Anda di halaman 1dari 4

Profil Batang Tarik

 Batang tarik banyak dijumpai dalam banyak


struktur baja, seperti struktur – struktur
Komponen Struktur Tarik 1 jembatan, rangka atap, menara transmisi,  
ikatan angin dan lain sebagainya.
 Batang tarik ini sangat efektif dalam memikul
beban.
 Batang ini dapat terdiri dari profil tunggal
ataupun profil – profil tersusun.

KULIAH STRUKTUR BAJA II
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Nusa Nipa
Dedi Imanuel Pau, S.T., M.Eng. 2019/2020

Kekuatan Tarik
Kekuatan tarik nominal, Pn, dari suatu komponen
struktur ditentukan berdasarkan dua macam kondisi, 
yaitu :
• leleh tarik (tensile yielding) dari luas
penampang gross, di daerah yang jauh dari
sambungan
• keruntuhan tarik (fracture yielding) dari luas
penampang efektif pada daerah sambungan
Kondisi Leleh Tarik Kondisi Keruntuhan Tarik
Pada kondisi kegagalan akibat leleh tarik, maka Besarnya kekuatan tarik nominal, pada kondisi
besarnya kekuatan tarik nominal dapat dihitung kegagalan keruntuhan tarik, ditentukan dalam
berdasarkan SNI 1729:2015 persamaan D2‐1 :
SNI 1729:2015 persamaan D2‐2 :
Pn = FyAg
dengan
Pn = FuAe
Ag = luas bruto dari komponen struktur, mm2 dengan
Fy = tegangan leleh minimum yang disyaratkan, MPa Ae = luas neto efektif, mm2
Fu  = kekuatan tarik minimum yang disyaratkan, MPa

• Kekuatan tarik desain, tPn, dan kekuatan tarik tersedia,  Metode DKI


Pn/t, harus diambil dari nilai terendah yang diperoleh • Untuk leleh Tarik Pn Fy Ag

sesuai dengan keadaan batas dari leleh tarik dan  t 1,67
keruntuhan tarik.
• Nilai dari tPn (metode DFBK) atau nilai Pn/t (metode DKI)  Pn Fu Ae

• Untuk keruntuhan Tarik t 2,00
ditentukan sebagai berikut :
Metode DFBK
• Untuk leleh Tarik  t Pn 0,90Fy Ag
• Untuk keruntuhan Tarik t Pn  0,75Fu Ae
Luas Neto, An
• Lubang yang dibuat pada sambungan untuk menempatkan alat
sambung berupa baut akan mengurangi luas penampang
sehingga mengurangi pula kekuatan tarik dari penampang Tabel Dimensi Nominal Lubang Baut, dh
tersebut. Dimensi Lubang, mm
• Definisi dari luas neto secara sederhana adalah luas Diameter Baut Standar Ukuran‐lebih Slot‐Pendek Slot Panjang

bruto dari penampang dikurangi dengan luas lubang (Diameter) (Diameter) (Lebar × Panjang) (Lebar × Panjang)
18 × 40
yang disediakan untuk kebutuhan penempatan baut. M16
M20
18
22
20
24
18 × 22
22 × 26 22 × 50
• Lubang untuk penempatan baut umumnya dibuat lebih besar M22 24 28 24 × 30 24 × 55

2 mm dari ukuran diameter nominal baut, dan pada proses  M24 27 30 27 × 32 27 × 60


30 × 37 30 × 67
pembuatan lubang ini umumnya akan terjadi kerusakan di  M27 30 35
33 × 40 33 × 75
M30 33 38
sekeliling lubang. Sebagai akibatnya maka ukuran lubang yang  ≥ M36 d + 3 d + 8 (d+3) × (d+10) (d+3) × 2,5d
sudah jadi akan lebih lebar sekitar 2 mm dari yang
direncanakan.
• Sehingga secara total ukuran lubang baut yang sudah jadi Dalam perhitungan luas neto penampang maka lebar lubang baut harus  
akan lebih besar 4 mm daripada ukuran nominal bautnya. diambil sebesar ukuran lubang nominal ditambah dengan 2 mm.
• luas neto penampang dibatasi sebesar 0,85Ag (An < 0,85Ag)

Latihan 1: Efek Lubang Berselang‐seling Pada Luas Netto


Hitung luas netto, An dari komponen struktur tarik berikut ini
yang berupa pelat datar berukuran 10 × 200 mm. Pelat
disambung pada bagian ujungnya dengan dua baris baut 1 Ag = luas penampang bruto
M20. An = luas penampang neto
t = tebal penampang
P P g d  h = diameter lubang nominal
n   = banyak lubang dalam satu potongan
s,g = jarak antar sumbu lubang pada arah
1 sejajar dan tegak lurus sumbu komponen struktur
P s

• Dari potongan 1‐1 diperoleh :
½ Pu
Pu
An = Ag  n.(dh + 2).t
½ Pu • Potongan 1‐ 2 : 2
Pelat 10 × 200 mm

An = Ag  n(dh + 2)t +  s .t
4g
Latihan 2 :
Tentukan Anetto minimum dari batang tarik berikut ini, baut
yang dipakai M20, sedangkan tebal pelat adalah 6 mm.

60 A
60 P B P
295
100
D C
75

6
55 50

Perhitungan Nilai g Untuk Berbagai Jenis Profil

Referensi

• American Institute of Steel Construction, 2010, AISC 360‐10 
Specification for Structural Steel Buildings Sampai di sini dulu
• Badan Standardisasi Nasional, 2015, Spesifikasi untuk bangunan
gedung baja structural, SNI 03‐1729‐2015, Bandung
• Gunawan T., dan Margaret S, 1994, Konstruksi Baja
• Salmon, C.G., & Johnson, J.E., 1996, “Steel Structures, Design and 
Behaviour”, 4th ed., Harper Collins College Publishers, New York
• Spiegel Leonard, Limbrunner George, 1986, Applied Structural Steel 
Design.

Anda mungkin juga menyukai