1. W = Ws + Ww
2. V = Vs + Vw + Va = Vv+Vs
3. Vv = Vw + Va
4.
5.
6. Ww= rumus untuk mencari berat air yang harus ditambahkan per meter kubik
7.
8.
kondisi ini hanya berlaku disaat taah dalam kondisi jenuh
9.
Keterangan:
• Ws = Berat butir padat
• Ww = Berat air
• Vs = Volume butiran padat
• Vw = Volume air
• Va = Volume udara
• Vv= Volume pori
Dalam mekanika tanah, volume dan berat akan terkait dengan Kadar air (w), angka pori (e), porositas (n) dan
derajat kejenuhan (S)
• Kadar Air (w) merupakan perbandingan antara berat air (Ww) dengan Berat butiran padat (Ws), yang
dinyatakan dalam persen
• Porositas (n) merupakan perbandingan volume rongga (Vv) dengan volume total (V), dinyatakan dalam
persen atau desimal
• Angka pori (e) merupakan perbandingan antara volume rongga (Vv) dengan volume butiran (Vs) dinyatakan
dalam decimal
Berat volume lembab atau basah (Ɣb) merupakan perbandingan antara berat butiran tanah termasuk air dan
udara (W) dengan volume total tanah (V)
• Berat volume kering (Ɣd) perbandingan antara berat butiran (Ws) dengan volume total tanah (V)
• Berat volume butiran padat (Ɣs) merupakan perbandingan antara berat butiran padat (Ws) dengan volume
butiran padat (Vs)
Berat spesifik atau Berat jenis (Gs) merupakan perbandingan antara berat volume butiran padat (Ɣs) dengan
berat volume air (Ɣw) pada temperatur 4°C
Keterangan:
• Gs tidak berdimensi
• Berkisar antara 2,65 hingga 2,75
• 2,67 umumnya untuk tanah granuler
• 2,68 – 2,72 untuk tanah kohesi anorganik
• Derajat kejenuhan (S) adalah perbandingan volume air (Vw) dengan volume total rongga pori tanah (Vv),
biasanya dinyatakan dalam persen
Note:
• Bila tanah dalam kondisi jenuh, S = 100%
• Dari persamaan-persamaan yang ada, dapat diperoleh hubungan antar persamaan, antara lain:
1. Hubungan angka pori dan porositas
Nilai angka pori >1 menunjukkan bahwa volume rongga pori tanah lebih > volume butiran tanah