?onda*t
Tujuan : dapat memahami dan mendesain struktur pondasi
setempat dan tlang pancang.
Pembahasan :
9.1 Pendahuluan
9.2Daya tanah
c).3 Macam-nr ponclas i
9.1 Pendahuluan
. Struktur pondasi struktur yang berfungsi menyalurkan beban dari
struktur atas ke tanah sehingga bangunan bisa tetap berdiri dan
stabil.
Secara ullum, yang digunakan dalam struktur gedung dibagi
rnettjadi dua litilrr, ptlrrrlusr rlrrrrukul clirn ponrllrsi clalarrr.
Klasillkasi dapat rrrelalrri pendekatarr pararneter: keclulumun (D)
dan lebtrr pelat i (B), sepelti yang terlihat pada Gambar 9.1. tsila
rasio D/B 14 pondasi tersebut bisa digolongkan sebagai pondasi
dangkal ( foundation) dan bila DIB > 10 maka pondasi dapat
digolongkan pondasi dalanr. Sedangkan bita4 < D /B < 10 rnaka
tergolong
Pondasi (shallow foundation) mengandung arti bahwa
keberadaan tanalt berada nyaris dipermukaan tanah sehingga proses
371.
I
Gambar 9.1 Parameter klasifikasi pondasi'
pembuatan pondasi tidak perlu menggali tanah yang dalam. Contoh dari
pondasi dangkal adalah poldasi la.iur, pondasi setempat' poldasi
gabungan, pondasi rakit, dan pondasi balok sloof.
Pondasi dafarl (cleep Jbtmdalion) ntengandung afti bahwa keberadaan
tanah keras berada sangatjauh dari permukaan tattah, sehingga diperlukan
media tambahan (misal:tiang pancang) untuk mentransfer gaya dari
struktur ponclasi ke lapisan tanalt keras yang berada pada kedalaman
tenentu. Contoh dari pondasi dalarn adalah pondasi tiang pancang dan
pondasi caissons (Bor Pile).
Salah satu parameter penting dalam perencanaan pondasi adalalt
mengetahui daya dukung tanah. Hal ini mengandung arti bahwa,
perencana mengetahui besaran nilai gaya dukung tanah dan juga posisi
lapisan tanah keras tersebut. Dengan demikian, jenis pondasi yang akan
digunakan bisa ditentukan, apakah menggunakan pondasi dangkal atau
pondasi dalam.
Dalam perencanaan pondasi dangkal, proses desain akan difokuskan pada
rnenghitung dirnensi pondasi. tulangan lentur pelat pondasi dan
372
tiang pada pile clp, menghitung daya dukung pada tiap tiang pancang,
pengaruh geserpdns dan penulangan lentur pada pile cap.
Beban rencana yang digunakan dalam desain struktur pondasi adalah
beban tak berfa$tor (tanpa faktor pembebanan), misalkan kombinasi
beban mati dan hidup D * l, bukan 1.,?D + 7,61.
Dalam buku ini, lerhinrngan terkail rlava drrkLrng tanah tidak akan dibahas
secara detail. Depgan knta lain. rrnalisa terkait nrekarrika tanah. dilLlar
ruang lingkup buku in i.
Secara umum, squktur pondasi gedung diatur dalam SNl 2847 -2019.
Pasal l3; Hal-259. Pondasi dangkal diatur dalam Pasal 13.3; Hal-265 dan
pondasi dalam di6ur dalam Pasal 13.4; Hal267 .
373
Adanya perbedaan perilaku dari tiapjenis tanah disaat menerima beban
sehingga pada kasus-kasus tertentu membutuhkan pengujian yang
masif.
c. Frost action (pembekuan) yang memungkinan terjadinya kenaikan
pada permukaan tanah.
Adanya getaran yang menyebabkan terjadinya pemadatan dibawah
tanah, sehingga menghasilkan komposisi lapisan tanah yang tidak
homogen dan bisa menyebabkan penurunan tanah yang tidak merata
saat diberi beban.
Adanya faktor kelalaian manusia dalam pengolahan tanah, misalnya
tumpukan tanah atau batuan disekitar lokasi proyck dan adanya saluran
c;w.sllng dibawah tanah yang menyebabkan terjadi rongga sehingga
rneredLrksi daya dukung tanah.
l. .\clltrrSa t'ak1of b!'r)canl rtlltnr,rrtng bisa teljacli kltyrln sr.jl ..lrrr bi'l
rnelLrblh slruklrrr larrlh r lrg hclircla Llibau'ah pondasi.
9.3 Macam-macampondasi
Berdasarkan SNI 2847-2019; Pasal l3.l.l; Hal-259, jenis pondasi pada
struktur gedung (berdasarkan letak lapisan tanah keras) dibagi menjadi pondasi
dangkal (shallow foundation) dan pondasi dalam (deep foundation). Dua jenis
pondasi tersebut masing-masing rnemiliki macam struktur pondasi tersendiri,
atara lain:
Pondnsi Dangkal (s h nl I ow fo undation) :
a. Pondasi laiur/nrcnerr.r; merupakan jenis pondasi dangkal yang benttrk
dinrensinya nrenrarr jang n)sngikuti struktur atasn_va.
It- Pondusi setc lpott merupakan .jenis pondasi darrgkal yang lokasinya
sesuai posisi kolorn dari struktur bangunan. Umutnnya bentrtk pondasi
ini adalah berbentrrk pe:segi dengar ketebalan nrinimum (t )
150 mm). berdasarkan SNI 2847-2019: Pasal 1i.3.1.2: Hal-265.
c. Pondu.si gohtttgcnl pada dasarnya tnerupakan jenis pondasi setempat.
Nanrun dikalenakan lokasi arlrra kolonr berdekatan dan dimensi pelal
pondasi anatala clLta kolont tcrsebut nyaris beldeliatan. sehingga untLtk
mernberikan etisiensi yang optinal, pondasi seternpat digabung mejadi
satu dan menrbentuk pondasi gabungan.
d. Pondosi rakit (RaIl .foundationl; merupakan jenis pondasi dangkal
yang dimensinya seluas bangunatr. Jenis pondasi ini umumnya
digunakan bilajenis tanah yang digunakan sangat buruk atau memiliki
daya dukung ijir yang relatif kecil. Sehingga, agar gaya (tegangan)
374
)ang ditrans dari struktur atas rncujadi lebilr kecil, lnaka luasan
pondasi di
Ptrndasi dalam (Deep
a. Ponriasi Cai, (Bor pile); merupakan jenis pondasi dalam yang
metode diawali dengan pengeboran tanah sesuai densan
diameter tlang
olameter tiang beton yang dlrencanakan.
direncanakan. Selanjutnya, besi tulangan
turanlan
yang sudah disusun kemudian dimasukkan kedalam lubane
tersebut
dan dilakukan pengecoran ditempat (cast in silz/. Salah satu yang perlu
diperhatikan dsiini adalah menjaga kualitas mutu beton yang langsung
dicor didalam tanah.
b. Pondasi tiang pancang; merupakan jenis pondasi dalam yang
menggunakan beton precast sebagai media tiang yang ditanam.
Jenis
pondasi ini paling banyak digurakan, dikarenakan dari segi kuaritas
beton sangat terjamin (dibuat dipabrik). Dan memungkinkan
untuk
digunakan de'gan kedararrra. 1,arrg rebih dararn. Elernen perduku'g
dari pondasi tiang pa.carg adaralr pirc cap yang befirngsi
mentransf.er
gaya dari kolo4n ke tiang pancang.
Adapun gambaral pondasi dangkar (shailow .foundation) dan pondasi
dalam (deepfoundatiort) yangtelah dijelaskan diatas dapat
dilihat pada Gambar
9.2.
375
I
-l-
--'t__J--*
tt
r-r
I
-L-----l-
ri -t------i-
-ii---i- !
_i______j
l1
--l--
I
-l__-_----r
l1 i------i
it
-i------i- -1------t-
(Cor ditempat)
376
3. Kegagalan diagonal (Punching ,shear). Kegagalan ini biasanya
terjadi pada i ,r,arrg rnerniliki rasio af d yang relatif menengah.
Bila terjadi, maka akan terbentuk retak miring pada sekitar
keliling dari luasan yang dikenai beban terpusat. Berdasarkan banyak
studi yang lah dilakukan, penampang kritis tersebut bisa ditentukan
sebesar d/ dari keliling sisi kolom yang menerima beban aksial
terpusat, i yang terlihat pada Carnbar 9.3(b).
4. Kegagalan . Jenis kegagalan ini terjadi pada penampang pondasi
yang nrernili i rasio a/d relatif sangat besar. Ciri khas dari kegagalan
ini adalalr nrunculnya retak nriring pada penampang pondasi
sebelum lentur penampang pondasi tercapai.
Melihat diatas dapat disimpulkan bahwa dalam desain pondasi
diharapkan tidak keruntuhan geser disaat penampang belum mencapai
kuat lenturnya, i halnya desain pada balok.
d/2 b
377
3. Hubungan antara gaya geser dan momen (l//M) disekitar penampang
kritis.
4. Rasio antara sisi terpajang dan sisi terpendek (p) kolom persegi.
5. Tahanan lateral seperti balok kaku (namun pada pondasi tidak ada
tahanan lateral).
6. Laju pembebanan.
vt -.-..-,
tt ^ )-n))7
vtutu lftl-,1
- u,JJ4v /cvOB
(e. 1.1
/ '),
v,- v.bod = o,r7(1 +;l)Jf,:hod
\ p/
(e 2)
t a-dt
(e.3)
v, = v,b6d = 0,083 (z +
fi) t^[E a"a
dimana:
= Tegangan terkait kekuatan geser dua arah nominal beton.
bo = Keliling dari penampang kritis.
p = Rasio sisi terpanjang dan sisi terpendek dari kolom (persegi).
= 40 untuk kolom interior,30 kolom tepi,20 kolom sudut.
d =Nilai rata-rata tinggi efektif pelat dari dua arahl d = (d, + dy) /2.
V = 0,171\[Ebd (e.4)
378
(l
--] T--
l-----1,t/r-
L-
----*-.__
(a). Kolom (b). Kolonr tepi. (c). Kolorl sudLrt.
Garnbar 9.4 kolom dalarn penggunaan paratneter as.
Adapun gam lebih detail dari penjelasan kuat geser ini dapat dilihat
pada Gambar 9.5.
b+d
tFr
,l
h
I
\l I
-ltl ,ni \
+
,I
(a) Analisa satu (b) Analisa dua arah
379
9.6 Kuat lentur dan panjang penyaluran
Dari banyak penelitian yang telah dilakukan, diternukan bahwa
peDampang kritis untuk kuat lentur dan panjang pettyalurarl terletak pada muka
kolorn atan tlqll. Sehingga analisa lentur dari tiap arah hrtrtts dianalisa secara
terpisah. Hal yang perlu diingat adalah kegagalan lenttrr tidak akan ter.ladi
lringga semua tulangan lentur mencapai batas lelehnya'
Berdasarkan sNI 2847-2019; Pasal 13.2.7.1; Tabel 13.2.'7.1; Hal-263.
penampang kritis untuk analisa lentur dan panjang penyaluran adalah:
Analisa tulangan lentur pada pelat pondasi atau pile cap menggunakatt
nretode desaitr tulangatt tunggal seperti yang telah di.ielaskan pacla sub-bab 2'7'
Perlritungan tersebut nrenggunakan paralleter rasio tttlattgan lentur (p)' Ilal
yang perlu diingat disini adalah gaya atau tnontell yitllg digunakan dalatrt
perhitungan berasal dari beban tak berfaktor (beban layan).
Sedangkan perhitungan panjang penyaluran pada pondasi berdasarkan
pada sub-bab 7, baik dalam kondisi tarik ataupun dalam kondisi tekan. Dengan
kata lain, metode perhitungan tulangan pada pondasi tidak ada sesuatu hal yang
baru. Hal yang menjadi perbedaan hanya konsep perilaku dari pondasi itu
sendiri.
380
Struktur (miring kearah samping/ titting)sehingga
an terangkat
secara tam gedung sudah tidak layak karena menimbulkan
rasa
tidak arnan.
!-r--::--_:ryr
i/\i
Ti-> I
III
lil /i L
*{::*1.:=-]>='u
flI
i\
iiTitt
Settlement Re
Retak tarik
Sagging
381
dilakukan penggabungan (umumnya dua kolom) agar parameter yang awalnya
tidak memenuhi syarat (tegangan, daya dukung, dll), rnenjadi layak untuk
didesain sebagai pondasi. Pondasi gabungan terdiri dari beberapa tipe
berdasarkan bentuknya, yaittt rectangular, trapezoidal holed, dan cantilever,
seperti yang terlihat pada Gambar 9.7.
I I
_rL_--i- -u-
I
l-l I
-i-
i
-ffiXE- l--€l
I
382
5. Menghasil tegangan yar)g lnerata.
6. Volurne ial (beton dan tulangalr) yang digunakal lebiI ekglorlis
karena ri akan menjadi relatif lebih optimal.
Tie beqm
Pad Base
383
I {
| ^ dukung ujung
ouKung UJUI'lg sf in Friction
fouru
lDaya
384
6. Ketika pi pondasi dangkal terlalu mahal karena harus dilakukan
penggalian dalarn jurnlah yang sangat besar, maka dipilih tiang
pancang dinilai lebih optimal.
7. Ketika i struktur berada diarea yang rawan terjadi sliding, maka
tiang dinilai lebih optimal karena beban langsung disalurkan
pada yang aman dari ancaman sliding, seperti pada Gambar
e. r0(f).
Ketika et'ek unchot' (lrrgktrr') tlilrrr:rpkun rlari lirrrrg pancans rrnttrk
.jerr is villrg nlclterirna tcklrrtarr keatas,r,lrrtg ctrkrrlt besar
(tekanarr dari air tarralr ). scltcrli pada (iarrr bar 9. l0(g).
n=- IP (e.s)
Ptln
d irnana:
n = Jumlah pancang.
IP : Jumlah aksial dari beban tetap atau beban serrentara.
P4n : Nilai ijin dari tiang pancang atau daya dukung tanah.
385
ffi
Stiff soil
l4reak soil * $ Weak soil .* g
Stiff soil
(a) (b)
Lateral
're,sislance
@
Weak soil
c.,-)
-----____usg*-
Stifl soil
Stiff soil
(e)
386
,iiSrrrrlrklrn. I )lr llrirr rrr tuklrr rriliri /),r,,,. trtlrl tltur ltar.itttrctcr \ ilng rlilrrtlilisit
r rr itrr /),;1,, rllrl
t.urirlt datt P1r1,, dari krrlllrsrllrs sirttr tiarrg
l)llt)cilllg. Kcrnrrtliirrr-
nilai Pi;1,, yang di adalalr rr iiai ,varrg terkecil dari dua paral.lterer
tersebut.
T'
-l
tr +
i
'l *
I
l
I
ql
I
+n
lrL - q
L-_->x
Fonnasi kelonrpok tiang parrcang.
Dari Gambar 9.1 dapat dilihatjarak antara tiang ke tiang dan jarak tiang
kc pinggir pile cup. rnenentukarr jarak tersebut, persarnaan yang dapat
digunakan sebagai adalalr:
Jarak tiang ke tiang:
2,5D<S<4D (e.6)
387
Jarak tiang ke tepi pile cap.
(n-l)m+(m-1)n
4=7-e 9O.m.n
(e.8)
dimana:
n = Efisiensi kelompok tiang.
e = arc tan (D /S).
D = Ukrrran penanrparg tiang pancang (diarlctcr atau paniant sisi).
.s =.lafak antar lians dari as ke as.
.lrrrrrlrrlr liarrr tlirllrnr l.,rlonr.
"Itrr
tt = Junrlah tiang dalarn salu baris.
P
P+ --J-
M",X
+
M,Y
=--
'
' n -zx2- sv, (e.e)
dimana:
Pi = Cal a pada liang pancang yang ditinlau pada titik r.
n =.lurrlah total tiang dalarn pllc rzryr.
,l/. \l,rnrcn t;rnL.l bcrl.rrrlar pltrllr srrntbrr--r paC,a pilL' ttt1t.
ly',, Mtrrrrcn yalg belputal pacla sutrrbu-y pada pilc cu1t.
X&Y = Jarak tiatrg patrcang terhadap titik berat baik arah X dan Y.
388
T,x = Komulatif i pada arah-X.
LY = Komulatis k pada arah-Y.
sering digunakaan dalapn konsruksi bangunan. Pondasi jenis ini hanya bisa
digunakan disaat lapisqn tanah keras berada dekat dengan permukaan tanah
(tidak terlalu dalam). Bgrikut prosedur perencanaan pondasi dangkal:
alternatif yang bisa dipilih oleh perencana yaitu panjang pettyaluran tarik (la)
rlan panjang kait (lar,) Urnumnya nilai ld selalu lebih besar
dibandingkan 1,11. Bi space dimensi penampang mencukupi, maka la
rnerupakan pilihan tepat. Namun bila dimensi tidak mencukupi untuk
panjang 14, maka la1 bisa dijadikan alternatif dengan berbentuk kait.
l)arr-iang penyaluran jertis ini umumnya digunakan pada tulangan lentur pelat
pondasi yang dominan
Sedangkan dalarn kan panjang penyaluran tekan (la.), umumnya
digunakan pada tulangan longitudinal kolom yang masuk kedalam pondasi.
Dalam kondisi ini, tulangan kolom dikategorikan dalam keadaan tekan
sehingga tidak perlu diberi bengkokan.Tulangan jenis kait hanya dikhususkan
runtuk tulangan yang n-Jengalarni tarik. Aclaptrn bila digtrnakan pada tulangan
tek11. rrrtrkn ltclirrt clari k:rit tirlrrk lrkrrrr optittlrl scltelti rlrrrt tlijelltsklttl tll,iltt:l
389
SNI 2847-20 1 9: Pasal 25 .4 .1 .2, Hal-564. Oleh karena itu, aplikasi dari panjang
penyaluran tekan adalah berupa tulangan lurus dengan kepanjangan tertentu.
390
Stel>1. Desain tulang4n lentur pclat.
Pada tahap ini akan dilakukan proses desain tulangan lentur pelat pondasi.
Konsep perhitungan dari tulangan pelat pondasi adalah sama dengan
perhitungan balok tunggal dan penulangan pelat lantai. Beban yang digunakan
adalah beban terfaktor karena berkaitan dengan perencanaan struktur beton
bertulang. Pararneter yang paling penting adalah menentukan momen ultimate
yang diterima pelat. Besaran momen tersebut dipengaruhi panjang "kantilever"
pelat dari muka kolom ke ujung pelat. Beban yang dibebani menganut prinsip
hukum Newton yaitu aksi-reaksi. Hal itu mengandung arti bahwa akan ada
beban dari bawah pelat pondasi sebesar beban yang diberikan oleh struktur atas
dengan luasan pondasi yang digunakan. Kemudian dengan rumus sederhana
bisa diperoleh besaran imomen ultimate dengan mengalikan besaran gayayang
bekerja terhadap jaraft dari muka kolom. Bila pondasi yang digunakan
berbentuk persegi sarma sisi. maka perlritungan cukup dilakukan satu kali.
Narnuu bila berbentulr persegi panajng, maka kedua alah tersebut ltartts
tlilakukan pelltitttttgatr guttu t'tt"'.ttperolch rlilar tulartgall yang dibutuhkan.
Step-5. Kesirnpulan
Pada tahap ini dilakukan kesirnpulan mettyeluruh terkait parameter yang
tt: lalr ditentukan pada s/ep sebelumnya yang meliputi: dimensi pelat,
panjang
penyaluran, dan penulangan lentur pelat. Disertakan pula gambar detail terkait
penulangan pelat lantai dan juga panjang penyaluran yang digunakan baik
penyaluran tekan ataupun penyaluran tarik.
391
atau SPT) tidak dijelaskan secara detail karena diluar ruang lingkup buku ini.
Pembaca bisa mempelajariperhitungan tersebut pada ilmu mekanika tanah,
Dari ketiga parameter tersebut, nilai yang diambil sebagai daya dukung
iiin tekan adalah nilai yang terkecil. Selanjutnya nilai tersebut akan digunakal
sebagai batas rnaksinral gaya yang harus dipikul oleh tiang pancang.
392
Bila bicara kapasitas per-unit tiang pancang artinya perlu dipastikan
bahwa gaya yang diterima tiap unit tiang pancang (khususnya dengan gaya
terbesar) harus lebih kecil dari daya dukung ijin. Bila terjadi sebaliknya, maka
terindikasi bahwa akan terjadi kegagalan pada tiang tersebut sehingga perlu
dilakukan peninjauan kembali dari segijumlah tiang yang diguanakan.
Sedangkan kapasitas kelompok pada pondasi tiang pancang perlu
clianalisa clikarenakan adanya fenornerra tunrpang tindih garis-garis tegangan
'lirIi tilrrtg -r ittlg llcrdekalatt clitn ltal lcrschrrt rncnr etrlbk.rrr kirpirsrlls tlirrr!:
pdllcallg bcrkuratrg dibandingkatt tlcrtgarr per-unit. lrclolrepa lersebut
dirvujrrdkan dalanr faktor eJisiensi kerontpok tiang pancorzg dengan
notasi (4)
ya'g terdapat pada persamaa' (9.8). Dengan kata lain, pararneter tersebut
sebagai faktor reduksi kekuatan pada kelompok tiang pancang.
Kapasitas
kelompok riang pancang harus lebih besar dari beban yang dipikul (beban
tak
berfaktor). Bila hat tersebut memenuhi syarat maka desain kelompok
tiang
pancang dinyatakan kuat memikul beban rencana. Dan bila
terjadi sebaliknya,
rnaka perlu dilakukan peninjauan ulang terhadap analisa jumlah
tiang pancang.
393
tidak bisa digunakan karena menggunakan beban tak berfaktor. Setelah
diperoleh gaya pada tiap tiang dari beban terfaktor, maka bisa ditentukan
momen yang dibutuhkan dari tiap arah yang ditinjau.
Step-7. Kesimpulan.
Pada tahap ini dilakukan kesirnpulan menyeluruh terkait parameter yang
telah ditentukanpada step sebelumnya yang meliputi: dimensi pile cap. paniang
penyaluran, jumlah tiang pancang, dan penulangan lentur pile ccrp. Disertakan
pula gambar detail terkait penulangan pelat lantai dan juga panjang penyalttrart
yang digunakan baik penyaluran tekan ataupun oenyalttran tarik'
l\,[,,t
/ r{
1,,,,,n,, r"il
I l'l )u*
/i
AAA A 4' A 4 4' 4,1,,1,1 4,1, 4 Kolom
llllllllllllrrl
Y (soo/soo)
t
.fB{ t..
I
bt
394
,llrlu b:
Stap- I. Pan jang
Sebelurn rnenentu dimensi pelat pondasi, ada baiknya dimulai dengan
nreurperhitungkan penyaluran yang dibutuhkan, seperti pada Gambar
9.13. Hal ini dinilai karena terkadang ukuran dimensi ditentukan oleh
panjang penyaluran dibutuhkan. Adapun perhitungan detailnya adalah:
or lan
I
,,L, 1
l3 l.okasi 1'ran.jartr p,;ttr alttran natlit pottclltsi
, lo,L4fyv"Y, '')0,
{,rr,=l-"-
\ Nr:
0,24 x 4 20> L,0 x L,0 x 1,
e) x L6 = 294mm
1,0 ./m
395
Lan = $dr = B x 16 = 728 mm
lllau
lan = \50 mm
Nilai panjang penyaluran berupa kait standar tulangan tarik diambil nilai
terbesar dari tiga persamaan diatas, sehingga Ia6 = 294 = 295 mm.
Sedangkan untuk panjang kait lurus (1,,1) berdasarkan Tabel 8.5 adalah 1",, =
lzd.b - 72x 16 - 192 mm - 200 mm dan diameter sisi dalam bengkokan
berdasarkan 'fabel 8.5 adalah 6d 6 = 6x16 = 96 = 100 tnm.
Jadi panjang penyaluran berupa kait standar tulangan tarik adalah
Ian = 295 mm , diarneter bengkokan 100 mm dan l"rt = 2OO mm.
atau
atau
la, = 200 mm
.ladi panjang penyaluran kondisi tckan adalah 14. = 345 = 350 mm Dalanr
aplikasinya. panjang penyaluran tekan tidak diberttrk bclupa kait standar. Hal
iri rlikarcnrkan kait tidak efektif pada kondisi tekan. sesuai SNI 2847-2019:
l'ir,al 2 j.-l.l.l.
IIal-56.1. Olch klrctta ittt. tulangal 11,. pada Carnbar' 9.ll
berbentuk lurus. Dengan denikian- ketebalan pelat pondasi hartrs lebih besar
dari I a".
396
lig:a Menentukan pondasi.
Pada kasus ini, yang akun digunakan adalah berbentuk persegi
empat dengan tertentu. Pada penjelasan awal, disebutkan bahwa
dalam desain beban yang cligunakan adalah beban tak berfaktor.
Namun yang perlu bawah disini adalah bila desain tersebut berhubunsal'l
dengan struktur be ulang, maktr beban terfaktor masih tetap digunakan.
. Estimasi pondasi.
I)ada perhitungan ini nilai gaya dalam tak terfaktor.
Pu
A=- = - 1 A2 -2
Q t iin tanah
P] M"y(\/2)
o^", = +
Iy
P, . Mr,(
1+
rl nrax - '7 T
11 v1
397
s0 zx("t,6/2) -t-3x(1,,6/2)
'1'o' - (fi;l;J- 1;--f
12" "- x (1'6)3 #x 1'6x(l'6)3
q^o, = 19,531- + 2,93 + 4,395 = 26,856 t/m2
398
P
Tanah Urugan
mm
l,oo--
!,0*^
1.600 mm
Critical section
(Penampang kritis)
A
I
I
I
L_ -x
L600 mm
Step-3. Analis
isa put sheur pada ponclasi.
Dalam an
analisa hing .shcor, konclisi vang clitirr.iatr
aclallah kondisi clua
arah dan satu't arah.
I a kondisi tersebLrt harus rlcrnerruhi
pe:rsyaratan yang
telalr ditetapka
[all ag; r rastikan tidak ter.jacli kegaualan akibat
t efek punching
(tercoblos).
399
Pasaf 20.6.1.3.1; Tabel 20.6.1.3'l I Hal-460' tebal selimut
untuk struktur yang
tttlattgan yallg
kontak dettgan tanali adalah f, ='/5ntn' Dan dikarertakan
arah (Garnbar 9' I 5) adalali:
clipasang pada dLra arah..iadi tinggi efekt if clari tiap
Perhitutrgan arah- x:
d, = h- Q /2) = 450 - 75 - (16/2) = 367 mm
ts -
Perhitungan arah- Y:
dy = h- ts - D - (D/2)= 450 - 75 - 76 - (L6/2) = 35rmm
50 mm
Dl6 nun ls=/J ,,,,r'
400
Aksi satu arah: (Lihat iambar 9.16b)
,,=hxAeff
Dimana AsSS meru luasan yang cliarsir.
A"ff=(1,6x0,191 -- 0,306rn2
Sehingga
68 ton
Vu=;P' xAeff x
(L,6x1,6)n7z""'0,306 m2
,
Apelat
Vu = B,\28 ton = 8
l9l nrm
d:359
r- mm
s'r'
o\l
,aI
6l
ill
Tl
II \o
!t
a)L \
a) (b)
4IJ 1
Persamaan- I :
V, = 0,337.,[Ebod
vc = 0,33 x L,0 x 16o x 3.436 x 359 = 2.229.575 N
Persamaan-2:
r 2,,
vc = 0,1.7 (t . a) t,[s; u,a
r 2 \
v, = 0,12 x (t *,1) x 1,0 x V30
- x 3.436 x359 = 3'445'707 N
Persarlaan-3:
r a.-d'
/. = o,o83 (, .
ff) ufs;una
t 4}x359f
/c = 0,083 x (z + ,r* )x 1,0- x Veo
-- x 3'436 x 359 :3'465'1'66 N
0V, >- Vu
0,75 x 2.229.575 N > 483.970 N
1.672.1,81N > 483.970 N (Memenuhi syarat)
ti = o, 17 bd
^\f-fi
vc = 0,r7 x 1,0 x r8b x 1.600 x 359 = 534'840 N
402
Stan-4. Desain tu lentur pclat.
Dalarn kasus dirnensi pondasi adalah saltra sisi, sehingga besararr
i
rnomell arah x &y lalr sanra. Dalanr rlenentukan lnotnen lentur, gaya aksial
vang digunakan aksial terfaktor dan penampang kritis terletak pada
rluka kolom, seperti Gambar 9.17. Sehingga perhitungan tulangan lentur
pelat pondasi adalah bagai berikut:
250 mm
H
I
-. I
,,,
l,o^,
1
L+X
'1.
Q,,,,,,,u i
L=550 r.ny_
, +
,, 500 mm r.
-
. Momen ultimate Mu= Mur= Mur).
, B bkolo^ 7
I 500
LVaUrra
L=---=
22 550 mm -_=2
- .,lNct ^vl^ u)
- ,266 x 1.600 = 425,6 N /mtn
Nilai b2 yang d an adalah parr-jarru dinrensi pelat yang tegak lurus clengarr
arah yang ditirlau. hal irriyang ditirr-iau adalah aral-t-X jadi nilai b, yang
diambil adalah arah-
1 1
Mu = Quu xL2= _X (425,6) x 5502 = 64.372.000 N.mm
1x 2
403
a Luas tulangan lentur pelat pondasi.
x4u 64.372.000
Mn = 71,.524.444 N.mm
0,9
M- 71..524.444
R" = = o'531
i7tatr= looo r 367,
f, 4zo
= o"Bsx30 =1'6'471'
^=ffi
Sehingga diperoleh rasio tulangan p:
Nilai p hanrs clipastikan lebih besar clari pr,irr. Dikat'enakatr nilai Inutu ba.la
fn > +20 MPa, maka berdasarkan Tabel 6.2, nilai p,,r1,, adalah rrilai terbesar
dari dua perhitungan berikut ini:
x 4'20
Ptnin =
0,0018
=ft-=x
0,001,8 42C
o'oo18
atau
Pmin = 0,0014
404
l'erkait batas spasi tulaugan le|ltur pelat, berdasarkan SNI 2g47-
20191' Pasal 7 .7 .2.3; 126, nilai maksimal spasi pelat adalah harus kurang
dari 3h ataLr 450
s=3xh=3x450 1.3 50 mm
atau
.ladi dalam hal ini digunakan \pasi tulanBan lentur sebesar 300 rnrn
(selarna spasi yang digunakan lebih kecil dari yang ditentukan ntaka
diperbolehkan). luasan yang terpasang adalah
1.000 1
/r=-xo-rz D2
1.000
1,--xfxn 1 .. 1.000 I
D' = -:;;- x - \ 7r x 162 = 669,867 mmz
JUU 4
Nilai ,4, yang lebih besar dari .4" awal, sehingga memenulri
persyaratan (669,86 mmz > 646,2 mm2). Jadi tulangan lentur yang akan
digunakan pada pondasi untuk arah X & I/ adalah D 16
- 3OO mm.
Adapun hasil akhir clesain dapat dilihat pada Gambar 9 20.
.llerr.i. Kesirnprrlan.
Kesimpulan dari erhllur)8 rr pelrrt ;tol1dasi sctcnrpat beltrerrluk 1tc|scur
elll pat sarlra stsl
o Panjang kondisi tarik.
Pada kasus ini, penyaluran untuk tulangan tarik dipilih dalam bentuk
kait standar (la1). ini dikarenakan keterbatasan space yangtidak tersedia
bila harus penyaluran tarik (12). Sehingga dipilih kait standar
(141) karena besar penyaluran lebih kecil dibandingkan 14. Besaran
kait standar yang adalah
lan = 295 mm, yang tersedia l, = 550 mm ) la1 (Memenuhi syarat)
Iext = 200 mm
l)iametr:r bengkokan 00 mm
Detail kait standar pondasi dapat dilihat pada Gambar 9.18.
405
lbiam.eter Bengkokan
5ts
I
100 mm ---{--- ls
I \ IS
I ls
l^t
I ltl
I lt
---r-- )L 'i
tuluku I
,:75,ttnt I z
kolottt
t I l,rn=2iim-trt '- 'L
It
Gambar 9.18 Detail kait standar yang digunakan.
kol
'erbotasan kolom
dan pondasi
D16-300 mm
tl
t
J
,1,
1
t.':75 mm
Gambat 9.19 Detail parrjarrg penyaluran kondisi tekan.
406
. l )irr re rrsi dan trrlangan lcntur.
I )rrri rrt'r'lriltrrrrlrn :rrtrt tclrtlt rl i llrk tr klr rr. rl i pcrolch rl inren s
i rrrrrrrllrsi clrt rr
I rr llrrrrrlrr lcrttLrr. sc i yarrg terlilrar pada Cianrbar 9.20.
DI6-300mm
1.600 mm
l,o^^
T I
DI6-300nm
I
I
:l
tl :t
al
=l
Y
1.600 mm
I
'X
Gambar 9. Sketsa hasil desairr pondasi dangkal persegi erlpat.
407
ly' n.
,i\ I
.000 mttr Jl-r.,
El '-1')r"'
| ^l
h
1400 t
I
Y
t-
IF
I
t-+x
Gambar 9.21 Pondasi setempat berbentuk persegi panjang.
Jawab:
S ten- l. Panjang penyal uran.
Sebelum menentukan dimensi perat pondasi, ada baiknya dimulai
dengan
nrernperhitrrngkan panjang penyaluran vang dibutuhkan, seperti pada
Gambar
9 li l-lal irri dinilai penting karena lerkaclang ukulan dirncnsi clitentukarr olelr
pan jang penyaluran yang dibutuhkarr.
/0,24n,v.v.v,.\
''
=I ld."
1.,',
\ 4r; /
t- 0,24x420x1,0x1,0x1,0
Ldh 'J.2
-
1,0 x.,E = 205 mm
atau
408
lan = Brlr = B x 12 = 96mm
atau
Ian = ^150 mm
Nilai panjang penyaluran berupa kait standar tulangan tarik diambil nilai
telbesar dari tiga persamaan diatas. sehingga 146 = 2OSmnt. Sedangkan Lrntuk
kait lrrnrs (1.r1) berdasarkln -l-abel
l.rrn.jane 8.5 adalah 1"r, = 12tttt =
1'r y 12 ='144 nrlr = 145 nrlr dln dilnrcler sisi dlllnr bellkokln
lrrrtlirsarkarr Iat.'cl lJ.5 aclalah 6cl6 = 6.112 = 72 75nutL.
=
.ladi panlang pen)'aluran ber.upa kait standal. tullngal tar.ik lLlrrlalr
lm = 2OS mm , diatneter bengkokan 75 mm dan l"rt = l4S mm
. 10,24f\tvr\ .
14;=l-=- /0,24 x 420 x 1,0\
\ )Jf; ldr = [- _
/
1,0xV3;__ lxt9=324mnl
\ /
atau
iltllLl
I 11.- = 2O0 mm
Jadi panjang penyaluran kondisi tekan adalah la. = 343 = 3S0 mm. Dalarn
aplikasinya, panjang penyaluran tekan tidak dibentuk berupa kait standar. Hal
ini dikarenakan kait tidak efektif pada kondisi tekan, sesuai SNI 2847 -2019.,
l,asal 25.4.1.2: Hal-564. Oleh karena itu, tulangan la. pada Gambar 9.22
berbentuk lurus. Dengan demikian, ketebalan pelat pondasi harus lebih besar
dari 12..
40.)
$4a]. Menentukan dimensi pondasr '
Pada kasus ini, pondasi yang akan digunakan adalah berbentuk persegi
panjang dengan ketebalan tertentu. Pada penjelasan awal, disebutkan bahwa
dalam desairr pondasi, beban yang digunakan adalah beban tak berfaktor.
Namun yang perlu digaris bawah disini adalah bila desain tersebut berhubungan
dengan struktur b elon be ulang, maka beban terfaktor masih tetap digunakan.
A= P.,'" =::=z2mz
110
tlin tanah 5u
Q
P! . Mux(b2/z) .
Mt y(b|/2)
nmclx - a I t Iy
1
^ b, (b.)3
ib,@')'
--L " ''
lz
410
s x (2,0/2)
at i,i^ v =
(
110
1,5 x 2,0) *9"3 x (7,s/2)
,p (ts)'
$x1,sx(2,0)r '
qnax '= -36,7 + 5,0 4,0 = 45,7 r/ntt
Arah-Y:
, B
Lt=i- bkolo^ 000 600
)
z = 2
- z = Toomm 3oomm
All
Jadi ketetralan pondasi adalah h = 500 mm. Adaptrrl hlsil akhir dari desain
dinrcnsi pondasi adalah scperti Canrbrr 9.22.
00 mm
l'l nlnamol
d ll
r-44-x
t , r.io!) mn
L-.=-.Y
( irrnrhrrr () ll I)irrrel]ri l),ir!lir'i IcfscL:t ltatliang
41.2
telah ditetapkan agar ikan tidak terjadi kegagalan akibat efek punching
(tercoblos).
Perhiturrgan aralt- x:
d* = h - ts - (D/z) = 500 - 75 - (I2/2) = 41.9 mm
Perhitungan arah- y:
dr--h-ts-D-( /2) = 500 - 75 - 72 - (I2/2) = 407 mm
Jaditinggi efektif (d)
, dx+dv
u= -
4\g
2
= 413 mm
T
Z nlm It --:. 1 ,,,,,
{
r""""'
bar 9.23 Tinggi efektif pelat pondasi.
413
Aksi dua arah : (Lihat Gambar 9.24a)
P.,
Vu = f-x Aef f
^nelat
Sehingga
P, 148 ton
x 2,176
V,, ;L x Aeff = (1,5
= - =*'x 2,0)m' mz
^uetat
Vu = 1'07,349 ton = 1^'073.490 N
Sehingga
P., 748 ton
x 0,43r
v" = m2
d;x Aer r =
Gffi
Vu = 21,263 ton = 2t2.63O N
414
li7 runr
F*--{
tl''413 nnt
.t---- {
l, E/lcctiu,c rlt'eu
200 ntn
HI
i
ll
tl
tl
sls T-----------1
\| tl
|
''rl rtti |
sl.l rl
,. ltotlfiutllt
\l
ril rt
tl
rl
- It
ll
ll
!
kl
r-l rl ll
^i N
tl
tl
\O+ L----------J
Effeuive Area
---\- I
i
\ I
I
I
4 /.500bm
.F--_--t---r .F-
1 500 rnnt
|L,>_\' (u) (D)
I
---
-T
rl
f.\ |
cnl
.nl
't sF \-\----------'
+ .ol
sT----
\| Ef/bctive Area
Y{ s',-
E of
1.500 mm
,L___-
(t )
415
. Arralisa notninal punching pada kondisi dua arah.
Pada kondisi dua arah. nilai nontinol punching berdasarkan nilai terkecil dari
persamaan (9.1) s/d (9.3). Adapurr perhitunga'nya detailnya adalah
Pararneter':
bo = 2 x (813 + 1.013) -- 3.652 rnrn (Kelilin g critical section)
F=600/400=1,5
ds = 40 (Posisi kolom ditengah pelat pondasi)
Persamaan- I :
V, = IS3AJEbod
V, = 0,33 x 1,0 x V:S x 3.652x 413 = 2.944.617 N
Persarnaan-2:
t ?r,
v, = o,7z (t
\ + |) t,[y; nra
a/
/ 2 \
v, =o,1zx (t *r=J x 1,0xvgs
- x 3.652 x413 =3.539.489N
Persamaan-3:
Z= 0,083 (, * A'
\ b^- )^J fl bod
r 40 x 413t
7c = 0,083x (z+;#)x 1,0x/ssx s.6s2 x4r3=4.831.443N
V, = o,r7lJEbd
V, = 0,\7 x 1,0 x r/:S x 2.000 x 4I3
= 830.736 N
4I6
Jadi syarat nominal runtuk kondisi dua arah adalah
QV,2V"
0,75x830.736N> 35.170 N
623.052 N > 135.17 N (Mernenuhi syarat)
0,75x623.052N> 12.630 N
467.289 N > 272. N (Memenuhi syarat)
4L7
200 mm 300 mm
H
7
I
Qut,,,ur" i
tttf tMt
,, L--5 5() nnt L
n----------^--_^ ',,
,
m 750 mm i. 1.000 mm i,
(a) (b)
N ilai b2 yang digunakan adalah panjang dimensi pelat yang tegak lurus dengatr
-
arah yang ditinjau. Dalam hal iniyang ditinjau adalah arah-X,.iadi nilai br yang
cliarribil adalah aralt-Y.
1-1,
M,: ;x Qutt x L2 = 1x (986) x 5502 = 149.732.500 N. mm
M- L65.702.778
Rn =
#,=- rbbb;;alEz =
o'e44
fu 420
o,B5f; 0,85 x 35 =
= 14.178
-
4IB
Sehingga diperoleh tularrgan p:
/r- ,.
r-)
1tl
rt
yr=-l 1- 11-
I
^r\
7]l \ I
\\
t'=#'('- 1-
2x14J18x0,944
420
: 0,0023
Nilai p harus dipasti lebih besar dari p*in. Dikarenakan nilai mutu baja
fu > +20 MPa, maka Tabel 6.2, nilai p^in adalah nilai terbesar
dari dua perhitungan
atarl
Prrin = 0,0014
.ladi rrilai p,11n lang di akan adalah Pnin = 0,0018. Kat'ena nilaip ) Pmin.
nilai yang akan di sebagai rasio tulangan adalah p = 0,0023. Adapun
Iuasan tulangan 1,ang hkan:
s=3xh=3x500 1.500 mm
atau
41.9
1.000 1
,4r=-X-XnXDt
s+
1.000 1
/, =ffi";* ftx122 =1-.130mm2
Nilai ,4, yang dihitung lebih besar dari .4, awal, sehingga memenuhi
persyaratan (1.130 mmz > 963,7 mmz). Jadi tulangan lentur yang akan
digunakan pada Pelat pondasi untuk arah X adalah DLZ - lOO mm.
Nilai b, y'ang digunakan adalah paniang dimensi pelat yang tegak lurus dengatt
arah yang ditinjau. Dalam hal iniyang ditinjau adalah arah-Y, jadi nilai b1 yang
diambiladalah arah-X.
1-1,
-2x (739,5) x 7002
Uu = Qutt x L2 = = tBL.777'500 N. mm
1x
. Luas tulangan lentur pelat lantai.
M., 187.777.500 201.308.333
_
N.mm
'tL ='4 =
'M,, -----=-_- =
0 0,9
f., +20
: 14.118
0,BSf; 0,85 x 35
420
Sehingga diperoleh tulangan p:
xmxRn
o=*(,-
\\
F )y
,( 2x1.4,11.8x1,215
D
' = X | 1- = 0,003
1.4,L\8
-- 420
\
Nilai p hanrs dipast lebih besar dari pr.ir,. Dikarenakan nilai mutu baja
fn > +20 MPa, berdasarkan Tabel 6.2, nilai p^in adalalr nilai terbesar
dari dua perhitungan
atau
Pmin = 0,0014
s=3xh=3x = 1.500 mm
+LI
1.000 1
1'=--x4xnxD2
/, : ti1.000x 1nxn x722 = 1.256mm2
Nilai ,4, yang dihitung lebih besar dari .4, awal, sehingga memenuhi
persvaratan (1.256mmz > 7.221mmz). Jadi tulangan lentur yang akan
digrrnakan pada Pelat pondasi untuk aralr X adalah Dtz - 9o mm. Adapurr
lrasil akhir clari dcsain dapat dilihal pada (iarnbar () 2ll.
Step-5. Kesimpulan
Kesimpulan dari perhitungan pelat pondasi seter'npat berbentuk persegi
panjang adalah:
. Panjang penyaluran kondisi tarik.
Pada kasus ini, panjang penyaluran untuk tularrgan tarik dipilih dalam bentr.rk
panjang penyaluran tarik (lurus). Hal ini dikarenakan tersedianya spuce untuk
Ia (501,mm), baik pada arah-X ataupun pada arah-y. Detail panjang
penyaluran tarik pada pondasi dapat dilihat pada Gambar 9.26.
200 mm 300 mm
H
J)0 ntttt
rDl2-10(l mn =:F
nnt
-l)l)-t.)t)
sI
,-,s\.
,t, ,, 550 mm >lt
/r-----a
I
,
,_ 700mm> la
Z Z LI,
L* (a)
t
l.Y (b)
422
(pasak). Untuk
Unl kas ini akan dipilih tr-rlangan longitudinal
rl kolom
l yang
diteruskann sejauh
s l, = 350 mrn. Dalarn aplikasinya, panjang rng penyaluran
k dibentuk
tekan tidak d erupa kait standar. Hal ini dikarenakan kait
ait tidak efektif r
pada kondisi
disi tekan. :suai SNI 2841-2019: f'asal 25.4.1.2: Hal-Stl-564. Adapun
detail darii panjang
pa p ryaluran kondisr tekan dapat dilihat pada Gambar
Gal 9.27.
.a +^
sl
t l=
\t/ . '^l
d
t,:75 mtnl
. Dimensisi pondasi
pon, an tularrgan lentur.
Dari perhitungan
ritungall yani telah dilakukan. diperoleh dimensi ponda Si dan
tulangan le ntur seperl yang terlihat pada Gambar 9.28.
SOAL (3).
i). Perr
Perencan an pondasi tiang pancang (Persegi).
Rencanakann pondasi
po tiang pancang berbentuk persegi dengz ln
ur spesifikasi
'ikut:
sebagai berikut:
Properties:
f; := 3oM
30 MPa Kolom 4OO mm x 600 mm
fy = 420t
42O MPa t 75 mm
l) = 300i
300 mm (l | ) Ttrl 12mrn
fiang panc
Guva dalam:
m:
P .=90
)0 tott (D L) t-D- 120 tort (1, 2D + 1,61)
Mu* 5tm(D-r ) in
1't t1x 10,4 tm (I,',2D + 1,6L)
Mu! = *tm(D* ) M.,", = 7,5 tm (1,2tDD + 7,6L)
423
Jarvtb:
v L500 tnm
!,,,,
\^
I
-l
=l
o\I
Al
Y
T
Di2-l00ntm
I
L--X
I
424
P,jin : 39ton( sif ikasi pabrik)
Daya dukung ijin akan diambil nilai terkecil dari tiga parameter tersebut.
Jadi daya dukung iji adalafr P tiin = 35 ton.
Step-2. Menentukan lah tiarrg, panjang penyaluran, dan dimensi pile cap.
r Estimasi jumlah ang pancang.
Pu g0
P... ?q = 4 tia:tg pancang
'tlLn
[)alaur perhitungan i i, nilar P, yang rl isurtakart aclalah lrcban tal< berl'nktor
. Panjarrg penya
425
TT
st
I t'-l st I
Il,ltr r I lz
'll I
llrll I
I
TI
tt
I
__t__ sl sl
sl sl
8l 8l
I
l\l
tr tr tt
tl
*l
\t
tl I
st
st
I
,.'l
I
I
T
I
+X
Gambar 9.29 Rencana dimensi pile cap tiang pancang persegi.
, l0,24.fuw"w.v?"\
,rlh : l---------:-
\ ^Jf; /" luh
. (0,24x
420 x 1,0 x 1,0 x 1,0\
lai, =t- lx19=349=350mm
\ 1,0xVSO /
atau
atau
lan = 150 mm
Nilai panjang penyaluran berupa kait standar tulangan tarik diambil nilai
terbesar dari tiga persamaan diatas, sehingga lar, = 350 mm. Sedangkan untuk
panjang kait lurus (l"r) berdasarkan Tabel 8.5 adalah lrrt
= 1\d.b -
12 19 = 228 mm = 230 mm dan diameter sisi daram benskokan
x
lrcltlrtsrrrkan Tabel 8.5 aclalah 6d1, = 6 X 19 = 1,14 1.1Smm.
=
426
Jadi paniang nyaluran berr.rpa kait standar tulangan tarik adalah
111, = 350 mnr, bcrrgktrkatr ll5 ntm. clatt l"r, = 23O mm
atau
Jadi panjang korrclisi tekatt adalall Ld'. = 349 = 350 ntm. Dalan'
aplikasinya, panj penyaluran tekan tidak dibentuk berupa kait standar. llal
ini dikarenakan tidak efektif pada kondisi tekan, sesuai SNI 2847-2019;
Pasal25.4.1.2;
o Ketebalan
Berdasarkan SNI 7-2019; Pasal 13.4.2.1; Hal-267, tinggi efektif (d) pile
t:ctp harus lebih sama dengan 300 mm. Selain itu, perlLr juga
nrempertim parameter lain, r,aitu paujang penyaluran yang dibutuhkan
oleh tulangan ko yaitu sebesar la, = 350 mm. Sehingga tentukan
ketebalanpile cap h = 500 mm.
+27
Sehingga jurnlah tiang pancang
P,, 94
n= ::I-!n = -1-
JJ
= 2,(t9 1 4 tiang pancan.g
tin
[]crarti.jurnlah tiang 1'ang ditentukan diawal nrasill lncnre nrrhi kclcrrtrrair.
I
:F.
sl
sl
h,l
*I
I
I
sl
\l ss\
ol
sl soo
".1
l-
t I
sl
1-!L+-JL4 sl
h.,l
I
Js i
,. 500 mm ,. 800 mm , 500 mm v
v\
I
^ - Pu , MnXi , M*Yi
" 'tI- 1,X2 - LY'
Nilai P,/ diambil besaran yang telah tnernperltituttgkan berat dari pile cap (P, --
94 ton) yang diperoleh pada step-2. Sebelutn dilakukan perhitungan dengart
rumus diatas, perlu dihitung parameter lXz dat'tlYz.
428
Tabel 9.2 Pararrretcr x2.
x2
I 0,4 0,16
2 0,4 0,16
a
J 0,4 0,'16
4 0,4 1,6
Sv2 0,64
I 0,4 0,L6
2 0,4 0,16
3 0,+ 0,16
A
4 1,6
Perhitungan gaya pada tiap tiang pancang adalah (tihat Gambar 9.30):
Tiang pancang No.l :
^ Pu MuX,
M
_4 x 0,4 _y 0,4 =
-r
P
n 1Xz I
=-_-__ =9n
4 0,64 0,64 L7
'25
ton'
Nilai rninus (-) pada u ke-dua dikarenakan M,', memberikan efbk cabut/tarik
pada tiang pancang N I dan nilai minus (-) pada suku ke-tiga dikarenakan M,
mernberikan efek ca pada tianu pancang No.l .
p,=+.W- Yz --:-
;=
94,4x0,4
-l- ---:--:-:-
4 0,64
6x0,4
q64 = 22'25 ton'
Nilai positif (+) pada ke dua dikarenakan M, memberikan efek tekan pada
tiang pancang No.2 nilai minus (-) pada suku ke tiga dikarenakan M,
rnemberikan efek pada tiang pancang No.2.
Y3 94 4x0,4 6x0,4
,,=+.W- Z= 4 * O,Un * O^O+ =29,75ton.
429
Nilai positif (+) pada suku ke-dua dikarerrakan M, member-ikan efek tekan pada
tiang pancang No.3 dan nilai positif (+) pada suku ke-tiga dikarenakan M,
memberikan efek tekan pada tiang pancang No.3.
p.
p Mrxn M-Y^ 94 4x0,4r_-)!7\rnn
6x0,4
'l -__:+ SY2
?1
- 2Y2 4 0,64 0.64
Nilai rnirrrrs (-) pada sttktt ke-dua dikarenakarr M, rnernberikan cf-ck cabrrt/tarik
pacla tialtg pattoang No..l clart nilai positill rl pada suku ke-tiga r.likarerrakarr /V/.,
mernberikan et'ek tekan pada tiang pancang No.4.
Pr = 17,25 ton.
Pz = 22,25 ton.
Ps = 29,75 ton.
P+ ='24,75 ton.
Hal ini mengandung arti bahwa beban maksimal yang diterima oleh satu tiang
pancang masih berada dibawah batas ijin.
. Kapasitas kelornpok.
Anlisa kapasitas kelonrpok sedikit berbeda dengan analisa per-unit tiang.
Dengan penggunaan tiang pancang yang berdekatan antar satu dengan lainya.
akan acla f-enornena turnpang tindih garis-garis tegangan dari tiarrg yarrg
430
berdekatan. F tumpang tindih tersebut secara tidak langsung
nrengurangi tiang parrcane dalam kondisi berkelompok
dihandingkan . Pengurangan cfektivitas tersebut diwujud sebagai
paranreLer cfiriar.rl liurtg 1:uncuttg dengan notasi (4) dengan
Persamaan (9.8 )
n= l- 0r - l)m
g:----------:--
(m - 1)n
' 90x
dimana:
m=2
D = 300mm = 0,3
S=0,8
0 = arc tan (D /S) arc tan (0,3/0,8) = 20,5560
Hal ini mengandung bahwa kapasitas kolompok tiang pancang (108 ton)
)'ang direncanakan ( 9.29) tereduksi sebesar 77,2o/o dan masih lebih
bcsar dirri beban dipikul. Dengan kata lain, pondasi tiang pancang kuat
rncmikul beban yang
!!4! Analisa
. Tinggi efektif pile cup p'dda arah -X dan arah -Y (Gambar 9.3 l):
Perhitungan arah- x:
d,=h-ts-(D/2 = 500 - 75 - (19 /2) = 415,5 mm
431
Perlritungan arah- y:
dy=h-ts-D-(D/2)=500 75 - 19 - (79/2) = 396,5 mm
T
I
I
'Dl9 mm ts
"l
_-t
I
Gambar 9.31 Ti i efektif pelat pondasi.
V,=PxAerf
npelat
Dimana Aryy merupakan luasan dikurangi luasan kritis.
Aeff : (1-,8 x 1,8) - (0,906 x 0, )= 2,419 m2
Sehingga
x 2,479 m2
432
Dimana A4y luasart yang diarsir.
A"ff=(1,8x = 0,439 mz
Sehingga
120 ton
,,:hxAeff 6,
x 0,439 m2
T----------f
Korotn -i___..1
I
I
I
tl I
ll I
I f---"1 | I
o\ rl ll
s
ru
I
irl l-:th' iuol I
I
i\ ll oo
I
I oc
.F
i+i
tr \ I
I
L - --*--- ---J Effective Area
-'\ i
r
\ I
I
t,
I
1.800 nm 1.800 mm
'a) (b)
V, = 0,337rlfJbod
V, = 0,33 x 1,0 x x 3.624 x 4Q6 = 2.659.431. N
433
Persamaan-2:
r 2t,
v, = 0,17 +
\1 E)^.1 fl
bod
t 2t
v, = 0,77 x (t + x 1,0 x J3b x3.624x 406 = 4.110.030 N
--,)
Pcrsamaan-3:
yc : r a"dt
_;
0,083 + bod
\2 )t^l f;
, dO v /n A\
'
U. = 0,083 r12+-#)
\ 3.62+ )
x 1,0 x ',Eo x 3.624 x 406 = 4.335.217 N
v, = 0,r71'[E bd
vc = 0,17 x 1,0 x r€0 x 1.800 x 406 = 680,469 N
434
1le rlr iturreannya ga;-a aksi-reaksi dari gaya yang diterima oleh tiang
l)ilncang dan dika dengan .iarak as tiang pancang ke as kolorn. Flal yang
perlu diperhatikan lam tahap ini adalah gaya yang diterima oleh tiang
pancang halus dengan beban nltintale (beban terfaktor). Dengau kata
lain, hasil perhi pada step-3 (gaya pada tiap tiang) harus dilakukan
perhitungan ulang beban ultimate. Adapun proses detail dari tahap ini
adalah sebagai
435
(1Y)
tr_H
n tr (-v)
1-fl$1+Y1
Gambar 9.33 Analisa momen uhinrate pada pile cap.
(ia-r'a rlari
pilc cttlt (bcrat serrdiri):
Q = Volx B ja"tor,, = (0,9 x 0,5 x 1,8) x 2,+ t1m:r -- 7,944 ton.
Morrrerr ttltintale:
Mu : (Protn, x 0,4) - (Q x 0,a5)
IrIu = (69,376 x 0,4) - (1,,944 x 0,45) = 26,876 tm.
436
As Kolont
t 900 mnr
.f-_:__-.---:t
| 450 mnt
t---------------{ ^
tr-'
sl
sl
sl
'l
+
t
,1.
'r-
'l------"
y'!! n'' +
800 tnm
Momen ultimate:
Mu=(Protolx0,4 - (Q x 0,45)
lvlu=(50,624 x0, ) - (1,,944 x 0,'15) = 19,375 tm.
.lirdi tnornert Mn (-X) adalah My = 79,375 tm = 193.750.000 Nmm
437
As Kolom
150 ntm
;s
I
raI
*I
Z
t
+X
I
Pada arah (+Y), gaya tiang yang akan diperhitungkan aclalah tiang No.l cian
No.2. Dan pada (-Y), gaya tiang yang diperhitungkan a<lalah tiang No.3 dan
No.4. Adapun perhitungan detailnya adalah sebagai berikut:
a. Motren M, arah (+Y); lihat Gambar 9.36.
(iaya total dari tiang :
Momen ultimate:
l'4u = (Pror,,, x 0,4) - (Q x 0,45)
M, = (47 x 0,4) - (1,,944 x 0,45) = 77,925 tm.
438
As Kolonr
-150 ntnt
--t<
sl
I
|| 1400nm1"
i Boo*^ i
Mcrlrren ultintate:
Nln= (Protat x 0,4) - (Q x 0,45)
Mu = (73 x 0,4) - (1,944 x 0,45) = 28,325 tm.
.,t---.-=|
sl
+
\|
sl
SI
'l
l400mtni
7-ii,,,,,, rr
t
l- ',
439
Dari perhitungan diatas telah diperoleh nilai mornen M" dari dua sisi arah-
Y. Kenudian dari dLra nilai tersebrrt akan dianrbil nromen terbesar untLrk
digunakan pada perhitungan tulangan arah-Y (Mr). Jadi momen yang
digunakan untuk mendesain tulangan arah-Y; M, = 283.2SO.OOO Nrrt'm.
0,, =298.622.222N.mm
f., 420
n -- --4
0,85/.', 0,85 < 30 =
16.47 1
1/ 2x16,477x1,73
e = 164?1x = 0,0043
[1-
Nilai p lebih besar dari p^in. Dikarenakan nilai mutu baja
harLrs dipastikan
ly> 420 MPa, uraka berdasarkan Tabel 6.2, nilai p-1,' adalah nilai terbesar
dari dua perhitungan berikut ini:
P"ri" = 0,0014
440
Jadinilai pmtnyan9 adalalr pmin = 0,0018. Karena nilai p ) p^in,
nilai yang akan sebagai rasio tulangan adalah p = 0,0043. Adapun
luasan fulangan dibutuhkan:
atau
Jadi dalam hal ini digunakan spasi tulangan lentur sebesar !50 mm
(selama spasi digunakan lebih kecil dari yang ditentukan maka
diperbolehkan). luasan yang terpasang adalah
. 1.000
ar=-X;X
1
xD2
^ 1.000
'/ir=-X;X
1
X D"
1.000
= 150x-xz
1
xI92 = I.BBgmm?
4
Mu 283 0.000
t" 17
0 = 31,4.722.222 N.mm
D_
Mn .722.222
rrn
- bxdj x 396Jt = 2'oo2
441
m= "f.,
- o,B'fl 420
= 16.471
0,8s x 30
1/ 2xmx Rn
p=
-l
-\
1 -
1/ 2x16,471 x 2,002
e - 164?1x = 0,00 5
\1-
Nilai p harus dipastikan lebih besar dari p^in. Dikarenakan nilai mutu baja
fy> 420MPa, maka berdasarkan Tabel 6.2, nilai p^in adalah nilai terbesar
dari dua perhitungan berikut ini:
atau
P,,t1tt = 0,0014
Jadi nifai prnin yang digunakan adalah p-1n = 0,0018. Katena nilai p ) p^6.
nilai ,"-ang akan digurtakan sebagai rasio tulangan adalah p = 0,005. Adapttn
luasan tlrlrngiln l'anu rlibt tttrhkan:
Terkait batas maksirnal spasi tulangan Ientur pelat, berdasarkan SNI 2847-
2019; Pasal 7.7.2.3: Hal.-126, nilai maksimal spasi pelat adalah harus kurang
dari 3h atau 450 mm.
.s = 3 x h = 3 x 500 = 1.500mm
ataLl
+42
Jadi dalam hal ini digunakan spasi tLrlangan lentur sebesar I40 mrn
(selama spasi yang digunakan lebih kecil dari yang ditentukan nraka
diperbolehkan). luasan yang terpasang adalah
1.000 1
/s =-X;Xz Dz
s4
1.000 1 ^ 1.000x-xn
1
4"-s4
= X -: X n D,= M0
x 19, = 2.OZ4mm2
-
Nilai 24" yang lebih besar dari .A" awal, sehingga memenuhi
persyaratan (2.024 > 7.982,5 mmz). Jadi tulangan lentur yang akan
digunakan pada pile untrrk aralr Y adalah D19 - 140 mm.
.l4za Kesimpulan.
Kesintpulan perhitungan porrdasi tiang pancang berbentuk persegi
adalah:
. l)anjang kondisi tarik.
Pada kasus ini. panj penyaluran LrnlLrk tLrlangan tarik dipilih dalam bentuk
kait standar. flal dikarenakan tidak tersedianya .spacc untuk patrjang
peuyaluran tarik 14 mm) sehingga tulangan harus dibengkokkan, baik
pada arah-X pada arah-Y. Space yang tersedia adalah 650 mm
sehingga panjang standar mernungkinkan untuk digunakan (1r,, =
350 mm) Detail penyalLrran tarik pada pile cop (arah X dan arah Y
adalah sama) dapat ihat pada Gantbur' 9.i8.
443
I9-140 mn
I9-150 mm
I
I
-r-
I"=75 n
[-i
ll
Z
t
t_x
I
, 300mm r
Cambar 9.38 Detail panjang penyaluran kondisi tarik pada pile cap pada
arah-X dan arah-Y.
Tu I angan I on gi tudin al ko I om
I9-l50 mm
444
. l)irnensi pondasi
[)ari perhitungan telah dilakukan, diperoleh dimensi pondasi dan
lrrlangan lentur yang terlihat pada Gambar 9.40.
-t
\I
sl
'..l
+
',
/r--I 800 mm
-i.
1.800 mm
T---l
tl
f---l
tl
tt
$I
L__-l L__ J
r----l r -- -'l
ll
L___l
\i
I
*l
il
o\
445
" Hala man ini se ngQ t tlikoso ng kt ng "
446
AR PUSTAKA
University Press.
447
Diagram lnteraksi 721,12'7, 128,
INDEKS
129. 144, 154, 155, 156, 15'.7, 162,
I 63, 168, 1"71, 1J'.7 , I 78. I 84. I 85
A
Direct Design Mcthod (DDM)
Abu silika 7
219,222,230,
Acc:elerating
Dowel actionTl,'72,98
Admixture for. concrete 8
Dou,elforce 74
.,ldtnixture for iclaling,
Drop ponel 221
c'ottcrele 9
Durution of louding 15
Age oJ'louding 15
393
C]
Faktor tahanan 196
('loscd-stirruP 75
iiiber-reinJbrced concrete 1, 19.
(lolumn capitul22l
20,21
('ontpression 35,36.
Flat plate 3, 220. 221, 241
37 , 45, 51, 57 , 128 Flat slab 220,221,241
('ompression of Flenral Bond 325, 329, 330
Compression of steel F I exur e's he ar - cr ack 7 0,7 1
Constituents 15
Fly Ash 6
('uring temPerature hwnidity
Frost action 37 4
l5
G
Gaya Aksial 1 4, 26, 2'7, 40, 128.
l)eep./bundation 372, 4,3',75
131, 132, 1 40, 1 4 1, 112, 152, 167 ,
l)etbrmasi 2, 15,27, 1,33,34,
388, 390, 393, 39'7, 403, 410, 417
51. 124, 132, l3'/,19 196,220,
Gaya geser ultimate 77,'7 8,19, 82,
136.437 84. 85. 323.368
t)ciirmecl Bur 330 (ieser Trorr,r 221 . 3'l 3
I)rttg,onul tension I0
449
H o
Heat of hydration 5,6 One-way joist systems 80
Hogging 381 One-way slabs andfootings B0
Hydraulic cement 4,7 Over-reinforced 3l
I P
Inclined crack 71 , 12, 7 4 Pernbesaran momen 132, l3i. 139.
Initiating crack 70 167, t6g, t69, 176, 171
Interface shear transfer 71 Pondasi cai.ssons 3i2, 37 5
Jackson & Moreland AligVment Punching shear 377 ,390, 392, 393 ,
Chart 141,165,174 399, 402, 412, 417, 431, 434
.t R
Jari-jari girasi 136 Raftfoundation 3'74
Regangan Berimbang 25. 33, l2l,
K 129,129, l3l
Kurva Interaksi 135 Regangan leleh 27, 3 l, 33, 34,
128,145
L
Li ghnu e i ght -Aggr e gat e C oncre I e 5 S
Loutl ctlnlotrr nrclhod 134 ,\'cggirg 381
,\' c n, i c a tr b i I il.t' I 95
M ,\i c t-re trucl in g ud m ixt u rc,s, g
Magnitude o.f'stre,t,t |5 ,\eillentt'nt 371, 380, i8l
Maxintunt pr inc ipul te ns il e s tre s s Shallou, foundcttion 37 | , 37 4, 3i s
97
Shearfailures 67
Mode Of Failure 332 Shear span 73
Moduf rrs elastisitas 1,3, 14,22,
Sh e orhe od re inforc e m ent 22 |
zzb ,\kew bending 93,97,9g, 100
Modulus geser elastis 96
Slag cement 6,7
Momen inersia 95, 226, 229
Slump l, 8, 9, 15,16
Space truss 93, I 00, I 0l
, 102, 103
Splice Length348
N Sreelfiber 19,20
Nonprategang23, 39, 67 ,70,7 S, Struktur Bergoyang 132
97, 106, 195, 197,237
Struktur Tak Bergoyang 132, 172
450