Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Hasil Penelitian


Dalam memulai penelitian hal yang pertama kita lakukan adalah pengeringan
tanah liat dan kotoran sapi yang dimana tanah liat pengeringannya memakan waktu
selama 5 hari serta untuk kotoran sapi proses pengeringannya memakan waktu selama 7
hari. Selepas pengeringan tanah, tanah ditumbuk dengan palu karet dan disaring dengan
saringan #30 dan untuk kotoran sapi juga ditumbuk halus tanpa melalui proses saringan.
Pada pekerjaan penumbukan tanah liat serta penyaringan memakan waktu
selama 2 hari. Setelah penumbukan selesai maka benda uji sudah siap untuk dicetak,
sebelum mencetak kita menyediakan alat terlebih dahulu, yang dimana yaitu alat
cetakan batu bata, sendok semen, air, kawat pemotong. Langkah pertama untuk
pencetakan yaitu pencampuran tanah liat dengan kotoran sapi yang sudah ditumbuk dan
diaduk secara merata, selepas itu pemberian air secukupnya sehingga menjadi adonan
dan dimasukan kedalam cetakan dengan cara melempar adonan supaya merata dan
padat, terakhir perataan adonan.

Penelitian ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah yang akan diuraikan


dalam sub bab sebelumnya yaitu mengetahui visual benda uji, ukuran, kadar garam dan
kuat tekan benda uji dengan campuran kotoran sapi 10%, 20% yang dilakukan dalam
pembuatan sampel. Pembuatan benda uji ini di Pariaman.

1. Hasil Pemeriksaan Visual


Hasil pemeriksaan visual benda uji dengan penambahan kotoran sapi 10%,
20% meliputi pengujian bentuk, warna dan berat yang di tunjukan pada tabel 5 dan
tabel 6.
Campuran kotoran sapi terhadap berat basah dan berat kering pada batu bata
Pada pengujian ini menggunakan batu bata yang terdiri dari batu bata normal, batu
bata variasi I (tanah liat 80% + kotoran sapi 20%), batu bata variasi II (tanah liat 90%
+ 10% kotoran sapi). Untuk pengujian ini
Tabel 5. Hasil Pengujian Bentuk Benda Visual
Variasi benda uji Berat basah (kg) Berat kering

1
Jemur (kg) Bakar (kg)

1
2
Bata normal ( tanah 3
gunung) 100% 4
5
6
1
2
Bata variasi I (tanah 80% 3
+ kotoran sapi 20%) 4
5
6
1
Bata variasi II (tanah 2
90% + kotoran sapi 10%) 3
4
5
6

Frekuensi bentuk benda uji (%)

Variasi
benda uji
Rata Siku dan tajam Retak Nyaring
(%) (%) (%) (%)

Kontrol

10%

25%

2
50%

`Sumber: Hasil Penelitian

Hasil pemeriksaan bentuk benda uji pada tabel 5 terlihat bahwa benda uji control
rata-rata memiliki permukaan yang rata 80% siku dan tajam, terdapat retak 20%
karena tidak ada penambahan bahan lain nya hanya tanah liat 100%. ,Benda uji
dengan campuran abu batu bara 10%,20%,30%,40% dan 50% juga mempunyai
permukaan yang rata, pada campura 30%,40%,50% terdapat retak-retak 20%, seda]
ngkan campuran 10%,20% hanya 10% benda uji retak-retak. Benda uji yang retak
karena faktor terlampau banyak nya campuran abu batu bara yang berfungsi sebagai
perekat dan juga ada faktor eksternal terjadi karena penjemuran yang terlampau
lama di panas yang terik.
Apabila dua buah benda uji saling dipukulkan akan diperoleh benda uji tersebut
nyaring, sehingga benda uji dengan campuran abu batu bara berbunyi nyaring. Hal
tersebut di karenakan benda uji yang ditambahkan campuran abu batubara yang
tidak dibakar pada campuran abu batu bara 40% dan 50% lebih nyaring karena
banyak nya campuran abu batu bara yang di tambahkan.

Hasil pengujian warna dan berat ditunjukan pada tabel 6.


Tabel 6. Hasil pengujian Warna dan Berat Rata-Rata Benda Uji
Variasi Warna Berat benda uji Berat rata-rata
Benda uji Benda uji (gr) (gr)
1 2 3
Normal Orange 1118,00 1081,00 1064,00 1087,67
Control Cream tua 1180,00 1162,78 1177,48 1173,42
10% fly ash Cream 1079,50 1086,42 1124,30 1096,74
25% fly ash Hitam 1190,00 1230,30 1423,11 1281,14
50% fly ash Abu-abu 1236,30 1267,09 1254,60 1252,66
Sumber : Hasil Penilitian

3
Variasi Warna
Benda
Benda Uji
Uji

Anda mungkin juga menyukai