Anda di halaman 1dari 3

Danny Taufik Bahar

1506745195
Metalurgi Fisik-01

Shape Memory Alloy


Shape Memory Alloy, atau yang biasa disingkat SMA, adalah sebuah paduan material yang
memiliki kemampuan untuk mengingat kembali bentuknya. Material dapat kembali ke
bentuknya semula jika dilakukan proses pemanasan. SMA bermassa ringan dan dapat menjadi
alternative sebagai aktuator. Karena memiliki kemampuan tersebut, SMA menjadi sangat penting
bagi masyarakat di Bumi.

Ada beberapa jenis dari SMA, yaitu copper-aluminum-nickel, copper-zinc-aluminum, iron-


manganese-sillicon alloy, serta nickel-titanium alloy. Nickel-titanium alloy atau sering disebut
Nitinol, merupakan SMA yang paling berguna. Nitinol merupakan singkatan dari Nickel Titanium
Naval Ordnance Laboratory.

Nitinol dapat kembali ke bentuk semula karena adanya perubahan fasa Kristal strukturnya pada
fasa solid. Perubahan fasa ini diketahui sebagai martensite dan austenite. Saat temperatur transisi,
nitinol berfasa martensite. Range temperatur transisi dikisaran -500C hingga 1660C. Pada fasa
martensite ini, nitinol dapat dibuat ke dalam bentuk apapun. Untuk kembali ke bentuk semula,
SMA harus dipanaskan pada suhu 500oC. Temperatur yang tinggi menyebabkan atom harus
kembali ke bentuknya yang paling kompak dan regular di mana itu akan membentuk suatu kubus
yang dikenal dengan fase austenite. Siklus ini dapat terus berulang-ulang.
Danny Taufik Bahar
1506745195
Metalurgi Fisik-01

Ada dua efek utama dalam SMA, yaitu:

1. Shape Memory Effect


Efek ini terjadi ketika material berada di bawa temperature Mof. Tahap ini merupakan tahap
dimana material berfasa martensite yang sangatlah mudah dideformasi. Setelah mengalami
distorsi, material akan kembali ke bentuk awalnya dengan cara melakukan pemanasan di
atas temperatur Aof. Saat itu, material akan berada pada fasa austenite. Untuk menjadikanny
fasa martensite kembali, dapat dilakukan proses pendinginan.
Danny Taufik Bahar
1506745195
Metalurgi Fisik-01
2. Pseudo-elastic
Terjadi pada fasa austenite diatas temperatur Aof. Efek ini terjadi tanpa pengaruh dari
perubahan temperatur. Beban terus diberikan sehingga fasa austenite akan berubah menjadi
fasa detwinned martensit. Beban tersebut akan diserap pada fasa martensit dan ketika beban
tersebut semakin berkurang, maka material akan kembali ke fasa austenit karena
temperature yang ada masih di atas titik Aof.

Shape Memory Alloy semakin sering digunakan karena ringan dan anti korosi. Salah satu
kelemahan dari SAM adalah harganya yang cukup mahal dan fatigue yang buruk. SAM
dapat diterapkan diberbagai industri, seperti penerbangan, otomotif, atau di bidang
kedokteran. Pada bidang kedokteran, SAM dapat dimanfaatkan pada penderita patah tulang
dan kegunaannya untuk kawat gigi. Pada penerbangan dapat digunakan sebagai baling-
baling dan di bidang otomotif dapat menjadi bagian dasar untuk bagian mesin mobil.

Referensi:
https://depts.washington.edu/matseed/mse_resources/Webpage/Memory%20metals/appli
cations_for_shape_memory_al.htm
http://web.stanford.edu/~richlin1/sma/sma.html#TOP
http://smart.tamu.edu/overview/overview.html

Anda mungkin juga menyukai