Anda di halaman 1dari 12

CRITICAL BOOK REVIEW

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

DOSEN PENGAMPU :
Drs. Muhammad Arif, M.Pd.

Disusun Oleh:

NAMA : NUR WULAN FITRIA


NIM : 5223250042
KELAS : S1- TEKNIK SIPIL B

PRODI S1 TEKNIK SIPIL


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023/2024
BAB 1
PEMBAHASAN

Pengantar Ilmu Sosial Budaya Dasar

1.1 Pendahuluan
lmu sosial budaya dasar merupakan seperangkat konsep-konsep dasar atau pengetahuan dasar
ilmu-ilmu sosial secara interdisipliner atau multi disiplin yang dipergunakan sebagai alat
untuk pendekatan dan pemecahan problema-problema yang timbul dan berkembang dalam
masyarakat. Pemahaman seseorang terhadap ilmu sosial budaya dasar diharapkan mampu
dan memberi alternatif pemecahan masalah-masalah dalam kehidupan bermasyarakat.

1.2 Pengertian
Buddhayah (sansekerta) yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau “akal”.
Budaya: hal-hal yang berkaitan dengan akal. Menurut EB Taylor (1971) seorang Antropolog
dalam (Syafruddin & Mariam 2010) berpendapat bahwa kebudayaan adalah kompleks yang
mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, kebiasaan yang didapatkan oleh
manusia sebagai anggota masyarakat. Ilmu-ilmu sosial (geografi, sejarah, sosiologi,
antropologi, psikologi, sosial, ekonomi, ilmu politik, hukum) yang dipergunakan dalam
pendekatan sekaligus sebagai sarana jalan keluar untuk mencapai pemecahan masalah-
masalah sosial (pengangguran, kriminalitas, kenakalan remaja dan penyalahgunaan
narkotika) yang berkembang di masyarakat. Ilmu Budaya Dasar adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang nilai-nilai dasar manusia berupa ungkapan kemanusiaan yang
dituangkan dalam karya-karya budaya (filsafat, seni serta sejarah) (Syafruddin & Mariam
2010).

1.3 Unsur-Unsur Kebudayaan


Menurut Syafruddin & Mariam (2010) unsur-unsur kebudayaan, yaitu:
Bahasa, Pencaharian Hidup Ekonomi, Organisasi Sosial, Sistem Religi, Sistem
Pemerintahan. Sistem Peralatan Ekonomi, Kesenian

1.4 Wujud Kebudayaan


Menurut Noorkasiani (2012) wujud kebudayaan yang ideal adalah:
1. Sifatnya abstrak
2. Wujud kebudayaan sistim sosial
3. Wujud kebudayaan fisik
4. Ketiga wujud di atas tidak dapat dipisahkan karena dapat mengatur dan memberikan arah
kepada tindakan serta karya manusia, baik pikiran-pikiran, ide, maupun tindakan dan karya-
karya manusia yang menghasilkan benda-benda kebudayaan fisiknya.

1.5 Sistem Budaya dan Sistem Sosial


Menurut Syafruddin & Mariam (2010) sistem budaya dan sistem sosial ada 10 yaitu:
Fungsi (Fungtion), Satuan (Unit), Batasan (Boundary, Bentuk (Structure), Lingkungan
(Environment), Hubungan (Relation), Proses (Proces ), Masukan (Input), Keluaran (Output),
Pertukaran (Exchange)
1.6 Masalah-Masalah Budaya dalam Ilmu Sosial Budaya Dasar
Masalah-masalah budaya adalah segala sistem atau tata nilai, sikap mental, pola pikir, pola
tingkah laku dalam berbagai aspek kehidupan yang tidak memuaskan bagi warga masyarakat
secara keseluruhan. Atau dapat dikatakan bahwa masalah adalah masalah tata nilai yang
dapat menimbulkan krisis-krisis kemasyarakatan, misalnya terjadinya proses “dehumanisasi”
atau pengurangan arti kemanusiaan seseorang.

1.7 Ilmu Sosial Budaya Dasar sebagai Alternatif Pemecahan Masalah Sosial Budaya
Masalah-masalah budaya adalah segala sistem atau tata nilai, sikap mental, pola pikir, pola
tingkah laku dalam berbagai aspek kehidupan yang tidak memuaskan bagi warga masyarakat
secara keseluruhan. Atau dapat dikatakan bahwa masalah adalah masalah tata nilai yang
dapat menimbulkan krisis-krisis kemasyarakatan, misalnya terjadinya proses “dehumanisasi”
atau pengurangan arti kemanusiaan seseorang.

Bab 2 Hakikat dan Ruang Lingkup ISBD


Dengan bekal wawasan, sikap dan perilaku seseorang dapat menjadi manusia yang memiliki
kemampuan personal, kemampuan akademik, dan kemampuan profesional, sehingga
seseorang akan mampu mengenali masalah dan mengatasi masalah tersebut dengan
bijaksana. Dengan itu problematika kemanusiaan dan peradaban manusia merupakan fakta
objektif yang penting dikenali secara akademis, rasional, bukan common sense dan sekaligus
tetap menjunjung tinggi pemikiran serta nilai-nilai luhur tradisi local
- Hakikat ISD dan IBD
Secara umum, ilmu pengetahuan dapat dikategorikan kepada tiga macam yaitu:
a. Ilmu alamiah (natural science)
b. Ilmu Sosial (sosial science)
c. Pengetahuan Budaya (the humanities) Ilmu sosial dasar (ISD) termasuk kedalam kelompok
ilmu sosial. Ilmu sosial ditujukan untuk dapat menanggapi masalah-masalah yang dihadapi
oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu sosial dasar mempunyai tema pokok
yaitu hubungan timbal balik (resiprokal) manusia dan lingkungannya.

- Ruang Lingkup ISBD


Sasaran studi ISD adalah aspek-aspek yang paling dasar yang ada dalam kehidupan manusia
sebagai makhluk sosial dan masalah-masalah yang terwujud daripadanya. Materi
pembahasan dalam ISD terdiri atas masalahmasalah sosial, hendaknya terlebih dahulu kita
dapat mengidentifikasi kenyataan-kenyataan sosial dan memahami sejumlah konsep sosial
tertentu.

- Ruang Lingkup IBD


 Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan
dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (The
Humanities), baik dari segi masing masing keahlian, (disiplin) di dalam pengetahuan
budaya, maupun secara gabungan (antar bidang) berbagai disiplin dan pengetahuan
budaya.
 Hakikat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam
perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing zaman dan tempat.
- ISBD
Setelah materi ISD dan IBD digabungkan ke dalam satu keilmuan ISBD maka sesuai dengan
konsep kurikulum berbasis kompetensi yang memuat sejumlah subtansi kajian yang
mengarah pada tercapainya kompetensi dasar, Secara umum cakupan materi ilmu ini dapat
disimpulkan adalah tentang eksistensi, esensi dan substansi terkait umat, ekologi, keilmuan,
akhlak, etika, variasi dan perubahan budaya (peradaban), hak dan kewajiban, serta berbagai
alternatif solusi masalah kehidupan (Herinanto, 2011)
Bab 3 Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Budaya
 Hakikat Manusia

Pemahaman Aquinas berpendapat bahwa manusia pada dirinya sendiri adalah mahkluk
ekonomi, sosial dan budaya, sehingga manusia tidak menjadi mahkluk ekonomi, sosial dan
budaya karena berada pada konteksnya, tetapi karena manusialah maka tercipta kehidupan
ekonomi, sosial dan budaya. John Calvin mengajarkan konsep ’sensus Divinitas’ artinya
manusia adalah mahkluk beragama (Calvin, 2011). Alur pemikiran kedua tokoh tersebut
memperlihatkan bahwa manusia pada dirinya sendiri memiliki potensi untuk berbudaya dan
beragama, sehingga kehidupan sosial manusia banyak diwarnai oleh budaya dan agama. Dari
kedua pemahaman tentang hakikat, penulis dalam buku ini lebih memilih pada konsep yang
ditawarkan oleh Aquinas, karena manusia pada dirinya telah memiliki potensi dan potensi
manusialah yang mengubah konteks kehidupannya.

 Hakikat Manusia Dalam Filsafat


Dalam sejarah pemikiran filosofis, para filsuf fokus memikirkan tentang eksistensi manusia
dan substansi dari seorang manusia. Pemikiran para filsuf menyimpulkan bahwa manusia
secara hakikat adalah air, api dan angka. Namun dalam konteks pemikiran Sockrates, Plato
dan Aristoteles hakikat manusia telah dimengerti bahwa manusia memiliki tubuh dan roh,
jasmani dan rohani. Pada masa pra modern hakikat manusia sebagai makhluk yang jasamani
dan rohani terus dikembangkan, sehingga kebudayaan manusia berkembang dalam bentuk
budaya religius berkaitan dengan manusia sebagai mahkluk rohani dan budaya moral
berhubungan manusia sebagai mahkluk jasmani.

 Hakikat Manusia Dalam Religiousitas

Hakikat manusia dalam keagamaan menunjukkan bahwa manusia memiliki sebuah kesadaran
akan keterbatasan, karena manusia memposisikan diri sebagai ciptaan dari yang ilahi.
Kesadaran akan keterbatasan inilah yang membuat manusia menunjukkan sikap
ketergantungan kepada Pencipta. Manusia yang menyadari keterbatasan mulai meminta
petunjuk dari Sang Ilahi untuk menjawab banyak persoalan kehidupan yang tidak mampu
diatasi. Dengan demikian dalam keagamaan manusia adalah objek daripada Pencipta,
sehingga manusia pada hakikatnya mengharapkan belas kasihan Sang Pencipta.
 Hakikat Kebudayaan
Keragaman, Keindahan, Kreativitas, Interaksi, Nilai
Bab 4 Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial
 Manusia Sebagai Makhluk Individu
pengertian manusia sebagai makhluk individu mengandung arti bahwa unsur yang ada dalam
individu tidak terbagi, merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Setiap manusia
memiliki keunikan atau ciri khas, tidak ada manusia yang mirip sekali. dari sekian banyak
manusia, ternyata masingmasing memiliki keunikan tersendiri. Sekalipun orang itu terlahir
kembar. Walaupun secara umum manusia memiliki perangkat fisik yang sama. Tetapi kalau
perhatian kita tujukan pada hal yang lebih detail, maka akan terdapat perbedaan-perbedaan.

 Manusia Sebagai Makhluk Sosial


Manusia sebagai makhluk sosial (Zoon politicon) tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya
bantuan dari orang lain. Hal ini dikarenakan manusia mempunyai keturunan dan keperluan
untuk memenuhi kebutuhan ekonominya. Oleh karena itulah, manusia dalam hidup bersosial
memerlukan berbagai macam kaidah sosial maupun kaidah hukum untuk menciptakan
ketertiban, keamanan dan kenyamanan dalam hidup bersosial. Kaidah sosial adalah ketentuan
yang memberi batasan dalam hubungan antara manusia (warga masyarakat) untuk memenuhi
kebutuhan atau kepentingannya tanpa melanggar kepentingan yang lain.
Jenis-jenis Kaidah Sosial:
1. Kaidah Agama
3. Kaidah Kesusilaan
4. Kaidah Kesopanan
5. Kaidah Hukum

Bab 5 Manusia Makhluk Multidimensional


 Dimensi Ilmu Pengetahuan
Manusia memiliki akal guna mencari cara untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara
berpikir. Harapannya, saat proses berpikir dilakukan, akan terjadi perubahan dalam diri
manusia, karena manusia tanpa berpikir, maka manusia tersebut tidak mempunyai makna
atau bahkan dianggap tidak ada. Secara naluriah manusia selalu belajar, belajar dan mencari
pengetahuan, hal tersebut yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya (Muthahhari,
1986; Baktiar, 2012).

 Dimensi Keindahan
Seni merupakan bentuk atau wujud karya dari manusia yang memiliki unsur keindahan.
Berbagai kegiatan manusia tidak akan jauh dari keindahan, sehingga dapat dikatakan bahwa
dimensi keindahan merupakan bagian hidup dari manusia. Wajah kita (manusia) merupakan
salah satu wujud dari keindahan, seperti bentuk hidung, bentuk alis, bentuk mata, bentuk gigi
dan dagu. Tempat tinggal juga merupakan salah satu bentuk keindahan yang bisa
menimbulkan rasa nyaman bagi penghuninya. Bentuk keindahan banyak dituangkan berupa
kesenian, seiring berjalannya waktu sebuah kesenian akan menjadi sebuah kebudayaan.
 Dimensi Agama
Keberadaan agama berguna untuk menjaga dan memelihara perbuatan dari kesalahan,
perilaku menyimpang serta tingkah laku yang kurang baik bagi manusia (Nurmadiah, 2019).
Agama juga memuat norma-norma tertentu guna mengatur kehidupan penganutnya (Arifin,
2008). Pengertian agama menurut (KBBI, 2020) yaitu ajaran atau sistem yang mengatur tata
keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha kuasa serta tata kaidah
yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Keberadaan
penganut kepercayaan tersebar dari Sabang sampai Merauke. Setiap agama apapun, pasti
mengajarkan tentang kebaikan, kesantunan dan tata peribadatan kepada para penganutnya.
Tujuan agama yaitu memberi motivasi kepada para penganutnya untuk giat mencari ilmu
pengetahuan, dalam agama islam terdapat pepatah ”belajarlah sampai ke negeri cina”.

 Dimensi Keahlian atau Bakat


Ketika kita (manusia) dilahirkan ke dunia, secara alami kita sudah memiliki bakat atau
kemampuan tertentu yang diberikan oleh Tuhan (Anonymous, 2009). Kata ”bakat” muncul
karena setiap manusia memiliki keahlian atau kemampuan dari lahir tentang potensi-potensi
tertentu yang tidak dimiliki oleh orang lain (Surya, 2004). Beberapa faktor yang
menyebabkan bakat seseorang berkembang, baik secara lambat atau cepat, yaitu lingkungan
tempat tinggal, motivasi dan minat untuk belajar, pendidikan dan ketahanan tubuh.

 Dimensi Etika
Etika merupakan suatu tindakan atau perilaku yang biasa dilakukan dan memiliki
kecenderungan mengarah ke perbuatan baik. Sinonim dari etika yaitu akhlak, budi pekerti
dan tatasusila (Bakry, 1978; Bagus, 2020). Etika sendiri memiliki arti kelakuan, kebiasaan,
watak dan cara hidup (Rapar, 1996). Etika akan membantu manusia menemukan kebenaran
yang ada dalam diri dan moralitas yang membingungkan. Menurut (Aburaera, 2913) etika
mempunyai tiga fungsi, yaitu: fungsi etika dalam tingkah laku dan pergaulan hidup manusia,
fungsi etika dalam pergaulan ilmiah dan fungsi etika profesi. Etika manusia berhubungan erat
dengan moral yang dimiliki oleh manusia. Seseorang dikatakan beretika baik apabila
memiliki tingkah laku yang tidak bertentangan dengan aturan yang berlaku di lingkungan
tempat tinggalnya.
Bab 6 Hakikat Peradaban
 Manusia Sebagai Makhluk Beradab dan Masyarakat Adab
Manusia beradab adalah manusia yang mempunyai akal, jasmani dan rohani. Melalui akal,
manusia dapat menciptakan dan mengembangkan teknologi, melalui jasmani manusia dapat
menerapkan dan merasakan kemudahan dari teknologi sedangkan melalui rohani tercipta
peradaban. Lebih dari itu melalui akal, jasmani, dan rohani manusia dapat membuat
perubahan berbagai bidang sesuai dengan perjalanan waktu yang dilaluinya sebagai upaya
penyesuaian terhadap perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitar. Adapun jenis nilai-
nilai terdiri dari nilai agama dan nilai kesusilaan.
 Evolusi Budaya Dan Wujud Peradaban Dalam Kehidupan Sosial Budaya
Kebudayaan mengalami proses perkembangan secara bertahap dan berkeseimbangan sebagai
konsep evolusi kebudayaan. Evolusi kebudayan berlangsung sesuai dengan perkembangan
budaya dalam menghadapi tantangan hidup dari waktu kewaktu. Proses evolusi setiap
kelompok masyarakat di berbagai tempat berbeda-beda, bergantung pada tantangan,
lingkungan, dan kemampuan intelektual manusia untuk mengantisipasi tantangan yang
dihadapi.

 Dinamika Peradaban Global


Peradaban lahir sebagai tanggapan manusia dengan segenap upaya dan akal menghadapi,
menaklukan, dan mengola alam sebagai tantangan guna memenuhi kebutuhan dan
melestarikan kelangsungan hidup. Meningkatnya efisiensi pembaharuan dan peradaban
masyarakat akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Toffler, 1980).
Gelombang peradaban manusia mengalami tiga perubahan yaitu: Gelombang I, Gelombang
II, Gelombang III.

 Problematika Peradaban Global Pada Kehidupan Manusia


Ada yang memandang globlisasi sebagai suatu proses sosial atau proses sejarah atau proses
ilmiah yang membawa seluruh bangsa dan negara didunia semakin terikat satu sama lain,
mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan koeksistensi dengan menyingkirkan
bata-batas geografis, ekonomi, dan budaya masyarakat. Globalisasi digerakkan oleh
kemajuan pesat dalam teknologi transportasi dan informasi komunikasi. Globalisasi
dimunculkan oleh negara-negara maju dan didominasi oleh negara maju. Harus diakui bahwa
kebudayaan dan peradaban Barat lebih mendominasi bagi masyarakat dunia.
Bab 7 Hakikat, Fungsi dan Perwujudan Nilai, Moral serta Hukum
 Hakikat Nilai dan Moral serta Hukum
Nilai-nilai adalah suatu yang dianggap baik ataupun buruk yang dianut masyarakat (Lewis
and Willer, 2017). Penerapannya berlaku di suatu wilayah atau tempat. Adapun di tempat
lain belum tentu dianggap baik. Boleh jadi termasuk suatu yang amat buruk.
Moral adalah adalah suatu kebiasaan, tata cara, dan adat dari suatu peraturan perilaku yang
telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya dalam masyarakat. Moral sesuatu yang
berhubungan dengan prinsip-prinsip tingkah laku; akhlak, budi pekerti, dan mental, yang
membentuk karakter dalam diri seseorang sehingga dapat menilai dengan benar apa yang
baik dan buruk

 Fungsi Nilai dan Moral serta Hukum


Nilai dan moral berfungsi sebagai kontrol sosial sikap manusia di kehidupan bermasyarakat.
Nilai dan moral berlaku secara kesadaran, tidak dipaksakan. Akan tetapi, sanksi yang
diberikan mampu membuat manusia menyadari kekeliruan dan kesalah. Saksi sosial ini
berupa pengucilan, dijauhi oleh orang-orang yang berada disekitar. Selain nilai dan moral ada
lagi hukum yang mengatur manusia. Hukum merupakan kumpulan peraturan yang mengatur
tingkah laku manusia di kehidupan masyarakat. Orang yang melanggar aturan hukum
diberikan sanksi. Pemberian sanksi didahului proses, pembuktian perbuatan. Ini erat kaitan
dengan penegak hukum. Polisi dan jaksa serta pengadilan.

 Perwujudan Nilai dan Moral serta Hukum


Hukum berlaku dengan sistem memaksa, sebahagian kecil yang menggunakan persuasi.
Itupun dilakukan segelintir orang penegak hukum. Hukum memaksa secara tegas, ada sanksi
berupa denda yang dibayar dan hukum mesti dijalani. Perdata dan pidana. Hukum diciptakan
untuk mengatur tingkah laku ataupun tindakan manusia berinteraksi dan berkomunikasi
(Lestari, 2013). Baik sebagai warga negara maupun sebagai aparatur pelayan publik. Ini
dirumuskan dan ditetapkan mengatur lalu lintas manusia memenuhi kebutuhan. Bila tidak
diatur berpotensi terjadi benturan dan perselisihan serta konflik.
Bab 8 Hakikat dan Makna Sains, Teknologi, dan Seni Bagi Kehidupan
Pengertian Sains
Kata sains berasal dari bahasa latin yaitu “Scientia“. Secara etimologi (bahasa) kata sains
memiliki arti “Pengetahuan“. Sedangkan secara terminologi (istilah) kata sains memiliki arti
sebagai, “Suatu cara yang digunakan untuk mempelajari berbagai aspek-aspek tertentu yang
berasal dari alam secara terstruktur, sistematik, dan sesuai dengan metode saintifik yang telah
dibakukan“ (Anonim, 2019).
Pengertian Teknologi
Kata teknologi berasal dari bahasa Yunani ”techno” yang artinya keterampilan atau seni. Dari
kata ini kemudian diturunkan kata teknik dan teknologi. Teknik diartikan sebagai cara atau
metode untuk mencapai persyaratan keterampilan dalam bidang tertentu. Sedangkan
teknologi dapat mempunyai beberapa arti antara lain : penerapan ilmu untuk tujuan praktis,
cabang ilmu tentang penerapan tersebut dalam praktik dan industri, kumpulan semua cara
untuk memenuhi objek materi dari kebudayaan.
Pengertian Seni Dalam pengelompokan rumpun ilmu, seni dimasukkan ke dalam rumpun
ilmu Humaniora, satu kelompok dengan filsafat dan pendidikan. Seni berkaitan dengan nilai-
nilai keindahan atau estetika.
Hubungan antara Sains, Teknologi, dan Seni
Eratnya hubungan antara sains, teknologi dan seni terangkum dalam istilah ipteks atau
sainteks. Kata sainteks mengandung makna bahwa terdapat hubungan yang sangat erat antara
pengembangan sains dan teknologi dengan nilai-nilai kehidupan. Kata sainteks mengandung
makna bahwa dalam pengembangan metode-metode baru di bidang sains dan penerapan
prinsip-prinsip teknologi dalam kehidupan nyata harus selalu memperhatikan aspek
kemanusiaanya yang menyukai keindahan.
Bab 9 Hakikat dan Makna Lingkungan Bagi Manusia
 Pengertian Hubungan Lingkungan dengan Manusia
Manusia sebagai makhluk hidup paling sempurna diberikan akal budi dan budi pekerti dalam
melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas kehidupannya dengan
berbagai dinamika dan fenomenanya. Melalui ilmu pengetahuan dan teknologi, maka
manusia dapat merencanakan kegiatan untuk mencapai kesempurnaan kehidupannnya.
Hubungan manusia dengan lingkungan dapat dilihat dari beberapa literasi berkaitan dengan
lingkungan seperti peraturan lingkungan hidup, dokumentasi dari gerakan pencinta
lingkungan hidup. Kepedulian dan perhatian manusia kepada lingkungan sebenarnya masih
relatif memadai seperti membuang sampah pada tempatnya, membakar, menanam sampah
secara individu.

 Dinamika dan Pelaksanaan Hubungan Lingkungan dengan Manusia


Kemampuan mengelola sumber daya lingkungan akan memberikan kemanfaatan dan kegunaan besar
bagi kehidupan manusia. Kehadiran kegiatan manusia memberikan dampak bagi kegiatan
melestarikan sumber daya dan lingkungan. Menjaga dan melestarikan sumber daya
lingkungan bagian penting dalam visi dan misi organisasi karena kegiatan mengambil
sumber daya lingkungan secukupnya tidak akan merusak lingkungan itu sendiri.
Ketidakseimbangan lingkungan akan memberikan dampak bagi kegiatan pemenuhan
kebutuhan manusia.
Pemberian sangsi dan penghargaan adalah salah satu instrumen yang dapat dipakai untuk
melaksanakan kegiatan organisasi itu. Manusia pasti membutuhkan sumber daya lingkungan
karena itu keputusan organisasi dan komitmen manusia menjadi sarana mempercepat
keseimbangan alam dan lingkungan.

 Manfaat Hubungan Lingkungan dengan Manusia


Hubungan lingkungan manusia dan lingkungan tidak dapat dipisahkan karena memiliki
hubungan yang sangat erat dan bahkan tidak dapat dipisahkan. Berbagai kebutuhan manusia
dapat disediakan lingkungan baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Pengelolaan
ekosistem dan ekologi lingkungan menjadi sangat penting karena lingkungan dapat
memberikan dampak positif dan negatif bagi kehidupan manusia. Hubungan manusia dan
lingkungan mengalami pasang surut seturut perkembangan kebutuhan penyediaan barang
yang dikelola berbagai organisasi yang didirikan manusia. Komitmen dan konsistensi
manusia menjadi kata kunci mengelola hubungan manusia dan lingkungan.
Bab 10 Globalisasi Budaya
 Globalisasi
Suatu proses yang mendunia. Proses globalisasi adalah proses yang membentuk suatu
tatanan, aturan, dan sistem yang berlaku bagi seluruh bangsa yang ada di dunia. Dalam istilah
globalisasi, tidak lagi mengenal istilah batasan wilayah. Hal utama yang harus dipahami dan
diingat oleh seluruh lapisan masyarakat adalah globalisasi tidak hanya mempengaruhi satu
aspek, tapi seluruh aspek dari hidup manusia.
 Globalisasi Budaya
Saat ini, pengaruh budaya yang sangat santer di Indonesia, yang menyentuh seluruh usia
adalah Hallyu atau yang dikenal juga dengan korean Wave. Globalisasi budaya Korea ini
kemudian dikenal sebagai globalisasi budaya Asia (Valentina and Istriyani, 2013). Seperti
halnya pada Westernisasi, Korean Waveter sebar pada hampir seluruh aspek seperti film,
drama TV, musik pop, fashion, bahasa sansekerta, makanan dan teknologi (Larasati, 2018).
Karenanya, pada masa sekarang ini dapat dikatakan bahwa ada dua budaya besar yang
memberikan dominasi kebudayaan global, Westernisasi sebagai kebudayaan yang
mencerminkan nilai-nilai budaya barat dan Korean Wave yang merefleksikan nilai-nilai
budaya dari Korea Selatan.

BAB II
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

Kelebihan Buku
Buku ini memiliki materi dan penjelasan yang lengkap pada setiap sub bab nya. Tidak hanya
menjelaskan inti dari suatu topik tetapi menjelaskannya secara rinci sesuai dengan konsep
ilmu sosial dasar. Dan juga terdapat beberapa contoh dari bab yang dijelaskan, baik contoh
yang di kaitkan dengan kehidupan sehari hari maupun contoh yang berbentuk gambar.
Kekurangan Buku
Buku ini memang sangatlah lengkap akan materi materinya tetapi ada beberapa kata yang
sulit dipahami yang membuat pembaca bingung. Karna materi yang dijelaskan terlalu
Panjang jadi harus membaca keseluruhan untuk mendapatkan inti dari topik yang di bahas.

BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa Ilmu sosial dan budaya dasar (ISBD) merupakan hal penting
yang harus dipahami manusia sebagai insan yang kritis, peka dan arif dalam memahami
keragaman, kesetaraan dan kemartabatan manusia yang dilandasi nilai-nilai estetika, etika,
dan moral dalam kehidupan bermasyarakat. Pemahaman ini diharapkan memberikan
landasan dan wawasan yang luas, serta menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif untuk
memahami keragaman, kesetaraan dan kemartabatan manusia dalam kehidupan
bermasyarakat selaku individu dan makhluk sosial yang beradab serta bertanggung jawab
terhadap sumber daya dan lingkungannya.
Secara umum ilmu sosial budaya dasar bertujuan untuk mengembangkan kepribadian
manusia sebagai makhluk sosial (zoon politicon) dan sebagai makhluk budaya (homo
humanus) sehingga mampu menamggapi secara kritis dan berwawasan luas terhadap masalah
sosial budaya dan masalah lingkungan sosial budaya, serta mampu menyelesaikan secara
halus (refined), arif dan manusiawi masalah-masalah tersebut. Dengan kata lain bahwa ilmu
sosial budaya dasar diharapkan mampu mengembangkan manusia yang memiliki
kepribadian, keilmuan serta keterampilan, hingga komitmen kuat dalam mengaktualisasikan
talenta dirinya dalam membangun kehidupan masyarakat sebagai objek dari kompetensi yang
dimilikinya (Tumanggor 2015).

Daftar Pustaka

Mustar, D. W. (2020). Ilmu Sosial Budaya Dasar. Yayasan Kita Menulis.

Anda mungkin juga menyukai