik dalam pergaulannya.

Di zaman yang semakin maju ini. Masyarakat justru terpukul mundur oleh
pergaulan negatif yang dibawanya. Pergaulan negatif ini mengarah pada para pelajar yang
masih labil emosinya sehingga mudah untuk dipengaruhi. Pergaulan negatif terlalu
banyak motif dan jenisnya, diantaranya gengster, pergaulan bebas seperti seks dan
lainnya. Hal ini akan menjadi salah satu faktor yang menjadi penghambat proses belajar
seoarang peserta didik

D. Upaya untuk Mendiagnosis Anak yang Kesulitan dalam Belajar


Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa seorang peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar adalah merka yang mengalami ketidak-wajaran dalam belajar yang
dipengaruhi oleh banyak hal mulai yang sederhana sampai yang paling kompleks, dari
yang dpat dilihat secara langsung sampai sesuatu yang tidak dapat diamati secara
langsung.

Beberapa petunjuk yang dapat diamati langsung adalah hal yang mudah untuk
ditebak bahwa peserta mengalami kesulitan belajar atau tidak. Dan dapat diidentifikasi
dengan petunjuk sebagai berikut: menunjukkan prestasi yang rendah, hasil belajar tidak
sesuai dengan usaha yang dilakukan, peserta didik lambat dalam mengerjakan tugas-
tugas, sikap yang tidak wajar, potensi yang terbuang percuma.

Cara lain yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

 Observasi

Obeservasi merupakan upaya memperoleh suatu data dengan langsung


mengamati trhadap objek (Ahmadi,2013:95). Selagi melakukan obsevasi kita harus terus
mencatat segala sesuatu yang telah kita dapatkan dari subjek, kemudian pilih segala
sesuatu yang berkaitan dengan dengan tujuan pendidikan.8

 Interview

Interview adalah suatu cara pemerolehan data melalui wawancara langsung


terhadap objek yang akan diteliti. Interview akan jauh lebih akurat apabila dilakukan
bersamaan setelah Observasi.

 Dokumentasi
8
Djaswidi Al-hamdani, Teori Belajar: Peran, Fungsi Dan Pengertian. (Bandung :Media Cendekia
Publisher: 2008)

5
Dokumentasi, adalah cara dimana ketika kita ingin mengetahui tentang peserta
didik yang kita amati, maka kita mengamatinya memalui setiap catatan tentang dirinya.
Dari hal ini kita dapat mengetahui alasan apa yang membuat peserta didik mengalami
kesulitan dalam belajar. Berbagai dokumentasi yang dapat kita baca dari peserta didik
seperti riwayat hidup pserta didik, prestasi anak didik, kumpulan ulangan, catatan
kesehatan, buku raport dan lainnya.

 Tes Diagnosis

Tes ini dapat dilakukan sebelum peserta didik memulai pelajaran di kelas.
Carannya dengan memberi beberapa pertanyaan dan melihat apakah peserta didik telah
memiliki pengetahuan dasr tentang bahan ajar yang akan disampaikan atau tidak.

E. Upaya Mengatasi Kesulitan dalam Belajar Menurut Islam


Upaya mengatasi kesulitan dalam belajar menurut Islam mencakup berbagai
prinsip dan pedoman. Beberapa di antaranya adalah:

1. Doa: Meminta pertolongan dan bimbingan Allah dalam belajar.


2. Niat Ikhlas: Belajar dengan niat yang tulus untuk mencari ilmu dan meningkatkan
kebaikan, bukan hanya demi prestasi.
3. Istiqomah: Konsistensi dalam belajar, menjaga disiplin, dan berusaha secara
berkelanjutan.
4. Sabar: Bersabar dalam menghadapi kesulitan dan hambatan dalam proses belajar.
5. Tawakal: Menyerahkan hasil usaha kepada Allah sambil terus berusaha
maksimal.
6. Manfaatkan Waktu Terbaik: Belajar di waktu-waktu yang diberkahi, seperti
setelah shalat, serta menghindari tindakan yang menghambat keberkahan dalam
belajar.
7. Konsultasi: Meminta bimbingan dan nasihat dari guru, sesama mahasiswa, atau
orang yang berpengalaman.
8. Berdoa untuk Keberhasilan: Berdoa untuk kesuksesan dalam ujian atau tugas
akademik.
9. Kejujuran: Menjaga kejujuran dalam studi dan tugas, menghindari tindakan
curang atau plagiarisme.

6
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Kesulitan belajar adalah suatu keadaan yang menghambat seorang peserta didik
dalam belajar dan keadaan itu bisa berasa dari dari sendiri maupun dari luar diri.

Penyebab dari peserta belajar yang mengalami kesulitan dalam belajarnya jika
dilihat secara umum terbagi dua: faktor intern dan faktor ekstern. Jika sudut pandang
diarahkan pada aspek lainnya, maka faktor-faktor penyebab kesulitan belajar anak didik
dapat dibagi menjadi faktor anak didik, sekolah, keluarga, dan masyarakat sekitar.

Cara penanggulangan dari kesulitan belajar ini berbeda-beda tergantung dari apa
penyebab peserta didik mengalami kesulitan dalam belajar. Karena apabila cara
mengatasi yang dilakukan tidak sesuai dengan penyebab sulit belajar dikhawatirkan justru
akan menambah kesulitan peserta didik dalam belajar. Cara baik yang dapat ditempuh
adalah dengan urutan sebagi berikut; pengumpulan data, pengolahan data, diagnosis,
prognosis, treatment, dan evaluasi.

7
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A., & Supriyono, &. W. (2013). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Al-hamdani, D. (2018). Teori Belajar: Peran, Fungsi Dan Pengertian. Bandung: Media
Cendekia Publisher.

Djamarah, S. B. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Idris, R. (2009). Mengatasi kesulitan belajar dengan pendekatan psikologi kognitif.


Jurnal Lentera Pendidikan, 12(2), 152—157. .

Santrock, J. W. (2018). Educational Psychology (6th edition). New York: McGraw-Hill


Education. .

8
9
10

Anda mungkin juga menyukai