Anda di halaman 1dari 45

DESKRIPSI PROYEK

1. URAIAN UMUM

1.1 Nama Proyek


Proyek pembangunan bernama Emersia Hotel

1.2 Lokasi Proyek


Pembangunan proyek berlokasi Kota Batusangkar, Sumatera Barat

2. PENDAHULUAN dan LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan salah satu tujuan wisata potensial. Indikator yang sering digunakan untuk
mengukur keberhasilan sektor pariwisata adalah kunjungan wisatawan mancanegara dan perolehan
devisa dari sektor pariwisata. Jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia dari tahun
ke tahun telah mengalami peningkatan. Sejak Pelita (1969) jumlah kunjungan sebanyak 86.100
wisatawan menjadi sebanyak 700.910 wisatawan pada awal pelita IV (tahun 1984) dan terus
bertambah menjadi 1.625.965 wisatawan pada awal Pelita V (tahun 1989) dan bahkan pada tahun
1991 pada saat terjadi perang teluk jumlah kunjungan tetap meningkat menjadi 2.569.870
wisatawan, sehingga pada tahun 2013 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang berkunjung
ke Indonesia mencapai 8,8 juta orang dengan devisa yang dihasilkan sebesar US$ 10,04 milyar.
(Sumber, BPS)

Disamping Bali, Sumatera Barat juga merupakan daerah tujuan wisatawan mancanegara, dimana
sangat terkenal dengan keindahan objek wisata alam dan budayanya. Pada tahun 2012 lalu tercatat
sebanyak 36.900 wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Sumatera Barat. Dan pada tahun 2013
sebanyak 59.000 wisatawan mancanegara yang berkunjung ke sumatera barat, naik 59,8% persen
dibandingkan tahun sebelumnya. Berbagai kegiatan berskala nasional maupun internasional telah
dan akan dilaksanakan di Sumatera Barat, hal ini sangat berpengaruh terhadap permintaan
akomodasi dan tempat pelaksanaan meeting, excebition dan lainnya (MICE).
Melihat semakin berkembangnya industri pariwisata dan industri hotel di Indonesia khususnya di
Sumatera Barat, maka kami PT. Banua Pandiang Andiko (PT.BPA) yang mengoperasikan Group
EMERSIA Hotel & Resort menyusun proposal Pembangunan Hotel Emersia di Batusangkar
Kabupaten Tanah Datar.

Kota Batusangkar merupakan salah satu destinasi andalan di propinsi Sumatera barat, dimana
terkenal dengan Kota Seni dan Budaya. Di Batusangkar banyak terdapat objek peninggalan sejarah
sehingga banyak menarik minat wisatawan maupun wisman untuk berkunjung ke Batusangkar.
Sehingga perlu dilestarikan dan menjadi kebanggaan masyarakat sumatera Barat khususnya
masyarakat Tanah Datar. Hal inilah yang mendorong PT. BPA untuk ikut berpatisipasi didalam
membantu Pemerintah Daerah di dalam hal penyediaan Akomodasi, sarana pertemuan dan rekreasi.
3. MAKSUD dan TUJUAN

Category & Kasifikasi : Hotel Bintang 4


Rencana Jumlah Kamar : 130 - 140 rooms
Fasilitas Utama : 1 Ballroom (± 600 M2, Connecting to pool area)
5 Ruang meeting/pertemuan kecil 50-80m2)
1 Restaurant (± 200 -225 sitting capacity)
1 Lounge / Lobby Lounge (± 20 – 25 sitting capacity)
Fasilitas Pendukung : Fitness & Health Centre, Swimming pool, Drug Store & Bussiness Centre
Fasilitas Tambahan : Water Park dan Outbound Area

TUJUAN :
1. Ikut serta membangun Nagari yang kami cintai
2. Ikut serta membantu Pemerintah Daerah didalam memajukan pariwisata daerah, khususnya
dengan menyediakan sarana akomodasi, ruang pertemuan, dan fasilitas rekreasi pendukung
lainnya
3. Ikut serta membantu Perintah Daerah didalam menciptakan lapangan pekerjaan
4. Secara tidak langsung membantu meningkatkan perekonomian di daerah sekitarnya
RENCANA KERJA DAN
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN
PEKERJAAN ARSITEKTUR

A. PERSYARATAN UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. UMUM
1.1.Pada dasarnya untuk dapat memahami dan menghayati dengan sebaik-baiknya seluruh seluk
beluk pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh gambar
pelaksanaan, serta Uraian Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan Teknis seperti yang akan
diuraikan dalam buku ini, dan bill of item/bill of quantity/rencana anggaran dan biaya yang
diuraikan pada lembar tersendiri.

1.2.Di dalam hal terdapat ketidak jelasan, perbedaan-perbedaan dan/atau kesimpangsiuran


informasi dalam pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan mengadakan pertemuan dengan
Direksi/Pengawas untuk mendapatkan kejelasan tentang pelaksanaan pekerjaan.

2. LINGKUP PEKERJAAN

2.1.Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor meliputi seluruh bagian pekerjaan yang
dinyatakan dalam gambar pelaksanaan serta Buku Uraian Pekerjaan dan Persyaratan
Pelaksanaan Teknis, serta dalam rencana anggaran dan biaya dimana semuanya saling
terkait.

2.2.Menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikut alat bantu lainnya
untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan ini secara lengkap.

2.3.Mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat


kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sampai adanya berita
acara serah terima terakhir pekerjaan, sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna.

2.4.Pekerjaan pembongkaran, pembersihan dan pengamanan dalam Area kerja sebelum


pelaksanaan pekerjaan dan setelah pekerjaan pembangunan selesai. Dalam melaksanakan
pembongkaran, Kontraktor wajib melaporkan terlebih dahulu kepada Direksi/Pengawas
tentang bagian-bagian yang kaan dibongkar untuk mendapatkan persetujuannya.

2.5.Apabila dalam melaksanakan pembongkaran terjadi kerusakan yang diakibatkannya,


Kontraktor wajib merapihkan kembali. Biaya yang ditimbulkan menjadi tanggungjawab
Kontraktor dan tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan tambah.

2.6.Pembuatan saluran-saluran sementara yang diallirkan ke saluran-saluran sekitarnya yang


sudah ada agar area pekerjaan ini terbebas dari banjir saat hujan.

2.7.Pekerjaan struktur dari mulai pondasi dengan atap, pekerjaan Arsitketur, pekerjaan
Mekanikal, Elektrikal dan Sanitasi.

2.8.Pekerjaan Pemeriksaan/pengecekan, terdiri dari :


2.8.1. Pemeriksaan dan pemeliharaan tugu patok dasar yang digunakan sebagai referensi
ketinggian permukaan dan yang telah ada di lapangan.

2.8.2. Pengecekan ketinggian permukaan lantai struktur. Pengecekan as-as kolom bangunan,
bukaan atau lubang yang terdapat pada bangunan, dan pengecekan lainnya yang dapat
mempengaruhi pekerjaan penyelesaian Arsitektur dikemudian hari.

2.8.3. Bila ada ketidaksesuaian antara ukuran dilapangan dangan yang terdapat pada gambar
pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan memberitahukan hal tersebut kepada
Direksi/Pengawas secara tertulis untuk mendapatkan cara penyelesaian yang terbaik.

2.8.4. Pekerjaan galian tanah dan pengurukan kembali, gradding plan dan stake out.

3. SARANA KERJA

3.1.Kontraktor wajib memasukkan identitas, nama, jabatan, keahlian masing-masing anggota


kelompok kerja pelaksana pekerjaan ini dan inventarisasi peralatan yang dipergunakan untuk
pekerjaan ini.

3.2.Kontraktor wajib memasukkan insentitas tempat kerja (workshop) dan peralatan yang
dimiliki, serta jadwal kerja.

3.3.Kontraktor wajib menyediakan tempat penyimpanan bahan/material di lapangan yang aman


dari segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat menggangu pekerjaan lain yang
sedang berjalan serta memenuhi persyaratan penyimpanan bahan tersebut.

4. GAMBAR DOKUMEN

4.1.Mengingat setiap kesalahan maupun ketidaktelitian dalam pelaksaan suatu bagian pekerjaan
selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka dalam hal terdapat ketidakjelasan,
kesimpangsiuran, perbedaan-perbedaan dan / atau ketidaksesuaian dan keragu-raguan
diantara setiap gambar pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada
Direksi/Pengawas secara tertulis dan mengadakan pertemuan dengan Direksi/Pengawas
secara tertulis dan mengadakan pertemuan dengan Direksi/Pengawas untuk mendapatkan
keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegangan.

4.2.Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk
memperpanjang waktu pelaksanaan dan pengajuan tambahan biaya.

5. UKURAN

5.1.Semua ukuran yang tertera dalam gambar pelaksanaan adalah ukuran jadi dalam keadaan
selesai terpasang yang meliputi ukuran :

5.1.1. AS-As
5.1.2. Luar - luar
5.1.3. Dalam - dalam
5.1.4. Luar - dalam
5.2.Khusus ukuran-ukuran dalam gambar pelaksanaan AR (arsitektur) pada dasarnya adalah
ukuran jadi seperti dalam keadaan selesai/finish.

5.3.Sebelum memulai pekerjaan, Kontrakor diwajibkan meneliti terlebih dahulu ukuran-ukuran


yang tercantum didalam gambar arsitektur, gambar struktur, gambar M&E dan gambar
pelaksanaan lainnya yang termuat didalam dokumen lelang/dokumen kontrak ataupun
gambar kerja pelaksana.

5.4.Bila ada keraguan mengenai ukuran atau bila ada ukuran yang belum tercantum dalam
gambar pelaksanaan, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut secara tertulis untuk dapat
diputuska ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan pelaksanaan .

5.5.Kontraktor tidak dibenarkan mengganti ukuran-ukuran yang tercantum didalam gambar


pelaksanaan atau dokumen kontrak tanpa sepengetahuan Direksi/Pengawas. Bila hal
tersebut terjadi segala akibat yang dan menjadi tanggung jawab Kontraktor baik dari segi
biaya maupun waktu.

6. SHOP DRAWING

6.1.Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum tercakup lengkap
dalam gambar pelaksanaan/dokumen kontrak maupun yang diminta oleh Direksi/Pengawas
yang merupakan gambar detail pelaksanaan yang telah disesuaikan dengan keadaan
dilapangan.

6.2.Dalam shop drawing ini harus jelas dicantukmkan dan digambarkan semua data yang
diperlukan termasuk pengajuan contoh dari bahan, keterangan [eoduk, cara pengasangan
dan / atau persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik (produk barang yang dipakai).

6.3.Shop drawing yang akan diperiksa perlebih dahulu oleh pihak Direksi/Pengawas, harus
diajukan paling lambat 2(dua) minggu sebelum pelaksanaan.

7. STANDARD DAN ATURAN YANG DIPAKAI

7.1. Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti normaliasai Indonesia, Standard
Industri Konstruksi, peraturan nasional lainnya yang ada hubungannya dengan perkerjaan,
antara lain :
7.1.1. Peraturan Beton Indonesia (PBI-1971), NI-2
7.1.2. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982).
7.1.3. Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBB-1970), NI-3
7.1.4. Persyaratan Cat Indonesia, NI-4
7.1.5. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI), NI-5
7.1.6. Peraturan Semen Portland Indonesia 1974, NI-8
7.1.7. Bata Merah sebagai Bahan Bangunan, NI-10
7.1.8. Pedoman Plumbing Indonesia, (PPI-1997)
7.1.9. Peraturan Umum Instalasi Listrik, (PUIL-1977).
7.1.10. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja di Indonesia (PPBI – 1984).
7.1.11. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung (1983)
7.1.12. American National Standard Organization (ANSI)
7.1.13. American Sosiaty of Mecanical Engineer (ASME)
7.1.14. American Sociaty of Testing of Material (ASTM)
7.1.15. British Standar Institution (BSI)
7.1.16. Deutch Institute for Normalization (DIN)
7.1.17. Factory Mutual Standart (FM)
7.1.18. International Standarization Organization (ISO)
7.1.19. Japanse Industrial Standart (JIS)
7.1.20. Japanese Electrotechnical Committee (JEC)
7.1.21. Japanese Electric Machine Industry Ascc (JEM)
7.1.22. National Electric Codes (NEC)
7.1.23. National Electrical Manufactures Association (NEMA)
7.1.24. National Fire Protection Association (NFPA)
7.1.25. Underwrite’s as Laboratories (UL)
7.1.26. National Plumbing Codes (NPC)
7.1.27. Pedoman Plumbing Indonesia (PPI)
7.1.28. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL), 1987
7.1.29. Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir
7.1.30. Standar Industri Indonesia (SII)
7.1.31. Standar Konstruksi Bangunan Indonesai (SKBI)
7.1.32. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
7.1.33. Peraturan Depnaker tentang Keselamatan Kerja
7.1.34. Peraturan DPMB, Pemda setempat
7.1.35. Peraturan lainnya yang berlaku
7.2 Peraturan dan Pedoman-Pedoman lainnya sesuai yang tercantum didalam spesifikasi ini.

8. SYARAT BAHAN / MATERIAL DAN KOMPONEN JADI

8.1.Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus dalam keadaan baik/baru dan tidak
cacat, sesuai dengan spesifikasi yang diminta dan bebas dari noda lainnya yang dapat
menggangu kualitas maupun penampilan.

8.2.Bahan-bahan yang dipakai/dipasang harus sesuai dengan apa yang tercantum dalam gambar
pelaksanaan , memenuhi standar Spesifikasi Bahan yang telah dipilih/ ditunjuk/ disetujui,
mengikuti peraturan tertulis dalam Buku Uraian Perkerjaan ini dan mengikuti petunjuk
Direksi/Pengawas.

8.3.Semua bahan sebelum dipasang harus disetujui secara tertulis Direksi/Pengawas.

8.4.Untuk pekerjaan khusus/tertentu,selain harus mengikuti standar yang dipergunakan juga


harus mengikuti persyaratan pabrik yang bersangkutan.

8.5.Apabila dianggap perlu, Direksi/Pengawas berhak untuk menunjuk Tenaga Ahli yang ditunjuk
oleh pabrik dan/ atau supplier yang bersangkutan sebagai pelaksana. Dalam hal ini,
Kontraktor tidak berhak mengajukan sebagai perkerjaan tambah.

9. CONTOH BAHAN/MATERIAL DAN KOMPONEN JADI

9.1.Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur lengkap dan jaminan dari
pabrik, kecuali bahan yang disediakan oleh proyek.

9.2.Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan kepada Direksi/Pengawas sebanyak minimal
2(dua) produk/merk yang setara dari berbagai merk pembuatan, kecuali ditemtukan lain
oleh Direksi/Pengawas. Waktu penyerahan contoh bahan paling lambat 3(tiga) minggu
sebelum jadwal pelaksanaan.

9.3.Contoh bahan yang diserahkan kepada Direksi/Pengawas untuk satu produk/merk sebanyak
3(tiga) buah dari satu bahan yang ditentukan, untuk menetapkan standar appearance.

9.4.Keputusan bahan, jenis, dan merk yang memenuhi spesifikasi aka diambil oleh
Direksi/Pengawas dan akan diinformasikan kepda Kontraktor selama tidak lebih dari 7(tujuh)
hari kalender setelah penyerahan contoh-contoh bahan tersebut.

9.5.Untuk detail-detail hubungan tertentu, Kontraktor besar diwajibkan membuat komponen


jadi (mock-up) yang harus diperlihatkan kepada Direksi/Pengawas untuk mendapat
persetujuan.

9.6.Semua bahan untuk pekerjaan ini harus dalam keadaan baru, ditinjau dan diuji sesuai
dengan standart yang berlaku.

10. MERK PEMBUATAN BAHAN/MATERIAL

10.1. Semua merk pembuatan dan / atau merk dagang dalam Uraian Pekerjaan & Persyaratan
Teknis Pelaksanaan Pekerjaan, dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas dan tidak
diartikan sebagai suatu yang mengikat, kecuali bila ditentukan lain.

10.2. Bahan/material dan komponen jadi yang dipasang/dipakai harus sesuai dengan yang
tercantum dalam gambar pelaksanaan dan memenuhi standar spesifikasi bahan tersebut.

10.3. Dalam pelaksanaan pemasangannya, setiap bahan/material dan komponen jadi


keluaran pabrik, harus dibawah pengawasan/supervisi tenaga ahli yang ditunjuk.

10.4. Direksi/Perencana berhak menunjuk tenaga ahli yang ditunjuk pabrik dan/atau supplier
yang bersangkutan tersebut sebagai Pelaksana.

10.5. Disyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang hanya diperkenankan untuk
setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan ini, kecuali ada ketentuan lain yang
disetujui Direksi/Pengawas.

11. PENINJAUAN dan PENGUJIAN BAHAN

Semua bahan untuk pekerjaan ini, bila dianggap perlu, harus ditinjau dan diuji baik pada
pembuatan, pengerjaan maupun pelaksanaan ditapak oleh Direksi/Pengawas.

12. KOORDINASI PELAKSANAAN

12.1. Kontraktor yang menunjuk Supplier dan / atau Sub Kontaraktor dalam hal pengadaan
material dan pemasangannya, maka Kontraktor tersebut wajib memberitahukan
terlebih dahulu kepda Direksi/Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

12.2. Kontraktor wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan atas petunuk


Direksi/Pengawas dengan Sub Kontraktor atau Supplier bahan.
12.3. Supplier wajib hadir mendampingi Direksi/Pengawas di Lapangan untuk pekerjaan
khusus dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus
sesuai instruksi pabrik.

13. PERSYARATAN PEKERJAAN

13.1. Kontraktor wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk dan syarat
pekerjaan, peraturan persyaratan pemakain bahan bangunan yang diperguankan sesuai
dengan Uraian Pekerjaan & Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan dan / atau petunjuk
yang diberikan oleh Direksi/Pengawas.

13.2. Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di lapangan, Kontraktor wajib memperhatikan


dan melakukan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain yang menyangkut Pekerjaan
struktur, Arsitektur, Mekanikal, Elektrikal, Plumbing / Sanitasi dan mendapat ijin tertulis
dari Direksi/ Pengawas.

14. PELAKSANAAN PEKERJAAN

14.1. Semua ukuran dan posisi termasuk pamasangan patok-patok di lapangan harus tepat
sesuai gambar Pelaksanaan.

14.2. Kemiringan yang dibuat harus cukup untuk mengalirkan air hujan menuju ke selokan yang
ada disekitarnya serta mengikuti persyaratan- persyaratan yang tertera dalam gambar
kerja. Tidak dibenarkan adanya genangan air.

14.3. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib meneliti gambar pelaksanaan
dan melakukan pengukuran kondisi lapangan.

14.4. Setiap bagian dari pekerjaan harus mendapat persetujuan terlebih dahuludari Direksi/
Pengawas sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan tersebut.

14.5. Semua pekerjaan yang sudah selesai terpasang, apabila perlu harus dilindungi dari
kemungkinan cacat yang disebabkan oleh pekerjaan lain.

14.6. Bilamana pada system perkuatan yang tertera dalam gambar pelaksanaan dianggap kurang
kuat oleh Kontraktor, maka menjadi kewajiban dan tanggungan Kontraktor untuk
menambahkannya setelah system perkuatan yang diusulkan Kontraktor disetujui oleh
Direksi / Pengawas. Dalam hal ini kontraktor tidak dapat mengklaim sebagai pekerjaan
tambah.

14.7. Kontraktor tidak boleh mengkalim sebagai pekerjaan tambah bila terjadi:

14.7.1. Kerusakan sesuatu pekerjaan akibat keteledoran Kontrakto, Kontraktor harus


memperbaikinya sesuai dengan keadaan semula.

14.7.2. Memperbaiki suatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan persyaratan yang berlaku,
gambar pelaksanaan atau dokumen kontrak.

14.7.3. Penunjukan tenaga ahli oleh Direksi/ Pengawas yang sesuai dengan kegiatan suatu
pekerjaan .
14.7.4. Semua pengujian bahan, pembuatan dan pelaksanaan di lapangan, harus
dilaksanakan oleh Kontraktor.

14.8. Finishing Arsitektur apabila tidak disebutkan lain adalah +/- 5cm dari permukaan pelat
lantai struktur atau sesuai dengan yang tertera pada gambar pelaksanaan.

15. DASAR PENENTUAN UKURAN /POSISI PEKERJAAN

15.1. Semua ukuran dan posisi, termasuk pemasangan patok-patok di lapangan, harus tepat
sesuai gambar pelaksanaan.

15.2. Kontraktor wajib memperhatikan dan mempelajari segala petunjuk yang tertera dalam
gambar pelaksanaan untuk mendapatkan posisi dan ketepatan di lapangan bagi setiap
bagian pekerjaan.

15.3. Kontraktor harus memasang patok-patok yang terpenting di tapak sebagai patokan titik
mulai setiap bagian dari pekerjaan dan harus sesuai dengan yang ditentukan pada gambar
pelaksanaan.

15.4. Bila terjadi perbedaaan antara gambar pelaksanaan dengan keadaaan di lapangan,
kontraktor harus melaporkan hal tersebut secara tertulis kepada Direksi/Pengawas untuk
mendapatkan penyelesainnya. Tidak dibenarkan Kontraktor mengambil tindakan tanpa
sepengetahuan Direksi/ Pengawas.

16. ISTILAH

Istilah yang digunakan berdasarkan pada masing-masing Disiplin adalah sebagai berikut:

AR- : Arsitektur.

Mencangkup hal hal yang berhubungan dengan perencanaan dan perancangan bangunan secara
menyeluruh dari semua disiplin-disiplin kerja yang ada baik Teknis maupun Estetika dan Luar
Bangunan.

STR- : Struktur

Meliputi hal yang berhubungan dengan perhitungan konstruksi, bahan konstruksi utama dan
spesifikasinya, dimensionering kolom, balok dan tebal plat serta penulangannya.

PL- : Sanitasi ( Plumbing )

Mencangkup hal-hal yang berhubungan dengan system plumbing bangunan ( Air bersih, air kotor
dan air hujan ).

EL- : Elektrikal

Mencangkup hal hal yang berhubungan dengan system daya listrik dan penerangan.

EFS- : Elektrikal.

Mencangkup hal-hal yang berhubungan dengan system Fire detector/ Protection.


ETD- : Elektrikal

Mencangkup hal-hal yang benhubungan dengan system Telepon/ Komunikasi.

EFS- : Elektrikal.

Mencangkup hal-hal yang berhubungan dengan sound system.

TDG - : Mekanikal.

Meliputi hal-hal yang berhubungan dengan penggunaan peralatan/ mesin/ motor yang dibantu
system daya listrik, misalnya : Lift, Stair Lift dll.

B. PEKERJAAN PERSIAPAN

1. LINGKUP PEKERJAAN

Yang termasuk pekerjaan persiapan adalah sesuai dengan dokumen pelaksanaan dan
minimal terdiri dari:

1.1. Sarana tapak/ kawasan / Site.

1.2.Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan sebelum pelaksanaan.

1.3.Pekerjaan pengukuran lokasi bangunan.

1.4.Pekerjaan pembuatan dan penentuan patok dasar atau BENCH MARK.

1.5.Pekerjaan penentuan peil + 0.000.

1.6.Pekerjaan pembuatan tugu patok site dan unit.

1.7.Pekerjaan papan patik ukur ( Bouwplank )

1.8.Pekerjaan galian tanah.

1.9.Pekerjaan Pengurugan dan pemadatan tanah.

1.10. Pekerjaan pembongakaran dan perbaikan kembali.

1.11. Pekerjaan tanda batas ( Pagar ) area proyek.

1.12. Pekerjaan kantor kontraktor dan los kerja / gudang.

1.13. Pekerjaan kantor Direksi / Pengawas.


2. URAIAN PEKERJAAN

2.1.Sarana Tapak

Yang termasuk pekerjaan ini meliputi penyediaan air dan daya listrik untuk bekerja, penyediaan
alat pemadam kebakaran dan drainase tapak.

2.1.1. Pekerjaan penyediaan air dan daya listrik untuk pekerja.

1. Air untuk bekerja harus disediakan oleh kontraktor.

2. Air harus bersih, bebas dari bau, lumpur minyak dan bahan kimia lainnya yang merusak.

3. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari Direksi/ Pengawas.

4. Listrik untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor.

2.1.2. Pekerjaan penyediaan alat pemadam kebakaran.

1. Kontraktor wajib menediakan tabung alat pemadam kebakaran ( Fire Extinguiseher) merk
YAMATO atau setara lengkap dengan isinya, sekurang-kurangnya 2 Tabung @ 4 – 6 kg.

2. Apabila pelaksanaan pembangunan telah berakhir, maka alat pemadam kebakaran tersebut
menjadi milik Pemberi Tugas.

2.1.3. Drainase tapak.

Kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk pembuangan air yang
ada. Pembuatan saluran sementara tersebut harus sesuai pentujuk/ persetujuan Direksi/
Pengawas.

2.2. Pekerjaan Pembongkaran dan Pembersihan Sebelum Pelaksanaan.

2.2.1. Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan sebelum pelaksanaan mencangkup


pembongkaran/pembersihan/pemindahan keluar Area Pembangunan konstruksi terhadap
semua hal yang dinyatakan oleh Direksi/Pengawas tidak akan digunakan lagi maupun yang
dapat menggangu kelancaran pelaksanaan.

2.2.2. Hasil bongkaran harus dikumpulkan dan menjadi hak milik Pemberi Tugas. Serah terima
akan diatur oleh Direksi/ Pengawas.

2.3. Pembuatan dan penentuan Patok Dasar/ STAKE OUT.

2.3.1. Letak tugu patok dasar/ stake out ditentukan oleh Direksi/ Pengawas.

2.3.2. Tugu Patok dasar/ stake out dibuat dari beton bertulang berpenampang 20 x 20 cm atau
disebutkan lain oleh Direksi/ Pengawas, tertancap kuat kedalam tanah sedalam 1 meter
dengan bagian yang muncul diatas permukaan tanah secukupnya untuk memudahkan
pengukuran selanjutnya.

2.3.3. Tugu patok dasar ( Bench Mark ) dibuat permanen, tidak dapat diubah, diberi tanda yang
jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari Direksi/ Pengawas untuk
membongkarnya.
2.4. Pengukuran Lokasi Pembangunan.

2.4.1. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi


bangunan dengan dilengkapi keterangan- keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak
pepohonan letak batas- batas tanah dengan menggunakan alat Optik yang sudah ditera
kebenarannya oleh pihak yang berwajib.

2.4.2. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Direksi/ Pengawas untuk dimintai
keputusannya.

2.4.3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan oleh alat –alat Waterpass/
Theodolite setara T2.

2.4.4. Kontraktor harus menyediakan Waterpass / Theodolite setara T2 beserta petugasnya yang
melayani untuk kepentingan pemeriksaan Direksi/ Pengawas.

2.4.5. Pengukuran siku-siku dengan prisma atau benang secara azas egitiga Phytagoras hanya
diperkenankan untuk bagian –bagian kecil yang telah disetujui oleh Direksi / Pengawas.

2.4.6. Instalasi – instalasi yang sudah ada dan masih berfungsi harus diberi tanda yang jelas dan
dilindungi dari kerusakan yang mungkin terjadi akibat pekerjaan proyek ini, untuk itu harus
dicantumkan dalam gambar pengukuran sepertidisebutkan dalam Pengukuran Lokasi
Pembangunan. Kontraktor bertanggung jawab atas segala kerusakan akibat pekerjaan yang
sudah dilaksanakan.

2.5. Pekerjaan penentuan patok dasar atau peil + 0.000.

2.5.1. Papan patok ukur / boueplank dibuat dari kayu borneo dengan ukuran tebal 3 cm dan lebar
15 cm, lurus dan diserut rata pada sisi atasnya. Papan patok ukur dipasang pada papan
patok kayu Borneo 5/7 yang jarak satu sama lain adalah 1,5 m tertancap ditanah dengan kuat
sehingga tidak dpat digerak-gerakkan atau dirubah.

2.5.2. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama dengan lainnya dan /atau rata waterpass, kecuali
dikehendaki oleh Direksi/ Pengawas.

2.5.3. Setelah selesai pemasangan papan patok ukur, Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi/
Pengawas untuk mendapat persetujuan.

2.6. Pembuatan dan penentuan Patok Dasar [ BENCH MARK ]

2.6.1. Letak Tugu Patok Dasar [Bench Mark] ditentukan oleh Direksi/ Pengawas.

2.6.2. Tugu patok dasar [ bench mark ] dibuat dari beton bertulang berpenampang 20 x 20 cm,
tertancap kuat kedalam tanah sedalam 1 meter dengan bagian yang muncul diatas
permukaan tanah secukupnya untuk memudahkan pengukuran selanjutnya.

2.6.3. Tugu patok dasar [ bench mark ] dibuat permanen, tidak dapat diubah, diberi tanda yang
jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari Direksi/ Pengawas untuk
membongkarnya.
2.7. Pekerjaan Papan Patok Ukur ( Bouwplank )

2.7.1. Papan patok ukur [ Bouwplank ] dipasang pada patok kayu yang kuat, tertanam pada beton
cor setempat sehingga tidak dapat digerakkan atau diubah-ubah.

2.7.2. Papan Patok ukur Kayu dibuat dari kayu kelas II dengan ukuran tebal 3 cm, lebar 15 cm, lurus
dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.

2.7.3. Tinggi sisi atas papan bouwplank harus sama antara satu dengan yang lain yang lainnya,
kecuali dikehendaki lain oleh direksi/ Pengawas.

2.7.4. Papan patok ukir dipasang sejauh 150 cm dari as dinding terluar, sehingga tidak
mengganggu pelaksanaan pekerjaan.

2.7.5. Setelah selesai pemasangan papan patok ukur, kontraktor harus melapor kepada Direksi/
Pengawas untuk dimintakan persetujuan, serta harus menjaga dan memelihara keutuhan
serta ketetapan letak papan patok ukur sampai tidak diperlukan lagi dan dibongkar atas
persetujuan Direksi/ Pengawas.

2.7.6. Alat-alat lain yang harus senantiasa tersedia di lokasi proyek untuk setiap saat dapat
digunakan oleh Direksi/ Pengawas adalah :

1. Alat ukur Theodolite setara T1 dan T2, 1 (satu ) buah.

2. Alat ukur Schuifmaat, 1 ( satu ) Buah.

3. Computer Portable/ personal Computer + CPU= Printer, 1 ( satu ) set atau lebih.

4. Kamera digital lengkap dengan blitznya, 1 ( satu ) set atau lebih

5. Kamera polarid lengkap dengan film dan blitznya, 1 ( satu ) set.

6. Sepatu proyek, 10 ( sepuluh ) pasang dan Helm proyek, 10 ( sepuluh ) buah atau lebih.

7. 8 ( delapan ) set Handy Talky atau lebih.

8. Jas hujan, 10 ( sepuluh ) unit atau lebih.

9. 8 ( delapan ) unit payung golf atau lebih.

2.8 Pekerjaan Galian Tanah

2.8.1 Pekerjaan galian tanah terdiri dari : Site, basement ( jika ada ), diafragma, pondasi batu kali
& batu bata, pondasi footplate, pile cap, poer, sloof, saluran, bak control, septic tank dan
galian lain seperti ditunjukkan oleh Direksi/ Pengawas.

2.8.2 Urutan galian harus mengikuti petunjuk Direksi/ Pengawas.

2.8.3 Jika pada galian terdapat kotoran dan bagian tanah yang tidak padat atau longgar, maka
bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya, kemudian lubang yang terjadi harus ditutup
urugan pasir dan dipadatkan.
2.8.4 Apabila kontraktor melakukan penggalian melebihi kedlaman yang ditentukan, maka
kontraktor harus menutup kelebihan tersebut dengan urugan pasir yang dipadatkan dan
disiram 2.8.5 air setiap ketebalan 5 cm, lapis demi lapis sampai jenuh, serta mencapai
ketinggian yang diinginkan.

2.8.5 Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti, datar dan harus dibersihkan dari segala macam
kotoran.

2.8.6 Penampang lereng galian kiri dan kanan dimiringkan 10 ̊kearah luar dari as galian.

2.8.7 Kelebihan tanah bekas galian harus dibuang dari lokasi konstruksi. Area antara papan
patok ukur dengan galian harus bebas dari timbunan tanah.

2.8.8 Disyaratkan bahwa seluruh permukaan galian tertama lantai galian harus kering untuk
pekerjaan pekerjaan selanjutnya, khususnya untuk pekerjaan pondasi, pengurugan dan
pemadatan.

2.9 Pekerjaan Pengurukan dan Pemadatan Tanah

2.9.1 Pekerjaan pengurukan dan pemadatan tanah ini adalah untuk semua lokasi bekas galian
dan area lainnya sampai permukaan yang ditentukan dengan kepadatan mencapai CBR 4
atau sesuai gambar pelaksanaan dan peil yang tertera pada gambar.

2.9.2 Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, seluruh area pembangunan harus sudah bersih dari
benda-benda organis, sisa bongkaran dan bahan lain yang dapat mengurangi kalitas
pekerjaan.

2.9.3 Urugan harus bebas dari bahan yang dapat membusuk, sisa bongkaran dan / atau yang
dapat mempengaruhi kepadatan urugan.

2.9.4 Penghamparan tanah urugan dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tiap-tiap lapisan
maximum 25 cm. Setelah tanah urugan dihamparkan harus langsung dipadatkan sampai
mencapai peil yang diinginkan.

2.9.5 Pelaksanaan pemadatan harus dilakukan dalam cuaca yang baik. Apabila turun hujan,
pemadatan harus dihentikan. Selama pelaksanaan pekerjaan ini, kadar air harus dijaga
agar tidak lebih besar dari 2% kadar air optimum.

2.10 Pekerjaan pembongkaran & perbaikan kembali

2.10.1 Kontraktor wajib melapor kepada Direksi/ Pengawas sebelum melakukan pembongkaran/
pemindahan segala sesuatu yang ada di lapangan.

2.10.2 Kontraktor diharuskan untuk melindungi sarana existing yang ada di dalam Tapak yang
masih berfungsi.

2.10.3 Kontraktor yang sudah memperhitungkan segala kondisi yang ada/ existing di lapangan
yang meliputi dan tidak terbatas pada :
2.10.4 Sistem utilitas yang masih berfungsi selama pekerjaan berlangsung, antara lain : Saluran
drainase, Pipa Air Bersih, Pipa gas, ataupun instalasi kabel daya dan kabel data. Keamanan
kondisi struktur dan finishing bangunan existing yang tidak kena bongkar.

2.10.5 Pencegahan timbulnya kebisingan dan perlunya rambu-rambu lalu lintas untuk mengurangi
ganguan terhadap lingkungan yang masih harus berfungsi.

2.10.6 Volume hasil pekerjaan pembongkaran akan diperhitungkan berdsarkan batas pekerjaan
sesuai lingkup yang tercantum dalam dokumen kontrak.

2.10.7 Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan pembongkaran pekerjaan lain di
luar lingkup kontrak pekerjaan, maka kontraktor diwajibkan memperbaiki kembali atau
menyelesaikan pekerjaan tersebut sebaik mungkin tanpa mengganggu sistem yang ada.
Dalam kasus ini, Kontraktor tidak dapat mengkalim sebagai pekerjaan tambahan.

2.11 Pekerjaan Tanda Batas [ pagar ] area proyek

2.11.1 Rangka kayu borneo 5/7 dam 6/10 atau lebih baik.

2.11.2 Dicat meni kayu atau lebih baik.

2.11.3 Penutup seng dicat Emulsion ( luar dan dalam )

2.11.4 Warna, ditentukan kemudian, produk GLOTEX atau lebih baik.

2.12 Kantor Kontraktor dan Los Kerja/ Gudang

2.12.1 Ukuran luas kantor kontraktor dan los kerja, tempat penyimpanan bahan bakar, terserah
kepada kontraktor dengan tidak mengabaikan keamanan, kebersihan dan bahaya
kebakaran, serta memperhatikan tempat tersedia sehingga tidak mengganggu kelancaran.

2.12.2 Kontraktor harus menyediakan 4 buah tabung Pemadam kebakaran [ fire Exinguisher ]
merk YAMATO atau setara dengan berat 20 kgs/cm, 1 ditempat kontraktor, 1 diletakkan di
Kantor Direksi/ Pengawas, 2 diletakkan didaerah yang strategis di los kerja.

2.12.3 Khusus untuk menyimpan bahan bahan dasar seperti pasir atau kerikil harus diuatkan kotak
penyimpanan yang diberi pagar dengan dinding dari papan sehingga masing-masing bahan
tidak tercampur dengan bahan lainnya.

2.12.4 Kontraktor tidak diperkenankan untuk :

1. Menyimpan alat- alat, bahan bangunan di luar pagar proyek walaupun untuk sementara
waktu.
2. Menyimpan bahan-bahan yang ditolak Direksi/ pengawas karena tidak memenuhi syarat dan
persyaratan.
2.13 Pekerjaan Kantor Direksi / Pengawas

2.13.1 Luas
Luas kantor Direksi/ Pengaws adalah + 60 m2 atau lebih.

2.13.2 Konstruksi dan Finishing.

1. Tiang dengan kayu kamper 6/10 dan 6/14 atau lebih baik.

2. Dinding dengan kayu lapis [6 mm] double side, rangka jayu kamper 6/10.

3. Lantai beton rabat 1 PC : 3 Psr : 5 krl, tulangan susut BRC M6 dipola.

4. Pondasi tiang kayu, dengan umpak beton dan anker 4 diameter 12 mm tertanam pada
kedalaman 40 cm.

5. Plafond menggunakan Asbes Semen Datar, Ukuran 100 x 100 x 0,4 cm dengan rangka kayu
Kamper 5/7.

6. Daun pintu dengan kayu lapis 4 mm [ double side ]. Kunci & engsel produk lokal

7. Daun jendela kaca t = 5 mm.

8. Finishing dengan cat AVIAN atau lebih baik.

9. Kayu yang tampak dicat pionex atau lebih baik.

10. Kayu yang tidak tampak di cat menu kayu.

11. Penutup dan asbes gelombang t = 8 mm [ Harflex atau setara ]

12. WC jongkok [ 2 buah ], Wastafel, sink untuk Pantry, Kran-kran / Faucet produk lokal.

2.13.3. Mekanikal, Elektrikal dan sanitasi

1. Lampu penerangan mengunakan TL 40 Watt [ + 8 titik @ 2 x 40 watt ]

2. Kecuali daerah basah dengan lampu pijar, saklar, panel daya [ lokal ].

3. Air conditioning untuk ruang Rapat, ruang Pimpro & Ruang Kerja.

4. Air kotor ditampung dengan Septictank [ kapasitas 1m3 ], dengan rembesan dialirkan ke
drainase kota dengan pipa pralon.

5. Air bersih diambil dari sumur dangkal yang ditampung dengan reservoir [ fiberglass] volume
1 m3 dengan pipa pralon.

2.13.4. Perlengkapan yang disediakan pada Kantor Direksi/ Pengawas.

1. 1 [satu] buah meja rapat ukuran 1,2 x 5,00 m dengan 10 buah kursi lipat atau lebih.

2. 4 [empat ] buah meja tulis, biro ukuran 0,80 x 1,20 m dengan 4 buah kursi lipat.
3. 1 [ satu ] unit white board ukuran 1,2 x 2,4 m.

4. 2 [ dua ] unit kotak PPPK lengkap dengan isinya.

5. 2 [ dua ] buah alat pemadam kebakaran dengan chemical isi 4-6 kg

6. 1 [ satu ] buah sambungan telepon atau lebih.

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Didalam hal melaksanakan pekerjaannya, Kontraktor harus mengamankan / melindungi hal hal
sebagai berikut :

3.1. Bangunan dan benda – benda existing lainnya yang dipertahankan agar tidak rusak atau
cacat.

3.2. Barang atau bahan atau komponen yang dipertahankan agar tidak rusak atau cacat.

3.3. Hasil pekerjaan sebelumnya [ yang sudah selesai dikerjakan ].

3.4. Pekerjaan yang sedang berjalan.

LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.

Pekerjaan pasangan bata ringan celkone ini meliputi seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan
dalam gambar .

PEKERJAAN YANG BERHUBUNGAN

Pekerjaan Adukan dan Pasangan.

STANDAR

Batu bata harus memenuhi NI-10


Semen Portland harus memenuhi NI-8.
Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 2.
Air harus memenuhi PVBI-1982 Pasal 9.

BAHAN/PRODUK

Batu bata ringan yang digunakan bata celkone ex. lokal dengan kualitas terbaik yang disetujui
Perencana/Konsultan Management Konstruksi, siku dan sama ukurannya 10x20x40.

Plasteran dinding menggunakan MU-301,PM-200 dengan acian dinding MU-200,PM-300


1. PEKERJAAN BATA RINGAN DAN PLESTERAN

1.1 Pasangan batu bata ringan / bata celkone, dengan menggunakan aduk MU-300,PM-100.

1.2 Setelah bata terpasang dengan aduk, nad/siar-siar harus dikerok rata dan dibersihkan
dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.

1.3 Pasangan dinding bata ringan sebelum diplester dengan MU-301,PM-200 harus dibasahi
dengan air terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan.

1.4 Setelah pekerjaan plesteran selesai tidak diperkenankan untuk langsung diaci atau di pasang
keramik dinding, tunggu 48 jam setelah kelembaban air keluar dalam dinding/berkeringat
kering, dapat dilakukan pekerjaan acian dengan MU-200,PM-300 atau pemasangan keramik
dinding.

1.5 Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 8-10 lapis
setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.

1.6 Bidang dinding 1/2 batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2 ditambahkan kolom dan
balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 12 x 12 cm, dengan tulangan pokok 4
diameter 10 mm, beugel diameter 6 mm jarak 20 cm.

1.7 Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger sama sekali tidak diperkenankan.

1.8 Pembuatan lubang pada pasangan bata ringan yang berhubungan dengan setiap bagian
pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 6 mm jarak 75
cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian
yang ditanam dalam pasangan bata ringan sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan
lain.

1.9 Tidak diperkenankan memasang bata ringan yang patah 2 (dua) melebihi dari 2 %. Bata
yang patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan.

1.10 Pasangan bata untuk dinding 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish setebal 13 cm
dan untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan
benar-benar tegak lurus

1.2 Plester

Syarat-syarat Pelaksanaan

1.2.1 Plester dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai dengan
petunjuk dan persetujauan Perencana/MK sesuai uraian dan syarat pekerjaan yang tertulis
dalam buku ini.
1.2.2 Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bialmana pekerjaan bidang beton atau pemasangan
dinding batu bata telah disetujui oleh pihak perencana/MK sesuai uraian dan syarat
pekerjaan tertulis dalam buku ini.
1.2.3 Dalam meelaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar
Aristektur terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran
tebal/tinggi/peil dan bentuk profilnya.
1.2.4 Campuran adukan perekat yang dimaksud adalah campuran dalam volume, cara
pembuatannya menggunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
1. Untuk bidang kedap air, beton, pasanagan dinding batu bata yang berhubungan dengan
udara luar, dan semua pasangan batu bata bawah permukaan tanah sampai ketinggian 30
cm dari permukaan lantai +0.000 dan 100 cm dar permukaan lantai untuk kamar mandi,
WC/toilet dan daerah basah lainya dipakai adukan plester 1 pc : 2 pasir
2. Untuk adukan kedap air, harus ditambah dengan Daily Bond, dengan perbandingan 1 bagian
pc : 1 bagian daily bond.
3. Untuk bidang lainnya diperlukan plester campuran 1 pc : 5 pasir.
4. Plester halus (acian) dipakai campuran PC dan air smapai mendapatkan campuran yang
homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plester berumur 8 hari dan kering benar, untuk
adukan plester finishing harus ditambah dengan additive plamix dengan dosis 200 – 250
gram untuk setiap 40 kg semen.
5. Semua jenis aduk perekat tersebut diatas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu
dalam keadaan baik dan belum mengering. Diusahakan agar jarak waktu pencampuran aduk
perekat tersebut dengan pemasangannya tidak melebihi 30 menit terutama untuk adukan
kedap air.

1.2.5. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi pipa
listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan dan jalur instalasi sudah ditutup kawat ayam
sebelum diplester.

1.2.6. Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting dan
kemudian diketrek (scrath) terlebih dahulu dan semua lubang-lubang bekas pengikat
bekisting atau form tie harus tertutup aduk plester.

1.2.7. Untuk bidang pemasangan dinding atau batu bata dan beton bertulang yang akan difinishing
dangan cat dipakai plesteran halus (acian diatas permukaan plesterannya).

1.2.8. Untuk bidang tertanam didalam tanah harus diberapen dengan memakai spesi kedap air
sampai ketinggian minimal 10 cm dari permukaan tanah.

1.2.9. Semua bidang yang menerima bahan (finishing) pada permukaannya diberi alur-alur garis
horizontal atau diketrek (scarth) untuk member ikatan yang lebih baik terhadap bahan
finishingnya, kecuali untuk yang menerima cat.

1.2.10. Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 m dipasang tegak dan menggunakan keping-
keping plywood setebal 9 mm untuk patokan kerataan bidang. Setelah kepala plesteran
kering, keeping-keeping plywood harus dilepas, tidak boleh ditanam dalam plesteran acian.

1.2.11. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan dinding/kolom yang dinyatakan dalam
gambar, atau sesuai dengan peil-peil yang dimintai gambar. Tebal plesteran minimum 1,5 cm,
jika ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan memeperkuat
daya lekat dari plesterannya pada bagian pekerjaab yang diizinkan Perencana/MK.

1.2.12. Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemua dalam satu bidang
datar harus diberi naat (tali air) dengan ukuran lebar 0.7 cm, dalamnya 0,5 cm, kecuali bila
ada petunjuk lain didalam gambar.
1.2.13. Untuk permukaan yang datar, mempunyai toleransi lengkunagn atau cembungan bidang
tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 mm. Jika melebihi, Kontraktor berkewajiban
memeprbaikinya dengan biaya atas tanggungan Kontraktor.

1.2.14. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu
tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi
dari terik panas matahari langsung bahan-bahan penutup yang bisa mencegah penguapan
air secara cepat.

1.2.15. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran harus dibongkar
kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Perencana/Mk dengan biaya
atas tanggungan kontraktor. Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai, Kontraktor
harus selalu menyiram dengan air sampai penuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.

1.2.16. Selama pemasangan dinding batu/beton bertulang belum difinish, kontaktor wajib
memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran bahan lain.
Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab Kontraktor dan wajib diperbaiki.

1.2.17. Tidak dibenarkan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2
(dua) minggu.

2. PENYELESAIAN LANTAI

2.1. Pekerjaan Sub Lantai / Rabat Beton

2.1.1. Lingkup Pekerjaan

2.1.1.1. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan baku, peralatan dan alat-alat
bantu yang diperlukan dalam terlaksananya pekerjaan ini sehingga dapat diperoleh hasil
pekerjaan yang baik.

2.1.1.2. Pekerjaan sub lantai ini meliputi detail yang disebutkan / ditunjukan dalam gambaran
sebagai alas lanati finishing.

2.1.2. Persyaratan Bahan

2.1.2.1. Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan PBI1971 (N1-2), PVBB 1956 dan
NI-8.

2.1.2.2. Bahan-bahan yang dipakai sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contohnya
kepada Perencana/MK untuk disetujui.

2.1.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan

2.1.3.1. Untuk pemasangan yang lansgung diatas tanah, tanah yang akan dipasang sub-lantai harus
dipadatkan untuk mendapatkan permukaan yang rata dan padat sehingga diperoleh daya
dukung tanah yang maksimum, pemadatan dipergunakan alat timbris.

2.1.3.2. Pasir urug bawah lantai yang diisyaratkan harus merupakan permukaan yang keras, bersih
dan bebas alkali, asam maupun bahan organic lainnya yang dapat mengurangi mutu
pemasangan. Tebal lapisan pasir urug yang diisyaratkan minimum 10 cm atau sesuai
gambar, disiram air dan dirimbis sehingga diperoleh kepadatan yang maksimal.

2.1.3.3. Di atas pasir urug dilakukan pekerjaan sub lantai setebal 5 cm menggunakan wire mesh atau
sesuai yang ditujukkan dalam gambar detail dengan campuran 1 PC : 3 pasir : 5 koral.

2.1.3.4. Untuk pasangan diatas pelat beton (lantai Tingkat), Pelat beton diberi lapisan plester
(screed) campuran 1 PC : 3 pasir setelah minimum 2 cm dengan memperhatikan kemiringan
lantai, terutama didaerah basah.

2.1.3.5. Sub-lantai beton tumbuk diatas lantai dasar permukaannnya harus dibuat benar-benar rata,
dengan memperhatikan kemiringan lantai didaerah basah.

2.2. Pekerjaan Lantai Keramik

2.2.1. Lingkup Pekerjaan

2.2.1.1. Meliputi pekerjaan persiapan / pembersihan permukaan yang akan dipasang dan
pemasangan keramik sesuai dengan pola dalam, gambar rencana, termasuk penyelesaian,
pengadaan material dan peralatan pembantu.

2.2.1.2. Mengkoodrdinasikan pemasangan material lantai keramik dengan pekerjaan lain yang
berada dibawahnya dan pekerjaan lain yang berhubungan dengan lantai.

2.2.2. Bahan-bahan

A. Lantai Keramik

2.2.2.1. Keramik digunakan produk dalam negeri dari bahan baku keramik tunggal atau campurannya
yang dibakar matang pada suhu tingg dengan system pembakaran “single firing”

2.2.2.2. Keramik mempunyai permukaan yang keras (tidak kurang dari 5 skala mohr)

2.2.2.3. Permukaan keramik harus rata, tidak bergelombang dan menggelembung serta mempunyai
ukuran yang sama antara satu dan yang lain.

2.2.2.4. Keramik bersudut siku tepat sesuai dengan SII 0023-81.1 :

2.2.2.5. Keramik berukuran :

1. 300 x 300 mm untuk area service.


2. 300 x 300 mm untuk toilet staf.

Spesifikasi keramik :
1. Jenis : Keramik tile KW1 atau lebih baik.
2. Finish permukaan : Unpolished
3. Produksi : Asia Tile, Roman atau lebih baik
Type ditentukan kemudian
4. Ketebalan : 6 mm
5. Bahan pengisi nad : Grout semen atau setara
6. Bahan Perekat : Tile Adhesive
B. Lantai Homogeneus

2.2.2.1. Lantai Homogeonus merupakan produk Essenza, Indogress, Niro Granite atau lebih baik,
motif dan type ditentukan kemudian dan harus mendapatkan persetujuan dari pihak
MK/Perencana

2.2.2.2. Lantai Homogenus harus mempunyai permukaan yang keras (tidak kurang dari 5 skala mohr).

2.2.2.3 Permukaan harus rata, tidak bergelombang dan menggelembung serta mempunyai ukuran
yang sama antara satu dan yang lain.

2.2.2.4. Lantai Homogenus siku tepat dan sesuai dengan SII 0023-81.1 :

2.2.2.5. Lantai Homogeonus berukuran :


1. 400 X 400 mm, 600 X 600 mm, 800 X 800 mm, 600 X 1200 mm.

Spesifikasi keramik :
1. Jenis : Keramik tile KW1 atau lebih baik
2. Finish permukaan : polished
3. Produksi : Niro Granite atau lebih baik
Type ditentukan kemudian
4. Ketebalan : 10 mm
5. Bahan pengisi nad : Sika Tile Grout
6. Bahan Perekat : Sikafix Tile Adhesive

2.2.3 Cara Pelaksanaan

2.2.3.1. Sebelum pemasagan keramik dilakukan, pekerjaan lantai kerja atau speci, peralatan pada plat
lantai, kemiringan, ketinggian peil dan lapisan water proof, pemasangan pipa distribusi dan
kabel-kabel instalasi telah selesai terpasang ditest dan dinyatakan baik oleh Pengawas.

2.2.3.2. Sebelum dipasang keramik harus dibersihkan dan dibasahi/direndam air.

2.2.3.3. Pada lantai dasar keramik dipasang diatas adukan/beton tmbuk 1: 3: 5 setebal 5 cm dengan
menggunakan tile adhesive.

2.2.3.4. Jarak antara keramik/nad tidak boleh melebihi 3mm dan diisi dengan semen pengisi,
kemudian dibersihkan dengan cairan kimia FORSTEX atau setara, untuk pemasangan
homogeneus lebar jarak siar / nad 2mm

2.2.3.5. Untuk komposisi dan cara pemasangan perekat dan pengisi net keramik disesuaikan dengan
spesifikasi dari pabrik.

2.2.3.6. Pemulaian pemasangan/ kepala lantai dapat dilakukan sesuai dengan instruksi dari pengawas
dan harus diperiksa serta disetujui terlebih dahulu oleh pengawas sebelum pemasangan
keramik berikutnya dilaksanakan.

2.2.3.7. Pemotongan keramik harus dengan Gurinda atau alat pemotong elektronik/ masinal yang
baik dan mendapatkan hasil yang lurus serta rapi.
2.2.3.8. Sebelum pemasangan kontraktor agar mengajukan shop drawing dan metode pelaksanaan
untuk disetujui pengawas / MK.

2.2.3.9. Persetujuan tentang pengambilan suatu produk harus diajukan minimal 2 minggu sebelum
pekerjaan keramik dilakukan, dan diusahakan dipergunakan 1 (satu) produk.

3. PEKERJAAN FINISHING DINDING

3.1. Pekerjaan Dinding Keramik

3.1.1. Lingkup Pekerjaan

3.1.1.1. Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang membutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.

3.1.1.2. Pekerjaan dinding keramik ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditujukan dalam
gambar atau pertunjuk Perencana/MK. Areal yang menggunakan dinding keramik : area
toilet pada male dan female.

3.1.2. Persyaratan Bahan

3.1.2.1. Bahan :
1. Jenis : Keramik tile KW1
2. Finishing permukaan : Berglazur
3. Produksi : Roman atau setara
Type ditentukan kemudian, uk.300 x 300 mm
4. Ketebalan : minimal 6 mm
5. Bahan pengisi nad : Sika Tile Grout atau setara
6. Bahan Perekat : Sikafix Tile Adhesive atau setara

3.1.2.2. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan peraturan ASTM,
Peraturan Keramik Indonesia (NI-9), PVBB 1970 dan PVBI 1982.

3.1.2.3. Bahan-bahan yang dipakai sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Perencana/Mk.

3.1.2.4. Material lain yang tidak terdapat pada dasar tersebut dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan bagian ini, harus kualitas terbaik dari jenisnya dan
disetujui Perencana/MK.

3.1.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan


3.1.3.1. Pada permukaan dinding beton/bata ringan ada, keramik dapat langsung diletakan dengan
menggunakan perekat spasi tile adhesive, denagn memperhatikan pemsangannya sehingga
mendapatkan ketebalan seperti tertera pada gambar.

3.1.3.2. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, motif tia keramik
sama tidak boleh retak, gompal atau cacat lainnya.

3.1.3.3. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus gurinda atau pemotong
elektronik / masinal yang baik mendapat hasil yang lurus dan rapi sesuai petunjuk pabrik.

3.1.3.4. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air sampai jenuh.

3.1.3.5. Pola keramik harus memperhatikan ukuran/letak dan semua peralatan yang akan terpasang
di dinding : exhaust fan, panel, stop kontak, lemari gantung dan lain-lain yang tertera di
dalam gambar.

3.1.3.6. Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan gambar.

3.1.3.7. Awal pemasangan keramik/starting point pada dinding dan kemana sisa ukuran harus
ditentukan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Pengawas/MK sebelum pekerjaan
pemasangan dimulai.

3.1.3.8. Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-benar lurus. Siar
arah horizontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil lantainya harus merupakan satu
garis lurus.

3.1.3.9. Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar 3 mm setiap
perpotongan siar harus membentuk dua garis lurus. Siar-siar keramik diisi dengan bahan
pengisi air sehingga memebentuk setengah lingkaran seperti yang disebutkan dalam
persyaratan bahan dan warnanya akan ditentukan kemudian.

3.1.3.10. Pembersihan permukaan ubin dan sisa-sisa adukan semen hanya boleh dilakukan dengan
menggunakan cairan pembersihan.

4. PEKERJAAN PENGECATAN

4.1. Lingkup Pekerjaan

4.1.1. Persiapan permukaan yang akan diberi cat.

4.1.2. Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan.

4.1.3. Pengecatan semua permukaan dan area yang ada gambar tidak disebutkan secara khusus,
dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk perencana.

4.2 Standar Pengerjaan (Mock Up)

4.2.1. Pekerjaan pengecatan dilakukan oleh/setelah aplikator mendapat rekomendasi dari pihak
pabrikan. Sebelum pengecatan yang dimulai pemborong harus melakukan pengecatan pada
satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan
dijadikan contoh pilihan warna, texture, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang ini
akan dipakai sebagai mock up ini akan ditentukan oleh Direksi Lapangan.

4.2.2. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh direksi lapangan perencana bidang-
bidang ini akan dipakai sebagai standar minimal keseluruhab pekerjaan pengecatan.

4.3. Contoh Dan Bahan Untuk Perawatan

4.3.1. Pemborong harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada bidang-
bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2. Dan pada bidang-bidang tersebut harus
dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat
dasar s/d lapisan akhir).

4.3.2. Semua bidang contoh tersebut harus memperlihatkan ke bagian direksi lapangan, barulah
pemborong melanjutkan dengan pembuatan mock up seperti yang tercantum pada
penjelasan diatas.

4.3.3. Pemborong harus menyerahkan kepada Direksi Lapangan, untuk kemudian akan diteruskan
kepada pemberi tugas, minimal 5 galon tiap warna dan jenis cat yang dipakai. Kaleng-
kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan jelas identitas cat
yang ada di dalamnya. Cat ini akan dipakai sebagai cadangan untuk perawatan oleh
pemberi tugas.

4.4. Pekerjaan Cat Dinding

4.4.1. Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh plesteran bangunan dan
bagian-bagian lain yang ditentukan gambar. Pekerjaan dilakukan oleh aplikator yang
mendapatkan rekomendasi dari pihak pabrik.

4.4.2. Untuk dinding-dinding luar bangunan digunakan cat khusus luar, type ditentukan kemudian
100% Acrylic merk Mowilex atau setara, warna ditentukan kemudian.

4.4.3. Untuk dinding-dinding dalam bangunan digunakan cat emulsion type ditentukan kemudian
ex Mowilex atau setara, warna ditentukan kemudian.

4.4.4. Sebelum dinding plamur, plesteran sudah harus betul-betul kering, tidak ada retak-retak dan
Pemborong meminta persetjuan kepada Konsultan/MK.

4.4.5. Pekerjaan Plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis dan lapisan plamur
dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.

4.4.6. Sesudah 7 hari plamur terpasang dan percobaan kemudian dibersihkan dengan bulu ayam
sampai selanjutnya dinding dicat dengan menggunakan roller.

4.4.7. Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 satu lapis alkali resistance sealer yang
dilanjutkan dengan 2 (dua) lapis ex. Mowilex dengan kekentalan cat sebagai berikut :

- Lapis I encer (Tambahan 20% air)


- Lapis II kental.
4.4.8. Untuk warna-warna yang sejenis Kontraktor diharuskan menggunakan kaleng-kaleng
dengan nomor pencampuran (batch number) yang sama.
4.4.9. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata, licin, tidak
ada bagian yang belang dan bidang dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.

4.5. Pekerjaan Cat Plafond

4.5.1. Yang termasuk dalam pekerjaan cat plafond adalah pada plafond gypsum dan plafond GRC
yang ditunjuk pada gambar.

4.5.2. Cat yang digunakan merk Mowilex jenis emulsion.

4.5.3. Selanjutnya semua metode/prosedur sama dengan pengecatan dinding dalam pasal 4.4.,
kecuali digunakannya lapis alkali resistance sealer pada pengecatan lagit-langit ini.

4.6. Pengecatan Cat Kayu

4.6.1. Yang termasuk dalam pekerjaan cat kayu adalah panel pintu jendela, dan atau bagian-bagian
lain yang ditentukan gambar.

4.6.2. Cat yang digunakan adalah merk Mowilex atau setara jenis Synthetic Enamel, warna
ditentukan kemudian setelah melakukan percobaan pengecatan.

4.6.3. Bidang yang akan dicat diberi manie kayu warna 1 lapis, kemudian diplamur dengan plamur
kayu merk isamu sampai lubang-lubang, pori-pori terisi sempurna.

4.6.4. Setelah 7 (tujuh) hari, bidang palmur diamplas besi halus dan dibersihkan dari debu kemudian
dicat sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali dengan menggunakan kuas/semprot.

4.6.5. Setelah pengecatan pekerjaan ini adalah seluruh bidang-bidang ekerjaan kayu yang terlihat
didalam bangunan termasuk kosen, panil-panil, list-list, ralling kayu, pekerjaan interior dan
mebel plint, serta bagian-bagian lain yang ditentukan kemudian dalam gambar.

4.7. Pekerjaan Cat Besi / cat Struktur

4.7.1. Cat yang dipakai adalah merk Mowilex atau setara dengan coating sebagai berikut :
- Primer coat : Anorganic Zinc
- Intermediate : High built epoxy
- Final coat : Aliphatic Polyurethane

4.7.2. Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang yang akan dicat, selesai diamplas halus dan bebas
debu, oli dan lain-lain.

4.7.3. Sebagai Lapisan dasar anti karat dipakai sebagai cat dasar 1 kali. Sambungan las dan ujung-
ujung yang tajam diberi “touch up” dengan2 lapis setelah itu lapisan tebal 40 micron
diulas/disemprotkan.

4.7.4. Setelah kering sesudah 8 jam, dan diamplas kembali, maka disemprot 1 lapis. Setelah 16
jam mengerimg baru lapisan akhir disemprot 3 lapis
4.7.5. Pengecatan dilakukan dengan semprot menggunakan compressor 3 lapis.

4.7.6. Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin , utuh mengkilap, tidak ada gelembung-
gelembung dan dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.

5. PEKERJAAN PENTUTUP ATAP

5.1. Lingkup Pekerjaan


5.1.1. Penyediaan alat, tenaga dan material yang diperlukan dalam pelaksanaan penutup atap
dan cladding.
5.1.2. Pemasangan penutup atap seperti ditunjukkan dalam gambar.
5.2. Bahan
5.2.1. Bahan yang digunakan untuk penutup atap utama adalah type Genteng Metal Multi Roof.
5.2.2. Overstek disesuaikan dengan gambar.
5.2.3. Listplank atap utama menggunakan bahan Grc.
5.2.4. Pemasangan harus rapih, rata, lurus dan celah-celah harus dihindari untuk dihindari untuk
pencegahan masuknya butir-butir air.
5.2.5. Pemborong harus menunjukkan terlebih dahulu contoh/sample sebelum pemasangan
dimulai.
5.2.6. Pemborong harus bertanggung jawab bila kemudian hari ternyata terjadi kebocoran (masa
Pemeliharaan).

6. PEKERJAAN KOSEN, PINTU DAN JENDELA

6.1 Pekerjaan Kosen Alumunium

6.1.1 Lingkup Pekerjaan

6.1.1.1 Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan, hingga dapat dicapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.

6.1.1.2 Pekerjaan ini meliputi seluruh kosen pintu, kosen jendela serta seluruh detail yang
disebutkan / ditunjukkan dalam gambar.

6.1.2 Persyaratan Bahan

6.1.2.1 Bahan : Dari bahan alumunium framing system, alumunium Extrusi sesuaai SII Extrusi 0695-
82 dan bahan tidak terbuat dari scrapt (bahan bekas), dari produk YKK/ setara dan disetujui
Konsultan.

6.1.2.2 Ukuran Profil : Lebar minimal 10 cm, tebal minimal 4.45 cm.

6.1.2.3 Nilai Deformasi : Diijinkan maksimal 2 mm.


6.1.2.4 Warna Profil : Finishing powder coating, warna ditentukan kemudian.

6.1.2.5 Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat dari pekerjaan
alumunium serta memenuhi persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.

6.1.2.6 Konstruksi kosen alumunium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam detail gambar
termasuk bentuk dan ukurannya.

6.1.2.7 Seluruh bahan alumunium berwarna harus datang di site dengan dilengkapi bahan
perlindung/pembungkus dan baru diperkenankan dibuka sesudah mendapat persetujuan
dari Konsultan MK.

6.1.2.8 Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai hasil test, minimum 100
kg/m2.

6.1.2.9 Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m3/hr dan terhadap tekanan 15 kg/m2 yang
harus disertai test.

6.1.2.10 Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk
toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang dipersyaratkan.

6.1.2.11 Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-profil harus
diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit, jendela, pintu dll,
profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang sama.
Pekerjaan mesin potong, mesin punch, drill, sedemikian sehingga diproleh hasil yang telah
dirangkai untuk jendela bukaan dan pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut:

-Ukuran tinggi dan lebar 1 mm.

-Ukuran diagonal 2 mm.

6.1.2.12 Accessories

Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl, pengikat alat
penggantung yang dihubungkan dengan alumunium harus ditutup caulking dan sealant.
Angkur untuk rangka/kosen alumunium terbuat dari steel plate tebal minimal 2 mm, dengan
lapisan zink tidak kurang dari (13) micron sehingga dapat bergeser.

6.1.2.13 Bahan finishing

Treatment untuk permukaan kosen jendela/bouvenly dan pintu yang bersentuhan dengan
bahan alkaline seperti beton, adukan atau plester dan bahan lainnya harus diberi lapisan
finish dari laquer yang jernih atau anti corosive treatment dengan insulation lainnya.

6.1.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan


6.1.3.1 Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan kondisi
lapangan (ukuran dan peil lubang dan membuat contoh jadi dengan skala gambar 1:1, untuk
sebagian type kosen yang ditentukan oleh Konsultan.

6.1.3.2 Proses fabrikasi harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan membuat lengkap
dahulu shop drawing dengan petunjuk Konsultan meliputi gambar denah, lokasi, merk,
kualitas, bentuk dan ukuran.

6.1.3.3 Semua frame kosen, jendela dan pintu dekerjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai
ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.

6.1.3.4 Pemotongan alumunium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk menghindarkan
penempelan debu besi pada permukaannya. Disarankan untuk mengerjakannya pada tempat
yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada pemukaannya.

6.1.3.5 Pengelasan dibenarkan menggunakan non-actived gas (argon) dari arah bagian dalam agar
sambungannya tidak tampak oleh mata.

6.1.3.6 Akhir bagian kosen harus disambungkan dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet, stap
dan harus cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai
dengan gambar.

6.1.3.7 Angkur-angkur untuk rangaka/kosen alumunium terbuat dari steel plate setebal minimal 2
mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.

6.1.3.8 Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat/stainless steel,
sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air dan memenuhi
syarat kekuatan terhadap air sebesar 100 kg/m2. Celah antara kaca dan system kosen
alumunium harus ditutup olek Sealant dengan lebar max. 5 mm.

6.1.3.9 Disyaratkan bahwa kosen alumunium dilengkapai oleh kemungkinan-kemungkinan sbb:

-Dapat menjadi kosen untuk kaca mati

-Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar, dan dapat dipasang door closer.

-Untuk system partisi, harus mampu moveable dipasang tanpa harus dimatikan secara
penuh yang merusak baik lantai maupun plafond.

6.1.3.10 Untuk fitting hardware dan reinforcing material yang mana kosen alumunium akan kontak
dengan besi, tembaga atau lainnya makan permukaan metal yang bersangkutan harus diberi
lapisan chromium untuk mengindari kontak korosi.

6.1.3.11 Toleransi pemasangan kosen alumunium disatu sisi dinding adalah 10-25 mm tidak termasuk
untuk sealant yang kemudian diisi dengan beton ringan/grout.

6.1.3.12 Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang
dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan synthetic
rubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini pada swing door dan double door.
6.1.3.13 Sekeliling tepi kosen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant supaya
kedap air dan suara. Lebar sealant 5 mm.

6.1.3.14 Tepi bawah ambang kosen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air hujan.

6.2 Pekerjaan Pintu Teakwood

6.2.1 Lingkup Pekerjaan

6.2.1.1 Lingkup-lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan, hingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

6.2.1.2 Pekerjaan ini meliputi seluruh kosen pintu, kosen jendela serta seluruh detail yang
disebutkan / ditunjukkan dalam gambar.

6.2.2 Persyaratan Bahan

6.2.2.1 Bahan Rangka Kayu


1. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5 (PPKI TAHUN 1961) dan
persyaratan lain yang tertulis dalam bab material kayu.
2. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus dan kering dengan permukaan rata, bebas dari
cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.
3. Kelembaban bahan rangka daun pintu disyaratkan 12%-14%.
4. Untuk rangka kayu yang dipakain adalah kayu Kamper Samarinda dengan mutu baik.
Keawetan kelas I dan kelas kuat I-II. Ukuran daun pintu yang tertera dalam gambar adalah
ukuran jadi.
5. Daun pintu dengan konstrukasi lapis teakwood. Ukuran disesuaikan gambar-gambar detail,
tidak diperkenankan menggunakan sambungan, harus utuh untuk 1 muka (kecuali
ditentuan lain dengan gambar).
6. Tebal rangka kayu daun pintu minimum 3.20 cm.

6.2.2.2 Bahan Perekat :

-Untuk perekat digunakan lem kayu yang bermutu baik.

-Semua permukaan rangka kayu harus diserut rata, lurus dan siku.

6.2.3 Syarat-syarat pelaksanaan

Sebelum melaksanakan pekerjaan Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar


yang ada kondisi dilapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk,
pola, penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.

Sebelum pemasangan, penimbunan bahan pintu ditempat pekerjaan harus ditempatkan


pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan
terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
Harus diperhatikan semua sambungan siku/sudut untuk rangka kayu dan penguat lain yang
diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan
terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas
penyetelan.

Semua kayu tampak harus diserut, halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama lainnya sisi-
sisinya, dan dilapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan pemasangan.

Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. Pemotongan dan
pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin diluar tempat pekerjaan/pemasangan.

6.2.4 Daun Pintu

6.2.4.1 Daun pintu teakwood yang dipasang pada rangka kayu dengan cara lem, tanpa pemakuan,
jika diperlukan harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan perencanaan/MK
tanpa meninggalkan bekas cacat pada permukaan yang tampak.

6.2.4.2 Pada bagian daun pintu lapis teakwood, harus dipasang rata, tidak bergelombang dan
merekat dengan sempurna.

6.2.4.3 Permukaan teakwood tidak boleh didempul.

6.2.4.4 Pemasangan daun pintu harus memperhatikan ketentuan yang ditunjukkan dalam gambar
dan telah disetujui, seperti jumlah engsel, kerataan permukaan terhadap kosen dan celah
pintu tidak lebih dari 5 mm sekeliling kosen.

7. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

7.1 Bahan

7.1.1 Kunci dan aksesoris yang digunakan pada pintuadalah sebagai berikut:

 Lockase ex GRIFF/CISA atau lebih baik


 Door Closer :GRIFF/CISA atau lebih baik
 Cylinder : GRIFF/KEND atau lebih baik
 Handle : GRIFF/KEND atau lebih balik
 Hinge : GRIFF/KEND atau lebih baik

Type ditentukan kemudian berdasar petunjuk engineer, perencanaan/MK.

7.1.2 Accessories pada pintu, jendela, ventilasi.

- Engsel memakai produksi Griff/Cisa atau lebih baik jumlah 2 buah tiap daun jendela dan 3
buah tiap daun pintu.

Untuk daun jendela menggunakan kunci produksi Griff/lebih baik.

7.1.3 Grendel tanam mengunakan merk GRIFF/CISA atau lebih baik.


7.2 Macam Pekerjaan

7.2.1 Mengadakan dan memasang kunci tanam pada semua pintu sesuai rencana yang tertera
pada gambar.

7.2.2 Memasang 3 buah engsel pada tiap daun pintu dan 2 buah engsel pada tiap daun jendela.

7.2.3 Memasang door closer untuk pintu seperti yang ditunjuk pada gambar.

7.2.4 Memasang grendel tanam pada pintu-pintu gandan dan jendela.

7.3 Pelaksanaan Pekerjaan

7.3.1 Semua pemasangan harus rapi, sehingga pintu-pintu dan jendela dapat ditutup dan dibuka
dengan mudah, lancar dan ringan.

7.3.2 Setelah terpasang semua kunci-kuncinnya, engsel-engsel dan grendel-grendel harus


diminyaki, sehingga dapat bekerja dengan baik.

7.3.3 Pemasangan menggunakan cara seperti petunjuk pabriknya atau petunjuk Konsultan
Pengawas.

7.3.4 Ketinggian handel pintu dari lantai 105 cm atau sesuai yang tertera dalam gambar.

8. PEKERJAAN PLAFON

8.1 Pekerjaan Plafon Gypsum

8.1.1 Lingkup Pekerjaan

Meliputi penyediaan bahan langit-langit Gypsum sheet, Rangka dan konstruksi


penggantungnya, penyiapan tempat serta pemasangan pada tempat-tempat yang
tercantum pada gambar.

8.1.2 Bahan-bahan

8.1.2.1 Gypsum Tile produk Jayaboard atau lebih baik

Type :-

Ukuran : 600 x 1200

Tebal : 9 mm

System : Tegular Lay in

8.1.2.2 Penggantung
-Framwork : 25 mm warna putih/siver

-Hanger : Rod diameter 3.5 mm.

8.1.2.3 Rangka

-Hollow zincalum 40x40 mm dan 40x20 mm tebal 0.45 mm

-Ukuran rangka 600 x 600 mm

-Paku, mur, baut, kawat, sekrup di Galvanisir.

8.2 Pekerjaan Plafon Gypsum

8.2.1 Lingkup Pekerjaan

Meliputi penyediaan bahan plafond gypsum dan konstruksi penggantungnya, penyiapan


tempat serta pemasangan pada tempat-tempat yang tercantum pada gambar.

8.2.2 Bahan-Bahan

-Bahan yang digunakan jenis bahan gypsum board waterproof dengan ketebalan 9 mm yang
bermutu baik produk dari Jayaboard

-Pengikat berupa paku, mur, baut, kawat, sekrup dan lain-lain harus digalvanisir sesuai dengan
NI-5 Bab VI pasal VI

-Bahan perekat tahan air yang digunakan setaraf dengan Herferin

-Rangka langit-langit : menggunakan besi hollow 4x4 cm dan 4 x 2 cm

-Kontraktor harus menyerahkan conth-contoh kepada engineer untuk mendapatkan


persetujuannya.

8.3 Pekerjaan Plafon Kalsiboard

8.3.1 Lingkup Pekerjaan

Meliputi penyediaan bahan plafond Fibre cement dan konstruksi penggantungnya, penyiapan
tempat serta pemasangan pada tempat-tempat yang tercantum pada gambar.

8.3.2 Bahan-Bahan

8.3.2.1 Bahan yang digunakan jenis bahan Kalsiboard atau setara dengan ketebalan 6 mm ukuran
2440 x 1220 mm ex GRC atau lebih baik.
8.3.2.2 Pengikat berupa paku, mur, baut, kawat, sekrup dan lain-lain harus digalvanisir sesuai
dengan NI-5 Bab VI pasal VI

8.3.2.3 Bahan pengisi nat menggunakan kompon UB 888 atau setara.

8.3.2.4 Rangka langit-langit : menggunakan besi hollow 4x4 cm dan 4x2 cm.

8.3.2.5 Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh kepada engineer untuk mendapatkan


persetujuannya.

8.4 Pelaksanaan

8.4.1 Bahan harus dipesan 2 (dua) bulan sebelum dipasang sehingga material tidak terhambat di
proyek untuk pemasangan.

8.4.2 Pemasangan harus menunggu seluruh ruang terlindung/tertutup langsung dari luar.

8.4.3 Gypsum tile/Gypsum board/Kalsiboard yang tepasang dibidang permukaannya harus rata,
lurus, waterpass dan tidak bergelombang.

8.4.4 Sebelum pelaksanaan, Kontraktor harus memberikan contoh bahan 100x100 mm serta
system rangka dan gantungannya berikut spesifikasinya diberikan ke Engineer untuk
penelitiaan.

8.4.5 Sebelum pelaksanaan, Kontraktor harus bekerjasama/berkoordinasi dengan Kontraktor M/E


dengan pengarahan Engineer.

8.4.6 Penyimpanan bahan rangka, gypsum tile/ gypsum board/ kalsiboard dan material lain
ditempat pekerjaan harus diletakkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik,
kering dan tidak lembab serta tidak terkena cuaca langsung.

9. PEKERJAAN PERALATAN SANITAIR

9.1 Lingkup Pekerjaan

a. Termasuk dalam pekerjaaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan ini hinggal
tercapai hasil pekerjaan yang bemutu dan sempurna dan pemakaiannya operasi.
b. Pekerjaan oemasangan wastafel, urinal, klosed, kran, perlengkapan kloset, floor drain, clean
out dan metal sink.
9.2 Persetujuan

a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Perencana/MK beserta


persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan Bhan yang tidak disetujui
harus diganti tanpa biaya tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, pengganti harus disetujui
Perencan/MK berdasarkan contoh yang dilakukan Kontraktor.

9.3 Persyaratan Bahan/Produk

a. Untuk kloset, urinoir, keran dan watafel (handwash) adalah ex.TOTO atau setara.
b. Floor drain dan clean out ex.TOTO atau setara.

9.4 Syarat-Syarat Pelaksanaan

a. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, pemasangan sparing-
sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
b. Bila ada kelainan dalam hal ini maupun antara gambar, gambar dengan spesifikasi dan
sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada Perencana/MK.
c. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada kelainan/perbedaan
ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
d. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan penguji/pemeriksaan untuk kesempurnaan hasil
pekerjaan dan fungsinya.
e. Kontraktor wajib memperbaiki/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama masa
pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan
oleh tindakan Pemilik.

9.5 Pekerjaan Kloset, Wastafel (Handwash), kran, wall shower.

a. Kloset duduk, kloset jongkok, urinoir dan wastafel berikut kelengkapannya dipakai merk
TOTO.

-Closet monoblock ex TOTO/setara

-Wastafel ex TOTO/setara

-Kran dinding ex TOTO/setara

-Wall Shower ex TOTO/setara

-Tempat sabun ex TOTO/setara


b. Kloset dan wastafel beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi
dengan baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui
Konsultan MK.

c. Kloset dan wastafel harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai gambar,
waterpass. Semua noda-noda harus dibersihkan , sambungan-sambungan pipa tidak boleh
ada kebocoran.

d. Bahan untuk pelapis wash basin kebocoran adalah menggunakan stainless steel dengan tebal
1,2 mm dan tinggi seperti tertera dalam gambar.

e. Kitchen sink yang digunakan adalah produk Blanco type menyusul.

9.7 Floor drain dam Clean Out

a. Floor drain dan clean out yang digunakan adalah metal verchroom, lubang dia. 4” dilengkapi
dengan siphon dan penutup berengsel untuk floor drain dan dopverchrom dengan drain
untuk clean out.
b. Floor drain dan clean out dipasang ditempat-tempat sesuai gambar untuk itu.
c. Floor drain dan clean out yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui
Konsultan MK.

10. PEKERJAAN RAILING DAN HANDRAAIL

10.1 Lingkup dan Macam Pekerjaan

Lingkup dan macam pekerjaan yang dimaksud meliputi, tetapi tidak terbatas pada yang tersebut
dibawah ini :

-Pengukuran, pemilihan bahan.

-Pemotongan, pengelasan, pembobokan.

-Penyetelan.

10.2 Syarat-syarat Pelaksanaan

10.2.1 Penyambungan plat strip yang menggunakan las, harus betul-betu rapid an kuat. Hasil
pengelasan harus diratakan kembali dengan gerinda, tidak diperkenankan pengelasan hanya
setempat-setempatnya.
10.2.2 Pembengkokan plat strip bila diperlukan harus dilaksanakan sesuai dengan radius atau
ukuran yang tercantum pada gambar rencana, dan pelaksanaan haru smenggunakan roller.
Hasil pembengkokan harus baik, tidak diperkenankan hasil pembengkokan pipa bergigi
(berkerut)

10.2.3 Tiang-tiang handrail harus tertanam dan di las pada embedded yang sudah dsiapkan saat
pengecoran tangga.

10.2.4 Pemborong harus sudah memperhitungkan kekuatan railing setelah terpasang, semua resiko
akibat tidak terjaminnya kekuatan struktur railing menjadi tanggung jawab Pemborong.

10.2.5 Pemborong tidah boleh melaksanakan pengecatan dasar maupun cat finishing pada railing
sebelum pemasangan/perakitan railing tangga selesai.

10.2.6 Pemborong harus mengajukan moetode pelaksanaan yang membuat gambar setara urutan-
urutan pemasangan untuk disetujui oleh MK.

10.3 Syarat-syarat Bahan

10.3.1 Railing tangga :

-Jenis bahan plat strip ukuran 30x10 mm.

-Pipa besi dia. 30 mm dan 50 mm

-Ukuran sesuai dengan gambar rencana.

-Sistem penyambungan dengan las atau sesuai persetujuan Direksi/Pengawas.

-Produksi Ex.Lokal.

10.3.2 Handrail :

-Jenis Bahan kayu Kamper ukuran sesuai dengan yang ditunjukan dalam gambar.

-Bentuk sesuai dengan gambar rencana.

-Sistem penyambungan handrail kayu dengan railing menggunakan besi Plat Strip ukuran
5X40 mm disambung menggunakan baut.

-Produksi Ex.Lokal

-Bahan finishing cat kayu dan cat besi.

10.4 Tahapan Pelaksanaan

10.4.1 Pesiapan Pelaksanaan

Sebelum Fabrikasi, Pemborong wajib meneliti kembali keadaan di lapangan yang disesuaikan
dengan rencana maupun gambar pelaksanaan.
10.4.2 Fabrikasi

Semua pekerjaan di work shop hanya diijinkan sampai dengan setengah jadi, dan untuk
menyempurnakan pekerjaan harus dilaksanakan di lapangan. Direksi/Pengawas berhak untuk
meninjau pekerjaan sewaktu-waktu.

10.4.3 Pemasangan/penyetelan

Pemasangan/penyetelan dilapangan harus betul-betul presisi, pelaksanaan dilapangan boleh


dilaksanakan setelah fabrikasi selesai dan pemasangan angkur dan penguat lainnya sudah
benar-benar kuat.

10.4.4 Penyelesaian

Setelah pemborong menyelesaikan pada pekeraan ini, maka Pemborong berkewajiban:

-Membersihkan area kerja dan bidang-bidang lain dari semua sisa material dan kotoran
akibat pekerjaan tersebut.

-Menjaga dan melindungi hasil pekerjaan agar tidak terjadi cacat, kerusakan ataupun
perubahan-perubahan lain yang akan mempengaruhi hasil pekerjaan tersebut.

10.5 Hasil yang diinginkan

Pekerjaan Railing

Hasil pekerjaan harus baik, kuat dan berfungsi sebagaimana mestinya

10.6 Perbaikan Hasil Pekerjaan

Bila terdapat kerusakan yang diakibatkan kelalaian Pemborong, baik pada waktu pelaksanaan
pekerjaan maupun pada saat telah selesai, maka Pemborong harus memperbaiki/mengganti
bagian yang rusak tersebut, dengan tidak mengurangi kualitas bahan maupun kualitas
pekerjaan, sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi/Pengawas.

10.7 Pelindungan dan Pemeliharaan

Setelah pemasangan pekerjaan pada bagian ini selesai, Pemborong wajib memberikan
perlindungan terhadap benturan-benturan dan kerusakan-kerusakan lain. Semua kerusakan
yang timbul menjadi tanggung jawab Pemborong sampai dengan pekerjaan selesai.

10.8 Penerimaan Hasil Pekerjaan

10.8.1 Pekerjaan harus sesuai dengan gambar rencana dan persyaratan teknis yang ditentukan.

10.8.2 Pemborong harus menyelesaikan seluruh lingkup pekerjaan yang ditugaskan dan tidak ada
penyerahan ataupun penerimaan sebagian (partial) dari penugasan.
10.8.3 Persetujuan atas hasil pekerjaan tidak terlepaskan Pemborong dari tanggung jawab atas
pekerjaan, sampai penyerahan terakhir seluruh lingkup pekerjaan yang ditugaskan.

10.8.4 Pemberi tugas Direksi/Pengawas berhak untuk mempergunakan bagian pekerjaan yang sudah
selesai dengan kebutuhannya dengan terlebih dahulu memberitahukan kepada Pemborong,
dan hal ini tidak melepaskan Pemborong dari kewajiban untuk memelihara dan memperbaiki
apabila terjadi kerusakan selama jangka waktu yang disebut pada Surat Perjanjian
Pemborongan / Kontrak.

11. PEKERJAAN WATERPROOFING

11.1 Lingkup Pekerjaan

11.1.1 Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang dilakukan untuk menyelesaikan
pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar-gambar; memenuhi uraian
syarat-syarat dibawah ini serta memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.

11.1.2 Bagian yang di waterproofing

-Daerah toilet, dan daerah basah lainnya

-Atap beton

-Bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam gambar.

11.2 Pesyaratan Bahan

11.2.1 Persyaratan Standar Mutu Bahan

Standart dari bahan dan prosedur yang ditentukan oleh pabrik dan standar-standar lainnya
seperti : N-1, ASTM 828, ASTME, TAPP I 803 dan 407. Kontraktor tidak dibenarkan merubah
standart dengan cara apapun tanpa ijin dari MK dan Perencana.

11.2.2 Penerapan Pemakaian Bahan

1.Lapisan waterproofing dengan cement base coating untuk semua area toilet, sedang untuk
atap dak seperti yang ditunjukan dalam gambar menggunakan type membrane produk
Beton Teknik atau setara

2.Ketebalan waterproofing minimal 3 mm.

3.Sebelum pemasangan dimulai, Pemborong harus memastikan bahwa kemiringan plat


beton sudah cukup untuk mengalirkan air hujan ke pipa-pipa pembuangan (kemiringan
minimal 0,5 %)
4.Semua cara pemsangan, cara-cara pelapisan sampai dengan perlindungan permukaan
setelah pemasangan harus mengikuti petunjuk-petunjuk yang dikeluarkan
pabrik/Produsen.

5.Warna bahan waterproofing akan ditentukan kemudian oleh Perencana, dari pilihan warna
yang tersedia.

6.Pelaksanaan :

-Permukaan harus dibersihkan dari debu, kotoran dan minyak dengan menggunakan air
bertekanan tinggi, termasuk juga bagian yang keropos harus dipahat dan dicuci.

-Contraction joint harus dipahat dan diberikan special treatment sesuai dengan ketentuan
dari penyemprotan/pengkuasan dilakukan setelah tenggang waktu 15-30 menit, sehingga
tercapai ketentuan pemakaian bahan per meter persegi.

-Permukaan bidang harus dilindungi terhadap hujan, matahari dan angin dengan penutup
plastik.

-Kelembaban harus dipertahankan selama 6 hari dan jangka waktu tersebut permukaan
bidang harus disiram air.

-Waterproofing harus dilindungi dengan screed tebal min 5 cm.

-Test rendam dilakukan 2x4 jam sesudah pemasangan waterproofing.

11.2.3 Pengujian

Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan-percobaan dengan cara member air diatas


permukaan yang diberi lapisan kedap air dan pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan setelah
mendapatkan perseyujuan dari MK.

11.2.4 Pengiriman dan Penyimpanan Bahan :


a. Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan baik dan tidak bercacat.
Beberapa bahan tertentu harus masih tersegel dan belabel pabriknya.
b. Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung tertutup, tidak lembab, kering dan
bersih serta dengan persyaratan yang telah ditentukan.
c. Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan
jenisnya.
d. Kontraktor bertanggung jawa atas kerusahan bahan-bahan yang disimpan, baik
sebelum atau selama pelaksanaan.

11.2.5 Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukan kepada MK untuk mendapatkan
persetujuan, lengkap dengan ketentuan Persyaratan Pabrik yang bersangkutan.
b. Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan diberi lapisan ini harus
dibersihkan sampai keadaan yang dapat disetujui oleh MK, peil dan ukuran harus sesuai
gambar.
c. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari pabrik
yang bersangkutan, dan atas petunjuk MK.
d. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasinya dan lainnya,
Kontraktor harus segera melaporkan kepada MK sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor
tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat dalam hal ada kelainan perbedaan
ditempat itu, sebelum kelainan tersebut dilaksanakan.

11.2.6 Gambar Detail Pelaksanaan


a. Kontraktor wajib membuat shop drawing gambar detail pelaksanaan berdasarkan pada
gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan dilapangan.
b. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang belum tercakup
lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak.
c. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk/cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercangkup
secara lengkap didalam gambar kerja/dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.
d. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu
dari MK.

11.2.7 Contoh :

a. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur lengkap dan jaminan dari
pabrik.

b. Bilamana diinginkan. Kontraktor wajib membuat mock-up sebelum pekerjaan dimulai.

11.2.8 Cara Pelaksanaan :

Pelaksanaan pemasangan harus dilaksanakan oleh ahli berpengalaman (ahli dari pihak
pemberi garansi pemasangan) dan terlebih dahulu harus mengajukan “metode pelaksanaan”
sesuai dengan spesifikasi pabrik untuk mendapat persetujuan dari MK. Khusus untuk
waterproofing yang dipasang ditempat yang berhubungan langsung dengan matahari tetapi
tidak mempunyai lapis pelindung terhadap ultra violet atau apabila disyaratkan dalam
gambar pelaksanaan atau spesifikasi arsitektur, maka dibagian lapisan atas dari lembar
waterproofing ini harus diberi lapisan, pelindung sesuai gambar pelaksanaan, dimana lapisan
ini dapat berupa sceer maupun material finishing.

11.2.9 Pengamanan Pekerjaan


a. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan yang telah dilakukan,
terhadap kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau kerusakan lainnya.
b. Kalau terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik atau Pemakai
pada awaktu pekerjaan ini dilakukan dilaksanakan maka Kontraktor harus
memperbaiki/mengganti sampai dinyatakan dapat diterima oleh MK. Biaya yang timbul
untuk pekerjaan ini adalah tanggung jawab Kontraktor.

12. PEKERJAAN KACA

12.1. Lingkup Pekerjaan


12.1.1. Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan
ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar, memenuhi syarat-syarat dibawah ini serta
memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.

12.2. Persyaratan Bahan

12.2.1. Penerapan Pemakaian Bahan


Kaca yang digunakaan adalah kaca Penasap Green ex. ASAHIMAS sesuai yang ditunjuk pada
gambar.

12.2.2. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan.


a. Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan baik dan tidak bercacat.
Beberapa bahan tertentu harus masih tersegel dan berlabel pabriknya.
b. Bahan harus tersimpan ditempat yang terlindung, tertutup, tidak lembab, kering dan bersih
serta dengan persyaratan yang telah ditentukan.
c. Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan
jenisnya.
d. Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan bahan- bahan yang disimpan, baik sebelum
atau selama pelaksanaan.

12.2.3. Syarat - Syarat Pelaksanaan


a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukan kepada MK untuk mendapat persetujuan,
lengkap dengan ketentuan persyaratan pabrik yang bersangkutan.
b. Sebelum pekerjaan dimulai, permukaan bagian yang akan diberi lapisan harus dibersihkan
sampai keadaan yang dapat disetujui oleh MK.
c. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan dan atas petunjuk MK.
d. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya, kontraktor
harus segera melaporkan kepada MK sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor tidak
dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat dalam hal ada kelainan perbedaan tempat
itu, sebelum kelainan tersebut dilaksanakan.

12.2.4. Gambar Detail Pelaksanaan


a. Kontraktor wajib membuat shopdrawing gambar detail pelaksanaan berdasarkan gambar
dokumen dan telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
b. Kontraktor wajib membuat shopdrawing untuk detail-detail khusus yang belum tercakup
dalam gambar kerja/ dokumen kontrak.
c. Dalam Shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk/cara pemasangan atau persyaratan khusus yang tercakup secara lengkap
di dalam gambar kerja / dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.
d. Shop Drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari MK.

12.2.5. Contoh :
a. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur lengkap dan jaminan dari
pabrik.
b. Bilamana diinginkan, kontraktor wajib membuat mock-up sebelum pekerjaan dimulai

12.2.6. Cara Pelaksanaan


Pelaksanaan pemasangan harus dilaksanakan oleh ahli yang berpengalaman ( ahli dari pihak
pemberi garansi pemasangan ) dan terlebih dahulu harus mengajukan “metode pelaksanaan “
sesuai dengan spesifikasi pabrik untuk mendapatkan persetujuan dari MK.

12.2.7. Pengamanan Pekerjaan


a. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan yang telah dilakukan,
terhadap kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau kerusakan lainnya.
b. Kalau terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik atau pemakai pada
waktu pekerjaan ini dilakukan maka kontraktor harus memperbaiki/mengganti sampai
dinyatakan diterima oleh MK. Biaya yang timbul untuk pekerjaan ini adalah tanggung jawab
kontraktor.

12. LAIN-LAIN
12.1. Masalah ketidaksamaan Gambar dengan RKS
Apabila kontraktor menemukan ketidaksamaan atau kesalahan didalam gambar,
perencanaan terhadap rencana kerja dan syarat-syarat teknik, maka Kontraktor wajib
melaporkan secara tertulis kepada Manajemen Proyek untuk mendapatkan penyelesaian
yang sebaik-baiknya.
Bilamana Kontraktor tidak melakukan pemeriksaan atas gambar perencanaan dan RKS maka
Kontraktor dianggap telah melakukan penelitian dan tidak ditemukan hal-hal yang
menyimpang. Apabila kelak terjadi pemnyimpangan-penyimpangan di dalam pekerjaan,
maka Kontraktor harus memperbaiki atau mengganti bagian-bagian yang tidak sesuai atas
biaya kontraktor dan tidak diperkenankan mengajukan klaim.

12.2. Masalah Testing


Perlu dicatat , bahwa kontraktor harus menanggung semua biaya yang timbul untuk :

12.2.1. Pemakain daya listrik selama testing.

12.2.2. Pemakaian air selama testing

12.2.3. Semua peralatan dan tenaga kerja

12.2.4. Biaya tenaga ahli yang disyaratkan pabrik pembuat

12.2.5. Biaya-biaya lain yang terkait sehubungan dengan kegiatan testing

12.3. Masalah Performance

12.3.1. Spesifikasi teknik ini dan gambar-gambar yang menyertainya dimaksudkan untuk
menjelaskan dan menegaskan tentang segala pengerjaan bahan-bahan, peralatan-peralatan
yang diperlukan untuk pemasangan, pengujian dan penyetelan ( adjusting ) dari seluruh
sistem agar lengkap dan bekerja dengan baik.
12.3.2. Semua peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan dan diserahkan untuk penyelesaian
pekerjaan ini harus dalam keadaan baru dan dari kualitas terbaik.

12.3.3. Apabila ada peralatan-peralatan yang disediakan atau pekerjaan yang diselesaikan oleh
Pihak lain, termasuk dalam penyelesaian instalasi AC, maka Kontraktor ini bertanggung
jawab atas peralatan-peralatan dan pekerjaan-pekerjaan tersebut.

12.3.4. Konsultan bertanggung jawab atas pengawasan yang ketat terhadap schedule atau urutan
pekerjaannya, sehingga tidak mengganggu penyelesaian proyek ini secara keseluruhan pada
waktu yang ditetapkan.

12.3.5. Kontraktor ini harus menyatakan secara tertulis bahwa bahan-bahan dan peralatan-peralatan
yang diserahkan adalah kualitas terbaik.
Cara pelaksanaan / pekerjaannya dilakukan dengan cara yang wajar dan terbaik. Bahwa
intalasi yang diserahkan adalah lengkap dan dapat bekerja dengan baik, tanpa mengurangi
atau menghilangkan bahan-bahan yang sewajarnya disediakan walaupun tidak disebutkan
secara nyata dalam spesifikasi teknik ini ataupun tidak dinyatakan secara tegas dalam
gambar perencanaan.

12.3.6. Kontraktor ini harus menyediakan alat-alat pengatur dan alat-alat pengaman yang diwajibkan
oleh ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia.

12.3.7. Peralatan-peralatan dan perlengkapan-perlengkapan lainnya yang diperlukan dan tidak


disediakan pemilik maupun kontraktor-kontraktor lainnya, harus disediakan dan
dilaksanakan oleh kontraktor ini. Untuk itu Kontraktor harus meneliti lingkup pekerjaan dari
kontraktor sipil dan Kontraktor lainnya.

12.3.8. Semua pekerjaan yang dinyatakan dalam spesifikasi teknik ini harus dilaksanakan sesuai
dengan syarat-syarat pelaksanaan atau peraturan –peraturan yang berlaku serta tidak
bertentangan dengan ketentuan – ketentuan dari Jawatan Keselamatan kerja.

12.3.9. Secara umum, kontraktor ini harus menyediakan dan memasang peredam getaran
( Vibration ) untuk melindungi bangunan dari berisik dan getaran yang ditimbulkan oleh
mesin-mesin.
Kontraktor ini harus menjamin bahwa Instalasi yang dipasang tidak akan menyebabkan
penerusan suara dan getaran ( Vibration & Noise transmission ) ke dalam ruangan-
ruangan yang dihuni. Kontraktpr bertanggung jawab atas modifikasi-modifikasi yang perlu
memenuhi syarat tersebut.

12.3.10. Semua pipa vertical harus dengan klem ( pipa clamp ) yang bertumpu pada konstruksi
bangunan. Tidak boleh ada pipa yang bertumpu atau digantungkan pada pipa lain.

Anda mungkin juga menyukai