ELET,4EN UKTURKOLOI,4
Tujuan dapat memahanri dan mendesain struktur
kolom
beton bertulang.
Pembahasan :
5.1
5.2 Perilaku murni pada kolom
5.3 Diagram kekuatan elemen kolom
5.4 Kondisi berimbang
5.5 Desain ; Wilayah I, U, III
5.6 Kombinasi tekan dan biaksial momen
5.7 Pengaruh
5.8 Desain kolom
5.9 Prosedur
5.10 Conroh
5.t Pendahuluan
Kolom elemen struktur utama yang memikul
beban kombinasi
aksialtekan momen lentur. pada prakteknya,
menemukan
sangat Jarang
kolom. memikul mumi gaya tekan.
Umumnya kolom
selalu memikul kombinasi aksial tekan dan momen.
Kolom juga
urama yang berperan patrng
penting dalam .:1:..: "lU*_r
Deban lateral (khususnya gempa) pada
gedung. slruktur
Berdasarkan 28.47-2019i pasal 10.6.1.1;
Hat_214, batas minimum
rasio tulangan lah t% dan batas maksimum adatah g%
(untuk kasLrs
umunt).
lliia dirinjau kelangsingannl a, koiorn dikelompokkan
menjadi dua
.jenis, yaitu : I pendek (short reinJbrced
concrete column) d,an kolon
langsing ( reinforced conc rete c o lumn).
1.2L
Perbedaan mendasar dari kolom pendek dan kolom langsing adalah
terletak dari .jenis keruntuhannya. Kolom pendek tergolong dalam
keruntuhan material, sedangkan kolom langsing tergolong dalam
keruntuhan tekuk.
Keruntuhan material adalah suatu kondisi keruntuhan dimana elemen
kolom tersebut hancur dikarenakan beban yang dipikul melebihi kekuatan
dari material penyusunnya. Dengan kata lain, bila beban yang diberikan
lebih kecil dibanding kekuatan materialnya, maka kolom tersebut akan
tetap utuh tanpa kerusakan.
Keruntuhan tekuk adalah suatu bentuk keruntuhan dimana kolom tersebut
hancur dikarenakan penampang kolom tersebut terlalu langsing sehingga
elemen yang menerima beban aksial tekan mengalami tekuk, meskipun
belum mencapai batas kekuatan materialnya. Dengan kata lain.
keruntuhan tipe ini terjadi pada kondisi beban yang dipikuljauh lebih kecil
dari kekuatan material yang digunakan dan keruntuhan yang teriadi
dikarenakan tekuk pada batang.
Bila ditinjau dari tipe penulangannya, kolom dibagi menjadi tiga macam,
yaitrr: kolom dengan sengkang ikat (ied column), kolom tulangan spiral
(spirolly reinforced column), dan kolom komposit (composite column).
Adapun ilustrasinya dapat dilihat pada Gambar 5.1 .
Ties Steel tubing
r---\)
ll'-ll
tr__
-T--lJ
Concrete filled
Spiral
A \ ,,,
V
(a).Tiedcolumn (b).Spirally (c).Compositecolumn (d).Composite
reinforced column (spirat bound column
encasement around $teel encased
structural steel core) concrete core)
LzZ
Selain itu, elemen kolom juga dibedakan menjadi dua, akibat sistem
struktur dan tipe pembebanan, yaitu kolom tak bergoyang dan koloni
bergoyang. Ilustrasinya dapat dilihat pada Gambar 5.2.
Dari Gambar 5,2 dapatdilihat bahwa kolom tak bergoyang itu terjadi pada
struktur yang mengalami beban gravitasi dan formasi bebannya simetris.
sehingga kolom murni menerima aksial tekan tanpa adanya perpindahan
secara lateral.
Sedangkan pada kolom bergoyang, hal ini terjadi dikarenakan adanya
beban gravitasi yang tidak simetris dan bisa juga dikarenakan adanya
beban lateral (gempa atau angin) 1'ang mernbcbani struktur. l)crrsan
adanya t'enomena tersebut rrrenrbuat struktur kolonr nrerrqalarrr i
123
kolom dan menemukan fenomena bahwa adanya transfer beban dari beton ke
tulangan baja selama proses pembebanan.
Pada tahun 1930-an, ACI (American Concrete Institute) melakukan
percobaan besar-besaran dengan menggunakan benda uji sebanyak 564 kolom.
Hal yang menjadi fokus penelitian pada saat itu adalah terkait ukuran kolom,
kualitas beton, jumlah & kualitas tulangan memanjang (ongitudinal
reinforcement), jumlah & kualitas tulangan geser (transversal reinforcement),
laju pembebanan serta pengaruh rangkak-susut beton. Dengan adanya
percobaan yang begitu rrasslve. akhimya pada tahun 1940-an, peraturan
prosedur desain kolorr ditentukan berdasarkan konsep kekuatan batas (ultimate
slrenglh.).
Ketika beton dan tulangan baja bekerjasama dalam kondisi tekan, beban
yang dipikul (pada beton & baja) berubah terus menerus secara beraturan
selama periode pembebanan. Awalnya, tegangan yang rerjadi pada tulangan
(8"/8") kali dari tegangan pada beton (berdasarkan teori elastis). Ketika terjadi
pengaruh rangkak dan susut pada kolom, baja tulangan perlahan-lahan memikul
beban lebih besar dibandingkan kapasitas elastisnya.
Bila membandingkan perilaku kolom yang menggunakan sengkang
persegi (kolom persegi) dan sengkang spiral (kolom bulat), tentu keduanya
memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Hal itu dapat dilihat pada Gambar
5.3 yang berupa hubur,gan antara gaya dan deformasi. Kolom bulat disaat
menerima aksial tekan akan mengalami leleh (yielding) pada kondisi beban
tertentu. Bila beban terr.rs diberikan, maka selimut beton pada kolom bulat akan
terkelupas dan elemen kolom akan rnulai berhenti berdeformasi secara lateral.
llal ini dikarenakan sengkang spiral secara efektif nrengikat inti beton yang
berada ditengah dan mencegah agar kolom tidak runtuh. Bila tulangan
sengkang didesain dengan baik, maka kuat inti beton yang ada ditengah bisa
lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi kolom yang rnasih utuh (sebelum
selimut beton terkelupas). Kondisi seperti ini biasa disebut dengan kuat batas
maksimum (ultimate strength) dari kolom bulat.
Berbeda halnya dengan perilaku kolom persegi yang tidak menunjukkan
kapasitas deformasi yang serupa kolom bulat. Hubungan force-deformation
dari kolom persegi hanya memiliki one peak, seperti yang terlihat pada gambar
5.3. Saat kondisi tersebut terjadi, selimut pada kolom akan mengelupas dan
tulangan longitudinal diantara sengkang akan mulai mengalami tekuk. Dengan
fenomena tersebut, bisa dikatakan bahwa pada kolom persegi tidak terdapat
fcnornena yield (leleh). Titik puncak (one peak) pertama yang terjadi adalah
krfat batas maksimum (ultimote ,\trength) dari kolom perseei.
124
Kolom bulat berdeformasi sebelum
mengalami kegagalan
runtuh secara
tiba-tiba
K9 lp4nagryggrllqn bul at
liglqm
Berdasarkan
ultimate strength darikolom
sehnut beton sudah ldjatas, bulat (disaat
) dapat dinyatakan sebagai berikut:
Or=# (s.2)
125
DC - Diameter inti beton.
= Spasi sengkang spiral
frt = Tegangan leleh dari tulangan spiral.
Bila berbicara tentang komponen kolom dengan tekan murni, maka salah
satu contohnya adalah fenomena yang umumnya terjadi pada kolom pendek
(pedestal) yang menerima beban tekan sentris (concentrically loaded short
column), seperti yang terlihat pada Gambar 5.4. Berdasarkan SNI 2847-2019,
secara umum kuat dari kolom yang dibebani secara sentris Ps, dapat ditulis
berdasarkan SNI 2847-2019; Pasal 22.4.2.2; Hal-481, yaitu:
t
Cz:f ,Ar
Al A
'l' c:=f 'A:
I
Cr0,B5.fl (Ar-A')
Gambar 5.4 Concentricalll' loaded short column.
rq
Po = o,BSfi(An - A,t) + A{fy ?'\
dirnana:
As : Luasan penampang kolorn
Ast = Luasan tulangan longitudinal (memanjang) kolom.
126
Pada i yang terlihat pada Gambar 5.4, luasan penampang
dinyatakan As = bh Ast = (At *.42). Sedangkan faktor 0,85 merupakan
perbandingan antara tekan kolom dengan kuat tekan tes silinder. Sehingga
persamaan (5.3) dituliskan rnenjadi:
-l'abel
Berdasarkan SN 2847:019; :2.+.2.1; llal-4lJ I kuat nornirral vans
digunakan dalarn in tidak boleh nrelebihi 0,8P0.
surnbu Ientur I
l'i'l
-- Mn
'-F /l /' "t l.+ ', .l
tr<ey -4 0,003
Mn, lentur
1.27
Berdasarkan rasio P & M, diagram interaksi tersebut terbagi menjadi dua
kondisi, yaitu: compression dan tension. Pada kondisi compression (tekan),
hampir seluruh/sebagian penampang kolom mencapai regangan maksimum
tekan sebesar e" = 0,003, sebelum tulangan baja mengalami leleh e" -- fr/E,
Sedangkan dalam kondisi tension (tarik), hampir seluruh tulangan kolom
melampai regangan lelehnya (er) dan disaat bersamaan pula, material kolorn
ntencapai regangan tekannya (E. = 0,003). Diantara dua kondisi tersc[ut
terdapat kondisi yann berirnbang antara P dan M 1,ang dikcnal dengan istilah
korrdisi legangan bcrirnbang (balunced struin condition).
Kondisi regangan berimbang juga dikenal dengan istilah compression
control limit (batas kontrol tekan). Hal ini mengandung arti bahwa bila interaksi
P & M berada diatas batas ini, maka kondisi kolom dikategorikan sebagai
compression controlled, seperti yang terlihat pada Gambar 5.5. Pada kondisi
compression controlled ini,faktor reduksi kolom adalah 0,75 untuk kolom bulat
dan 0,65 untuk kolom persegi, seperti yang ditentukan SNI 2847-2019; Pasal
21.2.2:, Gambar R21.2.2b; Hal-472. Sedangkan untuk wilayah yang berada
dibawah compression control limit, terbagi menjadi dua bagian yaitr:. tension
controlled dan transition zone.
Pada kondisi tension controlled, regangan pada lapisan ekstrim tulangan
tarik mencapai sr > 0,005 dan faktor reduksi kekuatan dalam kondisi ini
nrencapai 0,9. Selain itu pada kondisi tension controlled, elemen struktur
nenerima beban hanya berupa momen lentur tanpa adanya gaya aksial tekan
(nrcskipun ada. nanrrrn terbilang sangar kecil sehingga bisa diabaikan).
\e(lllrsliilr p.rtlir trrtttrittort --r)r('. re{illtilr) Iang tcljadi adalalt /u/1, < r', .
0,005 dan faktor reduksi bervariasi linier antara 0,75 - 0,9 untuk kolonr bular
-
dan antara 0,55 0,9 untuk kolom persegi.
Pada Gambar 5.5 dapat dilihat pula bahwa perbandingan antara P /M bisa
dinyatakan dengan istilah eksentrisitas (e). Disaat kolom hanya menerima
beban tekan eksentris, maka kolom akan menerima pengaruh tekan dan
sekaligus momen. Momen tersebut muncul dikarenakan adanya pengaruh
eksentrisitas beban. Oleh karena itu pada diagram interaksi P - M, sumbu
veftikal diagram menyatakan nilai e = 0 dan sumbu horizontal diagram
menyatakan e = oo. Konsep beban eksentris ini sering digunakan sebagai
pendekatan dalam proses analisa dan desain dari struktur beton bertulang untuk
menyatakan gaya aksial tekan dan momen (hanya dengan satu gaya tekan
eksentris).
728
I Eccentricallv
I
Beban aksial dan looded
momen lentur l member
ctc
I
-_M
"-F^ - ----t---
I
)to
potongln A-A
5.6 Kolonr yang dibebani bebarr eksentris.
C6 0,003
d
0,003 . /
d-t_
ooo.a \ |
(s.6)
\600 + fy /
200,000
1.29
Gaya-gaya yang terlibat dalam kondisi ini memiliki persamaan
Pu=Cr+Cs-T (s.7)
---+-+----
Pn:Pu
0,85kr/,
Pada sub-bab sebelumnya dinyatakan bahwa kuat tekan beton pada elemen
kolom saat dibebani aksial tekan murni adalah fufi,yang dimana ks = 0,85
dan kuat beton dinyatakan sebagai 0,BSfi merujuk teori blok tegangan Whitney
130
pada teori balok. yang terdapat pada perhitungan blok tegangan
tersebut tampaknya i pengaruh yang kecil dalam perhitungan kolom
yang berada titik keseirnbangan (balanced poinr/. Sehingga dalam
kondisi regangan ini, nilai k, akan dibulatkan menjadi 1,0.
Sehingga persamaan dapat dinyatakan menjadi:
7 = Arft (s.e)
131
Pn-aksiat tekm
Region I
Gaya tekan aksial maksimum
Po
:
Pn.n'o' 0,8P0 (Kolom persegi)
Pn,ro" = 0.85P0 (Kolom bulat)
P,,,,uo*
0,' Region II
"= C ompr ess io n- c ont r o I I e d
berimbang
051 ,r-Kondisi
/-\Regionltt
er >ty
I
Transition zone
I ev<et <0,005
= 0,Q05
Tension-controlled
rt >0,005
Mo Mu
Mn, Momen lentur
Gambar 5.8 Kategori desain untuk elemen kombinasi tekan dan lentur.
tekan. Aksial tekan yang terjadi berupa Pn(max) yang dimand Pn(max) =
0,80P0 untuk kolotrl persegi dan Pnlmai) = 0,B5Po untuk kolom bulat'
Desain
pacfa wilayah I ini nrellaug diiiinkan oleh ACI (Anterican Concrete lt't'stitut()
namgn tidak disarankan. Karena pada kondisi ini, gaya aksial tekan mendekati
gaya tekan murni (rnomen sangat kecil) dengan kapasitas deformasi yang
(getas)'
renclah. Sehingga dikhawatirkan terjadi keruntuhan tanpa peringatan
Untuk elemen struktur tak bergoyan g (non-sway) yang dimana rasio
't32
sehingga interaksi diagram tidak mengarah pada wilayah I yang murni
aksial tekan.
Semua penanl yang tergolong wilayah I tergolong compression-
controlled, sehi faktor reduksi kekuatan yang digunakan adalah Q = 0,65
untuk kolom dan @ = 0,75 untuk kolom bulat (sengkang spiral).
Q=0,75+o,r
#$=0,, (s.13)
Kolom persegi(
(e.
4=0,65+ , t' - e..,)
'" <09 (s.14)
(o,oos - ery)
Q=0,75+0,1 (s.1s)
133
Kolorn persegi (sengkang persegi) :
(s.17)
W)"'*(ffi)"'=rs
dimana:
Mrr, : Prrey
Mrr, : Pn€,
Mo, : M.,r, dengan aksial Pn disaat M,,, = 0 atau €r -0
Moy : Mny dengan aksial P' disaat Mn, = 0 atau €v -0
134
P" - Mn Inleraction cumes
Failure surface 53
Plane at constant P,
.tl
-f------ , Load
/l
t- contour
l/la
1.
la
1,0
0,8
0.6
Mu. c\
M;u';-
0.'l
135
(w)".(P)" =',, (s.18)
R. T..
A=- (s.1e)
d lrnana:
k = Faktor panjang efektif yang besanrya terijanting pada kekanean_
kekangal rotrsional dan hteral ulung_rr jungnva.
1,, - Panjang kolom yang tak tcrkekang
r = Jari-jari girasi penampang.
t-
l's
(s.2 0)
14
atau
lJo
Dalam proses kofom langsing (slender column), kekuatan kolom
mengalami reduksi akibat l'enomena deformasi orde kedua. Hal ini
rnuncul akibat yang bekerja pada kolom kemudian membuat kolom
rnelendut kearah (lateral) sebesar A. Selanjutnya akibat lendutan ini
lukirrr nren inr bu lkan morncn (lltonleu sckundcr) benrpa pA ranu
akan mentperbesar sebelunrnva dan dernikian seterusnva. Densran
adanya f'enomena perencanaan kolom langsing pcrlu memperhatikan
keruntuhan akibat strukttr (s r ub il i ty failure).
Berdasarkan kelangsingan dan pembesaran momen yang terjadi,
kolom menjadi dua yaitu kolom bergoyang dan kolom tak
bergoyang. Adapun lebih detailnya adalah sebagai berikut:
(a). Kolom (Swoy)
Untuk kolom pengaruh kelangsingan bisa diabaikan bila
nrcmenuhi yang diatur dalam SNI 2847 -2019: pasal 6.2.5:
Persamaan (6.2.5a); l, yaitu:
k.1,,
---: < 22
r (s.21)
M1 = M1, I (s.22)
M2 = M2n" ! (s.23)
dimana:
Ml = Momen terkecil pada elemen struktur tekan
M2 = Momen terbesar pada elemen struktur tekan
Mrn, : Momen terfaktor pada ujung dimana Mlbekerja, akibat beban
yang goyangan samping tidak besar.
M2,r, : Momen terfhktor pada ujung dimana M2bekerja, akibat beban
yang goyangan samping tidak besar.
Mt, = Momen terfaktor pada ujung dimana M, bekerja, akibat beban
yang goyangan samping cukup besor.
Mz, = Momen terfaktor pada Lrjung dimana Mrbekerla. akibat beban
yang goyangan samping cukup besur.
ds = Faktor momen unluk rangka t ergoyang.
1.37
Besaran nilai d, diatur dalam SNI 2847-2019; Pasal 6.6.4.6.2, Hal- | 10, yaitu:
1
d,=-21,0 (s.24)
atau
1
,\ -->1n
UJ_ (s.2s)
SD
a l)'U
I- n 7 q-S-Ei
atau berdasarkan analisa elastis orde kedua. Parameter yang terdapat pada
persamaan (5.24) dan (5.25) sebagai berikut:
- Indeks stabilitas (Q); sesuai SNI 2847-2019: Pasal 6 6.4.4 1: Hal-106.
I Ii,A.,
(s.26)
Vur[,
dimana:
X P, = Beban vertikal total.
Vu, = gaya geser lantai total pada tingkat yang ditinjau
l. : Panjang komponen tekan, diukur dari pusat ke pusatfoinl-
A0 = Simpangan relatif antar tingkat orde pertama pada tingkat yang
ditinjau akibat 7.,,.
- Beban tekuk kritis (P"); sesuai SNI 284'1-2019. Pasal 6.6.4.4.2; Hal-107
n2 (EI\.,,
D (s.27)
'c -- -----:----::.!L
(kI")2
Nilai dari (E/)efl ditentukan berdasarkan SNI 2847-20l9; Pasal 6.6.4.4.4: Hal-
107. Nilai (El)ry; harus dihitung berdasarkan salah satu persamaan herikut ini:
0,4E"1^
(EI)"r =TTn;; (s.28)
(EI)"ff=V+;* (s.2e)
138
(Et)ef f = ---: (s.30)
'' t-t
Besaran p4n. harus diarnbil sebagai rasio beban tetap aksial maksimum
terfaktor yang dengan kombinasi beban yang sama. Dan pada /
persamaan (5.30) dihitung berdasarkan SNI 2847-2019; Tabel
6.6.3.1.1(b): Hal-l
k.1,, (Mi
-=:<34+1 (s.31)
1' \M')
dan
k.1.,-<40
(s.32)
r
Pada 5.31), bernilai M, /M, negatif bila lendutan yang terjadi
pada kolom lendutan tunggal. Dan bernilai positif bila tergolong
lendutan ganda.
Metode mornen untuk kolon tak bergoyang diatur dalanr SN I
d inrana:
M c = Momen order pertama M, yang diperbesar untuk pengaruh
kurvatur struktur.
= Faktor momen untuk mencerminkan pengaruh kurvatur
komponen antara ujung-ujung komponen strul(tur tekan.
139
Ml^in=Pu(15+0,03h) (s.34)
6=_.uC- ) 1,0
1
' - --:1]-
0,75P,
dimana:
Pu = Gaya aksial terfaktor, diambil sebagai positiftrntuk tekan dan negatif
untuk tarik.
Pc = Beban tekuk kritis, sesuai persamaan (5.27).
C, = Faktor yang menghubungkan diagram momen aktual ke diagram
momen seragam ekuivalen
M.,
C'"=0'6-0'4;
t''
(s.36)
2
(j
l6). bcrrrilrri rr/'/[/', ncgatil'biia lcndutatt ]''angtcl-ildi
l'rrdu 1'rctsrttrrtatr
pada kolonr tergolong lctldutan lLrrrggrtl. Dan bernilai positif bila lergoltrtrs
lendutan ganda.
(b). Untuk kolom dengan beban transversal yang bekerja diantara tumpuannya:
(5'37)
Cm = 1,0
Setelah memperoleh nilai momen dari orde kedua, ada syarat yang perlu
dipastikan yaitu berdasarkan SNI 2847-2019; Pasal 6.2 6', Hal-94, yaitu:
7+0
Sedangkan menentukan besaran k, akan digunakan alat bantu
desain primer dikenal dengan istilah Jackson & Moreland Alignment
Chart yang dalam SNI 2847-2019; Gambar 6.25; Hal-93. Adapun
dalam buku ini pada Gambar 5.1 I .
v/ ll/.t
50,0 .
.
50--
r0.0 100
5,0 . - 100
/
Vr = 0,17 |.1.
\ #)tJf;b"a (s.3e)
clinrana:
Nu
T4T
As : Luasa penampang kolom
A : 1,0 (beton normal)
d :0,8h
Namun bila ingin memperoleh nilai I/. yang lebih detail, maka bisa
mengacu SNI 2847-2019; Pasal 22.5.6.1; Tabel 22.5.6.1; Hal-486. Terdapat
dua persamaan yang nilainya diambil nilai terkecil dari dua persamaan berikut:
v, =
f_ fi + tt p*
Vud
(s.40)
l},r'tJ Mu-Nuw fu-o
I)ersarnaan (5.40) ticlak perlu digunakarr l'tila Mrr- ru,,9TQ < O.
V, = 0,297.,1f;b*d ;qrr^,"
l'- (s.41)
"tl -a-
"s
dimana:
Nu : Gaya aksial terfaktor.
V, : Gaya geser terfaktor.
Mu : Momen terfaktor.
pw : Rasio A, terhadap b*d.
Nilai M,, dan Vu diambil secara serentak pada penampang. Dari dua
persamaan tersebut, dianrbil nilai terkecil untuk merepresentasikan gaya geser
1,ang disumbangkan material beton pada elemen kolom.
Terkait kebutrrlran ttrlangan reser pada kolom. perhitungan dan konsep
sirlna sepcl'ti vans ada pada balok. [)cttsart kata lain. kehutrrlran trrlanoan gest-r.
rlitarrclai brla
t,
V,>-:_V
'tn^ (s.42)
Aturan terkait tulangan sengkang pada kolom, baik diameter dan jarak
antar sengkang, diatur dalam sNI 2847-2019. secara umum, tulangan geser
pada balok dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
L42
(a). Sengkang ikat :SNl 2847-20191 Pasal 25.j.2: Hal-599.
(b). Sengkang spiral : SNI 2847-2019; Pasal 25.7.3:Hal-602.
(c). Sengkang : SNI 2847-2019; Pasal 25.7.4: Hal-604.
Formasi um dari tulangan geser kolom yang mengacu pada ACI
detailing manual, dilihat seperti pada Gambar 5.12.
6 Tulangan
8 Tulangan s
VI
4 u1
150 mm s>150 mm
l2 Tulangan
Tulangan
-
.a
143
merupakan jenis kolom yang memperhitungkan angka kelangsingan, Yang
dimana jenis keruntultannya adalah tekuk.
Dalam proses desainnya, kolom pendek atau kolom panjang (sway atau
non-sw ay) dibagi berdasarkan kondisi pembebanannya, yaitu:
a. Kondisi murni aksial tekan (sentris)'
b. Kondisi aksialtekan dengan satu momen lentur M, atau Mr'
c.Kondisi aksialtekan dengan dua rnomen lentur Mx &My (biaksiall.
Dengan kondisi seperti itu, proses perhitungan kolom umumnya dibagi
menjadi dua macam, yang pertama adalah dengan bantuan diagram interaksi
P-
PENYELESAIAN:
pendukung:
Slep- 1. H itun g parameter
. Tinggi efektif kolorn /d).
I inssi ct'ekrif kolt'ttr dapat diasttrltsikitll scbesar:
r.1 = 0,8h = 0,8 x 500 = 400 rtrni
1,44
Perhituugan efektifkolonr berbeda dibandingkan dengan batok.
terkait perilaku
Hal ini
rm yang lebih kompleks, sehingga rumus
tinggi €fektifpada
balok belum sesuai terhadap kolom pada kondisi_kondisi
tertentu.
Sehingga para ahli rurn us asumsi tersebut.
r l,uasan Ar,tutuI
Formasi tuiangan diasumsikan rerletak pada dua sisi dengan
diameter
tulangan l9 mm. luasan totalnya adalah:
1a
,1.
,,|s.totar=nxi
1
n5,661a1 = UX;X
+
x 792 - 2.267,08 mmz
145
o Kesimpulan dari step-2.
Pr,rnaks = 4.7\2,625 kN = 47Lton
Pu = 3.063,206 kN = 306 ton
Pn,desain = 2.451, kN = 245 ton
-F
ao:Bt
"Tffi::
I
Plaslic Cenrroid T,.. l"'
_{-.*, lt"
-J-
o,os-(f:-28\
r30-2Br
fr = o,B5 - (?,/ = o,BS - o,os (-) = 0,836
146
o Gaya tekan dari tekan:
. Kesimpulan dari
Kuat nominal:
Pna= 1.507.050 N ISO,7 ton
Mnr = 409.7 O7 .223 = 4O,971tm
147
Kuat ultimate:
Pub= Q x Pna = 0,65 x L.478.145 - 960.794 N = 96,O8 ton
Mub=QxMnn
Mub = 0,65 x 409.707.223 = 266.309.695 Nmm = 26,631tm
q:Btc
I
P laslit' Centroid
. Tegangan-regangantulangantarik
niili rcsansalt trrlartqart talik adalah:
Patla korrclisi irri.
r,=(/d -, c't)rt,"=|\1400:oo
- 300r
Jx0,003=0,001
Nilai s, ( e". Hal ini menandakan tulangan tidak leleh dan sesuai dengan
asumsi kondisi compression-controlled. Sehingga tegangan pada tulangan
tarik menjadi:
148
Nilai ej > er. tlal tulangan leleh dan ini sesuai dengan asumsi
kondisi Sehingga tegangan pada tulangan tekan
nrenjad i:
1.49
Jadi Mn adalah:
Mn= Mn-", I M4-66* Mn-y
Mn = 90.694.57 4 + 239.060.052 + 43.787.87 4
Mn = 372.942.500 Nmm
Krat ullimate:
Pu = Qx P,, = 0,65 x 2.1,67.999 = 1'.409.199 N = l4O,92ton
lvt . - (hx Mtl
r!/,. . 9,615 x :172.9'12.500 = 242.112.6l'5 Ntnnt - 21'241 tttt
150
.T tulangan tekan
Pada krrndisi ini, regangan tulangan tekan adalah:
. lc-d'\
';=\ . ,l' = 0,0018
Nilai ej < er. Hal tulangan tidak leleh dan ini sesuai dengan
asumsi kondisi Sehingga tegangan pada tulangan tekan
menjadi:
1J -t
Sehingga momen nominal dalam keadaan berimbang adalah
rh r 1500 \
c,\Z- o')= 408074 l' z - se's,J = 77 738'0e7 Nmm
Mn-,, =
M' adalah:
Jadi
Mn= Mn-r"* Mn-a6 I Mn-7
Mn = 77.738.097 + 179.678.763 + 90.694 574
Mn = 348.111.434 Nmm
TJL
. Kesimpulan dari
Kuat nominal:
Pn=0
Mn = L75.620.327 = 17,562 tm
Kuat ultimate:
Pu -0
Mu=QxMn
Mu=0,9x1,7 27 = 158.058.294 Nmm = 15, 8O6 tm
SteU; Gambar
Kuat Nominal
- -
- ..
Kuil ['lltttnutc
,1x19
-
a'/
"r"
o{) -
:'I 1q\ trtnr-
c:: zn
.1 --.t
153
soAL (2)
Sebuah kolom pendek menerima beban aksial dan momen pada sumbu-x.
Kolom tergolong kolom pendek yang kelangsingannya diabaikan. Adapun
properties penampang adalah sebagai berikut:
Properties material:
b =600mm
h =700mm
f; :28 MPa (a ksf)
h = 420MPa (60 ksl)
D :22 mm (Tulangan longitudinal)
A, = 12 mm (Tulangan transversallgeser)
fs = 40 mtn (Tebal selimut beton)
llel)arr rensarlA;
Beban mati (D) : Pr, = 25 ton & Mrr, = 20 tm
Beban hidup (L) : Pu = 38 ton & Mrr, = 40 tm
Rencanakan penulangan pada kolorn dengan diagram interaksi P - M.
PENYELBSAIAN:
Step-1. Hitung parameter pendukung:
. Nilai d' penampang kolom
7t-[t:
d.' = ts+ Os + rn 40 + 1.2* (; >< 22) = 63mm
Slep-3. Parameter
Parameter :
Parameter sumbu-
920
Kn=L= 28 (600 x 700) =
0,119
f;As-
Sctelah diperoleh
diagram interaksi
kolom (p).Di
Volume 3:
penampang yang
2,0
< t.0
\
v'l o.a
155
Dikarenakan diagram yang dipilih masih menggunakan satuan SI, maka
perlu disesuaikan dengan nilai material properties yang digunakan. Sehingga
diagram interaksi yang sesuai dengan material properties adalah R4-60.g
Adapun nilai rasio tulangan kolorn yang diperoleh adalah p=
O,022 atau2,2o/o. dapat dilihat pada Garnbar 5.17
Ar,rotot 9.240
?l = l::- = T- = 24,3 = 26 tulangan
ioD' Vn222
1.56
Jarak untuk 6
b-(2xts)- x@,)-(nx1l)
(n 1
600-(2x40J (2x72)-(6x22)
s= = 72,8mm> 40 mm
- 1)
Jarak untuk 9
b-(2xt)- x@,)-(nxl))
(n 1)
700-(2x40) (2 Y.72) - (9 x 22)
s= = 49,8 mm ) 40 mm
- r)
Sehingga bahwa perencanaan formasi tulangan memungkinkan
untuk diterapkan. hasilnya adalah seperti dibawah ini:
7 2,8 mm
49,8 mm
N600+
Gambar 5.18 desain tulangan kolom dengan diagram interaksi.
r57
soAL (3)
Sebuah kolom pendek menerima beban aksial dan momen pada sumbu-x.
Kolom tergolong kolom pendek yang kelangsingannya diabaikan. Adapun
properties penampang adalah sebagai berikut:
Properties material:.
b - 600mm
h =700mm
f; = 28 MPa (a ksi)
fy = 42oMPa (60 ksi)
D :22 mm (Tulanganlongitudinal)
A. : 1.2 mm (Tulangantransversal/geser)
rs .- 40 rnin (Tebal selimut beton) P
Beban rencarta:
Rebrtt rnati (D) 1P,, = 25 tott & M,,,. = 20 tm
Bcbarr hidup (L) | Pr, = 38 ton & Mu, = 40 tm
Rerrcanakan penulangan pada kolom dengan software spColunm.
158
Considq tlenderness? i* Ye. ii No
Jltfu.Setting
Langkah adalah settirtg scclic,n (penampang) dengan cara pilih
tnenulnput>>> ion.Padatahap ini, pilih bentuk dan ukuran sesuaiderlgan
yang dibutuhkan. kasus ini bentuk penampang adalah rectangular
dengan dimensi = 600mm dan h = 7o0mm. Dalam hal ini
perlu
diperhatikan sisi x y agar sesuai dengan soal yang ditinjau.
159
S t@.S e t t in g re inforc e ment
Langkah selanjutnya adalah setting reinforcemenr (tulangan) dengan cara
pilih menu Input >>> Reinforcement. pada tahap ini, pilih formasi tulangan
yang sesuai dengan yang dibutuhkan. Dalam kasus tipe tulangan yang
dipilih
adafah sides differczl sesuai dengan rencar]a penulangan kolom. Dapat
dilihat
pada Garnbar 5.21.
5ide: Different
TlK-l cancer I
1.60
-
iC;s;-- -:l '
hsrrl&-r- I
l-l
:|:
or I c-'a I
Fos-- irso -
{kNl {kNmi (kNm)
J ;; I Moairy I naae I
F.-F -* vr-rl/'-
oK I c-"a I
,9tao-7. Lxecute
l-angkah adalah nrenentukan hasil dari.lp('olrznn yailu dengan
cara Solve >>> Hasil dari proses rersebut dapat dilihat pada Gambar
5.24.
I61.
&,ist&l*isir.sg j
lo0oo -
1.62
l)ari Gartrbar 5.24. ada beberapa poin vang perlu diperhatikarr, antara lairr:
a. 'l'erjadi sedikit perbedaan pada rasio tulangan kolom. Rasio tulangan yang
diperoleh dengan menggunakan spColumn adalah 2,4%o sedangkan pada
perhitungan dengpn diagram interaksi adalah 2,2Yo.Meskipun jumlah yang
dimasukkan sami dengan contoh soal no.2,tapi hasil rasio sedikit berbeda.
Hal ini merupak{n sesuatu hal yang wajar, mengingat proses penentuan
rasio tulangan pada contoh soql no.2 menggunakan handcalculotion
sehingga banyak yang disederhanakan. Selain itu, adanya sedikit perbedaan
nilai desimal dibolakang koma yang terletak pada tulangan yang terdapat
pada spColumn. Dengan kata lain, perbedaan yang terjadi pada rasio
tulangan tidak adp masalah.
b. Posisi beban yang di input-kan berada dalam grafik P-M, seperri yang
terlihat pada Garnbar 5.25. Hal ini menandakan bahwa beban yang dipikul
masih dalam batas kemampuan kolom. Dengan kata lain, rasio tulangan
memenuhi syarat kekuatan yang dibutuhkan.
soAL (4)
Sebuah struktur kolo;n bergoyang (sway) dengan tinggi 4.000 mm, dikekang
oleh balok pada ujung atas dan ujung bawahnya. Kolom tersebut terletak pada
lantai 3 dari sebuah sfruktur gedung. Gedung tersebut direncanakan mampu
memikul beban gempa. Rencanakan penulangan kolom tersebut agar mampu
rnemikul beban rencana. Adapun detail oroperties kolom adalah sebagai
berikut:
L_ 500 mm
h: 500 mm
Jc 28 MPa ( ksl)
Jj' 420M Pa (60 ksl)
'22 ntnt ('f ulangan
D longitudinal)
\U5 l'2 ntm (Tulangan trensversal / geser)
40 mm (Tebal selimut beton)
Beban rencana:
Beban rencana dari struktur kolom diperoleh dari analisa struktur 2D dengan
rnenggunakan ETABS. Beban yang dilibatkan adalah beban gravi4.,(gravitasi)
dan beban earthquake (gempa). Karena struktur akan direncanakan menerima
beban lateral berupa gempa, kolom tersebut dipastikan merupakan struktur
1.63
kolom bergoyang (sway). Skema beban yang diterima oleh kolom dari hasil
analisa struktur adalah sebaeai berikut:
1. 1 2t1,7 kN 59t,296 kN
v -^, kN-m
v .-^" kttt-nr
frr,,,,r-, /1'1-7eJe4
sza,sso-Y
1.265,923 kN 1.245,7 kN 591,296qd{
(1,2D+1,6L) (1,2D+L+EQ) (0,9D+EQ)
PENYELESAIAN:
$tep- 1. Paralneter pendukung.
Parameter yang dihitung adalah parerrl1eter terkait material dan penampattg
properties dari balok dan kolom. serta akan digunakan pada perhitungan
selanjutnya.
r Parameter material
Ec = 4]00t[E = 4'700 x tlze = 24.870 MPa
E, = 200'000 MPa
1.64
. Parameter balok
t- !61rt - x 300 x 6003 = 5,40.'J,oe mma
l= 6.000 mm bulok dihitung dari as ke as)
. Nilai d'
d'=t.*@s*
. Nilai /
h - (2d') (soo - (z x o:) )
= =o'748 = o'8
--5oo -
J'rea-2. Nilai struktur kolom (k).
Dalam ukan nilai k, akan digunakan alat bantu desain primer yang
dikenal dengan lab Jackson & Moreland Alignment Chart yang terdapat
dalam SNI 2847 l9; Cambar 6.25; Hal-93. Adapun dalam buku ini disaiikan
pada Gambar 5. . Berikut perhitungan detailnya:
. Parameter bagian atas kolom:
r /{l) tEI\ r E/r
\T)u,+ \T),.. j---....-=-_::-:-
= -;;-i:
/L/ t
s'
L\T) (i),,* (T),,
(24.870 x 10'\
\--T -)
(24.870
\---r R1
165
(24.870 x 5,208.10e\ , (24.870 x 5,208. 10e\
*.'a-= \------?looo--/u,lffi)",
*
x5,40.10e\
\-----6:ooo-i * 1ffi,)"n
",
,rr
:-" = 3,238. Loro + 3,238.l.olo
-Z,Z3B. t 01o + 2,238.lQlo - r, r
Hasil dari dua parameter (v,a & v") bernirai sama dikarenakan
dimensi
kolorn dan balok yang merangkai adararr sama. Dengan
memperoreh nirai
v/ & vB. rnaka nilai k = 1,42 dapat dirihat seperti pada Gamba r 5.2i.
t//,t
l/n
roo -.1
- 100
ix5
;oJ -
)n
l0 l0
9-0 g0
8:0 8:0
7,0 7,0
6,0 6,0
5.0
4,0 4,0
3,0 3,0
2,0 2,0
ia
Rangka bergoyang
Gambar 5.27 Nilai k berdasarka n alignntent chart.
1.66
Untuk kolonr pengaruh kclangsingan bisa diabaikan bila
llreme]-Iuhi yang diatur dalatn SNI 2841-2019 lasal 6.2.5;
Persamaan (6.2.5a); l, yaitu:
k.1,,
- <22
r
L,42 x 3.400
1-44
33,5 < 22 (Tid a k me menuhi sy arat)
P,r = 30'384
. Menghitung (El)"rf.
Parameter (E ; akan digunakan dalam menentukan nilai tekuk krrtis
sebuah kolom. ungan parameter (El)"y1 dengan memilih salah satu
persarnaan di SNI ?-2019; Pasal 6.6.4.4.4; Hal-107. Dalarn kasus ini akan
d igunakan yang lebih scderhana guna ntempermttclah ploses
perhitungan.
(EI)"rr =
T+ B
dimana
Ptt 1.265.923
P
^drrs
- =1i87=r,ot6
t67
Sehingga (EI)"yy:
D
tt2(EI).r,
- "'t x 2.57.1.013
3.'1.42
'c - (kl,)z r
(L,42 x 3.400)2 -=10.870.710N=70.871,kN
1
05=--
1 L)'u
'- "o->1,0
o75I P.
Dari
perhhitungan sebelumnya, telah diperoleh nilai parameter
pendukung, sehingga nilai 6, adalah
6r=-m, =re=7,184)1,0
P,. ^
1 4'll
' _
168
Pembesaran (h &M).
Dari clua rrilai rn men tersebut. akan diarnbil nilai yairg terbesar sebagai
nilai nromen ulti, M,r. Sedangkan nilai p,,, dianrbil rrilai aksial terbesar.
akibat beban grav Jadi nilai Pu & Mu adalah
Pu = 7.265,923 kN L.265.923 N
M, = 389,073 kNm 389.073.000 Nmm
g=-:-
Mu 389.0
Pu 1.265. = 307 ntm
S u rn bu-x:
r,=h=w _ 28x(500x500)-v'Ls
_
(7.265.923 / 0,65)
n ?o
\69
INTERACTION DIAGRAM R4.60.8
| =. a ksi (28 MPtt)
1,4
< t,0
l!
'! 0,8
u
0,6
0.4
0,2
0,0
0,00 0,05 0,1 0 0,1 5 0,20 0,75 0,30 0.35 0,40 0,50
Rn=pn e/.1,'Ae h
n=
A- ^,^t= 7--=
,
#I^rLqt2
4.5 00
11,8 = 1Z tulangan
4ftD' 4ftzL
Tulangan tersebut akan disebar pada empat sisi kolom dengan perencanaan 4
tulangan pada tiap sisi kolom. Untuk itu perlu dipastikan bahwa jarak bersih
antar tulangan memenuhi syarat SNI 2847-2019; Pasal 25.2.3; Hal-560. Pada
170
lrasal tersebut cliatrrr spasi bersilr antar tulangan harus tidak kuranc dari
rt ilai terbesar dari:
s ) 40mm
atau
s ) 1,5d1 = 1,5 X = 33mm
atau
Jarak untuk -1
s=
b-(2xf,)- x0,)-(nxD)
(n 1)
500- (2x40) (2x12)-(4x2'z)
-1) = 102,67 mm ) 40 mm
40 mm
02,67 mnt
Gambar 5.29
lr=_+
tulangan kolom (500/500) dengan diagram
interaksi.
17L
soAL (s)
Sebuah struktur kolom tak bergoyang (non-sway) dengan tinggi 6.000 mm,
dikekang oleh balok pada ujung atas dan ujung bawahnya. Kolom tersebut
terletak pada lantai 3 dari sebuah struktur gedung. Gedung tersebut
direncanakan mampu memikul beban gempa yang terjadi. Rencanakan
penulangan kolorn tersebut agarmampu mernikul beban rettcana. Adapun detail
properties kolom adalah sebagai berikut:
P rope rt e s penampang dan material:
i
b - 450mm
lL = 450mm
f; :27 NIPa (3 ksi)
:420MPa (60 ksl)
h
D = 1.9 mm (Tulangan longitudtnal)
As
: 10 mm (Tulangan tronsversal I geser)
ts : 40 mm (Tebal selimut beton)
Beban rencana:
Beban rencana dari struktur kolom diperoleh dari analisa struktur 2D dengan
rnenggunakan ETABS. Karena tergolong struktur tak bergoyang, maka struktttr
direncanakan hanya memikul beban gravlf Skema beban yang diterima olelt
kolom dari hasil analisa struktur adalah sebagai berikut:
1.265,923 kN
1.265,923 kN
(1,2D+1,6L)
L7?
."$,",
I'ENYELf,SAIAN:
Sleo-1. Parameter
Parameter yang adalah parameter terkait material dan penampang
properties dari dan kolorn dan akan digunakan pada perhitungan
selanjutnya.
. Parameter
Ec = 4.7o0\[E = 700 x,,E1 = 2L.538 MPa
Es = 200.000 MP
. Parameter kolorr
1-1.
I=
-bhs =6x x 4503 = 3,417.loe mma
.10e
450
t;;
+JU
= 130 rntn
. Parameter balok
1^I' _i
r=ibhs 300 x 6003 = 5,40.70e mma
I = 6.000 mm buk* dihirung dari as ke as)
1-1
l= 250 x 5003 = 2,604
t.bhs = lz 7Oe mma
I = 6.000 mm balok dihitung dari as ke as)
d'=t.-l@.-l=
1 rl \
z
= 40+ l0+ l--x
\a t9),t = 59,5mn
. Nilai / KOl|)nl
(h - (2d')) (+so-(zxs9.s)')
=-i- .- 0'736 =
o----i--iz =
Y O'7
45
1.73
Slqil. Nilai kekakuan struktur kolom (k).
Dalam menentukan nilai k, akan digunakan alat bantu desain primer yang
dikenal dengan istilah Jackson & Moreland Alignment Chart yarrg.terdapat
dalanr SNI 2847-20 I 9; Gambar 6.25; Hal-93. Adapun dalam buku ini fi isa.iikan
pada Gambar 5.1 I . Berikut perhitungan detailnya:
_
r (-?)-^,^_
\LlKolom
(+)-, * (+)-,
lrr
I B- -+
r (+) (+)", * (+)"-
"","u-
/21.538 x 3,417.10e\ . 121,.538 x 3,417. L0e\
\-----a.oo o--/ -
u, \----6:0r'0 u,
U
-n - tzt.sza x 5,40.10e\* /27.538 x 5,40.10e\
-7
\----noo-/ ", \---ETor--7 "o
Dengan memperoleh nilai \Pa & Vu, maka nilai k = 0,75 dapat dilihlt seperti
pada Gambar 5.31.
L74
l/,e k
5o.o +
10,0 €
so i
:':
,., I
i
2,0 4
1.0 1.0
0.9 0,9
0,9 0,8
0,7 0,7
0,6 0,6
0,5 o<
0,4 0,4
0,3 0,3
0.2
8!ep-3. Analisa ke
Setelah mem nilai k. selanjutnya menentukan parameter
kelangsingan kolom ditinjau. Sebelumnya harus dilakukan pemeriksaan
terlebih dahulu kelangsingan kolom diabaikan atau tidak.
Untuk kolorn pengaruh kelangsingan bisa diabaikan bila
nremenulri persy yang diatur dalarn SNI 2847-2019: pasal 6.2.5:
lrcrsarnaan (6.2.5b & ); Hal-9l. yaitu:
+=34+n(h
x 5.450
0,75
130 -(-#)
31,4 < 23,4 (Tidak memenuhi syarat)
clan
k. L,
" <40
r
31,4 < 40 (Memenuhi syarat)
175
Dari dua syarat tersebut, salah satu tidak rnemenuhi persyaratan. Sehingga
dianggap syarat untuk mengabaikan kelangsingan tidak memenuhi. Dengan
kata lain, kelangsingan kolom harus diperhitungl<an. Nitai (#) bernilai minus
karena kolom mengalami kelengkungan tunggal akibat momen ujung yang
bekeria pada kolom. Pengaruh kelangsingan akan dinyatakan dengarr pengarulr
adanya pembesaran pada momen.
D-
Tr2(EI)"rr
'-" 3,742 x 1,84.1013
rc- (k|,,)z (0,75x5.450)2 = -r 10.858.293,8N = 10.858 /rN
1
v
---=
,-w
t t71
Lrv
1
5= =1,184
'-075tlmm
-76gg7t
d>1,0 (Memenuhi syarat)
Jadinilai 6 = 7,184.
176
SlkJ; Analisa pernbesaran rnonrerr (11.).
M, = 6Mz
flerdasarkan SNI 2847-2019: Pasal 6.6.4.5.4, Hal-109. diseburkan bahrva nilai
Mz ) Mz,^irr. Adapun nilai
Mz,^in = Pr(15 + 0,03h)
Mz,^in - 1..265.923 N x (tS + (0.03 x 450))
Mz,^in = 36.078.806 Nmm = 36,07 B kNm
Mz2 Mz,^rn
328 kNm > 36,O78 kNm (Memenuhi syaraq
Sehingga
Mr= 6M2=I,184x328 = 388,35 kNm= 388.350.000Nmm.
Mu 388.350.000
c=-=-------=svjmm
Pu 1.265.923
Sumbu-x:
L77
Dikarenakan diagram yang dipilih masih menggunakan satuan SI, maka
perlu disesuaikan dengan nilai material properties yang digunakan. Sehingga
diagram interaksi yang sesuai dengan material properties adalah R3-60.7.
Adapun nilai rasio tulangan kolom yang diperoleh adalah p -
0, 048 atau 4,80/o, dapat dilihat pada Gambar 5.32.
INTERACTION DIAGRAM R4-60. 8
./, -3 kst Ql n4l'a)
lr,.-6t) k.rtG20 MI'o1
/ '- o,:
!C
0,00 0,05 0.r0 0,15 0,20 0,25 0,30 0,35 0,40 0,45 0,50
. .lumlahtotaltulanganlongitudinal
As,totat - pbh = 0,048 x 450 x 450 = 9.720 mmz
178
Sehingga jurnlah tul longitudinal yarrg digunakan adalah
As,totar 9.
l.l=+=
1 = 34,3 = 36 tulangan
inD' 1",
Tulangan akan disebar pada empat sisi kolom dengan
perencanaan 9 tu pada tiap sisi kolom. Untuk itu perlu dipastikan bahwa
jarak bersih antar tu memenuhi syarai SNI 2847-201 9; Pasal 25.2.3;Hal-
560. Pada pasal diatur bahwa spasi bersih antar tulangan harus tidak
kurang dari nilai dari:
s>40mm
atau
.s > 1,5d6 = 1,5 X 9 = 28,5 mm
iltlltl
b-(2xtr)- zx6,)-(nxD)
-1)
.larak untuk 9
s:
b-(2xt")- x@')-(nxD)
=
-1)
450-(2x -(2x10)-(ex1e) 22,4 mm < 40 mm
=
-1)
Dari hasil jarak bersih tulangan, dapat dilihat bahwa syarar
tulangan terpasang rneurenuhi s.r,arat jarak minimum. Hal ini menandakarr
balrrva dari segi kekuatan. penampang kolorn rnemenuhi syarat
(QMn> Mu). un dari segi aplikasi pemasangan dilapangan, ukurar.,r
pcnampang tidak i syarat karenajarak tulangan terlalu rapat.
Halyang bisa lakukan adalah memperbesar ukuran dimensi penampallg
atau meningkatkan material, sehingga rasio tulangan bisa menjadi lebih
kecil danjalak bisa lebih besar.
1.79
soAL (6)
Sebuah kolom dari struktur rangka pemikul momen, dirancang
untuk memikul
beban giavitasi dan beban gempa. Analisa struktur 3D dilakukan dengan
menggunakan program bantu ETABS untuk memperoleh beban ultimate
terfaktor. Rencanakan tulangan kolom tersebut dengan menggunakan prograln
spColumn. Adapun detail beban dan properties kolom adalah sebasai berikut:
P r o p e r t i e s penampang dan material
:
b - 600mm
h - 600mm
f; :30 MPa
fy = 420MPa
D :22 mm (Tulanganlongitudinal)
A, : 12 mm (Tulangan tr-ansversal/ geser)
ts : 40 mm (Tebal seltmut beton)
llctran rcncana:
Beban rencana dari struktur kolom diperoleh dari analisa struktur 3D dengan
menggunakan ETABS, sehingga momen yang bekerja pada kolom terjadipada
dua sumbu yaitu Mu, g Mut,. Adapurr skema beban yang diterima oleh kolom
dari hasil analisa stnrktur adalah sebasai berikut:
No. Kombinasi
Pu Vu Mu, Mu,
kN kN kN-m kN-m
I I,4D+I,4SIDL 1008 5 4 0
2 I,2D+I,2SIDL+ I ,6L 1266 9 1 0
J 1,3 8D+ 1,3 SSIDL+ l,3Rs-X(+;+1 1246 456 I 15 329
4 1,3 8D+ 1,3 8SIDL+ l,3Rs-X(-)+L 1246 438 I 15 316
5 1,3 8D+ 1,3 8SIDL+ l,3Rs-Y(+)+L 1241 398 299 100
6 I
"38D+
1,3 8SIDL+l,3Rs-Y(-)+L 1247 490 368 100
7 0,1 2D+ 0,72SIDL+ l,3Rs-X(+; 519 438 ll1 316
8 0,'7 2D+ 0,72SIDL+ l,3Rs-X(-) 519 438 llt 316
9 0,72D+ 0,72SIDL+ 1,3 Rs-Y1+; 52t 393 295 r00
l0 0,7 2D+ 0.72SIDL+ l,3Rs-Y(-) s2t 485 364 100
180
Step-1. Setting inJbrmalion
Setelah program spC'olumn, hal pertama kali yang harus
dilakukan adalah setting general information dengan cara pilih
menu Input >>> information. Lakukan setting pada toolbox yang
nruncul seperti yang ihat pada Gambar 5.33.
. Dcsign ('odc
l'}ada bagianini, dipilih ACI 3 I 8- l4 karc'a rujuka' dari SNI 2g4] -
2019. Pada dasarnya, hal yang menjadi perhatian'rerupakan
adalah setting nilai reduksi
faktor yang akan digunakan. Jadi meskipun dipilih ACI versi
lama, dan settittg
faktor reduksi kekuatan sesuai dengan sNI 2g47-2019, hal tersebur
bisa
diterima.
c Unit
Pada bagian unit, dipilih satua' merric untuk mempermudarr
proses inpur
parameter pada .sp C o I u mn.
. Run Option.
Pada bagian ini, dipilih Investigation unruk menentukan tulangan kolorn
derrgan metode "rrictl and error". Dengan kata lain, akan dicoba saTu_per_satrl
181
jumlah tertentu dari tulangan, hingga menemukan jumlah tulangan yang
memenuhi syarat kekuatan kolom.
c Run Axis.
Pada bagian ini, dipilih biaksial, karena kolom memikul dua momen ultimate
pada sumbLr -x (Mu) dan sumbu-v (M").
. Consider slenderness
Pada bagian ini dipilih No, karena hasil yang diperoleh dari analisa struktur 3D
ETABS sudah memperhitungkan pengaruh kekakuan dan kelangsingan kolom.
Sehingga dalam proses penggunaan spColumn, cukup melakukan inputbebatt
berupa aksial dan momen.
8!rp-3.'\e t t i tt g .s e t: t i ott.
Selanjutnya yang harus dilakukan adalah menentukan ukurarr penamparlg
dengan cara rnenu Input >>> Section >>> (Rectangular/Circular/Irregular).
Dalam kasus ini, penampang yang digunakan berupa rectongular dengan
rukuran 600 mm x 600 rnm.
1.82
J!!I-4. |tietting re (l u langan).
Setelah ukuran di itrpttt, selanjutnya memasukkan besaran
tulangan longitudi pada koforn. Pada tahap inilah proses "trial and eruor,'
dilakukan dengan percobaan sejumlah tulangan yang akan
digunakan pada hingga memenuhi persyaratan kekuatan kolom.
Adapun tahapannya klik menu Inpat>>> Reinforcement>>> (All sides
equal, equal dll..) sesuai dengan kebutuhan. Terkait ukuran tulansan.
bisa dicocokkan bagian Options >>> Reinforcements. pada baeian
tersebut bisa dilihat i ukuran tulangan yang digunakan dengan satuan
ntetric, misalnya #7 = D22 dst.
Parameter rakan bisa tnenggunakan rasio tulangan atau jumlah
tulangan secara Pada kasus ini akan dicoba dengan menggunakan
tufangan 12D22, pada Gambar 5.35
glg$.Input load.
Setelah tulanga4 di input, seranjutnya memasukkan
beban sesuai dengan
yang diperoleh dari analisa struktur yang tertera pada Tabel 5.1. proses
{rasil
input dilakukan denghn cara klik nenu Input >>> Loads >>>
Factored. Dipirih
tipe factored, dikarenakan hasil yang diperoleh dari
analisa struktur ETABS
merupakan hasil dari kombinasi beban terfaktor. Adapun
hasilnya seperti
terlihat pada Gambar 5.36.
183
Factored L@d3
Lood X.Mment
*** Y'Momcit
li*r- 14 io*-
lkNl lkNhl lkNml
i-r.r;*F"-*"v; ilt.*._
7
1246 115
1246 115
1217 a9
1217 368
519 't11
5r9
'|1l.l
5A 29s
oK i cacd I
Step4. Exectrte.
yang
Setelah dilakukan proses input dari berbagai macam parameter
hasil
dibutuhkan, langkah selanjutnya adalah proses execute untuk memperoleh
akhir. Proses dimulai dengan klik menu solve >>> Execute- Maka
akan
" Rc,sulls
P-M DiagramJull
. P-M Diagramfull
Menn P-M diagrant ./utl merupakan menu untuk menunjukkan diagrant
irrteraksi dari berbagai kondisi pembebanan yang telah dimasukkan. Melaltri
tliagranr bisa diideutifikasi apakalr kolom marnpu rnentikr.rl beban terfaktor
1.84
,:.F:'..;:.:':''-i..,.:,'.;i;.i*ii':;ij,...--.,.+,'..-.:L;+*.;;.::::@Er#.:,:ffi
yang telah di Indikatornya adalah dengan melihat load point pada
diagram interaksi. loud point tersebut berada didalam diagram, rnaka
beban tersebut dalam kapasitas elemen kolom. Dan sebaliknya, bila /oarl
point berada dilluar maka bcban tersebut telah melampaui kapasitas
kolom dan perlu perencanaan ulang, baik berupa penambahan
tulangan, perubahan atau meningkatkan mutu material.
. Results
Nlenu results rnenrf ulrtuk nrenunjukkan hasil akhir (report) dari
proses spColumn. menu ini bisa difaporkan hasil spColumn secara
lengkap, termasuk apakah kolom kuat memikul beban
terfaktor atau tidak, yang terlihat pada Gambar 5.3 8.
Untuk kolom terscbut kuat atau tidak, parameter yang
digunakan adalah Q.Mn/M,. Selarna nilai Q.Mn/M, > 1,0, itu menandakan
beban yang dipikul dari kombinasi bebau terfaktor masih dalam kapasitas
kolom. Dengan kata lain, hal tersebut rnenunjukkan kolom kuat memikul beban
terfaktor yang telah di input.
rl
V
5.38 Output dari analisa spColumn.
185
' Jurnlah total tulangan longitudinal
Berdasarkan hasil "trial and et'ror", diperoleh jumlah tulangan pada kolom:
tt = 1.2D22 mm
Dari hasil perhitungan jarak bersih tulangan. dapar dilihat bahwa syarar
tulangan terpasang telah rnemenuhi syarat.jalak rninimunt. l-lal ini rnenandakan
bahwa dari segi analisa kekuatan dan aplikasi dilapangan, jumlah tulangan
tersebut telah memenuhi semua syarat kekuatan dari tulangan longitudinal yang
nantinya berperan dalam memikul beban aksialdan lentur. Adapun hasil desain
tulangan lentur dapat dilihat pada Gambar 5.39.
186
136 mm
u,=o,tt(r+ft
^JEb*d.
7.265.923 \ _
V=0,77x(r+7 11e00t?obt/ x 1'o x v3o x 600 x (0,8 x 600)
% = 335.521 A/
V,<o(4+o,ss. b*d
)
.t.90.000N < 0,75 x 335.521
+ 0,66 x J30x 600x (0,8 x G00))
490.000 /V < l.O3Z. (Menrenuhi syarat)
I Ial ini berarti penampang kolorn sudah rnemenuhi persvaratan.
llila
tidak, maka perlu diperbesar.
787
. Tentukan jarak tulangan geser (s).
Berdasarkan SNI 2847-2019; Pasal25.1.2; Hal-599, batas rninimum penentttan
jarak antar tulangan geser adalah
4-
s-in > idoss lAsumsikan ukuran maksimal agregat 40 mm)
4-
smin >-x4U.
s-;r, ) 53 mm
Dan jarak maksimal yang diukur dari pusat ke pusat sengkang tidak melebihi
dari niiai terkecil 16d5 (sen gkang) atau 48ti6(Longitudinol) atau dimensi
terkecil komponen struktur.
atau
atau
.s,,,.,, = b = 600mm
Nilai dari tiga persarnaan tersebut diambil yang terkecil sebagai nilai s,'.or,
yaitu 792 mm. Jadi persyaratan .jarak tulangan geser kolom adalah:
53mmS s<1.9Zmm
188
. Nilaitulangarr aktual.
Pastikan nilai,4, berdasarkan trrlangan geser yang digunakan.
0, = L2mm
1^ 1
A- - -n1 = 113,04mmz
4oD' 4
'll
Ateoritis 4I
=-=-
Aaktuat 1'
189
Garntrar 5.40. Hasil desain tulangan longitudinal dan tulangan geser kolom'
190