Gambar 1.1 Susunan tanah. (a) elemen tanah keadaan asli; (b) tiga fase elemen tanah
Pengujian volumetri gravimetri dapat digunakan untuk mencari sifat fisik tanah.
Sifat fisik tanah dapat dilihat dari nilai parameter beberapaa pengujian. Diantaranya
yaitu:
Ww
w ...................................................................................
.................... (1.1)
Ws
1
Dimana : w = Kadar air
Ww = Berat air
Ws = Berat tanah
Tabel 1.1 Angka Pori dan Kadar Air untuk Beberapa Tipe Tanah yang Masih
Dalam Keadaan Asli.
Berat volume (γ) dapat juga dinyatakan dalam berat butiran padat, kadar air, dan
volume total, jadi :
W
Ws 1 w
W W Ww Ws Ws 1 w
s .............................. (1.4)
V V V V
Dimana : = Berat volume
w = Kadar air
Ww = Berat air
V = Volume tanah
Untuk mengetahui berat volume kering per satuan volume tanah. Perbandingan
tersebut dinamakan berat volume kering (dry unit weight) γd :
3
Ws
d .................................................................................................. (1.5)
V
Dimana : d = Berat tanah kering
V = Volume tanah
Dari persamaan (1.4) dan (1.5) hubungan antara berat volume, berat volume
kering dan kadar air dapat dituliskan sebagai berikut :
d ................................................................................................ (1.6)
1 w
Dimana : d = Berat tanah kering
w = Kadar air
V = Volume tanah
Dari hasil perhitungan maka dapat diketahui tipe tanah pada hasil percobaan berat
volume tanah yang di klasifikasikan dalam tabel 1.2 berikut :
4
Tabel 1.2Angka Pori dan berat volume tanah untuk Beberapa Tipe Tanah yang
Masih Dalam Keadaan Asli.
Berat Volume
Angka
Tipe Tanah Kering
pori, e
ϒd(kN/m³)
Pasir lepas dengan butiran seragam 0,8 14,5
( loose uniform sand )
Pasir padat dengan butiran seragam 0,45 18
( dense uniform sand )
Pasir berlanau yang lepas dengan butiran
0,65 16
bersudut
( loose angular-grained silty sand )
Pasir berlanau yang padat dengan butiran
0,4 19
bersudut
( dense angular-grained silty sand )
Lempung kaku 0,6 17
( stiff clay )
Lempung lembek 0,9 - 1,4 11.5 - 14.5
( soft clay )
Tanah 0,9 13,5
( loess )
Lempung organik lembek 2,5 6-8
( soft organic clay )
Glacial till 0,3 21
Mekanika Tanah Jilid I, Braja M Das, Tabel 2.2. Kadar Air, dan Berat Volume
Kering untuk Beberapa Tipe Tanah yang Masih Dalam Keadaan Asli.
5
Sehingga rumus Specific gravity (Gs), yaitu :
s
Gs ................................................................................................... (1.9)
w
Dimana : Gs = Specific Gravity
s = Berat piknometer + tanah + air
Dari hasil perhitungan Gs tersebut dikalikan dengan faktor koreksi K yang didapat
dari SNI 1964:2008 Pasal 5.b Tabel 1 :
Tabel 1.3 Hubungan antara kerapatan relatif air & faktor koreksi K dalam temperatur
1 18 0,9986244 1,0004
2 19 0.9984347 1,0002
3 20 0.9982343 1,0000
4 21 0.9980233 0.9998
5 22 0.9978019 0.9996
6 23 0.9975702 0.9993
7 24 0.9973286 0.9991
8 25 0.9970770 0.9989
9 26 0.9968156 0.9986
10 27 0.9965451 0.9983
11 28 0.9962652 0.9980
12 29 0.9939761 0.9977
13 30 0.9956780 0.9974
6
Setelah melakukan perhitungan Gs (specific grafity) maka selanjutnya dapat
ditentukan jenis tanah berdasarkan tabel 1.4
Tabel 1.4Berat Jenis Tanah (Spesific Gravity)
Jenis Tanah BeratJenis (Gs)
Kerikil 2,65 – 2,68
Pasir 2,65 – 2,68
Lanau Tak Organik 2,62 – 2,68
Lempung Organik 2,58 – 2,65
Lempung Tak Organik 2,68 – 2,75
Humus 1,37
Gambut 1,25 – 1,80
Mekanika Tanah I, Hary Christady. H, Tabel 1.1. Berat Jenis Tanah (spesific
garvity) Hal.5
7
Pengujian Berat Volume Tanah
1. Timbang berat cawan yang telah disiapkan (Wc), Kemudian timbang berat
masing masing contoh tanah (W1).
2. Siapkan gelas kaca, air raksa dan mangkuk peluberan.
3. Tuangkan secara perlahan air raksa kedalam gelas kaca, pastikan permukaan
air raksa sejajar dengan bibir gelas kaca dengan menggunakan kaca datar.
4. Masukkan contoh tanah yang berbentuk dadu tersebut kedalam gelas kaca
yang berisi air raksa.
5. Tekan secara perlahan contoh tanah menggunakan kaca datar hingga seluruh
bagian terendam. Dan air raksa tumpah ke mangkuk peluberan
6. Timbang hasil peluberan air raksa yang terdapat pada mangkuk peluberan.
7. Catat dan hitung hasil pengujian tersebut.
8
I.3 Dokumentasi Praktikum
9
Gambar 1.5 Contoh tanah basah sebelum di oven.
10
Pengujian Berat Volume Tanah
Gambar 1.8 Proses meratakan air raksa agar sesuaidengan volume gelaskaca
Gambar 1.10 Proses menekan contoh tanah kedalam air raksa agar tumpahan
Air raksa siap ditimbang
11
Gambar 1.11 Tumpahan air raksa.
12
Pengujian Specific Gravity (Gs)
Gambar 2.13 Proses pengkocokan bejana piknometer yang berisi tanah kering
dan air, sampai keluar gelembung
Gambar 2.16 Menimbang alat piknometer yang berisi tanah kering dan
air sudah dibersihkan gelembungnya.
14
I.4 Hasil dan Analisa Perhitungan
Test No I II III
Nomor Cawan 16 56 45
Berdasarkan data pengujian yang diperoleh maka dapat dihitung kadar air dalam
contoh tanah.
Kadar Air (w)
(W2 W3 )
w x 100 % ................................................................. (1.2)
(W3 W1 )
(54,2 49,8)
I. wI x 100 % = 39,64 %
(49,8 38,7)
(61,2 56,1)
II. wII x 100 % = 42,15 %
(56,1 44,0)
(60,0 55,6)
III. wIII x 100 % = 42,30 %
(55,6 45,2)
Berdasarkan hasil analisa perhitungan ketiga benda uji diperoleh nilai kadar
air dengan range 39,64% sampai 42,30%. Sedangkan standart tanah lempung
lembek (softclay) memiliki nilai range 30% sampai 50%. Sehingga nilai kadar air
15
dapat digolongkan sebagai tanah lempung lembek. Untuk memenuhi persyaratan
tanah lempung lembek maka perlu dihitung berat volume tanah.
Nomor Cawan 16 56 45
Volume Tanah ( V ) cm 3
3
Berat Volume Tanah ( ) g / cm
1,789 1,763 1,784
W1
V
Dari hasil percobaan yang diperoleh saat praktikum pada tabel 1.6 tersebut dapat
dihitung volume tanah (V), berat volume tanah (γ), dan berat volume kering (γd).
16
Pengujian Contoh Tanah II
Volume Tanah
W 132,7
V 2 = 9,757 cm3
13,6 13,6
Berat Volume Tanah
W
2 17,2 =1,763g/cm3
V 9,757
Berat Volume Tanah Kering ( d )
t 1,763
d 1,240 g / cm 3 12,40 kN / m 3
1 wc 1 0,4215
Berdasarkan hasil analisa perhitungan ketiga benda uji diperoleh nilai berat
volume dengan range nilai12,40 kN/m3 sampai 12,81kN/m3. Sedangkan
standart tanah lempung lembek (softclay) memiliki range nilai11,5
kN/m3sampai 14,5kN/m3. Sehingga nilai berat volume dapat digolongkan
sebagai tanah lempung lembek. Data analisa perhitungan ke-2 (dua)
pengujian diklasifikasikan dalam tabel 1.7 yang mengacu pada persyaratan
tabel (1.1) dan (1.2) tentang Kadar Air, dan Berat Volume Kering untuk
Beberapa Tipe Tanah yang Masih Dalam Keadaan Asli.
Tabel 1.7Hasil klasifikasi berat volume dan kadar air berdasaskan ke-2
(dua) pengujian.
Kadar Air Tanah Berat Volume Tanah
Benda
Syarat Hasil Uji Syarat Hasil Uji Tipe Tanah
Uji
% % kN/m kN/m
1 39,64 12,81 Lempung Lembek
2 30 - 50 42,15 11,5 - 14,5 12,40 Lempung Lembek
3 42,30 12,40 Lempung Lembek
17
Pengujian Spesific Gravity (Gs)
Tabel 1.7 Tabel Pengujian Spesific Gravity (Gs)
Contoh Uji
Test No Satuan
1 2
Nomor Piknometer 01 02
18
Berdasarkan data pengujian untuk tanahaslidiperoleh :
Tes pertama = 2,622
Tes kedua = 2,583
Hal ini menunjukan bahwa berat spesifik dari butiran tanah yang ada pada ke-2
(dua) contoh tanah adalah sebesar 2,622 dan 2,583.Pada tabel 1.4 contoh tanah
termasuk jenis lempung organik.
I.5 Kesimpulan
Dari hasil analisa percobaan ke-3 (tiga) benda uji. Nilai kadar air yang diperoleh
39,64% sampai 42,30%. Sehingga dapat memenuhi persyaratan tipe tanah
lempung lembek dengan range nilai30%. - 50%.
Untuk memenuhi persyaratan tanah lempung lembek maka berat volume tanah
juga harus masuk range nilai 11,5 kN/m3 - 14,5 kN/m3. Dan hasil analisa ke-3
(tiga) benda uji dapat memenuhi persyaratan tersebut dengan range nilai 12,40
kN/m3 sampai 12,81kN/m3.
Dari hasil analisis percobaan specific gravity (Gs) nilai yang diperoleh sebesar
2,622 dan 2,583. Pada tabel 1.4 tentang Berat Jenis Tanah (Spesific Gravity) nilai
tersebut masuk kategori lempung organik yang memiliki range nilai sebesar
2,58-2,65.
19