KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, taufiq,
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan yang berjudul “Pembiayaan
Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Dumai” dengan lancar. Selama proses
penulisan penulis banyak mendapatkan bantuan dari pihak-pihak lain sehingga laporan ini
dapat terselesaikan dengan optimal. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
banyak terima kasih kepada Ibu Ummi Fadhilah K, ST., M.Sc yang telah membimbing kami
dalam menyelesaikan laporan ini serta memberikan ilmu yang sangat bermanfaat. Serta
semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran penyelesaian laporan ini yang tidak
bisa disebutkan satu per satu.
Sekian, semoga laporan ini dapat bermanfaat secara luas bagi perkembangan
wilayah perencanaan serta rekomendasi ke depannya. Penulis menyadari bahwa laporan ini
masih belum sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan demi perbaikan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................... 4
1.2 Persoalan yang Diangkat ............................................................................................................... 5
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................... 6
1.4 Metode Penulisan ......................................................................................................................... 6
1.5 Ruang Lingkup ............................................................................................................................... 7
BAB II EVALUASI SINGKAT STUDI KASUS ................................................................................................. 8
2.1 Deskripsi Sektor Pembangunan .................................................................................................... 8
2.2 Review Konsep Pembiayaan ......................................................................................................... 8
BAB III EKSPOLARASI INSTRUMEN PEMBIAYAAN ................................................................................. 11
3.1 Kajian Struktur Anggaran ............................................................................................................ 11
3.2 Ekspolasi Sumber Pembiayaan Konvensional dan Non-Konvensional ....................................... 12
BAB IV SKEMA PENANGANAN KASUS ................................................................................................... 13
4.1 Analisis Finansial ......................................................................................................................... 13
4.2 Pemilihan sumber pembiayaan yang relevan ............................................................................. 15
4.3 Strategi Pengimplementasian ..................................................................................................... 16
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ............................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 18
3
BAB 1 PENDAHULUAN
4
dan/atau kewenangan untuk melakukan pengelolaan berikut pelayanan air minum bagi
kemanfaatan umum serta berkewajiban menyediakan sarana dan prasarana
pengolahan air minum dan jaringan pipa transmisi atau distribusi guna kepentingan dan
kebutuhan masyarakat atau pelanggan.
Salah satu daerah yang mengalami kendala penyediaan air bersih adalah Kota
Dumai. Ketersediaan dan kualitas air di kota dumai kualitas air di Kota Dumai sangat
rendah. Tak heran bila harga air bersih cukup tinggi. Pada tahun 2018, dari 391 PDAM
yang ada di Indonesia, sebanyak 223 PDAM (57%) berkinerja sehat, 99 PDAM (25%)
kurang sehat, 52 PDAM (13%) berkinerja sakit, dan 17 PDAM (5%) belum dinilai
kinerjanya. PDAM Tirta Dumai Bersemai milik Pemerintah Kota Dumai termasuk PDAM
kategori sakit. Selain itu cakupan pelayanan air bersih di Kota Dumai masih berada di
bawah rata-rata nasional dan Provinsi Riau. Sejumlah dana telah dikeluarkan untuk
pembangunan sistem jaringan transmisi dan distribusi air Kota Dumai, namun
pembangunan jaringan tersebut belum terselesaikan seluruhnya.
Dari penjelasan di atas, faktor finansial dapat dikatakan sebagai modal awal untuk
menyediakan air bersih meliputi sarana dan prasarana penunjangnya. Kondisi finansial
pemerintah yang belum bisa menutup biaya kebutuhan akan pengembangan sistem
penyediaan air di daerah-daerah membutuhkan alternatif lain dalam sisi pembiayaan.
Oleh sebab itu diperlukan analisis pembiayaan pembangunan sistem penyediaan air
bersih, beserta alternnatif sumber pembiayaan, dan strategi pembiayaannya.
5
terhenti karena beberapa hal. Dana yang telah diberikan tersebut digunakan untuk
pembangunan sistem jaringan transmisi dan distribusi, namun pembangunan jaringan
tersebut belum terselesaikan seluruhnya. Sehingga masih dibutuhkan dana untuk
melanjutkan pembangunan PDAM tersebut hingga selesai dan menurut INDISI masih
diperlukan lagi sekitar Rp 200 miliar untuk penyelesaian kegiatan ini.
1.3 Tujuan
Bab 1 : berisi deskripsi mengenai latar belakang penulisan laporan, persoalan yang
diangkat, tujuan, metode penulisan, dan ruang lingkup.
Bab 2 : berisi evaluasi singkat kasus studi, yang memuat deskripsi objek/sektor
pembangunan yang akan dibiayai, review konsep pembiayaan yang telah dilakukan:
komponen biaya, analisis kriteria investasi, sumber-sumber pembiayaan, dan strategi
pembiayaan yang digunakan. Pada bagian akhir dibahas kritik terhadap aspek-aspek
yang telah di-review dan kemudian dirumuskan ke dalam persoalan pembiayaan
pembangunan yang nantinya akan dihadapi kasus studi.
6
Bab 5 : Kesimpulan dan rekomendasi, memuat temuan studi dan usulan yang
ditawarkan
7
BAB II
EVALUASI SINGKAT STUDI KASUS
Pembangunan sistem pasokan air telah dilaksanakan di Kota Dumai sejak 2009.
Namun hingga 2011 pembangunannya harus dilakukan meski biaya mencapai Rp 180 miliar.
Hanya sebagian biaya tenaga kerja fisik yang dapat membangun transmisi dan jaringan
distribusi di 4 kabupaten. Karena itu, pemerintah kota berencana untuk melanjutkan proyek
pengembangan dumai. Dalam pembangunan rencana pemerintah termasuk seorang
investor untuk mengurangi sumber pendanaan dari anggaran negara.
Di dalam penelitian ini, sistem akan menganalisis kerja sama yang dilakukan dengan
membuat 3 skema. Dan masing-masing skema ini akan dianalisis dalam ekonomi yang
berbasis pada net present value (NPV), internal rate of return (IRR), rasio biaya manfaat
(BCR), dan payback period (PBP). Analisis ekonomi yang dilakukan pada masing-masing
skema dapat dinyatakan bahwa ketiganya skema layak, untuk setiap parameter seperti NPV
positif, BCR lebih besar dari 1,0 dan tingkat pengembalian internal serta nilai yang berlaku
bunga komersial, tetapi tarif yang didapat sangat mahal sehingga tarifnya tidak layak.
Cakupan pelayanan air bersih di Kota Dumai masih berada di bawah rata-rata nasional dan
Provinsi Riau. Dengan demikian, dalam pembiayaan pembangunan infrastruktur harus
dilakukan anggaran berbagi tarif yang didapat menjadi lebih kecil.
8
beserta infrastruktur pelengkap dan ME
Pembangunan IPA SPAM Jl. Raya Bukit
6. Timah km 9 kapasitas 80 l/d beserta infrastruktur 42.466.500.000,00
pelengkap dan ME
7. Ganti rugi kerusakan tanaman sekitar area lahan 500.000.000,00
penduduk
8. Renovasi bangunan intake sungai masjid + 1.828.816.040,00
fasilitas pendukung
9. Sambungan rumah 7.680.000.000,00
Jumlah 110.998.973.411,20
PPN 10% 11.099.897.341,12
Jumlah Total 112.098.870.752,32
Pembulatan 112.098.870.752,00
Sumber: FS Kajian Ulang dan Appraisal Pembangunan Infrastruktur Air Minum Kota
Dumai, 2012
Dapat dilihat dari tabel diatas jumlah total komponen biaya yang diperlukan
untuk SPAM Kota Dumai sebesar 112.098.870.752 rupiah. Biaya yang dibutuhkan lebih
besar dibandingkan dengan dana yang tersedia.
9
Konsep pembiayaan yang digunakan dalam kasus Sistem Pengadaan Air
Minum di kota Dumai ini dapat dikatakan kurang sesuai dikarenakan permintaan biaya
lebih besar sehingga ketersediaan dana yang ada tidak dapat memenuhi biaya yang
dibutuhkan. Dalam pelaksaan kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum di Kota Dumai ini
kebutuhannya naik sebesar 8% sedangkan dana yang tersedia hanya terus bertambah
5% ditambah lagi sumber pembiayaannya hanya bersumber dari APBN/APBD. Oleh
karena itu dana yang tersedia masih kurang bisa memenuhi permintaan biaya yang ada.
10
BAB III
EKSPOLARASI INSTRUMEN PEMBIAYAAN
Pembangunan proyek SPAM Kota Dumai merupakan salah satu invetasi yang
dilakukan oleh pemerintah. Dalam pembangunannya menggunakan dana yang
berasal dari pemerintah. Namun untuk perkembangan proyek tersebut diperlukan
suatu sumber pembiayaan lain yang tidak hanya mengandalkan dana dari
pemerintah. Sumber pembiayaan tersebut bisa dilakukan dengan menjalin suatu
kerjasama. Berikut ini merupakan tabel rekapitulasi RAB pembangunan lanjutan
SPAM Kota Dumai yang bersumber dari FS Kajian Ulang dan Appraisal Pembangunan
Infrastruktur Air Minum Kota Dumai pada tahun 2012:
11
3.2 Ekspolasi Sumber Pembiayaan Konvensional dan Non-Konvensional
3.2.1 Sumber Pembiayaan Konvensional
Dalam pembiayaan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Dumai dibiayai
oleh pemerintah pada beberapa pekerjaan yang dilakukan. Pembiayaan oleh
pemerintah masuk kedalam skema pembiayaan lanjutan yang akan digunakan
dalam pengembangan SPAM tersebut.
3.2.2 Sumber Pembiayaan Non-Konvensional
Dalam pembangunan lanjutan Sistem Penyediaan Air Minum Kota Dumai
ini direncanakan menggunakan skema kerjasama dengan pihak swasta.
Kerjasama tersebut dianalisis menjadi 3 skema. Skema satu, kerjasama ini
dilakukan dengan kontrak BOT dengan IPA dibayai oleh swasta dan
pemerintah membiayai pembebasan lahan, intake, transmisi, distribusi, dan
SR. Skema dua, kerjasama tetap dalam bentuk kontrak BOT dengan transmisi
dan IPA dibiayai oleh swasta dan pemerintah membiayai pembebasan lahan,
intake, jaringan distribusi, dan SR. Skema tiga, kerjasama tetap dalam bentuk
kontrak BOT dengan intake, transmisi dan IPA dibiayai oleh swasta dan
pemerintah membiayai pembebasan lahan, jaringan distribusi, dan SR.
12
BAB IV
SKEMA PENANGANAN KASUS
13
122.098.870.752,00 Tahun)
Skema Biaya pembangunan NPV
1 93.426.300.000,00 200.356.465.026,35
2 109.481.584.389,00 233.883.388.340,39
3 111.493.282.033,00 250.763.381.839,37
Berdasarkan hasil analisa ternyata Nett Present Value (NPV) pada diskon faktor 20%
semua skema menunjukkan nilai positif dengan rata-rata sebesar
200.356.465.026,35. Dimana hasil ini menunjukan angka positif yang berarti
pembangunan ini dapat dikatakan layak.
2. Perhitungan internal rate of retur (IRR)
Internal rate of return adalah sebuah parameter yang menganalisa tingkat balikan
modal investasi dimana ketetapan angka net present value adalah (0). Suatu
investasi akan dikatakan layak dan menguntungkan apabila proyek yang
dilaksanakan akan memiliki IRR yang lebih besar dari cost of capital yang ditetapkan.
Berdasarkan hasil analisa ternyata internal rate of retur (IRR) pada semua skema
didapatkan IRR dari proyek ini rata-rata sebesar 27%. Dimana angka IRR
menunjukan hasil yang berada diatas angka cost of capital yang senilai 16.20%,
sehingga pembangunan ini dapat dikatakan layak untuk dilanjutkan.
3. Benefit cost of ratio (BCR)
Analisa payback period adalah untuk mengetahui berapa lama suatu investasi yang
dilakukan akan kembali dengan cara mengurangkan investasi dengan rangkaian
proceed (laba bersih + penyusutan + bunga (1-tax) + nilai sisa) yang akan diterima.
𝑁𝑒𝑡 𝐵 𝐶
𝑛
𝑡=1 N 𝐵𝑖 (+
= 𝑛
𝑡=1 N 𝐵𝑖 (−
14
122.098.870.752,00 Tahun)
Skema Biaya pembangunan NPV BCR
1 93.426.300.000,00 200.356.465.026,35 1,63
2 109.481.584.389,00 233.883.388.340,39 1,66
3 111.493.282.033,00 250.763.381.839,37 1,69
Berdasarkan hasil analisa pada indikator BCR ternyata proyek ini menunjukkan nilai
pada WACC sebesar 1,63 kali atau lebih “besar” dari 1. Sehingga proyek
pembangunan dikatan layak dilanjutkan.
15
Dana
Tahap Kontruksi
Pemerintah
Dana Badan
Usaha Tahap Operasional
Tahap Pemeliharaan
16
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Penyediaan air bersih Kota Dumai masih belum optimal. Sejumlah ratusan miliar
dana APBD telah dikeluarkan untuk membiayai sistem penyediaan air minum namun
pembangunannya terhenti ditengah jalan disebabkan oleh beberapa alasan. Pihak PDAM
belum bisa melayani seluruh permintaan masyarakat Kota Dumai yang ingin menjadi
pelanggan air bersih yang dihasilkan oleh pihaknya. Kurangnya dana menjadi penyebab
pembangunan sistem jaringan transmisi dan distribusi belum terselesaikan sehingga masih
dibutuhkan dana untuk melanjutkan pembangunan PDAM tersebut hingga selesai.
Dari hasil analisis kriteria investasi tiga skema yang masing-masing terdiri dari net
present value (NPV), internal rate of return (IRR), rasio biaya manfaat (BCR), dan payback
period (PBP), dinyatakan bahwa ketiganya skema layak, untuk setiap parameter seperti NPV
positif, BCR lebih besar dari 1,0 dan tingkat pengembalian internal serta nilai yang berlaku
bunga komersial, tetapi tarif yang didapat sangat mahal sehingga tarifnya tidak layak.
Cakupan pelayanan air bersih di Kota Dumai masih berada di bawah rata-rata nasional dan
Provinsi Riau. Dengan demikian, dalam pembiayaan pembangunan infrastruktur harus
dilakukan anggaran berbagi tarif yang didapat menjadi lebih kecil.
17
DAFTAR PUSTAKA
Husaini, R, R. 2013. Strategi Pelayanan Jaringan Distribusi Air Bersih (Studi Kasus : Kota
Dumai). Skripsi Sarjana, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Pekanbaru.
Kusuma, Jhon Hadi, Ari Sandhyavitri. 2014. Analisis Investasi Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Dumai Berdasarkan Kerjasama Pemerintah dan Swasta. Skripsi Sarjana,
Fakultas Teknik, Universitas Riau, Pekanbaru.
Buku Kinerja PDAM 2017. Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Badan
Peningkatan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum.
https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/lman-jelaskan-sumber-dana-infrastruktur/
lipi.go.id/siaranpress/lipi-dan-unesco-tekankan-pentingnya-ketersediaan-dan-kualitas-
sumber-air-bersih-/21406
https://www.pu.go.id/berita/view/15922/kpbu-pembangunan-spam-bukan-privatisasi-air-
minum
18