Anda di halaman 1dari 13

 

 
MODUL PERKULIAHAN
 

 
Struktur Beton 2

Kolom Pendek 2   

 
 
 
 
 

     

  Fakultas  Program Studi  Tatap Muka  Kode MK  Disusun Oleh   

03
  Teknik Perencanaan  Teknik Sipil  W111700023  Ivan Jansen S., ST, MT 
dan Desain   

Abstract  Kompetensi 
 
Modul ini bertujuan untuk memberikan Mahasiswa/i mengerti kembali konsep
pemahaman dasar mengenai sifat dan dari perencanan pada kolom pendek
juga mekanika dari material baja. dengan pembebanan eksentris. 
 
 

Kolom Beton Bertulang : Kolom Pendek Dengan Beban Eksentrik


 

1. Kolom Pendek yang Dibebani Eksentris (Aksial dan Momen)

Prinsip blok tegangan persegi ekivalen yang berlaku pada analisis balok dapat juga diterapkan
pada analisis kolom terhadap beban eksentrik (Gambar 1.). Momen selalu digambarkan
sebagai perkalian beban aksial dengan eksentrisitas.

Persamaan keseimbangan mensyaratkan:

Pn  Cc  C s  Ts
 a
M n  Pn e  Cc  y    C s  y  d '  Ts d  y 
 2

atau
Pn =0.85 f' c ba  As'f s'  As f s
 a
M n  Pn e  0,85 f' c ba y    As'f s'  y  d '  As f s d  y 
 2

h
dimana y 
2

Gambar 1. Distribusi tegangan pada penampang kolom

 
d c
 c  0,003 f s '  Es s '  f y Cc  0,85 f c ' ba
c
c  d'
 s '  0,003 f s  Es s  f y Cs  As ' f s '
c
Ts  As f s

‘15 Struktur Beton 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  2 Ivan Jansen S., ST, MT http://www.mercubuana.ac.id

 
Pada persamaan di atas, jarak garis netral c diasumsikan berada dalam daerah d penampang
sehingga tulangan baja pada lokasi d benar-benar mengalami gaya tarik.
Perlu dicatat bahwa gaya aksial Pn tidak boleh lebih besar dari Pn(max).
Dari persamaan-persamaan diatas dapat dilihat bahwa ada beberapa parameter yang tidak
diketahui, yaitu

 tinggi blok tegangan ekivalen, a,


 gaya tekan pada baja tulangan tekan, fs’,
 gaya tarik pada baja tulangan tarik, fs,
 Pn untuk e tertentu atau e untuk Pn tertentu.

Nilai fs’ dan fs dapat dinyatakan dalam a, sehingga hanya tinggal dua bilangan yang tidak
diketahui, yaitu a dan Pn atau a dan e. Dengan dua persamaan yang ada, kita dapat
mendapatkan harga a dan e. Seperti disebutkan sebelumnya, jenis keruntuhan yang dapat
terjadi pada kolom pendek adalah leleh tulangan tarik dan keruntuhan tekan. Kondisi balance
tercipta jika keruntuhan terjadi bersamaan pada baja tulangan tarik dan beton tekan.

Dari kondisi ini didapatkan kapasitas desain/perencanaan kolom :

Mu dan Pu adalah Gaya aksial dan Momen ultimit dari hasil pembebanan/kombinasi
pembebanan terfaktor sebuah analisa struktur.
Mn dan Pn adalah kapasitas aksial dan momen nominal dari kolom (kemampuan kolom
dalam memikul beban terhadap aksial dan momen)

Gambar 2. Kondisi regangan pada kolom

‘15 Struktur Beton 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  3 Ivan Jansen S., ST, MT http://www.mercubuana.ac.id

 
2. Distribusi Regangan dan Tegangan dalam Penampang Kolom

Gambar 3. Kondisi tegangan dan regangan kolom pada kondisi aksial eksentris

Dari gambar 3.c diatas :


Nilai a = 1.c
Pada kesetimbangan untuk penampang persegi eksentris terdapat dua kesetimbangan dasar
yaitu :
 Kesetimbangan antara gaya luar dan dalam pada gaya aksial :

 Kesetimbangan momen dari titik pusat penampangdari gaya-gaya dan tegangan dalam
yang harus sama dengan momen akibat gaya aksial luar.

‘15 Struktur Beton 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  4 Ivan Jansen S., ST, MT http://www.mercubuana.ac.id

 
Gambar 4. Kondisi tegangan dan regangan kolom pada kondisi aksial eksentris

 Pada gambar 4. di atas kondisi gaya resultan pada centroid (pada kasus ini H/2) :
Pn = Cs1 + Cc – Ts2  C = compression = tekan = tada positif (+)

 Momen terhadap pusat geometri :

h  h a  h
M n  Cs1 *   d1   Cc *     Ts2 *  d 2  
2  2 2  2

Pada penampang yang mengalami kondisi tarik murni :


 Dengan asumsi penampang retak dan mengalami regangan tarik seragam yang
melebihi rengangan leleh y. Akibatnya adalah regangan leleh tersebut, semua lapisan
tulangan pada penampang akan mencapai tegangan leleh, maka :

Pnt = kuat tarik nominal penampang kolom

‘15 Struktur Beton 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  5 Ivan Jansen S., ST, MT http://www.mercubuana.ac.id

 
3. Keruntuhan Balance, Tarik dan Tekan
Jenis keruntuhan yang dapat terjadi pada kolom pendek adalah leleh tulangan tarik dan
keruntuhan tekan. Kondisi balance tercipta jika keruntuhan terjadi bersamaan pada baja
tulangan tarik dan beton tekan.
Pn < Pnb , keruntuhan tarik
Pn = Pnb , keruntuhan balance
Pn > Pnb , keruntuhan tekan
Pn = beban aksial, Pnb = beban aksial tekan yang berkaitan dengan keruntuhan balance

Sebuah kolom akan mencapai kapasitas ultmit nya ketika regangan beton sudah mencapai
0.003. jika baja tulangan yang paling terdekat dengan serat terluar dari kolom sudah mencapai
kelelehan juga ataupun sudah melewatinya, kondisi seperti ini dinyatakan sebagai kondisi
Tension Controlled ( keruntuhan tarik), dan sebaliknya adalah keruntuhan tekan (Compression
Controlled).
Kondisi dimana transisi antara kedua pola keruntuhan ini adalah keruntuhan seimbang
(Balance Condition), yaitu kondisi dimana beton sudah mencapai regangan 0.003 dan baja
tulangan pada serat terluar juga sudah mencapai regangan leleh nya yaitu fy/Es atau 0.002.

Gambar 5. Contoh diagram regangan dari kondisi Balance

‘15 Struktur Beton 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  6 Ivan Jansen S., ST, MT http://www.mercubuana.ac.id

 
Contoh 1 :
Tentukan Pnb dan eb untuk penampang kolom seperti yang terlihat pada gambar berikut, f’c =
27,6 Mpa dan fy = 414 Mpa (β1 = 0,85):

εc max  0,003 dan ε s  ε y


cb 0,003

d fy
0,003 
Es
cb=263,3 mm
ab=β1cb  0,85  263,3 = 223,8 mm
cb  d'
ε s'= 0,003  2,28  10 -3  0,002
cb

Sehingga: f s'  f y  414 MPa .

Pnb  0,85  27,6  305  223,8


= 160,14  10 4 N
 223,8 
M nb = 0,85  27,6  305  223,8 254    1.846  414 254  63 
 2 
1.846  414414  254
= 5.195  105 N.mm

M nb
Sehingga: eb   324,4 mm
Pnb

‘15 Struktur Beton 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  7 Ivan Jansen S., ST, MT http://www.mercubuana.ac.id

 
4. Keruntuhan Tarik pada Penampang Kolom Persegi
Untuk kondisi e > eb atau Pn < Pnb , keruntuhan tarik akan terjadi pada tulangan baja
sehingga fs = fy. Sedangkan tegangan pada baja tekan tidak harus selalu sama dengan fy.
Jika tulangan tekan leleh, maka fc’ = fy.
Untuk kondisi keruntuhan seperti ini dan As = As ' , maka :

Pn  0,85 f' c ba
h a
M n  Pn e  0,85 f' c ba.    As f y d  d' 
2 2

h
Dimana  y , yang merupakan pusat geometri penampang. Persamaan-persamaan di atas
2
dapat digabung sehingga:

h a
Pn e  Pn     As f y d  d' 
2 2

Pn
Karena: a  , maka:
0,85 f' c b

h Pn 
Pn e  Pn     As f y d  d' 
 2 1,7 f'c b 

sehingga:

h 
2
Pn
 Pn   e   As f y d  d'   0
1,7 f' c b  2 

As
Jika    '  , maka:
bd
 h   h 
2
2 A f d  d'  
Pn  0,85 f' c b   e     e   s y 
 2   2  0,85 f' c b 
 

fy
Jika m  , persamaan diatas dapat ditulis:
0 ,85 f' c

 h  2e  h  2e 
2
 d'  
Pn  0,85 f' c bd      2 mr 1   
 2d  2d   d 
 

h
Jika e  e'  d  (dimana e’= jarak antara baja tarik dan beban P)
2

‘15 Struktur Beton 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  8 Ivan Jansen S., ST, MT http://www.mercubuana.ac.id

 
 e'   e' 
2
 d'  
Pn  0,85 f' c bd 1    1    2 mr 1   

 d   d  d 
 

Untuk kondisi yang lebih umum dimana  = ’ dan massa beton yang dipindahkan karena
adanya tulangan tekan diperhitungkan, sehingga: Cc = 0,85 fc’ (ba –As’), maka:

  e'  
r ' m  1  rm+1  d   
   
Pn  0,85 f' c bd  
 1  e'   2  e' rm  r ' m  r '  r ' m  1 1  d '  
2

  d  d




d  

Persamaan ini hanya berlaku jika tulangan baja tekan leleh.

‘15 Struktur Beton 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  9 Ivan Jansen S., ST, MT http://www.mercubuana.ac.id

 
5. Faktor Reduksi Kekuatan Kolom
Seperti kita ketahui untuk kondisi lentur murni  = 0,9. Begitu juga untuk kolom dalam kondisi

tarik aksial dan kombinasi tarik aksial dengan lentur,  = 0,9. Sedangkan untuk kombinasi
lentur dan aksial tekan:

 = 0,65 untuk kolom dengan tulangan sengkang ikat,


 = 0,75 untuk kolom dengan tulangan spiral.

SNI Beton 2013 Pasal 9.3 memperbolehkan peningkatan nilai  dari 0,7 ke 0,9 (untuk tulangan

spiral) dan dari 0,65 sampai 0,9 (untuk tulangan sengkang pengikat) jika  Pn lebih kecil dari
pada 0,1 Ag fc’.

 Jadi untuk kolom dengan tulangan ikat:


0,15 f Pn
f  0,90   0,65
0,1 f' c Ag

 Untuk kolom dengan tulangan spiral:


0,10 f Pn
f  0,90   0,75
0,1 f' c Ag

dimana Pu = Pn

Peningkatan nilai  tersebut secara umum berarti bahwa faktor reduksi 0,65 dan 0,70 di atas
hanya diberlakukan jika keruntuhan yang terjadi didahului oleh keruntuhan tekan.

Batasan di atas dapat diterapkan langsung untuk kolom dengan:

 fy  400 MPa,
 tulangan longitudinal bersifat simetris,


h  d'  ds   0,7
h

Untuk kolom yang lain, Pb harus dihitung terlebih dahulu. Setelah itu, faktor reduksi bisa
dikurangi seperti di atas jika nilai Pn lebih kecil dari pada 0,1 Agfc’ atau Pb. Jika nilai Pb
lebih kecil dari pada 0,1 Agfc’ maka pembagi persamaan di atas, yaitu 0,1 Agfc’ diganti menjadi
Pb.

‘15 Struktur Beton 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  10 Ivan Jansen S., ST, MT http://www.mercubuana.ac.id

 
Contoh 2 :

Diketahui penampang kolom sebagai gambar berikut, tentukan nilai Pn dan Mn , dengan nilai
mutu tulangan fy = 60 ksi , dan mutu betona dalah f’c = 4 ksi

Penyelesaian:

Menentukan nilai c dan juga regangan baja ’s dan s secara proporsional sesuai dengan
diagram regangan di atas.

‘15 Struktur Beton 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  11 Ivan Jansen S., ST, MT http://www.mercubuana.ac.id

 
Cc = total gaya tekan pada beton
Cs’ = total gaya tekan pada tulangan baja

Cs’ direduksi dengan 0.85 fc’.As’ , hal ini untuk mengakomodir beton yang digantikan oleh
tulangan baja pada daerah tekan.

Berdasarkan statika, maka nilai Pn dan Mn

‘15 Struktur Beton 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  12 Ivan Jansen S., ST, MT http://www.mercubuana.ac.id

 
Daftar Pustaka
1. Wight, James K. 2016. “ Reinforced Concrete Mechanics and Design ” 7 th Edition.
2. SNI 2847-2013 “ Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung “.
3. Imran, I dan Zulkifli, E. (2014). Perencanaan Dasar Struktur Beton Bertulang. Penerbit
ITB
4. McCormac, Jack C. 2014, “ Design of Reinforced Concrete ”, Ninth Edition, Wiley
5. Nawy, Edward G., 2009, “ Reinforced Concrete Fundamental Approach ” , Sixth Edition,
Pearson Prentice Hall.

‘15 Struktur Beton 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  13 Ivan Jansen S., ST, MT http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai