Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL BOOK REPORT

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK


Dosen Pengampu :Ibu Risma Sitohang

Disusun Oleh :

Nama : Anggie Lovian Sijabat


Nim :5203344008
Kelas/Stambuk :C/2020

PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN
KELUARGA
PENDIDIKAN TATA RIAS
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2020

1
KATA PENGANTAR

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-
Nya,sehingga saya dapat menyelesaikan Critical Book Report ini.Critical Book Report ini
telah kami susun dengan sebaik - baiknya dan mendapatkan bantuan dari berbagai
sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan Critical Book Report. Terlepas dari
semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
Critical BookReport.Akhir kata kami berharap semoga Critical Book Report ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Medan, September 2020

Anggie Lovian Sijabat

2
Daftar Isi

Cover.............................................................................................................1
Kata Pengantar..............................................................................................2
Daftar Isi.......................................................................................................3

BAB I Pendahuluan....................................................................................4
1.1 Latar Belakang....................................................................................4
1.2 Tujuan..................................................................................................4
1.3 Manfaat CBR......................................................................................4

BAB II Isi....................................................................................................5
2.1 Identitas Buku.....................................................................................5
2.2 Ringkasan Buku..................................................................................5

BAB III Pembahsan...................................................................................11


3.1 Perbandingan Buku...........................................................................11
3.2 Kelebihan...........................................................................................11
3.3 Kelemahan.........................................................................................11

BAB IV Penutup.......................................................................................12
4.1 Kesimpulan........................................................................................12
4.2 Saran..................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

"Critical Book Report [CBR] Pengembangan Peserta Didik"


Perkembangan sosial peserta didik adalah tingkatan jalinan interaksi anak dengan orang lain,
mulai dari orang tua, saudara, teman bermain, hingga masyarakat secara luas.
Dalam dunia pendidikan setiap perubahan-perubahan peserta didik merupakan dari proses
perkembangan. Dalam proses perubahan ini tidak terlepas dari empat aspek perkembangan
peserta didik, yaitu aspek perkembanganfisik, (motorik), emosi, kognitif dan psikososial.
Objek tingkah laku psikologi khusus yaitu tingkah laku yang khusus itu biasanya terjadi pada
orang – orang yang mempunyai kondisi atau berada pada situasi tertentu, dimana tingkah
laku yang dimaksud adalah tingkah laku seseorang dalam situasi belajar/pendidikan.
Sedangkan tingkah laku khusus yang terjadi karena orang tersebut mempunyai kondisi
tertentu, dimana tingkah laku orang yang kondisinya abnormal.

B. Tujuan Critical Book Report

"Critical Book Report [CBR] Perkembangan Peserta Didik"


Pembuatan critical book report ini bertujuan untuk :
1. Memenuhi tugas wajib mata kuliah Perkembangan Peserta Didik
2. Membandingkan isi dari dua buku Perkembangan Peserta Didik yang berlainan

C. Manfaat

"Critical Book Report [CBR] Perkembangan Peserta Didik PPD"


1. Menambah wawasan pembaca tentang Perkembangan Peserta Didik
2. Menambah pengetahuan penyusun dan pembaca tentang critical book report

4
BAB II
ISI

2.1 IDENTITAS BUKU

Judul Buku : Perkembangan Peserta Didik


Penulis : Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Hartono
Penerbit : PT RINEKA CIPTA, Jakarta Kompleks Perkantoran Mitra Mataram
ISBN : 978-979-518-826-1
Tahun Terbit : 2013
Jumlah Halaman : 245 halaman

2.2 RINGKASAN BUKU

"Critical Book Report [CBR] Pengembangan Peserta Didik"

Buku karya Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Hartono ini memiliki tujuh bab
dengan ringkasan sebagai berikut ini:

BAB I : KARAKTERISTIK DAN PERKEMBANGAN INDIVIDU

Individu adalah manusia yang berkedudukan sebagai pribadi utuh, pilah, tunggal, dan khas. Ia
sebagai subjek yang merupakan satu kesatuan psiko-fisik dengan berbagai kemampuanya
untuk berhubungan dengan lingkungan, dengan sesama, dan dengan tuhan yang
menciptakannya. Manusia terus menerus mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan
psikis. Pertumbuhan perkembangan tersebut dialami semenjak manusia masih dalam
kandungan.

Kelahiran merupakan satu fase pertumbuhan fisik secara lengkap, yang ditandai setiap organ
atau bagian tubuh telah mampu berfungsi. Pertumbuhan dan perkembangan manusia
dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain keturunan, sosial ekonomi, sosial kulturasi,
kesehatan, dan latar belakang kehidupan keluarga.
Pertumbuhan fisik lebih lanjut berlangsung sejak bayi lahir, dan masing-masing organ
mencapai tingkat kematangan dan mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Kematangan
pertumbuhan fisik yang ditandai oleh berfungsinya masing-masing organ, berpengaruh

5
terhadap perkembangan non fisik, seperti berfikir, bahasa, sosial, emosi, dan pengelaman
terhadap nilai, norma dan moral.

BAB II : PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA


Manusia senantiasa mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah
perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang
berlangsung secara normal pada anak yang sehat, dalam perjalanan waktu tertentu.

Pertumbuhan fisik di pengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor nutrisi yang telah
terasa sejak bayi belum lahir dan sesudah lahir, faktor perawatan yang menyangkut
perawatan fisik maupun psikis seperti kasih sayang atau cinta kasih.

Perkembangan merupakan proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai
fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungannya. Dengan kata lain perkembangan
merupakan perubahan fungsional yang dipengaruhi oleh pencapaian tungkat kematangan
fisik.
Proses pertumbuhan di tandai oleh perubahan menuju kesempurnaan struktur dan bentuk
tubuh secara ideal. Perubahan-perubahan yang dimaksud dapat berbentuk perubahan ukuran
dan perbandingan, penggantian hal-hal yang lama dan memperoleh yang baru untuk lebih
dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Secara keseluruhan akan menentukan
perbandingan ideal tentang struktur tubuh manusia.
Proses pertumbuhan pada saatnya akan mencapai tingkat kematangan dan dengan demikian
akan berpengaruh terhadap perkembangan sosio-psikologis, seperti kemampuan berfikir,
kemampuan berbahasa, kemampuan bersosialisasi, dan kemampuan mengendalikan emosi.

Semua proses pertumbuhan dan perkembanagn akan berjalan dengan irama dan ritme yang
teratur, sehingga dapat diidentifikasi menurut dan mengikuti hukum-hukum pertumbuhan dan
perkembangan yang dapat dipercaya .

Hukum pertumbuhan antara lain adalah hukum ceppholocoudal yang artinya pertumbuhan
fisik dimulai dari kepala ke arah kaki dan hukumProximodistal yang artinya pertumbuhan
fisikberpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi.
Hukum perkembangan menyatakan bahwa perkembanagan ke maupuan sosio-psikologi
berawal dari hal-hal yang umum menuju ke hal-hal yang khusus. Perkembangan secara
keseluruhan mengikuti periodisasi yang teratur, yang dari masa pre-natal, masa bayi, masa
anak-anak, masa anak sekolah, remaja, dewasa, dan masa tua. Penahapan perkembangan ini
mengikuti tahap perkembangan kemampuan kemampuan fungsi fisik.
Masa remaja dalah masa yang khusus, penuh gejolak karena pada pertumbuhan fisik terjadi
ketidak seimbangan. Hal ini akan mempengaruhi perkembangan berfikir, bahasa, emosi, dan
sosial anak. Gejala onani atau masturbasi timbul karena rangsangan kematangan seksual dan
dorongan untuk mendapatkan kepuasan, yang di lain pihak merupakan tindakan untuk
menghindari larangan norma sosial dan hukum.
Makna remaja banyak diartikan oleh pihak-pihak yang berkepentingan, baik hukum, ahli
psikologi, maupun pandangan masyarakat yang mengaitkan dengan sistem budayanya.
Secara umum anak dikaitkan mencapai masa remaja ditandai oleh kematangan fungsi seksual
(pada wanita setiap bulan mengeluarkan sel telur dari indung telurnya dan bagi para pria
setiap kali mimpi/mengeluarkan air mani) dan muncul tanda-tanda kelamin skunder.
Kebutuhan dibedakan atas kebutuhan primer dan kebutuhan skunder. Menurut Freud,
dorongan yang paling menetukan munculnya kebutuhan adalah dorongan seksual, sehingga
setiap dorongan untuk bertingkah laku senantiasa ada kaitannya dengan upaya untuk

6
mencapai kenikmatan atau kepuasan seksual. Menurut Erickson dorongan primer itu pada
dasarnya berkaitan dengan kepentingan bersosialisasi pandangan Erickson ini sejalan dengan
pandangan Rogers. Kebutuhan normatif adalah sejenis kebutuhan yang berkaitan dengan
kebutuhan mengembangkan diri yang disesuaikan dengan kondisi kehidupan sekarang dan
dimasa depan.

Prilaku manusia disebabkan oleh dorong-dorong atau motif. Motif inilah yang mendorong
individu sehingga muncul berbagai kebutuhan mislanya kebutuhan untuk mempertahankan
diri dan kebutuhan untuk mengembangkan diri. Kebutuhan untuk berfasilitas dengan sesama
dan kebutuhan untuk berpartisipasi merupakan kebutuhan-kebutuhan dasar manusia setelah
mencapai jenjang remaja. Hal ini sejalan dengan pandapat Rogers dan Erickson.

BAB III : PERTUMBUHAN FISIK

"Critical Book Report [CBR] Perkembangan Peserta Didik PPD"


Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala
primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan fisik tersebut bukan saja menyangkut
bertambah nya ukuran tubuh dan berubahnya proporsi tubuh, melainkan juga meliputi
perubahan ciri-ciri yang terdapat pada kelamin utama dan kedua. Baik pada remaja laiki-laki
maupun wanita, perubahan fisik tersebut mengikuti urutan-urutan tertentu.
Pada dasarnya perubahan fisik remaja disebabkan oleh kelenjar pitutari dan kelenjar
hypothalamus. Kedua kelenjar itu masing-masing menyebabkan terjadinya pertumbuhan
ukuran tubuh dan merangsang aktivitas serta pertumbuhan ukuran tubuh dan merangsang
aktivitas serta pertumbuhan alat kelamin utama dan kedua pada remaja. Kelenjar pituitari
yang terletak di dasar otak mengeluarkan dua macam hormon, yaitu hormon pertumbuhan
dan hormon gonadotropik yang berfungsi mengaktifkan kelenjar kelamin. Pertumbuhan fisik
yang tepat akan dapat dicapai apabila terjadi keseimbangan kerja kelenjar pitutiri dan
gonadotropik.
Pertumbuhan fisik remaja ditandai oleh 1).perubahan ukuran tubuh, yang selama masa remaja
pertumbuhan tinggi badan bertambah 25 persen dan berat badan bertambah sekitar 200
persen atau dua kali lipat; 2).proporsi tubuh yang kurang proporsional; 3).ciri kelamin utama,
yaitu kematangan fungsi alat kelamin utama pada wanita mengalami menstruasi pertama dan
pada laki-laki mengalami “mimpi pertama”; dan 4). Ciri kelamin kedua seperti oinggul
melebar dan mencuatnya puting pada susu pada wanita dan tumbuhnya kumis dan jenggot
serta bulu disekitar kelamin, dan membesarnya jakun pada laki-laki.
Pertumbuhan fisik mempengaruhi oerkembangan tingkah laku remaja, yang hal ini tampak
pada prilaku yang canggung dan proses penyesuaian diri remaja, isolasi dari pergaulan,
prilaku emosional seperti gelisah dan mudah tersinggung serta “melawan” kewenangan dan
semacamnya.

Remaja yang memperhatikan kelompok sebaya perlu mendapatkan perhatian dari para
pendidik dalam proses pendidikan. Kegiatan seperti dorongan untuk belajar kelompok,
pembentukan kelompok olah raga, kegiatan pramkuka, dan pembiasaan hidup sehat perlu
dikembangkan. Di sekolah, kegiatan kokurikule dan ekstrakulikuler perlu diselenggarakan
secara terprogram.

7
BAB IV : PERKEMBANGAN INTELEK, SOSIAL, DAN BAHASA

"Critical Book Report [CBR] Perkembangan Peserta Didik"


Intelek adalah kecakapan mental, yang menggambarkan kemampuan berfikir,. Banyak
definisi tentang intelegensi namun makane intelgensi dapat diartikan sebagai kemampuan
seseorang dalam berfikir dan bertindak. Kemampuan berpikir atau intelegensi diukur dengan
tes intelegensi. Tes intelegensi yang terkenal adalah tes Beint-Simon. Hasil intelegensi
dinyatakan dalam bentuk nilai IQ, dan hal itu banyak gunanya karena tingkat intelegensi
berpengaruh terhadap banyak aspek.
Kemampuan berfikir terhadap tingkah laku. Seseorang yang berkemampuan berfikir tinggi
akan cekatan dan cepat dalam bertindak, terutama dalam menghadapi masalah. Hal ini akan
berakibat pada pembentukan sikap mandiri. Sebaiknya seseorang yang berkemampuan
berfikir kurang akan lebih bersifat tergantung.
Ciri-ciri pokok dalam perkembangan intelek remaja (yang telah berada pada tingkat berfikir
operesional-formal)dapat disebutkan sebagai berfikir deduktif-hipotesis dan berfikir
kombinatoris.
Perkembangan intelegensi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain pengalaman belajar
termasuk berbagai bentuk latihan, lingkungan, terutama kondisi lingkungan keluarga. Oleh
karena itu terdapat perbedaan kemampuan dan irama perkembangan inteligensi individu.
Secara umum dapat dikenal pengelompokan individu berdasarkan tingkat kecerdasan dalam
beberapa tingkat atau jenjang: kelompok anak berkelainan mental, kelompok anak bodoh,
anak normal, anak pandai, anak cerdas, dan anak istemewa (jenius).
Perkembangan sosial adalah berkembangnya tingkat hubungan antar manusia sehubungan
dengan meningktanya kebutuhan hidup manusia. Perhatian remaja mulai tertuju pada
pergaulan di dalam masyarakat dan ia (mereka) membentuk pemhaman tentang norma
kehidupan yang kompleks. Pergaulan remaja banyak di wujudkan dalam bentuk kehidupan
kelompok terutama kelompok sebaya dan sejenis. Perkembangan sosial anak reamaja
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni: kondisi keluarga, kematangan anak, status sosial
ekonomi keluarga, pendidikan, dan kapasitas mental terutama intelek dan emosi.

BAB V : Perkembangan Efektif

"Critical Book Report [CBR] Perkembangan Peserta Didik"


Emosi adalah wahana efektif yang kuat dan di tandai oleh perubahan-perubahan fisik. Pola
emosi remaja sama dengan pola emosi masa kanak-kanak. Jenis emosi yang secara normal
dialami antara lain: cinta, gembira, marah, takut, cemas, dan sedih. Perbedaannya terletak
pada rangsangan yang membangkitkan emosi dan derajatnya, serta pengendalian remaja
terhadap ungkapan emosi mereka. Beihler membedakan ciri-ciri perkembangan emosi remaja
dalam rentang waktu usia 12-15 tahun dan 15-18 tahun.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi emosi antara lain; kematangan dan belajar serta
kondisi-kondisi kehidupan atau kultur. Emosi mempengaruhi tingkah laku, misalnya rasa
takut menyebabkan seseorang gemetar, sulit bicara, membolos, dan sebagainya. Ada
perbedaan individu dalam perkembangan emosi yang sebagian disebabkan oleh keadaan
fisik, taraf kemampuan intlektual, dan kondisi lingkungan. Dalam kaitannya dengan
penyelenggara pendidikan, guru dapat melakukan beberapa upaya dalam pengembangan
emosi remaja misalnya: kosisten dalam pengelolaan kelas, mendorong anak beri, pengelolaan
diskusi kelas dengan baik, mencoba memahami remaja, dan membantu siswa untuk
berprestasi.
Nilai-nilai kehidupan adalah norma-norma yang berlaku dalam masyarakat atau prinsip-
prinsip hidup yang menjadi pegangan seseorang dalam hidupnya, baik sebagai pribadi

8
maupun sebagai warga negara. Sedangkan moral adalah ajaran tentang baik, buruk perbuatan
dan kelakuan, akhlak dan sebagainya. Sikap adalah kesediaan bereaksi individu terhadap
sesuatu hal. Ketertarikan antara lain, moral dan sikap tampak dalam pengalaman nilai-nilai.
Pengenalan, penghayatan terhadap nilai-nilai, berdasarkan moral yang dimiliki akan
terbentuk sikap dan diwujudkan dalam tingkah laku yang mencerminkan nilai-nilai yang
dianut.
Tingkat perkembangan pasca-konvensionalharus dicapai oleh remaja. Menjadi remaja berarti
mngerti nilai-nilai, yang berarti tidak memperoleh pengertian saja tetapi juga dapat
menjalankanya/mengamalkannya. Orang tua dalah penting lain disekitar remaja
mempengaruhi perkembangan nilai, moral, dan sikap. Menurut Kohlberg, di samping
interaksi sosial, faktor anak ikut berperan dalam perkembangan moral. Terjadi perbedaan
individual dalam perkembangan nilai, moral, dan sikap, sesuai dengan umur, faktor
kebudayaan, dan tingkat pemahamannya.

BAB VI : Tugas Perkembangan Kehidupan Pribadi, Pendidikan dan Karier, dan Kehidupan
Berkeluarga

Kebututuhan seorang individu muncul karena pertumbuhan dan perkembangan psiko


fisisnya. Dorongan (motif) merupakan faktor utama munculnya kebutuhan dan dorongan
tersebut secara alami (asli) maupun karena proses belajar akan mendorong seseorang individu
untuk bertingkah laku memenuhi kebutuhan.
Dalam upaya untuk memenuhi kebutuhannya, seorang remaja banyak menghadapi masalah,
antara lain adalah : kondisi yang amat berbeda antara masa anak-anak dan masa
remaja/dewasa, norma yang amat berbeda karena pengaruh perkembangan zaman dan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pendidikan, kesulitan dalam menilai
kemampuan dirinya dibandingkan dengan permasalahan yang dihadapi, dan kesulitan dalam
penyesuain diri dengan berbagai kondisi masyartakat yang amat kompleks.
Menjalani perkembangan bagi remaja tidak lain adalah melaksanakan tugas-tugas, yaitu
mempersiapkan dirinya untuk dapat diterima sebagai individu yang mampu berdiri sendiri di
dalam melaksanakan kehidupan bermasyarakat.
Tugas-tugas itu meliputi tugas kehidupan pribadi, tugas dalam kehidupan sosial, dan tugas
kehidupan keluarga. Dalam menjalankan tugas-tugas tersebut laki-laki berbeda dengan
wanita, baik mengenai tugas dalam perkembangan fisik maupun dalam perkembangan psiko
fisis.
Remaja laki-laki berupaya untuk mencapai posisi prestasi akademik dan altetik (bidang olah
raga), sebaiknya bagi remaja wanita brupaya untuk menjadi “seorang wanita” yang baik.
Upaya menjadi wanita yang baik itu diartikan sebagai “wanita yang dikenal baik” di mata
laki-laki, sebagaimana “diharapkan oleh laki-laki”. Wanita oerlu menjadi gadis yang
“manis”, tidak terlalu hebat di dalam bidang akademik, tidak terlalu banyak bicara di dalam
kelas, tetapi harus menjadi wanita yang sportif di hadapan seorang laki-laki.
Hampir setiap pemuda (laki-laki atau wanita) mempunyai dua tujuan utama, pertama
menunjukkan jenis pekerjaan yang sesuai dan, kedua menikah dan membangung rumah
tangga (keluarga).
Pendidikan tentang nilai kehidupan untuk mengenalkan norma kehidupan sosial
kemasyarakatan perlu dilakukan. Dalam hal ini perlu dilakukan pendidikan prakrtis melalui
organisasi pemuda, pertemuan dengan orang tua secara periodik, dan pemantapan pendidikan
agama baik di dalam maupun di luar sekolah.

9
BAB VII : Penyesuaian Diri Remaja

Manusia tidak dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuaikan diri, maka penyesuain
diri terhadap lingkungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan memerlukan proses yang
cukup unik. Penyesuaian diri dapat diartikan adaptasi, konformitas, penguasaan, dan
kematangan emosional. Proses penyesuaian diri tertuju pada pencapaian keharmonisan antara
konflik internal dan eksternal anak sering menimbulkan konflik, tekanan, frustasi, dan
berbagai macam prilaku untuk membebaskan diri dari ketegangan.

10
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Perbandingan Buku

Perbandingan antara Kedua Buku

"Critical Book Report [CBR] Perkembangan Peserta Didik"


Dalam hal ini, buku pembanding yang digunakan adalah buku Perkembangan Peserta
Didik yang disusun oleh Dra.Kemali Syarif, M.Pd terbitan dari UNIMED PRESS. Isi dari
buku pembanding ini memuat sembilan bab. Isi dari buku pembanding tidak jauh berbeda
dengan isi buku kritikan. Hanya saja, sedikit perbedaan dalam hal kedalaman pembahasan
suatu materi. Pembahasan materi pada buku kritikan disajikan secara lebih mendetail
dibandingkan dengan buku pembanding, misalnya pada buku kritikan, Perkembangan Efektif,
dan Perkembangan Bahasa dibahas khusus dalam satu bab, sementara dalam buku
pembanding hanya dibahas sebatas subbab saja. Artinya, penjelasan materi pada buku
kritikan disajikan dengan sangat mendalam dibandingkan dengan buku pembanding.
Penulisan dari kedua buku ini sudah cukup bagus karena masing-masing buku disusun secara
sistematika yang baik sehingga pembaca dengan mudah dapat memahami isi dan makna dari
buku tersebut.

3.2. KELEBIHAN
"Critical Book Report [CBR] Pengembangan Peserta Didik"
Buku Perkembangan Peserta Didik karya Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung
Hartono ini mempunyai kelebihan diantaranya sebagai berikut :
• Materi dijelaskan dengan sangat mendetail hingga sampai ke penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari sehingga isi buku dapat dipahami dengan mudah.
• Setiap penyajian materi, dimuat indicator pencapaian yang dapat memicu semangat
pembaca untuk ingin membaca lebih banyak lagi tentang isi buku.
• Memuat rangkuman atau ringkasan isi disetiap akhir bab sehingga mempermudah pembaca
untuk memahami inti dari setiap bab.

3.3. KELEMAHAN
• Materi yang disajikan masih kurang luas yang dibuktikan dengan isi buku yang hanya
memuat tujuh bab saja.

11
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

"Critical Book Report [CBR] Perkembangan Peserta Didik"

1). Setelah membandingkan isi dari buku karya Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B.Agung
Hartono dengan buku karya Dra. Kemali Syarif, M.Pd, ternyata pembahasan materi pada
buku karya Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Hartono disajikan lebih mendalam
atau mendetail dibandingkan dengan buku karya Dra. Kemali Syarif, M.Pd.

2). Buku karya Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B.Agung Hartono ini mempuyai banyak
kelebihan baik dari segi sistematika penulisannya, kedalaman materi maupun kejelasan isi
buku. Namun disisi lain, buku buku ini memiliki kelemahan dari segi keluasan materi yang
disajikan dimana buku karya Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B.Agung Hartono ini hanya
memuat tujuh bab saja.

4.2. Saran

"Critical Book Report [CBR] Pengembangan Peserta Didik"


Berdasarkan kelemahan dari isi buku yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka
disarankan bagi pembaca supaya tidak hanya menggunakan buku karya Prof. Dr. H. Sunarto
dan Dra. Ny. B. Agung Hartono ini saja sebagai sumber belajar berhubung karena materi
yang dibahas dalam buku ini masih kurang lengkap.

12
DAFTAR PUSTAKA
Agoes. 2013. Kontrol Sosial dan Pengendalian Sosial, (Online), dalam
http://agoes.blog.fisip.uns.ac.id/2013/07/29/kontrol-sosial-atau-pengendalian-sosial, diakses
29 July 2013 Ali, M. & Asrori. 2008. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta; Bumi Aksara Effendy, Onong Uchajana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi.
Bandung; Penerbit PT. Citra Aditya Bakti. Gunarsa, Singgih. 1990. Dasar & Teori
Perkembangan Anak. Jakarta; PT BPK Gunung mulia Harmoko. 2013. Asuhan Keperawatan
Keluarga. Yogyakarta; Pustaka Pelajar Hurlock, Elizabeth. 2006. Psikologi Perkembangan,
Jakarta: Erlangga Husain, Ilmaddin. 2013. Kepekaan Sosial itu Penting, (Online), dalam
http://edukasi.kompasiana.com/2013/02/03/kepekaan-sosial-itu-penting-530503.html, diakses
03 February 2013 Lestari, S. 2013. Psikologi Remaja, Penanaman Nilai dan Penanganan
Konflik dalam keluarga. Jakarta; Kencana Muhlisin, Abi. 2013. Keperawatan Keluarga.
Yogyakarta; Gosyen Publishing Permata, S. I. 2011. Hubungan Antara Keberfungsian
Keluarga dengan Kematangan Emosi Remaja Laki-Laki. Skripsi. USU Sarwono, Sarlito W.
1991. Psikologi Remaja. Jakarta; Rajawali Press 58 Septiyani, A & Sukarti. 2007. Hubungan
Antara Persepsi Remaja Awal Terhadap Peran Ayah Dalam keluarga dengan Keterampilan
Sosial. Naskah disajikan pada Seminar Nasional diselenggarakan Universitas Islam
Indonesia,Yogyakarta Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Bandung; Alfabeta Sunarto,Prof. Dr. H.dan Dra.Ny.B. Agung Hartono,1999.Perkembangan
Peserta Didik. Jakarta : PT.Rineka Cipta Wahyuningsih, S. 2009. Hambatan dan Kegagalan
Komunikasi antara Orang Tua dan Anak, (Online), dalam
http://naningunijoyo.blogspot.com/2009/06/hambatan-dankegagalan-komunikasi.html,
diakses 07 Juni 2009

13

Anda mungkin juga menyukai