Anda di halaman 1dari 10

Jurnal PPKM I (2015) 1-10 ISSN: 2354-869X

KONSEP VEKTOR DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN SPIRITUAL DI


DALAMNYA (TELAAH BUKU: “ANALISIS VEKTOR” KAJIAN TEORI
PENDEKATAN AL-QUR’AN KARYA ARI KUSUMASTUTI)
Sri Juminia, Wahyudib
Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sains Al Qur’an (UNSIQ) Wonosobo
a
Email: umyfadhil@yahoo.com

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Riwayat Artikel: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi pendidikan spiritual
Diterima : 21 Oktober 2014 sebagai metode pendidikan akhlaq (Karakter) bagi siswa pada konsep vektor dengan
Disetujui : 4 Desember 2014 pendekatan Al-Qur’an. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
library research. Pengumpulan dan menelaah buku-buku kepustakaan yang ada
Kata Kunci: relevansinya dengan judul yang penulis bahas. Kemudian untuk memperoleh hasil
Konsep Vektor, Nilai penelitian yang maksimal, penulis menganalisis data-data yang berkaitan dengan
Pendidikan, Spiritual Kecerdasan Spiritual dan Pendidikan Spiritual dengan menggunakan metode Induktif
dan metode Deduktif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Implementasi
pendidikan spiritual sebagai metode pendidikan akhlaq bagi peserta didik adalah
dengan memasukkan nilai-nilai spiritual dalam pelajaran maupun di luar pelajaran. 2.
Konsep vektor menurut Ari Kusumastuti dengan pendekatan Al-Qur’an, Vektor
merupakan suatu besaran yang mempunyai arah yang dianalogikan seperti manusia
dimana manusia harus mempunya tujuan dalam hidup, tujuan hidup manusia adalah
mencari mardhatilah (Ridlo Allah SWT) Dan diharapkan jangan seperti skalar yang
hanya mempunyai besaran saja tidak memiliki arah (tujuan hidup). 3. Nilai-nilai
pendidikan spiritual pada pokok bahasan definisi vektor, peserta didik mempunyai
karakter sebagai berikut; 1) Bijaksana (wisdom); 2) Kejujuran (integrity); 3)
Semangat, Kerja keras (Energik); 4) Kuat (Spirit); 5) Ikhlas. Dan nilai-nilai
pendidikan spiritual yang berada pada konsep medan vektor dan medan skalar adalah
1) Mengakui adanya Allah SWT sebagai satu-satunya Pencipta dengan ikhlas; 2)
Semangat (Energik); 3) Spirit. Sedangkan nilai-nilai pendidikan spiritual pada konsep
differensial vektor adalah 1) Bertindak selalu mendekatkan diri pada Sang Kholiq
(Allah SWT), 2) Makhluk selamanya akan menjadi makhluk tidak mungkin makhluk
menjadi Kholiq; 3) memotivasi peserta didik untuk selalu mencari Ilmu Allah yang tak
ada batasnya itu; 4) Banyak ide (Inspiration).

ARTICLE INFO ABSTRACT


Article History The purpose of this study was to determine the implementation of spiritual education as
Received : October 21, 2014 a method of education morality (Character) for students on the concept of a vector with
Accepted : December 4,2014 the approach of the Qur'an. The method used in this research is the research library
method. Collecting and reviewing books literature relevant to the title which the author
Key Words : discussed. Then, to obtain the maximum results of the study, the authors analyzed data
Vector Concepts, Values relating to Spiritual Intelligence and Spiritual Education by using Inductive and
Education, Spiritual Deductive method. From the results of this study concluded that: 1. Implementation of
spiritual education as a method of morality education for students is to include
spiritual values in lessons and outside lessons. 2. The concept of vectors according to
Ari Kusumastuti with the approach of the Qur'an, Vector is a quantity that has a
direction which is analogous to the human which man must be possessed of purpose in
life, purpose of life is to find Mardhatilah (Ridlo Allah) And hopefully not as scalar
which only has a magnitude not have direction (purpose in life). 3. The values of
spiritual education on the subject of the definition of the vector, learners have the
following characteristics; 1) Wisdom (wisdom); 2) honesty (integrity); 3) The spirit,
hard work (Barman); 4) Strong (Spirit); 5) Ikhlas. And the values of spiritual education
is the concept of a vector field and scalar field is 1) Acknowledging God as the sole
Creator with sincerity; 2) spirit (Barman); 3) Spirit. While the values of spiritual
education on the concept of differential vector is 1) Acting is always closer to the
Kholiq (Allah), 2) Creatures will forever be a creature may not be Kholiq creature; 3)
motivating the students to always seek God Sciences was boundless; 4) Many of the
ideas (Inspiration).

1
Jurnal PPKM I (2015) 1-10 ISSN: 2354-869X
1. PENDAHULUAN mengembalikan apa yang kita pelajari pada
Islam memberikan kerangka landasan Sang Pencipta dan menarik benang merah ilmu
normatif yang komperhensif terhadap masalah pengetahuan dengan ilmu agama. Dan juga
keduniawian. Spektrum Islam tercemin dalam perlu diketahui bahwa ilmu sains juga memuat
tema-tema besar yang terdapat dalam Al-Qur’an ayat-ayat Ilahi yang tidak boleh dipungkiri,
dan As-Sunnah. Oleh karena itu, bila kita supaya nantinya akan terbentuk ilmuwan yang
melakukan elaborasi yang teliti terhadap agamis dan agamawan yang intelek. Apabila
substansi agama Islam, akan kita temukan dibawa ke ranah pendidikan maka akan
bukan hanya doktrin-doktrin ke-Tuhanan dan terbentuk suatu terobosan yang baru yaitu
etika, melainkan juga konsep-konsep yang pengajaran yang mengkombinasikan antara
aplicable misalnya di bidang sains khususnya ilmu agama (spiritual) dan ilmu pengetahuan
pada pembelajaran fisika di sekolah. (sains). Pengajaran yang seperti ini
Pada perkembangan zaman saat ini hampir menggunakan pendidikan spiritual, dengan
semua orang selalu berorentasi kepada materi, menggunakan pendidikan spiritual pada
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang pembelajaran di kelas diharapkan nantinya
menyebabkan manusia sampai melupakan siswa mempunyai karakter keagamaan, ini
bahwa yang mereka dapat adalah berasal dari sesuai dengan yang diharapkan oleh Undang-
Allah SWT. Kemajuan pemikiran yang kita undang Sistem Pendidikan Nasional tahun
rasakan akhir-akhir ini tidak menjamin suatu 2003. Dan karakter yang tertanam dalam diri
kebahagiaan dalam hidup. Bahkan fakta siswa jika menggunakan pendidikan spiritual
berbicara bahwa kegalauan hidup, kekeringan adalah integritas (kejujuran), energik
jiwa menjadi fenomena yang menjamur dalam (semangat), wisdom (bijaksana), inspiration
setiap para ahli fisikawan karena tidak dibarengi (banyak ide) dan spirit (kuat).
dengan nilai-nilai spiritual pada pemikiran- Konsep vektor adalah suatu konsep yang
pemikiran mereka. termasuk penting dikuasai oleh peserta didik,
Orientasi para ahli fisikawan kali ini lebih karena banyak sekali dalam kehidupan sehari-
mengedepankan kecerdasan intelektual, hari konsep vektor diaplikasikan. Contohnya
kecerdasan akademis dan materialisme, saja pada kecepatan berkendara motor dan
menjadikan mereka seperti robot yang otaknya masih banyak lagi konsep vektor digunakan
hanya terperas demi kepuasan diri sendiri. pada kegiatan sehari-hari. Dengan begitu tidak
Sedangkan kebutuhan rohani mereka berupa salah apa bila konsep vektor dimasuki
pengajaran din (agama), tarbiyah dan tazkiah pendidikan spiritual didalamnya, apa lagi pada
bagi jiwa seakan tak mendapat porsi bagi zaman sekarang karakter spiritual siswa sangat
waktu-waktu yang mereka jawab. kurang, itu terlihat pada lulusan yang tidak
Ilmu agama dapat dijadikan penyeimbang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh tenaga
dari ilmu sains, karena bila ilmu sains tidak pengajar. Semisal saja sekarang sedang marak-
diseimbangkan dengan ilmu agama maka akan maraknya kasus korupsi dan mafia hukum yang
menghasilkan kemajuan secara fisik tetapi melibatkan para lulusan sekolah tinggi, dimana
kering dalam aspek spiritual. Hal itu juga mereka mempunyai kecerdasan (IQ) tetapi
dikarenakan ilmu agama berjalan beriringan kurang pada sisi spiritualitasnya, sehingga batin
dengan ilmu pengetahuan (Sains), sebagai mereka kering dengan siraman rohani
sorang muslim tidak ada Islam tanpa keagamaan dan menjadi buta ketika mereka
pengetahuan, oleh karena itu Islam terdiri dari: sudah berhubungan dengan dunia.
pertama pengetahuan, dan kedua mengamalkan Dengan demikian perlu diadakan penelitian
pengetahuan itu dalam bentuk tindakan. Tak tentang konsep vektor yang menghubungkan
seorang pun bisa menjadi muslim tanpa dengan ilmu keagamaan, dimana konsep vektor
mengethui makna Islam dalam berbagai aspek, ini akan ditarik benang merah dengan ilmu
karena menjadi muslim bukanlah atas dasar keagamaan agar kita dapat mengembalikan
kelahiran, melainkan berdasarkan pengetahuan. semua yang kita dapat pada Allah SWT dan
Dapat disimpulkan bahwa selain kita membuka wawasan untuk menyatakan “Ada
mempelajari tentang materi dan ilmu kebasaran Tuhan dalam pokok bahasan Vektor
pengetahuan maka kita dianjurkan untuk yang telah dipelajari” dan bahwa ada

2
Jurnal PPKM I (2015) 1-10 ISSN: 2354-869X
keyakinan positif yang bisa mengantarkan pada 2.2. Identifikasi Masalah
kearifan berfikir dan bersikap. Beberapa permasalahan yang dipaparkan di
dalam latar belakang maka dilakukan
2. METODOLOGI PENELITIAN pengidentifikasian masalah-masalah yang
Jenis Penelitiaan Kepustakaan (Library menjadi fokus penelitian, kemudian dirangkum
Research) menurut Moh. Nazir dalam bukunya dalam bentuk identifikasi masalah.
yang berjudul Metode Penelitian, adalah
sebagai berikut: “Teknik pengumpulan data 2.3. Klasifikasi Masalah
dengan cara mempelajari, mengkaji dan Setelah diidentifikasi kemudian dilakukan
memahami sumber-sumber data yang ada pada pengelompok dari masalah-masalah tersebut
beberapa buku yang terkait dalam penelitian.” menjadi sub-sub pokok bahasan.
Library research atau penelitian kepustakaan
digunakan penulis guna mencari dan 2.4. Pembahasan Masalah
mengumpulkan data yang diperlukan dari 1) Menganalisis
bahan-bahan referensi seperti buku, diktat Menganalisis pendapat satu orang dengan
kuliah, dan makalah yang bersangkutan dengan pendapat lainnya.
topik yang akan dibahas oleh penulis. 2) Mengomparasikan
Sumber data primer pada penulisan ini Proses mengorganisir data dengan cara
adalah, Analisis Vektor kajian teori dengan membandingkan kesamaan pandangan dan
pendekatan Al-Qur’an karya Ari Kusumastuti, perubahan pandangan-pandangan seseorang
UIN-Malang Press, Malang, 2008. terhadap suatu kasus peristiwa atau ide-ide
tertentu.
2.1. Metode Analisis Data 3) Mengombinasikan
Tujuan analisis dalam penelitian adalah Menggabungkan atau mengombinasikan
membatasi dan menyempitkan penemuan- data-data yang telah dibandingkan dari
penemuan menjadi data yang teratur dan pendapat satu ke pendapat lain.
tersusun secara berarti. Dari hasil pengumpulan
data yang berkaitan dengan nilai-nilai spiritual 2.5. Pengambilan Konklusi
yang diterapkan pada pembelajaran fisika di Dari pembahasan masalah tersebut kemudian
sekolah, maka dalam menganalisis data disarikan menjadi kaidah-kaidah general
menggunakan metode antara lain: tentang pendidikan spiritual, setelah itu diambil
1) Metode Induktif kesimpulan dari tiap masalah yang telah
Berfikir induktif adalah proses logika yang dihasilkan.
berangkat dari data empirik melalui
observasi menuju kepada teori. 3. HASIL PENELITIAN DAN
2) Metode Deduktif PEMBAHASAN
Berfikir deduktif adalah proses pendidikan 3.1. Implementasi Pendidikan Spiritual
yang berangkat dari kebenaran umum Sebelum membahas tentang implementasi
mengenai suatu fenomena (teori) yang pendidikan spiritual di lingkungan sekolah ada
menggeneralisasikan kebenaran tersebut baiknya kita singgung tentang tujuan
pada suatu peristiwa atau data tertentu yang pendidikan Nasional. Pendidikan nasional
berciri sama dengan fenomena yang berfungsi sebagai pengembang kemampuan dan
bersangkutan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang
3) Metode Komparatif bermartabat dalam rangka mencerdaskan
Adalah proses mengorganisir data dengan kehidupan bangsa, menyikapi itu maka fungsi
cara membandingkan kesamaan pandangan ini amat berat untuk dipikul oleh pendidikan
dan perubahan-perubahan pandangan nasional, bila dikaitkan dengan siapa yang
seseorang terhadap suatu kasus, peristiwa berkaitan dan bertanggungjawab untuk
atau terhadap ide-ide tertentu. Dalam hal ini keberlangsungan fungsi ini yaitu sekolah.
yang dimaksud penulis adalah Apalagi semua mengetahui bahwa rata-rata
membandingkan pandangan atau pendapat peserta didik mengikuti kegiatan di sekolah
seseorang dengan pendapat orang lain.

3
Jurnal PPKM I (2015) 1-10 ISSN: 2354-869X
hanya 7 jam per hari atau sekitar kurang dari 30 Spiritual teaching terdiri dari tiga unsur yaitu IQ
persen. (Intelligence Quotient), EQ (Emotional
Mengingat bahwa waktu yang digunakan Quotient) dan SQ (Spiritual Quotient). Yang
peserta didik untuk menyerap pelajaran hanya mana strategi spiritual teaching adalah rencana
sedikit maka pengaplikasian pendidikan cermat melalui sebuah proses penyampaian dan
spiritual ini sangat penting apabila dimasukkan penanaman pengetahuan atau keterampilan
dalam pelajaran, baik itu pelajaran umum yang berkaitan dengan suatu mata pelajaran
maupun agama. Supaya nantinya peserta didik tertentu kepada siswa yang dilakukan oleh guru
dapat mengetahui betapa pentingnya pendidikan dalam kerangka pengabdian kepada Allah
spiritual yang nantinya akan membangun sebagai sang Maha Pemilik Ilmu dalam praktek
karakter (akhlakul karimah) pada peserta didik. model pembelajaran dengan Pendidikan
Selain sekolah, keluarga merupakan spiritual, dengan cara mencintai profesi dan
lingkungan sekaligus sarana bagi peserta didik anak didiknya memberi penjelasan yang
mendapatkan pendidikan non-formal yang menghubungkan pembelajaran dengan ilmu
paling dekat. Kontribusi pendidikan spiritual keagamaan.
terhadap peserta didik cukup besar. Amriawan Mengacu pada implementasi pendidikan
mengatakan bahwa sudah terbukti untuk spiritual yang sebagai pengalaman terbaik serta
membentuk karakter (akhlaq) anak adalah 10 sebagai nilai-nilai karakter yang sudah lama
tahun. Sangat wajar bila peranan keluarga hadir di indonesia, baik terdiri dari budaya
sangat berpengaruh dalam memberikan bangsa, ajaran agama maupun ajaran
pendidikan spiritual (dalam hal ini pendidikan kepemimpinan, banyak sekali nilai yang dapat
akhlaq mulia) pada peserta didik semenjak diacu bagi implementasi pendidikan spiritual di
peserta didik masih kecil (balita). sekolah, di kelas-kelas khususnya.
Hal ini sama dengan apa yang dijelaskan
oleh Hasbullah tentang pendidikan seumur 3.2. Konsep Vektor Menurut Ari
hidup dimana pendidikan seumur hidup Kusumastuti dengan Pendekatan Al-
merujuk pada hadits Nabi Muhammad SAW Qur’an
yang artinya “Tuntutlah ilmu dari buaian a. Vektor
sampai meninggal dunia”. Oleh karena itu, Dalam kenyataan kita tidak hanya bekerja
pendidikan spiritual memerlukan keteladanan dengan sesuatu yang statis (diam), tetapi sering
dan sentuhan mulai sejak dini hingga akhir kali kita juga bekerja dengan sesuatu bersifat
hayat peserta didik. Pendidikan dalam keluarga dinamis (bergerak). Bergerak disini mempunyai
adalah pendidikan utama dan pertama bagi kekhasan bila sesuatu yang bergerak pasti
peserta didik yang tidak bisa digantikan oleh mempunyai arah. Dari sini lahirlah istilah
lembaga pendidikan manapun. vektor dimana istilah vektor pada mulanya
Pendidikan spiritual pada pembelajaran di terlahir dari fenomena bahwa materi di alam
sekolah merupakan hal yang penting karena raya ini terbagi atas materi yang bergerak,
dapat membentuk output yang tidak hanya sehingga berakibat adanya arah (vektor)
mengetahui konsep-konsep ilmu pengetahuan sedangkan materi yang tidak bergerak tidak
umum tapi dapat mengimplementasikan pada memuat arah (saklar).
ilmu keagamaan, sehingga nantinya ada yang Setelah mempelajari berbagai banyak konsep
disebut ilmuwan yang agamis dan agamawan tentang vektor maka dapat direnungkan yaitu
yang intelek. vektor adalah sesuatu yang mempunyai
Walaupun kita telah menyadari bahwa orientasi, dan sesuatu yang mempunyai
perkembangan IPTEK telah banyak membantu orientasi adalah manusia.
peningkatan kualitas dan kesejahteraan Sesungguhnya manusia ibarat sebuah vektor
kehidupan umat manusia di dunia, tetapi harus yang berawal dan berujung. Berawal artinya
disadari pula perlunya landasan etika serta manusia mempunyai asal usul penciptaan dan
dimensi spiritual dan moral dalam menyikapi berujung artinya manusia akan mencapai suatu
IPTEK yang telah maju ini. fase yang disebut kematian. Sebuah vektor
Pendidikan yang seperti ini yang sering adalah garis yang memiliki titik awal dan titik
disebut banyak pakar sebagai spiritual teaching. awal itu akan melakukan perkembangan hingga

4
Jurnal PPKM I (2015) 1-10 ISSN: 2354-869X
menjadi sebuah bentuk, bentuk itu disebut apa yang telah kamu kerjakan".(QS. Al-
dengan garis sehingga kita mengibaratkan Jumu’ah: 8)
sebagaimana manusia yang melakukan proses
perkembangan, dikisahkan di dalam Al-Qur’an Dalam mencapai tujuan kita harus
tentang: mempunyai bekal yaitu ridho Allah SWT.
Untuk mendapatkan ridho Allah maka kita
          harus mempunyai orientasi yang jelas jangan
sampai mempunai orientasi yang salah dalam
  mengharap ridho Allah. Karena orientasi yang
Artinya : “dan di antara tanda-tanda salah dalam hidup manusia akan membawa
(kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan kamu kesesatan. Dalam Al-Qur’an bahwasannya ridha
dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) Allah yang dimaksudkan adalah agama Islam
manusia yang berkembang biak.” (QS. Ar- terdapat dalam surat Al-Maidah ayat 3.
Ruum:20) Kalau kita melihat pengertian saklar yaitu
kuantitas yang memiliki besar saja namun tidak
Misi kehidupan manusia di dunia ini adalah memiliki arah. Dapat diartikan bahwa manusia
ibarat sebuah vektor, dimana sebuah vektor yang mempunyai jiwa seperti skalar adalah
adalah suatu besaran atau kuantitas yang mereka yang punya titik awal tapi tidak punya
berorientasi. Dia memuat arah, begitu pula tujuan hidup. Mereka cenderung memikirkan
manusia. Sebuah vektor mempunyai titik awal duaniawi tanpa memikirkan ukhrowi. Contoh
begitu pula manusia mempunyai awal dari jiwa-jiwa skalar adalah Fir’aun, raja
penciptaan, manusia mempunyai asal-usul yang Namrud, Qorun dan lain-lain.
telah ditetapkan oleh Allah SWT.
Dengan menghayati dan merenungkan sebut b. Medan Skalar dan Medan Vektor
asal-usul tersebut sebagai titik awal sebuah Selanjutnya kita bahas tentang medan vektor,
vektor kemudian sebuah vektor mempunyai secara garis besar, jika pada titik-titik (x,y,z)
arah, begitupun manusia akan diarahkan kedua dari suatu daerah dalam ruangan R dikaitkan
orang tuanya ketia ia bayi, akan diarahkan sebuah vektor V (x,y,z), maka V disebut fusngsi
menjadi orang yang rendah hati, mawas diri dan vektor dari kedudukan atau fungsi titik vektor
selalu mensyukuri nikmat Allah atau menjadi (vektor function point), dan kita menyatakan
manusia yang sebaliknya menjadi orang fasik bahwa medan vektor V telah didefinisikan
dan tidak mengikuti agama Allah. dalam ruangan R.
Sementara itu ibarat vektor yang mempunyai Konsep yang tak kalah pentingnya kita bahas
titik terminus atau titik akhir, maka dalam pada pokok bahasan vektor adalah tentang
proses hidupnya semua manusia hendaknya medan skalar. Medan skalar sendiri mempunyai
juga memiliki tujuan yang jelas untuk menuju definisi sebagai berikut: “Jika pada tiap-tiap
ke titik terminal akhir. Titik terminal yang titik (x,y,z) dari suatu daerah R dalam ruangan
terakhir adalah maut (mati). Hal ini ditegaskan yang dikaitkan sebuah bilangan/skalar j(x,y,z),
Allah dalam firmannya: maka j disebut dengan fungsi skalar, berarti
medan skalar j sudah terdefinisi di dalam R.
         Pada pokok bahasan ini dapat kita lihat
bahwa ada benang merah antara konsep medan
         skalar dengan ibadah haji dan alam semesta,
yang diharapkan dapat menjadikan energi
  positif atau spirit untuk memahami bahwa
kebesaran Ilahi dapat dilihat di alam semesta.
Artinya: “Katakanlah: "Sesungguhnya Kalau kita hubungkan dengan alam semesta
kematian yang kamu lari daripadanya, Maka ini maka kita analogikan muatan listrik negatif
Sesungguhnya kematian itu akan menemui (q) dimana q sebagai pusat atau kiblat. Dalam
kamu, kemudian kamu akan dikembalikan hal ini maka arah medan seperti yang
kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib ditunjukkan pada gambar berikut.
dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu

5
Jurnal PPKM I (2015) 1-10 ISSN: 2354-869X
patut disembah. Tak dapat dipungkiri bahwa
yang ada di alam semesta ini semuanya
bersujud pada Alah SWT.

c. Diferensial Vektor
Fungsi-fungsi yang sejauh ini telah kita
gunakan adalah fungsi bernilai real dalam
materi kalkulus yang disajikan oleh Ari
Kusumastuti adalah operasi hitung beserta
Gambar 1. Representasi medan vektor pada konsep bagi fungsi real tersebut. Pada kasus kita
gerakan thowaf. kali ini adalah partikel yang bergerak, partikel
yang bergerak pasti memuat orientasi atau arah.
Seluruh umat manusia di permukaan bumi Akibatnya diferensial harus memperhatikan
ini melakukan ibadah sholat lima waktu arah pergerakannya. Sehingga dalam bagian ini
menghadap ke arah kiblat untuk menyembah kita akan mengkaji fungsi yang nilainya adalah
Allah SWT. Kiblat merupakan suatu sarana vektor.
pemersatu ummat Islam dalam menjalani ritual Jika kita renungkan konsep dari diferensial
ibadah untuk menyembah Tuhan umat Islam (limit) vektor ada yang memuat jarak yang
yaitu Allah SWT. Dimana kiblat juga dijadikan sekecil-kecilnya (mendekati nol). Dari kata-kata
sebagai penyempurna iman orang-orang Islam itu kita lihat menedekati nol disini mempunyai
yang mampu melaksanakan ibadah Haji. Jika arti tersendiri bagi Ari Kusumastuti menurut
kita lihat gambar medan Vektor maka jelas beliau bahwa mendekati nol adalah jarak
gambar kedua menujukkan gambar seperti (Hijab) antara manusia dan sang pencipta yaitu
orang melasanakan ibadah thowaf. Ibadah Haji Allah SWT. Hijab disini meliputi dosa dan
sebagaimana telah tercantum dalam Al-Qur’an kesalahan, maka semakin banyak hijab antara
surat Ali Imron : 97. manusia dan Allah maka semakin jauh pula
dengan antara manusia dan Allah SWT. Kalau
          kita menggunakan bahasa limit adalah “delta x
Artinya: “dan (di antara) kewajiban antara manusia dengan Khaliknya besar.
manusia terhadap Allah, adalah melaksanakan Dengan jarak delta x ini maka dapat
ibadah Haji ke Baitullah, yaitu (bagi) orang dipastikan jika delta x tipis maka semakin
yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. banyak rahmat akan turun pada manusia itu.
Dari ayat di atas jelas kata-kata man Dan jikalau delta x banyak maka dipastikan
istatho’a = orang yang mampu, pula Rahmat Allah jauh dari manusia itu pula.
menggambarkan sesuatu yang mengelilingi Maka apa bila kita ingin dekat dengan Allah
pusat harus mempunyai kemampuan (energi) harus menggunkan konsep vektor ini yaitu
sedangkan ilaihi sabilan adalah garis rotasinya. harus “mendekati nol”, sekarang kita tinnggal
Jika kita lihat alam raya maka alam raya ini mencari cara mendekatkan diri pada Allah
khususnya tata surya mengikuti apa yang sehingga jarak itu mendekati nol. Banyak cara
gambarkan oleh ayat Ali Imron ayat 97 itu. mendekatkan diri pada Allah yaitu dengan
Planet-planet yang ada didalam tata surya memperbanyak amal kebaikan, meninggalkan
mengelilingi matahari, dalam mengelilingi apa yang dilarang-Nya. Sebagaimana firman
matahari itu planet-planet harus memiliki energi Allah di dalam Al-Qur’an sebagai berikut:
(energi gravitasi/istatho’a) untuk tetap bisa        
mengelilingi matahari, jia energi itu lemah
maka planet akan tertarik masuk dan terbakar
     
oleh matahari, dengan begitu planet-planet yang
mengelilingi matahari mempunyai garis lintasan Artinya : “Hai orang-orang yang beriman,
(sabilan). bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan
Peristiwa yang terjadi ibadah Haji dan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan
fenomena tata surya ini menggabarkan bahwa berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu
hanya ada satu (Esa) Tuhan yaitu Allah, yang

6
Jurnal PPKM I (2015) 1-10 ISSN: 2354-869X
mendapat keberuntungan.” (QS. Al-Maidah : 3.3. Nilai-Nilai Pendidikan Spiritual pada
35) Pokok Bahasan Vektor
Dari konsep limit ini delta x tidak bisa delta a. Vektor dan Skalar
x sama dengan nol. Bisa dibayangkan jika delta Tujuan Allah menciptakan manusia adalah
x sama dengan nol, maka kita tidak akan untuk memenuhi tuntutan skenario-Nya, maka
mendapatkan konsep yang berarti pada dari itu manusia mempunyai penciptaan dan
pernyataan batas. Artinya limit hanya berhenti berakhir dengan kematian, karena manusia
pada proses menghitung limitnya. Kalau diberi hanya menjadi pemeran pembantu sebagai
muatan spiritual menurut Ari Kusumastuti pada khalifah, kata khalifah dapat diartikan orang
konsep tersebut maka dapat kita renungkan yang menggantikan, berasal dari kata khalafa,
bahwa manusia berusaha mendekatkan diri pada yang artinya menggantikan. Dengan begitu
Khaliqnya tapi tak mungkin manusia akan manusia adalah pengganti (badal) kedudukan
menjadi Khaliq itu sendiri atau bergabung orang lain, sesungguhya proses pergantian itu
menjadi satu dengan sang Khaliq. bersifat alamiah, karena tidak ada keabadian
Bagaimanapun hebatnya makhluk dan dekatnya dalam kehidupan di dunia ini kecuali hanya
manusia kepada Allah SWT maka manusia Allah SWT. Kepemimpinan dan kekuasaan
tidak akan mampu menyamai ilmu dan manusia adalah terbatas, paling tidak sebatas
kekuasaan yang dimiliki Allah. Allah itu kematiannya.
tunggal, dan tidak ada makhluk yang mampu Setelah mempunyai garis pastinya sebuah
menyamai-Nya. vektor mempunyai arah, artinya manusia yang
Selain konsep delta x mendekati nol, limit ini menentukan sebuah garis kehidupannya dimana
mempunyai konsep delta x mendekati tak manusia harus memulai dari titik awal
hingga dimana tak hingga pada konsep ini membentuk garis yang menentukan arah mana
Pengarang buku “Analisis Vektor” Kajian yang ia tuju. Allah SWT berfirman bahwa
Teori pendekatan Al-Qur’an ini menyebutnya manusialah yang dapat mengubah keadaan /
dengan kalimah-kalimah Allah dimana kalimah nasib mereka sendiri, firman itu terdapat dalam
Allah ini mempunyai getaran-getaran tak surat Ar-Ra’du : 11:
hingga yang dapat mengalahkan Ilmu yang
          
tidak berasal dari Al-Qur’an dan Al-Hadits.
Firman Allah yang menggambarkan bahwa Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak akan
kalimah-kalimah Allah itu tak hingga adalah mengubah keadaan suatu kaum sebelum
terdapat pada surat Al-Kahfi ayat 109, Ayat itu mereka mengubah keadaan mereka sendiri”.
berbunyi sebagai berikut : (QS. Ar-Ra’du 13: 11)
          Setelah mengetahui arah yang akan dituju
oleh manusia hendaknya mempunyai sebuah
tujuan yang jelas untuk menuju ke titik akhir
        
sebuah kehidupan. Akankah tujuan kita
Artinya : “Katakanlah: Sekiranya lautan menyebabkan kita dalam kelompok kanan yang
menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat nantinya akan mendapatkan kitab catatan amal
Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum melaluli tangan kanan atau bahkan masuk
habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, golongan kiri yang menerima kitab catatan amal
meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak dengan tangan kiri, seperti halnya vektor
itu (pula)". (QS. Al-Kahfi : 109) apabila ia berarah ke kanan ia akan berniali
Sehingga dari pemaparan ayat Al-Qur’an di positif dan apabila berarah kiri maka ia bernilai
atas dapat disimpulkan bahwa manusia harus negatif. Hal ini tertulis dalam Al-Qur’an
memiliki konsep yang sama dengan konsep sebagai berikut:
limit tak hingga, manusia harus terus berupaya
mendekatkan diripada Khaliqnya dengan cara
selalu mengagungkan kalimah-kalimah-Nya
karena di dalamnya terdapat energi yang tak
hingga pula.

7
Jurnal PPKM I (2015) 1-10 ISSN: 2354-869X
medan vektor seperti ditunjukkan pada gambar
       
yang mana gambar tersebut menyerupai orang
yang sedang bertowaf di Ka’bah Makkah
        Mukarromah, dan pada gambar muatan listrik
negatif menggambarkan bahwa q adalah pusat
   (Kiblat).3 Pada bahasan ini Ari Kusumastuti
hanya membahas tentang kiblat tanpa
Artinya : 7. dan kamu menjadi tiga membahas lebih dalam lagi tentang pergerakkan
golongan. 8. Yaitu golongan kanan.1 Alangkah makrokosmos seperti yang dijelaskan oleh Ari
mulianya golongan kanan itu. 9. dan golongan Ginanjar.
kiri.2 Alangkah sengsaranya golongan kiri Pada gambar medan vektor adalah
itu.10. dan orang-orang yang beriman paling gambaran kecil yang menggambarkan keadaan
dahulu. (QS. Al-Waqi’ah 56 : 7-10) yang ada pada alam jagad raya. Sejalan dengan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan itu bahwa alam semesta ini terdiri dari galaksi-
bahwa tugas manusia adalah sebagai kholifah galaksi, dan dalam galaksi berkumpul lebih
Allah di bumi. Dan manusia tidak abadi di bumi kurang 100 miliar bintang.4 Jadi ada miliaran
ini karena kekuasaan manusia hanya terbatas matahari dalam satu galaksi, itu berarti ada
sampai manusia itu hidup, setelah hidup miliaran sistem tata surya pula di dalam galaksi.
manusia tidak mempunyai kekuasaan untuk Seluruh bintang pada galaksi inin berputar
dirinya sendiri. Karena itu manusia dituntut menelilingi pusat galaksi, berthawaf
untuk mempunyai tujuan dalam hidup, supaya mengelilingi pusat orbitnya. Ari ginanjar
nantinya ia akan ikut golongan kanan atau kiri. memberi nama pada perputaran bintang ini
Ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh sebagai Thowaf Makrokosmos dan Osilasi
Ari Kusumastuti bahwa manusia itu seperti Bintang.
vektor mempunyai titik awal dan titik akhir juga Selain gerak thowaf makrokosmos ada gerak
memiliki arah (tujuan). yang kecil dari makrokosmos yaitu thawaf
Dengan mengajarkan peserta didik mikrokosmos dan osilasi elektron, sama halnya
menggunakan penjelasan seperti yang dengan thawaf makrokosmos pada alam mikro
diungkapkan oleh Ari Kusumastuti maka yang pun terdapat sebuah identitas yang sama yaitu
diharapkan nantinya peserta didik mempunyai elektron memutari inti atom. Untuk mengitari
karakter seperti yang sudah disebutkan oleh Ari inti (baik alam makro ataupun mikro) sebuah
Ginanjar Agustian, yaitu peserta didik elektron atau bintang memerlukan energi untuk
mempunyai karakter sebagai berikut; 1.) mempertahankan kedudukannya, kalau
Bijaksana (wisdom) dimana peserta didik elektron/bintang mempunyai energi yang kecil
mampu menempatkan diri pada tempatnya, maka elektron/bintang akan tertarik ke inti
peserta didik sadar dan mengakui bahwa ia begitu juga dengan sebaliknya.
adalah sebagian dari makhluk Allah yang Pada pembahasan ini dijelaskan bahwa
bertugas menjadi utusan Allah dalam menjaga hanya satu yang haq untuk disembah yaitu
dan memanfaatkan bumi sesuai dengan Allah SWT, apabila diajarkan pada peserta
kebutuhan dan tidak lepas dari pundi-pundi didik tentang itu diharapkan peserta didik dapat
keagamaan; 2.) Kejujuran (integrity); 3.) memilili karakter (akhlaq) sebagai berikut: 1.)
Semangat, Kerja keras (Energik), karena peserta Mengakui adanya Allah SWT sebagai satu-
didika mengetahui apa tujuan hidupnya; 4.) satunya Pencipta dengan ikhlas; 2.) Semangat
Kuat (Spirit); 5.) Ikhlas. (Energik); 3.) Spirit.
b. Medan Skalar dan Medan Vektor c. Diferensial Vektor
Didalam bukunya Ari Kusumastuti Dijelaskan sebelumnya bahwa diferensial
menggambarkan bahwa medan saklar dan mempunya dua konsep yang menarik untuk
dikembangkan dan dimasukkan dalam
1
Ialah mereka yang menerima buku catatan amal dengan pendidikan spiritual, pertama konsep delta x
tangan kanan.
2 3
Ialah mereka yang menerima buku catatan amal dengan Ari Kusumastuti, Op. Cit., hal. 32.
4
tangan kiri. Ari Ginanjar Agustian, Op. Cit., hal. 22.

8
Jurnal PPKM I (2015) 1-10 ISSN: 2354-869X
mendekati nol, dan kedua konsep limit tak yang hanya mempunyai besaran saja tidak
hingga. Ari Kusumastuti menjelaskan bahwa memiliki arah (tujuan hidup). Pembahasan
delta x adalah sebagai pemisah antara makluk yang disorot lebih dalam adalah tentang
dan Sang Kholiq. Semakin besar delta x maka diferensial vektor yang mana muatan
semakin jauh pula antara keduanya sebaliknya spiritual dikonsep ini diharapkan memotivasi
jika delta x kecil maka hubungan antara manusia untuk tetap dekat dengan Sang
makhluk dan Kholiq sangat dekat, setelah itu Pencipta dan selalu mencari ilmu Allah yang
delta x tidak mungkin sama dengan nol konsep sangat luas.
ini juga menggambarkan bahwa makhluk tidak 3. Nilai-nilai pendidikan spiritual pada pokok
akan sama dengan Penciptanya. bahasan definisi vektor, peserta didik
Sedangkan untuk yang kedua yaitu limit tak mempunyai karakter sebagai berikut; 1.)
hingga, Ari Kusumastuti menjelaskan konsep Bijaksana (wisdom) dimana peserta didik
ini adalah ilmu Allah SWT yang tak ada mampu menempatkan diri pada tempatnya,
batasanya, ilmu Allah tidak dapat dihitung peserta didik sadar dan mengakui bahwa ia
karena ilmu manusia tidak sebanding dengan adalah sebagian dari makhluk Allah yang
ilmu Allah, jika dianalogikan ilmu Allah itu bertugas menjadi utusan Allah dalam
bagaikan sebuah samudera sedangkan ilmu menjaga dan memanfaatkan bumi sesuai
manusia hanya setetes saja. dengan kebutuhan dan tidak lepas dari
Konsep ini pula mengajarkan pada peserta pundi-pundi keagamaan; 2.) Kejujuran
didik 1.) Bertindak selalu mendekatkan diri (integrity); 3.) Semangat, Kerja keras
pada Sang Kholiq (Allah SWT), 2.) Makhluk (Energik), karena peserta didika mengetahui
selamanya akan menjadi makhluk tidak apa tujuan hidupnya; 4.) Kuat (Spirit); 5.)
mungkin makhluk menjadi Kholiq; 3.) Ikhlas. Dan nilai-nilai pendidikan spiritual
memotivasi peserta didik untuk selalu mencari yang berada pada konsep medan vektor dan
Ilmu Allah yang tak ada batasnya itu; 4.) medan skalar adalah 1.) Mengakui adanya
Banyak ide (Inspiration), karena selalu Allah SWT sebagai satu-satunya Pencipta
mengamalkan ilmu yang didapat dari pengajar. dengan ikhlas; 2.) Semangat (Energik); 3.)
Spirit. Sedangkan nilai-nilai pendidikan
4. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI spiritual pada konsep differensial vektor
4.1. Kesimpulan adalah 1.) Bertindak selalu mendekatkan diri
Sesuai dengan tujuan penelitian, hasil pada Sang Kholiq (Allah SWT), 2.) Makhluk
penelitian, dan pembahasan pada bab selamanya akan menjadi makhluk tidak
sebelumnya, maka dalam penelitian ini dapat mungkin makhluk menjadi Kholiq; 3.)
disimpulkan sebagai berikut: memotivasi peserta didik untuk selalu
1. Implementasi pendidikan spiritual sebagai mencari Ilmu Allah yang tak ada batasnya
metode pendidikan akhlaq (karakter) bagi itu; 4.) Banyak ide (Inspiration), karena
peserta didik adalah dengan memasukkan selalu mengamalkan ilmu yang didapat dari
nilai-nilai spiritual dalam pelajaran maupun pengajar.
di luar pelajaran, jika di dalam pelajaran
maka guru menambahkan nilai spiritual pada 4.2. Rekomendasi
pokok bahasan sedang pada kegiatan di luar Hasil penelitian ini memberikan gambaran
pelajaran yaitu dengan memberikan teladan yang jelas tentang penerapan pendidikan
ada peserta didik. spiritual di sekolah maupun diterapkan pada
2. Konsep vektor menurut Ari Kusumastuti pokok bahasan vektor.
dengan pendekatan Al-Qur’an, Vektor Implikasi praktis yang dapat dikemukakan
merupakan suatu besaran yang mempunyai berdasarkan kesimpulan penelitian ini antara
arah yang dianalogikan seperti manusia lain:
dimana manusia harus mempunya tujuan a. Penerapan pendidikan spiritual dapat
dalam hidup, tujuan hidup manusia adalah diterapkan dalam proses belajar mengajar di
mencari mardhatilah (Ridlo Allah SWT), dalam kelas pada mata pelajaran fisika
sehingga pada akhirya bahagia di dunia dan materi pokok vektor.
akhirat. Dan diharapkan jangan seperti skalar

9
Jurnal PPKM I (2015) 1-10 ISSN: 2354-869X
b. Kepada Guru Fisika, diharapkan dalam
proses belajar mengajar memasukkan
pendidikan spiritual supaya peserta didik
tidak kering tentang spiritual.
c. Kepada peserta didik jangan meremehkan
pendidikan spiritual, karena spiritual sangat
berpengaruh pada kesuksesan kelak.

5. DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid Bin Aziz bin Aziz Al-Zindani,
dkk. 2002. Mukjizat Al-Qur’an dan As-
Sunnah tentang IPTEK, Gema Insani
Press, Jakarta.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah –Ibnu Rajab Al-
Hambali –Imam Al-Ghazali. 2007.
Tazkiatun Nafs. Pustaka Arafah: Solo.
Abul A’la Maududi. 2001. Menjadi Muslim
Sejati. Mitra Pustaka: Yogyakarta.
Ari Kusumastuti. 2008. Analisis Vektor Kajian
Teori dengan Pendekatan Al-Qur’an.
UIN-Malang Press: Malang.
Ari Ginanjar Agustian. 2000. Rahasia Sukses
Membangkitkan ESQ POWER Sebuah
Inner Journey Melalui Al-Ihsan Penerbit
Arga: Jakarta.
Marzuki. 1995. Metode Riset. BPFE:
Yogyakarta.
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Rineka Cipta: Jakarta.
Dharma Kesuma DKK. 2011. Pendidikan
Karakter Kajian Teori dan Praktik di
Sekolah. Rosda Karya: Bandung.
Agus Wibowo. 2012. Pendidikan Karakter
(Strategi Membangun Karakter Bangsa
Ber-peradaban). Pustaka Pelajar:
Yogyakarta.
Hakim Muda Harahap. 2007. Rahasia Al-
Qur’an. Darul Hikmah: Depok
Saiful. 2011. Spiritual Teaching IQ EQ Dan
SQ
http://tok0blog.blogspot.com/2010/08/spirit
ual-teaching-iq-eqdan-sq.html diakses pada
tanggal 22 November 2011.
Sejathi. 2011. Pengertian Strategi Spiritual
Teaching. http://id.shvoong.com/social-
sciences/education/2115260-pengertian-
strategi-spiritual-teaching/ diakses pada
tanggal 22 November 2011.

10

Anda mungkin juga menyukai