Anda di halaman 1dari 5

DYAH AYU MURDANINGTYAS

03411540000040
TUGAS GEOTEKNIK 01

1. Jelaskan tentang komposisi tanah secara detail!


Tanah terdiri dari berbagai fase padat, cair, dan gas, dimana karakteristiknya bergantung
pada perilaku fase interaksi ini dan pada tegangan yang diterimanya. Fasa padat meliputi
tanah liat, mineral non-tanah liat, dan bahan organik. Unsur-unsur ini dikategorikan menurut
ukurannya seperti tanah liat, pasir, dan kerikil. Fasa cair terdiri dari air yang mengandung
senyawa organik yang tersedia dari tumpahan kimiawi, limbah, dan air tanah, sedangkan fasa
gas biasanya udara.

Gambar 1. Tiga fase komposisi tanah

2. Jelaskan tentang parameter fisis tanah :


a. Yang berhubungan dengan volume (misal porositas)
- Berat Volume Tanah
Material tanah dapat terdiri atas dua atau tiga unsur, yakni butiran, air dan
udara. Pada dalam kondisi tanah jenuh terdapat dua unsur, yakni butiran dan air,
dan pada tanah yang kering juga hanya terdapat dua unsur yakni butiran dan udara.
Sedangkan pada tanah dengan kondisi tak jenuh terdapat tiga unsur, yakni butiran,
air dan udara. Ketiga kondisi tersebut dapat diilustrasikan sebagai berikut :

Gambar 2. Komposisi Tanah Dalam Berbagai Kondisi


Masing-masing elemen tanah tersebut (butir, air dan udara), memiliki
volume dan berat. Untuk memahami sifat-sifat tanah secara fisis, maka parameter
tanah harus dijabarkan lebih terperinci sebagai berikut :

Gambar 3. Diagram Fase Tanah

Keterangan : V = volume total tanah


W = berat total tamah Va = volume udara
Wa = berat udara = 0 Vw = volume air
(diabaikan) Vv = volume pori
Ww = berat air Vs = volume butir
Dari gambar diagram fase tanah di atas, dapat dirumuskan beberapa hubungan
sebagai berikut :
 Berat tanah (W) = Ws + Ww .......................(2.1)
 Volume pori (Vv) = Vw + Va ......................(2.2)
Volume tanah (V) = Vs+Vw +Va.................(2.3)
(V) = Vs + Vv ......................(2.4)
Selanjutnya berat volume tanah dapat dirumuskan sebagai berikut :
 Berat Volume Basah : adalah perbandingan antara berat butiran tanah
termasuk air dan udara (W) dengan volume total tanah (V). Parameter ini
dituliskan dengan formula sebagai berikut :
𝑊
𝛾𝑏 = ………….(2.5)
𝑉
 Berat Volume Kering : adalah perbandingan antara berat butiran padat
(Ws) dengan volume total tanah (V). Parameter ini dituliskan dengan
formula sebagai berikut :
𝑊𝑠
𝛾𝑑 = ………….(2.6)
𝑉
 Berat Volume Butiran Padat : adalah perbandingan antara berat butiran
padat (Ws) dengan volume butiran padat (Vs). Parameter ini dituliskan
dengan formula sebagai berikut :
𝑊𝑠
𝛾𝑠 = ………….(2.7)
𝑉𝑠
- Porositas
Porositas (porosity) adalah perbandingan antara volume rongga (Vv) dengan
volume total (V). Nilai porositas dapat dinyatakan dalam satuan persen (%) atau
dalam satuan decimal. Parameter ini dituliskan dengan formula
sebagai berikut :
𝑉𝑣
𝑛= ………………….(2.8)
𝑉
- Angka Pori Tanah
Angka pori adalah perbandingan antara rongga (Vv) dengan volume butiran (Vs).
Parameter ini dituliskan dengan formula sebagai berikut :
𝑉𝑣
𝑒= ………………….(2.9)
𝑉𝑠
- Derajat Kejenuhan Tanah
Derajat kejenuhan adalah perbandingan antara volume air (Vw) dengan volume
total rongga pori (Vv). Parameter ini dituliskan dengan formula sebagai berikut:
𝑉𝑤
𝑆= 𝑥 100%……….(2.10)
𝑉𝑣
Apabila tanah dalam kondisi jenuh air, maka nilai S =1. Nilai derajat kejenuhan
ini dapat digunakan untuk mengklasifikasi konsistensi tanah.

b. Berat – Volume
Masing-masing elemen tanah (butir, air dan udara), memiliki volume dan berat.
Untuk memahami sifat-sifat tanah secara fisis, maka parameter tanah harus dijabarkan
lebih terperinci sebagai berikut :

Gambar 4. Diagram Fase Tanah

Keterangan : V = volume total tanah


W = berat total tamah Va = volume udara
Wa = berat udara = 0 Vw = volume air
(diabaikan) Vv = volume pori
Ww = berat air Vs = volume butir

Dari gambar diagram fase tanah di atas, dapat dirumuskan beberapa hubungan
sebagai berikut :
 Berat tanah (W) = Ws + Ww
 Volume pori (Vv) = Vw + Va
Volume tanah (V) = Vs+Vw +Va
(V) = Vs + Vv

Selanjutnya berat volume tanah dapat dirumuskan sebagai berikut :


 Berat Volume Basah : adalah perbandingan antara berat butiran tanah termasuk air
dan udara (W) dengan volume total tanah (V). Parameter ini dituliskan dengan
formula sebagai berikut :
𝑊
𝛾𝑏 =
𝑉
 Berat Volume Kering : adalah perbandingan antara berat butiran padat (Ws) dengan
volume total tanah (V). Parameter ini dituliskan dengan formula sebagai berikut :
𝑊𝑠
𝛾𝑑 =
𝑉
 Berat Volume Butiran Padat : adalah perbandingan antara berat butiran padat (Ws)
dengan volume butiran padat (Vs). Parameter ini dituliskan dengan formula sebagai
berikut :
𝑊𝑠
𝛾𝑠 =
𝑉𝑠
c. Konsistensi Tanah
Konsistensi tanah merupakan kekuatan daya kohesi butir-bitir tanah atau daya
adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Konsistensi tanah sangat dipengaruhi oleh
kadar air, yang mana tanah dapat berbentuk cair, plastis, semi padat, dan padat.
Konsistensi tanah dapat ditentukan dengan menghitung derajat kejenuhan. Derajat
kejenuhan adalah perbandingan antara volume air (Vw) dengan volume total rongga
pori (Vv). Parameter ini dituliskan dengan formula sebagai berikut:
𝑉𝑤
𝑆= 𝑥 100
𝑉𝑣
Apabila tanah dalam kondisi jenuh air, maka nilai S =1. Berikut ini merupakan table
klasifikasi konsistensi tanah berdasarkan nilai derajat kejenuhan
Pada tahun 1911, Atterberg suatu memberikan metode untuk menggambarkan
batas-batas konsistensi tanah yang berbutir halus dengan mempertimbangkan
kandungan kadar air di dalam tanah. Batas-batas tersebut dikenal dengan istilah
“BATAS-BATAS ATTERBERG” yang teridiri atas batas cair (liquid limit), batas
plastis (plastic limit), dan batas susut (shrinkige limit).

Gambar 5. Diagram batas-batas Atterberg

d. Aktivitas Tanah
Aktivitas tanah dapat diartikan sebagai pergerakan dari partikel tanah. Hal ini
berkaitan dengan konsistensi tanah yang sangat terpengaruh oleh gaya tarik menarik
oleh partikel tanah.

3. Jelaskan tentang struktur tanah!


 Struktur flokulasi pada sisi kering (yaitu partikel tanah yang diorientasikan secara
acak), memiliki rensponsi pemadatan yang lebih rendah, sehingga dibutuhkan enersi
pemadatan yang lebih besar.
 Sedangkan jenis tanah yang memiliki struktur dispersi pada sisi basah (partikel lebih
berorientasi pada susunan paralel yang tegak lurus terhadap arah penerapan beban),
relatif lebih responsif menerima enersi pemadatan. Hal ini disebabkan oleh lapisan air
teradsorpsi dengan baik dari water film, yang mengelilingi masing-masing partikel di sisi
basah.

Gambar 6. Bentuk dan struktur partikel tanah

Anda mungkin juga menyukai