Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

TEGANGAN TANAH PRAKTIKUM

Di susun oleh :
RIRIS ENGGAR BARAFANNY A (19051417048)
MUHAMMAD NURIL ANWAR (19051417059)

Dosen Pembimbing :
Dra. Nur Andajani , M.T.

PROGRAM STUDI D-IV TRKBG B


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2020
BAB I
PENGUJIAN VOLUMETRI GRAVIMETRI

1.1. Dasar Teori

Tanah dikelompokkan menjadi 2 jenis, tanah berbutir kasar (krikil dan


pasir) yang sering disebut sebagai granula atau tanah kohesif, dan tanah berbutir
Air VA
halus (lanau dan lempung) biasanya disebut tanah non kohesif. Susunan tanah
Vw
W w Waterair, dan
terdiri dari butir butir dengan ruang kosong yang mengandung butiran,
Total weight (= W) Total volume (= V)
udara. Tanah yang tidak memiliki ruang kosong atau
W tidak memiliki pori-pori V
maka sudah tidak ada unsur air didalamnya.
Ws solid Vs

(a) (b)
Soil element in natural state Three phases of the soil element

Gambar 1.1 Susunan Tanah

Pada pengujian Volumetri Gravimetri ini sering digunakan untuk


mngetahui parameter-parameter tanah, cara untuk mengetahui parameter dapat
dilakukan beberapa pengujian sebagai berikut:
1. Pengujian kadar air tanah.
2. Pengujian berat volume tanah.
3. Pengujian Spesific Grafity (GS).
Sebelum memulai pengujian hal pertama adalah menyiapkan beberapa
sampel tanah yang dikeluarkan dari alat Extruder. Lalu lakukan prosedur
pelaksanaan untuk pengujian nomor 1 dan 2.

1
2

1.1.1 Kadar Air


Kadar air adalah persentase kandungan air suatu bahan yang dapat dinyatakan
berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering (dry basis). Kadar air
berat basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100 persen, sedangkan kadar
air berdasarkan berat kering dapat lebih dari 100 persen (Syarif dan Halid, 1993).
Secara umum tanah terdiri dari bahan yaitu butiran tanahnya sendiri, air dan
udara yang terdapat didalam ruangan antara butiran – butiran tanah. Apabila tanah
sudah benar-benar kering maka tidak ada air sama sekali dalam porinya. Keadaan
semacam ini jarang ditemukan pada tanah dalam keadaan asli di lapangan.
Air hanya dapat dihilangkan sama sekali dari tanah apabila dengan tindakan
khusus untuk tujuan tertentu, misalnya memanaskan tanah dengan cara dioven pada
suhu (100̊C- 110̊C) pada waktu tertentu untuk mengetahui perbandinganantara berat
air dan berat butiran padat dari volume tanah yang diselidiki.Menurut kadar air (wc)
yang juga disebut sebagai water content didefinisikan sebagai perbandingan antara
berat air dan berat butiran padat dari volume tanah yang diselidiki (Das,1995).
Tujuan dari pengujian kadar air yaitu untuk mengetahui persentase kadar air
yang terkandung dalam tanah, yang kemudian dari persentase kadar air tersebut
dapat diklasifikasikan untuk mengetahui jenis tanah menurut spesifikasi kadar
airnya. Hal tersebut ditunjukkan pada tabel 1.1.
Tabel 1.1 Jenis Tanah berdasarkan Kadar Air
Jenis tanah Kadar air (%)
Pasir lepas dengan butiran seragam 30
Pasir padat dengan butiran seragam 16
Pasir berlanau yang lepas dengan butiran bersudut 25
Pasir berlanau yang padat dengan butiran bersudut 15
Lempung kaku 21
Lempung lembek (soft clay) 30–50
Tanah 25
Lempung organik lembek 90 – 120
Glacial till 10
Sumber: Braja M. Das,1995
3

Kadar air adalah berat air yang menguap dibagi dengan berat tanah kering yang
dinyatakan dalam persen. Sehingga diperoleh rumus sebagai berikut :
Wc = .............................................................................................................. (1.1)

Keterangan :
Wc = Kadar air (%)
Ww = Berat air
Ws = Berat butiran padat
Berikut ini merupakan persamaan dasar untuk mengetahui atau mencari kadar air
berdasarkan uji praktikum, tertulis pada persamaan 1.1, 1.2, dan 1.4.
Berat air = W2 – W3 .......................................................................................... (1.2)
Berat tanah kering = W3 – W1 ........................................................................... (1.3)
wc = 2− 3
X 100% .......................................................................................... (1.4)

3 1

Keterangan :
W1 = Berat cawan
W2 = Berat cawan + tanah basah
W3 = Berat cawan + tanah kering
1.1.2 Berat Volume Tanah
Berat volume (γ) merupakan perbandingan berat tanah dengan volume. Berat
volume dapat juga dinyatakan dalam berat butiran padat, kadar air, dan volume total.
Tujuan dari pengujian berat volume tanah yaitu untuk mengetahui berat dan volume
benda uji. Sehingga dari berat volume tanah tersebut kemudian dapat diklasifikasikan
tipe tanah nya menurut berat volume keringnya.
Para ahli tanah terkadang menyebut perbandingan berat per satuan volume
sebagai berat volume basah. Kadang-kadang juga perlu mengetahui berat kering per-
satuan volume tanah. Perbandingan tersebut dinamakan berat volume kering (γd)
(Das,1995). Untuk mengetahui jenis tanah, dapat dilihat pada tabel 1.2.
Tabel 1.2 Jenis Tanah Berdasarkan Berat Volume
Berat Volume Kering
Tipe Tanah
(lb/ft³) (kN/m³)
Pasir keras butiran seragam 92 14,5
Pasir padat butiran seragam 115 18
Pasir berlanau yang lepas dengan butiran bersudut 102 16
4

Berat Volume Kering


Tipe Tanah
(lb/ft³) (kN/m³)
Pasir berlanau yang padat butiran dengan bersudut 121 19
Lempung kaku 108 17
Lempung lembek 73-93 11,5-14,5
Tanah 86 13,5
Lempung organik lembek 38-51 6-8
Glacial till 134 21
Sumber: Braja M. Das,1995
Dalam menentukan berat volume tanah, dilakukan beberapa pengukuran seperti
yang tertulis pada persamaan 1.4 dan 1.5.
 Pengukuran volume tanah
W
2

V = ............................................................................................................
13,6 (1.5)
 Pengukuran berat volume tanah
W1
...........................................................................................................
(1.6)
γt = V

Keterangan :
Wc = Berat cawan Wct = Berat tanah + Cawan
W2 = Berat air raksa yang dipindahkan W3 = Air raksa + Cawan
W1 = Berat tanah basah γ = Berat volume tanah
V = Volume tanah 13,6 = Berat jenis air raksa
Berat volume (γ) dapat juga dinyatakan dalam berat butiran padat, kadar air, dan
volume total
Ww

γ= =
Ws+Ww = W(1+( )) = Ws (1+w) ........................................................ (1.7)

Keterangan :
γ = Berat volume
= Kadar air
Ww = Berat air
Ws = Berat butiran padat
V = Volume tanah
Berat volume kering (dry unit weight) γd
γd = ............................................................................................................... (1.8)
Ws
5

Keterangan:
γd = Berat tanah kering
Ws = Berat butiran padat
V = volume tanah
Hubungan antara berat volume, berat volume kering dan kadar air dapat
dituliskan sebagai berikut
γd = (1.9)
γ
..............................................................................................................

1+

Keterangan:
γd = Berat tanah kering
γ = Berat volume
= Kadar air
1.1.3 Spesific Gravity (Gs)
Spesific Gravity (Gs) adalah perbandingan berat jenis suatu zat pada tempratur
standart dengan berat jenis zat yang lain pada tempratur tertentu. (Muharram, dkk,
2017). Tujuan praktikum ini untuk menentukan berat jenis tanah yang mempunyai
butiran lolos saringan no.50 dengan piknometer. Untuk mineral tanah lempung yang
lain dapat dilihat di Tabel 1.3 yang menunjukan harga-harga berat spesifik beberapa
mineral yang umum terdapat pada tanah. Kemudian pada tabel 1.4 digunakan untuk
mengklasifikasikan jenis tanah yang diuji.
Tabel 1.3 Berat Spesifik Mineral Penting

Mineral Berat Spesifik (Gs)

Kaolinite 2,6
Illite 2,8
Montmorillonite 2,65-2,8
Halloysite 2,0-2,55
Potassium Feldspar 2,57
Sodium and calcium Feldspar 2,62-2,76
Chlorite 2,6-2,9
Biolite 2,8-3,2
Muscovite 2,76-3,1
6

Mineral Berat Spesifik (Gs)

Hornblende 3,0-3,47
Limonite 3,6-4,0
Olivine 3,27-3,37
Sumber : Braja M. Das,1995
Tabel 1.4 Jenis Tanah
Jenis Tanah Berat Jenis ( Gs )

Kerikil 2,65 – 2,68


Pasir 2,65 – 2,68
Lanau Anorganik 2,62 – 2,68
Lempung Organik 2,58 – 2,65
Lempung Anorganik 2,68 – 2,75
Humus 1,37
Gambut 1,25 – 1,80
Sumber : hardiyatmo, 2002
Persamaan dasar untuk mengetahui atau mencari nilai specific gravity dapat
diketahui pada persamaan 1.6 dan 1.7.
W4

Gs = (W3+ W4)- W2 ................................................................................................... (1.6)


o 0
Gs (pada 28 C) = Gs (pada T1 C) x A ............................................................... (1.7)
Keterangan :
Gs = specific gravity
W2 = berat piknometer + tanah + air.
W3 = berat piknometer + air
W4 = berat tanah kering
A = parameter (Ditunnjukkan pada tabel 1.5)
Tabel 1.5 Harga Parameter A
Temperatur, T (°C) A
18 1,004
19 1,002
20 1,000
22 0,9996
7

Temperatur, T (°C) A
24 0,9991
26 0,9986
28 0,9980
Sumber : Modul Praktikum Mekanika Tanah 1, 2020
1.2. Tujuan dan Manfaat Praktikum
Tujuan :
1. Menetapkan berat volume beberapa contoh tanah

2. Menetapkan berat basah beberapa contoh tanah

3. Menetapkan kadar air contoh tanah kering, kapasitas lapang dan kadar air
maksimum tanah dengan metode gravimetri (perbandingan massa air dengan
massa padatan tanah) atau disebut berdasarkan % berat
4. Mengetahui pentingnya kadar air dalam tanah
5. Tujuan dari percobaan adalah untuk menetukan besar berat jenis dari tanah
berdasarkan nilai yang ditujukkan pada data data yang telah dianalisa.
Manfaat :

1. Memberi pembelajaran kepada mahasiswa bagaimana cara tes pengujian


kekuatan dan sifat-sifat tanah yang harus diketahui
1.3. Prosedur Praktikum
1.3.1Kadar Air
a. Pengambilan sampel tanah dari alat Extruder.
b. Memotong sampel tanah berukuran 2x2x2 cm sebanyak 3 buah.
c. Menimbang sampel tanah + cawan. Contoh tanah merupakan berat tanah basah.
d. Contoh tanah + cawan dimasukkan kedalam oven selama 24 jam.
e. Setelah 24 jam contoh tanah dikeluarkan kemudian ditimbang berat
tanah kering + cawan. Contoh tanah merupakan berat tanah kering.
1.3.2 Berat Volume Tanah
a. Mengambil tanah basah dari extruder.
b. Menyiapkan potongan tanah basah dari extruder, kemudian dipotong ukuran
3
2cm , kemudian menimbangnya.
c. Memasukkan air raksa kedalam cawan sampai rata.
8

d. Tanah basah dimasukkan ke dalam air raksa, kemudian tanah tersebut ditekan
dengan kaca datar sehingga air raksa akan tumpah. Kemudian air raksa yang
tumpah ditimbang.
e. Setelah semua data yang diperlukan sudah didapatkan, dihitung berat volume
tanah dengan persamaan 1.4.
1.3.3Spesific Gravity (Gs)
a. Menyiapkan tanah lolos no. 50
b. Tanah dimasukkan kedalam piknometer sebanyak 13 bagian piknometer.

c. Selanjutnya memasukkan air kedalam piknometer sampai permukaan air di leher


piknometer. Kemudian piknometer ditimbang.
d. Piknometer yang berisi air dan tanah dikocok selama ±10 menit sehingga air dan
tanah bercampur.
e. Setelah dikocok, busa pada leher piknometer dibersihkan menggunakan tisu
sampai busa pada leher piknometer tersebut hilang.
f. Air yang bercampur tanah dibuang dan piknometer dibersihkan.
g. Kemudian air bersih dimasukkan kedalam piknometer, dan suhu air diukur
menggunakan thermometer.
o
h. Specific Gravity dihitung sesuai dengan persamaan 1.6 dan untuk suhu 28
dihitung dengan persamaan 1.7. dengan pengalian koefisien pada tabel 1.5.
1.4. Dokumentasi Praktikum
Berikut ini ada kumpulan dokumentasi dari pengujian volumetric gravimetric yang
terdiri dari tiga pengujian, yaitu pengujian kadar air, pengujian berat volume,
pengujian specific gravity.
1.4.1 Kadar Air
Berikut ini adalah dokumentasi dari pengujian kadar air :
9

Tabel 1.6 Dokumentasi praktikum Kadar Air

Gambar Keterangan

Pengambilan benda uji dari sampel


tanah yang ada pada alat Extruder.

Gambar 1.2

Memotong sampel tanah berukuran


2x2x2 cm sebanyak 3 buah.

Gambar 1.3

Menimbang sampel tanah +


cawan. Contoh tanah merupakan
berat tanah basah.
Gambar 1.4
Setelah 24 jam contoh tanah
dikeluarkan kemudian
ditimbang berat tanah kering +
cawan. Contoh tanah
merupakan berat tanah kering.
Gambar 1.5
Sumber: Hasil foto praktikum mekanika tanah 1 tahun 2019, angkatan 2017

1.4.2 Berat Volume Tanah


Berikut ini adalah dokumentasi dari pengujian berat volume tanah
10

Tabel 1.7 Dokumentasi praktikum Berat Volume Tanah

Gambar Keterangan

Mengambil tanah basah


dari extruder.

Gambar 1.6

Pembuatan benda uji dari sampel


tanah yang telah diambil pada
alat extruder.

Gambar 1.7

Benda uji ditimbang untuk


mendapatkan berat tanah basah.

Gambar 1.8

Mencari volume air raksa yang


` tumpah.

Gambar 1.9
11

Gambar Keterangan

Penimbanngan volume air raksa


yang tumpah.

Gambar 1.10
Sumber: Hasil foto praktikum mekanika tanah 1 tahun 2019, angkatan 2017
1.4.3 Spesific Gravity (Gs)
Berikut ini adalah dokumentasi dari pengujian specific gravity :
Tabel 1.8 Dokumentasi praktikum Specific Gravity
Gambar Keterangan

Tanah dimasukkan kedalam piknometer


1
sebanyak 3 bagian piknometer.

Gambar 1.11

Selanjutnya memasukkan air


kedalam piknometer sampai
permukaan air di leher piknometer.

Gambar 1.12
12

Gambar Keterangan

Pembersihan busa menggunkan


tissue.

Gambar 1.13

Pengukuran suhu air pada


piknometer yang berisi campran air
dan tanah menggunakan termometer.

Gambar 1.14

Sumber: Hasil foto praktikum mekanika tanah 1 tahun 2019, angkatan 2017

1.5. Hasil dan Analisa Praktikum


1.5.1 Kadar Air
A. Data Praktikum
Data praktikum didapatkan dari hasil pengamatan dan pengujian selama proses
praktikum berjalan. Hasil pengujian terhadap kadar air tanah dapat dilihat pada
tabel 1.9.
Tabel 1.9 Data perhitungan uji praktikum Kadar Air
Pecobaan Nomor 1 2 3
Berat Cawan, W1 (gr) 45, 1 48, 7 44,5
Berat Cawan + Tanah Basah, W2
74,3 87,8 93,2
(gr)
Berat Cawan + Tanah Kering, W3
62,1 73,2 19,9
(gr)
Sumber: Laboratorium Mekanika Tanah, 2020
13

Berdasarkan data dari pengujian di laboratorium yang kemudian telah


dihimpun dalam tabel 1.9, data tersebut dapat digunakan untuk mengetahui data
lainnya melaui proses perhitungan, yaitu data berat air, tanah kering, dan kadar air
tanah. Untuk menghitung berat air, tanah kering, dan kadar air tanah dapat
menggunakan persamaan 1.2, 1.3, dan 1.4.
 Berat air (W2 – W3)

1. Berat air = W2-W3 = 74,3 – 62,1 = 12,2


2. Berat air = W2-W3 = 87,8 – 73,2 = 14,6
3. Berat air = W2-W3 = 93,2 – 73,22 = 19,98
 Tanah kering ( W3-W1)
1. Berat tanah kering = W3 – W1 = 62,1 – 45,8 = 16,3
2. Berat tanah kering = W3 – W1 = 73,2 – 48,7 = 24,5
3. Berat tanah kering = W3 – W1 = 73,2 – 44,5 = 28,7
Kadar air
1. wc = 2− 3
X 100 = 31.82 %

2. wc =
3− 1

2− 3
X 100 = 40.54 %

3. wc =
3− 1

2− 3
X 100 = 39.84 %
3− 1

Dari hasil perhitungan kemudian direkapitulasikan pada tabel 1.10.


Tabel 1.10 Data hasil uji praktikum Kadar Air
Pecobaan Nomor 1 2 3
Kadar Air, wc (%) 85,06 59,85 69,53
Rata-rata (%) 71,48

Sumber: Laboratorium Mekanika Tanah, 2020


B. Analisa Praktikum Kadar air
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan nilai kadar air
sebesar 85,06%, 59,85% dan 69,53%. Dari hasil tersebut didapat rata-rata kadar air
sebesar 37.40%. Dari beberapa percobaan, meskipun jenis tanahnya sama tetapi
didapat nilai kadar air yang relatif sedikit berbeda, maka dari itu nilai kadar air yang
diambil adalah nilai kadar air rata-rata yaitu 71,48%. Dari persentase kadar air yang
didapatkan pada tabel 1.10, kemudian dikarakteristikkan sesuai dengan tabel 1.1
maka dapat disimpulkan bahwa jenis tanah tersebut merupakan jenis tanah lempung
lembek (soft clay) yang presentase kadar airnya berada pada kisaran 30 -50 %.
14

1.5.2 Berat Volume Tanah


A. Data Praktikum
Data praktikum didapatkan dari hasil pengamatan dan pengujian selama
proses praktikum berjalan. Hasil pengujian terhadap berat volume tanah kemudian
dicantumkan pada tabel 1.11.
Tabel 1.11 Data perhitungan uji praktikum Berat Volume Tanah
Percobaan Nomor 1 2 3
Berat tanah basah, W1 (gr) 28,87 39,11 48,71
Berat air raksa yang dipindahkan
283,59 341,0 412,57
oleh tanah yang ditest, W2 (gr)
Sumber: Laboratorium Mekanika Tanah, 2020

Berdasarkan data dari pengujian di laboratorium yang kemudian telah


dihimpun dalam tabel 1.11, data tersebut dapat digunakan untuk mengetahui data
lainnya melaui proses perhitungan, yaitu data volume tanah dan berat volume
tanah. Untuk menghitung volume tanah dan berat volume tanah dapat
menggunakan persamaan 1.5, 1.6 dan 1.8.

 Volume tanah
1. V = 13,6W2 = 117,6713,6 = 8.65 cm3
2. V = 13,6W2 = 114.213,6 = 8.39 cm3
3. V = 13,6W2 = 122.513,6 = 9.01 cm3

 Berat Volume Tanah


1. γ = Wv1 = 14.898.65 = 1.72 gr/cm3
2. γ = Wv1 = 149.9.5 = 1.73 gr/cm3
3. γ = Wv1 = 157.5.7 = 1.74 gr/cm3

 Berat Volume Tanah rata-rata


1. γ rata-rata = 1+ 2+ 3 =
1,72+1,73+1,74
= 1,73
33

Dari hasil perhitungan kemudian dikelompokkan pada tabel 1.12.


15

Tabel 1.12 Data hasil uji praktikum Berat Volume Tanah


Percobaan Nomor 1 2 3
3
Volume tanah ( V ) (cm ) 20,85 25,07 30,34
3
Berat volume tanah (γ) (gr/cm ) 1.38 1.56 1.61
3
Berat volume tanah rata-rata (gr/cm ) 1.51
Sumber: Laboratorium Mekanika Tanah, 2020
B. Analisa Praktikum Berat Volume Tanah
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan pada Tabel 1.12.
3
didapatkan berat volume tanah rata-rata sebesar 1,51 gr/cm . Untuk mengetahui
tipe tanah berdasarkan table 1.2, maka hasil berat volume tanah perlu dikonversi
3 3 3
ke satuan kN/m , maka 1,51 gr/cm = 15,1kN/m .
Untuk mengetahui tipe tanah tersebut bisa dilihat pada Tabel 1.2. berdasarkan
tersebut hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut termasuk diantara nilai 15
3
kN/m . Dari hasil percobaan dan nilai tabel, sampel termasuk jenis tanah lempung
lembek.
1.5.3 Specific Gravity (Gs)
A. Data Praktikum
Data hasil percobaan uji specific gravity tercatat pada Tabel 1.13 dan analisis
perhitungannya dapat dilakukan sesuai perumusan yang telah dijelaskan dalam
persamaan 1.6 dan 1.7. Dari percobaan yang dilakukan dalam praktikum,
diperoleh data yang dihimpun dalam Tabel 1.13.

Tabel 1.13 Data perhitungan uji praktikum Specific Gravity


Test Nomor 1 2
Berat Piknometer, Wp (gr) 87,81 54,73
0
Suhu Ruangan 28 0,998
Berat Piknometer + tanah kering, W1 (gr) 117,14 109,13
Berat piknometer + tanah + air, W2 (gr) 333,95 348,13
Berat Piknometer + air, W3 (gr) 336,41 333,43
Berat tanah kering, W4 (gr) 29,33 54,4

Sumber: Laboratorium Mekanika Tanah, 2020


16

Berdasarkan data dari pengujian di laboratorium yang kemudian telah


dihimpun dalam tabel 1.13, data tersebut dapat digunakan untuk mengetahui data
lainnya melalui proses perhitungan, yaitu data berat jenis (Specific Gravity).
Untuk menghitung data berat jenis (Specific Gravity) dapat menggunakan
persamaan 1.6 dan 1.7.
Perhitungan specific gravity
 Gs (Pada T1 C) 0

W4 29,33

1. Gs = (W3+ W4) - W2 = (336,41 + 29,33) – 333,95 = 2,8


W
4 54,4

2. Gs = (W3+ W4) - W2 = (348,13 + 54,4) – 333,43 = 2,5


 0
Gs (Pada T28 C)
0
1. Gs (pada T1 C) x A = 2,8 x 0.998 = 2,7
0
2. Gs (pada T1 C) x A = 2,5 x 0.998 = 2,4

Dari hasil perhitungan kemudian dikelompokkan pada tabel


1.14. Tabel 1.14 Data hasil uji praktikum Specific Gravity
Test Nomor 1 2
0
Gs (Pada T1 C) 2,8 2,5
o 0
Gs (pada 28 C) = Gs (pada T1 C) x A 2,7 2,4
0
Gs (Pada T1 C) Rata-rata 2,65
Sumber: Laboratorim Mekanika Tanah, 2020

B. Analisa Praktikum Spesific Gravity (GS)


Berdasarkan hasil dari 4 percobaan dengan menggunakan dua sampel
tersebut, didapat nilai Specific Gravity rata-rata sebesar 2,65 seperti yang tertulis
pada tabel 1.14. Dari hasil rata-rata tersebut kemudian berat jenis tanah
diklasifikasikan berdasarkan tabel 1.3 dan 1.4. Berdasarkan tabel 1.3 dan 1.4 jenis
tanah yang terkandung yaitu tanah lempung Organik yang mengandung mineral
potassium feldspar.
Tanah lempung organik adalah tanah berbutir halus dengan plastisitas kecil
berasal dari pembusukan kimiawi unsur-unsur buatan potassium feldspar
merupakan senyawa kimia yang berasal dari tumbuhan, fosil, dan batuan yang
17

mengalami proses pelapukan atau proses kimia lainnya. Dari proses tersebut
maka terbentuklah senyawa kimia yang mengendap dan tercampur pada lapisan
tanah. (Fitria dkk, 2018)

1.6 Kesimpulan
Berdasarkan Pengujian Volumetri Gravimetri didapatkan data dan kemudian dapat
disimpulkan sebagai berikut ini.
 Kadar air

Berdasarkan hasil pengujian kadar air didapatkan rata-rata kadar air sebesar 71,48%,
dapat diketahui bahwa menurut klasifikasi tanah menurut kadar airnya sampel tanah
tersebut diklasifikasikan dalam lempung lembek (soft clay).
 Berat Volume Tanah

Berdasarkan hasil pengujian untuk mengetahui berat volume tanah pada praktikum
3
didapatkan rata-rata berat volume tanah sebesar 1,51 gr/cm , dapat diketahui bahwa
menurut klasifikasi berat volume tanah tersebut diklasifikasikan dalam lempung kaku.
 Spesific Gravity (GS)
0 
Gs ( Pada T1 C) = 2,65 Tanah lempung organik yang mengandung
mineral potassium feldspar.
Berdasarkan pengujian Volumetri Gravimetri dapat disimpulakan bahwa tanah
yang diuji berjenis campuran. Hal tersebut dibuktikan dari pengujian kadar air dan
berat volume tanah yang mendapatkan hasil klasifikasi tanah yang berbeda. Pada
pengujian Kadar air didapatkan hasil tanah berjenis lempung lembek, sedangkan
pada pengujian berat volume tanah didapatkan hasil tanah berjenis lempung kaku.
Sedangkan pada percobaan Specific Gravity didapatkan jenis tanah lempung organik
yang mengandung mineral potassium feldspar.

Anda mungkin juga menyukai