Anda di halaman 1dari 6

ETIKA KOMUNIKASI DI MEDIA SOSIAL

NURAZIZAH AMIR

NO. PESERTA :

MUSABAQAH TILAWATIL QUR’AN

MTQ KE-XXXXII TK. KEC. SINJAI SELATAN

TAHUN 1441 H/2020 M


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang
berjudul “Etika Komunikasi di Media Sosial.” Sholawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada junjungan kita Nabiullah Muhammad SAW yang telah
menggulung tikar-tikar kejahiliyahan dan membentangkan permadani-permadani
keislaman.
Penulis juga berterima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu
dan mendukung dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Penulis juga
menyadari dalam penulisan karya tulis ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, sangat diharapkan bagi pembaca untuk menyampaikan saran atau kritik
yang membangun demi tercapainya karya tulis ilmiah yang lebih baik.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sinjai, 09 Februari 2020

Penulis

1
Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) memberikan cara
baru dalam berinteraksi dengan orang lain tanpa terbatas jarak dan waktu.
Perkembangan zaman membuat seseorang mudah untuk menyambung silaturahmi.
Salah satunya dengan media sosial.
Media sosial adalah media online dimana penggunanya bisa dengan mudah
berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi. Perkembangan media sosial akhir-akhir
ini sangat pesat sehingga menjadi topik hangat untuk dibahas karena banyaknya
masyarakat yang menggunakan media sosial namun kurang memahami makna
medianya itu sendiri..1

Seperti yang diungkapkan oleh Marshall McLucan dalam bukunya


Understanding Media, ia meramalkan bahwa dunia ini akan menjadi
perkampungan besar (global village) karena dimanapun manusia akan hidup
seolah-olah tidak lagi berkotak-kotak oleh batas wilayah, tempat, dan waktu. Hal
ini membawa implikasi baik bersifat positif dan negatif dari akibat kemajuan
teknologi informasi komputerisasi (internet) yang canggih, serba cepat, tepat, dan
akurasi dalam era globalisasi. Konsekuensinya seakan-akan negara-negara dimana
pun akan kehilangan batas geografis, teritorial, kedaulatan, serta sistem
kepemerintahan dan lain sebagainya karena dampak dari “terobosan” atau “bias”
informasi yang disebarluaskan dan memiliki pengaruh tanpa ada yang mampu
membendungnya. Kini terlihat jelas pengaruhnya terhadap perubahan kebudayaan,
perilaku, gaya, pola dan pandangan hidup masyarakat. Selera konsumen pun terjadi
pergeseran yang cukup signifikan dari tradisional menuju ke modernisasi dan
berselera global.2

Media sosial ternyata tidak saja digunakan untuk menyambung silaturahmi.


Namun, bahkan bisa lebih dari sekedar itu, misalnya dapat digunakan untuk media
jual beli, promosi, bahkan sampai kampanye.

1
Rerin Maulinda, Suyatno, Etika Komunikasi dalam Menggunakan Media Sosial
(Instagram).
2
Rosady Ruslan, 2011, Etika Kehumasan Konsepsi & Aplikasi, (Jakarta: Rajawali Pers),
cet. 6, h. 36.

2
Namun, yang sangat disayangkan maraknya terjadi penyalahgunaan media
sosial, seperti adanya penipuan, menggunjing, dan menghina orang lain sehingga
dapat mengakibatkan rusaknya hubungan diantara mereka. Oleh karena itu, tulisan
ini akan menguraikan bagaimana etika yang dapat dilakukan dalam berkomunikasi
di media sosial agar dapat penjadi pengguna media sosial yang baik.

A. Pengertian Etika

Etika (etimologi) berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos yang berarti watak
kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan
perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu mos dan dalam
bentuk jamaknya mores, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang
dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan) dan menghindari hal-hal
tindakan yang buruk.

Etika dan moral hampir sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-
hari terdapat perbedaan. Moral atau moralitas digunakan untuk pengkajian sistem
nilai-nilai yang berlaku. Istilah lain yang identik dengan etika adalah sebagai
berikut:

1. Susila (Sansekerta), lebih menunjukkan dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila)


yang lebih baik (su).
2. Akhlak (Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak.3

B. Etika Komunikasi di Media Sosial


Efesiensi mesin dan manusia sudah mulai terkonektivitas dengan internet of
things pada revolusi industri keempat atau 4.0. Masa revolusi ini juga dikenal
dengan nama revolusi teknologi dan revolusi digital. Kita semua merasakan
bagaimana dahsyatnya lonjakan kebutuhan dan penggunaan teknologi. Zaman dulu
berbicara dengan orang yang jauh jaraknya sekaligus melihat wajahnya hanya bisa
dinikmati lewat film-film aksi. Akan tetapi hari ini penggunaan skype yang
kemudian berkembang menjadi video call adalah sesuatu yang lumrah. Dulu, untuk

3
Ibid, h. 31.

3
menikmati satu makanan kita harus ke restoran atau rumah makan. Namun hari ini,
khususnya yang tinggal di kota-kota besar cukup memilih menu yang akan disantap
dan memencet ok. Maka dalam beberapa menit kemudian, makanan akan sampai
ke meja makan kita.4
Melihat lonjakan teknologi yang begitu besar, maka kita harus siap dalam
menghadapi perubahan dan tidak boleh menutup diri dengan perubahan zaman.
Justru dengan perkembangan teknologi dapat kita jadikan sebagai wasilah untuk
menebarkan hal-hal yang positif. Dulu kita membutuhkan waktu untuk menasihati
orang-orang di sekitar kita, namun sekarang cukup sekali klik untuk membagikan
satu hadis di media sosial yang kita miliki. Maka akan dibaca oleh followers atau
orang-orang yang ada di list pertemanan kita.5 Sebagaimana firman Allah SWT
dalam Q.S Al-Mujadilah: 11 sebagai berikut.

‫ يرفع الله الذين امنوا منكم والذين اوتوا العلم درجت والله بما تعملون‬...
)11( ‫خبير‬
Artinya : “Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman
diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S Al-Mujadalah:
11).

Beragam media sosial mulai bermunculan dan menjadi pilihan masyarakat,


seperti facebook, instagram, twitter, path, line, dan masih banyak lainnya. Interaksi
yang dilakukan dalam media sosial harus memperhatikan etika. Hal ini sangat
penting agar segala aktivitas di media sosial tidak berdampak buruk dalam
kehidupan kita.
Interaksi yang dilakukan dalam media sosial harus komunikatif dan sopan.
Sebagai manusia, kita tidak akan pernah terlepas dari komunikasi. Komunikasi
selalu menjadi kegiatan utama dan hal tersebut memang telah menjadi kebiasaan
dan menjadi kodrat kita sebagai manusia yang merupakan makhluk sosial yang tak
dapat hidup sendiri. Kita selalu membutuhkan bantuan orang lain atau ingin selalu

4
Fatiyyah, Dear Muslimah Milenial, (Surabaya: Pustaka Media Guru), h. 116-117.
5
Ibid, h. 117.

4
hidup dengan orang lain walaupun hanya sekedar berinteraksi atau obrolan basa-
basi. Dalam interaksi itulah manusia lambat laun menciptakan nilai-nilai bersama
yang disebut sebagai kebudayaan.
Media sosial sangat mempengaruhi kehidupan seseorang, sehingga kita
harus mampu menyikapi dengan pandai dan tidak melupakan kewajiban di
kehidupan nyata. Selain itu, kita harus memenuhi etika dalam penggunaan media
sosial sehingga mendapat hal yang baik dan positif, minimal sebagai hiburan dan
sumber informasi faktual.
Kemajuan teknologi yang menyebabkan memudarnya kebudayaan timur
dan lunturnya norma-norma kesantunan dalam segala hal sehingga memberikan
pengaruh buruk bagi masyarakat, khususnya kaum pelajar. Oleh sebab itu, bukan
kesantunan berbahasa yang terjalin melainkan kekerasan fisik, seperti tawuran.
Dalam nilai-nilai tersebut terdapat beberapa kaidah yang bertujuan untuk mengatur
tata cara bekomunikasi antar sesama tanpa menyakiti hati dan mejunjung tinggi
etika sebagai tanda penghargaan pada lawan bicara. Namun terkadang cara
berkomunikasi atau pemakaian suatu kata atau kalimat yang kita anggap sebuah
etika, dapat pula berakibat pada sesuatu yang tidak menyenangkan. Memilih kata
dalam berkomunikasi juga perlu diperhatikan agar kegiatan atau tindakan
membentuk dan menyelaraskan kata dalam kalimat dengan tujuan untuk
mendapatkan kata yang paling tepat dan sanggup mengungkapkan konsep atau
gagasan yang dimaksud oleh pembicara ataupun penulis. Akibat kesalahan dalam
memilih kata, informasi yang ingin disampaikan pembicara bisa kurang efektif,
bahkan tidak jelas dan menimbulkan suatu kesalahpahaman antar sesama.

Anda mungkin juga menyukai