NURAZIZAH AMIR
NO. PESERTA :
Penulis
1
Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) memberikan cara
baru dalam berinteraksi dengan orang lain tanpa terbatas jarak dan waktu.
Perkembangan zaman membuat seseorang mudah untuk menyambung silaturahmi.
Salah satunya dengan media sosial.
Media sosial adalah media online dimana penggunanya bisa dengan mudah
berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi. Perkembangan media sosial akhir-akhir
ini sangat pesat sehingga menjadi topik hangat untuk dibahas karena banyaknya
masyarakat yang menggunakan media sosial namun kurang memahami makna
medianya itu sendiri..1
1
Rerin Maulinda, Suyatno, Etika Komunikasi dalam Menggunakan Media Sosial
(Instagram).
2
Rosady Ruslan, 2011, Etika Kehumasan Konsepsi & Aplikasi, (Jakarta: Rajawali Pers),
cet. 6, h. 36.
2
Namun, yang sangat disayangkan maraknya terjadi penyalahgunaan media
sosial, seperti adanya penipuan, menggunjing, dan menghina orang lain sehingga
dapat mengakibatkan rusaknya hubungan diantara mereka. Oleh karena itu, tulisan
ini akan menguraikan bagaimana etika yang dapat dilakukan dalam berkomunikasi
di media sosial agar dapat penjadi pengguna media sosial yang baik.
A. Pengertian Etika
Etika (etimologi) berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos yang berarti watak
kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan
perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu mos dan dalam
bentuk jamaknya mores, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang
dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan) dan menghindari hal-hal
tindakan yang buruk.
Etika dan moral hampir sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-
hari terdapat perbedaan. Moral atau moralitas digunakan untuk pengkajian sistem
nilai-nilai yang berlaku. Istilah lain yang identik dengan etika adalah sebagai
berikut:
3
Ibid, h. 31.
3
menikmati satu makanan kita harus ke restoran atau rumah makan. Namun hari ini,
khususnya yang tinggal di kota-kota besar cukup memilih menu yang akan disantap
dan memencet ok. Maka dalam beberapa menit kemudian, makanan akan sampai
ke meja makan kita.4
Melihat lonjakan teknologi yang begitu besar, maka kita harus siap dalam
menghadapi perubahan dan tidak boleh menutup diri dengan perubahan zaman.
Justru dengan perkembangan teknologi dapat kita jadikan sebagai wasilah untuk
menebarkan hal-hal yang positif. Dulu kita membutuhkan waktu untuk menasihati
orang-orang di sekitar kita, namun sekarang cukup sekali klik untuk membagikan
satu hadis di media sosial yang kita miliki. Maka akan dibaca oleh followers atau
orang-orang yang ada di list pertemanan kita.5 Sebagaimana firman Allah SWT
dalam Q.S Al-Mujadilah: 11 sebagai berikut.
يرفع الله الذين امنوا منكم والذين اوتوا العلم درجت والله بما تعملون...
)11( خبير
Artinya : “Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman
diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S Al-Mujadalah:
11).
4
Fatiyyah, Dear Muslimah Milenial, (Surabaya: Pustaka Media Guru), h. 116-117.
5
Ibid, h. 117.
4
hidup dengan orang lain walaupun hanya sekedar berinteraksi atau obrolan basa-
basi. Dalam interaksi itulah manusia lambat laun menciptakan nilai-nilai bersama
yang disebut sebagai kebudayaan.
Media sosial sangat mempengaruhi kehidupan seseorang, sehingga kita
harus mampu menyikapi dengan pandai dan tidak melupakan kewajiban di
kehidupan nyata. Selain itu, kita harus memenuhi etika dalam penggunaan media
sosial sehingga mendapat hal yang baik dan positif, minimal sebagai hiburan dan
sumber informasi faktual.
Kemajuan teknologi yang menyebabkan memudarnya kebudayaan timur
dan lunturnya norma-norma kesantunan dalam segala hal sehingga memberikan
pengaruh buruk bagi masyarakat, khususnya kaum pelajar. Oleh sebab itu, bukan
kesantunan berbahasa yang terjalin melainkan kekerasan fisik, seperti tawuran.
Dalam nilai-nilai tersebut terdapat beberapa kaidah yang bertujuan untuk mengatur
tata cara bekomunikasi antar sesama tanpa menyakiti hati dan mejunjung tinggi
etika sebagai tanda penghargaan pada lawan bicara. Namun terkadang cara
berkomunikasi atau pemakaian suatu kata atau kalimat yang kita anggap sebuah
etika, dapat pula berakibat pada sesuatu yang tidak menyenangkan. Memilih kata
dalam berkomunikasi juga perlu diperhatikan agar kegiatan atau tindakan
membentuk dan menyelaraskan kata dalam kalimat dengan tujuan untuk
mendapatkan kata yang paling tepat dan sanggup mengungkapkan konsep atau
gagasan yang dimaksud oleh pembicara ataupun penulis. Akibat kesalahan dalam
memilih kata, informasi yang ingin disampaikan pembicara bisa kurang efektif,
bahkan tidak jelas dan menimbulkan suatu kesalahpahaman antar sesama.