Anda di halaman 1dari 11

PEMBANGUNAN KANDANG AYAM

DESA MATAIWOI, KEC. MOLAWE, KAB. KONAWE UTARA

Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN
1.1 Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan meliputi semua jenis pekerjaan yang tercantum dalam :
1.1.1. Gambar-gambar rencana pelaksanaan
1.1.2. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
1.1.3. Berita Acara Penjelasan serta agenda-agenda.
Kekuranglengkapan salah satu tersebut di atas tidak dapat mengakibatkan berkurangnya
lingkup pekerjaan yang harus dipenuhi oleh Kontraktor.
1.2 Uraian Pekerjaan
Pekerjaan Pembangunan Kandang Ayam Desa Mataiwoi.

******************************

Pasal 2
SITUASI DAN LOKASI
2.1 Lokasi bangunan yang akan dilaksanakan terletak di Desa Mataiwoi, Kecamatan Molawe,
Kabupaten Konawe Utara.
2.2 Lokasi Pekerjaan Pembangunan Kandang Ayam akan diserahkan kepada Kontraktor
Pelaksana/Pemborong sebagaimana adanya pada waktu rapat penjelasan (Aanwijzing),
untuk itu para calon pemborong wajib meneliti kondisi lapangan.
2.3 Kelalaian dan kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk
mengajukan claim dikemudian hari.
2.4 Setelah rapat penjelasan (Aanwijzing) akan diadakan peninjauan lokasi sebagai patokan
dasar untuk menghitung anggaran/penawaran yang akan diajukan.

******************************

Pasal 3
PEKERJAAN PERSIAPAN
3.1 Lingkup Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan ini meliputi :
3.1.1. Pekerjaan pembersihan lokasi sebelum pelaksanaan.
3.1.2. Pekerjaan pengukuran dan pemasangan Bouwplank.
3.1.3. Dan/atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
3.2 Pekerjaan Pembersihan Lokasi Sebelum Pelaksanaan
Pekerjaan pembersihan lokasi sebelum pelaksanaan mencakup
pembersihan/pemindahan tanah humus dan pohon-pohon ke luar dari Tapak Proyek
terhadap semua hal yang dinyatakan oleh Direksi/Perencana tidak akan digunakan
lagi maupun yang dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan.
3.3 Pekerjaan Pengukuran dan pemasangan Bouwplank
3.3.1. Semua ukuran yang tercantum dalam rencana ini dinyatakan dalam cm dan meter.
3.3.2. Ukuran tinggi peil lantai bangunan ditentukan 0,40 cm diatas permukaan tanah
jalan dianggap sebagai titik duga 0,00 cm dan ketepatan posisi lantai tersebut
harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
3.3.3. Penentuan peil lantai bangunan, berpatokan terhadap ketinggian muka jalan yang
ada atau ketinggian permukaan urugan dan disesuaikan dengan gambar rencana,
dengan persetujuan direksi lapangan.
3.3.4. Ukuran titik duga harus dipasang permanen, terbuat dari balok kayu 6/12 yang
diketam rata pada semua sisinya kemudian ditanam ke tanah minimal 1 meter.
3.3.5. Ketentuan letak bangunan diukur dibawah pengawasan direksi dan patok-patok
yang dipancang dan disambung dengan papan bouwplank yang diketam pada
sisinya.

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)


Pembangunan Kandang Ayam
3.3.6. Pengukuran sudut siku sedapat mungkin dilakukan dengan alat waterpass atau
theodolite.
3.4 Pekerjaan Pembongkaran Atap.
3.4.1. Sebelum Pekerjaan Pisik Di laksanakan Kontraktor Pelaksana Harus Meninjau
Bangunan Yang lama untuk segera Mungkin Dilakukan Pembongkaran Terhadap
Bangunan Existing, Yaitu Pembongkaran Atap
3.4.2. Pembongkaran Atap yang lama Harus Dilakukan Secara Manual, Dan Harus Dalam,
Pengawasan Konsultan Pengawas.

******************************

Pasal 4
PEKERJAAN TANAH DAN PASIR
4.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi :
4.1.1. Pekerjaan Galian Tanah.
4.1.2. Pekerjaan Urugan Pasir di Bawah Saluran Air.
4.1.3. Pekerjaan Urugan Pasir di Bawah Lantai
4.1.4. Dan/atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
4.2. Persyaratan Bahan/Material
4.2.1. Tanah yang dipergunakan untuk pengurukan harus tanah yang baik dan memenuhi
syarat teknis, bebas dari akar, bahan organis, sampah dan terlebih dahulu harus
mendapat persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas Lapangan.
4.2.2. Pasir yang dipergunakan untuk pengurukan harus pasir yang baik dan memenuhi
syarat teknis, bebas dari akar, bahan organis, sampah dan terlebih dahulu harus
mendapat persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas Lapangan.
4.2.3. Material timbunan/urugan harus didatangkan dari lokasi lain yang disetujui oleh
4.2.4. Direksi/Konsultan Pengawas Lapangan.
4.2.5. Tanah bekas galian pondasi hanya dapat dipergunakan dengan persetujuan
Direksi/Konsultan Pengawas Lapangan.
4.3. Pekerjaan Galian Tanah Pondasi dan Galian Tanah Pondasi Tiang Bendera
4.3.1. Galian untuk pondasi dan tiang bedera harus dilakukan menurut ukuran yang
sesuai dengan peil-peil yang tercantum dalam Gambar Kerja, Gambar Rencana
Pondasi dan Gambar Detail Pondasi. Semua bekas - bekas pondasi bangunan lama,
jaringan jalan/aspal, akar dan pohon-pohon dibongkar dan dibuang.
4.3.2. Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan lain-lain
yang masih digunakan, maka secepatnya memberitahukan kepada
Direksi/Konsultan Pengawas Lapangan atau kepada instansi yang berwenang
untuk mendapatkan petunjuk seperlunya. Kontraktor bertanggung jawab atas segala
kerusakan-kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut.
4.3.3. Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka
Kontraktor harus mengisi/ mengurug daerah galian tersebut dengan bahan-bahan
pengisian untuk pondasi yang sesuai dengan spesifikasi.
4.3.4. Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut bebas dari
longsoran-longsoran tanah di kiri dan kanannya, bila perlu dilindungi oleh alat-alat
penahan tanah dan bebas dari genangan air sehingga pekerjaan pondasi dapat
dilakukan dengan baik sesuai dengan spesifikasi.
4.4. Pekerjaan Urugan Kembali Galian Pondasi, Urugan Tanah di dalam dan luar Bangunan
4.4.1. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur, kotoran, sampah dan sebagainya
yang merusak konstruksi bangunan.
4.4.2. Pengisian/urugan kembali dengan tanah (batuan) bekas galian, dilakukan selapis
demi selapis dan ditumbuk sampai padat. Pekerjaan pengisian kembali ini hanya
boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan
Direksi/Konsultan Pengawas Lapangan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)


Pembangunan Kandang Ayam
4.4.3. Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan 25 cm material lepas,
dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimum dengan alat pemadat dan
mencapai peil permukaan yang direncanakan sesuai Gambar Kerja.
4.4.4. Bagian permukaan tanah yang telah dinyatakan padat, harus dipertahankan dan
dijaga jangan sampai rusak, akibat pengaruh luar dan tetap menjadi tanggung jawab
Kontraktor sampai dengan masa pemeliharaan.
4.4.5. Pekerjaan urugan tanah dan pemadatan dianggap cukup, setelah mendapat
persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas Lapangan.
4.5. Pekerjaan Urugan Pasir di Bawah Pondasi dan di Bawah Lantai
4.5.1. Pengurugan pasir harus dilakukan menurut ukuran yang sesuai dengan peil-peil
yang tercantum dalam Gambar Kerja .
4.5.2. Setelah pengurugan pasir harus dilakukan penyiraman dengan menggunakan air
bersih, dipadatkan dan diratakan.
4.5.3. Pekerjaan urugan pasir dan pemadatan dianggap cukup, setelah mendapat
persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas Lapangan.

******************************

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)


Pembangunan Kandang Ayam
PASAL 5
PEKERJAAN BETON
5.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi :
5.1.1. Pekerjaan Pondasi Setempat
5.1.2. Rabat Beton
5.2. Spesifikasi Bahan/Material
5.2.1. Semen Portland (PC)
Semua semen yang digunakan adalah Semen Portland (PC) yang sesuai dengan
syarat - syarat :
1. Peraturan Semen Portland Indonesia ( NI.8-1972 ).
2. Peraturan Beton Indonesia ( NI.2-1971 ).
3. Mempunyai sertifikat Uji ( test sertificate ).
4. Mendapat Persetujuan Direksi/Pengawas Lapangan.
5. Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama (tidak
diperkenankan menggunakan bermacam - macam jenis/merk semen untuk suatu
konstruksi/struktur yang sama), dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam
kantong-kantong semen yang masih disegel dan tidak pecah.
6. Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Harus diterimakan
dalam zak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat, dan harus
disimpan digudang yang cukup ventilasinya dan diletakkan tidak kena air,
diletakan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai. Zak - zak
semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 m atau
maximum 10 zak, setiap pengiriman baru harus ditandai dan dipisahkan dengan
maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya.
7. Untuk semen yang diragukan mutunya dan kerusakan-kerusakan akibat salah
penyimpanan dianggap rusak, membatu, dapat ditolak penggunaannya tanpa
melalui test lagi. Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan dari
lapangan paling lambat dalam waktu 2 x 24 jam.
5.2.2. Agregat
Semua pemakaian koral (kerikil), batu pecah (aggregat kasar) dan pasir beton,
harus memenuhi syarat-syarat :
1. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI.3-1956)
2. Peraturan Beton Indonesia ( NI.2-1971 ).
3. Tidak Mudah Hancur ( tetap keras ) , tidak porous.
4. Bebas dari tanah/tanah liat (tidak bercampur dengan tanah/tanah liat atau
kotoran - kotoran lainnya.
5. Koral (kerikil) dan batu pecah (aggregat kasar) yang mempunyai ukuran lebih
besar dari 30 mm , untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan
Direksi/Pengawas Lapangan.
6. Gradasi dari aggregat - aggregat tersebut secara keseluruhan harus dapat
menghasilkan mutu beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang baik
dengan semen dan air, dalam proporsi campuran yang akan dipakai.
7. Direksi/Pengawas lapangan dapat meminta kepada Kontraktor untuk mengadakan
test kwalitas dari aggregat - aggregat tersebut dari tempat penimbunan yang
ditunjuk oleh Direksi / Pengawas Lapangan, setiap saat dalam laboratorium yang
diakui atas biaya Kontraktor.
8. Dalam hal adanya perubahan sumber dari mana aggregat tersebut disupply maka
Kontraktor diwajibkan untuk memberitahukan kepada Direksi / Pengawas
Lapangan.
9. Agregat harus disimpan di tempat yang bersih, yang keras permukaannya dan
dicegahsupaya tidak terjadi pencampuran satu samalain dan terkotori.
5.2.3. Air
Air yang akan dipergunakan untuk semua pekerjaan - pekerjaan di lapangan
adalah air bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam
alkali) tidak mengandung organisme yang dapat memberikan efek merusak beton,

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)


Pembangunan Kandang Ayam
minyak atau lemak. Memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton Indonesia (NI. 2-
1971) dan diuji oleh Laboratorium yang diakui sah oleh yang berwajib dengan
biaya ditanggung pihak Kontraktor.
Air yang mengandung garam (air laut) tidak diperkenankan untuk dipakai.
5.2.4. Besi Beton
Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat :
1. Peraturan Beton Indonesia ( NI.2-1971 ).
2. Bebas dari kotoran - kotoran, lapisan minyak-minyak, karat dan tidak cacat
(retak - retak, mengelupas, luka dan sebagainya).
3. Dari jenis baja mutu BJTP untuk < 12 mm dan BJTD untuk  12 (ulir).
4. Mempunyai penampang yang sama rata.
5. Ukuran disesuaikan dengan gambar - gambar.
6. Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan di atas,
harus mendapat persetujuan Direksi/Pengawas Lapangan.
7. Besi beton harus disupply dari satu sumber (manufacture) dan tidak
diperkenankan untuk mencampur-adukan bermacam-macam sumber besi beton
tersebut untuk pekerjaan konstruksi. Setiap pengiriman ke site harus disertakan
dengan Mill Certificate.
8. Kontraktor bilamana diminta harus mengadakan pengujian mutu besi beton yang
akan dipakai, sesuai dengan petunjuk Direksi / Pengawas Lapangan.
9. Batang percobaan diambil dibawah kesaksian Direksi/Pengawas Lapangan.
Jumlah test besi beton dengan interval setiap 1 truk = 1 buah benda uji atau
tiap 10 ton = 1 buah test besi. Percobaan mutu besi beton juga akan
dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu oleh Direksi/Pengawas
Lapangan.
10. Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar - gambar atau
mendapat persetujuan Direksi/Pengawas Lapangan.
11. Hubungan antara besi beton satu dengan yang lainnya harus menggunakan
kawat beton , diikat dengan teguh , tidak bergeser selama pengecoran beton
dan tidak menyentuh lantai kerja atau papan acuan.
12. Sebelum beton dicor, besi beton harus bebas dari minyak, kotoran, cat,
karet lepas, kulit giling atau bahan - bahan lain yang merusak. Semua besi
beton harus dipasang pada posisi yang tepat.
13. Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kwalitasnya tidak sesuai
dengan spesifikasi (R.K.S.) diatas, harus segera dikeluarkan dari site setelah
menerima instruksi tertulis dari Direksi/Pengawas Lapangan, dalam waktu 2 x
24 jam.
5.3. Mutu dan Campuran/Adukan Beton
5.3.1. Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat PBI-1971. Kecuali ditentukan lain
pada gambar kerja, kekuatan dan penggunaan beton adalah sebagai berikut :
1. Beton Struktural K175 atau Campuran/Adukan PC : 7,76 Zak 0,65 m3 Psr : 0,65
m3 split Per 1 m3, meliputi Sloof, Kolom, Balok dan Ring Balk.
2. Beton non struktural K125 atau Campuran 1PC : 3Psr : 5Krkl, meliputi Beton
Lantai Kerja dan Beton Rabat.
5.3.2. Adukan beton yang disyaratkan untuk struktur memakai Ready Mix kecuali untuk
yang non struktur.
5.3.3. Kontraktor diharuskan membuat adukan percobaan (Trial Mix) untuk mengontrol
daya kerjanya sehingga tidak ada kelebihan pada permukaan ataupun
menyebabkan terjadinya pengendapan (Segregation) dari aggregat.
5.3.4. Pekerjaan pembuatan adukan percobaan (Trial Mix) tersebut diatas harus
dilakukan untuk menentukan mutu beton yang harus dimulai.
5.4. Cetakan Beton (Bekisting)
5.4.1. Kontraktor harus memberikan contoh (Sample) bahan yang akan dipakai untuk
cetakan beton untuk disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
5.4.2. Cetakan beton harus dibersihkan dari segala kotoran yang melekat seperti
potongan- potongan kayu, paku, tahi gergaji, tanah dan sebagainya.

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)


Pembangunan Kandang Ayam
5.4.3. Cetakan beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi
kebocoran atau hilangnya air hujan selama pengecoran, tetap lurus (tidak berubah
bentuk) dan tidak bergoyang.
5.4.4. Untuk beton Exposed, cetakan beton yang digunakan harus memberikan hasil
permukaan beton yang baik, halus (tidak kasar) dan mempunyai warna yang
merata pada seluruh permukaan beton tersebut.
5.4.5. Permukaan cetakan beton yang bersentuhan dengan beton harus dicoating
(dilapisi) dengan oli, untuk mempermudah saat pembongkaran cetakan dan
memperbaiki permukaan beton.
5.4.6. Material cetakan beton harus terbuat dari multiplek 6 mm dengan rangka balok
kayu dan kaso, sehingga cetakan cukup rapi dan kaku untuk mendapatkan ukuran
struktur yang dikehendaki.
5.5. Pengecoran Beton
5.5.1. Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat - tempat yang akan dicor terlebih
dahulu harus dibersihkan dari segala kotoran (potongan kayu, batu, tanah dan
lain - lain) dan dibasahi dengan air semen.
5.5.2. Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi
beton selesai diperiksa oleh dan mendapat persetujuan Direksi/ Konsultan
Pengawas Lapangan.
5.5.3. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian - bagian utama
dari pekerjaan, kontraktor harus memberitahukan Direksi/Konsultan Pengawas
Lapangan dan mendapatkan persetujuannya termasuk untuk pekerjaan pengecoran
beton pre cast di pabrik. Jika tidak ada persetujuan, maka Kontraktor dapat
diperintahkan untuk menyingkirkan/ membongkar beton yang sudah dicor
tanpa persetujuan, atas biaya Kontraktor sendiri.
5.5.4. Adukan beton harus secepatnya dibawa ke tempat pengecoran dengan
menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak
memungkinkan adanya pengendapan aggregat dan tercampurnya kotoran-kotoran
atau bahan lain dari luar. Penggunaan alat-alat pengangkutan mesin haruslah
mendapat persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas Lapangan, sebelum alat-alat
tersebut didatangkan ketempat pekerjaan. Semua alat - alat pengangkutan yang
digunakan pada setiap waktu harus dibersihkan dari sisa-sisa adukan yang
mengeras.
5.5.5. Pengecoran dilakukan lapis demi lapis dengan tebal tiap lapis maksimum 30 cm
dan tidak dibenarkan menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari suatu
ketinggian, yang akan menyebabkan pengendapan aggregat.
5.5.6. Untuk menghindari keropos pada beton, maka pada waktu pengecoran digunakan
Internal Concrete Vibrator. Pemakaian External Concrete Vibrator tidak dibenarkan
tanpa persetujuan Direksi/Pengawas Lapangan.
5.5.7. Pengecoran dilakukan secara terus menerus (kontinyu / tanpa berhenti). Adukan
yang tidak dicor (ditinggalkan) dalam waktu lebih dari 15 menit setelah keluar dari
mesin adukan beton, dan juga adukan yang tumpah selama pengangkutan, tidak
diperkenankan untuk dipakai lagi.
5.6. Perawatan Beton
6.6.1. Secara umum harus memenuhi persyaratan dalam PBI 1971 Bab 6.6.
6.6.2. Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan dan
harus berlangsung terus menerus selama paling sedikit 2 minggu, jika tidak
ditentukan lain.
6.6.3. Dalam jangka waktu tersebut cetakan beton harus tetap dalam keadaan basah.
6.6.4. Apabila cetakan beton dibuka sebelum selesai masa perawatan, maka selama sisa
waktu tersebut pelaksanaan perawatan beton tetap dilakukan dengan membasahi
permukaan beton terus menerus atau dengan menutupinya dengan karung basah
atau dengan cara lain yang disetujui Direksi/Pengawas Lapangan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)


Pembangunan Kandang Ayam
5.7. Pembongkaran Cetakan
5.7.1. Pembongkaran dilakukan sesuai dengan PBI 1971, dimana bagian struktur yang
dibongkar cetakannya harus dapat memikul berat sendiri dan beban-beban
pelaksanaannya.
5.7.2. Pekerjaan pembongkaran cetakan harus dilaporkan dan disetujui sebelumnya oleh
Direksi/Pengawas Lapangan.

Pasal 6
PEKERJAAN DINDING SALURAN AIR DAN PLESTERAN
6.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi:
6.1.1. Pekerjaan Penambahan Pasangan Dinding Batu Bata terdiri dari:
- Pekerjaan Dinding Saluran Air Hujan Dan Plesteran Dinding.
6.2. Spesifikasi Bahan
6.2.1. Batu Bata
Batu Bata harus matang pembakarannya, bila direndam dalam air akan tetap
utuh, tidak pecah atau hancur. Ukuran batu bata dapat disesuaikan dengan
ketentuan tebal dinding yang disyaratkan dalam Gambar Kerja. Kontraktor
harus memberikan contoh pada Pengawas Lapangan sebelumnya untuk
diperiksa kualitasnya. Apabila bahan-bahan yang datang, oleh Pengawas
Lapangan dianggap tidak memenuhi syarat, Pengawas Lapangan berhak
menolak bahan-bahan tersebut dan kontraktor wajib mengangkutnya ke luar
lokasi.
6.2.2. Semen / Portland Cement (PC)
Bahan semen yang digunakan sama dengan semen/PC untuk konstruksi beton.
Semen yang datang di lokasi pekerjaan dan menunggu pemakaiannya, harus
disimpan di dalam gudang yang lantainya kering dan 30 cm lebih tinggi dari
permukaan tanah di sekitarnya. Bilamana pada setiap pembukaan kantong,
ternyata semennya sudah membatu, maka semen tersebut harus disingkirkan
keluar lokasi Pembangunan dan tidak boleh dipergunakan. Supplier /pedagang
yang mengirimkan semen untuk pekerjaan ini hendaknya dapat menunjukan
sertifikasi dari pabriknya. Semen yang sudah lembab atau menunjukkan
gejala membatu akan ditolak. Selekasnya semen yang ditolak harus
dikeluarkan dari lokasi Pembangunan untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan.
6.2.3. Pasir Pasang
Pasir pasang yang dipergunakan harus bersih dan bebas dari Lumpur dan tanah
liat, kotoran organik yang dapat merusak pasangan. Bilamana pasir yang dipakai
tidak memenuhi syarat-syarat tersebut di atas, Pengawas Lapangan berhak
memerintahkan untuk mencuci pasirnya, melihat hasilnya sampai didapat
persetujuan. Khusus untuk plesteran, harus dicarikan pasir yang lebih halus.
6.2.4. Air
Air yang dipergunakan harus air tawar dan bersih yang bebas dari garam atau zat
kimia lain yang merusak pasangan.
6.3. Adukan/Campuran
6.3.1. Adukan 1 PC : 3 Pasir dipergunakan untuk :
1. Pasangan dinding bata dan plesteran dinding.
2. Ketebalan plesteran adalah 15 mm.
6.4. Pekerjaan Pasangan Dinding Bata
6.4.1. Sebelum dimulai pemasangan, maka batu batanya harus direndam lebih
dahulu di dalam air selama setengah jam atau sampai jenuh dan permukaan
yang akan dipasang harus juga basah.
6.4.2. Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk di dalam bak kayu
yang besarnya memenuhi syarat. Mencampurnya semen dan pasir harus di
dalam keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat campuran

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)


Pembangunan Kandang Ayam
plastis. Adukan yang sudah mengering / kering tidak boleh dicampur dengan
adukan yang baru.
6.4.3. Dalam satu hari pasangan tidak boleh lebih tinggi dari 1 (satu meter). Dari
pengakhiran pasangan satu hari tersebut harus dibuat bertangga menurun
dan tidak tegak berdiri untuk menghindari retak dikemudian hari. Tebalnya
siar batu bata tidak boleh kurang dari 1 (satu) cm atau 10 mm dan siarnya
harus benar-benar pada adukannya.
6.4.4. Tempat-tempat yang harus dibuat lubang harus dipersiapkan dulu dengan
menyumbatnya memakai batang pisang untuk diameter besar, sedangkan untuk
diameter lebih kecil dipakai potongan bambu.
6.4.5. Semua pasangan bata harus rata (Horizontal) dan tiap-tiap kali diukur dari
lantai, dengan menggunakan benang. Pemasangan benang tidak boleh lebih
dari 30 cm di atas pasangan di bawahnya. Pada semua pasangan bata
setengah batu satu sama lain harus terdapat pengikat yang sempurna. Tidak
dibenarkan menggunakan batu bata pecahan separo panjang, kecuali sesuai
peraturannya (di sudut). Lapisan yang satu dengan lapisan yang diatasnya
harus berbeda setengah panjang bata. Pada pasangan satu batu dan
pasangannya lebih tebal harus disusun sesuai dengan petunjuk / peraturan
seharusnya.
6.4.6. Pada tiap-tiap pertemuan dinding pasangan bata tegak lurus, di atas setiap
lubang pintu dan jendela atau lubang lain serta dimana luas dinding tidak
lebih dari 12 m2, baik tergambar maupun tidak, dipasang kolom / balok beton
praktis yang merupakan bingkai, kecuali satu dan lain hal disesuaikan dengan
gambar. Ukuran untuk balok/kolom praktis tersebut setebal dinding bata
dengan pembesian 4 Ø10 sengkang Ø6 - 150. Semua pertemuan tegak lurus
harus benar-benar bersudut 90 derajat.
6.4.7.Bilamana didalam pemasangan ternyata terdapat batu bata yang cacat atau
tidak sempurna, maka batu bata ini harus diganti dengan yang baik atas
biaya kontraktor.
6.5. Pekerjaan Plesteran Dinding dan Plesteran Beton
6.5.1. Sebelum diplester pasangan dinding bata perlu dibersihkan dari sisa-sisa Bekisting
dan dilakukan penggerokan siar sehingga adukan plesteran akan cukup mengikat
dengan baik pada dinding.
6.5.2. Semua jenis aduk plesteran tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu segar, belum mengering pada waktu pelaksanaan
pemasangan.
6.5.3. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/beton yang
dinyatakan dalam Gambar Kerja dan/atau sesuai peil-peil yang diminta dalam
Gambar Kerja.
6.5.4. Semua permukaan yang akan menerima bahan Finishing, misalnya ubin
keramik dan lainnya, maka permukaan plesterannya harus diberi alur-alur
garis horizontal untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap
bahan/material Finishing tersebut.
6.5.5. Plesteran yang tidak lurus, berombak dan retak harus dibongkar dan diperbaiki
atas biaya pemborong.

******************************

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)


Pembangunan Kandang Ayam
Pasal 7
PEKERJAAN ATAP

7.1. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan ini meliputi :
8.1.1.Pekerjaan Kuda – Kuda
8.1.2.Pekerjaan Gordeng
8.1.3.Pekerjaan Seng Gelombang
8.1.4.Pekerjaan Nok / Bumbungan
7.2. Persyaratan Bahan

Spesifikasi bahan Atap dan Nok ;


Jenis : Seng Gelombang
Type : -
Produk : -
Ukuran : 0,3 mm -
Berat : -

7.3. Persyaratan Pelaksanaan


7.3.1. Sebelum memulai pelaksanaan pemasangan, Kontraktor harus meneliti gambar-
gambar dan kondisi di lapangan (ukuran, dan type atap).
7.3.2. Pasangan atap ini harus mengikuti kemiringan dan kerataan rangka atap atau
sesuai dengan gambar kerja.
7.3.3. Penyelesaian bumbungan / nok menggunakan nok Spandek metal dari bahan
sejenis dan dipasang rata.
7.3.4. Pemasangan nok yang tidak rata atau berombak harus dibongkar dan diperbaiki
atas biaya pemborong.
7.3.5. Lapisan bawah nok dan jurai harus terlebih dahulu dipasang lapisan papan dan
karet 3 mm atau sesuai dengan gambar kerja untuk mencegah kebocoran.

PASAL 8
PEKERJAAN TIANG, BALOK, LANTAI, DAN KAP ATAP

8.1. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan ini meliputi:
8.1.1. Pekerjaan Tiang
8.1.2. Pekerjaan Balok
8.1.3. Pekerjaan Lantai
8.1.4. Pekerjaan Kap Atap
8.1.5. Pekerjaan Pengecetan Lis Pland
8.2. Spesifikasi Bahan
8.2.1. Untuk Kayu Yang Di gunakan adalah Kayu Kelas II jenis kayu Ponto,tipulu Dan
Meranti atau sejenisnya solid dengan. Semua kayu yang dipakai harus tua,
benar-benar kering, warna sama, lurus, tanpa cacat mata kayu, putih kayu
dan retak. Ukuran kayu adalah ukuran jadi seperti tercantum dalam Gambar
Kerja.
8.2.2. Kelembaban Dan ukuran Kayu
Untuk ketebalan kayu 2x20 cm, disyaratkan kelembaban kayu tidak lebih
dari 14% terpasang.
8.2.3. Semua kayu yang dipergunakan harus sudah melalui proses pengeringan/Dry
Klin, diberi bahan anti rayap sebelum pelaksanaan Finishing.

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)


Pembangunan Kandang Ayam
8.2.4. Penimbunan kayu di tempat pekerjaan sebelum pelaksanaan pekerjaan ini
harus diletakkan di satu tempat, di dalam ruangan yang kering dengan
sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan harus dilindungi
dari kerusakan. Timbunan kayu harus diberi alas sehingga tidak langsung
menyentuh lantai.

8.3. Persyaratan Pelaksanaan


8.3.1. Semua pekerjaan kayu halus khususnya permukaan kayu yang akan
diperlihatkan dan permukaan kayu yang akan dilapis dengan bahan
finishing harus diserut halus dan rata.
8.3.2. Proses pengerjaan semua kayu untuk pekerjaan kayu halus harus
menggunakan mesin tanpa kecuali dan tidak diperkenankan mengejakan di
tempat pemasangan.
1. Setelah penyerutan mesin, baru kemudian diperkenankan dengan
penyerutan tangan.
2. Semua kayu yang telah terpasang harus dilindungi dari segala
kerusakan baik berupa benturan, pecah, retak, noda dan cacat-cacat
lain. Apabila hal tersebut di atas ditemui, maka Kontraktor harus
membongkar dan mengganti tanpa mengurangi mutu. Biaya untuk
pekerjaan ini adalah menjadi tanggungjawab Kontraktor dan tidak dapat
diklaim sebagai pekerjaan tambah.
3. Dan Semua Pekerjaan Lis Plank Harus Sesuai Dengan Gambar Kerja.

******************************

Pasal 9
PEKERJAAN LAIN–LAIN
9.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan Ini Meliputin :
9.1.1. Pekerjaan Pembersihan Akhir
Selain persyaratan Teknis yang tercantum diatas, Pemborong diwajibkan
mengadakanmegurusan-pengurusan antara lain :
1. Pembuatan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Pemerintah Daerah
setempat.Meskipun ada pengawasan dan unsure lainnya, semua penyimpangan dari
ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggungan pelaksana, untuk itu Pemborong
harus meyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.
2. Semua hal yang belum tercantum dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini, akan
ditambahkan dan ditentukan kemudian dalam Rapat Penjelasan Pekerjaan Aanwijzing
dilengkapi dengan B.A. Penjelasan yang telah disetujui dan ditandatangani oleh Panitia
dan rekanan pada lembaran yang tidak tertera tanda tangan harus diparaf oleh
Panitia dari Instansi Teknis.
3. Setelah rekanan membaca dan mempelajari rencana kerja dan syarat ini beserta
dengan gambar rencana dan detail , maka setiap lembar dari RKS ini akan diparaf oleh
Pengawas dan Panitia pelelangan dari instansi Teknis.
4. Dari hasil pelelangan yang berhasil menjadi pemenang maka semua dokumen tender
yang dilampirkan dalam kontrak harus diparaf oleh Panitia dan Instansi Teknis.

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)


Pembangunan Kandang Ayam
PENUTUP
Meskipun dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini pada ukuran pekerjaan dan uraian
bahan-bahan tidak diuraikan yang harus dilaksanakan oleh kontraktor tetapi disebutkan dalam
rapat penjelasan pekerjaan. (Aanwizing) mempunyai hubungan dan kepentingan serta
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan, maka tetap harus dikerjakan oleh kontraktor dan
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan rencana kerja dan syarat-syarat ini.
Pihak kontraktor tidak dibenarkan untuk membuat interprestasi sendiri sebagai dasar
pelaksanaan pekerjaan yang belum terurai dalam RKS ini tanpa seizin pihak direksi. Segala
bentuk akibat dari kelalaian tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)


Pembangunan Kandang Ayam

Anda mungkin juga menyukai