Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH SOSIOLOGI

“KELOMPOK SOSIAL”

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2:

 Ryan Angriawan E061181003


 Syahrin Janary E061181013
 Nabilah Ulfamadani Husain E061181023
 Dellya Vallentine Hill E061181033
 Alif Ryadussolihin R. E061181309
 Zaim Aziizir Rahim E061181319
 Annisa Shafira Ramadhani F. E061181329
 Muh. Faiq Qushayyi E061181339
 Nanda Aprilianty Syarief E061181507
 Annisa Aprilia E061181517

DEPARTEMEN HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2018
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dengan meneyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelasaikan makalah ini tentang
“KELOMPOK SOSIAL”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
beberapa pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini .

Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan baik dari segi susunan kalimat atau tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang kelompok sosial ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Wassalamualaikum warahamatullahi wabarakatuh

Makassar, 28 September 2018

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1


A. LATAR BELAKANG .................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................... 1
C. TUJUAN PENULISAN ................................................................................. 1
D. MANFAAT PENULISAN ............................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 2


A. PENGERTIAN KELOMPOK SOSIAL ......................................................... 2
B. PENDEKATAN SOSIOLOGI TERHADAP KELOMPOK SOSIAL ........... 2
C. TIPE-TIPE KELOMPOK SOSIAL ................................................................ 3
D. KELOMPOK SOSIAL YANG TIDAK TERATUR ..................................... 6
E. RURAL COMMUNITY DAN URBAN COMMUNITY .............................. 6
F. SMALL GROUP ............................................................................................ 8
G. DINAMIKA KELOMPOK SOSIAL ............................................................. 8
H. STUDI KASUS KELOMPOK SOSIAL ........................................................ 9

BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 10


A. KESIMPULAN ............................................................................................ 10
B. SARAN......................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 11

LAMPIRAN .................................................................................................................. 12

iii
TULISAN INI ADALAH HASIL KARYA KAMI SENDIRI, DAN SEMUA
KUTIPAN DAN DIRUJUKAN TELAH KAMI SEBUTKAN SUMBERNYA
DENGAN BENAR.

RYAN ANGRIAWAN

NIM. E061181003
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manusia pada umumnya dilahirkan seorang diri, namun mengapa harus hidup
bermasyarakat? (Soekanto dan Sulistyowati 97). Memang jika dibandingkan dengan
makhluk hidup lainnya seperti hewan, dia tak akan dapat hidup sendiri (Soekanto
dan Sulistyowati 97). Misalnya seekor anak ayam tanpa induk mampu mencari
makanannya sendiri, layaknya kucing, harimau, dan lain-lain (Soekanto dan
Sulistyowati 97). Naluri seorang manusia untuk selalu hidup dengan orang lain
disebut gregariousness sehingga manusia juga disebut sebagai social animal(=hewan
sosial); hewan yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama (Soekanto
dan Sulistyowati 99).
Di dalam hubungan antar manusia dengan manusia yang lainnya, agaknya
yang paling penting adalah reaksi yang timbul sebagai akibat hubungan-hubungan
tadi. Di dalam memberikan reaksi tersebut, ada kecenderungan untuk memberikan
tindakan-tindakan yang lain. Mengapa? Karena sejak dilahirkan manusia sudah
mempunyai dua hasrat atau keinginan pokok (Soekanto dan Sulistyowati 99) yaitu :
1. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya; dan
2. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.
A. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu kelompok sosial?
2. Seperti apa kehidupan masyarakat pedesaan dan perkotaan?
3. Apa penyebab terjadinya dinamika kelompok sosial?
4. Seperti apa bentuk kasus kelompok sosial itu ?
B. TUJUAN PENULISAN
1. Menjelaskan apa itu kelompok sosial;
2. Mendekskripsikan tentang kehidupan masyarakat pedesaan dan perkotaan;
3. Menjelaskan penyebab terjadinya dinamika kelompok sosial;
4. Menjelaskan tipe kelompok sosial.
C. MANFAAT PENULISAN
dapat memberikan informasi kepada pembaca mengenai kelompok sosial ,
tipe, kehidupan masyarakat desa dan perkotaan , serta dinamika dalam kelompok
sosial.

1
BAB II

PEMBAHASAN

Kehidupan suatu manusia dalam masyarakat pasti akan menimbulkan yang


namanya kelompok. Kelompok-kelompok tersebut merupakan himpunan atau
kesatuan manusia yang hidup bersama. Hubungan tersebut menyangkut kaitan timbal
balik yang saling tolong-menolong.

A. PENGERTIAN KELOMPOK SOSIAL

Pengertian kelompok sosial menurut para ahli, yaitu:

 Menurut Soerjono Soekanto: adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan yang


hidup bersama karena adanya hubungan di antara mereka secara timbal balik
dan saling mempengaruhi (Alfari).
 Menurut Hendro Puspito: adalah suatu kumpulan nyata, teratur dan tetap dari
individu-individu yang melaksanakan peran-perannya secara berkaitan guna
mencapai tujuan bersama (Alfari).
 Menurut Paul B.Horton dan Chaster L.Hunt: adalah suatu kumpulan
manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling
berinteraksi (Alfari).

Jadi, kesimpulan kelompok sosial adalah kumpulan manusia yang memiliki


kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi.

B. PENDEKATAN SOSIOLOGI TERHADAP KELOMPOK SOSIAL

Istilah “Pendekatan” merupakan kata terjemahan dari bahasa inggris,


Approach (Soekanto dan Sulistyowati 100) yang berarti sesuatu disiplin ilmu untuk
dijadikan landasan kajian sebuah studi atau penelitian (Furqan). Di dalam kehidupan
berkelompok , social experience mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam
pembentukan kepribadian orang-orang yang bersangkutan (“Pendekatan Sosiologi”).
Suatu aspek yang menarik dalam kelompok sosial adalah cara mengendalikan
tindakan anggotanya supaya tata tertib di dalam kelompok yang bersangkutan tetap
tejaga, hal yang terpenting adalah bahwa kelompok sosial itu menjadi tempat-tempat
kekuatan sosial untuk berhubungan, berkembang, dan menjalani disorganisasi dan
memegang peranan (“Pendekatan Sosiologi”).

2
C. TIPE-TIPE KELOMPOK SOSIAL

1. KLASIFIKASI KELOMPOK SOSIAL

Perlu kita ketahui bahwa dalam kegiatan sosial pasti tidak luput dari hidup
bersama-sama dan saling tolong-menolong pada hakikatnya, dalam kelompok
masyarakat juga ada beberapa organisasi yang menghubungkan setiap kegiatan
masing-masing orang dalam kelompok sosial (“Pengertian Klasifikasi”) . Tipe-
tipe kelompok sosial dapat diklasifikasikan berdasarkan pelbagai ukuran. Menurut
Georg Simmel, diklasifikasikan berdasarkan ukuran besar-kecilnya jumlah
anggota kelompok (Soekanto dan Sulistyowati 102).

2.KELOMPOK SOSIAL DIPANDANG DARI SUDUT INDIVIDU

Pembagian kelompok sosial dipandang dari sudut individu dapat dilihat dari
keterlibatan individu dengan kelompok sosial dimana ia tinggal dalam masyarakat
yang masih sederhana atau dalam struktur masyarakat yang sudah kompleks
(W.Neny Kurnia). Seorang warga masyarakat yang menjadi masyarakat
bersahaja, secara relatif menjadi anggota pula dari kelompok-kelompok lain atas
dasar kekerabatan, usia, seks dan kadang-kadang atas dasar perbedaan pekerjaan
atau kedudukan. Keanggotaan pada kelompok sosial tidak selalu bersifat sukarela.
Dalam masyarakat kompleks, individu menjadi anggota dari kelompok sosial
tertentu sekaligus (Soekanto dan Sulistyowati 105).

3.IN-GROUP DAN OUT-GROUP

In group merupakan kelompok sosial yang menjadi tempat individu untuk


mengidentifikasikan dirinya. Out group merupakan lawan in group. Perasaan in
group atau out group didasari dengan suatu sikap yang dinamakan etnosentris,
yaitu anggapan bahwa kelompoknya merupakan yang terbaik dibandingkan
dengan kelompok lainnya (Melidar). Konsep in-group dan out-group merupakan
pencerminan adanya kecenderungan sikap “etnocentrisme” dari individu-
individu dalam proses sosialisasi sehubungan dengan keanggotaanyya di dalam
kelompok , yaitu suatu sikap dalam menilai suatu kebudayaan lain dengan
menggunakan ukuran-ukuran sendiri, yang dimana sikap in-group ini didasari
oleh suatu kelainan dengan wujud antagonisme/antipasti (W.Neny Kurnia).

3
4. KELOMPOK PRIMER DAN SEKUNDER

1) Kelompok Primer (Face to Face Group)


Kelompok primer merupakan kelompok sosial tempat pertama kali
individu saling mengenal, berinteraksi sosial, dan bekerja sama cukup erat
(W.Neny Kurnia).Hubungan di dalam kelompok ini bersifat informal, akrab,
personal, spontan, sentimental, dan eksklusif. (Taupan 106).
2) Kelompok sekunder (Secondary Group)
Kelompok sekunder merupakan kelompok besar yang terdiri atas
banyak orang, hubungannya tidak harus saling mengenal secara pribadi,
kurang akrab, dan sifatnya tidak begitu langgeng karena mereka berkumpul
berdasarkan kepentingan yang sama (Triyono 39).
5. PAGUYUBAN DAN PATEMBAYAN
1. Gemeinschaft (Paguyuban)
Gemeinschaft adalah pola kehidupan bersama yang sifatnya
intim, pribadi, dan eksklusif, serta merupakan suatu keterikatan yang
dibawa sejak lahir. Menurut Toennis, ada tiga jenis gemeinschaft (Taupan
107) yaitu sebagai berikut:
a) Gemeinschaft by blood : mengacu pada ikatan-ikatan kekerabatan.
b) Gemeinschaft of place : merupakan ikatan yang berlandaskan
kedekatan letak tempat tinggal serta tempat bekerja yang mendorong
orang untuk berhubungan secara intim satu dengan yang lainnya.
c) Gemeinschaft of mind : mengacu pada hubungan persahabatan yang
disebabkan karena persamaan keahlian atau pekerjaan serta
pandangan.
2. Gesellschaft (Patembayan)
Menurut Tonnies, gesellscaft merupakan suatu nama dan gejala
baru. Gesellschaft dilukiskan sebagai kehidupan publik, sebagai orang-
orang yang kebetulan hadir bersama, tetapi masing masing tetap mandiri
(Taupan 107). Patembayan memiliki sifat yang sementara atau semu,
bentuk kelompok ini lebih serig terdapat dalam hubungan atau ikatan
perjanjian berdasar pada ikatan timbal balik (“Pengertian Kelompok”).

4
6. KELOMPOK FORMAL DAN KELOMPOK INFORMAL

1) Kelompok Formal
Kelompok formal, yaitu kelompok yang memiliki berbagai peraturan
yang tegas dan dengan sengaja dibuat untuk mengatur hubungan antar
anggotannya (Triyono 41).
2) Kelompok Informal
Kelompok informal merupakan kelompok sosial yang terbentuk
karena pertemuan-pertemuan yang berulang dan merasa memiliki
kepentingan dan pengalaman yang sama (Triyono 41).

7. MEMBERSHIP GROUP DAN REFERENCE GROUP

Robert K. Merton membedakan membership group dan reference group


berdasarkan nominal group-member dan peripheral group-member.Kesimpulan
jika reference group dihubungkan dengan non-membership (Soerjono Soekanto
dan Sulistyowati 122):

a. Bukan anggota yang memenuhi syarat mempunyai kecendurungan untuk


mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok, dimana kemudian dia menjadi
anggota.
b. Bukan anggota yang bersikap masa bodoh tidak menganggap kelompok
sebagai reference groupnya.
c. Bukan anggota yang tetap tidak ingin menjadi anggota, tetap menganggap
suatu kelompok sebagai reference groupnya.
d. Bekas anggota yang tidak mau menganggap bekas kelompoknya sebagai
reference groupnya.

8. KELOMPOK OKUPASIONAL DAN VOLUNTER

Kepentingan invidual warga masyarakat tidak semua dapat terpenuhi. Itulah


alasan munculnya kelompok Volunter. Kelompok Volunter adalah kelompok
orang yang memiliki kepentingan yang sama, namun tidak mendapat perhatian
masyarakat. Kelompok Volunter harus didasarkan oleh pada kepentingan primer
seperti : Kebutuhan akan sandang, pangan dan papan, Kebutuhan akan harga diri,
Kebutuhan akan kasih sayang ( Soerjono Soekanto dan Sulistyowati).

5
D. KELOMPOK SOSIAL YANG TIDAK TERATUR

Kelompok sosial menurut Paul B. Horton & Chaster L. Hunt adalah


kelompok manusia yang memilki kesadaran akan keanggotaanya dan saling
berinteraksi. Kelompok sosial yang tidak teratur biasanya hanya berlangsung
sementara dan juga terbentuk tanpa adanya perencanaan. (Doddy 253).

 KERUMUNAN/CROWD

Kerumunan merupakan suatu kelompok sosial yang bersifat sementara


(temporer) dan tidak terorganisasi (Soekanto dan Sulistyowati 126). Ia
mempunyai pimpinan tapi tidak mempunyai system kerja, interaksi di dalamnya
bersifat spontan dan tidak terduga, serta orang-orang di dalamnya mempunyai
kedudukan sosial yang sama (Soekanto dan Sulistyowati 126).

 PUBLIK

Publik merupakan kumpulan orang-orang yang memiliki kepentingan


yang sama namun tidak berinteraksi secara langsung, melainkan melalui media
komunikasi (Soekanto dan Sulistyowati 129).

E. RURAL COMMUNITY DAN URBAN COMMUNITY


1. Masyarakat Setempat

Masyarakat setempat adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai


oleh suatu derajat hubungan sosial tertentu. Unsur-unsur perasaan komunitas
(community sentiment):
1. Seperarasaan
Timbul karena akibat seseorang yang berusaha untuk
mengidentifikasikan dirinya dengan sebanyak mungkin orang dalam
kelompok tersebut hingga semua dapat menyebut diri mereka sebagai
"kelompok kami", "perasaan kami" dan sebagainya (Soekanto dan
Sulistyowati 131).
2. Sepenanggungan
Timbul karena individu sadar akan peranannya dalam kelompok
hingga memungkinkan peranannya dalam kelompok dijalankan sehingga ia

6
memiliki kedudukan pasti dalam darah dagingnya sendiri (Soekanto dan
Sulistyowati 132).
3. Saling Memerlukan
Timbul karena individu yang tergabung dalam masyarakat setempat
merasa dirinya tergantung pada “ komuniti ”yang meliputi kebutuhan fisik
mau pun kebutuhan-kebutuhan psikologi ( Soekanto dan Sulistyowati 132).
2. Tipe-Tipe Masyarakat Setempat
Dalam mengadakan klasifikasi masyarakat setempat , dapat digunakan 4
kriteria yang saling berpautan (Soekanto dan Sulistyowati 132) yaitu:

1.Jumlah penduduk ;

2.Luas, kekayaan dan kepadatan penduduk daerah pedalaman;

3.Fungsi –fungsi khusus masyarakat setempat terhadap seluruh masyarakat; dan

4.Organisasi masyarakat setempat yang bersangkutan .

3. Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan

Perbedaan kedua masyarakat tersebut bersifat gradual. Masyarakat


pedesaan memiliki hubungan yang lebih erat dibanding perkotaan. Di pulau jawa
sendiri memiliki 4 macam sistem kepemilikan tanah (Soekanto dan Sulistyowati
134) yaitu :

a) Sistem milik umum atau komunall dengan pemakaian beralih-alih;

b) Sistem milik komunall dengan pemakaian bergiliran;

c) Sistem komunall dengan pemakaian tetap; dan

d) Sistem milik individu.

Ada beberapa ciri yang menonjol dari masyarakat kota yaitu :


Kehidupan agama yang berkurang; Lebih individual dan tidak mementingkan
gotong royong; Jalan pikiran yang rasional; Mudahnya pengaruh luar masuk
ke dalam masyarakat kota; Pembagian kerja jauh lebih tegas. Jadi, secara
garis besar dari pernyataan singkat diatas kita dapat menyimak bahwa gaya
hidup seseorang di desa maupun di kota itu adalah tergantung dari diri mereka

7
masing-masing dan sesuai dengan lingkungannya (Soekanto dan
Sulistyowati 136).

F. SMALL GROUP ( KELOMPOK KECIL )


Small group dibentuk sebagai wadah orang yang mempunyai kepentingan
yang sama (Soekanto dan Sulistyowati 141). Small group terdiri dari paling sedikit
2 orang, dimana orang-orang saling berhubungan untuk memenuhi suatu tujuan
tertentu (Soekanto dan Sulistyowati 142). Alasan para sosiolog banyak melakukan
penelitian small group (Soekanto dan Sulistyowati 142) adalah sebagai berikut:
1. Kelompok-kelompok kecil ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap
masyarakat dan juga terhadap prilaku sehari-harinya individu.
2. Seorang sosiolog terfokus mengenai bagaimana tingkah laku individu dalam
menghadapi kenyataan-kenyataan sosial.
3. Dalam small group dipelajari tentang sumber –sumber gerak didalam masyarakat
4. Small group merupakan miniatur masyarakat yang juga mempunyai pembagian
kerja, kode etik, pemerintahan, prestise, ideologi, dan sebagainya.

Keuntungan penelitian terhadap small group: individu dipandang sebagai


bagian dari kelompok secara keseluruhan;ditemukannya metode baru dalam meneliti
kelompok-kelompok sosial, terutama gerak kelompok tersebut; dalam percobaan
ilmiah peneliti bahkan membentuk kelompok-kelompok tertentu untuk
membuktikan kebenaran hipotesanya; para peneliti secara langsung ikut serta dalam
kehidupan kelompok sosial yang diselediki, untuk lebih memahami realitas sosial
yang ada; diperoleh suatu bukti bahwa adanya small group dalam masyarakat
merupakan hal yang wajar (Soekanto dan Sulistyowati 142).

G. DINAMIKA KELOMPOK SOSIAL

Interaksi dan keterkaitan antara satu kelompok dengan kelompok yang lain
menyebabkan terciptanya suatu proses dalam bermasayarakat. Organisasinya
kompleks sehingga membentuk dinamika-dinamika dalam berkelompok. Berikut
pendapat para ahli tentang dinamika sosial yaitu:

a.Menurut William F. Ogburn, bahwa ruang lingkup perubahan social meliputi


unsur-unsur kebudayaan, baik yang material maupun yang immaterial (“Pengertian
Dinamika”).

8
b.Menurut Kingsley Davis, perubahan social adalah perubahan-perubahan yang
terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat (“Pengertian Dinamika”).

c.Menurut Selo Soemardjan, perubahan social adalah segala perubahan pada


lembaga-lembaga kemasyarakatan didalam, termasuk didalamnya nilai-nilai sikap
dan pola perilaku kelompok-kelompok masyarakat (“Pengertian Dinamika”).

Berdasarkan pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa perubahan


sosial yang terjadi dalam lingkup masyarakat akan mempengaruhi karakteristik
masyarakat itu sendiri.

H. STUDI KASUS KELOMPOK SOSIAL

KASUS BENTROK LAMPUNG TAHUN 2012

Kasus ini merupakan contoh kasus kelompok sosial yang dimana kasus ini
disebut sebagai konflik horizontal yang terjadi antara individu atau kelompok yang
sama (Afrido). Konflik ini terjadi pada tanggal 27 Oktober 2012 , konflik ini terjadi
karena kurangnya komunikasi dua pihak dan saling berbenturan pendapat atau
adanya perbedaan. Kasus bentrok ini dilatar belakangi karena benturan dua
kelompok sosial yang berbeda. Kerusuhan ini disebabkan karena saat dua orang
gadis dari penduduk Desa Agom terjatuh dari motor , kemudian kedua gadis tersebut
hendak dibantu oleh warga Desa Balinuraga dan terjadi kesalah pahaman. Karena
saat warga Balinuraga membantu gadis tersebut diikuti dengan pelecehaan .
pelecehan yang dimaksud adalah bahwa tradisi warga Desa Agom ketika hendak
menolong gadis tidak boleh memegang atau menyentuh padahal saat warga
Balinuraga menolong gadis itu mereka menyentuhnya. Hingga itulah yang membuat
persepsi yang keliru. Sehingga, pelecehan inilah yang yang menyebabkan kemrahan
dari warga desa Agom kepada Desa Balinuraga. Akibatnya terjadilah bentrok antara
desa Agom dan Balinuraga . 14 orang tewas , selain itu , puluhan kendaraan rusak
hingga menyebabkan ratusan orang dari desa Balinuraga mengungsi . pasca
kerusuhan terjadi kedua desa tersebut membuat kesepakatan damai untuk tidak saling
menuntut, dan membuat kesepakatan perdamaian yaitu keamanan,
ketertiban,kerukunan, keharmonisan, kebersamaan, dan perdamaian antar suku yang
ada di Lampung Selatan.

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Bahwa kelompok sosial merupakan sekumpulan manusia yang mempunyai


ciri-ciri yang sama, mempunyai interaksi yang berulang-ulang , dan kesadaran
bersama akan anggotanya. Dan pada dasarnya dapat kita ambil kesimpulan bahwa
manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain yang artinya adalah makhluk
sosial dan dengan adanya kelompok sosial telah menunjukkan bentuk dari ciri bahwa
manusia adalah makhluk sosial.

B. SARAN

Agar semua pihak lebih memahami tentang kondisi sosial yang ada disekitar
kita. Kita sebagai manusia harusnya peka terhadap lingkungan sekitar, khususnya
makhluk soisal. Dan tentunya kita sebagai manusia dan merupakan makhluk sosial
pasti termasuk dalam anggota kelompok sosial di suatau masyarakat.

Makalah ini bukanlah satu-satunya acuan dalam materi kelompok sosial.


Masih banyak referensi yang lebih baik. Kritik dan saran yang membangun semoga
membantu kami menyusun makalah yang lebih baik lagi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Soekanto, Soerjono., dan Budi Sulistyowati. Sosiologi Suatu Pengantar(Edisi Revisi).


Rajawali Pers, 2017.

Triyono, Slamet., dan Hermanto. Buku Guru Sosiologi. Srikandi Empat Widya Utama, 2017.

Taupan, M. Excellent Sosiolog. Yrama Widya, 2016.

Doddy AB, Muhammad. Menguasai IPS Sistem Kebut Semalam (Edisi 6 Revisi). Penerbit
Pustaka Gema Media, 2013.

Hadi, Syamsul. “Pengertian Klasifikasi Kelompok Sosial.” April 2015, Mari Belajar
Bimbingan Konseling, www.maribelajarbk.web.id/2015/04/pengertian-klasifikasi-
kelompok-sosial.html?m=1.

“Pendekatan Sosiologis Terhadap Kelompok Sosial.” Tugas Sekolah, November 2017,


www.tugassekolah.com/2017/11/pendekatan-sosiologis-terhadap-
kelompok.html?m=1.

W, Neny Kurnia. “Kelompok Sosial Dipandang dri Sudut Individu.” Scribd, 5 Januari 2016,
www.scribd.com/doc/294665751/Kelompok-Sosial-Dipandang-Dari-Sudut-Individu.

“Pengertian Kelompok Sosial, Fungsi, Ciri, dan Macam-Macam Kelompok Sosial.” Poros
Ilmu, April 2017, www.porosilmu.com/2017/04/pengertian-sosial-fungsi-
ciri.html?m=1.

Afrido, Rico. “Bentrokan di Lampung, Konflik Masa Lalu.” Nasional Sindo News, 1
November 2012, https://nasioanl.sindonews.com/read/684464/41/bentrokan-di-
lampung-konflik-masa-lalu-1351725573.

Mendidik, Abimuda. “Pengertian Dinamika Sosial Menurut Para Ahli Sosiologi.” Abi Muda,
25 November 2015, www.abimuda.com/2015/11/pengertian-dinamika-sosial-
menurut-para.html?m=1.

11
LAMPIRAN

LOG BOOK
N Tanggal Kegiatan Anggota Bukti Fisik Pengesahan
o. Kelompok Yang
Terlibat

1. 04-09-2018 Pertemuan pertama 1. Nanda Daftar hadir Tanda tangan


tim untuk membagi 2. Nabila
tugas dan membahas 3. Ryan
4. Syahrin
secara singkat
5. Dellya
tetntang materi 6. Alif
pembahasan kita. 7. Zaim
8. Annisa S.
9. Faiq
10. Anisa A.
2. 11-09-2018 Untuk 1. Ryan Berada Materi
mengumpulkan 2. Nabila didalam
semua materi . 3. Nanda flash disk
4. Syahrin
(file)
5. Zaim
6. Anisa s
7. Anisa a
8. Faiq
9. Delia
10. alif
3. 12-09-2018 Untuk menyusun 1. Ryan Daftar sidik Sidik jari
makalah 2. Nabila
3. Nanda
4. Syahrin
5. Zaim
6. Anisa s
7. Anisa a
8. Faiq
9. Delia

4. 13-09-2018 Untuk pengeditan 1. Nabila foto -


final fie makalah 2. Nanda
3. Ryan
4. Syahrin

12
13

Anda mungkin juga menyukai