Memulai Kerja
Pasal 5 : Mobilisasi
Pasal 1 : U m u m
3. 3. Apabila karena satu dan lain sebabsehingga jalur instalasi existing yang
masih berfungsi harus dipindah, maka Kontraktor / Pemborong harus
melakukan pekerjaan ini sesuai dengan petunjuk dari Tim Teknis.
4. 1. Macam Galian.
Penggalian dibagi dalam macam-macam jenis, yaitu :
4. 1. 2. Galian batu.
Galian batu terdiri dari pekerjaan menggali / membongkar batu-batuan
pada daerah galian yang menurut pendapat Tim Teknis harus dilakukan
pembongkaran.
4. 1 3. Biaya untuk lingkup yang terurai pada butir 4.11. dan 4.12. di atas
ditanggung oleh Kontraktor / Pemborong, serta tidak dapat di-klaim
sebagai pekerjaan tambah.
6. 1. Pekerjaan Urugan.
Bahan urugan yang dipakai adalah tanah merah atau pasir urug darat
yang memenuhi persyaratan sebagai bahan urugan. Tanah bekas galian
pada um umnya tidak boleh dipakai lagi untuk bahan urugan, kecuali
apabila tanah tersebut memenuhi persyaratan sebagai bahan urugan dan
mendapat persetujuan dari Tim Teknis. Sumber bahan urugan ini harus
mempunyai jumlah yang cukup untuk menjamin penyediaan bahan urugan
yang bisa mencukupi kebutuhan seluruh proyek.
Semua bahan urugan harus mendapat persetujuan dari Tim Teknis, baik
mengenai kualitas bahan maupun sumber bahan itu sendiri sebelum
dibawa atau digunakan di dalam lokasi pekerjaan. Bahan urugan yang
mengandung tanah organis, akar-akaran, sampah dan lain-lain, tidak boleh
dipergunakan untuk urugan. Bahan-bahan seperti ini harus dipindahkan
dan ditempatkan pada daerah pembuangan yang disetujui atau ditunjuk
oleh Tim Teknis. Daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari hum us
dengan cara stripping setebal + 30 cm. Bahan-bahan urugan yang sudah
ditempatkan di lokasi pengurugan tetapi tidak memenuhi standar, harus
dibuang dan diganti oleh Kontraktor / Pemborong atas biaya sendiri.
6. 3. Pengurugan.
6. 4. Pemadatan.
Bila terdapat bagian-bagian yang lebih tinggi dari permukaan tanah yang
direncanakan, perataan pada bagian ini harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga kelebihan tanah tersebut dapat diangkut ke tempat lain yang
ditentukan oleh Tim Teknis.
A. PEKERJAAN STRUKTUR
2.1.1. Umum
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan-pekerjaan yang termasuk
Bab ini termasuk perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran dari
semua cetakan beton serta penunjang untuk semua beton cor seperti
diperlukan dan diperinci berikut ini.
2. Pekerjaan yang berhubungan
Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan Beton
b. Penyerahan
Penyerahan-penyerahan berikut harus dilakukan oleh "Kontraktor" sesuai
dengan jadwal yang telah disetujui untuk penyerahannya dengan segera,
untuk menghindari keterlambatan dalam pekerjaannya sendiri maupun dari
kontraktor lain.
1. Kwalifikasi Mandor Cetakan Beton (Formwork Foreman)
"Kontraktor" harus mempekerjakan mandor untuk cetakan beton yang
berpengalaman dalam hal cetakan beton. Kwalifikasi dari mandor harus
diserahkan kepada Direksi Lapangan untuk diperiksa dan disetujui,
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum memulai pekerjaan.
2. Data Pabrik
Data pabrik tentang bahan-bahan harus diserahkan oleh "Kontraktor"
kepada Direksi Lapangan dalam waktu 7 hari kerja setelah "Kontraktor"
menerima surat perintah kerja, juga harus diserahkan instruksi
pemasangan untuk kepentingan bahan-bahan dari lapisan- lapisan,
pengikat-pengikat, dan asesoris serta sistem cetakan dari pabrik bila
dipakai.
3. Gambar kerja
Perhatikan sistem cetakan beton seperti pengaturan perkuatan dan
penunjang, metode dari kelurusan cetakan, mutu dari semua bahan-bahan
cetakan, sirkulasi cetakan.
Gambar kerja harus diserahkan kepada Direksi Lapangan sekurang-
kurangnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum pelaksanaan, untuk diperiksa.
4. Contoh
Lengkapi cetakan dengan "cone" untuk mengencangkan cetakan.
2.1.2. Bahan-bahan/Produk
2.1.3. Pelaksanaan
a. Umum
Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan
terhindar dari bahaya kemiringan dan penurunan, sedangkan
konstruksinya sendiri harus juga kokoh terhadap pembebanan yang akan
ditanggungnya, termasuk gaya-gaya prategang dan gaya-gaya sentuhan
yang mungkin ada.
Kontraktor harus memperhitungkan dan membuat langkah-langkah
persiapan yang perlu sehubungan dengan lendutan perancah akibat gaya
yang bekerja padanya sedemikian rupa hingga pada akhir pekerjaan beton,
permukaan dan bentuk konstruksi beton sesuai dengan kedudukan (peil)
dan bentuk yang seharusnya.
Perancah harus dibuat dari baja atau kayu yang bermutu baik dan tidak
mudah lapuk. Pemakaian bambu untuk hal ini tidak diperbolehkan. Bila
perancah itu sebelum atau selama pekerjaan pengecoran beton
berlangsung menunjukan tanda-tanda penurunan > 10 mm sehingga
menurut pendapat Direksi Lapangan hal ini akan menyebabkan kedudukan
(peil) akhir sesuai dengan gambar rancangan tidak akan dapat dicapai atau
dapat membahayakan dari segi konstruksi, maka Direksi Lapangan dapat
memerintahkan untuk membongkar pekerjaan beton yang sudah
dilaksanakan dan mengharuskan kontraktor untuk memperkuat perancah
tersebut sehingga dianggap cukup kuat. Biaya sehubungan dengan itu
sepenuhnya menjadi tanggungan kontraktor.
Gambar rancangan perancah dan sistem pondasinya atau sistem lainnya
secara detail (termasuk perhitungannya) harus diserahkan kepada Direksi
Lapangan untuk disetujui dan pekerjaan pengecoran beton tidak boleh
dilakukan sebelum gambar tersebut disetujui.
Perancah harus diperiksa secara rutin sementara pengecoran beton
berlangsung untuk melihat bahwa tidak ada perubahan elevasi, kemiringan
ataupun ruang/rongga. Bila selama pelaksanaan didapati perlemahan yang
berkembang dan pekerjaan perancah memperlihatkan penurunan atau
perubahan bentuk, pekerjaan harus dihentikan, diberlakukan pembongkaran
bila kerusakan permanen, dan perancah diperkuat seperlunya untuk
mengurangi penurunan atau perubahan bentuk yang lebih jauh.
Pada saat pengecoran, pelaksana dan surveyor harus memantau terus
menerus agar bisa dicegah penyimpangan-penyimpangan yang mungkin
ada.
Rancangan perancah dan cetakan sedemikian untuk kemudahan
pembongkaran untuk mengeliminasi kerusakan pada beton apabila cetakan
& perancah dibongkar.
Aturlah cetakan untuk dapat membongkar tanpa memindahkan penunjang
utama dimana diperlukan untuk disisakan pada waktu pengecoran.
b. Pemasangan
Perancah dan cetakan harus sesuai dengan dimensi, kelurusan dan
kemiringan dari beton seperti yang ditunjukkan pada gambar; dilengkapi
untuk bukaan (openings), celah-celah, pengunduran (recesses), chamfers
dan proyeksi-proyeksi seperti diperlukan.
Cetakan-cetakan harus dibuat dari bahan dengan kelembaban rendah,
kedap air dan dikencangkan secukupnya dan diperkuat untuk
mempertahankan posisi dan kemiringan serta mencegah tekuk dan lendutan
antara penunjang-penunjang cetakan.
Pekerjaan denah harus tepat sesuai dengan gambar dan kontraktor
bertanggung jawab untuk lokasi yang benar. Garis bantu yang diperlukan
untuk menentukan lokasi yang tepat dari cetakan, haruslah jelas, sehingga
memudahkan untuk pemeriksaan.
Semua sambungan/pertemuan beton ekspose harus selaras dan segaris
baik pada arah mendatar maupun tegak, termasuk sambungan-
sambungan konstruksi kecuali seperti diperlihatkan lain pada gambar.
Toleransi untuk beton secara umum harus sesuai PBI-71 atau ACI 347-
78.3.3.1, Tolerances for Reinforced Concrete Building.
Cetakan harus menghasilkan jaringan permukaan yang seragam pada
permukaan beton yang diekspose.
Pembuatan cetakan haruslah sedemikian rupa sehingga pada waktu
pembongkaran tidak mengalami kerusakan pada permukaan.
Kolom-kolom sudah boleh dipasang cetakannya dan dicor (hanya sampai
tepi bawah dari balok diatasnya) segera setelah penunjang dari pelat lantai
mencapai kekuatannya sendiri. Bagaimanapun, jangan ada pelat atau
balok yang dicetak atau dicor sebelum balok lantai dibawahnya bekerja
penuh.
Pada waktu pemasangan rangka konstruksi beton bertulang, Kontraktor
harus benar-benar yakin bahwa tidak ada bagian dari batang tegak yang
mempunyai "plumbness"/kemiringan lebih atau kurang dari 10 mm, yang
dibuktikan dengan data dari surveyor yang diserahkan sebelum
pengecoran.
c. Pengikat Cetakan
Pengikat cetakan harus dipasang pada jarak tertentu untuk ketepatannya
memegang/ menahan cetakan selama pengecoran beton dan untuk
menahan berat serta tekanan dari beton basah.
d. Jalur Kayu, Blocking dan Pencetakan Bentuk-bentuk Khusus (Moulding)
Pasanglah di dalam cetakan jalur kayu, blocking, moulding, paku-paku dan
sebagainya seperti diperlukan untuk menghasilkan penyelesaian yang
berbentuk khusus/berprofil dan permukaan seperti diperlihatkan pada
gambar dan bentuk melengkapi pemasangan paku untuk batang-batang
kayu dari ciri-ciri lain yang dibutuhkan untuk ditempelkan pada permukaan
beton dengan suatu cara tertentu. Lapislah jalur kayu, blocking dan
pencetakan bentuk khusus dengan bahan untuk melepaskan.
e. Chamfers
Garis/lajur chamfers haruslah hanya dimana ditunjukkan pada gambar-gambar
arsitek saja.
f. Bahan untuk Melepas Beton (Release Agent)
Lapisilah cetakan dengan bahan untuk pelepas beton sebelum besi
tulangan dipasang. Buanglah kelebihan dari bahan pelepas sehingga cukup
membuat permukaan dari cetakan sekedar berminyak bila beton maupun
pada pertemuan beton yang diperkeras dimana beton basah akan
dicor/dituangkan.
Jangan memakai bahan pelepas dimana permukaan beton dijadwalkan
untuk menerima penyelesaian khusus dan/atau pakailah penutup dimana
dimungkinkan.
g. Pekerjaan Sambungan
Untuk mencegah kebocoran oleh celah-celah dan lubang-lubang pada
cetakan beton ekspose, perlu dilengkapi dengan gasket, plug, ataupun
caulk joints. Cetakan sambungan- sambungan hanya diijinkan dimana
terlihat pada gambar kerja. Dimana memungkinkan, tempatkan
sambungan ditempat yang tersembunyi. Laksanakan perawatan
sambungan dalam 24 jam setelah jadwal pengecoran.
h. Pembersihan
Untuk beton pada umumnya (termasuk cetakan untuk permukaan terlindung
dari beton yang dicat). Lengkapi dengan lubang-lubang untuk pembersihan
secukupnya pada bagian bawah dari cetakan-cetakan dinding dan pada
titik-titik lain dimana diperlukan untuk fasilitas pembersihan dan
pemeriksaan dari bagian dalam dari cetakan utama untuk pengecoran
beton. Lokasi/tempat dari bukaan pembersihan berdasar kepada
persetujuan Direksi Lapangan.
Untuk beton ekspose sama dengan beton pada umumnya, kecuali bahwa
pembersihan pada lubang-lubang tidak diijinkan pada cetakan beton
ekspose untuk permukaan ekspose tanpa
persetujuan Direksi Lapangan.
Dimana cetakan-cetakan mengelilingi suatu potongan beton ekspose
dengan permukaan ekspose pada dua sisinya, harus disiapkan cetakan
yang bagian-bagiannya dapat dilepas sepenuhnya seperti disetujui oleh
Direksi Lapangan.
Memasang jendela, bila pemasangan jendela pada cetakan untuk beton
ekspose, lokasi harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
Perancah; batang-batang perkuatan penyangga cetakan harus memadai
sesuai dengan metoda perancah. Pemeriksaan perancah secara sering
harus dilakukan selama operasi pengecoran sampai dengan
pembongkaran. Naikkan bila penurunan terjadi, perkuat/ kencangkan bila
pergerakan terlihat nyata. Pasanglah penunjang-penunjang berturut-turut,
segera, untuk hal-hal tersebut diatas. Hentikan perkerjaan bila suatu
perlemahan berkembang dan cetakan memperlihatkan pergerakan terus
menerus melampaui yang dimungkinkan dari peraturan.
Pembersihan dan pelapisan dari cetakan; sebelum penempatan dari
tulangan-tulangan, bersihkan semua cetakan pada muka bidang kontak
dan lapisi secara seragam/merata dengan release agent untuk cetakan
yang spesifik sesuai dengan instruksi pabrik yang tercantum. Buanglah
kelebihan dan tidak diijinkan pelapisan pada tempat dimana beton
ekspose akan dicor.
Pemeriksaan cetakan; Beritahukan kepada Direksi Lapangan setidaknya 24
jam sebelumnya dalam pengajuan jadwal pengecoran beton.
i. Penyisipan dan Perlengkapan
Buatlah persediaan/perlengkapan untuk keperluan pemasangan atau
perlengkapan- perlengkapan, baut-baut, penggantung, pengunci angkur dan
sisipan di dalam beton.
Buatlah pola atau instruksi untum pemasangan dari macam-
macam benda. Tempatkan expansion joint fillers seperti dimana
didetailkan.
j. Dinding-dinding
Buatlah dinding-dinding beton mencapai ketinggian, ketebalan dan profil
seperti diperlihatkan pada gambar-gambar. Lengkapi bukaan/lubang-lubang
sementara pada bagian bawah dari semua cetakan-cetakan untuk
kemudahan pembersihan dan pemeriksaan. Tutuplah bukaan/lubang-
lubang tersebut setepatnya, segera sebelum pengecoran beton ke dalam
cetakan-cetakan dari dinding. Lengkapi dengan keperluan pengunci di
dalam dinding untuk menerima tepian dari lantai-lantai beton.
k. Waterstops
Untuk setiap sambungan pengecoran yang mempunyai selisih waktu
pengecoran lebih dari 4 (empat) jam dan sambungan tersebut berhubungan
langsung dengan tanah atau air di bawah lapisan tanah dan dimana
diperlihatkan pada gambar-gambar, harus dilengkapi dengan waterstop.
Letak/posisi waterstop harus akurat dan ditunjang terhadap penurunan.
Penampang sambungan kedap air sesuai dengan rekomendasi dari
perusahaan. Untuk tipe waterstop dapat digunakan ” Expandable Water
Stop “ berbahan dasar “ Bentonite Clay “ ex. Fosroc atau yang setara.
l. Cetakan untuk Kolom
Cetakan-cetakan untuk kolom haruslah dengan ukuran dan bentuk seperti
terlihat pada gambar-gambar. Siapkan bukaan-bukaan sementara pada
bagian bawah dari semua cetakan-cetakan kolom untuk kemudahan
pembersihan dan pemeriksaan, dan tutup kembali
dengan cermat sebelum pengecoran beton.
m. Cetakan untuk Pelat dan Balok-balok
Buatlah semua lubang-lubang pada cetakan lantai beton seperti diperlukan
untuk lintasan tegak dari duct, pipa-pipa, conduit dan sebagainya.
Puncak dari chamber (penunjang) harus sesuai dengan gambar. Lengkapi
dengan dongkrak- dongkrak yang sesuai, baji-baji atau perlengkapan
lainnya untuk mendongkrak dan untuk mengambil alih penurunan pada
cetakan, baik sebelum ataupun pada waktu pengecoran dari beton.
n. Pembongkaran Cetakan dan Pengencangan Kembali Perancah (Reshoring)
Pembongkaran cetakan harus sesuai dengan PBI-71 NI-2.
Secara hati-hati lepaslah seluruh bagian dari cetakan yang sudah dapat
dibongkar tanpa menambah tegangan atau tekanan terhadap sudut-sudut,
offsets ataupun bukaan-bukaan (reveals). Hati-hati lepaskan dari pengikat.
Pengikatan terhadap segi arsitek atau permukaan beton ekspose dengan
menggunakan peralatan ataupun description ataupun tidak diijinkan.
Lindungi semua ujung-ujung dari beton yang tajam dan secara umum
pertahankan keutuhan dari desain.
Bersihkan cetakan-cetakan beton ekspose secepatnya setelah
pembongkaran untuk mencegah kerusakan pada bidang kontak.
Pemasangan kembali perancah segera setelah pembongkaran cetakan,
topang/tunjang kembali sepenuhnya semua pelat dan balok sampai dengan
sedikitnya tiga lantai dibawahnya. Pemasangan perancah kambali harus
tetap tinggal ditempatnya sampai beton mencapai kriteria umur kekuatan
tekan 28 hari. Periksa dengan teliti kekuatan beton dengan test silinder
dengan biaya kontraktor.
Penunjang-penunjang sementara, sebelum pengecoran beton; tulangan
menerus balok-balok dengan bentang panjang (12 m) haruslah ditunjang
dengan penopang-penopang sementara sedemikian untuk me"minimum"kan
lendutan akibat beban dari beton basah.
Penunjang-penunjang sementara harus diatur sedemikian selama
pengecoran beton dan selama perlu untuk mencegah penurunan dari
penunjang karena tingkatan kerja. Perancah harus tidak boleh dipindahkan
sampai beton mencapai kekuatan yang mencukupi ( > 80 % f’c).
o. Cetakan untuk Beton Prestress
Cetakan haruslah dari konstruksi sedemikian sehingga tidak akan
membatasi regangan- regangan di dalam beton sementara tarikan mulai
dilakukan, dan kekuatannnya harus ditentukan sehubungan dengan
pertimbangan dari perubahan-perubahan dalam distribusi tegangan bila
penarikan dimulai.
p. Pembongkaran dari Cetakan untuk Pekerjaan Prestress
Cetakan harus dibongkar secara hati-hati tanpa menimbulkan getaran,
dan hanya boleh dilakukan dibawah pengawasan Direksi Lapangan.
Beton harus diperiksa sebelum pembongkaran dari cetakan. Cetakan
dapat dibongkar hanya bila beton telah mencapai kekuatan yang
mencukupi untuk memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan
lainnya. Bila diperkirakan ada beban lain yang merupakan tambahan beban
terhadap beban yang direncanakan, perancah-perancah harus disediakan
dalam jumlah yang diperlukan, segera setelah pembongkaran cetakan.
Untuk perancah yang menyangga balok prategang, perancah balok
prategang boleh dibongkar setelah balok prategang 2 (dua) lantai di atasnya
selesai ditarik.
- Modulus Geser:80.000Mpa
- Modulus Elastisitas : 200.000 Mpa
Pada akhir proyek, harus diserahkan surat garansi yang dikeluarkan oleh
pemberi dukungan dalam hal baja ringan yang berlaku selama 10 (sepuluh)
tahun.
Pekerjaan ini meliputi plesteran dan acian seluruh muka dinding; plesteran bata
merah dan plesteran beton. Serta sponengan kolom, balok, dinding dll sesuai
gambar.
Bagian ini meliputi pe ngadaan ba ha n, pera lata n, te naga dan
pelaksanaa n pekerjaan plesteran dan adukan pada dindang - dinding dan
bagian - bagian lain bangunan serta pekerjaan, seperti yang tertera pada
gambar-gambar.
1.3. Bahan-Bahan
a. Pasir
Pasir yang dipakai harus kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah liat,
lumpur atau campuran-campuran lain sesuai dengan :
- NI - 3 Pasal 14
- NI - 2 Bab 3.3
Disyaratkan menggunakan Pasir Muntilan.
b. Portland Cement
Digunakan Porland Cement dari satu merk. Semen harus memenuhi
Standar N I - 8
/1964. Disyarankan produk Semen Gresik atau yang setara.
c. Air
Digunakan air tawar, berih tidak mengandung minyak, garam -garaman
dan bebas dari zat-zat organik. Air harus memenuhi standar NI-
2/1970. Pemakaian air harus mendapatkan persetujuan pengawas.
Pemborong harus menyediakan air kerja atas biaya sendiri.
1.4. Perencanaan
d. Campuran plesteran
Pengetesan untuk mendapatkan perbandingan campuan plesteran
dapat dilaksanakan dalam waktu 1 minggu sebelum pelaksanaan
dimulai, dan tidak ada penambahan waktu lagi untuk itu.
- Plesteran dengan campuran 1 : 5. Digunakan pada daerah - daerah
seluruh dinding bata, campuran 1 : 3 digunakan pada balok plat /
dinding beton seperti ditunjukkan dalam gambar.
- Plesteran dengan campuran 1 : 3 digunakan pada daerah-daerah
basah untuk kedap air seperti daerah kamar mandi dengan tinggi
250 cm dan daerah lainnya setinggi 30 cm dari lantai atau
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar kerja.
- Plesteran boleh dicampur dengan bahan additive untuk mencegah
keretakan yang tidak diinginkan.
- Untuk dapat menggunakan bahan tersebut. Pemborong terlebih
dulu harus mengajukan kepada Pengawas agar mendapatkan
persetujuan
1.5. Pelaksanaan
e. Plesteran
Campuran adukan untuk plesteran harus dilakukan dengan mesin
(molen).
Masukkan setengah dari jumlah air dan pasir untuk adukan lebih dahulu
kedalam molen, kemudian tambahan semen dan setengah bagian sisa dari
air dan pasir.
Pengadukan dalam molen dilaksanakan dalam waktu ± 3 menit,
Pengadukan tanpa rnesin tidak boleh dilakukan. Adukan harus selalu plastis.
Aduk - ulung (retempering) dengan penambahan air boleh dilakukan
sebagaimana diperlukan. Adukan yang berumur lebih lama dari pada 1 ½
jam sejak percampurannya, tidak boleh dipergunakan lagi.
f. Pelaksanaan Plesteran
- Plesteran ke dinding
Bersihkan permukaan dinding bata dari noda-noda debu, minyak, cat dan
bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plester.
- Plesteran sambungan
Untuk mendapatkan permukaan yang merata dan ketebalan sesuai
dengan yang disyaratkan, maka dalam memulai pekerjaan plesteran harus
dibuat terlebih dahulu “kepala” plesteran.
- Plesteran permukaan beton :
Bersihkan permukaan beton dari sisa begesting, debu, minyak-minyak, cat
dan bahan yang dapat mengurangi daya ikat plesteran. Basahi beton
dengan air sehingga jenuh. Tunggu sampai aliran air berhenti.
g. Pelaksanaan Acian
Pasangan plesteran setebal 15 mm yang telah kering dimulai dengan
mengasarkan permukaannya, kemudian dibasahi hingga jenuh tunggu
sampai air berhenti. Laksanakan acian dengan campuran semen dan air
secukupnya dan tunggu sampai acian macak -macak menuju kering. Gosok
acian dengan kertas semen hingga rata dan permukaannya sampai halus.
h. Pelaksanaan Sponengan
Pelaksanaan sponengan harus menngunakan jalon bahan aluminium untuk
mendapatkan sponengan atau tali air yang betul-betul siku dan lurus.
2.3. Material :
1) Ubin Keramik tipe homogenous atau jenis lain sesuai persetujuan
Konsultan Direksi Pekerjaan/Tim Teknis. Ukuran 60 x 60 cm, 40 x 40
cm atau sesuai gambar rencana. Produk : Roman, Granitto.
2) Bin keramik dinding, ukuran, tipe dan warna seuai rencana. eks. Roman.
3) Semen Portland jenis I.
4) Pasir pasang.
5) Grout pengisi Nat Keramik berwarna eks AM, Jatimra, MU.
6) Pelapis lantai type Flowfresh RT ex Flowcrete (UK) atau merk lain
yang disetujui konsultan (bila ada), warna ditenntukan dalam rapat
lapangan.
2.4. Alat Kerja :
1) Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan dan juga
perlengkapan kerja untuk keperluan pekerja pelaksananya.
2) Selain peralatan kontraktor pelaksana juga harus menyediakan semua
sarana yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
2.5. Persiapan :
1) Contoh Bahan :
Guna persetujuan Pengawas proyek, Kontraktor harus menyerahkan
contoh -contoh semuai bahan yang akan dipakai ; ubin keramik, bahan-
bahan addtive untuk adukan, dan bahan untuk tile grouts.
2.6. Pelaksanaan :
1) Perlindungan.
a) Kontraktor harus melindungi ubin yang telah terpasang maupun harus
mengganti, atas biaya sendiri setiap kerusakan yang terjadi.
Penyerahan pekerjaan dilakukan dalam keadaan bersih.
b) Setelah pemasangan, kontraktor harus melindungi tile lantai yang
telah terpasang. Jika mungkin dengan mengunci area tersebut.
Batasi lalu lintas diatasnya hanya untuk yang penting saja.
2) Pembersihan
Secara prinsip, permukaan tile dibersihkan dengan air, menggunakan
sikat, kain lap, dan sebagainya. Tetapi jika area-area yang tidak
dibersihkan dengan air, pembersihan memakai campuran air dengan
hydrochloric acid (HCL), perbandingan 30 : 1. Sebelum pembersihan
dengan asam ini, lindungi semua bagian yang memungkinkan akan
berkarat atau rusak oleh asam.
Setelah dibersihkan dengan asam ini, bersihkan area ini dengan air
biasa, sehingga tidak ada campuran asam yang tersisa.
Pasal 3 : Pekerjaan Penutup Atap
a. Atap dan nok yang digunakan adalah dari bahan galvalum dengan ketebalan
minimum 0,35 mm berbentuk trimdek gelombang 25-45 mm .
b. Bahan-bahan harus didatangkan ke lapangan setelah diseleksi, dalam keadaan baik
dan tidak cacat.
c . Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas kerusakan, kehilangan
bahan-bahan dalam pengiriman, penyimpanan dan selama pelaksanaan.
4.1. Umum :
1) Lingkup Pekerjaan :
4.2. Material :
1) Kran air menggunakan kran setara American Standard, Onda, atau San
Ei.
2) Sink Metal setara Royal, American Standard.
3) Urinal lengkap dengan katup gelontor (flush valve) eks American
Standard
4) Klosed jongkok produk : Toto, American Standard.
5) Klosed duduk tipe wash down produk : Toto, American Standard.
6) Jet Washer lengkap eks American Standard, Onda, atau San Ei.
7) Washtafel bawah meja (under counter) eks American Standard
4.3. Alat Kerja :
4.4. Persiapan :
1) Contoh Bahan :
Guna persetujuan pengawas proyek, Kontraktor harus menyerahkan
contoh -contoh semua bahan yang akan dipakai.
2) Brosur :
Untuk keperluan pengawas proyek tim, Kontraktor harus menyediakan
brosur bahan guna pemilihan jenis bahan yang dipakai.
3) Kontraktor pelaksana wajib meneliti gambar-gambar dan kesesuaian
kondisi lapangan sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Apabila
terjadi ketidak sesuaian ukuran, elevasi, ukuran lebar, dan posisi
terhadap keseluruhan disain, maka Kontraktor Pelaksana wajib
menuangkannya dalam shop drawing dan melaporkannya kepada
pengawas proyek.
4) Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam
kemasan pabrik.
5) Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi
perlindungan yang memadai untuk melindungi material dari perubahan
bentuk ataupun dari kerusakan.
4.5. Pelaksanaan :
6) Pekerjaan Washtafel
a) Washtafel yang digunakan adalah setara tipe RONDALYN
American Standard lengkap dengan accesorisnya seperti
tercantum dalam brosurnya.
b) Wastafel dan perlengkapan yang boleh dipasang harus dalam
keadaan baru tanpa cacat dan telah disetujui oleh pengawas
proyek
c ) Kontruksi pemasangan harus disesuaikan petunjuk pemasangan
dari produsennya dalam brosur.
d) Hasil akhir pemasangan harus baik, rapi, waterpass dan bers ih dari
semua kotoran dan noda. Penyambungan instalasi plumbingnya
tidak boleh ada kebocoran.
7) Pekerjaan Urinal.
a) Floor drain dan clean out dengan bahan dasar kuningan finishing
verchroom setara American Standard, Onda, San-Ei atau yang
setara tipe bulat ukuran 3”. Floor drain dilengkapi dengan siphon.
b) Floor drain dipasang ditempat-ditempat sesuai gambar untuk itu.
Pasal 1 : Umum
3. 1. Pengecatan.
Ukuran-ukuran pokok dan ukuran- ukuran detail yang terdapat pada gambar
harus ditaati oleh Kontraktor. Kontraktor harus meneliti (mempelajari)
gambar perencanaan, dan bila terjadi perbedaan antara satu dengan yang
lain, harus segera dibicarakan dengan Tim Teknis. Kontraktor diwajibkan
melakukan semua pekerjaan pengukuran dan penggambaran yang
diperlukan guna memudahkan pelaksanaan.
4. 1. Pipa
Pipa dengan diameter 1” s/d. 3”, baik pipa utama maupun pipa cabang,
termasuk yang menuju fixtures menggunakan pipa PVC tipe AW. Pipa
produk : RUCIKA WAVIN.
4. 2. Fitting
Fitting-fitting harus terbuat dari material yang sama dengan bahan pipa.
4. 3. Valves
Valve dengan diameter lebih kecil dari 3” diperkenankan menggunakan
sambungan ulir (screwed) Valve pada fixture dari brass metal atau bahan
yang tidak berkarat, khusus dibuat untuk fixture tersebut, harus mengkilat
tanpa cacat. Semua valve harus mempunyai diameter yang sama besar
dengan pipanya. Semua valve dari merk KITAZAWA atau yang
setara. Setiap penawaran harus dilengkapi dengan brosur / katalog dari
pabrik pembuat. Kelas valve yang digunakan adalah pn 150 ( 150 psi ).
4. 4. Bak Kontrol Untuk Water Meter Dan Valve.
Bak kontrol untuk pipa penyambung dari jaringan utama sistem distribusi air
bersih, terbuat dari beton tulangan yang lengkap dengan tutup beton yang
dapat dengan mudah dibuka / diangkat serta dikunci.
4. 5. Pemasangan Pipa.
4. 5. 1. Pipa Tegak
Pipa tegak yang menuju fixture harus ditanam di dalam tembok / lantai.
Kontraktor harus membuat alur-alur dan lubang-lubang yang diperlukan
pada tembok sesuai pada kebutuhan pipa. Setelah pipa dipasang, diklem
dan diuji; harus ditutup kembali sehingga tidak kelihatan dari luar. Cara
penutupan kembali harus seperti semula dan di-finish yang rapi sehingga
tidak terlihat bekas-bekas dari bobokan.
4. 5. 2. Pipa Mendatar.
Untuk pipa yang berada di atas atap dan di bawah lantai, pipa harus
dipasang dengan penyangga (support) atau penggantung ( hanger). Jarak
antara pipa dengan dinding penggantungan bisa disesuaikan dengan
keadaan lapangan.
4. 5. 3. Penyambung Pipa.
a. Sambungan Ulir.
Penyambungan ulir antara pipa dengan fitting dilakukan untuk pipa
dengan diameter sampai 40 mm ( 1½” ). Kedalaman ulir pada pipa
harus dibuat sedemikian rupa, sehingga fitting dapat masuk pada pipa
dengan diputar tangan sebanyak 3 ulir. Semua sambungan ulir harus
menggunakan perapatan henep dan zinkwite dengan campuran
minyak. Semua pemotongan pipa menggunakan pipe cutter dengan
pisau roda. Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari
bekas pemotongan dengan reamer. Semua pipa harus bersih dari
bekas bahan perapat sambungan.
b. Sambungan Lem.
Penyambungan antara pipa dengan fitting PVC menggunakan lem yang
sesuai dengan jenis pipa dan menur ut rekomendasi pabrik. Pipa
harus masuk sepenuhnya pada fitting, dan hal ini dapat dilakukan
dengan alat press khusus. Pemotongan pipa harus tegak lurus
terhadap pipa.
c. Las.
Sambungan las hanya diijinkan untuk pipa selain pipa air minum.
Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las, dengan
kawat las / elektrode yang sesuai. Tukang las harus mempunyai
sertifikat dan hanya boleh bekerja sesudah mendapatkan ijin tertulis
dari Tim Teknis. Setiap bekas sambungan las harus segera dicat
dengan cat khusus untuk itu
d. Sleeves.
Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa
tersebut menembus beton. Sleeves harus mempunyai ukuran yang
cukup untuk memberikan ruang longgar di luar pipa maupun isolasi.
Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang atau baja. Untuk
yang diinginkan kedap air, harus dilengkapi dengan
sayap/flens/waterstop. Untuk pipa-pipa yang menembus konstruksi
bangunan yang mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus
dari jenis flushing sleeves. Rongga antara pipa dan sleeve harus
dibuat kedap air dengan rubber seal atau caulk.
D. LAIN-LAIN
1.1. Selain persyaratan teknis yang tercantum diatas, kontraktor/pemborong
diwajibkan pula mengadakan pengurusan-pengurusan antara lain : Pembuatan
Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) bilamana diperlukan dari Pemda setempat. Surat
IMB ini harus sudah diserahkan kepada Pemimpin Proyek / direksi sebelum Serah
Terima Pekerjaan.
1.2. Sebelum penyerahan pertama, pemborong wajib meneliti semua bagian
pekerjaan yang belum sempurna dan harus diperbaiki, semua ruangan harus
bersih dipel, halaman harus ditata rapih dan semua barang yang tidak berguna
harus disingkirkan dari proyek.
1.3. Meskipun telah ada pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan
dari ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggungan kontraktor / pemborong,
untuk itu kontraktor / pemborong harus menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.
1.4. Selama masa pemeliharaan, pemborong wajib merawat, mengamankan, dan
memperbaiki segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan ke II
dilaksanakan, pekerjaan benar-benar telah sempurna.
1.5. Semua yang belum tercantum peraturan ini (RKS) akan ditentukan kemudian
dalam Rapat Penjelasan (Aanwijzing).
I. PENUTUP
NG
M
PE
BPSPP
WILAYA H I