Anda di halaman 1dari 19

Critical Book Review

Konsep Dasar Paud (Pendidikan Anak Usia Dini)

Dosen Pengampu: Drs. Harlen Simanjuntak, M.Pd.

Disusun oleh:

Nama: Esramonika Angkat

Npm: 21110017

Progaram Studi Pendidikan Dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Hkbp Nommensen

Medan 2021
Kata Pengantar
Puji Syukur saya ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat dan Rahmatnya
yang telah memberikan Kesehatan serta Kebijaksanaan sehingga penulis dapat menyelesaikan
Critical Book Review ini sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Saya mengucapkan Terima Kasih kepada Bapak Drs. Harlen Simanjuntak, M.Pd selaku
Dosen Pengampu Mata Kuliah Pengantar Pendidikan. yang telah memberikan kesempatan
kepada saya untuk membuat dan menyelesaikan Critical Book Review ini. Sehingga saya
memperolah ilmu, informasi dan pengetahuan selama membuat dan menyelesaikan Critical Book
Review ini.

Saya berharap semoga Critical Book Review ini membantu dalam menambah wawasan dan
pengetahuan bagi pembaca. Penulis menyadari bahwa sepenuhnya didalam tugas ini masih
kurang dari kata sempurna, karena itu saya meminta maaf sebesar-besarnya kepada pembaca
maupun pengoreksi jika terdapat kesalahan dalam penulisan, penyusunan maupun kesalahan lain
yang tidak berkenan di hati pembaca maupun pengoreksi, karena saat ini saya masih dalam
proses belajar pembuatan CBR. Oleh karena itu saya memohon kritikan, masukan dan saran nya
demi penyempurnaan CBR ini.

Medan, Oktober 2021

Esramonika Angkat
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………i

DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………………....................ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………..1

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………………1

1.2 Tujuan Critical Book Review……………………………………………………………….1

1.3 Manfaat Critical Book Review……………………………………………………………...1

BAB II RINGKASAN ISI BUKU………………………………………………………………2

1.1 Identitas buku………………………………………………………………………………..2

1.2 Ringkasan Buku Utama……………………………………………………………………..3

1.3 Ringkasan Buku Pendamping……………………………………………………………...11

BAB III PEMBAHASAN KELEBIHAN DAN KEKURANGAN…………………………..14

1.1 Kelebihan Buku……………………………………………………………………………14

1.2 Kekurangan Buku………………………………………………………………………….14

BAB IV PENUTUP.....................................................................................................................15

1.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………..15

1.2 Saran………………………………………………………………………………………15

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..16
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sehubungan dengan diterapkannya kurikulum KKNI pada Universitas HKBP Nommensen, para
mahasiswa dituntut untuk lebih kreatif dalam mengembangkan ide, dankreatifitasnya. Dalam
Critical Book Review ini mahasiwa dituntut untuk mengkritisi sebuah buku, dan meringkas
menjadi satu kesatuan yang utuh sehingga dapat dipahami oleh mahasiswa yang melakukan
critical book report ini, termasuk didalamnya mengerti akan kelemahan dan keunggulan dari
buku yang akan dikritisi. Adapun dalam penuntasan tugas Critical Book Review ini mahasiswa
dituntut dalam meringkas,menganalisa dan membandingkan serta memberikan kritik berupa
kelebihan dan kelemahan pada suatu buku berdasarkan fakta yang ada dalam buku
tersebut ,sehinggadengan begitu mahasiswa akan menjadi terbiasa dalam berpikir logis dan kritis
serta tanggap terhadap hal-hal yang baru yang terdapat dalam suatu buku.

1.2 Tujuan Penulisan CBR

a. Mengulas isi sebuah buku.


b. Mengetahui informasi sebuah buku.
c. Membandingkan isi buku utama dengan buku pembanding 1 dan pembanding 2
d. Melatih individu agar berfikir kritis dalam mencari informasi yang ada disetiap buku.

1.3 MANFAAT CBR


a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar PAUD(Pendidikan Anak Usia Dini)
b. Untuk menambah pengetahuan tentang Perkembangan yang baik bagi seorang peserta
didik.
c. Untuk mengetahui banyak hal tentang buku.
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

2.1 Identitas Buku Yang Direview


A. Buku Utama
Judul : Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini
Penulis : Suyadi, M.P.I
Penerbit : PT. Remaja Rodaskarya
Tahun terbit : 2013-2015
Kota penerbit : Bandung
Edisi : ke-2
Jumlah Halaman : 190 halaman
ISBN : 978-979-692-153-9

B. Buku Pembanding
Judul Buku : Konsep Dasar Paud
Penulis : Dr. Yuliani Nurani Sujiono, M.Pd
Penerbit : PT INDEKS
Kota Terbit : Jakarta
Edisi : Ke
Tahun Terbit : 2009
Tebal Buku : 249 Halaman
ISBN : 979-062-097-9
2.2 Ringkasan Buku Utama

1. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Pendidikan Anak usia dini yang berkisar dari umur dari 0-8 tahun, pada hakikatnya
adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan
perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek
kepribadian anak. Pendidikan Anak Usia Dini memberikan kesempatan kepada anak untuk
mengembangkan kepribadian anak dan potensi secara maksimal.

Secara Institusional, Pendidikan Anak Usia Dini juga dapat diartikan sebagai salah satu
bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah
pertumbuhan dan perkembangan, baik secara koordinasi motorik (halus dan kasar), kecerdasan
emosi, kecerdasan jamak (multiple intelligences) maupun kecerdasan spiritual.

Secara Yuridis, istilah anak usia Dini DiIndonesia ditujukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun. Lebih lanjut Pada pasal 1 Ayat 14 Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa “Pendidikan anak usia dini
adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6
tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut.

2. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD)

Secara umum tujuan Pendidikan Anak Usia Dini ialah memberikan stimulasi atau
rangsangan bagi perkembangan potensi anak agar menjadi manusia beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif,
mandiri, percaya diri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Dalam hal ini, posisi Pendidikan Nasional berfungsi sebagai mengembangkan kemampuan dan
membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan berbangsa dan bernegara, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, dan cakap.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka disimpulkan bahwa secara praktis, tujuan
pendidikan anak usia dini adalah sebagai berikut:
a. Kesiapan anak memasuki pendidikan lebih lanjut
b. Mengurai angka mengulang kelas
c. Mengurangi angka putus sekolah (DO)
d. Mempercepat pencapaian wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun
e. Menyelamatkan anak dari kelalaian didikan wanita karakter dan ibu berpendidikan rendah
f. Meningkatkan mutu pendidikan
g. Mengurangi angka buta huruf muda
h. Memperbaiki derajat kesehatan dan gizi anak usia dini
i. Meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM)

Selain tujuan diatas, menurut UNESCO ECCE (Early Childhood Care and Education
tujuan paud antara lain sebagai berikut.
a. Paud bertujuan untuk membangun fondasi awal dalam meningkatkan kemampuan anak untuk
menyelesaikan pendidikan lebih tinggi, menurunkan angka mengulang kelas atau angka putus
sekolah
b. Paud bertujuan menanam investasi SDM yang menguntungkan, baik bagi keluarga, bangsa,
negara, maupun agama
c. Paud bertujuan untuk menghentikan roda kemiskinan
d. Paud bertujuan untuk serta aktif menjaga dan meleindungi hak asasi setiap anak untuk
memperoleh pendidikan yang dijamin oleh undang-undang.

Tempat penitipan anak atau yang dikenal dengan istilah “ TPA” yang sangat bervariasi
dilihat dari manejemen pelayanan yang diberikan oleh lembaga tersebut kepada anak-anak,
contohnya dilihat dari waktu yang disediakan, tempat penitipan anak sebagian besar adalah full
time, part time dan pada peristiwa khusus. Lokasi tempat penitipan anak mungkin berada
ditengah-tengah kota, mungkin di pinggir kota, ditempat lembaga-lembaga tertentu, dan tempat-
tempat keramaian.
a. Keluarga Penitipan Anak (Family Child Care)
b. Tempat Penitipan Anak (TPA) tidak selalu identik dengan penitipan
anak usia dua bulan sampai dua. Di Negara barat, TPA semacam ini
menerima anak dalam usia bervariasi. Memang, tempatnya tidak
didesain sebagai lembaga pendidikan, tetapi sebatas menawarkan jasa
penerimaan penitipan anak.

3. Pandangan Ahli tentang Anak Usia Dini

Ada beberapa tokoh yang mengemukakan pendapatnya tentang Pendidikan Anak Usia
Dini. Para tokoh tersebut diantaranya :

a.Martin Luther (1483- 1546)

Seorang tokoh yang pertama kali menunjukan akan pentingnya sekolah untuk anak usia
dini, dia menekankan bahwa sekolah digunakan sebagai sarana untuk mengajar anak dalam
membaca dan dia juga berpendapat bahwa keluarga merupakan institusi penting bagi anak dalam
hal pendidikan yang akan ia peroleh untuk pertama kalinya. Penulis berpandangan bahwa
keutamaannya terhadap pendidikan adalah sebagai sesuatu kebutuhan yang paling penting bagi
anak, ini merupakan hal yang sangat disetujui, karena dia menganggap bahwa tanpa adanya
pendidikan anak tidak akan bisa menghadapi dunia nya di luar sana kelak ketika ia telah dewasa
nanti.

b. John Amos Comenius (1592-1670)

Tokoh ini sangat percaya sekali apabila pendidikan itu harus dimulai sejak kita masih
usia dini, dikarenakan ketika anak baru dilahirkan, maka pendidikan sudah berlangsung secara
alami. Comenius mengemukakan pandangannya bahwa anak harus diberi kesempatan dalam
mengoptimalkan seluruh indra nya, agar ia dapat memperoleh pengalaman-pengalaman hidup
untuk mengembangkan sensorial nya sebagai pembelajaran untuk nya. Terkait perkembangan
sensorial, perlu adanya suatu media dan strategi untuk anak dapat berekspresi dengan baik.
Comenius menganjurkan supaya media yang cocok untuk anak adalah adanya buku terdapat
gambar-gambar menarik yang membuat anak tertarik untuk membaca nya.
Strategi yang tepat untuk anak usia dini adalah bermain ,karena dengan bermain anak
dapat mengekspresikan dirinya dan dapat bereksplorasi secara bebas. Situasi ini akan
membentuk pengalaman yang berarti bagi perkembangan diri anak dan sekaligus sebagai dasar
belajar.

a. John Locke (1632-1704)

John Locke terkenal dengan teori nya “Tabula Rasa”. Teori ini memandang bahwa anak
itu di ibarat kan seperti kertas putih, ketika ia lahir ia tidak berdaya dan tidak memiliki apa-apa.
Ini berarti lingkungan lah yang akan berperan penting dalam memproses pembentukan dirinya,
karena lingkungan di ibarat kan seperti warna dan isi untuk mengisi kertas putih itu. Dimana
ketika kertas itu sudah tergores dengan warna dan isi maka kertas itu akan terlihat lebih
bermakna. Begitu pula pada anak, untuk membentuk diri nya menjadi sesuatu itu tergantung dari
pengaruh yang ia peroleh dalam lingkungannya. Di dalam lingkungan, anak akan diproses untuk
menentukan bagaimana pola pikir anak dan sifat yang alami atau karakter anak.

b. Jean-Jacques Rousseau (1712-1778)

Rousseau merupakan seorang tokoh naturalis, sehingga teori yang dikemukakannya


adalah tentang pendidikan yang dilakukan melalui pendekatan naturalistik. Menurut nya
pendidikan naturalistik adalah pendidikan teraplikasikan dari pertumbuhan anak yang di biarkan
secara alami tanpa membedakan anak satu dengan anak yang lainnya. mereka di biarkan untuk
bereksplorasi secara bebas namun tetap aman, sedangkan orang dewasa hanya sebagai
pendukung anak untuk berkembang secara alami dan membantu anak membangun kesiapan
belajar.

c. Johan Pestalozzi (1746-1827)

Pestalozzi memiliki pandangan tentang perkembangan dan pendidikan anak sebagai


berikut :

1). Menekankan pada alam, maksudnya alam merupakan sumber utama pengetahuan.
2). Menumbuhkan keaktifan jiwa raga anak, maksudnya anak perlu bergerak dan melakukan
berbagai aktivitas baik secara fisik dan psikis.
3). Pembelajaran dilakukan secara bertahap, maksudnya kegiatan belajar itu harus berurutan,
mulai dari yang konkret ke abstrak, dari yang mudah ke yang sulit, dari hal-hal yang dekat
dengan anak hingga dengan hal-hal yang belum diketahui oleh anak.

f. Friederich Wilhem Frobel (1782-1852)

Frobel merupakan salah seorang tokoh pendidikan anak yang banyak memberikan
pengaruh dalam pemikiran baru (modern) dalam pengembangan anak usia dini, khususnya taman
kanak-kanak. Pada tahun 1840 frobel meresmikan sebuah lembaga pendidikan yang diberi nama
kindergarten, dari situ lah awal mula nama taman kanak-kanak. Frobel memiliki prinsip tentang
pendidikan anak, bahwa dalam pendidikan anak itu sebagai :

1). Pengembangan autoaktivitas, maksud nya adalah pendidikan yang berfungsi sebagai
pengembang aktivitas.
2). Kebebasan atau suasana merdeka, maksudnya anak akan tumbuh dan berkembang apabila dia
di berikan kesempatan dalam suasana yang bebas.

g. John Dewey (1859-1952)

John Dewey, adalah seorang tokoh beraliran progesivisme yang hidup pada tahun
1859-1952. Disini ia mengemukakan pendidikan itu lebih kepada minat anak dalam hal
pembelajaran yang penting oleh anak. Sehingga John Dewey ini dalam menentukan topik
pembahasan dalam pembelajaran, dan penyusunan kurikulum itu dipusatkan pada anak, karena
minat anak lah yang menjadi suatu acuan bagi pendidikan yang John percaya. Cara pendidikan
yang ia kemukakan untuk anak yakni dengan cara pendidik harus lebih melibatkan anak dalam
kegiatan-kegiatan yang sedang di lakukan. Agar anak dapat lebih menggerakan kegiatan fisik
yang aktif untuk membantu perkembangan kemampuan intelektual. Tidak hanya dalam hal minat
dewey memberikan teori nya akan pendidikan, tetapi Dewey juga mengemukakan bahwa
interaksi anak juga sangat diperlukan untuk memperoleh pembelajaran dari lingkungannya.
h. Rudolf Steiner (1861-1925)

Rudolf Steiner berpendapat bahwa anak berkembang melalui pengalaman dan proses
berpikir. Perkembangan diri anak adalah perkembangan kesadaran. Anak perlu banyak
berhubungan dengan lingkungannya dan mengeksplorasi lingkungan untuk memperoleh suatu
pemahaman. Pembelajaran perlu dilakukan dengan menggunakan media yang berkaitan dengan
lingkungan.

i. Maria Montessori (1870-1952)

Maria merupakan seorang dokter yang meyakini bahwa pendidikan itu dimulai sejak ia
lahir. Tahun pertama kehidupan anak merupakan masa-masa sangat formatif dan merupakan
masa yang paling penting baik fisik maupun mental. Anak memiliki pola pikir yang aktif,
sehingga yang menjadi dasar pemikiran Montessori yakni anak memiliki masa peka (sensitive
periods), pendidikan sendiri (Pedosentris), dan kebebasan.

j. John Bowbly (1907-1990)

Bowbly yang terkenal dengan teori kedekatan (attachment). Mengemukakan pendapatnya


dalam hal pendidikan anak usia dini, Bowbly lebih menekankan pada perkembangan aspek
psikososial. Secara genetis anak akan dekat dengan ibunya. Anak juga dapat dekat dengan orang-
orang yang dapat membuatnya nyaman dan membantunya untuk bertahan hidup. Dan pendidikan
dalam pandangan Bowlby yakni melatih anak untuk bekerja sama dengan orang-orang disekitar
anak.

k. Ki Hajar Dewantara (1922)

Dewantara merupakan seorang tokoh yang berasal dari Indonesia, yang berpandangan
tentang pendidikan anak usia dini lebih menekankan pada apa-apa yang menjadi sebuah kodrat
nya. Jika kodrat nya baik, maka hal lainnya pun akan baik; begitu pula sebaliknya.dan pendidik
dalam pandangannya merupakan seorang yang membantu dalam menuntun pada kodratnya yang
lebih baik lagi.
l. Howard Gardner (1943-sekarang )

Gardner berpendapat bahwa pada hakekatnya anak itu terlahir dengan cerdas. Hal ini
mengatakan bahwa kecerdasan seseorang tergantung dari nilai IQ-nya. Gardner percaya bahwa
setiap anak memiliki kecerdasan, maka dari itu ia membagi kecerdasan anak menjadi 9 dimensi
yakni :

1). Kecerdasan bahasa (linguistic), dimana kecerdasan ini terjadi pada keterampilan dan persepsi
pengelolaan bahasa yang dimiliki oleh anak
2). Kecerdasan logika, dimana kecerdasan ini lebih kepada keterampilan dan persepsi dalam
bidang numerik.
3). Kecerdasan musik, dimana kecerdasan ini berkaitan dengan keterampilan dan persepsi dalam
bidang musik dan suara.
4). Kecerdasan gerak tubuh (kinestesis), dimana kecerdasan ini berkaitan dengan keterampilan
dalam mengendalikan gerak tubuh.
5). Kecerdasan gambar (visual-spasial), dimana kecerdasan ini berkaitan dengan keterampilan
dan persepsi dalam bidang garis, bentuk, warna, dan ruang.
6). Kecerdasan diri ( intrapersonal), dimana kecerdasan ini berkaitan dengan cara dia dalam
mengenal diri nya sendiri.
7). Kecerdasan bergaul (interpersonal), dimana kecerdasan ini berkaitan dengan cara seseorang
dalam membina hubungan dengan orang lain
8). Kecerdasan alami (naturalis), dimana kecerdasan ini berkaitan dengan pandangan seseorang
tentang alam dan lingkungan sekitar
9). Kecerdasan rohani (spiritual), dimana kecerdasan ini berkaitan dengan pandangan seseorang
terhadap sang pencipta dan agama yang dianut.

1. Prinsip-prinsip Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Prinsip-prinsip pada pendidikan


anak usia dini terbagi menjadi 2 yaitu

1. Prinsip Teoritis
a) Masa anak-anak adalah sebagian dari kehidupannya secara keseluruhan. Masa ini bukan
dipersiapkan untuk menghadapi kehidupan pada massa yang akan datang, melainkan sebatas
optimalisasi potensi secara normal.
b) Fisik, mental dan kesehatan sama pentingnya dengan berpikir maupun aspek psikis
(spiritual) lainnya. Oleh karena itu, keseluruhan (holistis) aspek perkembangan anak merupakan
pertimbangan yang sama pentingnya.
c) Pembelajaran pada usia dini melalui berbagai kegiatan saling berkaitan satu dengan yang
lainnya, sehingga pola stimulasi perkembangan anak tidak boleh sektoral dan parsial, hanya satu
aspek perkembangan saja
d) Membangkitkan motivasi intrinsik (motivasi dari dalam diri) anak akan menghasilkan
inisiatif sendiri yang sangat bernilai daripada motivasi ekstrinsik.

2. Prinsip Praktis
a) Berorientasi Pada Kebutuhan Anak
b) Pembelajaran Anak Sesuai dengan Perkembangan Anak
c) Mengembangkan Kecerdasan majemuk
d) Belajar melalui bermain
e) Tahapan Pembelajaran Anak usia dini

4. Karakteristik Dari Perkembangan Anak Usia Dini (PAUD)

Berikut ini alasan Perkembangan Anak Usia Dini dapat diutarakan oleh Janet Black yaitu:
Pertama, pengetahuan tentang tumbuh kembang anak usia dini dapat memberikan pengertian dan
pemahaman diri sendiri. Kedua, pengetahuan tentang tumbuh kembang bagi orang tua, para
guru, dan para profesional layanan edukatif secara optimal. Ketiga, adanya upaya para ahli
mempelajari tumbuh kembang anak usia dini untuk belajar terus-menerus.
Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak yaitu:

i. Perkembangan awal
ii. Faktor lingkungan sosial yang mnyenangkan anak
iii. Faktor emosi
iv. Metode mendidik anak
v. Beban tanggung jawab yang berlebihan
vi. Faktor keluarga dimasa anak-anak
vii. Faktor rangsangan lingkungan
viii. Faktor penghambat perkembangan anak usia dini
ix. Peran orang tua terhadap perkembangan anak di lembaga paud
x. Rumah sebagai tempat sekolah pertama anak. Hal ini berimplikasi
xi. bahwa orang tua merupakan guru pertama bagi anak.

2.2. Ringkasan Buku Pendamping

Anak usia dini menurut, yakni sekelompok manusia yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Ini berarti anak usia dini bersifat unik, karena disetiap pertumbuhan dan perkembangan antara
anak satu dengan anak yang lainnya itu berbeda-beda, meski pada anak kembar sekali pun.
Perbedaan-perbedaan yang dialami oleh anak dapat berupa perbedaan fisik, kelebihan yang
dimiliki, kekurangannya, minatnya terhadap sesuatu, perkembangan kognitif, sosial-emosional,
kreativitas, bahasa,komunikasi, dan berbagai potensi diri yang mereka miliki.

1. Cara Belajar Anak Usia Dini

Untuk anak Usia Dini cara belajar yang dapat ia lakukan yakni belajar melalui gerakan refleks
dan aktivitas tubuh. Gerak refleks ini tujuannya untuk merespon terhadap rangsangan luar baik
itu positif maupun negatif. Ada lima hal cara belajar anak yang dikatakan refleks, diantara nya :

a. Belajar memerankan perasaan, dan hati nurani, ini merupakan pola prilaku yang alami
pada setiap orang, dan itu tidak akan dipelajari secara formal oleh lembaga manapun.
Hanya suatu pembawaan dalam diri saja.
b. Belajar sambil bermain, siapa sih yang tidak suka dengan bermain ? semua nya sangat
menyukai bermain, termasuk anak usia dini. Karena dalam bermain anak bisa
memperoleh pengalaman akan sesuatu entah itu menyenangkan maupun tidak.
c. Belajar melalui komunikasi, interaksi dan sosialisasi, mengenai belajar melalui
komunikasi, interaksi dan sosialisasi dimana anak dapat membentuk kelompok dengan ia
bergaul dengan teman-temannya maka komunikasi, interaksi, dan sosialisasi akan
teraplikasikan di dalam kelompok tersebut.
d. Belajar dari lingkungan, maksudnya lingkungan dapat membentuk cara belajar anak,
karena di lingkungan ia akan diberikan stimulus dan berbagai tantangan yang membuat
proses pembelajaran menjadi lebih mudah masuk.
e. Belajar untuk memenuhi hasrat dan kebutuhan. Hasrat dan kebutuhan ini akan
menentukan perkembangan anak, apakah perkembangannya baik atau kurang. Karena
hasrat dan kebutuhan terdiri dari dua kelompok, yakni kebutuhan fisiologis-organis,
seperti makan dan minum.

2. Pendidikan untuk Anak Usia Dini

Melihat sifat dan cara belajar anak usia dini pada dasarnya itu unik maka dibutuhkan adanya
pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar secara aktif mengembangkan potensinya untuk
kehidupannya dimasa depan termasuk berfungsi untuk masyarakat dan negara. PAUD lah
pendidikan yang tepat bagi anak usia dini, karena di PAUD merupakan upaya pembinaan untuk
anak dari lahir sampai 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membatu pertumbuhan dan perkembangannya suapaya ia dapat lebih siap menghadapi jenjang
pendidikan yang lebih lanjut.

3. Jalur dan Jenjang PAUD

Jalur dan jenjang yang telah ditetapkan pemerintah untuk pendidikan anak usia dini terbagi
menjadi tiga jalur. Yakni jalur formal, non formal, dan informal. Dari ketiga jalur PAUD
indikatornya sebagai berikut :

1). Jalur Formal terdiri dari : Taman kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau
sederajatnya.
2). Jalur Non Formal terdiri dari : Kelompok Bermain (KOBER), Taman Penitipan Anak
(TPA) dan sederajatnya.
3) Jalur Informal terdiri dari : Pendidikan Kelurga atau pendidikan yang
diselenggarakan oleh lingkungan, seperti ibu-ibu PKK yang menjadi pendidik bagi anak
usia dini.
4. Karakteristik Umum Anak Usia dini

i) Anak bersifat unik


ii) Anak mengekspresikan perilaku nya secara relatif spontan
iii) Anak bersifat aktif dan energik
iv) Anak itu egosentris
v) Anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal
vi) Anak berjiwa eksploratif dan berjiwa petualang
vii) Anak umumnya kaya dengan fantasi
viii) Anak masih mudah frustasi
ix) Anak masih kurang pertimbangan dalam bertindak
x) Anak memiliki daya perhatian yang pendek
xi) Masa anak merupakan masa belajar yang paling potensial.
xii) Anak semakin menunjukkan minat terhadap teman

4.Tugas-tugas Perkembangan Anak Usia Dini

Menurut Havinghurst tugas perkembangan merupakan tugas yang muncul saat satu periode
tertentu dimana jika berhasil melakukan tugas perkembangan tersebut maka akan bahagia dan di
anggap oleh masyarakat, tetapi sebalik nya jika gagal dalam melakukan tugas-tugas
perkembangan maka ia akan cenderung tidak bahagia dan tidak di isolir kan oleh
masyarakat,sehingga muncul rasa kurang percaya diri. Ada tiga tujuan kenapa anak memiliki
tugas perkembangan, diantaranya :

i. Sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang di harapkan masyarakat
ii. Sebagi pemberi motivasi bagi individu untuk melakukan hal yang di harapkan
masyarkat
iii. Memberi petunjuk kepada individu tentang apa-apa saja yang akan ia hadapi dan
tindakannya ketika akan memasuki ke tahap perkembangan yang selanjutnya.
BAB III

PEMBAHASAN ISI BUKU

KELEBIHAN BUKU

1. Untuk materi nya dijelaskan secara mendetail dan sangat jelas

2. Bahasa yang digunakan dalam buku ini mudah dimengerti sehinggga siapa saja yang
membacanya akan mudah memahaminya

3. Dilihat Dari Aspek Tampilan Buku ini menarik, bagus terlihat serta ilustrasi cover yang cukup
menggugah pembaca untuk melihatnya sehingga pembaca tidak keburu untuk langsung malas
dalam membaca buku ini karna proporsi luarnya yang tidak membosankan

KEKURANGAN BUKU

1. Ada beberapa kalimat yang masih membutuhkan penjelasan pada buku Konsep Dasar Paud
namun tidak dijelaskan

2. Pada susunan penulisannya terlalu rapat sehingga membuat pembaca kesulitan dalam
membaca.
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Anak usia dini merupakan makhluk yang unik, dimana mereka memiliki berbagai macam
potensi-potensi perkembangan secara fisik, kelebihan yang mereka punya, kekurangan yang
mereka miliki maupun minat mereka akan sesuatu yang masing-masing anak berbeda. Melihat
anak usia dini begitu unik maka, dibutuhkan suatu pendidikan untuk mencetak nya menjadi
generasi yang berkualitas yang baik khususnya pada usia dini. melihat PAUD memiliki pengaruh
yang besar pada anak usia dini, maka banyak para tokoh yang membuat berbagai teori tentang
PAUD. Alasan mengapa banyak perbedaan teori tentang PAUD, di karenakan pada dasar nya
anak bersifat unik dan membutuhkan pelayanan dengan berbagai macam cara untuk dapat sukses
mengembangkan hal-hal yang harus di kembangkannya untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya.

2. Cara menentukan pentahapan usia dini, karakteristik umum, karakteristik perkembangan, anak
usia dini, dan tugas-tugas perkembangan dapat ditentukan berdasarkan pengamatan yang dilihat
dari sisi mana yang para tokoh itu memandang, yang nanti nya semua teori tersebut akan
memudahkan kita dalam memberikan pelayanan bagi anak usia menjadi seorang yang ideal.

B. SARAN

Kegiatan pembelajaran bermain peran merupakan salah satu metode yang dapat diterapkan
dalam kegiatan pembelajaran di TK dan berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian terbukti
mampu meningkatkan kemampuan berbicara anak.

Demikian makalah ini kami buat bertujuan untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan
dalam bidang Pendidikan Anak Usia Dini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pembaca maupun yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Sriningsih,Nining. 2012. Konsep dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Handout perkuliahan
Konsep Dasar PAUD Universitas Pendidikan Indonesia:.

Rakhmat Riyadi, Arie. 2012. Perkembangan Peserta Didik, Handout perkuliahan


Perkembangan Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Nurihsan,Achmad Juntika & Mubiar Agustin. 2011. Dinamika Perkembangan Anak dan
Remaja. Bandung:Refika Aditama.

Wiyani,Novan Ardy & Barnawi. 2012. Format PAUD. Yogyakarta:Ar- Ruzz Media.

Yus,Anita. 2011. Model Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:Kencana Prenada Media Group.

Kartono,Ani. 2007. Psikologi Anak. Bandung:Cv. Mandar Maju.

Santrock,J.W. 2007. Perkembangan Anak:Buku pengetahuan yang membahas tentang


perkembangan anak (Mila Rachmawati,dkk).Jakarta:Erlangga.

Santoso,Soegeng,dkk. 2005. Dasar-Dasar Pendidikan TK. Jakarta:Universitas Terbuka.

Hurlock, B.L. 1980. Psikologi Perkembangan:Buku pengetahuan yang membahas suatu


pendekatan sepanjang rentang kehidupan (Istiwidayanti,dkk). Jakarta:Erlangga.

Mulyasa, H.E. 2012. Manajemen PAUD. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai