1. Yang termasuk pekerjaan struktur baja adalah seluruh item pekerjaan baja yang
tercantum dalam Gambar rencana, dan yang sesuai dengan Persyaratan Teknis
Kerja.
memenuhi JIB7512 atau yang setara. Adapun jenis Pita ukur yang sama, juga
harus Kontraktor gunakan pada saat proses pabrikasi baja.
4. Bilamana terjadi perbedaan ukuran antara gambar dengan hasil ukur lapangan,
struktur baja. Yang ada di workshop maupun yang akan digunakan di lapangan.
8. Konsultan pengawas berhak tidak menyetujui atau menolak segala hal yang
tidak sesuai dengan Gambar rencana dan ketentuan Rencana Kerja dan Syarat-
syarat (RKS).
9. Kontraktor wajib membuat laporan mingguan lengkap dengan bukti dokumentasi
berupa photo atau vidio.
Bab 2: PERSYARATAN TEKNIS KERJA
I. Lingkup Pekerjaan :
Lingkup pekerjaan struktur baja yang wajib Kontraktor laksanakan adalah terdiri dari:
bahan-bahan antara lain pelat baja, baja profil, mur baut, angkur baja, cat dasar
maupun finishing cat besi.
berlaku seperti:
Batas toleransi berguna untuk memberi jaminan mutu pada pekerjaan struktur baja,
1. Ketentuan batas maksimal diameter lubang baut dan angkur baut sebagai
berikut:
6. Lengkungan dan kemiringan profil baja yang akibat pengaruh pengelasan tidak
melebihi 1/200 dari lebar total, atau maksimal 3 mm.
8. Kelurusan komponen/rangka batang struktur baja tidak lebih dari 1/1000 panjang
komponen.
9. Penyimpangan tiang/kolom dari sumbu vertikal tidak melebihi dari 1/1500 tinggi
vertikal tinggi kolom.
10. Toleransi luas penampang baja profil maksimal 5% dari luas profil atau maksimal
5% dari momen inerstia (I).
3.Waktu/Jadwal
1. Membuat Time schedule khusus lingkup sub pekerjaan struktur baja secara rinci.
pengajuan Shop drawing, pengadaan bahan dan alat, jadwal pabrikasi serta
jadwal erection.
3. Time schedule yang telah mendapat persetujuan dari Konsultan pengawas akan
4.Alat Kerja
Semua jenis alat untuk pekerjaan struktur baja harus terdata, baik alat untuk pabrikasi
maupun alat untuk pemasangan (erection). Jenis alat tersebut meliputi alat kerja inti
dan alat bantu kerja, yang semuanya harus memenuhi ketentuan berikut:
1. Batas usia pakai alat tidak lebih dari 10 tahun, berfungsi dengan baik dan sesuai
standar keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
2. Alat harus aman terhadap segala kemungkinan terjadinya resiko, baik saat
pabrikasi baja maupun pada saat erection.
3. Penggunaan alat tidak boleh bersamaan dengan pengerjaan untuk proyek lain.
Atau saling meminjam dengan Kontraktor lain.
4. Konsultan pengawas akan menolak alat kerja inti maupun alat bantu kerja yang
tidak memenuhi persyaratan.
5.Bahan
Pengendalian mutu pada bahan meliputi bahan/material pokok maupun material bantu,
yang harus memenuhi syarat-syarat berikut:
1. Seluruh bahan baja harus baru, lurus, dan tidak berkarat. Serta tidak
menyimpang dari Gambar rencana, ketentuan Standar dan batas Toleransi.
3. Baut dan mur harus memenuhi ketentuan dari ASTM, yaitu mempuyai kepala
baut dan mur berbentuk segi enam (Hexagonal),
dari lokasi proyek, apabila tidak memenuhi syarat dan yang melampaui batas
toleransi.
III. Contoh Bahan
Dimensi bahan baja harus tepat sesuai ukuran, tebal, berat dan bentuk yang sesuai
dengan Gambar rencana. Untuk memastikan dimensi bahan tersebut Kontraktor wajib
bahan minimal 10 cm. 1 set contoh bahan tanpa pengecatan, sementara 1 set
yang lain sudah dengan pengecatan.
2. Contoh bahan meliputi seluruh jenis bahan untuk pekerjaan baja, meliputi
material baja profil, pelat baja, mur dan baut, angkur baja serta contoh elektroda
(kawat las).
3. Untuk bahan cat dasar/akhir pengajuan contoh dapat melalui brosur (cataloq)
yang sesuai dengan spesifikasi teknis dan Gambar rencana.
Kontraktor wajib melindungi bahan dari kerusakan yang terjadi pada saat penyimpanan
maupun pengiriman. Bahan yang datang pada workshop maupun pada lokasi proyek
harus tersimpan pada tempat yang terlindung, tertutup, tidak berdebu dan tidak
lembab.
2. Kontraktor memastikan penyimpanan bahan tidak bercampur dengan material
6. Jumlah komponen/rangka baja harus sesuai dengan Surat jalan pengiriman yang
mengeluarkan oleh bagian logistik workshop.
bila ada komponen/rangka baja yang rusak selama proses pengiriman maupun
penyimpanan.
V. Gambar Kerja
Gambar rencana, maka Kontraktor wajib membuat Gambar kerja usulan serta
dengan back up perhitungan struktur.
6. Hingga semua gambar kerja disetujui oleh Konsultan pengawas, tidak berarti
A. Metode Kerja
Manajemen K3.
2. Metode kerja harus mengacu pada Gambar kerja dan Time schedulle serta
harus sesuai dengan ketentuan dalam RKS ini.
3. Hingga Konsultan pengawas menyetujui metode kerja, tidak berarti melepaskan
4. Dokumen RKS dan Metode kerja selanjutnya oleh Konsultan pengawas, akan
jadikan dasar untuk evalusi terhadap teknis pelaksanaan pekerjaan Kontraktor.
B. Pelaksanaan Pabrikasi
Kontraktor wajib melaksanakan seluruh tahap pabrikasi baja dengan baik dan benar,
1. Rangkaian proses pabrikasi baja harus dikerjakan oleh tenaga yang ahli serta
khusus ditugaskan untuk 1 (satu) item pekerjaan. Misal yang bertugas pada
bukti dokumentasi photo atau vidio, seperti telah tercantum dalam Persyaratan
umum.
3. Pabrikasi baja harus terlaksana sesuai dengan Gambar kerja yang telah disetujui
oleh Konsultan pengawas, serta mengikuti Metode kerja dan tidak melewati
batas waktu yang ditentukan dalam Time schedulle.
1. Alat untuk membersihkan bahan menggunakan kain lap, amplas, sikat kawat dan
mesin gerinda tangan bila perlu.
2. Material baja yang telah bersih langsung dipabrikasi, sehingga tidak kotor
kembali.
4.2. Penandaan (Marking)
Penandaan atau kode batang perlu sebelum pemotongan bahan, bertujuan agar
1. Kode batang harus sesuai dengan Gambar kerja serta cetak pada tempat yang
mudah terlihat.
2. Kode batang harus berwarna putih dengan tinggi huruf/angka 10-15 cm.
Agar memperoleh hasil pemotongan yang sempurna dan sesuai dengan Gambar kerja,
potong bahan datar dan tegak lurus terhadap sumbu aksis bahan, yang hendak
terpotong.
4. Pemotongan harus menggunakan alat potong Blender (Cutting torch) atau Mesin
gerinda potong. Yaitu dengan ketentuan, untuk tebal bahan (t) ≤5 mm memakai
alat potong Mesin gerinda, sementara untuk (t) ≥5 mm harus menggunakan alat
potong Blender.
Pembuatan lobang pada baja hanya untuk keperluan sambungan baut. Harus sesuai
dengan dengan Gambar kerja, mematuhi batas Toleransi ukuran serta mengikuti
1. Pada titik-titik lubang akan dibuat, harus diberi tanda dengan menggunakan
Penitik drip. Dan hasil penitikan dilingkari dengan memakai kapur besi.
2. Pembuatan lubang baut pada baja yang memiliki tebal (t) ≤3 mm dapat dilakukan
dengan mesin pon (Punch drill),
3. Untuk bahan yang memiliki tebal (t) ≥3 mm harus menggunakan mesin bor
magnet atau bor duduk.
4. Lubang harus berbentuk silindris dan tegak lurus terhadap permukaan material
baja.
5. Permukaan lubang harus bersihkan dengan mesin gerinda tangan dari
tonjolan/bekas pengeboran yang masih menempel pada bahan.
komponen/rangka baja, yang sesuai dengan Gambar kerja dan pelaksanaannya harus
4. Perakitan harus memperhatikan sudut yang benar antara bagian bahan yang
satu dengan yang lain. Utamanya untuk pemasangan pelat baja yang berfungsi
sebagai landasan, pelat sambung, stiffners dan seterusnya.
5. Pelat baja berukuran kecil (End-tabs), sebagai alat bantu untuk merakit pelat
memastikan kebenaran bentuk dan ukuran apakah telah sesuai dengan Gambar
kerja.
7. Apabila terjadi kendala dalam perakitan, maka Kontraktor wajib melapor kepada
Pengelasan penuh (Full welding) untuk bagian-bagian bahan yang telah dirakit agar
berikut ini:
maupun pengerutan. Sekaligus sebagai alat kontrol apakah ada bagian pada
komponen/rangka yang belum dilas.
2. Pengelasan harus dengan jenis las busur listrik (Shielded Metal Arc
3. Kawat las untuk SMAW menggunakan jenis kawat berselaput (memiliki fluks)
dengan kode E 6010, E 6011, E 6012 atau E 6013.
4. Kawat las untuk GMAW memakai jenis kawat polos (tanpa selaput) dengan
ukuran Ø1,2-2,0 mm.
5. Polaritas pengelasan untuk baja yang memiliki tebal (t)= 7-10 mm, maka jenis
polaritas dipakai adalah polaritas lurus (Reversed Polarity/DCEP); sementara
6. Ketetuan posisi pengelasan baja harus sesuai dengan standar ASME. Dengan
prioritas pengelasan PA (Flat position) dan PB (Horizontal vertical position).
7. Saat pengelasan baja jenis ayunan/gerak kawat las yang diterapkan adalah
ayunan melingkar dan ayunan zig-zag.
9. Kekuatan sambungan las harus minimal sama kuat dengan batang yang
disambung, yakni tegangan las ≥ 1.400 Kg/m².
10. Pengelasan dapat dilakukan apabila permukaan baja telah bersih dari debu,
gumpalan logam, air, minyak, cat atau bahan-bahan lain.
11. Kawat las harus disimpan ditempat yang kering, bersih dan tidak bercampur
dengan alat-alat kerja las lainnya.
12. Tukang las yang ditunjuk untuk melakukan pengelasan penuh harus memiliki
dianggap terlalu fatal maka bagian-bagian bahan yang rusak akibat cacat las
harus diganti baru.
4.7. Pembersihan Dan Perapian
baja dengan menggunakan alat potong Blender atau dengan mesin gerinda
tangan.
2. Melepaskan Jig dan End-tabs dilakukan tanpa merusak permukaan
komponen/rangka baja.
3. Sisa/bekas las titik harus dibersihkan dan dihaluskan agar tidak terdapat
tonjolan-tonjolan pada permukaan bahan.
4. Seluruh Terak las (Slag) yang timbul akibat pengelasan dengan SMAW
C. Pengecatan Baja
1.Persyaratan Umum
1.7.Material Cat Dan Thinner Disimpan Dalam Keadaan Tertutup Rapat, Dalam Ruang
Penyimpanan Yang Terhindar Dari Sinar Matahari Langsung. Yaitu Dengan Suhu
Kurang Dari 25°C.
1.9.Kontraktor Tidak Boleh Menggunakan Produk Cat Dan Thinner, Yang Telah
Melewati Batas Waktu Pakai (Expired).
1.10. Pengecatan Komponen/Rangka Baja Terdiri Dari 2 Lapisan, Yaitu Lapisan Cat
Dasar Dan Lapisan Cat Akhir.
1.11. Pengecatan Dapat Berhenti Apabila: 1]. Suhu Atmosfir < 5°C Dan Kelembapan
Diatas 80%, 2]. Kualitas Cat/Pengecatan Buruk, 3]. Pengecatan Terkendala Dengan
Pelaksanaan Pekerjaan Lain, Dan 4]. Terjadi Kecelakaan Kerja.
2.1.Tebal Cat Dasar Minimal 50 Micron Harus Rata Keseluruh Permukaan, Sudut-
Sudut, Bagian Dalam Dan Rongga Komponen/Rangka Baja.
2.4.Metode Pengecatan Dengan Kuas Pada Area Yang Sulit Terjangkau, Area Yang
Sempit Dan Sudut-Sudut Sambungan Baja. Sementara Pengecatan Dengan Roller
(Kuas Rol) Untuk Bidang Permuakaan Baja Yang Datar.
2.5.Permuakaan Bahan Yang Telah Dicat Dasar Harus Dilindungi Dari Kontaminasi
Dan Kerusakan Hingga Cat Menjadi Kering Seluruhnya.
persyaratan umum.
3.2.Tebal Cat Akhir Besi Minimal 75 Micron, Secara Merata Keseluruh Permukaan,
Sudut-Sudut, Bagian Dalam Dan Rongga Komponen/Rangka Baja.
3.3.Cat Akhir Untuk Memberi Lapisan Terakhir Pada Seluruh Bahan Struktur Baja,
Maka Hasil Pengecatan Harus Benar-Benar Berkualitas Bagus Dan Menarik.
3.4.Kontraktor Wajib Menjaga Komponen/Rangka Baja Yang Telah Dicat Akhir Dan
Kering Agar Tidak Kotor Kembali, Rusak Akibat Tergores Atau Terkelupas.
2. Jenis ulir pada angkur baja harus menggunakan Ulir UNC (Unified Coarse
4. Mur angkur harus yang sama jenis ulirnya dengan drat yang ada pada angkur
baja. Dan masing-masing angkur baja harus terisi 2 bh mur.
5. Bagian ujung bawah angkur arus ditekuk membentuk sudut 90º dengan
ketentuan panjang tekukan >4Ø besi angkur.
6. Pemasangan angkur harus tepat berada ditengah tulangan kolom atau balok
beton. Dengan alat bantu benang dan mal yang terbuat dari plat baja atau
multipleks.
7. Pemasangan angkur harus membentuk bidang yang datar, harus siku dan tidak
8. Pengukuran jarak angkur harus menggunakan Pita ukur yang sama jenis,
dengan Pita ukur pada proses pabrikasi.
9. Melakukan pengelasan angkur baja agar menyatu dengan besi tulangan kolom
atau balok beton, dengan perkuatan dari bahan sambung stek/pengaku.
1. Kontraktor juga wajib memeriksa apakah alat kerja inti, alat bantu kerja dan
material struktur baja telah tersedia.
2. Baut-baut, Trecstang, Waltermur dan Baut baja harus tersedia sesuai spesifikasi
dan ukuran pada Gambar rencana atau dokumen Spesifikasi teknik bahan.
3. Pekerjaan pemasangan komponen/rangka baja harus oleh petunjuk dan
pengawasan seorang engineer yang ahli pada bidang konstruksi baja.
sambungan baut telah kencang dan tidak terjadi celah antara komponen/rangka
baja.
9. Bagian profil baja yang terangkat harus benar-benar mampu menahan tegangan
10. Hingga struktur baja terpasang dengan lengkap dan sempurna, maka Kontraktor
2. Pekerja wajib menggunakan APD (Alat Pelindung Diri), sesuai Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 08/Men/VII/2010.
3. Ketentuan dalam Undang-undang tersebut merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dengan ketentuan dalam RKS ini, yang harus terlaksana dengan
baik.
Bab 3: KETENTUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN FINISHING
2. Pengujian las harus pada laboratorium pengujian material bangunan yang oleh
konsultan pengawas tunjuk.
3. Metode pengujian las dengan 2 cara yaitu: Uji merusak bahan (Destructive
4. Hasil uji las menjadi referensi bagi konsultan pengawas untuk menentukan
5. Apabila hasil uji ternyata tidak sesuai dengan standar/rujukan, maka konsultan
pengawas wajib memberhentikan sementara pengelasan.
B. Uji Mutu Sambungan Baut
dengan saksi main kontraktor dan konsultan pengawas. Kontraktor wajib melaksanakan
uji baut dengan syarat-syarat berikut:
1. Baut wajib terpasang pada komponen/rangka baja menurut spesifikasi yang ada
dalam Gambar kerja dan sesuai standar yang ada dalam RKS ini.
2. Panjang baut dengan ketentuan harus ada sisa ulir, setelah perkerasan pada
baut mur yaitu ≥Ø baut.
3. Baut baja (ASTM 325) harus kencangkan dengan kuat menggunakan alat bantu
pengeras, yaitu kunci momen (Torque wrench). Baut hitam (ASTM A 36)
4. Uji mutu sambungan baut dengan mengeraskan beberapa titik sambungan baut
pada komponen struktur baja, yakni dengan menggunakan kunci momen.
5. Hasil uji mutu sambungan baut menjadi referensi bagi main kontraktor dan
berikut:
1. Bagian sudut-sudut profil baja yang rentan terkelupas harus cat ulang,
menggunakan cat dasar dan cat akhir, sesuai teknis pelaksanaan pengecatan.
cek list beserta dokumentasi photo. Untuk selanjutnya berguna sebagai laporan
pelaksanaan inspeksi.
VIII. Cek List Pekerjaan
A. Komponen Struktur & Non-Struktural
1. Kontraktor wajib memeriksa kelengkapan komponen struktur maupun non-
memastikan bahwa:
Dari hasil cek list tersebut Kontraktor wajib membuat dokumentasi, untuk selanjutnya
2. Metode pelaksanaan cek list ini mengacu pada ketentuan batas toleransi ukuran
yang ada dalam RKS ini.
Bab 4: PENUTUP
IX. As Built Drawing
Kontraktor wajib menyerahkan As built drawing kepada main kontraktor pada saat
pelaksanaan serah terima pekerjaan tahap 1 (BAST 1). Yaitu dokumen yang berisi
lapangan.
X. Retensi
1. Kontraktor harus melakukan kegiatan pemeliharaan pada pekerjaan sesuai
tenggang waktu yang telah tetapkan dalam Surat Perjanjian/Kontrak kerja.