Anda di halaman 1dari 15

SPESIFIKASI TEKNIK & METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN PERPIPAAN AIR BERSIH

LOKASI PROYEK :

PERUMAHAN MAHARDI DEVELOPMENT


PT. TRI TUNGGAL MAHARDI

Desember 2023

Konsultan :
PT. BINA INFRATAMA KONSULTAN
ENGINEERING │ LANDSCAPE │ M E P

SPESIFIKASI TEKNIK JARINGAN AIR BERSIH 1


DAFTAR ISI

1. UMUM
1.1 Uraian
1.2 Lokasi Pekerjaan
1.3 Lingkup Pekerjaan
1.4 Penerbitan Detail Pelaksanaan
1.5 Kebersihan
1.6 Perlindungan Terhadap Kondisi Awal

2. PERSYARATAN
2.1. Standart Rujukan dan Persyaratan Bahan
2.2. Sistem Penyambungan Pipa
2.3. Persyaratan Kerja

3. PELAKSANAAN
3.1 Penetapan Titik Pengukuran Pada Saluran ( Survey & Setting Out )
3.2 Pelaksanaan Pekerjaan Galian & Bedding
3.3 Pemasangan Pipa
3.4 Pemotongan Pipa
3.5 Sambungan Pipa
3.6 Penimbunan Tanah Pada Pipa Terpasang
3.7 Pemasangan Sambungan Rumah
3.8 Pemasangan Aksesories Pipa
3.9 Trust Block
3.10 Pita Metal
3.11 Patok Tanda
3.12 Pengujian Jalur Pipa Air Bersih
3.13 Disinfeksi Jalur Pipa dan Pembilasan
3.14 Meteran Air Dan Penjaminannya

4. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


4.1 Pengukuran
4.2 Dasar Pembayaran

SPESIFIKASI TEKNIK JARINGAN AIR BERSIH 2


SPESIFIKASI TEKNIS & METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN INSTALASI JARINGAN AIR BERSIH

1. UMUM

1.1 Uraian

Pekerjaan ini terdiri atas pengadaan dan pemasangan semua material dan perlengkapan
yang diperlukan untuk menyelesaikan sistem jaringan air bersih dan modifikasi sistem yang
ada bila ditentukan, semua sesuai dengan Gambar, Spesifikasi atau atas petunjuk kerja
yang telah diterbitkan oleh Pemberi Tugas selaku pihak pemberi tugas.

1.2 Lokasi Pekerjaan

Sebagaimana telah ditentukan oleh Pemberi Tugas, pekerjaan ini berlokasi di Kecamatan
Cakung – Jakarta Selatan sesuai dengan gambar lay out yang diberikan.

1.3 Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan ini mencakup pengadaan bahan dasar dan pemasangan untuk seluruh
pekerjaan instalasi jaringan air bersih.

2. Batasan pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan gambar kerja

3. Pekerjaan yang berkaitan dengan pemindahan utilitas yang ada dilakukan dengan ijin
Pemberi Tugas.

4. Pekerjaan ini termasuk pembersihan dan perapihan kembali kondisi eksisting yang
apabila mengalami perubahan dikarenakan pekerjaan ini.

1.4 Penerbitan Detail Pelaksanaan

1. Dalam jangka waktu yang telah ditentukan setelah penerimaan tender, Kontraktor
pemenang tender harus menyerahkan program kerja dalam bar-chart atau format lain
yang disetujui Pihak Pemberi Tugas.

2. Apabila diperlukan, sebelum pekerjaan dimulai maka kontraktor wajib untuk membuat
gambar pelaksanaan pekerjaan ( shop drawing ) sesuai dengan persetujuan pemberi
tugas.

3. Kontraktor harus membuat laporan mingguan dan bulanan yang berisi kemajuan
pekerjaan konstruksi termasuk foto-foto lapangan dan rencana pekerjaan berikutnya
yang selanjutnya diserahkan dan diperiksa oleh Pengawas.

4. Setelah pekerjaan selesai dan disetujui oleh pengawas, maka kontraktor harus
menyerahkan gambar hasil pekerjaan ( As Build Drawing ) sesuai dengan instruksi
pengawas lapangan.

1.5 Kebersihan

1. Kebersihan dan kerapian di seluruh areal pekerjaan harus selalu dijaga setiap saat.
Setiap selesainya satu bagian pekerjaan, areal tersebut harus segera dirapikan dan
dibersihkan dari segala macam material, kotoran dan sebagainya sehingga areal

SPESIFIKASI TEKNIK JARINGAN AIR BERSIH 3


tersebut selalu bersih dan rapi.

2. Setelah selesai semua pekerjaan yang tercakup, areal tersebut harus dibersihkan dan
dirapikan. Kebersihan dan kerapian harus selalu terjaga sampai serah terima selesai
(termasuk periode pemeliharaan).

3. Setelah penimbunan, kotoran atau kelebihan tanah harus dipindahkan dari lokasi
pekerjaan menuju area yang disetujui oleh Pihak Pemberi Tugas.

1.6 Perlindungan Terhadap Kondisi Awal

1. Lingkungan sekitar pekerjaan harus selalu dijaga dari segala macam gangguan dan
kerusakan.

2. Pekerjaan galian maupun timbunan tanah tidak diijinkan melewati (melebihi) areal
pekerjaan yang sudah disetujui oleh Pihak Pemberi Tugas. Semua tanaman dan pohon
harus dilindungi dari kerusakan bila terlalu dekat dengan areal kerja.

3. Semua cairan yang dapat mengkontaminasi maupun kotoran-kotoran dan sampah


dilarang untuk dibuang ke sungai/saluran yang ada.

4. Pengendalian air hujan harus selalu dilaksanakan untuk menghindari erosi. Cairan -
cairan kotor harus ditempatkan sedemikian rupa agar tidak mengganggu lingkungan
sebelum dibuang ke tempat yang semestinya.

2. PERSYARATAN

2.1 Standart Rujukan dan Persyaratan Bahan

• PB 1971 dan SK SNI T-15-1991-03, mutu dan kualitas beton


• Standarisasi material Galvanize Iron pipe (GIP) medium class

2.2. Sistem Penyambungam Pipa

• Memakai sambungan ulir/secrewed atau las untuk pipa berdiameter 32 mm ke bawah


dan menggunakan sambungan flanged untuk diameter pipa 75 mm ke atau dari bahan
yang sesuai dengan jenis bahan pipanya.

• Pembuatan ulir harus dengan peralatan tap dan dies berpresisi tinggi (bermesin) pada
sambungan ulir yang sering kali dibuka harus dipasang water mour.

• Sambungan flanged dilakukan pada setiap belokan dan pada setiap dua batang pipa pada
pipa lurus.

• Untuk memperkuat terhadap kebocoran penyambungan pipa dengan ulir harus terlebih
dulu diberi lapisan red lead cement atau pintalan khusus dari asbes.

• Sedangkan untuk sambungan flanged harus dilengkapi rubber set/ring seal dari karet
secara homogen.

2.3. Persyaratan Kerja

1. Kontraktor harus memasang seluruh pipa, sambungan dan kelengkapan lainnya seperti
yang ditunjukkan dalam gambar.

SPESIFIKASI TEKNIK JARINGAN AIR BERSIH 4


2. Secara umum seluruh bahan harus disiapkan oleh Kontraktor.

3. Pemipaan meliputi pengumpulan semua bahan dari gudang, pengangkutan ke


lapangan, pembongkaran, penanganan dan penyambungan pipa dan kelengkapannya .

4. Pengukuran dan pemasangan bouwplank titik duga (0 peil) ditentukan bersama-sama


Pihak Pemberi Tugas/Pengawas. Patok-patok berukuran minimal 5/7 cm dan papan
bouwplank 3/20 dengan panjang kurang lebih 4 m dan terbuat dari kayu. Papan patok
harus keras dan tidak berubah posisinya, tanda-tanda dan sumbu harus teliti dan jelas,
dicat dengan cat menie.

5. Kontraktor harus memasang dan mengukur secara teliti benchmark (BM) pada lokasi
tertentu sepanjang proyek, untuk memungkinkan perencanaan kembali pengukuran
sifat datar dari perkerasan atau penentuan titik dari pekerjaan yang akan dilakukan.
Patok yang permanen harus dibangun di atas tanah yang tidak akan
terganggu/dipindahkan.

6. Kontraktor harus menentukan titik patok konstruksi yang menunjukkan garis dan
kemiringan untuk lebar perkerasan jalan, lebar bahu jalan dan air buangan sesuai
dengan penampang melintang standar yang diberikan dalam gambar rencana dan
harus mendapatkan persetujuan Pihak Pemberi Tugas/Pengawas sebelum memulai
konstruksi.

7. Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung tidak boleh mengganggu kelancaran


aktifitas disekitarnya.

3. PELAKSANAAN

3.1 Penetapan Titik Pengukuran ( Survey & Setting Out )

1. Pihak Pemberi Tugas akan menyediakan minimum 2 benchmark pada tempat-tempat


strategis di areal pekerjaan.

2. Kontraktor harus menggunakan benchmark tersebut di atas untuk melakukan setting-


out. Kontraktor harus selalu menjaga benchmark dari segala gangguan maupun
kehilangan. Jika terjadi kehilangan benchmark, maka biaya penyediaan benchmark
baru dibebankan kepada Kontraktor.

3. Kontraktor harus memiliki surveyor yang kompeten serta berpengalaman dalam


melakukan pekerjaan ini. Semua setting-out dan patok agar jelas diberi marka yang
menunjukkan gambaran/jarak/elevasi dan sebagainya. Setting-out dan patok tersebut
harus terbuat dari bahan yang cukup keras dan tahan lama, semua setting-out dan
patok-patok harus disediakan cukup untuk paket pekerjaan ini.

4. Kontraktor harus selalu bekerjasama dan memberikan bantuan kepada Pihak Pemberi
Tugas/Pengawas dalam melaksanakan pengecekan atas semua setting-out jika
diminta.

5. Semua data yang diserahkan ke Pihak Pemberi Tugas/Pengawas atas permintaan


mereka, dalam hal kemajuan proyek dan pembayaran, dan sebagainya agar dalam
bentuk soft copy dan hard copy yang disetujui.

3.2 Pelaksanaan Pekerjaan Galian & Bedding

1. Penggalian

a. Sebelum pekerjaan galian, seluruh area untuk galian harus dibersihkan dari

SPESIFIKASI TEKNIK JARINGAN AIR BERSIH 5


rumput, tanaman, pohon-pohon, semak-semak dan lumpur.

b. Kedalaman galian untuk perpipaan air minum adalah 1,2 meter. Volume yang
dibayarkan berdasarkan galian vertikal menggunakan penopang sesuai dengan
gambar.

c. Penggalian untuk jalur pipa harus terbuka, dan dasar parit tersebut disesuaikan
dengan level dan lebar yang telah ditentukan dalam gambar. Bila tidak ada dalam
gambar, maka lebar parit tersebut 800 mm, untuk pipa dengan diameter sampai
dengan 300 mm. Dan untuk pipa yang berukuran lebih dari diameter di atas, maka
ruang kerja 300 mm pada salah satu sisi-sisi dalam parit tersebut harus
disediakan. Kedalaman galian harus selalu diukur dari ketinggian permukaan akhir.

d. Takikan harus dipersiapkan pada dasar parit jika terdapat coupling sehingga
coupling dapat diletakkan pada takikan yang telah siapkan.

e. Penggalian dengan cara mekanis hendaknya sesuai dengan kedalaman dasar


pipa dan tebal bedding yang ditunjukkan pada gambar. Bila terjadi penggalian
yang berlebih dan tidak mendapat persetujuan dari Pengawas, maka semua tanah
tersebut harus dipindahkan dan parit diisi dengan menggunakan kerikil halus, yang
berukuran tidak lebih dari 3 mm dan harus dipadatkan sampai ketebalan lapisan
100 mm sampai ketinggian yang telah ditetapkan. Pemadatan diperlukan sampai
mencapai 95% dry density.

f. Panjang maksimum dari parit yang diijinkan yang diperlukan untuk menempatkan
pipa dalam satu hari pemasangan adalah 150 meter. Setiap hari parit harus diurug
penuh. Lampu-lampu peringatan dan barikade harus dipersiapkan dan dijaga atas
persetujuan dari Pengawas.

g. Penggalian untuk semua struktur seperti ruang katup, thrust block dan lain-lain
harus dilakukan sedalam 100 mm dari permukaan bawah pondasi dan diratakan
dengan menggunakan alat bantu ringan ( cangkul, sekop dll ). Hal ini harus
dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari galian yang berlebihan (over-
excavation).

h. Bila galian lebih besar dari ketentuan yang ada, maka galian tersebut harus diurug
kembali sampai pada kedalaman yang diinginkan. Dan Kontraktor harus
menanggung semua biaya untuk pekerjaan penggalian yang berlebihan.

2. Dewatering

a. Kontraktor harus melaksanakan pengurasan sehingga pemasangan pipa


dikerjakan dalam kondisi pondasi yang kering atau tidak ada air dalam galian.

b. Biaya untuk rencana sistem pengurasan atau lainnya termasuk dalam biaya galian.

3. Bedding / Dasar Perletakan Pipa

a. Pada dasar galian harus disebarkan material granular/sirtu atau lainnya dan
dipadatkan sesuai instruksi Pengawas.

b. Ketebalan bedding sesuai dengan gambar, atau jika tidak disebutkan dalam
gambar maka tebal bedding adalah minimal 50 mm untuk galian tanah atau 100
mm untuk galian berbatu atau tanah lunak.

3.3 Pemasangan Pipa

1. Semua tumpukan-tumpukan dan sisa-sisa cat harus dibuang dari ujung-ujung setiap

SPESIFIKASI TEKNIK JARINGAN AIR BERSIH 6


pipa. Masing-masing ujung bagian pipa harus dibersihkan, sampai kering dan bebas
dari minyak dan gemuk sebelum pipa-pipa diletakkan.
2. Sebelum dipasang pipa dan fitting harus dicek secara cermat oleh Pengawas terhadap
retak dan cacat.

3. Semua pipa, fitting dan katup harus diturunkan satu persatu dengan hati -hati ke dalam
galian dengan peralatan yang memadai seperti derek, kabel, dll untuk mencegah
kerusakan pipa dan pelapisannya.

4. Kontraktor bertanggung jawab untuk mengganti pipa, fitting atau kelengkapan lain yang
rusak dengan spesifikasi yang sama dengan sebelumnya.

5. Seluruh rambu-rambu peringatan harus dipasang untuk melindungi setiap bahan


sewaktu pipa-pipa diletakkan ke jalurnya.

6. Selama berlangsungnya peletakan pipa, reruntuhan tanah, peralatan, kain atau bahan -
bahan lain tidak boleh masuk ke dalam pipa.

7. Pipa harus diletakkan dengan ujung socket menghadap ke arah pemasangan kecuali
ditunjukkan lain oleh Pengawas.

8. Bilamana pipa diletakkan pada kemiringan 10% atau lebih besar, peletakan harus
dimulai dari bawah ke atas dengan socket pipa di sebelah atas.

9. Perlakukannya dan pemasangan sesuai dengan cara yang diinginkan oleh pabrik
pembuatnya.

10. Pipa dipasang selurus mungkin dan ketinggian rata-rata sama.

11. Pemasangan di atas agar bebas dari beban tarik yang tidak diinginkan pada pipa / fiting.

12. Pengaturan yang baik untuk mengimbangi kemungkinan pengembangan/pengerutan


sampai batas yang diinginkan.

13. Jarak penempatan pipa air bersih yang dipasang bersebelahan dengan pipa buangan
tidak kurang dari 500 mm

3.4 Pemotongan Pipa

1. Pipa yang dipotong harus dikikir dan digerinda untuk menghilangkan sudut tajamnya
maksimal 15o dengan menggunakan peralatan manual dasar yang disediakan oleh
pemasok untuk mencegah kerusakan ulir.

2. Sesudah pemotongan, pipa harus ditandai dengan pensil pada ujung ulir untuk
mengetahui bahwa pipa masuk tepat pada kedalaman socket drat.

3. Sebelum penyambungan, ujung pipa yang sudah dikikir dan digerinda untuk
menghilangkan sudut tajamnya dan harus dihaluskan serta bersih dari minyak, pasir
dan kotoran lainnya.

3.5 Sambungan Pipa

Rencana penyambungan pipa sebagai berikut :


− Pipa galvanis : SNI-07-0039 (1987) atau JIS-G-3452. ASTM-A-120/A-53 Sche
dan JIS-B-2301 untuk sambungan draft, JIS-B-2220 untuk
sambungan flange.
− Pipa Baja Hitam : SNI-07-0039 (1987), JIS-G-3452, ASTM-A-120/A-53 sche 20
dan JIS-B-2301/JIS-B-2220.

SPESIFIKASI TEKNIK JARINGAN AIR BERSIH 7


− Pipa PVC : SNI-060084 (1987), S-6-3, JIS-K-6742 dan JIS-K-6743 untuk
didistribusikan air, atau ASTM-D-2665, JIS-K-6734 untuk pipa
buangan.
− Pipa Beton : JIS-A-5303 dan JIS-A-5353

1. Persiapan Sambungan Pipa

a. Pipa baja lapis seng dan pipa PVC hanya boleh dipotong dengan gergaji (tangan
atau mesin) dengan penjenpit segi empat.

b. Pipa baja hitam boleh dipotong dengan las pemotong dengan gas karbid-oksigen,
dengan perlengkapan khusus untuk memotong pipa.

c. Tidak diijinkan menggunakan pemotong mekanis dengan roda potong.

d. Geram dan bagian kasar ujung pipa harus dihilangkan dari bagian dalam maupun
luar pipa.

e. Bibir dalam pipa dihaluskan sehingga tercapai tercapai ukuran diameter


normalnya.

2. Macam Penyambungan

a. Sambungan Pipa Threaded


− Pita atau bahan komponen penyambung dilapisi hanya pada ulir-luar saja,
secara merata.
− Pita atau bahan komponen penyambung tidak boleh dilapiskan kepada uliran
perlengkapan.
− Sambungan diikatkan dengan keras menggunakan tangan atau kunci pipa yang
tepat.
− Sambungan yang ternyata bocor harus dibongkar, dan diulang dengan
membersihkannya dan dengan menggunakan pita atau bahan komponen baru.

b. Sambungan Pipa Dengan Las


− Tukang las harus dengan kualifikasi kelas satu.
− Pengelasan hanya dengan las listrik, dapat dilakukan di pabrik atau di lokasi
proyek.
− Las dengan karbid-oksigen hanya diijinkan untuk memotong pipa.
− Ujung pipa yang akan dilas harus ditiruskan dengan alat khusus untuk itu.
− Sambungan harus dilas dengan lasan yang seragam : tidak diijinkan ada
kebocoran.
− Sambungan yang bocor harus dibongkar, dibersihkan, dan ditiruskan dengan
rapi sebelum dilas kembali.

c. Sambungan Pipa Dengan Flange


− Dipasang gasket perapat antara piring dalam setiap pasang “flens”, dari bahan
yang sesuai dan disetujui.
− Baut-baut dikencangkan sekeliling “flens” secara merata untuk menjaga
tekanan merata pada seluruh bagian “gasket”.
− Sambungan pipa dengan flange harus dibaut kuat dengan mesin pengencang
baut yang disediakan oleh pabrik. Packing harus dapat dipergunakan pada
semua sambungan flange.
− Slip-on flange harus dilas ganda pada pipa dengan sambungan las fillet yang
kuat menghubungkan pusat flange ke pipa dan seal weld di dalam flange pada
ujung pipa.

SPESIFIKASI TEKNIK JARINGAN AIR BERSIH 8


d. Sambungan Las Pipa PVC
− Pekerjaan persiapan dan pelaksanaannya harus sesuai dengan petunjuk pabrik
pembuat pipa dan perlengkapan PVC; dikerjakan oleh tenaga trampil yang
berpengalaman dalam teknik pengelasan pipa sejenis.

e, Sambungan Push-on Joint ( Rubber Ring Joint )

− Bagian dalam socket dan bagian luar dari ujung spigot harus benar -benar
bersih dari minyak, pasir dan kotoran lainnya. Rubber ring (packing) harus
dilenturkan ke arah dalam dan disisipkan dalam ruang packing dari bell socket
dengan bagian yang lebih tebal masuk lebih dalam ke socket.
− Spigot atau ujung pipa diminyaki sampai tanda kedalaman pipa masuk ke
socket dengan menggunakan pelumas yang disetujui oleh Pengawas dan
sesuai dengan spesifikasi dari Pemasok.
− Spigot dimasukkan ke dalam socket dengan hati-hati agar sambungan tidak
bersentuhan dengan tanah dan tekan sampai tanda kedalaman socket. Jangan
menekan pipa sampai dasar socket. Penyambungan dapat dibantu dengan
menggunakan linggis dan blok kayu.
− Defleksi dapat dilakukan setelah penyambungan dengan maksimum sudut
defleksi adalah 3 o.

3.6 Penimbunan Tanah Pada Pipa Terpasang

1. Material yang sesuai (minimal sama dengan material bedding) harus ditempatkan pada
sisi pipa tiap 100 mm dan dipadatkan secara manual sampai puncak pipa.

2. Jika material timbunan bekas galian mengandung batu dengan ukuran lebih besar dari
40 mm atau kedalaman galian lebih dari 2 meter pada tanah lunak, maka material
granular yang sesuai harus ditempatkan di atas pipa dengan tebal minimal 100 mm.

3. Pemadatan secara manual dilakukan pada sisi-sisi pipa (jangan sampai tepat di atas
pipa) sampai ketebalan 300 mm. Setelah penimbunan lebih dari 300mm dapat
digunakan pemadatan mekanik.

4. Jika dianggap perlu maka Kontraktor harus memasang marker tape 150 mm di atas
pipa sebagai peringatan jika ada penggalian.

5. Pengawas akan melakukan pengujian kepadatan secara teratur pada lapisan timbunan.
Bila hasil pengujian tidak memenuhi syarat yang telah ditentukan, maka Kontraktor
harus memperbaiki timbunan tersebut sampai sesuai dengan ketentuan.

Kepadatan yang diperlukan untuk berbagai macam urugan sebagai berikut:

Keterangan Bahan urugan Kepadatan


(mod. ASHO)
Urugan galian yang berlebihan Tidak ada persyaratan 95%
Pengurugan awal parit pipa bahan kerikil halus 95%
Pengurugan akhir parit pipa Bahan kerikil halus 98%
Bahan berpasir 95%
Bahan berlempung 93%
Pengurugan akhir parit pipa di bawah jalan Bahan kerikil halus 95%

SPESIFIKASI TEKNIK JARINGAN AIR BERSIH 9


3.7 Pemasangan Sambungan Unit Pelanggan

1. Pemasangan sambungan Unit Pelanggan secara umum sama dengan prosedur yang
ditentukan sebelumnya. Sambungan Unit Pelanggan termasuk clamp saddle, kran,
meter air dan stop valve. Pipa sambungan rumah harus diletakkan pada kedalaman
yang memadai (minimal 0,75 meter) untuk menghindari gangguan-gangguan seperti
pipa pembuangan, saluran drainase, gorong-gorong dan instalasi bawah tanah lainnya.

2. Pipa harus diletakkan pada landasan yang padat dan kokoh sehingga dapat duduk
dengan kuat dan sama rata.

3. Kontraktor harus menjamin bahwa tidak ada air yang masuk merembes ke galian dan
tidak ada air atau bahan asing masuk ke pipa selama peletakan.

4. Sebelum pengurugan, sambungan harus diuji tekanan sampai tidak terjadi kebocoran
pada meter air

3.8 Pemasangan Aksesories Pipa

1. Persyaratan Umum
a. Katup, fitting, plug dan cap harus dipasang dan disambung pada pipa dengan cara
seperti yang ditentukan di atas untuk pekerjaan pembersihan, peletakan dan
penyambungan pipa.
b. Kontraktor harus melengkapi semua komponen yang diperlukan untuk konstruksi
ruangan katup dan katup pengontrol yang masuk ke katup yang tertanam,
termasuk tutup yang terbuat dari besi tuang seperti yang ditentukan dalam
gambar.

2. Katup Udara
a. Katup udara harus dipasang pada semua titik yang tinggi (sesuai dengan gambar).
Katup udara dengan diameter 50 sampai 100 mm harus dipasang menggunakan
tee flange yang standar dengan reducer.
b. Semua pemotongan, pembuatan uliran, pengelasan dan lain-lain untuk pipa inlet
yang diperpanjang harus dimasukkan dalam harga satuan pemasangan pipa.

3. Pipa Penguras
a. Pipa penguras harus dipasang lengkap pada semua titik/ujung yang rendah sesuai
dengan gambar atau seperti yang ditunjukkan oleh Tim Pengawas.
b. Pipa penguras dilengkapi tee dan flanged gate valve dengan diameter pipa cabang
untuk drainase seperti yang ditunjukkan pada gambar.
c. Pipa penguras tidak boleh dihubungkan ke riol, saluran benam atau dipasang
dengan cara lain yang dapat menyebabkan aliran kembali ke sistem distribusi air
bersih.

4. Hidrant Kebakaran
a. Hidran kebakaran tidak boleh dipasang pada pipa distribusi dengan kedalaman dari
permukaan tanah lebih dari 450 mm. Jika pipa tersebut diletakkan lebih dalam dari
450 mm, maka pipa vertikal sampai ke tee hidran kebakaran harus diperpanjang
dengan pipa baja menggunakan sambungan flange.
b. Bagian pipa vertikal harus mempunyai panjang yang cukup untuk dipasang hidran
di atas tanah yang sudah ditentukan. Biaya-biaya yang timbul dimasukkan dalam
harga satuan untuk pemasangan hidran.

5. Katup Isolasi
a. Katup isolasi harus dipasang sesuai dengan gambar dan/atau seperti yang
ditentukan oleh Tim Pengawas.
b. Pada saat pemasangan, katup isolasi harus dibersihkan dari kotoran/benda-benda
asing lainnya sehingga tidak mengganggu pengoperasian katup tersebut.

SPESIFIKASI TEKNIK JARINGAN AIR BERSIH 10


c. Katup dengan diameter lebih kecil dari 300 mm harus dilengkapi dengan kotak
katup dan katup dengan diameter sama dan lebih besar 300 mm harus dilengkapi
dengan bak katup kecuali ditentukan lain oleh Tim Pengawas.
d. Harga untuk pemasangan katup harus termasuk pipa pelindung berdiameter 150
mm dari beton tidak bertulang untuk memasang tangkai pengoperasian.

6. Bend dan Fitting


a. Bilamana perubahan arah yang mendadak tak dapat dihindari, maka harus
dipergunakan bend. Lokasi bend, tee dan fitting lainnya ditentukan dalam gambar
dan harus disesuaikan dengan kondisi di lapangan bersama-sama dengan Tim
Pengawas.
b. Pemasangan bend dan fitting sepanjang jalur pipa tidak akan dibayar
tersendiri/terpisah, tetapi hendaknya dimasukkan ke dalam harga satuan untuk
biaya pemasangan pipa.

7. End Cap
a. Plug, end cap atau flange blind harus dipasang pada semua ujung pipa yang akan
dihubungkan dengan perluasan pipa di masa mendatang.
b. Pemasangan plug, end cap atau flange blind tidak akan dibayar terpisah tetapi
harus termasuk dalam harga satuan untuk biaya pemasangan pipa.

8. Kotak Katup Permukaan dan Bak Katup


a. Kotak katup diletakkan di tengah-tengah serta tegak lurus di atas pemutar katup
tersebut. Tutup kotak harus rata dengan permukaan trotoar/jalan yang ada atau
permukaan lain seperti ditunjukkan oleh Tim Pengawas.
b. Bak katup harus dikontstruksi dari beton tulang dengan dimensi yang ditentukan
sesuai gambar. Bak beton yang dicor di atas boleh dipasang atas ijin Tim
Pengawas. Bak katup untuk Pressure Reducing Valve harus menggunakan
konstruksi beton yang kedap air.
c. Tutup manhole yang distandarisasi dan kotak katup permukaan akan disediakan
oleh Kontraktor. Rangka tutup harus dibuat dari adukan semen. Konstruksi bak
katup harus termasuk pengadaan dan pemasangan tutup yang terbuat dari C.I
(Cast Iron) yang harus dipasang pada setiap manhole yang lebih dalam dari 0,6 m
dengan jarak vertikal 0,3 m dan jarak horizontal 0,2 m.
d. Pemutar katup harus dapat dioperasikan melalui pembukaan manhole atau kotak
permukaan katup tersebut, yang harus dipasang rata dengan permukaan
trotoar/jalan yang ada atau permukaan lainnya seperti ditunjukkan oleh Tim
Pengawas.
e. Katup yang akan dipasang di dalam tanah harus dipersiapkan dengan
perpanjangan spindel dan pipa pelindung (protection tube) sampai pada kotak
permukaan katup tersebut.

3.9 Trust Block

1. Semua pergeseran/pergerakan jalur pipa yang akan terjadi harus dicegah dengan
memasang thrust block beton. Kontraktor harus merencanakan, menyediakan dan
mengkonstruksikan semua thrust block yang diperlukan. Thrust block diberikan pada
semua percabangan pipa, tutup, taper, bend, reducer, hidran kebakaran dan
sebagainya serta harus diletakkan sedemikian rupa untuk memudahkan pemindahan
katup, hidran, fitting dan lain-lain.

2. Kualitas beton harus kelas K225. Analisis struktur harus dipersiapkan oleh Kontraktor
dan disetujui oleh Tim Pengawas.

3. Thrust block harus dicor di antara fitting yang ditopang dan dinding parit yang belum
terganggu. Beton harus dicor disekeliling fitting sedemikian rupa sehingga coupling

SPESIFIKASI TEKNIK JARINGAN AIR BERSIH 11


tidak tertutup atau terikat oleh cor-coran untuk memberikan fleksibilitas dan
memudahkan untuk perbaikan dan penggantian, bilamana diperlukan.

4. Sebelum beton dicor, aspal cair dilapiskan pada bagian permukaan fitting di antara
beton dan fitting. Bilamana diperlukan, maka klem angkur harus dicor ke dalam blok
angkur. Klem ini harus disediakan oleh Kontraktor dan dimasukkan ke dalam harga
satuan untuk blok angkur.

3.10 Pita Metal

1. Pipa non metallic harus dilapisi dengan pita metal atau kawat terbuat dari bahan metal
tahan karat dan dilapiskan pada puncak pipa yang menerus untuk memudahkan
pendeteksian setelah pemasangan sesuai dengan petunjuk pengawas Pemberi Tugas.

2. Biaya untuk pita tersebut harus dimasukkan ke dalam harga satuan untuk pemasangan
pipa.

3.11 Patok Tanda


1. Sebelum dilakukan pekerjaan timbunan dan kupasan, Kontraktor harus memasang
patok-patok pengontrol ketinggian pada tempat-tempat tertentu dan memberi tanda
sesuai dengan peil rencana.
2. Patok untuk tanda jalur pipa, katup dan hidran harus dibuat dengan beton kelas K -225
prefabrikasi dengan dimensi berikut: 30/140/10 cm dengan sudut-sudut yang diberi alur
dan dicor pada plat beton 50/5/50 sehingga patok tanda tersebut menonjol keluar
sebesar 90 cm. Angka dan huruf harus dibuat beralur sebesar 8 sampai 10 mm pada
permukaannya dan memberikan keterangan berikut:
− Untuk jalur pipa : nama jalur, diameter, jarak deret
− Untuk katup : jumlah katup, dan jarak pipa tegak
− Untuk hidran : jumlah hidran dan jarak pipa tegak

3.12 Pengujian Jalur Pipa Air Bersih

1. Umum
a. Setelah instalasi dan sebelum pelaksanaan hydrostatic test dilaksanakan, semua
bagian dalam pipa terpasang harus dibersihkan.
b. Pipa tidak boleh dihubungkan/disambung dengan tangki-tangki, control valve,
peralatan lain sebelum bagian dalam dari jaringan pipa dibersihkan.
c. Semua sambungan pipa tidak boleh dicat, atau ditutup dengan isolasi sebelum
diadakan pengetesan dengan hasil yang baik.

2. Tes Tekan Untuk Pekerjaan Air Bersih

a. Bedasarkan hasil pengetesan (tes tekan) dalam sistem jaringan pipa, tes
pengoperasian keseluruhannya dapat dilanjutkan mencakup tes untuk keseluruhan
sistimnya, valve-valve, alat ukur, kontrol, kontrol, sambungan-sambungan pipa dan
peralatan apakah sudah dapat berfungsi dengan benar untuk dikoreksi oleh tenaga
Ahli.

b. Tes tekan, dapat dilaksanakan dengan pompa tekan secara manual atau pada
sistem yang besar (jarak dan ukuran) menggunakan tenaga penggerak. Dalam
pelaksanaannya harus dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai dengan
Standar keamanan yang ada sehingga tidak akan terjadi kecelakaan akibat
kelalaian dalam pelaksanaan kerjanya. Skala tekanan (presure gaige) harus
dikalibrasi sesuai dengan peraturan yang berlaku sebelum pelaksanaan tes
dilakukan.

c. Kontraktor harus menyiapkan semua peralatan tes, pompa dan alat bantu lainnya
yang diperlukan pada saat pelaksanaan pengetesan.

SPESIFIKASI TEKNIK JARINGAN AIR BERSIH 12


d. Tes tekan pertama dilaksanakan 2 kali dari tekanan kerja selama 60 menit
dengan penurunan tekanan tidak lebih dari 5%, kecuali apabila ada ketentuan
lain yang dikeluarkan oleh Pabrik pembuat untuk penyesuaian terhadap
maksimum tekanan yang diijinkan.

e. Panjang pipa yang diuji maksimum 500 m.

f. Batasan tekanan uji berikutnya dilakukan selama 24 jam dengan ketentuan


sebagai berikut :
- minimal 1,25 kali tekanan kerja pada titik paling tinggi sepanjang bagian pipa;
- tidak melebihi tekanan pipa dan thrust block;
- durasi pengecekan minimal 2 jam;
- tidak lebih dari 5 psi untuk durasi selanjutnya;
- tidak lebih dari 2 kali tekanan katup atau hidran ketika katup penutup atau
hidran termasuk dalam batas bagian tekanan uji pipa.

g. Setiap bagian pipa yang dikatup harus diisi dengan air secara perlahan dengan
tekanan uji yang spesifik. Pengujian pipa berdasarkan elevasi titik terendah
bagian pipa yang diuji dan diperiksa pada gauge test.

h. Sebelum penerapan uji tekanan yang spesifik, udara harus dikeluarkan secara
keseluruhan dari pipa, katup atau hidran. Jika permanen vent udara tidak
diletakkan pada semua titik tinggi, Kontraktor harus memasang katup (cock) pada
titik tersebut sehingga udara dapat dikeluarkan dan jalur pipa diisi dengan air.
Setelah semua udara dikeluarkan, katup (cock) harus ditutup dan uji tekanan
dimulai.

i. Beberapa pipa, fitting, katup hidran atau sambungan yang tidak dilindungi harus
diperiksa secara hati-hati selama pengujian. Beberapa kerusakan pipa, fitting,
katup atau hidran yang ditemukan pada saat pengujian harus diperbaiki atau
diganti dengan material yang sejenis, dan pengujian diulangi sampai disetujui oleh
Tim Pengawas.

j. Pengujian harus dilaksanakan sebelum pipa ditimbun tanah.

3. Uji Kebocoran

a. Uji kebocoran harus dilakukan bersamaan dengan uji tekanan.

b. Kebocoran didefinisikan sebagai kuantitas air yang harus disediakan dalam pipa
baru atau bagian pipa yang dikatup untuk mempertahankan tekanan dalam 5 psi
(0,35 bar) tekanan uji setelah udara dalam pipa dikeluarkan dan pipa diisi dengan
air. Kebocoran tidak harus diukur oleh penurunan tekanan dalam bagian pipa yang
diuji melewati periode waktu.

c. Tidak ada pemasangan pipa yang diterima jika kebocoran lebih besar yang
ditentukan dalam persamaan berikut :

S . D. P
L=
2816
Dimana : L = Kebocoran yang diijinkan (l/jam)
S = Panjang pipa yang diuji (m)
D = Diameter nominal pipa (inci)
P = Tekanan uji (bar)

SPESIFIKASI TEKNIK JARINGAN AIR BERSIH 13


Persamaan ini didasarkan pada kebocoran yang diijinkan yaitu 11,65 gpd per mile
per inci ND pada tekanan 150 psi. Ketika pengujian pada katup metal tertutup,
kebocoran tambahan yang diijinkan per katup tertutup adalah 0,0012 l/jam/mm
diameter nominal katup.

d. Jika beberapa uji pemasangan pipa memperlihatkan kebocoran yang lebih besar
dari yang dispesifikasikan di atas, kontraktor harus membuat perbaikan, dengan
biaya sendiri, sampai kebocoran memenuhi spesifikasi yang tersebut di atas.

3.13 Disinfeksi Jalur Pipa dan Pembilasan

Semua sistim distribusi air dalam tanah seperti, bak, tangki, tangki penjernihan, pompa -
poma dan lain-lainnya, harus terus menerus dibersihkan dan dikuras (flushing) setelah
selesai pengetesan dan sebelum dilaksanakannya komisioning untuk penyerahan. Prosedur
pembersihan/spesiliasi dibuat oleh Kontraktor atau tenaga spesialis dari Kontraktor sesuai
petunjuk dalam HASS-Jepang untuk disetujui oleh tenaga Ahli. Batasan-batasan prosedur
sterilisasi mengikuti batasan-batasan di bawah ini dan tidak terbatas pada :

1. Pipa-pipa harus dibersihkan dengan memasukkan air dengan campuran zat pembersih
(chloride). Campuran bahan pembersih yang digunakan harus cukup memenuhi 50
bagian dari chlorine dalam satu juta bagian air (50 PPM) sekurang-kurangnya selama
24 jam dan masih menunjukkan kadar chlorine minimal 25 ppm.

2. Larutan tersebut kemudian dibuang dan sistem dibilas air yang dapat diminum dengan
kadar chlorine bebas 2 sampai 4 ppm yang diuji pada aliran masuk dengan bahan
reaksi orthotolidine dengan skala warna. Setelah 24 jam contoh air diambil pada outlet
dari pipa dan harus menunjukkan kandungan chlorine yang sama. Jika pengujian
tersebut gagal, maka klorinasi dan pembilasan harus diulangi sampai memenuhi
persyaratan.

3. Pada saat tangki pada kondisi penuh dan tertutup, semua aliran keluar pada jaringan
distribusi pipa segera dibuka untuk selanjutnya pekerjaan pembersihan pipa dapat
dilaksanakan dari tangki tersebut.

4. Semua bagian pembukaan harus dalam kondisi tertutup pada saat air yang
mengandung chloride dikeluarkan sehingga bau yang ditimbulkan oleh zat pembersih
tidak menyebar.
5. Terakhir tangki dan jaringan pipa yang sudah selesai disterilisasi dikuras dengan air
yang sesuai dengan air yang akan dialirkan dalam instalasi tersebut.

6. Semua tangki terbuka, termasuk drain dan pipa pelimpahan harus pada kondisi yang
baik sesuai keinginan, sebagai pencegahan awal terhadap masuknya binatang -
binatang kecil dan insektisida yang merugikan kesehatan, sesuai dengan yang
disyaratkan dalam Environmental Public Health Authority.

3.14 Meteran Air Dan Penjaminannya

1. Meteran Air
a. Meteran air 20 mm – 50 mm pada ukuran nominal harus dari rumah perunggu
tuang, roda baling-baling tipe jet (semburan) ganda dengan penangkap dan
pembacaan secara langsung ke petunjuk jumlah aliran, dengan sambungan
union penunjuk bagian dengan tipe kering (maknetik atau lainnya).
b. Meteran air ukuran nominal 65 mm dan lebih besar harus terbuat dari bodi besi
tuang, roda baling-baling, tipe aliran langsung dengan penangkap dan
pembacaan secara lansgung terhadap penunjuk jumlah aliran, sambunugan
ujung dengan sambungan flens penunjuk bagian dengan tipe kering (maknetis
atau lainny).

SPESIFIKASI TEKNIK JARINGAN AIR BERSIH 14


2. Pengukur Tekanan dan pengukur Campuran
a. Pengukur tekanan dan pengukur campuran harus sesuai dengan JIS-B-705.
b. Garis tengah bagian luar dari pengukur harus sebesar 100 mm dan harus
dilengkapi dengan tabung syphon dan katup pengukur.
c. Skala dari pengukur harus menunjukkan tekanan kerja daripada sistim, dan skala
tertinggi harus 10% ke 300% lebih tinggi dari tekanan kerja.
d. Skala hampa udara dari pengukur campuran harus 760 mm Hg.

3. Pengukur Permukaan Air


a. Tabung air tipe pengukur permukaan harus digunakan untuk tangki penyimpanan
air bersih.
b. Pengukur permukaan air harus mampu untuk menahan beban 10% dari tekanan
tertinggi.
c. Tabung gelas ukur yang dipasang disisi tangki harus mempunyai garis tengah
dalam 10 mm dengan logam pelindung dan katup penutup.

4. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1. Pekerjaan instalasi pipa dalam hal ini menyangkut pengadaan material, pengangkutan ke
lapangan, penanganan, peletakan dan penyambungan pipa dan fitting, termasuk inspeksi
akan diukur dan akan dibayar per meter panjang dari pekerjaan yang telah dilaksanakan
tergantung pada diameter pipa dan kedalaman pipa yang dipasang.

2. Pemasangan aksesories perpipaan termasuk stop valve, katup udara, penguras hidran dan
lain-lain akan dibayar berdasarkan jumlah yang terpasang.

3. Item pengujian dan disinfeksi jalur pipa air bersih akan dibayar per meter panjang dari
pekerjaan yang dihasilkan tergantung pada diameter pipa.

SPESIFIKASI TEKNIK JARINGAN AIR BERSIH 15

Anda mungkin juga menyukai