Anda di halaman 1dari 52

INDONESIA TERLETAK DI WILAYAH MUSON

TROPIS ➔ KEBERADAAN AIR SANGAT KHAS


(I) HUJAN BANYAK JATUH PADA BULAN-
BULAN BASAH YANG BERLANGSUNG DALAM
BEBERAPA BULAN.
(II) AIR CENDERUNG BERLIMPAH PADA
MUSIM BASAH
(III) MASYARAKAT INDONESIA SEJAK AWAL
TELAH AKRAB DENGAN BUDAYA PENGAIRAN
➔ MASYARAKAT HIDROLIK
Irrigated area

IRIGASI SEBAGAI BAGIAN DAUR HIDROLOGI


Menurut Undang-undang Nomor 11 tahun
1974 tentang pengairan atau “Water Resources
Development” adalah suau bidang pembinaan
terhadap air, sumber air, termasuk kekayaan
alam hewani yang terkandung di dalamnya,
baik alamiah maupun yang telah diusahakan
oleh manuasia.
Kegiatan pengairan ialah:
❖ Irigasi , usaha penyediaan dan pengaturan air
untuk menunjang
kegiatan pertanian yang berasal dari dari air
permukaan & air tanah
❖ Pengembangan daerah rawa, yaitu pematangan
tanah di daerah
rawa yang antara lain untuk kegiatan pertanian.
❖ Pengendalian dan pengarahan banjir serta usaha
untuk
memperbaiki sungai, waduk, dan sebagainya.
❖ Pengaturan dan penyediaan air minum, air
perkotaan,
air industri dan pencegahan terhadap pencemaran
atau pengotoran air dan sebagainya.
DEFINISI IRIGASI
Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan
dan pembuangan air irigasi untuk menunjang
pertanian, meliputi irigasi permukaan, irigasi
rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa
dan irigasi tambak.
Kata irigasi berasal dari kata irrigate dalam
Bahasa Belanda dan irrigation dalam Bahasa
Inggris.
FUNGSI IRIGASI :

• memasok kebutuhan air tanaman


• menjamin ketersediaan air apabila
terjadi betatan
• menurunkan suhu tanah
• mengurangi kerusakan akibat frost
• melunakkan lapis keras pada saat
pengolahan tanah
Pengertian irigasi :
Irigasi adalah proses penambahan air untuk
memenuhi kebutuhan lengas tanah bagi
pertumbuhan tanaman
israelsen & hansen, 1980

Irigasi adalah usaha penyediaan dan


pengaturan air untuk menunjang pertanian
yang jenisnya meliputi irigasi air permukaan,
irigasi air bawahtanah, irigasi pompa dan
irigasi rawa
PP 77/2001
Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, pemanfaatan, dan
pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya
meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah,
irigasi pompa dan irigasi tambak.

(PP Irigasi no 20/2006)

Tindakan intervensi manusia untuk mengubah agihan


air dari sumbernya menurut ruang dan waktu serta
mengelola sebagian atau seluruh jumlah tersebut untuk
menaikkan produksi tanaman.

Small & Svendsen, 1992


Irigasi ialah usaha penyediaan, pengaturan dan
pembuangan air irigasi untuk menunjang kegiatan pertanian
yang berasal dari air permukaan(rawa, waduk, bendung, …..)
maupun air tanah (pompa, sumber ……. ).
Jenis Irigasi: irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah
tanah, irigasi pompa dan irigasi tambak.
Kata irigasi berasal dari kata irrigate dalam Bahasa Belanda dan
irrigation dalam Bahasa Inggris.
Pengembangan daerah rawa, yaitu pematangan
tanah di daerah rawa yang antara lain untuk kegiatan pertanian.
Pengendalian dan pengarahan banjir serta usaha
untuk memperbaiki sungai, waduk, dan sebagainya.
Pengaturan dan penyediaan air minum, air perkotaan,
air industri dan pencegahan terhadap pencemaran
atau pengotoran air dan sebagainya.
)
 Irigasi sebagai sistem sosio-teknis dan
transformasi sosio-kultural masyarakat
 Ciri- ciri :
 Interelasi antara struktur sosial dan teknologi
 Bersifat terbuka dan timbal balik dengan lingkungan
 Berwawasan pencapaian tujuan
KEBIJAKAN

Pola Pikir

Sosial-Ek Artefak SOS-


FISIK
EK

technology
Non human

Sistem irigasi
sebagai
Sistem sosio-kultural EKOLOGI

Masyarakat
 Perubahan lingkungan strategis dapat terjadi
karena beberapa sebab
 Perubahan ekologi, sosial ekonomi
masyarakat, kebijakan dan perubahan fisik
sistem ➔ semuanya akan mempengaruhi
karakteristik keempat subsistem
•PERUBAHAN KEBIJAKAN AKAN MERUBAH
KEEMPAT SUBSISTEM DALAM SISTEM IRIGASI
SEBAGAI SISTEM SOSIO-KULTURAL
MASYARAKAT TERMASUK TEKNOLOGI

•DALAM BEBERAPA TAHUN TERAKHIR


PERUBAHAN KEBIJAKAN MENJADI FAKTOR
UTAMA YANG MEMPENGARUHI KINERJA
KEEMPAT SUBSISTEM
 “Teknologi adalah cara atau metode serta
proses atau produk yang dihasilkan dari
penerapan dan pemanfaatan berbagai disiplin
ilmu pengetahuan yang menghasilkan nilai
bagi pemenuhan kebutuhan, kelangsungan,
dan peningkatan mutu kehidupan manusia”.
(UU no 18/2001)
APLIKASI TEKNOLOGI DALAM PERANCANGAN IRIGASI

SELAMA INI PERANCANGAN SELALU DITENGARAI


SEBAGAI SUATU APLIKASI TEKNOLOGI DAN TANPA
MEMPERHATIKAN DISIPLIN ILMU LAIN
IRIGASI DIANGGAP SEBAGAI APLIKASI TEKNIK SAJA
TANPA MEMPERHATIKAN UNSUR SOSIO-TEKNIS
AKIBATNYA ADALAH ADANYA KESENJANGAN DALAM
PERANCANGAN DAN PENGELOLAAN SISTEM IRIGASI ➔
SISTEM IRIGASI MENJADI KURANG EFEKTIF DIGUNAKAN
Terkait dengan
Undang-undang
Nomor 11 tahun 1974

strategi pembangunan
Pengairan Tujuan Negara RI
pertanian

Irigasi

Tanaman satu Pengelolaan


Adanya Irigasi? Kebutuhan pokok
musim

17
air, sumber air, termasuk
kekayaan alam hewani
yang terkandung di dalamnya
Milik negara

Irigasi
meningkatkan hasil Pengembangan daerah rawa
Pengendalian dan pengarahan meningkatkan
pertanian dan memperluas
kesejateraan rakyat
kesempatan kerja dalam Banjir , Pengaturan dan
sektor pertanian penyediaan air minum kemakmuran negara

Irigasi

4.000 tahun
Padi , palawija, sebelum Masehi
Neraca air Beras
tebu. tembakaudi Mesopotamia, Mesir,
India, Tiongkok
Ketersiaan air di bumi – pertemuan ke 1

Air:
70% di laut
30 % ada
bumi
27 % air
tanah
3 % air
permukaan

Cek - Net
DEFINISI IRIGASI
a. Daerah Irigasi
adalah kesatuan wilayah yang mendapat air dari satu jaringan irigasi yang bisa
disingkat dengan D I.
b. Jaringan Irigasi
adalah saluran dan bangunan yang merupakan satu kesatuan dan diperlukan
untuk pengaturan air irigasi yang mencakup penyediaan, pengambilan,
pembagian.
c. Jaringan Utama
adalah jaringan irigasi yang berada dalam satu sistem irigasi, mulai dari
bangunan utama (bendung/ bendungan) saluran induk / primer, saluran
sekuder dan bangunan sadap serta bangunan pelengkapnya.
e. Jaringan Tersier
adalah saluran dan bangunan yang merupakan satu kesatuan dan diperlukan
untuk pengaturan air irigasi yang mencakup penyediaan, pengambilan,
pembagian.
TUJUAN IRIGASI
1. Secara langsung
a. Menambah air pada areal pertanian, untuk mencukupi kebutuhan air terutama
pada saat tidak turun hujan.
b. Memupuk areal pertanian, karena air yang dialirkan dari sumber air sampai ke
areal pertanian banyak mengandung unsur-unsur hara yang banyak
dibutuhkan untuk kehidupan tanaman.
2. Secara tidak langsung
Pemberian air dapat menunjang usaha pertanian melalui berbagai cara, antara
lain :
• Sebagai transportasi
• Mengatur suhu tanah
• Pencucian tanah
• Pemberantasan hama
• Meningkatkan kualitas air
• Memperbaiki permukaan air tanah
• Menetralisir air yang kotor
• Kolmatasi
FUNGSI IRIGASI
Mendukung produktifitas usaha tani guna meningkatkan produksi pertanian dalam
rangka ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan masyarakat khususnya petani
yang diwujudkan melalui keberlanjutan sistem irigasi yang dilakukan dengan
pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi serta ditentukan oleh keandalan air
irigasi, keandalan prasarana irigasi dan peningkatan pendapatan masyarakat petani
dari usaha tani.

SISTEM IRIGASI
a. Irigasi Teknis
adalah saluran dan bangunan yang merupakan satu kesatuan dan diperlukan
untuk pengaturan air irigasi yang mencakup penyediaan, pengambilan,
pembagian yang dilengkapi dengan bangunan ukur di seluruh bangunan
pembaginya.
b. Irigasi Setengah Teknis
adalah saluran dan bangunan yang merupakan satu kesatuan dan diperlukan
untuk pengaturan air irigasi yang mencakup penyediaan, pengambilan,
pembagian.
c. Irigasi Sederhana
Keadaan airnya tidak dapat diukur disetiap jenis penyaluran dan pembagian air
biasanya dibangun dan dikelola oleh petani / masyarakat.
SEJARAH & PERKEMBANGAN IRIGASI DI INDONESIA
a. Jaman Hindu
Raja-raja Hindu memaksa rakyat untuk membuat pekerjaan-pekerjaan irigasi
yang besar-besar guna pertanian yang memberi kemakmuran kepada negara.
Setelah datangnya bangsa Eropa, timbul peperangan, sehingga irigasi tidak
terpelihara, bangunan dan saluran irigasi menjadi rusak, pertanian terhenti
dengan akibat jatuhnya kemakmuran.

b. Pendudukan Belanda
Setelah diadakan peraturan tanam paksa pada waktu pendudukan Belanda,
mereka memaksa rakyat untuk membuat pekerjaan irigasi guna tanaman-
tanaman yang mereka butuhkan.

c. Tahun 1854 - 1885


Tahun 1854 didirikan departemen BOW dan tahun 1885 dibentuk irrigatie
brigade yang kemudian menjadi bagian Pengairan dan Assainering. Setelah itu
baru dibuat beberapa pekerjaan-pekerjaan irigasi guna mengairi tanah-tanah
pemerintah.
UMUM

KUALITAS AIR IRIGASI IRIGASI SISTEM


GRAVITASI

SISTEM IRIGASI IRIGASI SISTEM POMPA

IRIGASI PASANG SURUT

JARINGAN IRIGASI
SEDERHANA
KLASIFIKASI JARINGAN
JARINGAN IRIGASI SEMI
TEKNIS
JARINGAN IRIGASI TEKNIS
BANGUNAN BAGI
BANGUNAN IRIGASI
BANGUNAN
SADAP

BANGUNAN
PELENGKAP

TANGGUL PINTU ALUR PEMBUANG


Tidak semua air cocok untuk dipergunakan
bagi kebutuhan air irigasi.
Air yang dapat dinyatakan kurang baik untuk
air irigasi mengandung:
a) bahan kimia yang beracun bagi tumbuhan
atau orang yang makan tanaman itu,
b) bahan kimia yang bereaksi dengan tanah
yang kurang baik
c) Tingkat keasaman air (Ph)
d) Tingkat kegaraman air
e) bakteri yang membahayakan orang atau
binatang yang makan tanaman yang diairi
dengan air tersebut.
 Dalam perkembangannya, irigasi dibagi menjadi 3
tipe, yaitu :
1. Irigasi Sistem Gravitasi
2. Irigasi Sistem Pompa
3. Irigasi Pasang-surut

1. Irigasi Sistem Gravitasi


▪ Irigasi gravitasi merupakan sistem irigasi yang
telah lama.
▪ Diterapkan dalam kegiatan usaha tani.
▪ Merupakan sistem irigasi yang sumber air nya
diambil dari air yang ada di permukaan burni
yaitu dari sungai, waduk dan danau di dataran
tinggi.
▪ Pengaturan dan pembagian air irigasi menuju ke
petak-petak yang membutuhkan, dilakukan
secara gravitatif.
2. Irigasi Sistem Pompa
▪ Sistem irigasi dengan pompa
▪ Dipertimbangkan,apabila pengambilan secara
gravitatif ternyata tidak layak dari segi
ekonomi maupun teknik
▪ Cara ini membutuhkan modal kecil, namun
memerlukan biaya ekspoitasi yang besar.
▪ Sumber air yang dapat dipompa untuk
keperluan irigasi dapat diambil dari sungai.
▪ Bila dilakukan pada areal persawahan
diharuskan ijin
3. Irigasi Sistem pasang-surut
▪ tipe irigasi yang memanfaatkan
pengempangan air sungai akibat peristiwa
pasang-surut air laut.
▪ Areal yang direncanakan untuk tipe irigasi ini
adalah areal yang mendapat pengaruh
langsung dari peristiwa pasang-surut air laut.
 Klasifikasi jaringan ditinjau dari cara
pengaturannya dibedakan menjadi 3
tingkatan:
1. Jaringan irigasi sederhana
2. Jaringan irigasi semi teknis
3. Jaringan irigasi teknis
1. Jaringan irigasi sederhana
▪ Pembagian air ke petak sawah tidak
diukur atau diatur sehingga air lebih
akan mengalir ke saluran pembuang.
▪ Persediaan air biasanya berlimpah dan
kemiringan berkisar antara sedang dan
curam. Sehingga tidak diperlukan
teknik yang sulit untuk pembagian air
Gambar 1. Jaringan irigasi sederhana
 Pembagian air tidak diukur atau diatur, air
lebih akan mengalir ke saluran pembuang.
 Petani pemakai air itu tergabung dalam satu
kelompok jaringan irigasi yang sama,
sehingga tidak memerlukan keterlibatan
pemerintah
 Persediaan air biasanya berlimpah dengan
kemiringan berkisar antara sedang sampai
curam
 Tidak diperlukan teknik yang sulit untuk
sistem pembagian airnya
 Ada pemborosan air dan, karena pada umumnya
jaringan ini terletak di daerah yang tinggi, air
yang terbuang itu tidak selalu dapat mencapai
daerah rendah yang lebih subur
 Terdapat banyak penyadapan yang memerlukan
lebih banyak biaya lagi dari penduduk karena
setiap desa membuat jaringan dan pengambilan
sendiri-sendiri
 Umurnya mungkin pendek karena bangunan
pengelaknya bukan bangunan tetap/permanen
2. Jaringan irigasi semi teknis
▪ JI telah dilengkapi dengan bangunan
bendung lengkap dengan pintu
pengambilan tanpa/dengan
bangunan pengukur di bagian
hilirnya.
▪ Beberapa bangunan permanen
sudah dibangun di jaringan saluran.
▪ Sistem pembagian air biasanya
serupa dengan jaringan sederhana
Gambar 2. Jaringan irigasi semi teknis
▪ Pengambilan dipakai untuk
melayani/mengairi daerah yang lebih luas
dari daerah layanan pada jaringan
sederhana
▪ Biayanya ditanggung oleh lebih banyak
daerah layanan
▪ Organisasinya akan lebih rumit jika
bangunan tetapnya berupa bangunan
pengambilan dari sungai, karena diperlukan
lebih banyak keterlibatan dari pemerintah
3. Jaringan irigasi teknis:
▪ JI yang mempunyai sistem ada pemisahan
antara saluran irigasi/pembawa dan saluran
pembuang/pematus.
▪ Saluran pembawa maupun saluran
pembuang bekerja sesuai dengan fungsinya
masing-masing.
▪ Saluran pembawa mengalirkan air irigasi ke
sawah-sawah
▪ Saluran pembuang mengalirkan kelebihan air
dari sawah sawah ke saluran pembuang.
Gambar 3. Jaringan irigasi teknis
 Adanya pemisahan antara jaringan irigasi dan
jaringan pembuang/pematus
 Petak tersier menduduki fungsi sentral dalam
jaringan irigasi teknis
 Sebuah petak tersier terdiri dari sejumlah
sawah dengan luas keseluruhan yang
idealnya maksimum 50 ha, tetapi dalam
keadaan tertentu masih bisa ditolerir sampai
seluas 75 ha
 Perlunya batasan luas petak tersier yang ideal
hingga maksimum adalah agar pembagian air
di saluran tersier lebih efektif dan efisien
hingga mencapai lokasi sawah terjauh
 Petak tersier menerima air di suatu tempat
dalam jumlah yang sudah diukur dari suatu
jaringan pembawa yang diatur oleh Institusi
Pengelola Irigasi
 Pembagian air di dalam petak tersier
diserahkan kepada para petani.
 Jaringan saluran tersier dan kuarter
mengalirkan air ke sawah. Kelebihan air
ditampung di dalam suatu jaringan saluran
pembuang tersier dan kuarter dan
selanjutnya dialirkan ke jaringan pembuang
primer
 Bangunan-bangunan utama (headworks) di mana
air diambil dari sumbernya, umumnya sungai
atau waduk
 Jaringan pembawa berupa saluran yang
mengalirkan air irigasi ke petak-petak tersier
 Petak-petak tersier dengan sistem pembagian air
dan sistem pembuangan kolektif, air irigasi
dibagi-bagi dan dialirkan kesawah-sawah dan
kelebihan air ditampung di dalam suatu sistem
pembuangan di dalam petak tersier
 Sistem pembuang berupa saluran dan bangunan
bertujuan untuk membuang kelebihan air dari
sawah ke sungai atau saluran-saluran alamiah
 adalah cara penggambaran berbagai macam bagian
dari suatu jaringan irigasi yang saling berhubungan

 Peta ikhtisar irigasi memperlihatkan:


◦ Bangunan-bangunan utama
◦ Jaringan dan trase saluran irigasi
◦ Jaringan dan trase saluran pembuang
◦ Petak-petak primer, sekunder dan tersier
◦ Lokasi bangunan
◦ Batas-batas daerah irigasi
◦ Jaringan dan trase jalan
◦ Daerah-daerah yang tidak diairi (misal desa-desa)
◦ Daerah-daerah yang tidak dapat diairi (tanah jelek, terlalu
tinggi dsb)
 Peta ikhtisar umum dibuat berdasarkan peta
topografi yang dilengkapi dengan garis-garis
kontur dengan skala 1:25.000.
 Peta ikhtisar detail yang biasa disebut peta
petak, dipakai untuk perencanaan dibuat
dengan skala 1:5.000, dan untuk petak
tersier 1:5.000 atau 1:2.000.
 Petak ini menerima air irigasi yang dialirkan
dan diukur pada bangunan sadap (off take)
tersier yang menjadi tanggung jawab Dinas
Pengairan
 Bangunan sadap tersier mengalirkan airnya
ke saluran tersier.
 Di petak tersier pembagian air, eksploitasi
dan pemeliharaan menjadi tanggung jawab
para petani yang bersangkutan, di bawah
bimbingan pemerintah.
 Petak yang kelewat besar akan
mengakibatkan pembagian air menjadi tidak
efisien.
 Petak tersier harus mempunyai batas-batas
yang jelas seperti misalnya parit, jalan, batas
desa dan batas perubahan bentuk medan
(terrain fault)
 Petak tersier dibagi menjadi petak-petak
kuarter, masing- masing seluas kurang lebih
8 - 15 ha
 Apabila keadaan topografi. memungkinkan,
bentuk petak tersier sebaiknya bujur sangkar
atau segi empat untuk mempermudah
pengaturan tata letak dan memungkinkan
pembagian air secara efisien
 Petak tersier harus terletak langsung
berbatasan dengan saluran sekunder atau
saluran primer.
 Panjang saluran tersier sebaiknya kurang dari
1.500 m, tetapi dalam kenyataan kadang-
kadang panjang saluran ini mencapai 2.500
m.
 Panjang saluran kuarter lebih baik di bawah
500 m, tetapi prakteknya kadang-kadang
sampai 800 m.
 Petak sekunder terdiri dari beberapa petak
tersier yang kesemuanya dilayani oleh satu
saluran sekunder.
 petak sekunder menerima air dari bangunan
bagi yang terletak di saluran primer atau
sekunder
 Batas-batas petak sekunder pada umumnya
berupa tanda-tanda topografi yang jelas,
seperti misalnya saluran pembuang
 Luas petak sekunder bisa berbeda-beda,
tergantung pada situasi daerah
 Saluran sekunder sering terletak di punggung
medan mengairi kedua sisi saluran hingga
saluran pembuang yang membatasinya.
 Saluran sekunder boleh juga direncana
sebagai saluran garis tinggi yang mengairi
lereng-lereng medan yang lebih rendah saja.
 Petak primer terdiri dari beberapa petak
sekunder, yang mengambil air langsung dari
saluran primer.
 Petak primer dilayani oleh satu saluran primer
yang mengambil airnya langsung dari sumber
air, biasanya sungai.
 Proyek-proyek irigasi tertentu mempunyai
dua saluran primer. Ini menghasilkan dua
petak primer.
 Daerah di sepanjang saluran primer sering
tidak dapat dilayani dengan mudah dengan
cara menyadap air dari saluran sekunder
 Apabila saluran primer melewati sepanjang
garis tinggi, daerah saluran primer yang
berdekatan harus dilayani langsung dari
saluran primer

Anda mungkin juga menyukai