Anda di halaman 1dari 70

tsAts 5

ELET,4EN UKTURKOLOI,4
Tujuan dapat memahanri dan mendesain struktur
kolom
beton bertulang.

Pembahasan :

5.1
5.2 Perilaku murni pada kolom
5.3 Diagram kekuatan elemen kolom
5.4 Kondisi berimbang
5.5 Desain ; Wilayah I, U, III
5.6 Kombinasi tekan dan biaksial momen
5.7 Pengaruh
5.8 Desain kolom
5.9 Prosedur
5.10 Conroh

5.t Pendahuluan
Kolom elemen struktur utama yang memikul
beban kombinasi
aksialtekan momen lentur. pada prakteknya,
menemukan
sangat Jarang
kolom. memikul mumi gaya tekan.
Umumnya kolom
selalu memikul kombinasi aksial tekan dan momen.
Kolom juga
urama yang berperan patrng
penting dalam .:1:..: "lU*_r
Deban lateral (khususnya gempa) pada
gedung. slruktur
Berdasarkan 28.47-2019i pasal 10.6.1.1;
Hat_214, batas minimum
rasio tulangan lah t% dan batas maksimum adatah g%
(untuk kasLrs
umunt).
lliia dirinjau kelangsingannl a, koiorn dikelompokkan
menjadi dua
.jenis, yaitu : I pendek (short reinJbrced
concrete column) d,an kolon
langsing ( reinforced conc rete c o lumn).

1.2L
Perbedaan mendasar dari kolom pendek dan kolom langsing adalah
terletak dari .jenis keruntuhannya. Kolom pendek tergolong dalam
keruntuhan material, sedangkan kolom langsing tergolong dalam
keruntuhan tekuk.
Keruntuhan material adalah suatu kondisi keruntuhan dimana elemen
kolom tersebut hancur dikarenakan beban yang dipikul melebihi kekuatan
dari material penyusunnya. Dengan kata lain, bila beban yang diberikan
lebih kecil dibanding kekuatan materialnya, maka kolom tersebut akan
tetap utuh tanpa kerusakan.
Keruntuhan tekuk adalah suatu bentuk keruntuhan dimana kolom tersebut
hancur dikarenakan penampang kolom tersebut terlalu langsing sehingga
elemen yang menerima beban aksial tekan mengalami tekuk, meskipun
belum mencapai batas kekuatan materialnya. Dengan kata lain.
keruntuhan tipe ini terjadi pada kondisi beban yang dipikuljauh lebih kecil
dari kekuatan material yang digunakan dan keruntuhan yang teriadi
dikarenakan tekuk pada batang.
Bila ditinjau dari tipe penulangannya, kolom dibagi menjadi tiga macam,
yaitrr: kolom dengan sengkang ikat (ied column), kolom tulangan spiral
(spirolly reinforced column), dan kolom komposit (composite column).
Adapun ilustrasinya dapat dilihat pada Gambar 5.1 .
Ties Steel tubing

r---\)
ll'-ll
tr__
-T--lJ
Concrete filled
Spiral

A \ ,,,

V
(a).Tiedcolumn (b).Spirally (c).Compositecolumn (d).Composite
reinforced column (spirat bound column
encasement around $teel encased
structural steel core) concrete core)

Gambar 5.I Jenis kolom berdasarkan tipe penulangan.

LzZ
Selain itu, elemen kolom juga dibedakan menjadi dua, akibat sistem
struktur dan tipe pembebanan, yaitu kolom tak bergoyang dan koloni
bergoyang. Ilustrasinya dapat dilihat pada Gambar 5.2.
Dari Gambar 5,2 dapatdilihat bahwa kolom tak bergoyang itu terjadi pada
struktur yang mengalami beban gravitasi dan formasi bebannya simetris.
sehingga kolom murni menerima aksial tekan tanpa adanya perpindahan
secara lateral.
Sedangkan pada kolom bergoyang, hal ini terjadi dikarenakan adanya
beban gravitasi yang tidak simetris dan bisa juga dikarenakan adanya
beban lateral (gempa atau angin) 1'ang mernbcbani struktur. l)crrsan
adanya t'enomena tersebut rrrenrbuat struktur kolonr nrerrqalarrr i

perpindahan diarah lateral (bergoyang).


Secara ulnum, elernen kolom untuk struktur gedung selalu direncunakarr
sebagai kolom langsing-bergoyang. Hal ini mengingat dimensi yang
relatif lebih langsing dan beban gempayang harus direncanakan dalam
perencanaan stfuktur gedung.
Perencanaan elpmen struktur kolom diatur didalam SNI 2g47-2019;pasal
10; Hal-211. lipasal tersebut diatur secara lengkap prosedur analisa dan
desain dari elemen kolom.

beban (b).Struktur sirrretlis dan (c).litruktur sirnerli:; dan


(a) StrLrktur dan
simetris beban tak sirnetris beban lateral
(Tak bergoyang) (Bergoyang) (Bergoyang)
Gambar 5.2 Struktur kolom bergoyang dan tak bergoyang.

5.2 Perilaku tekan murni pada kolom


Sejak tahun 1900-an telah banyak eksperimen dilakukan terkait perilaku
dari elemen kolom. Pada saat itu, proses pengujian terbatas dengan durasi
pembebanan yang tplatif pendek (short duration). Hingga pada tahun l9l l,
peneliti memulai meningkatkan beban uji hingga melampaui beban servis

123
kolom dan menemukan fenomena bahwa adanya transfer beban dari beton ke
tulangan baja selama proses pembebanan.
Pada tahun 1930-an, ACI (American Concrete Institute) melakukan
percobaan besar-besaran dengan menggunakan benda uji sebanyak 564 kolom.
Hal yang menjadi fokus penelitian pada saat itu adalah terkait ukuran kolom,
kualitas beton, jumlah & kualitas tulangan memanjang (ongitudinal
reinforcement), jumlah & kualitas tulangan geser (transversal reinforcement),
laju pembebanan serta pengaruh rangkak-susut beton. Dengan adanya
percobaan yang begitu rrasslve. akhimya pada tahun 1940-an, peraturan
prosedur desain kolorr ditentukan berdasarkan konsep kekuatan batas (ultimate
slrenglh.).
Ketika beton dan tulangan baja bekerjasama dalam kondisi tekan, beban
yang dipikul (pada beton & baja) berubah terus menerus secara beraturan
selama periode pembebanan. Awalnya, tegangan yang rerjadi pada tulangan
(8"/8") kali dari tegangan pada beton (berdasarkan teori elastis). Ketika terjadi
pengaruh rangkak dan susut pada kolom, baja tulangan perlahan-lahan memikul
beban lebih besar dibandingkan kapasitas elastisnya.
Bila membandingkan perilaku kolom yang menggunakan sengkang
persegi (kolom persegi) dan sengkang spiral (kolom bulat), tentu keduanya
memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Hal itu dapat dilihat pada Gambar
5.3 yang berupa hubur,gan antara gaya dan deformasi. Kolom bulat disaat
menerima aksial tekan akan mengalami leleh (yielding) pada kondisi beban
tertentu. Bila beban terr.rs diberikan, maka selimut beton pada kolom bulat akan
terkelupas dan elemen kolom akan rnulai berhenti berdeformasi secara lateral.
llal ini dikarenakan sengkang spiral secara efektif nrengikat inti beton yang
berada ditengah dan mencegah agar kolom tidak runtuh. Bila tulangan
sengkang didesain dengan baik, maka kuat inti beton yang ada ditengah bisa
lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi kolom yang rnasih utuh (sebelum
selimut beton terkelupas). Kondisi seperti ini biasa disebut dengan kuat batas
maksimum (ultimate strength) dari kolom bulat.
Berbeda halnya dengan perilaku kolom persegi yang tidak menunjukkan
kapasitas deformasi yang serupa kolom bulat. Hubungan force-deformation
dari kolom persegi hanya memiliki one peak, seperti yang terlihat pada gambar
5.3. Saat kondisi tersebut terjadi, selimut pada kolom akan mengelupas dan
tulangan longitudinal diantara sengkang akan mulai mengalami tekuk. Dengan
fenomena tersebut, bisa dikatakan bahwa pada kolom persegi tidak terdapat
fcnornena yield (leleh). Titik puncak (one peak) pertama yang terjadi adalah
krfat batas maksimum (ultimote ,\trength) dari kolom perseei.

124
Kolom bulat berdeformasi sebelum
mengalami kegagalan

Tirrik (Selirnut beton kolonr


spiral terkelrrpas)
/

runtuh secara
tiba-tiba

K9 lp4nagryggrllqn bul at
liglqm

Deformation (unit shortening)


Gambar 5.3 bungan frtr c e - d e rfo r ma t i oa dari
e lem en kolom.

Berdasarkan
ultimate strength darikolom
sehnut beton sudah ldjatas, bulat (disaat
) dapat dinyatakan sebagai berikut:

Putt=krfiG - A,r) -t ArtL,* k,PrfytAon


(s.1)
rlirrrarta:
k3 = Koefisien g menyatakan perbedaan
antara kekuatan beton pada
kolom dan tes tekan silirrder (umumnya diambil
f; : Kekuatan pada umur 28 hari.
sebesar 0,g5).

Aon = Luasan kolom yang dihitung dari sisi terluat


tulansan
sengkang
Ast = Luasan longitudinal kolorn.
f
Jy : Tegangan dari tulangan longitudinal kolom,
P.s dari volume tulangan spiral terhadap
volume inti
beton yang ung dengan persamaan:

Or=# (s.2)

k, : Nilai yang bervanasi dari I,S _ Z,S.


A,, = Luasan sengkang spiral.

125
DC - Diameter inti beton.
= Spasi sengkang spiral
frt = Tegangan leleh dari tulangan spiral.

Bila berbicara tentang komponen kolom dengan tekan murni, maka salah
satu contohnya adalah fenomena yang umumnya terjadi pada kolom pendek
(pedestal) yang menerima beban tekan sentris (concentrically loaded short
column), seperti yang terlihat pada Gambar 5.4. Berdasarkan SNI 2847-2019,
secara umum kuat dari kolom yang dibebani secara sentris Ps, dapat ditulis
berdasarkan SNI 2847-2019; Pasal 22.4.2.2; Hal-481, yaitu:

t
Cz:f ,Ar
Al A
'l' c:=f 'A:
I

Cr0,B5.fl (Ar-A')
Gambar 5.4 Concentricalll' loaded short column.

rq
Po = o,BSfi(An - A,t) + A{fy ?'\

dirnana:
As : Luasan penampang kolorn
Ast = Luasan tulangan longitudinal (memanjang) kolom.

126
Pada i yang terlihat pada Gambar 5.4, luasan penampang
dinyatakan As = bh Ast = (At *.42). Sedangkan faktor 0,85 merupakan
perbandingan antara tekan kolom dengan kuat tekan tes silinder. Sehingga
persamaan (5.3) dituliskan rnenjadi:

Po = Aslo,aSy; | - p) + psfy] (s.4)

dimana ps = Arr/ Bila persamaan ps disubsitusikan kedalam persamaan


(5.4) maka menjadi:

Po = Aslo,l'fi + ps(fy - o,8s#)] (s.s)

-l'abel
Berdasarkan SN 2847:019; :2.+.2.1; llal-4lJ I kuat nornirral vans
digunakan dalarn in tidak boleh nrelebihi 0,8P0.

5.3 Diagram kekuatan elemen kolom


Kolom elemen struktur yang menerima kombinasi beban yang
berupa aksial tekan momen. Dari interaksi dua parameter tersebut (P & M),
terdapat sejumlah inasi kekuatan yang tak terhitung jumlahnya. Interaksi
dari aksial tekan (P) momen (M) diwujudkan dalam sebuah kurva yang
dikenal sebagai interaksi P - M, seperti yang terlihat pada Gambar
5.5.

surnbu Ientur I

l'i'l
-- Mn
'-F /l /' "t l.+ ', .l
tr<ey -4 0,003

Regangan C omp r es s ion-controlle d


,40,003
zone 4;=&
Tension-controlled
,_-Ao,ool
-t e:*. F<-et 0,005

Mn, lentur

Gambar .5 Diagram interaksi P - M elemen kolom.

1.27
Berdasarkan rasio P & M, diagram interaksi tersebut terbagi menjadi dua
kondisi, yaitu: compression dan tension. Pada kondisi compression (tekan),
hampir seluruh/sebagian penampang kolom mencapai regangan maksimum
tekan sebesar e" = 0,003, sebelum tulangan baja mengalami leleh e" -- fr/E,
Sedangkan dalam kondisi tension (tarik), hampir seluruh tulangan kolom
melampai regangan lelehnya (er) dan disaat bersamaan pula, material kolorn
ntencapai regangan tekannya (E. = 0,003). Diantara dua kondisi tersc[ut
terdapat kondisi yann berirnbang antara P dan M 1,ang dikcnal dengan istilah
korrdisi legangan bcrirnbang (balunced struin condition).
Kondisi regangan berimbang juga dikenal dengan istilah compression
control limit (batas kontrol tekan). Hal ini mengandung arti bahwa bila interaksi
P & M berada diatas batas ini, maka kondisi kolom dikategorikan sebagai
compression controlled, seperti yang terlihat pada Gambar 5.5. Pada kondisi
compression controlled ini,faktor reduksi kolom adalah 0,75 untuk kolom bulat
dan 0,65 untuk kolom persegi, seperti yang ditentukan SNI 2847-2019; Pasal
21.2.2:, Gambar R21.2.2b; Hal-472. Sedangkan untuk wilayah yang berada
dibawah compression control limit, terbagi menjadi dua bagian yaitr:. tension
controlled dan transition zone.
Pada kondisi tension controlled, regangan pada lapisan ekstrim tulangan
tarik mencapai sr > 0,005 dan faktor reduksi kekuatan dalam kondisi ini
nrencapai 0,9. Selain itu pada kondisi tension controlled, elemen struktur
nenerima beban hanya berupa momen lentur tanpa adanya gaya aksial tekan
(nrcskipun ada. nanrrrn terbilang sangar kecil sehingga bisa diabaikan).
\e(lllrsliilr p.rtlir trrtttrittort --r)r('. re{illtilr) Iang tcljadi adalalt /u/1, < r', .
0,005 dan faktor reduksi bervariasi linier antara 0,75 - 0,9 untuk kolonr bular
-
dan antara 0,55 0,9 untuk kolom persegi.
Pada Gambar 5.5 dapat dilihat pula bahwa perbandingan antara P /M bisa
dinyatakan dengan istilah eksentrisitas (e). Disaat kolom hanya menerima
beban tekan eksentris, maka kolom akan menerima pengaruh tekan dan
sekaligus momen. Momen tersebut muncul dikarenakan adanya pengaruh
eksentrisitas beban. Oleh karena itu pada diagram interaksi P - M, sumbu
veftikal diagram menyatakan nilai e = 0 dan sumbu horizontal diagram
menyatakan e = oo. Konsep beban eksentris ini sering digunakan sebagai
pendekatan dalam proses analisa dan desain dari struktur beton bertulang untuk
menyatakan gaya aksial tekan dan momen (hanya dengan satu gaya tekan
eksentris).

728
I Eccentricallv
I
Beban aksial dan looded
momen lentur l member
ctc
I

-_M
"-F^ - ----t---
I

)to
potongln A-A
5.6 Kolonr yang dibebani bebarr eksentris.

5.4 Kondisi berinrbangan


Kondisi berirnbang (balanced sftrtitt condition) atau
compression merupakan pem batas antara c o mpr e s,s io n_ con
n o I I e tl
dan transition zone diagram interaksi kolom. Sepertiyang telah dijelaskan
pada sub-bab a bahwa pada kondisi ini serat ekstrim tekan
beton
dan
serat tarik tulangan aja terluar sama-sama mencapai keadaaan batasnya
yaitu
€c = 0,003 dan e" fr/E, Pada penampang persegi seperti pada Gambar 5.7,
kondisi regangan ini dapat dinyatakan dengan persamaan:

C6 0,003
d

0,003 . /
d-t_
ooo.a \ |
(s.6)
\600 + fy /
200,000

1.29
Gaya-gaya yang terlibat dalam kondisi ini memiliki persamaan

Pu=Cr+Cs-T (s.7)

---+-+----

Pn:Pu

0,85kr/,

Gambar 5.7 Kondisi regallgan berimbang untuk penampang persegi.

Pada sub-bab sebelumnya dinyatakan bahwa kuat tekan beton pada elemen
kolom saat dibebani aksial tekan murni adalah fufi,yang dimana ks = 0,85
dan kuat beton dinyatakan sebagai 0,BSfi merujuk teori blok tegangan Whitney

130
pada teori balok. yang terdapat pada perhitungan blok tegangan
tersebut tampaknya i pengaruh yang kecil dalam perhitungan kolom
yang berada titik keseirnbangan (balanced poinr/. Sehingga dalam
kondisi regangan ini, nilai k, akan dibulatkan menjadi 1,0.
Sehingga persamaan dapat dinyatakan menjadi:

C" = ks(o,gSfi ) = 1,0(0,8s/c ab) = r,o1s,stt tr.r$ (s.8)

dan gaya tarik dapat dengan

7 = Arft (s.e)

sedangkan gaya dari tulangan pada kondisi regangar) berirnbang

C' = A'"(,fy - (s.10)

Seh ingga persamaan

Pr = 0,8Sfi gr b + A's(fy - o,ssf;) - Asfy (s.11)

Eksentrisitas e1 dari pusat plastis (plastic centoid) seperti pada


Gambar 5.4. Untuk yang simetris, plastic centroid terletak pada
pada tengah dari penampang. Dengan diperolehnya nilai p6 pada
persamaan (5.1l) persamaan momen yang terdapat pada Gambar 5.7
adalah

Ma = Pae r - G- i- a) + c.(a - d' - d ) + rd' (s.12)

5,5 Desain Wilayah I, Il, ItI


Metode untuk mendesain elemen struktur yang memikul
kombinasi aksial dan momen berdasarkan metode desain kekuatan.
dibagi menjadi tiga seperti yang terlihat pada Gambar 5.8. Adapun
pembahasan lebih adalah sebagai berikut:

5.5.1 Desain pada


Pada wilayah I, struktur memiliki momen lentur yang sangat kecil
atau bahkan bisa dan yang lebih menentukan adalah gaya aksial

131
Pn-aksiat tekm

Region I
Gaya tekan aksial maksimum
Po
:
Pn.n'o' 0,8P0 (Kolom persegi)
Pn,ro" = 0.85P0 (Kolom bulat)
P,,,,uo*

0,' Region II
"= C ompr ess io n- c ont r o I I e d

berimbang
051 ,r-Kondisi
/-\Regionltt
er >ty
I
Transition zone
I ev<et <0,005
= 0,Q05
Tension-controlled
rt >0,005
Mo Mu
Mn, Momen lentur

Gambar 5.8 Kategori desain untuk elemen kombinasi tekan dan lentur.

tekan. Aksial tekan yang terjadi berupa Pn(max) yang dimand Pn(max) =
0,80P0 untuk kolotrl persegi dan Pnlmai) = 0,B5Po untuk kolom bulat'
Desain

pacfa wilayah I ini nrellaug diiiinkan oleh ACI (Anterican Concrete lt't'stitut()
namgn tidak disarankan. Karena pada kondisi ini, gaya aksial tekan mendekati
gaya tekan murni (rnomen sangat kecil) dengan kapasitas deformasi yang
(getas)'
renclah. Sehingga dikhawatirkan terjadi keruntuhan tanpa peringatan
Untuk elemen struktur tak bergoyan g (non-sway) yang dimana rasio

kelangsingan sangat rendah (kelangsingan diabaikan), elemen tersebut


Bila
diperhitungkan dengan gaya aksial tekan dan pengaruh momen diabaikan'
kurang dari
mana momen tetap diperhitungkan namun eksentrisitas yang terjadi
€v1in, gat!taksial maksimum tetap menjadi parameter yang menentukan.
untuk
struktur tak bergoyang yang dimana kelangsingan diperhitungkan,
"t"nl.n
perhitunganmomen harus dilakukan karena merupakan bagian dari persyaratan
pembesaran momen. Namun bila hasil eksentrisitas yang dihasilkan tetap lebih
kecil dari e-;,. mak& perhitungan tetap digolongkan pada wilayah I'
Sedangkan untuk struktur bergoyang (sway), kondisi pada wilayah I
sangat jarang terjadi. Shingga bisa dikatakan bahwa struktur bergoyang tidak
tergolong wilayah I. Hal ini dikarenakan pada struktur bergoyang, momen yarrq
ter.jacli relatif lebih besar dikarenakan beban lateral yang diterinra oleh strtrktrrr

't32
sehingga interaksi diagram tidak mengarah pada wilayah I yang murni
aksial tekan.
Semua penanl yang tergolong wilayah I tergolong compression-
controlled, sehi faktor reduksi kekuatan yang digunakan adalah Q = 0,65
untuk kolom dan @ = 0,75 untuk kolom bulat (sengkang spiral).

5.5.2 Desain pada w


Pada wilayah elemen struktur tetap dalam kategori compression-
controlled. Pada ini elemen struktur memikul momen relatif lebih besar
namun tetap di oleh aksial tekan. Perbedaan dari wilayah I adalah
besarP I Pn(max). masih tergofong dalam ketegori compression-
controlled, faktor i dari elemen struktur adalah Q = 0,65 untuk kolom
persegi dan$-0,7 untuk kolom bulat.

5.5.3 Desain pada II I.


Pada wilayah terdapat dua kondisi yaitu transition zone dan tension-
controlled. Disaat yang terjadify/E, < sr < 0,005, maka elemen
struktur tergolong ion zone. Sedangkan bila eg > 0,005, maka tergolong
I t, r't,r i o rt - c o n t r r t | | e d thktor redul<si 0 -- 0,9.
Pada korrrlisi ition zone faktor reduksi kektratan 1,lng cligrrnakarr
aclalah:
Kolorn bulat (sengk

Q=0,75+o,r
#$=0,, (s.13)

Kolom persegi(

(e.
4=0,65+ , t' - e..,)
'" <09 (s.14)
(o,oos - ery)

Persamaan (5.13) (5.14) bisa dirvujudkan dalam bentuk c/d1 sehingga


menjadi:
Kolom bulat ( spiral):

Q=0,75+0,1 (s.1s)

133
Kolorn persegi (sengkang persegi) :

d = 0,65 + o,zstE- f] 0,, (s.16)


=

5.6 Kombinasi aksial tekan dan biaksial momen


Penelitian terhadap perilaku kolom (persegi atau bulat) yang menerima
beban aksial tekan dan momen lentur pada kedua sumbu (-x dan -y), sudah lama
menjadi perhatian para peneliti. Secara umum, metode analisa yang digunakan
hampir sama dengan metode yang digunakan pada kolom dengan momen satu
sumbu (one axis only). Metode ini melibatkan proses "trial and error,, wtuk
memperoleh posisi garis netral dalam kondisi tekan dengan eksentrisitas
tertentu.
Pada prakteknya, banyak engineer menggunakan program komputer,yang
berbasis pada lrubun gan compatibilitv, equilibrium dan con,stitulive antara
beton dan tulangan baja, untuk mendesain kolom. Namun pada bab ini akan
tetap dibahas metode yang umum digunakan untuk menganalisa kolom yang
menerima biaksial moment. Metode tersebut adalah load contour method.
Metode load contour melibatkan potongan permukaan dari grafik load
conlour Pn - Mn, - Mny dengan nilai Pr, konstan, seperti yang terlihat pada
Gambar 5.9. Persamaan non-dimensional untuk kondisi tersebut bisa
dinyatakan dalam bentuk:

(s.17)
W)"'*(ffi)"'=rs
dimana:
Mrr, : Prrey
Mrr, : Pn€,
Mo, : M.,r, dengan aksial Pn disaat M,,, = 0 atau €r -0
Moy : Mny dengan aksial P' disaat Mn, = 0 atau €v -0

Parameter a1 & a2 adalah eksponen yang tergantung pada dimensi


penampang kolom, jumlah tulangan kolom, kekuatan rnaterial beton, tegangarr
leleh tulangan dan ketebalan seliniut beton. Dalam kondisi tertentu asumsi
bahwa nilai at - d2: a menghasilkan grafik seperti pada Gambar 5.10 dan
persamaan:

134
P" - Mn Inleraction cumes

Failure surface 53

Plane at constant P,

.tl
-f------ , Load
/l
t- contour

l/la
1.
la

Gambar .9 Grafik load contour pn Mn,


- - Mnu.

1,0

0,8

0.6
Mu. c\
M;u';-
0.'l

0,2 0,4 0,6


N{ny ex
Mry ot-
5.l0 Kun,a interaksi.

135
(w)".(P)" =',, (s.18)

Meskipun nilai a sudah disederhanakan, nilai a tetap harus ditentukan.


Sebuah penelitian menyebutkan, nilai a bervariasi dari l,l5 sampai dengan
1,55. Untuk kasus tertentu nilai a bisa diambil sebesar. 1,5 untuk penampang
per-segi.

5.7 Pengaruh kelangsingan kolom


Pengaruh kelangsingan harus diperhitungkan dalam mendesain elenten
struktur yang mengalami tekan. Desain kolom pada dasarnya melibatkan
pemilihan penampang dan penulangan yang tepat sehingga kolom kuat dalam
memikul kombinasi beban terfaktor yang berupa aksial tekan dan momen
(momen primer). Selain itu kolom juga harus mampu memikul momen yang
diakibatkan lendutan karena faktor kelangsingan (momen sekunder).
Kelangsingan kolom dinyatakan sebagai rasio kelangsingan:

R. T..
A=- (s.1e)

d lrnana:
k = Faktor panjang efektif yang besanrya terijanting pada kekanean_
kekangal rotrsional dan hteral ulung_rr jungnva.
1,, - Panjang kolom yang tak tcrkekang
r = Jari-jari girasi penampang.

Berdasarkan SNI 2847-2019; Pasal 6.2.5.1; Hal-92. besaran.jari-jari girasi


adalah:

t-
l's
(s.2 0)
14
atau

r= 0,3 x d.tmenst arah stabilitas yang di.tinjau (kolompersegLl

r = 0,3 x D (koLom bulat)

lJo
Dalam proses kofom langsing (slender column), kekuatan kolom
mengalami reduksi akibat l'enomena deformasi orde kedua. Hal ini
rnuncul akibat yang bekerja pada kolom kemudian membuat kolom
rnelendut kearah (lateral) sebesar A. Selanjutnya akibat lendutan ini
lukirrr nren inr bu lkan morncn (lltonleu sckundcr) benrpa pA ranu
akan mentperbesar sebelunrnva dan dernikian seterusnva. Densran
adanya f'enomena perencanaan kolom langsing pcrlu memperhatikan
keruntuhan akibat strukttr (s r ub il i ty failure).
Berdasarkan kelangsingan dan pembesaran momen yang terjadi,
kolom menjadi dua yaitu kolom bergoyang dan kolom tak
bergoyang. Adapun lebih detailnya adalah sebagai berikut:
(a). Kolom (Swoy)
Untuk kolom pengaruh kelangsingan bisa diabaikan bila
nrcmenuhi yang diatur dalam SNI 2847 -2019: pasal 6.2.5:
Persamaan (6.2.5a); l, yaitu:

k.1,,
---: < 22
r (s.21)

Metode momen untuk kolom bergoyang diatur dalanr


2 847-2019; Pasal 7; Ilal-l I0, yairu:

M1 = M1, I (s.22)

M2 = M2n" ! (s.23)

dimana:
Ml = Momen terkecil pada elemen struktur tekan
M2 = Momen terbesar pada elemen struktur tekan
Mrn, : Momen terfaktor pada ujung dimana Mlbekerja, akibat beban
yang goyangan samping tidak besar.
M2,r, : Momen terfhktor pada ujung dimana M2bekerja, akibat beban
yang goyangan samping tidak besar.
Mt, = Momen terfaktor pada ujung dimana M, bekerja, akibat beban
yang goyangan samping cukup besor.
Mz, = Momen terfaktor pada Lrjung dimana Mrbekerla. akibat beban
yang goyangan samping cukup besur.
ds = Faktor momen unluk rangka t ergoyang.

1.37
Besaran nilai d, diatur dalam SNI 2847-2019; Pasal 6.6.4.6.2, Hal- | 10, yaitu:

1
d,=-21,0 (s.24)

atau

1
,\ -->1n
UJ_ (s.2s)
SD
a l)'U
I- n 7 q-S-Ei

atau berdasarkan analisa elastis orde kedua. Parameter yang terdapat pada
persamaan (5.24) dan (5.25) sebagai berikut:
- Indeks stabilitas (Q); sesuai SNI 2847-2019: Pasal 6 6.4.4 1: Hal-106.

I Ii,A.,
(s.26)
Vur[,

dimana:
X P, = Beban vertikal total.
Vu, = gaya geser lantai total pada tingkat yang ditinjau
l. : Panjang komponen tekan, diukur dari pusat ke pusatfoinl-
A0 = Simpangan relatif antar tingkat orde pertama pada tingkat yang
ditinjau akibat 7.,,.

- Beban tekuk kritis (P"); sesuai SNI 284'1-2019. Pasal 6.6.4.4.2; Hal-107

n2 (EI\.,,
D (s.27)
'c -- -----:----::.!L
(kI")2

Nilai dari (E/)efl ditentukan berdasarkan SNI 2847-20l9; Pasal 6.6.4.4.4: Hal-
107. Nilai (El)ry; harus dihitung berdasarkan salah satu persamaan herikut ini:

0,4E"1^
(EI)"r =TTn;; (s.28)

(EI)"ff=V+;* (s.2e)

138
(Et)ef f = ---: (s.30)
'' t-t

Besaran p4n. harus diarnbil sebagai rasio beban tetap aksial maksimum
terfaktor yang dengan kombinasi beban yang sama. Dan pada /
persamaan (5.30) dihitung berdasarkan SNI 2847-2019; Tabel
6.6.3.1.1(b): Hal-l

(b). Kolom tak (Non-Swc4) .

Untuk kolom bergoyang, pengaruh kelangsingan bisa diabaikan bila


nrenrenuh i yang diatur dalam SNI 2847 -2019: Pasal 6.2.5t
Persamran (6.2.5 b)l l. vaitu:

k.1,, (Mi
-=:<34+1 (s.31)
1' \M')

dan

k.1.,-<40
(s.32)
r
Pada 5.31), bernilai M, /M, negatif bila lendutan yang terjadi
pada kolom lendutan tunggal. Dan bernilai positif bila tergolong
lendutan ganda.
Metode mornen untuk kolon tak bergoyang diatur dalanr SN I

2847-20l9; Pasal .5; Hal- 108, yaitu:

M' = 6Mz ( s.33)

d inrana:
M c = Momen order pertama M, yang diperbesar untuk pengaruh
kurvatur struktur.
= Faktor momen untuk mencerminkan pengaruh kurvatur
komponen antara ujung-ujung komponen strul(tur tekan.

Berdasarkan SNI 2019; Pasal 6.6.4.5.4; Hal- 109, Nilai M2 pada


persamaan (5.33) boleh kurang dari Mr,-;',:

139
Ml^in=Pu(15+0,03h) (s.34)

Nilai d dihitune berdasarkan SNI 2847-2019; Pasal 6.6.4.5.2; Hal-108, yaitu:

6=_.uC- ) 1,0
1
' - --:1]-
0,75P,

dimana:
Pu = Gaya aksial terfaktor, diambil sebagai positiftrntuk tekan dan negatif
untuk tarik.
Pc = Beban tekuk kritis, sesuai persamaan (5.27).
C, = Faktor yang menghubungkan diagram momen aktual ke diagram
momen seragam ekuivalen

Besaran nilai Cm ditentukan berdasarkan SNI 2847-2019; Pasal 6 6 4 5 3;


Hal-109. Adapun ketentuannya adalah sebagai berikut:
(a). Untuk kolom tanpa beban transversal yang bekerja diantara tumpuannya:

M.,
C'"=0'6-0'4;
t''
(s.36)
2

(j
l6). bcrrrilrri rr/'/[/', ncgatil'biia lcndutatt ]''angtcl-ildi
l'rrdu 1'rctsrttrrtatr
pada kolonr tergolong lctldutan lLrrrggrtl. Dan bernilai positif bila lergoltrtrs
lendutan ganda.

(b). Untuk kolom dengan beban transversal yang bekerja diantara tumpuannya:

(5'37)
Cm = 1,0

Bila M2,^1,., > M, maka nilai C- = l,g.

Setelah memperoleh nilai momen dari orde kedua, ada syarat yang perlu
dipastikan yaitu berdasarkan SNI 2847-2019; Pasal 6.2 6', Hal-94, yaitu:

M u,or rl"z 3 1,4 M u,or7"2 (s.38)

7+0
Sedangkan menentukan besaran k, akan digunakan alat bantu
desain primer dikenal dengan istilah Jackson & Moreland Alignment
Chart yang dalam SNI 2847-2019; Gambar 6.25; Hal-93. Adapun
dalam buku ini pada Gambar 5.1 I .

v/ ll/.t
50,0 .
.
50--
r0.0 100
5,0 . - 100

3,0 - ,o: *20


2,0 .
t0-
I.0 1.0
9.0
E.0 *-
0.9 0g 7:0 -
0,8 0.8 6,0 -
0,7 0.7 5.0 -
0,6 0,6 l,o j
0,5 0{
3.0
0,4
l- 0.4 -
ot
2,0 -
0,2 0,2

(a). Rangka (b). Rangka bergoyang

5.11 Jaclcson & Moreland Alignment Chart.

5.8 Desain geser


Secara prinsip, desain geser pada kolom sama dengan yang telah
dijelaskan pada geser balok. Hal yang menjadi perbedaan adalah
besaran nilai kuat yang berasal darimaterial beton yaituVr.Elemen kolom
merupakan elemen yang mernikul beban kombinasi aksial tekan dan
momen lentur besaran V nya akan berbeda dibanding elemen balok
yang didominasi lentur. Berdasarkan SNI 2847-2019; Pasal 22.5.6.1:
Hal-486, persamaan 7. untuk elemen kolom adalah

/
Vr = 0,17 |.1.
\ #)tJf;b"a (s.3e)

clinrana:
Nu

T4T
As : Luasa penampang kolom
A : 1,0 (beton normal)
d :0,8h

Namun bila ingin memperoleh nilai I/. yang lebih detail, maka bisa
mengacu SNI 2847-2019; Pasal 22.5.6.1; Tabel 22.5.6.1; Hal-486. Terdapat
dua persamaan yang nilainya diambil nilai terkecil dari dua persamaan berikut:

v, =
f_ fi + tt p*
Vud
(s.40)
l},r'tJ Mu-Nuw fu-o
I)ersarnaan (5.40) ticlak perlu digunakarr l'tila Mrr- ru,,9TQ < O.

V, = 0,297.,1f;b*d ;qrr^,"
l'- (s.41)
"tl -a-
"s

dimana:
Nu : Gaya aksial terfaktor.
V, : Gaya geser terfaktor.
Mu : Momen terfaktor.
pw : Rasio A, terhadap b*d.

Nilai M,, dan Vu diambil secara serentak pada penampang. Dari dua
persamaan tersebut, dianrbil nilai terkecil untuk merepresentasikan gaya geser
1,ang disumbangkan material beton pada elemen kolom.
Terkait kebutrrlran ttrlangan reser pada kolom. perhitungan dan konsep
sirlna sepcl'ti vans ada pada balok. [)cttsart kata lain. kehutrrlran trrlanoan gest-r.
rlitarrclai brla

t,

V,>-:_V
'tn^ (s.42)

Aturan terkait tulangan sengkang pada kolom, baik diameter dan jarak
antar sengkang, diatur dalam sNI 2847-2019. secara umum, tulangan geser
pada balok dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

L42
(a). Sengkang ikat :SNl 2847-20191 Pasal 25.j.2: Hal-599.
(b). Sengkang spiral : SNI 2847-2019; Pasal 25.7.3:Hal-602.
(c). Sengkang : SNI 2847-2019; Pasal 25.7.4: Hal-604.
Formasi um dari tulangan geser kolom yang mengacu pada ACI
detailing manual, dilihat seperti pada Gambar 5.12.

6 Tulangan

150 mm s> l50 mm

8 Tulangan s
VI
4 u1

150 mm s>150 mm

l2 Tulangan

Tulangan

-
.a

Gambar 12 Formasi umum dari tulangan geser


kolom.

5.9 Prosedur elemen kolom.


Seperti yang lah dijelaskan sebelumnya, kolom dibagi menjadi
dua
macam yaitu kolom pendek dan kolom panjang.
Kolom pendek nterupakan
jenis kolom yang ti memperhitungkan faktor kelangsingan. Sehingga jenis
keruntuhannya ada keruntuhan material. Sedangkan kolom panjang

143
merupakan jenis kolom yang memperhitungkan angka kelangsingan, Yang
dimana jenis keruntultannya adalah tekuk.
Dalam proses desainnya, kolom pendek atau kolom panjang (sway atau
non-sw ay) dibagi berdasarkan kondisi pembebanannya, yaitu:
a. Kondisi murni aksial tekan (sentris)'
b. Kondisi aksialtekan dengan satu momen lentur M, atau Mr'
c.Kondisi aksialtekan dengan dua rnomen lentur Mx &My (biaksiall.
Dengan kondisi seperti itu, proses perhitungan kolom umumnya dibagi
menjadi dua macam, yang pertama adalah dengan bantuan diagram interaksi
P-

M dan program komputer (spcolumn atau pcacoL). Bila kolom hanya


menerima beban aksial sentris atau aksial + momen lentur (satu momen)'
perhitungan dengan diagram interaksi masih bisa dilakukan. Namun
bila

elemen kolom menerima beban aksial tekan dm bial<sial momen


(u, a ur),
maka lebih efektif bila perhitungan dilakukan dengan program
banit spColumn
atau pcacoL Prosedur lengkap step-by-step dalam desain
kolom, akan
penyelesaiannya'
dijelaskan pada bab 5.10 yang berupa contoh soal beserta
interaksi dan
contoh soal diberikan berupa perhitungan dengan diagram
dengan program komputer spColumn'

5.10 Contoh perhitungan tulangan kolom


SOAL (1)
Scbuah kolorn pendek (beton bertulang) nremiliki properties PenamParrs
sebagai berikut:
b -300mm
h :500 mm MI-i
f; :30 It4Pa
fy = 42oMPa
D = 19 mm (Tulangenlongitudtnal)
Il*l r"'"'
I
lltotcll
A, = 10 mm (Tulangan transversal / geser)
ts :40 mm (Tebal selimtt beton) P
,lom tersebut.
Gambarkan diagram interaksi P-M dati penampang ko

PENYELESAIAN:
pendukung:
Slep- 1. H itun g parameter
. Tinggi efektif kolorn /d).
I inssi ct'ekrif kolt'ttr dapat diasttrltsikitll scbesar:
r.1 = 0,8h = 0,8 x 500 = 400 rtrni

1,44
Perhituugan efektifkolonr berbeda dibandingkan dengan batok.
terkait perilaku
Hal ini
rm yang lebih kompleks, sehingga rumus
tinggi €fektifpada
balok belum sesuai terhadap kolom pada kondisi_kondisi
tertentu.
Sehingga para ahli rurn us asumsi tersebut.

r l,uasan Ar,tutuI
Formasi tuiangan diasumsikan rerletak pada dua sisi dengan
diameter
tulangan l9 mm. luasan totalnya adalah:
1a
,1.
,,|s.totar=nxi
1
n5,661a1 = UX;X
+
x 792 - 2.267,08 mmz

r Regangan tulangan baja:


f"
4..=--=-
420
" E" 200.0( = 0,002

&ep-2. Analisa dalam kondisi aksial tekan sentris.


. Rasio tulangan
7,08
''" =4:E:e-
b.h - x 500 =
0,015

. Kapasitas tekan (Pn):


Perhiturrgan kuat nominal tekan kolorn
dengan beban aksial sentns.
menggunakan (s.5 ):
Pn=Pr=Anf i+ps(fy-0,8s/i)l
Pn=P6=(300x 00) x [0,85 x 30 + 0,015(420 _
0,85 x 30)]
Pn=Po=(150. ) x [25,s + 0,01S(394,S)]
P,, = Po=4.772. N = 4.712,625 kN

. Kapasitas tekan (Pr):


Kapasitas ultimate perkalian kuat nominal dengan faktor
reduksi
kolorn dalam c ompr e s s ion - con tr o I le d, y aitu:
Pu=QxPn= x 4.712.625 N 3.063.2O6,25 N
- = 3. 0G3, 206 kAr
Untuk keperluan n, beban nominal aksial tekan dibatasi g0%
dari po. Hal
rnr sesuai dengan 2847 -2019: lttbel22.4.2.t: Hal48t .

Prr,aesain = 0,8 x = 0,8 x 3.063.20 6,25 N _ 2.450.565 N = 2.451 kN.

145
o Kesimpulan dari step-2.
Pr,rnaks = 4.7\2,625 kN = 47Lton
Pu = 3.063,206 kN = 306 ton
Pn,desain = 2.451, kN = 245 ton

SteE Analisa kolom dalam kondisi berimbang.


d'
tcu - 3,993 0,8s/.

-F
ao:Bt
"Tffi::
I
Plaslic Cenrroid T,.. l"'

_{-.*, lt"
-J-

Garnbar 5.13 Kolom dalam kondisi berintbang.

o Garis netral penampang dalam keadaan berimbang.


600.d 600x400
-.-hD= ;------------T ?2= 294 mm
(ooo + 6) (600 + 4zo) - 'rr' '
=

. Tinggi blok tekan (a6) dalarn keadaan berimbang.


Dikarenakan mutu beton- f, yang digunakan 28 Mpa 1 f; < SS Mpa, maka
nilai dari B1 adalah:

o,os-(f:-28\
r30-2Br
fr = o,B5 - (?,/ = o,BS - o,os (-) = 0,836

Selrirrgga nilai dari a6:


an = 0t x C6 :0,836 x 235,294 = 797 mm

. Nilai regangan tulangan tekan.


(Ca - r,) ..
tr, = --Z;-X
(235,294 - 40) x 0,003 0,002
tcu = =
BS,r%
didapat €, 2 €y (leleh). Dengan demikian, tegangan tulangan tekan adalah:
f! = fv = 42o MPa.
Bila tuiangan tidak leleh maka f! = E, x e'r.

146
o Gaya tekan dari tekan:

al = (" (o ,, i ' n x :s2) = t.r33,s4 mm2


Cs=A''xf! =t.
'l"o')
x 420 = 47 6.087 N

. Gaya tarik dari tarik:


T=A"xfy=r. x 420 = 476.087 N

. Gaya tekan dari


Cc = 0,85f1ba: x 30 x 300 x 197 = 1.507.050 N

. Kapasitas aksial nominal dalam kondisi berimbang.


l',,t = C, + Cs - 7
i ,,t, i.507.050 i - 47b.0d7 = 1.507.050 fl
. ll itung kapasitas nonrinal berinrbang.
M46 = Mn-6s I * Mn-r
u*= c"(-a')
yang dimana d'
',(ry)*r(l-a,)
jarak titik berat tulangan tekan ke ser.at tekan terluar:
d'=ts+0s*(D = 40 + 10 + (19 /2) = 59,5 mm
Sehingga momen dalam keadaan berimbang adalah

Mn-,, = r"(I- o = 476.087 ($- st,t) = e0.6e4.574 Nmm


, qnn _ 107.
1.s07.0s0 [""" "' ) = 228.318.075 Nmm
\l/ =
Mn-r =r(i-*) 476.0s7 (Y!- se,s) = e0.6e4.s74 Nmm
Jadi Mr,6 adalah:
M,,1, = Mn-6* Mn- I M,, T
M ,t = 90.694 57 4 ?28.3t8.07 S + 9 0.69 4.57 4
Mnu = 4O9.7O7 22 Nmm

. Kesimpulan dari
Kuat nominal:
Pna= 1.507.050 N ISO,7 ton
Mnr = 409.7 O7 .223 = 4O,971tm

147
Kuat ultimate:
Pub= Q x Pna = 0,65 x L.478.145 - 960.794 N = 96,O8 ton
Mub=QxMnn
Mub = 0,65 x 409.707.223 = 266.309.695 Nmm = 26,631tm

.9tan-4. Analisa kolont dalam korrdisi kenrrrtLrhan tekan.


Dalattt kondisi kerurttuhan tekan. nilai c akan cliasunrsikan lebih besar dari
nilai c6. Padastep-3, diperoleh nilai c6 = 235,294 mmdan pada kasus ini akarr
diasumsikan nilai c = 300 mm(asal memenuhisyarat c ) c).
d'
tcu: 0,003 0,ay'.

q:Btc

I
P laslit' Centroid

Gambar 5.14 Kolom dalam kondisi keruntuhan tekan.

. Tegangan-regangantulangantarik
niili rcsansalt trrlartqart talik adalah:
Patla korrclisi irri.

r,=(/d -, c't)rt,"=|\1400:oo
- 300r
Jx0,003=0,001

Nilai s, ( e". Hal ini menandakan tulangan tidak leleh dan sesuai dengan
asumsi kondisi compression-controlled. Sehingga tegangan pada tulangan
tarik menjadi:

f, = t, X E, - 0,001 x 200.000 = 200 MPa

. Tegangan-regangan tulangan tekan


Pada kondisi ini, nilai regangan tulangan tekan adalah:

/c - rl'\ 1300 - 59,5r


El=(
"\cl\3001

148
Nilai ej > er. tlal tulangan leleh dan ini sesuai dengan asumsi
kondisi Sehingga tegangan pada tulangan tekan
nrenjad i:

fl - f., = azo PrP


. (iflya leka n dari lansan tckan:
./1r
A'.=lnx-nDzl
-\41 (o r n x .lz) = L1.33,s4 mnt
" i
c"=A'rxfi - x 420 = 47 6.087 N

. Gaya tarik dari tarik:


T=Asxfy= x 200 = 226.708 N

. Gaya tekan dari


C, = 0,8$fila = fib(ftc) = 0,85 x 30 x 300 x (0,836 x 300)
C, = 1.978.620 N

o Kapasitas aksial nominal dalam kondisi compression-controlled.


Pn=c"+cr-T
Pn = 1.918.620 + 76.087 -226.708 =2.167.999 N

.,,, llitung kapasitas Dormiral Lumpressktn-contn IeJ.


= Mr,-., * I Mn-r
rh \
Mn = cs\Z- d')+ (+).,(+-,')
yang dimana d/ jarak litik berat tulangan tekan keserat tekan terluar:
= 40 + ].0 + (19/2) = 59,5 mm

Sehingga momen dalam keadaan berimbang adalah

Mrr-r, = ,r(l- O -- 47 6.0s7 ($ - st,s) = e0.6e4.s7 4 Nnrm


th at
M,r-rr=rr\, - 1.e18.620 (IL!#r.t9ol)
)
= 239 2 Nmm

226.70s(y20- -ss,s) = +3 1s7 s 74 Nmm

1.49
Jadi Mn adalah:
Mn= Mn-", I M4-66* Mn-y
Mn = 90.694.57 4 + 239.060.052 + 43.787.87 4
Mn = 372.942.500 Nmm

. Kesimpulan dari step-1.


Kuat nominal:
Pn= 2.767.999 N =216,8ton
Mn = 372.942.500 Nmm = 37,294 tm

Krat ullimate:
Pu = Qx P,, = 0,65 x 2.1,67.999 = 1'.409.199 N = l4O,92ton
lvt . - (hx Mtl
r!/,. . 9,615 x :172.9'12.500 = 242.112.6l'5 Ntnnt - 21'241 tttt

,Slep-S. Analisa kolom dalam kondisi keruntuhan tarik.


Dalam kondisi keruntuhan tarik, nilai c akan diasumsikan lebih kecil dari
nilai c6. Pada srep-3, diperoleh nilai ca = 235,294mm danpadakasusini akan
diasumsikarr nilai c = 150 mm (asal mernenuhi syarat c < cb).
d'
a$=0.003 0,85

I Gambar 5.l5 Kolorn dalanr kondisi kcruntuhan tarik.

. Tcgangan-regangan ttt langan tarik


Pada kondisi ini. nilai regangan tulangan tarik adalah:

r,=ltd-ct 2400- l50r


. Jxs.,=l 1s0 Jx0,003=0,00s
Nilai s, > er,. Hal ini menandakan tulangan leleh dan sesuai dengan asumsi
kondisi tension-controlled. Sehingga tegangan pada tulangan tarik menjadi:
f' = fy = 420 MPa'

150
.T tulangan tekan
Pada krrndisi ini, regangan tulangan tekan adalah:

. lc-d'\
';=\ . ,l' = 0,0018

Nilai ej < er. Hal tulangan tidak leleh dan ini sesuai dengan
asumsi kondisi Sehingga tegangan pada tulangan tekan
menjadi:

i =ejxE"= 8 x 200.000 = 360 MPa

. Gaya tekan tekan:


/ 7 ^\
A's = \n x nnDz ) (o n x r''z) = r.r33,s4 nun2
f it v at
" i "
Ls -- .rs ^,rs -- x 360 = 408.07 4 N

. Gaya tarik dari tarik:


T=Asxfy= x 4ZO = 476.087 N

. Gaya tekan beton:


Cc = o,85fJ ba - f!b(hc) = 0,85 x 30 x 3oo x (0,835 x 150)
Cc = 959.310 N

. Kapasitas aksi tekan nonrinaf dalam kondisi tension-controlled.


Pn= cc+ cs-T
8, = 959.310 + 074 - 476.087 = 891.297 N

. Kapasitas rtorn inaf /en.sroii-c rntroIIcd.


Mr, = Mn-r, I t tvtrr_T

u^= c,(-a') +(T)*,(I- *)


yang dimana d' jarak titik berat tulangan tekan keserat tekan terluar:
d'=ts*6st(D ) = 40 + 1.0 1' (19 /2) = 59,5 mm

1J -t
Sehingga momen nominal dalam keadaan berimbang adalah
rh r 1500 \
c,\Z- o')= 408074 l' z - se's,J = 77 738'0e7 Nmm
Mn-,, =

4r,. -c\ rh - ot. /500 - (0,836 x 150)\


l-q5e3r0l ,z -/
= 77 9.67 8.'/63 Nntn
rh r 1500 \
u"-, =r\1-d')-476'087\ z -se'sJ = e0'6e4'574Nmtn

M' adalah:
Jadi
Mn= Mn-r"* Mn-a6 I Mn-7
Mn = 77.738.097 + 179.678.763 + 90.694 574
Mn = 348.111.434 Nmm

. Kesimpulan dari step-S.


Kuat nominal:
= 891.297 N = 89, 130 ton
P',
Mn = 348.L1'7.434 Nmm = 34,81t tm

K\tirl ult iDtut(.


1,.. .!;: /,,, = rl,r,5 x lj,l 1.2Ll, )i.l..j I.j N. 57,r)31 Iott
Mu=QxMn
Mu = 0,65 x 348.711.434 = 226.272.432 Nmm = 22,627 tm

Srer-6. Analisa kolom dalam kondisi lentur murni.


Dalarn kondisi keruntuhan dianalisa dalam kondisi lentur murni. Dengan
kata lain, perilakunya sama dengan balok, sehingga tidak ada gaya aksial.

. Tinggi blok tegangan tekan.


A"f., 1.133.54 x 420
' = quis = oss x 30 x 3oo = 62'234 mm
. Momen nominal kondisi lenlur.
t a,, / 62,234
M,, = A,ft (d -,l = 1 133,54 x a2o x laoo
M,, -- t75.62o.i27 Nmm

TJL
. Kesimpulan dari
Kuat nominal:
Pn=0
Mn = L75.620.327 = 17,562 tm
Kuat ultimate:
Pu -0
Mu=QxMn
Mu=0,9x1,7 27 = 158.058.294 Nmm = 15, 8O6 tm
SteU; Gambar

Gaya aksial (N)

Kuat Nominal

- -
- ..
Kuil ['lltttnutc
,1x19
-
a'/

"r"
o{) -
:'I 1q\ trtnr-
c:: zn

.1 --.t

K.tql.gl1, Momen (tm)


(l)=Kondisi beban
(2) = Kondisi
(3) = Keruntuhan tekan.
(4) = Kerunruhan tarik.
(5) = Kondisi lentur

Gambar 5.16 interaksi dari kolorn yang direncanakan.

153
soAL (2)
Sebuah kolom pendek menerima beban aksial dan momen pada sumbu-x.
Kolom tergolong kolom pendek yang kelangsingannya diabaikan. Adapun
properties penampang adalah sebagai berikut:
Properties material:
b =600mm
h =700mm
f; :28 MPa (a ksf)
h = 420MPa (60 ksl)
D :22 mm (Tulangan longitudinal)
A, = 12 mm (Tulangan transversallgeser)
fs = 40 mtn (Tebal selimut beton)
llel)arr rensarlA;
Beban mati (D) : Pr, = 25 ton & Mrr, = 20 tm
Beban hidup (L) : Pu = 38 ton & Mrr, = 40 tm
Rencanakan penulangan pada kolorn dengan diagram interaksi P - M.

PENYELBSAIAN:
Step-1. Hitung parameter pendukung:
. Nilai d' penampang kolom
7t-[t:
d.' = ts+ Os + rn 40 + 1.2* (; >< 22) = 63mm

o Nilai/ penampang kolom


(h Q(t'\\ (too - (2 x 63))
= -h = 7oo =''JL
'
.ltcp-2. llittrrrs lrebrrtr rrl/irrrrtlc ilrttt tl()lllilllll:
. IJebart ullimelc kolottr
Pu = I,ZD + t,6L -- 1,,2(25) + 1,6(38) = 90,8 ton
Mr, = 1,2D + 1,6L = 7,2(20) + 1,6(40) = BB tm
Sehingga eksentrisitas (e) beban :
14.,- BB
e=#=-==O,969m=969mm.
Pu 90,8
a Beban nominalkolonr

Pn = :P.,= 90,8 = 1,39.692 tort = 1..396.920 N


6 0,6s
-
1.54
Mu'
,,0-
M.. - = 135,385 tm = 1.353.850.000 Nmm

Slep-3. Parameter
Parameter :

n^=ffi= L.396.920 x 969


x (600 x 700) x 700 = O,164

Parameter sumbu-
920
Kn=L= 28 (600 x 700) =
0,119
f;As-
Sctelah diperoleh
diagram interaksi
kolom (p).Di
Volume 3:
penampang yang
2,0

fi =1 ksi (28 MPa)

-t1,,- 60 ksi H20 MPa)


v -n R

< t.0
\
v'l o.a

o,lo o.ri o,2o 0,25 olo -oE-ETro


Rn =Pn e/"L Ag h

5.17 Diagram interaksi dari kolom soal No.2.

155
Dikarenakan diagram yang dipilih masih menggunakan satuan SI, maka
perlu disesuaikan dengan nilai material properties yang digunakan. Sehingga
diagram interaksi yang sesuai dengan material properties adalah R4-60.g
Adapun nilai rasio tulangan kolorn yang diperoleh adalah p=
O,022 atau2,2o/o. dapat dilihat pada Garnbar 5.17

S!M; Pengaturan formasi tu langan


Setelah ditentukan rasio tulangan, selanjutnya adalalr nremastikan bahriir
dengan rasio tersebut tulangan bisa terpasang pada kolom. Hal yang perlu
diperhatikan adalah jarak bersih antar tulangan yang disarankan harus lebih
besar dari yang disyaratkan SNI 2847-2019,Pasal25.2.3; Hal-560.

o Jumlah total tulangan longitudinal


As,totat - pbh = 0,022 x 600 x 700 = 9.240 mmz

Sehingga jumlah tulangan longitudinal yang digunakan adalah

Ar,rotot 9.240
?l = l::- = T- = 24,3 = 26 tulangan
ioD' Vn222

'rulangan tersebut akan disebar pada ernpat sisi


kolom dengan perencanaan (r
tulangan pada sisi lebar dan 9 tulangan pada sisi tinggi kolom. Untuk itu perlu
dipastikan bahwa.iarak bersih antar tulangan memenuhi syarat SNI 2847-20191
Pasal 25.2.3: Hal-560. Pada pasal tersebut diatur bahrva spasi bersih anlar
tulan-ean lrarus tidak kurang dari nilai terbesar dari:
s > 40mm
atau
s>1,5d6:1,5X22:33mm
atau

r (i) dass,esat= O x3omm = 4omm.


=
Jadi syarat jarak bersih adalah s > 40 mm. Adapun rumus menghitung jarak
bersih adalah:

b - (2x f,) - (2 x @,)- (n x D)


(n-t)

1.56
Jarak untuk 6
b-(2xts)- x@,)-(nx1l)
(n 1
600-(2x40J (2x72)-(6x22)
s= = 72,8mm> 40 mm
- 1)
Jarak untuk 9
b-(2xt)- x@,)-(nxl))
(n 1)
700-(2x40) (2 Y.72) - (9 x 22)
s= = 49,8 mm ) 40 mm
- r)
Sehingga bahwa perencanaan formasi tulangan memungkinkan
untuk diterapkan. hasilnya adalah seperti dibawah ini:

7 2,8 mm

49,8 mm

N600+
Gambar 5.18 desain tulangan kolom dengan diagram interaksi.

Pada struktur kolom yang rasio tulangannya diperoleh dari


diagram interaksi, telah memenuhi syarat kekuatan dengan skema
perhitungan Untuk meyakinkan, perencana bisa menggunakan
bantuan software atat: spColumn. Cara penggunaan software akan
dijelaskan pada soal selanjutn),a.

r57
soAL (3)
Sebuah kolom pendek menerima beban aksial dan momen pada sumbu-x.
Kolom tergolong kolom pendek yang kelangsingannya diabaikan. Adapun
properties penampang adalah sebagai berikut:
Properties material:.
b - 600mm
h =700mm
f; = 28 MPa (a ksi)
fy = 42oMPa (60 ksi)
D :22 mm (Tulanganlongitudinal)
A. : 1.2 mm (Tulangantransversal/geser)
rs .- 40 rnin (Tebal selimut beton) P
Beban rencarta:
Rebrtt rnati (D) 1P,, = 25 tott & M,,,. = 20 tm
Bcbarr hidup (L) | Pr, = 38 ton & Mu, = 40 tm
Rerrcanakan penulangan pada kolom dengan software spColunm.

SlepJ. Hitung beban ultimate.


. Beban ultimate kolom
Pu = I,zD + r,6L = 1,2(25) + 1,6(38) = 90,8 ton = 908 kN
Mu, = L,2D + 1,6L = 1',2(20) + 1,6(40) = 88 tm = 880 kNm

$!d. Setting generol information


Setelah membuka program spColumn, hal pertama kali yang harus
dilakukan adalah rnelakukan selting general infornration dengan cara pilih
rnenu Input >>> General infornntion. Lakukan setting pada toolbox yartg
rnuncul seperti yang terlihat pada Garnbar 5. 19.

SJt fi.,Set I in g m at e r i u I propert i e.s.


l.angkah selanjutnya adalah selting ntaterial properties dengan cara pililr
nrernr Input >>> Moteriol properties. Lakukan settirtg pada toolbox yallg
muncul sepefti yang terlihat pada Gambar 5.20 sesuai data rnaterial yang
digunakan.

158
Considq tlenderness? i* Ye. ii No

5.19 Setting pzrda general inJbrnution.

5.20 ,\etting ;tada muterial properties.

Jltfu.Setting
Langkah adalah settirtg scclic,n (penampang) dengan cara pilih
tnenulnput>>> ion.Padatahap ini, pilih bentuk dan ukuran sesuaiderlgan
yang dibutuhkan. kasus ini bentuk penampang adalah rectangular
dengan dimensi = 600mm dan h = 7o0mm. Dalam hal ini
perlu
diperhatikan sisi x y agar sesuai dengan soal yang ditinjau.

159
S t@.S e t t in g re inforc e ment
Langkah selanjutnya adalah setting reinforcemenr (tulangan) dengan cara
pilih menu Input >>> Reinforcement. pada tahap ini, pilih formasi tulangan
yang sesuai dengan yang dibutuhkan. Dalam kasus tipe tulangan yang
dipilih
adafah sides differczl sesuai dengan rencar]a penulangan kolom. Dapat
dilihat
pada Garnbar 5.21.

5ide: Different

Top Bottom Lelt


**- Bight
No of bars: 16** lG it** h --
Ba,size: lilr-: Ft: F-3lsrl
.*
Ctear cover:
l4o Fo.- lio l*oo.-' ,,

TlK-l cancer I

Gambar 5.21 Seaing formasi tulangan kolom.

Salah satu keunggulan dari penggunaan ,software adarah


engineer bisa
rrrclakukan 'trial and crror" dalanr rnenentnkan jumrah
turangan yane
clibutuhkan dalarn waktu yang singkat. Daram kasus
iri. turangan rrenrans
didesai'sarna derrgan soar Har ini dirakukan sebagai penrbancring antara
'o.2.
cara rlirrgrom lr-A4 tlan .sctflv,ctre.
'l-ulangan
yang terlihat masih rnenggunakan notasi SI. Llntuk
rnelilrat
konversi tulangan tersebut bisa memilih menu Option >>>
Reinforcenretlt
seperti yang terlihat pada Gambar 5.22 Dapat dilihat
bahwa notasi #7 sama
dengan tulangan diameter 22mm (terdapat sedikit
perbedaan pada angka
dibelakang korna).

SlgN. Setting load


Langkah selanjutnya adarah memasukkan nirai
beban yang dipikur oreh
ktrlonl sesuai nilai pada slep-1. Pada kasus ini, bebarr
relatifsederhana karena
hanya rlelibatkan satu macam beban, yaitu satu
aksial tekan dan satu ,lolrlc'
lentur pada arah-X. Adapun caranya adalah Input >>>
Loads >>> Factored.
scperti pada Gambar 5.23.

1.60
-
iC;s;-- -:l '
hsrrl&-r- I
l-l
:|:

or I c-'a I

Data informasi terkait ukuran tulansan.

Load X.Mornenr y Mo-nenr

Fos-- irso -
{kNl {kNmi (kNm)

J ;; I Moairy I naae I

F.-F -* vr-rl/'-

oK I c-"a I

Gambar 5 Proses memasukkan beban pada spColumn.

,9tao-7. Lxecute
l-angkah adalah nrenentukan hasil dari.lp('olrznn yailu dengan
cara Solve >>> Hasil dari proses rersebut dapat dilihat pada Gambar
5.24.

I61.
&,ist&l*isir.sg j

lo0oo -

(Pmh) -1000 : (Pmn)

Gambar 5.25 Grafil diagram interaksi P-M.

1.62
l)ari Gartrbar 5.24. ada beberapa poin vang perlu diperhatikarr, antara lairr:
a. 'l'erjadi sedikit perbedaan pada rasio tulangan kolom. Rasio tulangan yang
diperoleh dengan menggunakan spColumn adalah 2,4%o sedangkan pada
perhitungan dengpn diagram interaksi adalah 2,2Yo.Meskipun jumlah yang
dimasukkan sami dengan contoh soal no.2,tapi hasil rasio sedikit berbeda.
Hal ini merupak{n sesuatu hal yang wajar, mengingat proses penentuan
rasio tulangan pada contoh soql no.2 menggunakan handcalculotion
sehingga banyak yang disederhanakan. Selain itu, adanya sedikit perbedaan
nilai desimal dibolakang koma yang terletak pada tulangan yang terdapat
pada spColumn. Dengan kata lain, perbedaan yang terjadi pada rasio
tulangan tidak adp masalah.
b. Posisi beban yang di input-kan berada dalam grafik P-M, seperri yang
terlihat pada Garnbar 5.25. Hal ini menandakan bahwa beban yang dipikul
masih dalam batas kemampuan kolom. Dengan kata lain, rasio tulangan
memenuhi syarat kekuatan yang dibutuhkan.

soAL (4)
Sebuah struktur kolo;n bergoyang (sway) dengan tinggi 4.000 mm, dikekang
oleh balok pada ujung atas dan ujung bawahnya. Kolom tersebut terletak pada
lantai 3 dari sebuah sfruktur gedung. Gedung tersebut direncanakan mampu
memikul beban gempa. Rencanakan penulangan kolom tersebut agar mampu
rnemikul beban rencana. Adapun detail oroperties kolom adalah sebagai
berikut:

L_ 500 mm
h: 500 mm
Jc 28 MPa ( ksl)
Jj' 420M Pa (60 ksl)
'22 ntnt ('f ulangan
D longitudinal)
\U5 l'2 ntm (Tulangan trensversal / geser)
40 mm (Tebal selimut beton)

Beban rencana:
Beban rencana dari struktur kolom diperoleh dari analisa struktur 2D dengan
rnenggunakan ETABS. Beban yang dilibatkan adalah beban gravi4.,(gravitasi)
dan beban earthquake (gempa). Karena struktur akan direncanakan menerima
beban lateral berupa gempa, kolom tersebut dipastikan merupakan struktur

1.63
kolom bergoyang (sway). Skema beban yang diterima oleh kolom dari hasil
analisa struktur adalah sebaeai berikut:

1. 1 2t1,7 kN 59t,296 kN
v -^, kN-m
v .-^" kttt-nr
frr,,,,r-, /1'1-7eJe4

sza,sso-Y
1.265,923 kN 1.245,7 kN 591,296qd{
(1,2D+1,6L) (1,2D+L+EQ) (0,9D+EQ)

Gambar 5.26 Skema pembebanan hasil dari analisa struktur ETABS'

PENYELESAIAN:
$tep- 1. Paralneter pendukung.
Parameter yang dihitung adalah parerrl1eter terkait material dan penampattg
properties dari balok dan kolom. serta akan digunakan pada perhitungan
selanjutnya.
r Parameter material
Ec = 4]00t[E = 4'700 x tlze = 24.870 MPa
E, = 200'000 MPa

. Parameter penampang kolorn


1^1 x x 5,208. l}e mma
I =;bh3 = 5OO 5003 =
7
r=E= 5,208. 10e
500 x 500
= 144 mm
J"
1 = 4.000 mm ftinggi kolom dihinrng clori o's ke as)
t;nru,ou
/,. = 4.000 - - )nonrou (tinggi har'sih ktlontl
1,, = 4.000 -laoo -]ooo = 3'400 tnrrt'

1.64
. Parameter balok
t- !61rt - x 300 x 6003 = 5,40.'J,oe mma
l= 6.000 mm bulok dihitung dari as ke as)

. Nilai d'
d'=t.*@s*

. Nilai /
h - (2d') (soo - (z x o:) )
= =o'748 = o'8
--5oo -
J'rea-2. Nilai struktur kolom (k).
Dalam ukan nilai k, akan digunakan alat bantu desain primer yang
dikenal dengan lab Jackson & Moreland Alignment Chart yang terdapat
dalam SNI 2847 l9; Cambar 6.25; Hal-93. Adapun dalam buku ini disaiikan
pada Gambar 5. . Berikut perhitungan detailnya:
. Parameter bagian atas kolom:
r /{l) tEI\ r E/r
\T)u,+ \T),.. j---....-=-_::-:-
= -;;-i:
/L/ t
s'
L\T) (i),,* (T),,
(24.870 x 10'\
\--T -)
(24.870
\---r R1

ru- + 3,238. 1010


1,4
2,238. I + 2,239.70ro =

. Parameter bagian bawah kolom:

x(+) (+) + r+)


l,r'lLt
\7 \-T ) n' \-T)r,o

165
(24.870 x 5,208.10e\ , (24.870 x 5,208. 10e\
*.'a-= \------?looo--/u,lffi)",
*
x5,40.10e\
\-----6:ooo-i * 1ffi,)"n
",
,rr
:-" = 3,238. Loro + 3,238.l.olo
-Z,Z3B. t 01o + 2,238.lQlo - r, r

Hasil dari dua parameter (v,a & v") bernirai sama dikarenakan
dimensi
kolorn dan balok yang merangkai adararr sama. Dengan
memperoreh nirai
v/ & vB. rnaka nilai k = 1,42 dapat dirihat seperti pada Gamba r 5.2i.

t//,t
l/n
roo -.1
- 100
ix5
;oJ -
)n

l0 l0
9-0 g0
8:0 8:0
7,0 7,0
6,0 6,0
5.0
4,0 4,0
3,0 3,0

2,0 2,0

ia

Rangka bergoyang
Gambar 5.27 Nilai k berdasarka n alignntent chart.

SteN Analisa kelangsingan kolorn.


setelah memperoreh rrirai k, selan jutrrya menentukan paramerer
kelangsingan kolorn yang ditinjau. Sebelumnya harus dilakukan
pemeriksaarr
terlebih dahulu apakah kelangsingan kolom diabaikan atau tidak.

1.66
Untuk kolonr pengaruh kclangsingan bisa diabaikan bila
llreme]-Iuhi yang diatur dalatn SNI 2841-2019 lasal 6.2.5;
Persamaan (6.2.5a); l, yaitu:
k.1,,
- <22
r
L,42 x 3.400
1-44
33,5 < 22 (Tid a k me menuhi sy arat)

Sehingga kelangsingan harus diperhitungkan. Pengaruh


kelangsingan akan dengan pengaruh adanya pembesaran pada
momen.

,llep-4. Analisa rnomen (6r).


. Menghitung tp
Parameter X Pr merupakan jumlah selLrruh beban vi::tikal terfaktor yang
bekeda pada yang ditinjau. Umunrnya yang diambil adalah d:rri
kombinasi 1,2D 1,6,1,, karena nilainya terbesar untuk gaya aksial
dibandingkan kombinasi lainnya. Pada kasus ini, nilai I P, diperoleh
dari penjumlahan kolom dalam satu lantai yang ditinjau (lantai-3). Nilai total
yang diperoleh ETABS dari kombinasi beban l,ZD * 1,5L adalah:

P,r = 30'384

. Menghitung (El)"rf.
Parameter (E ; akan digunakan dalam menentukan nilai tekuk krrtis
sebuah kolom. ungan parameter (El)"y1 dengan memilih salah satu
persarnaan di SNI ?-2019; Pasal 6.6.4.4.4; Hal-107. Dalarn kasus ini akan
d igunakan yang lebih scderhana guna ntempermttclah ploses
perhitungan.

(EI)"rr =
T+ B

dimana
Ptt 1.265.923
P
^drrs
- =1i87=r,ot6

t67
Sehingga (EI)"yy:

0'4Ecls x24'870 x 5208'70e


(EI\-,,
v"'tell --1+Fa,', -0'4 = Z,sT.7oL3 N.mmz
1+1,016

. Menghitung nilai I P..


I P. adalah.jurnlah total tc'krrk kritis kolorn dalarrr satu tingkat
Paranreter
yang ditinjau. Untuk nienghitung pararneter I P., tcrlebih dahulu perlu dihitung
nilai tekuk kritis kolom yang ditinjau P.. Adapun persamaan yang bisa
digunakan adalah:

D
tt2(EI).r,
- "'t x 2.57.1.013
3.'1.42
'c - (kl,)z r
(L,42 x 3.400)2 -=10.870.710N=70.871,kN

Dikarenakan dimensi kolom yang digunakan dalam satu tingkat (terdapat 24


kolorn dalarn satu tingkat) sarna besar, maka I P. adalah:

X P. = 24 x t0.871 = 260.904 kN.

. Menghitung nilai 6r.


Parameter d, adalah faktor pembesaran momen. Nilai 6, dihitung dengan
persamaan:

1
05=--
1 L)'u
'- "o->1,0
o75I P.

Dari
perhhitungan sebelumnya, telah diperoleh nilai parameter
pendukung, sehingga nilai 6, adalah

6r=-m, =re=7,184)1,0
P,. ^
1 4'll
' _

0,75L (0,75 x 260.904)

$!96.Analisa tulangan dengan diagram interaksi P-M.


Sebelum menentukan nilai rasio tulangan dengan menggunakan diagrarn
interaksi. terdapat parameter yanr lrarus dihitung guna menlperoleh koordinat
pada diagrarn interaksi.

168
Pembesaran (h &M).

Mt=Mtnr+d'sM1s 0,048 + (1,184 x 2.9I,094) _ 344,703 kNm.

M.,,.=Mzrrr+6sM2s 0,0696 + (1,184 x 3ZB,S50) = 389,073 kNm

Dari clua rrilai rn men tersebut. akan diarnbil nilai yairg terbesar sebagai
nilai nromen ulti, M,r. Sedangkan nilai p,,, dianrbil rrilai aksial terbesar.
akibat beban grav Jadi nilai Pu & Mu adalah

Pu = 7.265,923 kN L.265.923 N
M, = 389,073 kNm 389.073.000 Nmm

. Besaran (e) pada kolom.

g=-:-
Mu 389.0
Pu 1.265. = 307 ntm

. Nilai rasio (p) p _ M.


berdasarkan diagram interaksi
Berikut nilai sumbu-x dan sumbu-y dari diagrarn interaksi
densan
rnenggunakan r yang telah dihitung sebelumnya.

S u rn bu-x:

*,=ffi=% e _ (L.265.923 / 0,65) x 307


@=0,L7
Sumbu-y:

r,=h=w _ 28x(500x500)-v'Ls
_
(7.265.923 / 0,65)
n ?o

Dikarenakan yang dipilih masih menggunakan satuan


SI. nraka
perlu disesuaikan t nifai rnaterial prctperties yalrg digunakan. Sehingga
diagram interaksi sesuai dengan material properties adalah
R4_60.g.
Adapun nilai rasi tulangan kolom yang diperoleh adalah
o=
0,018 atau I,Bo/o. t dilihat pada Gambar 5.2g.

\69
INTERACTION DIAGRAM R4.60.8
| =. a ksi (28 MPtt)

1,8 ./r:60 kv(J20 MI'a)


y:0,8
t,6

1,4

< t,0
l!

'! 0,8
u

0,6

0.4

0,2

0,0
0,00 0,05 0,1 0 0,1 5 0,20 0,75 0,30 0.35 0,40 0,50

Rn=pn e/.1,'Ae h

Garnbar 5.28 Rasio tulangan kolom dengan diagram interaksi.

Penentuan formasi tulangan.


S t ep4.

Setelah ditentukan rasio tulangan, selanjutnya adalah memastikan bahwa


dengan rasio tersebut, tulangan bisa terpasang pada kolom' Hal yang perlu
diperhatikan adalah jarak bersih antar tulangan yang disarankan harus lebih
besar dari yang dis;-aratkan.
. Jumlah total tulangan longitudinal
Ar,ror,rL- pbh = 0,018 x 500 x 500 -- 4.5OOmmz

Seh ingga -itrrn lah tLrlangan longitrrclirtal r itrtt digttttakatt aclalah

n=
A- ^,^t= 7--=
,
#I^rLqt2
4.5 00
11,8 = 1Z tulangan
4ftD' 4ftzL
Tulangan tersebut akan disebar pada empat sisi kolom dengan perencanaan 4
tulangan pada tiap sisi kolom. Untuk itu perlu dipastikan bahwa jarak bersih
antar tulangan memenuhi syarat SNI 2847-2019; Pasal 25.2.3; Hal-560. Pada

170
lrasal tersebut cliatrrr spasi bersilr antar tulangan harus tidak kuranc dari
rt ilai terbesar dari:
s ) 40mm
atau
s ) 1,5d1 = 1,5 X = 33mm
atau

t (:) dassresat = x ao mm = 4o mm.


= "1)
Jadi syarat jarak h adalah s > 40 mm. Adapun rumus menghitung jarak
bersih adalah:

b-(2xf,)-( x @') - (nx D)

Jarak untuk -1

s=
b-(2xf,)- x0,)-(nxD)
(n 1)
500- (2x40) (2x12)-(4x2'z)
-1) = 102,67 mm ) 40 mm

Sehingga disim bahwa perencanaan formasj trrlangan memungkirrkan


tuntuk hasilnl,a adi
102,67 mm

40 mm

02,67 mnt

Gambar 5.29
lr=_+
tulangan kolom (500/500) dengan diagram
interaksi.

Pada umumnya, truktur kolorn yang rasio tulangannya diperoleh


dari
diagram interaksi. h pasti telah memenuhi syarat kekuatan. Bila
tidak.
nraka titik pertemuan akan berada diluar grafik yang
tersedia pada diagram
interaksi yang di can. Jadi bila menggunakan metode
diagram interaksi,
tidak diwajibkan men ggu n ak an s oftw are untuk memeriksa kekuatan.

17L
soAL (s)
Sebuah struktur kolom tak bergoyang (non-sway) dengan tinggi 6.000 mm,
dikekang oleh balok pada ujung atas dan ujung bawahnya. Kolom tersebut
terletak pada lantai 3 dari sebuah struktur gedung. Gedung tersebut
direncanakan mampu memikul beban gempa yang terjadi. Rencanakan
penulangan kolorn tersebut agarmampu mernikul beban rettcana. Adapun detail
properties kolom adalah sebagai berikut:
P rope rt e s penampang dan material:
i

b - 450mm
lL = 450mm
f; :27 NIPa (3 ksi)
:420MPa (60 ksl)
h
D = 1.9 mm (Tulangan longitudtnal)
As
: 10 mm (Tulangan tronsversal I geser)
ts : 40 mm (Tebal selimut beton)

Beban rencana:
Beban rencana dari struktur kolom diperoleh dari analisa struktur 2D dengan
rnenggunakan ETABS. Karena tergolong struktur tak bergoyang, maka struktttr
direncanakan hanya memikul beban gravlf Skema beban yang diterima olelt
kolom dari hasil analisa struktur adalah sebagai berikut:
1.265,923 kN

1.265,923 kN
(1,2D+1,6L)

Garnbar 5.30 Skenta perlttrcbattarl strutktur tak belgoyang.

L7?
."$,",

I'ENYELf,SAIAN:
Sleo-1. Parameter
Parameter yang adalah parameter terkait material dan penampang
properties dari dan kolorn dan akan digunakan pada perhitungan
selanjutnya.
. Parameter
Ec = 4.7o0\[E = 700 x,,E1 = 2L.538 MPa
Es = 200.000 MP

. Parameter kolorr
1-1.
I=
-bhs =6x x 4503 = 3,417.loe mma

.10e
450
t;;
+JU
= 130 rntn

I = 6.000 mm kolorn dihitmg dari as ke as)


l" = 6.000-i - )nooror
(inggi bersih kolom)
l, = 6.000-i - jooo = s.4somm.

. Parameter balok
1^I' _i
r=ibhs 300 x 6003 = 5,40.70e mma
I = 6.000 mm buk* dihirung dari as ke as)

1-1
l= 250 x 5003 = 2,604
t.bhs = lz 7Oe mma
I = 6.000 mm balok dihitung dari as ke as)

. Nilai d' kolom

d'=t.-l@.-l=
1 rl \
z
= 40+ l0+ l--x
\a t9),t = 59,5mn
. Nilai / KOl|)nl
(h - (2d')) (+so-(zxs9.s)')
=-i- .- 0'736 =
o----i--iz =
Y O'7
45

1.73
Slqil. Nilai kekakuan struktur kolom (k).
Dalam menentukan nilai k, akan digunakan alat bantu desain primer yang
dikenal dengan istilah Jackson & Moreland Alignment Chart yarrg.terdapat
dalanr SNI 2847-20 I 9; Gambar 6.25; Hal-93. Adapun dalam buku ini fi isa.iikan
pada Gambar 5.1 I . Berikut perhitungan detailnya:

. Parameter pada bagian atas kolom:

r (?).,,,,, _ (+)u- * (+)*,


,r, _
'a--;tril--/r'].
x (?)u.,,u (?)", '7E.-\-
* lT)
",
(2r.538x',3,41,7.1,0e\,* /21.538 x 3,417.10e\
,,r _ \----6.00T-/un \------G.-ooT--/u..
-rt -
\----To o-/ - \--Z- o-0T-/
", ",
1,227.1010 + 7,227 . 1010
vA- 0,935. 1010 + 0,935.1010 = 1,3

. Parameter pada bagian bawah kolom:

_
r (-?)-^,^_
\LlKolom
(+)-, * (+)-,
lrr
I B- -+
r (+) (+)", * (+)"-
"","u-
/21.538 x 3,417.10e\ . 121,.538 x 3,417. L0e\
\-----a.oo o--/ -
u, \----6:0r'0 u,
U
-n - tzt.sza x 5,40.10e\* /27.538 x 5,40.10e\
-7
\----noo-/ ", \---ETor--7 "o

L.227. 10r" + 1,227. 10to


Ya=19ffi=o'6

Dengan memperoleh nilai \Pa & Vu, maka nilai k = 0,75 dapat dilihlt seperti
pada Gambar 5.31.

L74
l/,e k
5o.o +
10,0 €
so i
:':
,., I
i
2,0 4

1.0 1.0
0.9 0,9
0,9 0,8
0,7 0,7
0,6 0,6
0,5 o<
0,4 0,4
0,3 0,3

0.2

Rangka tidak bergoyang

Gambar 5.31 ilai t berdasarkan alignment chart untuk soal No.5.

8!ep-3. Analisa ke
Setelah mem nilai k. selanjutnya menentukan parameter
kelangsingan kolom ditinjau. Sebelumnya harus dilakukan pemeriksaan
terlebih dahulu kelangsingan kolom diabaikan atau tidak.
Untuk kolorn pengaruh kelangsingan bisa diabaikan bila
nremenulri persy yang diatur dalarn SNI 2847-2019: pasal 6.2.5:
lrcrsarnaan (6.2.5b & ); Hal-9l. yaitu:

+=34+n(h
x 5.450
0,75
130 -(-#)
31,4 < 23,4 (Tidak memenuhi syarat)

clan

k. L,
" <40
r
31,4 < 40 (Memenuhi syarat)

175
Dari dua syarat tersebut, salah satu tidak rnemenuhi persyaratan. Sehingga
dianggap syarat untuk mengabaikan kelangsingan tidak memenuhi. Dengan
kata lain, kelangsingan kolom harus diperhitungl<an. Nitai (#) bernilai minus
karena kolom mengalami kelengkungan tunggal akibat momen ujung yang
bekeria pada kolom. Pengaruh kelangsingan akan dinyatakan dengarr pengarulr
adanya pembesaran pada momen.

Slqil. Analisa faktor pembesaran momen.


. Nilai (EI)"rf .

Berdasarkan SNI 2847-2019; Pasal 6.6.4.4.4; Hal-107, nilaiBan, bisa diambil


sebesar 0,6, sehingga

0,4E,lo 0,4 x x 3,41.7.I}e


2'J..538
(EI)rrr=#
' '"" I*Fant 1+0,6

. Nilai tekuk kritis dari penampang kolom (pr).

D-
Tr2(EI)"rr
'-" 3,742 x 1,84.1013
rc- (k|,,)z (0,75x5.450)2 = -r 10.858.293,8N = 10.858 /rN

. Faktor pembesaran (d)

1
v
---=
,-w
t t71
Lrv

1
5= =1,184
'-075tlmm
-76gg7t
d>1,0 (Memenuhi syarat)

Jadinilai 6 = 7,184.

176
SlkJ; Analisa pernbesaran rnonrerr (11.).
M, = 6Mz
flerdasarkan SNI 2847-2019: Pasal 6.6.4.5.4, Hal-109. diseburkan bahrva nilai
Mz ) Mz,^irr. Adapun nilai
Mz,^in = Pr(15 + 0,03h)
Mz,^in - 1..265.923 N x (tS + (0.03 x 450))
Mz,^in = 36.078.806 Nmm = 36,07 B kNm

Mz2 Mz,^rn
328 kNm > 36,O78 kNm (Memenuhi syaraq

Sehingga
Mr= 6M2=I,184x328 = 388,35 kNm= 388.350.000Nmm.

tlgfu,Analisa tulangan dengan diagram interaksi p-M.


Sebelurn menentukan nilai rasio tulangan ciengan menggunakan diagrarn
irtlelaksi. terclapat paranrctcr yang harus clihitung guna nlclnperoleh koordinat
lrrrrlaiagrarl interaksi. Jadi nilai pu & Mu adalah
cf

l',, = 1.265,923 kN = 1,.265.923 N


Mr, = 388,35 kNm = 388.350.000 Nmm

c Besaran eksentrisitas (e) pada kolom.

Mu 388.350.000
c=-=-------=svjmm
Pu 1.265.923

. Nilai rasio tulangan (p) berdasarkan diagram interaksi p M.


-
Berikut nilai koordinat sumbu-x dan sumbu-y dari diagram interaksi dengan
nrenggunakan parameter yang telah dihitung sebelumnya.

Sumbu-x:

^" =--P,,e (P"/Q)e (I.265.923/0,65) x 307


.. v,Jr
f,tAnh fiAsh 21 x (450 x 4S0) x 450 -
SLrurbu-y:
Pn e"/Q) G.265.923/0,65)
-''L
n- =-=-
fiAs fJAs 21 x (450 x 450.1

L77
Dikarenakan diagram yang dipilih masih menggunakan satuan SI, maka
perlu disesuaikan dengan nilai material properties yang digunakan. Sehingga
diagram interaksi yang sesuai dengan material properties adalah R3-60.7.
Adapun nilai rasio tulangan kolom yang diperoleh adalah p -
0, 048 atau 4,80/o, dapat dilihat pada Gambar 5.32.
INTERACTION DIAGRAM R4-60. 8
./, -3 kst Ql n4l'a)
lr,.-6t) k.rtG20 MI'o1
/ '- o,:

!C

0,00 0,05 0.r0 0,15 0,20 0,25 0,30 0,35 0,40 0,45 0,50

R" =P', e/.1.1 As h

Ganrbar 5.32 Rasio tulangan kolont dengan diagrarl interaksi


untuk soal No.5.

$!gf. Penentuan forrnasi tu langan.


Setelah ditentukan rasio tulangan, selanjutnya adalah nrernastikan baltlva
dengan rasio tersebut, tulangan bisa terpasang pada kolom. Hal yang perlu
diperhatikan adalah jarak bersih antar tulangan yang disarankan harus lebih
besar dari yang disyaratkan.

. .lumlahtotaltulanganlongitudinal
As,totat - pbh = 0,048 x 450 x 450 = 9.720 mmz

178
Sehingga jurnlah tul longitudinal yarrg digunakan adalah

As,totar 9.
l.l=+=
1 = 34,3 = 36 tulangan
inD' 1",
Tulangan akan disebar pada empat sisi kolom dengan
perencanaan 9 tu pada tiap sisi kolom. Untuk itu perlu dipastikan bahwa
jarak bersih antar tu memenuhi syarai SNI 2847-201 9; Pasal 25.2.3;Hal-
560. Pada pasal diatur bahwa spasi bersih antar tulangan harus tidak
kurang dari nilai dari:
s>40mm
atau
.s > 1,5d6 = 1,5 X 9 = 28,5 mm
iltlltl

r (i) dassresat (i) x ao mm = 4o mm.


=
Jadi syarat jarak adalah s > 40 mm. Adapun rumus menghitung jarak
bersih adalah:

b-(2xtr)- zx6,)-(nxD)
-1)
.larak untuk 9

s:
b-(2xt")- x@')-(nxD)
=
-1)
450-(2x -(2x10)-(ex1e) 22,4 mm < 40 mm
=
-1)
Dari hasil jarak bersih tulangan, dapat dilihat bahwa syarar
tulangan terpasang rneurenuhi s.r,arat jarak minimum. Hal ini menandakarr
balrrva dari segi kekuatan. penampang kolorn rnemenuhi syarat
(QMn> Mu). un dari segi aplikasi pemasangan dilapangan, ukurar.,r
pcnampang tidak i syarat karenajarak tulangan terlalu rapat.
Halyang bisa lakukan adalah memperbesar ukuran dimensi penampallg
atau meningkatkan material, sehingga rasio tulangan bisa menjadi lebih
kecil danjalak bisa lebih besar.

1.79
soAL (6)
Sebuah kolom dari struktur rangka pemikul momen, dirancang
untuk memikul
beban giavitasi dan beban gempa. Analisa struktur 3D dilakukan dengan
menggunakan program bantu ETABS untuk memperoleh beban ultimate
terfaktor. Rencanakan tulangan kolom tersebut dengan menggunakan prograln
spColumn. Adapun detail beban dan properties kolom adalah sebasai berikut:
P r o p e r t i e s penampang dan material
:

b - 600mm
h - 600mm
f; :30 MPa
fy = 420MPa
D :22 mm (Tulanganlongitudinal)
A, : 12 mm (Tulangan tr-ansversal/ geser)
ts : 40 mm (Tebal seltmut beton)

llctran rcncana:
Beban rencana dari struktur kolom diperoleh dari analisa struktur 3D dengan
menggunakan ETABS, sehingga momen yang bekerja pada kolom terjadipada
dua sumbu yaitu Mu, g Mut,. Adapurr skema beban yang diterima oleh kolom
dari hasil analisa stnrktur adalah sebasai berikut:

Tabel 5.l. Skema perlbebanan terfaktor pada kolorn KJ.

No. Kombinasi
Pu Vu Mu, Mu,
kN kN kN-m kN-m
I I,4D+I,4SIDL 1008 5 4 0
2 I,2D+I,2SIDL+ I ,6L 1266 9 1 0
J 1,3 8D+ 1,3 SSIDL+ l,3Rs-X(+;+1 1246 456 I 15 329
4 1,3 8D+ 1,3 8SIDL+ l,3Rs-X(-)+L 1246 438 I 15 316
5 1,3 8D+ 1,3 8SIDL+ l,3Rs-Y(+)+L 1241 398 299 100
6 I
"38D+
1,3 8SIDL+l,3Rs-Y(-)+L 1247 490 368 100
7 0,1 2D+ 0,72SIDL+ l,3Rs-X(+; 519 438 ll1 316
8 0,'7 2D+ 0,72SIDL+ l,3Rs-X(-) 519 438 llt 316
9 0,72D+ 0,72SIDL+ 1,3 Rs-Y1+; 52t 393 295 r00
l0 0,7 2D+ 0.72SIDL+ l,3Rs-Y(-) s2t 485 364 100

180
Step-1. Setting inJbrmalion
Setelah program spC'olumn, hal pertama kali yang harus
dilakukan adalah setting general information dengan cara pilih
menu Input >>> information. Lakukan setting pada toolbox yang
nruncul seperti yang ihat pada Gambar 5.33.

Garnbar 5.33 ing pada generul information pada spColumn.

. Dcsign ('odc
l'}ada bagianini, dipilih ACI 3 I 8- l4 karc'a rujuka' dari SNI 2g4] -
2019. Pada dasarnya, hal yang menjadi perhatian'rerupakan
adalah setting nilai reduksi
faktor yang akan digunakan. Jadi meskipun dipilih ACI versi
lama, dan settittg
faktor reduksi kekuatan sesuai dengan sNI 2g47-2019, hal tersebur
bisa
diterima.

c Unit
Pada bagian unit, dipilih satua' merric untuk mempermudarr
proses inpur
parameter pada .sp C o I u mn.

. Run Option.
Pada bagian ini, dipilih Investigation unruk menentukan tulangan kolorn
derrgan metode "rrictl and error". Dengan kata lain, akan dicoba saTu_per_satrl

181
jumlah tertentu dari tulangan, hingga menemukan jumlah tulangan yang
memenuhi syarat kekuatan kolom.

c Run Axis.
Pada bagian ini, dipilih biaksial, karena kolom memikul dua momen ultimate
pada sumbLr -x (Mu) dan sumbu-v (M").

. Consider slenderness
Pada bagian ini dipilih No, karena hasil yang diperoleh dari analisa struktur 3D
ETABS sudah memperhitungkan pengaruh kekakuan dan kelangsingan kolom.
Sehingga dalam proses penggunaan spColumn, cukup melakukan inputbebatt
berupa aksial dan momen.

Slet a. ,Se//ing muteriqI properlie,s'


Selanjutnya yang harus dilakukan adalah adalah ntelakukatt .sctlittc
ntaterial properties dengan cara pilih nenu Input >>> Moterial properties'
Lakukan setting pada toolbox yang munclrl seperti yang terlihat pada Gambar
5.34 sesuai dengan mutu materialyang digunakan.

Gambar 5.34 St,tting menentukan molerial properlie,i'untttk soal No.6.

8!rp-3.'\e t t i tt g .s e t: t i ott.
Selanjutnya yang harus dilakukan adalah menentukan ukurarr penamparlg
dengan cara rnenu Input >>> Section >>> (Rectangular/Circular/Irregular).
Dalam kasus ini, penampang yang digunakan berupa rectongular dengan
rukuran 600 mm x 600 rnm.

1.82
J!!I-4. |tietting re (l u langan).
Setelah ukuran di itrpttt, selanjutnya memasukkan besaran
tulangan longitudi pada koforn. Pada tahap inilah proses "trial and eruor,'
dilakukan dengan percobaan sejumlah tulangan yang akan
digunakan pada hingga memenuhi persyaratan kekuatan kolom.
Adapun tahapannya klik menu Inpat>>> Reinforcement>>> (All sides
equal, equal dll..) sesuai dengan kebutuhan. Terkait ukuran tulansan.
bisa dicocokkan bagian Options >>> Reinforcements. pada baeian
tersebut bisa dilihat i ukuran tulangan yang digunakan dengan satuan
ntetric, misalnya #7 = D22 dst.
Parameter rakan bisa tnenggunakan rasio tulangan atau jumlah
tulangan secara Pada kasus ini akan dicoba dengan menggunakan
tufangan 12D22, pada Gambar 5.35

All Sides Eoual

Gambar 5.35 Setting ukuran tulangan pada kolom.

glg$.Input load.
Setelah tulanga4 di input, seranjutnya memasukkan
beban sesuai dengan
yang diperoleh dari analisa struktur yang tertera pada Tabel 5.1. proses
{rasil
input dilakukan denghn cara klik nenu Input >>> Loads >>>
Factored. Dipirih
tipe factored, dikarenakan hasil yang diperoleh dari
analisa struktur ETABS
merupakan hasil dari kombinasi beban terfaktor. Adapun
hasilnya seperti
terlihat pada Gambar 5.36.

183
Factored L@d3

Lood X.Mment
*** Y'Momcit

li*r- 14 io*-
lkNl lkNhl lkNml

f"",i:'.-l *l{oayj oru," i i

i-r.r;*F"-*"v; ilt.*._
7
1246 115
1246 115
1217 a9
1217 368
519 't11
5r9
'|1l.l
5A 29s

oK i cacd I

Gambar 5.36 Setting beban pada kolorn'

Step4. Exectrte.
yang
Setelah dilakukan proses input dari berbagai macam parameter
hasil
dibutuhkan, langkah selanjutnya adalah proses execute untuk memperoleh
akhir. Proses dimulai dengan klik menu solve >>> Execute- Maka
akan

diperoleh hasil sepertiyang terlihat pada Gambar 5'37'

" Rc,sulls
P-M DiagramJull

Gambar 5.37 Hasildari analisa dengan spColumn untk soalNo'6'

. P-M Diagramfull
Menn P-M diagrant ./utl merupakan menu untuk menunjukkan diagrant
irrteraksi dari berbagai kondisi pembebanan yang telah dimasukkan. Melaltri
tliagranr bisa diideutifikasi apakalr kolom marnpu rnentikr.rl beban terfaktor

1.84

,:.F:'..;:.:':''-i..,.:,'.;i;.i*ii':;ij,...--.,.+,'..-.:L;+*.;;.::::@Er#.:,:ffi
yang telah di Indikatornya adalah dengan melihat load point pada
diagram interaksi. loud point tersebut berada didalam diagram, rnaka
beban tersebut dalam kapasitas elemen kolom. Dan sebaliknya, bila /oarl
point berada dilluar maka bcban tersebut telah melampaui kapasitas
kolom dan perlu perencanaan ulang, baik berupa penambahan
tulangan, perubahan atau meningkatkan mutu material.

. Results
Nlenu results rnenrf ulrtuk nrenunjukkan hasil akhir (report) dari
proses spColumn. menu ini bisa difaporkan hasil spColumn secara
lengkap, termasuk apakah kolom kuat memikul beban
terfaktor atau tidak, yang terlihat pada Gambar 5.3 8.
Untuk kolom terscbut kuat atau tidak, parameter yang
digunakan adalah Q.Mn/M,. Selarna nilai Q.Mn/M, > 1,0, itu menandakan
beban yang dipikul dari kombinasi bebau terfaktor masih dalam kapasitas
kolom. Dengan kata lain, hal tersebut rnenunjukkan kolom kuat memikul beban
terfaktor yang telah di input.

re<ror.d toadr end Moment.wirh Corr6pondirg Capa.irie.

rl
V
5.38 Output dari analisa spColumn.

JlgZ Penentuan tulangan.


Setelah rasio tufangan sebesar p = 1,29Vo (12D22mm).
selanjutnya adalah bahiva dengan rasio tersebut, tulangan bisa
terpasang pada Hal yang perlu diperhatikan adalah jarak bersih antar
I u langan yang harLrs lebih besar dari yang disvaratkan.

185
' Jurnlah total tulangan longitudinal
Berdasarkan hasil "trial and et'ror", diperoleh jumlah tulangan pada kolom:

tt = 1.2D22 mm

Dikarenakan dimensi kolom sama sisi, maka tulangan tersebut akan


disebar pada empat sisi kolom secara merata, yaitu 4 tulangan ditiap sisinya.
Untuk itu pcrlu dipastikan bahwa jarak bersih antar tulangan memenuhi syarat
SNI 2847-201 9; Pasal 25.2.3; Hal-560. Pada pasal tersebut diatur bahwa spasi
bersih antar tulangan harus tidak kurang dari nilai terbesar dari:
s > 40rnm
ittilu
s : 1,5db = 1,5 x 22 = 33 mrn
irtau

',Jadi (1) d"nn,"n", =


0 t 3o mm = 4o mm.
syarat jarak bersih adalah s 2 4O mm. Adapun rumus menghitung jarak
bersih adalah:

b - (2x t,) - (2 x @,) - (nx D)


(n-1)
Jarak untuk 4 tulangan:
b (2x ts)
- (2 x @s)
- - (n x D)
(N_ IJ
600 - (2 x a0) - (2 x 72) - (4 x22)
(4-1) = 736mm> 40 mm

Dari hasil perhitungan jarak bersih tulangan. dapar dilihat bahwa syarar
tulangan terpasang telah rnemenuhi syarat.jalak rninimunt. l-lal ini rnenandakan
bahwa dari segi analisa kekuatan dan aplikasi dilapangan, jumlah tulangan
tersebut telah memenuhi semua syarat kekuatan dari tulangan longitudinal yang
nantinya berperan dalam memikul beban aksialdan lentur. Adapun hasil desain
tulangan lentur dapat dilihat pada Gambar 5.39.

186
136 mm

Gambar 5.39. Has desain tulangan fongitudinal


kolom d,engan software.

Stez-8. Desain tulan geser kolom.


Pada tahap ini an dilakukan desain tulangan geser berdasarkarr
uava
ueser terf-aktor vang rat pada'l'ab.'l 5.1. Nilai (, yang diambila<Jalah
vanq
terbesar dari l0 i bebarr yang digunakan dalarn analisa struktur,
;ait;
:V,=490kN=4

. Menghitung nilai beton Yc.

u,=o,tt(r+ft
^JEb*d.
7.265.923 \ _
V=0,77x(r+7 11e00t?obt/ x 1'o x v3o x 600 x (0,8 x 600)
% = 335.521 A/

' Syarat penampa[9.


Periksa syarat penampang dalam menerima beban geser. Dalam
hal ini akan diambil l/,., terbesar yaitu

V,<o(4+o,ss. b*d
)
.t.90.000N < 0,75 x 335.521
+ 0,66 x J30x 600x (0,8 x G00))
490.000 /V < l.O3Z. (Menrenuhi syarat)
I Ial ini berarti penampang kolorn sudah rnemenuhi persvaratan.
llila
tidak, maka perlu diperbesar.

. Hitung 7, rencana kategori yang telah ditentukan.


QV"=v"-QV
,, u"-QW 490. - (0,75 x 33S.SZ1 )
0,7 5 = 3r7 .81.2 N

787
. Tentukan jarak tulangan geser (s).
Berdasarkan SNI 2847-2019; Pasal25.1.2; Hal-599, batas rninimum penentttan
jarak antar tulangan geser adalah
4-
s-in > idoss lAsumsikan ukuran maksimal agregat 40 mm)
4-
smin >-x4U.
s-;r, ) 53 mm

Dan jarak maksimal yang diukur dari pusat ke pusat sengkang tidak melebihi
dari niiai terkecil 16d5 (sen gkang) atau 48ti6(Longitudinol) atau dimensi
terkecil komponen struktur.

s,,o, = !6d6 = 76 x 1,2 = 792 mm

atau

s^o, = 48d6 = 48 x 22 = 1.056 mm

atau

.s,,,.,, = b = 600mm

Nilai dari tiga persarnaan tersebut diambil yang terkecil sebagai nilai s,'.or,
yaitu 792 mm. Jadi persyaratan .jarak tulangan geser kolom adalah:

53mmS s<1.9Zmm

Dengan batas tersebut, akan ditentukan jarak tulangan sengkang rencana


sebesars=150mm.

. Hitung nilai /,.


Luasan tulangan geser

V.. s 317,812 x 150


I ----:: = ------ - {l3,8lBrrrrn'.
[,-,.d 240 x (0'8 x 60ur_

188
. Nilaitulangarr aktual.
Pastikan nilai,4, berdasarkan trrlangan geser yang digunakan.
0, = L2mm
1^ 1
A- - -n1 = 113,04mmz
4oD' 4

Jurnlalr kaki dari

'll
Ateoritis 4I
=-=-
Aaktuat 1'

Sehingga luasan tulangan geser pada daerah tumpuan:


Au=4x113,04 2
= 452,16mmz

. Hitung kembali i 7, berdasarkan luas tulanqan aktual


Cjaya tulangan geser ah:

Aufutd 452, 6 x240 x (0,8 x 600)


nr =T= 150 = 347.259 N
-
. Hitung kembali iV,
Vn=V*/r-f3 27 + 347.259 = 682.780 N
S xVn2Vu
0,75 x 682.780 N 490.000 N
512.085 N > 4 ON (Mernenuhi syarat)

Jadi tulangan geser yang digunakan disepanjang kolom aclalah


4An - 750 mm. hasil akhir dari desain kolom K3 dapat dilihat pada
Cambar 5.40.
Dalam contoh ini, tulangan geser sengaja disamakan sepanjang
kolom. Namun bila struktur sudah masuk dalam kategori khusus
(SRPMB, SRPMM. SRPMK), maka umumnya daerah tulangan geser akan
dibagi menjadi dua, yaitu: daerah tumpuan (zona sendi plastis) dan daerah
lapangan. Dengan lain, dua daerah tersebut bisa memiliki perbedaan baik
dari segi jumlah kak sengkang atau jarak antar sengkang.

189
Garntrar 5.40. Hasil desain tulangan longitudinal dan tulangan geser kolom'

190

Anda mungkin juga menyukai